Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 8 Chapter 6

From Baka-Tsuki
Revision as of 17:20, 22 December 2014 by Zly (talk | contribs) (→‎Bab 6)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 6[edit]

05 Agustus 2092 AD / Okinawa – Villa ~ Pantai Onna

Tadi malam berlangsung sampai sangat larut. Tiba di Okinawa kemudian menghadiri pesta sampai menjelang tengah malam membuat hari pertama cukup berat.

Namun, meskipun begitu, untukku dapat bangun sebelum matahari terbit, hanya bisa dijelaskan sebagai kebiasaan.

Sejujurnya, aku masih ingin tidur sedikit lebih lama, tapi aku tidak ingin menjadi seorang wanita yang lembek. Kembali tidur lagi tak terpikirkan sama sekali. Dengan usaha, aku mengirim energi ke tubuhku, bangkit dan menarik mundur tirai-tirai, membuka jendela untuk membiarkan udara segar masuk sementara aku berada disitu. Karena aku berada di lantai dua yang menghadap halaman belakang, tak perlu khawatir tentang piyamaku terlihat dari luar. …….Meskipun menjaga penampilan terlebih dulu akan lebih cocok untuk etika seorang wanita.

Ketika menghirup angin laut aku menarik napas dalam-dalam, menghembuskannya keluar.

Dan pada saat aku melihat ke bawah, di sana ada kakakku yang sedang berlatih.

Membungkuk rendah kebawah, ia mengambil langkah dengan kaki kanan, mendorong tangan kanannya, mendorong lengan kirinya.

Kemudian di posisi itu ia mengambil langkah dengan kaki kiri, dan persis seperti yang kupikirkan dia mendorong keluar lengan kirinya lagi dia dengan cepat menariknya kembali, dan seolah-olah berpotongan, mendorong tangan kanannya.

Memutar tubuhnya saat ia dengan bertahap mengambil langkah-langkah dengan kaki kiri dan kaki kanan, lengan kanannya dengan tegas berpindah dari dalam ke luar, lengan kiri dari luar ke dalam, tangan kanan ke atas, tangan kiri bawah.

Tampaknya itu seperti semacam seni bela diri atau karate aku tidak tahu.

Pada masing-masing tangan ia memegang kecil — satu kilogram — berat, yang ia bergerak dengan tepat. Itu terlihat seperti pose yang digunakan oleh pemimpin penari atau aktor panggung.

Berjalan dalam bentuk lingkaran di sekitar pinggiran dari setengah halaman belakang, kakakku akhirnya berhenti bergerak, menghembuskan napas dalam-dalam dan beristirahat.

—Eh, sudah selesai……?

Aku menatap dengan jengkel di belakang kakakku saat ia mengambil napas dalam-dalam, berharap dia untuk menunjukkan 'tarian' yang indah lagi.

Biarkan aku melihat lebih banyak.

Hanya sekali saja tak apa-apa.

Gerakan luar biasa darimu, untuk adik kecilmu ......

—Tunggu!

Aku tersadar kembali.

—Tidak mungkin, aku telah terpesona?

Aku terburu-buru menutup tirai, lalu bergegas dari jendela.

Rel tirai membuat suara yang cukup besar, tapi itu tidak akan terdengar dari halaman ...... pikirku.

Aku bersandar di dinding dan runtuh ke bawah.

Wajahku panas.

Hatiku berdebar dengan ganas dan tidak mau tenang bahkan saat aku meletakan tangan di dadaku.

—Dia tidak menyadarinya, kan?

Kakakku tidak mendongak sekali pun.

Dia seharusnya tidak melihatku berdiri di jendela.

Namun meskipun begitu, karena aku menatap seperti terpesona, rasanya kakakku melihat juga.


◊ ◊ ◊



Seperti biasa, Sakurai-san yang menyiapkan sarapanku. Villa ini juga secara teknis memiliki mesin memasak otomatis yang dioperasikan oleh HAR, tapi Sakurai-san sendiri telah menegaskan bahwa 'orang-orang yang bergantung pada mesin otomatis menjadi hambar' dan dengan demikian, semua makanannya adalah buatan sendiri kecuali dalam keadaan terpaksa.

Baru-baru ini, aku turun tangan dalam membantu juga, tapi kenyataan berkata, keterampilan ku masih belum cukup untuk ‘berada’ pada level itu.

“Apakah Anda punya rencana untuk hari ini?”

Saat aku meneguk teh setelah makan, Sakurai-san menanyakan pertanyaan itu. Dalam bentuk yang seharusnya ditujukan kepada Okaa-sama, tapi aku tahu benar itu termasuk untukku juga.

“Jika cukup panas, aku ingin pergi ke laut.”

Berpikir sejenak, Okaa-sama memberikan tanggapannya.

“Haruskah saya menyiapkan kapal pesiar?”

“Hmm…… kapal layar kecil lebih bagus“

“Mengerti. pukul 4 PM boleh?”

“Ya, tolong.”

Dengan pengalaman, Sakurai-san dengan lancar menyimpulkan secara spesifik kata-kata singkat dari Okaa-sama dan menyimpulkan niatnya, dengan efisien memasang jadwal.

Ini berarti jadwalku untuk pukul 16:00 telah diputuskan juga. Okaa-sama kemungkinan besar bermaksud untuk menghabiskan waktu sampai saat itu di dalam villa.

Nah, apa yang harus aku lakukan?

“Miyuki-san, kalau kamu tidak mempunyai rencana khusus, bagaimana kalau ke pantai? Walaupun cuma berbaring, saya rasa itu cara bagus untuk menyegarkan diri”

Melihat aku kehabisan ide, Sakurai-san memberikan saran.

“……Saya kira begitu. Lalu, saya rasa saya hanya akan bersantai di pantai saat sore hari.”

“Saya akan membantumu bersiap. Ufufu, jika kamu mengenakan baju renang maka kamu harus hati-hati mengoleskan tabir surya untuk masing-masing dan setiap bagian kecil dari tubuhmu.”

……Eh? ‘Ufufu’, itu……

“…...Tidak, terima kasih. Aku bisa melakukannya sendiri.”

“Nah nah, tidak perlu untuk menahan diri.”

……Sakurai-san aneh tampaknya mengantisipasi sesuatu.

“Sinar matahari di daerah tropis sangat terik. Jika kamu melewatkan celah disuatu tempat, itu akan berbahaya.”

...... Sakurai-san, yang terlihat di matamu sangat mencurigakan.

“Tentunya kita harus menutupi semua titik dibawah baju renang juga. Ufufufu……”

“Uh, uhmm, Sakurai-san?”

Sakurai-san, untuk beberapa alasan, kau terlihat menakutkan sekarang!

“Ayo, mari kita bersiap-siap.”

Aku mencoba untuk menyelinap diam-diam, tapi sebelum aku bergerak satu inci, Sakurai-san sudah memegang pergelangan tanganku.

Cengkeramannya tidak begitu kuat untuk terasa sakit, tapi tentunya tidak ada getaran.

Aku diseret seperti itu sampai ke lantai dua, dan ketika aku melihat sekilas pada kakakku, aku merasakan sesuatu yang berbeda ia tertawa dibawah wajah tanpa ekspresinya.

...... Meskipun dia seharusnya tidak memiliki perasaan manusia tersebut.


◊ ◊ ◊



Di bawah tangan Sakurai-san, krim matahari benar-benar dioles dengan sangat teliti pada setiap inci dari tubuhku, dan saat aku sengaja keluar dari villa ke pantai, aku sepenuhnya lemas.

‘...... Mengapa aku harus begitu lelah selama ini?’ Aku mengeluh tidak masuk akal untuk diriku sendiri.

Dalam hal apapun, aku berasumsi apa yang aku anggap postur santai yang sederhana, melepas jubahku, kemudian pergi dibawah payung yang telah didirikan saudaraku dan di atas tikar yang telah disiapkan saudaraku dan berbaring.

Baju renang terpisah yang kupakai tidak cukup jauh berbeda dengan bikini, tapi masih memiliki cukup banyak eksposur. Itu bukan sesuatu yang akan kupilih, tapi sekali lagi Sakurai-san tidak memberiku banyak pilihan.

Itulah yang kupikir sih, tapi saat melihat, kakakku tidak bergerak satu inci pun. Mengenakan celana pendek selutut dibawah jaket, dia duduk di sebelahku dengan matanya di langit.

Lutut sedikit ditekuk, tampak seolah-olah melamun.

Ketika aku mencuri pandang, seolah-olah ia bahkan tidak menyadariku, hanya menatap ke kejauhan. Aku ingin tahu apakah dia bosan?

Dia adalah seorang yang sehat, anak yang sehat di tahun pertama di SMP, tapi dengan laut tepat di depannya, semua yang dia lakukan adalah duduk. Itu saja.

Apakah ini normal? Didorong oleh pertanyaan itu, aku menggeser diriku dengan siku, dan menyelinap melirik payung lain yang tersebar di sekeliling.

Itu...... sebuah keluarga pikirku. Seorang ibu dan ayah, dan seorang gadis mungkin pada tahun pertama atau kedua sekolah dasar.

Sama seperti yang aku pikirkan, anak laki-laki itu sedikit lebih tua dari anak perempuan itu datang berlari dari pantai.

Anak itu memegang tangan ayahnya, dan tampak seolah-olah mencoba untuk menariknya ke laut.

Payung di sebelah mereka kosong. Ada berbagai barang yang mengindikasikan keberadaan dua orang. ...... Ada dua mantel, yang berarti dua orang kan?

Keduanya mungkin turun ke laut juga.

Selain itu ...... whoawhoawhoa!

Aku merebahkan kepala terburu-buru.

Setelah mencoba mengintip lagi, aku dipaksa untuk menurunkan kepalaku lagi dengan segera.

Di sana, seorang pria sekitar sekolah menengah at— Aku tidak berpikir dia adalah seorang mahasiswa—menggosok minyak pada seorang gadis.

Di beberapa daerah yang cukup berbahaya juga. Hei, apakah dia akan mengoleskan seluruh bagian tubuh?

Dan di tempat yang terbuka untuk publik pada saat itu, tidakkah, tidakkah mereka malu sama sekali?

Orang itu setidaknya tidak perlu cemas dilihat. Membelai jauh ke tubuh gadis itu, ia tertawa cukup bahagia. Itu bukan ekspresi yang sangat menyenangkan untuk dilihat.

Apakah orang-orang seperti itu melakukan hal semacam itu?

MKnR v08 075.jpg

Seorang wanita yang lebih tua akan tertawa— Sakurai-san pasti akan tertawa, tapi aku telah membaca di majalah di suatu tempat pria seperti itu suka menyentuh wanita. Aku juga mendengar dari teman-teman di sekolah yang saat 'berpetualang' para senior pergi berkencan, mereka memiliki masalah dengan pacar-pacar mereka setelah memperhatikan tubuh mereka. Hanya saja apa yang mereka pikirkan dari perempuan, aku merasa marah pada saat itu. Zaman mengerikan itu 'seks bebas' berakhir setengah abad yang lalu! Lagi pula, kau melakukan hal-hal itu kepada siswa SMP!

...... Tidak baik, tidak baik. Tenang. Aku tidak bisa menyebabkan es di pantai Okinawa di tengah musim panas.

Tapi, wanita itu tampaknya tidak keberatan.

Ini mungkin saja karena dia berbaring cenderung sama seperti aku dan tidak mudah terlihat, tapi karena pria itu diizinkan untuk tetap melanjutkan aku menebak dia tidak keberatan dengan itu.

...... Yang sama seperti aku?

Disini aku berbaring, dan ada orang itu yang duduk di sebelahku.

Aku bertanya-tanya, apakah dia berpikir sesuatu yang sama? Apakah ia mampu hal seperti itu?

Aku menjulurkan leherku sedikit, melihat lagi wajah saudaraku, dan saudaraku menatapku.

Mata kami bertemu.

Berbeda dengan aku yang membeku diam, ia hanya terus melihat sekeliling untuk dua, tiga detik, sebelum kembali memandangi langit.

Aku kembali menguasai tubuhku dengan susah payah dan, tidak bisa mengatakan apa-apa, hanya menyembunyikan wajahku yang sekarang memanas dengan lenganku.

Aku berpikir tentang menguraikan rambutku dan menggunakannya sebagai semacam tirai, tapi sepertinya merepotkan pada akhirnya.

Berbaring tengkurap, aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu pipiku untuk mendingin.

Dengan pandangan kaburku jadi, aku - sekarang kembali normal - kepala mulai terisi dengan segala macam pikiran aku benar-benar seharusnya tidak berpikir tentang itu.

Dia, sejak kapan ia telah mulai menatapku?

Bagian apa dariku yang dia lihat?

Punggungku? kaki? Atau ......

Aku bertanya-tanya, apakah orang ini memiliki ketertarikan yang sama? Apakah ia berpikir ia ingin menyentuh tubuhku, atau sesuatu ......?

Aku tahu aku benar-benar tidak boleh berpikir hal-hal seperti itu tentang saudara kandungku yang memiliki hubungan darah. Tapi aku dan saudaraku tidak begitu mudah berterus terang.

Meskipun kita hidup di rumah yang sama, kita jarang melihat satu sama lain.

Satu-satunya saat kami bersama-sama, termasuk pergi dan pulang dari sekolah, adalah ketika kita keluar. Kebersamaan selama siang hari seperti sekarang ini hanya terjadi selama perjalanan.

Untuk sejauh yang kuingat, aku tidak punya kenangan mandi bersama, bermain bersama, atau apa pun.

Bagiku, kakakku tidak seperti keluarga, melainkan lebih seperti anak satu tahun yang lebih tua setahuku. Itu adalah perasaanku yang sebenarnya.

Ini mungkin hal yang sama untuknya.

Baginya, aku lebih seperti hanya seseorang yang bersekolah di sekolah yang sama, seorang gadis satu tahun yang lebih muda ......

Tanpa diduga, aku mendengar suara pasir bergeser.

Aku tahu itu seharusnya kakakku yang bangun

Aku tak bisa mengangkat kepalaku.

Sebaliknya, wajahku hanya tenggelam lebih lanjut ke dalam lenganku yang berfungsi sebagai bantal.

Aku mencoba memberikan kekuatan kedalam lenganku, paha, dan punggung, dan ternyata tubuhku mempunyai kehendak lain.

Di dalam tubuh kakuku, hatiku dengan keras ditumbuk.

Aku merasa kakakku menjulang di atasku.

Aku tak bisa bernapas.

Kepalaku berada dalam keadaan linglung.

Masih terlalu dini untuk itu terjadi karena kekurangan oksigen, bagian rasional dari pikiranku dengan tenang dan sia-sia berkata padaku.

Tubuhku, yang langsung menolak semua instruksi untuk bergerak, yang lembut tertutup oleh kain tipis.

—Eh?

Aku bisa merasakan kain, membentang dari bahuku ke paha.

Ini adalah mantelku yang telah kubawa sebelumnya.

Itu mantel yang dilipat, kini tersebar di tubuhku.

Entah bagaimana, tiba-tiba, aku merasakan rasa aman.

Semua ketegangan tak berarti ku menghilang, dan mungkin sebagai akibatnya pikiranku mulai melayang sebagai gantinya.

Tanpa membiarkan diriku lebih jauh memeriksa diri, aku merasa diriku terbuai rasa nyaman dan mengantuk.



Pada akhirnya, aku benar-benar harus berterima kasih kepada Sakurai-san. Terlepas dari kenyataan aku berada di bawah payung, aku telah tidur di sinar matahari yang terik selama beberapa waktu. Jika aku tidak dijaga oleh tabir surya dari atas sampai ke kuku, kaki telanjangku tidak dapat diragukan lagi menderita luka bakar yang mengerikan sekarang.

“Sangat panas ......”

Saat aku menyalahkan panas yang tak kasihan mengganggu tidurku, saudaraku, seperti yang diduga, masih di sampingku memandangi langit.

“Berapa lama aku tertidur?”

“Sekitar dua jam.”

Aku mengajukan pertanyaan tanpa peringatan.

Namun, dia menjawab tanpa ragu sedikit pun.

Hampir seolah-olah menghadang setiap pertanyaan lainnya.

Jawabannya terasa terburu-buru, seperti dia tak mau memberiku waktu untuk berpikir.

“Begitu.”

Samar-samar aku merasa ada sesuatu yang naik, tapi kepalaku masih kabur karena baru saja terbangun, dan aku tidak bisa mengatasi rasa ketidaknyamanan itu.

Saat aku bangun, mantelku meluncur ke tikar.

Mungkin karena angin laut bertiup pasir di mana-mana, meskipun aku telah tidur pada selembar seperai, permukaan bawah kakiku terasa sedikit kasar.

“Aku akan ke dalam air.”

Tanpa menunggu jawaban, aku menjepit sandalku.

Di sekeliling tikar, banyak jejak kaki yang jelas. Mereka tidak pernah ada sebelumnya. Beberapa bagian telah diratakan, menyerupai punggung orang-orang yang telah jatuh kebawah. Mungkin beberapa orang telah bermain voli pantai ......?

Jumlah payung disekitar sudah berkurang juga.

Tampaknya banyak yang terjadi saat aku sedang tidur, pikirku dengan malas, saat aku menuju ke pantai.


◊ ◊ ◊



Setelah makan siang, aku menghabiskan waktu dengan membaca di kamarku. Namun, setelah dua jam aku menjadi bosan. Ini bukan berarti aku tidak suka membaca, hanya saja aku tidak benar-benar merasa menyukainya hari ini.

Kukira aku akan pergi menunjukkan kepada Okaa-sama latihan sihirku.

Berpikir itu, aku menuju ke kamarnya.

Kamarku berada di tengah-tengah lantai dua.

Kamar Okaa-sama diseberang tangga, di sisi lain.

Ruang didepannya kosong, dan yang disebelah tangga milik saudaraku.

Disitu, aku mendengar suara dari dalam.

Tanpa pikir panjang, aku berhenti.

Resor ini cukup standar, yang berarti itu tidak seperti rumah kami, itu tidak sepenuhnya kedap suara; Namun meskipun begitu, normalnya suara tidak begitu mudah terdengar dari lorong. Bagi mereka untuk bisa terdengar, mereka harus berbicara dengan sangat keras.

Belum lagi suara itu yang barusan, adalah Sakurai-san? Secara naluriah, aku menekan telingaku ke pintu.

“Bagaimana bisa kau membiarkan pukulan yang mengerikan seperti ini tanpa pengobatan!”

Sakurai-san mungkin memarahi kakakku.

“Ini bukan masalah. Tidak ada kerusakan yang sampai ke tulang.”

“Jangan bertingkah seolah-olah semuanya baik-baik saja walupun tidak ada yang patah! Tidak sakit !?”

“Ada rasa sakit. Namun, itu tidak lebih dari sebuah hukuman saya telah memutuskannya atas diriku sendiri.”

Rasa sakit?

Hukuman?

—Apa yang mereka bicarakan?

"Haa ...... kau selalu seperti ini ...... Tatsuya-kun, aku sudah menyerah berusaha untuk memperbaiki kepribadianmu tapi ......

“Setidaknya biarkan aku menyembuhkanmu dengan sihir, jadi tolong lepas pakaianmu.”

Selalu?

“Tidak perlu. Jika itu menjadi hambatan dalam pertempuran, ia akan memperbaiki dirinya sendiri.”

“...... Tatsuya-kun, bahkan Guardian memiliki kehidupan sehari-hari. Karena kita bukan hanya mesin petarung. Omong-omong, tentang kejadian itu, akan lebih baik bagimu untuk membangunkan saja Miyuki-san dan pergi. Sebagai Guardian, meskipun kita harus menghormati kehendak tanggung kita dan kebebasan secara maksimal, itu bukan alasan untuk masuk kedalam pertengkaran hanya karena kau tidak ingin mengganggu tidur siang.”

...... Eh? Aku?

“Saya menyesal.”

“Ya ampun, tolong renungkan insiden ini baik-baik saja? Lari juga merupakan taktik yang sempurna terhormat. Tatsuya-kun, kau harus belajar untuk menjadi lebih fleksibel.”

Aku tidak mendengar suara mendesah, namun terasa kalau Sakurai-san telah melakukannya sehingga ia merosotkan bahunya dan bersiap untuk pergi.

Dengan terburu-buru, sepelan mungkin, aku kembali ke kamarku.



◊ ◊ ◊



Kapal pesiar yang telah Sakurai-san siapkan adalah sebuah kapal layar enam kursi dengan motor listrik terpasang.

Kami berempat bersama dengan juru mudi dan asistennya mengisi perahu dengan kapasitas penuh.

Aku duduk menunggu keberangkatan di kursi yang diatur berhadapan. Di seberangku adalah Okaa-sama, dan di sampingku adalah saudaraku.

Berpura-pura untuk menonton persiapan pelayaran, aku menembak sekilas profil kakakku.

Dia sibuk dengan pekerjaan mereka, dan tidak menyadari tatapanku.

Sejak aku telah mendengar percakapan mereka, aku tidak bisa mengerti hal itu.

Kakakku adalah pendampingku.

Cedera dalam perjalanan karena melindungiku seperti yang diharapkan.

Tapi sampai sekarang, aku jarang pernah melihat kakakku terluka.

Konfrontasi langsung seperti kemarin juga langka.

Berbicara tentang luka-lukanya, mereka semua berasal dari pelatihan.

Karena itulah aku, meskipun calon penerus Yotsuba, diasumsikan selalu naif dimana sangat sedikit manusia yang akan cukup tercela untuk memilih kita anak-anak.

Hal seperti itu mungkin terjadi dalam novel, tetapi kenyataannya berbeda.

Di tempat Fumiya-kun, tidak seperti Yotsuba, perlakuan Oji-sama kelihatan lebih ke alat yang menyenangkan hidup.

Guardian yang melekat padaku adalah simbol terkait dengan calon penerus dari Yotsuba.

Oleh karena itu aku selalu berpikir menugaskan anak seperti kakakku sebagai Guardian demi memberikan tempat di Yotsuba untuk kakakku yang payah dalam sihir. Dan sisi lain diriku selalu merasa bersalah untuk melakukannya.

Tapi dari percakapan keduanya sebelumnya, cedera tampaknya menjadi sesuatu yang setara untuk kursus.

“Miyuki-san, apa ada sesuatu yang mengganggumu?”

“Ah, tidak, tidak apa-apa.”

Pada suara yang tiba-tiba itu, aku berbalik terburu-buru.

Tidak baik, tidak baik.

Aku membuat Okaa-sama khawatir.

“Sudah lama sejak aku pergi berlayar ......”

“Ah, itu benar.”

Berpura-pura memperhatikan layar yang sedang disiapkan yang tampaknya telah selesai dikerjakan.

Tapi itu tidak akan menempatkan mereka tanpa batas waktu, dan aku memutuskan untuk menunda pikiranku untuk saat ini.

Tepat pada waktunya, tampaknya kita akan berangkat.

Terlepas dari kenyataan bahwa kita tidak menggunakan mesin, kita menjauh dari dermaga dengan kecepatan lebih besar dari yang kukira.

Aku fokuskan pikiranku pada pemandangan yang mengalir.



Dalam menghadapi angin barat, kami menuju ke arah utara-barat laut.

Karena aku berasumsi bahwa di musim panas sepanjang Okinawa, angin arah tenggara seharusnya bertiup, aku menanyai kapten tentang hal itu, yang ia jawab bahwa daerah tekanan rendah mendekati dari laut Timur.

Aku juga diberitahu bahwa hal itu tidak akan tumbuh menjadi topan, jadi aku tidak harus mempedulikannya.

Aku bahkan tidak menyadari itu, jadi kekhawatiranku hilang...... tapi tidak seperti aku sudah di laut untuk jangka waktu yang panjang, jadi mungkin tidak ada gunanya cemas.

Meskipun kami berlayar menuju Iejima, tujuan perjalanan adalah berlayar sehingga kami sudah berencana untuk kembali di tengah jalan. Dengan kecepatan angin saat ini meskipun, pada saat kami sudah setengah jalan itu sudah akan menjelang malam.



Berlayar lebih nyaman daripada yang telah kuduga.

Rasanya seperti kebingungan hatiku sedang tersapu oleh angin.

Jika aku tahu, aku akan menyukai untuk pergi lebih awal dan lebih jauh lagi.

Aku memejamkan mata, dan untuk beberapa saat hanya mendengarkan suara angin pada layar.

Jika kita dapat mengakhiri hari seperti ini, aku seharusnya bisa tidur dengan sangat nyaman malam ini.

—Harus, karena kutahu bahwa ini tidak bisa bertahan.

Setelah merasakan angin yang sangat tajam, aku membuka mata.

Sakurai-san sedang memperhatikan dengan tegang kearah laut, atau lebih tepatnya, mencolok.

Kata-kata asisten diucapkan saat ia mati-matian berseru ke radio — kapal selam? Dalam situasi ini, aku tidak berpikir itu adalah Angkatan Laut. Mungkinkah itu dari luar negeri? Meskipun ini adalah wilayah perairan Jepang. Jangan bilang ...... tindakan agresi !?

Bukan hanya aku yang mulai resah. Seolah-olah kapal itu sendiri telah menekan tombol panik, mesin mencicit saat ia mulai dinyalakan dan layar yang disimpan.

Saat kemudi berayun memutar memiringkan kapal, dan aku berpegang pada jeruji.

“Ojou-sama, tolong pergi ke depan.”

Meskipun aku tahu ini bukan saat yang tepat, kakakku memanggilku 'Ojou-sama' secara tiba-tiba adalah sebuah kejutan yang cukup besar.

Ini adalah sesuatu yang sering terjadi, tetapi dipanggil seperti seolah-olah aku adalah orang asing membuatku sedih.

Sebagai tanggapan, sikapku tidak perlu mengeras.

“Aku tahu!”

Karena itu benar-benar tidak beralasan dan tak mengandung tekanan, aku mematuhi dan meninggalkan kursiku.

Aku mengamati laut yang berbusa.

Meskipun saudaraku berada didepanku dan aku tidak bisa melihat wajahnya, aku hanya tahu jenis tatapan apa yang dia buat saat aku sedang menggenggam tangannya.

Tak ada pandangan menyorot, atau menatap.

—tanpa ekspresi dan kosong, mata dari kekosongan.

Sakurai-san berdiri di sisi buritan, melindungi Okaa-sama.

Okaa-sama adalah penyihir yang sangat kuat, tapi kekuatannya telah turun karena baru-baru ini. Interaksi antara sihir dan tubuh masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi diketahui bahwa menggunakan sihir yang kuat memiliki ketegangan proporsional pada tubuh.

Dia pasti tidak akan diizinkan untuk menggunakan sihir.

Mencapai kesimpulan itu, aku mengambil CAD-ku keluar dari kantongku dengan terburu-buru.

Sakurai-san sudah menyiagakan CAD nya.

Dan kakakku—tangan kosong, hanya berdiri di sana.

Dari belakang kami bediri, dua bayangan hitam dengan cepat mendekati ke arah kami.

Lumba-lumba? Cepatnya!

Aku bisa mengidentifikasi secara intuitif.

Torpedo !? Tanpa peringatan apapun!?

Aku seperti membeku, kakakku berdiri di depanku membuat gerakan yang tak bisa dijelaskan. Dia mengangkat tangan kanannya ke laut, kearah bayangan-bayangan hitam menjulang itu.

Tanpa CAD, kau tahu tidak membuat tindakan yang benar?

Bahkan jika hanya sedikit, kau masih penyihir!?

Aku mengutuk dalam hati. Tidak hanya jengkel pada kakakku yang meniru gerakan tanpa mengetahui tujuannya benar, tapi jengkel pada ketidakberdayaannya juga.

Dengan pemikiran itu dalam benakku, aku menatap Sakurai-san. Sebagai Guardian-nya Okaa-sama, pasti dia akan melakukan sesuatu di tempat kakakku yang tidak berguna, dan mencaci-maki dia untuk khayalannya.

Tapi aku terdiam.

Lebih cepat dari Sakurai-san yang bisa mengaktifkan apa pun, kakakku, seperti kilatan petir di awan, melepaskan sihir.

Itu lebih begitu cepat, aku bahkan tidak menyadarinya saat simbol sihir telah dipanggil sejenak.

Kedua torpedo tenggelam ke bagian bawah laut.

Ketika mereka tenggelam, bayangan diperluas. Torpedo telah hancur?

Hanya saja apa yang telah dilakukan orang ini ......?

Tanpa bantuan sihir atau apapun ......?

Seraya keraguan dan penolakan berperang dalam benakku, penyihir dalam diriku mengatakan kepadaku fenomena ini adalah tanpa diragukan lagi disebabkan oleh kakakku, yang telah menggunakan sihir luar biasa canggih untuk mengganggu struktur informasi dari torpedo dan mencapai keadaan ekstrim dekomposisi.

Orang ini, yang, terlepas dari kemampuan untuk menetralisir sihir yang lain, seharusnya tidak memiliki kemampuan magis sendiri, memiliki ......?

Mungkinkah aku tidak benar-benar tahu sedikitpun tentang kakakku ini?

Aku tidak benar-benar mengerti apa-apa tentang dia sama sekali?

Selama Sakurai-san terus melepaskan sihir di bawah air, aku hanya menatap punggung kakakku, kembali ke anak itu dia tampaknya muncul untuk berada di luar.






Back to Chapter 5 Return to Halaman Utama Forward to Chapter 7