HEAVY OBJECT:Volume 2 Bagian 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 05:34, 19 February 2017 by Chepot (talk | contribs) (→‎=Bagian 1)
Jump to navigation Jump to search

Bab 1: Hal yang Biasa Jika Berlumpur di Medan Perang >> Pertempuran untuk Mengontrol Antarika

Bagian 1

Aku memiliki misi yang sangat penting bagi kalian berdua!!

“...”

Heivia, seorang anak laki-laki dengan tubuh berotot dan rambut kecoklatan, berpikir kembali tentang apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia dengan hati-hati menggerakkan jarinya dengan mata yang sama yang dimiliki oleh ikan mati.

Dia berada di sebuah ruangan sempit.

Di dalam ruangan itu terdapat sebuah perangkat logam yang diletakkan di atas sebuah meja. Quenser, seorang anak laki-laki dengan rambut pirang yang panjangnya menggantung di atas bahunya, duduk di seberang meja itu dan memiliki tugas yang sama dengan Heivia.

Jika dibilang sebuah kursi, mereka sebenarnya duduk di sebuah kotak penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan cadangan railgun kecil yang digunakan oleh Object. Heivia tidak tahu berapa besar peluru yang digunakan oleh railgun itu, tapi ukuran dari tiap-tiap kotak ini sama dengan panjang sofa untuk tiga orang.

Mejanya juga bukan sebuah meja, itu adalah sebuah kotak kayu. Kotaknya sendiri kosong, tapi kotak itu diletakkan di antara peluru railgun untuk membuat ruangan ini layaknya ruangan kerja.

Mereka sedang memasukkan amunisi.

Beberapa senapan kosong harus mereka isi dengan magasin, dan mereka menggunakan jari mereka untuk memasukkan peluru itu satu persatu ke dalam magasin. Sementara sebuah suara yang terdengar aneh terdengar dari jari-jari Heivia yang sedang memasukkan peluru ke dalam magasin, tangan Quenser bekerja dengan jarinya yang sangat lentik seperti seorang perempuan untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Mereka sudah memulainya 15 menit yang lalu, tapi Heivia sudah tidak kuat dengan pekerjaan ini.

Dia menendang kotak railgun yang ia duduki dengan tumitnya dan berkata, “Hei, aku tidak bisa lanjut lagi. Ini bukan perang!! Dengan Object yang masih bisa bergerak setelah ledakan nuklir, memasukkan peluru kecil ini ke dalam senapan sama sekali tidak berarti jika kita gunakan untuk melawan Object!!”

“Heivia, ulangi lagi yang kau kerjakan itu. Kau terlalu kuat menekannya dan membengkokkan pernya menjadi huruf S. Aku tahu dari suaranya.”

“Kenapa kau malah terlihat senang!? Pekerjaan membosankan ini sudah hampir membuatku jadi gila!!”

“Eh? Bukankah pekerjaan sederhana seperti ini yang memacu jantungmu? Aku rasa berlarian di wilayah rimba dengan membawa senapan berat jauh lebih merepotkan dari pada pekerjaan ini.”

“Oh, Aku tidak tahu kalau desainer Object sepertimu itu sudah gila. Dan memangnya apa tujuan kita melakukan ini? Memangnya tidak bisa perusahaan senjata yang melakukan tugas ini saat mereka mengirim senjata dan memaketnya kemari?”

“Bukannya menyimpan pelurunya terlalu lama akan membengkokkan pernya dan menambah resiko malfungsi? Itulah kenapa kita hanya boleh memasukkan peluru saat kita membutuhkannya dan melepaskannya lagi saat kita tidak membutuhkannya.”

“Benarkah? Bukannya sama saja dengan tinta printer? Aku berani bertaruh kalau kau akan terus menyimpannya tanpa ada masalah, tapi mereka memberi tahu kita tentang malfungsi ini agar kita terus melakukan ini selamanya.

“Heivia, per magasinnya rusak. Kau harus mengeluarkannya dan melakukannya lagi.”

“Gaahhh!!” dia berteriak dengan rasa sangat terganggu, tapi Quenser menghiraukannya.

Heivia bukan tipe orang yang akan mundur saat dia tidak mendapakan reaksi, jadi dia menunjuk sebuah papan kartu di sebelah kotak kayu yang mereka gunakan sebagai meja.

“Bagaimana kita bisa menyelesaikan semua ini sendirian!? Dan bukannya semua pekerjaan ini dikerjakan oleh sebuah mesin!? Kalau mereka memiliki mesin untuk mengerjakan ini, kita tinggal menyiapkan magasinnnya dan menekan tombolnya. Lalu mesinnya tinggal memasukkan peluru ke dalamnya seperti mesin es krim!”

“Bukannya mereka semua sedang menghemat pengeluaran mereka? Semua hal yang berhubungan dengan perang hanya dipusatkan pada Object. Pasukan seperti kita tidak terjun langsung di medan perang. Kapan kita menggunakan senapan berpeluru untuk berperang? Bagi mereka, lebih baik menggunakan tentara yang mengganggur yang mereka miliki untuk menyelesaikan tugas yang bisa dikerjakan oleh mesin mahal mereka.”

“Kau memang selalu memiliki cara untuk menghancurkan motivasi orang lain, kau tahu?”

Merasa lelah dengan semua ini, Heivia melempar magasin senapan ke kotak kayu yang mereka gunakan sebagai meja. Dia meregangkan punggungnya dengan menariknya ke belakang agar ia bisa rileks.

Dia melihat sebuah lemari kecil.

Heivia melirik barang-barang yang ada di situ, lalu kemudian...

“Hei Quenser, lihat apa yang baru saja kutemukan.”

“?”

“Ada video porno yang terselip diantara video pelatihan di sini.”

Bagian 2

Setelah memberikan sebuah tugas yang sangat membosankan bagi dua orang tentara di bawah komandonya dengan senyuman, Froleytia berjalan kembali ke dalam ruangan khusus yang disiapkan bagi para pejabat militer di dalam markas.

Namun, markas ini diciptakan dari konvoi kendaraan raksasa yang terdiri dari 100 kendaraan besar, jadi bahkan ruangannya itu terlihat seperti blok kontainer.

Quenser dan Heivia sama-sama berusia 17 tahun dan Froleytia berumur 18 tahun. Perbedaan umur di dalam unit terus semakin berkurang, tapi masalah itu hanyalah masalah waktu. Gadis berambut pirang seperti dirinya memang jarang, tapi tidak ada yang merasa aneh ketika ia memimpin sebuah grup besar yang terdiri dari 800 orang. Itulah bagaimana masalah ini diselesaikan.

Saat ini, Froleytia menggunakan tablet yang terhubung dengan komputernya untuk mengecek rute serangan pasukannya untuk misi selanjutnya.

Saat dia melakukan itu, dia melirik ke arah monitor lain.

Dengan sebuah mikrofon dan kamera video yang menempel di komputernya, ia terlihat seperti sedang menggunakan perangkat video chatting. Di salah satu sisinya adalah seseorang yang berasal sangat jauh di negeri aman yang sangat aman dari medan pertempuran.

Dia bisa saja membuka dua jendela di laptopnya dari pada harus menyiapkan dua komputer yang berbeda, tapi Froleytia memiliki alasan untuk tidak melakukan hal itu.

Tamu yang ia maksudkan adalah seseorang yang akan berkata tidak sopan jika wajahnya tertutupi oleh jendela status lain di depan mukanya. Dia hanya memiliki pangkat tiga bintang, tapi dia bertingkah layaknya jenderal bintang lima.

“Begitu ya, Jadi apa yang sedang dilakukan oleh Heivia?”

“Oh, baik-baik saja. Lagipula dia adalah satu-satunya yang berasal dari keluarga Winchell di sini. Dia tidak akan dikirim ke dalam lubang buaya di garis depan.”

Froleytia berusaha agar perbincangan ini terus berlanjut, tapi kenyataanya adalah Heivia ia suruh untuk mengisi peluru-peluru kecil ke dalam magasin kosong untuk menghancurkan Object setinggi 50 meter.

(Yah, kurasa aku tidak cukup beruntung hari ini...)

Tamunya sendiri tidak sadar tentang hal itu. Dia adalah seorang gadis dengan rambut pirang berumur 15 tahun yang mengenakan sebuah gaun yang tidak cocok untuk zaman ini. Namun, korset yang ia kenakan adalah sebuah korset yang telah dimodifikasi sehingga ia bisa menggunakannya sendiri tanpa harus menggunakan bantuan orang lain. Walau dia seorang putri bangsawan, sepertinya dia tidak terlalu suka jika harus menggunakan para pelayannya untuk banyak hal.

Dia menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya dan berkata, “Tidak apa-apa. Untukku, dia tidak akan berguna jika dia mati sebelum acara akbarnya bisa digelar.”

“Permisi, tapi aku pikir pertunangan ini sangat ditentang oleh kedua keluarga Winchell dan Vanderbilt.”

“Semakin besar halangannya, semakin besar api yang terbakar di dalam hatiku. Seharusnya kau mencoba untuk jatuh cinta sekali-kali, nyonya tentara.”

Tanpa berpikir, Froleytia merasa begitu kesal ketika putri bangsawan itu membahas hal itu. Dia menganggukkan rambut peraknya dan mencoba mengganti pembicaraan mereka.

“Tapi itu ide yang bagus, kan?”

“Ide bagus apa?”

“Membuat Heivia diperlakukan sebagai prajurit satu. Sebagai seorang dari keluarga Winchell, bukankah paling tidak ia diberikan pangkat letnan dua? Mungkin terdengar kasar, tapi kalau Heivia sampai diberikan pangkat prajurit satu terdengar agak...”

“Yah, aku rasa ada beberapa alasan kenapa dia diberi pangkat prajurit satu. Aku juga tidak tahu. Aku juga tidak peduli dan tidak memiliki pengetahuan soal pangkat kemiliteran, jadi bukan tempatku untuk mengomentarinya. Dan kalau kau membahas hal itu, kamu adalah putri dari keluarga bangsawan tapi kau pergi ke medan perang dan angkat senjata.”

Froleytia mengeringkan kerongkongannya.

Dia mencoba menghindari topik yang tidak dia inginkan, tapi malah terbawa ke dalam masalah lain yang tidak ingin dia bahas.

“Bisakah aku berbicara dengan Heivia?” Tanya gadis itu.

“Sejujurnya. Aku akan menghubungkan kalian lewat video chat, tapi ini rahasia. Prajurit lain hanya bisa memandangi orang yang mereka cintai lewat foto dan banyak yang bilang kalau mereka akan menikahi orang yang mereka cintai saat mereka pulang.”

“Oh, aku pikir itu hanya terjadi di film,” kata gadis berambut pirang itu saat dia membenahi poninya dan memeriksa beberapa bagian gaunnya. Sepertinya dia agak gugup kalau harus berbicara dengan Heivia.

(Aku pikir dia terlihat imut kali ini.)

Saat Froleytia berpikir sesuatu yang agak kasar, putri bangsawan itu meminta permintaan terakhirnya.

“Tolong hubungkan aku dengan Heivia.”

“Oke, oke. Dia berada di ruang kerja gudang amunisi. Aku akan menghubungkanmu dengannya di sana.”

Bagian 3

Quenser dan Heivia saling berhadapan dengan komputer di pojok ruangan itu. Mereka memasukkan kaset video porno itu dan duduk dengan tenang saat pemutar video itu berjalan.

Dan kemudian warna merah muda yang sangat seksi muncul di layar.

“Oke!! Aku, Jessica si prajurit wanita yang pintar, akan membuat kalian para rekrutan baru yang sangat takut untuk bergerak menjadi seorang pria sejati!! Ini adalah perintah! Semua orang yang tidak mau lagi menjadi dibilang anak kecil, lompat ke dadakuuuuuuuu!!”

“Ko-komandan!!”

“Aku juga, komandan!!”

“Aku... aku... komandan... komandan!!”

“Wah ha ha ha! Oke, Aku, Jessica, akan mencoba melatih kalian, semuanya ke sini!!”

Sambil mendengarkan suara tawa, teriakan, dan gerutu karena kelelahan menonton daging dan daging dan keringat dan daging dan keringat dan keringat dan daging dan keringat tampil di depan layar mereka, Quenser hanya terpana. Dia melihat paket itu lagi yang berjudul

“Latihan Rahasia Seorang Prajurit Wanita tentang Kenikmatan dan Payudara”.

Dia berbalik dan melihat rekanya yang menemukan kaset itu dan berkata, “Um, Heivia? Apa kau adalah tipe orang yang sangat menikmati saat di-bosi oleh seorang komandan perempuan?”

“Tidak, bodoh!! Aku cuman bilang kalau kita seharusnya menikmati apa yang kita temukan ini. Bukan aku yang menyembunyikan kaset ini di sini!!”

Quenser berbalik dari gambar yang sangat tidak senonoh dan erotis itu, lalu berbalik untuk mengerjakan magasin kosong. Tapi...

“...Huh? Apa? Huh? Entah kenapa aku bisa bekerja lebih cepat. Kenapa?”

“Jangan berhenti, bocah!! Siapa yang bilang kau boleh berhenti!! Berapa kali aku bilang kalau kalian semua tidak boleh berhenti sampai aku, Jessica, meminta kalian untuk berhenti!?”

“Waahhh!! Aku sendiri merasa sangat terpacu. Kenapa aku merasa seperti bersalah kalau berhenti bekerja!? Apa mereka memiliki trik diet khusus dengan seorang komandan yang berteriak padaku!?”

“Berhenti mengeluh dan gerakan jarimu lebih cepat!! Jangan biarkan aku, Jessica, dengan cepat merasa bosan!! Kalau kalian pria sejati, jangan hancurkan ekspetasiku tentang kalian!!”

“Baik, komandan Jessica!! Kami akan melakukan apa yang anda perintahkan!!”

“Komandan! Kami akan menunjukkan kalau kami adalah prajurit yang pantas!! Komandan!”

Tangan dua anak laki-laki itu bergerak semakin cepat dan cepat sampai-sampai peluru yang mereka padatkan di dalam magasin itu terlihat seperti seseorang yang sedang menjahit sebuah baju. Saat Quenser dan Heivia sudah mencapai batas diri sendiri, mereka melemparkan semua perasaan malas mereka dan menjadi mesin yang tidak lain-tidak bukan melakukan pekerjaan ini dengan sangat akurat dan teliti dengan napas yang sangat berat.

“Fnhh!!”

“Yesss!!”

Tiba-tiba mereka mendengar sebuah suara elektronik kecil berbunyi yang menandakan ada sebuah panggilan video, dan sebuah video muncul di jendela video porno itu.

Dan...

“Apa yang kalian lakukan?” kata perempuan muda dengan rambut pirang dengan suara dingin sambil menatap mereka.

“Waaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh!?”

“Waaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh!?”

Quenser dan Heivia berteriak bersamaan dan bergerak sangat cepat ke arah mouse untuk menutup jendela video porno yang mereka tonton.

Namun, gadis berambut pirang itu menunjuk benda itu dengan mata malas dan berkata, “Heivia, sepertinya aku melihat sebuah paket yang mencurigakan di atas meja kayu itu.”

“Kyaaahhh!!”

Laki-laki perkasa dan tentara berpengalaman seperti dia berteriak seperti seorang perempuan dan melempar CD case video porno itu dari atas boks kayu yang beralih fungsi menjadi meja.

Quenser mendekat dan berbisik ke Heivia untuk mengumpulkan beberapa informasi intelijen.

“(Hei, Heivia. Siapa wanita ini? Dia sepertinya tahu namamu.)”

“(Aku akan menjelaskannya nanti, tapi dia adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Vanderbilt. Keluarganya memiliki kekuasaan yang sama seperti keluargaku, tapi dia bisa menggunakan kekuasaan di tangannya itu sebagai seorang bangsawan sementara aku hanyalah seorang penyendiri dan tidak bisa ditolong. Aku tidak bisa membiarkan pengawasanku turun, jadi diamlah saat aku berbicara. Ini bukanlah tipikal orang sipil yang bisa memarahi kita!!)”

“Aku tidak tempramental,” kata perempuan itu.

“Aku tahu. Tapi jika apa yang dikatakan oleh tuan Putri itu benar, aku tidak akan memiliki banyak kesulitan di masa lalu.”

“Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan. Omong-omong, aku tidak memiliki alasan untuk ingin berbicara denganmu. Kau tahu kalau kita sudah bertunangan, dan rasanya aneh kalau kita tidak menghabiskan waktu seharian untuk berbicara. Sebenarnya, kalau kamu lebih sering menghubungiku, aku tidak perlu harus melakukan hal ini, Heivia. Tidak elok rasanya seorang putri bangsawan untuk tidak mendengar kabar tunangannya di medan perang semenjak kau pergi.”

“Tolong berikan aku waktu sebentar. Semua surel yang aku kirimkan selalu diawasi untuk mencegah kebocoran informasi. Mereka akan menyadari bahwa aku akan menggunakan emot lucu.”

Heivia berbicara seakan-akan penuh beban, tapi Quenser sadar bahwa suaranya berbeda dari biasanya. Itu tidak terdengar seperti Heivia yang biasa. Quenser sadar diri untuk tidak ikut mengobrol dan tetap diam, jadi dia mundur dan bekerja lagi. Dia bukan tipikal orang yang akan langsung tertarik di dalam pembicaraan sepasang kekasih.

HO v02 032.jpg

“Tapi kamu ada di dalam ruangan apa? Aku pikir kau ada di sebuah garis depan medan pertempuran untuk mencoba mendapatkan sebanyak apapun pengalaman yang kamu butuhkan untuk menjadi kepala keluarga. Apakah keluarga Winchell memiliki tradisi untuk memberikan pekerjaan sampingan kepada pewaris takhtanya?”

“Oh, masalahnya sangat kompleks tentang itu. Seorang wanita muda yang suka meminum teh di negara aman tidak akan bisa menyadari bagaimana sesuatu diselesaikan di medan perang.”

“Heh heh. Kau pikir seperti itu, bukan begitu?”

“Ahn? Apa? Kau tidak bersantai di Mansion Paris? ...Jangan katakan kalau kamu sedang berniat ke sini.”

“Tidak mungkin aku akan menerobos masuk ke dalam markas dengan tidak sopan sementara perang masih berlanjut. Malah sebaliknya. Aku sekarang sedang pergi sangat jauh dari planet yang penuh dengan peperangan ini. Di tempat ini, warna bendera nasional tidaklah berarti.”

“?”

“Yah, kalau kamu bisa membuktikan diri di medan perang yang berlumpur itu dan bisa mebaktikan diri sebagai seorang kepala keluarga Winchell, kau harus ke sini juga. Tapi tempat ini agak tidak nyaman kalau dijadikan sebagai sebuah kediaman utama, tapi tempat yang sempurna untuk sebuah liburan yang tenang.”

Dan kemudian pintu itu terbuka tanpa ada bunyi ketokan.

Quenser dan Heivia langsung memutar kepala mereka ke arah suara besar itu.

Froleytia, Komandan dengan rambut perak itu berada di depan mereka.

“Quenser, Heivia, kita memiliki masalah serius. Kita harus segera masuk ke ruang pertemuan.”

“??? Kenapa seorang komandan sepertimu harus capek-capek masuk ke tempat ini sendirian? Tak bisakah kamu mengirimkan pesan?”

“Anehnya euangan ini memang dibuat agar tak bisa dihubungi dengan mudah, jadi sinyal radio tak bisa menerobosnya. Dan juga, panggilan video itu adalah prioritas, jadi aku pun tidak bisa memotong seenaknya karena dia berasal dari keluarga Vanderbilt dan aku harus menunggunya sampai selesai. Aku baru sadar beberapa saat yang lalu. Itu kesalahanku, jadi aku harus menghampiri kalian.”

Froleytia kemudian melihat layar komputer itu.

Dia menarik kerah leher Heivia dan berkata, “Aku yakin kalau kamu juga mendengarnya, aku harus meminjam anak ini.”

“Baik,” kata gadis dengan rambut pirang itu dengan anggukan kecil. “Buatlah dia bekerja keras tanpa harus membunuhnya, jadi dia bisa menyelesaikan masa tugasnya di kemiliteran dengan cepat.”

Bagian 4

Froleytia melempar Quenser dan Heivia ke dalam ruang pertemuan dan memulai pertemuan ini dengan para prajurit yang telah berkumpul di sini.

“Panggung kita kali ini adalah Antartika,” Kata Froleytia saat dia menunjukkan sebuah peta besar di atas papan tulis putih. “Salah satu pesawat pengintai milik Kerajaan Legitimasi telah menjadi sasaran oleh sebuah rudal dari permukaan tanah saat terbang di daerah pesisir laut Ross. Ia dikunci oleh laser.”

“Apakah misi kita untuk menyelamatkan awak pesawat yang jatuh di Antartika?” Tanya Quenser, tapi Heivia menggelengkan kepalanya.

“Untungnya, pesawat itu dilengkapi dengan suar darurat. Salah satu suar itu merusak laser penguncinya dan mereka berhasil kabur dari jarak tembaknya. Masalahnya adalah ada orang bodoh yang mencoba menembak mereka dengan rudal,” Kata Froleytia, tersenyum kecut.

“Kita sudah menghubungi Aliansi Informasi, Korporasi Kapitalis, Organisasi Iman, dan semua kekuatan dunia lain untuk memeriksanya, tapi tidak ada yang tahu dari siapa serangan itu berasal. Terlepas dari apakah mereka memberikan informasi yang benar atau tidak, ini telah menjadi masalah internasional dan dimasukkan ke dalam kategori serangan teroris yang tidak dikaitkan dengan kekuatan internasional lain. Dengan kata lain, tidak akan ada orang yang komplain jika kita menghancurkannnya.”

Mendengar hal itu, kemudian Quenser dan Heivia saling berbisik.

“(Teroris? Aku dengar mereka yang ada di wilayah Eropa barat jauh lebih mengerikan daripada medan perang yang dikuasai oleh Object.)”

“(Yah, aku juga dengar kalau pasukan khusus kepolisian menjalani pelatihan khusus untuk melakukan perlawanan secara langsung. Dan kurasa, melawan teroris bukanlah pekerjaan militer.)”

“(Polisi tidak bisa bergerak ke Antartika. Itulah kenapa kita yang dikirim ke sana.)”

Heivia mengangkat tangannya dan bertanya pada komandannya.

“Jadi kita akan menghabisi mereka?”

“Bisa dibilang aku tidak akan memerintahkan kalian melakukan hal tidak beradab seperti itu. Lokasi peluncuran rudal yang kita prediksi dari laser penarget berada di dekat sebuah observatorium milik Kerajaan Legitimasi. Kita harus memeriksa apakah tempat itu sudah dihancurkan, dan jika tidak, habisi semua ancaman yang ada di situ. ...Sederhana, ‘kan?”

“(Ujung-ujungnya kita harus membunuh mereka juga)” gumam Heivia ketika melihat senyum Froleytia.

Tanpa menghiraukannya, komandan Froleytia melanjutkannya kembali.

“Seperti yang aku katakan, arah dari laser penarget tersebut diprediksi dari arah di mana laser tersebut ditembakan. Lokasinya berada di markas Gunung Erebus yang berada di pesisir laut Ross. Kita akan mengirimkan unit penyerang. Jika mungkin, tangkap mereka hidup-hidup untuk mengetahui tujuan mereka, tapi jika tidak bisa, jangan khawatir. Menghabisi mereka semua terdengar seperti rencana yang lebih baik.”

Perasaan berat mereka berangsur surut dan semua orang merasakan hal yang sama.

Monser raksasa setinggi 50 meter bernama Object bersinonim dengan perang.

Object memiliki karakteristik khusus. Mereka memiliki 100 senjata, dan senjata itu ditenagai oleh sebuah reaktor bertekanan tinggi, senjata-senjata tersebut adalah meriam laser, meriam plasma berstabilitas rendah, railgun, dan coilgun.

Tidak ada satu pun rudal yang dipasang pada monster itu.

Dengan kata lain, kemungkinan bahwa para teroris itu memiliki Object cukup rendah. Dan militer Kerajaan Legitimasi bisa mengirimkan sebuah Object dengan teknologi termutakhir miliknya.

Kemenangan mereka sudah terasa sangat dekat.

Sebuah Object tidak akan bisa dihentikan bahkan dengan sebuah rudal nuklir sekalipun, jadi senjata berkekuatan ringan dan rudal tidak akan mempan terhadapnya. Itulah kenapa perasaan berat mereka berkurang dan bahu mereka terasa lebih ringan.

“Oh, iya. Aku memiliki satu hal lagi,” kata Froleytia. “Kita tidak bisa menggunakan Object milik tuan putri dalam misi ini. Tanamkan itu dalam pikiran kalian semua.”

“Hah?” kata Quenser tanpa berpikir.

Dia pikir dia salah dengar, tapi Froleytia harus menjelaskannya lagi.

“Sekali lagi, kita tidak bisa menggunakan Baby Magnum milik sang putri. Object adalah sebuah senjata raksasa dengan berat lebih dari 200,000 ton. Menjalankan monster seperti itu di benua es seperti ini akan menghancurkan lapisan esnya dan membuat Object jatuh ke dalam air. Lalu bagaimana caranya kita mengeluarkannya? Jika ada crane yang cukup kuat untuk mengangkatnya, aku tidak apa-apa.”

“U-umm... aku pikir kita memiliki para teknisi perawatan yang sudah menjamin bahwa sebuah Object bisa diturunkan dengan cepat dan aman. Apa yang harus kita lakukan tanpa sebuah Object?” Tanya Quenser.

“Yah,” kata Froleytia saat dia menekan peta itu dengan sebuah tongkat. “Aku rasa kalian bisa melawan teroris itu dengan senjata yang lebih kecil.”

Bagian 5

Dan kemudian mereka semua dikirim ke Antartika.

Para teroris itu diduga bersembunyi di Gunung Erebus yang dekat dengan laut, tapi Quenser dan yang lain menggunakan perahu untuk mendarat di pesisirnya daripada harus terbang langsung ke sana. Dari situ, mereka dan sekitar 100 prajurit lainnya secara perlahan dan harus secara hati-hati memutari tempat itu.

Para prajurit yang biasa bertugas menjaga markas kali ini juga harus ikut serta dalam misi ini. Mereka menggunakan tank dan sebuah helikopter, dan mereka semua terlihat seperti sebuah pasukan yang berasal dari era yang telah hilang.

“Apa kau serius?” gumam Heivia saat dia berjalan berdampingan dengan Quenser. “Ini adalah Antartika. Biar aku katakan ini sekali lagi, Antartika. Apa yang aku lakukan di sini? Aku seharusnya berada di markas selama 3 tahun untuk bisa menjadi kepala keluarga di dalam keluarga besarku. Apa yang aku lakukan di sini? Apakah monster berdadan raksasa itu telah lupa kalau aku ini adalah analis radar?”

“Coba pikir, aku datang ke sini sebagai mahasiswa magang untuk mempelajari Object, jadi kenapa aku juga ada di benua es ini tanpa ada sebuah Object-pun di sini?”

“Brengsek. Kita ini hanya antena manusia. Mereka seharusnya mengirim drone daripada mengirim manusia.”

“Dengan angin yang sulit di sini, aku ragu kalau UAV bisa digunakan di tempat seperti ini. Juga, sinyal radio mudah untuk dilacak, jadi ide itu cukup buruk untuk kondisi seperti ini.”

“Bisakah kamu tidak usah terlalu serius? Apa kamu mengembangkan kemampuan masokismu itu di bawah kesewenang-wenangan komandan kita?”

“Aku hanya ingin menyelesaikan ini dengan cepat supaya kita bisa segera pergi dari sini. Aku tidak terlalu peduli dengan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan Object. Heivia, kau harus belajar bagaimana caranya orang dewasa menyelesaikan masalah.” Kata Quenser dengan nada bosan, tapi sepertinya Heivia tidak mendengarkan.

Heivia melihat ke langit yang sangat putih di atas dan berkata, “Ngomong-ngomong, ini Antartika bukan? Selalu ada satu hal yang ingin aku tanyakan tentang tempat ini. Apa kau keberatan kalau aku bertanya?”

“Keagungan alam bukanlah hal yang aku kuasai. Kalau kau butuh penjelasan, tanyakan saja pada orang-orang dari Lembaga Swadaya Lingkungan.”

“Oh, ini bukan sesuatu yang aneh kok.”

Antartika adalah sebuah benua es. Di beberapa tempat, suhunya bisa mencapai 50 derajat celsius di bawah nol, membuatnya benar-benar menjadi sebuah area beku di bumi. Di tanah putih ini, air lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai zat padat daripada zat cair. Hal yang sama terjadi pada manusia. Jika otot dan darah di dalam tubuh dilemparkan pada suhu yang sangat ekstrem seperti ini, ia akan berubah menjadi lebih padat dari pada sebelumnya.

“Kenapa di Antartika sangat dingin?” gerutu Heivia saat dia melepaskan penutup kepala dari mantel musim dingin yang ia kenakan.

Rasanya agak aneh jika ia mengusap keringat di alisnya dan melihat ke sekelilingnya. Di dalam film dokumenter hewan yang ia tonton, wilayah ini benar-benar sangat putih, tapi mereka berdiri di sebuah wilayah yang berupa tanah seperti batu hitam. Juga, sebuah uap putih keluar dari dalam tanah di banyak tempat.

Pertemuan dua jenis angin yang sangat kuat bertiup di segala arah, dan salju putih terus turun dari awan putih di atasnya, tapi uap itu membuat mereka sama sekali tidak bisa merasakan dingin dan salju meleleh ketika menyentuh tanah, jadi itu tidak dihitung. Tidak ada satu pun yang ia lihat sekarang ini persis dengan apa yang ia pikirkan selama ini di kepalanya.

Sementara itu, Quenser melihat ke bawah untuk membaca apa yang tertulis di termomter digitalnya.

“Musim di wilayah garis khatulistiwa itu terbalik, ‘kan? Sekarang di sini hampir musim panas. Bahkan suhu udara di sini adalah -3.9 derajat celsius. Kau akan merasa sangat kedinginan jika melepaskan mantel musim dinginmu itu.”

“Tidak mungkin. Ini masih di bawah nol derajat? Aku merasa seperti berada di dalam sauna.”

“Ini adalah wilayah pegunungan berapi, jadi panas merambat secara teratur dari dalam tanah. Aku ingat bahwa di sini pernah terjadi letusan gunung berapi dua tahun yang lalu dan itu membuat pergerakan yang signifikan dari permukaan di sini. Kau merasa panas karena itu. Kalau kau mencoba tidak bergerak kau akan merasa kedinginan, jadi kau harus memasang mantelmu itu segera.”

“Ah ha ha ha ha ha ha!!” tawa Heivia tanpa peringatan.

Quenser melihat dengan wajah bingung dan Heivia menunjuk sebuah titik tertentu.

“Lihat Quenser!! Itu adalah kolam air panas. Kita ada di Antartika dan ada kolam air panas keluar dari dalam tanah!!”

“...Aku ‘kan sudah bilang kalau kita ini sekarang ada di wilayah pegunungan berapi.”

“Tapi itu adalah kolam air panas!! Tempat ini menghancurkan semua yang aku ketahui soal Antartika!!”

Saat dia berbicara, Heivia melepaskan kacamata tebalnya. Dia merangkak di pinggir kolam yang mengeluarkan uap putih dan memasukkan tangannya di dalamnya.

“Oh... wow. Suhu 40 derajatnya sangat pas.”

“Hentikan Heivia. Kalau kita meluncur ke dalam kolam air panas ini, kita tidak akan mempedulikan soal perang ini lagi.”

Sebenarnya mereka tidak ingin pergi dari sini, tapi Froleytia pasti akan menyentak mereka jika mereka jatuh ke dalam jebakan kolam air panas ini. Jadi mereka berdua pergi begitu saja dari tempat itu.

Ada seratusan prajurit yang ikut di dalam misi ini, tapi karena lingkaran yang harus diputari sangat luas, Quenser dan Heivia pun tak bisa melihat mereka lagi.

Mereka berjalan melintasi wilayah bebatuan hitam yang keras yang tampil di dalam perangkat genggam mereka.

Setelah berjalan cukup jauh, tanah hitam itu kemudian tertutup salju dan es. Tanahnya memang terlihat rata, tapi sebenarnya cukup miring untuk membuat orang yang jatuh menjadi sebuah bola salju raksasa. Suhu di sekitar mereka juga turun dengan drastis. Tanah putih itu hanyalah pemandangan yang bisa mereka lihat di setiap arah dan mereka tidak bisa melihat penunjuk wilayah yang jelas. Hanya bergantung pada peta membuat mereka merasa telah menghilang.

Quenser melihat ke kakinya yang menginjak es yang hancur di kakinya.

“Oh, sekarang rasanya aku benar-benar berada di Antartika.”

“Ow!? Tempat ini bukan hanya dingin, tapi menyakitkan! Hei, Quenser. Ada yang aneh di wajahku, apa kau melihat sesuatu yang aneh!?”

“Keringat di wajahmu membeku. Aku rasa itu yang membuatmu merasa sakit.”

“Sial, sial, sial, sial!!” teriak Heivia saat dia dengan panik membersihkan wajahnya yang sedikit demi sedikit membeku dan menarik tudung kepalanya. “Brengsek! Kalau kita benar-benar ada Antartika, apa kita tidak bisa melihat sesuatu yang imut seperti penguin!?”

“Es yang banyak ini juga pemandangan yang bagus. Kau akan jatuh sakit beberapa hari lagi, mungkin.”

“Kenapa kamu bisa sangat tenang di sini, Quenser? Apa kau berasal dari negara yang sangat dingin?”

“Tidak. Aku sudah sangat kenyang dengan es,” kata Quenser dengan berdehem. “Saat aku masih bersekolah di negara asalku, kami melakukan banyak percobaan dengan selembar persegi es kering untuk mengajarkan kita tentang dasar dari armor Object. Kita belajar bagaimana retakan itu bergerak dengan menusuknya di tempat yang berbeda-beda.”

“Kenapa es? Armor Object ‘kan terbuat dari logam.”

“Dengan air, percobaannya menjadi lebih mudah dipakai ulang. Dengan pendingin, percobaannya bisa dilakukan berkali-kali sebanyak yang kita mau. Juga, kita hanya belajar dasar yang paling dasar dari bagaimana retakan itu bekerja, jadi tidak ada alasan yang cukup untuk menggunakan lempeng logam dengan titik lebur yang sangat tinggi yang memiliki bahan yang sangat reaktif yang khusus dibuat oleh para pengrajin dengan harga yang sangat mahal. Dengan mencampurkan bahan kimia di dalam air untuk menambah kepekatannya sebelum mendinginkannya, lapisan es itu bisa meretak dengan cara yang sama. Kami juga melakukan percobaan dengan meningkatkan efesiensi penyerapan tekanan dengan merusak kepekatannya,” kata Quenser sambil menghela napasnya.

Karena pelajaran sekolah di tempat asalnya sangat membosankan, Quenser memutuskan untuk pergi ke medan perang.

Quenser kemudian mengganti topik pembicaraannya.

“Coba pikir, apa yang para teroris itu coba lakukan di tempat antah berantah seperti ini? Apa mereka menggunakan rudal untuk serangan udara itu sebagai hiasan?”

“Kau tidak tahu apa-apa, Quenser,” jawab Froleytia di radionya. “Antartika sudah menjadi perlombaan di antara banyak negara untuk mendapatkan hak mengeksploitasinya sebelum PBB runtuh.”

“...? Aku pikir Antartika tidak memiliki batas negara?”

“Karena tidak memiliki batas negara-lah yang membuat banyak negara berlomba-lomba merebut tempat ini dengan susah payah. Antartika memiliki pertambangan besi dan batu bara. Laut yang memiliki banyak persedian ikan. Tempat ini memiliki banyak hal untuk diperebutkan,” kata Froleytia berusaha menjelaskan. “Saat ini, faksi-faksi di dunia yang ingin merebut tempat ini adalah Negara Junta Militer yang kita kalahkan sebelumnya, Wilayah Lembah Amerika Barat bagian tengah milik Korporasi Kapitalis, Kepulauan Chono milik Aliansi Informasi, dan Wilayah Britania Raya Selatan milik Kerajaan Legitimasi.”

Quenser terkejut mendengarnya.

“Oseania dan Kepulauan Chono berada di selatan khatulistiwa, tapi Wilayah Lembah Amerika Selatan berada di sekitar Los Angeles, bukan? Dan Wilayah Selatan Britania Raya berada di London... Wilayah-wilayah itu sangat jauh dari Antartika.”

“Mereka menggunakan semangat penjelajahan mereka dan memaksakan pendapat bahwa orang pertama yang menemukan benua itulah yang berhak atasnya. Jika ekspedisi benar-benar dilakukan, siapa yang pertama duluan dialah yang menang, tapi paham seperti itu tidak melibatkan para pihak yang ikut terlibat, tidak seperti di Zaman Penjelajahan.”

Itu berarti teroris ini (atau nama apapun yang mereka gunakan karena nama mereka tidak diketahui) telah menarget pesawat pengintai Kerajaan Legitimasi dengan rudal serangan udara karena masalah perebutan wilayah Antartika atau sumber daya alamnya.

(Tapi bukan itu masalah utamanya. Di era Object seperti ini, para prajurit seperti kita diperintah untuk berlarian di tempat seperti ini sangatlah buruk untuk didengar...)

“Apa kau memiliki hal lain untuk dikatakan Quenser?” tanya Froleytia.

“Tidak!! Tidak ada sama sekali!!”

“Aku memiliki berita bagus buat kalian. Jika kalian terjebak baku tembak dengan teroris, Object kita yang sangat indah telah bersiaga di Laut Ross, dan pelayan lucu kita akan menghancurkan mereka dengan tembakan meriam jarak jauh saat kalian menemukan lokasi mereka.”

“Lalu,” kata Heivia saat udara yang keluar dari napasnya mengeluakan uap putih.

“Tidak bisakah kamu menggunakan satelit militer daripada menyuruh kita berjalan di tempat ini? Di era saat ini, kau bisa membangun vila di bulan dengan pesawat ulang alik atau bisa menggunakan elevator laser atau mass driver. Satelit begitu banyak bertebaran di luar angkasa seperti botol kaleng di jalanan. Aku rasa seorang komandan yang sedang memerintahkan kita sambil ditemani coklat hangat di kapal pengangkut tidak mengerti perasaan kami di tempat sedingin ini.”

“Masalahnya, agak repot untuk melakukannya di wilayah Arktik atau Antartika,” jawab Froleytia dengan halus walau dia tidak menghiraukan argumen Heivia yang terakhir.

“Satelit pencocokkan wilayah geografis menggunakan gaya sentrifugal bumi untuk bertahan di wilayah garis equator dan benda itu tidak akan bisa melacak sampai sejauh ini. Beberapa satelit mungkin memang bisa berada tidak di wilayah garis equator, tapi mereka hanya bisa memeriksa wilayah-wilayah tertentu beberapa saat dalam sehari.”

“Bukannya mereka memiliki satelit yang mengorbit di dalam sumbu bumi di luar atmosfer sana?”

“Ya, dan itulah tempat yang memiliki banyak sekali konflik. ‘Berada tepat di sumbu bumi’ berarti memiliki tempat yang sangat strategis, jadi sangat banyak sekali satelit yang ada di sana. Kerajaan Legitimasi memiliki keunggulan kekuatan di Kutub Utara, tapi itu berarti kita sama sekali tidak