Overlord (Indonesia):Volume 1 Chapter 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Part 2

Upacara penguburan dilaksanakan di pemakaman umum di dekat desa. Dengan dikelilingi pagar yang sudah rusak, dan di dalamnya terdapat beberapa lempengan-lempengan batu melingkar tertulis nama-nama orang.

Kepala desa mengucapkan beberapa ayat untuk menenangkan arwah yang telah meninggal, dan kalimat yang keluar dari mulutnya yang ditujukan kepada Tuhan itu menarik bagi Ainz yang tak pernah mendengarnya ketika di dalam game dulu. Itu adalah doa agar jiwa yang telah meninggal akan menemukan kedamaian.

Kelihatannya mereka kekurangan tenaga untuk mengubur seluruh tubuh sekaligus, jadi mereka memilih untuk mengubur sebagian dulu. Bagi Ainz, dengan mengubur yang meninggal di hari kematiannya itu terlalu terburu-buru, tetapi mungkin itu adalah praktek yang normal bagi kepercayaan yang dianut di dunia ini.

Dia melihat dua orang gadis yang pernah diselamatkan olehnya di antara penduduk-penduduk desa lain -- Enri Emmot dan Nemu Emmot. Jasad kedua orang tua mereka berada di antara mereka yang dikubur hari ini.

Sambil melihat para penduduk dari dekat, Ainz mengusap berkali-kali tongkat sepanjang 30 cm di dalam jubahnya. Tongkat itu terbuat dari gading dan ditutupi oleh emas. Ada tulisan kuno di seluruh gagangnya dan memancarkan aura suci.

Wand of Resurrection (Tongkat Kebangkitan).

Ini adalah item magic yang bisa membangkitkan yang telah mati menjadi hidup kembali. Tentu saja, Ainz tidak memiliki tongkat ini hanya satu saja. Dia mempunyai jumlah yang cukup untuk membangkitkan seluruh penduduk desa yang telah meninggal, dan masih tersisa.

Menurut kepala desa, magic di dunia ini tidak memiliki kekuatan untuk membangkitkan yang telah meninggal. Meskipun begitu, jika dia menggunakan 'wand of resurrection', dia akan menciptakan keajaiban di desa ini. Namun, setelah doa selesai diucapkan, dan upacara penguburan sudah mendekati akhir, Ainz mengembalikan tongkatnya ke dalam inventory.

Dia bisa saja membangkitkan mereka kembali, tapi dia memilih untuk tidak melakukannya. Ini bukan karena dia merasa jiwa yang telah tiada adalah milik Tuhan, atau alasan religius lainnya. Ini hanya karena dia merasa tidak ada untungnya melakukan hal itu.

Tidak sulit membedakan yang mana yang akan terseret ke dalam masalah lebih jauh, seorang magic cast yang bisa mencabut nyawa, atau seorang magic caster yang bisa membangkitkannya. Di tambah lagi, kemungkinan untuk membuat hal ini menjadi rahasia sangat rendah, bahkan jika ia memerintahkan mereka untuk tidak berbicara tentang kebangkitan.

Kekuatan untuk menaklukkan kematian adalah sesuatu yang diinginkan oleh semua orang.

Jika keadaannya berbeda, mungkin dia akan menggunakan kemampuannya untuk membangkitkan orang yang sudah tiada. Namun, dia tidak mempunyai informasi yang cukup tentang sekitar, jadi sudah seharusnya dia tidak menggunakannya disini.

"Mereka harus bersyukur desa ini masih terselamatkan," Ainz bergumam sambil melihat Death Knight yang berdiri di belakangnya.

Death Knight adalah misteri yang lain.

Di Yggdrasil, semua monster yang dipanggil akan hilang dalam rentang waktu tertentu kecuali ada metode spesial yang digunakan dalam pemanggilannya. Dia tidak menggunakan metode semacam itu satupun untuk memanggil Death Knight dan waktunya sudah jauh terlewati, dan tiba tiba sepasang figur muncul disampingnya.

Salah satunya adalah Albedo, dan yang lainnya adalah mirip humanoid, tetapi lebih mirip laba-laba yang berpakaian ninja. Di ujung delapan kakinya terdapat pisau yang tajam.

"Eight Edge Assassin (Assassin penguna 8 pisau)?Albedo, ini..."

Ainz melihat sekeliling, tapi kelihatannya para penduduk sedang tidak memperhatikan kemari. Albedo lain lagi, tetapi membawa satu monster kemari akan membuat mereka menjadi pusat perhatian, meskipun pemakaman sedang berlangsung.

Tiba-tiba, Ainz teringat bahwa Eight Edge Assassin adalah monster yang bisa menghilang.

"Saya bawa dia kemari karena dia ingin memberi hormat kepada Ainz-sama."

"Oh, betapa segarnya jiwa hamba ketika melihat Ainz-sa..."

"..Sudah cukup. Apakah kamu bagian dari pasukan pembantu?"

"Ya, ada sekitar 400 pelayan selain saya yang sudah bersiap untuk menyerang desa kapanpun."

Menyerang? Bagaimana bisa jadi seperti ini? Ketika Ainz merenungkan masalah itu, dia mulai bergumam sendiri -- Sebas tidak mempunyai bakat untuk mengirimkan pesan.

"...Tidak ada serangan disini, masalahnya sudah teratasi. Siapa komandanmu?"

"Aura-sama dan Mare-sama. Demiurge-sama dan Shalltear-sama tetap berada di Nazarick untuk bersiap dari bahaya, sementara Cocytus-sama mengawasi batas keamanan Nazarick."

Ternyata begitu... ,terlalu lama dimasak bisa merusak kaldunya. Semuanya kecuali Aura dan Mare kembali ke Nazarick. Berapa banyak Eight Edge Assassins disini?"

"Ada sekitar 15."

"Kalau begitu kalian tetap bersama Aura dan Mare."

Setelah melihat Eight Edge Assassin mengangguk mengerti, Ainz menoleh kembali kepada pemakaman. Mereka akan mengisi lubang kuburannya, dan dua gadis itu masih menangis tanpa henti.

Ainz merasa pemakaman ini akan segera selesai, jadi dia berjalan santai menyusuri salah satu jalan yang menuju desa. Di belakangnya adalah Albedo dan Death Knight.

Meskipun 'pengumpulan-informasi' ini terhenti sejenak karena pemakaman. Ainz masih mendapatkan banyak hal dari daerah dan cara-cara yang ada di dunia ini. Ketika dia sudah meninggalkan rumah kepala desa, matahari sedang terbenam.

Kelihatannya Tindakan Pahlawan kecil-kecilannya -- untuk membalas budi teman lamanya -- menghabiskan lebih banyak waktu dari yang diperkirakan.

Tetap saja, waktu yang dihabiskan disini tidak sia-sia. Khususnya, semakin dia memperoleh pelajaran tentang dunia ini, semakin dia menyadari ketidak tahuannya. Sudah cukup dia sadar karena mengabaikannya.

Ketika Ainz melihat matahari terbenam yang menakjubkan, dia berpikir apa yang harus dia lakukan.

Berkeliling dunia ini ketika dia tidak mengerti tentangnya adalah jalan yang berbahaya. Idealnya, dia seharusnya menyelesaikan pengumpulan informasi dulu lalu mulai bertindak di dunia ini dengan menggunakan identitas palsu. Meskipun setelah menyelamatkan desa ini, menyembunyikan identitasnya adalah tidak mungkin. Meskipun knight-knight itu dihabisi, negara asal mereka akan mencari tahu. Sama seperti dunia dulu ketika ilmu pengetahuan tentang forensik dikembangkan, dunia baru ini mungkin memiliki cara tersendiri untuk menemukan kebenaran, dan mungkin caranya sangat efisien.

Dan juga, meskipun mereka tidak menyelidikinya, selama penduduk desa selamat, seseorang pasti akan mengikuti jejak hingga menuju Ainz. Untuk mengatasi kebocoran, dia bisa saja membawa mereka semua ke Great Tomb of Nazarick. Namun, negara yang menguasai desa ini takkan diam saja, dan mungkin mereka akan menganggap ini sebagai penculikan.

Oleh karena itu, dia telah menyebutkan namanya dan membiarkan knight-knight itu kabur.

Ada dua alasan untuk itu.

Alasan pertama adalah berita bahwa Ainz akan berkeliling selama dia tidak berdiam diri di dalam Nazarick. Oleh karena itu lebih baik baginya jika dia mengatur bagaimana informasi itu nantinya keluar.

Alasan kedua adalah berita tentang Ainz Ooal Gown yang menyelamatkan desa dan membantai para knight itu akan tersebar. Khususnya, dia ingin pemain lain yang berasal dari Yggdrasil tahu tentang hal itu.

Ainz berencana untuk mengambil inisiatif tinggal di salah satu Kerajaan, Empire atau Teokrasi.

Jika ada pemain lain di negara ini, seharusnya ada jejak mereka. Sebaliknya, jika Ainz menggunakan tenaga dari Nazarick untuk mengumpulkan informasi, bukan hanya akan membuat masalah, tapi juga sangat beresiko. Memberikan perintah yang salah kepada Albedo akan membuatnya menambah musuh yang tidak diperlukan.

Oleh karena itu, dari sudut pandang pengumpulan informasi, bergabung dengan salah satu negara adalah ide yang sangat bagus.   Ini juga akan baik untuk memiliki salah satu dari mereka sebagai backing untuk memastikan otonomi Nazarick. Lagipula, dia tidak bisa menganggap negara-negara ini dengan enteng sementara dia masih belum mengetahui seberapa besar kekuatan mereka. Selain itu, ia tidak bisa menurunkan penjaga selama ia tidak tahu siapa orang paling kuat di dunia baru ini. Untuk sementara Ainz tahu, mungkin ada seseorang yang lebih kuat dari dia di antara tiga kerajaan tersebut.

Meskipun ada kerugian menjadi salah satu bagian dari kerajaan ini, ada banyak keuntungan pula. Pertanyaannya adalah negara mana yang akan dipilihnya.

Dia tidak tertarik menjadi budak. Dia tidak tertarik pula menjadi bagian dari perusahaan berhati kejam seperti Herohero-san. Oleh karena itu dia harus membuat keberadaannya diketahui oleh faksi ini. Setelah melihat lebih jauh dari situasi mereka dan bagaimana mereka memperlakukan dia, dia akan bergerak menuju faksi yang paling ideal.

Ini adalah dasar dari harapan-pekerjaan.

Dalam hal ini, ketika ia harus mulai bergerak? Dia mungkin berakhir mengekspos kelemahan sementara ia tetap bersikap tidakpeduli.

Ainz menggeleng sambil berpikir tentang itu, seolah-olah dia sudah lelah. Setelah semua, ia telah tak henti-hentinya menggunakan otaknta untuk beberapa jam terakhir, dan itu membuat ia tertekan.

"Haa... ayo kita pergi. Kita sudah menyelesaikan semua yang harus kita lakukan disini. Albedo, ayo pulang."

" Saya Mengerti."

balasan Albedo terdengar sangat tegang. Seharusnya tidak ada alasan baginya untuk menjadi begitu di tepi di tempat yang tak berbahaya seperti desa ini.

Dalam hal ini, hanya ada satu alasan dia bisa memikirkan untuk Albedo menjadi seperti ini. Ainz diam-diam bertanya kepada Albedo:

"...Apakah kamu membenci manusia?"

"Saya membenci mereka. Manusia adalah makhluk hidup yang lemah dan rendah. Mereka akan terlihat sangat bagus ketika saya menginjak mereka..kecuali gadis itu."

Kata-kata Albedo ini yang manis seperti madu, namun maknanya adalah sangat kejam.

Ainz merasa bahwa hal itu sangat tidak cocok dengan Albedo yang penyayang, cantik seperti dewi. Namun dia berkata:

"Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Namun, aku harap kamu bisa tenang saat ini, karena kita harus menunjukkan tampilan yang baik."

Albedo mengangguk dengan semangat. Saat Ainz melihatnya, dia mulai merasa frustasi.

Dia suka atau tidak suka tidak akan menjadi masalah untuk saat ini, tapi masa depan adalah hal yang berbeda.

Memahami bawahannya adalah keterampilan penting yang harus ia kuasai.

Setelah Ainz menyadari hal ini, ia mulai mencari kepala desa. Itu adalah sopan santun dasar untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum ia pergi meninggalkan desa.

Dia langsung menemukan kepala desa, sedang bicara dengan beberapa penduduk. Dia berwajah serius, tapi terlihat tidak normal. Memang benar, dia terlihat sedih.

Ada apa lagi sekarang?

Ainz menolak hasrat untuk berkata "Cheh" dan mendekati kepala desa. Lagipula, dia sudah menyelamatkan mereka, itu berarti mereka adalah tanggung jawabanya.

"....Ada apa, kepala desa?"

Wajah kepala desa terangkat, seakan dia melihat emas berkilauan yang berupa harapan.

"Oh, Ainz-sama. Kelihatannya ada beberapa penunggang kuda yang terlihat seperti prajurit sedang mendekati kita..."

"Oh begitu.."

Kepala desa dan penduduk lain melihat ke arah Ainz, ekspresi khawatir muncul di wajah mereka.

Ainz dengan lembut mengangkat tangan melihat hal ini, yang membuat semuanya lega dan berkata :

"Serahkan padaku. Kumpulkan semua yang selamat ke dalam rumah kepala desa sekarang. Kepala desa dan aku akan tetap disini."

Bunyi bell terdengar dan seluruh penduduk berkumpul. Death Knight mengambil posisi di dekat rumah kepala desa, sementara Albedo berada di belakang Ainz, menunggu perintah.

Untuk membuang kerisauan di wajah kepala desa, Ainz dengan ceria berkata :

"Jangan khawatir. Aku akan membuat pengecualian dan mengatasi hal ini dengan gratis."

Kepala desa tidak lagi gemetar, dan tersenyum sedikit kecut. Mungkin dia sudah bersiap untuk mengambil resiko ini.

Setelah beberapa saat, mereka akhirnya terlihat. Beberapa penunggang kuda menuju desa. Mereka pelan-pelan memasuki alun-alun.

"...Mereka tidak memakai perlengkapan yang sama, dan masing-masing dari mereka berpakaian berbeda... apakah mereka adalah pasukan dari tentara reguler?" Ainz berguman ketika mengawasi orang-orang itu dan perlengkapan perangnya.

Knight-knight sebelumnya mengenakan pelindung dada dengan lambang kekaisaran Baharuth dan mereka sangat lengkap, masing-masing sama. Sementara orang-orang ini juga mengenakan armor, perlengkapan mereka berbeda dari masing-masing orang. Beberapa mengenakan armor kulit dan beberapa tidak mengenakan pelindungnya, menunjukkan chainmail (armor terbuat dari rantai logam kecil-kecil yang disambung, biasanya untuk pakaian dalam dari armor) di dalamnya.

Beberapa orang mengenakan helm, sementara lainnya tidak ada sama sekali. Satu hal yang sama dari mereka adalah wajahnya tidak tertutupi semua. Semua dari mereka tampak memiliki pedang yang sama dan dari penempah yang sama Tapi selain itu, mereka juga membawa busur, tombak, mace (gada kecil) dan dan senjata cadangan lainnya.

Sebuah cara yang bagus untuk menggambarkannya adalah bahwa mereka terlihat seperti veteran dari medan perang. Sebuah cara yang kurang sopan untuk mengatakan bahwa mereka adalah sekelompok tentara bayaran.

Para pengendara akhirnya memasuki alun-alun. Ada sekitar 20 dari mereka, dan sementara mereka waspada terhadap Death Knight, mereka membentuk barisan dengan rapi di depan Ainz dan Kepala Desa. Seorang pria maju.

Dia terlihat seperti pimpinan dari pasukan berkuda ini. Dia terlihat ganas dan paling mencolok dari yang lainnya.

Mata pemimpin menatap wajah kepala desa sebelum berlama-lama menatap Death Knight dan kemudian ia berbalik ke arah Albedo. Dia butuh waktu lama menatapnya. Namun, setelah ia puas bahwa tidak satupun dari mereka akan bergerak, ia segera mengalihkan pandangannya yang tajam pada Ainz.

Meskipun pria yang menatapnya terlihat seperti orang yang pekerjaannya adalah kekerasan, Ainz tidak bergeming. Kelihatannya dia tidak akan mendapatkan reaksi apapun dari Ainz.

Itu bukan seolah-olah Ainz tidak takut matanya, tetapi karena tubuh undead nya. Mungkin dia penuh percaya diri karena dia bisa menggunakan kekuatannya dari Yggdrasil.

Setelah dia puas, pemimpin itu berbicara dengan nada yang kuat.

"..Aku adalah Kapten Prajurit dari kerajaan Re-Estize, Gazef Stronoff. Diperintahkan oleh sang raja, untuk mengunjungi setiap desa di garis depan untuk menghabisi knight-knight dari negeri musuh yang membuat onar disini."

Suara baritonnya menggema ke seluruh alun-alun desa, dan ada sedikit kegemparan dari rumah kepala desa di belakang Ainz.

"Kapten Prajurit kerajaan..."

Tidak adakah yang akan mengatakan padaku ada apa.. Ainz berpikir ketika dia berbicara kepada kepala desa, suaranya membawa petunjuk seperti teguran:

"...Pria macam apa dia?"

"Menurut para pedagang, dia adalah orang yang mengklaim sebagai juara dari turnamen beladiri yang diadakan oleh sang raja, dan sekarang dia memimpin prajurit elit yang setia kepada raja."

"Apakah pria di depan kita benar-benar sehebat itu...?"

"..Saya tidak tahu. Yang saya dengar hanya cerita."

Ainz melihat dalam-dalam, dan dia melihat masing-masing penunggang mempunyai emblem yang sama di dadanya, dan mirip dengan ucapan kepala desa tentang emblem dari Krajaan Re-Estize. Meskipun begitu, dia tidak punya cukup informasi yang bisa diandalkan untuk meyakinkan.

Gazef melihat ke arah kepala desa dan berkata, "Kamu pasti kepala desa ini. Bisakah kamu katakan padaku siapa orang di sampingmu itu?"

Ainz menyela kepala desa, yang akan menjawab, sebelum mengangguk kepada Gazef dan memperkenalkan diri.

"Itu tidak perlu. Senang bertemu dengan anda, Tuan Kapten Prajurit dari Kerajaan. Namaku adalah Ainz Ooal Gown, dan aku seorang magic caster. Desa ini diserang oleh para knight, jadi aku masuk dan menyelamatkan mereka."

Gazef langsung turun, armornya berbunyi keras ketika dia turun. Lalu membungkuk dalam-dalam ketika sudah menginjak tanah.

"Terima kasih sudah menyelamatkan desa ini. Saya tidak punya kalimat yang pantas untuk kebaikan anda."

Udaranya seakan bergetar.

Kapten Prajurit adalah seorang pria dari kelas istimewa di dalam masyarakat. Sangat mengejutkan pria seperti itu membungkukkan diri dan bertindak seperti orang rendahan dihadapan bukan siapa-siapa seperti Ainz, di dunia ini dimana orang-orang sangat dipisahkan satu sama lain. Dari apa yang didengar, konsep hak asasi manusia hampir tidak ada di negara ini -- bukan, di dunia ini. Beberapa tahun yang lalu, Kerajaan masih melegalkan prakter perbudakan.

Bisa terlihat dari karakter Gazef dari cara dia yang sudah siap untuk turun dan membungkuk kepada Ainz meskipun status mereka berbeda.

Pria ini memang Kapten Prajurit Kerajaan, Ainz menyimpulkan.

"...Tolong, jangan terlalu formal. Sebenarnya, aku melakukan ini untuk dibayar, jadi tak usah berterima kasih."

"Oh, bayaran. Apakah itu berarti anda seorang Adventure (Petualang)?"

"Yah....bisa dibilang begitu"

"Oh begitu. Anda pasti seorang adventure yang sangat mumpuni, meskipun begitu, maafkan ketidaktahuan saya, tapi saya belum pernah mendengar nama agung dari Tuan Gown sebelumnya."

"Aku berpindah-pindah, dan kebetulan saja aku sedang lewat. Aku bukan orang terkenal."

"...Berpindah-pindah anda bilang. Maaf sudah membuang waktu dari adventure hebat seperti anda, bisakah anda beritahu tentang mereka yang menyerang desa ini?"

"Dengan senang hati, Tuan Kapten Prajurit. Kebanyakan dari mereka yang menyerang desa ini sudah tewas, jadi mereka tidak akan membuat masalah untuk sementara. Boleh saya teruskan?"

"...Sudah tewas.. Tuan Gown, apakah anda yang menyerang mereka sendiri?" Setelah mendengar ucapan Gazef, Ainz menyadari bahwa bentuk sebutan di dunia ini seperti gaya barat, bukan gaya Jepang. Dengan kata lain, susunannya adalah nama, nama belakang, bukan nama belakang, lalau nama. Terakhir, dia menyelesaikan misteri dari mengapa kepala desa terlihat bingung ketika dia diminta untuk memanggil dirinya dengan Ainz saja. Maka sudah diduga akan seperti itu jika dia diminta menyebut seseorang dengan cara yang tidak familiar.

Setelah menyadari kesalahannya, Ainz menutupinya dengan kulit tebal salaryman nya dan menjawab:

"...Tidak sepenuhnya akurat..."

Gazef mengambil petunjuk dari nada Ainz, dan mengarahkan matanya ke arah Death Knight. Dia pasti mencium bau yang hampir hilang dari darah kental dan kematian yang datang darinya.

"Saya punya beberapa pertanyaan.. boleh saya tahu siapa itu?"

"Dia adalah pelayan yang aku ciptakan."

Gazef membuat suara setuju, dan melihat Ainz dari atas sampai bawah dengan tajam.

"Lalu.. bagaimana dengan topeng itu?"

"Saya mengenakannya karena alasan tertentu bagi seorang magic caster."

"Bolehkah saya membuka topen itu? Jika saya lepas apakah anda akan tewas?"

"Sayang sekali, saya harus menolak karena itu akan sangat menyakitkan," Ainz berkata dengan isyarat kepada Death Knight. "Itu tidak bagus jika aku kehilangan kendali bagimu."

Terlihat rasa terkejut yang berkelebat di wajah kepala desa dan hembusan nafas dari penduduk yang sedang bersembunyi di dalam rumah kepala desa. Mungkin dia menyadari perubahan di udara dan melihat wajah kepala desa, tapi Gazef mengangguk dalam-dalam dan berkata:

"Oh begitu. Maka, memang lebih baik kita tidak melepaskannya."

"Terima kasih."

"Kalau begitu..."

"Sebelum itu, saya punya permintaan yang mungkin tidak enak didengarkan. Desa ini baru saja diserang oleh knight dari Kekaisaran, dan jika anda para knight membawa senjata masuk, mungkin akan memicu ingatan tidak menyenangkan pada penduduk. Bolehkah saya minta kalian untuk meninggalkan senjata anda di sudut alun-alun desa, agar orang-orang bisa tenang?"

"..Seperti yang tuan Gown katakan. Namun, pedang ini diberikan oleh sang raja kepadaku. Saya tidak bisa melepaskannya tanpa perintah darinya."

"..Ainz-sama, kami akan baik-baik saja."

"Begitukah, Tuan Kepala desa... kalau begitu, maafkan permintaan saya yang tidak beralasan ini. Tuan Kapten Prajurit."

"Tidak, Pemikiran Tuan Gown sangat beralasan. Jika pedang saya bukan dianugerahkan langsung oleh raja, saya akan dengan senang hati menyingkirkannya. Kalau begitu, bisakah kita duduk dan berdiskusi tentang detilnya. Dan juga, langit mulai gelap, dan kami ingin beristirahat di desa ini untuk semalam..."

"Saya mengerti. Kalau begitu, mari kita menuju rumah saya bersama-sama..."

Di tengah perkataan kepala desa, salah satu penunggang kuda berlari ke alun-alun. Dia berlari pontang panting, dan mempunyai laporan darurat. Dengan suara tinggi, penunggang itu berkata:

"Kapten Prajurit! Kami melihat banyak orang di sekeliling desa! Mereka mengepung desa dan semakin mendekat!"

Part 3

"Semua personil, menerima perintah, "suara yang tenang berbicara ke telinga semua orang.

"Buruan sudah memasuki kandang."

Yang berbicara adalah seorang pria.

Dia tidak mempunyai wajah yang berbeda, dan dia tidak mencolok diantara kerumunan. Namun, tak ada emosi pada kornea hitam buatan miliknya atau luka di wajahnya.

"Serahkan keyakinanmu kepada para Dewa."

Semuanya mulai berdoa lirih, versi pendek dari pujian yang biasanya kepada dewa-dewa mereka.

Mereka harus menyediakan waktu untuk berdoa meskipun sedang bertugas di negara lain. Ini bukan karena malas, tapi simbol dari keyakinan kepada dewa-dewa mereka.

Orang-orang yang mempersembahkan semuanya kepada Slaine Theocracy dan dewa-dewa mereka yang dihormati jauh lebih taat dari penduduk biasa dari Theocracy. Inilah kenapa mereka bisa melakukan tindakan yang lebih keji tanpa ada keraguan sedikitpun, dan mengapa mereka tidak merasa bersalah sama sekali.

Setelah doa mereka, mata dari setiap orang yang hadir sekeras dan sedingin kelereng.

"Mulai operasinya."

Dengan sebuah kalimat, mereka berbaris membentuk lingkaran dan mengelilingi desa sehingga terlihat dari sudut pandang orang yang lewat sebagai hasil dari latihan yang keras dan panjang.

Orang-orang ini adalah kelompok black ops dari Slaine Theocracy. Meskipun reputasi mereka sudah tersebar jauh dan luas, hanya sedikit yang tahu keberadaan anggota mereka. Mereka adalah salah satu dari Six Scriptures (Enam Kitab Suci) yang berada langsung di bawah pendeta tertinggi dari Slaine Theocracy. Mereka adalah Sunlight Scriptures (Kitab Suci Cahaya Matahari), yang misinya adalah menghabisi pemukiman demihuman. Namun, hanya ada sedikit dari orang-orang ini yang paling banyak terlibat dalam pertempuran dari Six Scriptures. Mereka hanya sekitar seratus jumlahnya.

Dengan kata lain, standar perekrutan dari Sunlight Scriptures sangat ketat.

Untuk masuk dibutuhkan kemampuan untuk bisa melakukan divine magic tingkat 3, yang mana merupakan tingkat tertinggi dari magic caster biasa yang bisa dicapai. Ditambah lagi, dibutuhkan kemampuan fisik yang luar biasa dari mereka, kemauan keras, dan keyakinan yang dalam.

Dengan kata lain, mereka adalah sekelompok petarung ultra elit.

Pria yang menghela nafas dengan pelan ketika dia melihat bawahannya menyebar. Ketika mereka menyebar untuk menuju posisi mereka, akan sangat sulit menentukan dengan pasti gerakan mereka. Namun, dia tidak khawatir terhadap kepungan sempurna mereka pada desa.

Komandan dari Sunlight Scriptures, Nigun Grid Luin, hanya merasa tenang jika tahu keberhasilan sudah di tangan.

Sunlight Scriptures tidak terbiasa dengan operasi rahasia berkepanjangan di lapangan. Hasilnya, mereka selalu luput  dari empat kesempatan untuk menyelesaikan misi itu di masa lalu. Mereka sangat berhati-hati setiap kali mereka mendekat ke Gazef dan pasukannya, untuk menghindari ketahuan. Jika mereka luput dalam kesempatan ini juga, Hari-hari mereka mengejar jejak dan mengikuti akan semakin panjang.

"Lain waktu... Aku akan meminta bantuan tim lain, dan menyerahkan beberapa tugas kepada mereka."

Seseorang menjawab keluhan Nigun.

"Benar sekali, lagipula kita selalu melakukan spesialisasi dalam pemusnahan."

Yang bicara tadi adalah salah satu orang yang tetap di belakang untuk melindungi Nigun.

"Memang benar, misi kali ini cukup aneh. Tidak aneh jika kita minta bantuan Windflower Scriptures (Kitab Bunga angin) untuk ini..."

"Memang benar, tapi entah mengapa mereka hanya mengirimkan kita kali ini. Tapi tetap saja, ini akan menjadi pengalaman yang bagus. Kita bisa melihat ini sebagai latihan untuk menyusup ke dalam daerah kekuasaan musuh. Hm, yang kita tahu, hanya itu maksud dari orang-orang di atas sana."

Nigun berkata seperti itu, tapi dia sangat jelas bahwa misi lain seperti ini sangat tidak mungkin.

perintah yang diberikan adalah "membunuh petarung terhebat dari Kerajaan, Orang yang terkenal di negara sekitar karena kekuatannya yang tak ada tandingan, Gazef Stronoff."

Ini adalah bentuk tugas yang diberikan kepada Sunlight Scriptures. Namun, Seharusnya ini adalah wewenang dari unit operasi spesial yang paling kuat dari Theocracy, Black Scriptures (Kitab hitam), yang anggotanya memiliki kekuatan dari para pahlawan. Namun, saat ini hal itu tidak mungkin.

Alasannya adalah sangat rahasia, jadi dia tidak bisa memberitahukan itu kepada bawahannya, tetapi Nigun tahu yang sebenarnya.

Black Scriptures sedang melindungi pusaka suci 'Downfall of Castle and Country (Runtuhnya Kastil dan Negara)' untuk mempersiapkan bangkitnya malapetaka Dragon Lord (Raja Naga), sementara Windflower Scriptures sedang sibuk mengejar pengkhianat yang kabur dengan salah satu pusaka yang melambangkan Putri Miko. Tak ada dari mereka yang mempunyai waktu luang untuk menolong Sunlight Scriptures.

Nigun secara tidak sadar merasakan luka di pipinya.

Dia teringat waktu dimana dulu dia harus lari. Wajah dari gadis dengan Pedang Siluman hitam legam muncul di ingatannya.

Magic bisa menyembuhkan dengan mudah tanpa meninggalkan bekas luka, tapi dia sengaja meninggalkan bekas luka sebagai pembelajaran dari kekalahan yang memalukan ke dalam hatinya.

"..Blue Rose sialan."

Anggota Blue Rose adalah penduduk dari Kerajaan, seperti Gazef. Pendeta wanita mereka adalah salah satu yang paling membuat dia marah. Disamping fakta bahwa dia adalah Kafir yang menyembah Tuhan lain, dia harus menghentikan Nigun yang berencana untuk menyerang demihuman bahkan percaya bahwa dia berada di sisi keadilan dalam melakukannya.

"...Manusia itu lemah, dan menggunakan segala macam cara untuk mempertahankan diri. Siapapun yang tidak tahu itu adalah orang yang benar-benar bodoh."

Salah satu bawahan kelihatannya merasakan kemarahan yang tersimpan dalam mata hitamnya yang berkilauan, dan menyela: "Tapi, tapi Kerajaan itu juga bodoh."

Nigun tidak menjawab, meskipun dia juga setuju dengan ucapan tersebut.

Gazef sangat kuat, jadi untuk melemahkan dia, mereka harus memisahkannya dari peralatan yang dimilikinya.

Kerajaan dibagi ke dalam faksi Bangsawan dan Kerajaan. Karena mereka melawan Gazef, figur menonjol di faksi kerajaan, faksi bangsawan bisa dengan mudah memimpin tindakan politis jika hanya untuk menghbisinya. Mereka tidak akan mempertimbangkan akibat dari perbuatan mereka yang datang dari kekuatan asing.

Gazef adalah rakyat biasa yang naik ke posisinya sekarang ini dengan kemampuan berpedangnya, jadi para bangsawan sangat jijik dengannya.

Dan itu membuahkan satu keputusan.

Kartu As Kerajaan akan segera dibantai oleh akal bulus dari orangnya sendiri.

Itu adalah tindakan yang benar-benar kelewatan bodohnya bagi Nigun.

Mereka -- Slaine Theocracy -- memang dibagi menjadi enam sekte, tapi kapanpun mereka harus bertindak, mereka akan bersatu.

Salah satu alasannya karena semuanya menghormati masing-masing dewa. Yang lainnya karena semua tahu bahwa banyak suku selain manusia dan monster di dunia ini, dan mereka akan berada dalam bahaya jika mereka tidak bekerja sama.

"..itulah kenapa mereka ingin semuanya melangkah di jalan ajaran yang benar bersama-sama. Manusia tidak seharusnya saling bertengkar, tapi berjabat tangan dan membawa kebaikan dan masa depan cerah."

Gazef akan menjadi korban untuk tujuan ini.

"..Bisakah kita membunuhnya?"

Nigun tidak menghina rasa tidak tenang dari bawahannya.

Buruan mereka adalah Kapten Prajurit Kerajaan -- Orang terkuat di daerah itu, Gazef Stronoff.

Menghabisinya akan lebih sulit dari menyerang dan memusnahkan sarang dari desa goblin yang besar. Untuk menghilangkan ketakutan bawahannya, Nigun dengan tenang membalas:

"Tidak apa. Saat ini, dia tidak menggunakan harta karun dari Kerajaan, Benda yang boleh dia pakai. Tanpa mereka, membunuhnya adalah hal mudah.. bukan, lebih baik dikatakan bahwa tanpa mereka, inilah satu-satunya kesempatan untuk membunuhnya."

Kapte Prajurit Kerajaan, Gazef Stronoff, terkenal sebagai petarung terkuat di tanah itu. Tapi ada alasan dibalik teknik berpedangnya yang sangat menakjubkan.

Alasannya adalah lima benda warisan dari Kerajaan. Meskipun hanya empat yang diketahui, dia diperbolehkan untuk menggunakan mereka semua.

Gauntlets of Vitality (Sarung tangan Vitalitas), yang membuat pemakainya menjadi tahan terhadap lelah. Amulet of Immortality (Jimat keabadian), yang terus membuat lukanya menyembuhkan diri dengan cepat. Guardian Armor, yang terbuat dari adamantite dan diberi mantra untuk mengjauhkan serangan kritikal. Razor's Edge, pedang yang dibuat dan diberi mantra untuk mengejar ketajamannya, yang mana bisa membelah armor seperti pisau terkenal yang membelah mentega.

Bahkan Nigun tidak bisa berharap untuk mengunggulinya dalam serangan langsung melawan Gazef Stronoff, yang memiliki kemampuan serangan dan bertahan yang meningkat sangat tajam ketika dia menggunakan item-item tersebut. Tidak, Mungkin bisa dikatakan tidak ada manusia yang bisa mengalahkannya ketika dia seperti itu. Namun, dia tidak memakai harta karun tersebut sekarang ini, jadi Nigun memiliki kesempatan besar.

"Lagipula.. kita juga memiliki kartu as sendiri. Ini adalah pertempuran yang kita tidak boleh kalah."

Nigun menepuk dadanya dengan ringan.

Di dunia ini, ada tiga tipe item magic yang diluar dari tipe dan klasifikasi biasa.

Pertama adalah peninggalan dari 500 tahun yang lalu, ditinggalkan oleh Eight Greed King (Delapan Raja Rakus) yang pernah menguasai dunia, namun sebentar.

Selanjutnya adalah yang dibuat oleh naga, yang pernah menguasai dunia sebelum mereka dihancurkan oleh Eight Greed King. Naga yang paling kuat, Dragon Lord, membuat harta karun rahasia dari semacam naga.

Dan yang ketiga adalah keystone(batu kunci) dari Slaine Theocracy, artefak yang tertinggal dari enam dewa yang turun ke dunia 600 tahun yang lalu.

Itulah tiga tipenya.

Apa yang Nigun miliki di kantung dadanya sekarang adalah harta karun yang langka yang hanya dimiliki beberapa orang di Slaine Theocracy. Dengan kata lain, itu adalah senjata rahasia Nigun.

Nigun melihat sebentar ke arah pita logam di pergelangannya. Angka melayang dari permukaannya, menunjukkan waktu yang ditentukan telah datang.

"Kalau begitu.. mari kita mulai pertempuran ini."

Nigun dan bawahannya mulai merapal mantra.

Mereka merapal mantra tertinggi yang bisa mereka gunakan untuk memanggil angel.

"Oh.. ternyata ada orang di luar sana."

Gazef mengintip orang-orang yang mengepung desa dari dalam rumah yang gelap.

Dia bisa melihat tiga orang dari jarak pandangnya. Mereka pelan-pelan maju ke arah desa sambil mempertahankan jarak satu sama lain.

Mereka tidak membawa senjata dan tidak menggunakan pakaian berat. Namun, itu bukan berarti mereka hanya bisa menggertak saja. Banyak Magic Caster yang tidak menyukai armor berat dan lebih memilih armor ringan. Ini menunjukkan mereka adalah para magic caster.

Namun, mereka memiliki monster bersayap yang mengambang di samping yang menunjukkan bakat mereka.

Angel.

Angel adalah monster yang dipanggil dari dunia lain, dan banyak orang.. pada khususnya, penduduk Slaine Theocracy -- yang percaya mereka adalah pembawa pesan dari dewa. Namun, para pendeta yang menguasai Kerajaan menyebut mereka yang disebut angel ini hanyalah monster-monster yang bisa dipanggil.

Sementara perselisihan religi ini adalah bagian dari alasan mengapa negara-negara ini saling bertarung, Gazef merasa status mereka sebagai penyampai pesan ilahi hanyalah yang kedua dari kekuatan mereka sebagai monster.

Bagi Gazef, angel dan demon, serta yang mirip lainnya, lebih kuat dari banyak monster lain yang dipanggil menggunakan magic dengan tingkat yang serupa. Banyak dari mereka yang mempunyai kemampuan spesial dan beberapa bahkan bisa menggunakan magic. Mereka adalah musuh yang menyusahkan, dalam ingatannya.

Namun, angel kali ini, dengan plat pelindung dada yang bersinar dan pedang berapi, adalah tipe yang tidak dia ketahui.

Ainz yang sedang melihat mereka bersama Gazef dari sampingnya. Bertanya kepada Gazef, yang tidak tahu apapun dan tidak bisa mengukur kekuatan mereka:

"Siapa orang-orang ini? Apa yang mereka inginkan? Kurasa tidak ada yang berharga di desa ini...."

"Tuan Gown, anda juga tidak tahu?...jika mereka tidak mencari harta, maka hanya ada satu jawaban lain."

Ainz dan Gazef saling memandang.

"Mereka pasti sangat membenci anda, Tuan Kapten Prajurit"

"Sudah jadi bawaan dari posisi Kapten Prajurit. Namun... menyusahkan sekali. Melihat mereka yang memiliki banyak orang yang bisa memanggil angel, mereka pasti dari Slaine Theocracy... dan jelas bahwa orang-orang yang mereka bawa dalam operasi kali ini pastilah unit operasi spesial.. Six Scriptures yang melegenda. Kelihatannya baik dari jumlah dan kemampuan, lawan lebih unggul dari kita."

Gazef mengusap kepalanya, menunjukkan kesulitan yang dia hadapi. Dia mungkin terlihat depresi, tapi di dalam, dia menggelora dengan kemarahan dan panik.

"Mereka sudah susah payah, dengan menggunakan faksi bangsawan untuk melucuti perlengkapanku. Tetap saja, akan sangat menyusahkan jika manusia ular itu masih berada di ruang pertemuan kerajaan, jadi kurasa aku beruntung bisa mengenali kejahatannya disini. Tetap saja, aku tidak mengira Slaine Theocracy mengawasiku..."

Dia mendengus mengejek diri sendiri.

Dia tidak memiliki cukup pasukan, dia sedang tidak memakai perlengkapan untuk bertempur seperti ini, dan dia tidak mempunyai rencana sekarang. Kesimpulannya, dia tidak memiliki apapun. Meskipun, mungkin masih ada kartu as yang bisa dia gunakan.

"...Apakah itu Archangel Flame? Kelihatannya mirip, tapi.. kenapa yang monster seperti itu berada disini... jangan-jangan bisa dipanggil oleh magic juga? itu artinya..."

Gazef berpaling dan melihat Ainz yang menggumam. Dengan tatapan berharap, dia bertanya:

"Tuan Gown, jika boleh, maukah anda saya pekerjakan?"

Tak ada jawaban, tapi Gazef bisa merasakan beban dari tatapan Ainz dibalik topengnya.

"Aku tidak bisa menjamin hadiah dari yang anda harapkan."

"..Mohon izinkan aku untuk menolak."

"..Meskipun pinjaman dari Knight yang anda panggil juga tidak apa."

"..Saya harus menolaknya juga."

"..Kalau begitu, bagaimana jika aku mewajib militerkan anda menurut hukum kerajaan?"

"Itu akan menjadi keputusan terburuk yang anda bisa buat... Saya tidak berencana untuk mengatakan kalimat yang kasar, tapi jika anda bersikeras untuk meng gunakan otoritas dari Kerajaan untuk mewajib militerkan saya, maka aku akan dengan terpaksa sedikit melawan."

Keduanya saling menatap tanpa sepatah katapun. pertama untuk memalingkan tatapannya adalah Gazef.

"...Itu akan sangat menakutkan. Kami akan disapu bersih sebelum bisa mengayunkan pedang kepada mereka yang berasal dari Slaine Theocracy."

"Sapu bersih... itu adalah gurauan yang bagus. Namun, aku lega anda mengerti aku."

Gazef menyipitkan matanya dan melihat Ainz, yang menganggukkan kepalanya.

Ucapannya tadi bukan gurauan, insting Gazef berkata. Bermusuhan dengan magic caster ini adalah kesalahan yang sangat fatal.

Di depan bahaya yang mengancam jiwa seperti ini, instingnya lebih bisa diandalkan daripada kecerdasannya yang tak seberapa.

Siapa dia? Darimana asalnya?

Saat Gazef berpikir, dia melihat topeng aneh Ainz. Seperti apa rupanya di bawah topeng itu? Apakah dia adalah orang yang dia kenal? Atau...

"Ada apa? Apakah ada sesuatu di topeng saya?"

"Ah tidak. Saya hanya merasa topeng itu sangat spesial. Karena topeng itu digunakan untuk mengendalikan monster tersebut... itu pasti item magic yang sangat kuat... benar begitu?"

"Tentang itu... saya harus bilang bahwa ini sangat langka dan item yang berharga. Bisa dikatakan ini sangat eksklusif."

Memiliki item magic yang ampuh menunjukkan bahwa pemiliknya adalah individu yang mumpuni. Dengan logika tersebut, Ainz pasti seorang magic caster yang sangat berbakat. Gazef merasa sedikit sedih karena tidak bisa mengamankan bantuannya.

Oleh karena itu, bagian darinya hanya berharap sebagai seorang petualang, Ainz akan menerima permintaan.

"..Ternyata begitu, percuma saja terus-terusan seperti ini. Kalau begitu, Tuan Gown, tolong jaga diri. Sekali lagi, terima kasih telah menyelamatkan desa ini."

Gazef melepaskan sarung tangan logamnya untuk menjabat tangan Ainz. Biasanya, Ainz juga berpikir untuk melepas Jarngreipr miliknya untuk membalas kesopanannya, tapi akhirnya, dia tidak melakukan hal itu. Tetap saja, Gazef tidak perduli. Dia menggenggam tangan Ainz kuat-kuat, dan berkata:

"Saya benar-benar bersyukur kepada anda karena sudah melindungi penduduk yang tidak berdosa dari pembantaian. Dan juga.. saya tahu ini adalah permintaan yang egois dan saya tidak berhak untuk membuat anda melakukan apapun.. tapi saya harap anda melindungi penduduk disini, sekali lagi saja. Sekarang, saya tidak bisa memberikan apapun pada anda, tapi saya harap bagaimanapun, anda akan mendengar permohonan saya.. saya mohon."

"Tentang itu.."

"Jika anda mengunjungi ibukota kerajaan, saya akan memberikan apapun yang anda minta. Saya bersumpah atas nama Gazef Stronoff."

Gazef melepaskan tangan Ainz, berlutut, tapi Ainz menahannya.

"..Tidak perlu sejauh itu.. baiklah, saya akan melindungi penduduk. Saya bersumpah atas nama Ainz Ooal Gown."

Setelah mendengar Ainz bersumpah atas namanya, Gazef menghela nafas lega.

"Terima kasih banyak, Tuan Gown. Sekarang saya tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Yang hanya bisa kulakukan sekarang adalah nekat menerobos mereka."

"..Sebelum itu, tolong bawa ini dengan anda."

Ainz mengeluarkan sebuah item dan menyerahkannya kepada Gazef yang tersenyum. Itu adalah pahatan kecil dan aneh. Kelihatannya tidak ada yang spesial padanya. Namun --

"Jika ini hadiah atas kebaikan anda, saya akan senang hati menerimanya. Kalau begitu, Tuan Gown. Waktu sudah mepet, tapi saya harus pergi."

"..Apa kamu tidak ingin menunggu hingga malam hari sebelum keluar?"

"Musuh memiliki mantra seperti 'DarkVision' atau semacamnya, jadi pertarungan malam juga bukan keuntungan bagi kita, tapi aku tidak bisa bayangkan mereka akan terhalang oleh itu. Dan juga... kami ingin kalian melihat apakah kami akan berdiri atau jatuh."

"Oh begitu. Seperti yang kuduga dari Kapten Prajurit Kerajaan, pandangan tajam anda benar-benar patut dipuji. Kalau begitu, aku mengharapkan yang terbaik, Tuan Kapten Prajurit."

"Dan aku harap perjalanan anda selamat sampai rumah, Tuan Gown."

Ainz diam-diam mengawasi punggung Gazef yang menjauh. Meskipun Tuannya sedang memikirkan sesuatu, dia tidak bertanya lebih jauh.

"..Haa.. ketika aku melihat manusia disini, aku melihat mereka seperti serangga.. tapi setelah bicara dengan mereka, aku mulai berpikir bahwa merek seperti binatang kecil."

"Itukah kenapa anda bersumpah dengan atas nama anda yang agung untuk melindungi mereka?" "Mungkin.. tidak, aku seharusnya berkata bahwa itu adalah balasan bagaimana beraninya dia berkendara menuju kematiannya..."

Ainz mengagumi itu. Dia mengagumi tekad Gazef, kekuatan atau semangat yang tidak dia punya.

"..Albedo, perintahkan kepada para pelayan untuk mencari penyergap di sekeliling dan habisi mereka ketika sudah ketemu."

"Saya akan segera melakukannya... Ainz-sama, kepala desa dan yang lainnya disini."

ketika Ainz menoleh ke Albedo, dia melihat kepala desa dan dua orang penduduk mendekat.

Mereka tiba di sisi Ainz, bernafas ngos-ngosan. Dipenuhi perasaan tertekan dan tidak enak, kepala desa langsung bicara, seakan bernafas adalah kenyamanan yang tidak bisa dia dapatkan.

"Ainz-sama, apa yang harus kami lakukan? Mengapa Kapten Prajurit meninggalkan kami dan tidak melindungi kami?"

Ucapan kepala desa dipenuhi ketakutan, tapi ada sedikit kemarahan disana.

"..Dia melakukan hal yang harus dia lakukan, kepala desa.. Musuh mengincar Tuan Kapten Prajurit, dan jika dia tetap disini, desa akan menjadi medan pertempuran. Musuh tidak akan membiarkanmu kabur. Dia meninggalkan tempat ini demi kalian."

"Oh begitu, jadi itu kenapa Kapten Prajurit pergi.. kalau begitu, apakah kami harus tetap disini?"

"Tentu tidak. mereka akan kemari dan membunuh kalian setelah mereka selesai dengan Kapten Prajurit. Selamat kalian berada di dalam kepungan, kalian takkan bisa kemana-mana. Namun... ketika musuh sedang menghadapi Kapten Prajurit, kalian akan mempunyai kesempatan untuk kabur. Kalian harus ambil kesempatan itu."

Jadi itu alasannya kenapa Kapten Prajurit keluar bersama orang-orangnya. Dia berencana untuk menggunakan dirinya sebagai umpan dan memancing musuh menjauh dengan serangan langsung.

Wajah merah kepala desa menunduk ketika dia mendengar peluang tipis dari Kapten Prajurit. Pria yang menuju kematiannya hanya untuk memberikan mereka kesempatan untuk kabur.

Kepala desa mengutuk ketidak mampuannya untuk mengerti pengorbanan seorang pria, dan bagaimana dia salah duga terhadap keberanian Gazef dengan egois dan menyalahkannya.

"Aku tidak menduga dia membuat kesimpulan dan menyalahkan orang yang baik... kalau begitu, Ainz-sama, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Apa maksudmu dengan itu?"

"Kita tinggal di dekat hutan, tapi tidak ada jaminan kita tidak akan diserang oleh monster-monster. Kita hanya beruntung dan berpikir bahwa ini adalah tempat yang aman, jadi kami tidak berpikir tentang pertahanan diri, pada akhirnya, bukan hanya kehilangan teman dan yang tercinta, bahkan menjadi beban.."

Sekarang bukan hanya kepala desa, tapi penduduk desa di belakangnya terlihat menyesal.

"Itu sudah terjadi. Penyerang kalian adalah prajurit profesional. Jika kalian berusaha melawan, kalian mungkin hanya akan jadi mayat sebelum aku sampai disini."

Ainz mencoba menangkan penduduk, tapi tak ada yang merasa tenang sama sekali. Fakta bahwa bagaimanapun ucapan manis yang dia katakan, penduduk yang kehilangan adalah tragedi yang tak terelakkan. Yang bisa mereka harapkan adalah waktu yang akan menyembuhkan seluruh luka.

"Kepala desa, tidak ada waktu lagi. Kalian harus bergerak cepat agar tidak membuang tekad Kapten Prajurit."

"Oh begitu.. kalau begitu, Ainz-sama, apa yang akan anda lakukan?"

"..Aku akan tetap disini dan melihat situasinya, lalu menunggu waktu yang tepat untuk mengawal kalian menjauh."

"Kami selalu menyusahkan Ainz-sama, Kami Benar-benar.."

"...Jangan dipikirkan. Karena aku sudah berjanji pada Kapten Prajurit.. kalau begitu, kumpulkan seluruh penduduk desa ke dalam salah satu rumah yang besar. Aku akan melindunginya dengan Sihir."

Part 4

Dia bisa merasakan gejolak yang dirasakan oleh kuda yang ditunggangi lewat kakinya.

Bahkan Kuda perang yang terlatih  pun -- bukan, karena kuda peranglah maka binatang tersebut tahu jika dia sedang menuju kematian.

Hanya ada 4 atau 5 musuh yang mengepung desa, jadi ada jarak yang lebar di antara mereka. Namun, mereka mungkin mempunyai suatu cara untuk membuat pengepungan mereka menjadi sangat ketat.

Dengan kata lain, mereka sedang memasang jebakan untuknya, dan jika dia jatuh ke dalam jebakan tersebut, dia akan tewas.

Namun begitu, Gazef masih tetap bertekad untuk menerobos mereka. Tidak, menurut keadaan saat ini, memaksa menerobos adalah satu-satunya pilihan.

Dia tidak punya peluang menghadapi mereka dalam pertempuran jarak jauh.

Jika dia mempunyai pemanah jitu, lain lagi persoalannya. Jika tidak, dia harus menghindari pertempuran jarak jauh dengan magic caster.

Akan lebih bagus jika mereka mempunyai rumah-rumah yang terbuat dari batu atau benteng yang kokoh untuk melawan mereka dari sana, tapi dia tidak yakin sama sekali pada kemampuan dinding kayu untuk menghentikan magic. Yang hanya dia tahu, baik Gazef dan rumah itu mungkin akan terbakar bersama.

Oleh karena itu, taktik terakhir yang bisa dia gunakan adalah yang benar-benar bukan manusiawi.

Meskipun bisa begitu, dia akan menyeret desa menjadi medan pertempuran dan menyeret Ainz Ooal Gown ke dalamnya, dengan kata lain memaksanya ikut terlibat.

Tapi jika dia melakukan itu, berarti melupakan tujuannya kemari. Oleh karena itu, Gazef harus menyabung nyawa.

"Serang musuh sekeras-kerasnya, dan buat penjaga itu menjauh dari desa. Setelah itu, langsung mundur. Jangan ragu dan sampai melewatkan peluang untuk kabur."

Setelah mendengar balasan energic dari belakangnya, Gazef mengerutkan kening.

Berapa banyak anak buahnya yang akan bisa kembali hidup-hidup?

Tidak banyak yang lebih bertalenta daripada manusia biasa. Bukan juga mereka dilahirkan dengan kekuatan super. Mereka hanya sekelompok orang yang berlatih keras di bawah Gazef. Kehilangan hasil dari kerja kerasnya adalah kerugian besar.

Gazef akan melakukan pengorbanan yang bodoh, dan tolol, dan anak buahnya akan mengikuti. Dia ingin meminta maaf kepada orang-orang ini, yang ditarik bersamanya, tapi ketika dia berputar dan melihat mereka, dia menelan kata-katanya kembali.

Apa yang dia lihat adalah wajah-wajah dari prajurit sejati, pria yang tak kenal takut yang akan pergi walaupun harus ke neraka tanpa sedikitpun protes.

Tidak perlu meminta maaf ketika melihat wajah-wajah bawahannya, wajah-wajah itu seakan berkata mereka tahu mereka sedang menuju bahaya, tapi mereka akan tetap melakukannya. Satu demi satu, orang-orang itu berteriak yang membuat Gazef malu:

"Jangan khawatir, Kapten-Prajurit!" "Yeah, kami semua kemari atas keinginan kami sendiri, bisa bertarung dan mati di sisi Kapten Prajurit adalah suatu kehormatan!"

"Biarkan kami melindungi negara kami, dan teman-teman kami!"

Tak ada lagi yang bisa dikatakan, Gazef mengembalikan teriakan mereka dengan teriakan yang lebih dahsyat:

"Kalau begitu, ayo maju! Kita cincang mereka!"

"Ohhhhhhhhh!"

Orang-orang Gazef memacu kudanya mengikuti pimpinan mereka. Kuda yang melaju kencang melewati dataran itu seperti anak panak yang lepas dari busurnya.

Masih dalam keadaan menunggang kuda, Gazef menghunuskan busurnya dan memasang anak panah dan bersiap menembak.

Meskipun kudanya berguncang dan gemetar di bawahnya, Gazef dengan tenang menarik tali busurnya. Anak panah yang terlepas mengenai targetnya tanpa ragu, menusuk kepala magic cast yang paling depan.... atau setidaknya, itu yang dia kira akan terjadi.

"Cheh! Ternyata memang tidak berguna. Mungkin saja jika aku mempunyai anak panah magic, tapi.. ah, aku memang tak punya apa yang tak ada. Menggerutuinya hanya buang-buang waktu."

Anak panah itu mental ketika mengenai helm yang kuat. Kerasnya yang tidak biasa itu pasti hasil dari magic. Seperti yang Gazef katakan, agar bisa menembus magic yang tak mempan dengan serangan jarak jauh, dia membutuhkan senjata magic sendiri.

Karena Gazef tidak memiliki senjata seperti itu, dia berhenti menembak dan menyingkirkan busurnya.

Magic Caster itu mulai melakukan serangan balasan, dan merapal mantra-mantranya.

Gazef memfokuskan tenaganya, dan mengambil kuda-kuda untuk menahan magic mereka.

Saat itu, kuda di bawahnya meringkik dengan keras dan mengangkat kaki depannya tinggi-tinggi.

"Go! Go! Go!"

Dia menggenggam erat tali kekangnya dan condong ke depan, seperti memeluk kuda itu. Untungnya, refleksnya yang cepat menjaga Gazef tidak terjatuh dari kudanya. Membuatnya berkeringat dingin di sekujur tubuh, dia berhasil menekan kepanikan sesaat. Ada sesuatu yang lebih penting di depannya.

Gazef yang bingung dan terengah-engah mencambuk sisi samping kudanya, tapi sang kuda masih tetap terdiam, seakan seseorang yang lebih penting dari penunggannya telah memberikan perintah.

Fenomena aneh ini hanya berarti satu hal.

Itu adalah magic yang mengendalikan otak.

Kuda itu terpengaruh mantra semacam itu. Gazef mungkin bisa melawan efeknya, tapi yang terkena bukanlah monster, tetapi hanya kuda biasa, jadi tingkat perlawanannya tidak seperti yang diduga.

Kemarahan berkobar dalam hati Gazef karena tidak menduga bentuk serangan yang terlihat jelas itu. Dia melompat turun dari kudanya, dan bawahannya yang masih menunggang kuda, mengarahkan kudanya mendekati Gazef, melewatinya dari kedua sisi.

"Kapten Prajurit!"

Orang terakhir dari kelompok itu mengurangi kecepatannya, mengulurkan tangannya. Mereka ingin menolong Gazef menaiki kuda mereka, tapi angel yang sedang memperhatikan mereka dari langit meluncur ke bawah lebih cepat. Gazef menghunus pedangnya dan mengayukannya kepada angel itu.

Pedang baja itu menjadi secepat kilatan cahaya.

Sabetan dari orang terkuat di Kerajaan cukup untuk membelah tubuh manusia menjadi dua. Tapi angel bukanlah manusia, meskipun terluka pada dada, masih belum bisa ditebas.

Darah mengucur ke udara adalah mana yang menyusun tubuh angel. Lalu menghilang seperti asap.

"Tidak perlu takut! Maju dan serang mereka!"

Setelah Gazef memberikan perintahnya, dia menatap tajam angel yang terlepas. Memang terluka, tapi masih mencoba mencari celah pada pertahanan Gazef.

"Jadi begitu."

Perasaan aneh merambat ke tangannya ketika pedangnya terkena sasaran.

Gazef tahu apa itu. Monster ini mempunyai skill yang akan mengurangi serangan apapun yang mengenai mereka kecuali serangan senjata yang dibuat oleh material khusus. Berkat kemampuan ini angel bisa menerima serangan Gazef tanpa jatuh.

Jika itu masalahnya...

Gazef memfokusikan tenaga dalam tubuhnya dan mengaktifkan martial art 'Focus Battle Aura', dan pedangnya berkilauan cahaya crimson.

Angel mengambil kesempatan ini untuk menebas dengan pedang api merah. Namun --

"--Terlambat."

Di mata petarung terkuat Kerajaan, Gazef Stronoff, gerakan angel-angel itu benar-benar terlalu pelan.

Pedang Gazef diayunkan.

Sabetan ini jauh lebih kuat dari sebelumnya, dan pedang Gazef memotong dengan rapi menembus tubuh angel.

Tubuhnya hancur, seperti leleh di udara, sayapnya yang berkilauan terkepak beberapa kali sebelum hilang seakan itu semua adalah mimpi.

Jika Gazef tidak tersangkut dalam kubangan darah seperti sekarang, dia mungkin akan bertepuk tangan atas pertunjukan cahaya itu. Namun, saat ini dia tidak sempat untuk hal itu.

Gazef melihat sekeliling, musuh terlihat maju menuju dirinya dalam gelombang yang tidak ada habisnya -- dan tersenyum.

Angel-angel semakin berdatangan di sisi mereka.

Gazef sangat paham bahwa mereka bukanlah bala bantuan biasa.

"..Jadi, magic bisa melakukan apapun, huh? Sial."

Sambil mengutuk magic caster yang dengan mudah melakukan hal yang tak bisa dilakukan oleh seorang petarung, Gazef dengan tenang menghadapi tumpukan musuh yang mengelilinginya, dan yakin bahwa ini adalam semua musuh yang mengepung desa.

Itu artinya pengepungan desa sudah lepas.

"Kalau begitu, Tuan Gown, sisanya aku serahkan pada anda."

Tahu bahwa dia bisa menyelamatkan penduduk desa membuat hati Gazef dipenuhi dengan kebahagiaan tak terhingga. Dia tersenyum pada kecerobohan musuh.

Lalu suara derap kaki kuda terdenga di telinga Gazef. Itu adalah suara dari bawahan Gazef, yang memutar balik setelah melewati musuh, dan kembali untuk berperang.

"Aku sudah bilang pada mereka untuk berpencar ketika blokade sudah tembus.. dasar sekelompok orang-orang bodoh kalian... Aku bangga sekali pada kalian."

Gazef berlari maju.

Ini mungkin akan menjadi peluang terbaik dan satu-satunya untuk mengakhiri pertempuran. Dilihat dari kecepatan penunggang tersebut, magic caster - magic caster musuh harus memfokuskan seluruh perhatian mereka pada bawahannya. Dia akan mengambil kesempatan ini untuk menimbulkan keributan pada barisan mereka. Hanya itu satu-satunya cara.

Kuda-kuda bawahannya meringkik dan mengangkat kaki depan mereka, seperti kuda Gazef. Beberapa orang berteriak kesakitan ketika terlempar dari kuda mereka, dan angel-angel itu mengambil peluang itu untuk menekan dengan serangan.

Meskipun bawahannya setara dengan angel dalam hal kekuatan bertarung, tetapi mereka tak memiliki kemampuan spesial, dan orang-orang Gazef berada dalam keadaan sangat terjepit. Seperti yang dia duga, lebih dari separuh bawahannya sedang bertarung habis-habisan menyelamatkan nyawa. Mantra-mantra dari magic caster hanya membuat mereka menjadi jauh lebih buruk.

Bawahannya pun berjatuhan ke tanah, satu demi satu.

Gazef tidak tahan melihat hasil yang tak dapat dielakkan itu, dan dia maju lagi.

Targetnya kali ini adalah komandan musuh.

Dia tidak berpikir musuh akan mundur jika komandannya kalah, tapi hanya itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan semuanya.

Lebih dari 30 angel berada di arah yang dituju Gazef. Dia mengerenyitkan dahi ketika dia melihat pertahanan berat yang ada di depannya.

"Minggir!"

Gazef menggunakan Jurus supernya.

Panas keluar dari tangannya, dan menyebar membungkus seluruh tubuhnya.

Gazef menembus batas tubuh fisiknya dan melangkah ke dunia para pahlawan. Di tambah lagi, dia mengaktifkan beberapa martial arts sekaligus -- bisa dikatakan itu adalah magic dari seorang warrior.

Gazef menatap enam angel yang mengepungnya.

"[Sixfold Slash of Light]" (Enam Kali Lipat Sabetan Cahaya)

Ini adalah martial art yang menyerang secepat cahaya. Dalam satu serangan, dia menyerang enam angel di sekelilingnya.

Enam Angel itu terbelah dua, melebur menjadi debu-debu cahaya.

Bala bantuan dari Slaine Theocracy terganga karena kaget, sementara orang-orang Gazef bersorak.

Meskipun jurus super membuat lengannya kejang, sudah cukup mengurangi efektivitas bertarungnya.

Lalu, seperti diperintah untuk menenggelamkan sorakan itu, sebuah gelombang besar angel datang, dan salah satunya menerjang Gazef dengan pedang apinya.

"[Instant Counter]" (Serangan balik Langsung)

Gazef menggunakan martial art milikinya ketika angel itu mengayunkan senjatanya, dan tubuhnya menjadi kabur seperti kabut.

Dalam setengah ayunan, angel itu menerima serangan dari Gazef. Serangan itu membuatnya lebur jadi debu bercahaya.

Tapi serangan Gazef tidak berhenti disana.

"[Pace of the Wind]" (Kecepatan angin)

Dengan gerakan yang berubah-ubah dan anggun, dia menghabisi angel-angel tersebut satu persatu.

Jurus supernya menghabisi dua angel lagi. Penampilan dari teknik dewa menginspirasi bawahan Gazef dan memberi mereka secercah cahaya harapan.

Tapi pasukan Theocracy tidak membiarkan itu terjadi, komandan mereka menghapus harapan itu dengan ejekan.

"Menakjubkan, Namun.. hanya itu yang bisa kalian lakukan. Cleric yang sudah kehilangan angel, segera panggil yang baru. Fokuskan mantramu kepada Stronoff!"

Udara yang mendidih menjadi dingin kembali.

"Ini bahaya."

Gazef menghabisi angel lain sambil bergumam. Kelihatannya tidak akan ada sorakan lagi tak perduli berapa banyak angel yang dibantai oleh Gazef, karena pasukkan sudah mengkhawatirkan musuh yang akan datang kepada mereka.

Mereka sudah kalah dalam jumlah, perlengkapan, latihan dan kemampuan individu.

Senjata satu-satunya yang milik Gazef 'beleagured men' (Manusia terkepung) -- harapan kemenangan mereka -- telah tiada.

Setelah menghindari pedang yang datang tanpa sadar, Gazef menyerang balik, dan menghancurkan angel dalam sekali serang. Namun, musuh yang dia incar masih jauh.

Meskipun bawahannya mengharapkan hal lain, mereka membutuhkan senjata magic untuk menembus kemampuan angel untuk mengurangi serangannya. Mereka tidak tahu bagaimana menggunakan martial art 'Focus Battle Aura' seperti Gazef, dan tanpa senjata magic, meskipun bawahan Gazef bisa melukai angel-angel itu, mereka tidak bisa memberikan luka yang fatal pada mereka.

Mereka sudah kehabisan akal.

Gazef menggigit bibirnya, dan meneruskan sabetannya.

Catatannya dalam penggunaan jurus super bekelanjutan yang paling banyak adalah 'Sixfold Slash of Light', meningkat tajam.

Seorang warrior seperti Gazef bisa menggunakan enam macam martial art yang berbeda sekaligus, dan digabungkan dengan jurus super rahasia, berjumlah tujuh martial arts sekaligus.

Sampai saat ini, dia sudah menggunakan martial arts untuk meningkatkan kemampuan fisik dirinya, menguatkan otaknya, meningkatkan pertahanan magicnya, membuatnya senjatanya menjadi senjata magic sementara, dan juga teknik lagi yang dia gunakan untuk memukul musuh. Semuanya adalah lima martial art.

Alasan mengapa dia tidak menekan tubuhnya hingga batas dan menggunakan semua martial art tujuh sekaligus adalah karena martial art yang kuat mengurangi konsentrasi pemakainya.

Khususnya, 'Sixfold Slash of Light' membutuhkan tiga kali fokus daripada teknik lainnya.

Gazef memiliki dua jurus super seperti ini, tapi dia hanya bisa menggunakan meeka dengan empat martial art lain bersamaan.

Dia bisa dengan mudah mengalahkan angel dengan teknik tersebut. Tapi meskipun jika dia mengalahkan mereka, lebih banyak lagi yang dipanggil. Selama dia tidak mengalahkan summonernya, mereka akan terus memanggil angel untuk menghadapinya. Sedangkan mencoba untuk menguras mana dari musuh adalah sebuah pilihan. Gazef mungkin akan lelah duluan sebelum itu.

Sebenarnya, lengan Gazef semakin berat dan berat, dan jantungnya sudah berdegup dengan cepat.

'Instant Counter' adalah martial art yang memaksa membetulkan keseimbangan tubuh setelah membuat serangan, mengembalikannya sebelum serangan mendarat. Itu artinya si pemakai bisa segera menggunakannya lagi, memaksa tubuh untuk kembali akan membebaninya dengan beban yang sangat berat.

'Pace of the Wind' adalah martial art yang meningkatkan kecepatan dimana saraf seseorang berfungsi, meningkatkan kecepatan serangan. Namun, itu akan membuat kelelahan pada otak.

Lalu, ada juga jurus super, 'Sixfold Slash of Light'.

Itu membuat beban yang sangat berat pada tubuh, tanpa itu, dia tidak akan mempunyai peluang sedikitpun.

"Keluarkan mereka semua! Angel-angel kalian tidak ada apa-apanya!"

Teriakannya yang mengerikan membuat pasukan Theocracy bergidik, tapi mereka segera tenang dan memperbaharui serangan pada Gazef.

"Tidak usah mengindahkan dia, itu hanya raungan dari binatang buas yang sudah terkurung. Jangan khawatir, kuras kekuatannya sedikit demi sedikit. Tapi jangan terlalu dekat. Cakar binatang buas itu panjang dan tajam."

Gazef menatap tajam pada pria yang memiliki luka di wajahnya.

Jika saja dia bisa mengalahkannya, dia bisa membalikkan keadaan pertempuran ini. Masalahnya adalah angel lain didekatnya, berbeda dari yang menggunakan pedang berapi. Dan ada jarak yang lebar diantara mereka, dan beberapa lapis pertahanan yang menghalangi.

Mereka hanya terlalu jauh.

"Binatan buas itu akan mencoba menembusnya. Tunjukkan padanya arti dari kalimat 'tidak mungkin'."

Suara tenang dari si pria hanya semakin memperburuk Gazef.

Meskipun dia telah berada di dunia para pahlawan, Gazef tidak bisa memenangkannya dengan teknik pertarungan jarak dekat saja.

Tapi tetap saja -- lalu kenapa? jika ini adalah satu-satunya jalan yang tersedia baginya, maka dia akan merangsek maju dengan seluruh kekuatannya.

Dengan tatapan tajam di matanya, Gazef mulai merangsek.

Namun, jalannya sangat berat, seperti yang dia duga.

Angel-angel itu berkumpul di depannya, satu persatu, mengayunkan pedang mereka yang terbakar api merah. Saat dia menghindari dan menyerang balik serta menghancurkan angel-angel itu satu persatu, Gazef tiba-tiba merasakan perih yang sangat. Rasanya dia seperti ditusuk di bagian perut.

Saat dia melihat asal dari luka, dia melihat sekelompok magic caster merapal semacam mantra.

"Jika kamu seorang priest, seharusnya kamu bertindak seperti seharusnya. Bagaimana dengan sedikit penyembuhan disebelah sini!"

Seakan membalas ejekan Gazef, sebuah kekuatan tak nampak menabrak tubuh Gazef.

Meskipun musuh menggunakan serangan tak terlihat, Gazef yakin bahwa dia bisa menghindarinya dengan membaca jejak dan wajah musuh. Mungkin akan berhasil, jika hanya ada beberapa dari mereka. Namun, melawan serangan lebih dari 30, tidak ada yang bisa dia lakukan. Bahkan memegang pedangpun sudah menghabiskan tenaganya.

Sakit yang menyebar ke seluruh tubuh. Dia tidak tahu darimana datangnya, hanya luka yang sangat hebat yang membuatnya roboh.

"Gwaargh!"

Serasa ada baja di tenggorokannya, dan Gazef memuntahkan darah segar. Nanah lengket menggenang di mulutnya dan mengotori dagunya.

Kaki Gazef begetar setelah rentetan serangan tak terlihat itu, dan sekarang angel mengayunkan pedangnya ke arah dia.

Dia tidak bisa menghindari serangan itu, dan mengenai armornya. Untungnya, itu mementalkan pedang, tapi dampak benturan itu merambat ke pelindung dadanya dan jauh ke dalam tubuh.

Dia mengayunkan pedangnya dengan liar ke arah angel, tapi keseimbangannya yang kacau artinya angel itu dengan mudah menghindari serangan.

Pedang Gazef bergetar di tangannya dan dia terengah-engah.

Lelah yang memenuhi tubuhnya seperti membisiki telinganya untuk merebahkan diri dan beristirahat.

"Buruan sudah memasuki tahap akhirnya. Jangan biarkan binatang buas itu beristirahat -- perintahkan angel-angelmu untuk menyerang terus-terusan."

Meskipun Gazef mati-matian ingin memulihkan diri sesaat, angel-angel yang mengelilinginya mematuhi perintah tuan mereka dan tanpa ampun menyerangnya, satu persatu.

Dia entah bagaimana berhasil menghindari serangan dari belakang, dan disambut dengan sebuah tusukan dari samping. Dia menggunakan sisi terkuat dari armornya untuk mementalkan angel yang merangsek dari atas.

Gazef ingin menyerang balik musuhnya, tapi dia jauh kalah jumlah.

Saat kekuatannya semakin berkurang, dia hanya bisa menghabisi musuh satu persatu, karena dia kekurangan stamina untuk menggunakan martial arts. Saat bawahannya roboh satu persatu, serangan musuh terkonsentrasi padanya. Dengan tiada jalan untuk menembus kepungan musuh, dia merasakan kematian semakin dekat padanya.

Konsentrasinya buyar, dan dia hampir jatuh berlutut. Dia mati-matian mencoba untuk kembali fokus agar bisa bertarung.

Benturan tak terliat datang lagi, menyerang dan membuat Gazef terhuyung-huyung.

Dunia di depannya bergetar hebat.

Gawat!

Gazef menggunakan seluruh kekuatannya untuk mencoba mempertahankan keseimbangannya. Namun, kelihatannya ada yang salah dengan tubuhnya, dan kekuata yang seharusnya bisa membuatnya bertahanpun entah kemana hilang.

Rasa Gatal menyentuh rumput menyebar ke seluruh tubuh, dan Gazef menyadari bahwa dia telah roboh.

Dia berusaha untuk bangkit lagi, tapi tubuhnya seperti tidak mematuhi perintahnya. Pedang-pedang angel itu berarti kematian baginya.

"Sekarang, habisi dia, tapi jangan mengirimkan satu angel. Gunakan mereka semua untuk memastikan dia tewas."

Ya, dia akan mati.

Tangannya yang terlatih dengan baik gemetar tak terkontrol, dan dia tidak bisa memegang pedang panjangnya. Meskipun begitu, dia tidak menyerah.

Giginya bergemeretak.

Gazef tidak takut mati. Dia sudah mencabut banyak nyawa di masa lalu, jadi dia sudah bersiap untuk bertemu dengan takdir yang sama di medang pertempuran.

Seperti yang dia bilang pada Ainz, dia dibenci oleh orang-orang. Kebencian itu menjadi pedang yang akan menusuknya suatu hari.

Tapi dia tidak terima berakhir seperti ini.

Mereka telah menyerang beberapa desa dan membunuh penduduk tidak berdosa dan tidak berdaya, semuanya hanya untuk memancing Gazef ke arah jebakan. Dia tidak bisa membiarkan dirinya mati di tangan anjing-anjing tidak terhormat seperti ini, dan dia tidak tahan dengan ketidak berdayaannya.

"Gaaaaah! Jangan meremehkanku..!"

Dia berteriak dengan sekuat tenaga yang tersisa.

Darah mengucur dari samping mulutnya saat Gazef bangkit untuk berdiri.

Seorang pria yang seharusnya tak berdaya sekarang berdiri dengan gagah, kekuatan hebat dari daya tahannya memaksa angel-angel yang mengepungnya itu mundur.

"haaa--! haaa--!"

Hanya berdiri saja membuatnya susah bernafas. Otaknya kabur dan tubunya terasa seperti berubah menjadi lumpur. Tapi dia tidak bisa roboh. Jika dia roboh, semua akan kalah.

Rasa sakit yang sedikit ini tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan dari penduduk yang meninggal.

"Aku adalah Kapten Prajurit dari kerajaan Re-Estize! Aku adalah pria yang mencintai dan mempertahankan negaranya! Bagaimana mungkin aku kalah dari brengsek-brengsek macam kalian yang menodai negara ini dengan langkah kalian!"

Dia sangat yakin seorang pria hebat akan melindungi penduduk.

Lalu, apa yang seharusnya dia lakukan untuk mengalahkan musuh sebanyak-banyaknya, agar orang-orang tidak menemui nasib yang sama seperti yang lainnya.

Melindungi masa depan masyarakat dari Kingdom. Hanya itu yang bisa dia lakukan.

"..Kamu akan mati disini karena yang hanya bisa kamu lakukan adalah meracau omong kosong, Gazef Stronoff."

Gazef menatap tajam ke arah komandan musuh saat hinaan kejam itu sampai di telinganya.

"Jika kamu mengabaikan penduduk-penduduk desa yang ada di perbatasan, kamu takkan mati disini. Mungkin kamu tidak tahu, tapi hidupmu jauh lebih berharga daripada seribu rakyat jelata ini. Jika kamu benar-benar mencintai negaramu, kamu seharusnya membuang mereka dan mati."

"Kamu dan aku.. takkan pernah bisa menghadapiku... ayo maju!"

"Apa yang bisa dilakukan oleh tubuhmu itu? Hentikan usahamu yang sisa-sia itu dan berbaringlah dengan tenang. Sebagai tindakan terakhir dari rasa belas kasihan, aku akan membunuhmu tanpa harus menderita."

"Jika kamu berpikir.. aku tidak bisa apa-apa.. mengapa kamu tidak kemari... ambil kepalaku? seharusnya mudah saja.. Jika aku seperti ini , ya khan?"

"...Hmph. Kamu hanya bisanya bicara saja. Kelihatannya kamu masih ingin bertarung. Apakah kamu mengira kamu bisa menang?"

"...Usaha yang sia-sia. Benar-benar orang bodoh. Setelah membunuhmu, kami akan membantai penduduk yang kamu selamatkan. Semua yang kamu lakukan hanya memberi mereka waktu untuk menunda eksekusi mereka yang penuh dengan ketakutan."

"Kuh. Kuh... Kuku.."

Gazef tersenyum cerah.

"...Apanya yang lucu?"

"..Hmph, dasar bodoh, di desa itu.. ada seseorang yang lebih kuat dari aku. Kekuatannya tidak dapat diduga, tapi dia bisa menghabisi kalian semua sendirian... Mencoba membunuh... penduduk yang dia lindungi... adalah hal mustahil bagimu."

"...Seseorang yang lebih kuat daripada petarung terkuat dari Kerajaan? Kamu kira dengan membual seperti itu bagus untukmu? Kamu benar-benar bodoh."

Gazef masih tersenyum. Wajah macam apa yang akan ditunjukkan Nigun ketika dia bertemu dengan Orang yang tak dapat diduga seperti Ainz Ooal Gown itu? Itu mungkin akan menjadi hadiah terbaik yang bisa dia terima sebelum menuju alam selanjutnya.

"...Angels, bunuh Gazef Stronoff."

Sayap-sayap tak terhitung bergerak merespon perintah yang dingin dan keji itu.

Gazef menguatkan diri, bersiap untuk maju, ketika tiba-tiba sebuah suara melewatinya:

--Kelihatannya sudah waktunya bertukar.

Pemandangan di hadapan Gazef berubah, dan dia tidak lagi berada di dataran yang berkubang darah itu lagi, tapi di sudut tempat yang terlihat seperti rumah desa sederhana.

Ada para penduduk desa yang terlihat khawatir di sekitarnya.

"I, Ini..."

"Ini adalah gudang yang dilindungi oleh Ainz-sama dengan magic miliknya."

"Jadi kamu adalah kepala desa.. Gown, Tuan Gown kelihatannya tidak ada disini."

"Tidak, dia tadi ada disini, tapi kelihatannya dia menghilang tanpa jejak, dan berganti dengan anda yang tiba-tiba muncul Tuan Kapten Prajurit."

Ternyata begitu, jadi suara di kepalaku adalah..

Gazef pun mulai roboh. Dia tidak akan ambil bagian di permainan yang akan datang selanjutnya. Gazef roboh di tanah, dan para penduduk segera mendekat.

Six Scriptures, Musuh yang bahkan Gazef Stronoff, Petarung terkuat di wilayah itu, tidak bisa dikalahkan.

Namun, dia tidak bisa mulai membayangkan jika Ainz akan kalah.