Fate/Prototype: Fragments of Sky Silver (Indonesia):Volume 1 Act 4

From Baka-Tsuki
Revision as of 08:14, 22 July 2021 by SmilyMADman (talk | contribs) (Created page with "==Act 4== ''Strategi kehidupan tak pernah muncul dari kegelapan'' ===Bagian 1=== '''Kyoko:''' "Hei hei, kau tahu? Tentang rumor itu?"<br> '''Nao:''' "Aku tahu aku tahu, te...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Act 4

Strategi kehidupan tak pernah muncul dari kegelapan



Bagian 1

Kyoko: "Hei hei, kau tahu? Tentang rumor itu?"
Nao: "Aku tahu aku tahu, tentang itu kan? Miss Mary..."
Kyoko: "Ya, benar. Miss Mary."
Nao: "Aku juga mendengarnya dari tempat bimbelku. Rumor itu bahkan sudah menyebar hingga ke sekolah lain."
Kyoko: "Di Tokyo, kan? Ya, sepertinya rumor Miss Mary hanya ada di Tokyo."
Nao: "Apa itu benar?"
Kyoko: "Itu benar, lagipula semua itu terjadi di Tokyo."
Nao: "Tapi, aku belum pernah melihatnya di TV."
Kyoko: "Aku yakin pasti nanti akan muncul di TV."

‘Apa yang mereka perbincangkan? Sebuah rumor. Yang hanya terjadi di Tokyo. Mary. Miss Mary?’

Bagi Ayaka Sajyou, itu adalah sebuah topik yang dia tidak tahu.
Sambil mengunyah roti yang dia pegang dengan kedua tangannya, dia samar-samar menguping pembicaraan di antara dua teman kelasnya yang duduk bersama dan berada persis di barisan mejanya.

‘Menu hari ini adalah roti gulung, rebusan yang berwarna gelap, dan salad sayuran segar.’

‘Roti gulung yang seperti biasanya. Rasa yang seperti biasanya.’

‘Walaupun aku sebenarnya suka roti goreng, aku tidak terlalu berpikir kalau ini tidak memuaskan karena ini bukanlah menu setiap hari. Aku hanya, ah, berpikir, kalau ini sangat disayangkan. Tapi, hari ini lumayan enak karena ditemani selai jeruk.’

Menyobek plastik kecil yang membungkusnya, aku mendorong roti yang ada di dalamnya dan mengunyahnya.

‘Aku lebih suka selai jeruk daripada margarin. Aku suka yang manis-manis.’

Kugigit, dan kukunyah.

‘Rasanya selalu berbeda karena selai jeruknya yang manis-asam. Aku tidak membencinya. Ini termasuk ke dalam kelompok makanan favoritku.’

Kyoko: "Namanya, kau pernah mendengarnya?"
Nao: "Namanya..."
Kyoko: "Nama asli Miss Mary. Hmm, daripada nama Miss Mary, mungkin itu adalah nama dari rumornya?"
Nao: "Aku sama sekali tak tahu. Apa ya?"
Kyoko: "Aku pernah dengar kalau dia akan memanggil seseorang saat jam 11 malam."
Nao: "Lalu?"
Kyoko: "Kemudian, orang yang dipanggilnya pasti akan meninggal."
Nao: "Ya."
Kyoko: "Begitulah rumornya, Death Mary akan datang untuk membunuhmu saat jam 11 malam."

C4-1.jpg

Jam 11 malam. Death Mary.

Sepertinya aku telah mendengarkan sebuah cerita yang berbahaya.

Ayaka: Aku penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.

Dua orang itu, selalu punya bahan perbincangan setiap jam makan siang. Yang bernama Kyoko selalu les di bimbel dekat stasiun 3 kali seminggu, dan yang bernama Nao suka menonton TV.

Karena aku tak pernah bermain bersama mereka, jadi aku tak tahu apa saja maksud perbincangan mereka. Selain itu, aku juga tidak berpikir kalau mereka berbohong. Mereka berdua kelihatan sedang membicarakan sebuah rumor.

Karena aku sudah sering menguping pembicaraan orang, jadi aku mencoba untuk mendengarkan mereka, sambil memasukkan gigitan besar roti ke mulutku, 'Hamu,' dan kukunyah. Apakah aku dapat mengerti pembicaraan mereka sekarang?

Aku tidak bisa mendengarkan mereka dengan baik, karena aku lebih fokus mengeluarkan selai jeruk dari tempatnya.

Jam 11 malam. Death Mary.

Kurasa aku akan mendekati mereka dan mendengarkannya lagi dengan lebih teliti. Tapi tentu saja, aku tak akan menanya secara langsung.

Lagian, bahkan jika aku membuka mulutku dan mengatakan sesuatu, aku tidak terlalu banyak nonton TV, aku juga tidak les ke bimbel, dan aku jarang membeli Girls Manga Magazine per bulan, jadi aku memiliki perasaan yang samar daripada biasanya, kalau aku mungkin tak akan bisa bercampur baur dengan baik dengan gosip-gosip para anak SD yang seumuran denganku.

Jadi, aku hanya akan memakan makananku. Nyam nyam. Tapi, aku akan dapat dengan mudah menangkap informasi dengan mengkonsentrasikan telingaku.

Ayaka: Nnh

Itu, adalah rumor. Tentang seorang wanita asing yang memanggil orang dengan lembut.

Ayaka: Seorang wanita...

Di saat malam. Wanita itu akan muncul di tengah jalan pada tengah malam.

Ayaka: Di waktu malam?

Itu, adalah kematian. Wanita itu akan memberikan kematian fatal, sesuai dengan namanya.

Ayaka: ...Mati. Apa wanita itu membunuh mereka?

Seperti yang kuduga, ini cerita yang berbahaya.

Sebuah rumor.

Teman dari teman, atau, teman dari temannya Papa, atau, seseorang yang bekerja untuk temannya teman Papa, atau semacam itu. Cerita aneh yang mereka dapatkan seperti seolah-olah sudah melihatnya sendiri, dari seseorang yang bahkan mungkin tidak melihat atau mengetahuinya secara langsung, seperti itu.

Aku telah mendengar hal semacam ini sebelumnya. Aku bisa mengingatnya.

Contohnya, bukankan ada rumor tentnag anjing dengan wajah manusia yang populer di tahun sebelumnya saat semester dua? Itu adalah cerita yang mirip seperti itu. Rumor yang gelap, dibisikkan di antara anak-anak. Cerita hantu sekolah? Atau, salah satu dari tujuh keajaiban sekolah?

‘Aku penasaran apakah ini sama seperti itu,’ pikir Ayaka.

Seperti jumlah anak tangga yang lebih banyak saat naik daripada saat turun, atau boneka anatomi di ruangan Sains yang bisa berjalan sendiri, atau potret dari musisi di ruangan musik yang matanya bergerak, atau gadis yang tinggal di toilet, hal-hal semacam itu. Jika tidak ada hubungannya dengan sekolah, maka ada wanita bermulut lebar, cermin yang berubah menjadi ungu, benang putih yang keluar dari daun telinga, tisu merah dan tisu biru, dan banyak lagi---

Ayaka: Hanya ada penurunan

Menurutku itu seperti nekromansi ecek-ecek, di mana kamu meletakkan koin 5 yen di atas lembaran kertas yang bertuliskan suku kata Jepang sehingga terlihat seperti papan Ouija.

Saat mereka mengundangku untuk melakukan itu di saat sebuah waktu makan siang saat Musim Semi: "Ayaka, ayo ikutan juga." Aku melihati teman-temanku, menebak-nebak apakah mereka keturunan dari keluarga Magus, tapi ternyata tidak ada sama sekali. Itu hanyalah permainan anak kecil biasa.

Seperti, siapakah yang kita sukai?

Orang yang tidak kita sukai, hal yang tidak kita sukai, hal yang kita takuti, mereka menanyakan hal semacam itu. Tanpa ada semacam sihir, seseorang yang di kelompok itu yang meletakkan koin 5 yen lah yang menggerakkannya. Kalau kupikir-pikir, dua teman di depanku lah yang mengundangku saat itu.

Dua sekawan yang suka bergosip.
Dua sekawan, yang sangat penakut.

Nao: "Mereka semua mati..."
Kyoko: "Benar. Siapapun yang bertemu dengan wanita itu, tak akan bisa diselamatkan."
Nao: "Ya ampun, aku takut."

Lihat.
Dia mengatakan kalau dia takut.

Kyoko: "Aku juga dengar kalau orang yang melihat cermin juga mati. Aku penasaran, apakah mereka mati karena menyentuhnya, ya...?"
Nao: "Eh, benarkah?"
Kyoko: "Ya, itu benar. Lagipula, aku dengar ada banyak juga polisi yang mati."
Nao: "Itu mengerikan..."

Menurutku itu aneh.

Isi dari rumor itu, adalah tentang hal-hal yang mengerikan dan berbahaya. Orang asing bernama "Miss Mary" memanggil lelaki dewasa yang sedang pulang ke rumah dari pekerjaan tengah malamnya dan memasuki hotel bersamanya. Keesokan paginya, sosok wanita bernama Mary itu akan menghilang dengan sebuah kalimat: ‘Selamat datang di dunia kematian!’ yang tertulis di cermin dalam bahasa Inggris dengan menggunakan lipstik merah. Dengan tanda kecupan bibir merah, di samping tanda seru.

Lelaki itu mati di atas kasur. Penyebabnya tidak diketahui. Walaupun dia tidak terluka, apa menurutmu penyebab dia meninggal? Aku juga mendengar, kalau ini sudah menjadi berita.

Yang menjadi target hanyalah laki-laki dewasa. Tak ada satupun perempuan yang menjadi korbannya. Dan kalau berdasarkan cerita dari teman sekelasku yang les di bimbel, teman Ayahnya yang berada di kota sebelah juga dibunuh dengan cara yang sama. Atau,

Ayaka: Itu sama sekali bukan cerita hantu sekolah.

Cerita hantu sekolah, atau lebih tepatnya, cerita hantu dewasa. Cerita hantu tentang seorang Ayah yang pulang ke rumah dengan berjalan melewati jalan pada tengah malam.
Jika dibandingkan dengan cerita anjing berwajah manusia, aku merasakan ada keaslian dan kenyataan pada cerita ini. Tapi, pada waktu yang sama tahun lalu, aku tidak merasa kalau aku takut.

Menurutku itu menyeramkan, walaupun jika kukatakan kalau aku takut karena aku tak tahu sama sekali apa yang "Miss Mary" pikirkan, atau apa yang dia lakukan sedari awal, maka mungkin aku tak akan takut, tapi tetap saja, aku sama sekali belum pernah merasa takut sebelumnya, jadi...

Itu karena Ayaka, sudah tahu.

Jika itu adalah gosip yang telah berubah menjadi Misteri, maka itu mungkin memiliki kekuatan. Sesuatu yang hanya sekedar jadi rumor diantara anak-anak, tidak cukup untuk jadi seperti itu.

‘Setidaknya, Papa tidak akan mengatakan kalau anjing berwajah manusia yang misterius itu sungguh beneran ada. Disamping itu----’

Ayaka: Papaku baik-baik saja.

Aku berpikir, sambil meneguk susu. Lagipula, hanya ada sedikit yang berani untuk pergi dan pulang saat tengah malam, dengan banyaknya orang yang sudah berada di rumah. Dan bahkan jika pembunuh itu memang ada, itu tidak akan menghentikan rumor misterius tentang "Miss Mary" yang telah disebutkan, yang telah dibisikkan di antara anak SD.

Aku tak bisa apa-apa soal itu.
Dan itulah mengapa aku tidak takut.
Sama seperti tahun lalu.
Walaupun aku tidak bisa mengatakan ini pada teman kelasku.

----Itu karena, Papa adalah seorang magus.
----Itu karena, Papa adalah orang yang berurusan dengan Misteri sungguhan.

Itu semacam cerita hantu. Itulah mengapa, aku tidak akan kalah pada gosip, juga pada Phantasmal Species sungguhan.

Ayaka: "Ya."

Bergumam kecil.
Ayaka mengambil gigitan lain pada roti yang digenggamnya.