Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 7 Chapter 11
Konflik antara kelompok siswa SMA Pertama dan fakultas (termasuk orang luar) berujung ke tempat penampungan melalui terowongan bawah tanah dan geriyawan bersenjata dalam terowongan mulai mendekat.
Total pengungsi mencapai hampir 60 orang.
Sejak serangan yang datang setelah presentasi SMA Pertama dimulai hingga selesai, jumlah siswa-siswi yang datang untuk mendukung mereka, telah mencapai puncaknya. Secara mental, Azusa sangat menyesalkan kejadian ini, tetapi sebagai Presiden Dewan Siswa, dia harus berani menghadapinya apa pun yang akan terjadi.
Didepan mereka terdengar suara tembakan dan teriakan menjerit. Itu adalah suara Sawaki yang mengalahkan pasukan musuh bersenjata api di barisan depan. Dengan upaya gabungan semua orang, senjata utama seperti senjata api dan pistol semi-otomatis telah berhasil dilumpuhkan.
Azusa juga menggunakan sihir untuk memadatkan udara sekitar untuk menciptakan ledakan yang melumpuhkan 2 pasukan musuh beserta senjatanya.
Hasilnya terbentang di depan matanya.
Meskipun terowongan ini bukanlah sebuah lubang yang digali pada abad sebelumnya. Ada banyak lampu yang menerangi jalan sepanjang terowongan.
Sepanjang lorong bawah tanah, beberapa kekacauan tergambar sepanjang jalan. Umumnya, dia akan mencoba menghindari untuk melihat pemandangan tragis ini. Namun, tugasnya sebagai perwakilan siswa, Azusa terpaksa menahan rasa takutnya.
Dia tidak mempunyai pengalaman dalam keterampilan sihir tempur atau perintah skuad taktis. Bahkan jika dia tidak mengatakan apapun, pihak keamanan yang dipilih dari Grup Aktivitas Klub dan Dewan Kedisiplinan tidak akan membiarkan pasukan musuh mendekati kelompok mereka.
Azusa berjuang menahan cairan lambung yang meningkat di tenggorokannya dan dilihatnya Hattori dan Sawaki datang untuk mengusir pasukan musuh. Yang bisa dilakukan A-chan adalah menonton mereka, sesuai dengan tugasnya.
Sepertinya karena jumlah musuh yang sedikit, untungnya tidak ada korban jiwa di pihak mereka. Namun, penyihir tidak abadi. Mereka akan berdarah jika dipotong, mati jika ditembak.
Pertahanan sihir tidak kebal. Jika energi kinetik peluru melampaui kemampuan sihir untuk mengubah Eidos, maka penghalang sihir dapat ditembus.
Mereka mengalami semacam resiko karena sebagai barisan perisai hidup kita. Dia percaya bahwa mengalihkan perhatiannya dari kawan-kawannya yang sedang melindungi orang-orang termasuk dirinya, yang tidak kompeten dalam pertempuran, akan menjadikan sebuah pengkhianatan tertinggi baginya.
Dengan seksama, Azusa mengamati Sawaki saat ia (Sawaki) menggunakan kepalan tangan dan kakinya untuk melumpuhkan pasukan musuh yang menyerbu dari segala arah, serta Hattori yang berdiri dibelakangnya untuk memberikan tembakan perlindungan dengan sihir.
Pasukan musuh yang keluar dari perlindungannya juga dihancurkan oleh Sawaki dengan mudahnya. Musuh mereka adalah Asosiasi Asia-Timur, sehingga sulit membedakan kontur wajah mereka dengan warga sipil biasa.
Siapapun yang memegang senjata api besar seperti senapan militer dapat segera diidentifikasi sebagai musuh, namun pasukan musuh yang mengintai didepan dengan pisau tempur yang tersembunyi sulit untuk membedakannya dari rata-rata warga sipil. Oleh karena itu, Sawaki mengabaikan segala sesuatu dan hal yang membedakan musuh dan warga sipil.
Dia memperkuat pertahanannya dan menghajar siapa saja yang mengangkat tangan ke arahnya. Dia hanya dapat mengandalkan strategi kasar ini karena untuk memperkokoh pertahanan superlatifnya.
Konvergensi gerak-Tipe kombinasi”Air Armor".
Pertama mengatur 3-5 centimeter udara di sekitar tubuhnya sebagai target, dia merubah permukaan kulitnya menjadi lebih halus dan menurunkan sudut penetrasi fisik sehingga ia bisa menghindari peluru berkecepatan tinggi dengan mass rendah.
Ini bukan semata-mata keterampilan sihir atau fisik, tetapi kombinasi dari dua hal dimana menghasilkan kecepatan dan teknik yang diperlukan untuk melancarkan strategi bunuh diir praktis ini. Musuh yang baru muncul mengayunkan pedang kearahnya.
Berulang kali mengaktifkan sihir, Sawaki menggunakan sihir percepatan diri pada dirinya. Kecepatan tinjunya mendekati kecepatan sonik.
Dikelilingi oleh udara yang dipadatkan, tinjunya memecahkan hambatan suara. Disertai ledakan, pasukan musuh terpental.
Teknik mematikan ini berhasil menghambat musuh-musuh yang baru muncul.
Sebelumnya, tidak berpengaruh pada ancaman yang muncul berulang kali.
Namun, seperti stamina fisik yang terbatas, kekuatan mental manusia juga terbatas. Pukulan Sawaki menyebabkan pasukan-pasukan musuh berbenturan satu sama lain dibelakangnya, memaksa mereka berbenturan dengan dinding dan jatuh tersungkur di tanah. Melihat hal ini, semngat para musuh akhirnya mulai runtuh. Saat Sawaki melepaskan pertahanan sihirnya, teman sekelas yang marah meluncurkan bola-bola uap listrik pada musuh yang melarikan diri..
◊ ◊ ◊