Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 7 Chapter 11

From Baka-Tsuki
Revision as of 13:54, 13 August 2014 by Chris-kun (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Konflik antara kelompok siswa SMA Pertama dan fakultas (termasuk orang luar) berujung ke tempat penampungan melalui terowongan bawah tanah dan geriyawan bersenjata dalam terowongan mulai mendekat.

Total pengungsi mencapai hampir 60 orang.

Sejak serangan yang datang setelah presentasi SMA Pertama dimulai hingga selesai, jumlah siswa-siswi yang datang untuk mendukung mereka, telah mencapai puncaknya. Secara mental, Azusa sangat menyesalkan kejadian ini, tetapi sebagai Presiden Dewan Siswa, dia harus berani menghadapinya apa pun yang akan terjadi.

Didepan mereka terdengar suara tembakan dan teriakan menjerit. Itu adalah suara Sawaki yang mengalahkan pasukan musuh bersenjata api di barisan depan. Dengan upaya gabungan semua orang, senjata utama seperti senjata api dan pistol semi-otomatis telah berhasil dilumpuhkan.

Azusa juga menggunakan sihir untuk memadatkan udara sekitar untuk menciptakan ledakan yang melumpuhkan 2 pasukan musuh beserta senjatanya.

Hasilnya terbentang di depan matanya.

Meskipun terowongan ini bukanlah sebuah lubang yang digali pada abad sebelumnya. Ada banyak lampu yang menerangi jalan sepanjang terowongan.

Sepanjang lorong bawah tanah, beberapa kekacauan tergambar sepanjang jalan. Umumnya, dia akan mencoba menghindari untuk melihat pemandangan tragis ini. Namun, tugasnya sebagai perwakilan siswa, Azusa terpaksa menahan rasa takutnya.

Dia tidak mempunyai pengalaman dalam keterampilan sihir tempur atau perintah skuad taktis. Bahkan jika dia tidak mengatakan apapun, pihak keamanan yang dipilih dari Grup Aktivitas Klub dan Dewan Kedisiplinan tidak akan membiarkan pasukan musuh mendekati kelompok mereka.

Azusa berjuang menahan cairan lambung yang meningkat di tenggorokannya dan dilihatnya Hattori dan Sawaki datang untuk mengusir pasukan musuh. Yang bisa dilakukan A-chan adalah menonton mereka, sesuai dengan tugasnya.

Sepertinya karena jumlah musuh yang sedikit, untungnya tidak ada korban jiwa di pihak mereka. Namun, penyihir tidak abadi. Mereka akan berdarah jika dipotong, mati jika ditembak.

Pertahanan sihir tidak kebal. Jika energi kinetik peluru melampaui kemampuan sihir untuk mengubah Eidos, maka penghalang sihir dapat ditembus.

Mereka mengalami semacam resiko karena sebagai barisan perisai hidup kita. Dia percaya bahwa mengalihkan perhatiannya dari kawan-kawannya yang sedang melindungi orang-orang termasuk dirinya, yang tidak kompeten dalam pertempuran, akan menjadikan sebuah pengkhianatan tertinggi baginya.

Dengan seksama, Azusa mengamati Sawaki saat ia (Sawaki) menggunakan kepalan tangan dan kakinya untuk melumpuhkan pasukan musuh yang menyerbu dari segala arah, serta Hattori yang berdiri dibelakangnya untuk memberikan tembakan perlindungan dengan sihir.

Pasukan musuh yang keluar dari perlindungannya juga dihancurkan oleh Sawaki dengan mudahnya. Musuh mereka adalah Asosiasi Asia-Timur, sehingga sulit membedakan kontur wajah mereka dengan warga sipil biasa.

Siapapun yang memegang senjata api besar seperti senapan militer dapat segera diidentifikasi sebagai musuh, namun pasukan musuh yang mengintai didepan dengan pisau tempur yang tersembunyi sulit untuk membedakannya dari rata-rata warga sipil. Oleh karena itu, Sawaki mengabaikan segala sesuatu dan hal yang membedakan musuh dan warga sipil.

Dia memperkuat pertahanannya dan menghajar siapa saja yang mengangkat tangan ke arahnya. Dia hanya dapat mengandalkan strategi kasar ini karena untuk memperkokoh pertahanan superlatifnya.

Konvergensi gerak-Tipe kombinasi”Air Armor".

Pertama mengatur 3-5 centimeter udara di sekitar tubuhnya sebagai target, dia merubah permukaan kulitnya menjadi lebih halus dan menurunkan sudut penetrasi fisik sehingga ia bisa menghindari peluru berkecepatan tinggi dengan mass rendah.

Ini bukan semata-mata keterampilan sihir atau fisik, tetapi kombinasi dari dua hal dimana menghasilkan kecepatan dan teknik yang diperlukan untuk melancarkan strategi bunuh diir praktis ini. Musuh yang baru muncul mengayunkan pedang kearahnya.

Berulang kali mengaktifkan sihir, Sawaki menggunakan sihir percepatan diri pada dirinya. Kecepatan tinjunya mendekati kecepatan sonik.

Dikelilingi oleh udara yang dipadatkan, tinjunya memecahkan hambatan suara. Disertai ledakan, pasukan musuh terpental.

Teknik mematikan ini berhasil menghambat musuh-musuh yang baru muncul.

Sebelumnya, tidak berpengaruh pada ancaman yang muncul berulang kali.

Namun, seperti stamina fisik yang terbatas, kekuatan mental manusia juga terbatas. Pukulan Sawaki menyebabkan pasukan-pasukan musuh berbenturan satu sama lain dibelakangnya, memaksa mereka berbenturan dengan dinding dan jatuh tersungkur di tanah. Melihat hal ini, semngat para musuh akhirnya mulai runtuh. Saat Sawaki melepaskan pertahanan sihirnya, teman sekelas yang marah meluncurkan bola-bola uap listrik pada musuh yang melarikan diri..

                                               ◊ ◊ ◊

Skuad Fujibayashi memiliki dua kendaraaan tempur militer (nb: seperti humvee hummer) dan ada delapan orang termasuk Fujibayashi. Meskipun unit ini cukup kecil untuk dinilai sebagai sebuah unit, tapi setiap anggota unit terlihat sangat kompeten.

Fujibayashi: "Mayumi, maafkan aku...... aku tidak bisa menampung semua orang di dalam kendaraan."

Dengan ekspresi menyesal, Fujibayashi memberitahukan Mayumi, yang tampaknya terpesona dengan aura tempur yang kuat pada setiap anggota unit.

Mayumi: "Ah, tidak, awalnya kita memutuskan untuk mengevakuasi dengan berjalan kaki......"

Fujibayashi: "Benarkah. Tetapi bukankah itu terlalu jauh, dan dimana kamu berencana untuk mengevakuasinya?"

Dia berbicara kepada Mayumi dan tidak pada Katsuto karena mereka adalah kenalan lama, tetapi Mayumi sungguh-sungguh berharap bahwa dia juga mendiskusikan hal ini dengan Katsuto. Pada kondisi tersebut, Katsuto pasti takkan ragu-ragu menjawab pertanyaannya dibandingkan dirinya.

"Unit dari regu Tsuchiya menggunakan Nogeyama sebagai pos unit dan terlibat dalam sweeping pasukan gerilya musuh.

Kami masih belum bisa memastikan apakah kapal yang disamarkan di dermaga bukit sudah merapat, tetapi mereka akan segera mungkin membongkar kekuatan serangan mekanis. Dengan cara ini, garis pantai akan berubah menjadi pusat medan perang, jadi aku sarankan kamu mengevakuasi ke dalam kota."

Mayumi: "Lalu......sesuai yang kita rencanakan, aku berpikir penampungan dekat stasiun mungkin akan lebih baik."

Mayumi mengatakannya dengan sedikit bingung saat ia melirik Katsuto.

Katsuto: "Setuju. Itu akan lebih baik."

Melihat Katsuto menggangguk setuju, Mayumi terlihat lega. Saat ini, Fujibayashi tersenyum kecil, tapi hal ini tidak terdeteksi, bahkan oleh Mayumi.

Fujibayashi: "Kemudian kami akan memberikan perlindungan dengan mobil didepan, jadi kami hanya mengikuti sesuai dengan kecepatan mu."

Setelah mengatakan ini, Fujibayashi mendekati salah satu kendaraan dengan Mayumi dan Mari yang tepat dibelakangnya.

Katsuto: "Letnan Fujibayashi."

Namun Katsuto tidak bergerak dan memanggil Fujibayashi dari belakang.

Fujibayashi: "ada apa?"

Fujibayashi tidak menunda dan segera menoleh. Seolah-olah ia diharapkan akan dipanggil untuk berhenti.

Katsuto: "aku tahu ini adalah permintaan yang agak keras kepala, tapi bisakah Anda meminjamkan saya sebuah mobil?"

Itu gila, semua siswa SMA Pertama pikir ketika mereka mendengar hal itu. Hanya ada 2 mobil. Juga, mobil-mobil tersebut tidak hanya mengangkut orang tapi juga menyimpan amunisi.

Fujibayashi: "Kemana kamu akan pergi?"

Saat ini bukan waktunya untuk melakukan tindakan independen. Namun, Fujibayashi tidak segera menolak permintaan Katsuto dan menanyakan alasannya untuk tindakan ini.

Katsuto: "Untuk cabang Asosiasi Sihir. Meskipun saya hanya seorang pengganti, saya masih seorang wakil dari Konferensi Master Klan dan harus memenuhi tanggung jawa saya sebagai anggota Asosiasi Sihir."

Itu adalah suara dari dalam perutnya. Tidak seperti anak-anak muda yang berpikiran pendek dengan fantasi heroik, suaranya adalah suara seseorang yang memutuskan untuk menanggung bebannya.

Fujibayashi: "Dimengerti."

Fujibayashi menjawab terus terang.

Fujibayashi: "Sersan Tateoka, Kopral Otowa. Dampingi Juumonji ke Asosiasi Sihir cabang Kanto."

Tanpa memperhatikan kebingungan Katsuto, dia menyuruh dua bawahannya dan meminjamkannya mobil. Selanjutnya, ia mengangkat suaranya terhadap Mayumi dan yang lainnya saat mereka berdiri disamping kendaraan lainnya.

Fujibayashi: "Cepat, masuk. Kami tidak bisa membiarkan kalian membuang-buang waktu.."

                                               ◊ ◊ ◊

Para wakil dan pendukung dari SMA Tiga terpilih menggunakan bis yang mengangkut mereka untuk evakuasi. Masaki: "Mengapa jauh sekali......" Kichijouji: "Itu hanya bagaimana jalan tersebut dirancang, apa yang dapat kamu lakukan?" Bus itu menunggu didalam garasi parkir yang disediakan untuk kendaraan besar yang jauh dari ruang konferensi. Mendengar keluhan Masaki, Kichijouji memarahinya dengan serius. Kenyataan bahwa mereka memutuskan untuk tidak menginap dan mengarahkan supir untuk menunggu di stasiun sebelumnya, layak didukung. Jarak itu sedikit lebih dekat daripada menuju dermaga dimana kapal evakuasi berada, sehingga Kichijouji merasa bahwa mengeluh tentang hal semacam ini akan mengundang pembalasan kelak. Apa yang menjadi perhatian adalah bahwa sisi selatan garasi parkir secara signifikan lebih dekat ke dermaga dimana kapal musuh yang disembunyikan merapat. Namun, semangat militansi siswa SMA Tiga mendorong satu sama lain dengan ide-ide “lumatkan penjajah berbahaya” seperti yang mereka lakukan. Rupanya, mereka marah bahwa mereka telah diserang (?) sebelumnya diatas panggung. Sorakan yang terlalu optimis ini hanya memperdalam kegelisahan Kichijouji. Meskipun mereka dikenal sebagai militan SMA Tiga, satu-satunya siswa dengan pengalaman pertempuran nyata adalah siswa-siswa yang berbakat dengan Masaki pada ujungnya. Dia sendiri tidak memiliki pengalaman "pertempuran nyata", dan fakultas yang memimpin tim ini semuanya khusus dalam penelitian. Di dunia ini, jika ada sesuatu yang bisa salah, itu akan terjadi. Di tengah abad sebelumnya, seorang laki-laki diciptakan dengan hukum yang agak tidak menyenangkan, dimana Kichijouji memutuskan menerapkannya pada situasi sekarang (nyatanya, hukum menjadi sebuah mainstream di paruh kedua abad ini). Sama seperti mereka memasuki garasi parkir dan bus besar tampak terlihat. —Bus mengalami beberapa serangan langsung dari peluncur roket. Untungnya, dampak utama — mungkin satu-satunya keberuntungan dalam penyamaran — berada dekat belakang kendaraan, sehingga pengemudi yang panik dapat melarikan diri sebelum terperangkap dalam ledakan. Bodi kendaraan dilindungi dengan plat tahan panas dan guncangan yang juga digunakan untuk melapisi kendaraan militer, jadi ketika jendela pecah dan beberapa bagian terbakar, bodi kendaraan tetap baik-baik saja. Kecuali ban, yang benar-benar robek. Masaki: "Mereka bajingan!" Sebelah Kichijouji, Masaki marah. Untuk menenangkannya, Kichijouji memindahkan gigi perseneling. Jika mereka mengganti ban, mereka tidak akan membiarkan musuh mendekat selama hal itu berlangsung. Dia memutuskan untuk membiarkan teman baiknya melampiaskan sedikit amarahnya. Kichijouji beralih dari sisi Masaki dan bergerak ke arah guru yang memimpin grup ini. Kichijouji: "Sensei." Sensei: "Kichijouji, ada apa?" Dengan suara sedikit gemetar, itu cukup mengesankan bahwa orang itu berhasil menenangkan diri. Jika dia tidak yakin pada kekuatan luas biasa temannya, dia juga mungkin berada dalam kondisi yang sama. Kichijouji: "Serahkan musuh pada Masaki; ayo kita mempersiapkan diri untuk mengganti bannya." Sensei: "Tapi, bahkan jika kamu mengatakan mempersiapkan......" Kichijouji: "Ini adalah sebuah garasi parkir yang dirancang untuk kendaraan besar dan mobil khusus. Saya percaya pasti terdapat peralatan pemeliharaan mekanik dan ban cadangan juga." Sensei: "K-Kamu benar! OK, semua orang yang tidak ada hubungannya membantu Kichijouji mencari ban cadangan!" Menyuruh semua orang yang tidak berkepentingan untuk bergabung adalah karena tidak ada orang lain yang dapat berurusan dengan musuh selain Masaki. Tidak ada hubungannya sebagai murid tahun 1, Kichijouji secara alami mengendalikan inisiatif disini yang diberikan statusnya sebagai individu yang paling tenang. Siswa-siswa SMA Tiga, terlepas dari apakah mereka adalah teman sekelas atau kakak kelas, bergerak bersama dengan guru sesuai instruksi Kichijouji untuk mempersiapkan evakuasi.

                                                ◊ ◊ ◊