Oregairu (Indonesia):Jilid 7 Bab 6

From Baka-Tsuki
Revision as of 06:55, 27 August 2014 by Irant Silvstar (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 6: Yukinoshita Yukino diam-diam pergi ke kota di sore hari

Ketika aku tersadar kembali, aku sudah terkapar di atas futonnya.

“Langit-langit yang asing…”[1]

Aku memilah-milah memoriku. Hari ini seharusnya adalah hari karya wisatanya.

Pada hari pertama, kami pergi ke Vihara Kiyomizu-dera diikuti dengan Vihara Nanzen-ji. Untuk alasan tertentu, kami juga harus berjalan ke Vihara Ginkaku-ji. Musim gugur ini memanglah pemandangan yang menabjubkan dan bahkan perjalanan di sepanjang kanal Jalan Setapak Filsuf[2] merupakan olahraga penutup yang bagus. Suasana hati antara Tobe dan Ebina dalam perjalanan santai mereka juga terlihat agak bagus.

Dan begitulah, dengan penyelesaian rencana hari ini, kami lalu pergi ke penginapan kami, menyantap makan malam kami, dan itulah itu.

Itulah itu, jadi mengapa aku sedang tertidur disini sekarang ini?

“Ah, Hachiman, apa kamu sudah bangun?”

Totsuka, yang sedang duduk di sampingku memeluk lututnya, berdiri, berlutut, dan menatapi wajahku.

“Ah, ya. Tidak tunggu, apa sebenarnya yang sedang terjadi disini…?”

Apakah aku memanggil keluar Raja Crimson[3] dan entah bagaimana terlempar sepanjang jalan sampai ke kehidupan-pasca-nikahku-dengan-Totsuka-dimulai-sekarang TAMAT?

Begitulah yang kupikir, tapi yang jelas bukan itu yang terjadi karena aku dapat mendengar suara keras dan riuh datang entah dari mana di dalam ruangan ini.

“Arrrgh. Dia benar-benar mengelabuiku.”

“Hayato terlalu kuat!”

Ketika aku mengintip ke arah asal suara-suara tersebut, suara itu rupanya dari pria-pria dari kelasku yang sedang bersenang-senang, tertawa dan bertukar kata-kata diikuti dengan suara tepukan dan letusan.

Oke, aku sudah ada gambaran bagus akan apa yang sedang terjadi disini.

Rupanya, rencanaku untuk tidur sesaat setelah aku pulang setelah mengacaukan ritme kehidupan sehari-hariku tidak berhasil. Seluruh sore hari ini dihabiskan berjalan kesana-kemari dan setelah kita sampai ke salah satu penginapan acak dan menyantap hidangan besar, detik pas aku sampai ke ruanganku, aku jatuh pingsan.

“Waktu berbenam sudah selesai, tapi kata guru kamu bisa pakai kamar mandi di dalam ruangnya.”

“A-Apa!?”

Dengan kata lain, aku melewatkan kesempatan untuk berbenam dengan Totsuka berhargaku!?

Karena aku dihantam oleh syok seberat itu, aku melompat berdiri dari futonku. Kelihatannya aku mungkin perlu pergi membunuh Dewa…

Selagi aku mengertakkan gigiku karena frustasi, Totsuka menunjuk dengan tegas ke arah pintu masuk ruangan itu.

A-Apa maksudnya itu? Apakah mungkin dia sedang memberitahuku “Kamu begitu cabul, Hachiman. Bagi seorang cabul sepertimu, kamu boleh pergi berbenam di kolam taman sendirian saja” barangkali? Meski aku sebenarnya bukan seorang cabul ataupun pangeran…[4]

Aku tidak dapat tidak khawatir akan prospek itu, tapi Totsuka melanjutkan kata-katanya dengan nada yang lembut.

“Kamar mandi ada di sebelah sana.[5]

“Oh begitu, trims.”

Aku lebih suka menjadi seunit dengan Totsuka dan pergi mandi bersama, tapi aku akan mengesampingkannya untuk kunikmati besok saja. Maksudku, karya wisata ini akan berlangsung selama tiga hari empat malam. Juga Ada dua kesempatan lagi yang tersisa untuk pergi berendam. Terlebih lagi, kita akan pergi ke penginapan di Arashiyama yang berarti berendam di kolam air panas. Sebuah kamar mandi terbuka. Itu akan menjadi yang terbaik.

Aku mandi dalam kegembiraanku.

Pas setelah aku keluar dari kamar mandi, mataku bertemu dengan mata Tobe, yang sedang tergeletak di lantai. Aku rasa dia kehilangan motivasinya setelah kalah telak. Tapi, dia melompat berdiri kembali dan memanggil diriku.

“Oh, Hikitani. Kamu sudah bangun, eh? Mau Mahjong sama kita? Benar-benar peredup semangat melihat berapa kuat orang-orang itu.”

Hei, apakah kamu mengajakku karena akan menjadi kemenangan mudah buatmu sebab aku kelihatannya lemah? Huh?

Tapi, kamu tahu, aku rasa dia datang mengajakmu dan berbicara denganmu adalah salah satu dari poin Tobe yang lebih baik. Namun, aku sebenarnya bukanlah tipe pria yang mengikuti alurnya dan bekerja sama dengan orang lain.

“Sori. Tidak tahu bagaimana cara perhitungan poinnya.”

Tobe tidak berusaha mendorong masalahnya lebih jauh lagi setelah aku dengan lembut menolak tawarannya. Dia menjawab dengan “apa kamu serius” dan pergi kembali ke lingkaran Mahjong itu.

Aku benar-benar tidak tahu bagaimana menghitung poinnya. CPU di dalam game biasanya secara otomatis menghitungkannya untukmu, itulah mengapa.

Totsuka ikut ke dalam grup Mahjong itu juga dan kelihatannya dia sedang diajari aturannya, tapi sesaat setelah dia melihatku, dia melambaikan tangannya.

Lalu sekarang, apa yang mau dilakukan? Aku sedang berpikir mungkin aku seharusnya pergi tidur, hanya untuk diinterupsi oleh pintu yang dicampakkan dengan berani.

“Hachimaaan, mari kita bermain dengan sedikit Uno saja daripada hal-hal sepele yang lain!”

Zaimokuza datang untuk mengajakku seperti bagaimana Nakajima akan pergi mengajak Isono.[6]

“…Tidakkah kamu ada sesuatu untuk dilakukan dengan kelasmu?”

Karena dia telah memasuki ruangannya seakan sudah seharusnya, aku pikir aku harus menanyakannya. Selagi Zaimokuza membuka mulutnya, dia menerjang ke arahku untuk memelukku. Aku melepaskannya dariku dan mendudukannya.

“Dengarkan aku Hachiemon. Orang-orang itu mengerikan. ‘Sori Zaimokuza. Permainan ini hanya untuk empat orang’ adalah apa yang mereka bilang padaku dan aku harus menunggu giliranku seperti seorang pecundang menyedihkan.”

Tidaklah menunggu giliranmu itu normal? Lagi pula, kamu sedang berbaur dengan baik bersama mereka dan aku pikir itu cukup bagus buatmu. Pergi bergaul sama mereka, men.

“Oh, permainan apa yang kalian mainkan?”

Totsuka datang dengan sebuah pertanyaan dan Zaimokuza membusungkan dadanya.

“Npaka, npaka, si Kerajaan Dopakon dari Alam Mimpi[7] !”

Jangan mencoba meniru si Kerajaan Krayon dari Alam Mimpi.[8]

“…Namun, memainkan sebuah permainan yang menghancurkan tali pertemanan dalam karya wisata?”


Catatan Translasi

<references>

  1. Referensi Evangelion.
  2. Jalan Setapak dari Nanzen-ji sampai Ginkaku-ji Peta
  3. http://jjba.wikia.com/wiki/King_Crimson
  4. http://en.wikipedia.org/wiki/The_%22Hentai%22_Prince_and_the_Stony_Cat.
  5. Kamar mandi disini adalah "Unit-bath" dimana toilet dan tempat berendam (Bak) dijadikan satu
  6. Referensi pada anime terpanjang berjudul 'Sazae-san'. Nakajima adalah teman dari Isono Katsuo.
  7. Game Dokapon Kingdom disebut sebagai game 'Penghancur Pertemanan' karena elemen kunci dalam gamenya adalah saling menghambat laju pemain lain. Jadi akan banyak pengkhianatan, pencurian, orang bermuka dua, ataupun pembunuh bayaran/bandit yang mengincarmu atas bayaran pemain lain
  8. The Crayon Kingdom of Dreams. Anime 70 episode dari '97-'99