Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Jilid 2 Bab 2
Bab 2
Setelah Elf dibawa pergi, aku kembali ke kamarku untuk bekerja.
Tepat setelah aku masuk ke tampilan desktop komputerku, aku melihat email terbaru yang dikirimkan oleh editorku.
Hal terakhir yang kusampaikan kepadanya ialah 'Tentang naskan orisinal terbaruku, mohon bersabarlah sedikit lebih lama'
Pada akhirnya, Sekarang -----
Judul : Novel orisinal yang baru masih belum siap?
Isi : Kami masih mempunyai satu tempat untukmu.
Jika kau ingin mengetahui lebih lanjut, telepon aku besok pada jam 5:00 pm.**
Pengirim : Kagurazaka-san
".... Ini adalah email tentang pekerjaan tidak peduli dari sisi mana aku melihatnya."
Tapi - ada sesuatu tentang itu yang tidak bisa kuabaikan.
.... Dengan kata lain, jika aku lulus tahap perencanaan, itu akan segera diterbitkan... seperti itulah yang seharusnya.
"Kalau begitu, Aku harus cepat! Aku harus mengejar ketertinggalanku!"
Meskipun komentar-komentar dari seorang penulis laris tertentu benar-benar tidak berguna, dan itu tidak bisa digunakan sebagai referensi...
"Tidak akan ada masalah dengan itu. Yah, itu termasuk tindakan curang."
Biasanya, tidak ada ilustrator yang akan melakukan itu untuk novelis.
Aku benar-benar tertolong olehnya.
"Namun, tidak peduli sebagus apapun ilustrasi darinya, jika isinya buruk, semuanya akan menjadi tidak berarti."
Jika sebuah naskan tidak menarik perhatian dari Kagurazaka-san, maka dia akan membacanya dengan setengah hati dan lalu menolaknya. Itu sama saja dengan hukuman mati.
Kau tidak bisa mengharapkan dia untuk membaca buku yang membosankan dengan serius.
Jika aku bahkan tidak bisa membuat editorku berkata 'Ini bagus', maka mustahil untuk menerbitkan itu.
Jadi, pertandingan ronde kedua sudah dimulai.
Dengan segera aku menyusun kembali naskahku, fokus ke poin-poin penting dan menciptakan beberapa masalah.
Lalu berdasarkan naskah yang terbaru ini, Aku akan membuat sebuah outline dan menyerahkannya kepada editorku.
Dan kemudian, jika memungkinkan, aku akan membuat sebuah naskah baru yang bersumber dari itu.
Mungkin jika semuanya berjalan baik, dia akan menjadi sabar - mungkin dia akan membaca sekitar 30 halaman.
Akhirnya, dia mungkin akan menyelesaikannya dan berkata 'sangat bagus.'
"....Meskipun begitu, aku tetap perlu untuk menulis sebuah naskan baru."
Aku melakukan ini sebaik mungkin.
Aku sangat cepat dalam hal menulis. Ditambah lagi aku punya sebuah outline yang harus diterima tidak peduli dengan cara apapun.
Aku perlu memikirkan itu dengan matang.
Pertama, aku perlu mengganti naskah dari 'Sebuah novel yang hanya bisa dibaca Sagiri' menjadi 'Sebuah novel yang bisa disukai banyak pembaca.'
"Bwuuuuuuu...."
Aku mengalami writer's block.**
Untuk memperbaiki sesuatu yang telah ditulis itu lebih sulit daripada menulisnya dari awal.
Bagaimana aku mengatakannya? Sederhananya, jika kau ingin memeprbaiki sesuatu, kau memerlukan sebuah versi yang lebih baik daripada versi yang kau miliki sebelumnya.
Jika itu begitu sederhana, maka kau dapat menulis versi yang lebih baik itu dari awal.
"Naskah yang ditingkatkan" adalah sesuatu yang asing bagiku.
Tapi... jika aku sukses melakukannya, maka hasilnya akan menjadi lebih baik.
"Jadi... darimana aku harus memulai?"
Saat aku sedang berguman sendirian...
*Bang bang bang*
Datanglah permintaan dari Sagiri. ini adalah jenis bang bang bang 'Kemarilah sebentar'.
"Datang."
Aku berdiri dan berjalan ke ruangan terkunci.
Segera setelah aku tiba di lantai dua, aku mengetuk pintu kamar adikku.
"Sagiri, ini aku."
Aku mundur beberapa langkah dari pintu dan menunggu. dengan suara *Whoosh* pintu itu terbuka cepat.
"Wow... sangat berbahaya."
Meskipun aku belum bisa menangkap itu, setidaknya aku bisa menghindari jenis serangan ini.
Sepertinya aku naik tingkat menjadi 'kakak' level 2... seperti itulah.
Sagiri muncul didepanku, mengenakan pakaian wol dan celana olahraga. bagaimana aku mengatakannya, Berlebihan! lalu aku menyadari kalau mukanya merah, sepertinya dia demam.
Aku menanyainya:
"Er... apa kau baik-baik saja?"
[Apa maksudmu?]
"Yah, wajamu sedikit merah."
[Ehhhh?]
Dengan cepat dia memegang wajahnya.
Lalu...dia menunjukkan ekspresi yang tidak pernah kulihat sebelumnya.
"--------------------"
Jantungku berhenti sesaat... apa, jenis ekspresi erotis apa itu ?
[Ehehehe… aku sangat senang.]
"Se, senang?"
Apa yang sedang terjadi? tentu saja aku memikirkan hal-hal yang menyangkut ero, tapi---
[Coba lihatlah ini]
Dengan mata yang berbinatr-binar, Sagiri menunjukkan papan digital kepadaku.
"Wahwah?"
Apa itu ? Menunjukkan itu - apakah artinya ilustrasi yang kuminta sudah selesai ?
Dengan cepat aku melihatnya. itu adalah gambar dari seorang gadis---
"Hei! Apa-apaan ini!?"
Melihat gambar ini, aku tidak bisa berkata apa-apa selain memarahinya.
Alasannya karena itu adalah gambar dari seorang loli berambut pirang yang memakai pakaian gothic lolita dengan renda yang banyak.
Dan bagian yang paling menarik perhatian adalah kenyataan bahwa dia sedang mengangkat roknya, memperlihatkan celana dalamnya.
[Bagaimana? bagaimana? Bukankah ini mengagumkan?!]
Kupikir dirimu lebih mengagumkan karena kau bisa menunjukkan gambar super erotis ini kepada orang lain dengan perasaan senang.
[Bukankah ini mengagumkan? Ini adalah ilustrasiku!]
"Ya, sangat mengagumkan."
Jadi ini pastilah sifat aslimu yah?
[Seperti kerutan-kerutan erotis di celana dalam! Ekspresi malu! Hanya dengan melihatnya saja... jantungmu berdetak cepat, kan ?]
Benar. Ketika aku berpikir tentang fakta bahwa 'dia' adalah modelmu, memang benar bahwa jantung seseorang akan berdetak dengan cepat.
[Eheheh....karena ini sangat mengagumkan...aku ingin memamerkannya kepadamu, Nii-san]
Tidak bagus.
Terlalu manis...
Aku menyukainya...
Aku merasa senang hanya dengan melihat adikku. Sebagai gantinya aku harus menasehatinya.
Ketika aku sedang menulis adegan puncak, kadang-kadang aku merasakan hal yang sama juga, jadi aku dapat memahami perasaannya. Dalam hal ini, novelis dan ilustrator adalah sama.
Sagiri memeluk papan digital -- seperti seorang ibu memeluk anaknya.
[Aku aka membuat video langsung dan memperlihatkannya kepada semua orang!!]
"Tunggu! Kau jangan melakukan itu!"
[Ehh? Kenapa?]
"Tidak ada alasan! Tapi ini berdasarkan dari Elf, bukan?"
[Ya, tentu saja]
"Maka seharusnya kau tahu! Meskipun tanpa aku harus memberitahumu! Sebagai contoh, dia juga akan menonton video langsungmu. Lalu coba pikirkan bagaimana perasaannya jika dia melihat seseorang yang sangat mirip dengan dirinya sedang menunjukkan celana dalamnya?"
[...Senang?]
"Ini adalah video langsung dimana seluruh dunia bisa melihatnya! Jika kau melakukan itu maka Yamada-sensei akan berubah menjadi super mesum!"
Aku hanya mengatakan hal-hal yang seharusnya sudah menjadi pengetahuan umum, tapi setitik air muncul di mata Sagiri.
[Hiks...tapi...ini adalah ilustrasi yang mengagumkan...]
Kuh...
Sepertinya menolak hasil kerja seseorang jauh lebih sulit dari yang kupikirkan.
Editorku mungkin merasakan hal yang sama ketika menolak naskahku -- mana mungkin.
Ketika dia menolaknya, dia benar-benar memandang itu dengan rendah.
Tapi, aku bukanlah dirinya. Aku -- tidak mungkin aku bisa membiarkan gambar ini yang Eromanga-sensei perlihatkan kepadaku dengan sepenuh hati untuk dibuang begitu saja.
Jadi --
"... Bisakah aku melihatnya lagi?"
[.......Ya, silahkan.]
"Terima kasih ~ Ah....... dilihat kembali, ini benar-benar bagus."
Ini adalah gambar yang dibuat oleh Eromanga-sensei, seorang yang ketat dengan dirinya sendiri, yang tidak bisa menahan rasa senangnya. ini benar-benar sebuah gambar yang bagus.
Ini akan menjadi sia-sia jika disimpan begitu saja.
Saat aku sedang berpikir --- tiba-tiba sebuah ide muncul di benakku---
"Ya... ya.... baiklah!"
Maaf, Elf
Aku meminta maaf kepada Elf didalam hatiku -- lalu tersenyum:
"Sagiri! Ilustrasimu tidak akan terbuang sia-sia! Aku akan memberinya kehidupan!"
[Eh?]
Sagiri membuka lebar matanya.
[Apa ? apa yang terjadi?]
"Aku akan memasukkannya ke dalam bukuku."
[Eh? Ehhhhhhhhhhhhhhh?]
"Aku baru saja mendapatkan ide! Setelah melihat ilustrasi ini... aku punya sebuah ide yang sangat bagus!"
Sama seperti inspirasi yang datang secara tiba-tiba ketika aku memutuskan unutk menjadikan adikku sebagai karakter utama.
"Maaf, aku sudah memutuskannya. Hukum tidak dapat menghentikanku sekarang, begitu juga dengan dirimu --- ya,ya. Itu, itu dia!...Kuhhhhhhhh!!!!! Inspirasi lainnya segera datang...!"
Kecepatan berpikirku meningkat pesat. Ide-ide bagus membanjiri pikiranku.
Gadis didepanku - dengan cepat berkembang di dalam pikiranku, dengan aktif mengejar cintanya - 'sebuah perkembangan yang hanya bisa dilihat oleh diriku saja' muncul dengan cepat.
Aku mencoba untuk mendengarkan semua yang dia katakan didalam pikiranku.
Aku tidak boleh melewatkan satu kata pun. Karena aku ingin menulis siapa dirinya yang sebenarnya. Ini adalah hal yang penting! Untuk mengeluarkan pesona dari gadis sombong yang memandang rendah siapapun ini adalah sumpahku!
Karena aku sangat memfokuskan pikiranku, aku tidak menyadari keadaan sekitarku. karenanya, dengan cepat aku melihat kedepan.
"Baiklah! Aku akan kembali menulis!"
Ketika aku akan melangkah, aku merasa seseorang memegang bajuku.
"Huh?"
Apa? Aku sedang memiliki sebuah inspirasi yang bagus, jangan menggangguku.
AKu berputar dan melihat adikku sedang mencoba untuk menarik lengan bajuku.
--- Ah....
"Maaf...."
[....Mwuuuuu]
Sagiri melihatku, matanya setengah terpejam. aku merasa sedikit malu.
"Ah... benar juga, kita sedang berbicara ya?"
Aku menepukkan tanganku, menutup mataku dan meminta maaf kepada Sagiri.
"Maaf! itu adalah kebiasaan buruk dari berasal dari pekerjaanku!"
Kapan saja aku mendapat inspirasi, aku tidak akan mendengarkan seseorang. Dengan kata lain, aku tidak lagi fokus kepada dunia ini.
[..................]
Sagiri tidak menjawab.
Dia pasti sangat marah...dengan pelan aku membuka mataku, tapi aku melihat sesuatu yang tak diduga.
[.....Tidak apa-apa.]
Dengan pelan Sagiri menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan apapun
Lalu dia tersenyum:
[Heheh]
"?"
Apa... maksudnya senyuman itu ?
Aku tidak dapat memahami kenapa mood adikku tiba-tiba berubah, tapi sepertinya itu berubah kearah yang lebih baik...
Ketika aku sedang bingung, Sagiri tetap tersenyum:
[......Aku merasa.....sedikit...]
Meskipun suaranya sangat kecil sehingga aku hampir tidak bisa mendengarnya, aku bisa melihat wajahnya mulai memerah:
"Uhm? Ya?"
[Bukan apa-apa. Aku hanya merasa kalau nii-san sedikit mesum...]
Sagiri sepertinya sedikit panik, dia memerah dan berpaling.
".................."
Mendengar kata-kata kasar seperti itu dari adikku selalu terasa sangat menyakitkan buatku.
Aku bahkan berpikir bahwa dia memerah karena dia merasa malu.
Oke, karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan disini, mari kembali ke topik pembahasan.
"Tentang itu, Sagiri. aku sedang mengalami masalah dalam hal mencoba untuk menulis ulang naskah itu sehingga menjadi lebih baik - akhirnya sekarang aku menemukan caranya."
Aku memberitahunya ide yang baru aku dapatkan:
"Caranya dengan membuat sekelompok gadis-gadis manis di dalam novelku! Sebanyak mungkin! Jenis novel seperti itu adalah yang terbaik!"
[......................]
Sagiri menatapku sebelum berkata:
[...Selalu, merasa, itu sudah jelas...]
"Siapa peduli!"
Meskipun hal ini sudah jelas, Aku tetap memerlukan persiapan!
"Dan jadi.... yah, Itu saja untuk sekarang!"
[........Uhhhhh.]
"Jika kau bisa melanjutkan menggambar ilustrasi yang bisa membuatmu menjadi semangat seperti sekarang ini - Aku pikir aku bisa mendapatkan beberapa ide-ide baru."
[............]
Tiba-tiba Sagiri membuka mulutnya:
[.....Benarkah?]
"Ya."
Meskipun aku merasa jika tindakan ini mengandung resiko.
"Jika Eromanga-sensei bisa - tolong gambarkan beberapa lagi untukku."
Mata Sagiri melebar, dan kemudian ---
[Ya!]
Sebuah senyum yang berseri-seri.
Lalu dengan cepat dia menyadari sesuatu yang lain.
[...A, Aku tidak kenal seseorang dengan nama itu.]
Sungguh...jangan mengatakan sesuatu yang terdengar palsu. Apakah itu sudah menjadi kebiasaanmu sekarang?
Aku mencoba menahan tawaku dan berkata:
"Mohon bantuannya."
- * * * * *
30%