Oregairu (Indonesia):Jilid 7 Bab 8
Bab 8: Meskipun begitu, Hayama Hayato tidak memilih demi dirinya sendiri
Sudah pagi di hari ketiga karya wisatanya.
Hari ini adalah hari dimana semua orang bisa bergerak sesuka mereka. Karena kamu tidak dibatasi hanya dengan teman sekelas atau sekelompokmu, kamu bisa menghabiskan sepanjang hari dengan orang lain seperti dengan teman seklubmu. Pasangan bahkan juga bisa pergi bersama untuk menghabiskan waktu mereka saling bermesraan. Kelihatannya kamu juga boleh mengunjungi Osaka dan Nara yang berarti kamu tidak hanya dibatasi dengan Kyoto. Selama kami diberikan kebebasan otonom, semuanya tidak masalah. Sendirian juga tidak masalah.
Perasaan euforia ini membuatku cepat terlelap.
Di tengah tidurku, aku ingat Totsuka mencoba untuk membangunkanku, tapi memori kaburku sepertinya berisikan aku memberitahu Totsuka “Pergi saja dulu, aku akan menyusul.” Aku bahkan juga mengucapkannya dengan cara yang keren.
Alhasil, Hayama, Tobe dan Totsuka pergi menyantap sarapan bersama-sama dan aku memutuskan untuk menutupi kekurangan tidurku dalam sedikit waktu yang masih tersisa untukku.
Tapi, aku tidak bisa terus tertidur. Bukan masalah besar tidak pergi menyantap sarapanku, tapi faktanya adalah kami akan berganti tempat penginapan hari ini. Itu berarti aku harus mengepak barang-barangku dan meletakannya di lobi sehingga barangku bisa diangkut.
Aku mengucapkan salam perpisahanku pada futon kecil yang senang memanjakan kemalasanku dan setelah aku bangun, aku menyiapkan baju-bajuku. Setelah menyelesaikan urusanku di kamar mandi, aku mengganti bajuku sambil membereskan barang-barangku.
…Baiklah, setelah menyelesaikan ini, aku hanya perlu makan sarapan, kembali ke kamar, dan aku akan siap untuk pergi. Aku baru saja akan mengambil asupan harian pagiku jadi aku menguap selagi aku berjalan keluar kamarnya.
“Pagi, Hikki!”
“Yo.”
Otakku masih di tengah proses boot up[1] karena rasa kantukku, jadi aku tidak menanyakan alasan mengapa Yuigahama berada di pintunya.
“Oke, ayo kita pergi!”
Dia betul begitu energetik sepagi ini.
“Aah, aku perlu makanan… aku rasa makanannya di aula makan. Apa itu di lantai dua?”
“Tidak, tidak, aku membatalkan sarapan pagiku.”
“Membatalkan, huh… apa yang kamu bilang?”
Setelah mendengar kata-kata yang tidak familier denganku, aku akhirnya tersadar. Apa yang kamu maksud ketika kamu bilang kamu membatalkan sarapan pagi? Ini bukanlah sebuah game berkelahi hajar-mereka, jadi tidak mungkin aku akan jatuh tanpa perlawanan.
“Batal, kamu bilang? Kamu tahu, energi dalam satu hari itu datang dari sarapan. Melewatinya tidaklah begitu menyehatkan.”
“Kamu benar-benar serius tentang hal-hal teraneh…”
Yuigahama terlihat seperti dia menyerah berunding denganku. Malahan, dia menegakkan dirinya dan mulai mendorongku kembali ke dalam kamar.
“Ya, ya, cepatlah dan susunlah barang-barangmu jadi kita bisa pergi keluar.”
“Tunggu, aku masih bingung tentang apa yang sedang terjadi disini…”
Tapi, karena berkat keberuntunganku memiliki barang yang sedikit, aku sudah siap berkemas-kemas. Itu bukanlah masalah besar, tapi aku hanya melakukan hal yang disuruh dan kembali ke dalam kamarku untuk mengambil barangku.
“Oke, ayo kita pergi letakkan itu di lobi dan pergi keluar.”
“Tentu, ayo kita lakukan itu, tapi makanan…”
Aku menanyakannya tapi Yuigahama mulai bersenandung dan terlihat bersemangat untuk pergi berkeliaran di kota sementara tidak pernah mendengarkanku. Dia terus bersenandung dan pergi duluan.
Um… bagaimana dengan makananku…?
Catatan Translasi
<references>
- ↑ Mengaktifkan kompi