Sword Art Online Progressive (Indonesia):Jilid 1 Bab 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 14:51, 5 October 2016 by Zen Quarta (talk | contribs) (Created page with "== Aria di Malam Tanpa Bintang (Aincrad Lantai Ke-1, November 2022) == ==== Bagian 1 ==== Hanya sekali, aku melihat bintang jatuh yang asli. Itu tidak terjadi saat liburan...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Aria di Malam Tanpa Bintang (Aincrad Lantai Ke-1, November 2022)

Bagian 1

Hanya sekali, aku melihat bintang jatuh yang asli.

Itu tidak terjadi saat liburan musim panas, tapi aku melihatnya dari jendela rumahku. Bagi orang yang tinggal di kota dengan udara bagus dan malam yang gelap, bintang jatuh bukan hal yang jarang terjadi, tapi sayangnya, Kota Kawagoe di perfektur Saitama, yang sudah menjadi tempat tinggalku selama 14 tahun, tidak mempunyai kedua syarat tersebut. Bahkan disaat malam yang cerah, kebanyakan yang dapat dilihat dengan mata telanjang hanyalah bintang yang redup.

Tapi,pada suatu malam di petengahan musim dingin, saat aku menatap keluar jendela, aku benar-benar melihatnya. Dilarut malam dengan sedikit bintang, lampu-lampu perkotaan menghasilkan cahaya samar yang menutupi langit. Dan dalam sekejap, langit tersebut terbelah oleh sebuah kilatan cahaya yang amat cepat. Saat itu aku yang masih kelas 5 SD dan berpikir seperti bocah” Aku harus membuat sebuah permintaan…” , tapi harapan yang muncul dalam pikiranku adalah”Aku berharap drop monster selanjutnya adalah item langka”, tanpa pikir panjang. Aku pikir permintaan itu muncul karena aku sedang memainkan sebuah MMORPG pada saat itu.

Bintang jatuh yang aku lihat sekilas pada hari itu, aku melihatnya sekali lagi tiga (atau empat?) tahun kemudian, bersinar dengan warna yang sama, melaju dengan kecepatan yang sama.

Bagaimanapun, kali ini, aku tidak melihatnya dengan mata telanjang, tidak juga di bawah langit malam yang gelap.

Aku melihatnya di kedalaman dungeon yang suram, yang dihasilkan oleh NerveGear, perangkat VR pertama didunia yang dilengkapi dengan sensor penuh.

Satu-satunya kata yang dapat menggambarkan pertarungan itu adalah mengerikan.

Monster humanoid level 6, 【 Ruin Kobold Troopers 】, mengayunkan sebuah kapak yang menakutkan, dan orang yang bertarung dengan kobold itu hampir tidak bisa menghindarinya, aku merasakan keringat dingin menuruni punggungku saat aku melihat pertarungan tersebut. Tapi setelah pemain itu menghindari tiga serangan beruntun, Kobold itu sepenuhnya kehilangan keseimbangan, dan tanpa melewatkan kesempatan itu, orang itu menggunakan sebuah skill pedang dengan kekuatan penuh.

Itu adalah skill pertama yang dapat dipelajari di kategori rapier : serangan tusukan tunggal 【 Linear 】. Itu adalah skill dasar simpel yang terdiri atas menusuk lurus kedepan dengan terlebih dahulu memegang pedang di depan tubuh dan kemudian menusukkan pedang kedepan, tapi kecepatanya mengerikan. Yang jelas, kecepatan itu tidak hanya bergantung pada sistem bantuan gerak saja, tapi juga ditingkatkan dengan gerakan pemain itu sendiri.

Saat Beta Test, aku telah melihat dengan mataku sendiri beberapa anggota party dan monster yang sering menggunakan skill ini. Tapi kali ini, aku sama sekali tidak bisa melihat rapiernya, hanya lintasan yang tergambar oleh efek cahaya yang merupakan kerakteristik dari skill itu yang dapat aku lihat.Kilatan putih murni, yang menembus kegelapan di dalam dungeon, membuatku menyebutnya bintang jatuh sejak hari itu.

Pengguna rapier itu terus menghindari combo tiga serangan milik kobold, di ikuti dengan sebuah serangan balasan menggunakan 【 Linear 】. Setelah tiga kali menggunakan pola bertahan dan menyerang tersebut, pemain itu mengakhiri humanoid bersenjata itu, salah satu monster terkuat di dungeon ini, tanpa terluka sedikitpun. Walaupun begitu, pertarungan tadi tidak terlihat mudah. Sesaat setelah skill pedang mematikan tersebut menusuk bagian tengah dadanya dan monster itu menghilang menjadi partikel-partikel kecil, pengguna rapier itu kemudian terhuyung-huyung seperti terdorong oleh serpihan partikel tersebut dan bersandar di dinding koridor. Orang itu turun perlahan ke posisi duduk, dan mulai bernafas berat.

Orang itu terlihat tidak menyadari keberadaanku yang berjarak sejauh 15 meter di pojok persimpangan.

Menjauhkan diri tanpa suara dan mencari buruanku sendiri adalah cara yang biasa kulakukan. Sebulan yang lalu, dihari kejadian itu, aku secara egois memilih untuk hidup sebagai solo player. Sejak saat itu, aku tidak pernah mendekati orang lain. Satu-satunya pengecualian adalah saat aku melihat seorang player yang sedang dalam bahaya. Bagaimanapun, Bar HP pengguna rapier tersebut masih mendekati penuh. Setidaknya, orang itu sama sekali tidak terlihat memerlukan bantuan dari orang yang suka ikut campur urusan orang lain.

Meski begitu...

Setelah mempertimbangkan selama lima detik, aku meninggalkan bayang-banyang persimpangan dan berjalan menuju pengguna rapier yang masih duduk tersebut.

Tubuh yang kurus, atau ramping. Tubuhnya memakai jubah merah gelap dengan pelindung dada ringan, sedangkan bagian bawah memakai celana kulit yang rapi, dengan sepatu sampai ke lutut. Mantel berkerudung menutupi tubuhnya dari kepala sampai di bawah pinggang, jadi wajahnya tidak dapat dilihat.Selain mantel, perlengkapannya terlihat seperti pemain anggar, tapi penampilanku sebagai seorang swordsman hampir sama seperti itu juga. Pedang kebanggaanku 【 Anneal Blade 】, hadiah dari quest yang sangat sulit, ini sangat berat. Jadi, untuk mempertahankan skill-ku, aku memakai armor metal yang sangat sedikit, hanya pelindung dada kecil dengan lapisan kulit abu-abu gelap di atasnya.

Menyadari langkah kaki-ku yang semakin mendekat, bahu pengguna rapier itu gemetaran seketika, tapi dia tidak bergerak sedikitpun. Kenyataan bahwa aku bukan monster yang dapat terlihat dari kursor berwarna hijau di penglihatan orang itu. Dia mengubur mukanya dibelakang lututnya yang terangkat, memberikan kesan”Lewatlah dan teruslah maju” yang kuat, tapi, aku berhenti sekitar dua meter dari pengguna rapier itu dan membuka mulutku.

“ …Itu tadi sebuah Overkill yang sangat berlebihan”

Bahu kecil yang tertutup pakain tipis berjubah itu sedikit bergerak lagi. Kerudungnya tersentak, bergerak sekitar 5 cm, dan dari dalam kegelapan, dua pupil menatap tajam ke arahku.

Satu-satunya yang dapat aku lihat adalah iris berwarna coklat muda. Bagian dari wajahnya sama sekali tidak terlihat.

Untuk beberapa detik, pengguna rapier itu terus melihatku dengan tatapan yang sama tajamnya dengan yang dia lakukan saat bertarung tadi, tapi akhirnya kepalanya dimiringkan sedikit kekanan dengan sikap seperti”Aku tidak mengerti”.

Melihat itu, aku berpikir ”Sudah kuduga”.

Untuk apa yang terlihat seperti bermain solo bagiku, ada satu kesalahan besar.

【 Linear 】 yang dilakukan oleh pengguna rapier itu sudah sangat sempurna yang sampai-sampai membuatku gemetaran. Ketangkasan sebelum dan sesudah pergerakan, dan terlebih lagi, kecepatan tusukan itulah yang menyababkan rapiernya tak dapat dilihat. Belum pernah kulihat sebelumnya sebuah skill pedang yang menakutkan dan sangat indah seperti itu.

Jadi dari awal, aku berpikir Dia pasti juga seorang Beta Tester. Sebelum dunia ini berubah menjadi game kematian, pengalaman bertarung yang banyak pasti telah dilakukannya untuk mendapatkan kecepatan itu.

Bagaimanapun, setelah melihat 【 Linear 】 keduanya, aku memiliki keraguan dengan dugaanku. Skill itu sempurna, tapi cara bertarungnya terlalu berbahaya. Tentu saja, 【 Minimal Side Step Defense* 】 memiliki kecepatan serangan balik yang lebih tinggi dari pada menangkis atau memblokir, dan tidak akan mengurangi durability senjata/armor. Sebagai gantinya, saat pertahanan gagal, itu akan sangat berbahaya. Paling buruk, counter damage mungkin akan didapatkan dan sebuah stun akan terjadi. Dalam pertarungan solo, sebuah stun akan sangat fatal.

  • TN : Menghindar dengan sedikit gerakan

Ketidakseimbangan antara skill pedang yang sempurna dan taktik bertahan yang beresiko. Untuk beberapa alasan aku ingin tahu alasannya, apapun itu. Itulah mengapa aku mendekat dan menyapa orang itu, mengatakan tidak peduli apapun situasinya, itu tadi adalah overkill.

Bagaimanapun, dia nampaknya tidak mengerti istilah game online yang terkenal itu.

Yang artinya, pengguna rapier didepanku bukanlah seorang Beta Tester. Tidak hanya itu, Dia mungkin bukan seorang pemain MMO sebelum masuk kesini.

Aku mengambil nafas pendek, dan menjelaskannya lagi.

“Overkill berarti…jika dibandingkan dengan HP monster yang tersisa, damage yang diberikan terlalu besar. Kobold tadi sudah hampir mati setelah terkena 【 Linear 】 yang kedua…tidak, bisa dibilang itu sudah mati. Bar Hpnya hanya tersisa dua atau tiga titik lagi. Daripada mengakhirinya dengan sebuah skill pedang, serangan normal saja sudah lebih dari cukup.”

Di dunia ini, sudah berapa hari…sudah berapa minggu sejak aku berbicara sebanyak ini? Mempertimbangkan pertanyaan itu, aku berhenti bicara.

Meskipun setelah mendengarkan penjelasanku, akibat dari kerja keras dan kemampuan bicaraku yang payah, pengguna rapier itu tidak bereaksi lebih dari sepuluh detik. Hanya ketika aku berpikir aku tak dapat melewatinya, sebuah seuara kecil akhirnya keluar dari bawah kerudung.

“ ….Overkill, apakah ada yang salah dengan itu ?”

Pada saat itu, aku terlambat menyadari bahwa pengguna rapier yang meringkuk di depanku adalah salah satu hal yang sangat jarang di dunia ini-terlebih di kedalaman dungeon seperti ini-【 Pemain Wanita 】.

Sudah lebih dari satu bulan sejak peluncuran resmi VRMMORPG pertama di dunia, 【 Sword Art Online 】.

Pada saat ini, Di sebagian besar MMO lain akan mulai terlihat player yang mencapai level cap (batas level pada sebuah game online), dan peta dunia-nya mungkin sudah dijelajahi dari sudut ke sudut. Bagaimanapun untuk SAO, bahkan grup teratas baru saja mencapai level 10 – Aku tidak tahu seberapa tinggi level cap-nya, tapi – tidak mungkin hal itu dapat terjadi. Kastil melayang Aincrad, tempat game ini berlangsung, baru dijelajahi beberapa persen dari total keseluruhan-nya.

Alasannya adalah saat ini SAO merupakan sebuah game yang bukanlah game, dalam artian, itu telah menjadi sebuah 【 penjara 】. Log out secara manual tidak di ijinkan dan kematian avatar di dalam game berarti kematian bagi pemain asli avatar tersebut didunia nyata. Dengan kondisi ini, tidak banyak orang memasuki dungeon-dungeon yang berisi perangkap dan monster-monster yang berbahaya.

Juga, setelah GameMaster mengubah jenis kelamin seluruh avatar menjadi sama dengan pemain aslinya, pemain perempuan menjadi sangat langka. Bahkan setelah satu bulan, Aku pikir mereka semua masih berada di 【 Starting City 】. Di dungeon pertama yang cukup besar 【 First Floor Dungeon 】, Aku baru melihat pemain wanita dua atau tiga kali, dan mereka semua adalah anggota dari party-party besar.

Itulah mengapa aku tidak pernah membayangkan pengguna rapier solo yang kutemui di area dungeon yang belum di jelajahi ini adalah seorang pemain wanita.

Untuk beberapa saat, aku berpikir untuk meminta maaf dan meninggalkan tempat ini, Itu bukan karena aku melihat kesalahan beberapa pemain pria yang selalu berbicara dengan semua pemain wanita yang mereka lihat, aku hanya tidak mau dianggap seperti itu.

Selain itu, jika ia mengatakan sesuatu seperti ”Ini adalah pilihanku” atau ”tinggalkan aku sendiri”, maka aku akan berkata”Baiklah” dan langsung pergi secepat mungkin. Bagaimanapun, jawaban singkat pengguna rapier itu adalah pertanyaan. Jadi, aku memutuskan tidak jadi pergi di saat terakhir, dan sekali lagi menjawab semampuku dengan kemampuan berbicaraku yang pas-pasan ini.

“….Overkill tidak memiliki penalty atau kekurangan dari sistem, tapi…itu tidak efisien. Skill pedang membutuhkan konsentrasi, jadi menggunakannya secara terus menerus akan menyebabkan kelelahan mental. Disana juga terdapat jalan kembali, jadi lebih baik tidak bertarung seperti itu karena dapat membuatmu lelah.”

“......Jalan kembali?”

Lagi, nada pertanyaan keluar dari kedalaman kerudung. Kelelahan membuatnya sangat samar dan intonasinya juga rendah, tapi jika diperhatikan, kupikir suaranya cukup indah. Tentu saja, itu bukan sesuatu yang dapat kukatakan dengan suara keras.

Malah, aku menjelaskannya sekali lagi.

“Ya. Dari sini membutuhkan waktu satu jam untuk pergi ke pintu keluar dungeon, dan dari sana menuju ke kota terdekat membutuhkan waktu paling cepat 30 menit, kan? Kelelahan meningkatkan kesalahan. Kamu terlihat seperti seorang pemain solo, dan untuk pemain solo, sedikit kesalahan kecil dapat merenggut nyawamu.”

Saat mulutku bergerak, aku bertanya kepada diriku, ‘Mengapa aku berbicara dengan seluruh kemampuanku?’ Karena dia wanita – itu mungkin bukan alasanya, tadi aku sudah berbicara banyak hal sebelum mengetahui itu.

Jika aku jadi Dia, dan seorang tingkat atas menceramahiku seperti ini, aku mungkin akan berkata,’Ini adalah pilihanku, jadi tinggalkan aku sendiri’, atau sejenisnya. Jadi, dengan kepribadianku dan tindakanku yang bertentangan, aku seperti akan bermandikan keringat, saat pengguna rapier akhirnya menjawab.

“…Lalu, itu tidak masalah. Aku tidak akan kembali.”

“Apa?....Ti-tidak kembali ke kota? Tapi... membeli potion, memperbaiki perlengkapan.... dan tidur...”

Aku bertanya dengan tercengang. Bahu pengguna rapier itu sedikit gemetar.

“Aku tidak memerlukan obat saat aku tidak menerima damage, dan aku membeli lima buah pedang yang sama… Untuk istirahat, aku menggunakan safe area terdekat.”

Saat gumaman itu menghilang, aku terdiam beberapa saat.

Safe area merupakan ruangan didalam dungeon dimana monster tidak dapat masuk. Safe area dapat dikenali dari obor berwarna spesial yang diletakkan di tiap sudut tembok. Saat berburu dan melakukan pemetaan, ini merupakan tempat yang bagus, tapi, meskipun begitu, tempat itu hanya bisa digunakan setidaknya untuk satu jam istirahat. Lantainya terbuat dari batu yang dingin dan tentu saja tidak ada tempat tidur, dan langkah kaki atau raungan monster-monster didekatnya sering terdengar. Tidak peduli seberapa berani seorang pemain, tidur nyenyak sangat tidak mungkin.

Tapi, berdasarkan apa yang kudengar, pengguna rapier ini menggunakan safe area sebagai pengganti penginapan kota dan terus berada di dalam dungeon…apa itu maksudnya?

“….Sudah berapa jam kamu berada disini?”

Aku bertanya dengan takut.

Pengguna rapier itu menjawab setelah mengambil nafas panjang.

“Tiga hari…atau empat hari…apakah itu saja? Monster disekitar sini akan segera bangkit kembali, jadi aku akan pergi.”

Dengan tangan kirinya yang lembut terbungkus sarung tangan tipis, Dia bersandar di dinding dan berdiri dengan goyah.

Dia tetap – menghunus pedang itu dengan lemah seolah-olah dia menggenggam sebuah pedang besar dengan satu tangan, dan pengguna rapier itu berbalik dari arahku.

Saat dia mengambil satu, dua langkah menjauh dariku, mantelnya telah sobek dibanyak tempat, memperlihatkan seberapa banyak daya tahanya sudah hilang. Tidak, untuk perlengkapan baju yang sudah digunakan untuk berburu selama empat hari, fakta bahwa itu tidak kehilangan bentuknya adalah sebuah keajaiban. Perkataannya ‘ Selama aku tidak menerima damage’ mungkin tidaklah berlebihan….

Setelah mengetahui itu, aku mengeluarkan beberapa kata yang tak terpikirkan ke tubuhnya yang ramping itu.

“....Jika kamu bertarung seperti itu, kamu akan mati....”

Tiba-tiba berhenti, pengguna rapier itu menyandarkan bahunya ke tembok sebelah kanan dan berbalik dengan lambat. Dari dalam kerudungnya, matanya, yang telah kulihat berwarna merah kecoklatan, menatap kearahku dengan sinar berwarna merah.

“..... Lagian semua orang juga akan mati.”

Parau, suara itu membuat udara dingin dungeon menjadi semakin dingin.

“Hanya dalam satu bulan, 2000 orang telah mati, dan bahkan lantai pertama belum terselesaikan sampai sekarang. Mustahil untuk menyelesaikan game ini. Dimana dan bagaimana kau akan mati, dan apakah itu cepat…atau lambat, hanya itulah bedanya….”

Perkataan terpanjang dan paling terisi emosi yang kudengar sampai sekarang bimbang di tengah jalan dan akhirnya menghilang.

Di depan ku, saat aku melangkah kedepan sebagai reaksi, pengguna rapier itu terserang oleh serangan melumpuhkan yang tidak terlihat dan perlahan jatuh kelantai.

Bagian 2

Saat Ia jatuh ke lantai dungeon, pemikiran tak masuk akal melayang di pikirannya. ‘Bagaimana mungkin dia bisa pingsan di dunia virtual?’

Hilang kesadaran berarti aliran darah yang biasanya menuju otak tertunda sementara, dan fungsinya berhenti. Alasan keadaan ini bisa jadi kerusakan jantung atau pembuluh darah, anemia atau tekanan darah yang rendah, hyperventilation atau alasan lainnya, tapi saat FullDiving di dunia virtual, tubuh fisik beristirahat di tempat tidur atau berbaring di kursi. Selain itu, tubuh fisik player yang terjebak di dalam game kematian 【 SAO 】 kemungkinan di tempatkan di rumah sakit, kesehatan mereka jelas akan di periksa dan terus dipantau, dan jika diperlukan, obat-obatan akan digunakan. Sulit dipercaya jika kehilangan kesadaran ini karena gangguan fisik—.

Setelah dia memikirkan itu bersamaan dengan hilangnya kesadarannya, di saat terakhir dia berpikir, ’Hal seperti ini tidak masalah’.

Ya, tidak ada masalah lagi bagiku….

Karena, dia akan mati disini. Pingsan di sebuah dungeon yang penuh dengan monster ganas, tidak mungkin dia aka selamat. Ada pemain lain didekatnya, tapi dia tidak berpikir pemain itu akan membahayakan hidupnya untuk menyelamatkan orang lain yang telah terjatuh.

Lagi pula, bagaimana Ia bisa membantu? Di dunia ini, berat maksimal yang bisa dibawa seorang pemain dibatasi oleh sistem. Di kedalaman dungeon, setiap orang membawa obat dan perlengkapan tambahan sampai batas beratnya, menyisakan sedikit tempat untuk drop monster seperti gold dan item-item. Dengan menggabungkan semuanya, sangat mustahil untuk membawa tubuh seorang pemain.

—Setelah berpikir sampai saat ini, Dia akhirnya menyadari sesuatu.

Apa yang dia pikirkan saat dia diterpa oleh perasaan pusing yang hebat dan jatuh ke lantai adalah, ’Akhirnya, aku dapat bersantai tanpa harus memikirkan masa depan’. Batu lantai dungeon yang keras pasti telah berada dibawahnya, tapi entah bagaimana, perasaan pada punggungnya anehnya lembut dan halus. Tubuhnya terasa hangat, dan angin sepoi-sepoi membelai pipinya…

Dia membuka matanya dengan kekuatan yang cukup untuk membuat suara.

Dia tidak lagi berada di Dungeon yang dibatasi oleh dinding tebal. Dia berada di tempat terbuka di sebuah hutan, dikelilingi oleh pohon tua, tertutup lumut keemasan dan rumput berduri dengan bunga-bunga kecil. Di tengah sebuah tempat berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 7 atau 8 meter, Ia tampaknya terbaring di karpet rumput yang lembut saat dia ping…tidak, tertidur.

Tapi-kenapa? Bagaimana dia-yang telah jatuh di kedalaman dungeon, dipindahkan ke tempat yang jauh ini?

Jawaban dari pertanyaan itu ditemukan saat dia memalingkan pandangannya 90 derajat ke kanan.

Di ujung tempat itu, ada bayangan abu-abu meringkuk diatas akar pohon yang besar. Dia memegang pedang satu tangan yang agak besar, dan sarung pedangnya menopang kepalanya yang tertunduk. Rambut hitam panjang menutupi wajahnya sehingga wajahnya tidak dapat dilihat, tapi menilai dari perlengkapan dan tubuhnya, tidak salah bahwa dia adalah pemain laki-laki yang telah berbicara dengannya sebelum Ia pingsan di dungeon.

Kemungkinan besar, orang ini telah menggunakan suatu cara untuk memindahkanya keluar dari dungeon menuju ke hutan ini setelah Ia pingsan. Dia cepat-cepat memandang diantara kumpulan pohon-pohon hutan. Di sisi kiri, sekitar 100 meter jauhnya, sebuah menara besar yang mencapai langit-Dungeon lantai pertama di Aincrad menjulang diatas sana dalam gelap.

Dia memalingkan pandangannya kekanan sekali lagi.

Menyadari gerakanya, Laki-laki dengan mantel abu-abu gelap yang menutupi bahunya itu terguncang dan sedikit mengangkat kepalanya. Bahkan ditengah hari yang cerah, Kedua matanya berwarna hitam, seperti malam tak berbintang.

Saat matanya bertemu dengan mata berwarna hitam itu, dia merasakan kembang api kecil meledak di kepalanya,

Diantara giginya yang bergemeretak, Asuna-Yuuki Asuna mengeluarkan suara rendah yang serak.

“Usaha yang….tidak perlu.”

Setelah terpenjara di dunia ini, Asuna telah bertanya kepada dirinya sendiri ratusan dan ribuan kali.

Mengapa, pada waktu itu, dia menyentuh mesin permainan baru yang bahkan bukan miliknya? Mengapa Ia menempatkan itu di kepalanya, berbaring di tempat tidur, dan mengatakan perintah start?

Perangkat VR impian dan mesin pembunuh, 【 NerveGear 】, dan disc game yang memenjarakan banyak nyawa, 【 Sword Art Online 】, tidak dibeli oleh Asuna, melainkan oleh kakak tertuanya Kouichiro. Meskipun itu kakaknya, sesuatu seperti MMORPGs atau hal lain yang bernama ‘game’ tidak berhubungan dengan hidupnya sejak muda. Lahir sebagai anak pertama dari presiden sebuah perusahaan elektronik besar 【 recto 】, Dia telah tumbuh sambil menerima semua pendidikan dan latihan yang Ia butuhkan untuk menjadi penerus ayahnya, dan pada waktu bersamaan telah dijauhkan dari semua yang tidak berhubungan dengan itu.

Mengapa kakaknya bisa tertarik dengan NerveGear…tidak, dengan SAO, adalah sesuatu yang tidak bisa Ia pahami sampai sekarang.

Namun ironisnya, Kouichiro tidak bisa memainkan game yang pertama kali Ia beli dalam hidupnya. Di hari pertama layanan resmi game tersebut, Dia dikirim dalam sebuah perjalanan bisnis ke luar negeri. Di hari sebelum keberangkatannya, saat berhadapan dengan Asuna di meja makan, dia mengeluh tentang itu sambil bercanda, tapi-Asuna merasa kakaknya benar-benar menyesal dengan hal itu.

Tidak separah Kouichiro, satu-satunya pengalaman bermain game yang Asuna, seorang pelajar kelas tiga SMP miliki, sampai sekarang hanyalah bermain game gratis di handphonenya sesekali. Dia tahu tentang keberadaan game online, tapi dengan semakin mendekatnya ujian masuk SMA, Dia tidak punya alasan atau keinginan pada itu semua-atau itulah bagaimana seharusnya.

Itulah sebabnya bahkan Ia tidak tahu mengapa, Pada hari itu satu bulan yang lalu, di sore hari tanggal 6 Novenber 2022, Ia mengunjungi ruangan kosong milik kakaknya, mengambil perangkat NerveGear yang sudah di set diatas meja, meletakkan itu di kepalanya, dan mengatakan 【 Link Start 】.

Hanya dari sebuah perbuatan, semua berubah pada hari itu,,,tidak, bisa dikatakan itu telah berakhir.

Pada awalnya, Asuna mengunci dirinya di sebuah ruang penginapan di Starting City untuk menunggu kejadian ini berakhir, tapi setelah dua minggu terlewati tanpa kabar dari dunia nyata, dia berhenti berharap untuk diselamatkan dari dunia luar. Juga, setelah mengetahui bahwa jumlah kematian pemain telah mencapai lebih dari seribu pada saat itu dan bahkan dungeon pertama belum dapat ditembus, Dia menyadari bahwa menunggu didalam sampai game di selesaikan adalah sia-sia.

Oleh karena itu pilihan yang tesisa adalah 【 Kematian seperti apa? 】.

Tinggal di kota yang aman selama berbulan-bulan, tidak, bertahun-tahun seperti ini mungkin adalah salah satu jalan keluar. Bagaimanapun, tidak ada satupun yang bisa memastikan bahwa peraturan 【 monster tidak dapat memasuki kota 】 akan berlangsung selamanya.

Daripada terus meringkuk di sebuah ruangan yang gelap sambil takut dengan masa depan, lebih baik pergi keluar. Menggunakan seleluruh kemampuannya untuk belajar, berlatih, dan bertarung. Jika dia akhirnya mati setelah menggunakan seluruh kemampuannya, setidaknya Ia tidak perlu meratapi perbuatan di masa lalu dan menyesali masa depan yang hilang.

Berlari, maju kedepan. Kemudian menghilang. Seperti bintang jatuh yang terbakar dengan cepat saat memasuki atmosfer.

Berpegangan dengan pikiran itu, Asuna meninggalkan penginapan, dan melangkah keluar ke luasnya dunia MMORPG, yang Ia tidak tahu satupun istilah didalamnya. Dia memilih senjatanya, dan mengandalkan satu skill yang Ia pelajari, mencapai bagian bawah dungeon yang belum pernah dimasuki orang sebelumnya.

Kemudian hari ini, Jum’at, 2 Desember, pukul 4 sore. Asuna pingsan karena, kemungkinan besar, reaksi alami saraf dari kelelahan akibat pertarungan yang berkelanjutan, dan perjalanannya akan berakhir. Di 【 Black Iron Palace 】 yang terletak di Starting City, di dekat bagian kiri dari 【 Monument of Life 】, nama Asuna, yang tercoret oleh garis horizontal, akan terukir dengan rapi, dan semua akan berakhir-itu seharusnya yang terjadi. Dan sekarang.

“Tidak perlu…..”

Asuna mengeluarkan satu kata lagi. Pengguna pedang satu tangan berambut hitam yang meringkuk empat meter darinya menurunkan matanya yang gelap. Kesan pertama nya adalah Ia sedikit lebih tua dari Asuna, tapi sikap naif yang tidak terduga itu membuat dia sedikit mengerutkan alisnya.

Namun, beberapa detik kemudian, mulut laki-laki itu membentuk senyum sinis yang menimpa kesan sebelumnya.

"Aku tidak menyelamatkanmu."

Sebuah gumaman rendah. Itu terdengar muda, tapi mungkin itu untuk menyembunyikan umurnya juga.

"...... Lalu, kenapa kau tidak meninggalkan aku di sana?"

“Apa yang aku selamatkan adalah data peta yang kamu miliki. Jika kamu berada didekat garis depan selama empat hari, kamu pasti sudah memetakan banya tempat yang belum dijelajahi. Akan terbuang sia-sia jika itu menghilang bersamaan denganmu.”

Dengan logika dan pemahaman yang dikatakan kepadanya, Dia mengambil nafas panjang,

‘Pentingnya kehidupan’ dan ‘Bagaimana semua orang bisa bergabung dan bekerja sama’; sampai sekarang, saat orang-orang dikota mengatakan itu kepadanya, Ia langsung memotong mereka-hanya dengan kata-kata, tentu saja-dan Ia bepikir untuk melakukan itu sekarang, tapi Ia tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal.

“…..Lalu, ambil saja ini”

Dengan gumaman pelan, dia membuka jendal utama. Menggerakkan Tab menggunakan gerakan tangan yang baru saja Ia kuasai, Ia mengakses data peta dan menyalin semuanya ke item kertas. Dia mengubahnya menjadi sebuah objek dan mengeluarkanya sebagai gulungan kecil, dan kemudian melemparkannya ke dekat kaki laki-laki itu.

"Dengan ini, Kamu telah mencapai tujuanmu, kan? Lalu, aku akan pergi."

Mendorong rumput dengan tangannya, Ia berdiri tapi sedikit gemetar. Dinilai dari jendela waktu, Ia menghitung bahwa Ia telah tertidur selama tujuh jam sejak dia jatuh, tapi dia terlihat belum benar-benar pulih dari kelelahannya. Namun, Ia masih memiliki tiga buah rapier yang tersisa. Dia telah memutuskan bahwa Ia tidak akan meninggalkan menara itu sampai rapier terakhir hanya memiliki setengah dari durability nya.

Dia punya banyak pertanyaan yang belum terjawab. Bagaimana pengguna pedang satu tangan bermantel abu-abu gelap itu memindahkannya dari dalam dungeon ke hutan yang terbuka?

Menerima kenyataan bahwa laki-laki itu telah memindahkannya, mengapa laki-laki itu mau bersusah payah memindahkannya keluar, dari pada memindahkanya ke safe area di dalam dungeon?

Meski begitu, Ia tidak berpikir itu adalah sesuatu yang perlu ditanyakan. Oleh karena itu, untuk kembali ke dungeon yang menjulang dari atas kerumunan pohon, Asuna melangkah kedepan.—Tapi, sebelum Ia melakukannya.

"Tunggu, Fencer-san."

"......"

Asuna mengabaikannya dan mengambil beberapa langkah kedepan, tapi perkataan selanjutnya membuat Ia menghentikan langkahnya.

“Kamu, juga, pada dasarnya bekerja keras untuk menyelasaikan game ini, kan? Tidak hanya untuk mati didalam dungeon. Lalu, bukankah lebih baik jika kamu hadir di 【 pertemuan 】 itu?”

"... Pertemuan?"

Setelah dia menggumamkan itu dengan punggung masih berpaling, suara pengguna pedang itu mencapainya dengan nada yang tinggi di atas angin lembut di dalam hutan.

“Sore ini, di kota 【 Tolbana 】 yang paling dekat dengan dungeon, 【 First Floor Boss strategy conference 】 yang pertama akan di adakan”

Bagian 3

Karena Kastil melayang Aincrad memiliki bentuk meruncing, tentu saja lantai pertama pada tingkat terendah merupakan yang paling luas. Lantai pertama berbentuk lingkaran yang hampir sempurna, dengan diameter 10 kilometer, dan luas sekitar 80 kilometer persegi. Sebagai perbandingan, Kota Kawagoe di perfektur Saitama memiliki luas 110 kilometer persegi, dan populasi penduduk diatas 300,000 orang.

Untuk ukuran yang besar, lantai pertama sebenarnya memiliki banyak bentuk geografis.

Di tepi salatan adalah 【 Starting City 】, dikelilingi oleh benteng yang membentuk setengah lingkaran dengan diameter 1 kilometer, Di padang rumput yang mengelilingi kota, Boar (Babi hutan) dan Serigala adalah jenis binatang yang umum- dan monster bertype ulat, kumbang, dan lebah juga tinggal di wilayah itu.

Dibagian Barat laut padang rumput adalah hutan yang luas dan lebat, dan ke arah timur laut adalah wilayah danau. Setelah melewati salah satu dari wilayah itu terdapat gunung, lembah, dan reruntuhan yang berisi monster yang menunggu untuk menyergap pemain yang lewat, dan jauh di tepi Utara-bagian paling ujung lantai ini, berdiri menara yang memiliki lebar 300 meter dan tinggi 100 meter—Dungeon lantai pertama.

Di banyak tempat di lantai pertama, terdapat banyak kota dan desa kecil selain Starting City, yang paling besar—meskipun, hanya memiliki ukuran 200 meter secara keseluruhan—adalah kota yang terletak di lembah yang dekat dengan dungeon: 【 Tolbana 】.

Pertama kali pemain tiba di kota yang penuh dengan kincir angin besar ini adalah tiga minggu setelah layanan resmi SAO dimulai.

Pada saat itu, jumlah pemain yang mati sudah mencapai 1800.

Aku dan Pengguna rapier misterius pergi bersama—tentu saja, sambil menjaga jarak di antara kami, kami meninggalkan hutan dan tiba di Gerbang utara Tolbana.

Kata-kata [INNER AREA] berwarna ungu melayang di pandanganku, menunjukan aku telah memasuki wilayah kota yang aman. Pada saat itu, aku merasakan kelelahan yang hebat di pundak-ku, dan aku tanpa sengaja mendesah.

Jika aku sudah kelelahan hanya setelah keluar kota ini dari pagi, Aku pikir pengguna rapier yang berjalan di belakangku pasti merasa lebih buruk. Tapi saat aku berbalik, kakinya yang tertutup sepatu setinggi lutut tidak terlihat goyah.

Aku tidak berpikir jika seseorang dapat pulih dari kelelahan setelah berburu selama tiga hari berturut-turut hanya dengan tidur beberapa jam, jadi dia pasti terlalu memaksakan dirinya. Aku telah berpikir untuk memberitahunya bahwa dia bisa menenangkan tubuh dan pikirannya (meskipun di dunia virtual, keduanya adalah hal yang sama) saat kembali ke kota, tapi suasana diantara kami nampaknya tidak memungkinkan untuk omong kosong seperti itu.

Tapi, aku malah berbalik kehadapan pengguna rapier itu, dan mengucapkan kata-kata yang sangat serius.

“Pertemuan itu seharusnya berlangsung di pusat kota, pada pukul 4 sore nanti”

"......"

Wajah yang tertutup oleh kerudung itu sedikit bergerak keatas dan kebawah. Namun, kakinya tidak berhenti, dan tubuh rampingnya melintas didepanku.

Angin yang bertiup di kota menyebabkan mantelnya berkibar dibelakangnya. Aku sedikit membuka mulutku, tapi tidak dapat menemukan apapun untuk dikatakan, aku menutupnya kembali tanpa berkata apapun. Berpikir tentang hal itu, Aku, yang bermain secara solo selama tiga minggu, tidak memiliki syarat untuk melakukan interaksi dengan pemain lain. Sampai sekarang, Aku hanya menghabiskan waktu setiap hari untuk melindungi nyawaku sendiri….

"Perempuan yang aneh."

Tiba-tiba aku mendengar gumaman di belakangku, Aku mengalihkan pandanganku dari belakang pengguna rapier dan melihat sekeliling sekali lagi.

“Aku pikir Dia akan segera mati, tapi ternyata tidak. Bagaimanapun kau melihatnya, Dia adalah pemain pemula, tapi skillnya menakutkan. Orang macam apa dia itu?”

Suara bernada tinggi itu berlanjut, diakhiri dengan bunyi sengau yang unik.

Orang yang berbicara nampak seperti pemain yang lincah dan lebih pendek dariku, bukan berarti aku memiliki tubuh yang besar. Armornya, sama sepertiku, terdiri dari baju dan kulit yang menutupi seluruh tubuh. Senjatanya adalah cakar kecil yang diikat di pinggang kirinya dan paku lempar di pinggang kanannya. Itu bukanlah senjata yang biasa di pakai oleh orang yang mencapai garis depan, tapi senjata terbesar orang ini adalah sesuatu yang berbeda.

“Apakah kau tahu sesuatu tentang pengguna rapier itu?”

Aku bertanya secara spontan, tapi mengetahui bagaimana dia akan menjawab, aku meringis. Pengguna cakar itu tidak mengkhianati harapanku, saat dia mengangkat lima jarinya dan berkata.

"Aku akan menjualnya murah. 500 Col."

Wajahnya yang menyeringai memiliki perbedaan yang besar. Di kedua pipinya terdapat tiga buah garis mirip kumis binatang yang digambar menggunakan item make up. Cocok dengan rambut pirangnya yang bergelombang, penampilannya itu mengingatkanku dengan seekor hewan pengerat.

Pernah dimasa lalu, aku bertanya mengapa dia menggunakan tanda tersebut. Namun, aku hanya menerima ledakan kemarahan dan balasan ‘Jangan pernah menanyakan mengapa wanita memakai make up’, segera di ikuti pernyataan ‘Aku akan mengatakannya untuk 100,000 col’, jadi aku tidak punya pilihan selain buru-buru mundur.

Suatu hari, ketika aku menemukan item yang sangat langka, aku benar-benar akan membayar 100,000 col—sebagai sumpah rahasia yang terus melekat dipiranku, Aku menjawab masam.

“Aku merasa aneh untuk membeli informasi tentang seorang wanita, jadi aku akan menyerah melakukannya.”

“Nihihi, Kau mempunyai hati yang baik.”

Orang yang mengatakan kalimat yang memalukan dan tertawa lebar itu adalah, Penjual Informasi pertama di Aincrad: yang dikenal sebagai 【 Argo the Rat 】.

‘—jika kamu berbicara dengan 【 Rat 】 selama lima menit, kamu akan berakhir dengan membayar 100 col tanpa mengetahui alasannya. Berhati-hatilah.’

Itu adalah peringatan dari seseorang. Namun, sebenarnya Argo pernah berkata bahwa dia tidak pernah menjual informasi yang belum jelas hanya untuk uang. Dia mengatakan jika ia hanya menganggap sesuatu sebagai 【 merchandise 】 setelah ia memutuskan informasi itu memiliki nilai, memastikan membayar biaya kepada sumber informasi, dan juga mengumpulkan sebanyak mungkin faktanya sendiri. Berpikir tentang hal itu, jika informasi.yang salah terjual walaupun hanya sekali, maka kepercayaan pada sang penjual informasi akan menurun, jadi pekerjaan mencari informasi memiliki bahaya dan hasil yang berbeda jika dibanding dengan mencari item material di dungeon dan menjualnya ke NPC yang ada di kota.

Meskipun ada pertanyaan yang menggangguku, ’Mengapa seorang pemain wanita memilih job seperti itu’..setiap kali aku menatap wajah Argo. Tapi meskipun aku bertanya, kemungkinan yang akan ia katakan adalah ‘100,000 col’ yang lain sebagi jawaban. Jadi aku mengajukan pertanyaan lain setelah terbatuk.

“Jadi? Hari ini lagi, kau disini bukan untuk membicarakan perkerjaan, tapi sebagai media negosiasi seperti biasa, kan?”

Kamudian, Argo meringis, dan setelah melihat sekilas ke kiri dan ke kanan jalan, dia mendorong punggungku menggunakan jari telunjuknya dan membawa kami menuju ke lorong terdekat.

【 Boss strategy confrence 】 masih sekitar dua jam lagi, jadi tidak banyak pemain disini sekarang, tapi ini terlihat seperti pembicaraan yang dia tidak ingin orang lain untuk mendengarnya. Alasannya adalah-karena sepertinya itu berhubungan dengan reputasinya sebagai Penjual Informasi.

Argo berhenti saat kami berada jauh didalam lorong kecil, dan kemudian menyandarkan punggungnya pada sebuah rumah (tentu saja, hanya dihuni oleh NPC) dan mengangguk lagi.

“Jadi, Ya. Itu sudah dinaikan menjadi 29.800 col.”

“Tawarannya sudah mencapai 29,8k col sekarang, huh.”

Aku tersenyum masam, lalu mengangkat bahuku.

“….Maaf, tapi tidak peduli berapa banyak col yang ditawarkan, jawabanku tetap sama. Aku tidak mau menjualnya.”

“Terakhir Aku juga sudah mengatakan kepada klienku seperti itu.”

Pekerjaan utama Argo adalah sebagai Penjual Informasi, tapi dengan menggunakan stat AGI (kecepatan) nya yang sangat tinggi untuk bergerak, Ia juga memiliki pekerjaan lain sebagai 【 Messenger 】. Biasanya itu hanya mengirimkan pesan lisan atau pesan pendek pada sebuah gulungan, tapi orang yang telah menghubungiku malalui dirinya satu minggu belakangan tampaknya agak rumit…atau lebih tepatnya, Klien yang bermasalah.

Dia ingin membeli One-handed longsword-ku.

【 Anneal Blade +6 (3S3D). 】.

Sistem peningkatan senjata di SAO terbilang sederhana dibanding dengan MMORPGs baru-baru ini. Ada 5 jenis parameter peningkatan: 【 Sharpness 】(ketajaman), 【 Quickness 】(kecepatan), 【 Accuracy 】(keakuratan), 【 Heaviness 】(berat), dan 【 Durability 】(ketahanan). Kau dapat mencoba melakukan peningkatan kemampuan pada sebuah senjata untuk setiap kategori itu dengan meminta NPC atau pemain dengan pekerjaan penempa untuk melakukannya.

Hal itu membutuhkan material tertentu yang digunakan untuk meningkatkan parameter senjata dan juga ada kemungkinan kagagalan yang sama seperti game MMORPGs lainnya.

Setiap kali peningkatan dari salah satu parameter berhasil, nama item di jendela perlengkapan akan mempunyai +1 atau +2 yang ditambahkan dibelakangnya. Namun, angka 【 Rincian 】 hanya bisa dilihat saat senjata disentuh secara langsung dan jendela propertinya terbuka. Selama transaksi senjata diantara para pemain, mengatakan sebuah item memiliki ‘Accuracy +1, Heaviness +2…’ dan semacamnya, menjadi membosankan, jadi telah menjadi kebiasaan untuk menggunakan singkatan yang lebih pendek: sebagi contoh, item +4 dengan rincian Accuracy +1, Heaviness +2 dan Durability +1, akan lambangkan dengan frase 【 1A2H1D 】.

Dengan kata lain, 【 Anneal Blade +6 (3S3D) 】 milikku telah ditingkatkan dengan Sharpness +3 dan Durability +3. Mempunyai item dengan kemampuan seperti ini di lantai pertama memerlukan banyak kesabaran dan keberuntungan. Karena situasi didalam Aincrad, tidak banyak pemain melatih skill menempa yang tidak berhubungan langsung dengan kemungkinan bertahan hidup, dan meskipun Blacksmith NPC memiliki kesamaan dengan penampilan ras dwarf, level skill mereka sangat tidak bisa diandalkan.

Mempertimbangkan bahwa senjataku 【 Anneal Blade 】 juga merupakan hadiah dari sebuah quest yang membutuhkan banyak kerja keras untuk menyelesaikannya, Spesifikasi pedang ini dapat dikatakan sebagai item yang paling diinginkan di lantai pertama.-Namun, Ini hanyalah 【 Equipment Pemula 】. Aku hanya bisa meningkatkannya beberapa kali lagi, jadi sekitar lantai ketiga atau keempat, aku harus berganti ke pedangku selanjutnya dan menempa dari awal lagi.

Untuk alasan di atas, aku tidak bisa menebak apa motif klien Argo, yang sangat menginginkan pedang ini dan bersedia membayar dengan 29,8k col jumlah yang sangat besar untuk saat ini. Jika ini adalah transaksi tatap muka yang normal, aku bisa menanyakan alasannya secara langsung, tapi itu tidak akan berguna jika bahkan aku tidak tahu nama klien nya.

“…..Uang hush (tutup mulut) yang orang itu bayar adalah 1000 col, kan?”

Mendengar pertanyaanku, Argo dengan tenang mengangguk,

“Itu benar, Apakah kau bersedia untuk menaikannya?”

"Hmm ... 1k huh ... hm — m"

Uang hush adalah jumlah uang yang dibayar oleh Mr.X yang ingin membeli pedangku, agar Argo menjaga namanya supaya tidak aku ketahui. Jika aku memilih untuk membayar 1100 col, Argo akan mengirim pesan singat kepada klien-nya untuk menginformasikan itu, dan bertanya apakah mereka ingin menaikan tawaran menjadi 1200 col. Jika jawabannya adalah IYA, maka kali ini aku harus membayar 1300 col atau tidak.

Jika aku memenangkan pertarungan tawar menawar itu, maka aku dapat mengetahui nama mereka, tapi sebagai hasilnya, aku akan kehilangan banyak uang dalam 【 Transaksi Pedang 】 ini. Bagaimanapun kau memikirkannya, itu merupakan perbuatan yang sangat bodoh.

“….Ya ampun, kau tidak bisa menjual informasi begitu saja, bahkan ketika kau tidak memiliki apapun untuk dijual, itu adalah sebuah bisnis, huh… itu benar-benar jiwa pedagang yang mengesankan…”

Sementara aku mengeluh, Argo tertawa terkekeh-kekeh.

“Itulah kesenangan dari pekerjaan ini! Saat aku menjual informasi milik orang lain, dalam sekejap cerita tentang 【 Seseorang membeli informasi seperti ini dan itu 】 akan lahir.”

Itu mungkin hal yang tabu bagi pengacara di dunia nyata untuk mengungkapkan nama seorang klien, tapi peraturan seperti itu tidak berlaku bagi 【 Rat 】 yang mempunyai motto 【 Jual semua informasi yang dapat terjual 】. Dari awal, orang yang menjadi kliennya harus bersiap nama mereka untuk dijual, tapi karena kemampuannya sebagai penjual informasi kelas satu, mereka tidak bisa mengeluh tentang hal itu.

“…Tolong katakan padaku ketika ada pemain wanita menginginkan informasi pribadiku: Aku akan membeli informasi-nya.”

Saat aku mengatakan itu sambil mendesah, Argo sekali lagi tertawa lebar, tapi kemudian dia mengubah ekspresinya.

“Lalu, Aku akan mengatakan ke klien-ku bahwa tawaran kali ini juga ditolak. Juga, kesepakatan ini tidak mungkin dilanjutkan. Sampai jumpa, Ki-bou.”

Melambaikan tangannya, dia berbalik, dengan kelincahannya yang cocok dengan julukan 【 Rat 】, dia meninggalkan lorong ini. Setelah melihat rambut pirang bergelombangnya menghilang di kerumunan, aku berpikir, ’Orang itu pasti tidak akan mati’.

Setelah terjebak di game kematian SAO selama sebulan, aku telah mempelajari beberapa hal.

Apa yang memisahkan hidup dan mati di antara para pemain? Ada tak terhitung faktor untuk itu—seperti jumlah potion yang kau miliki, atau kapan waktunya berhenti menjelajahi dungeon, tapi aku pikir faktor kunci yang ada di tengahnya adalah apa yang orang sebut 【 jati diri 】 yang mau tidak mau harus mereka percayai atau tidak. Dengan kata lain, itu adalah 【 senjata utama 】 yang mereka pakai untuk bertahan hidup.

Dalam kasus Argo, mungkin itu adalah 【 informasi 】. Lokasi monster berbahaya atau, lokasi berburu paling efisien, orang itu tau semuanya. Ia percaya pengetahuan dapat membawa ketenangan kepadanya, dan meningkatkan peluangnya bertahan hidup.

Dan, bagiku, 【 jati diri 】 kirito adalah pedang yang ada di punggungku. Lebih tepatnya, itu adalah perasaan yang terjadi saat tubuh dan pendangku benar-benar menjadi satu. Aku tidak selalu berada dalam kondisi itu, tapi sebuah pemikiran ‘Suatu hari aku akan membuat dunia ini menjadi milikku, dan aku tidak akan mati sampai saat itu’ telah membuatku bertahan hidup sampai sekarang.

Alasan peningkatan Anneal Blade miliku adalah Sharpness +3 dan Durability +3, dengan mengabaikan Quickness dan Accuracy, adalah karena keduanya hanya menghasilkan peningkatan nomor kemampuan, sementara dua sebelumnya adalah peningkatan bantuan sistem yang mengubah perasaan saat mengayunkan pedang.

—Namun, itu artinya.

Pengguna rapier yang aku temui di garis depan dungeon. Apa 【 jati dirinya 】?

Aku memindahkan tubuh pingsannya keluar dari dungeon ( Aku benar-benar tidak bisa mengatakan bagaimana aku melakukannya), tapi, bahkan jika aku tidak berada disana, pada saat kobold salanjutnya muncul, dia pasti tanpa sadar berdiri dan menggunakan 【 Linear 】 berkecepatan tinggi untuk membunuh musuh seperti bintang jatuh…itulah yang kupikirkan.

Hanya saja, hal macam apa yang membuatnya melakukan pertarungan mengerikan seperti itu, dan bagaimana bisa dia bertahan sampai sekarang? Itu mungkin sebuah 【 kekuatan 】 yang tidak kuketahui.

"...... Aku harus membayar 500 col kepada Argo ..."

Menggumamkan hal itu sambil sedikit menggelengkan kepalaku, aku kemudian memandang ke atas langit.

Menara kincir angin berwarna putih yang menjadi lambang Kota Tolbana terlihat berwarna oranye akibat memantulkan cahaya matahari sore. Sekarang pasti sudah sedikit lewat jam tiga sore. Untuk persiapan menghadiri pertemuan strategi bos yang akan memakan waktu lama, aku harus mengisi perutku di suatu tempat.

Pertemuan yang akan dimulai pukul 4 sore nanti, tak diragukan lagi akan menjadi heboh.

Alasanya adalah hari ini, salah satu jenis pemain yang tetap bersembunyi di SAO akan menunjukan diri dihadapan banyak pemain untuk pertama kalinya. Itu benar—【 Pemain Baru 】 dan 【 Beta Tester 】, ada celah besar yang sulit diisi diantara mereka…

Bagi 【 Argo the Rat 】, yang menjual apapun yang dapat terjual, hanya ada satu jenis informasi yang tidak bisa dia perjual belikan. Itu adalah, Identitas para Original Beta Tester. Tidak, itu bukan hanya Argo. Original beta tester lain, walaupun memiliki wajah yang berbeda dari sebelumnya, mungkin memiliki firasat tentang sesama mereka berdasarkan nama dan nada bicaranya, namun mereka tidak akan pernah berhubungan satu sama lain. Kenyataannya, seperti sekarang ini. Argo dan Aku mengetahui identitas masing-masing sebagai beta tester, tapi itu satu-satunya topik yang kami hindari dalam sebuah percakapan, tidak peduli berapa tahun cahaya yang harus kami lewati.

Alasannya sederhana, saat identitas seorang beta tester ditemukan, hidupnya akan dalam bahaya.

Bukan bahaya dari dibunuh oleh monster di beberapa dungeon.

Tapi saat berjalan diluar safe area, pemain baru bisa 【 Mengeksekusi 】 mereka. Karena meraka percaya, orang yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari 2000 orang di bulan pertama adalah para original beta tester.

Dan aku tidak bisa benar-benar menyangkal tuduhan ini.

Bagian 4

Makanan yang Asuna pilih tiga (atau empat) hari terakhir adalah roti hitam termurah yang Ia beli dari NPC, dan sebotol air yang dapat diisi sebanyak yang kau mau dari air mancur yang tersebar diseluruh kota.

Bahkan di dunia nyata, dia tidak terlalu menikmati makanan, tapi makanan dan minuman di dunia virtual ini terasa begitu hambar dan itu tidak bisa dijelaskan. Tidak peduli seberapa banyak kau mengenyangkan diri dengan makanan mewah, tidak akan ada secuil makananpun yang mencapai tubuh aslimu. Dia berpikir akan lebih baik jika sistem makanan dan perasaan lapar tidak pernah ada, tapi, saat perutmu kosong tiga kali sehari pada waktu makan, rasa lapar tidak akan hilang sampai kau memakan beberapa makanan virtual.

Meski begitu, baru-baru ini dia mulai bisa menahan rasa lapar palsu itu hanya dengan menggunakan tekadnya saat ia pergi ke dungeon, tapi saat dia kembali ke kota, dia harus makan. Dia membeli item termurah hanya sebagai pengisi perut, tapi dia merasa sangat aneh, bahkan sepotong roti kering dan kasar ini terlihat sangat lezat saat dia menggigitnya sedikit demi sedikit.

Di pusat kota Tolbana, Asuna duduk dibangku sederhana di sebuah sudut area air mancur dan terus mengunyah sambil menjaga kerudungnya menutupi bagian atas matanya. Dia telah menghabiskan setengah dari rotinya, yang lumayan besar untuk harga 1 col, saat—

"Roti itu terlihat cukup lezat."

Suara yang tidak asing terdengar dari sebelah kanannya. Dia menghentikan tangannya yang baru saja akan merobek secuil roti, dan memberikan lirikan tajam.

Orang yang berdiri disana adalah lelaki yang ia tinggalkan di gerbang kota beberapa menit lalu. Swordman berambut hitam dan memakai mantel abu-abu.

Orang merepotkan yang telah menggunakan suatu cara untuk memindahkannya keluar setelah dia pingsan di dalam dungeon, dan dengan paksa menghubungkan jalannya kembali yang seharusnya telah terputus.

Saat dia menyadarinya, pipinya terasa panas. Walaupun ia mengatakan keinginannya untuk mati, Lelaki itu melihatnya disini, tanpa rasa malu memakan makanan segera setelah di kembali hidup-hidup. Rasa malu yang kuat mengalir keseluruh tubuhnya, dan dia tidak tau harus berbuat apa pada saat itu.

Saat dia masih merasa kaku sambil memegang roti hitam yang tinggal setengah di kedua tangannya, lelaki itu sedikit terbatuk, dan kemudian berbisik.

"Boleh aku duduk di sampingmu?"

Biasanya, dia akan langsung meninggalkan bangku tanpa mengatakan apapun, dan pergi tanpa menoleh kebelakang dalam situasi seperti ini. Namun, saat ini, dia terserang oleh kebingungan yang jarang ia rasakan di dunia ini, membuat ia tak dapat bereaksi. Mungkin menganggap kekakuan Asuna sebagai tanda persetujuan, lelaki itu duduk sejauh mungkin darinya di sisi kanan bangku, dan mulai mencari sesuatu disaku jaketnya. Apa yang ia keluarkan adalah bulatan, objek berwarna hitam—sebuah roti hitam yang berharga 1 col.

Dalam sekejap, Asuna sejenak melupakan rasa malu dan kebingungannya, dan melihat ke arah lelaki itu dengan takjub.

Menilai dari kemampuannya untuk dapat pergi kedalam dungeon dan kualitas perlengkapan yang ada di tubuhnya, Swordman ini dapat dengan mudah memperoleh cukup uang untuk membeli makanan yang lebih layak di restoran. Dalam hal ini, mungkin dia termasuk orang yang sangat hemat, atau—

“…Kau benar-benar merasa itu enak, bukan?”

Tanpa sadar, dia telah menanyakan pertanyaan itu dengan suara kecil. Mendengar itu, lelaki itu mengangkat alisnya, dan mengangguk dalam-dalam.

“Tentu saja. Sejak datang ke kota ini, aku memakannya setiap hari…Yah, aku sedikit menambahkan sesuatu sih.”

"Sesuatu ...?"

Tidak mengerti apa maksudnya, dia menggelengkan kepala dibawah kerudungnya. Alih-alih menjawab, Swordman itu menempatkan tangannya kedalam saku yang berlawanan dengan sebelumnya, dan mengeluarkan botol kecil. Dia meletakannya ditengah bangku, dan berkata.

"Coba gunakan ini pada rotimu."

Ungkapan ‘gunakan itu pada roti’ sejenak membuatnya bingung, tapi kemudian dia menyadari itu adalah ungkapan dalam game online, sama seperti 【 Gunakan kunci pada pintu 】 atau 【 Gunakan botol pada air mancur 】. Dia dengan ragu, mengulurkan tangannya, dan menyentuh penutup botol dengan jarinya. Dari menu pop-up yang muncul, dia memilih 【 Use 】, dan jari telunjuknya mulai bersinar dengan warna ungu samar. Keadaan ini disebut 【 Target Selection Mode 】, dia kemudian menyentuh roti hitam yang tinggal setengah di tangan kirinya.

Kemudian, dengan efek suara kecil, salah satu bagian roti itu terolesi dengan warna putih. Sesuatu yang telah ditambahkan dengan tebal ke roti itu, bagaimanapun kau melihatnya—

“….Krim? Darimana kau mendapatkan hal seperti ini…?”

“Ini adalah hadiah dari quest 【 Cows of the Counterattack 】 yang aku terima di desa sebelumnya. Walaupun, tidak banyak orang yang melakukannya, karena itu membutuhkan waktu yang agak lama untuk diselesaikan.”

Setelah memberikan jawaban itu dengan wajah serius, Swordman itu juga 【 menggunakan botol pada rotinya 】 dengan gerakan yang terlatih. Kemudian, mungkin karena isinya telah habis, botol itu pecah dengan suara dan cahaya kecil.

Swordman itu membuka mulutnya lebar-lebar dan mengggit roti yang telah diolesi krim. Mendenger suara mengunyahnya, Asuna merasakan sakit pada perutnya yang telah ia rasakan beberapa kali, tapi itu bukanlah sebuah serangan melainkan rasa lapar yang biasa.

Dia dengan ragu menggigit roti hitam yang dilapisi krim yang masih dipegang di tangan kirinya.

Pada saat itu, rasa roti yang kering dan kasar menyebar di mulutnya seolah-olah berubah menjadi cake dari sebuah negara tertentu dengan tekstur yang berat. Krim itu terasa manis dan lembut, bersamaan dengan rasa asam yang menyegarkan seperti yogurt. Saat dia terserang oleh rasa yang menakjubkan didalam pipinya, Asuna tanpa sadar menghabiskan roti itu dalam dua, tiga gigitan.

Saat dia kembali sadar, item makanan yang ada ditangannya benar-benar telah menghilang tanpa meninggalkan sisa sedikitpun. Saat dia melihat kesampingnya dengan kaget, kelihatannya dia telah menghabiskan makanan itu dua detik atau lebih dulu sebelum swordman itu. Sekali lagi, rasa malu menyelimuti dirinya dan dia ingin pergi meninggalkan tempat ini, tapi setelah di beri makanan, itu akan menjadi perilaku yang sangat buruk.

Setelah beberapa kali mengambil nafas dan entah bagaimana menenangkan dirinya, Asuna mengatakan dengan suara samar.

"...... Terima kasih untuk makanannya."

"Sama-sama."

Setelah menghabiskan makanannya, swordman itu membersihkan sarung tangan yang menutupi tangannya, dan kemudian melanjutkan.

“Cow Quest yang aku katakan sebelumnya. Jika kamu ingin melakukannya aku dapat memberikan beberapa saran. Jika kamu melakukannya dengan efisien, kamu dapat menyelesaikannya dalam dua jam.”

"........."

Sejujurnya, hatinya tergerak. Dengan krim yogurt itu, bahkan roti seharga 1 col dapat menjadi sangat mewah. Itu adalah kepuasan palsu dari mesin peniru rasa, tapi dia ingin merasakannya sekali lagi…tidak, jika mungkin dia ingin memakannya setiap hari, Itulah yang Asuna pikirkan.

Namun—

Asuna menurunkan matanya, dan menggelengkan kepalanya dengan lembut di bawah kerudungnya.

“…Tidak perlu. Aku tidak datang jauh-jauh kekota ini hanya untuk memakan sesuatu yang lezat.”

"Hmm. Kemudian, untuk tujuan apa?"

Suara swordman itu, yang tidak bisa dikatakan suara yang indah, tapi tidak memiliki satu bagian-pun yang tidak menyenangkan ditelinganya, dan bagaimanapun itu terdengar seperti suara anak-anak. Mungkin karena itu, Asuna tanpa sadar membicarakan apa yang ada jauh didalam hatinya, yang belum pernah ia ceritakan kepada seorang-pun sejak ia datang kedunia ini.

“Ini untuk…menunjukkan bahwa aku ada. Daripada mengunci diri di ruang penginapan seperti yang aku lakukan pada awalnya dan perlahan-lahan membusuk, Aku ingin menjadi diriku sendiri sampai saat terakhir. Bahkan jika aku dikalahkan oleh monster dan mati, aku tidak mau dikalahkan oleh game ini…oleh dunia ini. Tak peduli apapun yang terjadi.”

Asuna—Yuuki Asuna, 15 tahun hidupnya telah menjadi serangkaian pertarungan. Dimulai dengan ujian masuk TK, dia telah melalui tantangan besar dan kecil yang tak ada habisnya datang satu demi satu, dan ia mengalahkan mereka semua. Ini telah diatur jadi, sebuah kesalahan bahkan dapat membuatnya menjadi orang yang tidak berguna, jadi dia terus melewati tekanan yang berat itu.

Tantangan baru dengan nama 【 Sword Art Online 】 telah datang di akhir 15 tahun pertarungannya, tapi dia mungkin tidak dapat mengalahkan tantangan ini.

Dengan peraturan dan budaya yang terlalu sulit dan terlalu berbeda, ini adalah tipe pertarungan dimana kekuatan satu orang saja tidak dapat melakukan apa-apa.

Syarat memenangkannya adalah: ‘Capai bagian teratas dari 100 lantai, dan kalahkan musuh terakhir.’ Namun, satu bulan sejak game dimulai, satu per lima dari seluruh pemain telah mati, terlebih lagi, sebagian besar dari mereka adalah para veteran berpengalaman yang percaya dengan kemampuannya. Kekuatan tempur yang tersisa terlalu kecil, dan jarak yang menghalangi mereka terlalu jauh…

Asuna mengatakan itu semua dengan sedikit jeda, seolah-olah keran dihati-nya melonggar dan perlahan menetes kebawah. Setelah dia memberikan pemikiran yang mungkin tidak memiliki ketetapan, Swordman berambut hitam itu mendengarkan dalam diam, tapi—akhirnya suara Asuna terpotong oleh angin sore, dan kemudian lelaki itu membisikan satu kata.

"...... Maaf."

Sword Art Online Progressive Vol 1 - 047.jpg

Setelah beberapa detik, Asuna bertanya-tanya, ’Mengapa dia mengatakan itu?’

Dia pertama kali bertemu swordman ini hari ini, jadi seharusnya tidak ada alasan baginya untuk meminta maaf. Saat dia melirik orang yang ada disampingnya dari bawah kerudung, lelaki bermantel abu-abu yang duduk di bangku itu mengistirahatkan kedua siku diatas lututnya dan menunduk kebawah. Bibirnya sedikit bergerak, dan dia mendengar suaranya sekali lagi.

“Maaf…-apa yang menyababkan situasi saat ini..atau, dengan kata lain, apa yang mendorongmu sejauh ini, adalah…”

Namun, Ia tidak dapat mendengar kalimat terakhir yang lelaki itu katakan. Karena lonceng jam yang terletak pada kincir angin besar ditengah kota berdenting dengan keras.

Ini sudah jam 4 sore. Waktu 【 pertemuan 】 itu akan dilaksanakan. Melihat sekeliling, Asuna melihat banyak pemain telah berkumpul didekat air mancur tanpa ia sadari.

“…Ayo pergi. Ini adalah pertemuan yang kau katakan kepadaku.”

Asuna mengatakan itu, dan berdiri. Swordman itu mengangguk, dan berdiri dengan perlahan. Apa yang ingin dia katakan—? Asuna mungkin tidak akan pernah berbicara dengannya lagi, jadi itu tidak masalah. Tapi disudut pikirannya, ada sebuah perasaan seperti tusukan duri kecil.

‘Aku ingin tau.’aku tidak ingin tau’. Perasaan mana yang lebih kuat, bahkan Asuna tidak terlalu mengerti dengan baik.

Bagian 5

44 orang.

Itulah jumlah pemain yang berkumpul di alun-alun kota Tolbana.

Dibandingkan dengan prediksiku—atau lebih tepatnya harapanku, ini terlalu sedikit. Di SAO, ukuran maksimal sebuah party adalah 6 orang, dan dengan menggabungkan 8 party kau bisa membentuk sebuah raid party dengan total 48 orang. Berdasarkan pengalamanku selama periode Beta-Test, jika kami ingin mencoba mengalahkan boss lantai tanpa kematian, itu akan sulit tanpa minimal 2 grup raid party untuk saling bergantian saat bertarung, tapi jumlah ini bahkan tidak bisa mengisi penuh sebuah raid party.

Aku menarik nafas untuk mendesah, tapi aku kehilangan kesempatan ku untuk mengeluarkan nafas.

"... Ini banyak ..."

Itu karena pengguna rapier yang menggunakan mantel berkerudung itu berbisik dari belakangku. Aku tanpa sengaja berbalik dan bertanya.

“Banyak…? Jumlah orang ini….?”

“Ya. Karena…mereka berkumpul disini untuk pertama kali menantang bos lantai ini, kan? Meskipun ada kemungkinan pembantaian total…”

“…Aku mengerti”

Aku mengangguk, dan kemudian melihat wajah para prajurit yang berkumpul dalam kelompok 3 dan 5 orang di sekitar alun-alun sekali lagi.

Ada lima atau enam pemain yang kuketahui namanya, dan sabaliknya. Selain itu, ada sekitar 15 orang yang pernah aku lihat di kota dekat garis depan dan di dalam dungeon.

Untuk 20 orang lebih sisanya, ini pertamakalinya aku melihat sebagian besar wajah mereka. Tentu saja, perbandingan laki-laki dan perempuan sangat besar. Satu-satunya pemain perempuan yang dapat kulihat sekilas adalah si pengguna rapier, tapi itu tidak dapat dibedakan hanya dengan melihat karena Ia memakai kerudungnya sampai diatas matanya, jadi orang lain disekitarku mungkin berpikir semua yang ada disini adalah laki-laki. 【 Argo the Rat 】 juga di sini bersandar pada sebuah tiang di sisi lain alun-alun, tapi dia mungkin tidak akan ikut dalam operasi mengalahkan boss ini.

Sama seperti yang pengguna rapier katakan, tidak ada seorangpun yang pernah melihat orang lain yang menantang Boss Lantai Pertama. Resiko bar HP seseorang mencapai nol, atau dengan kata lain, resiko kematian pasti lebih besar dari pada pertempuran skala besar yang terjadi di lantai ini sampai sekarang. Dengan kata lain, semua orang yang berkumpul di alun-alun ini sudah siap akan kematian mereka, dan dengan berada disini, mereka menerima bahwa mereka akan menjadi batu pijakan untuk para pemain di masa depan…harusnya seperti itu, tapi…

“…Tidak, Aku ragu dengan hal itu…”

Aku tanpa sadar membisikan itu. Pengguna rapier mengirimkan tatapan penuh pertanyaan kepadaku dari bawah kerudungnya. Sebagai balasan, aku menjawab dengan hati-hati saat memilih kata-kataku.

“Aku tidak bisa mengatakan semua orang seperti ini, tapi dari pada 【 Menunjukan semangat pengorbanan diri 】, aku pikir kebanyakan orang berada disini kerena 【 Tidak ingin tertinggal dibelakang 】. Karena aku ada disini juga untuk alasan yang terakhir…”

"... Tertinggal? Dari apa?"

“Dari garis depan. Pembantaian total memang menakutkan, tapi mengetahui Boss telah dikalahkan di tempat yang tidak kau ketahui juga menakutkan.”

Kain kerudung itu sedikit miring. Karena dia benar-benar seorang pemula di game online, dia mungkin tidak terlalu memahami apa yang kukatakan—itulah yang kubayangkan, tapi.

“…Apakah itu seperti, tidak ingin jatuh kebawah peringkat sepuluh besar dalam ujian semester, atau ingin menjaga nilai standarmu pada 70, keinginan semacam itu?”

"........."

Kali ini, aku yang terdiam. Sedikit memikirkan hal itu, aku mengangguk dengan ringan.

"Ya ... Yah, mungkin ... mungkin seperti itu ..."

Lalu—

Mengintip ke bawah kerudungnya, aku melihat bibirnya sedikit tersenyum. ‘Fu, Fu’, suara samar dapat terdengar. Apakah…dia tertawa? Dari pengguna skill 【 Linear 】 yang sangat sempurna, orang yang telah mengatakan perbuatanku sebagai 【 usaha yang tak berguna 】 saat aku membawanya keluar dari dungeon itu?

Aku mencoba melihat langsung ke bagian dalam kerudungnya, tapi untungnya situasi berubah sebelum hal itu terjadi. Dengan suara *Pan, *Pan orang bertepuk tangan, Sebuah teriakan yang cukup bagus terdengar di seluruh alun-alun.

“O-K! Baiklah, ini terlambat lima menit, tapi mari kita mulai! Semuanya, sedikit lebih kedepan.., mendekatlah tiga langkah lagi!”

Pemilik suara itu adalah swordman dengan armor metal yang berkilau menutupi seluruh tubuhnya yang tinggi. Dia dengan gesit melompat tanpa ancang-ancang ke ujung air mancur yang berdiri ditengah alun-alun. Dapat melompat setinggi itu dengan armor sebanyak itu, dia pasti mempunyai Strength dan Dexternity yang sangat tinggi.

Saat melihat swordman yang baru saja berbalik, sebagian dari 40 lebih pemain mulai berbisik dan bergumam dengan ringan. Aku mengerti apa yang mereka rasakan. Karena aku, juga, bertanya-tanya mengapa pria yang berdiri di ujung air mancur itu terlihat sangat tampan, sampai-sampai aku berpikir kalau itu adalah hasil rekayasa dari VRMMO.

Sebagai tambahan, rambutnya yang panjang berwarna biru cerah. Karena item pewarna rambut belum dijual di toko lantai pertama, dia pasti telah berburu untuk mendapatkan drop monster yang langka.

Jika dia bersusah payah untuk mengatur gaya rambut dan warnanya untuk pertemuan ini, dengan hanya dua pemain wanita disini (meskipun salah satunya memaka[i mantel berkerudung, jadi seseorang tidak bisa melihatnya dari luar), Kukira dia akan merasakan beberapa keseganan, tapi pria itu menunjukan senyum cerah yang benar-benar menepis kecurigaanku dan berkata.

“Hari ini, terima kasih karena telah memenuhi paggilanku! Beberapa orang disini telah mengenalku, tapi aku akan memperkenalkan diri lagi! Aku 【 Diabel 】, dan profesiku adalah 【 Ksatria 】!”

Mendengar itu, orang-orang disekitar air mancur memberikan tepuk tangan dan siulan, bercampur dengan teriakan seperti ‘Maksudmu 【 Pahlawan 】, kan!’ memenuhi udara.

Dalam SAO, tidak ada 【 Profesi 】 yang ditentukan oleh sistem. Setiap pemain diberi beberapa 【 Slot Skill 】, dan dapat dengan bebas mengatur semua skill yang dia inginkan dan melatihnya. Sebagai contoh, orang yang memiliki Skill produksi atau skill perdagangan sebagai skill utamanya dapat disebut 【 Blacksmith 】, 【 Penjahit 】, 【 Koki 】, atau nama resmi lainnya—Namun, aku kurang tau tentang profesi 【 Ksatria 】 dan 【 Pahlawan 】, karena belum pernah dengar sebelumnya.

Tapi tentu saja, ‘memanggil dirinya dengan julukan apa saja yang dia inginkan’ adalah kebebasannya yang dimiliki setiap pemain. Melihat lebih teliti kepadanya, pria bernama Diabel itu mengenakan armor perunggu di dada, bahu, lengan, dan kakinya, dengan pedang besar dipinggang kirinya, dan perisai kecil dipunggungnya. Kau dapat mengatakan itu adalah peralatan yang biasanya digunakan oleh seorang Ksatria.

Sambil melihatnya dari balik kerumunan, aku dengan cepat mencari didalam daftar yang ada dikepalaku. Perlengkapan dan gaya rambutnya berbeda, jadi susah menghubungkannya, tapi rasanya aku pernah melihatnya beberapa kali di desa dan kota yang terletak di garis depan. Lalu, bagaimana dengan—【 Aincrad yang lain 】, apakah aku melihatnya disana? Pada akhirnya, aku tidak mengingat pernah mendengar namanya sebelumnya…

“Lalu, alasanku memanggil kalian para pemain top yang aktif digaris depan seperti ini, kupikir aku tak terperlu mengatakannya, tapi…”

Saat perkataan Diabel berlanjut, aku menghentikan pemikiranku dan memperhatikannya. Ksatria berambut biru itu mengangkat tangan kanannya, dan menunjuk menara besar yang tegak dengan samar diluar kota—“Dungeon Lantai Pertama”, dan melanjutkan.

“…Hari ini, party kami menemukan tangga menuju lantai tertinggi dimenara itu. Dengan kata lain, besok, atau paling lambat besok lusa, kami akan mencapainya: Ruang Boss…Lantai Pertama!”

Para pemain saling berbisik dan menjadi ribut antara satu sama lain. Aku juga sedikit terkejut. Dungeon Lantai Pertama memeiliki 20 lantai; Aku (dan pengguna rapier disebelahku) sudah mendekati tangga menuju lantai 19 saat kami memasuki dungeon hari ini, tapi aku tidak tau kalau lantai ke-19 telah dipetakan sejauh itu.

“Satu bulan. Butuh satu bulan untuk sampai sejauh ini… tapi meski begitu, kita harus memberi sebuah contoh. Kita harus mengalahkan boss, mencapai lantai kedua, dan menunjukan kepada pemain yang masih berada di Starting City bahwa game ini dapat diselesaikan. Itu adalah tugas kita sebagai pemain top saat ini! Bukankah begitu, semuanya!”

Sorakan kembali terdengar. Kali ini, kelihatannya bukan hanya teman Diabel yang bertepuk tangan. Memang, apa yang dikatakannya terdengar bagus dan tidak ada yang disembunyikan. Tidak, itu akan aneh jika kau mengira ada yang dia sembunyikan dari kata-katanya[. Sekarang, sebaiknya aku memberikan pendapat yang tinggi kepada mediator para pemain garis depan yang telah terpencar-pencar sampai sekarang, dan memberikan tepuk tanganku kepada Ksatria-sama—

“Tunggu sebentar, Ksatria-han.”

Pada saat itu, sebuah suara kecil terdengar.

Sorakan dengan cepat berhenti, dan bagian depan kerumunan terbelah menjadi dua. Ditengah ruang yang baru saja terbuka, berdiri seorang pria pendek dan kekar. Dari tempatku, aku hanya bisa melihat pedang satu tangan dipunggungnya, dan sesuatu seperti, rambut coklat bergaya kaktus.

Mengambil satu langkah kedepan, kepala kaktus itu menggeram dengan suara parau yang berkebalikan dengan suara indah milik Diabel.

“Sebelum itu, ada satu hal yang harus kukatakan, atau aku tidak akan bergabung denganmu.”

Meskipun dia menyela dengan tidak sopan, ekspresi Diabel hampir tak berubah. Dengan senyuman yang penuh ketenangan, dia berkata sambil memberi isyarat. “Apa yang ingin kau katakan? Nah, apapun itu, pendapatmu sangat diterima. Tapi, jika kau ingin berbicara, kau harus memberitahu namamu kepada kami.”

“………Hmmph.”

Kepala kaktus itu mendengus keras, dan maju satu, dua langkah kedepan. Saat dia sampai di air mancur, dia membalikan wajahnya ke arah kami.

“Aku 【 Kibaou 】.”

Swordman berkepala kaktus yang memperkenalkan dirinya dengan sebuah nama yang terdengar keren menatap kearah seluruh pemain di alun-alun dengan mata kecil tapi tajam dan bersinar.

Pandangannya dengan cepat berhenti kearahku—atau mungkin itu hanya imajinasiku. Aku tidak mengetahui namanya, ataupun ingat pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Setelah memakan banyak waktu untuk melihat semua orang, Kibaou akhirnya berkata dengan suara yang lebih mengancam.

“Di kelompok ini, ada sekitar 5 sampai 10 orang yang harus meminta maaf.”

“Minta maaf? Kepada siapa?”

【 Ksatria 】Diabel, yang masih berdiri dibelakangnya, mengangkat kedua tangannya dengan penuh pertanyaan. Tanpa melihat padanya, Kibau berteriak dalam kebencian.

“Ha, bukankah sudah jelas. Kepada 2000 orang yang mati sampai sekarang. Orang-orang itu telah memonopoli semuanya, jadi 2000 orang mati dalam sebulan! Bukankah itu benar?!”

Pada saat itu, 40 orang penonton yang dari tadi berbisik-bisik dengan suara rendah menjadi terdiam. Akhirnya semua orang mengerti dengan apa yang Kibaou maksud. Tentu saja aku juga termasuk.

Dalam kesunyian yang mencekam, hanya BGM sore dari orkestra NPC yang terdengar. Tidak ada yang mencoba berbicara. Jika ada yang berbicara, maka pada saat itu juga dia akan dicap sebagai salah satu dari 【 orang-orang itu 】—mungkin itulah ketakutan yang ada dipikiran setiap orang. Tidak, pasti ltulah yang mereka takutkan. Pada akhirnya, aku benar-benar ketakutan…

“—Kibaou-san. 【 Orang-orang itu 】 yang kau maksud adalah… para original beta tester, kan?”

Dengan kedua tangan terlipat, Diabel menunjukan tatapan tajam saat dia menanyakan itu.

“Tentu saja.”

Sword Art Online Progressive Vol 1 - 057.jpg

Dengan part besi dari scale mail yang saling berdentingan diatas pakian yang dipakainya, Kibaou memberikan tatapan kepada Ksatria dibelakangnya, dan lalu melanjutkan.

“Para beta tester itu, pada hari game sialan ini dimulai, berlari dari Starting City dan menghilang. Mereka meninggalkan lebih dari 9000 orang yang tidak tau apa-apa. Mereka memonopoli tempat berburu yang bagus dan quest yang menguntungkan, hanya untuk memperkuat dirinya, dan selalu mengabaikan apa yang terjadi setelah itu… Pasti ada beberapa orang di grup ini, orang yang menyembunyikan identitasnya sebagai beta tester dan berpikir untuk bergabung dengan Pertarungan Boss. Kukatakan kita harus membuat mereka berlutut dan mengeluarkan seluruh gold dan item yang telah mereka kumpulkan untuk kepentingan operasi ini, dan mereka tidak dapat dipercayakan dengan keselamatan anggota party kita!”

Seperti namanya, dia menghentikan kekesalannya dengan megemeretakkan giginya, tapi tetap saja, tidak ada seorangpun yang berbicara, Sebagai salah satu anggota original beta tester, aku juga menggemererakkan gigiku, menahan nafas, dan tetap diam.

Itu bukan karena perasaan ingin membantahnya. Seperti ‘Apakah kau pikir tidak ada original beta testter yang mati?’.

Sekitar seminggu yang lalu, aku membeli sebuah informasi dari Argo—atau lebih tepatnya, aku memintanya untuk menyelidiki sesuatu. Yaitu untuk mencari tau jumlah korban jiwa dari para original beta tester.

Beta test SAO yang dilaksanakan selama liburan musim panas hanya menerima 1000 orang. Kemudian setiap peserta akan diberikan prioritas untuk membeli versi resminya, tapi menilai status login selama akhir masa beta test, kukira tidak semua 1000 orang tester membeli versi resminya.

Mungkin sekitar 700 samapi 800 orang—kira-kira itulah jumlah original beta tester saat dimulainya game kematian ini.

Namun, menemukan 【 Siapa yang original beta tester 】 bukan pekerjaan mudah. Jika kursor para pemain memiliki tanda [ β ], maka itu akan mudah—ngomong-ngomong, mungkin bisa dikatakan keberuntungan karena tanda seperti itu tidak ada, dan seluruh penampilan avatar telah direset menjadi penampilan asli pemain didunia nyata oleh GM Kayaba Akihiko. Petunjuk satu-satunya adalah nama seorang player, tapi beberapa orang mungkin telah mengubah namanya. Kebetulan, alasan aku dan Argo dapat mengetahui kalau kami berdua seorang beta tester adalah saat pertama kali kamu bertemu, tapi itu cerita lain.

Bagaimanapun, karena alasan itu, penelitian Argo pasti sangat sulit. Namun, dia hanya butuh waktu 3 hari untuk memberi tau-ku jumlahnya.

Kurang lebih 300 orang. Itulah perkiraan kematian para original beta tester yang Argo berikan.

Jika jumlah itu akurat, artinya, dengan jumlah kematian sekarang ini 2000, jadi 1700 adalah pemain baru. Jika di persen kan, kematian pemain baru adalah 18%. Disisi lain, jumlah kematian original beta tester adalah—mendekati 40%.

Pengetahuan dan pengalaman selama beta test tidak menjamin keselamatan seseorang. Sebaliknya, itu juga dapat menjadi jebakan. Aku juga hampir kehilangan nyawa saat aku mengambil quest sulit yang kuterima pada hari pertama game kematian ini dimulai. Juga, ada beberapa faktor eksternal. Di pelayanan resmi SAO, bentuk daratan, monster, dan item kebanyakan sama dengan saat beta test, tapi secara bersamaan, ada sedikit perbedaan, seperti sengatan kecil beracun…..

“Bolehkan aku berbicara?”

Pada saat itu, suara berat menggema di alun-alun.

Saat aku tersadar dari pikiranku dan mengangkat kepalaku, ada sebuah bayangan yang berjalan kedepan dan keluar dari ujung sebelah kiri kerumunan.

Besar. Tingginya mungkin diatas 180cm. Ukuran avatar dikatakan tidak akan mempengaruhi stat seseorang, tapi kapak besar yang ada dipunggungnya terlihat ringan baginya.

Penampilannya, juga, mengesankan dan tidak kalah dengan senjatanya. Kepala botak dan kulit berwarna coklat. Namun, perawakan itu sangat cocok dengan wajahnya. Dia tidak terlihat seperti orang jepang… atau mungkin, dia benar-benar orang asing.

Maju kedepan dekat air mancur, raksasa berotot itu sedikit membungkuk kepada 40 pemain lainnya, dan kemudian berbalik kearah Kibaou yang benar-benar memiliki tinggi yang berbeda.

“Namaku Agil, Kibaou-san, apakah maksud perkataanmu bahwa banyaknya kematian pemain baru karena para original beta tester tidak menjaga mereka, mereka harus menerima pertanggung jawaban dan meminta maaf sambil memberi ganti rugi untuk itu, apakah itu benar?”

“It..itu benar.”

Kibaou, ketakutan untuk sesaat, dan melangkah kebelakang, tapi dia dengan cepat kembali melangkah kedepan, dan menatap pengguna kapak Agil dengan mata kecilnya yang membara dan berteriak.

“Jika mereka tidak meninggalkan kita dibelakang, 2000 orang mungkin tak akan mati! Terlebih lagi, mereka bukan hanya 2000 orang biasa, sebagian besar dari mereka adalah veteran dari MMOs lain! Jika para tester bodoh itu mau berbagi informasi, item dan uang, maka bisa jadi ada lebih dari 10 kali lipat orang yang berada disini sekarang…tidak, mungkin sekarang kita sudah memasuki lantai kedua atau ketiga!!”

—300 dari 2000 orang itu adalah apa yang kau sebut ‘tester bodoh’!

Aku dengan putus asa menahan perasaan untuk meneriakan hal itu. Alasan sederhana seperti ‘aku tidak bisa menunjukan dasar dari 300 orang beta tester itu sekarang’ dan ‘Akan menakutkan ketika dituduh oleh semua orang’ sudah pasti akan menghentikanku. Namun, lebih dari itu, bukan pilihan yang cerdas untuk mengungkapkan statusku sebagai seorang original tester dengan memberikan penolakan di situasi sekarang ini, bagaimanapun aku memikirkannya.

Sekarang ini, sekitar 400 sampai 500 original tester yang tersisa membaur diantara para pemain baru. Dengan pengetahuan level dan senjata, mereka tidak bisa lagi keluar secara terang-terangan. Pada situasi ini, aku takut, bahkan jika aku mengungkapkan diriku sebagai seorang original tester, jangankan membuat perdamaian, sebuah perburuan mengerikan akan terjadi sebagai gantinya. Dalam situasi terburuk, pemain garis depan dapat memsisahkan diri mereka diantara para pemula dan tester, dan mereka akan mulai bertarung. Itu harus dihindari bagaimanapun juga. Karena, di SAO, penyerangan pemain diijinkan di field dan dungeon yang dikenal sebagai 【 Area Luar 】…

“Itu apa yang kau katakan Kibaou-san. Aku tidak tau tentang uang dan item, tapi aku percaya disini ada beberapa informasi yang mereka berikan.”

Saat aku menurunkan mata dengan memalukan, Agil si prajurit kapak kembali membalas dengan suara berat. Dari saku besar yang terletak dipinggang berotot dan ditutupi armor itu, dia mengeluarkan sebuah buku sederhana bersampul kulit domba. Disampul depannya, ada tanda 【 Rat Mark 】 yang memiliki telinga bulat dan tiga kumis di setiap pipinya.

“Buku panduan ini, kau juga mendapatkannya, kan? Lagipula ini disebarkan secara gratis di toko-toko dikota Horunka dan Medai.”

“…..D-Disebarkan secara gratis?” Aku tidak sengaja mengatakan itu dengan pelan. Itu, hanya dengan melihat tanda yang ada di sampul depan, sudah jelas itu adalah 【 Panduan Strategi berdasarkan wilayah 】 yang dijual oleh Argo the Rat.

Itu terdiri atas informasi wilayah yang detail sampai kemunculan monster, item drop dan bahkan penjelasan quest, dan rasanya slogan [ Jangan khawatir. Ini adalah panduan strategi milik Argo ] yang tertulis dengan besar di bagian bawah sampul depan tidak berlebihan. Meskipun memalukan, Aku juga mendapatkan seluruh serinya untuk menambah pengetahuanku—tapi, seingatku, setiap buku berharga 500 col, sebuah harga yang cukup mahal…

“…Aku juga mendapatkannya.”

Disampingku, pengguna rapier yang dari tadi terdiam, berbisik. Aku menanyakan”Dengan gratis?”, dan dia mengangguk.

“Ada sedikit keuntungan yang diberikan kepada pemilik toko item, tapi karena harganya 0 col, semua orang membelinya. Itu benar-benar berguna.”

“Ap…Apa yang sebenarnya terjadi…”

【 Rat 】—iblis yang bahkan akan menjual informasi dirinya sendiri jika itu dapat menghasilkan uang, menyebarkan informasi dengan gratis? Tidak mungkin! Aku mengalihkan pandanganku, tapi dinding batu tempat Argo duduk beberapa menit yang lalu telah kosong. Saat aku bertemu dengannya dilain waktu, aku akan menanyakan alasan hal ini, tapi entah bagaimana aku dapat membayangkan dia akan berkata”Informasi itu seharga 1000 col” sebagai jawabannya.

“— —Aku dapat benda itu. Memangnya kenapa?”

Perkataan tajam milik Kibaou membuatku menghentikan pemikiranku. Agil kambali meletakkan penduan strategi itu kesakunya, dan berkata sampil menyilangkan tangannya.

“Panduan ini, setiap kali aku mencapai kota atau desa yang baru, itu selalu tersedia di toko item. Kau pasti juga menyadarinya. Informasi itu datang dengan cepat, bukan?”

“Jadi kenapa jika itu datang dengan cepat!?”

“Artinya orang yang memberikan informasi monster dan data peta yang muncul didalamnya, bukan lain adalah para original beta tester.”

Para pemain mulai ribut secara bersamaan. Kibou menutup mulutnya, dan Ksatria Diabel dibelakangnya mengangguk seakan mengatakan”Begitu”.

Agil memalingkan pandangannya kearah para pemain yang berkumpul, dan berbicara dangan suara beratnya.

“Kau lihat, disini terdapat informasi. Dan bahkan setelah mengetahuinya, masih banyak pemain yang mati. Kupikir alasannya adalah karena mereka pemain veteran MMO. Mereka menganggap SAO memiliki peraturan yang sama dengan judul game lainnya, dan melupakan sesuatu yang seharusnya mereka sadari. Namun, sekarang bukan waktunya untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas para korban itu. Apakah kita bertanggung jawab atau tidak, itu akan mempengaruhi pertemuan ini, itulah yang kupikirkan.”

Sikap Agil si pengguna kapak dua tangan sangat mengesankan dan argumennya juga tepat sasaran, dan karena itu Kibaou menggertakkan giginya, kelihatannya dia tidak bisa menemukan celah sedikitpun dari perkataan Agil. Kupikir, Jika ada orang lain mengatakan hal yang sama dengan Agil, maka Kibaou mungkin akan membalasnya dengan ‘ mengatakan hal itu berarti kau adalah seorang Beta tester’. Tapi, sekarang ini, apa yang bisa dia lakukan adalah menatap kearah pria besar itu dengan kebencian.

Dengan diam, masih berdiri di pinggir air mancur dibelakang dua orang yang saling berhadapan, Diabel mengangguk sekali lagi sehingga rambutnya bergoyang dan berwarna ungu karena terkena sinar matahari sore.

“Kibaou-san, Aku juga mengerti apa maksudmu. Aku, juga, pergi ke medan tempur tanpa mengetahui apapun, dan akhirnya sampai kemari setelah beberapa kali hampir mati. Tapi, sama seperti yang Agil-san katakan, bukankah sekarang waktunya untuk melihat kedepan? Bahkan original beta tester… tidak, khususnya para original tester, kita membutuhkan kekuatan mereka untuk melawan boss. Jika kita menolak mereka, dan menyebabkan kegagalan dalam penyerangan, apa yang dihasilkan?

Itu benar-benar pidato yang menyegarkan dan membuatku berpikir ‘seperti yang kuharapkan dari seseorang yang menyebut dirinya Ksatria’. Banyak orang yang menonton juga mengangguk. Aku merasakan perubahan suasana dari ‘menghukum para original tester’, dan aku tanpa sadar menarik napas lega. Meskipun kusadari itu adalah hal yang memalukan, aku mendengarkan perkataan Diabel selanjutnya.

“Semuanya, aku yakin masing-masing dari kalian pasti memiliki pemikiran dan perasaan sendiri, tapi sekarang, aku ingin kalian membantu menaklukkan lantai pertama. Jika disini ada orang yang tidak ingin bertarung bersama dengan original tester dalam keadaan apapun, maka sayang sekali, tapi kau bebas untuk pergi. Untuk pertarungan bos, kerjasama lebih penting dari apapun.”

Memandang kearah semua orang, Ksatria itu akhirnya memandang Kibaou dengan tatapan serius. Swordman berkepala kaktus itu menerima tatapan itu untuk beberapa saat, tapi dia mendengus dan lalu berkata dengan suara tertahan.

“… Baiklah, aku akan mematuhimu sekarang. Tapi aku ingin menegaskan, itu hanya sampai petarungan boss berakhir.”

Berbalik kebelakang, Kibaou mundur dari depan kerumunan diiringi dentingan scale mail-nya. Agil si pengguna kapak, juga, merentangkan tangannya untuk menunjukan tidak ada lagi yang ingin dia katakan, dan kembali ketempatnya yang tadi.

Pada akhirnya, itu adalah kejadian puncak pertemuan ini. Karena, bahkan jika kami bekerja keras untuk menyusun strategi anti-boss, kami baru saja sampai dilantai teratas dungeon. Dalam situasi dimana belum ada seorangpun yang melihat wajah bossnya, jika seperti itu kami tidak dapat menyusun startegi, tapi….

—Tidak, kenyataannya sedikit berbeda. Karena aku tahu bahwa boss Lantai Pertama di Aincrad adalah Kobold raksasa, senjatanya adalah sebuah Talwar besar, dan setelah pertarungan dimulai, 12 kobold Penjaga berarmor berat akan muncul.

Jika aku mengungkapkan bahwa aku adalah seorang Beta tester dan memberikan informasi tentang boss, kesempatan keberhasilan kami akan meningkat sampai batas tertentu. Namun, jika aku melakukan itu, mereka dapat bertanya ‘Mengapa kau tetap diam sampai sekarang’, ada ketakutan bahwa suasana ‘hukum para original beta tester’ akan muncul lagi.

Juga, pengetahuanku diperoleh dari Aincrad lama, jadi ada kemungkinan bahwa, saat pelayanan resmi dimulai, seluruh atau sebagian kecil keterangan tentang boss telah diubah. Jika kami menyusun strategi berdasarkan inforamasi dari masa beta dan masuk dengan terburu-buru, maka saat kami benar-benar bertarung dengan boss, jika penampilan atau pola serangan yang dimiliki boss berbeda… atau apapun sejenisnya, maka raid group dapat dimusnahkan dalam kebingungan. Pada akhirnya, sampai pintu ruangan boss dibuka dan bossnya muncul, tidak ada yang bisa kami lakukan.

Aku meyakinkan diriku dengan pernyataan itu sebagai alasan, dan terus menutup mulutku.

Pertemuan akhirnya berakhir dengan Diabel yang memberikan kata-kata penyemangat, dan para peserta menanggapi itu dengan teriakan besar. Aku juga mengangkat tangan kananku keatas, tapi pengguna rapier disampingku bahkan tidak menggerakkan tangannya dari bawah jubahnya, apalagi berteriak. Berbalik tanpa suara bahkan sebelum kata ‘Bubar’ diucapkan, dia berbisik padaku dengan suara yang hanya dapat kudengar sebelum dia pergi.

“Sebelum pertemuan, kau mengatakan sesuatu… jika kita berdua tetap hidup setelah pertarungan boss, katakan padaku apa yang kau katakan.”

Saat punggungnya menghilang ke jalanan yang gelap, aku dengan diam menjawab.

—Tentu, pada saat itu, aku akan memberitahumu. Bahwa untuk kelangsungan hidupku sendiri, aku membuang semuanya.