Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume2 Chapter3

From Baka-Tsuki
Revision as of 11:01, 6 August 2014 by Desetan (talk | contribs) (Created page with "===Part 1=== Stiyl Magnus berjalan menuju lantai teratas bagian utara. Mungkin Kamijou yang digunakan Stiyl sebagai umpan, sedang menarik perhatian pihak musuh lebih dari yang...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Part 1

Stiyl Magnus berjalan menuju lantai teratas bagian utara. Mungkin Kamijou yang digunakan Stiyl sebagai umpan, sedang menarik perhatian pihak musuh lebih dari yang dia duga karena Stiyl tidak mendapat halangan berarti. Dia berhasil bersembunyi dengan sempurna, memeriksa semua pintu masuk rahasia, dan cukup mengetahui situasi sekolah ini.

Sepertinya Himegami Aisa si Deep Blood tidak ditahan di sekolah. Selesai memeriksa sisa debu dan jejak mana di pintu masuk, kelihatannya baik bagian depan ataupun belakang koin, tidak ada yang memasukinya lagi.

Tidak ada siapa-siapa, tidak ada bawahan, prajurit bahkan Aureolus sendiri, keadaan yang sama sekali tidak mencari tahanan yang kabur. Bila nyatanya seperti ini, hal ini akan menjadi jauh lebih rumit lagi, artinya Himegami Aisa bukan ditahan namun justru membantu Aureolus Izzard. Kalau keadaannya seperti itu, Stiyl harus menghadapi kemampuan luar biasa yang tak diketahui bernama Deep Blood.

…Sial. Kenapa esper sulit sekali ditangani. Berpikiran seperti itu, Stiyl teringat dengan anak laki-laki yang menjadi umpan. Kalau dia sampai tewas, tidak akan berpengaruh besar pada Stiyl. Sejak awal Stiyl sudah memberitahunya kalau mereka tidak menjadi rekan melainkan benar-benar menyatakan dia sebagai tameng. Tetapi, saat dia didorong jatuh, dia terlihat merasa sangat dikhianati.

Ekspresi seseorang yang dikhianati.

"..."

Dia telah menyerang anak itu dengan pedang api pada pertemuan pertama mereka bahkan sampai bertarung mati-matian dengannya. Kenapa anak laki-laki itu memandangnya sebagai teman?

Stiyl gelisah. Walaupun kecil, rasa kesal itu membuat Stiyl merasa gelisah. …Sial. Kenapa esper sulit sekali ditangani.

Stiyl mulai berlari menuruni tangga darurat yang sempit. Mengingat dia telah memakai anak itu sebagai umpan, perbuatannya sia-sia. Namun, Stiyl tidak bisa menenangkan dirinya kecuali dia melakukan sesuatu pada kepalanya dengan cukup keras. Desak sisa rasa kemanusiaan Stiyl.

"Aku tak mengerti. Kenapa kau sampai cemas seperti ini?" tanya suara dingin di belakang Stiyl.

“…” Stiyl perlahan menengok. Dia tahu apa yang akan terjadi kalau dia membiarkan musuh berada dibelakangnya.

Di belakang Stiyl Magnus berdiri...


"Hm. Jadi di sini?" Seraya warna jingga petang bergabung dengan warna ungu malam, Index tiba di Misawa Cram School, yang terlihat normal namun membuatnya terasa aneh. Index sudah melacak pemilik dari rune yang terpasang di asrama murid. Tetapi, jejak mananya hilang sampai di sekolah ini.

Jujur saja, ini jelas-jelas sekolah tak biasa yang ditutupi dengan penampilan normal. Tujuannya sudah pasti.

Seperti seseorang mempunyai mana, dunia mempunyai "kekuatan."

Kristen menyebut adanya keberadaan rahmat Tuhan. Penciptaan organisasi Golden Dawn berhasil membuat cetak biru sihir barat bernama Telesma. Dalam waktu yang sama, hal yang paling mirip adalah geografi dan astronomi Feng Shui. Seperti namanya, denyut yang tebentuk dari gaya dan arus seluruh dunia membentuk layaknya pembuluh darah membentang ke seluruh dunia.

Kekuatan tersebut memenuhi dunia seperti udara dan orang biasa (termasuk juga penyihir) tidak bisa merasakannya. Hanya penyihir terlatih atau ahli Feng Shui yang mampu melihatnya. Namun, tidak ada energi tersebut di keempat bangunan di hadapan Index.

Walau kekuatan dunia tersebut biasanya tidak terdeteksi seperti udara biasa, bila terjadi hampa udara, bernapas menjadi tidak mungkin. Sama seperti itu, Index merasakan perasaan aneh ini.

Seperti menara kematian yang dipotong ke bentuk kubus, menjadi batu nisan terbesar di dunia. Ini terlalu berlebihan, walau bertujuan untuk menahan mana tetap di dalam.

Walau tangan kanan Kamijou mampu menghancurkan kekuatan dunia, itu tidak menjadi masalah besar. Kalau kekuatan itu kembali ke tanah seperti daun berguguran, kekuatan itu akan kembali ke siklus kehidupan dalam fase hancur, sangat natural. Sebelum Index menyadari kehancuran Gereja Berjalan, dia belum menyadari betapa harmonisnya tangan itu dengan alam.

Namun, menara sihir ini berbeda. Ini layaknya kota yang terbentuk dari batu dan besi setelah memotong habis hutan dengan paksa. Contoh buruk dari pengembangan kota modern.

Apakah penyihir rune itu tidak menyadarinya? Mungkin saja dikarenakan penyihir rune itu seperti pemurnian kumpulan besar mana berjalan. Mirip seperti cara orang merasakan makanan yang cita rasanya kuat, perubahan kecil terhadap rasanya tidak akan disadari. Kebalikannya, Index yang sama sekali tidak bisa memurnikan mana dapat menyadari perubahan kecil itu.

"Ini bukanlah pembatas yang mencegah musuh masuk melainkan pembatas untuk mencegah musuh keluar. Hm… Seperti piramida Mesir…” gumam suster berpakaian putih tersebut sambil berjalan melewati pintu-pintu otomatis.

Index tidak punya alasan untuk mundur. Berhadapan dengan keberadaan yang tidak normal, dia semakin punya alasan untuk membawa anak laki-laki itu pulang.

Sesaat dia masuk, dia langsung merasakan perbedaan udara di dalam. Bagaikan dia berjalan di tengah teriknya matahari ke dalam toko dengan banyak AC menyala. Suasana ramai dan damai jalan kota berubah menjadi medan tempur yang dingin dengan hawa mengerikan dari kematian. Tidak salah mempunyai kesan seperti itu, jauh di dalam ruang tersebut, di tembok dekat lift terdapat mayat ksatria dengan peralatan Katolik Roma.

Index dengan waspada mendekati ksatria itu dan mengamatinya. Peralatan ksatria itu, armor yang sudah diberi sihir penyerap serangan fisik. Karena terlalu menekankan pertahanan fisik, membuatnya lemah terhadap serangan sihir. Namun, armor itu justru hancur oleh serangan fisik. Ada orang yang tidak mengindahkan kemampuan pertahanannya.

Entah orang tersebut tidak tahu apa-apa tentang sihir atau dia benar-benar gila.

Tentu saja, memeriksa bangunan yang mirip dengan makam firaun, itu hal yang mustahil. Dalam hal ini, keadaannya yang merepotkan. Dengan adanya yang sanggup menghancurkan armor Katolik Roma dengan serangan fisik saja menandakan adanya orang yang mampu memanggil malaikat tingka tinggi atau golem khusus.

Lalu, dia mendengar suara sesuatu beradu. Index berbalik dan menemukan, di samping elevator, pintu masuk tangga darurat. Terdengar suara seretan dan napas yang berat.

"Siapa…" Sebelum dia menyelesaikan pertanyaannya, hal itu keluar dari tangga darurat.

Itu tidak bisa disebut sebagai manusia atau benda. Itu bukan lagi manusia. Bagian bawahnya terpotong, tangan kirinya habis terbakar, dan wajah bagian kanannya lenyap. Bahkan wajah bagian kirinya hangus. Hal seperti ini tidak bisa disebut manusia.

Sisa setengah wajahnya masih bisa bergerak. Luar biasanya, kepalanya tertunduk terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Selagi Index mulai memikirkan hal-hal yang tidak penting, hal itu mempersiapkan tangannya untuk melompat.

"…!"

Tanpa sepatah katapun, hal itu melompat. Index hanya bisa mundur dengan panik sampai terjatuh di mayat ksatria. Hal itu kehilangan sasaran lompatannya yang kelihatannya berniat jatuh di posisi Index semula.

"Hancurlah!" Suara lantang laki-laki terdengar di suasana menegangkan itu.

Tembok dekat elevator hancur seperti kertas dan tangan laki-laki itu terlihat dari balik tembok yang hancur tersebut. Tangannya yang besar memegangnya seperti bola, kepala hangus dari hal itu.

Lalu, sebelum Index bertiarap di lantai, tubuh hal itu hancur seperti yang dikatakan laki-laki itu. Seperti mengumpulkan abu, dengan "pak!" tiga retakan muncul di tubuh hal itu, mulai menghancurkannya menjadi kepingan. Lalu meledak seperti bunga salju yang lenyap sebelum menyentuh wajah Index.

"Buka!" Suara tersebut terdengar lagi dan pintu elevator yang tidak berfungsi itu terbuka paksa dari dalam. Elevator hancur yang tidak seharusnya bisa dibuka lagi, terbuka. Itu adalah sihir tingkat tertinggi yang memaksakan keadaan sekitar penyihirnya sesuai dengan perkataannya.

"Jangan bilang…"

Berhadapan dengan Index yang tercengang dan sedang bergumam, laki-laki tinggi kurus itu keluar dari elevator, terlihat sembrono. Rambut hijaunya disisir kebelakang dan dia mengenakan pakaian Itali berwarna putih dengan sepatu kulit tingkat tinggi.

"Hm. Sudah lama tak bertemu, tapi aku pikir kau tidak akan mengingatku. Sudah pasti, kau tidak bisa mengingat nama Aureolus Izzard.. Tapi, untukku, ini mungkin suatu keberuntungan." Kata laki-laki yang mempunyai bayak bekas gigitan nyamuk di kepalanya.

Bekas tanda Akupuntur, terknik penyembuhan dari Asia yang terlihat aneh digunakan oleh orang barat. Sebenarnya, itu adalah pernyataan yang salah. Contohnya pendiri Golden Dawn, sebuah organisasi sihir barat, menyukai konsep agama Buddha.

"Tapi, walau kau tidak ingat, aku tetap akan mengatakannya. Sudah lama tidak bertemu Index. Kelihatannya kau sudah melupakanku, tapi aku senang melihatmu tidak berubah." Laki-laki itu berkata sambil mengulurkan tangannya, menutupi mata Index. Itu adalah tangan manusia atau mungkin moster yang telah menghancurkan mahluk hangus itu.

Index tidak bisa bergerak seperti yang dia mau. "Ja-Jangan bilang kalau itu… Golden Ars Magna?"

Laki-laki itu hanya tersenyum mendengarnya.

Part 2