HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 2

From Baka-Tsuki
Revision as of 18:35, 9 March 2015 by ZakkariaChristo (talk | contribs) (Created page with "==Bagian 2: Si Jempol Tom Berlari di Padang Minyak >> Pertempuran untuk Menutup Jalan Masuk Melewati Gibraltar== ===Part 1=== Seorang gadis yang dikenal sebagai seorang Elit...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bagian 2: Si Jempol Tom Berlari di Padang Minyak >> Pertempuran untuk Menutup Jalan Masuk Melewati Gibraltar

Part 1

Seorang gadis yang dikenal sebagai seorang Elit, yang dipanggil dengan nama ‘putri’ (meski dia tidak suka dipanggil seperti itu) oleh para prajurit dan pasukan, sedang berada di dalam sebuah pelabuhan besar yang digunakan sebagai markas perawatan.

Fasilitas yang digunakan untuk merawat Object setinggi 50 meternya cukup besar untuk menampungnya. Jika seorang ahli bangunan Yunani melihat bahwa kuil yang ia bangun sudah sangat besar, maka mereka pasti akan terkejut ketika melihat hal ini. Object sang Putri, Baby Magnum, masuk dengan pas di dalam strukturnya.

Object itu dikelilingi oleh jalur-jalur perawatan dan Sang Putri itu sedang duduk di pusat Object itu sendiri.

Di dalam tubuh utama Object itu adalah sebuah tempat yang berbentuk seperti bola. Itu adalah bagian kokpit dari Object.

Untuk bisa ditempati oleh Object, kokpit itu sendiri membentuk sebuah bola dengan ukuran 2 meter. Kursinya dibuat secara ergonomis, bentuknya sudah dihirung oleh komputer untuk mengurangi rasa lelah yang diakibatkan oleh posisi duduk yang tidak nyaman.

Kokpit yang berada di dalam Object itu tidak memiliki jendela atau pelindung yang membuatnya bisa melihat ke luar. Ia hanya bisa melalui monitor yang bekerja dengan gabungan sensor dan kamera. Monitor itu berbentuk lengingan dan dipasang dengan rapi di dalam bola itu dan sang Elit tinggal melihat seluruh area itu dengan pandangan 300 jendela yang begitu akurat namun cepat.

Tapi pusat kontrol Object bukan hanya itu.

Sang putri menggunakan jari telunjukkan untuk mengetuk pelan perangkat yang ia kenakan seperti sebuah kacamata atletik.

Itu adalah sebuah perangkat yang menggunakan pancaran inframerah untuk membaca gerakan matanya, tapi dia juga menggunakan sebuah tongkat kontrol seperti yang ada di dalam badan pesawat dan sejumlah keyboard yang sangat banyak. Semua kontrol sistem itu berfungsi sebagai sistem utamanya dan yang lain menjadi sistem penyokong.

Dengan sejumlah sistem utama dan banyaknya kombinasi yang diperlukan dari kombinasi sistem penyokongnya sudah cukup untuk membingungkanmu. Namun, sebuah Object adalah ikon kebanggaan kekuatan militer sebuah negara. Jika seorang tidak bisa bertempur hanya karena tidak bisa memahami seluruh seluk beluk sistem itu, maka alasan itu akan sangat memalukan, jadi seorang pilot haruslah sangat memahami seluruh seluk beluk sistem yang ada hingga yang paling detail. Seorang pilot elit harus mempelajari sebuah buku petunjuk manual yang lebih tebal dari sebuah ensiklopedia dan lebih banyak lagi buku manual yang harus dipelajari demi menjamin semua pola dan masalah yang kira-kira akan dihadapi di seluruh situasi yang akan datang.

“...”

Sang Putri menghela napasnya sedikit di dalam Object yang sedang di-service.

Ia tidak menghela napasnya karena misi berikutnya yang mengharuskannya membunuh seseorang yang memiliki keluarga nan jauh di sana. Malahan, dia sedang memegang sebuah ponsel di tangannya. Untuk mencegah peretasan, biasanya sebuah Object akan memotong sebuah sinyal yang datang dari luar kecuali sejumlah sedikit perangkat yang digunakan sistem untuk berkomunikasi dengan seluruh sistem, tapi dinding pelindung yang meliputi terowongan panjang hingga masuk ke dalam kokpit Object dibuka untuk kepentingan perawatan.

Dia sedang melihat ponsel di layar kecilnya.

Sebuah surel pendek tampil di situ.

Itu berasal dari temannya yang ia temui di Alaska dan orang yang telah menyelamatkannya saat dia berada dalam masalah.

“Heh heh.”

Sebenarnya surel itu sendiri pendek dan isinya juga blak-blakkan tapi sang putri tidak peduli. Dia tidak pernah membayangkan jika orang yang mengirimkannya itu memiliki makna yang lebih dalam dari yang sebenarnya ia katakan.

“Heh heh he he he. Heh heh he he he.”

Dia mulai berguman dan bergerak ke kanan dan ke kiri di kursinya dan sedikit menari. Dan kemudian secara tidak sengaja dia mengayunkan tangannya ke sekeliling dan secara tak sengaja menekan sebuah tuas di belakang tangannya.

Salah satu meriam itu bergerak dengan suara besi yang berdentum dan seperti akan menghancurkan jalan di sekeliling tempat perawatan itu. Sang putri dengan panik menarik tuas itu ke tempatnya sebelum meriam itu melempar nenek tua itu ke luar dan membuat homerun.

Part 2

“Quenser, misi kita akan segera dimulai. Komunikasi pribadi dilarang keras, jadi simpan ponselmu dengan rapi sampai kita memiliki waktu luang lagi,” kata Froleytia memperingati, seorang atasan Quenser yang cantik.

Quenser dengan cepat menaruh ponselnya di kantongnya.

“Misinya sederhana,” kata Froleytia di dalam sebuah wahana transportasi sambil menggoyangkan sumpit rambut bergaya kanzashi di rambut peraknya. “Object musuh mencoba meneroboh selat Gibraltar, jalan masuk ke laut Mediterania. Karena bencana yang akan terjadi jika ia berhasil menerobos, kita harus menghentikannya tanpa menghancurkannya sebelum ia menerobos selat ini. Hanya itu saja.”

“Hanya itu saja!? Menghentikannya tanpa meledakkannya? Apa kita harus memberikan serangan mematikan tanpa meledakkan monster itu?” keluh Heivia.

Froleytia sebenarnya sudah menyadari pertanyaan bodoh itu karena dia memberikan anggukan kecil.

“Para atasan benar-benar serius memberikan kita perintah itu. Sepertinya Object ini membawa banyak sekali jumlah minyak mentah di dalamnya yang mereka curi dan mereka ingin mengambilnya,” kata Froleytia sederhana. “Tapi jangan khawatir. Selama aku yang memimpin di sini, aku akan memberikan perintah yang lebih realistis.... Jangan pikirkan minyak yang dicuri itu, hentikan saja Object itu sebelum berhasil melintasi selat Gibraltar. Kalau kamu perlu meledakkannya, ledakkan saja. Hanya itu.”

“Aku pikir itu ide yang sangat payah. Itu bukan musuh yang bisa ditangani prajurit seperti kami....” keluh Quenser, tapi sepertinya Froleytia tidak mau lagi berkompromi tentang ini.

Quenser merasa pusing saat dia berpikir bahwa pertempuran sengit sebentar lagi akan terjadi.

“...Laut Mediterania. Aku rasa itulah kenapa pakaian kamuflase kita diganti dengan warna abu-abu.”

“Lihat, Heivia. Tamtama akhir-akhir ini cepat mengerti. Sebagai seorang prajurit, bisakah kau menggantinya?”

“Oke, oke. Tinggal mengganti pola motif senapanku saja kan? Tuhan, rasanya seperti mengganti warna latar ponselku.”

“Apa kau ingin adu mulut dengan atasanmu, Heivia? Kalau iya, cepat dan hajar aku.”

“Kamu mungkin tidak akan melakukan hal itu. Kupikir aku akan lebih bersemangat kalau kamu menginjak selangkanganku dengan kaki rampingmu itu.”

Dengan jawaban itu, Heivia mengganti bagian plastik senapan itu dengan warna yang dia suruh tadi. Sambil melihatnya, Quenser berbicara kepada Froleytia.

“Kenapa kamu ada di sini, Froleytia? Bukannya kamu ditugaskan di Alaska?”

“Aku dipindah ke sini bukan karena aku mau. Sekali lagi, ini perintah atasan. Karena kamu berdua dan sang putri akan bekerja sama lagi hari ini, mereka pikir akan lebih baik jika ada seorang atasan yang sama-sama berasal dari Alaska. Jujur saja, aku tidak ingin berada di tempat yang sama dengan tempat kalian berdiri.”

“Apa yang akan terjadi jika Object ini menembus selat ini? Katamu, monster itu berusaha mengirim minyak mentah yang dicurinya, bukan?” tanya Quenser mencoba mengganti topik pembicaraan mereka.

Froleytia mengangkat bahunya.

“Negara kita sudah memotong jalan masuk markas musuh selama enam bulan dan kerja keras itu akan menjadi sia-sia jika benda itu menerobos selat. Sebenarnya, Object itu sudah melintasi laut untuk mencari cadangan minyaknya sendiri. Tanpa mengindahkan garis batas laut internasional dan laut teritorial, Object itu mengebor minyaknya sendiri, menyimpannya, dan membagikannya kepada negara-negara sekutunya.”

“Jadi ini seperti ini layanan kiriman untuk para negara penyokong dana sebuah grup teroris dan akan menguntungkan bagi kita jika kita menenggelamkannya di sini,” kata Heivia dengan bibirnya yang melengkung sedikit.

Quenser menganggukkan kepalanya.

“Jika minyak saja sangat dibutuhkan oleh sebuah pertempuran yang berpusat pada Object, reaktor mereka pasti menggunakan tipe JPlevelMHD, benar? Aku duga cara kerjanya memiliki spesialisasi khusus.”

“Ironis sekali. Semakin maju perkembangan teknologi yang di dapat, semakin efisien kerja alat itu jika menggunakan bahan bakar lawas seperti batu bara.”

“Ya, tapi untuk JPlevel, minyak yang ada di dalamnya akan dilelehkan sebelum struktur kimianya sebelum dipadatkan kembali. Apa kau tahu berapa lama minyak itu akan bertahan setelah dibakar? Sekalinya minyak itu ada di dalam reaktor, kau tidak perlu menggantinya selama lima tahun.”

Saat mereka menyimpang ke garis singgung, Froleytia membawa topik pembicaraan ini kembali ke jalurnya.

“Minyak yang digunakan itu digunakan juga untuk markasnya, bukan Object saja. Seperti markas yang kau serang di Alaska, sebuah Object tidak bisa berfungsi jika tidak menjalani sebuah perawatan.” Saat ia tidak bisa minum saat mereka sampai di markas, ia menyeruput shochu yang rasanya keras. “Ada garis gawang yang dipasang di antara selat Gibraltar. Kita memasang sebuah jaring yang berisi ranjau yang dirajut di jaring itu. Seharusnya itu bisa menghalau monster logam itu untuk lewat, tapi siapa tahu kalau itu bisa melukai Object. Itulah kenapa Object milik sang putri akan melawannya saat kalian berdua melakukan misi kalian di balik layar.”

“Sepertinya posisi kita sangat tidak nyaman. Aku pikir aku akan mati dengan ditembak oleh 100 peluru nyasar.” Gerutu Heivia.

Quenser melihat melalui jendela kecil di samping wahana pengangkut itu. dia bisa melihat lautan biru membentang di bawah awan. Saat dia melihatnya, dia berguman beberapa kalimat.

“Aku kembali dasar medan perang sialan!”

Part 3

Wahana pengangkut yang membawa Quenser dan yang lain telah mendarat di sebuah landasan pacu di pantai itu, tapi sepertinya mereka tidak dibawa menuju ke markas perawatan seperti yang tadi ditugaskan kepada mereka berada.

“... Kau pasti bercanda kan. Itu tepat di tengah-tengah!” kata Heivia, protes, dari sebuah kapal perang sedang dengan lapisan besi standar yang menutupinya dan dua buah meriam otomatis di belakang dan di depan.

Quenser mengerti bagaimana perasaan Heivia.

Sebuah bangunan dengan struktur sama seperti sebuah pusat pengeboran minyak berdiri di tengah-tengah selat Gibraltar. Itu adalah sebuah pulau yang terbuat dari logam yang berdiri dengan sejumlah pilar di bawahnya. Sepertinya, itu adalah sebuah bangunan yang dibuat dengan sangat cepat mengingat bahwa sewaktu-waktu Object musuh dapat menerobos selat itu.

Pilar itu memiliki panjang 50 meter di bawah permukaan laut dan itu menyokong sesuatu seperti langit-langit logam selebar 300 meter persegi. Dibawahnya, banyak jalan, tangga, dan elevator yang memanjang di setiap arah.

Quenser melihat Froleytia.

“Kita seperti sebuah target yang sangat empuk di sini. Kalau kita tahu bahwa makhluk itu akan datang ke sini, kenapa kita tidak menggunakan angkatan udara daripada menunggunya lewat selat ini.?”

“Itu tidak akan berguna melawan Object. Penelitianmu tentang desain Object seharusnya membuatmu sadar bahwa Object sinonim dengan Perang. Untuk menghentikannya melewati selat Gibraltar, kita harus membangun markas untuk Object sang Putri.”

Quenser tahu itu, tapi dia hanya ingin supaya dia tidak perlu lagi bertempur.

Bagaimanapun juga, harus bekerja di tempat yang sangat berbahaya ini bukan sesuatu yang mudah diemban oleh seseorang. Kalau Object itu membombardir tempat ini, mayat mereka tidak akan pernah muncul ke permukaan lagi.

Quenser melihat sekelilingnya dan bisa melihat beberapa bangunan yang mirip dengan tempat mereka berada yang terlihat seperti sebuah titik di laut.

“Itu bukan bangunan untuk mengebor minyak. Tempat ini tidak cocok untuk mengebor minyak,” jawab Froleytia saat Quenser menampakkan ekspresi itu. “Minyak yang dibutuhkan untuk perawatan itu dikumpulkan dari area yang bisa diajak kerja sama di seluruh dunia dan disimpan di sebuah tangki penyimpanan di bawah laut.

“... Jadi yang kita lakukan itu sama seperti mereka. Ini benar-benar membuat semangatku menurun,” kata Quenser.

Sementara itu, Heivia turun dari wahana itu dan menaiki tangga metal itu dan berjalan naik ke puncak markas itu. Tentu saja dia tidak berniat untuk naik sebuah gedung setinggi 50 meter dengan tangga. Pertama dia akan naik melalui sebuah elevator.

Quenser mengikutinya.

“Hei, kenapa kamu begitu semangat sih?”

“Aku rasa para petinggi mengharapkan sesuatu yang sangat besar dari kita. Dari yang aku dengar, mereka bahkan memberikan sebuah sebuah setelan yang sama seperti milik sang putri dari tentara.”

“Setelan itu akan hancur berkeping-keping dan bahkan debunya pun tidak akan bersisa dari serangan Object.”

“Tapi bukannya setelan itu bisa menahan tubuh kita agar tidak hancur berkeping-keping dari ledakannya bukan? Terbunuh akibat zirah milik sekutumu sendiri merupakan cara mati yang tidak enak dilihat.”

Mereka akhirnya sampai di sebuah pelataran di atas 10 meter di atas permukaan air. Area itu seluas 100 meter dan panjangnya 30 meter. Karena ada beberapa crane yang bekerja di situ seperti sebuah tongkat pancing, pasti tempat ini adalah tempat untuk mengeluarkan dan memasukkan kargo dari kapal pengangkut. Di dinding yang berlawanan dengan crane itu, sejumlah elevator bergerak untuk mengangkat dan menurunkan kargo sedang disiapkan. Sebuah elevator dengan luas enam tatami sebesar ruang keluarga biasa dengan atap yang jarang.

Heivia berlari mengelilingi tempat itu sebelum berhenti di pusatnya dan membuka tangannya lebar-lebar. Mungkin dia sedang berusaha memanggil UFO.

“Tiba di tempat sebesar ini bisa membuat semangatmu naik, bukan begitu?”

“... Mengisi kepalaku dengan ilmu pengetahuan tanpa bisa menulis sebuah tesis itu membuang-buang isi kepalaku saja.”

“Apa kau masih bertingkah seperti seorang tamtama? Kamu baru saja lulus dari markas Alaska, ingat? Sekali kau melewatinya, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan untuk sisa hidupmu, mengerti?”

"Ototmu itulah otakmu, jadi kau perlu merehabilitasinya kembali saat kau berhenti menggunakannya. Aku tidak ingin semua yang aku tahu hanya digunakan untuk meledakkan sesuatu.”

Saat mereka saling berbicara, Froleytia memanggil mereka.

“Hei, kita tidak di sini untuk bersenang-senang. Cepat siapkan peralatanmu itu di loker dan cepat melapor ke pos. Aku dengar para petinggi sedang mengamati kita, jadi setiap kesalahan yang kamu perbuat akan berdampak buruk bagimu.”

“Itu benar. Dan peledak yang kita gunakan diganti dari C4 menjadi Hand Axe, bukan begitu? Alat ini jauh lebih berharga pergramnya dari pada platinium.”

“Walau begitu, itu tidak akan bisa menggores zirah Object,” kata Quenser mencoba mengingat misi yang pernah mereka jalani.

Dia lalu berbisik kepada temannya yang ada di sebelahnya itu.

“(...Hei, apa kau pikir kita bisa berhasil Entah bagaimana caranya? Bukannya tidak biasa jika orang seperti kita bisa melawan Object. Keajaiban seperti di Alaska tidak akan terjadi dua kali berturut-turut...)”

“Sebenarnya, aku pikir bahwa kita bisa melewati ini.”

Mata Quenser yang terbuka lebar membuat Heivia terkejut karena jawabannya sangat hati yang ringan.


Heivia mengeluh.

“Lagi pula, kali ini bukan hanya kita yang beraksi. Kita punya Objectnya tuan Putri. Pertarungan Object vs Object akan jadi fokus utama di sini dan tugas kita hanya membantunya dari belakang untuk memberikan dukungan sebanyak yang kita bisa bagi sang Putri. Nanti juga Putri akan mengurus sisanya. Ini tidak sama dengan pertarungan kita di Alaska saat kita harus melawan Object yang luar biasa besarnya itu sendiri tanpa Object di sisi kita.”

“Apa kau... yakin?”

“Yah, lihat.”

Heivia menunjuk pelat besi markas yang ada di seluruh sisi laut itu.

Beberapa fasilitas yang sama juga berada di lautan itu. Tidak hanya sedikit. Ada dua puluh sampai tiga puluh markas yang menutupi selat ini dalam garis lurus dengan jarak interval. Itu terlihat seperti fasilitas pengeboran yang berada di pesisir laut.

“Mereka mungkin membangun markas ini buru-buru, tapi ada 30 markas perawatan Object di sini. Bahkan jika ada dua atau tiga yang diserang, kita masih bisa bertahan untuk merawat Object kita. Sebenarnya tidak normal kalau kita menghabiskan uang untuk ini dan mereka pasti tidak ingin fasilitas yang mereka bangun ini dihancurkan begitu saja. Atasan kita pasti sudah memperkirakan hal itu. Dan juga kesempatan kita untuk hidup juga semakin besar.”

Alasan itu membuat Quenser mulai melihat situasi ini dari sudut yang lebih positif.

Jika mereka tidak lebih dari pion yang akan dikorbankan, atasan mereka tidak mungkin menggunakan uang sebanyak itu untuk membangun fasilitas-fasilitas ini. dan juga mereka memiliki Object sang Putri. Setelah mendapatkan pengalaman mereka di Alaska, mereka juga tidak bisa begitu saja bergantung padanya, tapi memiliki sang Putri di sisi mereka pasti juga memberikan keuntungan bagi mereka. Dan paling tidak, sebuah pertarungan antara Object dengan Object jauh lebih seimbang jika dibandingkan mereka harus bertarung sendiri.

Tugas Quenser dan Heivia adalah untuk untuk mendukungnya.

Mereka tidak akan melawan Object itu satu lawan satu.

Mereka hanya membantu sang Putri dari belakang dan menyiapkan cara-cara untuk membawa mereka kepada kemenangan.

Jika hanya itu, mungkin mereka masih mungkin untuk menang.

Quenser tersenyum di wajahnya dan dia berbalik menuju rekannya itu.

“Kalau begitu, mungkin kita akan baik—“

Sebelum dia menyelesaikan apa yang akan dia katakan, markas yang ada di sebelah mereka dihancurkan menjadi berkeping-keping.

Ledakannya baru terasa setelah mereka melihatnya secara visual.

Seperti sebuah kartu yang disusun membentuk piramid, markas itu hancur oleh sebuah serangan horizontal dan tenggelam ke laut. Markas yang ada di sebelahnya sejauh 200 meter, tapi gelombang ledakannya menghempaskan tubuh Quenser dan Heivia. Sebuah kabel dari perangkat menancap ke bawah dari atas.

“Apa..?!! Apa bangunan itu tidak memiliki standar kualitas yang baik?”

“Bodoh! Jangan mencoba kabur dari realita di depanmu! Itu pasti Object!”

Quenser mendarat dengan punggungnya, dan dia berguling dengan perutnya dan menggunakan teropong untuk melihat sejauhnya.

Dia menemukan sesuatu berbentuk gunung.

Heavy Object v01 168.png

Dia melihat sebuah raksasa dengan zirah pelindung serangan nuklir yang menutupi reaktornya yang menjadi karakteristik dari sebuah Object yang sama dengan jumlah senjata yang mengitarinya. Senjata utamanya adalah Railgun. Sepertinya, senjata itu mampu menembakkan proyektilnya dengan kecepatan Mach 10. Kekuatan penghancurnya sungguh luar biasa seperti yang telah mereka lihat itu. Salah satu senjata itu menghancurkan seluruh markas itu dari peta dalam sekali tembakan.

Masih di atas itu, Object itu tidak hanya memiliki satu reaktor di dalamnya.

Itu ada tiga.

Ketiga bola itu disusun dan membentuk sebuah segitiga sama sisi dan sebuah zirah yang menghubungkan reaktor itu lalu riak air mendengus dari Object berbentuk huruf A itu dan mesin bantalan udara di bawah Object itu membuat Object itu mampu mengambang di atas permukaan air.

Object itu khusus dibuat untuk pertempuran laut. Lebih dikenal dengan nama Tri-Core.

Saat Heivia melihat raksasa yang ada di dalam dokumen militer, dia mulai berteriak komplain.

“Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu!! Bagaimana caranya benda itu bisa bergerak ke sana ke mari!?”

“Aku tidak tahu! Mungkin itu menggunakan kombinasi dari udara untuk mengambangkannya seperti Hovercraft dan jet air atau sesuatu yang lain! Dengan bentuk sebesar itu, aku tidak terkejut kalau Object itu mempunyai banyak pendorong!!”

Tanpa memperhatikan kedua bocah laki-laki itu, Object itu mengarahkan railgun raksasanya yang terlihat seperti tiang besi di sisinya.

Object itu tidak memberikan peringatan atau ancaman.

Dengan suara ledakan yang mengelegar, markas yang berjejer dalam garis yang membelah laut itu secara horizontal dihancurkan satu persatu.

Heivia menutup telinganya dan berteriak dibalik gelombang ledakan itu.

“Sial, apa benda sialan itu menembak kita seperti target di game menembak atau sesuatu seperti itu!? Kenapa jaring ranjaunya tidak berfungsi!?”

“Peledak biasa tidak akan bisa melakukan apapun saat melawan monster itu! harusnya kamu tahu!”

Quenser mengalihkan teropongna ke arah lain.

Hanya adalah 60 detik yang terlewat sejak tembakan pertama dan hampir setengah markas itu telah tenggelam. Itu berarti tiap-tiap markas ini tenggelam satu persatu tiap empat detik.

(Di mana Object sang Putri? Jangan bilang padaku bahwa Object-nya ikut hancur di dalam markas tadi!)

Quenser mulai panik.

“Hei, apa yang harus kita lakukan!? Kita terlalu naif! Object bukan sesuatu yang bisa kita kalahkan dengan cara berhadap-hadapan! Berada di tengah-tengah pertempuran antar Object akan membuat tubuh kita hancur berkeping-keping!!”

“Tidak, tunggu. Kenapa Object sang Putri tidak membalas?”

Masih terbaring di bawah, Quenser melihat ke sekelilingnya dengan teropongnya, tapi dia tidak melihat tanda-tanda Object besar yang lain.

Itu adalah saat di mana Froleytia memanggil mereka sambil melihat Object yang berada di laut itu dengan wajah yang sedikit marah dan terganggu.

“Apa!? Kalian berdua tidak dengar!?”

“Aku tidak suara suara itu...”

“Sang Putri ada di sebuah markas pelabuhan di darat sambil menunggu perawatannya selesai untuk mengambang dalam pertempuran laut ini! Sepertinya, mereka mengujicobanya dengan menyeberangi Samudera Atlantik, jadi kedatangannya ditunda! Kenapa kamu pikir kita menyewa pesawat untuk menerbangkanmu ke sini dengan cepat!? Karena Cinderella kita memiliki jam karet, dia perlu waktu untuk sampai ke sini. Karena kalian berdua adalah satu-satunya aset yang kita miliki untuk melawan Object demi kita, pihak atasan ingin kalian untuk melukai Object itu sampai sang Putri bisa sampai di sini dan segera mengalahkan benda itu saat dia telah tiba!!”

“Tidak, fuck that,” kata Heivia, ketika dia mengurutkan hierarki kemiliteran. “Tidak mungkin kita bisa melakukannya sendiri. Tidak ada yang bisa kita lakukan sendiri tanpa Object!! Jangan terlalu banyak bercanda dan cepat kibarkan bendera putihnya!! Apa kau tidak mendengar kalau perang sekarang ini bukan lagi perang habis-habisan!?”

“Itu adalah keputusanku saat kita bisa menyerahkan tanah kita bagi lawan dan melarikan diri. Kali ini, barisan pertahanan kita sudah terbentuk untuk menghalangi jalan musuh. Bahkan kalau kita mengangkat bendera putih, Object musuh pasti akan menghancurkan setiap markas yang ada di seluruh selat Gibraltar. ...Sederhananya, situasi sekarang tidak mendukung kita untuk menyerah.” Tanpa memperhatikan raut sedih di wajah mereka, Froleytia melanjutkannya tanpa ekspresi yang ramah. “Juga, para atasan tidak ingin kita menggunakan kode nirkabel untuk bendera putih saat ini. Sepertinya mereka ingin mencegah Object musuh untuk menerobos dari sini bahkan jika kita harus meledak berkeping-keping.”

“...!?”

“Jadi hentikan benda itu seperti nyawamu bergantung padanya... karena itu seharusnya. Itulah kenapa kita menyerahkan kapak tangan itu kepadamu yang lebih mahal dari pada Platinum.”

“Memangnya kita bisa melakukannnnnnnnnnnyyyyyyyyyyyaaaaaaaaaaaaa!!”

“Memangnya kita bisa melakukannnnnnnnnnnyyyyyyyyyyyaaaaaaaaaaaaa!!”

Quenser dan Heivia berteriak di dalam tarikan napas yang panjang dan berlari tanpa mengindahkan perintah. Mereka berlari menuju laut lepas yang menyebar di bawah crane yang memanjang turun seperti tongkat pemancing. Mereka berada di atas ketinggian 10 meter, tapi melompat dari situ masih lebih baik dari pada menjadi sasaran Tri-Core.

“Hei, tunggu du—“

Froleytia baru akan memanggil nama mereka, tapi sebelum dia menyelesaikannya, dia sadar bahwa Tri-Core sedang mengarahkan Railgunnya ke arahnya. Ekspresinya langsung berubah dan dia melompat dari markas itu persis seperti apa yang dilakukan oleh Quenser dan Heivia. Lalu setelah itu, markas seperti gunung itu dihancurkan berkeping-keping oleh Object raksasa itu.

Part 4

Quenser dan Heivia terjun ke dalam laut.

Sisa-sisa dari markas yang besar dan kecil tersebar dan mengotori laut. Pemandangan itu seperti sebuah pohon yang jatuh dan batang- batangnya yang menutupi hilir sungai setelah sebuah badai menerjangnya. Namun, markas perawatan itu terbuat dari besi dan semen, jadi sisa-sisa markas itu tenggelam semakin dalam di bawah laut.

Quenser dan Heivia mengayuh air dengan payah dengan berusaha menjaga kepala mereka tetap berada di atas permukaan air, tapi seragam militer mereka cukup berat setelah menyerap air itu. Mereka juga membawa beberapa kilo bom plastik dan senapan, dan ini tidak sama dengan berenang ketika memakai baju renang. Rasanya seperti sebuah tangan tak terlihat sedang menggapai kaki mereka.

“Uehh... sial.... aku akan mati!! Kita akan terseret arus! Aku tidak akan pernah kembali ke pertempuran yang ada Objectnya!!” teriak Quenser saat dia akan tenggelam.

Di sebelahnya, gerakan Heivia seperti seseorang yang hampir berenang dan tenggelam.

“Saat ini, kita akan dihantam dengan sisa-sisa markas yang akan jatuh dari atas kita bahkan jika Object itu tidak menembak kita! Di mana suit yang dijanjikan pada kita!?”

“Di dasar laut sekarang! Bagaimana kalau kau menyelam sedalam 300 meter dan ambilkan itu buat kita!?”

“Mereka menjanjikan suit yang membuat kita tenggelam seperti batu saat kita bertempur di laut!? Apa para atasan itu mencoba menyingkirkan kita setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan!?”

“Lebih pentingnya lagi, apakah kita tidak bisa menjauh dari markas ini sejauh mungkin!? Tangki minyak yang ada di dasar laut yang disambungkan dengan pipa adalah sumber daya yang sangat penting bagi perawatan, bukan? Alat pengaman pasti sudah menahan minyak mentah itu untuk bocor, tapi siapa yang tahu berapa lama alat penahan itu akan bertahan dari serangan Tri-Core!!”

“Jadi akan ada sebuah air mancur hitam yang diikuti lautan api!? Siapa sih sebenarnya yang menyetujui rencana buruk ini!?”

Saat Heivia mengeluh, dia tenggelam di bawah permukaan laut sekali lagi dan dengan panik mencoba bangkit lagi. Sekali kepalanya naik ke atas lagi, dia mengangguk seperti seekor anjing yang basah terkena air.

“Sial, aku tidak akan lagi bisa bertahan. Aku akan tenggelam... Aku bisa menyingkirkan peledak di tubuhku, bukan?”

“Dan mengubah kesempatanmu untuk hidup dari 1% menjadi 0%!?”

“Memang apa yang bisa dilakukan rongsokan ini!? Bahkan kalau kita meletakkan dengan hati-hati, benda ini tidak akan melukai zirahnya sama sekali! Dan bahkan kita tidak berada sangat dekat dengan situasi yang menguntungkan itu!!”

“Itu benar... mendekati Object itu masih menjadi masalah, tapi... gyahh!! Object itu mau kemari!!”

Quenser dan Heivia melihat secara horizontal dengan wajah yang terkejut.

Tri-Core itu pasti telah memutuskan kemenangan mereka dipastikan setelah memeriksa seluruh markas yang telah dihancurkan dengan Railgun (atau ia merasa lega karena tidak ada Object yang muncul) karena dia mendekat dengan rentetan suara tembakan.

“Itu bergerak dengan kecepatan 200 kilometer per jam.

(Apa itu akan langsung menyeberangi selat ini?)

Seperti yang Quenser duga, dia mendengar Froleytia memanggilnya dengan hanya kepalanya di atas permukaan air.

“Lakukan sesuatu!! Kalau benda itu melintasi selat ini, itu akan berhasil memberikan minyak bagi markas musuh! Kalau kamu tidak mau itu terjadi, cepat lakukan sesuatu!!”

“Siapa yang peduli tentang itu sekarang!? Object itu bisa membawa minyak goreng itu dengannya sepuas-puasnya!!”

“Kalau minyak itu sampai di sana, markas musuh akan berfungsi dan bekerja lagi!! kalau itu terjadi, bahkan Object yang lebih buruk dari ini, yang berhenti karena tidak adanya perawatan, akan berfungsi kembali dan bergabung!! Wilayah Mediterania akan menjadi lebih buruk dari neraka!!”

“Oh, berikan aku istirahat sejenak!! Apa kau pikir aku bisa dihukum karena menembak atasanku di kepala?”

Heivia membuat komentar itu bagi Quenser dengan sangat serius di matanya, tapi Quenser memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dikhawatirkan.

“Hei, ini buruk! Tri-Core itu akan ke sini!!” Dia berteriak dengan tampang yang lebih serius di mukanya.

“Tentu saja, pahlawan!! Itu mencoba untuk menembus selat, ingat—“

“Tidak!! Object itu mengambil arah untuk meremukkan kita!!”

“Oh, tidak!! Kau pasti sedang bercanda!!” teriak Heivia, tapi sayangnya, Quenser sedang tidak bercanda.

Tri-COre yang memiliki tiga reaktor itu baru sadar bahwa masih ada markas musuh yang berada dalam kondisi dasar yang kokoh setelah dua sampai tiga tembakan dari railgun raksasanya dan sekarang sedang mencoba ke sini untuk menembak dari jarak nol. Raksasa itu mendekati mereka tanpa memperhatikan Quenser dan yang lain berada di laut dengan payah.

Tentu saja tubuh manusia akan langsung hancur jika raksasa itu menembakkan senjatanya.

Tri-Core itu sepertinya mengapung dengan cara yang sama seperti sebuah Hovercraft menipu udara ke bawah, tapi seperti benda itu membutuhkan sesuatu yang lain untuk menjaga benda itu tetap mengapung setinggi 30-50 cm di atas permukaan laut. Quenser dan yang lain pasti akan terkena dengan itu saat mereka mengayuh kaki mereka di jalur raksasa itu dan hembusan udara yang menjaga ratusan ribu ton benda itu tetap mengambang di atas permukaan akan menghancurkan tubuh manusia.

Saat ini, mereka akan dilumatkan dan dimakan oleh gurita.

Mata Heivia terbuka saat dia melihat Tri-Core itu mendekat dengan jalan yang melawan arah jarum jam.

“Kita harus pergi dari sini!!”

“Bodoh!! Tidak mungkin kita bisa berenang secepat itu!! Tri-Core itu selebar 150 meter! Bahkan seorang pemenang medali emas Olimpiade tidak akan bisa menghindarinya!!”

“Lalu beri tahu aku, calon sarjana!! Apa yang harus kita lakukan untuk selamat dari situasi ini?”

Bahkan saat mereka saling membentak satu sama lain, Tri-Core itu semakin dekat dengan kecepatan yang luar biasa.

Itu akan mencapai tempat ini dalam waktu 30 detik.

(Kalau kita tidak bisa kabur lewat berenang ke kiri atau ke kanan, lalu pilihannya yang terakhir adalah...!!)

Quenser berenang maju menuju sampan yang tenggelam di situ.

Melihat itu, Heivia berteriak, “Apa kau pikir kapal motor murahan bisa memutar balikkan alur pertempuran laut ini!?”

“Tidak, bodoh! Pakai ini!!”

Quenser melempar sesuatu yang telah disediakan oleh sampan penyelamat itu ke arah Heivia dan Froleytia. Itu adalah sebuah masker oksigen dengan tabung kaleng untuk melindungi hidung dan mulut.

“Sebuah tangki oksigen...?”

“Pakai ini dan menyelam!!” kata Quenser saat dia mengenakan masker jernih itu dan menunjuk ke bawah. “Tri-Core bergerak di atas permukaan air dengan pengambang raksasa dan bantalan udara! kalau begitu, seharusnya ia tidak sampai di bawah permukaan air!!”

“!?”

Sepertinya Heivia dan Froleytia terlihat mencoba memberikan sebuah balasan, tapi Quenser tidak memiliki waktu untuk mendengarkan.

Ujung dari Tri-Core yang bergerak dengan kecepatan 200 km/j sangat dekat dengan mereka. Saat bergerak dengan begitu cepat, itu membentuk sebuah gelombang air tinggi berbentuk V. Walau benda itu sebenarnya sedang mengambang di atas permukaan air, angin yang ditembakkan dari atas ke bawah menghancurkan permukaan air itu. bahkan jika mereka bisa berhasil sampai ke sisi dari Tri-Core, gelombang itu akan menelan mereka.

“Sial!!”

Quenser menyelam ke bawah permukaan air tanpa mengecek apakah dia sudah mengenakan maskernya dengan baik.

Tekanan udara dari Tri-Core yang ditembakkan ke bawah, membuatnya hampir tidak terlihat. Angin terus menerus mengguncang permukaan air, tapi amukannya tidak sampai ke bawah permukaan air itu.

(Hoo. Sepertinya aku berhasil—)

Saat Quenser menarik napasnya lega, sesuatu menghalanginya untuk bernapas.

Tubuh utama dari Tri-Core menggunakan gaya dorong yang sangat kuat dan bantalan udara yang hampir sempurna yang membuatnya mampu mengambang di atas permukaan laut.

Namun, sesuatu seperti tiang besi menusuk lurus ke bawah dari tiap-tiap reaktor bola itu. Itu adalah jangkar yang berbentuk siku seperti tongkat pemukul milik polisi yang mudah dibongkar pasang. Beratnya akan menahan agar Object itu agar tidak jatuh ke tiap-tiap sisinya.

Tubuh utama dari Object itu melewati kepala Quenser, tapi benda seperti tiang jangkar itu mengarah lurus ke arah dirinya.

“!?”

Quenser langsung bergerak cepat untuk berenang menuju sisi yang lain untuk menghindarinya, tapi Tri-Core membuat gerakan yang sama di saat yang sama dengan dirinya. Mungkin terlihat seperti mencoba mengarahkan arahnya, tapi itu membuat sebuah gerakan tiba-tiba yang mengikuti arah jarum jam seperti orang yang akan melakukan gerakan pivot—menggesekkan kakinya di atas tanah dengan cepat lalu merubah posisinya. Kecepatannya menurun dengan perlahan, tapi trayektori jangkar itu mengarah lurus ke arahnya seperti peluru kendali yang langsung mengarah pada dirinya.

(Oooooooohhhhhhhhhhh!?)

Di titik itu, tidak bisa memikirkan rencana atau trik. Quenser hanya menggerakkan tangan dan kakinya secara panik agar bisa menjauh sejauh yang dia bisa.

Namun, tubuh kecilnya hanya bisa berputar di dalam air seperti sehelai daun yang tertiup di atas angin.

“Uhuk!?”

Jangkar itu tidak mengenai dirinya.

Kalau mengenainya, tubuhnya tidak akan mampu diidentifikasi sebagai manusia.

Dia baru saja menghindarinya, tapi arus air yang tertarik akibat jangkar itu membuat tubuh Quenser berputar.

(Paling tidak aku berhasil menghindarinya..)

Quenser secara ajaib berhasil menyelamatkan dirinya sendiri, tapi dia masih tidak memiliki kesempatan untuk menarik napas lega.

Sesuatu meraih kakinya.

“!?”

Sebuah rasa sakit menjalar ke seluruh kakinya sampai-sampai dia berpikir bahwa sendinya dislokasi, tapi seperti tidak terlalu serius. Bahkan kalau begitu, kesadaran Quenser mulai lenyap. Apapun benda yang menarik kaki Quenser, dia bergerak dengan kecepatan 50 km/j.

(Uhuk ufuk!! Brengsek. Apa aku tersangkut di salah satu bagian Tri-Core!?)

Quenser melihat sendinya yang mulai menjalarkan rasa sakit dan ekspresinya yang terlihat masam.

Sesuatu seperti jaring logam mengelilingi jangkar itu dan sebagian dari menyelimuti pergelangan kaki Quenser. Itu tidak terlihat seperti jaring yang digunakan untuk menangkap ikan. Ini menjadi lebih jelas saat Quenser melihat sekelilingnya dan memperhatikan bahwa ada bola logam di dekatnya. Itu seukuran bola yang digunakan untuk acara festival dan permukaan metal itu seperti ada sebuah tanduk yang tebal di seluruh sisinya.

Ekspresi Quenser merapat ketika dia melihat benda itu.

(... Sebuah ranjau?)

Dia mengingat apa yang dikatakan Froleytia soal jaring ranjau yang dipasang di seluruh selat Gibraltar untuk memerangkap Tri-Core. Object itu menggunakan tubuh besarnya untuk memaksa masuk melalui jaring itu dan akhirnya jaring itu nyangkut di salah satu bagiannya.

Ranjau seperti itu tidak akan bisa merusak Object.

Tapi jika diledakkan di sini, itu akan meledakkan tubuh Quenser menjadi berkeping-keping.

(Brengsek, aku tidak akan mati oleh perangkap yang dipasang sekutuku sendiri!!)

Mungkin karena berpikir bahwa akan lebih baik untuk mengarahkan Railgun jika diam, Tri-Core itu berhenti bergerak, bantalan udaranya melemah, dan itu berhenti di permukaan air yang di atasnya benda itu mengambang.

Quenser menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan dirinya dan mencapai pergelangan kakinya. Namun, itu telah bersimpul di dalam jaring sehingga ia tidak bisa melepaskan diri begitu mudah. Dia panik, tapi kemudian tangan seseorang mencapai dirinya di sisinya.

(!? ...Heivia!!)

Sepertinya, temannya itu juga ikut tersangkut di jaring juga. Heivia sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi masker oksigen dan baju airnya menghalanginya untuk berbicara kepada Quenser.

Heivia menggunakan tangannya yang handal untuk membebaskan Quenser dari jaring, tapi dia menggapai tangan Quenser saat Quenser mencoba pergi dari situ.

Tri-Core itu berhenti dan menembakkan railgunnya. Itu menghancurkan markas yang telah kehilangan bentuk aslinya dan para prajurit yang sudah melompat ke dalam laut.

Sementara perhatiannya pada hal lain, mereka akhirnya berhasil melarikan diri dari Tri-Core setelah melepaskan diri dari jaring. Namun, Heivia memegang jaring itu.

(?)

Quenser bingung, tapi dia juga menggapai jaring itu seperti tangga. Dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Heivia. Yang lain mencoba menjelaskan, tapi Quenser tidak bisa mendengar apa yang dia katakan di dalam air.

Setelah beristirahat sejenak, Heivia sadar bahwa usahanya benar-benar sia-sia dan menunjukkan tangannya ke atas dengan satu tangan sementara tangan yang lain memegang jaring ini.

Gesturnya bisa dibaca dengan mudah.

Tekanan udara dari bantalan udara sepertinya telah berhenti, jadi ayo kita gunakan kesempatan ini untuk memanjat naik ke dalam Tri-Core sebelum benda itu bergerak lagi.

Part 5

Quenser dan Heivia menaiki jaring itu seperti jaring yang ada di taman bermain dan akhirnya mereka berhasil mencapai permukaan.

Tri-Core raksasa yang sedang mengambang itu membentuk huruf A. Mereka berada di area gelap dari Tri-Core di atas permukaan air yang terlihat seperti kolam pemancingan ikan.

Heivia melepaskan masker oksigennya dan mulai mengumpat kata-kata yang ingin dia katakan sejak dia tenggelam di bawah laut.

“Sial! Aku lengket dan bau! Aku seperti anjing basah!! Siapa yang tadi bilang kalau kita akan selamat kalau kita menyelam!? Aku hampir mati di sana!!”

“Kau hanya tahu caranya untuk bertahan hidup, bukan selamat! Lagi pula, di mana Froleytia!?”

“Bagaimana kau bisa tahu? Dia mungkin mengambang entah di mana,” kata Heivia, tidak peduli, sambil melihat ke sekelilingnya. “Naik ke permukaan memang bagus, tapi bagaimana caranya kita naik ke dek Tri-Core?”

“Ada tangga perawatan di sana.”

“!? Oh, sial! Cepat, Quenser!! Tri-Core ini sudah selesai menembaki target latihannya dan mulai bergerak lagi! Kita bisa remuk karena tekanan udara oleh bantalan udara di sini!! Angin yang mengangkat raksasa seberat enam ratus ribu ton akan meniup ke bawah!!”

“Sial! Object ini tidak akan pergi ke wilayah negara musuh, bukan!?”

“Bagaimana aku bisa tahu!? Cepat naik saja! Jangkar itu masih berbahaya. Itu bisa dibongkar pasang dan berfungsi seperti tabung penghisap untuk membawa masuk air untuk jet air dan juga sebagai drainase. Kalau tiang itu naik ke permukaan, kita pasti akan dihisap masuk!!”

Dan akhirnya, Quenser dan Heivia menaiki tangga yang dipasang di sisi raksasa yang sedang mengambang setinggi 5 meter dan akhirnya sampai di dek Tri-Core.

Bantal yang menjaga Object tetap mengambang memiliki tebal 20 meter dan sebuah tangki silinder raksasa yang terlihat sama seperti di dalam area industri kompleks yang rumit dipasang di sebelah mereka.

“... Tri-Core bisa mengebor minyak untuk dirinya sendiri, kan?”

“Aku akan menyiapkan kapak tangannya, tapi apa kau pikir itu cukup untuk menenggelamkan Tri-Core?” tanya Quenser dengan ragu saat dia menancapkan pemicu di peledak yang ia bawa. “Di Alaska, kita berhasil meledakkan Object dari dalam dengan menyiapkan peledak di dalam suku cadang musuh di markasnya, tapi kita tidak tahu di mana markas Object ini untuk melakukan perawatan.”

“Hei, lihat ini,” kata Heivia saat dia memindahkan senapannya dari bahunya.

Senapan modern tidak dibuat untuk tidak bisa berfungsi ketika masuk ke dalam laut.

“?”

Quenser melihat arah yang ditunjuk Heivia dengan dagunya saat dia melihat bantalan yang lain. Seperti yang dijelaskan tadi, bantalan udara Tri-Core ini membentuk huruf A dan banyak fasilitas yang dibangun di situ. Satu blok memiliki crane raksasa yang digunakan untuk mengebor minyak dan blok yang lain memiliki gedung penyimpanan yang berbaris rapi seperti yang ada di dalam pelabuhan.

Quenser melirik kolam ikan yang sebenarnya adalah laut lepas yang dibuat oleh bentuk bantalan itu.

“... Area penyimpanan raksasa? Aku mengerti. Markas perawatan Tri-Core ini dibangun di dalamnya!! Itulah kenapa dia tidak membutuhkan markas perawatan yang mudah diserang. Dengan tiga reaktor, dia bisa mengurus dirinya sendiri tanpa markas perawatan!”

“Bukan, bukan itu!”

“Hah?”

“Tentara musuh! Fasilitas ini menyiapkan sejumlah pasukan yang dilengkapi dengan senapan mesin!!”

Saat Heivia berbicara, dia menggapai lengan Quenser dan menariknya untuk berlindung.

Mereka mendengar suara senjata api dan bunga api yang beterbangan dari bantalan itu di kaki mereka dan suara pelat logam tempat di mana mereka bersembunyi.

“Tunggu sebentar. Bukankah kita sembunyi di balik tangki minyak?”

“Tidak ada tempat lain yang bisa kita gunakan untuk sembunyi!! Apa kau ingin pergi ke sana seorang diri ke area terbuka?”

Beberapa prajurit Tri-Core sepertinya telah mengetahui bahwa Quenser dan Heivia tengah bersembunyi karena tembakan mereka terdengar sangat berhati-hati dan sporadis. Mereka bahkan tidak menggunakan granat apapun.

Heivia memegang senapannya dari balik tangki minyak ini dan membalas dengan beberapa tembakan, dua atau tiga tembakan beruntun.

“Hei, putari bantalan ini dan berjalan menuju area perawatan!!”

“Dan melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan di Alaska? Tapi kapan Tri-Core akan menjalani perawatan!? Kalau bukan tiga hari, kita akan terjebak di sini untuk tiga hari!!”

“Kalau begitu cari kelemahannya!! Kita harus menggunakan kesempatan ini demi keuntungan kita untuk merusak Object ini entah bagaimana caranya!!” kata Heivia saat dia menarik pelatuknya, tapi tembakannya kemudian berhenti.

“Kenapa, macet?”

“Diam kau, aku akan memperbaikinya!!”

Heivia mundur ke belakang untuk berlindung dan memindahkan pengaman senapannya. Dia cuman harus mengambil peluru yang macet dan mengganti pengamannya dengan pistol untuk digunakan lagi, tapi...

Tiba-tiba tempat mereka mulai bergoncang.

Tri-Core sepertinya akan bergerak berputar sesuai arah jarum jam dan mereka berdua hampir saja terlempar dan jatuh. Saat Heivia ingin menggunakan senapannya lagi, beberapa bagian besi mulai berterbangan di atas bantalan itu.

Raut muka yang tidak enak nampak di wajah Heivia.

“...Apa aku boleh menangis?”

“Jangan kehilangan semangatmu. Ayo berusahalah!! Lihat, mereka menyadari ada sesuatu yang salah dan mengurangi rentetan tembakan mereka!!”

Namun, beberapa bagian jatuh ke bawah menuju laut lepas, jadi tidak ada bagian yang bisa digunakan untuk memperbaiki senapannya. Heivia melempar senapannya yang tidak bisa diperbaiki itu ke samping dan mengambil pistol yang ada di punggungnya.

“Hei, apa kau sudah tahu tempat mana yang akan kau pasang peledak!?”

“Beri aku waktu. Aku sedang mengakses data kemiliteran kita!”

“Aku pikir pilihan anti air itu hanya berguna saat kita memakainya di bak mandi.”

“Kau berdiam terlalu lama dan membuat panas dari air bak itu mengalir ke tubuhmu jika melakukan itu. Kau adalah analis, bukan, Heivia? Kau membantu menggambar desain umum sebuah Object musuh dan melakukan observasi cepat? Kalau begitu kau bisa membantuku menemukan kelemahannya jika kau melihat ini.” Quenser melihat ke bawah ke layar kecil itu. “Oh, Ayolah! Dasar sampah. Sinyalnya sangat buruk. Mungkin sinyalnya lebih baik di sini...”

“Tunggu, dasar bodoh!! Itu tepat di area tembakan musuh!!”

Saat Heivia dengan panik menarik tangannya kembali, Quenser kembali ke sifatnya semula.

“Oh, aku rasa kita tidak perlu melihat diagram itu lagi.”

“Apa, kau ingin mereka menyiapkan sebuah kafe yang modis dengan wifi gratis di tengah pertempuran?”

“Sebenarnya, Tri-Core memang memiliki kafe entah di mana,” jawab Quenser dengan wajah yang serius saat dia menendang ringan ke tanah. “Tapi saat kau berpikir tentang itu, bukankah ini adalah kelemahan terbesarnya?”

“Bantalan raksasanya?” Well, Object raksasa ini memiliki tiga reaktor utama, jadi aku rasa Object ini akan langsung tenggelam jika kita meledakkan bantalannya.”

“Masalahnya adalah menemukan cara menghancurkan bantalan ini dengan hanya menggunakan kapak tangan yang kita punya saat ranjau raksasa bahkan tidak memberikan dampak bagi Object ini. Kalau kita tidak bisa memfokuskan serangan kita pada satu titik...”

“Oh, sial!!” teriak Heivia, memotong pemikiran Quenser.

Quenser melihat ke arah lain untuk meliat pistol Heivia yang kokangnya tertarik ke belakang.

“Aku kehabisan peluru! Pistol ini hanya senjata pengganti, jadi aku tidak bawa banyak magasin!! Kalau kita di sini lebih lama lagi otak kita aan diledakkan oleh tentara biasa!!”

“Lalu apa yang harus kita lakukan untuk melawan Tri-Core!?”

“Bagaimana aku bisa tahu!? Lemparkan saja peledak itu entah di mana dan lompat ke laut! Pilihan kita yang terakhir adalah bertemu dengan Froleytia di manapun dia berada dan pergi dari sini. Ini hanya satu-satunya kesempatan kita untuk kabur!!”

Di saat yang renggang, suara tembakan musuh menjadi lebih sporadis. Mereka sepertinya berhasil mengitari huruf A ini di antara sela-sela

tembakan.

Quenser dan Heivia kehabisan waktu.

Mereka akan terpojok jika ini berlanjut lebih lama lagi.

Quenser membenci ide bahwa mereka harus meninggalkan Tri-Core, tapi memang benar bahwa mereka tidak bisa menemukan titik lemah yang bisa langsung menenggelamkan monster ini dengan hanya kapak tangan. Menghindari tembakan adalah sangat krusial saat ini.

(Aku rasa hanya ini satu-satunya pilihan kita...!!)

Quenser dan Heivia menggertakkan gigi mereka dan mereka mulai melompat dari bantalan huruf A ini dan melompat ke laut.

Namun, mereka tidak berakhir dengan meninggalkan pertempuran.

Ini bukan karena perasaan heroik mereka yang tidak ingin meninggalkan area pertempuran.

Tri-Core telah dipojokkan oleh sebuah tembakan meriam dari jarak jauh dan sebuah gelombang ledakan membuat Quenser dan Heivia mundur.

Serangan itu telah cukup untuk membuat telinga mereka lumpuh.

Serangan itu pasti telah melukai organnya yang mengatur keseimbangan tubuhnya karena Quenser tidak bisa bangun. Dia begitu berusaha dengan susah payah untuk menahan rasa sakit di kepalanya dan menahan untuk tidak muntah.

“Sialan....! Apa itu?!”

Heivia berada tepat di sebelahnya, tapi suaranya agak kabur.

Sambil terbaring di atas bantalan raksasa itu, Quenser menggunakan matanya untuk mencari siapa yang sebenarnya menyerang mereka.

Dia menyadari sesuatu yang cukup besar mendekati mereka dari garis cakrawala mereka.

Tubuh utamanya berbentuk boleh. Di bawahnya terdapat sebuah huruf Y terbalik perangkat pendorong energi listrik statis , tapi sepertinya itu menggunakan sebuah bantalan yang digunakan untuk bertempur yang dipasang di bawahnya. Tujuan lengan yang memanjang dari balik bola itu dan tiap lengan memiliki meriam raksasa di ujungnya. Sepertinya satu atau lebih dari senjata itu telah menembak.

Cara kerja pendorongnya pasti berbeda ketika digunakan di atas darat karena suara petir yang tercipta akibat jumlah energi listrik statis yang tercipta tidak terdengar.

(...Sebuah Object....?)

“Hei, ini buruk,” kata Heivia dengan suara yang bergetar kepada Quenser yang pikirannya masih pusing. “Ini sangat, sangat buruk!! Itu adalah Object sang Putri! Kalau kita tetap di sini, kita akan terkepung oleh pertempuran antar Object!!”

“!?”

Wajah Quenser tiba-tiba berkedut.

Senjata yang digunakan oleh monster 50 meter itu adalah sinar laser, railgun, coilgun, dan sebuah meriam plasma berkeseimbangan rendah. Kekuatan penghancurnya mampu membuat kapal perang terlihat seperti mainan. Jika mereka terjebak di dalam pertempuran antar Object, tidak akan ada yang peduli bahkan jika ada sekutu di sana. Sepotong kecil zirah bagian luar Object yang meledak sudah cukup untuk membunuh prajurit-prajurit yang ada di sini.

Mereka sekarang tidak memiliki pilihan lain lagi selain melarikan diri dari Tri-Core secepat mungkin.

Namun, tubuh mereka masih tidak mau bergerak akibat guncangan gelombang ledakan yang menghantam mereka tadi.

Hal yang sama juga terjadi pada tentara musuh yang mengarahkan senjata mereka ke arah Quenser dan Heivia dari bantalan yang berseberangan. Mereka mencoba untuk kabur dari area perawatan di atas bantalan Tri-Core.

Sementara itu, dua Object itu saling memandangi satu sama lain dan meriam berukuran tiang milik mereka mulai berubah posisi.

Prajurit biasa tidak akan memiliki waktu untuk kabur. Pertempuran sudah dimulai.

Suara ledakan yang luar biasa dan gelombang ledakan bermunculan.

Quenser dan Heivia bahkan tidak bisa merangkak maju. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menundukkan kepala mereka dan melindungi kepala mereka.

Tri-Core menembakkan railgun-nya dengan kekuatan penuh menggunakan tenaga tiga reaktornya.

Object sang Putri berakselerasi mundur dan ke depan dengan tembakan beruntun untuk melarikan diri dari pandangan musuh dan menembakkan secara berurutan tujuh meriamnya yang berada dalam mode Coilgun yang menggunakan magnet.

Manusia biasa tidak akan mampu menandingi sebuah senjata bernama Object. Permukaan dari zirah mereka disambungkan dan dilepas seperti sebuah kembang api. Skala kerusakan yang diakibatkan oleh mereka sangatlah besar sampai-sampai Quenser dan Heivia terjebak di tengah pertempuran itu. Itu lebih mengerikan dari pada yang mereka rasakan.

“Brengsek!! Object benar-benar bersinonim dengan perang! Nyawa kita sama sekali tidak berharga di sini!!”

“Tidak, aku rasa Putri tidak tahu bahwa kita sedang berada dia ini,” kata Quenser saat dia menggunakan perangkatnya untuk menghubungi Object sang Putri.

Seperti biasa, sinyalnya sangat buruk.

“Hei, apa yang kau lakukan?”

“Aku akan memintanya menggunakan senjata laser. Kalau dia melelehkan zirahnya daripada meledakkannya, paling tidak kita tidak akan mati akibat peluru nyasar. Ini tidak memberikan keuntungan strategis bagi dia, tapi dia pasti mau mendengarkan apa yang kita katakan!”

“Hei, kita tidak akan buta akibat cahaya yang sangat panas itu kan?”

“Oh, apa kau ingin mati akibat pecahan mortar!? Di saat seperti ini, kita harus lompat ke laut lagi sementara sang Putri menarik perhatian Object ini dengan laser. Saat kita sudah berhasil kabur, dia bisa menggunakan coilgunnya lagi!!” Quenser lalu berbicara pada sang Putri Elit menggunakan perangkat tangannya. “Ini Quenser. Kita ada di dalam dek Tri-Core! Tolong ganti senjatamu sebentar sementara kami berusaha melarikan diri. Tolong ganti senjata ke WL3B1s! Aku ulangi, ganti senjata dengan WL2B1s!!”