Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Jilid 2 Bab 2

From Baka-Tsuki
Revision as of 17:13, 1 October 2014 by Celsti (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 2

Setelah Elf dibawa pergi, aku kembali ke kamarku untuk bekerja.

Tepat setelah aku masuk ke tampilan desktop komputerku, Aku melihat email terbaru yang dikirimkan oleh editorku.

Hal terakhir yang kusampaikan kepadanya ialah 'Tentang naskan orisinalku yang baru, mohon bersabarlah sedikit lebih lama'

Pada akhirnya, Sekarang -----

Judul : Novel orisinal yang baru masih belum siap?

Isi : Kami masih mempunyai satu tempat untukmu.

Jika kau ingin mengetahui lebih lanjut, telepon aku besok pada jam 5:00 pm.[1]

Pengirim : Kagurazaka-san

".... Ini adalah email tentang pekerjaan tidak peduli dari sisi mana aku melihatnya."

Tapi - ada sesuatu tentang itu yang tidak bisa kuabaikan.

.... Dengan kata lain, jika aku lulus tahap perencanaan, itu akan segera diterbitkan... seperti itulah yang seharusnya.

"Kalau begitu, Aku harus cepat! Aku harus mengejar ketertinggalanku!"

Meskipun komentar-komentar dari seorang penulis laris tertentu benar-benar tidak berguna, dan itu tidak bisa digunakan sebagai referensi...

"Tidak akan ada masalah dengan itu. Yah, itu termasuk tindakan curang."

Biasanya, tidak ada ilustrator yang akan melakukan itu untuk novelis.

Aku benar-benar tertolong olehnya.

"Namun, tidak peduli sebagus apapun ilustrasi darinya, jika isinya buruk, semuanya akan menjadi sia-sia."

Jika sebuah naskan tidak menarik perhatian dari Kagurazaka-san, maka dia akan membacanya dengan setengah hati dan lalu menolaknya. Itu sama saja dengan hukuman mati.

Kalian tidak bisa mengharapkan dia untuk membaca buku yang membosankan dengan serius.

Jika aku bahkan tidak bisa membuat editorku berkata 'Ini bagus', maka mustahil untuk menerbitkan itu.

Jadi, pertandingan ronde kedua sudah dimulai.

Dengan segera Aku menyusun kembali naskahku, fokus ke poin-poin penting dan menciptakan beberapa masalah.

Lalu berdasarkan naskah yang terbaru ini, Aku akan membuat sebuah outline dan menyerahkannya kepada editorku.

Dan kemudian, jika memungkinkan, Aku akan membuat sebuah naskah baru yang bersumber dari itu.

Mungkin jika semuanya berjalan baik, dia akan menjadi sabar - mungkin dia akan membaca sekitar 30 halaman.

Akhirnya, dia mungkin akan menyelesaikannya dan berkata 'sangat bagus.'

"....Meskipun begitu, aku tetap perlu untuk menulis sebuah naskan baru."

Aku melakukan ini sebaik mungkin.

Aku sangat cepat dalam hal menulis. Ditambah lagi aku punya sebuah outline yang harus diterima tidak peduli dengan cara apapun.

Aku perlu memikirkan itu dengan matang.

Pertama, aku perlu mengganti naskah dari 'Sebuah novel yang hanya bisa dibaca Sagiri' menjadi 'Sebuah novel yang bisa disukai banyak pembaca.'

"Bwuuuuuuu...."

Aku mengalami Writer's block.[2]

Untuk memperbaiki sesuatu yang telah ditulis itu lebih sulit daripada menulisnya dari awal.

Bagaimana aku mengatakannya? Sederhananya, jika kau ingin memeprbaiki sesuatu, kau memerlukan sebuah versi yang lebih baik daripada versi yang kau miliki sebelumnya.

Jika itu begitu sederhana, maka kau dapat menulis versi yang lebih baik itu dari awal.

"Naskah yang ditingkatkan" adalah sesuatu yang asing bagiku.

Tapi... jika aku sukses melakukannya, maka hasilnya akan menjadi lebih baik.

"Jadi... darimana aku harus memulai?"

Saat aku sedang berguman sendirian...

*Bang bang bang*

Datanglah permintaan dari Sagiri. ini adalah jenis bang bang bang 'Kemarilah sebentar'.

"Datang."

Aku berdiri dan berjalan ke ruangan terkunci.

Segera setelah Aku tiba di lantai dua, Aku mengetuk pintu kamar adikku.

"Sagiri, ini Aku."

Aku mundur beberapa langkah dari pintu dan menunggu. dengan suara *Whoosh* pintu itu terbuka cepat.

"Wow... sangat berbahaya."

Meskipun aku belum bisa menangkap itu, setidaknya aku bisa menghindari jenis serangan ini.

Sepertinya aku naik tingkat menjadi 'kakak' level 2... seperti itulah.

Sagiri muncul didepanku, mengenakan pakaian wol dan celana olahraga. bagaimana aku mengatakannya, Berlebihan! Lalu aku menyadari kalau mukanya merah, sepertinya dia demam.

Aku menanyainya:

"Er... apa kau baik-baik saja?"

[Apa maksudmu?]

"Yah, wajahmu sedikit merah."

[Ehhhh?]

Dengan cepat dia memegang wajahnya.

Lalu...dia menunjukkan ekspresi yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

"--------------------"

Jantungku berhenti sesaat... apa, jenis ekspresi erotis apa itu ?

[Ehehehe… Aku sangat senang.]

"Se, senang?"

Apa yang sedang terjadi? tentu saja aku memikirkan hal-hal yang menyangkut ero, tapi---

[Coba lihatlah ini]

Dengan mata yang berbinatr-binar, Sagiri menunjukkan papan digital kepadAku.

"Wahwah?"

Apa itu ? Menunjukkan itu - apakah artinya ilustrasi yang kuminta sudah selesai ?

Dengan cepat aku melihatnya. itu adalah gambar dari seorang gadis---

"Hei! Apa-apaan ini!?"

Melihat gambar ini, Aku tidak bisa berkata apa-apa selain memarahinya.

Alasannya karena itu adalah gambar dari seorang loli berambut pirang yang memakai pakaian gothic lolita dengan renda yang banyak.

Dan bagian yang paling menarik perhatian adalah kenyataan bahwa dia sedang mengangkat roknya, memperlihatkan celana dalamnya.

[Bagaimana? bagaimana? Bukankah ini mengagumkan?!]

Kupikir dirimu lebih mengagumkan karena kau bisa menunjukkan gambar super erotis ini kepada orang lain dengan perasaan senang.

[Bukankah ini mengagumkan? Ini adalah ilustrasiku!]

"Ya, sangat mengagumkan."

Jadi ini pastilah sifat aslimu yah?

[Seperti kerutan-kerutan erotis di celana dalam! Ekspresi malu! Hanya dengan melihatnya saja... jantungmu berdetak cepat, kan ?]

Benar. Ketika aku berpikir tentang fakta bahwa 'dia' adalah modelmu, memang benar bahwa jantung seseorang akan berdetak dengan cepat.

[Eheheh....karena ini sangat mengagumkan...Aku ingin memamerkannya kepadamu, Nii-san]

Tidak bagus.

Terlalu manis...

Aku menyukainya...

Aku merasa senang hanya dengan melihat adikku. Sebagai gantinya Aku harus menasehatinya.

Ketika Aku sedang menulis adegan puncak, kadang-kadang Aku merasakan hal yang sama juga, jadi Aku dapat memahami perasaannya. Dalam hal ini, novelis dan ilustrator adalah sama.

Sagiri memeluk papan digital -- seperti seorang ibu memeluk anaknya.

[Aku aka membuat tayangan video dan memperlihatkannya kepada semua orang!!]

"Tunggu! Kau jangan melakukan itu!"

[Ehh? Kenapa?]

"Tidak ada alasan! Tapi ini berdasarkan dari Elf, bukan?"

[Ya, tentu saja]

"Maka seharusnya kau tahu! Meskipun tanpa aku harus memberitahumu! Sebagai contoh, dia juga akan menonton tayangan videomu. Lalu coba pikirkan bagaimana perasaannya jika dia melihat seseorang yang sangat mirip dengan dirinya sedang menunjukkan celana dalamnya?"

[...Senang?]

"Ini adalah tayangan video dimana seluruh dunia bisa melihatnya! Jika kau melakukan itu maka Yamada-sensei akan berubah menjadi super mesum!"

Aku hanya mengatakan hal-hal yang seharusnya sudah menjadi pengetahuan umum, tapi setitik air muncul di mata Sagiri.

[Hiks...tapi...ini adalah ilustrasi yang mengagumkan...]

Kuh...

Sepertinya menolak hasil kerja seseorang jauh lebih sulit dari yang kupikirkan.

Editorku mungkin merasakan hal yang sama ketika menolak naskahku -- mana mungkin.

Ketika dia menolaknya, dia benar-benar memandang itu dengan rendah.

Tapi, Aku bukanlah dirinya. Aku -- tidak mungkin aku bisa membiarkan gambar ini yang Eromanga-sensei perlihatkan kepadAku dengan sepenuh hati untuk dibuang begitu saja.

Jadi --

"... Bisakah aku melihatnya lagi?"

[.......Ya, silahkan.]

"Terima kasih ~ Ah....... dilihat kembali, ini benar-benar bagus."

Ini adalah gambar yang dibuat oleh Eromanga-sensei, seorang yang ketat dengan dirinya sendiri, yang tidak bisa menahan rasa senangnya. ini benar-benar sebuah gambar yang bagus.

Ini akan menjadi sia-sia jika disimpan begitu saja.

Saat Aku sedang berpikir --- tiba-tiba sebuah ide muncul di benakku---

"Ya... ya.... baiklah!"

--- Maaf, Elf

Aku meminta maaf kepada Elf didalam hatiku -- lalu tersenyum:

"Sagiri! Ilustrasimu tidak akan terbuang sia-sia! Aku akan memberinya kehidupan!"

[Eh?]

Sagiri membuka lebar matanya.

[Apa ? apa yang terjadi?]

"Aku akan memasukkannya ke dalam bukuku."

[Eh? Ehhhhhhhhhhhhhhh?]

"Aku baru saja mendapatkan ide! Setelah melihat ilustrasi ini... Aku punya sebuah ide yang sangat bagus!"

Sama seperti inspirasi yang datang secara tiba-tiba ketika Aku memutuskan untuk menjadikan adikku sebagai karakter utama.

"Maaf, Aku sudah memutuskannya. Hukum tidak dapat menghentikanku sekarang, begitu juga dengan dirimu --- ya,ya. Itu, itu dia!...Kuhhhhhhhh!!!!! Inspirasi lainnya sudah datang...!"

Kecepatan berpikirku meningkat pesat. Ide-ide bagus membanjiri pikiranku.

Gadis didepanku - dengan cepat berkembang di dalam pikiranku, dengan aktif mengejar cintanya - 'sebuah perkembangan yang hanya bisa dilihat oleh diriku saja' muncul dengan cepat.

Aku mencoba untuk mendengarkan semua yang dia katakan didalam pikiranku.

Aku tidak boleh melewatkan satu kata pun. Karena aku ingin menulis siapa dirinya yang sebenarnya. Ini adalah hal yang penting! Untuk mengeluarkan pesona dari gadis sombong yang memandang rendah siapapun ini adalah sumpahku!

Karena Aku sangat memfokuskan pikiranku, Aku tidak menyadari keadaan sekitarku. karenanya, dengan cepat aku melihat kedepan.

"Baiklah! Aku akan kembali menulis!"

Ketika aku akan melangkah, Aku merasa seseorang memegang bajuku.

"Huh?"

Apa? Aku sedang memiliki sebuah inspirasi yang bagus, jangan menggangguku.

Aku berputar dan melihat adikku sedang mencoba untuk menarik lengan bajuku.

--- Ah....

"Maaf...."

[....Mwuuuuu]

Sagiri melihatku, matanya setengah terpejam. Aku merasa sedikit malu.

"Ah... benar juga, kita sedang berbicara ya?"

Aku menepukkan tanganku, menutup mataku dan meminta maaf kepada Sagiri.

"Maaf! itu adalah kebiasaan buruk dari berasal dari pekerjaanku!"

Kapan saja Aku mendapat inspirasi, Aku tidak akan mendengarkan seseorang. Dengan kata lain, Aku tidak lagi fokus kepada dunia ini.

[..................]

Sagiri tidak menjawab.

Dia pasti sangat marah...dengan pelan aku membuka mataku, tapi aku melihat sesuatu yang tak diduga.

[.....Tidak apa-apa.]

Dengan pelan Sagiri menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan apapun

Lalu dia tersenyum:

[Heheh]

"?"

Apa... maksudnya senyuman itu ?

Aku tidak dapat memahami kenapa mood adikku tiba-tiba berubah, tapi sepertinya itu berubah kearah yang lebih baik...

Ketika aku sedang bingung, Sagiri tetap tersenyum:

[......Aku merasa.....sedikit...]

Meskipun suaranya sangat kecil sehingga aku hampir tidak bisa mendengarnya, Aku bisa melihat wajahnya mulai memerah:

"Uhm? Ya?"

[Bukan apa-apa. Aku hanya merasa kalau nii-san sedikit mesum...]

Sagiri sepertinya sedikit panik, dia memerah dan berpaling.

".................."

Mendengar kata-kata kasar seperti itu dari adikku selalu terasa sangat menyakitkan buatku.

Aku bahkan berpikir bahwa dia memerah karena dia merasa malu.

Oke, karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan disini, mari kembali ke topik pembahasan.

"Tentang itu, Sagiri. Aku sedang mengalami masalah dalam hal mencoba untuk menulis ulang naskah itu sehingga menjadi lebih baik - akhirnya sekarang aku menemukan caranya."

Aku memberitahunya ide yang baru kudapatkan:

"Caranya dengan membuat sekelompok gadis-gadis manis di dalam novelku! Sebanyak mungkin! Jenis novel seperti itu adalah yang terbaik!"

[......................]

Sagiri menatapku sebelum berkata:

[...Selalu, merasa, itu sudah jelas...]

"Siapa peduli!"

Meskipun hal ini sudah jelas, Aku tetap memerlukan persiapan!

"Dan jadi.... yah, Itu saja untuk sekarang!"

[........Uhhhhh.]

"Jika kau bisa melanjutkan menggambar ilustrasi yang bisa membuatmu menjadi semangat seperti sekarang ini - Aku pikir aku bisa mendapatkan beberapa ide-ide baru."

[............]

Tiba-tiba Sagiri membuka mulutnya:

[.....Benarkah?]

"Ya."

Meskipun aku merasa jika tindakan ini mengandung resiko.

"Jika Eromanga-sensei bisa - tolong gambarkan beberapa lagi untukku."

Mata Sagiri melebar, dan kemudian ---

[Ya!]

Sebuah senyum yang berseri-seri.

Lalu dengan cepat dia menyadari sesuatu yang lain.

[...A, Aku tidak kenal seseorang dengan nama itu.]

Sungguh...jangan mengatakan sesuatu yang terdengar palsu. Apakah itu sudah menjadi kebiasaanmu sekarang?

Aku mencoba menahan tawaku dan berkata:

"Mohon bantuannya."

* * * * *

Sehari setelah kami kakak dan adik melakukan percakapan itu.

Setelah sekolah, didalam kamarku, Aku sedang menulis tentang karakter baru yang kupikirkan kemarin.

"Wow wahwahwahwah ~! Selesai! Super klasik! Apakah aku jenius? seorang dewa? Kukukuku! Bahkan mengalahkan 'One Piece' itu sangat mudah!"

Karena semuanya berjalan sangat baik, Aku menjadi sedikit terdengar seperti Yamada Elf-sensei.

Tapi setiap orang akan menjadi seperti ini ketika mereka sedang bersemangat.

Semangat membara yang sama seperti yang dikatakan Yamada Elf-sensei ini adalah seseuatu yang tidak dapat dihentikan.

"Tapi... meskipun aku menulisnya ketika sedang bersemangat..."

Ini terlalu cepat untuk dirayakan. kecuali aku membiarkan seseorang membacanya, Aku tidak bisa mengetahui apakah ini 'sangat bagus' atau tidak - dah hal terpentingnya adalah, satu-satunya alasan Aku bisa membuat karakter itu adalah karena Eromanga-sensei.

Aku berkata bahwa aku ingin menambahkan beberapa gadis lagi, tapi tanpa ilustrasi Eromanga-sensei, pekerjaanku akan menjadi lebih berat.

"Hmm, apa sebenarnya yang akan diperankan oleh karakter baru itu? Aku tidak mengerti!"

Aku menjatuhkan kepalaku keatas meja dan mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dikatakan oleh seorang novelis professional.

Bagaimana sebenarnya aku membuat karakter baru sampai sekarang? Kau mungkin akan menceramahiku tentang fakta bahwa aku baru saja membuat sebuah karakter baru. Bagaimana aku mengatakannya, yah, itu adalah sebuah momen inspirasi. Ketika aku menyadarinya, naskahnya sudah selesai. Aku bahkan tidak punya ingatan tentang apa saja yang kutulis disitu.

Apakan setiap orang seperti itu ?

Sial... kenapa Aku hanya bisa mengingat hal-hal buruk...

Bagiku, menulis novel adalah sebuah mimpi seperti-surga, kenyataan yang seperti-neraka.

"Kuh~~!"

Ketika Aku menulis sebuah novel pertempuran, itu secepat seperti waktu di Romancing Saga 2[3], ketika tujuh pahlawan berkumpul dan memulai pertempuran mereka. Tapi aku hanya mempunyai dua insprasi saja sebelum sekarang.

Yang pertama ketika aku memutuskan untuk menulis sebuah novel yang berdasarkan dari adik perempuan.

Yang kedua ketika Eromanga-sensei menunjukkan kepadaku ilustrasi yang super erotis, dan super manis.

"Ini tidak bagus....Aku benar-benar bergantung kepada Eromanga-sensei sekarang... "

Tentu saja aku akan tetap menulis - tapi aku akan selalu berharap kepada gambar baru yang kapan saja bisa ditunjukkan oleh Eromanga-sensei kepadaku.

Aku sedang melihat langit-langit, pikiranku kosong ketika skype ku mengeluarkan suara dengung.

"Uh....Eromanga-sensei?"

Degan tujuan untuk membiarkan Elf berbicara dengannya, aku telah menyiapkan cara berkomunikasi seperti ini.

Sekarang, selain dari getaran langit-langit, aku juga berkomunikasi dengan adikku melalui skype... menyampingkan fakta bahwa kami tinggal serumah....luar biasa..

Akan tetapi, meningkatkan cara berkomunikasi itu adalah sebuah hal yang baik tidak peduli apapun caranya.

Aku menekan sebuah tombol.

"Ya?"

[Nii, Izumi-sensei.]

Suara Eromanga-sensei terdengar melalui pengubah suara.

[Sedikit sulit untuk dikatakan... tapi ada satu masalah yang serius]

"Masalah serius? Masalah apa...?"

Aku membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.

[Tentang itu... setelah aku bertemu dengan Elf yang super-manis, Aku punya banyak sekali inspirasi, dan bisa menggambar banyak ilustrasi-ilustrasi yang bagus...]

Eromanga- sensei mengatakan dengan serius tentang 'masalahnya':

[Sekarang, Aku tidak bisa menggambar karakter apapun selain loli.]

"........ Itu benar-benar sebuah masalah yang serius."

Singkatnya, seperti ini:

Salah satu alasan inspirasi itu datang kepadanya karena fakta bahwa Elf adalah seorang loli. Oleh karena itu, pikirannya terpaku kepada hal itu, dan sekarang semua yang digambarnya adalah seorang loli.

"Yah, apa yang buruk tentang hal itu? Selama mereka tetap manis."

[Aku juga ingin menggambar semua jenis dari heroine! Disamping itu, sebuah perubahan itu penting, bukan?]

Itu seperti yang dia katakan.

Dengan latihan, sekarang dia bisa menggambar seorang gadis berdada besar. Tentu saja dia ingin mencoba itu.

"Aku paham... lalu apa yang bisa kulakukan untuk itu?"

[Aku ingin melihat seorang gadis yang manis!]

Dengan berterus terang, Eromanga-sensei mengatakan permintannya. Terus terang juga, Aku menjawabnya:

"Lihatlah ke cermin."

[Nii, nii-san! Bagaimana bisa kau mengatakan itu!]

Sagiri mematikan pengubah suara dan berkata kepadaku dengan suara aslinya.

[Karena itu tidak berhasil, Aku pun menanyakan sesuatu kepadamu.]

"Lalu apa yang sebaiknya kulakukan ?"

[Seperti yang kukatakan...tentang itu...]

Sagiri terdengar kesulitan untuk mengatakannya, lalu dia berkata:

[Hal ini tidak bisa diselesaikan dengan melihat ke cermin, kau tahu? Kenapa kau berpikir bahwa semua karakterku berdada rata sampai sekarang?]

"….Ah ah."

--- Aku tidak mau menggambar sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya!

"Untuk Eromanga-sensei, sebuah gambar dari dirinya sendiri dan gambar dari diri Elf itu sama ya."

[Kuh..., Ya, Benar!... Jangan memaksaku untuk mengatakannya, tanggung jawab!]

"Tanggung jawab apa!?"

Apa yang sebaiknya kami lakukan?

[Aku ingin melihat seorang gadis manis!]

Sagiri mengulangi permintaannya.

"Jika kau bisa mendapatkan inspirasi dari video, bagaimana dengan menonton televisi saja?"

[Aku mencoba itu sebelumnya, aku ingin melihat sesuatu yang akan memberikanku perasaan yang sama seperti yang diberikan oleh Elf-chan!]

"Dengan kata lain, Elf adalah tipe favoritmu yang bisa membuatmu bersemangat?"

Apakah itu alasanmu saat kau mencoba mengintip tetangga kita? Jika itu benar, maka aku baru saja mendapatkan pemahaman baru dari batas Eromanga-sensei.

[Aku tidak yakin, tapi Aku merasa bahwa Elf-chan itu manis, aku masih mencoba memikirkan cara untuk melihat celana dalamnya dari dekat, tanpa aku harus meninggalkan kamarku dan dia juga tidak perlu untuk masuk kedalam kamarku ini.]

Hei, cara kau menjelaskan solusimu itu terdengar seperti kau keluar dari lemari pakaian.

"Artinya kau tidak berencana untuk keluar dari kamarmu..."

Tapi bagian yang dia tidak menginginkan orang lain untuk memasuki kamarnya itu tidak dapat diduga. Kadang-kadang dia mengizinkanku untuk masuk.

[Singkatnya, selain dari Elf-chan, aku ingin melihat gadis yang bisa membuatku bersemangat! Siapa yang akan menjadi model dari heroine-ku yang manis! Siapa yang akan membuat ilustrasi yang bisa membuat Izumi-sensei tertawa!]

"Sekarang disaat kau menyebutkan itu, akhir-akhir ini tanpa ilustrasimu, pekerjaanku tidak bisa diteruskan sama sekali. Tapi tidak peduli apapun itu aku tetapi ingin membantumu..."

[Nii-san, diantara orang yang kau kenal, adakah seseorang yang manis, berdada besar dan juga mengizinkanku untuk melihat celana dalamnya?]

"Tentu saja tidak ada!"

Meskipun Aku kenal seseorang, tidak mungkin Aku bisa meminta mereka melakukan itu! Gadis ini, dia banyak berubah ketika dia sedang berbicara mengenai ilustrasi. Haruskah aku menyebut ini 'Mode Eromanga-sensei' dimulai dari sekarang?

[Lalu, lalu... adakah sesuatu... yang bisa menggantikan itu?]

"Apa yang kau maksud sekarang? Katakan kepadaku!"

[Jangan bertanya kepadaku, aku juga tidak tahu! Singkatnya, temukan seorang gadis yang bisa membuatku menjadi semangat!]

"Oke... baiklah, aku akan memikirkan sesuatu."

* * * * *

Meskipun Eromanga-sensei memintaku...aku tidak bisa memikirkan apapun.

"Apa yang sebenarnya kau maksud dengan 'bersemangat'...."

Disaat aku tidak ingin membalas perkataannya, cara dia mengatakan itu membuatku mustahil untuk memahaminya.

Ketika aku sedang memikirkannya, tiba-tiba telepon berdering.

"Ini aku, Izumi."

[Ah, Onii-san~! Apa kabar~!]

Nada ceria terdengar dari speaker.

Seseorang yang hanya memanggilku dengan cara itu...

"...Megumi ya..."

Jinno Megumi, seseorang yang suka berteman dengan siapa saja. Ketua kelas Sagiri.

Dia ingin membuat seorang hikikomori tertentu untuk pergi bersekolah. Kalian bisa mengatakan bahwa dia adalah musuh bebuyutan dari Eromanga-sensei.

[Ya Ya - Ini adalah Megumi - uh, jadi, tentang bangunan berhantu itu, bagaimana keadaannya sekarang?]

"Ah, maaf membuatmu khawatir. Bukan apa-apa. Hanya seorang tetangga yang baru tiba."

[Benarkah? Baguslah kalau itu bukan hantu.]

Karena Elf, aku hampir saja membuat sebuah kesalahan.

[Hei, Onii-san - menurutmu apa yang sedang kupakai sekarang ?]

"Tidak, aku tidak mau menebaknya."

Aku menjawab, tapi Megumi tetap berkata dengan nada jahil:

[Benar-benar -telanjang-]

Jantungku berhenti sesaat!... Telanjang...telanjang...

Apa yang baru saja gadis ini katakan?

[Ehehe - sebenarnya aku sedang mandi.]

Ya, aku bisa mendengar suara air yang mengalir.

A, apa? Mandi?

Jantungku! aku bahkan berpikir...

[Araara~ Onii-san, kenapa kau terdiam? Mungkinkah~ kau memikirkan hal yang sama?]

"Te, tentu saja tidak."

[Lagi ~benar-benar~ Onii-san, mesum.]

Dengan sengaja Megumi menperdengarkan suara air dan berkata:

[Hei, Onii-san~ kenapa kau tidak menelponku? Aku sudah menunggu.]

"Karena, karena..."

Meskipun kami telah saling bertukar nomor...

Tapi dia hanyalah seorang gadis SMP. Aku tidak punya alasan untuk menghubunginya...

"... Karena aku tidak punya alasan untuk melakukannya."

[Ah ~ Onii-san, kau benar-benar dingin. Bukankah kita sudah berjanji~?]

"Janji?"

Kami melakukan itu ? Janji apakah itu?

[Kau tahu ~ ini adalah ~ itu ~]

Megumi berbisik dengan suara yang menggoda:

[Kau dan aku... sebuah aliansi?]

"Jadi itu yang kau maksud!"

Dari cara berbicaramu yang aneh, kupikir itu adalah sesuatu yang lainnya.

Selama petemuan pertama kami, Megumi dan aku membuat sebuah aliansi. Kami membuat 'Aliansi untuk membawa Izumi-chan keluar dari kamarnya'.

[Dan lalu? Apa yang terjadi dengan Izumi-chan?]

Suara megumi menjadi serius. Meskipun dia mudah untuk teralihkan perhatiannya, dia benar-benar khawatir dengan Sagiri. Jika adikku memutuskan untuk pergi bersekolah, aku akan merasa lega jika dia memiliki ketua kelas seperti Megumi.

[Apakah dia... keluar dari kamarnya?]

Dia keluar... hanya sekali...

--- Aku tidak akan pernah mengatakan itu kepadanya. Itu memiliki sebuah arti yang khusus.

Jadi aku mengatakan hal yang lain kepadanya:

"Akhir-akhir ini...Sagiri...mendapatkan seorang teman."

[Oh? seorang teman online?]

"Bukan, maksudku teman yang sebenarnya."

[A, apa? Ceritakan lebih banyak!]

Ini adalah kali pertama aku melihat Megumi bersikap seperti ini.

"Bukankah aku baru saja mengatakannya? Hantu itu sebenarnya adalah tetangga baruku - dia berumur sama seperti Sagiri. Karena dia tidak pergi bersekolah juga, mereka menjadi agak mirip satu sama lainnya... lalu kemudian... banyak hal yang terjadi, sekarang mereka bisa bermain games bersama-sama."

Meskipun hanya secara online.

Itu hanya bisa dilakukan Elf. Mendengar ini, Megumi terdengar terguncang:

[Oh oh... Bukankah itu sebuah perkembangan....yang bagus?]

"Benar, sebuah hal yang bagus."

[Mwu... bolehkah aku mengatakan perasaanku dengan jujur?]

"Silahkan saja."

Suara megumi bergetar, lalu dia berteriak:

[Aku tidak menyukainya! Seseorang merebut posisi itu dariku! Aku ingin menjadi teman pertama dari Izumi-chan!]

Itu adalah apa yang dia katakan.

"...Begitukah?"

Aku bisa merasakan perasaan dia yag sebenarnya.

"Terima kasih."

AKu tidak dapat percaya bahwa dia benar-benar ingin untuk menjadi teman Sagiri

[Onii-san, apa yang baru saja kau katakan?]

"Bukan apa-apa."

[Benarkah? Hm ~ game ya... aku lumayan baik dalam hal itu.]

"Apa yang baru saja kau katakan?

[Aku sedang berpikir mengenai rencana baruku. Untuk dapat berteman dengan Izumi-chan.]

.....Gadis ini.

"Bukankah kau berkata bahwa kau menginginkan dia untuk pergi ke sekolah dan sebagainya?"

[Aku akan melakukannya nanti. Sekarang, aku akan memulai untuk bisa menjadi temannya. Teman.]

"Hoh?"

Sebuah sudut pandang yang postif. Mungkin aku bisa belajar sesuatu darinya.

"...Bolehkan aku mengatakan perasaanku dengan jujur juga?"

[Silahkan?]

Huf - Aku menarik nafas panjang dan mengatakan isi hatiku:

"Aku juga tidak menyukai itu...menjadi teman pertama Sagiri...seseorang mengambil tempat itu dariku... aku merasakan hal yang sama denganmu."

[.........Iya, aku juga.]

Entah mengapa aku punya perasaan bahwa Megumi sedang tersenyum.

[Kita adalah rekan.]

"Mungkin itu benar."

Dari sekutu menjadi rekan.

Kami berdua terdiam, mungkin karena kami sedang berpikir 'Apa yang selanjutnya harus kami lakukan.'

Akhirnya, Megumi berkata:

[Tentang itu.... Onii-san - bisakah kita bertemu?]

"....Sekarang?"

Ketika dia berbicara dengan nada yang tenang, itu terasa aneh.

[Ya, sekarang. Jika Onii-san tidak berkeberatan - Aku ingin mendiskusikan rencana berikutnya denganmu.]

"Ah ah, begitukah?"

Jika seperti itu maka aku tidak punya alasan untuk menolaknya. Aku juga sekarang sedang tidak bisa menulis apapun.

Mungkin pergi keluar sebentar bukanlah ide yang buruk.

"Oke, Dimana kita akan bertemu?"

[Sebentar. Di depan stasiun - ada sebuah toko yang bernama toko buku Takasago, Apakah kau tahu?]

"Tentu saja, Aku pergi kesana setiap harinya."

Itu juga merupakan rumah dari teman sekelasku. Tapi kenapa disitu?

[Karena sekarang aku sedang mandi ~ mari kita bertemu di toko buku Takasago 50 menit lagi ~]

Kau mandi terlalu lama.

"Oke, Sampai bertemu disana."

[Oke, mohon bantuannya ------------ Izumi-sensei.]

Klik*

"Ehhhhhh!?"

Ehhhhh? Ehhhhhhh? Ehhhhhhhhhhhhhhh?

* * * * *

Aku tiba di toko buku Takasago.

Masih ada waktu sebelum pertemuanku dengan Megumi, tapi aku tidak bisa menunggu lagi dirumah.

"......Izumi...sensei?"

Cara dia memanggilku... tidaklah terlalu buruk.

Tidak! Tidak tidaktidak, apa yang sedang terjadi! Bagaimana bisa Megumi mengetahui identias asliku?

"Dia tidak terdengar seperti menebaknya dengan asal-asalan...."

Bulan lalu, saat Megumi datang ke rumahku, dia melihat kalender 'Reinkarnasi dari Serigala Perak’.

Didalam rumah Izumi Masamune ada sebuah novel yang ditulis oleh Izumi Masamune... tentu saja dia akan menyadari kemiripannya....Tapi kupikir aku sudah merahasiakannya dengan baik...Aku tidak pernah menyangka bahwa Megumi bisa menghubungkan kedua hal tersebut.

Karena meskipun dia berkata bahwa dia juga membaca manga, tapi dia hanya membaca hal-hal seperti One Piece.

Nama penaku tercetak dengan tulisan yang sangat kecil di kalender itu.

Aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan menemukannya.

"Apa yang harus kulakukan.... oh sial. hari sudah gelap!"

Aku benar-benar bingung.

Tapi tidak ada yang bisa kulakukan mengenai itu, jadi mari kesampingkan dulu.

Itu adalah kebiasaaan yang kudapatkan dari tiga tahun terakhir ini.

Mulailah dengan sesuatu yang bisa kulakukan.

"Oke....Aku sudah sampai di toko buku...Mari mencari sesuatu yang bisa digunakan oleh Eromanga-sensei."

Sesuatu yang bisa menggantikan celana dalam seorang gadis.

ITu adalah permintaan yang tidak masuk akal dari seorang partner yang bisa diandalkan - tapi jika aku bisa melakukan ini, jika aku bisa membuat Eromanga-sensei menjadi semangat, maka aku akan mendapatkan ilustrasi super erotis sebagai balasannya.

Lalu setiap kali aku melihat ilustrasi baru, Aku bisa mendapatkan inspirasi baru juga.

Itulah kenapa aku sangat ingin memenuhi permintaan itu. Tapi...

"Tidak mungkin untuk meminta seorang gadis 3D agar mau menunjukkan celana dalamnya."

Dengan kata lain, aku hanya bisa meminta kepada gadis 2D.

Bisakah aku menemukan seorang gadis 2D yang bisa memuaskan Eromanga-sensei disini?

Omong-omong, pada rak buku Sagiri disana hanya ada novel dari seorang penulis laris tertentu, yang didalamnya hanya berisi gadis-gadis loli - mereka semua tidak berguna. Elf mungkin memilih gadis-gadis itu dengan alasan yang sama seperti alasan yang ada di pikiran Eromanga-sensei.

Jika seperti itu... maka mereka berdua benar-benar mirip.

Sebelumnya, Aku pernah merasakan hal itu secara halus.

"Ah, Mune-kun. Selamat datang."

Segera setelah aku memasuki toko buku, sebuah suara menyambutku.

Itu adalah suara dari teman sekelasku, nona dari toko buku ini, Takasago Tomoe.

Hobinya adalah membaca, telepon genggam dan sepatu olahraga. Hari ini dia mengenakan apron untuk toko buku, dan sepatu olahraga kuning yang berteknologi-tinggi.

"Halo ~"

Aku membalasnya dengan santai, dia menunjukkan kepadaku rak buku light novel terbaru dan berkata:

"Ada buku baru yang masuk ~ tolong belilah sesuatu~"

Aku bisa melihatnya dari sini. Ada beberapa gadis di sampulnya.

Meskipun mereka semua tampak manis...

"Hum…."

"Hehe, pelanggan setiaku, apa yang mungkin sedang kau cari?"

Karena dia terlihat senang, tanpa ragu aku mengatakan masalahku kepadanya:

"Eromanga-sensei memintaku untuk mencari referensi seorang heroine yang bisa membuatnya bersemangat."

"Apa maksudnya itu?"

Tomoe nampak bingung, lalu dia berfikir sejenak:

"Maksudmu seperti 'Circlet Girl' atau 'Shakugan no Shana'?"

"Bahkan aku sudah memikirkan sampai sejauh itu sebelumnya."

Aku sudah membeli itu semua.

"Sebenarnya, itu seperti ini -----"

Aku mengatakan kepada Tomoe semuanya (selain dari bagian tentang identitas asli Eromanga-sensei.)

".... Um um, jadi seperti itu ya."

Tomoe menggaruk dagunya dan mengangguk:

"Intinya, untuk memberikan inspirasi kepada Eromanga-sensei, kau sedang mencari seorang gadis yang manis, berdada besar dan berambut hitam yang terlihat bagus ketika mengenakan apron dan sepatu olahraga."

"Bagian yang terakhir itu tidak penting."

"Lalu kau memutuskan untuk pergi ke toko buku Takasago, benar kan?"

Kau tidak mendengarkan semua perkataanku, kan ?

"... Bisa dibilang seperti itulah kira-kira."

Aku perlu membeli sebuah light novel dengan heroine yang manis didalamnya.

"Ehehehe, Aku bisa memaklumi itu."

"... Kenapa kau merasa malu ?"

"Eh, Bukankah kau datang kemari untuk memintaku menjadi model pada novel terbarumu?"

Aku tidak pernah mengatakan itu.

Aku kembali memperhatikan Tomoe dengan seksama.

Di depan mataku ada payudara yang tumbuh dengan baik, didukung dengan apronnya.

Aku mengakui kalau gadis ini, yang berumur hampir sama denganku, memiliki tubuh yang bagus.

Pertama, mukanya manis. Meskipun aku tidak menyadari itu sebelumnya, dia mungkin cocok dengan permintaan dari Eromanga-sensei.

"Eh? Apa? Kau akan menolongku?"

"Ya, karena, ini adalah permintaan dari temanku! Aku, aku tidak berencana untuk memasuki industri light novel! Aku hanya ingin berkontribusi untuk sebuah novel yang hebat! Itu saja!"

Aku rasa ini adalah apa yang kau pikirkan:

Kau sedang membayangkan dirimu sebagai karakter utama sebuah novel (dan kemudian menggantikan hidup mereka sesuai dengan keinginanmu). Seperti sebuah web novel.

Tomoe... kau... tertarik kepada hal itu?

"Maka dari itu aku akan jujur. Bisakah aku meminta bantuanmu?"

"Ya! Aku akan melakukannya!"

Tomoe tersenyum dan menepuk dadanya. Tindakan itu mengguncangkan dadanya sehingga untuk sesaat jantungku berdetak kencang.

Tomoe tidak menyadarinya atau mungkin tidak mempedulikannya, dia melanjutkan:

"Lalu? apa yang harus kulakukan?"

"Izinkan Eromanga-sensei untuk melihat celana dalammu melalui skype."

"Itu mudah! EH tunggu..! Apa, apa yang kau katakan? Itu tidak mungkin!"

Wow! Tomoe menjadi marah

"Dengan tujuan untuk menggambar ilustrasi erotis, Eromanga sensei ingin melihat gadis yang manis. Jadi izinkan dia untuk melihatmu dalam pose erotis."

Aku berkata serius kepadanya, tapi Tomoe menatapku dengan dingin:

"...............Bukankah kau yang ingin melihatnya?"

"Tidak, tidak. Bukan aku!"

Kenapa Elf dan Tomoe melihatku seperti ini!?

"Benarkah? Ini tidak seperti setelah berteman denganku selama bertahun-tahun, tiba-tiba kau menyadari pesonaku dan menimbulkan hasrat remajamu?"

"Kau terlau banyak membaca light novel yang memuaskan-dirimu!"

Ditambah lagi dengan aku yang benar-benar tidak tertarik dengan celana dalam gadis 3D.

Kau bertanya kenapa? Karena aku selalu mencuci celana dalam adikku selama setahun ini.

Aku menunjuk Tomoe dan berkata dengan jelas:

"Dengarkan baik-baik Tomoe, itu hanyalah sepotong kain."

"Kau bahkan bersikap seperti....! Seperti kau tinggal dengan seorang gadis setiap harinya!"

Tomoe memerah dan memakai tangannya untuk menutupi dadanya.

"Ba..bagaimanapun juga, tidak artinya tidak! Untuk apa kau memintanya kepada seorang gadis ?"

"Jadi itu tidak mungkin ya ~"

"Tentu saja itu tidak mungkin!"

Ketika aku sedang dimarahi Tomoe...

"Ah, Onii-san ~"

Seseorang memanggilku dari belakang.

*Tap tap tap*

Tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. Seseorang menutup mataku.

"Tebak siapa~?"

".......Megumi."

Segera setelah aku menjawabnya, tangannya melepaskan mataku. Pemilik suara itu muncul didepanku:

"Benar benar~"

Megumi muncul dengan senyum yang berkilauan.

Kekuatan penghancur yang menakutkan. Jika aku adalah orang lain, hatiku akan bisa ditaklukannya.

"Maaf membuatmu menunggu, Onii-san ~ Aku Megumi ~ sudah selesai mandi ~"

"Oke oke. Aku tidak memerlukan informasi tidak penting itu."

Persis seperti yang dia katakan, ada wangi menyegarkan yang berasal darinya.

Melihat percakapanku dengan Megumi, Tomoe memiringkan kepalanya dan bertanya:

"Mune-kun, siapa gadis cantik ini?"

"Ini adalah teman sekelas adikku---"

"Senang bertemu denganmu, Onee-san ~ Aku Jinno Megumi~!"

Megumi bersuara dan memperkenalkan dirinya..

"Silahkan panggil aku Megumi"

"Ah, benar... senang bertemu denganmu, Megumi-chan."

Tomoe memiliki reaksi yang sama sepertiku sebelumya. Tapi karena dia menambahkan 'chan', dia terdengar lebih ramah dariku.

Meskpun dia masih terlihat bingung, dengan cepat Tomoe kembali pulih.

"Aku Takasago Tomoe. Seperti yang kau lihat, aku adalah seorang pegawai dari toko buku ini. Aku adalah teman sekelas dari Mune-kun dan juga sebagai teman baiknya."

"Senang bertemu denganmu. Bolehkah aku memanggilmu Tomoe-chan, Onee-san?"

"To,Tomoe-chan? Ahahaha...Baiklah...kau mengagumkan."

"?"

... Dari percakapan barusan, Megumi adalah orang yang mendapatkan inisiatif pertama.

Meskipun aku berpikir bahwa Tomoe bagus dalam percakapan, tapi menghadapi ketua kelas tingkat teratas ini adalah hal yang terlalu berlebihan.

"Jadi, Megumi, ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu."

"Oh iya. Tentu saja kau pasti penasaran dengan hal itu, Izumi-sensei.""

Yap... mari mulai dengan itu.

"Kenapa kau memanggilku 'Izumi-sensei'---"

'Ehehe ~ itu?"

Megumi tersenyum nakal:

"Karena ini berhubungan dengan rencanaku yang baru, jadi aku akan memberitahumu dari awal. Beberapa hari yang lalu, ketika aku mengunjungi rumahmu, Aku melihat 'kalender Reinkarnasi dari Serigala Perak' itu."

Ah, Aku tahu.

Kenapa aku mengambil nama pena yang sama dengan nama asliku ? Seharusnya aku menggantinya.

"Setelah aku melihatnya... aku mem-posting itu di internet untuk melihat apakah ada seseorang yang mengenalinya ~ Dan kemudian muncul seorang fans dari Izumi Masamune, yang juga hadir di acara foto bersama."

"Eh? Benarkah?"

Tolong maafkanlah aku karena terdengar sangat senang sekarang.

A, aku punya seorang fans perempuan? Kira-kira siapakah dia?

Karena dia hadir di acara foto bersama, aku mencoba mengingatnya ---

"Omong-omong, dia seorang anak laki-laki."

"Anak laki-laki?"

Seharunya aku tahu! Hanya laki-laki yang datang ke acara tanda tanganku---

Tidak hanya itu, hanya laki-laki yang membaca novelku, ada 4 huruf ultra-besar EROMANGA[4] di sampulnya. Tentu saja tidak ada perempuan yang berani untuk membacanya.

"Anak laki-laki kecil, botak, apakah kau mengingatnya? Tinggi, pelajar SMA dan... "

"Ah...! Ya! ada seorang laki-laki botak diantara mereka!"

Orang sialan! Dia menjualku!

Tapi aku tidak membantahnya. Itu tidak bisa dibantah.

"Tapi seorang anak laki-laki SMA..."

Bukankah kau seorang gadis SMP? Mengetahui pertanyaan di hatiku, Megumi menjawab:

"Aku punya banyak teman laki-laki ~"

"...Ah, jadi begitu."

Tidak perlu untuk bertanya lagi.

"--- Kemudian, setelah aku bertanya banyak kepadanya, aku akhirnya menyadarinya. Apakah kau paham, Izumi-sensei?"

"Ha, iya, aku paham kenapa identitasku terbongkar."

Meskipun identitas asli Eromanga-sensei masih aman, Aku perlu bersikap hati-hati disini.

"Oke... mari ke topik utama. Apa hubungannya antara identitas asliku dengan rencana barumu untuk menjadi teman Sagiri?"

"Oke. meskipun aku tidak tahu darimana siapapun itu yang mengambil tempatku berasal ---"

Megumi mengangkat satu jarinya:

"Diantara teknik untuk berteman, hal yang paling penting adalah kau perlu untuk mengetahui targetmu. Bagaimana rupanya? Tipe orang seperti apakah yang dia suka? Apa hobinya? Informasi seperti itulah."

"Aku paham."

itu adalah sesuatu yang berasal dari seorang ketua kelas dengan 500 teman. Terdengar sangat meyakinkan.

"Benar. Kemudian -- aku sudah memikirkannya. Untuk menjadi teman dari Izumi-chan, aku memutuskan ---"

Ero Manga Sensei v02 120.jpg

"Untuk mempelajari lebih jauh mengenai novel-novel menjijikkan itu~!"

Untuk mempelajari novel menjijikkan itu --- novel menjijikkan --- Novel ---

Suara Megumi bergema didalam toko.

Lalu sunyi.

Aku. Megumi. Tomoe... Kami bertiga terdiam.

Akhirnya, Aku bertanya:

"Untuk menjadi teman Sagiri... kau... apa yang baru saja kau katakan?"

"Eh? Tidakkah kau mendengarkanku? Haaaaaaa itu tidak baik, Izumi-sensei. Aku akan mengulanginya sekali lagi, oke?"

"Untuk menjadi teman Izumi-chan, aku sudah memutuskan untuk lebih mempelajari mengenai novel-novel menjijikkan itu ~!"

....Sepertinya aku tidak salah dengar....

Dia mengatakan itu tepat didepan seorang penulis light novel...

...Tapi... bagaimana sebaiknya aku menjawabnya?

Ketika aku sedang berfikir...

"Hei, bocah. Katakan itu lagi."

Dengan suara yang bergetar, si nona toko buku melangkah kedepan, aura membunuhnya muncul.

Oh sial.

"To, Tomoe-chan?"

Megumi melihat kearah Tomoe yang menyeramkan, matanya melebar.

Ketika disaat yang sama, Tomoe mengeluarkan aura membunuh yang gila, wajahnya menunjukkan seringai yang kejam.

"Hohohoh... kau mengatakan sesuatu tentang menjijikkan... tepat didepan penguasa dari toko light novel...kukuku."

Aku mendengar sesusatu yang terdengar seperti suara tombol yang ditekan.

"Kau benar-benar beeeeeeerrrrraaaaaaaanii!!!!! Jangan memandang rendah kepada kami!"

"Wahwahwah!"

Dengan cepat aku menerapkan teknik kuncian sendi kepada temanku dari belakang, yang hendak menyerang seorang pelanggan.

"Gruuhhhhh! Mune-kun! Jangan menghalangiku! Lepaskan aku!"

"Tomoe! Tunggu! Tenanglah! Dia tidak bermaksud buruk!"

"HA!? Tidak ada maksud buruk ----? Seolah-olah aku bisa memaafkannya!"

Dalam hal ini, kau tidak bersalah.

"Pelanggan! Ada pelanggan selain dia disini! Oke, oke! Tenanglah, ya? Aku sangat menyukai Tomoe yang tenang dan ramah sebagai seorang karakter tambahan ~"

Beberapa saat setelah aku berperan sebagai anak kecil, akhirnya Tomoe kembali normal.

"Hoh~hoh~ aku merasa seperti baru saja dibujuk oleh seorang anak kecil."

"Itu hanya imajinasimu saja. Tenang, tenanglah."

Aku berpaling kepada Megumi:

"Kau juga. Minta maaf!"

"Ehehe, maaf ~ Aku menyesali keadaan ini. "

"Kau benar-benar tidak menyesalinya! Haruskah aku melemparmu dari jembatan Arakawa!?"

"Tidak mau. Menakutkan ~ Onii-san ~ Kau terlihat seperti seorang penjahat dari Adachi, daerah penegak hukum Arakawa."

"Sudah cukup, kalian berdua!"

Kau merusak reputasi dari area Adachi.

Bagiku, area ini penuh dengan kenangan dari orang tuaku, ibuku, dan kampung halamanku.

Aku tidab bisa menerimanya ketika seseorang menjelekkan mereka. Hukum dan peraturan berjalan semakin baik.

Singkatnya, akhirnya semua orang mulai tenang.

Aku memberitahu Megumi:

"Jangan menyebut novel dengan ilustrasi itu menjijikkan. Banyak orang akan marah jika kau melakukannya."

"Baiklah ~ lalu sebaiknya itu kusebut sebagai apa?"

"Light novel...yah, sebut saja begitu."

"Oke, aku akan menyebutnya dengan itu dimulai dari sekarang.

"Itu adalah yang terbaik."

Ini akan menjadi lebih mudah jika sebelumnya dia berbicara kepadaku daripada berkata dengan berbelit-belit.

"Lalu? Kembali ke topik utama... kenapa 'memperbaiki hubungan dengan Sagiri' ini berhubungan dengan mempelajari lebih dalam mengenai light novel?"

"Karena Onii-san dari Izumi-chan adalah penulis light novel, bukan?"

"Ya."

"Maka aku berpikir bahwa Izumi-chan pastinya sangat menyukai light novel, benarkan?"

"...........Mungkin?"

Benar, ada banyak sekali light novel didalam kamar Sagiri. Kebanyakan dari mereka bukan ditulis olehku.

"Itu pasti ~ aku berkata demikian, jadi tidak akan ada masalah."

Megumi menjawab dengan yakin.

"......Yah....mungkin...."

Setidaknya dia tidak membenci light novel. Karena pekerjaannya adalah sebagai ilustrator light novel.

"Aku mengerti."

"Oke? lalu, Onii-san, apakah kau mengerti kenapa aku memanggilmu kemari?"

"Tidak, tidak juga."

"Haaaaa......"

Megumi menjatuhkan bahunya, tapi dengan cepat dia kembali normal:

"Aku ingin untuk memiliki hobi yang sama dengan Izumi-chan. Tapi aku tidak tahu harus memulai dari mana, jadi aku memerlukan bantuan Onii-san."

"Ah, jadi begitu?"

'Ya."

...Gadis ini...

Aku paling suka dengan One Piece.

Dulu dia pernah mengatakan itu sekali.

Karena temannya menyukai itu, dia merasa dia seharusnya juga menyukai itu - kemudian dia akan menyukai itu dengan sendirinya - sampai dimana dia bisa memulai percakapan dengan itu - Jika seperti itu, maka aku tidak bisa memarahinya dengan berkata 'Itu terlalu terburu-buru' atau 'Kau tidak memahami apapun'...

Aku merasa bahwa perlahan-lahan aku mulai memahami Megumi lebih baik.

"Jika seperti itu ------"

Ketika aku akan menyebutkan saranku, Tomoe meletakkan tangannya di bahuku dan menarik kepalaku mendekatinya:

"Mune-kun! Kesini sebentar!"

"Apa?"

Hei, dadamu menyentuhku!

Tomoe menarikku ke sudut yang lain, dan berkata:

"Aku paham. Diantara para remaja hari ini, gadis ini masih bisa dipengaruhi dengan mudah."

"Berapa usiamu?"

"Tapi aku masih tidak bisa memaafkan dia karena perkataannya barusan."

"Maaf...jadi apa yang akan kau lakukan?"

Tolong, Jangan lakukan hal-hal buruk didalam toko.

Tomoe berkata dengan ekspresi licik:

"Gunakan light novel untuk menghancurkannya."

"A, apa?"

"Gadis itu kelihatannya memandang rendah light novel - jadi, kita akan menyeretnya kedalam lubang dan mengahncurkannya."

"Meskipun kata-kata dan perbuatanmu terdengar sadis, itu bukanlah ide yang buruk."

"Maka izinkan aku untuk datang ke sekolanya sebagai seorang misionaris, dan aku bisa mendapatkan banyak pelanggan."

"Aku menarik perkataanku. Itu adalah ide yang jahat."

Tapi itu adalah cara yang bagus untuk mengendalikan situasi. Gadis ini memiliki banyak teman.

Tomoe menjauh dariku dan berjalan kearah Megumi dengan senyum hangat, seperti-pebisnis.

"Pelanggan yang terhormat ~ aku sudah mendengar situasimu. Jika kau perlu sebuah light novel sebagai permulaan, maka silahkan melihat apa yang aku tunjukkan keadamu daripada apa yang dijual oleh penulis kelas-tiga itu."

"Ha, ha... Baiklah. Bisakau kau berkata dengan normal? Sungguh."

Nada bicara bisnis Tomoe yang menjijikkan membuat Megumi mundur. Dan siapa penulis kelas-tiga yang dibicarakannya?

Untuk beberapa sebab, Penilaian Tomoe terhadap 'Izumi Masamune' tergolong rendah.

Tetap saja... beberapa hal tersa sedikit aneh. Aku penasaran bagaimana ini akan berakhir?

Yah, Tomoe tidaklah terlalu buruk dalam hal rekomendasi, aku akan menyerahkan itu kepadanya.

"Maka aku akan berbicara secara normal. Silahkan datang kemari ~"

Dia memandu Megumi kedalam dan mengambil sebuah buku dari rak Dengeki Bunko.

" 'Hyper Hybrid Organization'[5] ini lumayan bagus!"

Ah! Ini!

"Kau boleh melihatnya, jika tidak sesuai dengan dengan seleramu maka jangan dipaksakan, adalah hal yang bagus untuk mengambil sesuatu yang kau suka. Selamat bersenang-senang dalam membacanya. Berikutnya ini --- 'Melarikan Diri dari Sekolah'[6]."

Dia benar-benar melakukannya dengan serius, itu semua adalah mahakarya.

Tapi...yah, untuk sekarang aku akan diam saja.

"Rekomendasiku berikutnya adalah ini 'R.O.D!' Gadis! Read! Or! Die![7]"

...Tomoe selalu senang ketika dia menyarankan sebuah buku.

Berbagi apa yang kau suka dengan orang lainnya.

Ketika aku menulis novel, aku juga melakukan hal yang sama.

Setelah itu, Tomoe merekomendasikan beberapa novel lainnya tentang cinta dan jenis lainnya kepada Megumi.

Megumi kewalahan dengan perkataan si nona, dia hanya bisa mengikuti.

"Berikutnya adalah 'Legenda Fantasi Pedang Iblis[8]'! Ini adalah salah satu yang paling banyak terjual!"

".....Setelah melihat rekomendasimu, aku ingat. Kau menyukai penulis ini."

"Ya, Aku adalah penggemar beratnya. Saat ini, musim kedua dari animenya sedang ditayangkan. Ini adalah light novel yang paling sesuai untuk pemula."

Tomoe tertawa jahil.

Persis seperti adikku, Tomoe terlihat paling manis ketika dia berbicara tentang hal-hal favoritnya dan tersenyum.

Hanya saja ---

"Tomoe, aku pikir ini sudah cukup. Dia akan menjadi bingung apabila kau terlalu banyak memberinya rekomendasi."

"Ah, kau benar" kata Tomoe.

"Jangan khawatir! Aku benar-benar bisa! Semua ini demi menjadi teman Izumi-chan! Aku akan membeli mereka semua! Meskupun aku tidak benar-benar paham buku-buku ini yang penuh dengan teks - tapi selama ini adalah sesuatu yang disukai oleh temanku, tidak mungkin aku tidak menyukai mereka juga."

Gadis ini juga mencoba melakukan yang terbaik.

Jika Elf berada disini, dia mungkin akan menyebutkan nama skill yang terdengar-keren untuk Megumi.

"Aku senang mendengarnya. Tapi aku tidak bisa membiarkan seorang gadis SMP memakai uang terlalu banyak. Hari ini kau hanya boleh membeli lima.. tidak, hanya tiga buku. Kau juga tidak bisa membaca terlalu banyak bukan. Jika menurutmu mereka bagus maka kau bisa datang lagi kesini."

Sebenarnya, aku berencana untuk mengajak Megumi ke perpustakaan. Tapi karena putri pemilik toko buku ada disini maka hal itu menjadi tidak mungkin.

"Tiga buku yah.... Aku ingin setidaknya satu buku dari Izumi Masamune-sensei."

"Jika kau memerlukan bukuku, Aku akan memberikannya langsung kepadmu."

"Sungguh?"

"Ya. Jadi gunakan uang sakumu untuk membeli buku yang kau suka."

"... Terima kasih. Onii-san, kau benar-benar baik."

Megumi tersenyum manis kepadaku.

"Ehehe ~ bagaimana dengan ciuman?"

"Itu sudah terlalu jauh untuk sebuah candaan."

"Ah, sayang sekali. Jika kau berkata 'baiklah' maka aku benar-benar akan menciummu."

"Kau pasti bercanda."

Meskipun aku mngeatakan itu, tapi...sial, aku benar-benar merasa sedikit menyesal.

Aku tidak menyukainya...gadis ini...

"Uhuh. Lalu akan mengambil dua buah dari yang pertama... dan yang terakhir dari rekomendasimu."

"Baiklah ~ terima kasih karena sudah datang kemari ~."

Setelah dia menerima uangnya, Tomoe berkata kepada Megumi dengan nada penuh perhatian:

"Sampai jumpa besok, Megumi-chan."

"Eh? Besok?"

"Uhm. Bukan apa-apa - Sampai jumpa."

"? ---- Sampai jumpa, Tomoe-chan."

Itu adalah petemuan pertama mereka, tapi mereka sudah memiliki hubungan yang baik.

Setelah kami meninggalkan toko buku Takasago, kami pergi ke rumah keluarga Izumi untuk memberikan buku ku kepada Megumi.

Di perjalanan, Megumi bertanya kepadaku:

"Onii-san~. Apa maksud dari Tomoe-chan ketika dia mengatakan 'sampai jumpa besok'? Aku merasa dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku..."

"Kau akan segera mengetahuinya."

Aku tersenyum dan menolak untuk mengatakan jawabannya.

* * * * *

50%

Catatan Penerjemah dan Referensi

  1. 5.00 p.m = 17.00 (jam 5 sore).
  2. Writer block : Sebuah keadaan dimana seorang penulis tidak mampu untuk melanjutkan pekerjaannya. | Lebih lanjut
  3. Salah satu game RPG yang dikembangkan oleh Square. | Lebih Lanjut
  4. エロ漫画
  5. http://ja.wikipedia.org/wiki/Hyper_Hybrid_Organization
  6. http://www.baka-tsuki.org/project/index.php?title=Gakkou_wo_Deyou
  7. http://en.wikipedia.org/wiki/Read_or_Die
  8. GensouYoutouden- 幻想妖刀伝..



Mundur ke Bab1 Kembali ke Halaman Utama Maju ke Bab 3