Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Jilid 2 Bab 3
Bab 3
Sepulang sekolah, beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan adikku di dalam ruang terkunci.
[Nii... ada apa?]
Seperti biasa, Sagiri masih memakai headphone nya
Disamping baju tidur bermotif bunga yang manis, hari ini dia memakai sweater putih.
Karena beberapa sebab, dia juga sekarang mencoba untuk mengenakan jenis pakaian ini dirumah.
-- Aku merasa bahwa pakaiannya sekarang menjadi lebih dan lebih terbuka.
Meski aku merasa senang setiap kali kami bertemu, aku merasa itu sedikit tidak bisa dipercaya.
Pertama Elf dan berikutnya Megumi.
Apakah karena dia memulai pertemanan? Tapi apa hubungannya antara itu dan pakaiannya?
Ah sudahlah. Lagipula itu bukanlah hal yang buruk.
"Ah...sebenarnya, ada sesuatu yang ingin kusampaikan."
Aku menyembunyikan tabletku dibelakang dan tersenyum.
[Apakah itu...akan memakan waktu yang lama?]
"Ah, tidak. Itu akan cepat."
[Begitukah? Maka silahkan katakan itu dulu.]
"Aku duluan?"
Aku memandanginya.
[...Uh huh.]
Sagiri tersenyum kepadaku:
[... Aku juga punya sesuatu yang ingin kutunjukkan kepadamu.]
Wow. Sebuah kebetulan.
Adikku akan menunjukkan sesuatu... jantungku berdekat cepat... aku penasaran hal apakah itu?
Tiba-tiba Sagiri melihatku dengan ekspresi datar:
[...Nii, kau sedang memikirkan sesuatu yang mesum lagi.]
"Tidak, tentu saja tidak."
[...Tidak, itu bukanlah apa yang kaupikirkan.]
Sagiri cemberut dan memerah.
"Oke. Maka izinkah aku berkata terlebih dulu."
Aku menunjukkan tablet dibelakangku:
"Clang clang ~! Lihatlah!"
[Ah...ini...]
"Ya! Outline novel! Akhirnya aku menyelesaikannya!"
Layar menampilkan outline novel yang sudah selesai.
Aku juga menggunakan ilustrasi dari Eromanga-sensei. Itu terlihat lumayan cantik.
Ada banyak perubahan didalamnya, dengan heroine baru, dan isi yang lebih banyak.
Ditambah lagi ada lembaran karakter. Itu sudah seperti sebuah outline manga.
"Aku menaruh banyak keyakinan disini. Ini adalah outline novel pertamaku. Haha ~ semuanya ini berkat Eromanga-sensei."
Aku menunjukkan itu kepadanya sambil menggaruk hidungku.
Sagiri mengambil tablet dan berkata:
[...Aku tidak kenal seseorang dengan nama itu.]
Kenapa kau mengatakan itu sekarang? Itu bisa selesai karena usahamu juga.
Juga terrima kasih kepada Elf dan Megumi untuk pengorbanan mereka kepada Eromanga-sensei.
Karena mereka, Eroamgan-sensei menjadi bersemangat dan bisa menggambar banyak ilustrasi yang manis dan super erotis.
Karena ilustrasi-ilustrasi itu, aku akhirnya bisa melewati writer block -- dan menyelesaikan outline novel ini.
""Yang tersisa sekarang adalah menyerahkan ini kepada editorku, dan menunggu hasilnya!""
Aku sudah menghubungi Kagurazaka-san, dan dia berkata [Selama outline novelmu dapat diterima, kau bisa segera menerbitkannya]....jika semuanya berjalan dengan baik, kami bisa memulainya dengan segera.
[Bwuuuu....]
Sagiri mengguman.
Mungkin karena aku terlalu melebih-lebihkan tentang pertemuan dengan editor yang seperti 'pertarungan melawan malaikat maut'.
"Itu adalah outline yang kita buat bersama, jadi aku ingin menunjukkan itu kepadamu sebelum mengirimnya kepada editorku."
[...Aku mengerti. Aku akan melihatnya nanti.]
Sagiri mengangguk dan dengan lembut memeluk tablet itu di dadanya.
[Itu pasti bisa. Karena kita sudah mencoba melakukan yang terbaik.]
"Kau benar."
Aku juga menjadi emosional.
Karena kami berdua sudah berusaha keras untuk mimpi kami.
Satu langkah pertama selalu membuat orang senang, lebih dari apapun.
"Itu saja yang ingin kukatakan. Apa yang mau kau tunjukkan kepadaku?"
[...Um...ini...eh...]
Sagiri meletakkan tablet kesamping dan merangkak ke pojokan, lalu mengambil sebuah kotak kecil, yang memiliki roda dibawahnya.
Aku tidak melihat itu disaat terkahir kali aku berada disini.
Dengan kata lain, dia membawa itu kemari disaat aku tidak berada dirumah.
"Apa...ini?"
[Pakaian cosplay.]
Sagiri membuka kotak itu.
[Nii... lihatlah ini.]
Dia sedikit memerah, lalu mengeluarkan ----
Sebuah camisole[1] putih.
"Ehhhhhh?????"
Aku sangat terkejut sampai mengeluarkan jeritan yang aneh.
Apa, jenis pakaian erotis apa itu? Itu setengah-transparan!!
Adalah pikiran yang terlintas didalam kepalaku.
Aku dapat membayangkan Sagiri mengenakan pakaian erotis itu.
Remaja yang mengenakan pakaian khusus-dewasa ini, tidak diragukan lagi akan menarik banyak sekali perhatian.
...Bwuuuuu...
"Sa, Sa, Sagiri….ini?"
Dengan suara yang bergetar, aku mencoba untuk bertanya. Sagiri terlihat seperti dia ingin mengatakan 'Apakah ini terlihat bagus?' dan berkata:
[Aku merasa ini sempurna - apa pendapatmu?]
"A, a, apa maksudmu?"
Jawaban apa yang sebaiknya kukatakan? Aku sangat bingung sampai aku tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Ini...ini...
"Meski aku setuju bahwa ini terlihat manis...tapi kau tidak bisa memakai itu! Itu terlalu erotis!"
[Eh? Oh?]
Hanya sekarang Sagiri baru merespon.
Dengan cepat dia memerah dan mencoba membantahnya:
[Eh? Eh? Mesum! Nii, nii, nii-san...Kau selalu! Mesum! Pakaian ini hanya sebagai referensi untuk gambarku! Bukan untukku, untuk heroine di novelmu!]
Kelemahan Eroamga-sensei adalah dia hanya dapat menggambar apa yang sudah dilihatnya.
Jadi dapat dipahami bahwa dia akan memerlukan pakaian seperti ini sebagai referensi - tidak, tidak, tidak!
"Kau akan memakai camisole setengah-transparan ini dan akan menghasilkan sebuah gambar dari dirimu, kan?"
[Iya! Tapi jangan katakan itu keras-keras!]
Sagiri mencoba memukulku.
[Aku bukanlah orang mesum! Kau...nii-san, kaulah orang yang membayangkan aku mengenakan ini dan melakukan hal-hal mesum... Kaulah yang mesum!]
"Itu benar kalau aku membayangkanmu mengenakan pakaian ini, tapi aku tidak pernah membayangkan dirimu melakukan hal-hal mesum."
[Kau baru saja mengatakannya!]
"Aku hanya mengulangi perkataanmu!"
Oh sungguh... Adik perempuanku ini.........!
'Pakaian Sagiri' adalah sesuatu yang tidak bisa kukendalikan, jadi aku perlu bertanya.
"Omong-omong, darimana kau mendapatkan sesuatu seperti ini? Apa kau membelinya melalui internet?"
Karena ini adalah kesempatan yang bagus, mari lihat jika ---
[Ibu membeli itu untukku...]
"Ha?...Ibu....?"
[....Ya.]
"...Begitu rupanya."
Tidak mungkin mengakses Amazon dari akhirat. - adalah pikiran yang tiba-tiba muncul di benakku. Yang berarti bahwa dia membeli itu ketika dia masih hidup.
Tapi....tapi....tapi itu malah menjadi lebih aneh!
"Maksudmu bahwa ibumu, seseorang yang hanya sedikit lebih besar darimu, dan sangat cantik dan sopan, rapuh, dan juga yang selalu tersenyum seperti seorang dewi...? Dia membeli pakaian erotis ini? Untukmu? Ketika kau masih dibawah umur?"
[Ya!]
"....Sungguh?"
Aku tidak percaya! Ini sungguh luar biasa!
[Itu, itu benar! Semua ini cocok kepada ibu, jadi mereka seharusnya juga cocok kepadaku ketika aku menjadi dewasa. Dia membelikanku banyak pakaian, dengan ukuran yang berbeda-beda!]
"Banyak pakaian erotis?"
[Ada banyak pakaian non-erotis juga! Seperti baju wool sebelumnya!]
Tidak. Aku sedikit berfikir, pakaian itu juga erotis.
"Uhm....ugh...."
Aku menepuk wajahku.
Sagiri berfikir bahwa aku tidak yakin, dengan cepat dia menambahkan:
[Aku, aku berkata yang sebenarnya. Itu tidak mungkin...]
"Tidak, aku percaya kepadamu. Kau tidak akan berbohong kepadaku. Aku hanya....hanya....sedikit shock. Aku akan baik-baik saja, beri aku waktu semenit."
Ah....ha...sungguh...ini...mungkin saja benar-benar terjadi.
Sekarang, banyak pertanyaanku diwaktu sebelumnya telah terjawab.
Darimana Sagiri mendapatkan pakaian yang begitu banyak?
Kenapa ilustrasi Eromanga-sensei memiliki banyak pakaian erotis?
Dan alasannya? ...Karena ibunya sudah membeli banyak sekali pakaian erotis untuknya.
Karena dia memakai pakaian itu dan membiarkan Sagiri melihatnya.
Ibu....oh ibu....
Itu benar bahwa kau sangat cantik, tapi hobimu itu...
Aku hanya bisa melihat ke langit dan diam-diam menyatakan penyesalanku.
Jika aku salah melakukan itu, ibunya, yang sedang memberkati kami dari surga, mungkin saja mendapatkan masalah karena rahasia-ero dia telah terungkap.
Siapa yang mengira bahwa pekerjaan Sagiri sebagai Eromanga-sensei karena pengaruh yang besar dari ibunya?
Eromanga-sensei sangat ero.
Ibu Eromanga-sensei kurang lebih juga ero.
Akhirnya aku melihat kebenaran dari dunia ini.
Rasa hormatku kepada ayahku meningkat. Benar benar seorang pria, bisa mendapatkan istri seperti ini di dalam kehidupannya.
Diwaktu mendatang, kuharap aku juga bisa mendapatkan istri yang manis dan ero seperti dia.
"--- Maaf untuk yang tadi. Aku baik-baik saja."
[...Kau tidak terlihat baik-baik saja dimataku.]
"Sebenarnya, aku masih sedikit terguncang, tapi tidak apa-apa. Mari kembali ke topik utama kita."
[Uhm...oke...Uhuk uhuk.]
Sagiri mengambil camisole dan berkata:
[Aku berencana untuk membuat sebuah karakter berdasarkan dari Elf yang memakai ini - bagaimana menurutmu?]
Dia tertawa dengan riang, sedangkan aku...
"Yah... kupikir warna ini lebih baik akan cocok dengan heroine utama."
[Begtiukah? Aku berencana untuk membiarkan Imouto-chan memakai ini....]
Sagiri menggali isi kotak dan mengambil sesuatu keluar.
[Bagaimana dengan ini?]
"Apa itu?"
Meski...meski aku tahu apa itu pada saat aku melihatnya...tapi... apakah ada sesuatu yang salah dengan mataku?
[Shimakaze-chan[2]! Ini adalah kesukaanku!]
"Ibu melakukan itu lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!!!"
Aku ingin sekali mengirimkan dokumen protes kepada ibunya di surga karena meninggalkan pakaian cosplay yang sangat berbahaya ini untuknya.
- * * * * *
Setelah itu, aku kembali ke ruanganku. Tidak lama kemudian, aku mendapatkan panggilan skype dari Sagiri.
[Aku sudah membaca outline novelnya...itu sangat bagus.]
Pujian yang tinggi.
"Benarkah! Maka aku akan segera mengirimkan itu kepada editorku!"
Penuh dengan keyakinan, dengan cepat aku menambahkan kata "Aku menunggu jawabanmu" ke dalam outline novel, dan mengirim e-mail itu ke editorku. Beberapa menit kemudian, aku mendapat balasan yang isinya 'Datanglah ke dapertemen editorial besok'.
Maka, dihari berikutnya, aku duduk dihadapan editorku.
"................"
"................"
Outline novelku berada diantara kami, suasananya hampir tidak dapat kutahan.
Setelah beberapa salam resmi, Kagurazaka-san mulai membalik halaman outline ku.
Balik. balik. Satu halaman. Halaman lainnya.
Dengan perlahan senyum muncul di wajahnya.
Aku tahu ekspresi ini dengan baik. Dia akan mengatakan 'ditolak' lagi.
Aku hanya menunjukkan outlin novelku... tapi wanita didepanku ini memberikanku perasaan seperti Raja Neraka yang akan mengatakan putusannya.
Hanya melihatnya... dia terlihat seperti Malaikat maut disaat sebelum dia mencabut nyawaku.
'Izumi-sensei ---"
Sang Malaikat maut berkata.
Aku menelan ludah.
Kagurazaka-san meletakkan outline novel.
Melihat tampang tidak senangnya, aku sudah hampir kehilangan semua harapan ----
"---- Kita bisa memakai ini."
"Eh? Benarkah?"
Kau tidak akan menolaknya?
"Ya. Meski aku sungguh ingin bertanya kenapa kau memutuskan untuk meninggalkan light novelmu yang bertema pertarungan itu, tapi yang ini punya daya tariknya sendiri. Pesona heroine-nya bisa masuk dengan sendirinya kedalam hati para pembacanya. Ditambah lagi, ini adalah proyek kerjasama dari Izumi-sensei dan Eromanga-sensei, akan menjadi hal yang sia-sia untuk menolaknya."
Tiba-tiba Kagurazaka-san membuang ekspresinya yang biasa, dan berkata dengan serius:
"Sebagai editormu, aku menjamin kepadamu bahwa ini akan menjadi sukses."
"Apa... apakah itu..."
"Sebenarnya, kemarin, setelah kau mengirim email, aku sudah berencana untuk menghubungimu..."
"Menghubungiku?"
"Izumi-sensei! Selamat!"
"Maksudmu..."
"Ya! Penerbit berkata mereka sudah siap!"
"Aku lulus...."
Aku mengepalkan tanganku --
"Aku luluuuuuuusssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss!!!!"
Teriakan kebahagiaanku menggema di dapertemen editorial.
Aku lulus! Kau lihat itu Sagiri? Eromanga-sensei!
Apa yang kta lakukan adalah hal yang benar!
"Kau lulus, Izumi-sensei!"
"Terima kasih! Terima kasih banyak!"
Dengan senang aku berjabat tangan dengan editorku, dan juga denagn editor yang lainnya.
Wow wow Prok prok prok
Selamat! Selamat!
Ucapan selamat berlangsung selama beberapa menit.
Menggaruk belakang kepalaku, aku hanya bisa menjawab dengan 'terima kasih banyak' tanpa henti.
"Selamat, Izumi-sensei."
Disaat kehebohan sudah mereda, Kagurazaka-san berkata kembali.
"Ya!"
Sepertinya malaikat maut yang terkutuk hari ini berubah menjadi seorang malaikat.
"Maka, silahkan bersiap untuk menerbitkan itu pada bulan Mei tahun depan."
Eh?
"Eh... apa yang baru saja kau katakan?"
Bulan ini bulan Juni, bukan? Bagaimana bisa novelku dijadwakan untuk terbit dibulan Mei?
"Novel terbaru Izumi-sensei akan diterbitkan dibulan Mei, tahun depan! Hampir setahun berikutnya!"
"............................"
Aku bersumpah bahwa ekspresiku sangat menabjubkan.
Mungkin sebuah ekspresi yang datar, dan kosong.
Kepalaku berputar...apa yang baru saja kudengar? itu terdengar seperti aku paham, tapi kepalaku tetap berusaha menolak untuk memahami kata-kata itu.
Diwaktu yang sama, editorku masih terus menyelamatiku:
"Selamat, Izumi-sensei! Ah~ seperti yang diharapkan dari seorang penulis yang pantang menyerah, sangat bagus! Untuk bisa membuat outline novel baru secepat ini! Penulis sepertimu ini langka! Selamat! Selamat!"
Aku merasa bahwa dia benar-benar menyelamatiku dari dasar hatinya.
Selamat! Novel baru yang lainnya!
Dia benar-benar tidak punya maksud buruk.
"....................."
"Tentu saja naskah yang sudah selesai masih perlu untuk diedit - oh iya, bisakah kita melakukan konsultasi resmi untuk pekerjaan baru ini pada waktu setengah tahun mendatang?"
Sampai saat itu, tidak ada yang bisa dilakukan.
Itu adalah maksud dari perkatannya barusan.
"..................."
Tidak ada pekerjaan berarti pemasukanku menjadi 0.
Pekerjaan sialan ini! Aku bisa menyandang status pengangguran kapan saja!
Tapi... ini... ini bukanlah seperti pengalaman pertamaku...
Ini sudah kualami selama ini. Jika aku mengirimkan itu kepadanya lebih cepat, aku sudah pasti ditolak. Sekarang, aku diterima, tapi aku perlu menunggu satu tahun.
Orang lain mungkin berkata bahwa ini adalah hal yang bagus selama kau bisa menerbitkan itu.
Tapi kami tidak punya tabungan di bank, tidak ada koneksi, dan tidak ada keluarga. Kami hanya hidup dari penghasilanku. Kami akan tamat jika aku kehilangan pekerjaanku.
Ini mengerikan....mengerikan.....mengerikan!!!!
Aku tidak bisa menjadi depresi disini! Aku perlu melakukan sesuatu!
"Mengenai itu...."
"Hm? Ada apa?"
"Mengenai tanggal terbit novelku, kenapa itu sangat lama?..."
"Karena penulis lainnya juga mencoba berusaha melakukan yang terbaik, jadi tempatmu terdorong mundur jauh kebelakang. Aku tidak bisa menahan tempat itu kosong selamanya."
Sungguh? Tapi dalam kasus ini tidak ada yang dapat kulakukan.
"Tapi... kau berkata bahwa kau akan menyisakan satu tempat untukku?"
"Tempat itu sudah diisi beberapa hari yang lalu."
"Ke, kenapa?"
"Ah, ini sedikit memalukan. beberapa hari setelah aku mengirimkan e-mail itu kepadamu, penulis terkenal yang lain mengambil tempat itu."
"Ugh....."
Tapi kau mengatakan kau menyisakan satu tempat untukku! Aku benar-benar ingin meledak sekarang, tapi aku berusaha untuk bersikap tenang.
Perlu untuk....tenang....tenang....tenang....
Penulis terkenal lainnya mengirim hasil kerjanya ya...
begitukah.... jadi begitu ya...
Ini...sangat susah untuk diterima.
Aku sudah merasa lelah, tapi aku mencoba untuk menanyakan satu pertanyaan lagi:
"Omong-omong, bolehkah aku bertanya siapa penulis terkenal itu?"
"As[3] dari light novel tipe-pertarungan, Muramasa-sensei."
".......Mwu....."
Aku berdiri, menaruh telapak tangaku di kepala, melihat ke atas dan ----
"Muramasaaaaaaaaaaaaa!!!! Aku tahu!!! Orang sialan itu lagi!!!!!!!!!!!! Aaaaarghhhhhhhhh!!!!"
Didalam departemen editorial, jeritan kematian dari Izumi Masamune bergema terus dan terus.
- * * * * *
[.......Nii-san, kau menganggur lagi?]
"Tidak, jangan gunakan kata itu!"
Aku membantahnya dengan reaksi yang sama seperti ketika Elf berkata kepadaku untuk 'mati'.
"Tolong jangan mengatakan seorang penulis tanpa pekerjaan itu pengangguran."
[Meskipun kau mengatakannya dengan manis, kenyataan tidak akan berubah. Kau tidak punya pekerjaan sekarang....sama sepertiku.]
".....Yah, kau benar."
Sekarang, aku sedang berhadapan dengan adikku - didalam ruang terkunci.
'Segel' dia sepertinya melemah, dikarenakan fakta bahwa dia mengizinkan aku untuk masuk.
Atau mungkin karena percakapan ini memiliki nilai yang penting untuk kami.
Karena adik perempuanku - Sagiri - yang juga partnerku - Eromanga-sensei.
Karena aku tidak punya novel baru, pendapatan Eromanga-sensei juga menjadi 0.
Dia menaikkan volume suaranya, dan berkata:
[Omong-omong, siapa itu Muramasa-sensei yang kau bicarakan?]
"Senju Muramasa-sensei. Seorang penulis dengan peringkat yang lebih tinggi dariku."
Sagiri melihat ke rak bukunya. Lalu matanya berhenti di novel laris dimusim ini 'Legenda Pedang Iblis Fantasi' .
"Ya, dia adalah penulis dari novel itu."
[Tentu sajaaku tahu itu... tapi, apakah dia hebat?]
"Sangat hebat."
[....Sangat hebat?]
Agar dia bisa lebih mudah memahaminya, aku berfikir sejenak dan berkata:
"Dia bahkan lebih terkenal dari Yamada Elf-sensei disebelah...apa sekarang kau paham?"
[....Sehebat itu?]
Bisa dimengerti kenapa Sagiri terkejut, karena aku membandingkan dia dengan Yamada Elf-sensei, yang novelnya sudah dibuat mejadi anime, dan seseorang yang sepuluh kali lebih terkenal dibandingkan diriku.
Yamada Elf-sensei - penjualannya mencapai satu juta, seseorang yang memegang titel Novelis Terhebat.
Akan tetapi, Muramasa-sensei...pada standar Elf, penjualan dia sudah mencapai puluhan juta, yang membuat dia mendapatkan title Novelis Paling Hebat.
"Kenyataannya, dia berada beberapa level diatasku."
[...Seseorang sehebat itu mengambil tempatmu?]
"Benar. Itu sudah berjalan beberapa lama. Setelah perjuangan yang panjang, outline novel kita berhasil lulus, tapi orang ini..."
Aku meninju lantai.
"Dia sudah mendapatkan sebuah mahakarya, tapi dia tetap saja menulis yang baru. Cepatlah selesaikan 'Legenda Pedang Iblis Fantasi' itu, sialan! Muramasa sialan ini! Itu adalah tempatku! Dia berani menendangku keluar!"
[...Kau seharunya menyalahkan dirimu sendiri sebelum menyalahkan orang lain.]
"Apa?"
Aku meletakkan tangaku yang sakit didadaku...Sagiri...dia mengatakan itu.
"Bukan seperti itu! Kau tahu! Orang ini, orang ini... dia lebih terkenal daripada aku ---- tapi dia selalu mencoba memulai pertarungan denganku!"
[...Mencoba bertarung denganmu? Kapan?]
"Pertama, nama pena kami sangat mirip."
Izumi Masamune. Senju Muramasa.
[....Sekarang kau mengatakan itu, mereka memang sangat mirip.]
"Benar kan? Lalu, gaya penulisan kami hampir sama."
[Keduanya adalah genre pertarungan dengan sedikit komedi...ya, mirip.]
Bahkan suasana di novel kami, nama panggilan karakter kami juga mirip.
Dia menulis di genre yang sama denganku, tapi Muramasa-sensei tidak pernah muncul di acara penghargaan, karenanya aku tidak pernah bertemu dengan dia sebelumnya... singkatnya, dia benar-benar orang asing.
Saat aku membaca bukunya, aku merasa 'buku ini seperi bukuku, itu sangat bagus'.
Mudahnya....itu seperti aku menulis sebuah mahakarya lalu melupakannya, kemudian aku membacanya lagi - seperti itulah.
"Ditambah lagi skill 'menulis cepat' dia juga tinggi. Dan dia juga 'seorang novelis muda yang masih sekolah' seperti aku."
- * * * * *
Aku pernah mendengar bahwa 'diantara penulis muda, As-nya adalah Muramasa-sensei.'
"Lihat? Dia benar-benar mencoba menantangku untuk bertarung!"
[Tidak juga....kupikir....atau mungkin....]
"Mungkin?"
[Bertukar?]
"....Adikku yang kusayang...apa yang baru saja kau katakan?"
Aku merasa bahwa aku akan menginjak sebuah ranjau yang besar.
[Jika aku menggunakan pokemon sebagai patokan, dia punya Garchomp, dan kau akan punya Scizor, apa kau paham?]
"Tolong gunakan bahasa yang dapat kumengerti!"
[Maksudku kau tidak bisa mengalahkan Muramasa-sensei, itu saja.]
"Terima kasih banyak untuk penjelasannya yang sangat-mudah-dipahami! Arghhhhh! Sudah cukup!"
Aku menutup telingaku dan mulai berguling dilantai, berteriak.
"Semua orang berkata seperti itu juga! Ketika aku menjual bukuku mereka berkata bahwa aku meniru Muramasa-sensei, bahwa aku hanya seorang peniru! Karena itu aku tidak berani mencari tentang diriku di Google! Jika ini seperti Final Fantasy, Masamune seharunya lebih kuat!!!"
Penyesalah dari sebelumnya datang kembali, dan membuatku kehilangan kekuatan.
Melihatku seperti itu, Sagiri hanya mengatakan:
[....Diam. Nii-san, Aku tidak mau melihatmu seperti itu. Diam.]
"...................."
Aku terdiam.
[....Meskipun itu masih memerlukan waktu yang lama sampai novel itu terbit... *uhuk uhuk*]
Dia terbatuk beberapa kali dan mengganti nada suaranya:
[Kita bisa menerbitkan itu tahun depan kan? Mari anggap itu sebagai langkah pertama kita. Selamat, Izumi-sensei.]
"Eromanga-sensei."
Aku sangat tersentuh. Air mata mulai mengaril di pipiku. Tapi...
Dengan perlahan aku berpaling:
"Sayangnya, kita tidak bisa menunggu sampai tahun depan."
[Mungkinkah karena... kita akan kehabisan uang?]
Suara Sagiri kembali ke nada yang biasa.
[Jika seperti itu, Nii-san. Jangan khawatir.]
Melihatku tertekan, Sagiri berkata dengan nada suara yang lembut, dan keibuan:
[Izinkan aku untuk menjagamu.]
"................."
A...apa yang sebaiknya kukatakan?
Haruskah aku senang karena adikku khawatir terhadap diriku? Atau tertekan karena betapa tidak bergunanya diriku ini ?
[Aku selalu punya persiapan.]
"....Sagiri."
Menjaga adikku yang hikikomori
Dia...juga memikirkan itu ?
[Nii-san, kau juga bekerja disaat kau juga harus sekolah...karena itu, kita jarang bebicara satu sama lain.]
Sagiri memberikan senyuman surga kepadaku:
[Tidak apa jika kau tidak punya pekerjaan. Izinkan aku... izinkan aku memakai ilustrasi H-ku untuk mendapatkan uang.]
Adik perempuan menggunakan ilustrasi H-nya untuk mendapatkan uang untuk kakaknya.
Aku benar-benar malu kepada diriku. Aku juga senang, tapi...
Akan tetapi ---
"Itu...Sagiri...aku mengucapkan terima kasih untuk kepedulianmu, tapi..."
[Tapi?]
"Aku tidak khawatir mengenai uang. Setelah orang tua kita berpisah - aku berjanji kepada bibi kita."
Bibi - adik perempuan dari ayahku.
Penanggung jawab kami sekarang.
"Aku berkata padanya bahwa aku akan mendapatkan uang sebagai seorang novelis, dan memakai uang itu untuk tetap hidup mandiri."
[--------------------]
Mata Sagiri terbuka lebar.
Meskipun... aku tidak ingin mengatakan hal ini kepadanya.
Ini adalah sesuatu yang terjadi setahun sebelumnya, setelah orang tua kami pergi.
Setelah itu, aku berjanji kepada penanggung jawab kami.
Ada lanjutannya, tapi singkatnya, ini adalah apa yang kujanjikan:
1. Jangan menyerah dalam bekerja atau belajar, dapatkan beberapa prestasi.
2. Memikirkan cara untuk memperbaiki situasi Sagiri.
Ini adalah syarat agar aku bisa hidup seperti sekarang ini. Syarat untuk kami agar bisa hidup 'sesuai dengan keinginanku'. Jika aku gagal menjalankannya, kami mungkin akan hidup 'sesuai dengan keinginan bibi kami.'
Sekarang ini, aku tidak bisa untuk berpisah dari Sagiri. Meski bibi kami juga mencoba yang terbaik - dia pasti akan memaksa Sagiri untuk keluar.
Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Tidak akan.
Karenanya, dimulai dari tahun kemarin, aku memfokuskan diriku dalam hal pekerjaan dan pelajaran. Sekarang, aku tidak akan membiarkan situasi diriku kembali lagi seperti sebelumnya.
Itulah kenapa aku khawatir.
[...Nii, kau juga berjanji kepada bibi.]
"Kau berkata 'juga'... Jadi kau juga..?"
[Ya. Syarat untuk melanjutkan pekerjaan sebagai seorang ilustrator.]
Aku paham. Sekarang aku ingat. Bagaimana bisa seorang gadis SMP diizinkan bekerja tanpa didampingi oleh orang dewasa?
...Mari lihat...dengan kata lain...Tidak, sekarang tidak apa-apa, aku bisa menanyainya nanti.
"Begitukah? Aku tidak berniat untuk bertanya apa yang kau janjikan... tapi apakah disisimu semuanya baik-baik saja?"
[Ya, tidak masalah.]
"Baiklah kalau begitu --- berarti sekarang masalahnya ada padaku yah."
Menjaga situasiku yang sekarang sebagai seorang novelis.
Jika aku tidak bisa menerbitkan buku dalam setahun - aku bertaruh bahwa itu berarti aku gagal memenuhi persyaratan.
[Apa yang sebaiknya kita lakukan...?]
"Uhm~"
Apa yang akan dilakukan oleh penulis lainnya ?
Aku sukses mempertahankan pekerjaanku selama setahun, tapi sekarang pendapatanku kemabli menjadi 0.
[Bagaimana kalau pindah ke penerbit yang lain? Bisakah kita mempercepat prosesnya?]
Adalah Sagiri yang menyampaikan ide ini.
"Ini... maksudmu... 'pindah kerja'?"
[Ya. Bagaimana ?]
"... AKu belum pernah melakukan itu sebelumnya."
Kenyataannya, aku juga tidak berencana untuk menunggu sampai aku mati. Tapi aku tidak memiliki ide harus melakukan apa.
Normalnya, jika aku kenal seseorang dari penerbit yang lain, aku bisa meminta mereka untuk mengatur pertemuan dengan seorang editor - atau menggunakan koneksiku untuk mendapatkan tempat yang lainnya.
Itu saja yang bisa kupikirkan.
"Aku tidak kenal seorang pun dari penerbit yang lain... apa yang sebaiknya kulakukan..."
Tok tok
"Serahkan saja kepadaku!"
Disaat yang kritis ini, sebuah suara yang familiar datang.
"Wow!?"
[Wah!]
Sagiri dan diriku berpaling ke arah suara itu - balkon.
Disana, dengan tangannya yang menyilang di depan dadanya ada seorang gadis cantik dengan pakaian lolita, Yamada Elf-sensei.
*[-----------------------]*
Ketakutan, cepat-cepat Sagiri berlari ke ranjang dan bersembunyi didalam selimut.
Meski mereka sudah pernah bermain game bersama-sama seeblumnya, dia masih tetap takut kepada orang asing.
Aku berpaling ke gadis yang baru saja mengendap-endap ke balkon rumahku.
"Kau, bagaimana bisa kau..."
Kupikir dia masih ditahan oleh editornya.
"Aku Yamada Elf! Aku sudah kembali dari dungeon** yang gelap!"
Elf sesumbar.
Aku hanya bisa memandanginya dengan bingung.
"Izumi Masamune... apa kau terkejut karena melihatku berada disini?"
"Kau... sudah menyelesaikan naskahmu?"
"Selesai! Aku ingin cepat-cepat kembali kerumah, jadi aku menulis secepat yang kubisa! Tapi editorku masih membuatku menjadi tahanan rumah! Aku sudah mengatakan kepadamu untuk datang dan menyelamatkanku! Aku bahkan mengirim e-mail! Kenapa kau tidak datang?"
"Kenapa...? Karena aku juga ingin membaca bukumu yang selanjutnya."
"Tuan putri menunggu sang pangeran untuk datang dan menolongnya! Apakah kau tidak mau sebuah ciuman dari tuan putri?"
"Tidak! Siapa itu tuan putri? Ah, Selamat untuk naskahmu."
"Terima kasih - matamu! Ah sungguh! Baiklah, mari kembali ke topik!"
Elf menunjukku dengan satu jarinya:
"Masamune, Eromanga-sensei - sepertinya kalian berdua memerlukan pertolonganku!"
"Apa?"
"Kuh... respon yang lambat sekali! Dengan bantuan dari Yamada Elf sang novelis yang super genius dan cantik, mengirimkan naskahmu ke seorang editor itu gampang sekali!"
"Sungguh, Yang Mulia??"
Dengan cepat aku berlutut didepan Elf dan memegang tangannya.
Mungkin dia masih kesal, mukanya sedikit merah.
"Iya...iya...meski aku hanya bisa menjanjikanmu sebuah kesempatan..."
"Itu sudah cukup Yang Mulia! Terima kasih! Terima kasih banyak...!"
Aku sangat bahagia sampai airmataku mulai mengalir.
"Yang Mulia, hari ini kau terlihat lebih cantik dari biasanya! Kau bersinar!"
"Hei, sudah cukup untuk pujiannya. Jangan memanggilku yang mulia lagi. Benar bahwa aku yang memulai itu, tapi mendengarmu mengatakan itu membuatku merasa jijik."
Kau benar-benar belebihan - tapi kali ini aku akan memaafkanmu.
Aku benar-benar harus berterima kasih kepada Elf untuk saran ini.
Sekarang, aku mempunyai cara untuk kami berdua, kakak dan adik agar bisa hidup bersama.
Dia bisa memintaku melakukan apa saja yang dia inginkan, aku tidak akan keberatan.
"Katakan...Elf-sama. Sebagai balasannya, diantara hatiku dan tubuhku, yang mana yang kau suka?"
"Hentikan, itu menjijikkan!"
Elf melepaskan tanganku.
"............................."
Sepertinya aku tidak bisa meniru gerakan ini dari Megumi.
Tiba tiba, entah mengapa, Sagiri.......
[Hmph hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh----! Hmppppppppppppppppph--------------------------------!]
Masih sembunyi didalam selimut, dia mulai memukuli kasur.
"...Sa, Sagiri? Ada apa ?"
[Kau masih perlu untuk bertanya? Idiot! Tidakkan kau sadar apa yang telah kau lakukan?]
Tidak peduli seberapa hebat aku dalam menerjemahkan bahasa 'memukul kasur'nya dia, aku tidak bisa memahami kenapa dia marah.
- * * * * *
Catatan Penerjemah dan Referensi
- ↑ Camisole : Pakaian dalam untuk wanita, biasanya memiliki panjang sampai pinggang. Sejenis dengan Lingerie.
- ↑ Karakter dari game flash Kantai Collection, Aka Kancolle. | Lebih lanjut
- ↑ As disini maksudnya adalah orang yang benar-benar ahli didalam bidangnya, dapat selalu diandalkan atau diharapkan.
Mundur ke Bab 2 | Kembali ke Halaman Utama | Maju ke Bab 4 |