Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 7 Chapter 11

From Baka-Tsuki
Revision as of 18:33, 14 August 2014 by Chris-kun (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Konflik antara kelompok siswa SMA Pertama dan dosen (termasuk orang luar) berujung ke tempat penampungan melalui terowongan bawah tanah dan pasukan gerilyawan bersenjata dalam terowongan mulai mendekat.

Total pengungsi mencapai hampir 60 orang.

Sejak serangan yang datang setelah presentasi SMA Pertama dimulai hingga selesai, jumlah siswa-siswi yang datang untuk mendukung mereka, telah mencapai puncaknya. Secara mental, Azusa sangat menyesalkan kejadian ini, tetapi sebagai Presiden Dewan Siswa, dia harus berani menghadapinya apa pun yang akan terjadi.

Didepan mereka terdengar suara tembakan dan teriakan menjerit. Itu adalah suara Sawaki yang mengalahkan pasukan musuh bersenjata api di barisan depan. Dengan upaya gabungan semua orang, senjata utama seperti senjata api dan pistol semi-otomatis telah berhasil dilumpuhkan.

Azusa juga menggunakan sihir untuk memadatkan udara sekitar untuk menciptakan ledakan yang melumpuhkan 2 pasukan musuh beserta senjatanya.

Hasilnya terbentang di depan matanya.

Meskipun terowongan ini bukanlah sebuah lubang yang digali pada abad sebelumnya. Ada banyak lampu yang menerangi jalan sepanjang terowongan.

Sepanjang lorong bawah tanah, beberapa kekacauan tergambar sepanjang jalan. Umumnya, dia akan mencoba menghindari untuk melihat pemandangan tragis ini. Namun, tugasnya sebagai perwakilan siswa, Azusa terpaksa menahan rasa takutnya.

Dia tidak mempunyai pengalaman dalam keterampilan sihir tempur atau perintah skuad taktis. Bahkan jika dia tidak mengatakan apapun, pihak keamanan yang dipilih dari Grup Aktivitas Klub dan Dewan Kedisiplinan tidak akan membiarkan pasukan musuh mendekati kelompok mereka.

Azusa berjuang menahan cairan lambung yang meningkat di tenggorokannya dan dilihatnya Hattori dan Sawaki datang untuk mengusir pasukan musuh. Yang bisa dilakukan A-chan adalah menonton mereka, sesuai dengan tugasnya.

Sepertinya karena jumlah musuh yang sedikit, untungnya tidak ada korban jiwa di pihak mereka. Namun, penyihir tidak abadi. Mereka akan berdarah jika dipotong, mati jika ditembak.

Pertahanan sihir tidak kebal. Jika energi kinetik peluru melampaui kemampuan sihir untuk mengubah Eidos, maka penghalang sihir dapat ditembus.

Mereka mengalami semacam resiko karena sebagai barisan perisai hidup kita. Dia percaya bahwa mengalihkan perhatiannya dari kawan-kawannya yang sedang melindungi orang-orang termasuk dirinya, yang tidak kompeten dalam pertempuran, akan menjadikan sebuah pengkhianatan tertinggi baginya.

Dengan seksama, Azusa mengamati Sawaki saat ia (Sawaki) menggunakan kepalan tangan dan kakinya untuk melumpuhkan pasukan musuh yang menyerbu dari segala arah, serta Hattori yang berdiri dibelakangnya untuk memberikan tembakan perlindungan dengan sihir.

Pasukan musuh yang keluar dari perlindungannya juga dihancurkan oleh Sawaki dengan mudahnya. Musuh mereka adalah Asosiasi Asia-Timur, sehingga sulit membedakan kontur wajah mereka dengan warga sipil biasa.

Siapapun yang memegang senjata api besar seperti senapan militer dapat segera diidentifikasi sebagai musuh, namun pasukan musuh yang mengintai didepan dengan pisau tempur yang tersembunyi sulit untuk membedakannya dari rata-rata warga sipil. Oleh karena itu, Sawaki mengabaikan segala sesuatu dan hal yang membedakan musuh dan warga sipil.

Dia memperkuat pertahanannya dan menghajar siapa saja yang mengangkat tangan ke arahnya. Dia hanya dapat mengandalkan strategi kasar ini karena untuk memperkokoh pertahanan superlatifnya.

Konvergensi gerak-Tipe kombinasi”Air Armor".

Pertama mengatur 3-5 centimeter udara di sekitar tubuhnya sebagai target, dia merubah permukaan kulitnya menjadi lebih halus dan menurunkan sudut penetrasi fisik sehingga ia bisa menghindari peluru berkecepatan tinggi dengan mass rendah.

Ini bukan semata-mata keterampilan sihir atau fisik, tetapi kombinasi dari dua hal dimana menghasilkan kecepatan dan teknik yang diperlukan untuk melancarkan strategi bunuh diir praktis ini. Musuh yang baru muncul mengayunkan pedang kearahnya.

Berulang kali mengaktifkan sihir, Sawaki menggunakan sihir percepatan diri pada dirinya. Kecepatan tinjunya mendekati kecepatan sonik.

Dikelilingi oleh udara yang dipadatkan, tinjunya memecahkan hambatan suara. Disertai ledakan, pasukan musuh terpental.

Teknik mematikan ini berhasil menghambat musuh-musuh yang baru muncul.

Sebelumnya, tidak berpengaruh pada ancaman yang muncul berulang kali.

Namun, seperti stamina fisik yang terbatas, kekuatan mental manusia juga terbatas. Pukulan Sawaki menyebabkan pasukan-pasukan musuh berbenturan satu sama lain dibelakangnya, memaksa mereka berbenturan dengan dinding dan jatuh tersungkur di tanah. Melihat hal ini, semngat para musuh akhirnya mulai runtuh. Saat Sawaki melepaskan pertahanan sihirnya, teman sekelas yang marah meluncurkan bola-bola uap listrik pada musuh yang melarikan diri..

                                               ◊ ◊ ◊

Skuad Fujibayashi memiliki dua kendaraaan tempur militer (nb: seperti humvee hummer) dan ada delapan orang termasuk Fujibayashi. Meskipun unit ini cukup kecil untuk dinilai sebagai sebuah unit, tapi setiap anggota unit terlihat sangat kompeten.

Fujibayashi: "Mayumi, maafkan aku...... aku tidak bisa menampung semua orang di dalam kendaraan."

Dengan ekspresi menyesal, Fujibayashi memberitahukan Mayumi, yang tampaknya terpesona dengan aura tempur yang kuat pada setiap anggota unit.

Mayumi: "Ah, tidak, awalnya kita memutuskan untuk mengevakuasi dengan berjalan kaki......"

Fujibayashi: "Benarkah. Tetapi bukankah itu terlalu jauh, dan dimana kamu berencana untuk mengevakuasinya?"

Dia berbicara kepada Mayumi dan tidak pada Katsuto karena mereka adalah kenalan lama, tetapi Mayumi sungguh-sungguh berharap bahwa dia juga mendiskusikan hal ini dengan Katsuto. Pada kondisi tersebut, Katsuto pasti takkan ragu-ragu menjawab pertanyaannya dibandingkan dirinya.

Fujibayashi: "Unit dari regu Tsuchiya menggunakan Nogeyama sebagai pos unit dan terlibat dalam sweeping pasukan gerilya musuh. Kami masih belum bisa memastikan apakah kapal yang disamarkan di dermaga bukit sudah merapat, tetapi mereka akan segera mungkin membongkar kekuatan serangan mekanis. Dengan cara ini, garis pantai akan berubah menjadi pusat medan perang, jadi aku sarankan kamu mengevakuasi ke dalam kota."

Mayumi: "Lalu......sesuai yang kita rencanakan, aku berpikir penampungan dekat stasiun mungkin akan lebih baik."

Mayumi mengatakannya dengan sedikit bingung saat ia melirik Katsuto.

Katsuto: "Setuju. Itu akan lebih baik."

Melihat Katsuto menggangguk setuju, Mayumi terlihat lega. Saat ini, Fujibayashi tersenyum kecil, tapi hal ini tidak terdeteksi, bahkan oleh Mayumi.

Fujibayashi: "Kemudian kami akan memberikan perlindungan dengan mobil didepan, jadi kami hanya mengikuti sesuai dengan kecepatan mu."

Setelah mengatakan ini, Fujibayashi mendekati salah satu kendaraan dengan Mayumi dan Mari yang tepat dibelakangnya.

Katsuto: "Letnan Fujibayashi."

Namun Katsuto tidak bergerak dan memanggil Fujibayashi dari belakang.

Fujibayashi: "ada apa?"

Fujibayashi tidak menunda dan segera menoleh. Seolah-olah ia diharapkan akan dipanggil untuk berhenti.

Katsuto: "aku tahu ini adalah permintaan yang agak keras kepala, tapi bisakah Anda meminjamkan saya sebuah mobil?"

Itu gila, semua siswa SMA Pertama pikir ketika mereka mendengar hal itu. Hanya ada 2 mobil. Juga, mobil-mobil tersebut tidak hanya mengangkut orang tapi juga menyimpan amunisi.

Fujibayashi: "Kemana kamu akan pergi?"

Saat ini bukan waktunya untuk melakukan tindakan independen. Namun, Fujibayashi tidak segera menolak permintaan Katsuto dan menanyakan alasannya untuk tindakan ini.

Katsuto: "Untuk cabang Asosiasi Sihir. Meskipun saya hanya seorang pengganti, saya masih seorang wakil dari Konferensi Master Klan dan harus memenuhi tanggung jawa saya sebagai anggota Asosiasi Sihir."

Itu adalah suara dari dalam hatinya. Tidak seperti anak-anak muda yang berpikiran pendek dengan fantasi heroik, suaranya adalah suara seseorang yang memutuskan untuk menanggung bebannya.

Fujibayashi: "Baiklah."

Fujibayashi menjawab terus terang.

Fujibayashi: "Sersan Tateoka, Kopral Otowa. Dampingi Juumonji ke Asosiasi Sihir cabang Kanto."

Tanpa memperhatikan kebingungan Katsuto, dia menyuruh dua bawahannya dan meminjamkannya mobil. Selanjutnya, ia mengangkat suaranya terhadap Mayumi dan yang lainnya saat mereka berdiri disamping kendaraan lainnya.

Fujibayashi: "Cepat, masuk. Kami tidak bisa membiarkan kalian membuang-buang waktu.."

                                               ◊ ◊ ◊

Para wakil dan pendukung dari SMA Tiga terpilih menggunakan bis yang mengangkut mereka untuk evakuasi.

Masaki: "Mengapa jauh sekali......"

Kichijouji: "Itu hanya bagaimana jalan tersebut dirancang, apa yang dapat kamu lakukan?"

Bus itu menunggu didalam garasi parkir yang disediakan untuk kendaraan besar yang jauh dari ruang konferensi. Mendengar keluhan Masaki, Kichijouji memarahinya dengan serius.

Kenyataan bahwa mereka memutuskan untuk tidak menginap dan mengarahkan supir untuk menunggu di stasiun sebelumnya, layak didukung.

Jarak itu sedikit lebih dekat daripada menuju dermaga dimana kapal evakuasi berada, sehingga Kichijouji merasa bahwa mengeluh tentang hal semacam ini akan mengundang pembalasan kelak.

Apa yang menjadi perhatian adalah bahwa sisi selatan garasi parkir secara signifikan lebih dekat ke dermaga dimana kapal musuh yang disembunyikan merapat. Namun, semangat militansi siswa SMA Tiga mendorong satu sama lain dengan ide-ide “lumatkan penjajah berbahaya” seperti yang mereka lakukan.

Rupanya, mereka marah bahwa mereka telah diserang (?) sebelumnya diatas panggung. Sorakan yang terlalu optimis ini hanya memperdalam kegelisahan Kichijouji.

Meskipun mereka dikenal sebagai militan SMA Tiga, satu-satunya siswa dengan pengalaman pertempuran nyata adalah siswa-siswa yang berbakat dengan Masaki pada ujungnya.

Dia sendiri tidak memiliki pengalaman "pertempuran nyata", dan dosen yang memimpin tim ini semuanya khusus dalam penelitian.

Di dunia ini, jika ada sesuatu yang bisa salah, itu akan terjadi. Di tengah abad sebelumnya, seorang laki-laki diciptakan dengan hukum yang agak tidak menyenangkan, dimana Kichijouji memutuskan menerapkannya pada situasi sekarang (nyatanya, hukum menjadi sebuah mainstream di paruh kedua abad ini).

Sama seperti mereka memasuki garasi parkir dan bus besar tampak terlihat. —Bus mengalami beberapa serangan langsung dari peluncur roket.

Untungnya, dampak utama — mungkin satu-satunya keberuntungan dalam penyamaran — berada dekat belakang kendaraan, sehingga pengemudi yang panik dapat melarikan diri sebelum terperangkap dalam ledakan.

Bodi kendaraan dilindungi dengan plat tahan panas dan guncangan yang juga digunakan untuk melapisi kendaraan militer, jadi ketika jendela pecah dan beberapa bagian terbakar, bodi kendaraan tetap baik-baik saja.

Kecuali ban, yang benar-benar robek.

Masaki: "Mereka bajingan!"

Sebelah Kichijouji, Masaki marah.

Untuk menenangkannya, Kichijouji memindahkan gigi perseneling.

Jika mereka mengganti ban, mereka tidak akan membiarkan musuh mendekat selama hal itu berlangsung. Dia memutuskan untuk membiarkan teman baiknya melampiaskan sedikit amarahnya.

Kichijouji beralih dari sisi Masaki dan bergerak ke arah guru yang memimpin grup ini.

Kichijouji: "Sensei."

Sensei: "Kichijouji, ada apa?"

Dengan suara sedikit gemetar, itu cukup mengesankan bahwa orang itu berhasil menenangkan diri.

Jika dia tidak yakin pada kekuatan luas biasa temannya, dia juga mungkin berada dalam kondisi yang sama.

Kichijouji: "Serahkan musuh pada Masaki; ayo kita mempersiapkan diri untuk mengganti bannya."

Sensei: "Tapi, bahkan jika kamu mengatakan mempersiapkan......"

Kichijouji: "Ini adalah sebuah garasi parkir yang dirancang untuk kendaraan besar dan mobil khusus. Saya percaya pasti terdapat peralatan pemeliharaan mekanik dan ban cadangan juga."

Sensei: "K-Kamu benar! OK, semua orang yang tidak ada hubungannya membantu Kichijouji mencari ban cadangan!"

Menyuruh semua orang yang tidak berkepentingan untuk bergabung adalah karena tidak ada orang lain yang dapat berurusan dengan musuh selain Masaki.

Tidak ada hubungannya sebagai murid tahun 1, Kichijouji secara alami mengendalikan inisiatif disini yang diberikan statusnya sebagai individu yang paling tenang. Siswa-siswa SMA Tiga, terlepas dari apakah mereka adalah teman sekelas atau kakak kelas, bergerak bersama dengan guru sesuai instruksi Kichijouji untuk mempersiapkan evakuasi.

                                                ◊ ◊ ◊

Kelompok yang dipimpin Azusa yang termasuk siswa SMA Pertama, dosen dan individu terkait lainnya, mencapai tempat penampungan bawah tanah sedikit lebih lambat dari sekolah lainnya.

Alasan keterlambatan mereka karena jumlah orang yang mereka evakuasi lebih banyak.

Mereka berjumlah lebih dari 60 orang. Biasanya, tidak sebanyak ini. Namun mereka mencoba untuk mengevakuasi semua orang ke lokasi tertentu tanpa meninggalkan seseorangpun, tentu saja diperlukan usaha yang ekstra, dan ditambah bahwa mereka harus melawan serangan musuh sepanjang jalan, jumlah yang banyak tersebut memiliki keuntungan dan kerugian.

Pintu masuk utama yang memungkinkan akses keluar selama krisis telah ditutup dari kedatangan musuh.

Kunci harus dilepaskan oleh pengungsi sesudah berada di dalam penampungan.

Sementara pintu dibuka, Hattori dan Sawaki mengawasi para pejalan kaki di alun-alun (area bawah tanah dibangun sebagai alun-alun) sebelum pintu masuk utama.

Para dosen juga memenuhi kewajiban mereka sebagai orang yang lebih dewasa. Asuka menangani korban cedera, Haruka menenangkan siswa yang cemas, sedangkan Tsudzura bersama dengan Tomitsuka mengawasi dengan waspada.

Makanya, mungkin inilah alasannya — mengapa Tsudzura menemukan sesuatu yang janggal.

Tsudzura: "Semuanya, tiarap dan lindungi kepala kalian!"

Ada suara aneh yang datang dari langit-langit lorong bawah tanah.

Beton berderit dan bergetar.

Lampu-lampu padam, terowongan berubah menjadi kegelapan.

Retakan muncul di seluruh langit-langit dan dinding.

Semua ini terjadi dalam waktu yang singkat.

Ada beberapa yang menjerit ketakutan.

Ada juga yang menunduk dan berusaha berlindung.

Yang lain berusaha menahan runtuhan logam, beton dan debu dengan sihir.

Meskipun demikian, tidak peduli kekuatan apa yang menyebabkan hal ini, runtuhnya terowongan tak dapat dihindari.

Saat ini, Azusa menggunakan terminal yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan orang-orang di tempat penampungan untuk menyuruh mereka bergegas dan membuka pintu.

Mendengar peringatan Tsudzura, dia tidak dapat membantunya melainkan memalingkan wajahnya, dan sekarang dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari tragedi yang terbentang di depannya.

Bahkan tidak ada waktu untuk menutup matanya saat langit-langit melengkung dan dinding mulai mengelupas. Dia tidak khawatir tentang terperangkap dalam reruntuhan.

Meskipun dia sedang berdiri di luar pintu, pintu masuk penampungan dilindungi dengan lapisan campuran logam.

Tetapi siswa lainnya......

Siswa: "......Eh?"

Namun, setelah reruntuhan ditangani, dia menggunakan lampu yang tersisa runtuhan lorong untuk menyisir reruntuhan terowongan, tapi matanya tidak meluapkan air mata kesakitan. Sebaliknya, suara terkejut karena pemandangan yang tak terduga ini.

Tak satu pun siswa SMA Pertama dikubur hidup-hidup.

Runtuhan beton membentuk seperti layaknya sebuah kubah.

Kebetulan macam apa yang memungkinkan runtuhan beton yang besar untuk tersusun secara sempurna menjadi kubah yang memberikan ruang untuk setengah tinggi seseorang?

Tidak, ini bukanlah murni kebetulan semata......

Kemungkinan bahwa fenomena ini terjadi secara alami adalah 0.

(......Aku mengerti, ini adalah Polyhedra Handle! Itu adalah sihir Tsudzura-sensei!)

"Polyhedra Handle" yang dia ucapkan tidak mengacu pada perintah yang digunakan untuk menggambarkan proyeksi 3-D, tapi sihir yang membelah objek fisik menjadi berbentuk prisma kuadrat dan piramid, dan memanipulasinya untuk membentuk proyeksi sederhana untuk membentuk variasi bangunan skala besar.

Sihir modern kurang unggul dalam memanipulasi satu aspek dari suatu objek. Dalam rangka menghentikan reruntuhan, pendekatan khas dilakukan untuk mengatur seluruh bagian lorong bawah tanah sebagai target.

Di sisi lain, Polyhedra Handle memisahkan satu objek menjadi beberapa komponen dan berusaha untuk mengubah salah satu kompenen untuk mempengaruhi seluruh komponen.

Tentu saja, hal ini membutuhkan kemampuan untuk memisahkan satu objek menjadi beberapa potongan kecil. Sebaliknya, penyihir dapat menciptakan keajaiban ketika hal itu terlihat mustahil. — seperti sekarang ini.

Sepertinya pemahaman bahwa lorong bawah tanah tidak dapat menopang berat berlebihan dan sebentar lagi runtuh, Tsudzura menggunakan tekanan pasir untuk membentuk kubah dan mengontrol dampak dari puing-puing yang jatuh.

Namun demikian, pada akhirnya ini hanyalah kubah beton yang bersifat sementara dan kurang kokoh dibandingkan batu alam.

Azusa: "Semuanya, cepatlah pergi dari sini!"