Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 17 Bab 21

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 21 - Kebangkitan (Bulan ke-11 Kalender Dunia Manusia 380)

Bagian 1

“Kita berhasil … benar kan…?”

Higa Takeru berucap sambil meregangkan kedua tangannya yang kelelahan bekerja.

Meskipun mengalami banyak kesulitan, ia telah berhasil mengubah kurang lebih 2.000 akun data yang telah ditransfer dari jaringan The Seed yang ada di jepang menuju Underworld, hanya dalam waktu satu jam. Permukaan keyboard masih memiliki bekas jari tangannya.

“Kita akhirnya berhasil.”

Professor Koujiro Rinko membalas pelan sambil melemparkan botol air kepada HIga.

Menerima botol tersebut, Higa langsung memutar tutupnya dengan tangan kanana dan langsung meneguknya. Cairan yang mengalir ke mulutnya terasa hangat, tetapi cairan ini mengisi perutnya yang kosong.

Setelah menegug setengah botol, Higa menarik nafas dan menggelengkan kepalanya pelan.

“Serius nih… Kejadiaan ini membuatku agak khawatir …”

Setelah diberi tahu oleh dua gadis SMA yang menyebut diri mereka Leafa dan Sinon, yang mendadak menuju cabang Roppongi «RATH» mengatakan jika para penyerang membuat orang – orang dari dunia nyata dive ke dalam Underworld, pikiran Higa kosong selama lima detik penuh.

Terlebih lagi, jika orang yang mengetahui semua ini adalah si top-down AI yang terhubung ke terminal portable milik Yuuki Asuna, maka ia harus mengakui jika ada celah dalam system miliknya.

Mereka lalu mengijinkan kedua gadis ini, yang mana mengaku mengenal Letnan Kolonel Kikuoka, dan dive kedalam Underworld menggunakan Super Accounts yang masih tersisa, setelah menjelaskan semuanya, mereka dive bersama 2.000 orang pemain VRMMO jepang menuju lokasi Asuna saat ini.

Jika mereka gagal mengalahkan 50.000 pasukan pemain Amerika, maka Alice pasti akan jatuh ke tangan musuh. Kenyataannya, Letnan Kolonel Kikuoka serta Kapten Nakanishi yang akhirnya menyadari situasi ini lalu mempertimbangkan untuk mengatur ulang dinding luar «Ocean Turtle» guna menghancurkan antena satelit.

Akan tetapi, untuk sampai ke dinding luar, mereka harus membuka dinding pengaman yang membagi bagian atas dan bawah selama beberapa menit. Jika para penyerang menyadarinya, kemungkinan mereka kehilangan ruang sub kontrol akan terjadi...

Terlebih lagi, Kikuoka dan Higa telah mempercayakan semuanya pada satu hal: tiga gadis SMA yang dive ke dalam Underworld menggunakan «Tiga Dewi» [1], dan para pemain VRMMO asal jepang yang dengan senang hati mau membantu peperangan ini, meskipun tahu akan kehilangan akun mereka.

Dari saat mereka menstabilkan koneksi, lebih dari setengah informasi rahasia mengenai «Project Alicization» telah diketahui publik.

Tetapi itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan lagi.

Yang perlu dikhawatirkan saat ini adalah kehilangan Alice, kemudian dikontrol oleh industri militer Amerika, lalu kalah dalam zaman senjata AI yang akan datang jika itu terjadi.

“Benar…”

Higa berbisik dan hampir tak terdengar, ia merobohkan tubuhnya ke kursi.

“Alice bukanlah AI sederhana yang mengontrol UAV[2]. Sekarang ini ia adalah seorang manusia yang terlahir di dunia yang berbeda… Kau sudah mengetahuinya kan… Kirigaya-kun?”

Matanya bergerak dari monitor utama yang menampilkan bagian selatan Underworld menuju layar pojok yang menunjukkan Fluctlight milik Kirigaya Kazuto.

Cahaya terang seperti biasanya, memancar di tengah – tengah dinginnya kehampaan. Kerusakan di pusat Fluctlight … Dirinya sendiri.

Tak kuasa melihat jendela tersebut. Higa menggerakkan kursor dan meminimizenya.

Kemudian, ketika ia hampir menekan tombol kiri mouse, jemarinya terhenti mendadak.

“Hm…?”

Menekan kacamata bundarnya, ia memastikan log aktivitas Fluctlight yang muncul di bawah jendela.

45 menit sebelumnya, log tersebut hanya berupa garis datar yang tidak bergerak, kini ada sedikit puncak. Ia seketika menggerakkan kursornya lagi dan menggeser log ke sebelah kiri. Ia melihat ada puncak yang lebih tinggi sekitar 10 jam lalu.

“Uh… Um, Rinko-senpai. Bisakah kau kesini dan melihat yang ada di layar?”

“Bisakah berhenti memanggilku seperti itu?”

Professor Koujiro berdiri lalu melihat layar utama.

“Ini monitor Fluctlight milik Kirigaya-kun kan? … grafik apa itu?”

“Ia seharusnya telah kehilangan kesadarannya, tetapi selama beberapa detik grafik monitor ini menunjukkan sedikit aktivitas … atau sesuatu seperti itu, tetapi.... itu seharusnya tak mungkin terjadi.”

“Bicaramu kurang kumengerti. —Mungkin ia mendapat dorongan dari luar?”

“Jika seperti itu, circuit yang memberikan stimulus masih tetap stabil. …Nah ayo kita lihat, pada waktu…”

Higa mengklik ujung puncak grafik dan keterangan waktu yang muncul. Tetapi bahkan jika ia melakukannya, kita tak akan tahu kapan itu terjadi di dalam Underworld.

Pada saat itu—

“Tunggu sebentar.”

Professor Koujiro berbicara dengan nada sedikit cemas.

“Tepat pada waktu itu. Bukankah saat para gadis masuk menggunakan STL? Puncak grafik pertama adalah Asuna-san, dan puncak lainnya adalah Sinon-san dan Leafa-san yang dive dari Roppongi…”

“Huh, beneran? …Whoa, benar ternyata.”

Higa mengambil nafas dalam – dalam, garis – garis puncak yang muncul di monitor pastilah saat gadis – gadis dive kedalam Underworld. Ini saja masih sulit untuk memberikan penjelasan.

“Um, apa yang sebenarnya terjadi …? Apakah itu reaksi yang wajar jika bertemu orang – orang yang cukup dikenal? Tidak… luka Kirigaya-kun bukanlah sesuatu yang bisa disembuhkan hanya dengan bertemu … pasti ada alasan lain … seperti alasan yang masuk akal …”

Higa berdiri dari kursinya dan berkeliling di depan konsol. Mungkin karena sedang mood, ia memandang Kikouka yang duduk agak jauh serta para teknisi.

Tetapi Higa tidak terlalu memperhatikan mereka dan lanjut berpikir.

“Diri sendiri… Sosok sendiri… sebuah gambaran yang mencerminkan jiwa orang itu … mem-backup pola quantum seperti itu…? Tidak, tak mungkin … Fluctlight milik Kirito-kun tak pernah di duplikat sebelumnya. Bahkan jika sudah di duplikat, tak mungkin memisahkan jiwa tersebut dan mengkopinya … sebuah pola dinamic quantum yang bisa menghubungkan ke dalam Fluctlightnya…? Dimana… Dimana aku pernah melihatnya …”

“Hei… Hei, Higa-kun.”

Setelah namanya dipanggil beberapa kali, Higa akhirnya menoleh.

“Ada apa?”

“Apa maksudmu ketika kamu bilang jika Kirito ‘kehilangan jiwanya?”

“Erm… Yah, itu…”

Higa berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut:

“«Seseorang yang melihat dan mengetahui»… dengan kata lain, ‘diri sendiri’ yang ada di dalam hati yang paling dalam. Secara filosofi, kita menganggap ia sebagai Subject, bukannya sebagai Object. Dia adalah prosesor utama yang mengatur penerimaan rangsangan melalui indera - indera.”

“Oke… Dengan kata lain, kau telah mematerialkan dua hal yang bertolak belakang melalui STL. Yah, tak apa lah. Apa yang ingin aku tanyakan adalah, bisakah kau memisahkan si Subject dan Object dengan mudah?”

“… Hah?”

Higa berkedip beberapa kali pada pertanyaan tak terduga ini.

Kikuoka dan si teknisi tak berkata – kata. Di ruangan yang hanya ada suara hembusan angin sistem pendingin ini. Suara serak Professor Koujiro memecah kesunyian.

“Subject, seseorang yang mengenal. Object, seseorang yang dikenal. Kedua kata tersebut hanyalah konsep filosofis yang digunakan untuk menyatakan hubungan. Aku tak menyangka jika kamu menerapkan konsep tersebut dalam sebuah kesadaran yang ditampilkan sebagai Fluctlights. Manusia itu makhluk yang bersosialisasi, bukan sosok penyendiri yang menghindari orang lain … Mereka saling terhubung, seperti sebuah jaringan yang saling meluas. Bukanlah kau juga berpikir seperti itu?”

“Dirimu… yang ada di… orang lain…”

Setelah berkata – kata, Higa menyadari jika konsep ini adalah salah satu dari hal – hal yang pernah ia lihat sebelumnya.

Bagaimana aku dipandang? Bagaimana aku dibandingkan dengan orang lain?

Bagaimana Koujiro Rinko memandangku?

Bagaimana jika aku dibandingkan dengan Kayaba Akihiko?

—Yeah…

—Aku bahkan tidak mengenali diriku sendiri. Jika aku menggambarkan diriku sendiri, hasilnya pasti seperti harapanku namun di lain pihak bukanlah aku yang sesungguhnya. Itu karena aku telah menolak diriku sendiri— diriku yang tak berguna, diriku yang tak akan pernah menyaingi Kayaba-senpai dalam hal fisik maupun mental. Jadi begitu, Subject dalam diriku hanyalah sebatas itu.

Yeah, mungkin levelku begitu rendah hingga kau mungkin bisa meniru gerak – gerik seorang «Higa Takeru».

Oke, aku mengakui, Higa berpikir sambil membuka mulutnya, lalu tersenyum—

Tiba pada kesimpulan seperti itu, Higa akhirnya sadar apa yang ingin Koujiro Rinko katakan.

“… Sebuah backup… diri sendiri.”

Ketika ia berucap, rasa malu muncul di wajah Higa ketika ia mendongak.

“Aku paham… ada, ada kok! Data yang mampu mengembalikan Subject milik Kirigaya-kun yang telah hilang! Itu ada di dalam Fluctlight milik orang – orang yang dekat dengannya…!!”

Higa berteriak dan mulai dengan cepat kembali bekerja.

“Tetapi, kita membutuhkan sebuah STL untuk mengekstrak data tersebut … Juga, mengekstrak data tersebut dari satu orang akan cukup sulit hingga mendapat data yang lebih lengkap … Kita butuh setidaknya dua, tidak … kita butuh tiga… orang…”

Ia mengambil nafas dalam – dalam, lalu berhenti.

Seseorang yang paling memahami Kirigaya Kazuto hingga hal – hal paling sepele dalam jiwanya. Tak perlu ditanyakan lagi, dia adalah Yuuki Asuna— dan ia kini sedang terhubung dengan STL disamping Kirito.

Terlebih lagi, dalam STL di kantor cabang Roppongi, ada dua gadis lain yang memiliki hubungan erat dengan Kirito.

Higa berbalik menuju Letnan Kolonel Kikuoka, dan berteriak:

“Kiku-san. Apakah anak – anak yang dive di Roppongi… memiliki hubungan dengan Kirigaya-kun?”

“… Ahh, tentu saja.”

Kikuoka mengangguk, memandang dari balik kacamata hitamnya.

“Sinon-kun adalah partner Kirito ketika berurusan dengan kasus «Death Gun» setengah tahun yang lalu, dan Leafa-kun adalah adik perempuan Kirito.”

Untuk sesaat, atmosfir di ruangan ini menjadi sepi. Kata – kata serak Higa memecahnya.

“… Bagus! Luar biasa! Kita bisa melakukannya... kita mungkin bisa memperbaiki jiwa Kirito! Ayo mulai memisahkan imej Kirigaya-kun dari Fluctlights ketiga orang itu, lalu, kita akan menghuubungkannya dengan area berlubang … Data tersebut mungkin bisa mengisi lubang di jiwa Kirito dan mengaktifkannya, seharusnya itu bisa mengembalikan Subject yang hilang…”

Didorong oleh semangat dalam dirinya, Higa menepukkan kedua tangan.

Sedetik kemudian.

Hawa dingin menyapu semangat tersebut.

“Ah… Ahh… Tak mungkin… Aaaahh…”

“Ada apa, ada apa Higa-kun?!”

Melihat Professor Koujiro berteriak khawatir, Higa berguman.

“Untuk melakukan … operasi ini... kita harus melakukannya di ruang kontrol utama …”

Sekali lagi, rasa sepi menutupi ruangan ini.

Komandan Kikuoka berujar.

“Benar … seperti itulah … Jangan kecewa begitu, Higa-kun. Kita telah berhasil melihat jalan cerah untuk menyembuhkan Kirito-kun. Untuk melakukan tindakan tersebut, setelah situasi ini selesai dan kita berhasil mengusir para penyusup dari «Ocean Turtle»…”

“Itu sudah sangat telat …”

Higa memotong ucapan Kikuoka, ia memegangi kepalanya.

“Ketika Nagato [3] memulai penyerangan seperti yang diperintahkan, jika terjadi kerusakan besar di lorong utama, daya cadangan akan dimatikan. Mereka mungkin juga akan menghancurkan peralatan di ruang utama. Tentu saja, STL Kirigaya-kun akan dimatikan, dan di akan log out dari Underworld dan tak akan bangun. Tetapi.... aku khawatir jika Kirigaya-kun tak akan bisa terhubung lagi dengan STL. Dalam kondisinya sekarang ini, ia tak akan bisa melewati tahap pemulihat … Untuk menyembuhkannya, kita tak memiliki pilihan lain selain bergantung pada tiga gadis yang saat ini masih dive di Underworld.”

Higa berucap ringan. Ia merasa dirinya dipenuhi rasa yakin.

Apa yang akan ia lakukan di situasi ini?

Subject milik Higa pasti akan menjawab seperrti ini: Tak ada yang bisa aku lakukan, aku bukan seorang Kayaba-senpai.

Namun, ini bukanlah dirinya yang sesungguhnya. Itu adalah alasan untuk menghindar.

Higa Takeru yang aku kenal, seorang genius yang mendesain STL dan Underworld pasti akan berkata seperti ini:

“… Aku akan pergi, Kiku-san.”

“… Kemana?”

Melihat Komandannya yang mengenakan pakaian Hawai, Higa mengambil nafas dalam – dalam lalu menjawab:

“Aku tidak akan pergi menerobos ke dalam ruang kontrol utama. Dengar… Di samping sisi buritan lorong utama yang membentang di «Ocean Turtle», ada saluran pipa yang terhubung menuju ruang STL Dua dimana Kirigaya-kun sekarang berada, juga ruang kontrol utama ada di bawah dinding penahan. Seharusnya disana ada colokan kabel. Jika aku memasuki saluran tersebut menggunakan tangga dari ruang STL Dua dan bisa menghubungkan laptopku dengan colokan tersebut, aku mungkin bisa mengoperasikan STL milik Kirigaya-kun.”

Mendengar ide milik Higa, mata Kikuoka terkejut dibalik kacamata hitamnya untuk sesaat. Tetapi ia langsung menunjukkan ekspresi cemas dan menyanggah.

“Tetapi colokan tersebut ada di balik dinding penahan yang memisahkan kita dan para penyerang. Untuk bisa mengakses colokan itu, kunci dinding penahan yang menyegel saluran pipa harus dilepas sementara. Terlebih lagi, saluran itu bisa juga diakses dari ruang STL Satu yang mana ada di sebelah ruang kontrol utama. Jika musuh menyadari kunci telah dilepas dan menyadari apa yang kita lakukan, mereka mungkin akan menyerang kita dari bawah.”

“Maka kita harus melawan menggunakan umpan.”

“Umpan… katamu?”

Mata Kikuoka menyipit tajam. Higa dengan cepat menggeleng dan menjawab:

“Kita tak bisa menggunakan umpan manusia tentu saja. Seketika kita melepas dinding penahan, kita akan bisa dengan cepat turun menggunakan tangga di sisi lain saluran… itulah apa yang akan kita gunakan.”

“Oh begitu … «Ichiemom», huh. Untungnya, dia sedang di simpan di ruang penyimpanan. Bisakan seseorang membawanya ke sini?”

Dibawah perintah Kikuoka, dua orang pegawai yang duduk bersandarkan dinding berdiri dan meninggalkan ruangan ini agak berlari. Di sisi lain, Professor Koujiro berbicara dengan tatapan khawatir:

“Tunggu sebentar … kita menggunakan Ichiemom sebagai umpan, tetapi dia hanya bisa berjalan pelan di tangga, kau tahu kan. Jika ia memancing perhatian musuh, ia tak akan bisa berlari cepat.”

Ichiemom, nama sebenarnya adalah «Electroactive Muscled Operative Machine 1», merupakan sebuah mesin percobaan berbentuk manusia yang digunakan untuk menampung Fluctlight buatan. Menggunakan otot polymer untuk menggerakkan keranggka logamnya, bisa dibilang ia adalah robot humanoid[4]. Karena ia masih tahap eksperimen, tubuhnya masih kelihatan robot dan kabel ada dimana - mana, juga tidak memiliki kemampuan anti peluru.

Meskipun Rinko yang diminta oleh Higa untuk menstabilkan kemampuan berjalan Ichiemom tempo hari, telah mengkomplain beberapa kali, ia tampaknya memiliki banyak pikiran mengenai “Operasi Umpan Ichiemom”. Tentu saja, Higa juga agak menyesali strategi ini, tetapi sekaranglah bukan saatnya menahan diri.

“Aku sungguh sedih menggunakan Ichiemom, tetapi ia harus melakukan apa yang ia bisa sekarang ini. Tetapi, tampaknya, kau tahu kan, musuh mungkin akan langsung menembakinya hingga meledak.”

“… Benar…”

Tepat ketika bicara, pintu bergeser terbuka dan troli besar didorong menuju ruangan ini. Ia sedang dalam posisi duduk, kepalanya yang agak bulat memiliki tiga lensa seperti mata.

Professor Koujiro menatap Ichiemom dengan ekspresi rumit dan berbalik arah:

“… Yah, dia memang tampak mencurigakan, dan mungkin musuh akan berpikir jika kita sedang merencanakan sesuatu …”

“Yah setidaknya si Ichi semoga tak diacuhkan. Saat musuh mengurus Ichiemom, aku akan menyusup melalui saluran kabel dan mengoperasikan mesin STL milik Kirigaya-kun melalui colokan itu. Masalahnya adalah seberapa banyak waktuu yang aku miliki …”

Pada pernyataan Higa, Kikuoka bertanya sambil meregangkan sandal miliknya:

“Kalau begitu, bagaimana jika kita juga mengumpankan «Niemom»?”

“Sayangnya kita tak bisa melakukannya.”

Higa membalas:

“Meskipun kemampuan fisik Niemom lebih kuat, dia diciptakan secara khusus agar sebuah Fluctlight Buatan bisa mengoperasikannya, dan tak seperti Ichiemom, Niemon tak dilengkapi dengan sistem penyeimbang. Dalam kondisinya saat ini, Niemon pastilah akan jatuh ketika menuruni tangga.”

“Sungguh…”

Tatapan Rinko bergerak menuju arah kanan, jauh dari wajah komandan yang mengangguk - angguk. Ia menatap lantai dengan ekspresi aneh, lalu ia bertanya seolah baru saja bangun dari mimpi.

“Tapi, Higa-kun, bahkan jika kita berhasil menyelinap melewati dinding, ada kemungkinan kamu bisa terlihat ketika dindingnya terbuka. Bukannya masih lebih baik jika membawa pengawal bersamamu kan?”

“Tidak, sekarang ini Pasukan Pertahanan masih terlalu berharga buat kemampuan tempur kita. Terlebih lagi, hanya akulah yang cukup kecil yang mampu berjalan melalui saluran itu dengan cepat. Tenang saja kok, aku bisa keluar masuk dengan cepat.”

Meskipun ia menjawab dengan nada normalnya, jantungnya berdetak semakin kencang ketika ia menyadari kondisi saat ini.

Jika ia ditemukan oleh musuh dan ditembaki ketika masih dalam saluran, tak akan ada jalan lembali. Seperti peristiwa penembakan sebelumnya di «Ocean Turtle», Higa bukanlah seorang petarung, ia tak bisa menghadapi musuh begitu ia mendengar suara tembakan.

—Akan tetapi.

Aku… Tidak, seluruh organisasi «RATH» telah berhutang banyak pada Kirigaya-kun. Higa Takeru memikirkan hal ini dalam pikirannya.

Jika mereka mengesampingkan menghapus ingatannya, membuat ia dive selama tiga hari, namun setara dengan 10 tahun di Underworld, dan menjadikannya cahaya paling menyilaukan kedalam Fluctlights Buatan. Demi kelahiran sebuah Fluctlight yang mendobrak batasan antar dunia, «Alice», itu semua adalah berkat usaha Kazuto sejak awal.

Tetapi setelahnya, meskipun masih dalam masa pengobatan, menyambungkannya dalam STL dengan berbagai kondisi hingga menyebabkan Fluctlight miliknya terluka. Ini semua karena ia bertarung sengit dengan organisasi yang mengatur Undeerworld demi melindungi Alice, lalu menyebabkannya kehilangan banyak teman. Terlebih lagi, selama ada kesempatan untuk mengobatinya, Higa akan mengambil resiko tersebut. Jika ia tidak melakukannya, ia tak akan mampu menanggung rasa bersalah seumur hidupnya.

Higa Takeru mengepalkan tinjunya, dan mengangguk pada Kikuoka.

Pada saat itu.

Suara keempat bergema di ruang sub kontrol.

“Errm… Aku juga, Aku juga akan pergi bersama Ketua Higa…”

Mata semuanya tertuju pada salah satu staf tehnisi RATH yang hingga sekarang hanya duduk membelakangi dinding.

Tingginya setara dengan Higa, rambut panjangnya ia ikat dibelakang kepala. Berusaha mengumpulkan keberanian sebanyak yang ia dapat, ia melanjutkan perkataannya.

“Aku juga cukup kecil… Tetapi, setidaknya aku bisa berguna bagi ketua… Dan juga, aku terbiasa dengan urusan kabel dan colokan …”

Higa memandang pria ini, yang suaranya hampir tak terdengar.

Ia cukup tua, mungkin berusia sekitar tiga puluh tahun. Telah berada di Ocean Turtle selama beberapa bulan, kulitnya jadi agak pucat putih. Jika ingatannya tak salah, pria ini keluar dari perusahaan pengembang game untuk bergabunng dengan «RATH».

Sword Art Online Vol 17 - 207.jpg

Meskipun kemampuan bertarungnya tak sepadan dengan Pasukan Pertahanan, memiliki pendamping cukup melegakan. Higa lalu berdiri dari kursinya dan membungkuk berterima kasih kepada anggota staf ini.

“… Sejujurnya. Aku tak tahu dimana lokasi colokan tersebut. Terima kasih banyak sudah menemani, Yanai-san.”

Bagian 2

Bagian 3

Bagian 4

Bagian 5

Catatan Penerjemah dan Referensi

  1. Super Account yang ada dalam Underworld
  2. Semacam kendaraan militer
  3. Kapal perang milik angkatan laut Jepang
  4. Robot yang berbentuk manusia