Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 7 Chapter 11

From Baka-Tsuki
Revision as of 04:53, 17 August 2014 by Chris-kun (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Konflik antara kelompok siswa SMA Pertama dan dosen (termasuk orang luar) berujung ke tempat persembunyian melalui terowongan bawah tanah dan pasukan gerilyawan bersenjata dalam terowongan mulai mendekat.

Total pengungsi mencapai hampir 60 orang.

Sejak serangan yang datang setelah presentasi SMA Pertama dimulai hingga selesai, jumlah siswa-siswi yang datang untuk mendukung mereka, telah mencapai puncaknya. Secara mental, Azusa sangat menyesalkan kejadian ini, tetapi sebagai Presiden Dewan Siswa, dia harus berani menghadapinya apa pun yang akan terjadi.

Didepan mereka terdengar suara tembakan dan teriakan menjerit. Itu adalah suara Sawaki yang mengalahkan pasukan musuh bersenjata api di barisan depan. Dengan upaya gabungan semua orang, senjata utama seperti senjata api dan pistol semi-otomatis telah berhasil dilumpuhkan.

Azusa juga menggunakan sihir untuk memadatkan udara sekitar untuk menciptakan ledakan yang melumpuhkan 2 pasukan musuh beserta senjatanya.

Hasilnya terbentang di depan matanya.

Meskipun terowongan ini bukanlah sebuah lubang yang digali pada abad sebelumnya. Ada banyak lampu yang menerangi jalan sepanjang terowongan.

Sepanjang lorong bawah tanah, beberapa kekacauan tergambar sepanjang jalan. Umumnya, dia akan mencoba menghindari untuk melihat pemandangan tragis ini. Namun, tugasnya sebagai perwakilan siswa, Azusa terpaksa menahan rasa takutnya.

Dia tidak mempunyai pengalaman dalam keterampilan sihir tempur atau perintah skuad taktis. Bahkan jika dia tidak mengatakan apapun, pihak keamanan yang dipilih dari Grup Aktivitas Klub dan Dewan Kedisiplinan tidak akan membiarkan pasukan musuh mendekati kelompok mereka.

Azusa berjuang menahan cairan lambung yang meningkat di tenggorokannya dan dilihatnya Hattori dan Sawaki datang untuk mengusir pasukan musuh. Yang bisa dilakukan A-chan adalah menonton mereka, sesuai dengan tugasnya.

Sepertinya karena jumlah musuh yang sedikit, untungnya tidak ada korban jiwa di pihak mereka. Namun, penyihir tidak abadi. Mereka akan berdarah jika dipotong, mati jika ditembak.

Pertahanan sihir tidak kebal. Jika energi kinetik peluru melampaui kemampuan sihir untuk mengubah Eidos, maka penghalang sihir dapat ditembus.

Mereka mengalami semacam resiko karena sebagai barisan perisai hidup kita. Dia percaya bahwa mengalihkan perhatiannya dari kawan-kawannya yang sedang melindungi orang-orang termasuk dirinya, yang tidak kompeten dalam pertempuran, akan menjadikan sebuah pengkhianatan tertinggi baginya.

Dengan seksama, Azusa mengamati Sawaki saat ia (Sawaki) menggunakan kepalan tangan dan kakinya untuk melumpuhkan pasukan musuh yang menyerbu dari segala arah, serta Hattori yang berdiri dibelakangnya untuk memberikan tembakan perlindungan dengan sihir.

Pasukan musuh yang keluar dari perlindungannya juga dihancurkan oleh Sawaki dengan mudahnya. Musuh mereka adalah Asosiasi Asia-Timur, sehingga sulit membedakan kontur wajah mereka dengan warga sipil biasa.

Siapapun yang memegang senjata api besar seperti senapan militer dapat segera diidentifikasi sebagai musuh, namun pasukan musuh yang mengintai didepan dengan pisau tempur yang tersembunyi sulit untuk membedakannya dari rata-rata warga sipil. Oleh karena itu, Sawaki mengabaikan segala sesuatu dan hal yang membedakan musuh dan warga sipil.

Dia memperkuat pertahanannya dan menghajar siapa saja yang mengangkat tangan ke arahnya. Dia hanya dapat mengandalkan strategi kasar ini karena untuk memperkokoh pertahanan superlatifnya.

Konvergensi gerak-Tipe kombinasi”Air Armor".

Pertama mengatur 3-5 centimeter udara di sekitar tubuhnya sebagai target, dia merubah permukaan kulitnya menjadi lebih halus dan menurunkan sudut penetrasi fisik sehingga ia bisa menghindari peluru berkecepatan tinggi dengan mass rendah.

Ini bukan semata-mata keterampilan sihir atau fisik, tetapi kombinasi dari dua hal dimana menghasilkan kecepatan dan teknik yang diperlukan untuk melancarkan strategi bunuh diir praktis ini. Musuh yang baru muncul mengayunkan pedang kearahnya.

Berulang kali mengaktifkan sihir, Sawaki menggunakan sihir percepatan diri pada dirinya. Kecepatan tinjunya mendekati kecepatan sonik.

Dikelilingi oleh udara yang dipadatkan, tinjunya memecahkan hambatan suara. Disertai ledakan, pasukan musuh terpental.

Teknik mematikan ini berhasil menghambat musuh-musuh yang baru muncul.

Sebelumnya, tidak berpengaruh pada ancaman yang muncul berulang kali.

Namun, seperti stamina fisik yang terbatas, kekuatan mental manusia juga terbatas. Pukulan Sawaki menyebabkan pasukan-pasukan musuh berbenturan satu sama lain dibelakangnya, memaksa mereka berbenturan dengan dinding dan jatuh tersungkur di tanah. Melihat hal ini, semngat para musuh akhirnya mulai runtuh. Saat Sawaki melepaskan pertahanan sihirnya, teman sekelas yang marah meluncurkan bola-bola uap listrik pada musuh yang melarikan diri.


◊ ◊ ◊


Skuad Fujibayashi memiliki dua kendaraaan tempur militer (nb: seperti humvee hummer) dan ada delapan orang termasuk Fujibayashi. Meskipun unit ini cukup kecil untuk dinilai sebagai sebuah unit, tapi setiap anggota unit terlihat sangat kompeten.

Fujibayashi: "Mayumi, maafkan aku...... aku tidak bisa menampung semua orang di dalam kendaraan."

Dengan ekspresi menyesal, Fujibayashi memberitahukan Mayumi, yang tampaknya terpesona dengan aura tempur yang kuat pada setiap anggota unit.

Mayumi: "Ah, tidak, awalnya kita memutuskan untuk mengevakuasi dengan berjalan kaki......"

Fujibayashi: "Benarkah. Tetapi bukankah itu terlalu jauh, dan dimana kamu berencana untuk mengevakuasinya?"

Dia berbicara kepada Mayumi dan tidak pada Katsuto karena mereka adalah kenalan lama, tetapi Mayumi sungguh-sungguh berharap bahwa dia juga mendiskusikan hal ini dengan Katsuto. Pada kondisi tersebut, Katsuto pasti takkan ragu-ragu menjawab pertanyaannya dibandingkan dirinya.

Fujibayashi: "Unit dari regu Tsuchiya menggunakan Nogeyama sebagai pos unit dan terlibat dalam sweeping pasukan gerilya musuh. Kami masih belum bisa memastikan apakah kapal yang disamarkan di dermaga bukit sudah merapat, tetapi mereka akan segera mungkin membongkar kekuatan serangan mekanis. Dengan cara ini, garis pantai akan berubah menjadi pusat medan perang, jadi aku sarankan kamu mengevakuasi ke dalam kota."

Mayumi: "Lalu......sesuai yang kita rencanakan, aku berpikir tempat persembunyian dekat stasiun mungkin akan lebih baik."

Mayumi mengatakannya dengan sedikit bingung saat ia melirik Katsuto.

Katsuto: "Setuju. Itu akan lebih baik."

Melihat Katsuto menggangguk setuju, Mayumi terlihat lega. Saat ini, Fujibayashi tersenyum kecil, tapi hal ini tidak terdeteksi, bahkan oleh Mayumi.

Fujibayashi: "Kemudian kami akan memberikan perlindungan dengan mobil didepan, jadi kami hanya mengikuti sesuai dengan kecepatan mu."

Setelah mengatakan ini, Fujibayashi mendekati salah satu kendaraan dengan Mayumi dan Mari yang tepat dibelakangnya.

Katsuto: "Letnan Fujibayashi."

Namun Katsuto tidak bergerak dan memanggil Fujibayashi dari belakang.

Fujibayashi: "ada apa?"

Fujibayashi tidak menunda dan segera menoleh. Seolah-olah ia diharapkan akan dipanggil untuk berhenti.

Katsuto: "aku tahu ini adalah permintaan yang agak keras kepala, tapi bisakah Anda meminjamkan saya sebuah mobil?"

Itu gila, semua siswa SMA Pertama pikir ketika mereka mendengar hal itu. Hanya ada 2 mobil. Juga, mobil-mobil tersebut tidak hanya mengangkut orang tapi juga menyimpan amunisi.

Fujibayashi: "Kemana kamu akan pergi?"

Saat ini bukan waktunya untuk melakukan tindakan independen. Namun, Fujibayashi tidak segera menolak permintaan Katsuto dan menanyakan alasannya untuk tindakan ini.

Katsuto: "Untuk cabang Asosiasi Sihir. Meskipun saya hanya seorang pengganti, saya masih seorang wakil dari Konferensi Master Klan dan harus memenuhi tanggung jawa saya sebagai anggota Asosiasi Sihir."

Itu adalah suara dari dalam hatinya. Tidak seperti anak-anak muda yang berpikiran pendek dengan fantasi heroik, suaranya adalah suara seseorang yang memutuskan untuk menanggung bebannya.

Fujibayashi: "Baiklah."

Fujibayashi menjawab terus terang.

Fujibayashi: "Sersan Tateoka, Kopral Otowa. Dampingi Juumonji ke Asosiasi Sihir cabang Kanto."

Tanpa memperhatikan kebingungan Katsuto, dia menyuruh dua bawahannya dan meminjamkannya mobil. Selanjutnya, ia mengangkat suaranya terhadap Mayumi dan yang lainnya saat mereka berdiri disamping kendaraan lainnya.

Fujibayashi: "Cepat, masuk. Kami tidak bisa membiarkan kalian membuang-buang waktu.."


◊ ◊ ◊


Para wakil dan pendukung dari SMA Tiga terpilih menggunakan bis yang mengangkut mereka untuk evakuasi.

Masaki: "Mengapa jauh sekali......"

Kichijouji: "Itu hanya bagaimana jalan tersebut dirancang, apa yang dapat kamu lakukan?"

Bus itu menunggu didalam garasi parkir yang disediakan untuk kendaraan besar yang jauh dari ruang konferensi. Mendengar keluhan Masaki, Kichijouji memarahinya dengan serius.

Kenyataan bahwa mereka memutuskan untuk tidak menginap dan mengarahkan supir untuk menunggu di stasiun sebelumnya, layak didukung.

Jarak itu sedikit lebih dekat daripada menuju dermaga dimana kapal evakuasi berada, sehingga Kichijouji merasa bahwa mengeluh tentang hal semacam ini akan mengundang pembalasan kelak.

Apa yang menjadi perhatian adalah bahwa sisi selatan garasi parkir secara signifikan lebih dekat ke dermaga dimana kapal musuh yang disembunyikan merapat. Namun, semangat militansi siswa SMA Tiga mendorong satu sama lain dengan ide-ide “lumatkan penjajah berbahaya” seperti yang mereka lakukan.

Rupanya, mereka marah bahwa mereka telah diserang (?) sebelumnya diatas panggung. Sorakan yang terlalu optimis ini hanya memperdalam kegelisahan Kichijouji.

Meskipun mereka dikenal sebagai militan SMA Tiga, satu-satunya siswa dengan pengalaman pertempuran nyata adalah siswa-siswa yang berbakat dengan Masaki pada ujungnya.

Dia sendiri tidak memiliki pengalaman "pertempuran nyata", dan dosen yang memimpin tim ini semuanya khusus dalam penelitian.

Di dunia ini, jika ada sesuatu yang bisa salah, itu akan terjadi. Di tengah abad sebelumnya, seorang laki-laki diciptakan dengan hukum yang agak tidak menyenangkan, dimana Kichijouji memutuskan menerapkannya pada situasi sekarang (nyatanya, hukum menjadi sebuah mainstream di paruh kedua abad ini).

Sama seperti mereka memasuki garasi parkir dan bus besar tampak terlihat. —Bus mengalami beberapa serangan langsung dari peluncur roket.

Untungnya, dampak utama — mungkin satu-satunya keberuntungan dalam penyamaran — berada dekat belakang kendaraan, sehingga pengemudi yang panik dapat melarikan diri sebelum terperangkap dalam ledakan.

Bodi kendaraan dilindungi dengan plat tahan panas dan guncangan yang juga digunakan untuk melapisi kendaraan militer, jadi ketika jendela pecah dan beberapa bagian terbakar, bodi kendaraan tetap baik-baik saja.

Kecuali ban, yang benar-benar robek.

Masaki: "Mereka bajingan!"

Sebelah Kichijouji, Masaki marah.

Untuk menenangkannya, Kichijouji memindahkan gigi perseneling.

Jika mereka mengganti ban, mereka tidak akan membiarkan musuh mendekat selama hal itu berlangsung. Dia memutuskan untuk membiarkan teman baiknya melampiaskan sedikit amarahnya.

Kichijouji beralih dari sisi Masaki dan bergerak ke arah guru yang memimpin grup ini.

Kichijouji: "Sensei."

Sensei: "Kichijouji, ada apa?"

Dengan suara sedikit gemetar, itu cukup mengesankan bahwa orang itu berhasil menenangkan diri.

Jika dia tidak yakin pada kekuatan luas biasa temannya, dia juga mungkin berada dalam kondisi yang sama.

Kichijouji: "Serahkan musuh pada Masaki; ayo kita mempersiapkan diri untuk mengganti bannya."

Sensei: "Tapi, bahkan jika kamu mengatakan mempersiapkan......"

Kichijouji: "Ini adalah sebuah garasi parkir yang dirancang untuk kendaraan besar dan mobil khusus. Saya percaya pasti terdapat peralatan pemeliharaan mekanik dan ban cadangan juga."

Sensei: "K-Kamu benar! OK, semua orang yang tidak ada hubungannya membantu Kichijouji mencari ban cadangan!"

Menyuruh semua orang yang tidak berkepentingan untuk bergabung adalah karena tidak ada orang lain yang dapat berurusan dengan musuh selain Masaki.

Tidak ada hubungannya sebagai murid tahun 1, Kichijouji secara alami mengendalikan inisiatif disini yang diberikan statusnya sebagai individu yang paling tenang. Siswa-siswa SMA Tiga, terlepas dari apakah mereka adalah teman sekelas atau kakak kelas, bergerak bersama dengan guru sesuai instruksi Kichijouji untuk mempersiapkan evakuasi.


◊ ◊ ◊


Kelompok yang dipimpin Azusa yang termasuk siswa SMA Pertama, dosen dan individu terkait lainnya, mencapai tempat persembunyian bawah tanah sedikit lebih lambat dari sekolah lainnya.

Alasan keterlambatan mereka karena jumlah orang yang mereka evakuasi lebih banyak.

Mereka berjumlah lebih dari 60 orang. Biasanya, tidak sebanyak ini. Namun mereka mencoba untuk mengevakuasi semua orang ke lokasi tertentu tanpa meninggalkan seseorangpun, tentu saja diperlukan usaha yang ekstra, dan ditambah bahwa mereka harus melawan serangan musuh sepanjang jalan, jumlah yang banyak tersebut memiliki keuntungan dan kerugian.

Pintu masuk utama yang memungkinkan akses keluar selama krisis telah ditutup dari kedatangan musuh.

Kunci harus dilepaskan oleh pengungsi sesudah berada di dalam tempat persembunyian.

Sementara pintu dibuka, Hattori dan Sawaki mengawasi para pejalan kaki di alun-alun (area bawah tanah dibangun sebagai alun-alun) sebelum pintu masuk utama.

Para dosen juga memenuhi kewajiban mereka sebagai orang yang lebih dewasa. Asuka menangani korban cedera, Haruka menenangkan siswa yang cemas, sedangkan Tsudzura bersama dengan Tomitsuka mengawasi dengan waspada.

Makanya, mungkin inilah alasannya — mengapa Tsudzura menemukan sesuatu yang janggal.

Tsudzura: "Semuanya, tiarap dan lindungi kepala kalian!"

Ada suara aneh yang datang dari langit-langit lorong bawah tanah.

Beton berderit dan bergetar.

Lampu-lampu padam, terowongan berubah menjadi kegelapan.

Retakan muncul di seluruh langit-langit dan dinding.

Semua ini terjadi dalam waktu yang singkat.

Ada beberapa yang menjerit ketakutan.

Ada juga yang menunduk dan berusaha berlindung.

Yang lain berusaha menahan runtuhan logam, beton dan debu dengan sihir.

Meskipun demikian, tidak peduli kekuatan apa yang menyebabkan hal ini, runtuhnya terowongan tak dapat dihindari.

Saat ini, Azusa menggunakan terminal yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan orang-orang di tempat persembunyian untuk menyuruh mereka bergegas dan membuka pintu.

Mendengar peringatan Tsudzura, dia tidak dapat membantunya melainkan memalingkan wajahnya, dan sekarang dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari tragedi yang terbentang di depannya.

Bahkan tidak ada waktu untuk menutup matanya saat langit-langit melengkung dan dinding mulai mengelupas. Dia tidak khawatir tentang terperangkap dalam reruntuhan.

Meskipun dia sedang berdiri di luar pintu, pintu masuk tempat persembunyian dilindungi dengan lapisan campuran logam.

Tetapi siswa lainnya......

Siswa: "......Eh?"

Namun, setelah reruntuhan ditangani, dia menggunakan lampu yang tersisa runtuhan lorong untuk menyisir reruntuhan terowongan, tapi matanya tidak meluapkan air mata kesakitan. Sebaliknya, suara terkejut karena pemandangan yang tak terduga ini.

Tak satu pun siswa SMA Pertama dikubur hidup-hidup.

Runtuhan beton membentuk seperti layaknya sebuah kubah.

Kebetulan macam apa yang memungkinkan runtuhan beton yang besar untuk tersusun secara sempurna menjadi kubah yang memberikan ruang untuk setengah tinggi seseorang?

Tidak, ini bukanlah murni kebetulan semata......

Kemungkinan bahwa fenomena ini terjadi secara alami adalah 0.

(......Aku mengerti, ini adalah Polyhedra Handle! Itu adalah sihir Tsudzura-sensei!)

"Polyhedra Handle" yang dia ucapkan tidak mengacu pada perintah yang digunakan untuk menggambarkan proyeksi 3-D, tapi sihir yang membelah objek fisik menjadi berbentuk prisma kuadrat dan piramid, dan memanipulasinya untuk membentuk proyeksi sederhana untuk membentuk variasi bangunan skala besar.

Sihir modern kurang unggul dalam memanipulasi satu aspek dari suatu objek. Dalam rangka menghentikan reruntuhan, pendekatan khas dilakukan untuk mengatur seluruh bagian lorong bawah tanah sebagai target.

Di sisi lain, Polyhedra Handle memisahkan satu objek menjadi beberapa komponen dan berusaha untuk mengubah salah satu kompenen untuk mempengaruhi seluruh komponen.

Tentu saja, hal ini membutuhkan kemampuan untuk memisahkan satu objek menjadi beberapa potongan kecil. Sebaliknya, penyihir dapat menciptakan keajaiban ketika hal itu terlihat mustahil. — seperti sekarang ini.

Sepertinya pemahaman bahwa lorong bawah tanah tidak dapat menopang berat berlebihan dan sebentar lagi runtuh, Tsudzura menggunakan tekanan pasir untuk membentuk kubah dan mengontrol dampak dari puing-puing yang jatuh.

Namun demikian, pada akhirnya ini hanyalah kubah beton yang bersifat sementara dan kurang kokoh dibandingkan batu alam.

Azusa: "Semuanya, cepatlah pergi dari sini!"

Azusa berseru kepada siswa, dosen dan yang lainnya yang masih tergeletak di lantai dan mendesak mereka untuk segera melarikan diri melalui pintu tempat persembunyian yang telah dibuka.

Asuka pergi untuk menangani korban yang terluka, sehingga Hirakawa ditinggalkan seorang diri dalam kelompok yang berjumlah 60 orang dan dia hanya bisa jongkok tanpa bahkan mengintip.

Benar, langit-langit itu runtuh. Dinding juga hancur. Jika itu terjadi, mengapa dia tidak terkubur hidup-hidup?

Perlahan-lahan membuka matanya dengan ragu-ragu, Hirakawa terkejut pada pemandangan yang terjadi di depannya.

Baja dan beton bercampur bersama-sama seperti mainan membentuk sebuah kubah dengan sebuah celah kecil. Kemungkinan yang mustahil ini menyebabkan Hirakawa hanya bisa bengong.

Tapi, saat itu,

Mr. X: "Apa yang kau lihat!? Bergegaslah!"

Sambil menegur, seseorang meraih tangannya.

Dia tersentak kaget panik dan secara refleks dia mencoba melepaskan genggaman tangannya.

Namun, tangan yang memegang Hirakawa terasa hangat tanpa rasa sakit dan kekuatan genggamannya cukup kuat untuk menolak melepaskan pegangannya.

Mr. X: "Ayo!"

Tanpa memikirkan penolakan refleksifnya, tangan yang menarik tangannya bergerak maju.

Dibelakang mereka, tidak ada suara atau keberadaan manusia. Sementara dia bengong, dia adalah satu-satunya yang tertinggal dibelakang.

Di depan, cahaya lemah menerangi jalan didepan, mungkin ini disebabkan oleh orang-orang yang telah melarikan diri dari reruntuhan dan menyalakan lampu senter.

Pada titik ini, otak Hirakawa bahkan tidak berfungsi. Dia hanya dibimbing oleh tangannya dan berlari secepat mungkin meskipun posturnya membungkuk.

Cahaya di ujung terowongan semakin terang sampai akhirnya mereka melihat pintu keluar.

Sebuah suara yang tidak spesifik terdengar telinganya.

Bagian dari puing-puing tidak mampu lagi menopang beban dan mulai mengalami keretakan.

Bencana terjadi dalam gerakan lambat di depan matanya.

Seorang pemuda sentak menarik Hirakawa, meng-apit tangan Hirakawa ke dadanya sementara tangan kanannya meng-apit sisi kanan pinggangnya. Tiba-tiba, Hirakawa mamperhatikan bahwa tubuhnya sedang ditarik bersama dengan barang bawaan.

Tangan di depannya memegang erat-erat, Hirakawa sadar bahwa tangannya di apit ke dada oleh orang yang didepannya.

Pada saat Hirakawa menyadari bahwa hal ini adalah pergerakan inersia yang disebabkan akselerasi darurat, mereka telah lolos dari reruntuhan puing-puing yang jatuh pada lorong persembunyian.

Saat melihat Tomitsuka berhasil menyelamatkan seorangf gadis muda yang belum menyelamatkan diri, Azusa akhirnya menghembuskan napas lega.

Namun, setelah melihat wajah gadis muda, tiba-tiba hatinya disambar rasa amarah lagi.

(Adik termuda Hirakawa-senpai......)

Sebagai anggota Tim Teknisi untuk Kompetisi 9 Sekolah, Azusa memiliki hubungan dekat dengan Hirakawa Koharu.

Berbudaya dan santun, Hirakawa adalah upperclassman yang Azusa kenal dengan baik, dan pada saat yang sama, dia adalah senpai yang unggul dalam bidang teknis.

Ketika Azusa pertama kali mendengar bahwa adiknya berusaha melakukan sabotase pada pekerjaan perwakilan tim, Azusa awalnya menduga bahwa ia telah salah sangka.

Dia belum pernah bertemu dengan adiknya secara langsung, tetapi berdasarkan pemahaman yang didapat dari percakapan santai, Azusa tidak percaya jika dia adalah seorang gadis yang melakukan hal semacam itu.

Oleh karena itu dia dihantam dua kali lipat atas hal ini.

Melihat kepanikannya melepaskan diri dari pemuda yang membawanya dari pelukannya dan menjatuhkan kepalanya karena malu, sementara melirik ke pemuda tersebut, dia tampak seperti underclassman biasa lainnya.

Mudah-mudahan, hal ini dapat membangunkannya dari mimpi buruk ini .......... Azusa sendiri berdoa semoga begitu.

Nyaris terkubur hidup-hidup selama 11 jam, Hirakawa menghela napas lega di dekat langit-langit yang dilindungi lapisan baja.

Dan akhirnya memiliki waktu luang untuk membenarkan posisi tubuhnya.

Hirakawa: "!"

Apakah itu rekor mengatur tindakan refleks? Hirakawa pikir saat dia tenggelam dalam kepanikan. Alasan mengapa dia berhasil sepertinya karena sebenarnya dia tidak panik melainkan terpengaruh oleh sesuatu hal.

Bagaimanapun, anggota tubuhnya bereaksi terlebih dahulu sebelum dia mencoba melompat dari pemuda yang memeluknya. Terlalu malu untuk mengangkat kepalanya, tetapi pada saat yang sama, dia penasaran seperti apa rupa/ wajah pemuda tersebut.

Pada akhirnya, dia terus menundukkan kepalanya sementara secara diam-diam melirik wajah pemuda tersebut, tetapi tindakan yang mencurigakan ini tampaknya tidak mengganggu pikiran pemuda tersebut.

Tomitsuka: "Apa kau baik-baik saja? Silahkan duluan."

Sebuah suara yang mempedulikannya.

Untuk Hirakawa, hal ini terlihat seperti keabadian semenjak dia mendengar seseorang yang mengatakan hal semacam itu. Antara mengambil keuntungan orang lain dan terlihat sebagai "kolaborator", tidak ada rasa saling peduli. Setelah misinya gagal dan penangkapannya yang berikutnya, segala sesuatu yang dia dengar terdengar seperi omelan.

Tetapi pemuda ini menyatakan rasa khawatir pada kondisinya.........Untuk beberapa alasan, ini adalah perasaan yang dia punya.

Hirakawa: "Ah, tunggu."

Hirakawa pergi melalui pintu — dan tanpa sadar memegang seseorang yang memperhatikannya dan membawanya menuju kemari — baju pemuda tersebut.

Hirakawa: "Baiklah...... Terima kasih......"

Saat ini, kata-kata itu yang dapat dia ucapkan.

Tomitsuka: "Hm? Sama-sama."

Setelah pemuda tersebut (pada saat ini, Hirakawa belum menyadari nama Tomitsuka) mendengar kata-katanya, Hirakawa merasa sangat gembira.


◊ ◊ ◊


Dibawah bimbingan bawahan Fujibayashi, kelompok Mayumi telah tiba di alun-alun sebelum stasiun yang menuju ke tempat persembunyian bawah tanah dan terkejut tanpa bisa berkata-kata atas pemandangan mengerikan di depan mereka.

Seluruh alun-alun telah runtuh.

Di atas, ada blok baja raksasa sedang berjalan.

Fujibayashi: "Tank bipedal...... Dari mana mereka mendapatkannya!?"

Hal ini tampaknya menjadi musuh yang tak terduga oleh Fujibayashi, kalau dilihat dari nada suaranya yang terheran-heran.

Itu adalah robot humanoid yang bisa berjalan, lapisan luarnya dilindungi plat lapis baja yang terbuat dari paduan logam.

Bagian bawahnya pendek, kakinya pendek yang dilengkapi pijakan dan perangkat berjalan sementara tubuhnya berbentuk seperti mobil kecil dengan kursi tunggal dan dilengkapi dengan segala macam senjata. Robot itu juga mempunyai dua lengan mekanik yang panjang, tetapi tidak memiliki kepala.

Robot tersebut memiliki tinggi total 3,5 meter, tinggi bahu sekitar 3 meter, lebar 2,5 meter dan panjang 2,5 meter. Senjata ini awalnya dikembangkan oleh Eropa Timur untuk memusnahkan pasukan infanteri di area perkotaan.

Dan jumlah mereka ada 2.

Dilengkapi dengan pilot, berat total adalah sekitar 8 ton. Bahkan, jika robot-robot itu ada disana (saat peristiwa runtuhnya alun-alun), hal ini sangat tidak mungkin bahwa mereka dapat meruntuhkan jalanan beton.

Tempat perlindungan bawah tanah atau mungkin terowongan harus mengalami serangan dari tank bipedal.

Kanon: "Rasakan ini!"

Isori: "Kanon, menggunakan 'Mine Genesis' akan menimbulkan lebih banyak kekacauan!"

Setelah sadar, Kanon marah dan siap melepaskan sihirnya, tetapi dihentikan oleh Isori dengan meraih pergelangan tangannya.

Dengan situasi dibawah tanah yang tidak tentu, ada kemungkinan yang tinggi bahwa menggunakan sihir osilasi getaran mungkin akan lebih memperburuk keadaan.

Kanon: "Aku takkan menggunakan itu!"

Mengibaskan tangan Isori, Kanon sedang mengaktifkan sihirnya.

Secepatnya dia membidik targetnya, —tak hanya ditembak sampai hancur, robot-robot itu juga terselimuti oleh es putih.

Miyuki: "Ah......"

Fujibayashi: "Seperti yang diharapkan dari Mayumi dan Miyuki. Kami bahkan tidak punya waktu untuk melakukan apa-apa."

Berdiri disamping Kanon saat dia bengong, Fujibayashi memberikan pujiannya sambil tersenyum kecil.

Mayumi merasa sedikit malu sedangkan Miyuki hanya tersenyum saat keduanya membungkuk.

Mikihiko: "......Kelompok yang pergi melalui terowongan bawah tanah sepertinya baik-baik saja. Tidak ada jejak seseorang yang tertimbun dibawah puing-puing runtuhan."

Mikihiko adalah salah satu yang melaporkan hal tersebut. Setelah menutup matanya dan menampakkan ekspresi yang mengindikasikan sebagian pikirannya berada di tempat lain, dia telah mengirimkan salah satu dari 5 inderanya dengan sihir roh untuk menginvestigasi hal tersebut.

Fujibayashi: "Jadi begitu ya. Karena seseorang dari keluarga Yoshida mengatakan hal itu, pastilah itu kebenarannya. Kerja bagus."

Mikihiko: "Tidak, itu bukanlah sesuatu yang patut dipuji."

Saat pujian Fujibayashi, Mikihiko buru-buru membuka mata dan membantahnya.

Looks like all the members who delighted in poking fun at innocent teenagers had gathered together. Erika: "—Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"

Erika adalah salah satu yang menanyakan tindakan selanjutnya.

Melihat bahwa Fujibayashi tidak gentar sedikitpun pada situasi perang ini, dia benar-benar telah matang sebagai orang dewasa.

Fujibayashi: "Melihat keunggulan tank bipedal sejauh ini, situasi akan memburuk lebih dari yang kita bayangkan. Berdasarkan sudut pandang ku, aku menyarankan evakuasi ke markas di Nogeyama."

Mari: "Tetapi bukankah itu adalah salah satu target utama penyerangan musuh?"

Mayumi: "Mari, saat ini setiap penyerangan musuh tidak akan membedakan antara pasukan perang dan warga sipil. Bahaya tidak akan berkurang sedikit pun bahkan jika kamu berpisah dari kelompok militer. Lebih baik, dapat aku katakan ini bahkan akan lebih berbahaya."

Mayumi menolak argumen Mari dengan hati-hati.

Isori: "Lalu, Saegusa-senpai, haruskah kita pergi ke Nogeyama?"

Isori menanyakan pertanyaan tegas.

Akan tetapi, Mayumi menggelengkan kepalanya.

Mayumi: "Aku berencana menghubungi transportasi helikopter untuk mengangkut warga sipil yang belum dievakuasi, secepatnya."

Saat Mayumi mengatakan ini, pandangannya teralihkan ke arah depan stasiun. Disana, menatap ke pintu masuk dalam keputus-asaan, terdapat warga sipil yang tak terhitung jumlah hanya berdiri disana, dan jumlahnya terus bertambah.

Mayumi: "Pertama, puing-puing reruntuhan harus disingkirkan untuk menjamin area pendaratan aman. Aku berencana bertahan disini sampai helikopter datang. Mari, bawa dan evakuasi semua orang bersama Kyoko." Mari: "Apa yang kau katakan!? Kamu ingin tetap disini sendirian!?"

Tanggapan yang sepenuhnya tak diharapkan ini, tentu saja Mari mengalami reaksi yang sangat besar. Sekarang jawaban Mayumi mantap (teguh).

Mayumi: "ini adalah tanggung jawab orang-orang yang menyandang nama Sepuluh Master Klan, Mari. Kami bersyukur atas segala macam hak istimewa yang diberikan atas nama Sepuluh Master Klan. Walaupun negara ini secara resmi tidak menganut aristokrasi, pada kenyataannya, kami sebagai Sepuluh Master Klan memperoleh kebebasan hukum. Sebagai harga untuk hak istimewa ini, kami diharuskan untuk mengkontribusikan kekuatan kami selama kejadian ini berlangsung."

Mari: "—Maka aku juga ikut bertahan disini."

Ketegasan tertanam dalam kata-kata Mayumi — atau mungkin ini adalah bentuk kepasrahan. Sekarang salah satu yang mendukung Mari adalah Isori.

Isori: "Aku juga, adalah anggota Seratus Keluarga Klan yang diberi mandat dari pemerintah."

Kanon: "Jika Kei bertahan, maka aku juga! Aku juga anggota dari Seratus Keluarga Klan!"

Erika: "Lalu, aku juga. Terakhir kali, Aku adalah anak keluarga Chiba."

Miyuki: "Begitu pun. Onii-sama terlibat dalam pertempuran, aku tidak bisa diam dan tidak melakukan apa-apa."

Mr.A: "A-Aku juga!"

Shizuku: "Aku akan menghubungi ayahku untuk mengurus masalah helikopter."

Leo: "Aku bukan anggota Sepuluh Master Klan atau Seratus Keluarga Klan...... tetapi ketika gadis-gadis dari tingkatan yang lebih rendah ikut bertahan, bagaimana bisa aku menyelinap pergi dengan sebuah ekor diantara kakiku?"

Mr. B: "Aku juga. Aku percaya diri pada bakat ku."

Sayaka: "Aku juga akan ikut bertahan. Walaupun aku tidak seperti Erika-chan, Kirihara-kun, atau seseorang yang kuat, ijinkan aku menggunakan amendemen ku."

Mikihiko: "Keluarga Yoshida bukan anggota Seratus Keluarga Klan...... But we are also recipients of preferential treatment."

Mizuki: "Ya, aku tidak mempunyai kekuatan, tetapi setidaknya aku dapat menjadi 'indera penglihatan' semua orang ......."

Mr. C: "......Semua underclassmen ingin ikut bertahan, bagaimana bisa kita hanya melarikan diri?"

Suzune: "Memang. Aku khawatir meninggalkan Mayumi sendirian. Mungkin ada sesuatu hal yang tak Mayumi harapkan, ingin diabaikan."

Mayumi: "Aku katakan......"

Setelah komentar Suzune, akhirnya Mayumi menyampaikan protesnya,

Mayumi: "Menyatakan...... aku rasa semua orang disini adalah idiot juga......"

Ini bukan tipuan. Ini adalah keluhan yang secara jujur Mayumi ungkapkan dalam "keputus-asaan", wajah cantiknya dipenuhi dengan kepasrahan saat dia menoleh ke Fujibayashi.

Mayumi: "Seperti yang kau dengar. Serius, semua anak-anak ku sengaja durhaka .......... Aku meminta maaf tidak bisa mengambil tawaran mu."

Melihat Mayumi menunduk meminta maaf dan kelompok di belakangnya mengalihkan mata mereka seperti penjahat, wajah Fujibayashi tampak sangat serius, tapi dalam batin dia mengetahui hal ini menjadi sangat menarik.

Fujibayashi: "Tidak, mereka sangat bisa diandalkan. Ijinkan aku untuk meninggalkan beberapa bawahan ku disini."

Inspektur Chiba: "Tidak, itu tidak perlu!"

Suara tersebut tidak datang dari kelompok siswa SMA Pertama tetapi malahan datang dari belakang Fujibayashi.

<right>

</right>

MrA: "Inspektur?"

Erika: "Toshi-nii?"

Dua nama yang berbeda untuk orang yang sama.

Inspektur Chiba beralih menghadap Fujibayashi, yang dimaksudnya sebagai "Inspektur".

Inspektur Chiba: "Seperti tugas militer untuk mengusir penjajah, ini adalah tugas polisi untuk melindungi warga sipil. Kami akan bertahan disini. Fujibayashi...... Ahem, Letnan Fujibayashi, tolong atur pertemuan (waktu dan tempat) dengan unit mu."


Fujibayashi: "Dimengerti. Inspektur Chiba, Aku serahkan hal ini padamu."

Pintu masuk yang luar biasa ini dikaitkan dengan deklarasi yang selayaknya dramatis.

Sekarang Fujibayashi bahkan tidak bereaksi pada hal ini saat dia dipuji dengan kerennya dan dikesampingkan dengan cepatnya.

Inspektur Chiba: "Hm......Sungguh wanita yang luar biasa."

Erika: "Ha, mimpi sana. Dia bukan tipe wanita yang bisa takluk dalam pelukan Toshi-nii."

Sayangnya, kata-kata yang dia gumamkan pada dirinya sendiri diremukkan tanpa ampun oleh tanggapan adiknya, menyebabkan Inspektur Chiba benar-benar hanya bisa berdiri "tercengang".


◊ ◊ ◊