Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 6 : Meskipun begitu, Hikigaya Hachiman

6-1

Aku menghempaskan diriku ke sofa di ruang tamu dan aku bisa mendengar suatu suara klik yang menyela suara detakan jarum menit dari jam di atas dinding.

Ketika aku dengan santai melihatnya, jarum jamnya sudah mencapai tengah malam.

Sejumlah waktu yang lumayan banyak telah berlalu semenjak aku diturunkan oleh Hiratsuka-sensei.

Komachi dan orangtuaku sudah memakan makan malam mereka dan sekarang sudah terkunci di dalam ruangan mereka sendiri. Kamakura mungkin sekarang ini sedang tertidur di ruangan Komachi.

Kadang kala, kotatsunya akan membuat suara dengungan pelan mungkin karena kotatsu itu termasuk model lama. Kotatsunya ditinggalkan menyala walaupun tidak ada orang yang menggunakannya. Aku berdiri, mematikan listriknya, dan kembali ke sofa.

Ruangannya begitu dingin itu sebaliknya merupakan bantuan besar. Aku tidak akan mengantuk dan yang terpenting, kepalaku sepenuhnya jernih seperti cuaca dingin itu.

Hiratsuka-sensei sudah pasti memberikanku petunjuk. Kemungkinan itu tidak hanya terbatas pada hanya hari ini sebab itu juga merupakan sesuatu yang terus diberitahunya padaku sampai sekarang ini. Tapi aku pastilah sudah gagal menyadarinya, salah memahaminya, atau bahkan melewatkannya. Itulah kenapa aku harus memikirkannya lagi, mulai dari yang paling awal sekali.

Aku harus menetapkan dan mempertimbangkan kembali masalahnya sekali lagi.

Rintangan yang paling baru dan terbesar adalah, tentu saja, acara kolaborasi Natal itu. Walaupun aku menjalankan tugas membantunya, situasi sekarang ini sudah hampir runtuh.

Ditambah itu, masalah dari Isshiki Iroha menjadi jelas. Sementara akulah orang yang mendorong posisi ketua OSIS pada dirinya, Isshiki tidak sedang mengurus OSIS dengan baik.

Terlebih lagi, situasi Tsurumi Rumi juga terkait dengan ini. Aku tidak tahu efek seperti apa tindakanku selama liburan musim panas di Desa Chiba itu pada dirinya. Tapi aku tidak bisa berpikir situasinya sekarang ini sebagai sesuatu yang positif.

Dan kemudian… Dan kemudian, ada masalah yang menyangkut Klub Servis.

Tapi mengenai masalah yang terakhir ini, hanya memikirkannya saja membuat hatiku merasa suram dan sesuatu yang menyerupai suatu solusi tidak mau terlintas dalam pikiranku. Ekspresi yang menyerah setelah mencoba untuk mencari suatu kesempatan, senyuman yang dipaksa untuk mencoba terlihat ceria, dan akhirnya, kata-kata yang seharusnya dikatakan padaku itu semua berputar-putar lagi dan lagi di dalam kepalaku.

Aku berakhir menyia-nyiakan sejumlah waktu yang signifikan sejak tadi karena pikiranku terpaku pada hal-hal itu. Ini adalah suatu masalah yang sebaiknya kutinggalkan untuk nanti.

Sekarang setelah itu ditetapkan, terutama tiga masalah yang lain itu memiliki tujuan yang dengan jelas sudah tertancap jadi itu sederhana saja untuk dipahami.

Yang pertama adalah untuk membuat Isshiki melakukan kewajiban-kewajibannya sebagai ketua OSIS melalui acara ini. Selanjutnya adalah untuk membuat Tsurumi Rumi bisa menampilkan senyuman itu pada setiap orang meskipun dia sendirian. Berikutnya lagi, acara ini perlu dilaksanakan di dalam lingkup akan apa yang memungkinkan secara realistis dengan mengusahakan kerja sama minimum dengan SMA Kaihin Sogo termasuk Tamanawa.

Jika ini semua dicapai, maka suatu solusi sementara seharusnya dapat terlihat.

Aku terus menyusun kembali masalah-masalah dari kepalaku, mencari-cari solusi optimal itu seakan aku sedang menancapkan bendera kematianku sendiri. Apa yang menghubungkan mereka semua adalah acara kolaborasi Natal ini. Tiga masalah itu terangkum dengan hal ini.

Aku hanya perlu memikirkan cara yang akan membuat ini menjadi sukses dengan cara yang ideal.

Tapi setelah memikirkan dengan teliti pekerjaan untuk minggu ini, aku sadar bahwa ini bukanlah suatu pencapaian yang mudah. Aku tidak merasa aku dapat mampu membalikkan situasi ini. Aku bahkan berbicara pada Tamanawa mengenai apakah ada sesuatu yang bisa diperbaiki.

Apa yang harus kulakukan? Apa aku sebaiknya meminta bantuan dari seseorang.

Kalau begitu keadaannya, satu-satunya yang bisa kumintai bantuan adalah Komachi.

Tapi Komachi tidak sedang berada dalam situasi di mana dia dapat diganggu sebagai seorang murid yang ikut ujian. Bagi adik kecilku yang sudah hampir mendekati ujiannya dalam kurang dari dua bulan, aku tidak bisa meminta dia untuk bantuannya. Tidak mungkin aku bisa menggangu titik penentuan dalam hidupnya.

Kalau begitu, siapa lagi yang ada? Zaimokuza? Kalau itu dia, aku bisa menganggunya tanpa merasa begitu buruk mengenainya. Dia mungkin juga senggang. Namun, mempertimbangkan bahwa kami memiliki banyak kelompok yang terlibat, aku rasa tidak ada cara untuk membuat Zaimokuza berfungsi dengan sebagaimana semestinya. Belum dibilang dia itu sudah tidak mampu berkomunikasi dengan orang jadi itu akan lebih parah dengan orang dari sekolah lain.

…Tidak, aku tahu itu bukan salah Zaimokuza.

Tanggung jawab dan penyebabnya terletak pada diriku.

Persisnya betapa lemahnya aku?

Kenapa aku begitu cepat mencoba untuk bergantung pada orang lain? Hanya karena aku meminta bantuan untuk sekali itu, aku menjadi salah paham. Dan seekarang aku segera mencoba untuk bergantung pada orang lain.

Persisnya kapan aku menjadi begitu lemah?

Hubungan antar manusia pastilah sebuah narkoba. Tidak kamu sadari kamu menjadi tergantung semua sementara hatimu perlahan memburuk dari dalam. Dan kemudian kamu berakhir perlu bergantung pada orang lain dan kamu akhirnya tidak bisa melakukan sesuatu sendiri.

Kalau begitu, apa itu mungkin bahwa dengan berniat mengulurkan tangan pada orang itu berarti aku sebenarnya sedang membuat mereka menderita? Apa aku sedang melahirkan orang-orang yang tidak dapat berdiri di atas kaki mereka sendiri kecuali mereka memiliki bantuan dari seseorang?

Meskipun kami seharusnya mengajari mereka bagaimana menangkap ikan dan bukan memberi mereka ikan.

Sesuatu yang bisa dengan mudahnya diberikan pada seseorang itu pastilah palsu. Sesuatu yang bisa dengan mudahnya diberikan itu pastilah sesuatu yang bisa dengan mudahnya diambil oleh seseorang.

Selama pemilihan ketua OSIS itu, Komachi memberiku sebuah alasan. Aku bergerak dengan posisi bahwa aku sedang melakukannya demi Komachi, untuk mempertahankan kelangsungan dari eksistensi Klub Servis.

Itulah kenapa aku mungkin keliru waktu itu.

Walaupun aku seharusnya bertindak dengan sebuah jawaban dan alasan yang kutemukan untuk diriku sendiri.

Bahkan sekarang, aku sedang mencari suatu alasan untuk bertindak dari seseorang. Demi Isshiki, demi Rumi, demi acaranya.

Apa itu semua benar-benar alasan-alasan kenapa aku mau bertindak? AKu merasa seperti aku keliru dengan prasyaratnya. Poin-poin yang seharusnya kupikirkan pastilah salah.

Jika aku akan membenarkan apa yang benar atau salah, maka aku perlu mulai dari awal.

Sampai hari ini, demi apa aku sedang bertindak? Apa alasannya? Aku akan menyusuri kembali peristiwa-peristiwa yang ada dalam pikiranku tadi dalam urutan kronologis balik.

Alasan acara Natal perlu menjadi sukses adalah demi Isshiki Iroha dan demi Tsurumi Rumi. Dan alasan kenapa aku membantu acaranya secara langsung karena aku mendorong posisi ketua pada Isshiki saat pemilihan ketua OSIS. Dan selama pemilihan itu, kenapa aku melakukan itu untuk mencegah Yukinoshita dan Yuigahama menjadi ketua. Kenapa aku ingin mencegah mereka berdua menjadi ketua? Alasan yang kuterima dari Komachi adalah dasar bagiku untuk bergerak, tapi alasan sebenarnya kenapa aku bergerak adalah…


Ada sesuatu yang kuinginkan.


Di masa lalu kemungkinannya itu adalah satu-satunya hal yang kuinginkan dan bahwa aku tidak perlu apa-apa selain itu, bahkan bertindak sejauh sampai membencinya. Tapi untuk tidak mampu sepenuhnya mendapatkan itu, aku mulai berpikir itu tidak ada.

Namun, itu karena aku merasa aku telah melihatnya. Bahwa aku bahkan mungkin telah menyentuhnya

Itulah kenapa aku keliru.

Aku mampu membuat pertanyaannya. Sekarang aku perlu berpikir. Tentang apa jawabanku itu.

Aku tidak tahu berapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk berpikir. Tapi malam yang diwarnai dengan warna biru itu mulai lenyap selagi langitnya dengan samar-samar terus memutih.

Aku sedang berpikir sepanjang waktu, namun aku tidak bisa memikirkan satu cara, rencana, atau strategi apapun. Tidak peduli logika, teori, alasan, dan sofistri apapun yang bisa kupikirkan, tidak ada yang terlintas dalam pikiranku.

───Itulah kenapa, ini mungkin hal itu. Ini mungkin merupakan jawabanku.

Catatan Translasi

<references>