Overlord (Indonesia):Volume 5 Chapter 2

From Baka-Tsuki
Revision as of 18:01, 9 May 2016 by Silverhunter (talk | contribs) (→‎Mawar Biru)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Part 1[edit]

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 8:02

Putih, Armor Full Plate dan sebuah pedang dikencangkan di pinggangnya. Equipment miliknya berada dalam kondisi sempurna, Climb melangkah ke dalam istana Valencia.

Istana Valencia dibagi luasnya menjadi tiga bangunan utama. Yang dituju oleh Climb adalah yang terluas dan tempat kediaman dari keluarga kerajaan.

Berbeda dari beberapa saat yang lalu, tempat ini didesain untuk membiarkan cahaya masuk sebanyak mungkin, membuatnya sangat terang sekali hampir membuat buta.

Dia berjalan di lorong yang luas yang sangat bersih bahkan tak ada sedikitpun jejak debu yang ditemukan, apalagi sampah. Armor Full Plate miliknya tidak membuat banyak suara, alasannya karena benda itu ditempa dengan mithril dan orichalcum dan diberi mantra magic.

Pengawal istana - para knight, yang juga memakai armor full plate, sedang berdiri tegak di lorong yang luas dan bersih.

Di Empire 'Knight'adalah orang-orang biasa yang merupakan bagian dari pasukan yang berjaga. Di lain pihak, Knight dari Kingdom adalah mereka yang diberikan titel bangsawan. Sebagai contoh, ada banyak kesempatan dimana anak ketiga dari keluarga bangsawan akan menjadi seorang knight, karena mereka tidak bisa mewarisi sebagai kepala rumah tangganya. Namun, karena Kingdom membayar para knight dengan gaji besar, mereka hanya menerima yang mahir dalam pedang. Tidak mungkin hanya dengan koneksi saja meskipun jika salah satunya adalah seorang bangsawan.

Yang paling cocok untuk menyebut mereka adalah sebagai para pengawal elit raja.

Kebetulan saja, 'Kapten Warrior' adalah titel gaya baru untuk Gazef karena ada banyak perlawanan terhadap pemberian gelar knight.

Climb menyapa dengan lirih knight-knight tersebut. Seperti yang diduga, hanya beberapa yang balas membalik sapaannya, tapi beberapa memang merespon dan bahkan membalasnya dengan tulus. Meskipun mereka adalah seorang bangsawan, orang-orang ini telah bersumpah untuk melayani sang raja dan membawa hati seorang warrior. Loyalitas mereka tidak terlupakan, mereka sangat hormat dengan yang memiliki skill.

Di lain pihak, diantara orang-orang yang dilewati Climb di lorong, ada juga mereka yang jelas-jelas membencinya dengan sekali tatap.

Mereka adalah para pelayan. Kebanyakan dari mereka menunjukkan wajah pahit kapanpun mereka melihat Climb.

Para pelayan yang bekerja di istana berbeda dari pelayan biasa dan mereka adalah putri-putri dari rumah para bangsawan yang datang untuk mendapatkan pengalaman. Pada satu sisi, para pelayan itu memiliki posisi yang lebih tinggi dari Climb. Terutama mereka yang bekerja sangat dekat dengan keluarga kerajaan, kebanyakan dari mereka adalah putri-putri dari para bangsawan kelas tinggi. Ketidaksenangan mereka pada kenyataan bahwa mereka harus menundukkan kepala mereka kepada seseorang yang lebih rendah dari rakyat biasa membuat hati mereka panas dan marah.

Dalam istilah peringkat, memang benar Climb berada di bawah mereka. Mereka mungkin ingin menunjukkan rasa tidak suka mereka ketika Renner tidak ada di dekatnya. Setelah berpikir demikian, Climb tidak menunjukkan rasa marahnya terhadap sikap mereka.

Tapi apa yang gagal Climb sadari adalah pemikirannya memunculkan lingkaran tercela dimana para pelayan akan salah pengertian terhadap wajahnya yang tanpa ekspresi sebagai ketidakperduliannya, membuat mereka tambah marah. Di lain pihak, jika dia adalah tipe yang bisa melihat hal semacam itu maka mungkin yang lainnya akan bisa ditangani dengan lebih lancar.

Memang benar bagi Climb bahwa setiap hari saat dia berada di istana, sarafnya sedikit lelah.

Meskipun memang demikian, Renner dan Ranpossa III bukanlah satu-satunya orang yang hidup di istana ini.

Ugh?!

Tiba-tiba, Climb bergerak ke samping lorong, mengencangkan punggungnya dan berdiri siap dengan tangan di dadanya.

Dua orang sedang mendekati. Yang mengikuti dari belakang adalah seorang pria tinggi dan kurus dengan rambut pirang yang disisir di belakang kepala.

Marquis Raeven, salah satu dari enam keluarga bangsawan besar di Kingdom.

Masalahnya adalah yang pendek, pria gemuk yang berjalan di depannya. Namanya adalah Zanack Valurean Igana Ryle Vaiself, pangeran kedua dan pewaris tahta urutan kedua.

Zanack menghentikan kakinya, wajahnya yang gemuk berubah mengerut.

"Kenapa, Climb. Apakah kamu sedang menuju untuk menunjukkan mukamu kepada monster itu?"

Hanya ada satu orang yang disebut oleh pangeran Zanack sebagai monster. Meskipun dia tahu itu kurang ajar, Climb tidak membiarkan begitu saja.

"Yang mulia, saya sangat senang sekali dengan ucapan anda tapi Renner-sama bukanlah seorang monster. Beliau sangat baik dan cantik, bahkan ada beberapa orang yang menyebutnya sebagai harta kerajaan."

Apa lagi sebutan bagi orang yang menyingkirkan perdagangan budak dan menawarkan banyak kebijaksanaan untuk menolong rakyat? Meskipun beberapa kebijakan itu yang bisa melihat cahaya (disetujui) sangat kecil karena pemeriksaan yang dilakukan oleh para bangsawan, Climb tahu betul bahwa seberapa besar kepedulian sang putri terhadap masyarakat.

Setiap kali sebuah kebijakan yang mana akan menolong rakyat biasa ditolak karena alasan bodoh seperti bangsawan yang mencoba menyelamatkan muka mereka, gadis yang berhati mulia itu akan menangis di depan Climb. Pria ini, Zanack, yang bahkan tidak mengangkat satu jaripun, tidak berhak untuk berkata apapun.

Dia sangat ingin sekali berteriak, dan mengarahkan tinjunya.

Meskipun mereka hanya separuh saudara- itu bukanlah kalimat yang harus dikatakan oleh seseorang yang memiliki darah yang sama. Namun, dia tidak bisa membiarkan kemarahannya muncul.

Renner telah berkata seperti ini:

Kakakku akan mencoba untuk memancing amarahmu agar dia bisa merasa puas. Dia kelihatannya sedang mencari alasan untuk memisahkan kita. Climb, jangan biarkan mereka melihatmu lemah.

Ekspresi sedih itu - tuannya yang tidak diterima oleh keluarganya sendiri, Climb teringat hari dimana dia bersumpah bahwa dia tidak akan pernah mengkhianatinya.

"Tapi aku tidak bermaksud secara khusus kepada Renner loh? Itu pasti yang sebenarnya kamu pikirkan... kalau begitu, mari kita hentikan hal-hal yang sudah jelas. Tapi harta...apa benar? Apakah dia benar-benar berpikir ide-ide yang ditawarkan akan berhasil? Kelihatannya bagiku sepertinya dia sudah tahu mereka tidak akan berhasil, tapi tetap saja melakukannya."

Tidak mungkin itu benar. Bagaimana bisa? Itu adalah kecemburuan yang buruk dari seorang pria yang hanya berpikir dalam kadar seperti itu.

"Saya pikir bukan itu masalahnya.."

"Fufufufu. Seperti yang kuduga, kelihatannya kamu tidak melihatnya sebagai seorang monster. Apakah karena kamu buta? Atau mungkin dia terlalu cerdas?.... Apakah aku harus curiga?"

"Tidak sama sekali. Saya sangat yakin bahwa Renner-sama adalah harta bagi kerajaan ini."

Karena Climb yang melihatnya paling dekat, dia yakin bahwa semua yang Renner lakukan adalah benar.

"Benarkah, benar-benar menarik. Kalau begitu bisakah kamu sampaikan sebuah pesan kepada monster itu dariku? ...Meskipun kakakmu hanya menganggapmu sebagai alat politik, jika kamu mau bekerja sama denganku, aku bisa menyingkirkanmu dari hak sebagai calon pewaris dan memberimu sebuah teritori."

Rasa tidak senang di dalam tubuh Climb semakin meningkat.

"...Guyonan seharusnya tidak terlalu berlebihan. Saya tidak mengira anda bisa berkata demikian. Saya akan pura-pura untuk tidak mendengarnya."

"Fufufufu. Sayang sekali. Ayo pergi, Marquis Raeven."

Pria yang melihat keduanya tanpa bersuara menganggukkan kepala.

Tidak banyak yang diketahui tentang Marquis Raeven. Meskipun dia telah menggambar garis yang jelas antara Climb dan dirinya, matanya sedikit berbeda dari bangsawan lainnya. Renner juga tidak memberikan perintah khusus tetang bagaimana menghadapi Raeven.

"Ah, aku hampir lupa. Marquis Raeven juga memiliki pendapat yang sama dan berpikir dia adalah seorang monster. Tidak, kamu bisa bilang bahwa kami benar-benar setuju dengan masalah ini."

"--Yang Mulia."

"Hanya satu kalimat lagi, Marquis Raeven. Dengar, Climb. Jika kamu adalah orang fanatik maka aku tidak akan repot-repot mengatakan apapun. Tapi... Aku memberimu sebuah peringatan karena bisa saja dia mengakalimu. Dia adalah seorang monster."

"Yang mulia, meskipun ini mungkin lancang bagi saya, biarkan saya bertanya. Bagaimana mana dari Renner-sama yang anda pikir kalau dia adalah seorang monster? Tidak ada orang lain yang lebih perduli terhadap kerajaan dan rakyatnya."

"...Hampir semua usahanya berakhir sia-sia. Tindakannya terlalu tidak berguna. Pada awalnya, aku kira mungkin itu karena persiapannya yang kurang. Lalu, ide yang muncul ketika mengobrol dengan Marquis disini. Bagaimana jika semuanya sudah diperhitungkan? Maka semuanya akan masuk akal. Jika itu benar... itu artinya gadis yang separuh hidupnya hanya ada di istana dan hampir tak punya memiliki hubungan dengan para bangsawan sedang mengendalikan mereka sesuka hati... Apa tidak kalau bukan monster?"

"Itu hanya salah paham. Renner-sama bukan orang semacam itu."

Climb sangat yakin.

Air mata itu bukanlah bualan. Gadis yang disebut Renner memang tidak eqois dan baik hati. Climb, yang diselamatkan hidupnya oleh Renner, sangat tahu akan hal ini.

Tapi kalimatnya tidak sampai kepada sang pangeran. Dia menunjukkan senyum pahit dan berjalan menjauhi Climb bersama Marquis Raeven yang mengikuti di belakangnya.

Climb bergumam di lorong yang kosong.

"Renner-sama adalah orang yang paling baik di dunia ini. Aku hidup adalah buktinya. Jika..."

Dia menelan kalimat terakhir itu. Meskipun begitu, kalimat itu berlanjut di hatinya.

Jika Renner-sama memimpin Kingdom, maka negara ini akan menjadi negara hebat yang dibangun oleh rakyatnya.

Tentu saja, mempertimbangkan garis pewaris takhta, itu adalah keinginan yang mustahil.

Bagaimanapun juga, Climb tidak bisa menyerah.

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 8:11

Akhirnya, Climb tiba di depan ruangan di dalam istana yang sering dia kunjungi.

Setelah memeriksa sekitar beberapa kali, dia dengan berani memutar kenop pintu.

Tanpa mengetuk adalah hal yang konyol, tapi ini adalah yang diinginkan oleh tuannya. Dia tidak mau mendengarnya tak perduli berapa kalipun Climb menolak melakukannya.

Pada akhirnya, Climb lah yang mengalah. Mau bagaimana lagi jika airmata seorang gadis membuatnya kewalahan. Meskipun berkata demikian, dia akhirnya berhasil membuat beberapa syarat. Tak perduli apapun yang Renner katakan, dia tidak bisa masuk tanpa mengetuk pintu ketika ada sang raja.

Memang benar bahwa masuk tanpa mengetuk pintu adalah sumber dari stres yang luar biasa bagi Climb. Tak usah dikatakan lagi, setiap kali dia membuka pintu, Climb merasa bahwa hal seperti tidak mungkin diperbolehkan.

Saat dia akan membuka pintu lebar-lebar, tangannya berhenti saat suara diskusi yang semakin panas mengalir melalui celah kecil.

Dia mendengar dua suara, keduanya wanita.

Alasan dia berhenti karena salah satu suara terdengar sangat merasuk ke dalam diskusi sehingga tidak mengetaui kehadiran Climb, walaupun dia ada di luar ruangan. dia tidak ingin melemparkan air dingin kepada antusias mereka. Climb berdiri tegak dan memfokuskan telinganya ke arah suara di dalam ruangan. Meskipun dia merasa bersalah karena telah menguping, dia akan merasa lebih bersalah jika dia menyela pembicaraan yang sedang panas-panasnya itu.

"-dikatakan sebelumnya? Manusia hanya terfokus pada keuntungan yang ada di depan mereka."

"Mmmm..."

"..Renner, kamu berencana untuk memanen hasil pertanian yang berbeda dengan rotasi... meskipun aku tidak yakin bahwa itu akan meningkatkan hasilnya... berapa lama orang-orang harus menunggu agar bisa muncul hasilnya?"

"Menurut perhitunganku, setidaknya, memakan waktu sekitar enam tahun."

"lalu bagaimana dengan perkiraan kerugian atas enam tahun ketika kita memanen hasil tanam yang berbeda."

"Tergantung yang ditanam... tapi jika kita sekarang berjumlah seratus maka sekitar delapan puluh persennya. Jadi kita mungkin akan kehilangan dua puluh persen. Tapi setelah enam tahun kita akan mendapatkan peningkatan hasil panen sebesar tiga puluh persen terus menerus. Jika kita membudidayakan rumput dan menempatkannya di jalur lebih untuk meningkatkan hasil ternak maka kita akan bisa mengharapkan lebih lagi."

"..Jika hanya yang terakhir maka semuanya akan mau melakukannya. Tapi akankah orang-orang setuju dengan kerugian dua puluh persen terus menerus dalam enam tahun itu?"

"...Kingdom akan meminjamkan dua puluh persen tanpa bunga atau jaminan, membuat sebuah metode pembayaran ketika orang-orang itu mulai untung. Jika hasil pertanian tidak meningkat...jangan mengambilnya dan jika hasil pertanian meningkat, menurut rencana, orang-orang akan mampu membayar semuanya kembali hanya dalam empat tahun.

"Itu akan sulit."

"Mengapa?"

"Aku sudah bilang padamu. Orang-orang hanya perduli dengan keuntungan yang ada di depan mereka - ada yang lebih memilih stabilitas. Meskipun jika kamu menjaminnya ada tiga puluh persen peningkatan setelah enam tahun, tentu saja akan ada orang yang meragukannya."

"Aku...tidak mengerti. Hasil dari ladang yang aku coba memang menguntungkan..."

"Meskipun jika percobaannya berjalan baik itu masih belum absolut."

"..Memang aku belum mengujinya di bawah setiap kondisi yang memungkinkan, jadi aku rasa memang tidak. Menghitung untuk setiap fitur geologi dari tanah atau cuaca akan membutuhkan percobaan dalam skala besar."

"Maka itu akan sulit. Bahkan tidak tahu jika peningkatan tiga puluh persen di masa depan adalah maximalnya atau rata-ratanya akan membunuh argumenmu. Itu artinya kamu harus mampu menjanjikan keuntungan yang signifikan beserta keuntungan dalam jangka pendek."

"Bagaimana jika kita menyediakan dua puluh persen itu gratis selama enam tahun?"

"Fraksi bangsawan saingan akan gembira karena raja akan kehilangan kekuatan."

"Tapi jika kita bisa mengamankan barang sebanyak yang kita berikan setelah enam tahun, kekuatan negara akan melihat sebuah peningkatan..."

"Maka kekuatan bangsawan tandingan akan meningkat pula sementara kekuatan raja akan jatuh dua puluh persen. Para bangsawan di dalam fraksi raja tidak akan menyetujuinya."

"kalau begitu kita tanya para pedagang dan..."

"Kamu membicarakan tentang Pedagang besar ya kan? Mereka memiliki konflik sendiri. Tanpa hati-hati meminjamkan kekuatan mereka kepada Fraksi raja bisa berakibat pada kemampuan mereka untuk melakukan bisnis dengan benar terhadap fraksi lain."

"Itu terlalu sulit... Lakyus."

"...Kamu tak bisa menyelesaikan pekerjaan jadi kebijakanmu akan berakhir dengan banyak titik celah. Yah... aku mengerti bahwa dua fraksi besar membuatnya sangat sulit... Bagaimana kalau mengurusi masalah-masalah di istana?"

"Kurasa kakakku takkan memperbolehkannya."

"Ah, si idi... orang-orang yang meninggalkan kehormatan mereka di kandungan ibu hanya untukmu."

"Kami bahkan tidak memiliki ibu yang sama."

"Wah, jadi dari sisi ayah kalau begitu. Lagipula, tidak kukira bahkan keluarga kerajaan tidak dekat, benar-benar melelahkan..."

Saat ruangan menjadi tenang, dia menyadari bahwa diskusinya sudah selesai.

"Ah, sekarang masuk sudah tidak apa. ya kan, Renner?"

"Apa?"

Suara itu membuat jantung Climb berdegup kencang di dadanya. Dia heran kalau dia sudah tahu Climb ada disini dan di waktu yang sama, merasa kelihatannya memang dinantikan. Climb pelan-pelan membuka pintu.

"-Permisi."

Pemandangan yang akrab masuk ke dalam mata Climb.

Overlord vol 05 ch 2 01.jpg

Mewah tetapi tidak terlalu mencolok- di dalam ruangan, dua orang gadis pirang duduk mengelilingi meja di ambang jendela. Salah satunya jelas adalah tuan pemilik dari kamar ini, Renner.

Dan gadis yang ada di seberangnya adalah dia, dengan pupil mata hijau dan bibir berwarna pink yang menunjukkan sinar yang sehat. Kecantikan sedikit di bawah Renner tapi dipenuhi dengan daya tarik yang berbeda. Jika Renner adalah kilauan permata, maka dia adalah kilauan kehidupan.

Lakyus Albein Dale Aindra.

Meskipun kamu tidak akan mengira dari gaun warna pink cerahnya, dia adalah pemimpin salah satu dari dua petualang peringkat adamantium di dalam Kingdom, dan juga teman dekat Renner.

Pada usia sembilan belas tahun, apa yang membuatnya bisa memperoleh banyak prestasi yang dibutuhkan untuk naik hingga ke posisi yang sulit dengan bakat yang meluap-luap. Climb merasa jejak iri yang sangat kecil ada di hatinya.

"Aku harap anda sehat selalu, Renner-sama, Aindra-sama."

"Hello, Climb."

"Hello."

Saat Climb menyelesaikan sapaannya dan akan bergerak ke tempat yang ditentukan - ke sisi kanan Renner, sedikit di belakanganya - dia disela.

"Climb, bukan disana, sebelah sini."

Tempat yang ditunjuk Renner adalah kursi di sebelah kanannya.

Climb mengiranya aneh. Ada lima kursi yang terletak mengelilingi meja, sama seperti biasanya. Tapi ada tiga cangkir teh yang ada di meja.

Satu di depan Renner, Lakyus dan di samping Lakyus - sebuah kursi yang berbeda dari yang ditunjuk Renner. Dia melihat ke sekeliling dan tidak menemukan orang ketiga dimanapun.

Meskipun dia mengiranya aneh, dia mengarahkan matanya ke kursi.

kekurang ajaran karena berbagi meja dengan tuannya, terlebih lagi keluarga kerajaan, urutan masuk ke ruangan tanpa mengetuk - atau dalam kalimat Renner, permintaan - hampir semua yang diperintakan Renner menjadi beban untuk hati nuraninya.

"Tapi..."

Climb mengalihkan matanya ke gadis lain, mencari bantuan. Permohonan tanpa kata-katanya ke rekan lain agar bisa membiarkan dia langsung ditolak.

"Aku tidak keberatan."

"I-Itu.. Aindra-sama..."

"Seperti yang sudah kubilang padamu, panggil aku Lakyus."

Lakyus sedikit mengintip ke arah Renner dan melanjutkan.

"Lagipula Climb itu spesial."

"...Marah."

Renner tersenyum saat dia bicara. Nada manis dari ucapan Lakyus kelihatannya diakhiri dengan tanda hati. Namun, sulit sekali menyebut ekspresinya tersenyum, sementara hanya bibirnya yang bergerak sementara matanya terlihat serius.

"Aindra-sama, anda seharusnya berhenti bercanda."

"Baiklah. baiklah. Climb benar-benar keras kepala. Bagaimana kalau kamu mencoba untuk belajar darinya?"

"Huh? bercanda?"

Melihat Renner yang terkejut, Lakyus behenti tiba-tiba dan menghela nafas panjang.

"Bukankah sudah jelas? Memang benar Climb spesial, tapi hanya karena dia adalah 'milikmu'."

Renner sedikit tersipu dan menutup kedua pipinya dengan tangannya. Climb yang canggung memalingkan muka darinya dan matanya langsung terbuka lebar.

"Apa?!"

Terkejut, Climb menurunkan tubuhnya, memegang pedang yang dikencangkan di pinggang dan bergerak melindungi Renner. Lagipula mengeluarkan helaan nafas lagi.

"Climb terkejut karena kamu seperti itu."

Suaranya yang tenang tidak ada peringatan apapun atau rasa cemas. Mengerti apa artinya, Climb merasakan tekanan meninggalkan bahunya.

"Mengerti, boss."

Gadis yang sedang duduk di dalam bayangan meloncat keluar dalam satu nafas.

"Ah, Climb, kamu tidak mengenalnya. Ini adalah anggota tim kami-"

"-Tina-san."

Renner menyelesaikan kalimat Lakyus.

Sejauh yang Climb tahu, petualang dengan peringkat adamantium tim 'Blue Rose' terdiri dari lima wanita: sang pemimpin, magic caster berbasis faith Lakyus, warrior Gagaran, Magic Caster Evileye, dan Tia serta Tina yang terlatih dalam skill Thief mereka.

Climb sudah bertemu dengan Lakyus, Gagaran dan Evileye tapi tidak mengenal dua orang terakhir.

Orang ini adalah... oh begitu. Dia benar-benar seperti rumornya.

Dengan anggota badan yang langsing dan penampilan yang tertutup oleh baju-baju yang ketat di sekeliling tubuhnya, dia benar-benar terlihat seperti seseorang yang berlatih skill thief.

"...Maafkan kelancanganku. Senang bertemu denganmu, namaku Climb."

Climb membungkukkan kepalanya merendah kepada Tina.

"Hmm? Jangan khawatir tentang itu."

Dia menjawab permintaan maaf Climb dengan lambaian tangan dan, sama sekali terdiam, seperti binatang liar, mendekati meja dengan gerakan lembut. Dia duduk di kursi yang ada di samping Lakyus, jadi cangkir teh sebelumnya itu pasti miliknya.

Meskipun jumlah cangkir teh di meja jumlahnya tidak mungkin, Climb melihat sekeliling ruangan sekali lagi, berhati-hati memeriksa jika ada gadis lain yang tidak dia kenali.

Lakyus melihat apa yang Climb lakukan dan membuka mulutnya, seakan dia langsung mengerti.

"Tia tidak datang. Gagaran dan Evileye keduanya berkata mereka membenci hal-hal yang formal. Ini bahkan bukan hal yang format. Aku memakai gaun hanya jaga-jaga, tapi bukan berarti aku memaksa yang lainnya untuk memakai gaun juga."

Meskipun Lakyus berkata demikian, tipe pakaian miliknya adalah etiket yang benar ketika muncul di depan seorang putri, tapi Climb tidak ada niat untuk mengatakannya kepada orang yang merupakan teman Renner dan bangsawan yang terkemuka.

"Kelihatannya memang begitu. Tapi aku senang sekali bertemu dengan Tina-sama yang terkenal. Aku mengharapkan petunjuk dari anda."

"Mengapa kamu tidak melanjutkan bicaramu setelah kamu duduk, Climb?"

Renner menarik cangkir baru dan menuangkannya saat dia berbicara. Teh dari item magic 'Warm Bottle' mengeluarkan uap sepeti baru saja diseduh. Itu adalah salah satu dari benda milik Renner yang memiliki efek mempertahankan suhu dan kualitas dari minuman yang ada di dalamnya selama satu jam. Dia menggunakannya dengan bebas ketika menerima tamu penting tertentu dan jangan mengeluarkannya selain itu.

Tak mungkin lagi menolak, Climb menyerah dan duduk di kursinya, meminum satu seruput teh.

"Enak sekali, Renner-sama."

Renner tersenyum manis, tapi sejujurnya, Climb tidak tahu apakah itu enak atau tidak; hanya saja sesuatu yang diseduh oleh Renner hanya bisa disebut enak.

Itulah ketika, tiba-tiba, dia mendengar sebuah suara yang datar dan tanpa emosi.

"-Tia seharusnya mengumpulkan informasi hari ini. Tiga orang dari kami seharusnya mengunjungi istana hari ini, tapi boss jahat kami tiba-tiba memerintahkan sebuah pekerjaan. Semuanya adalah kesalahan dari bos jahat."

Tak perlu dikatakan lagi, itu adalah suara Tina. Climb mengalihkan matanya dari senyum mengerikan Lakyus dan bertanya.

"Ternyat begitu... jika ada kesempatan, lain kali, aku ingin bertemu dengannya setidaknya sekali."

"Climb, Tina-san dan Tia-san adalah kembar; bahkan ukuran rambut mereka mirip."

"Jadi jika kamu melihat salah satunya maka ada masalah."

Meskipun ada atau tidak ada masalah bukanlah hal yang penting, Climb menunjukkan dia mengerti.

Bagaimanapun, Climb merasa malu dengan tatapan tanpa ampun dari Tina. Saat dia akan mengabaikannya, terpikir dia melihat ada yang tidak dia miliki membuatnya bersiap dan bertanya.

"Apa itu?"

"Terlalu besar."

"..Apa?"

Climb tidak tahu apa yang dia katakan. Seakan banyak tanda tanya mengapung di atas kepala Climb, Lakyus menyela dengan meminta maaf.

"Bukan apa-apa. Dia hanya bicara sendiri. Jangan khawatir tentang itu, Climb. Tidak, memang benar, jangan khawatirkan itu. Aku serius."

"Ya..."

"...Apa yang dia bicarakan, Lakyus?"

Meskipun Climb memaksa dirinya setuju, Renner yang bingung menyela. Lakyus melihat Renner dengan ekspresi masam.

"Yang benar saja, kamu ini, kapanpun jika itu tentang Climb..."

"Ah, maksudku-"

"-Diamlah, Tina, Alasan mengapa aku tidak membawa Tia adalah karena dia bakal bicara hal-hal aneh kepada Renner. Bisakah kamu mengerti itu dan berhenti bicara?"

"Mengerti~ bos jahat."

"..Lakyus, apa yang akan dia katakan padaku?"

Wajah Lakyus berubah kaku terhadap interogasi Renner. Dia bahkan terlihat seperti menderita.

Saat Climb berpikir apakah harus ikut campur, Lakyus langsung mengalihkan matanya.

"Huh.. Climb, kamu menggunakan armor itu."

"ya, ini adalah armor yang menakjubkan. Terima kasih."

Meskipun dipaksa merubah topik, seakan tidak ingin membuat malu tamu, Climb merespon dan menggerakkan tangannya ke armor putih full plate yang dia terima dari Renner. Ditempat oleh mithrill dalam jumlah besar - dengan sedikit orichalcum - armor tersebut memiliki berbagai macam mantra magic padanya dan herannya terasa ringan, keras, dan mudah untuk digerakkan.

Mithrill yang digunakan untuk menempat armor yang bagus disediakan oleh anggota Blue Rose. Tak perduli seberapa banyak dia memberikan rasa terima kasih, itu tidak cukup.

Saat Climb akan membungkukkan kepala, Lakyus menghentikannya.

"Kamu tak perlu khawatir tentang itu. Kami hanya memberimu sisa dari ketika kami membuat armor mithrill kami sendiri."

Meskipun hanya sisa, mithrill adalah material yang sangat mahal. Seseorang bisa membeli armor full plate mithrill hanya ketika dia sampai di peringkat orichalcum. Sebuah peringkat mithrill mampu membeli senjata mithrill. Hanya orang dengan peringkat adamantium yang bisa memberikannya cuma-cuma.

"Lagipula Aku hanya tak bisa berkata tidak untuk Renner."

"-Kamu tak menerima pembayaran dulu. Aku menyimpan uang sakuku..."

"...Bukankah aneh bagi seorang putri menyebutnya dengan uang saku?"

"Uang milikku dihitung terpisah. Aku ingin membuatkan armor untuk Climb dengan uangku sendiri."

"Tentu saja kamu akan melakukannya. Untuk Climb jadi aku yakin kamu ingin membayarnya~"

"...Jika kamu tahu maka jangan memberikannya dengan gratis. Dasar Lakyus bodoh."

"Bodoh? Mengapa kamu..."

Renner yang merajuk dan Lakyus yang meringis, keduanya beradu ejekan dengan main-main.

Melihat pemandangan seperti itu, Climb berkonsentrasi agar wajah tanpa ekspresinya tidak akan runtuh.

Meskipun kenyataannya dia mampu melihat pemandangan yang lembut dan baik itu adalah berkat tuannya yang telah menerimanya berada di bawah sayapnya. Namun, Climb tidak bisa menunjukkan perasaannya.

Meskipun perasaan berterima kasih memang tidak apa, dia tidak bisa menunjukkan apa yang ada jauh di dalamnya, perasaannya yang kuat terhadap Renner.

Cintanya.

Dia menggenggam perasaannya dan menekan kuat. Namun, dia mengatakan kalimat yang dia ulang berkali-kali sebelumnya.

"Terima kasih. Renner-sama."

Pesannya sangat jelas. Ada garis jelas yang digambar diantara mereka - posisi sebagai tuan dan bawahan - meskipun sangat sedikit, Climb melihatnya - karena dia telah mengawasinya sejak lama, jejak kesedihan yang teramat sangat sedikit pada senyum Renner.

"Tidak apa. Lagipula, kita sudah ngelantur. Mari kita kembali ke topik utama?"

"Ini tentang Eight Fingers. Aku menghentikan bagian dimana kami terpecah menjadi tiga desa mereka yang digunakan untuk menanam obat-obatan dan membakar ladangnya, ya kan?"

Mendengar nama itu, wajah tanpa ekspresi Climb sedikit mengerut.

'Eight Fingers', sebuah organisasi kriminal yang beroperasi dalam kegelapan di dalam Kingdom.

Tuannya yang terhormat bertindak untuk melakukan sesuatu kepada kelompok itu.

Sedangkan untuk ladang yang terbakar, seseorang bisa membayangkan skenario terburuk untuk penduduk desa yang menggantungkan hidup kepada menanam obat-obatan untuk hidup. Namun, kehidupan para penduduk desa itu adalah pengorbanan yang perlu untuk menyingkirkan obat-obatan yang telah menggerogoti Kingdom.

Jika Renner memiliki otoritas absolut, maka segala tindakan akan diambil. Tapi meskipun dia seorang putri, dia tidak memiliki pendukung. Pilihan satu-satunya adalah membuat keputusan dengan hati dingin untuk menyelamatkan siapapun yang harus dia selamatkan dan memotong yang lainnya.

Seharusnya dia mempetisikan kepada ayahnya, sang raja, maka mungkin baginya untuk menyerang dengan kekuatan militer atau politik, tidak diragukan lagi bahwa informasi itu akan bocor dan bukti-bukti akan dihapus.

Itulah kenapa Renner memilih secara pribadi untuk meminta kepada Lakyus dan kelompoknya.

Climb tahu betul bahwa ini adalah tindakan yang berbahaya. Biasanya, seorang petualang menerima permintaan melalui guild dan tidak mengakui permintaan pribadi. Melakukan hal itu akan melanggar peraturan.

Tentu saja, guild tidak bisa memberikan hukuman atau mengeluarkan para petualang peringkat tertinggi kelas adamantium. Bagaimana juga, reputasi mereka di dalam guild akan menderita dan akan ada konsekuensi negatif di masa depan. Alasan kenapa permintaannya diterima meskipun mengetahui semua hal ini adalah karena Blue Rose mencintai Kingdom dan menganggap Renner adalah teman mereka.

Climb merasa bersyukur terhadap kesediaan Lakyus, yang menerima pekerjaan tersebut meskipun ada resiko baginya.

Lakyus memutuskan bahwa sudah saatnya untuk membawa topik tertentu. Dia membuka tas yang Tina bawa dan menarik sebuah perkamen.

Itu adalah tulisan dari anggota Blue Rose, termasuk Lakyus, tidak bisa memecahkannya. Tapi jika itu adalah Renner, otak terbaik dari semua orang yang dikenal Lakyus, mungkin ada yang bisa dilakukan dengan itu.

"Kami menemukan ini ketika kami membakar obat-obatan di desa. Kelihatannya semacam perintah tertulis jadi kami bawa pulang... apakah kamu tahu apa ini?"

Perkamen yang terbuka mengandung simbol-simbol yang bukan bagian dari bahasa tertulis negara manapun. Renner menatapnya dan langsung menjawab.

"...Itu adalah sandi substitusi."

Sandi substitusi adalah tipe kode dimana sebuah kata atau beberapa kata bersamaan ditukar dengan kata berbeda. Jika '1' mengindikasikan 'a' dan '2' adalah 'b', maka '11221' menjadi 'aabba'.

"Itu juga yang aku pikirkan. Kami mengamatinya dengan keras kepada diagram substitusi tapi sayangnya tidak menemukan satupun. Ada kemungkinan bahwa ini hanya diingat jadi kami menangkap seseorang yang kelihatannya adalah berperan sebagai pemimpin. Pilihan kami seharusnya adalah untuk menanyakan kepada tahanan itu dengan magic charm, tapi seperti yang kamu tahu, magic charm akan kehilangan keefektifannya ketika berkali-kali digunakan oleh orang yang sama dengan target yang sama. pertama harus diperhitungkan. Aku tidak ingin melanjutkannya tanpa berkonsultasi kepadamu dahulu."

"Ternyata begitu... alasan pesan ini ditinggalkan...sebuah jebakan...atau apakah ada alasan yang berbeda? Maka mereka tidak akan membuatnya terlalu sulit. Ya, aku kira aku bisa mengurai kode ini dengan mudah."

Mata Lakyus melebar mendengar kalimat Renner. Terlepas dari itu, mata Lakyus bertemu dengan Tina yang duduk di sampingnya.

Lakyus tidak bisa mempercayainya. Tapi di lain pihak, dia merasa itu bisa diduga.

"Mari kita lihat. Huruf pertama dari alfabet Kingdom entah klausul pria atau wanita; seharusnya satu suku kata jadi... tunggu sebentar."

Renner bergumam saat dia berdiri dengan perkamen di tangan dan kembali dengan sebuah pena dan kertas.

Dia mulai menulis.

"Kode ini menukarkan satu huruf per simbol jadi mudah sekali. Dan syukurlah dia menggunakan alfabet Kingdom. Jika menggunakan alfabet Empire atau jika kita harus menerjemahkan dahulu maka akan sangat tidak mungkin. Ini adalah.. pertama, jika kamu mengetahui hanya satu huruf maka kamu bisa memenuhi yang lainnya. Siapapun bisa melakukannya jika mereka mencoba."

"Tidak tidak, kamu hanya membuatnya terdengar mudah. Bukankah tidak mungkin tanpa mengetahui puluhan ribu kata?"

"Tapi ini adalah urutan dari kode. Petunjuknya tidak akan tersembunyi dibalik metafora dan peluang mereka menggunakan kalimat yang sulit sangat kecil. Pesan ini mungkin ditulis dengan jelas agar meskipun anak-anak bisa mengerti. Itulah kenapa skala merek sangat lebar."

Lakyus dalam hati berkeringat dingin.

Meskipun temannya menyebutnya sederhana, itu sama sekali bukanlah masalahnya.

Jika itu adalah dia maka semuanya mungkin... benar-benar, kemampuannya memang tidak masuk akal.

Setiap kali mereka bertemu, setiap kali mereka bicara, dia terkejut. Lakyus tidak tahu siapapun yang lebih tepat dengan istilah 'jenius'.

Berlawanan dengan Lakyus yang sedang gemetar di dalam, Renner dengan entengnya memegang kertas di tangannya.

"Aku sudah selesai. Memang tidak berurutan kok."

Berbagai macam lokasi di luar Kingdom tertulis di kertas. Tujuh darinya merupakan tanah Kingdom.

"Jangan-jangan itu adalah tempat dimana mereka menyimpan obat-obatannya? Markas yang penting mungkin?"

"Informasi sepenting itu tidak akan ditulis dan hanya akan diserahkan kepada fasilitas produksi. Bukankah ini hanya umpan?"

"Umpan? Maksudmu jebakan?"

"Mmm... Tidak, kurasa tidak. Meskipun Eight Fingers adalah sebuah organisasi. Bukan itu seperti delapan kelompok yang bekerja sama satu sama lain?"

Lakyus menganggukkan kepala.

"Kalau begitu ini mungkin adalah tujuh kelompok lain. Organisasi yang bertanggung jawab terhadap obat-obatan mengeluarkan informasi ini dengan sengaja agar mereka bisa memutarnya agar menguntungkan."

"Jadi mereka mempersiapkan informasi untuk semua organisasi selain milik mereka sendiri... Aku tahu jika mereka tidak dekat, tapi tidak kukira seburuk ini..."

Sebagai seorang petualang, pemikiran mengkhianati sekutunya sendiri membuatnya penuh dengan rasa jijik.

"Seperti yang kuduga, akan buruk jadinya jika kita tidak bergerak dengan cepat."

Kepada temannya yang menganggukkan kepalanya, Lakyus mengulang pertanyaannya.

"kalau begitu apa yang harus kita lakukan dengan rumah bordilnya? Itu adalah tempat yang sangat keji jadi seharusnya kamu bisa menemukan apapun disana."

Meskipun ketika dia mengatakannya sendiri, Lakyus merasa di dalam tubuhnya dipenuhi dengan kemarahan.

Sialan. Sampah yang hanya berpikir tentang nafsu mereka mati saja semua!

Mengingat informasi yang dia terima tentang rumah bordil, terlepas dari anak seorang bangsawan, sisi petualangnya yang telah bertahan terhadap segala macam kesulitan membuatnya marah. Tidak perlu lagi berpikir apa arti 'apapun' itu. Tidak diragukan lagi bahwa banyak orang - tak perduli jenis kelaminnya - terbunuh disana karena hiburan.

Di masa lalu ketika perdagangan budak masih ada, rumah bordil seperti itu banyak sekali di dalam dunia bawah tanah, tapi berkat peran aktif dari teman-teman yang ada di depannya, perdagangan budak menjadi melanggar hukum dan hari-hari itu telah lama hilang. Rumah bordil ini mungkin adalah yang terakhir tersisa di ibukota, mungkin juga di Kingdom.

Itulah kenapa menghapusnya tidaklah mudah. Tidak diragukan lagi bahwa mereka akan menemui perlawanan yang kuat. Itu adalah surga bejat terakhir bagi mereka yang memiliki fetish sangat vulgar, mereka tidak bisa mengatakannya kepada orang lain tentang mereka.

"Katakan, Renner, karena kita tidak bisa mengandalkan pemerintah untuk menginvestigasi, bagaimana kalau kita mendobrak kesana dengan paksa dan meratakannya? Tidak ada masalah selama kita menemukan bukti, tidak? jika perdagangan budak menjalankan rumah bordil, menghancurkannya adalah hal yang besar. Dan tergantung dengan bukti yang kita temukan, kita bisa memberikan pukulan yang besar kepada para bangsawan yang terlibat."

"Kamu mungkin benar, Lakyus. Tapi jika kita melakukan itu, itu akan melukai keluargamu, nama Alvein. Itulah kenapa itu sulit. Akan sama dengan jika kita menggunakan anggota Blue Rose... meskipun berkata demikian, tidak mungkin bagi Climb untuk menyelesaikannya sendiri."

"Saya minta maaf karena kurangnya kemampuan saya."

Saat Climb menundukkan kepala, Renner mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Climb dengan senyum yang lembut.

"Maafkan aku, Climb. Bukan itu maksudku. Itu adalah rumah bordil dunia bawah tanah di Kingdom. Tidak mungkin siapapun bisa melakukannya sendiri. Dengar Climb, yang paling aku percayai. Aku tahu seberapa keras usahamu untukku, tapi jangan melakukan hal yang ceroboh. Ini adalah perintah dan bukan sebuah permintaan, mengerti? Jika ada sesuatu yang terjadi denganmu..."

Melihat dari samping, bahkan bagi Lakyus, yang berjenis kelamin yang sama, ada sesuatu di mata si cantik yang air matanya mengalir yang membuat hati tergerak. Kalau begitu bagaimana dengan Climb?

Meskipun Climb mati-matian mencoba untuk membuat wajahnya tetap seperti semula, pipih merah cerah itu sudah mengatakan semua yang perlu dikatakan.

Jika seorang bard memberinya sebuh judul, itu adalah Sang putri dan Knightnya. Di depan pemandangan yang emosional seperti itu, Lakyus merasakan sedikit terror. Meskipun itu tidak mungkin, jika tindakan Renner semuanya diperhitungkan, seberapa besar dia menjadi master dari penyusun siasat-.

Apa yang kupikirkan tentang temanku? Jelas sekali dia tidak memiliki kepribadian yang buruk hanya dengan melihat semua yang telah dia lakukan. Dia telah bekerja keras untuk menolong yang lainnya. Jika aku tak percaya kepada seseorang yang memperoleh gelar Putri Emas, maka siapa lagi yang bisa kupercayai?

Seakan mencoba untuk menyingkirkan pemikiran buruk ini, Lakyus menggelengkan kepalanya dan bicara.

"Setelah aku pikir-pikir, Tina dan teman-temannya berhasil menguak nama-nama dari banyak bangsawan yang terlibat dengan Cocodoll - pemimpin dari perdagangan budak. Tapi kami tidak tahu apakah informasi ini akurat atau tidak jadi bertindak terhadap hal itu berarti melompat kepada kesimpulan."

Saat Lakyus mengamati nama itu satu persatu, baik Renner dan Climb bereaksi terhadap satu nama tertentu.

"Putri bangsawan itu bekerja sebagai pelayanku."

"Apa? Aku ragu jika dia menanamkannya sebagai mata-mata untuk mengawasimu tapi... kurasa tidak ada jaminan jika dia hanya bekerja sebagai pelayan untuk urusan pengalaman pula."

"Benar. Aku seharusnya lebih berhati-hati dengan caraku menangani informasi. Kamu juga pikirkan dalam-dalam, Climb."

"Kalau begitu mari kita diskusikan bagaimana menghadapi lokasi dari sandi tersebut? Dan Renner, apakah kiranya aku bisa meminjam Climb? Aku ingin dia bilang kepada Gagaran dan lainnya untuk bersiap untuk langsung bergerak."

Part 2[edit]

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 9:49

Climb menelusuri jalanan utama Kingdom. Tanpa memakai atribut yang bisa dikenali pada penampilan luarnya, Climb benar-benar membaur dengan kerumunan.

Tak usah dikatakan lagi, dia tidak memakai armor full plate yang menarik perhatian miliknya. Dengan menggunakan item alchemy spesial bisa merubah warna armor tersebut, tapi dia tidak merasa perlu untuk sejauh itu.

Itulah kenapa perlengkapannya sangat ringan; sebuah chain mail dibawah bajunya dan pedang panjang di pinggang untuk membedakannya dengan penduduk biasa.

Perlengkapannya saat ini mirip dengan prajurit patroli dan tentara bayaran, semacam orang yang bisa ditemukan dimanapun. Itu cukup membuat orang lain tetap menjaga jarak untuk menghormatinya, namun bukan terlalu bersenjata lengkap sehingga kerumunan itu akan terpisah untuk memberi jalan baginya.

Seseorang yang bersenjatakan lengkap tidak diragukan lagi adalah seorang petualang. Mereka mempersenjatai diri agar bisa dilihat daripada karena kebutuhan. Para petualan yang memakai perlengkapan yang mencolok tidaklah aneh. Itu berfungsi sebagai bentuk pemasaran terhadap layanan mereka. Ada juga diantara mereka yang berusaha untuk tampil baru terutama agar mereka bisa meninggalkan kesan yang kuat dan menyebarkan rumor untuk menjual nama mereka. Itu adalah merk dagang dari seorang petualang.

Tapi orang-orang yang sedang dituju oleh Claim tidak memerlukan hal-hal antik semacam itu. Anggota Blue Rose akan menyebarkan rumor hanya dengan berjalan di jalanan saja.

Akhirnya, sebuah penginapan bagi para petualang bisa terlihat dari samping jalanan utama. Tempat itu memiliki pondok-pondok, kandang kuda dan halaman yang cukup luas untuk mengayunkan pedang di dalamnya. Dibalik penampilan luar yang mengagumkan itu ada dekorasi interior yang indah. Kamar-kamarnya bahkan dilengkapi dengan jendela-jendela yang memakai kaca yang bening.

Sebagai penginapan kelas tertinggi di dalam Kingdom, itu adalah tempat dimana para petualang yang percaya diri akan kemampuannya dan bisa mengeluarkan biaya pondok-pondok yang mahal berkumpul disini.

Climb mengabaikan penjaga yang sedang berdiri di samping dan membuka pintu ke penginapan.

Lantai pertama berfungsi ganda sebagai publik dan restoran. Dibandingkan dengan luasnya ruangan, hanya ada sedikit petualang disana. Para petualang kelas tinggi sangat langka terlihat sebagaimana kemampuan mereka.

Percakapan samar-samar di dalam ruangan itu berhenti dalam sekejap dan mata-mata yang dipenuhi rasa penasaran terfokus pada Climb. Dia mengabaikan mereka dan melihat ke sekeliling.

Hanya ada petualang-petualang kuat dimanapun dia melihat. Setiap orang dari mereka bisa dengan mudah mengalahkan Climb dalam pertarungan. Kapanpun dia datang ke tempat seperti ini, dia benar-benar menyadari seberapa kecil dirinya yang sebenarnya.

Climb berhenti dari rasa kecil hati dan menggerakkan matanya ke titik tertentu di dalam penginapan.

Dia sudut ruangan yang jauh, matanya tertuju ke dua figur yang sedang duduk mengelilingi meja bundar.

Salah satu dari mereka memiliki perawakan yang kecil dan terbungkus dengan jubah hitam legam.

Wajahnya tersembunyi karena cahaya, namun seluruhnya ditutupi oleh topeng aneh dengan permata merah yang menancap di dahinya. Area di sekitar matanya terdapat retakan tipis sehingga tidak mungkin bahkan hanya untuk tahu warna pupilnya.

Dan figur yang lain...

Meskipun orang sebelumnya memiliki tubuh kecil, yang lainnya memiliki fisik yang luar biasa besarnya. Cukup untuk membuat orang berpikir itu adalah batu yang besar. Di lain pihak, tubuh tersebut bisa disebut gemuk padat, tapi bukan karena lemak. Pertama, lengannya setebal batang pohon. Untuk mendukung kepalanya, lehernya setebal paha wanita rata-rata, dan kepala yang ada di atas leher itu berbentuk persegi. Dagu yang lebar seakan untuk mendukung gigitan yang kuat, mata yang memeriksa keadaan sekitar terlihat seperti mata milik dari hewan karnivora. Rambut pirang yang dipotong pendek hanya untuk fungsinya saja.

Dada yang tersembunyi dibalik pakaian menjadi gembung karena otot-otot terlatih berkali-kali yang mencolok. Tidak lagi dada seorang wanita.

Tim petualang peringkat adamantium yang semuanya wanita - Blue Rose.

Ada dua anggota, magic caster Evileye dan Warrior Gagaran.

Climb menuju ke arah mereka. Orang yang perlu diajak bicara menganggukkan kepalanya dan berteriak dengan suara yang besar dan kuat.

"Yo, bocah cherry!"

Sekali lagi, tatapan-tatapan tadi terfokus pada Climb, tapi tidak ada suara ejekan. Seakan mereka tiba-tiba kehilangan ketertarikan, mereka malahan membalikkan pandangan mereka, dengan sesuatu yang mirip dengan simpati yang memenuhi mata mereka. Ada alasan dari perlakukan dingin dari para petualang lain. Mereka tahu bahkan untuk petualang-petualang berperingkat mithrill atau orichalcum, menunjukkan sikap tidak sopan terhadap tamu Gagaran bukanlah keberanian, hanya orang yang besar mulut dan ceroboh.

Meskipun saat dia digoda, Climb dengan tenang berjalan maju. Karena Gagaran tidak akan mengubah julukannya tak perduli berapa kalipun dia meminta, metode yang paling efektif adalah untuk pura-pura menyerah dan tak lagi perduli.

"Sudah lama tak jumpa, Gagaran-sam-san, Evileye-sama."

Dia mendekati keduanya dan membungkukkan kepalanya.

"Yeah, lama tak jumpa. Ada apa, apakah kamu kemari karena ingin dipeluk olehku?"

Sambil menggerakkan dagunya mempersilahkan untuk duduk, Gagaran bertanya kepadanya seperti seringai yang mirip binatang buas di wajahnya. Tapi Climb menggelengkan kepalanya dengan ekspresi datar.

Ini juga adalah bagian dari gurauan Gagaran yang biasanya. Meskipun itu adalah sapaan, bukan berarti dia bercanda. Jika Climb sekali saja membalasnya setuju, meskipun hanya senda gurau, Gagaran akan langsung menyeretnya ke ruangan di lantai 2 dengan kekuatan yang luar biasa, tanpa sempat untuk membalas dendam.

Gagaran, yang dengan terbuka menyatakan bahwa memetik 'cherry segar' adalah hobinya, adalah tipe orang semacam itu.

Berbeda dari Gagaran, Evileye menatap langsung ke depannya dan tidak menunjukkan tanda memalingkan wajahnya. Kamu bahkan tidak akan tahu ke arah mana mata yang ada dibalik topeng itu tertuju.

"Tidak, saya kemari karena permintaan dari Aindra-sama."

"Huh? Dari ketua?"

"Ya. Saya akan mengirimkan pesannya. [Kelihatannya kita harus segera bertindak. Aku akan menjelaskan detilnya ketika aku kembali. Bersiaplah untuk pertempuran langsung.]"

"Aku mengerti. Hmm, kamu benar-benar melewati banyak masalah untuk hal seremeh itu."

Climb teringat bahwa dia memiliki sesuatu yang harus dikatakan kepada Gagaran yang menyeringai lebar.

"Saya memiliki kesempatan dilatih dalam pedang oleh Stronoff-sama hari ini. Dia memuji tebasan vertikal tinggi yang anda ajarkan padaku di masa lalu."

Dia telah mempelajari bahwa serangan dari Gagaran di halaman belakang penginapan ini. Gagaran tersenyum cerah.

"Oh, itu! Tidak buruk sama sekali. Tapi..."

"Ya. Saya tidak akan puas dan akan berlatih lebih keras."

"Itu bagus juga, tapi asumsikan bahwa gerakan itu akan dihadang dan mulailah memikirkan skill setelahnya."

Entah apakah itu adalah kebetulan ataukah hanya hal yang umum untuk warrior kelas satu, nasehat Gagaran sangat mirip dengan Gazef. Kelihatannya salah paham Wajah Climb terkejut, Gagaran melanjutkan bicaranya dengan tawa kecil.

"Tentu saja, tebas vertikal itu dimaksudkan untuk satu kali serang dan mati. Biasanya, cara yang bagus untuk melakukannya adalah dengan memilih dari kumpulan gerakan-gerakan yang luas tergantung situasinya. Tapi satu hal adalah, itu tidak mungkin bagimu."

Yang dia maksud adalah bahwa dia tidak memiliki bakat.

"Jadi pikirkanlah sebuah kombinasi yang terdiri dari setidaknya tiga serangan. Buatlah agar meskipun nantinya dihadang, musuhmu tidak bisa berubah menjadi menyerang."

Climb mengangguk.

"Yah, jika kamu melawan monster-monster yang memiliki delapan lengan atau semacamnya, itu mungkin tidak akan berhasil. Tapi itu seharusnya berlaku untuk melawan manusia. Meskipun dengan memiliki corak akan menjadi akhir bagimu jika ketahuan, itu masih sangat efektif melawan musuh yang kamu temui untuk pertama kalinya. Pikirkanlah sesuatu yang bisa membuatmu tertekan maju lagi dan lagi dan lagi."

"Saya mengerti."

Climb dengan tulus menganggukkan kepalanya.

Pagi ini, sekali lagi dia menekan dirinya untuk maju ke Gazef seperti itu. Lainnya dihadang dan mendapatkan serangan balik.

Tapi apakah itu menggoyahkan rasa percaya dirinya? Tidak.

Apakah dia jatuh dalam jurang keputusasaan? Tidak.

Sebaliknya.

Itu malah sebaliknya.

Orang biasa yang mampu sedekat itu kepada warrior terkuat di Kingdom, tidak, negara-negara tetangga. Dia juga tahu betul bahwa lawannya tidak bertarung secara serius. Tapi bagi Climb, yang sedang berjalan di jalan yang gelap gulita benar-benar tak ada cahaya, itu sudah lebih dari cukup untuk sebuah dorongan.

Itu mengatakan kepadanya bahwa usahanya tidak sia-sia.

Ketika dia mengingat itu, apa yang coba Gagaran ingin katakan menyentuh hatinya.

Meskipun dia tidak cukup percaya diri atau apakah dia bisa atau tidak berhasil untuk memikirkan sebuah kombinasi serangan. Di kesempatan lain ketika dia melawan Kapten Prajurit, dia ingin menjadi cukup kuat untuk membuatnya sedikit lebih serius.

"...Setelah aku mengingatnya sekarang, bukankah kamu meminta kepada Evileye sesuatu dulu? Apakah itu adalah latihan magic?"

"Ya."

Climb mengintip ke arah Evileye. Dahulu, dia ditolak dengan sindiran dari dalam topeng. Tidak diragukan lagi memunculkan kembali topik yang sama ketika tak ada yang berubah akan membuat hasil yang sama.

Namun-

"Bocah."

Dia mendengar sebuah suara yang sulit untuk dibaca.

Meskipun menyingkirkan kenyataan bahwa itu adalah melalui sebuah topeng, suara itu memiliki nada yang sangat misterius. Bahkan dengan topeng, selama suara itu tidak terlalu tebal, seharusnya masih bisa diketahui dari suaranya yang kuat. Namun, kamu takkan bisa tahu baik usia ataupun emosi dibalik suara Evileye. Hanya cukup diketahui bahwa itu adalah suara seorang wanita. Kedengarannya seperti wanita tua dan gadis muda, datar dan tanpa emosi.

Itu karena topeng Evileye adalah item magic, tapi mengapa dia melakukan hal sejauh itu untuk menyembunyikan suaranya?

"Kamu tak memiliki bakat. Cobalah hal lain."

Ucapan yang kasar, seakan hanya itu yang perlu dia katakan.

Climb sendiri tahu setidaknya lebih baik dari siapapun.

Dia tidak memiliki bakat dalam magic. Tidak, bukan hanya magic.

Tidak perduli seberapa banyak dia mengayunkan pedang, tak perduli seberapa banyak dia berdarah dan keras tangannya karena kapalan, dia tidak bisa meraih level yang dia inginkan. Dinding dari mereka yang memiliki bakat yang bisa dengan mudah dilalui, bahkan itu menjadi rintangan mutlak yang tidak bisa dia lalui.

Meskipun begitu, tidak ada alasan baginya untuk malas-malasan berusaha untuk melalui dinding itu. Selama dia tidak memiliki bakat, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah percaya bahwa usahanya akan membuatnya untuk setidaknya maju satu langkah.

"Kelihatannya kamu masih tidak bisa menerimanya."

Seakan jika dia telah membaca emosi Climb dari balik topeng besi tanpa ekspresi tersebut, Evileye melanjutkan bicaranya.

"Mereka yang memiliki bakat telah memilikinya dari awal... Beberapa mengklaim bahwa bakat hanyalah sebuah tanaman muda yang belum mekar dan semua orang memilikinya...Hmph. Aku melihatnya tidak lebih dari sekedar iri. Kalimat seperti itu sangat rendah dan hanya untuk menenangkan diri mereka. Pimpinan dari tiga belas pahlawan itu juga sama."

Pimpinan dari tiga belas pahlawan; ada sebuah legenda pada awalnya, pahlawan itu hanyalah orang biasa. Meskipun orang itu lebih lemah dari siapapun, pahlawan itu menjadi yang terkuat dengan mengayunkan pedangnya tanpa akhir meskipun dipenuhi dengan luka. Pahlawan itu memiliki sebuah kekuatan yang bisa naik tanpa akhir.

"Tapi bakat orang tersebut masih belum berkembang saat itu. Kamu berbeda, bahkan dengan usaha kamu masih berada di level itu. Bakat tidak diragukan lagi memang ada. Ada mereka yang memilikinya dan mereka yang tidak. Jadi... Aku tidak akan bilang padamu untuk menyerah tapi setidaknya tahu dimana kamu berpijak."

Ucapan dingin dari Evileye membuat kelambu keheningan. Dan dia sendiri yang memecahkan keheningan itu.

"Gazef Stronoff.... itu baru contoh yang bagus dari seorang manusia dengan bakat. Climb... Apakah kamu percaya bahwa kamu bisa memenuhi perbedaan antara kalian berdua hanya dengan kerja keras?"

Ucapan Climb tidak mau keluar. Baru saja pagi ini dia merasakan jarak diantara mereka yang tidak bisa dilalui dengan hanya latihan.

"Sebenarnya, dia mungkin adalah perbandingan yang adil. Satu-satunya yang aku tahu siapa yang bisa menyamai bakatnya dalam pedang adalah tiga belas pahlawan. Gagaran disini sangat mumpuni tapi masih tak bisa mengalahkannya."

"...Jangan meminta hal yang tidak mungkin. Gazef-ojisan adalah seseorang yang berada satu kaki di ranah para pahlawan."

Gagaran membalas kalimat Evileye dengan tawa.

"Hey, hey, Evileye. Bukankah para pahlawan dianggap sebagai monster dengan bakat yang berada di kelas yang berbeda- tipe yang sudah naik dari ranah manusia?"

"...Aku tidak akan menyangkalnya."

"Dan aku hanyalah manusia. Tidak mungkin bagiku untuk sampai pada level para pahlawan itu."

"..Tapi kamu masih memilik bakat. Kamu berbeda dengan manusia seperti Climb. Climb, jangan mencoba untuk menggapai bintang."

Climb sangat tahu betul. Namun memang benar diaktakan sebagai orang yang tidak memiliki bakat berkali-kali akan membuatnya kecewa. Meskipun begitu, dia tidak ada niat sedikitpun merubah jalannya.

-Itu karena tubuhnya adalah untuk sang putri.-

Merasakan sesuatu yang mirip dengan pengorbanan diri dari Climb, Evileye membuat suara klik dengan lidahnya dari balik topeng.

"...Kurasa kamu tidak akan berhenti meskipun aku berkata seperti ini."

"Tidak."

"Kamu memang bodoh, benar-benar bodoh."

Dia menggelengkap kepala, tidak mampu untuk memahami Climb.

"Bergerak maju dengan harapan yang tak bisa diraih pasti akan menghancurkan tubuhmu. Aku akan mengulangi sendiri, tapi ketahuilah dimana kamu berdiri."

"Aku mengerti apa yang ingin kamu coba katakan."

"Tapi aku lihat tidak ada niat darimu untuk mendengarnya. Kamu jauh di luar batas kebodohan. Itu hanya akan membuatmu menuju liang lahat lebih awal... Bukankah ada seseorang yang akan menangis jika kamu mati?"

"Huh? Apa ini. Evileye? Apakah kamu membully Climb karena kamu khawatir dengannya?"

Bahu Evileye merosot dengan kalimat ini. Dia menggenggam kerah Gagaran dengan tangan yang memakai sarung tangan dan berteriak saat dia menatapnya.

"Kepala isi daging itu perlu untuk menutup mulutnya!"

"Tapi aku benar, ya kan?"

Evileye tidak bisa berkata apapun kepada Gagaran yang tetap tenang meskipun kerahnya digenggam. Dia bersandar ke kursinya dan, mencoba untuk mengubah topik, mengubah pandangannya kepada Climb.

"Pertama, kuasailah pengetahuanmu akan magic. Jika pengetahuanmu meningkat maka kamu mungkin akan bisa memprediksi gerakan dari musuhmu yang menggunakan magic. Maka kamu akan bisa merespon dengan benar."

"Hey, kamu tahu berapa banyak mantra yang berbeda disana dan kamu berkata kepadanya untuk mempelajari semua itu? Bukankah kamu terlalu kejam?"

"Itu tidak benar. Ada kumpulan mantra-mantra yang umum yang biasa difokuskan oleh seorang magic caster. Dia bisa mulai mempelajari mereka."

Yang dimaksud Evileye adalah jika dia tidak bisa menguasai bahkan segitu, dia seharusnya menyerah.

" Tak perduli berapa banyak mantra itu, dia mungkin akan berhasil jika dia mempelajari mantra-mantra hingga tingkat 3."

"...Hey Evileye, kamu bilang magic bisa sampai tingkat 10 dan tak ada siapapun yang berhasil menguasai mereka. Tapi ada informasi tentang itu? Mengapa bisa begitu?"

"Hmm..."

Dengan airmuka yang terasa seperti guru yang sedang mengajari muridnya, suara-suara di sekeliling terasa jauh. Itu seperti kelambu tipis yang menghiasi mereka dan meja itu.

"Jangan khawatir. Aku hanya mengatikfkan item remeh."

Seberapa hati-hatinya dia terhadap orang lain yang sedang mendengarkan? Menyadari jawaban Evileye terhadap pertanyaan Gagaran yang cukup penting untuk menggunakan item tersebut, Climb memperbaiki posturnya untuk mengantisipasi.

"Di dalam legenda lama - salah satu dari cerita yang turun temurun, ada sebuah kelompok yang dikenal dengan Eight Greed King (Delapan Raja Tamak). Beberapa orang menyebut mereka sebagai makhluk yang mencuri kekuatan dewa dan menguasai dunia ini dengan kekuatan mutlak mereka."

Climb tahu cerita ini. Sebagai sebuah cerita dongeng, cerita itu sangat tidak populer, tapi siapapun yang agak berpendidikan tahu akan hal itu.

Untuk meringkasnya, Eight Greed King muncul 500 tahun yang lalu. Lebih tinggi dari langit, mirip dengan naga, Eight Greed King menghancurkan banyak negara dan menguasai dunia dengan kekuatan yang luar biasa. Tapi pada akhirnya, ketamakan mereka membuat mereka saling memusuhi satu sama lain dan menghasilkan kebinasaan.

Meskipun cerita itu jelas sekali tidak populer, ada banyak pendapat berbeda tentang apakah itu fakta atau fiksi. Climb sendiri merasa bahwa cerita itu sangat berlebihan. Namun, ada banyak diantara para petualang yang merasa bawa mereka, pada kenyataannya, memang pernah ada; dengan kekuatan yang lebih hebat daripada siapapun yang ada di waktu saat ini.

Dasar dari rasa percaya mereka adalah keberadaan kota gurun yang terletak jauh di selatan. Dikatakan itu adalah kota yang dibangun menjadi ibukota dulu ketika Eight Greed King menguasai daratan.

Sementara Climb jatuh dalam pikirannya yang dalam, Evileye melanjutkan bicaranya.

"Dikatakan bahwa Eight Greed King memiliki banyak sekali item yang kuat. Dan yang terhebat diantara item itu disebut 'Nameless Spellbook' (Buku Mantra tanpa Nama) ... Sebuah Grimoire (Buku mantra) dengan nama itu ada. Itulah jawabanmu."

"Apa? Jadi kamu bilang bahwa mantra itu ada di dalam buku tersebut?"

"Benar. Magic item itu membawa kekuatan yang di luar akal. Mereka bilang bahwa seluruh mantra terekam dalam grimoire itu. Aku tidak tahu magic macam apa yang digunakan, ada rumor yang bahkan magic yang baru diciptakan akan otomatis terekam disana."

Dia tahu tentang legenda Eight Greed King tapi itu adalah pertama kalinya Climb mendengar tentang buku semacam itu. Dia samar-samar mengerti seberapa langka item tersebut dan tetap diam sambil mendengarkan dengan hati-hati.

"Dengan buku itu sebagai pondasi, kita bisa menemukan keberadaan mantra tingkat sepuluh. Tentu saja, hanya ada beberapa orang yang tahu tentang cerita ini dan 'Nameless Spellbook'."

Climb menelan ludah dengan suara keras.

"Ka- Kamu tidak ada rencana untuk mendapatkan 'Nameless Spellbook' itu?"

Itu adalah pertanyaan yang dia ingin tanyakan karena mereka adalah para petualang kelas tertinggi.

Tapi Evileye mendengus lalu tertawa, seakan apa yang dia katakan adalah hal yang bodoh.

"Hmph. Menurut orang yang benar-benar melihatnya, magic kuat yang menjaga grimoire menghalangi siapapun tanpa rasa keadilan yang kuat untuk menyentuhnya. Sebuah item yang senilai dengan sebuah negara akan membawa bahaya yang tanpa tandingan. Aku tahu apa yang aku bisa dan tak bisa lakukan, dan aku tidak ingin mati seperti orang bodoh seperti Eight Greed King."

"Apakah itu tidak mungkin bagi kelompok yang pimpinannya memiliki sebuah senjata dari tiga belas pahlawan?"

"...Dalam kelas yang berbeda, yang itu. Yah, ini adalah sesuatu yang aku dengar begitu saja dan juga aku tidak yakin. Pembicaraan sudah menyimpang. Lagipula, itu adalah jawabanmu, Gagaran. Apakah kamu mengerti?"

Dan karena suatu alasan, Evileye untuk sesaat ragu sebelum membuka mulutnya.

"Climb. Meskipun kamu ingin memiliki kekuatan, jangan menyerahkan rasa manusiawimu."

"Menyerahkan rasa manusiawi..? Apakah kamu sedang membicarakan tentang para demon yang muncul di dalam cerita-cerita?"

"Itu dan yang lainnya yang berubah menjadi undead atau banyak makhluk hidup magic."

"Manusia biasa tidak bisa melakukan hal seperti itu."

"Memang benar... tapi berubah menjadi undead akan sering memutar balikkan hatimu juga. Mengharapkan kesempurnaan, menjadi seorang undead untuk mendapatkan sebuah idealisme... hati akan sangat terpancing oleh perubahan daging dan hasil perubahannya akan sangat menakutkan."

Sedikti rasa kasihan bisa dirasakan dari suara dari balik topeng tanpa emosi itu. Evileye terlihat seakan dia memandang jauh ke depan. Gagaran mengamatinya dan berbicara dengan riang.

"Bukankah sang putri akan terkejut jika dia bangun suatu hari dan Climb menjadi Ogre?"

Seakan mengerti apa yang tersembunyi dari balik komentar Gagaran, Evileye kembali ke suaranya yang tak bisa dibaca.

"...Yah, itu juga metode lain. Magic transformasi (perubahan) bisa dibuat agar efeknya sementara. Sederhananya, itu adalah salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan fisikmu."

"Aku ingin melewati yang itu."

"Untuk menjadi lebih kuat, itu sangat efektif. Kemampuan fisik dari tubuh manusia sangat tidak menakjubkan. Dengan bakat yang sama, sebuah tubuh yang lebih kuat akan lebih menguntungkan."

Itu jelas sekali. Jika skillnya sama, sisi dengan lebih banyak kekuatan akan memiliki keuntungan.

"Pada kenyataannya, ada banyak diantara tiga belas pahlawan yang bukan manusia. Meskipun mereka disebut tiga belas pahlawan, jumlah mereka jauh lebih banyak. Hanya saja kebetulan bahwa tiga belas pahlawan memiliki legenda yang menempel pada mereka... Pertempuran melawan Demon God adalah salah satu yang melebihi batas rasial. Mereka yang ingin terfokus pada manusia akan ragu-ragu untuk mengabadikan sebuah legenda dimana mereka yang merupakan ras lain bermain sebagai peran aktif."

Evileye berkata dengan batas sinis pada suaranya. Suasananya langsung berubah dan dia melanjutkan, nadanya berat dengan perasaan nostalgia.

"Pemegang Cyclone Axe (Kapak Topan) adalah Kapten Prajurit dari Raksasa udara. Jika siapapun dari anggota keluarga kerajaan elf yang memiliki sifat dari para elf lama disana... itu pasti Dark Knight, pemilik asli dari Kilineyram - Pedang demonic dari ketua kami. Knight yang memiliki darah yang sama dengan darah demon, sebuah darah campuran."

"Empat Pedang kegelapan..."

Dikatakan bahwa salah satu dari tiga belas pahlawan, Dark Knight, pemakai empat pedang: Evil Sword Hyumilis, Demon Sword Kilineyram, Necrotic Sword Colocudabar, dan Death Sword Sufiz. ketua dari Blue Rose, Lakyus, memiliki salah satunya.

"Demon Sword Kilineyram... Pedang kegelapan terkuat yang dikatakan dibuat dari energi kegelapan yang dipadatkan tanpa akhir. Hey, Evileye. Apa benar jika pedang itu mengeluarkan kekuatan penuh, bisa menembakkan cukup banyak kegelapan untuk menelan sebuah negara secara keseluruhan?"

"Kamu bicara apa?"

Evileye terlihat seperti bingung.

"Pemimpin kita bilang dahulu ketika kita sendirian. Dia menggenggam tangan kanannya dengan keras dan berkata sesuatu tentang bagaimana hanya seorang wanita yang memiliki faith sepertinya bisa menekan kekuatan pedang itu."

"Aku tak pernah mendengar apapun tentang itu..."

Evileye memiringkan kepalanya, mengira aneh.

"Jika pemiliknya berkata demikian maka itu bisa jadi benar."

"Kalau begitu suatu hal tentang Dark Lakyus yang terlahir dari kesadaran gelapnya pasti juga benar?"

"Apa?"

"Kapan itu, dia bergumam seperti itu ketika dia sendirian. Aku kira dia tidak tahu aku ada disana sedang menguping sedikit. 'Aku, sumber dari kegelapan akan mengambil alih tubuhmu jika kamu lengah dan mengeluarkan kekuatan dari demon sword.' Atau sesuatu yang mirip seperti itu, kedengarannya sangat berbahaya."

"Itu... kurasa bukan tidak mungkin. Beberapa item yang terkutuk akan mengambil alih pemilik mereka.. Jika itu terjadi kepada Lakyus maka itu bukan hal yang bisa dianggap remeh."

"Dia bilang padaku untuk merahasiakannya, tapi itu sedikit... kamu tahu? aku bertanya kepadanya tentang hal itu secara pribadi tapi wajahnya menjadi sangat merah dan berkata untuk tidak usah khawatir akan hal itu."

"Hmm. Dia pasti malu jika seorang Cleric sepertinya dikendalikan oleh item yang terkutuk. Lagipula mereka adalah yang mengangkat kutukan itu. Mungkin dia tidak ingin membuat kita khawatir? Gadis itu, dia sudah khawatir terhadap kutukan tersebut sendirian."

"Aku belum pernah melihatnya melakukannya sejak itu tapi... jika dipikir-pikir, sejak dia mendapatkan pedang tersebut, bukankah dia mulai memakai cincin-cincin armor yang tidak berguna itu di seluruh lima jarinya?"

"Aku kira itu adalah fashion, apakah kamu bilang jika itu adalah item magic penyegel atau mungkin sebuah katalis?"

Climb tidak bisa mempertahankan wajah datarnya dan mengerutkan dahi.

Percakapan saat ini membuatnya berpikir bahwa Lakyus mungkin pelan-pelan dikuasai oleh item jahat. Berpikir dia dimana baru saja hanya membuat dia semakin tidak khawatir.

"...Renner-sama mungkin dalam bahaya."

Evileye menghentikan Climb yang akan lari.

"Jangan khawatir. Kelihatannya suatu hal tidak akan langsung terjadi. Meskipun dia terjatuh di bawah kekuatan kegelapan, tidak mungkin itu bisa terjadi sebelum orangnya sendiri tidak menyadarinya. Jika dia tidak ingin kita tahu maka dia kelihatannya menilai bahwa dia bisa menanganinya. Aku tidak meragukan semangatnya, tapi... tidak kukira pedang tersebut memiliki kemampuan seperti itu... Aku benar-benar tidak tahu."

"Apakah kita harus bicara ke Azuth-san untuk jaga-jaga?"

"Memang sedikit mengecewakan meminta bantuan dari rival... tapi karena itu adalah masalah tentang keponakannya maka kurasa itu adalah yang terbaik."

"Ok, kalau begitu bukankah kita seharusnya segera bergerak? Aku ingin tahu dimana dia."

"Ya. Kita harus bersiap untuk mendukung Lakyus setiap waktu."

"Lagipula hanya Adamantium yang bisa menghentikan adamantium."

"-Hmm?! Ah! Aku baru saja ingat, Gagaran. Tim petualang dengan peringkat adamantium ketiga seharusnya tinggal di E-Rantel."

"Apa, benarkah? Itu hal baru untukku... Apakah kamu mendengarnya dari guild petualang pagi ini?"

"Tidak, itu... Oh, benar. Aku minta maaf. Aku lupa mengatakannya kepadamu. Dari yang kudengar, warna mereka adalah hitam."

"Hitam? Kita punya merah dan biru jadi kukira yang selanjutnya adalah coklat atau hijau."

"Hitam adalah warna yang digunakan dalam keyakinan Enam Dewa jadi tidak ada hal yang aneh tentangnya. Tim selanjutnya mungkin putih."

"Aku bukan benar-benar penggemar dari Slane Theocracy loh. Karena sebuah insiden tersebut, kita melawan mereka yang kelihatannya dari semacam unit rahasia."

"Meskipun Climb merasa bahwa yang dia dengar adalah hal yang sangat berbahaya, percakapan itu mengabaikannya dan berlanjut."

"Kamu tidak suka dengan mereka, Gagaran?... Meskipun ini sangat ironis, aku bisa bersimpati dengan kebijakan mereka. yah, aku lebih merasa bahwa peran sebagai guardian bagi ras manusia yang mereka sematkan kepada mereka sendiri adalah baik, setidaknya dari sudut pandang manusia."

"Apa? Jadi tidak bagi mereka untuk membunuh elf-elf dan demi-human yang tidak bersalah?"

Rasa jijik muncul di wajah Gagaran. Matanya terbakar dengan kebencian yang kuat. Evileye menjawab kebencian Gagaran dengan hanya mengangkat bahu.

"Di sekitar sini, ada beberapa negara manusia seperti Kingdom, Holy Kingdom, dan Empire. Gagaran, apakah kamu tahu? semakin jauh kamu berpetualang, ada semakin sedikit negara-negara dimana manusia digunakan sebagai budak. Salah satu alasan terbesar tak ada dari satupun mereka yang dekat dengan kita adalah karena Slane Theocracy yang memburu demi-human."

Dengan kemarahan yang didinginkan oleh ucapan Evileye, Gagaran merengut dan bergumam sendiri.

"Yah, lagipula demi-human lebih kuat dari manusia. Manusia tidak akan mampu melakukan apapun jika mereka bersatu dan maju peradaban mereka."

"Jika kamu manusia, kamu harus menilai mereka yang dari Theocracy dengan tinggi. Tentu saja, mereka mungkin memiliki sisi keji, tapi ada yang lebih menguntungkan bagi manusia...Yah, beda ceritanya jika kamu bertanya hal yang sama kepada minoritas yang diusir. Bukan hanya itu, ada kesempatan yang sangat bagus mereka adalah yang membentuk guild petualang pada asalnya."

"Benarkah?"

"Mungkin. Kebenaran memang tidak bisa diketahui tapi masih ada kemungkinan yang tinggi. Guild petualang yang dibentuk setelah pertempuran melawan Demon God dan di hari-hari itu, manusia memang lemah. Mereka menyimpan kekuatan mereka dan, agar tidak membuat gesekan antara mereka dan kingdom, membentuk guild agar mereka bisa memberikan dukungan."

Ketika dia selesai berbicara, keheningan yang aneh menyelimuti meja. Climb tidak bisa bertahan dengan suasana itu dan membuka mulutnya.

"Maafkan aku sudah menyela, Evileye-sama. Anda bilang petualang peringkat adamantium yang baru telah muncul. Siapa nama mereka?"

"Hmm?Ah, benar. Itu adalah - Momon. Pemimpinnya adalah seorang warrior yang disebut pahlawan hitam dan muncul dan nama timnya masih belum diputuskan. Kelihatannya mereka hanya disebut Hitam."

"Heh~ dan anggota lainnya?"

"Aku dengar itu adalah tim dengan dua anggota dengan anggota lainnya disebut si cantik Nabel, seorang magic caster."

"Apa? Hanya berdua? Kamu bicara apa? Mereka pasti orang idiot yang terlalu percaya diri dengan kemampuan mereka... Tidak... itulah kenapa mereka adamantium. Mereka pasti menyembunyikan suatu hal yang menakjubkan. Jadi? Prestasi macam apa yang mereka peroleh?"

"Kelihatannya mereka hanya butuh waktu dua bulan. Pertama mereka menyelesaikan insiden di E-Rantel yang berhubungan dengan ribuan undead yang muncul. Lalu mereka menghabisi koalisi goblin di utara, mengumpulkan tanaman obat yang sangat langka dari gunung Tove, mengalahkan Basilisk raksasa, dan menghabisi undead yang tercecer di dataran Katze. Aku juga mendengar bahwa mereka mengalahkan vampir yang sangat kuat."

"Basilisk raksasa..."

Climb mengerang.

Dengan karakteristik kadal dan ular, Basilisk raksasa adalah monster raksasa yang berukuran sepuluh meter. Memiliki tatapan yang bisa membuatmu menjadi batu dengan racun yang mematikan yang mengalir pada nadinya. Yang lebih buruk adalah kulitnya yang tebal sekeras mithrill. Itu benar-benar wujud yang menakutkan. Jika mereka mampu mengalahkan monster yang bisa menghancurkan kota kecil, maka tidak aneh jika mereka naik menjadi adamantium.

Namun, ada masalah. Itu adalah-

"Itu... menakjubkan. Tapi apakah mereka benar-benar mengalahkan Basilisk raksasa dengan hanya dua orang? Bukankah mustahil dengan hanya seorang warrior dan seorang magic caster? Tidak mungkin."

-Memang benar. Dengan hanya dua orang, itu seperti mustahil, terutama jika mereka hanyalah seorang warrior dan seorang magic caster. Mereka tidak memiliki siapapun untuk menyembuhkan mereka. Bukan hanya mereka tidak akan memiliki cara untuk bertahan dari tatapannya yang membuatmu menjadi batu dan racun, tapi juga berbagai serangan lain yang dimiliki monster tersebut.

"Ah! Maafkan aku; aku tidak mengira kamu bisa mengklasifikasikan mereka hanya dua. Dari yang aku dengar, mereka menjinakkan Virtuous King of the Forest dengan paksa."

"...Virtuous King? Monster macam apa itu?"

Climb teringat mendengar nama itu di dalam salah satu legenda. Namun, menyela disini adalah hal yang sangat tidak sopan.

"Aku tidak seberapa yakin juga. Menurut legenda yang sudah turun temurun, itu adalah demon yang hidup di gunung Tove. Seharusnya sangat kuat tak tertandingi. Di masa lalu, seorang kenalan... benar, kelihatannya belum sampai 200 tahun yang lalu ketika orang tersebut mengunjungi gunung."

Evileye mengangkat bahu saat dia berkata 200.

Meskipun itu adalah usia yang mungking bagi seorang elf, tapi dari sikapnya, itu mungkin hanya sekedar lelucon.

"Heh~. Jadi, seberapa banyak dari hal itu benar? Rumor biasanya datang dengan sedikit bumbu, ya kan?"

Begitulah. Ketika menceritakan sesuatu kepada orang lain, orang itu bahkan tidak akan sadar bahwa mereka melebih-lebihkan kenyataannya. Mayat-mayat yang dipotong-potong menjadi kecil-kecil membuatnya sulit untuk mendapatkan jumlah kepalanya. Waktu itu, para petualang sendiri menyebarkan rumor untuk mengangkat nama mereka.

Tapi Evileye mengangkat satu jari dan mengibas-ngibaskannya memberi isyarat penolakan.

"Setidaknya insiden ini kelihatannya yang paling benar. Menurut rumor pertama yang datang dari E-Rantel, dia menghabisi undead raksasa dengan pedangnya dan menembus ribuan undead. Ini adalah laporan dari para penjaga yang berhasil selamat. Laporan mereka seluruhnya hampir mirip jadi seharusnya bukan berlebihan. Kelihatannya sudah dipastikan bahwa mereka mengalahkan dua orang yang bertanggung jawab terhadap insiden dari mayat yang ditelusuri. Yang lebih lagi, itu adalah setelah mereka mengalahkan dua Skeletal Dragon."

Melihat mulut Gagaran yang terbuka lebar, Climb bertanya.

"Apakah mereka sulit bahkan bagimu, Gagaran-san?"

"Jika ada ribuan zombi atau skeleton, maka mereka bukanlah masalah. Masih bisa menembus mereka. Mungkin bisa melakukan sesuatu terhadap Skeletal Dragon juga. Tapi aku tidak terlalu yakin dengan dua dalang dibalik insiden besar itu. Aku tidak yakin aku bisa menang ketika aku bahkan tidak tahu kemampuan mereka."

"Ada beberapa tanda-tanda bahwa mereka mungkin dari Zuranon."

"Benarkah, Evileye? Wah~ jika mereka adalah murid-murid Zuranon maka sudah pasti tamat disana. Mengalahkan mereka setelah menembus gerombolan akan sangat sulit. Dan jika kamu membuat sedikti saja kesalahan dan terkena racun atau tidak bisa bergerak, maka tamat sudah. Apa yang mereka lakukan dengan healing? Apakah mereka mengandalkan potion? Warrior Momon ini bisa jadi menggunakan magic faith seperti pimpinan kita. Atau mungkin si cantik?"

"Aku tidak bisa menolak kemungkinan itu."

Evileye menganggukkan kepalanya dengan gerakan umu umu.

"Tapi tetap saja, Basilisk raksasa... itu masih tidak mungkin. Bagi seorang warrior... itu adalah musuh terburuk, untuk seseorang yang bertarung dalam jarak yang sangat dekat. Meskipun jika aku menggunakan Gaze Bane, masih sulit tanpa backup."

"Apa kamu dengar, Climb? Tidak mungkin untuk Gagaran sendirian. Dengan kata lain, tergantung dari skill wanita bernama Nabel itu. Jika mereka bertarung bersama-sama maka itu akan mungkin... Mungkin?"

"Ah~ akan mudah jika Nabel itu adalah orang yang sekuat kamu, Evileye. Bukankah akan lebih sederhana bagimu jika kamu melawannya sendirian jika bertarung dari jarak jauh?"

"Itu adalah permintaan yang terlalu banyak. Aku akan melawannya dengan serius."

"Jika kamu disana dalam dua insiden denganku, maka yang terbaik yang bisa aku hadapi adalah... Skeletal Dragon. Namun aku akan mengandalkanmu terlalu banyak, Evileye. Jika aku berpasangan dengan magic caster dengan peringkat orichalcum dan hanya kita berdua... maka itu tidak akan mungkin."

Climb memiliki pemikiran yang aneh.

Seberapa kuat magic caster Evileye ini? Tim biasa akan terdiri dari anggota-anggota dengan kekuatan dan pengalaman yang sama. Apakah ada perbedaan yang sebesar itu diantara mereka?

"Itu tidak benar. Aku tahu seberapa kuat dirimu, Gagaran-san. Kamu takkan tertinggal di belakang kelompok pendatang baru."

"Wow~ terima kasih atas pujiannya. Okay, ingin melakukannya?"

"Tidak, aku akan menolaknya."

"Dan itulah kenapa kamu masih perjaka. Bukankah kamu dengar bahwa tidak baik bagi seorang pria untuk menolak makanan yang disediakan di depannya? Mengapa itu masih kamu bawa-bawa seperti hal yang bagus? Apa yang akan kamu lakukan jika kamu benar-benar melakukannya dengan seorang gadis yang kamu sukai? Apa kamu ingin disebut kikuk? Apakah itu yang kamu suka? Apakah kamu seorang M?"

Menggali ke dalam diri Climb tanpa memberikannya kesempatan untuk merespon, Gagaran mengeluarkan helaan nafas yang besar.

"yah, aku bukan mau menekanmu. Aku biasa saja dengan hal itu kapanpun jadi katakan padaku jika kamu menginginkannya... Tapi si cantik, huh. Itu adalah julukan yang sangat memalukan. Bukankah nama hanya untuk pajangan."

"Dia seharusnya terlihat sangat cantik. Menurut sumber informasiku, dia-"

Climb berpikir bahwa tatapan Evileye berhenti padanya sejenak, lalu segera mengerti bahwa dia benar.

"-rival dari putri emas."

Gagaran melihat ke arah Climb dengan main-main. Climb menduga apa yang akan dikatakan oleh Evileye berikutnya dan membuat gerakan mendahului.

"Apa yang cantik atau jelek berbeda untuk setiap orang. Dan bagiku, tidak ada yang lebih cantik dari Renner-sama."

"Ya~ Ya~."

Sebuah suara kekecewaan yang jelas.

"Hmm, kita sudah melenceng sedikit jauh dari topik. Aku minta maaf sudah membuat ikut dalam percakapan yang tidak perlu. Kami akan mulai bersiap seperti yang diperintahkan oleh Lakyus."

Gagaran dan Evileye berdiri dari kursi mereka. Climb juga mengikuti.

"Maaf Climb. Ada banyak hal yang ingin kita lakukan sama-sama, tapi aku kira sekarang bukan waktunya."

"Tidak sama sekali, Gagaran-san. Tolong jangan mengkhawatirkannya. Dan Evileye-sama juga, terima kasih atas nasehat anda."

Gagaran terdiam menatap Climb lalu mengeluarkan tawa lelah.

"Baiklah, kamu akan kembali ya kan? Awasi ketua mau kan? Bye bye, perjaka, ... Dan pastikan kamu mengamankan item milikmu. Bukankah senjata di pinggangmu adalah yang biasanya kamu gunakan, ya kan?"

"Benar. Ini adalah untuk keadaan darurat."

"Kamu takkan tahu apa yang akan terjadi jadi meskipun jika kamu tidak memakai armormu, setidaknya bawalah pedangmu. Itulah arti dari menjadi seorang petualang, terutama seorang warrior. Dan juga, apakah kamu memiliki item yang kuberikan padamu?"

"Loncengnya? Aku punya disini."

Climb menepuk kantung yang terikat di ikat pinggang.

"Oh begitu. Kalau begitu tidak apa. Ingatlah, sebagai seorang warrior, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah mengayunkan senjata kita. Tapi itu bahaya. Item magic adalah yang bisa membuat kita bersiap untuk peristiwa bahaya itu. Dapatkan banyak item dan simpan mereka. Dan setidaknya simpanlah tiga botol potion denganmu. Itu adalah yang menyelamatkankuu di masa lalu."

Dia memiliki tiga potion tapi hanya membawa dua dengannya. Climb merespon bahwa dia mengerti.

"....Kamu ternyata sangat perhatian kepada orang lain."

"Kamu mengejekku Evileye?...Maaf sudah menahanmu, Climb. Pada dasarnya, apa yang ingin aku katakan adalah untuk selalu mempersiapkan sebelumnya."

"Aku mengerti."

Gagaran mengangguk dalam-dalam.

Part 3[edit]

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 6, 6:15

Sembilan pria dan wanita duduk mengelilingi meja bundar.

Meskipun pemimpin yang memerintahkan setiap seksi dari Eight Finger berkumpul di satu tempat, tak ada dari mereka yang berusaha saling bertatap mata. Mereka hanya melihat dokumen-dokumen di depan mereka atau bicara dengan bawahan mereka sendiri.

Itu seperti perkumpulan dari organisasi-organisasi yang sama sekali terpisah. Meskipun situasinya tidak begitu buruk untuk menyebutnya dengan ledakan, kehati-hatian dan kewaspadaan yang mereka miliki satu sama lain terlihat jelas sekali, seperti diantara musuh. Namun, dari tiap-tiap sudut pandang hormat mereka, ini adalah respon yang jelas. Meskipun jika mereka satu kelompok dan bekerja sama, dalam kenyataannya, mereka akan sering mencuri aset dari satu sama lain dan jarang menggabungkan kekuatan.

Sebagai contoh, perdagangan obat-obatan mengatur dan mengoperasikan semuanya dari produksi obat-obatan hingga saat obat-obatan tersebut menyentuh pasar. Sesuatu yang kelompok penyelundup tidak ambil bagian di dalamnya. Kelompok-kelompok itu tidak secara terbuka saling ikut campur satu dengan yang lainnya, tapi sangat umum untuk melihat mereka mencoba saling mensabotase sementara yang lain memutar punggung mereka.

Tindakan seperti itu memegang keuntungan yang sama sekali nol bagi organisasi secara keseluruhan. Ini adalah salah satu jurang yang dalam dari macam-macam kelompok kriminal yang saling bertautan untuk membentuk kelompok yang lebih besar.

Orang-orang ini mendatangi pertemuan divisi yang rutin dari Eight Finger meskipun memiliki hubungan yang seburuk itu karena mereka memiliki alasan yang bagus untuk melakukannya.

Alasannya adalah: siapapun yang tidak datang akan termasuk sebagai kemungkinan pengkhianat dan ditargetkan untuk dimusnahkan. Itulah kenapa meskipun mereka tidak memiliki urusan di dalam Kingdom berusaha keras untuk mendatangi pertemuan tersebut.

Meskipun mereka yang biasanya mengurung diri di dalam keamanan melangkahkan kakinya ke bawah sorotan cahaya. Tak perlu ditanyakan lagi, ketakutan mereka akan percobaan pembunuhan berarti bahwa mereka membawa bodyguard bersamanya. Ini adalah dua orang yang paling ahli yang boleh mereka bawa ke dalam pertemuan, dipilih dengan hati-hati dari kelompok mereka sendiri.

-Semuanya kecuali satu orang.

"Semuanya hadir. Mari kita mulai pertemuan rutin kita."

Kursi-kursi berderit keras saat suara pria itu menyebabkan semuanya berdiri tegak.

Yang membuka mulutnya adalah pembicara dalam pertemuan ini dan juga pemimpin dari Eight Finger. Dihiasi dengan tanda dari Dewa Air, pria yang kelihatannya berusia lima puluh tahunan itu tersenyum lembut, tipe yang kelihatannya tidak layak berada di dunia bawah tanah.

"Ada beberapa topik untuk didiskusikan, tapi pertama yang perlu ditata- Hilma."

"Ya~?"

Yang merespon adalah seorang wanita dalam balutan putih.

Kulitnya sangat pucat dan pakaiannya juga putih. Sebuah tato ular yang merangkak turun di lengan kanannya, mulai dari tulang belikatnya hingga sampai pada lengan yang memegang pipa yang mengeluarkan aroma ungu yang beracun. Memakai maskara dan lipstik ungu, pakaian tipis yang menggantung longgar di sekeliling tubuhnya memberikan aura kemerosotan dari prostitusi kelas tinggi.

Dia menguap dengan sengaja.

"Bisakah kamu memulainya sedikit awal?"

"...Aku dengar fasilitas pengolahan obat-obatan milikmu diserang."

"Yep, itu benar, sebuah desa yang digunakan sebagai tempat produksi. Membuatku kehilangan uang yang sangat banyak pula. Aku mungkin harus memangkas distribusi."

"Apakah kamu mampu mencari informasi dari orang yang bertanggung jawab?"

"Tidak, operasinya sempurna sekali... Yah, bukannya aku tak punya petunjuk apapun."

"Warna mereka?"

Semuanya tahu apa yang dia maksud dengan pertanyaan itu.

"Tidak tahu, hanya mulai menjadi terang; aku belum sejauh itu."

"Oh begitu. Seperti yang kalian semua dengar, ini adalah situasi sekarang. Angkat tangan kalian jika ada yang memiliki informasi apapun."

Tidak ada respon. Sangat tidak jelas apakah mereka tidak tahu, atau hanya tidak ingin menjawab.

"kalau begitu selanjutnya adalah-"

"-Hey."

Pria itu mengeluarkan suara rendah, memegang sejumlah kekuatan yang luar biasa.

Seluru mata di dalam ruangan itu berkumpul dalam satu titik. Di dalam tempat itu adalah seorang pria botak dengan separuh mukanya ditutupi oleh tato hewan buas. Semua hal tentangnya adalah besar; garis luar dari figur berotot miliknya jelas sekali meskipun menembus pakaiannya. Kilatan dingin dari matanya seperti milik seorang warrior.

Meskipun pemimpin kelompok yang lain membawa bodyguard bersama mereka, pria tersebut tidak ada satupun yang berdiri di belakangnya. Akan percuma untuk membawa orang-orang yang tidak berguna. Itu sangat jelas sekali.

Pria tersebut menatap Hilma, pemimpin dari perdagangan obat-obatan. Tidak, dia mungkin tidak bermaksud untuk menatapnya, tapi matanya yang seperti pisau membuatnya terlihat seperti itu.

Untuk sesaat, para bodyguard di belakang wanita itu menghirup nafas mereka. Mereka bisa merasakan perbedaan luar biasa dalam kekuatan diantara mereka.

Mereka tahu bahwa pria itu adalah seorang monster yang mampu membunuh setiap orang di ruangan ini.

"Bagaimana kalau mengambil layanan kami? Akan sulit bagimu untuk melindungi aset-aset milikmu dengan bawahan rendahan milikmu itu."

Zero. Dia adalah perwakilan dari divisi keamanan yang bahkan menerima jangkauan pekerjaan yang luas, dari hanya seorang tukang pukul hingga bodyguard untuk bangsawan. Apa yang membuatnya bahkan lebih terkenal adalah bahwa dia adalah anggota terkuat dari Eight Finger. Namun tawaran dari pria sekalibernya -

"Tidak."

-ditolak.

"Tidak apa. Aku tidak bisa mengeluarkan posisi kunci milikku."

Hanya itu akhirnya. Seakan jika dia kehilangan ketertarikan, Zero menutup matanya, membuatnya seakan berubah menjadi sebuah batu besar.

"Kalau begitu aku ingin mengambil tawaranmu."

Seorang pria kurus membuka mulutnya. Sikapnya yang lembut sangat berlawanan dengan kasarnya Zero.

"Zero, aku ingin mempekerjakan orang-orangmu."

"Apa ini, Cocco Doll, Apakah kamu bisa membayarnya?"

Sementara perdagangan obat-obatan Hilma sedang meningkat, perdagangan budak Cocco Doll sedang menurun. Dengan pasar budak yang dianggap melawan hukum oleh usaha dari Putri Emas, dia dan kelompoknya terpaksa untuk bersembunyi jauh di bawah tanah.

"Jangan khawatir tentang itu, Zero. Dan karena kita bicara tentang itu, aku ingin kamu meminjamkan orang yang terbaik dari yang terbaik, seseorang dari Six Arm."

"Oh?"

Zero membuka matanya, ketertarikannya terusik untuk pertama kalinya.

Dia bukan satu-satunya yang terkejut. Hampir semua yang hadir merasakan yang sama.

Nama 'Six Arm' asalnya dari saudara Dewa dari Dewa Pencuri, Seseorang yang dikatakan memiliki Six Arm (Enam Lengan). Mereka adalah enam anggota terkuat dari divisi keamanan.

Tak usah dikatakan, yang paling kuat diantara mereka adalah Zero, tapi lima sisanya tidak jatuh sangat jauh di belakang. Seseorang dengan kemampuan memotong ruang, seseorang yang mengendalikan ilusi, dan diantara mereka bahkan ada seorang Elder Lich, Seorang undead yang kuat.

Jika Gazef Stronoff atau petualang dengan peringkat adamantium adalah yang terkuat di permukaan, maka Six Arm adalah yang terkuat di bawah tanah. Mempekerjakan seseorang dengan kaliber seperti itu hanya berarti satu hal.

"Kamu pasti sangat terjepit. Baiklah, duduk saja dan tunggu. Bawahan terkuat milikku akan memastikan keamanan barang-barangmu."

"Maaf~. Aku menghadapi sedikit masalah dengan seorang gadis yang seharusnya dibuang. Persiapan sebanyak ini mungkin sedikit berlebihan tapi jika toko itu menjadi hancur maka bisa membuatku di tempat yang sulit. Mari kita bicarakan pembayarannya nanti saja, okay?"

"Baiklah."

"Kerena diskusinya sudah selesai, bisakah kamu langsung mulai? Sebenarnya ada sesuatu yang harus aku tangani sesegera mungkin."

"Baiklah. Aku akan meminjamkanmu orang-orang yang sedang kubawa."

"...Kalau begitu kita bergerak ke topik selanjutnya. Ada yang tahu dengan petualang peringkat adamantium yang baru 'Momon dari Tim Hitam', apakah ada yang memiliki pendapat?"