HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 1
Bagian 1: Tentara Berpangkat Rendah yang Mengalahkan Gulliver >> Pertempuran di Salju Alaska yang Membeku
Part 1
Pada akhirnya, perang tak lebih dari pertempuran antar Object.
Keberadaan manusia yang membawa senapan yang dipegang dengan hati-hati tidak bisa melakukan apapun.
Bahkan ketika puluhan ribu tentara atau ratusan ribu tentara berkumpul dengan puluhan ton tank dan pesawat tempur disiapkan, monster setinggi 50 meter itu akan menyapu bersih mereka semua. Beberapa Object masih tetap bisa bergerak bahkan setelah diserang rudal nuklir jadi akan sangat gila jika mencoba melawan mereka secara langsung.
Itulah kenapa semua pihak menyerahkan peran utama dalam perang kepada Object.
Dengan menyerahkan peran itu kepada monster itu, semua orang dapat dengan mudah melihat dari sisi aman.
Itulah kenapa 800 orang yang berada di dalam zona markas ini, yang khusus menangani masalah perawatan, berada sangat nyaman dan santai ketika berada di tengah garis depan pertempuran.
Area ini dikenal dengan nama base, tapi yang mereka lakukan hanyalah merawat Object dan melihat apakah ada sesuatu yang rusak atau tidak.
Keberadaan manusia hanya digunakan untuk menjaga senjata super besar itu saat sedang dirawat selama waktu yang singkat ini dan kemudian mereka akan mendapat gelar kehormatan karena telah menjaga negara mereka dengan nyawa mereka.
Dengan Object yang berada di sini, mereka tentu sangatlah aman.
Object yang melindungi mereka seperti sebatang pohon yang tumbuh semakin besar. Hanya dengan melihatnya, Object akan mengalahkan musuhnya satu per satu. Para tentara berpendapat bahwa semua itu adalah hasil dari kerja zona base dan merasa bahwa mereka semua harus diberi bayaran, lalu rekening mereka akan penuh dengan uang yang dibayarkan oleh pajak.
Kenyataannya, perang diselesaikan oleh Object sendirian.
Selama Object ada di sana, hidup dan masa depan mereka akan terjamin.
Itu karena mereka merasa akan jatuh ke dalam kepanikan massal jika melihat Object yang berada di zona base terbakar dan meledak dalam api.
Pada zaman ini, perang tak lebih dari pertempuran antara Object.
Itu berarti kekalahan dari sebuah Object menandakan bahwa musuh juga memiliki sebuah Object.
Badai salju Alaska yang putih membentuk sebuah pemandangan, tapi mereka masih bisa melihat merahnya api dan asap hitam yang membumbul ke langit.
Kursi pelontar menembakkan tubuh seorang pilot perempuan keluar dari dalam kokpitnya ke langit, tapi tak akan ada orang yang akan menyelamatkannya karena dia adalah seorang pecundang yang telah kalah.
Ada sebuah hal penting yang melintas di pikiran mereka.
Di zaman ini, perang tak lebih dari pertarungan antara Object. Keberadaan tank, pesawat, dan berbagai jenis senjata lainnya yang digunakan pada zaman sebelumnya hanya akan membuat pasir yang terinjak di hadapan sebuah monster setinggi 50 meter bernama Object ini.
Sekarang setelah Object mereka dihancurkan, Object milik musuh dapat bergerak dengan bebas.
Sederhana saja.
Mereka semua akan dibantai.
Tembakan senjata yang membabi-buta akan menghancurkan daging, tulang, dan organ tubuh mereka ke udara di dalam pembantaian tanpa harapan ini.
Tak ada yang bisa dilakukan selain melarikan diri. Tapi walau mereka melarikan diri, akan menjadi sebuah keajaiban jika ada sepuluh dari total tentara yang ada di dalam base itu yang bisa hidup. Tak ada satu orang pun yang mengikuti perintah paling penting dalam perang – untuk berdiri di tempat mereka dan menjaga garis pertahanan mereka.
Sebuah permainan neraka telah dimulai.
Itu adalah sebuah permainan yang sangat mengerikan antara monster setinggi 50 meter dengan manusia yang sangat kecil.
Part 2
Suatu hari yang biasa, seorang anak laki-laki bernama Quenser sedang berdiri di area Alaska yang bersalju. Dia berada di dalam markas yang khusus melakukan perawatan bagi sang raksasa, Object. Perawakan Quenser berbeda dari penampilan tentara pada umumnya. Dalam pandangan mata, dia tidak memiliki otot yang dibutuhkan oleh seorang tentara. Quenser memiliki bentuk tubuh seorang siswa yang sedang belajar di sebuah negara yang aman. Juga, dia bisa dengan mudahnya menjadi wanita jika ia memakai celana pendek atau rok.
Pada kenyataannya, kesan pertama yang terlihat itu tidak sepenuhnya benar.
Lengannya yang ia gunakan untuk menggali salju ini dengan sekop bergetar karena kelelahan dan myalgia.
“Sial!! Sebenarnya apa tujuan pekerjaan kita ini!?”
Orang yang sedang kesal dan kemudian menyerah itu berdiri di sebelah Quenser. Quenser nampak terkejut dan prajurit laki-laki itu melemparkan sekopnya ke bawah.
“Kan ada beberapa jenis tentara. Sedangkan aku adalah seorang prajurit yang bekerja sebagai analis rada untuk mengecek spesifikasi Object musuh untuk mencari kelemahannya. Aku tidak bergabung dengan tentara untuk menggali lubang!”
Prajurit pintar itu bernama Heivia. Walau Quenser tidak memiliki kemampuan di bidang otak dan pikiran, dia bisa bergaul dengan wajar dengan Heivia.
(Yah... kita kan sama-sama mirip.)
Dengan pikiran yang ragu, Quenser berbicara.
“Aku bukannya enggak ada pilihan. Semua pertempuran dilakukan oleh Object, tapi orang-orang di tempat aman di sana tidak ingin uang pajak mereka tidak menghasilkan apapun. Waktu aku menonton CS News, aku melihat konselor Flide sedang berkampanye mengenai penurunan pajak untuk mendapatkan suara di pemilu yang akan datang.”
“Itulah yang aku maksudkan dari tadi,” kata Heivia. “Bahkan orang-orang di negara kita tahu kalau menggali di tempat bersalju seperti ini untuk merawat landasan pacu tidak ada gunanya. Aku sangat mual kalau berpikir ini hanya untuk pencitraan saja.”
“Ya, pesawat fighter tidak akan berarti di hadapat Object. Di dalam perang sesungguhnya, Object sudah menghancurkan 1500 pesawat dan aku sangat yakin bahwa mereka semua sudah melupakan jumlah pesawat yang hancur itu sekarang.” Quenser menancapkan sekopnya ke tanah dan menyandarinya dengan kedua tangannya di belakang. “Lagi pula Object menggunakan anti air-laser yang ditenagai oleh reaktor bertenaga tinggi. Figther mungkin bisa terbang sampai Mach 2 atau Mach 3 tapi tidak akan mempan terhadap kecepatan cahaya. Saat Object sudah mengunci targetnya, mereka pasti tertembak jatuh. Aku dengar kalau unit lapis baja yang dikatakan di kelas sejarah selamat karena debu dan kotoran dan benda-benda lainnya di dekat pantulan laser itu, tapi .........................................................................”
“Benda itu adalah monster setinggi 50 meter yang masih bisa bergerak bahkan setelah diserang nuklir. Pesawat tempur bagi Object tak lebih dari burung kecil dan granat bagi benda itu. merawat landasan pacu seperti ini hanya membuang-buang tenaga.”
“Yah, aku dengar pilot terbaik dari unit angkatan udara cuma berjaga-jaga di dalam kokpit mereka sambil mendengarkan radio. Tapi aku ragu tank-tank dari unit lapis baja bisa lebih berguna dari mereka.... dan mengenai menaikkan permukaan landasan pacu ini. Apakah mereka tidak bisa memasang sekop raksasa di tank-tank itu dan mengerjakannya dalam sekali kerja?”
“....Lalu apa yang kita lakukan ini....?”
“Well, aku lebih memilih pekerjaan ini daripada harus bertarung.”
“Itu bukan kata-kata yang boleh diucapkan seorang prajurit kau tahu, tapi aku harus setuju denganmu,” kata Heivia sang prajurit yang setuju dengan apa yang dikatakan Quenser yang berasal dari rakyat sipil. “Kita bisa saja meninggalkan semua masalah perang ini kepada Object. Kehilangan nyawa di dalam perang rasanya tidak ada gunanya lagi. Kita tinggal melihat dari jauh dan melihat Object membawa oleh-oleh kemenangannya. Orang-orang seperti kita yang ingin ikut berperang tidak akan ada artinya lagi.”
“Apa kau seorang bangsawan, Heivia?”
“Yah, jadi aku harus kelu dari sini dan menjadi seorang ‘prajurit yang terhormat’ untuk menunjukkan kemampuanku untuk menjadi kepala keluarga berikutnya di keluargaku. Sebenarnya, kalau aku tinggal di markas saja selama tiga tahun, aku bisa menghabiskan hidupku di dalam rumah mewah dan besar bersama dengan banyak pelayan.”
Sepertinya Quenser tidak begitu menikmati hidup yang damai seperti itu.
“Sepertinya kau juga punya cita-cita sendiri.”
“Yah, tidak sepertimu, aku hanya orang biasa. Aku harus mencari pekerjaan. Makanya aku mendaftar sebagai Tamtama di sini.”
“Apa kau berharap bisa menjadi desainer Object?”
“Belajar di tempat di mana Object ada katanya adalah jalan tercepat untuk mendapatkan kekayaan. Jadi kalau aku bertahan di sini selama tiga tahun, aku bisa mendapat pendidikan terbaik yang bisa didapat. Lalu aku bisa mendapat uang dan mendapat gelar ‘orang suci yang membantu pahlawan’ dengan membangun dan menjual Object kepada para pahlawan itu untuk dipiloti.”
“Tamtama yang berhasil akan sangat dipuji oleh orang-orang karena ada batasan yang dilewati oleh mereka. karena mereka semua tidak menjalani latihan sebagai seorang tentara, aku dengar banyak dari mereka yang mundur karena sakit dan kerja berlebihan. Mendengar itu semua membuatku ingat kalau ini adalah perang.”
“Ngomong-ngomong, apa kau menjalani latihan perang, Heivia?”
“Yah, aku dapat latihan gaya lama saat aku mendaftar dulu. Sepertinya mereka ingin membuat tentara berotot dan memberi jiwa camaraderie selama 5 bulan latihan, tapi aku berakhir tanpa hasil. Aku belum pernah terjun ke perang sesungguhnya sejak aku melapor ke markas ini, bahkan kemampuan bela diriku sepertinya semakin tidak terasah.”
“Aku sebenarnya sangat senang dapat menjalani hidup yang mengajarkan kita untuk tidak bertarung.”
“Sebenarnya itu bukan kata-kata yang bagus bagi seorang prajurit, tapi sekali lagi aku setuju dengan apa yang kau katakan.” Merasa lelah dengan apa yang mereka perbincangkan, Heivia mengganti subjek pembicaraan mereka. “Ransum bernutrisi dari militer ini rasanya sangat datar dan menjijikkan. Apa yang sebenarnya orang pikirkan sih? .... Ini lebih mahal dari daging tapi rasanya lebih buruk. Aku sangat tidak tahan.”
“Bukannya mereka membuat itu agar para tentara semangat para tentara tidak berubah hanya karena apa yang mereka makan hari itu? orang-orang memiliki selera yang berbeda soal makanan, jadi mereka tidak bisa membuat makanan yang orang banyak sukai.”
“Jadi mereka memberi kita makanan yang membuat kita membencinya? Brengsek!”
“Makanan itu dibayar dari uang pajak, jadi kamu enggak usah komplain. Aku rasa menangkap seekor rusa dan memanggangnya dengan sedikit garam lebih baik.”
Quenser membuat komentarnya keluar jalur, tapi membuat Heizia terpaku di tempat itu dengan beberapa alasan.
Dia melihat Quenser dengan rasa sangat kagum.
“... Kau benar-benar seorang Tamtama. Kau sangat jenius.”
“Hey.”
“Kau benar. Kalau kita tidak bisa memakan makanan yang enak, kita tinggal cari makanan yang enak sendiri.”
Part 3
Dan pada akhirnya, Heivia membuang sekopnya dan mengambil senapannya, dan menuju keluar dari markas. Sebuah hutan conifer yang diliputi oleh salju putih mengelilingi area itu. Itu adalah sebuah kawasan alami yang lebih diinginkan oleh seekor hewan.
Quenser juga ikut dengan Heivia, tapi dia tidak membawa senapan yang diberikan oleh Heivia tadi.
“Ayo kita kembali. Atasan kita pasti mencari kita kalau kita tidak kembali. Aku rasa aku bisa mendengar mereka mencari kita.”
“Ayolah, aku tahu kau lebih memilih potongan daging yang empuk daripada ransum rasa jeli bensin itu kan. Dan aku tidak mengerti kenapa mereka bangga padamu kalau berhasil menembak musuh sementara mereka akan sangat marah jika kita menembak seekor hewan.”
“Itu karena peluru itu tidak gratis. Mereka menggunakan uang pajak untuk membeli peluru itu untuk membunuh musuh, jadi aku rasa mereka tidak ingin mensia-siakannya,” kata Quenser, tapi Heivia nampak tidak mendengarkannya.
Dia berjalan semakin jauh ke dalam hutan yang lebat ini mengikuti jejak rusa yang tertinggal di salju ini.
(...aku tidak bisa membiarkan hal ini...)
Quenser mengambil lagi senapannya dan duduk di sebuah batu.
Dia melihat markas perawatannya.
Namun dia tidak melihat sebuah bangunan dari semen. Markas tempat Quenser bekerja adalah sebuah markas bergerak, jadi benda itu memiliki banyak sekali kendaraan di dalamnya. Markas itu jauh lebih besar daripada truk trailer. Markas tentara, menara kontrol radar, dan semua posisi penting ada di dalam markas bergerak itu. Bahkan tempat perawat Object terdiri dari puluhan truk besar itu yang berjejer sepanjang puluhan meter.
Itu adalah beberapa aspek dari Hukum Perang yang diganti oleh Object.
Daripada diam di suatu tempat, lebih efektif jika sebuah markas militer bisa mudah berpindah tempat untuk membawa Object ke mana pun ia dibutuhkan.
Quenser merasa bahwa ia telah memasuki era baru.
(Atasanku pasti sedang duduk manis di dalam ruangan mereka dengan dekorasi ala militer yang hangat sambil meminum kopi untuk menunggu Object kembali.)
Namun, menggerutu saja tidak akan bisa menahan hawa menusuk Alaska dan Heivia benar tentang dirinya bahwa Quenser juga sudah lelah dengan makanan yang tidak ada rasanya seperti itu.
Quenser merogoh kantung seragam militernya yang masih belum terbiasa ia pakai. Dia mengambil peralatan P3K yang selalu ia bawa dan sebuah pisau yang dia tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Peralatan itu semua dibutuhkan untuk merawat luka sekaligus sebagai alat untuk membuat api dan menangkap ikan.
(Bahkan di era di mana Object menyelesaikan semuanya, benda ini adalah pemborosan pajak.)
Saat disimpan, pancingan itu hanya sepanjang bolpoin, tapi saat dipanjangkan bisa memiliki panjang hingga 50 sentimeter dan terlihat seperti tongkat untuk menangkap wakasagi. Namun, benda itu terbuat dari karbon atau apalah itu sehingga memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang tidak bisa diragukan lagi. Daripada umpan , peralatan ini memiliki beberapa jenis umpan . Sepertinya menggunakan mereka menggunakan beberapa cara agar tidak menghabiskan umpan untuk memancing ikan saja.
Quenser mengelilingi tempat itu sebentar dan melihat sebuah sungai kecil. Dia menghancurkan permukaan sungai yang membeku dan mengulur senar pancingnya di dalam sungai itu.
“Ahh, hari ini sangat damai,” guman dirinya sendiri walau sebenarnya dia sekarang berada di garis depan sebuah perang.
Part 4
Namun, seorang tamtama amatir seperti dirinya tidak bisa menggunakan sebuah peralatan bertahan hidup begitu mudahnya. Masih sebuah pertanyaan apakah Quenser bisa menangkap seekor ikan dengan sebuah alat pancing sederhana. Jadi bukan sesuatu yang mengherankan jika dia tidak mendapatkan apapun meski harus menunggu sangat lama.
Dia mendengar suara tembakan tak jauh dari situ.
Tentu saja itu bukanlah musuh yang sedang mendekat; itu adalah Heivia yang sedang berburu Rusa, dengan harapan bahwa ia iba mendapat makan malam yang lebih baik. Di zaman dan era seperti ini, melihat seorang prajurit yang memiliki nafsu yang tinggi untuk menyerang pangkalannya sendiri yang sedang melakukan perawatan monster bernama Object sepertinya sangat tidak logis. Ibaratnya seperti mencoba menghancurkan dinding dari bungker nuklir dengan menendangnya.
Saat Quenser sedang berguman saat itu, ia mendengar suara langkah kaki yang berderap di atas salju.
“Apa yang sedang terjadi?”
Dia berputar dan melihat seorang perempuan yang terlihat bingung. Perempuan itu umurnya sekitar 14 tahun dan bahkan terlihat sangat tidak cocok sebagai tamtama dibandingkan Quenser.
Dia memiliki rambut pirang yang bergelombang yang panjangnya sampai bahunya dan kulitnya putih. Daripada biru, matanya itu berwarna biru langit muda dan pandangannya jauh melihat ke arah lain jadi Quenser tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh perempuan itu sekarang.
Lekuk tubuhnya sangat langsing.
Perempuan itu memiliki pertanyaan terkait dengan suara tembakan senjata api itu daripada apa yang sedang dilakukan oleh Quenser.
Quenser memberikan jawabannya secara tiba-tiba.
“Kita berniat membuat barbekyu malam ini. Aku bertanggung jawab dengan Salmon dan Heivia bertanggung jawab dengan Rusa. Mungkin memang aku yang berpikir tentang acara ini, tapi aku tidak tahu apakah daging Rusa itu cukup bagus. Aku tidak pernah mencobanya sebelumnya, jadi aku agak tidak yakin. Aku harap rasanya tidak terlalu aneh.”
“....Kau akan cepat mati kalau tidak memakan sayuran.”
Perempuan itu menghela napasnya seperti orang yang baru saja membuka sebuah kotak dan menemukan sesuatu yang sangat tidak menarik.
“Mau pergi ke mana, putri?”
“Apa kau mencoba membuatku marah?”
Emosi perempuan itu biasanya tidak cepat berubah, tapi kali ini sepertinya dia merasa terganggu.
Namun, Quenser dan perempuan itu sebenarnya memiliki hubungan yang sulit untuk diungkapkan. Perempuan itu jarang berbicara dengan dirinya. Quenser ragu bahwa akan ada suatu saat nanti dia mampu berkomunikasi dengan perempuan itu.
Lagi pula, perempuan itu adalah seorang Elit, dia adalah seorang pilot dari sebuah senjata bernama Object.
Saat Quenser sedang bekerja di markas perawatan di Alaska, dia sempat bertukar sapa dengan perempuan itu, tapi dia ragu bahwa alasan itu cukup untuk membuat mereka berteman. Posisi mereka terlalu jauh. Quenser hanyalah seorang tamtama biasa sementara perempuan itu memiliki posisi yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain bahkan di dalam satu negara sekalipun.
Tidak seperti Quenser dan orang lain, dia mengenakan sebuah pakaian yang khusus dikenakan oleh seorang pilot Elit. Pakaiannya sangat sulit untuk dijelaskan. Pakaiannya sangat berbeda dari seragam kemiliteran lainnya. Warna utamanya adalah biru indigo dan pakaian itu sangat ketat dimulai dari leher hingga menutupi lengan dan kakinya. Sepatu bot dan sarung tangan yang ia kenakan sepertinya memang menempel dengan pakaian itu dan tersambung dengan pengikat.
Selain itu, dia mengenakan sebuah rompi pelindung untuk melindungi bagian dadanya dan sebuah kantong yang melebar seperti rok mini. Sepertinya, bagian bawah rompi dan bagian atas kantong itu saling terhubung saat dia mempiloti Object. Seperti sebuah tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi, bagian lehernya memiliki model kerah seragam pelaut yang memiliki model yang sama dengan seragam sekolah tertentu dari sebuah negara yang aman.
Pakaian itu tahan air dan bisa dikenakan saat berada di bawah air dan akan menghentikan pendarahan ke bagian bawah tubuhnya menekan fungsi otak yang memiliki fungsi yang sama dengan seragam pilot angkatan udara. Pakaian seorang pilot Object terlihat sangat berbeda dari seragam yang lain; bahkan melewati model-model seragam militer yang lazim.
Quenser mengingat saat-saat di mana dia pertama kali melihat mata biru langit itu di area perawatan. Saat pertama kali melihatnya ia berpikir bahwa matanya itu benar-benar bercahaya, tapi ia salah. Saat mempiloti Object, sebuah sinar inframerah digunakan untuk mengikuti gerak matanya untuk data masukkan peralatan. Pancaran panjang dari laser itu membuat warna asli mata birunya semakin muncul dan menjadi agak pucat.
Pencahayaan itu bukanlah hal buruk yang harus dimaklumi dari kerusakan pupilnya karena sinar laser itu. Malah itu adalah sebuah pengembangan yang membuat laser bisa bekerja semakin efektif, jadi matanya tidak akan menjadi lebih pucat lagi jika telah mencapai titik tertentu.
Perempuan memutar mata bercahayanya itu yang menandakan bahwa ia adalah seorang pilot Elit dari Object ke arah Quenser dan berbicara.
“Object sedang dirawat. Jadi aku tidak punya pekerjaan lain dan akhirnya aku ingin berjalan-jalan di sekitar pangkalan. Saat itulah aku mendengar suara tembakan api.”
“...Oh, sial. Kau bisa mendengarnya dari arah markas? Mungkin kita bantalan dapat hadiah dari atasan nanti.”
“Perempuan tua itu berteriak sesuatu tentang ‘anak bodoh itu’ yang melarikan diri dan membuang kesempatan emas untuk mempelajari sesuatu sejak Object sedang menjalani perawatan.”
“Oh, sial! Ini lebih buruk dari yang aku pikirkan!!”
Dia mulai lari ke arah markas, tapi kemudian...
“...Tidak, tunggu. Kalau kita pergi sekarang, aku masih tetap dapat tegurannya, jadi pilihanku sekarang adalah kembali dengan tangan kosong atau dimarahi dengan salmon hasil tangkapanku... begitu ya. Oke, aku tidak akan kembali sebelum mendapat salmon bahkan jika aku harus mati.”
“Kalau bertingkah sedikit lebih dewasa dan tidak berpikir untuk melakukan hal itu, mereka juga tidak akan sering marah padamu.”
Quenser berbalik dan kembali ke tongkat pancingannya dan perempuan itu melihat dengan muka yang terkejut. Tak jelas apa sebenarnya keinginan dari putri itu, apa ia memang tidak ada sesuatu untuk dilakukan atau dia memang tak terbiasa dengan seseorang yang bukan prajurit biasa (bagi seorang prajurit, menmpilot Object merupakan urusan hidup atau mati, jadi mereka berusaha menjaga dari gadis elit itu agar tidak terjadi hal buruk yang tidak diinginkan) karena dia melanjutkan keluyurannya di luar markas. Ini tidak sama seperti saat Quenser membantu perawatan karena mereka lalu akan berbicara masalah bisnis.
(...Apa ini berarti putri itu juga tidak tahan dengan ransum, makanya dia tertarik dengan salmon ini?)
Quenser tidak berani mengungkapkan apa yang dia pikirkan sekarang karena dia tahu bahwa hal ini pasti akan membuat gadis itu tidak nyaman.
Quenser ingin melanjutkan perbincangan mereka dengan mencari topik baru, tapi gadis itu ternyata memulai duluan tanpa sempat Quenser berpikir topik apa yang ingin dia bicarakan.
“Kamu ke sini buat belajar tentang Object, bukan?”
“Benar. Kalau aku bisa bertahan dengan membantu perawatan Object di sini selama tiga tahun, aku pasti akan mendapat kesuksesan saat aku pulang nanti.”
“Kenapa harus markas ini?” tanya gadis itu dengan rasa penasaran. “Kau tahu kan jenis Object apa yang aku pilot di markas ini?”
“Itu adalah Object Multifungsi Guna dan Wilayah. ...Dengan kata lain, Object jenis ini bisa digunakan secara bebas di segala tempat di muka bumi dan dalam kondisi apapun. Object ini adalah jenis paling standar dari senjata raksasa ini dan bisa bergerak di laut dan darat.”
“Standar sebenarnya bukan kata yang cocok; itu istilah lama.” Gadis itu menghela napasnya. “Object Generasi kedua tidak seperti yang diklaim bisa bekerja di mana saja. Sebuah Object dikembangkan untuk bertarung di gurun pasir tanpa banyak pikiran untuk bertarung di mana saja akan mengalahkan Object normal di pertempuran gurun pasir.”
Itu adalah teori yang berkembang dan menyebar pertama kali di industri manufaktur Object.
Saat Object pertama muncul di pertempuran, Object Multi wilayah yang bisa bertempur di segala medan di dunia ini adalah raja monster tanpa musuh alami. Namun, saat Object lain mulai muncul di muka bumi ini, situasi mulai berubah.
Model Multi wilayah yang bisa bergerak bebas di mana saja memang tidak memiliki kelemahan yang terlihat, tapi juga ini berarti ia tidak memiliki kekuatan yang nyata. Saat situasi berganti di mana Object melawan senjata biasa ke Object melawan Object, pertanyaannya adalah bagaimana caranya membuat satu-satunya Object yang bisa berdiri di garis depan.
Seseorang berusaha menjawabnya dengan membuat sebuah Object yang memiliki kekuatan yang tidak terhingga bahkan jika harus menghancurkan keseimbangan fungsionalitasnya. Setelah itu, Object itu akan bisa bergerak di wilayah manapun Object itu berada, memberikannya keuntungan untuk bergerak melawan Object yang lain.
“Di sini, di Alaska, sama saja. Kita punya sebuah Object tanpa kelemahan dan mereka memiliki Object dengan kekuatan yang tak terhingga. Di wilayah bersalju ini, Object yang aku naiki tidak memiliki kesempatan menang.”
“Tapi kau tetap menaiki Object itu putri, benar?”
“...Aku tidak memiliki pilihan lain,” gadis yang dikenal dengan seorang pilot elit berkata dengan sangat ragu.
Semua monster setinggi 50 meter itu kini telah menjadi “model generasi lama” karena perkembangan senjata yang lebih maju, tapi tentu saja tidak semua orang bisa menjadi seorang elit yang bisa mempiloti Object.
Mereka adalah orang yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Tentara dengan menggunakan syarat-syarat yang mereka buat.
Juga, manusia bagi sebuah Object hanyalah sebuah terminal yang mengontrol Object setelah mereka memiliki kemampuan yang telah dikembangkan yang dengan mudah bisa melewati standar kejeniusan dengan sifat alami mereka yang telah secara artifisial diasah, diperhalis, dan diperkuat dengan bantuan obat-obatan kimia dan berbagai alat elektronik untuk menyamakan diri mereka dengan sebuah Object.
Setelah seorang Elit berhasil dikembangkan, takdir mereka telah terhubung dengan Object itu.
Seorang Elit tidak bisa mempiloti Object selain Object yang telah dicocokkan dengan dirinya. Faktanya, tidak salah jika menyebut Elit adalah seorang yang otaknya telah ditunifikasi untuk Object tertentu.
Elit hanya bisa mempiloti Object yang dikembangkan bagi diri mereka sendiri atau Object lain yang telah dikembangkan dari turunan diagram pohon yang sama.
Kalau begitu, apa yang akan terjadi jika tipe Object yang kau pakai telah menjadi model yang usang?
“Aku mungkin tidak akan bisa menang,” gadis Elit yang mempiloti Object tak terlihat itu tiba-tiba berkata seperti ini. “Aku mungkin tidak akan bertahan.”
Otak gadis itu telah mengalami perubahan otak yang telah ditunifikasi untuk hanya mempiloti Object tertentu saja.
“Bagi seseorang yang telah bekerja di bagian perawatan Object seharusnya kau tahu itu. Jadi kenapa kau datang kemari?”
“Karena aku menilai sesuatu secara berbeda,” jawab Quenser setelah berpikir sebentar. “Hanya seorang prajurit yang begitu terobsesi dengan apa itu kuat dan apa itu lemah. Aku adalah seorang tamtama. Kalau aku tidak bertahan dengan Object sebagai nilai akademisnya, aku tidak akan mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang aku butuhkan.”
“...?”
“Kalau aku belajar dari model yang paling dasar, aku bisa menggunakan pengetahuan itu di manapun. Di lain sisi, kalau aku belajar Object yang telah mengalami optimalisasi yang begitu tinggi, pengetahuan yang aku dapat tidak akan bisa digunakan di manapun. Bagi seorang tamtama, Objectmu merupakan pilihan yang terbaik.”
Pendapatnya tidak bersumber pada masalah serius seperti menang perang, tapi apa yang dia katakan itu adalah hal yang akan dijawabnya sebagai seorang tamtama.
“Kalau kau terlalu lama di medan perang, kau tidak akan hidup lama.”
“Itu benar, dan itu kenapa tamtama sepertiku tidak memiliki kesempatan hidup yang tinggi. Tapi aku bertahan di sini, di medan perang ini, dengan harapan aku cepat mendapat pengalaman, jadi aku tidak akan mengeluh.”
Mendengar Quenser berkata seperti itu, gadis yang telah menjadi seorang veteran perang yang telah melewati pertempuran yang begitu banyak menggelengkan lehernya seperti gadis yang penuh teka-teki.
“Jadi kau telah siap?”
“Ya, yah, aku tidak suka bekerja dengan metode yang sangat lama di sekolah, jadi aku sangat bersemangat ketika mendapat kesempatan untuk lompat ke tempat ini. Aku sudah siap untuk segala risiko yang ada.”
“Hmm,” kata Elit itu dengan reaksi yang memberikan impresi bahwa dia agak telmi.
Lalu...
“Benarkah?”
“?”
Kali ini giliran Quenser yang terlihat kebingungan. Namun, sepertinya gadis itu tidak memiliki niat lagi untuk melanjutkan pembicaraan mereka. jadi dia berbalik dan meninggalkan area hutan Alaskan itu dan meninggalkan bocah itu dengan senapan dan tongkat pancingnya.
Di kehidupan nyata, manusia kadang tidak berpikir bahwa hal buruk akan terjadi.
Contohnya, alasan kenapa gadis elit itu berbicara padanya seperti itu adalah sesuatu yang bagi Quenser seharusnya pikirkan lebih dalam lagi.
Lagi pula, Object adalah sinonim dari perang dan darah-daging prajurit yang tidak memiliki nilai.
Namun, itu juga berarti bahwa berpikir seperti itu juga tidak berarti.
Part 5
Seperti yang sudah diduga, mereka berdua mendapat ceramah.
Dua orang bodoh bernama Quenser dan Heivia dibawa menuju barak untuk perwira komisi khusus. Seperti bagian lain, barak ini berada di dalam kendaraan besar di dalam markas. Tiga kendaraan super besar disambung bersama dan saling berdampingan, membuat sebuah bangunan persegi panjang setinggi empat lantai. Tentu saja, kendaraan itu bisa dipisahkan kapan saja untuk bisa masuk pas di jalan yang sempit.
Quenser dan Heivia berada di lantai paling tinggi di barak perwira.
(Dasar Borjuis Jepang sialan)
Itu adalah sebuah ruangan dengan dekorasi dan interior yang begitu mewah pikir mereka berdua secara sama. Banyak hal lain yang bisa dilakukan selain harus duduk seperti orang Jepang di lantai keras ini.
Sementara itu, perwira penanggung jawab mereka, Froleytia, tidak duduk di lantai keras itu. Setengah bagian dalam ruangan itu dibuat lebih tinggi dari pada tatami di bagian yang lebih rendah. Dia duduk di sebuah meja pendek di tengah-tengah tatami itu. Dia duduk di bantal Zabuton yang begitu empuk dan halus bahkan seekor kucing pun tidak akan beranjak dari bantal itu ketika ia tiduran di atasnya.
Dia begitu cantik dengan rambut peraknya.
Rambutnya mungkin agak dicat karena ada bagian yang berwarna biru muda.
Dia tinggi dan kurus, dadanya besar dan bajunya seperti tidak kuat menahannya. Kakinya dibungkus oleh stocking dari rok yang memanjango dari bawahi rok ketat itu nampak tidak ramping. Mereka begitu penuh dengan kecantikan yang terpancar dari matanya. Bibirnya yang pucat menahan sebuah pipa. Itu tidak pendek, tidak seperti model detektif Eropa. Malahan pipa itu panjang sepanjang 30 cm bernama Kiseru.
Quenser tidak tahu apakah aroma ini berasal jenis tembakau yang dia hisap itu atau dari aroma rambutnya, tapi dia mencium bau yang sangat manis.
“... Kalian tahu kenapa kalian dipanggil ke sini bukan?”
Suaranya terdengar lebih dingin daripada salju yang berada di luar jendela ini saat menusuk telinga Quenser dan Heivia.
Mereka jelas sangat tahu alasan kenapa mereka dipanggil ke sini.
Mereka meninggalkan tugas menggali mereka untuk mencari makanan di luar wilayah markas. Karena Heivia juga telah menembakkan beberapa peluru dari senapannya, sudah jelas ada beberapa orang yang marah padanya. Saat ini adalah saat di mana mereka bisa dengan mudahnya dijebloskan ke dalam gedung detensi atau mungkin pengadilan militer.
“(...Apa yang akan kita lakukan sekarang Heivia!? Sudah kubilang seharusnya kita berhenti!! Kalau ini karena masalah ransum, aku lebih baik makan salju selama tiga hari daripada seperti ini!!)”
“(...Diam, brengsek!! Sial, apa benar dia 18 tahun? Aku tahu prajurit normal tidak dibutuhkan di zaman ini sekarang, tapi aku berani bertaruh bahwa dia bisa mengalahkan Object hanya dengan sebuah pukulan!)”
“Quenser, Heivia!”
Dengan dipanggil nama mereka saja, dua orang itu langsung bersiaga dalam keadaan terkejut. Froleytia bahkan tidak melihat mereka. dia sedang bermain tusuk rambut sepanjang 20 cm yang memiliki model seperti Kanzashi dari Jepang sementara memegang sebuah pena di sebua papan di atas mejanya.
Papan itu adalah tablet.
Quenser pernah merasa bahwa alat itu biasa digunakan untuk menggambar di komputer, tapi...
“Apa ini menarik perhatianmu, Quenser?”
“I-iya!!!”
“Yang aku lakukan sekarang ini berbeda dengan yang kalian berdua lakukan dengan menghabiskan waktu kalian untuk mencari makanan, tapi aku sekarang sedang sibuk. Mungkin ini tidak terlihat begitu sulit daripada kalian yang begitu sibuk mengubur ikan dan daging di dalam salju, tapi aku harus mengurus komando operasi di sebuah pulau kecil di pasifik sementara aku di sini di markas Alaska.”
“U-ummm....”
Quenser menggerakkan matanya untuk melihat dinding di sampingnya. Seluruh dinding itu adalah sebuah monitor LCD besar dan menampilkan sebuah peta samudra yang besar dan juga beberapa pulai. Tanda V berlanjut muncul untuk menunjukkan hubungan bagaimana Froleytia memanipulasi tablet itu.
“Ya, ini sebenarnya sederhana. Aku membuat tanda di papan ini dan Object yang berada di sana akan menembakkan serangan jarak jauh yang akan menghancurkan markas gerilyawan itu. Cukup sederhana, bukan? Tolong katakan kalau kau juga berpikir seperti itu,” kata Froleytia dengan acuh tak acuh saat dia melanjutkan untuk menambah tanda V lagi. “Tablet benar-benar bagus. Untuk satu hal,aku rasa benda ini Sia merasakan tekadku dari bagaimana aku menekan pen ini di atasnya. Perasaanku mengatakan bahwa operasi hari ini akan berjalan sangat mulus.”
Mungkin dia memang agak marah saat dia menjalankan komando itu karena dia mengeluarkan suara berderit yang keluar dari pen plastik yang dia pegang.
Saat mereka membayangkan daging yang beterbangan di udara di bagian dunia lain saat Froyletia menambahkan tanda cek itu, Quenser dan Heivia merasa merinding.
“Seperti yang aku bilang, aku agak sibuk di sini sambil mengomando beberapa zona markas dan unit sekaligus, lalu ada beberapa orang idiot yang memutuskan untuk menambah masalahku lagi... omong-omong, apa kalian tahu apa yang aku rasakan di hatiku saat ini?”
“Ya, bu!! Saya akan sangat senang tidak memimpikannya! Saya bisa katakan bahwa anda sekarang sedang marah, Froyletia!!”
“Bagus. Aku senang memiliki bawahan yang cermat. Benar begitu bukan? Mengangguk kalau kalian setuju,” kata Froyletia, akhirnya diakhiri dengan senyuman yang begitu sadis di bibirnya.
Setelah dia selesai memberikan perintah kepada unit di laut Pasifik dan telah memeriksa bahwa operasi telah selesai, ekspresinya berubah riang.
“Jadi apa saja yang kalian dapat? Aku sudah merasa sangat cukup dengan penghapus raksasa yang mereka sebut makanan.”
Part 6
Akhirnya, masalah ini selesai dengan makan malam yang terdengar sebagai ide yang bagus (Quenser dan Heivia masih harus lari 20 km di salju setelah hukum ini selesai), tapi masih ada waktu lengang sebelum makan tiba.
“Maksudmu kita harus melakukan perawatan sekarang!?” kata Quenser untuk menguatkan dirinya ketika mendengar pengumuman itu, tapi Froyletia menganggukkan kepalanya.
“Kalian adalah seorang tamtama. Kalau aku tidak mengirim kalian ke area perawatan untuk mempelajari Object, aku kira nenek tua di sana akan membentak aku lagi nanti.”
“Uuh!? Aku lupa kalau ada dia juga!! Ini berarti aku juga akan mendapat ceramah dari nenek tua yang bisa mengalahkan kau, Froyletia!!”
“Oh, dan Heivia, kau melanjutkan menggali salju sendirian. Pastikan landasan pacu itu sudah bisa digunakan saat matahari tenggelam. Angkatan udara sudah mengeluh dari tadi.”
“TIdaaaak!! Ini lebih buruk daripada lari 20 km!! Dan kenapa angkatan udara tidak turun tangan dan membantu!?”
Dan akhirnya Quenser berpisah dengan Heivia dan menuju area perawatan Object.
Itu adalah gedung yang besar yang bahkan bisa menutupi monster setinggi 50 meter. Seperti barak perwira, gedung ini juga tersusun dari beberapa kendaraan yang saling terhubung.
Sebuah kendaraan dengan panjang 15 meter dan lebar 10 meter saling berbaris dengan dua sisi dan keduanya dengan cepat membangun sebuah dinding yang tergabung dengan sebuah atap. Akhirnya, terbentuklah sebuah bagian khusus yang terlihat seperti sebuah gudang. Sebuah area perawatan besar yang tergabung dari hanya sedikit mobil yang saling tersambung itu.
Dengan standar kualitas sebuah palka jendela darurat, area perawatan ini juga memiliki sistem darurat yang akan mengeluarkan Object di saat darurat. Mobil markas yang saling membentuk bangunan ini saling terhubung dan mengelilingi Object, jadi mereka bisa dengan mudah terpisah dan menyingkir dari Object jika monster itu akan keluar. Karena metode ini merusak lantai area ini, cara itu jarang digunakan.
Quenser memasuki bangunan besar itu melalui pintu belakang untuk prajurit perawatan.
Monster setinggi 50 meter itu adalah sebuah simbol kekuatan militer yang begitu memukau.
Yang mengelilingi reaktor di tengah itu adalah sebuah dinding tebal sama seperti tempat perlindungan bom nuklir. Dinding itu membentuk sebuah bola. Bagian bawahnya membentuk sebuah pola Y terbalik dan tidak berjalan atau berguling seperti roda pada mobil. Benda itu menggunakan tenaga listrik statis untuk mengambang di atas tanah. Teori di balik hal ini sangat berbeda, tapi pergerakannya membuatnya terlihat seperti sedang bergeser di atas tanah.
Tentu saja membuatnya mengambang dengan tenaga listrik statis tak cukup untuk membuat konstruksi itu mengambang. Sebuah semprotan yang berfungsi sebagai penangkis dari Object yang mengambang itu disemprotkan di bagian bawah saat benda itu bergerak. Itu menggunakan sebuah laser yang berarti adalah dorongan.
Tenaga dari listrik statis itu menciptakan sebuah celah di antara Object dan tanah dan udara yang berada di tengah-tengahnya memanas karena berkali-kali ditembakkan laser yang saling memantul dan berkonsentrasi pada satu tempat. Pemanasan ini membuat udara yang berada di tengah-tengah itu memampat dan membuat sebuah dorongan. Teori ini sama dengan laser yang dipasang pada mesin pendorong pesawat ulang- alik.
Bagian utama dari mesin itu adalah 7 lengan yang memanjang dari bagian belakang bola itu.
Tujuh senjata besar yang terpasang padanya mampu memecah sesama Object pada tingkatan yang sama.
Benda itu juga mempunyai 100 senjata yang terpasang di permukaan bola itu. Tapi sepertinya pemasangan senjata itu terlihat tidak berguna dan malah terlihat aneh. Desainer Object ini pasti sudah sangat kehilangan kreativitasnya.
Di zaman modern, ini adalah puncak kebanggaan dari kemiliteran.
Ini adalah ujung tombak dari sejarah.
Ini adalah Object.
Lebih dari 200 kabel tebal yang berjenis sama seperti yang ada di derek itu saling terhubung dengan dinding dan langit-langit, itu adalah jangkar yang digunakan untuk menahan Object di tempat ini. Banyak sekali jalan yang dipasang di langit-langit dan banyak mekanik perawat memakai seragam kerja mereka yang saling mengerjakan hal-hal yang berbeda.
Tiba-tiba suara tinggi dari sebuah logam yang berbenturan di susuran tangga bergema di area itu.
Quenser melihat ke atas dan terkejut ketika melihat seorang wanita tua berteriak memanggil namanya dari lantai tiga.
“Jadi kau di sini bocah! Kau harusnya berterima kasih padaku! Aku memilih menggunakan semua tenaga yang ada dan menggunakan bocah sepertimu! Ambil peralatanmu dan naik ke sini!!”
“Maaf saya terlambat! Tentang hukuman saya...!!”
“Tidak masalah. Seorang mekanik menunjukkan harga dirinya dari hasil yang ia tunjukkan!!”
“Mendengar itu Quenser langsung menuju lantai tiga dengan menggunakan tangga yang menempel di dinding yang bisa naik ke atas dengan menggunakan sebuah tombol.
“(...Ohh. Aku beruntung sekali orang tua itu pengertian. Aku rasa aku tidak perlu takut dengan orang ini.)”
“(...Yah, kalau dia tidak berguna aku akan menaruhnya di dalam drum kosong dan memukulnya tongkat besi di luar.)”
Saat mereka saling berguman tanpa didengar oleh yang lainnya, dua orang itu mulai bekerja di lantai tiga.
Wanita tua itu sedang mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan sistem.
Kokpit Object (dan pendorong darurat) terletak di bagian belakang dari tubuh bulatnya. Tidak ada yang mau memikirkan hal ini, tapi sang pilot elit akan keluar ke atas dengan arah diagonal dari bagian belakang jika berada dalam keadaan darurat.
Saat itu, puluhan palka pelindung dibuka untuk membuat jalan masuk ke dalam bola itu dan cahaya monitor di dalam kokpit itu terlihat bercahaya seperti di dalam terowongan. Terowongan itu bukan hanya jalan menuju ke dalam kokpit tapi juga sebagai jalan bercabang untuk masuk ke dalam ruang perawatan ke ruang reaktor, pintu berlapis dua di mana bahan bakar cadangan berada, atau ruang untuk ruang untuk mengganti kotak tertempel yang menghabiskan gas bertekanan tinggi dan terkunci. Ini adalah jalan terowongan subway yang terbuat dari beberapa lapisan dan rel yang mudah berganti.
Sementara itu, wanita tua itu bersandar di pagar besi di dekat terowongan itu dan melihat peralatan tangannya.
“Itu terhubung langsung dengan sistem nirkabel Object bukan? Kalau tidak membutuhkan kabel panjang untuk menyambungkannya, kenapa kita harus masuk ke semua pelindung untuk masuk ke dalam kokpit?”
“Dasar bodoh. Pelindung Object menutup semua sinyal elektromagnetik. Kalau tidak, Object musuh bisa mengacaukan sistemnya di tengah pertempuran.”
Tiba-tiba sebuah warna putih kebiruan melintas di pojok pandangan mereka, dan mereka berdua terdiam. Orang tua lain sedang mengerjakan zirah Object.
Tubuh utama dari Object sendiri memiliki tinggi 50 meter, tapi bagian utama itu tidak terbuat dari lelehan besi semata yang dibuat secara sembrono. Lapisan logam seperti tatami yang bengkok disiapkan sebanyak puluhan, ratusan, ribuan, dan puluhan ribu dari mereka digabungkan untuk menciptakan bola besar ini.
Tujuan utama dari lapisan sebanyak ini adalah untuk memecah dan menyebarkan sebuah tekanan daripada sebuah kekuatan pertahanan dinding yang tebal. Teorinya hampir sama dengan rompi anti peluru, tapi bedanya monster ini menggunakan lapisan logam yang bahkan bisa menahan tekanan serangan nuklir.
“Ini disebut zirah bawang bukan? Bukan hanya kekuatannya, tapi lapisannya juga bisa diganti jika Object musuh menyerangnya. Siapa pun yang mengeluarkan ide ini seharusnya mendapat sebuah penghargaan Nobel.”
“Memang terdengar sederhana, tapi setiap lapis dari zirah ini dibuat khusus dan ditempa oleh seorang pengrajin pedang samurai dari Jepang.”
“Logam panas itu memiliki beberapa miligram bubuk mesiu yang ditambahkan saat ditempa bukan? Dari yang kudengar cara itu membuatnya kuat, tapi sangat sulit untuk didaur ulang.”
“Semua ini berkat penempa besi itu. Senapan mesin saja tidak bisa merusaknya, bahkan membuatnya rapuh.”
Quenser dan wanita tua itu melihat ke bawah dari jalan masuk itu saat sebuah forklift membawa sebuah lapisan logam itu dari bawah. Forklift itu memiliki tulisan “Kemenangan Paling Indah bagi Putri Milinda!!” tertulis di bagian samping dengan bahasa Inggris.
(Itu putri yang tadi.)
Saat Quenser sedang berpikir, wanita itu tua itu berkata padanya.
“Sejujurnya, aku lebih terkejut dengan mekanisme dari arus listrik yang disuplai dari reaktor itu dari pusatnya dan menyuplai tenaga untuk meriam laser di permukaan luar benda ini tanpa menggunakan satu kabel pun.”
“Benda ini menggunakan tenaga listrik dari papan sirkuit, kan? Dengan mengatur sekatan material dan material konduksi di satu tempat dan
membakarnya di pelat logam, tenaga bisa disuplai tanpa harus mengurangi pertahanannya dengan membuka lubang palka zirah untuk kabelnya. Orang yang memiliki ide ini seharusnya mendapatkan penghargaan nobel juga.”
“Benar-benar, bocah. Kau membuatnya terdengar begitu mudah.”
Wanita tua itu menganggukkan kepalanya. Di saat yang sama, dia mengeluarkan perangkat lunak Object dengan tangannya yang lincah di peralatan di tangannya.
Saat dia melanjutkan pekerjaanya, dia menanyakan Quenser sebuah pertanyaan.
“Jadi kau berharap menjadi seorang insinyur senjata?”
“Eh? Oh, tentang keinginanku menjadi seorang desainer Object. Yah, kalau buatku sih yang penting bisa mendapatkan posisi yang bagus dan kekayaan seumur hidupku. Selama bisa mendapatkan status sosial dan kekayaan, aku bisa melampaui semua orang yang berada di status yang sama denganku.”
“Kau tidak akan bisa mendapatkan kehidupan yang layak jika tidak menjadi seorang pedagang. ...Yah, itu hidupmu bocah, jadi aku tidak akan menghentikanmu. Jadi apa yang kau pikirkan dengan pengalamanmu di lapangan sebagai insinyur senjata?”
“Aku rasa aku ingin memulai dengan membongkar frame utamanya.”
“Dasar bodoh. Tidak ada orang baru yang bisa mengambil semua pekerjaan di satu object. Kau seperti berkata impianmu menjadi seorang miliuner. Kau terlalu berkhayal. Seharusnya murid sepertimu mulai belajar dengan replika Object saja dan bekerja di kontraktor pertahanan dan belajar hal yang lebih kompleks di sana?”
“Yah, aku tidak begitu nyaman dengan replika itu.” mungkin dia merasa agak berat di pikirannya, karenanya Quenser membuat tampak yang tidak menyenangkan. “Mesin ini bergerak dengan mencontoh pergerakan hewan dan serangga, dan aku tidak menyukai laba-laba dan kecak dan serangga lainnya. Meski hanya meneliti tentang serangga, aku rasa penelitian seperti itu tidak berguna untukku.”
“Dasar pengecut. Kau akan menyesal jika kau tak mempelajari dasar dari semua ini.”
“Aku ingin mempelajari Object dengan fitur standar seperti yang putri itu gunakan di medan perang supaya aku cepat mengerti tanpa harus melewati tahap-tahap menyebalkan itu.”
“Memangnya kau pikir kenapa para penguasa itu membangun kebun binatang dan museum serangga di kota-kota besar? Mereka menghabiskan uang pajak orang-orang untuk memberikan inspirasi kepada para pemuda yang akan menjadi desainer Object.”
Wanita tua itu mendesah.
Quenser melihat ke jalur terowongan ini yang mengarah menuju kokpit.
“Ngomong-ngomong tentang masa muda, bukannya ini saat buat pilot...atau apalah itu, pemilihan para Elit? Saat aku masih belajar di tempatku yang aman, pejabat pemerintah yang mengenakan pakaian serba hitam datang dan berkeliaran di sekolahku.”
“Mereka melakukannya empat kali dalam satu tahun, tapi mereka tidak akan menemukan yang berkualitas seperti tahun ini.”
“Elit harus menguasai Elemen bukan? Apa itu?”
“...Itu adalanya penyebutan umum untuk seorang pilot Object yang harus dikuasai.” Jari wanita tua itu berhenti menggerakkan alat di tangannya dan nadanya terdengar dingin. “Beberapa bilang jika itu adalah semacam kekuatan Esper yang membuat mereka bisa mengoperasikan benda-benda tertentu. Yah, katanya kekuatan itu hanya didapat dari mereka yang terlahir dengan kekuatan itu, tapi Elit adalah proyek militer yang telah melalui pengadaptasian oleh para pejabat militer itu. Dengan metode menciptakan mereka, masalah yang paling besar adalah masalah hak asasi manusia daripada masalah kekurangan uang atau peralatan.”
“Maksudmu...?”
“Mereka yang terpilih secara otomatis akan kehilangan hak kemanusiannya, tapi tak pernah ada yang mengeluh soal itu karena para Elit memilih bertarung untuk negara mereka bahkan setelah melalui percobaan seperti itu. Orang-orang seperti itu bukan orang biasa.... Para Elit tumbuh dan berkembang dengan mempiloti Object, senjata paling mutakhir, dan akan menjadi masalah jika mereka melawan negara mereka sendiri.”
Mereka mendengar suara mekanika dan wanita tua itu berbisik. “Jangan berbicara dengannya.”
Sebuah kursi keluar dari terowongan itu menggunakan elevator kokpit. Putri Elit itu duduk dengan tubuh bagian atasnya yang terpasang sabuk yang membentuk huruf H.
“Jadi akhirnya kau sampai juga, tukang tidur.”
“Aku minta maaf. Aku tidak menyesal.”
“Ini bocah, aku punya pekerjaan untukmu. Periksa kursi pelontar otomatis ini. Tak ada orang yang mengerjakan bagian ini karena orang bilang kalau ini adalah pertanda buruk.”
Di berbagai usia, pekerjaan seperti ini pasti diserahkan kepada para amatir. Para amatir harus mengerjakan pekerjaan ini, pekerjaan yang tidak berguna karena harus melihat para pro bekerja di sudut matanya.
Quenser berbalik ke posisi di belakang gadis itu dan mulai bekerja.
“Berbicara mengenai mitos, kenapa Object harus berwarna putih? Atau ini karena kamuflase di dalam salju?”
“Pertamanya memang seperti itu,” kata gadis itu.
“Tapi raja makhluk buas yang tidak memiliki musuh alami tidak perlu bersembunyi dan membayar untuk biaya pengecatan yang mahal, jadi ini hanya ‘putih’. ...Bukan berarti monster setinggi 50 meter ini tidak bisa disembunyikan begitu mudah.” Tambah wanita tua itu.
“Heeh. Ini tidak sama dengan soal replika yang tadi kita bicarakan, tapi aku dengar rumor bahwa musuh membuat proyek untuk menjadikan Object seperti hewan buas atau serangga.”
“Ada juga rencana untuk membuat mode yang sangat buruk di mana benda ini terus membuat suara yang berisik dari gir yang saling bergesek. Tidak ada rencara yang benar-benar bagus.”
“?”
“Musuh bukan satu-satunya yang bisa melihat Object. Bagaimana kalau prajurit kita yang melihat Object itu ketakutan karena desainnya yang menakutkan dan menurunkan semangatnya; dan saat kita melakukan parade militer di tengah kota dengan desain yang menakutkan itu.”
“Begitu ya,” jawab Quenser. “Lalu bagaimana dengan sebuah sabit yang turun dari atas dengan digantungkan pada sebuah tali?”
“Itu simbol keberuntungan tradisional.”
“Itu memberikan kita kemenangan,” sela gadis itu.
Saat dia mendengarkannya, Quenser melanjutkan menggerakkan kunci inggrisnya.
Dia mendengar suara klik dan gadis itu menganggukkan kepalanya saat dia mau menceritakan hal lain seperti jimat pembawa keberuntungan. Quenser melihatnya dengan penuh tanda tanya dari balik tempa duduk di balik kepala gadis itu.”
“Aku tidak bisa bernapas.”
“Sial! Dasar bodoh!! Jangan main-main dengan sabuk itu!! Dasar putri keras kepala!!”
“Apa!? Apa aku melakukan sesuatu yang salah!?”
“Aku tidak bisa bernapas,” ulang si gadis.
Quenser dengan panik mengambil alatnya lagi, tapi dia tidak apakah itu akan memberikan efek ke sabuk itu.
Perempuan tua itu lari ke elevator khusus pekerja kecik.
“Aku akan mengambil pisau!! Bocah, kau tangani dia dulu! Tarik sabuknya untuk memberikan celah agar gadis itu tidak pingsan saat aku kembali nanti.”
Saat Quenser masih berada dalam keadaan panik, perempuan tua itu sudah pergi.
Dia dengan cepat mengitari kursi itu dan berdiri di depannya.
“A-aku minta maaf!”
“Tidak apa-apa... tapi lakukan sesuatu.”
“Oke!!”
Quenser melakukan apa yang disuruh perempuan tua itu tadi untuk menarik sabuk itu untuk menahan gadis itu agar tetap sadar.
...Tapi desain sabuk berbentuk H itu masuk terlalu dalam ke dalam dada perempuan itu yang membuat dadanya terlihat kencang.
“Umm...”
Jari Quenser tertahan entah karena apa.
Untuk memegang sabuknya itu, dia harus menyangkutkan sabuk itu dengan jarinya di bawah sabuk itu, tapi dia harus masuk ke dalam celah payudara gadis itu.
(Meski tubuhnya seperti anak kecil, dia punya bagian yang menonjol di sini...)
Saat pikiran tidak berguna itu terus berkutat di dalam pikiran Quenser, dia mendengar suara pelan gadis itu.
“...Aku akan mati.”
“!?”
Itu benar. Dia tidak boleh ragu di saat seperti ini.
(Aku akan menyelamatkan nyawa seseorang di sini. Ini serius. Aku mengacaukannya. Aku harus siap untuk hal ini. Tapi itu adalah payudaranya. Tidak, tidak, masalahnya bukan di sini. Aku harus tetap serius. Kalau aku tidak cepat, nyawanya dalam bahaya. Aku harus menyelamatkannya. Aku perlu melakukan sesuatu untuk putri ini. Ini payudaranya!!)
“Ooohhhhhhhh!!”
Saat dia telah siap untuk kondisi ini, Quenser meraih dada gadis itu dengan menghilangkan semua beban pikiran di kepalanya.
“Ee...!?”
Sang putri menjerit dengan suara kecil seperti seekor binatang kecil dan Quenser kemudian berhenti.
(Tidak bagus. Bukannya melihat sabuknya, aku malah melihat dadanya. Aku tidak mungkin meraba dadanya dengan nafsu saat aku membuatnya begitu takut kehilangan keperawanannya. Tapi apa yang harus aku lakukan? Bisakah aku menyelamatkannya tanpa harus terlihat begitu nafsu!?”
“Penanganan... darurat...” kata putri itu dengan wajah yang semakin pucat dan pucat.
“Apa? Kau punya ide!?”
“Ya... tapi...”
Saat dia mau mengatakannya, gadis itu menekan sebuah tombol dibalik kursinya.
Segera setelah itu, kursi itu meledak.
Sabuk berbentuk H yang mengikatnya kuat itu tadi secara otomatis mengendur dan kursinya terbang ke langit. Namun, Quenser tidak hanya bisa melihat saja. Udara bertekanan tinggi yang dikompres begitu kuat meluncurkan Quenser itu beberapa meter ke atas.
Quenser mendarat dengan berguling di landasan pacu dan dia melihat sebuah bunga putih di pojok matanya.
Itu adalah parasut darurat.
Normalnya, elevator berkecepatan tinggi akan membawa kokpitnya ke bagian luar, kursi itu lalu akan dilontarkan ke udara, dan akhirnya udara bertekanan tinggi di seragam gadis itu akan aktif pada tahap ketiga. Namun, dia hanya melakukan tahap ketiga saja yang membuatnya terbang ke atas langit-langit.
(Pelontar darurat itu benar-benar membawa kesialan.)
Saat dia berguman di dalam hatinya, Quenser mendengar sebuah suara.
“Ini adalah pertama kalinya aku melakukan hal ini.”
Part 7
Saat matahari sudah tenggelam, ini adalah saatnya untuk makan malam.
Daripada pergi menuju mes aula, Quenser menuju tempat di mana salju turun. Dia akan mengadakan barbekyu malam ini. Dia sudah menangkap seekor rusa, Heivia tentu saja akan ikut, dan sepertinya atasan mereka, Froleytia, juga akan ada di tempat ini juga dengan alasan dia sangat peduli dengan keadaan bawahannya.
Semua orang merasa bosan karena semua urusan tentang perang telah diserahkan kepada Object sendiri. Kalau mereka menawari acara ini ke orang lain, mungkin 800 orang tentara yang ada di sini juga akan ikut, tapi Froleytia bilang bahwa acara ini adalah acara pribadi khusus untuk mereka bertiga saja. Lagi pula mereka hanya memiliki daging yang terbatas.
Dan akhirnya mereka bertiga memulai acara barbekyunya.
Mereka membuat acara ini di luar markas area perawatan.
Zona markas ini tidak lebih dari kumpulan beberapa kendaraan besar dan mereka secara sembunyi-sembunyi berkumpul di sebuah tempat kosong yang dikelilingi fasilitas ini di semua sisi jadi angin dingin tidak akan menganggu mereka terlalu banyak. Di sini, mereka membuat sebuah api unggun dan meletakkan pelat metal di atasnya.
Froleytia, atasan mereka, adalah orang pertama yang datang ke tempat ini dan sedang menghangatkan tangannya di api yang dia buat. Dia mungkin adalah orang yang sangat berharap pada acara api unggun ini.
“Bahkan ketika aku menghangatkan diriku, udara dingin masih terasa di tubuhku. Aku perlu makan makanan berlemak agar tubuh bagian dalamku juga merasa hangat.”
Quenser melongok ke kaki Froleytia.
“Bukannya memakai stocking lebih hangat dari pada melepasnya?”
“Apa kau ingin aku memakaikan stoking ini di kepalamu supaya kamu bisa tahu, Quenser? Stoking ini cuman buat penampilanku saja. Gak lebih. Memangnya aku memilih stoking ini supaya aku gak merasa dingin, begitu? Aku iri sama kalian yang selalu memakai celana panjang itu seharian,” kata perempuan dengan rok ketat itu sebelum berbalik melihat Heivia. “Kerja bagus Heivia, Berkatmu, sekarang landasan ini bisa dipakai untuk lepas landas kapan saja. Aku yakin grup STOL dari unit angkatan udara juga berterima kasih untukmu.”
“Heh heh. Gak masalah buatku.”
“Tapi angkatan udara itu memang sangat gak berguna. Para pengecut itu mengangkat semua senjata mereka dari pesawatnya dan mengaku karena bisa menambah kelincahan dan kesenyapannya. Aku yakin kalau mereka semua itu takut ditembak oleh musuh jika dilihat membawa senjata dan dianggap sebagai musuh. Mereka semua dengan bangga mengaku kalau mereka spesialis di bidang intelijen, tapi hampir semua informasi Object yang ada didapat dari pertarungan sang Putri.”
“Brengsek!! Aku sudah merasa kalau pekerjaanku ini sia-sia, tapi yang lebih membuatku kesal lagi adalah ketika aku mendengar kalau pekerjaan ini benar-benar sia-sia!! Dan dari yang kudengar, salju akan turun lagi besok pagi!!”
“Well, masa-masa pesawat tempur juga sudah berakhir ketika Chemical Oxygen Iodine Laser mulai dipasang di pesawat-pesawat bomber. ...Unit itu terlalu besar untuk dipasang di pesawat tempur. Saat cahaya laser itu mulai bermain, terbang dengan kecepatan cahaya sudah bukan masalah lagi. Dan kemudian Object tinggal mengikutinya. Mereka memiliki beberapa jenis laser. Mereka bisa menembaknya di semua arah dan sisi. Sangat sulit untuk melawan serangan seperti itu dengan pesawat tempur biasa. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan angkatan udara sekarang adalah mengantar piza dari wilayah negara aman sebelum piza itu dingin.”
“...Itu ada 700 meter. Aku membersihkan landasan pacu sepanjang 700 meter itu sendirian dengan tenagaku sendiri!!”
Saat Heivia masih penuh dengan rasa marah, Froleytia merasa cukup dengan mendengar suara Heivia dan berpura-pura tidak melihatnya. Ia kemudian berbicara kepada Quenser dengan suara yang lebih bersahabat dibandingkan pada saat dia memberikan perintah para bawahannya.
“Omong-omong, aku dengar kamu mengobrol dengan sang putri di luar wilayah markas,” tanya sang atasan super cantik Heivia yang dengan hati-hati merawat kukunya walau dia sendiri berada di garis depan.
Suaranya terdengar seperti hal ini lebih penting daripada kenyataan bahwa Quenser telah melanggar perintah.
“Umm, apa itu masalah? Aku berbicara dengannya beberapa kali di bagian perawatan, jadi aku hanya berinteraksi dengannya seperti biasa.
Apa aku harus menceritakan lagi soal posisi kami?”
“Aku tidak ada masalah dengan itu. Dan kudengar, pihak medis memberikan dia ransum yang lebih buruk dari milik kita yang katanya membantu tubuhnya agar tidak menderita, tapi kalau menurutku hal itu malah membuatnya tambah stres karena harus makan makanan yang sangat buruk itu setiap saat.”
“Bukannya Putri Elit itu memiliki gedung rekreasi khusus? Dari yang kudengar, tempat itu memiliki peralatan penyembuh digital,” kata Heivia dengan begitu sopan yang jarang sekali dia gunakan sehari-hari.
Froleytia mengambil sepotong bagian daging rusa yang lembut dengan sumpit yang dia gunakan karena obsesinya dengan Jepang.
“Barang-barang seperti itu menghabiskan banyak uang, tapi tidak ada keuntungan yang bisa diambil. Apa kau pikir kau bisa bersenang-senang dengan materi pelajaran yang diberikan oleh gurumu di sekolah? Sepertinya, sang putri sudah pernah sekali ke tempat itu dan tidak pernah kembali ke sana lagi.”
“Jadi begitu ya,” jawab Quenser saat dia teringat akan perbincangannya dengan sang putri di awal hari tadi.
Dia tidak bisa membayangkan apa yang bisa membuat sang gadis tersenyum.
Itu adalah gadis yang berkata padanya bahwa mungkin dia tidak bisa memenangkan pertempuran berikutnya.
Saat kalimat itu menguap di pikirannya, Quenser bertanya, “Apa dia pernah sekali kalah, Froleytia?”
“Ya,” dia langsung mengkonfirmasikannya sambil berangan-angan kalau ada bir yang bisa dia minum sambil memakan daging ini. “Aku sudah
kalah 3 kali saat mengomando unit dari jauh dan sekali dengan unit aku tempati. Itu sangat buruk. Kritik yang datang saat aku kembali pulang lebih buruk dari yang aku bayangkan. Tapi aku tidak terlalu terkejut karena aku kehilangan senjata yang digunakan untuk rencana strategi nasional.”
“Eh? Object itu bersinonim dengan perang, bukan? Apa yang kau lakukan ketika pihak musuh menghancurkan Objectmu? Aku ragu kau bisa melawan balik dengan tank dan pesawat,” tanya Heivia dengan rasa penasaran.
“Sederhana. Kau mengibarkan bendera putih.”
“Hah?”
“Perang saat ini sudah bukan perang habis-habisan. Saat Object musuh sudah hancur, pemenang sudah bisa ditentukan. Dan sang pemenang tidak perlu capek-capek mengejar unit infanteri yang berlarian ketakutan. Tidak pernah ada perjanjian yang pernah dibuat untuk menyatakan penyerahan, tapi salah satu fakta perangnya adalah bahwa tidak perlu ada lagi pihak yang perlu melawan balik. Saat sebuah unit mundur dan menyerahkan wilayahnya, tidak perlu lagi membuat masalah semakin rumit dan mengejar mereka sampai musnah.”
Melihat mulut yang terbuka dari kedua prajurit tamtama tersebut, Froleytia tersenyum ramah.
“Ha ha. Aku mengerti kalau kalian terkejut dengan hal itu. Saat mereka melatihmu, mereka tidak ingin menurunkan tekanannya, jadi mereka tidak pernah membicarakan masalah itu denganmu. Tapi lihat aku, aku bergabung dengan militer sejak umur 13 tahun dan aku telah terjun dalam berbagai penyerangan, tapi aku sama sekali tidak memiliki bekas luka sedikit pun. Untuk menghindari kematian yang tidak diperlukan, kita menggunakan Object yang mengumpulkan semua kekuatan militer menjadi satu daripada menyebarkannya. Kulitku yang cantik ini menunjukkan sebuah ‘medan perang yang aman’.” Froleytia memutar sumpitnya sedikit. “Apa kau tahu alasan pertama kenapa seorang tentara dikirim kembali ke tempat mereka berasal bukan karena tertembak oleh musuh atau menginjak ladang ranjau? Sebenarnya alasan pertama mengapa banyak yang dipulangkan adalah pertengkaran antara laki-laki dan perempuan. Di medan perang modern, kau harus lebih khawatir dengan masalah asmara daripada peluru. Bukankah tempat ini sangatlah damai sekali?”
Quenser setuju dengan pendapat Froleytia tapi kemudian dia memiliki sebuah pertanyaan yang muncul di benaknya.
“Tunggu, tapi Froleytia, bukannya kau melancarkan serangan meriam ke arah markas musuh dengan menggunakan Object milik sekutu kita di pasifik pagi tadi?”
“Kau memiliki ingatan yang bagus, Quenser. Itu bukanlah perang melawan pasukan negara lain. Perang melawan gerilyawan dan teroris tidak lebih dari sebuah perlawanan bagi kita. Jadi operasi seperti ini tidak dihitung sebagai perang. ...Dengar dan ingat ini. Rencana paling efisien dalam operasi seperti ini adalah dengan menggunakan Object. Negara-negara besar memerlukan pasukan dengan kekuatan untuk menekan dan kecakapan yang tinggi.”
Saat percakapan ini merusak rasa makanannya, Quenser memutuskan untuk mengganti tema pembicaraan mereka. Tema yang lain yang muncul selain Object adalah dengan membicarakan makanan yang sedang mereka makan saat ini.
“Jadi apakah tentara dilatih untuk berburu? Aku hanya berada di tingkatan di mana aku hanya bisa menangkap seekor salmon dalam 3 jam.”
“Senapan modern tidak hanya memiliki teropong. Mereka juga memiliki kamera inframerah dan mikrofon untuk mencari musuh. Dengan itu, kau bisa mencari dan melacak targetmu dalam berbagai cara. Sebenarnya sih aku pasti bisa mendapatkan sesuatu di luar sana bahkan jika hanya memiliki tongkat pancing saja. Meskipun sebenarnya produksi senapan sendiri merupakan pemborosan pajak karena semua pertarungan dan perang diserahkan kepada Object.”
Froleytia kemudian berbicara sambil menunjukkan dirinya yang sangat handal menggunakan sumpit.
“Kecuali kalau garis suplai terpotong, kita akan terus mendapat makanan dari negara kita. Dan markas ini tidak akan bisa diambil selama kita memiliki Object di tangan kita. Bahkan jika aku adalah prajurit baru, mereka tidak selalu melatih kita untuk berburu binatang. Setidaknya, itu bukan keterampilan yang dibutuhkan seorang insinyur perang.”
“Insinyur perang...hm? Aku tidak terbiasa dengan istilah itu.”
“Manajemen dari markas ini tergantung dari pajak. Jika kita tidak memberikan pekerjaan kepada para murid yang selalu menganggur, itu bisa mempengaruhi suara yang didapat dari para politisi itu. puncak dari pemilihan umum sudah dekat di negara kita dan Konselor Flide mulai khawatir.”
Ada banyak jenis dari insinyur perang, tapi yang dipilih oleh Quenser dan kawannya itu adalah tentara yang menangani ledakan. Namun, mereka terlalu profesional dalam hal tersebut terutama untuk membunuh tentara lawan. Maka dari itu, mereka menggunakan kemampuan itu untuk menghancurkan jembatan untuk menghancurkan jalur musuh atau meledakkan batuan untuk menghalangi jalan lawan.
Untuk murid yang penuh dengan pengetahuan yang tidak lazim dan tidak memiliki keberanian untuk menembak seseorang, peran ini sangatlah sempurna. Ada juga kursus untuk menjadi tenaga medis, tapi Quenser lebih akrab dengan mesin daripada benda hidup.
“Tapi markas kita kan adalah sebuah pangkalan wahana, jadi kita bisa membangun markas kita di manapun kita inginkan, dan kita juga memiliki Object. Tidak banyak yang bisa dilakukan bagi insinyur perang seperti kami.”
“Itu bukan hanya untuk insinyur perang. Hal itu juga sama saja bagi semua tentara di markas,” kata Froleytia saat dia menggunakan sumpitnya untuk mengambil potongan kecil salmon. “Sial, ini adalah dunia yang sangat damai. Rasanya pistolnya berkarat lebih cepat dan aku cepat jerawatan karena terlalu banyak nutrisi yang aku makan.”
“Aku tahu. Selama kita memiliki Object, kita aman. Setelah tiga tahun di markas ini, aku telah memiliki tiket untuk penghargaan yang menungguku di rumah dan Quenser bisa kembali ke rumahnya dan menjadi sarjana terkemuka di sana,” kata Heivia dengan senyum saat dia menepuk Quenser di bahunya.
“Bocah seperti kalian membuatku iri,” ejek Froleytia, tapi dia sama sekali tidak cemburu terhadap mereka. dia lebih memilih dipromosikan sebagai seorang pejabat politik setelah lepas dari kemiliteran.
“Yah,” kata Quenser. “Selama kita memiliki Object, bahkan orang lemah seperti kita bisa ikut berperang di dalam perang.”
Kata-kata Quenser menyiratkan satu-satunya kebenaran di muka bumi ini.
Itu benar selama mereka memiliki Object.
Part 8
Di hari berikutnya, mereka akan tahu.
Mereka akan tahu neraka macam apa yang menunggu mereka yang dimanjakan oleh kedamaian yang ditawarkan oleh Object yang menghancurkan Object musuh.
Froleytia sudah mengatakan bahwa mereka tinggal menunjukkan bendera putih jika mereka kalah..
Namun, dia juga telah mengatakan hal lain.
Tidak pernah ada perjanjian yang dibuat untuk hal itu.