Tate no Yuusha Jilid 3 Bab 15 (Indonesia)
Bab 65 : Legenda Burung Suci[edit]
Bagian 1[edit]
Sejak beberapa hari setelah merubah tujuan perjalanan kami, aku memanggil Puteri Kedua dengan namanya, Melty. Berkat Filo, kami bisa menempuh jarak perjalanan yang cukup jauh ke lawan arah dari Silt Welt.
Mengenai hal itu, kita bisa membahasnya di lain waktu.
Akhir-akhir ini, kami telah berpapasan dengan banyak Filolial liar. Pekikan mereka pada malam hari, mengingatkanku pada lolongan serigala dari kejauhan.
Sangat menjengkelkan, apalagi para Filolial itu memekik di saat tengah malam. Apa tempat bermalam kami dekat dengan tempat favorit para Filolial? Sembari berbaring, aku terus memikirkannya.
Sekarang sudah larut malam, saat tertidur tiba-tiba aku mendengar...
“Gua~!”
“Filo, diamlah.”
“Itu bukan Filo~”
Asal kicauan tersebut sepertinya cukup dekat dengan posisi kami. Kalau bukan suara Filo, itu kicauan siapa? Apa masih banyak Filolial yang berkeliaran di sekitar sini?
“Umm... Tuan Naofumi? Aku mendengar banyak pekikan Filolial.”
Aku pun kembali mendengar pekikan lainnya, dan yang satu ini sangat dekat dengan posisi kami.
“Terima kasih sudah mengingatkanku, Filo. Kau tahu berapa jumlah Filolial yang memekik di sana?”
“Filo tidak tahu.”
“Apa mereka berada jauh dari tempat ini?”
“Yah, sekarang mereka semakin mendekat.”
“Apa?”
Kami bertiga menatap Filo dengan panik.
“Raphtalia, Filo, Melty. Berhati-hatilah.”
“ ‘Mereka’bilang, mereka datang untuk menemui Filo~”
“Apa semua Filolial itu bicara padamu lewat pekikan mereka?”
“Iya.”
Filo pun mengangguk. Aku merasa tidak tenang dengan banyaknya pekikan Filolial yang bisa terdengar.
Semak-semak di sekitar kami mulai berguncang, dan siluet Filolial dalam jumlah besar dapat terlihat di sana.
“Apa yang sedang terjadi!?”
“Waah... Ada banyak Filolial!”
Mata Melty mulai berbinar-binar saat dia memandangi banyak Filolial yang bermunculan.
“Umm, Melty. Dengarkan aku, aku akan mengatakan hal penting padamu.”
“Hal penting apa?”
“Filolial adalah monster pemakan segala. Mungkin Filo dan aku akan baik-baik saja, tapi jika semua Filolial itu menyerang, kau dan Raphtalia akan dimakan oleh mereka.”
“Kau ini bicara apa, Naofumi? Filolial adalah monster yang lembut. Tidak mungkin mereka melakukan hal seperti itu.”
Ternyata sangat sulit mengatakan hal itu, sembari menahan tawa.
“Sial... Aku takkan bisa pergi menemui sang ratu di negeri tetangga, jika situasi mirip-komedi dengan banyak monster liar seperti ini terjadi.”
Para Filolial tersebut keluar dari persembunyian mereka, dan mengepung kami. Karena terlalu banyak, sulit bagiku untuk bisa menghitung jumlah pastinya. Selain itu, ada banyak siluet Filolial yang matanya terlihat menyala di dalam kegelapan.
Ada banyak Filolial sejauh mata memandang. Apa yang sebenarnya terjadi?
Mungkin kami telah bermalam di wilayah kekuasaan Filolial. Tapi, Filo takkan mengerti dengan konsep wilayah kekuasaan.
Apakah karena Filo dianggap sebagai Filolial tingkat tinggi, maka para Filolial ini menganggap keberadaannya sebagai suatu ancaman? Tapi, karena Filo masih belum memperingati kedatangan mereka sebagai suatu bahaya, mungkin yang sebenarnya terjadi tidak seperti dugaanku.
Atau mungkin... Kedatangan mereka ke sini, bertujuan untuk membawa Filo bergabung dengan mereka? Ada kemungkinan hal seperti itu sedang terjadi sekarang.
Baiklah, saat ini aku akan mempercayai anggap tersebut.
“Filo, aku harap kau bahagia menjalani hidup baru dengan mereka.”
“Kenapa kau tiba-tiba berkata begitu, Tuan Naofumi!?”
“Filo benar-benar akan pergi!?”
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Semua burung itu ingin membawa Filo.”
“Benarkah!?”
“Berpisah dengan Tuan? Tidak~!”
Filo, apa kau masih tidak mengerti dengan keadaan yang sedang kita hadapi?
Sudah sangat terlambat untuk menjelaskannya pada Filo. Kalau kita tidak menyerahkan Filo, kita akan dilibas oleh semua Filolial itu.
“Pergilah demi kebaikan kita, dan demi mereka, Filo.”
Setelah masalah ini selesai, aku harus membeli Filolial yang baru. Semoga nanti sifat Filolial barunya takkan begitu menjengkelkan seperti Filo.
“Tidak~!”
Saat aku masih menjahili Filo...
“Gua~!”
Sekelompok Filolial tiba-tiba menepi dan membuka jalan, seperti adegan pada kisah Nabi Musa dan Sepuluh Perintah.
Yang benar saja, ada apa ini?
“Gua~!”
Seekor Filolial dengan tenang berjalan ke arah kami. Filolial itu juga menarik suatu gerobak yang mewah.
... Ada beberapa permata yang terpasang pada gerobak tersebut. Rasanya aku pernah melihat permata yang serupa... Di mana, ya?
Dan aku langsung menatap ke arah perisaiku. Ada sebuah permata di pusat perisai, yang terlihat mirip dengan permata pada gerobak Filolial tersebut.
“Gua!”
Sekelompok Filolial tadi memberi salam, dan membungkuk pada Filolial yang sedang menarik gerobak.
*Trek trek trek*
Filolial yang penarik gerobak itu berhenti di depan kami.
“Wow... gerobaknya keren. Filo jadi ingin coba menarik gerobaknya!”
Mata Filo terlihat berkilauan saat dia memandangi gerobak mewah di depannya.
Aku tidak suka dengan gerobak itu, lagipula dilihat dari rancangannya, itu cuma gerobak biasa dengan hiasan yang mewah. Kalau bisa memilih, aku takkan menaiki benda seperti itu.
“Gua!”
Tali yang terpasang pada Filolial untuk menarik keretanya, terlepas dan Filolial itu melangkah kedepan, diikuti seekor Filolial lain di belakangnya.
“Apa itu? Apa yang akan terjadi sekarang?”
“Gueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!”
Bagian 2[edit]
Saat Filolial penarik kereta memekik, tumbuhan dan pepohonan di sekitar kami mulai bersinar berwarna hijau, dan angin pun mulai berhembus.
“Ah... apa barusan mereka memasangkan dinding sihir!?”
“Dinding sihir?”
“Ya. Naofumi, bukankah sekarang pemandangan yang kau lihat menjadi lebih terang? Sebelumnya hanya kabut gelap yang bisa kita lihat di kejauhan.”
Kemudian aku lebih memperhatikan sekelompok Filolial tadi. Memang sekarang tidak terlihat lagi keberadaan kabut yang tebal.
“Ini adalah sihir dinding pelindung tingkat tinggi.”
“Sihir macam apa itu?”
“Itu adalah sihir yang terpasang di Hutan Ilusi. Menurut legenda, dikatakan perlengkapan para Pahlawan di masa lalu disimpan di sini. Namun, kabut sihir yang mengelilinginya mencegah siapapun mendekati hutan ini.”
“Ternyata kau tahu banyak juga.”
“Ibunda begitu menyukai kisah tentang Hutan Ilusi. Kabut sihir ini mirip dengan yang disebutkan dalam kisah tersebut. Aku tidak menyangka sekarang bisa melihatnya langsung.”
Bukankah itu juga berarti... Kita takkan bisa kabur dari sini?
“Setelah memasuki dinding mistis, bisakah kita keluar dari tempat ini?”
“Keluar dari tempat ini...? Tapi kita sudah menemukan wilayah khusus para Filolial.”
Melty kelihatannya benar-benar terpesona dengan pengalaman yang dirasakannya sekarang.
Aku jadi ingat, gadis ini menyukai Filolial. Apa ini berarti mimpinya telah menjadi nyata?
“Sekarang bukan waktunya kita terkagum seperti ini!”
Semua tanaman di sini bersinar seterang di siang hari. Apa yang terjadi? Filolial yang tadi menarik kereta, badannya mulai membesar, hingga bayangannya bisa menutupi kami berempat.
Besar sekali... Siluetnya perlahan terus membesar. Filo juga sangat mungkin bisa tumbuh sebesar ini. Pada awalnya, ukuran Filolial tersebut, sama dengan Filolial biasa. Tapi sekarang badannya telah membesar hingga setinggi 6 meter.
Dan Filolial itu berhenti membesar setelah tingginya mencapai 9 meter. Wujud Filolial ini, sama dengan Filo dalam wujud Ratu Filolial-nya.
“Wow... Besar sekali...”
Aku bergumam, dan Melty terlihat sangat kagum saat melihat ukuran raksasa Filolial itu.
Dibandingkan dengan bulu-bulu Filo yang berwarna merah muda dan putih, bulu-bulu Ratu Filolial ini berwarna putih dan biru langit. Perbedaan besar yang terlihat di antara mereka berdua, mungkin terdapat pada ‘susunan bulu’ berbentuk mirip-mahkota di atas kepalanya, yang tidak dimiliki Filo.
“Kueeeeeeeee!”
Mendengar pekikannya saja, getarannya terasa merambat hingga jauh ke tulang.
“Ya. Ya. Aku mengerti.”
Filo mengangguk beberapa kali, dan berbalik ke arah kami.
“Umm, dia bilang ‘Nampaknya, tidak sopan jika aku mendatangi kalian dalam wujud manusiaku’.”
Filo menerjemahkan perkataan yang diucapkan Filolial raksasa tersebut. Oh, karena kalian berasal dari ras yang sama, tentu Filo bisa memahami pembicaraan Filolial raksasa itu?
“Dia bilang ‘Dikarenakan dibentuknya ikrar di masa lalu, aku tidak bisa berbicara dengan manusia secara langsung. Aku harap kalian bisa mengerti’.”
“...Yah, itu tidak jadi masalah. Tapi, kau punya urusan apa dengan kami?”
“Kueeeeeee!”
“Dia bilang ‘Pertama-tama, mari kita mulai dengan perkenalan diri. Aku adalah Ratu dari semua Filolial. Namaku adalah Fitoria’.”
“Fitoria!? Itu adalah nama Filolial yang disebutkan dalam legenda!”
Melty berseru dengan sangat bersemangat.
“Dia bilang ‘Apa kau adalah seorang Pahlawan Perisai?’.”
“Ah, yah...”
“Dia bilang ‘Sebelumnya aku minta maaf atas kedatanganku yang tiba-tiba ini. Ada suatu urusan yang harus kuselesaikan di sini’.”
“U-urusan apa itu?”
Leherku sakit karena terus menengadah menatap wajah Filolial raksasa.
“Kueee”
“Eh... Tidak~!”
Filo menatap Filolial raksasa itu dengan ekspresi tidak setujunya. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan?
“Kueee!”
“Benarkah!? Baiklah, aku mengerti.”
“Apa yang kalian bicarakan?”
“Umm... Dia ingin tahu kemampuan Filo sejauh apa, jadi kelihatannya dia ingin bertarung dengan Filo.”
“Melawan Filo seorang?”
Fitoria mengangguk untuk menjawab pertanyaanku.
“Filo merasa kalau pertandingan kami berdua akan menjadi seru~”
“Kalian tidak akan bertarung sampai mati, ‘kan?”
Fitoria mengangguk lagi. Padahal aku sedang sibuk dalam perjalanan menemui sang ratu... Sekarang malah muncul sesosok ratu lainnya.
“...Kalau begitu, tidak ada salahnya kalian mencoba bertarung.”
“Kueeeee”
“Dia bilang ‘Terima kasih telah menyetujui permintaanku, Pahlawan Perisai’.”
Sungguh percakapan yang merepotkan. Kalau kau bisa berbicara dengan manusia, harusnya sejak awal kau langsung bicara saja.
Beberapa Filolial yang mengelilingi kami, melangkah mundur saat Fitoria merentangkan kedua sayapnya.
“Kueeee”
“Dia bilang ‘Pahlawan beserta anggota party-nya juga harus menepi’.”
“Baik baik.”
Raphtalia, Melty, dan aku kemudian menepi dan bergabung dengan barisan Filolial, yang mengelilingi dan membentuk lingkaran untuk menonton pertarungan antar dua Filolial.
“Kueeeeeee!”
“Bersiaplah ~”
Filo yang sudah berubah ke wujud monster-nya, langsung menyerang Fitoria