Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 11 Chapter 15
Chapter 15
Saat dia sarapan sambil menyaksikan berita pagi, Tatsuya menyadari kalau dia secara tidak sadar menganggukan kepalanya dan segera menghentikan gerakan itu. Beruntungnya mata Miyuki terpaku ke telivisi sehingga dia tidak menyadari gerakan aneh Tatsuya.
"Kesalahan teknis? Tapi aku tidak mendengar lamaran cuaca mengenai topan ataupun kabut tebal."
Rasa penasaran Miyuki bangkit akibat sebuah berita mengenai kapal perang kecil angkatan laut Amerika yang hanyut di wilayah perairan Jepang.
"Memang sulit membayangkan mesinnya mengalami kerusakan separah itu, kemungkinan masalahnya terdapat pada motor. Pada zaman serba otomatis seperti sekarang ini, kemungkinan adanya kecelakan yang diakibatkan oleh kelalaian manusia sangatlah kecil."
Melihat gaya adiknya yang hanya terpaku sambil dengan entengnya menerima perkataan Tatsuya sebagai sebuah kebenaran dengan menganggukan kepalanya, Tatsuya merasa sangat kotor –Tentu saja, Tatsuya cukup waras untuk menyadari bahwa itu hanyalah prasangkanya belaka.
Di sisi lain...
(Bahkan jika memang "ini" adalah sebuah perintah langsung dari Oba-ue, pelaksanaannya kali ini terlalu cepat.)
Jika menilik dari waktu kapal tersebut dibawa ke dalam "perlindungan" dan mengecek-silang dengan waktu Tatsuya menghubungi Hayama, jangankan setengah hari, seluruh kejadian mulai dari penyerangan sampai pembersihan tidak sampai dari setengah waktu tersebut.
Dengan kata lain, mereka[1] saat ini sedang terlibat secara rahasia dalam sebuah perang dingin dengan kekuatan bertempur yang sangat terbatasi, tapi lawan mereka adalah tentara profesional sebuah negara. Apalagi mereka bukan tentara yang berasal dari negara kecil atau negara berkembang, melainkan sebuah tentara elit di antara elit milik sebuah negara adidaya.
Tidak perduli seberapa kompetennya agen Yotsuba, waktu operasi kali ini terlalu luar biasa.
Ringkasnya,
(Di saat aku membuat kontak, mereka sudah terlebih dahulu menyebarkan asetnya.)
Mengenai apa rencana mereka yang sebenarnya, dia sama sekali tidak ingin tahu. Mungkin itu adalah sebuah kebetulan belaka, atau mungkin mereka memang sudah berencana untuk tidak mengganggu sejak awal.
Tidak mungkin juga mereka melakukannya hanya karena ingin melihat sosok Tatsuya yang membungkuk dan meminta pertolongan kepada mereka.
(Entah apa pun itu, aku sama sekali tidak merasa berhutang kepada mereka.)
Tidak perduli apa alasannya, Tatsuya sudah puas selama hasil akhirnya berjalan ke arah yang baik.
Miyuki dengan sengaja menampakilkan persetujuannya mengenai penjelasan tentang kegagalan motor sambil dia diam-diam melihat sosok kakaknya.
Kakaknya sepertinya tidak menyadari ke-anehan apapun pada dirinya.
Sementara gerakan kecil yang menyesatkan kakaknya membuat Miyuki terkekang, ada kalanya dia juga ingin menyimpan satu dua hal dari kakaknya.
Miyuki meletakkan peralatan dan serpis makannya di dapur dan membiarkan HAR(Home Automation Robot)[2] membersihkannya sebelum dia naik ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Berdiri di hadapan cermin, Miyuki menghela nafasnya kecil.
Miyuki tidak perlu melihat berita untuk tahu kalau ada sesuatu yang aneh.
Setelah Tatsuya pergi untuk latihan pagi setelah sarapan seperti biasanya, Miyuki menerima telpon dari Maya.
Isinya memberitahukan bahwa "pasukan USNA yang mengancam sekitaran Tatsuya sudah diatasi."
Tetap saja, Miyuki tidak tahu siapa sebenarnya dari anggota Keluarga Yotsuba yang melaksanakan operasi tersebut. Maka dari itu, satu-satunya orang yang dia sampaikan rasa terima kasihnya adalah Maya. Meski sadar kalau ini adalah sebuah cara untuk memantaunya, Miyuki secara tulus berterima-kasih.
(Betapa piciknya aku...... Jika Onii-sama tau kebenarannya, dia pasti akan berpikir kalau aku adalah seorang gadis yang buruk.......)
Di satu sisi, Miyuki tidak ingin Tatsuya berpikir bahwa dirinya adalah seorang yang dungu.
Di sisi lain, dia selalu mencoba sebaik mungkin untuk memastikan Tatsuya tidak melihatnya sebagai orang yang pintar.
Dari dalam hatinya, Miyuki tidak ingin membebani kakaknya.
Tapi di saat yang sama, hal yang tidak ingin dia alami adalah ketika kakaknya berpikiran bahwa "adikku sudah tidak membutuhkanku lagi".
Ketika dia menjadi Kepala Keluarga Yotsuba dan sepenuhnya mandiri...... Ketika kakaknya sampai pada kesimpulan tersebut, dia mungkin akan meninggalkan Miyuki.
Bahkan jika dia tidak pergi, dia pasti tetap akan menjaga jarak dengannya.
Itulah mimpi buruk yang selalu saja menyiksa Miyuki.
Miyuki dan Tatsuya adalah saudara kandung.
Semakin dia bertambah tua, suatu saat dia akan meninggalkan kakaknya - dan sudah sewajarnya bagi kakaknya itu untuk tumbuh terpisah dari adiknya.
Miyuki juga mengerti bahwa suatu saat dia akan menikah.
Dia akan dipaksa untuk menerima seseorang selain kakakknya sebagai suaminya.
Meski itu berlawanan dengan keinginan hati Miyuki, masyarakat dan negara yang disebut Jepang ini tidak akan pernah membiarkannya melakukan hal itu, selama dia adalah seorang Penyihir berbakat dengan hereditas gen yang dipenuhi kualitas sihir tinggi.
Hal tersebut bukanlah sesuatu yang ada jauh di masa depan, melainkan sesuatu yang bersemayam sangat dekat dengannya.
Di zaman modern, Penyihir selalu dituntut untuk menikah cepat. Terlebih lagi seorang Penyihir wanita, hal ini agar mereka bisa segera menikah dan mengandung anak. Alasannya karena semakin cepat seorang Penyihir melahirkan generasi-bijak, semakin besar kemungkinan dia mampu memiliki bakat sihir yang kuat. Para ilmuan menyebut hal ini sebagai "sihir merembes ke dalam hereditas gen". Memang perbedaan antara para Penyihir terhebat di setiap generasi tidaklah terlihat jelas, namun kekuatan rata-ratanya meningkat dengan signifikan. Generasi orang tua mereka melampaui generasi kakek mereka, sama seperti mereka yang melampaui generasi orang tua mereka. Meski hal ini suatu saat akan menurun, semua orang tetap terikat dengan "keinginan kuat untuk menghadirkan genarsi berikutnya secepat mungkin".
Bukanlah hal yang aneh jika seorang mahasiswi universitas sihir tiba-tiba drop out untuk merawat anaknya.
Mutasi dengan harapan hidup yang tidak stabil tidak terikat dengan batasan ini, tapi tetap saja, baik itu generasi kedua atau ketiga, selalu ada kewajiban di mata umum untuk mengandung anak di usia muda. Ibu mereka yang menikah tua dan bibi mereka yang tetap teguh untuk menjaga status lajangnya adalah pengecualian, diterima oleh masyarakat karena masalah fisik yang tak ter-elakkan.
Miyuki adalah gambaran ideal dari sosok seorang wanita sehat, jadi tidak satupun alasan tersebut berlaku untuknya.
Apa lagi, dia dianggap sebagai kepala selanjutnya Keluarga Yotsuba, pembawa gen yang sangat spesial.
Sebenarnya, dia tidak ingin melakukan hal seperti itu dengan lelaki selain kakaknya. Itu adalah perasaan Miyuki yang sesungguhnya. Tidak, sebenarnya, dia membenci semua lelaki selain Tatsuya.
Yang dipantulkan oleh cermin adalah bayangannya yang berpakaian hanya dengan dalaman. Seraya dia melihat dirinya sendiri, Miyuki tidak bisa tidak berpikir. Jari ini, dan rambut ini, bibir, dada, tempat rahasia yang tidak seorangpun dia perbolehkan untuk melihat, semuanya ada hanya untuk Tatsuya sentuh jika dia menginginkannya. Jika dengan Tatsuya, dia mau melakukan apapun.
-Tidak perduli hati atau tubuhnya, semua yang dia miliki adalah milik Onii-sama-nya—
Itulah kebenaran Miyuki, sebuah harapan yang datang dari dalam hatinya yang lebih seperti sebuah doa.
Namun, Miyuki juga tahu bahwa perasaan ini tidak mungkin tersampaikan.
Itulah yang dia pikirkan.
(Bahkan jika aku hanya adik perempuan yang memalukan...... Bukan, akan lebih baik jika aku terlihat seperti adik perempuan yang memalukan dan tidak berguna. Jika memang itu bisa membuatku bersama dengan Onii-sama selamanya.)
Selagi dia berpikir seperti itu, dia juga selalu berusaha keras untuk memastikan Tatsuya tidak membencinya.
Semua hal itu menjadi teka-teki tersendiri bagi Miyuki.
Setelah memasuki ruang kelas milik Kelas E Tahun Pertama, Tatsuya menyadari suasana yang aneh dan menyapukan pandangannya maju mundur.
Dia segera mengetahui alasannya.
Susunan duduk 25 kursi di kelas ini cukup seimbang antara laki-laki dan perempuan yang tercampur di dalamnya.
Tatsuya duduk di belakang Leo, Mizuki di kirinya - dan sumber keributan datang dari satu baris di samping kursi di dekat jendela.
Menggerutu, Erika duduk disana sambil meratap keluar jendela. Ketidasksenangan menghembus keluar dari sosoknya sambil dia duduk dengan gaya yang mempertegasnya.
(Yah...... Mau bagaimana lagi.)
Tatsuya sangat paham alasan ketidaksenangannya. Dilihat dari sikapnya yang cerah musim panas kemarin, sangat sulit baginya untuk menerima apa yang terjadi semalam.
"Tatsuya...... Erika-chan, apa yang terjadi?"
Sebuah suara memanggilnya setelah dia memandang sebentar Erika sebelum dia duduk.
Sambil melihat wajah Tatsuya, setengah perhatian Mizuki tertuju pada Erika.
Bahkan jika bukan 80% atau 90% perhatiannya kepada Erika, satu-satunya hal yang dia tebak dengan benar adalah bahwa Tatsuya mengetahui sesuatu.
Melihat tampang Mikihiko dan Leo yang sama seperti Mizuki, mereka juga sepertinya sadar akan hal itu.
Namun, ada hal di dunia ini yang tidak bisa Tatsuya jawab meski ditanya.
Setidaknya, dia tidak bisa menjawab "Semalam, kakak kedua Erika dikalahkan oleh Lina".
"Apa yang terjadi?"
Pada akhirnya, Tatsuya hanya bisa berpura-pura tidak tahu.
Salah satu sisi baik teman-temannya adalah mereka tidak akan merecoki suatu hal terlalu lama. Alasan mereka berbeda-beda, namun inilah sifat Mizuki, sedangkan untuk Mikihiko dan Leo, mereka memiliki pengalaman pribadi dengan "hal yang tidak ingin diketahui orang lain".
Tetap saja, sudah sewajarnya mereka terpengaruhi dengan suasana yang aneh ini.
Mood yang aneh terus berlanjut sampai kesempatan yang tidak biasa dimana mereka berlima, teman sekelas, terpisah saat makan siang - kata 'teman sekelas' sengaja digunakan karena biasanya Miyuki dan Honoka juga ikut bercampur diantara mereka.
Perubahan situasi terjadi saat sekolah telah berakhir.
Seperti yang telah dia katakan kepada adiknya malam sebelumnya, Tatsuya dengan mulus bernegosiasi (secara rahasia) dengan pemiliknya dan secara pribadi meminjam Pixie.
Itu bukan untuk sebuah hiburan, melainkan untuk sebuah pemeriksaan, dan tentu saja, gudang penyimpanan milik Klub Robotik sama sekali tidak cocok untuk hal itu.
Namun sayangnya, pakaian Pixie yang terlalu mencolok baginya untuk tidak menarik perhatian di dalam kampus. Dan juga keinginan Tatsuya untuk menghindari rumor ataupun kecurigaan apapun (tentang ketertarikannya), dengan tujuan tersebut dalam pikirannya, terlalu menarik perhatian sangatlah merugikan baginya.
Karena itu, mula-mula Tatsuya meminta Pixie agar berganti pakaian seragam sekolah. Seragam itu sebenarnya adalah sebuah kostum untuk model humanoid yang dipinjamkan Mayumi dari Klub Kesenian. Ada sedikit kekhawatiran bahwa perbedaan kerangka manusia dan desain mesin membuatnya kesulitan mengganti baju, tapi tubuh 3H terbukti lebih fleksibel ketimbang yang ia bayangkan, sehingga berganti pakaian sangatlah memungkinkan. Meski lekukan di bagian bawah sedikit tidak normal, Tatsuya dari awal sudah menyiapkan seragam yang lebih besar satu nomor sehingga detil seperti itu tidak terlihat jelas. Siapapun yang melewati mereka di lorong hanya akan berpikiran bahwa Pixie adalah seorang siswa perempuan. -Hanya berjaga-jaga, harus di tegaskan bahwa Tatsuya tidak merasakan apapun saat melihat sebuah robot humanoid berganti pakaian.
Setelah itu, Tatsuya membawa Pixie ke dalam ruangan kosong di lab dan memulai interograsinya.
Mengesampingkan keganjalan karena mendengar suara yang bergema melalu kepalanya dan perasaan aneh saat dipandangi dengan mata panas yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pancaran optik dari optik si robot tersebut, Tatsuya memulai pertanyaannya.
Dia bertanya seputar "insiden vampire". Faktanyanya, para korban tidak menunjukan tanda luka apapun, namun darah dalam jumlah yang sangat banyak menghilang dari tubuh mereka. Bertanya mengenai cara kerja dan motif di baliknya. Itulah topik yang menarik perhatian Tatsuya sejak awal dia mendengar tentang insiden ini.
"Apakah Parasit bertanggung jawab atas hilangnya darah para korban?"
((Iya.))
"Kenapa kalian membutuhkan darah dari manusia hidup?"
((Kehilangan darah bukan tujuan utama kami. Itu adalah efek samping dari reproduksi yang gagal.))
"Tolong berikan penjelasan yang lebih mendetail."
((Proses reproduksi kami dimulai dengan memisahkan bagian tubuh kami dan men-transplantasikannya ke tubuh yang cocok menjadi inang. Bagian yang terpotong akan menghisap psion dan pushion di dalam tubuh untuk tumbuh, demikian menggantikan darah yang hilang di dalam tubuh sang inang.))
"Tunggu sebentar...... Menggantikan tubuh dengan dirimu sendiri? Sebagai sebuah badan informasi, kamu seharusnya tidak memiliki energi. Kemana energi dari darah yang tergantikan itu pergi?"
((Darah itu dikonsumsi oleh tubuh saat proses asimilasi.[3] Jika asimilasi gagal, maka itu akan berubah menjadi gas dan keluar dari tubuh bersama dengan bagian yang terpotong.))
"Begitu, jadi itu cara kerjanya...... Lanjutkan."
((Jika pemasukan kedalam tubuh sukses, maka kami dapat membuka jalan masuk ke tubuh astral dari tubuh informasi.))
"Penggunaan tubuh bersama, tubuh informasi dan bentuk materil, lebih seperti teori tentang sihir."
((Tubuh astral adalah rute menuju roh. Ketika koneksi telah dibuat antara tubuh astral dan roh inang, maka reproduksi melalui asimilasi telah sukses. Sayangnya, sampai saat ini tidak ada satupun contoh sukses.))
"Alasannya?"
((Tidak diketahui. Aku sendiri juga ingin mengetahuinya. Mengetahui alasannya, hanya itu perasaan yang tersisa di hatiku ini.))
"...... Berapa banyak temanmu yang ada di negara ini?"
((Saat aku mengungsi di wadah ini, ada enam.))
"Dapatkah Parasit berkomunikasi antar sesama?"
((IYA.))
"Seberapa jauh komunikasinya?"
((Dimanapun di dalam batas negara ini memungkinkan.))
"Dimana posisi Parasit saat ini?"
((Lokasi tidak di ketahui. Sejak berdiam di tubuh ini, sambungan ke teman-temanku telah di putus.))
Pixie tak pernah ragu ketika menjawab pertanyaan Tatsuya.
Memang tidak ada cara untuk membedakan ekspresi di wajahnya, tapi pola penjelasannya terdengar seperti sedang bersemangat. Hal ini, setidaknya, sepertinya bukanlah salah penafsirannya. Seberapa tepat emosi bisa tersampaikan melalu telepati dan setinggi apa perasaan itu bisa dipalsukan, kedua hal itu tidaklah pasti, tapi perasaan yang tersampaikan terasa seperti sebuah kebahagiaan tulus karena dapat membantu Tatsuya.
Meski pernyataan ini tidak berperasaan, tapi tidak dapat dipungkiri ada perasaan "mengerikan" karena dipandang dengan pandangan hangat oleh seekor monster. Tetap saja, hal ini bisa diredam jika diingatkan kalau inangnya hanyalah sebuah "benda" dan bukan seorang manusia. Dia membuat batas perbedaan yang jelas diantara kedua hal tersebut, jadi hal ini hanyalah mereka berdua yang saling memanfaatkan satu sama lain, maka dari itu dia melanjutkannya tanpa rasa bersalah.
Saat mereka duduk hanya berdua (lebih tepatnya, seorang dan sebuah mesin) di dalam ruang kelas, Erika masuk ke dalam ruang kelas saat suasana sunyi interogasi.
"Tatsuya-kun, boleh aku menggangu sebentar?"
Tidak ada cara untuk membedakan apakah dia memperhitungkan kalau sekarang adalah saat yang tepat untuk masuk setelah menguping ataukah ini hanyalah sebuah kebetulan belaka.
Karena "yang dibicarakan" adalah Erika, bukanlah hal yang aneh jika dia sudah mendengar semuanya. Dan lagi, karena sesi tanya jawabnya dilakukan melalui telepati, maka tidak ada seorangpun yang dapat menguping, bagaimanapun usahanya.
Tatsuya tidak memiliki masalah dengan permintaan masuknya yang tiba-tiba.
Karena memang ini bukan ruangannya dan dia sedang tidak berganti pakaian, dan bahkan tidak ada alasan bagi seseorangpun dengan sengaja "mengetuk pintu". Namun-
"Aku tidak masalah jika kamu ingin menanyaiku sesuatu, tapi tolong tahanlah sedikit nafsu membunuhmu itu. Aku sama sekali tidak buta, kau tahu."
-Dia benar-benar berharap kalau Erika bisa sedikit tenang.
"Ah, maaf."
Erika sendiri nampaknya tidak sadar akan hal itu. Mukanya memerah karena malu ketika Tatsuya menyebut hal tersebut.
"Tidak apa, selama kamu mengerti."
Dia nampaknya memang tidak menyadarinya, jika dilihat dari auranya yang seperti landak mulai menghilang dari tubuhnya.
Dengan kata lain, dia tidak sengaja mencampurkan emosi itu kedalam perasaannya. Tatsuya hanya bisa merasa kalau dia memiliki kemiripan dengan adik perempuannya, jadi dia harus menahan senyum masam mengancamnya agar tidak nampak di wajahnya.
"Pixie, kunci pintunya."
"Mengerti."
Berganti tempat dengan Pixie, kini Erika berhadapan dengan Tatsuya.
Meski Tatsuya mempersilahkan Erika untuk duduk, dia menolaknya. Erika tetap berdiri sambil melihat rendah Tatsuya yang duduk di kursiya.
Karena dia mengerti perasaan yang dihadapinya. Tatsuya tidak mempermasalahkannya.
"Jadi, apa yang kamu ingin bicarakan?"
"Kamu sudah tahu."
"Seperti yang sudah aku perkirakan?"
"Tepat...... Semalam, kakakku bertempur dengan performa yang memalukan."
Respon Erika masih dalam jangakauan perkiraannya, tapi Tatsuya memiliki lebih dari satu jawaban atas pertanyaannya yang sudah dia persiapkan.
"Hanya itu?"
"Bagaimanapun juga, ini yang paling penting."
Begitu, jadi ada beberapa hal yang dipentingkan. Ketika Tatsuya akan mengatakan hal itu, Erika melanjutkan.
"Siapa lawannya?"
Tidak ada basa-basi ketika dia bertanya. Ngomong-ngomong, karena dia tidak meminta penjelasan pihak mana yang terlibat, dia pasti sangat kesal.
"Militer USNA, Komandan Tinggi Star, Angie Sirius."
Sebagai jawabannya, Tatsuya menjawab juga dengan ringkas dan jelas.
Mungkin karena Erika tidak mengira Tatsuya akan langsung menjawab, kabut kebingungan berkumpul di sekitar Erika.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah mendengarnya?"
Memanfaatkan saat ketika Erika kebingungan, kali ini Tatsuya yang bertanya.
"Hal seperti itu...... Apakah kamu perlu bertanya."
Dia terlihat bingung karena pertanyaannya yang tiba-tiba datang begitu saja, tapi dia segera bersemengat kembali dengan wajah yang terlihat berapi.
"Aku bisa menyimpulkan apa yang ingin kau lakukan, tapi...... aku menyarankanmu untuk menyerah, Erika."
"Maksudmu hal ini tidak mungkin untukku."
Ini bukanlah luapan kemarahan secara tidak sadar seperti sebelumnya.
Tatsuya bahkan tidak mengedipkan matanya saat dia melihat pertunjukkan kemarahan yang disengajanya.
"Hal itu mustahil. Bukan karena bakat, tapi jika dilihat dari sudut pandang hasilnya."
"...... Apa maksudmu?"
Setengah awal frasanya masih di gandrungi kemarahan, tapi setengah yang akhir berisi keheranan.
"Kamu melihat berita tadi pagi, bukan? Tidak masalah jika dalam bentuk gambar atau kata."
"Iya. Yang mana yang kamu maksud?"
"Berita tentang kapal perang kecil USNA yang mengapung."
"Yang itu...... Jangan-jangan maksudmu?"
"Kamu sangat cerdik."
Setelah melihat perubahan ekspresi wajah Erika, kata-kata Tatsuya bukanlah sebuah sopan-santun, melainkan sebuah pujian yang tulus.
"Meski ini hanyalah kemungkinan..... Tapi 'Sirius' sepertinya tidak akan menampakkan dirinya lagi. Bahkan jika kedua belah pihak tidak melakukan pergerakan, tidak ada keuntungan yang bisa mereka dapatkan disni.
Erika tidak memiliki jawaban atau penolakan atas permintaan Tatsuya.
"Tatsuya-kun..."
Sebaliknya, dia menatapi Tatsuya dengan sangat serius seperti sedang menghadapai seseorang yang benar-benar asing.
"Siapa..... Apa sebenarnya dirimu......?"
Bukan hanya sebuah pengandaian. Dia benar-benar memandang Tatsuya sebagai sebuah teka-teki.
"Hal seperti itu, setidaknya untuk keluargaku...... Itu diluar batas kemampuan Keluarga Chiba."
"Benarkah?"
Tatsuya tidak berencana untuk berpura-pura bodoh di sini, tapi dia tidak memiliki pilihan lain saat ini.
"Bukan hanya keluarga kami. Hal seperti itu pasti tidak memungkinkan untuk keluarga seperti Isori, Chiiyoda, dan Tomitsuka. Aku tidak tahu secara pasti bagaimana ini bisa terjadi, tapi satu-satunya yang bisa melakukan ini hanyalah Ten Master Clan. Bahkan di antara mereka, hanyalah..."
"Aku rasa itu sudah cukup, bukan begitu?"
"Sebuah garis keturunan dengan kekuatan yang luar biasa. Sebuah keluarga yang pusat kekuatannya berkisar di ibu kota, atau sebuah keluarga yang memiliki kebebasan untuk bergerak dengan mengesampingkan Wilayah dan yurisdiksi."
Dia tidak bisa berhenti bicara.
"Erika, cukup."
"Mengesampingkan Keluarga Ichijou yang berpusat di utara... Maka hanya tersisa Saegusa, Juumonji, atau... Yotsuba. Tatsuya-kun, kamu tidak mungkin..."
"Diam!"
"Ah!"
Erika tidak menutup mulutnya karena ke kasaran kata-kata Tatsuya, tapi karena "tujuan" yang tercampur di dalamnya.
"Jika lebih jauh dari ini hanya akan membuat semuanya menjadi aneh."
Tatsuya dengan tenang membuat pengumuman itu.
Erika bukannya kurang berpengalaman dalam hal berjalan melewati lembah kematian.
Dia menjadi diam bukan karena tertekan oleh sikap Tatsuya.
Malahan, pengalaman luasnya lah yang membuat dia seperti itu.
Terlebih lagi karena dia hampir dengan cerobohnya melewati batas.
"...Maafkan aku."
"Selama kamu mengerti."
Frasanya sama seperti yang sebelumnya. Seperti biasa, nada bicara Tatsuya ringan.
Namun, keringat dingin bercucuran dari punggung Erika.
"Erika, bahkan jika kamu ingin mengetahui siapa Sirus, tidak akan ada gunanya sekarang. Maka dari itu, mari kita akhiri percakapannya sampai di sini."
",,, Kamu benar."
Dia mengerti kalau setengah dari alasan kenapa Tatsuya mengganti topik bahasannya adalah untuk kepentingan dirinya sendiri, jadi Erika menerima proposal Tatsuya.
"Kalau begitu, ayo kita dengar apa lagi yang ingin kamu ketahui. Aku pikir itu ada hubungannya dengan sisa Parasit"
"Tepat, bukannya aku memuji dengan maksud tertentu. Kamu bukanlah Tatsuya jika tidak bisa mengetahui hal seperti ini."
Pada akhirnya, dia kembali ke dirinya yang biasa setidaknya diluarnya, yang berarti bahwa dia mengerti akan hal ini sekarang.
"Apakah kata-katamu itu benar-benar sebuah pujian?"
"Setidaknya aku tidak merendahkanmu, bukan?"
Selama permainan kata mereka, Erika sedikit demi sedikit menjadi dirinya yang biasanya. Kembalinya dia sampai seperti ini sangat pantas untuk dipuji.
"Aku tidak berencana untuk membiarkan hal seperti ini. Kamu bisa mengingat bahwa aku akan memberitahumu sesuatu jika aku mengetahuinya."
Sambil berkata, Tatsuya melihat langsung Pixie dengan pernuh arti.
Erika juga melihat Pixie dari pojok matanya sebelum mulutnya melengkung ke atas tanda kepuasan.
"Tentu saja, OK? Sebagai gantinya, aku juga akan terbuka soal ini dan tidak akan menahan apapun."
Sudah menjadi sbuah kepribadian bagi Erika unntuk menambahkan pikirannya di bagian persetujuan mereka.
"Ah, setuju."
Ini adalah jarak maksimal hubungan mereka berdua.
"Kalau begitu, Tatsuya-kun, maaf menggangu."
"Ah, dan tolong sampaikan salamku untuk kakak laki-lakimu."
Tangan Erika yang direntangkan ke arah pintu sedikit gemetar, tapi Erika dengan cepat keluar dari ruangan tersebut.
Tatsuya tidak bisa berkata apapun.
Setelah meninggalkan ruang kelas dimana dia mengadakan pembicaraan rahasia(?) dengan Tatsuya, Erika langsung menuju aula. Setelah kembali dari ruangan yang agak berpolusi di gedung percobaan dan berjalan ke lantai utama, Erika menyandarkan punggungya ke dinding koridor.
Dan membuang nafas lega yang panjang.
Setelah akhirnya menyadari sedalam apa lubang yang barusan ia masuki, keringat dingin mengucur dari pelipisnya.
Mengingat apa yang barusan terjadi, dia hanya bisa berfikir kalau dia bersikap aneh hari ini.
Biasanya, dia tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti menginjak ekor harimau.
—Coret itu, dari pada disebut sebagai ekor harimau, "dia" lebih seperti sisik naga yang tak tersentuh.
—Berkat hal itu, dia tau dengan pasti.
—Dia bahkan mengetahui hal yang tidak perlu diketahuinya.
(........Buruk, buruk sekali.)
Bibir Erika melengkung membentuk senyum menyedihkan.
Jika dia mencoba membuka tirai dan menguak segala hal yang telah terjadi, banyak hal menjadi masuk akal.
Pada dasarnya, Erika tidak setuju dengan "orang" yang sampai meminta bantuan kakak keduanya untuk menyelidiki Tatsuya. Dia berpikir bahwa, sebagai seorang rekan Tatsuya, dia harus menghalangi hal seperti itu.
Dia dari awal berencana untuk menjaga rahasia Tatsuya.
Sekarang, karena satu dan lainnya, dia tidak hanya "ingin melindungi" tapi menjadi "terpaksa melindungi".
Bukan berarti jika Erika membocorkan rahasianya, Tatsuya akan datang kepadanya untuk balas dendam.
(Entah kenapa aku merasa bahkan jika aku membocorkannya, Tatsuya hanya akan tertawa dan memaafkanku.)
Tetapi, semua hal selalu memiliki sisi "jika", yang menjadi pertimbangan penting bagi Erika.
Tidak mungkin dia mau mencobanya.
Kemampuan Tatsuya sendiri saja akan sangat sulit untuk dihadapi, apa lagi - meski hanya sebuah kemungkinan..
(Ah~~~~......... Aku sangant kebingungan. Benar saja, aku seharusnya "membiarkan anjing tidur tergeletak.")
Kenapa harus aku berkata seperti tadi, Erika memprotes dirinya sendiri dalam diam.
Sekarang dia memikirkannya, ada sedikit perasaan aneh kalau dia sudah dituntun.
(Bodohnya...... Pikiran seperti itu terlalu jauh, tidak perduli seberapa jahatnya kepribadian Tatsuya.)
Erika tersenyum tegas untuk membuang semua pikirannya yang masih tergantung.
Dia dengan keras berputar arah menjauh dari dugaan bahwa "dia" sangat ahli dalam hal seperti itu.
(......Senjata makan tuan, kah?)
Tatsuya merenunginya sambil dia menatapi pintu setelah Erika keluar.
Dia telah memikirkan kemungkinan bahwa gangguan dari Chiba Naotsugu tempo hari adalah efek dari Keluarga Chiba yang telah bergabung dengan Keluarga Saegusa, atau lebih tepatnya pasukan penyelidik yang dikerahkan oleh biro intelijen JSDF setelah di paksa oleh Keluarga Saegusa, tapi hal itu sama sekali tidak melibatkan Erika.
Tetap saja, itu mungkin hanya karena Erika yang tidak diberitahukan.
(Sudahlah. Mereka pasti akan mengetahuinya cepat atau lambat.)
Pada akhirnya, Erika telah melihat berbagai macam hal. Bukan hanya dia telah melihat kekuatan Tatsuya, tapi juga "Cocytus" milik Miyuki. Dilihat dari instingnya yang luar biasa, kejadian kali ini hanyalah masalah waktu saja.
(Pada akhirnya, kami tetap melibatkan dia.)
Perkembangan seperti ini bukanlah sesuatu yang direncanakan Tatsuya di skenarionya, tapi hal itu sama sekali tidak memengaruhi buku agendanya selama hasilnya baik-baik saja, pikirnya.
Pada dasarnya, akan sangat sulit untuk menyimpan sebuah rahasia tanpa beberapa komplotan.
Ada kalanya ketika "sang tersangka" tidak bisa menutup seluruh hal sendirian. Rincinya, hal itu dikarenakan orang yang mengincar rahasia tersebut bergerak di belakang "tersangka". Pada saat seperti itu, skenario yang paling masuk akal adalah agar pencari itu bertemu dengan pihak ketiga yang juga berperan sebagai seorang komplotan.
Tatsuya secara sepihak mengakhiri monolognya yang sangat egois.
"Pixie."
((Iya, Tuan.))
Tatsuya kurang lebih mengerti bahwa ketika berbicara dengan Pixie menggunakan telepati, mereka berkomunikasi dengan konsep bukan kata. Sebuah gambaran akan dikirimkan lalu diterjemahkan menjadi kata oleh sang penerimanya.
Bahkan ketika memakai pakaian seorang pelayan, dipanggil "Tuan" oleh seseorang yang mengenakan seragam yang sama dengannya terasa agak aneh. Tetap, ini adalah perasaan keberadaan yang lain dan ketika hal ini berubah menjadi kebiasaan ketika komunikasi telepatis, dia tidak bisa berbuat apapun.
Walau begitu, Tatsuya bersyukur setidaknya gambaran itu tidak diterjemahkan menjadi "Tuanku" atau "Tuan Raja". Bagaimanapun juga, pilihan kata tersebut tergantung dari kecendrungan pribadi Tatsuya dalam hal kebahasaan.
Karena Pixie(?) menggunakan telapati dalam bentuk mobile, Tatsuya yakin bahwa Pixie tidak menyadari hal tersebut. Dia kemungkinan melakukan hal tersebut setelah membaca pola sikap yang ditinjau dari rekaman nama dalam otak elektriknya, Tatsuya berfikir sambil mendekatinya.
"Sebelum berada di tubuh ini, kalian terlihat seperti sebuah kelompok dengan tujuan yang sama. Dalam kelompok itu, adakah orang yang bisa disebut sebagai pemimpin?"
((Tidak ada satupun di antara kami yang memiliki kapasitas sebagai seorang pemimpin.))
"Lalu bagaimana kalian menjaga ke-kohesi-an kelompok?"
((Sebenarnya, kami semua bukanlah sebuah tubuh yang mandiri. Kami semua adalah satu individu utuh dan keseluruhan raganya. Meski kami memiliki kemampuan untuk berpikir pribadi, di saat yang sama kami berbagi kesadaran.))
"Dengan kata lain, satu pikirian ada dalam berbagai kesadaran?"
((Bukan sebuah kesadaran. Saya rasa akan lebih tepat untuk menggambarkannya sebagai suatu kesadaran independent parsial yang dikumpulkan oleh sebuah "kesadaran" yang lebih besar.))
"Aku mengerti. Namun, kalau begitu, jika kesadaran bawah memiliki agenda yang berbeda, akankah kesadaran yang lebih tinggi kehilangan kohesinya?"
((Dalam keadaan di mana makhluk hidup menjadi host, akan menjadi mustahil untuk sepenuhnya terhindar dari dipengaruhi oleh keinginan paling dasar host. Tindakan kami ditentukan ketika insting bertahan hidup dan tekanan reproduksi mencapai keselarasan di dalam kesadaran.))
"Kebertahanan hidup dan memproduksi lebih banyak rekan. Sungguh hal yang sederhana bagi makhluk hidup untuk mengejar keberlangsungan."
((Benar. Kami akan terikat oleh keingan terbesar makhluk hidup kemudian melangkah dengan keberlangsungan dan reproduksi sebagai tujuankami."
"Karena ada kesatuan konsensus di dalam kelompok, apakah kelompokmu memberikan bantuan untuk tujuan yang berada di luar kebertahanan dan reproduksi?"
((Meski memiliki konsensus umum, kami masih memiliki kesadaran pribadi yang membalas keingan pribadi host dengan cara kami sendiri. Namun, itu dalam kondisi dimana tujuan menyeluruh memegang prioritas, jadi, aku rasa hal ini seperti yang Tuan pikirkan.))
"Begitu......"
Tatsuya termenung sendiri setelah dia berbicara.
Alasan kenapa "dia" tidak menyela Tatsuya lebih lanjut mungkin karena "dia" pada dasarnya bukan manusia, atau fakta bahwa hostnya adalah murni sebuah mesin.
"Kalau begitu, kamu yang sekarang adalah seseuatu yang berada di luar pengetahuan umum, dan mendekati keberadaan yang menyimpang. Jika perbedaan pendapat terjadi di kelompokmu, tidakkah kamu akan disingkirkan?"
((Kami tidak memiliki hasrat untuk menyingkirkan orang yang membelot. Namun, ketika mereka memutuskan bahwa aku mungkin akan menjadi halangan untuk mencapai tujuan mereka, mereka mungkin memilih untuk melaksanakan serangan dadakan.))
"Begitu... Aku memiliki satu pertanyaan lagi. Sekarang, kamu berkata bahwa kontakmu sudah terputus dengan rekan-rekanmu yang lain, tapi bisakah kamu melacak keberadaan mereka?"
((Hal itu memungkinkan jika target menunjukkan aktivitas yang tinggi, Di lain sisi, kondisi saya saat ini juga memungkinkan mereka merasakan keberadaan jika kita berada di area yang sama.))
"Begitukah?"
Tatsuya memasang postur berpikir sebelum memberikan perintah baru.
"Pixie, kembali ke trailer, bergantilah dengan seragammu yang biasanya dan jalankan mode tidur. Aku akan menemuimu nanti."
((Mengerti. Menjalankan perintah bersedia.))
Pixie dengan formal, atau lebih tepatnya dengan kaku, membungkuk sebelum berjalan ke arah garasi.
Tatsuya memilih peralatan yang dia perlukan dalam pikirannya, kembali ke rumah, lalu pergi ke ruang OSIS untuk menjemput Miyuki.
Pada tahun 2095, dunia makin menyempit. Namun, celah diantara penyihir dan manusia biasa adalah kebalikannya.
Penyihir telah menerima pengakuan resmi setelah pengembangan dan penyelesaian masalah di berbagai wilayah dalam negri akhir-akhir ini dan secara keras dilarang berpergian ke luar negri kecuali untuk urusan kenegaraan. Bagi penyihir, dunia telah menyempit menjadi sebatas perbatasan negara saja.
Di lain sisi, manusia biasa dapat mengambil penuh manfaat dari perkembangan teknologi transportasi. Perjalan darat, laut, dan udara semuanya telah menjadi lebih singkat dan efisien, sehingga manusia bisa berpegian ke luar negri secara bebas. Saat ini, pergi ke sisi lain di dunia bisa dilakukan hanya dengan penerbangan cepat sederhana dalam beberapa jam, tidak diperlukan lagi untuk transit penerbangan. Dibandingkan dengan seratus tahun yang lalu, dunia memang telah menjadi kecil.
Setelah mengalami konflik berkepanjangan di seluruh dunia, setiap negara menaruh perhatian lebih terhadap kemungkinan imigran illegal yang mungkin berkeliaran di dalam perbatasan negara. Sebaliknya, tren yang berkembang saat ini adalah kunjungan singkat dari pengunjung luar negri. Hal ini diperjelas dengan pemandangan orang asing yang berjalan di jalanan Tokyo.
Di pinggiran "sungai" sebelah timur, tidak ada orang Jepang yang merasa aneh melihat pria muda berkebangsaan Spanyol atau keturunan mestizo berjalan dengan wanita muda dengan pencampuran etnis yang setara pada petang hari. Tidak satu-pun masyarakat yang merasa aneh saat mereka bertiga berjalan masuk ke dalam rumah sakit yang sebenarnya kenapa terasa aneh.
Beberapa kasur diletakkan di basement rumah sakit.
Biasanya, hal ini akan dianggap sebagai pembandingan untuk pelajaran, tapi kasur tersebut biasanya tidak akan terlihat di rumah sakit.
Kasur-kasur tersebut dibungkus di dalam sprei kulit hitam secara praktisnya tidak berguna, jadi ketimbang menyebutnya sebagai kasur, benda tersebut lebih mendekati kotak persegi yang panjang.
Kasur-kasur tersebut tidak disusun dalam satu baris atau dibagi menjadi dua baris menjadi empat atau lima, tapi dengan susunan yang acak dari kesembilan kasur tersebut. Di atas setiap kasur tertidur seorang pria muda, semuanya dengan wajah keturunan Asia Timur. Kesembilan orang tersebut memiliki wajah pucat sambil mereka terlelap di kasur tanpa bantal dan juga tanpa dada yang naik atau turun. Mereka terlihat seperti mayat, atau dalam kondisi yang mendekati kematian. Di basement tersebut hanya terdapat sembilan pria diam tersebut dan tiga pria dan wanita keturunan campuran yang baru saja masuk.
Seorang pria putih berdiri di celah yang dibentuk oleh kasur yang diatur dengan kepala yang menghadap ke dalam. Berdiri di dalam kegelapan, dia terlihat seperti seorang necromancer.
Pria Mestizo melihat jamnya dan mengangkat satu tangannya seperti sedang menunggu seseorang. Setelah kurang lebih sepuluh menit, pria tersebut melihat ke arah wanita muda yang berdiri di sisi lain lingkar kasur. Hal tersebut nampak sebagai sebuah sinyal karena wanita tersebut menganggu dan mengangkat kedua tangannya ke hadapan wajahnya.
Pria tersebut juga melakukan hal yang sama. Di antara pria dan wanita yang saling berhadapan, pria putih menupuk tangannya sambil ia menghentakkan kakinya.
Tepukkannya terus berlanjut.
Hentakkannya-pun terus berlanjut.
Pria dan wanita muda tersebut bergabung dengan pria putih yang berada di tengah dengan tetap menepuk tangannya selama suara hentakkannya di sekitar lingkar berlanjut. sambil pria dan wanita tersebut bertukar posisi, sang pria putih memberikan tepuk tangan yang lebih keras.
Sebelum suaranya menghilang, tubuh-tubuh yang diam tersebut bangkit dari kasurnya.
Satu, lalu yang lainnya.
Delapan tubuh yang sebelumnya dalam kondisi mendekati kematian telah bangkit dari tempat tidur.
Di dalam kegelapan basement, terdengar suara kepakan sayap serangga, hanya saja hal ini terdapat di alam mental bukannya materil ataupun Idea.
Jika di terjemahkan kedalam bahasa manusia--
(Aku/kita akhirnya telah bangkit)
(Jumlah aku/kita telah berkurang)
(Apakah wadahnya kurang?)
(Negatif. Fasilisator telah menyediakan mereka hanya untuk kita seperti yang dapat kau lihat.)
(Kemampuan Spritualis Cina cukup hebat.)
(Ho, setidaknya mereka melebihi levelku/kita.)
(Keinginan untuk hidup di puncak kematian. Kesadaran telah ditunda.)
(Tapi aku/kita juga mempelajari satu hal dari ini. Sekarang kita tau bagaimana cara berpindah dari host ke host.)
(Bahkan jika setelah ini wadahnya hancur, kegiatan masih dapat di teruskan setelah jeda sejenak.)
(Akan mudah untuk menggantikan orang/satu yang hilang.)
(Ayo rebut kembali teman aku/kita yang hilang.)
(Ayo cari teman aku/kita.)
--Itulah isi percakapannya. Itu adalah percakapan antara tiga tubuh yang datang dari luar negri dan kedelapan monster yang baru saja terbangung dari tidurnya.
Setelah kembali ke rumah, Tatsuya berjalan ke telephone bukannya berganti pakaian. Ketimbang menggunakan telepon dengan layar besar di ruang keluarga, dia menggunakan telepon dengan jaringan yang di amankan di kamarnya. Semua energi yang biasanya di simpan untuk tujuan eksternal kini dibagi dan digunakan untuk enkripsi telepon yang Tatsuya gunakan untuk memanggil Hayama, butler Keluarga Yotsuba. Saat ini, dia hampir tepat waktu untuk janji yang sudah di atur sebelumnya melalu mail.
"Anda tepat waktu sekali, Tatsuya-dono."
"Hayama-san, terima kasih banyak untuk kemarin sore."
Kedua belah pihak melewatkan basa-basi. Tatsuya menyamai tempo Hayama. Daripada berkata bahwa butler tersebut sibuk karena jadwalnya, Tatsuya merasa bahwa pria tua tersebut ingin menyampaikan sesuatu.
"Seperti yang telah saya katakan kemarin malam, tidak perlu anda berterima kasih kepada saya. Lagi pula, melindungi Miyuki-sama adalah prioritas tertinggi kedua bagi kita Keluarga Yotsuba."
"Hayama-san, mendengar anda mengatakan hal tersebut dengan santainya membuat saya sedikit kebingungan."
"Tidak ada masalah selama lingkup waktu dan lawannya dijelaskan. Apa lagi, aku berbeda dengan orang itu karena aku tidak cukup berani untuk berbuat kekacauan terhadap Tatsuya-dono."
Dia sepertinya memiliki cukup waktu untuk sedikit basa-basi.
Meski begitu, Tatsuya sendiri tidak memiliki banyak waktu. Meski dia telah secara khusus meminta jaringan yang diamankan, dia tetap saja ingin menyampaikan informasi pentingnya secepat mungkin. --Apa lagi, Tatsuya tidak yakin apa yang akan dia lakukan jika Hayama mengungkit percakapannya dengan Aoki beberapa bulan yang lalu.
"Jadi, apa yang perlu anda bicarakan dengan saya? Anda tidak mengirimkannya melalu mail tidak juga tersedia cukup waktu untuk menyampaikannya secara langsung, jadi saya menyimpulkan kalau informasi ini pasti sangat sensitif."
"Ah iya, benar."
Suara Hayama terdengar seperti dia baru saja mengingat hal tersebut. Namun, siapapun bisa menyadari bahwa hal tersebut hanya sandiwara cukup dengan mendegar suaranya bahkan jika seseorang tidak mengenali kepribadian Hayama.
"Tatsuya-dono, mengenai masalah monster, Divisi ke-3 akan dikerahkan. Saya hanya ingin menyampaikan hal ini kepada anda."
Divisi Ketiga... Divisi Ketiga Departemen Anti-intelejen Intel JSDF? Setahu saya unit menarik tersebut memiliki hubungan dengan camp Saegusa, bukan?"
Setelah Tatsuya berkata begitu, suara tawa kecil dapat di dengan dari receiver.
"Saya rasa mereka tidak mau dipanggi menarik oleh seseorang seperti anda yang berasal dari Batallion Independen Berpelengkapan Sihir, tapi memang benar Divisi Ketiga yang satu itu."
"Ketertarikan saya tidak terletak kearah menghancurkan sumber tersebut. Dengan kata lain, Keluarga Saegusa menggunakan Divisi Ketiga untuk menyelidiki tentang Parasit... Bukan, ataukah malah menangkap mereka?"
"Meski saya ingin mengatakan bahwa anda setajam biasanya, namun kita masih belum mengetahui secara pasti apa tujuan mereka. Sayangnya, kemungkinan besar memang seperti yang Tatsuya-dono baru saja katakan."
Sungguh merepotkan, Tatsuya berpikir dari dalam hatinya. Hal ini pada awalnya adalah kejadian rumit dengan bermaca-macam faksi yang sudah terlibat, dan sekarang pemain baru telah masuk kedalam bingkai. Apa lagi, camp Saegusa memiliki pemikiran yang jauh berbeda dari Mayumi.
"Terima kasih banyak atas informasi berharga ini."
Tetap saja, dia tidak bisa hanya me-reset papan permainannya dan mencoba lagi. Tidak perduli seberapa sulitnya, kenyataan berbeda dari permainan, dan pengulangan bukanlah pilihan.
"Saya merasa hal ini diperlukan setelah memikirkan tentang keselamatan Miyuki-sama. Tolong jangan lupakan hal ini, Tatsuya-dono."
"Saya akan memerhatikan hal tersebut."
Memang benar, mereka tidak bisa dengan begitu saja menghancurkan dunia tempat Miyuki tinggal. Meski tidak ada alasan untuk pengingat extra dari Hayama, Tatsuya menerima komentar tersebut tanpa perlawanan.
Tepat jam tujuh sore.
Seluruh murid telah lama sampai dirumahnya, dan jiwa kesepian yang masih berada di sekolah hanyalah beberapa anggota fakultas. Gerbang sekolah telah dikunci dan, sampai besok, akses kedalam secara ketat ditolak kecuali beberapa orang sebagai pengecualiannya. Suplai mengajar, produk untuk koperasi kampus, dan bahan makanan untuk kafetaria secara besar di bawa masuk melalui pintu belakang ke dalam jalan bawah tanah sebelum matahari terbenam.
Satu-satunya yang dijinkan mengakses hanya sedikit dari anggota fakultas, satuan pengamanan dari firma keamanan yang telah dikontrak, teknisi yang bekerja untuk perawatan yang hanya bisa dilakukan pada malam hari, individu dengan dispensasi khusus dari sekolah, dan sedikit anggota Dewan OSIS.
Kekuatan yang terlihat agak berlebihan bahkan bagi badan sekolah mulai diterapkan sejak tahun kemarin ketika Mayumi menjabat sebagai ketua Dewan OSIS. Hal tersebut sangat membantu sehingga mereka tidak perlu menyampaikan permintaan dengan alasan valid ke fakultas. Hal tersebut, terlebih lagi, sangat membantu ketika alasannya tidak bisa dikatakan dengan sembarangan.
Tatsuya telah membuat beberapa persiapan di perjalanan pulang sebelum dia sampai kesana, dan sekarang membawa paket yang sampai ke rumah di punggungnya sebelum pergi ke sekolah. Dari penjaga keamanan di gerbang, dia menerima tiga kartu ID yang diserahkan untuk pengunjung yang hanya diijinkan untuk kunjungan malam hari setelah sebuah nomor konfirmasi dari Dewan OSIS di-input. Hal tersebut di desain sedemikian rupa agar setiap orang yang tidak membawa ID valid saat malam hari akan mengaktifkan alarm keamanan sebagai seorang individu yang mencurigakan.
Untuk kenapa ada tiga buah kartu, yah, satu dari mereka jelas untuk dirinya sendiri.
Yang kedua untuk Miyuki.
Miyuki menerima kartu ID dengan senyum puas di wajahnya.
Awalnya, Tatsuya sama sekali tidak berencana untuk mengajak Miyuki. Rencana awalnya adalah Miyuki yang akan menjaga rumah.
Sayangnya, Miyuki menambahkan satu kondisi ketika memasukkan nomor aksese kunjungan malam.
Dia bilang dia ingin ikut pergi.
Kekuatan untuk mengeluarkan konfirmasi akses berada di tangan Azusa, Ketua Dewan OSIS. Namun, seperti yang rumor katakan, kekuatan Dewan OSIS yang sesungguhnya terletak pada Wakil Ketua bukannya Ketua itu sendiri. Kurang lebih tiga jam yang lalu, hal tersebut ditunjukkan secara penuh dihadapan Tatsuya.
Setelah gagal untuk meyakinkan adiknya yang keras kepala, Tatsuya dengan terpaksa menyetujuinya.
Miyuki, dan seorang lagi.
Kartu ketiga diserahkan kepada Honoka, yang bertemu dengannya di stasiun. Mungkin tidak perlu dikatakan lagi, sama halnya dengan Miyuki, tidak, bahkan lebih dari Miyuki, Tatsuya tidak pernah berencana mengajak Honoka. Alasan kenapa semuanya menjadi seperti ini adalah karena Honoka juga ada di sana saat permintaan untuk konfirmasi akses di bicarakan di ruang Dewan OSIS. Memang, dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena kecerobohannya. Apa lagi, bahkan jika dia bisa menolak permintaan Honoka, dia tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya dengan Azusa dan Isori yang bisa secara jelas mendengar mereka. Dia mungkin masih bisa menolak permintaan Honoka, tapi dia tidak bisa menyampaikannya dengan Miyuki yang mendukung Honoka. Apalagi, tidak seperti Miyuki, Honoka menerima Kartu ID dari Tatsuya dengan ekspresi yang membatu di wajahnya.
Alasan yang dia berikan untuk kartu akses adalah "untuk menyelidiki kelakuan aneh pada model 3H-P94". Meski sebenarnya alasan Tatsuya membawa Pixie keluar adalah untuk memancing para Parasit.
Dia mengetahui satu hal setelah menanyai Pixie, dan itu adalah "Parasit tidak akan pernah membiarkan Pixie begitu saja". Meski pengetahuan ini tidak lebih dari sekedar spekulasi, Tatsuya yakin dengan cara berpikirnya. Jika konsensus umum kehilangan kontak dengan komponennya, mereka pasti akan mencoba untuk memperoleh kembali komponen tersebut. Tatsuya menilai bahwa untuk mencapai hal tersebut, mereka harus melakukan kontak bagaimanapun caranya.
Dia tidak memiliki cara untuk menemukan Parasit, meski dia tidak perlu untuk secara aktif melakukan hal tersebut. -Setidaknya sampai kemarin. Karena Pixie telah di rasuki oleh Parasit, dia tidak bisa benar-benar tidak terlibat. Akan ada lebih banyak masalah jika dia menyerahkan Pixie dengan kondisinya saat ini, dan jika dibandingkan dengan hal tersebut, dia lebih ingin memusnahkan Parasit. Pada dasarnya dia telah berencana untuk bertarung sekali lagi dengan Parasit, karena alasan itulah dia telah meminta latihan dengan Yakumo. Pixie tidak lebih dari sebuah dorongan yang mengubah posisi reaktif menjadi proaktif.
Tatsuya tidak berencana untuk melawan semua parasit malam ini. Namun, dia yakin jika dia bisa menarik keluar satu atau dua, itu akan menjadi petunjuk yang mengarah ke sisanya.
Setelah memikirkan bahaya dengan terlibat hal ini, Tatsuya mungkin seharusnya dengan terang-terangan melarang Miyuki dan Honoka untuk mengikutinya. Meskipun mungkin sebenarnya, Tatsuya sendiri kaku dengan "bahaya" dari banyak hal.
Sambil menyusun aktivitas malam ini, dia tidak pernah berencana melakukannya sendirian. Berdasar pengalamannya sampai saat ini dan merenungkan tindakan yang perlu diambil, dia mengajak Erika dan Mikihiko untuk membantu. Hanya karena ada bantuan mereka dia bisa mengijinkan Miyuki, yang tahu, dan Honoka, yang karena satu dan lain hal, untuk ikut dengannya.
Peraturan sma satu menyatakan bahwa para murid harus mengenakan seragamnya di sekolah baik sebelum atau sesudah pelajaran, tapi peraturan ini ditiadakan saat mengunjungi kampus malam hari. Pada tampakannya, hal ini mungkin karena kartu ID memiliki pemancar di dalamnya sehingga tidak diperlukan untuk mengenakan seragam, tapi kenyataannya, tujuan sebenarnya adalah untuk mencegah murid dari berkeliaran di jalanan setelah malam hari dengan seragam mereka.
Ini hanyalah mengenai menghindari resiko - lebih baik memiliki sedikit insiden ketimbang lebih banyak insiden - untuk sekolah. Mengerti akan hal tersebut, Tatsuya mengikut keinginan mereka dan menggunakan jaket pertempuran yang biasa dia gunakan. Mengikuti kakanya, Miyuki mengenakan half coat, sweat pant, dan sepasang boot untuk mobilitas.
Namun, Honoka masih mengenak seragamnya di bawah jaket. Hal ini membuat orang berpikir, apakah dia benar-benar tahu apa yang akan mereka lakukan malam ini, tapi Tatsuya bukanlah Tatsuya jika dia bisa dengan blak-blakan mengatakan hal tersebut.
"Honoka, kamu tadi tidak pulang kerumah dulu?"
Miyukilah yang secara lembut menanyakan pertanyaan yang dipikirkan kakaknya.
"Eh? Enggak, aku pulang kok."
Honoka tinggal sendirian di rumah kontrakan yang jauh lebih dekat ke sekolah ketimbang tempat tinggal sang bersaudara. Tidak mungkin ia tidak memiliki waktu untuk berganti pakaian.
"A......pakah ada masalah jika aku mengenakan seragam......?"
"Yah, enggak masalah kok.... Tapi mungkin agak sedikit merepotkan."
Meski kata-kata kasar dihindari, mereka berencana untuk menghadapi masalah malam ini. Telebih lagi, Honoka sepertinya melewatkan memo tersebut.
Jika dia tau hal ini akan terjadi, dia seharusnya menjelaskannya dengan lebih hati-hati, Tatsuya berpikir dengan tanda penyesalan.
"Onii-sama, akankah lebih baik bagi Honoka jika kita mampir dulu ke apartemennya?"
Miyuki mencoba mengusir atsmofer suram yang menyelimuti.
"Kita bisa menunggu di bawah saat Honoka berganti."
Miyuki mungkin bukan melakukan hal tersebut untuk "menolong rivalnya". Lebih tepatnya, dia hanya ingin memberikan jawaban atas masalah Tatsuya.
"Itu benar. Sudah terlalu gelap bagi kita untuk berkunjung... Jika Honoka tidak masalah, kta bisa pergi."
"Tentu saja tidak! Aku, uh, tidak akan keberatan jika kamu ingin berkunjung. Jika kamu punya waktu, silahkan mampir."
Namun, meski sepenuhnya tidak berhubungan dengan pikiran Miyuki, ini adalah sesuatu yang benar-benar diharapkan oleh Honoka.
Dan dengan begitu, sambil drama tersebut dimainkan, mereka bertiga tiba di garasi Klub Robotik. Pintunya tentu saja terkunci, tapi benda seperti kunci didesain agar bisa dengan mudah dibuka dari dalam.
Tatsuya mengeluarkan terminal portabelnya dan menggunakan komunikasi jarak pendek sebelum mengirimkan sinyal rekonisi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jawabannya datang dengan sangat cepat.
((Apa anda memanggilku, Tuan?))
Sekedar ketebalan sebuah pintu, bahkan sebuah pintu yang diperkuat dengan berat yang sepenuhnya tidak cocok dengan eksterior yang terlihat tipis, tidak akan mempengaruhi telepati.
"Bukakan pintunya untukku."
((Dimengerti.))
Segera setelah respon tersebut, pintu garasinya terbuka.
Tidak jauh di dalam, siluet dari sebuah boneka yang mengenakan seragam pelayan memberikan salam yang sangat dalam. Bahkan dengan monster yang bersarang di dalamnya, modul kelakuan standar masih aktif.
Ketika Pixie mengangkat kepalanya, Tatsuya mengambil hal yang paling penting pertama dari dalam tasnya.
"Pixie, kenakanlah ini."
Bahkan jika semalam ini, bukan, pada tingkat seperti ini lebih tepatnya karena sudah malam seperti ini, tidak mungkin mereka mengajaknya berpegian seperti ini (dengan pakaian pelayannya). Apa pun alasannya, semua alasan untuk mengenakan seragam pelayan sama sekali tidak bagus. Untuk operasi ini, Tatsuya telah terlebih dahulu menyiapkan satu set pakaian untuk Pixie.
Nampaknya perintah seperti ini tidak membutuhkan respon verbal.
Tiba-tiba, Pixie mulai melepaskan pakaiannya.
Tatsuya menganggap keseluruhan proses tersebut sebagai hal biasa. Sekarang adalah kedua kalinya Tatsuya melihat-"nya" berganti pakaian, dan karena dia tidak memiliki ketertarikan untuk memperlakukan manusia dan boneka secara setara, bagi dia Pixie mengganti pakaiannya sama halnya dengan mengganti kap sebuah mobil otomatis.
"Onii-sama? Kenapa kamu hanya melihat begutu saja!?"
Namun, nampaknya agak sedikit sulit bagi Miyuki untuk mengerti cara berpikirnya.
Sama halnya, Honoka nampaknya merasakan hal yang sama dilihat dari tatapan yang berkata tidak setuju.
"Apa yang kamu katakan Miyuki? Pixie adalah sebuah robot."
"Sebuah robot yang secara kebetulan adalah seorang gadis."
"Tidak, yang benar adalah humanoid, dan tidak cukup tepat untuk disamakan dengan tubuh manusia...."
Tepat seperti yang Tatsuya katakan, 3H didisain sebagai robot humanoid "tidak berbeda dengan manusia setelah mengenakan pakaian". tapi proporsi dan lekukan tubuh di balik pakaiannya tidak mungkin disamakan dengan perempuan manusia. "Bagian-bagian" pada boneka yang digunakan untuk tujuan menyimpang akan sedikit lebih dibicarakan.
Bagian torso akan memberikan impresi "seorang wanita yang leotard berwarna kulit", tapi itu hanya sampai pingganya saja. Dari pinggang sampai ke kaki menunjukkan lekukan yang jelas-jelas milik sebuah robot, dan bahkan jika mengenakan celana ketat hal itu tidak bisa menyumbunyikan fakta bahwa dia bukanlah seorang manusia. Itulah alasan mengapa penyamarannya melibatkan gaun panjang.
Tetap saja, kedua wanita muda tersebut nampaknya tetap memprotes secara subjektif.
Miyuki dengan paksa membalikkan badan Tatsuya sedangkan Honoka berdiri melindungi di antara Pixie dan mereka berdua.
Meskipun Tatsuya merasa kalau hal seperti ini sedikit menggelikan, bukan berarti dia ingin mengintip. Sampai saat mereka berdua memberikan persetujuan, Tatsuya dengan patuh membelakangi mereka.
"Tatsuya, sekarang sudah gak masalah."
Meski begitulah yang Honoka katakan, Tatsuya memeriksa ekspresi Miyuki sebelum berbalik untuk memastikan.
Pakaian yang Tatsuya bawa adalah jaket windbreaker standar dengan keelesatisan tinggi serta sebuah rok selutut yang menutupi lekukan tubuh.
Sebuah syal dililitkan dua kali di lehernya.
Sebuah topi untuk menutupi fitur wajahnya tidak disediakan secara senganja.
Kakinya ditutupi oleh sepasang legging dan sepatu bot, yang berfungsi untuk menutupi detail spesifik serta untuk meningkatkan kemampuan kakinya. --Semua ini adalah saran yang dia ambil dari petugas wanita yang bertugas untuk pakaian di Batallion Independen Berpelengkapan Sihir.
Honoka tiba-tiba sudah memegang sisir entah dari mana dan mulai menyisir rambut Pixie. Pixie tidak telihat seperti peduli sambil dia berdiri di sana tanpa bergerak sama sekali. Hal ini memperjelas bahwa, tidak perduli bagaimanapun dia terlihat, pada akhirnya dia hanyalah sebuah boneka dan bukanlah manusia. Tatsuya sendiri tidak mempunyai permintaan yang tinggi darinya.
Selama dia bisa berjalan dengan baik di jalanan tanpa menarik perhatian, itu sudah lebih dari cukup.
Untuk hal tersebut, penampilan Pixie saat ini sudah lebih dari cukup.
"Pixie, ikuti aku."
Layaknya menyatakan serangan permusuhan, Tatsuya mendeklarasikannya.
Dia memberikan perintah layaknya kepada seorang budak.
Sepenuhnya apatis.
Erika berdiri di depan kamar kakaknya dengan wajah kebingungan.
Baginya, ini adalah ketidak-dugaan melebihi ketidak-dugaan. Dia tidak percaya bahwa dia masih lemah di beberapa sisi dirinya.
Meski dia tidak gugup ketika pergi ke rumah ibunya, dia masih mencoba sekeras mungkin untuk menghindari ayah dan kakak perempuannya. Dia tidak memiliki masalah dengan mereka berdua, tapi dia juga ingin menghindari kakak tertuanya. Beruntungnya, kakak tertuanya seharusnya masih belum kembali di jam ini.
Bagaimanapun juga, dengan cepat menyelesaikan masalah dan mundur sejauh mungkin dari tempat ini kembali ke kamarnya adalah taruhan yang terbaik, jadi berdiam diri di lorong adalah tindakan yang terburuk.
"Kakak kedua, ini aku, Erika."
Dia memberanikan dirinya untuk memulai percakapan.
"Masuklah."
Ada sedikit jeda sebelum jawabannya bisa terdengar.
Suaranya tidak terdengar membenci namun tidak juga terdengar menyambut.
Malahan, aura yang tidak enak pasti sudah dihilangkan.
Menghilangkan keinginan untuk segera menarik perkataannya, Erika membuka pintu.
"Ada apa, kamu perlu kemari pada jam seperti ini?"
Naotsugu duduk di kursi meja belajarnya. Dia membalikkan kursinya dan menghadapkan tubuh atasnya kepada Erika. Namun, Erika sadar bahwa kasur di belakang meja belajar menunjukkan tanda-tanda bahwa seseorang baru saja menidurinya.
Meski ini adalah situasi yang berkebalikan dengan kemarin malam, Erika tidak membuka mulutnya untuk mengomelinya.
"Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan denganmu."
Nada bicara Erika terdengar sedikit ragu.
Perubahnnya membuat Naotsugu menampakkan senyumnya yang agak dipaksakan.
"Silakan."
Respon Naotsugu agak setengah hati, seperti dia berkata "Aku akan mendengarkannya karena kamu yang berbicara". Namun, hal tersebut tidak meringankan beban Erika sedikitpun, karena sepertinya dia sedang memikirkan hal lainnya.
"Onii-san, apakah kamu pernah mendengar sebuah unit yang dipanggil Batallion Independen Berpelengkapan Sihir ke-101?"
"Kenapa kamu bisa tahu nama itu, Erika?"
Erika sedikit terlukai dengan sikap tak acuh Naotsugu dan mengumpulkan segenap kemampuannya untuk mengucapkan kata-kata tersebut, kata-kata yang segera menarik perhatian Naotsugu.
"Sebenarnya..."
Ketika dia sudah sampai sini, Erika lagi-lagi dipernuhi dengan keraguan, tapi sekarang sudah tidak ada jalan yang lain.
"Orang yang ditugaskan untuk dilindungi oleh Onii-sama sebenarnya adalah teman sekelasku, Shiba Tatsuya-kun. Dia, kebetulan, adalah salah satu prajurit untuk unit Batallion Independen Berpelengkapan Sihir."
"Apa yang kamu bilang...?"
Erika gemetar dengan keraguan, jika bukan katakutan palsu, sambil dia berkata seperti itu, yang membuat Naotsugu tidak bisa menyembunyikan kekagetannya.
"Aku benar-benar minta maaf. Seharusnya aku sudah mengatakan hal ini beberapa hari yang lalu ketika kakak tanyakan, tapi karena seseorang yang dipanggil Mayor Kazama, aku tidak bisa mengatakannya karena perintah tutup mulut yang berhubungan dengan informasi tergolong rahasia negara."
"Mayor Kazama...?-Maksudmu yang 'Daitengu' Kazama Harunobu!?"
"Daitengu?"
Kali ini Erika yang memiringkan kepalanya karena kaget dengan perkataan kakaknya.
Bagi penyihir yang baik, dan juga untuk menakuti musuhnya dengan membesarkan namanya, terkadang mereka menggunakan alias yang berlebihan, tapi "Daitengeu" terlalu unik bahkan untuk hal tersebut. Itu terlihat terlalu berlebihan sampai terdengar mustahil.
"Apakah Onii-san mengenal Mayor Kazama."
"Yeah... Di daerah hutan atau pegunungan, dia secara luas dikenal sebagai salah satu pengguna Sihir Kuno terbaik. Begitu juga dengan bidang parasutris<ref>, dia masih terkenal sebagai salah satu komdandan terbaik di negara ini."
Ekspresi dan suara Naotsugu berpadu dengan kegembiraan dan kekaguman.
"Apakah kamu tahu Konflik Vietnam? Pada perang itu, Pasukan Vietnam Selatan mencoba untuk melakukan perang griliya melawan Aliansi Asia Besar yang melanggar batas Peninsula India dan pasukan Korea yang digerakan oleh Aliansi Besar Asia sangat menakuti dia sampai-sampai mereka memperlakukannya seperti Kematian atau Iblis sungguhan."
Mendengarkan perkataan kakaknya, Erika tahu bahwa kakaknya itu sudah melupakan segala hal yang ada dihadapannya dan sekarang hanya bisa menghela nafasnya seperti mengatakan "Apa yang harus aku lakukan terhadapmu..."
Banyak orang yang menjadi martir dalam perjalanannya menuju kejayaannya karena telah mengambil langkah yang berlebihan. Mungkin suatu hari, pemikiran seperti itu akan membuat negara ini hancur. Meski hal itu bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan seoarang gadis seperti dia, Erika tidak bisa tidak memikirkan hal tersebut.
"Ada rumor yang mengatakan bahwa Batallion Independen Berpelengkapan Sihir berada di bawah komando langsung Mayor Kazama... Jika seperti itu, semua rumor tersebut yang lebih seperti kabar angin bisa dimengerti. Terlebih lagi, jika Shiba Tatsuya-kun adalah anggota pasukan tersebut, hal itu bisa menjelaskan kekuatannya yang tidak cocok dengan umurnya tersebut."
Seperti Erika yang tenggelam kedalam dunianya sendiri, Naotsugu juga nampak seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri.
Berkat hal tersebut, perhatian Erika kembali ke tujuan utamanya.
"Onii-san, aku terlibat kontak dengan Mayor Kazama saat Peristiwa Yokohama. Jika bukan karena kejadian darurat tersebut, aku mungkin tidak akan menyentuh rahasia Shiba-kun. Meski begitu, aku merasa bahwa ini adalah rahasia yang besar."
"Hm~... Batallion Independen Berpelengkapan Sihir mempunyai semua karakteristik operasi rahasia. Membuat seorang siswa sma bergabung dengan mereka sebagai pengecualian pasti mengandung alasan yang sangat khusus."
"Dan aku telah melawan peraturannya dengan memberi-tahukan hal ini kepada Onii-san, jadi tolong perhatikan hal tersebut dengan baik."
"Dengan kata lain, Erika memintaku untuk berhenti mengusik kegiatannya, benar?"
"Benar. Tertimpa karena mengusik sarang lebah tersebut adalah sesuatu yang bukan hanya Onii-san, tapi juga seluruh Keluarga Chiba harus hindari. Apalagi, sarang tersebut menyimpan banyak kawanan lebah beracun."
"Hm... Itu benar, kamu ada benarnya, Erika. Bagaimanapun juga, meski dia hanyalah seorang pelajar, aku adalah orang tentara. Aku tidak bisa membantah sebuah perintah langsung."
"Kalau begitu, bisakah kau berpura-pura mematuhi perintah? Jika kamu berpura-pura menjaganya, maka dalam kondisi dimana dia diserang, kamu bisa muncul dan mengendalikan situasi."
"Begitu... Aku mengerti. Kalau begitu ayo ikuti rencana itu."
...Beruntungnya, dia bisa meyakinkan kakaknya tanpa harus mengeluarkan nama "Yotsuba". Menutupi ekspresinya yang gelisah, Erika menundukkan kepalanya dan meninggalkan kamar Naotsugu tanpa menatap matanya.
Setelah kembali ke kamarnya sendiri, Erika membaca pesan yang bersinar dari terminal informasi yang diletakkan di atas mejanya sebelum berbisik "Pemakaman Aoyama, ya?" Dia tidak sampai duduk di kursinya dan langsung melepaskan bajunya dan melemparkannya. Ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang gadis muda, tapi dia juga mengambil kesempatan ini untuk menghilangkan depresi yang dia rasakan ketika dia mencoba membujuk kakaknya.
Setelah mengenakan campuran karet dibawah armor dengan anti-peluru, anti-tusuk dan kualitas lainnya, dia mengenakan jaket motor kulit dan celana pendek. Dia mengenakan pelindung yang tidak menggangu pergerakannya di lutunya dan menarik sepasang sarung ke tangannya yang memiliki campuran fiber tipis di atas telapak dan area jari. Setelah mengecek isi kantung jaketnya, Erika mengambil senjatanya dan berjalan meenuju daun pintu. Celana pendek dan bot karet panjangnya sesuai dengan penampilannya yang berapi-api, tapi tujuannya bukanlah kehidupan malam.
Tidak jauh darinya, "penjaga pribadi Erika" menunggunya. Pada "kejadian vampir" akhir-akhir ini, mereka adalah elemen inti dari personil Keluarga Chiba dan bekerja sebagai tangan dan kaki Erika pada operasi kali ini.
"Ayo."
Erika mengucapkan kata tersebut dengan dingin.
Namun tidak sedikitpun laki-laki yang mengikut langkah kakinya tersebut menunjukkan tanda-tanda ketidak-senangan.
Translator's Notes and References
Back to Chapter 14 | Return to Main Page | Forward to Chapter 16 |