Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume1 Chapter1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1 : Penyihir Mendarat di Kota. ADIL,_Kadang–Kadang_Perempuan.

Part 1

Lahir di antara 20 Januari dan 18 Februari, kamu tidak bisa dihentikan, tidak peduli dalam cinta, bisnis ataupun keberuntungan! Tidak peduli apapun yang kamu lakukan, pasti hasilnya baik, jadi belilah tiket lotre! Tapi, jangan bermain game 3D atau 4D hanya karena kamu populer di antara wanita dan …

“Ok, ok … aku sudah tahu hasilnya akan seperti ini, aku tahu.”

20 Juli, hari pertama liburan musim panas.

Dalam suatu ruangan asrama di “Kota Akademi” yang AC-nya rusak, udara panas mengalir masuk memenuhi tempat tertutup itu, menyebabkan Kamijou Touma tidak bisa melakukan apa – apa. Sepertinya alasannya adalah ada sambaran petir yang menghancurkan lebih dari 80% perangkat listrik kota, termasuk kulkas tempat dia menyimpan semua makanannya. Dia ingin makan mi instan, tapi malah jatuh ke baskom. Baik, dia harus keluar dan makan. Tapi, ketika sedang mencari dompetnya, dia menginjak kartu ATM-nya, merusaknya. Dia bermaksud untuk melanjutkan tidur, tapi menerima panggilan kasih sayang dari wali kelasnya, dan mendengar, “Kamijou-chan yang bodoh, waktunya pelajaran tambahan♥ “.

Dia tahu bahwa horoskop yang berkelip di ujung laporan cuaca di layar TV tidak akan akurat. Tapi tak seorangpun bisa tertawa atas perbedaan yang sangat jauh itu.

“Aku tahu, aku tahu hasilnya akan seperti ini … Tapi apa aku tidak bisa mengeluh sedikit saja?”

Horoskop tidak pernah akurat. Dia tidak pernah mendapat hasil dari “sihir kecil” itu; inilah kehidupan sehari – hari Kamijou Touma. Awalnya, dia berpikir bahwa kesialannya juga berlangsung dalam keluarganya , tapi dia menemukan bahwa ayahnya memenangkan tepat keempat pada hadiah lotre sebelumnya (sekitar 100.000 yen). Ibunya pernah memenangkan mesin penjual otomatis secara terus – menerus, dan akhirnya memainkannya tanpa henti. Dia lalu mulai curiga apakah dia benar – benar anak mereka, tapi setelah berpikir lebih jauh, dia ingat dia tidak punya adik, dan tidak ada yang meneruskan “garis keturunan” mereka. Bagaimana bisa mereka menghadapinya?

Bagaimanapun, Kamijou Touma itu sial.

Begitu sialnya sampai hidupnya bagai lelucon.

Tetapi, Kamijou Touma tidak akan pesimis selamanya.

Kamijou tidak pernah sekalipun mengandalkan “keberuntungan”, yang membuatnya sangat mudah menyesuaikan diri.

“Baik. Sekarang, aku harus mengurus kartu ATM dan kulkas.”

Kamijou menggaruk kepalanya sambil melihat – lihat kamarnya. Dia bisa mengganti kartu ATM selama dia punya rekening, tapi yang bermasalah adalah kulkasnya. Meskipun begitu, masalah yang paling menekan adalah : bagaimana dia sarapan? Di samping itu, pelajaran tambahan pada dasarnya hanya program pengembangan kekuatan, jadi dia akan dipaksa minum tablet atau semacamnya; rasanya tidak akan enak jika dia lapar. Aku mungkin akan ke toko serba ada dan beli sesuatu, pikir Kamijou sambil melepas kaos yang telah dipakainya sebagai piyama, dan berganti ke seragam musim panasnya. Seperti semua anak tanpa otak lainnya, Kamijou menghabiskan semalaman penuh untuk berpesta merayakan hari pertama liburannya seperti orang sedang mabuk, dan sekarang, kepalanya sakit karena kurang tidur.

“Membolos pelajaran selama 4 bulan dalam satu semester, dan aku hanya harus ikut kelas tambahan selama seminggu? Ini pertukaran seimbang.” Kamijou mencoba untuk berpikir positif.

“Cuacanya bagus, sebaiknya kujemur futonku ...” Kamijou berbicara sendiri sambil mengumpulkan suasana hati positif, dan membuka pintu geser ke balkon. Jika dia membiarkan futonnya disinari matahari sekarang, futonnya akan kering dan lembut saat dia kembali dari pelajaran tambahan.

Setelah dilihat baik – baik, tembok blok tetangga jaraknya hanya sekitar 2 meter dari balkon pada lantai 7 ini.

“Kenapa langit begitu biru~? Kenapa masa depan begitu gelap~?” Kamijou menyanyi untuk dirinya sendiri.

Sangat menyedihkan. Awalnya dia bermaksud untuk menghibur dirinya sendiri, maka dia memutuskan untuk menjemur futonnya. Tapi, ini hanya membuatnya makin sedih.

Di samping itu, dia hanya membuat lelucon sendirian; tidak ada orang yang membetulkannya. Kesepian ini betul – betul bisa dipahami. Meskipun begitu, Kamijou masih tetap melipat futonnya, dan membawanya keluar. Jika dia bahkan tidak bisa membawa futon, dia betul – betul menyedihkan.

Pada saat itu, Kamijou tiba – tiba menginjak sesuatu yang lembut dan berair. Melihatnya dekat – dekat, dia sadar bahwa itu adalah roti yakisoba yang dibungkus plastik. Karena sudah dikeluarkan dari kulkas, seharusnya roti itu sudah busuk sekarang.

“Semoga tidak akan hujan tiba – tiba... “

Ini adalah firasat buruk yang datang dari hatinya, tapi Kamijou tetap membawa futonnya ke balkon.

Pada saat itu, Kamijou melihat bahwa sudah ada futon di balkon.

“?”

Meskipun tempat ini adalah asrama murid, struktur bangunannya mirip dengan apartemen bertingkat tinggi biasa. Kamijou tinggal di satu ruangan, yang berarti tidak seharusnya ada orang lain yang akan menjemur futon di sini.

Dilihat baik – baik, dia sadar bahwa benda yang dijemur itu bukan futon.

Benda itu adalah seorang gadis berpakaian putih.

“AH?!”

Futon jatuh dari tangannya, dan mendarat di tanah. Ini aneh, betul – betul bodoh. Gadis ini sepertinya dalam keadaan koma karena pinggangnya terbaring di balkon, tubuhnya membengkok setengah, dan bagian tubuhnya tergantung ke bawah.

Dia berumur... mungkin 14 atau 15? Selain itu, dia sepertinya berumur lebih muda dari Kamijou kira – kira 1 atau 2 tahun. Dia sepertinya orang asing, tidak hanya kulitnya sangat putih tapi rambutnya juga... tidak, warnanya perak. Rambutnya sangat panjang, dan karena tubuhnya membengkok ke bawah, wajahnya tertutup, jadi dia tidak bisa melihat wajahnya. Jika gadis itu berdiri, rambutnya mungkin mencapai pinggang, kan?


“Wa, ini pertama kalinya aku bertemu Suster… tidak, yang kumaksud bukan adik perempuan.”(TL: Suster yang dimaksud adalah suster gereja dan dalam bahasa Inggris Suster=Sister)

Baju itu apa namanya? Jubah suster? Di samping itu, baju itu seharusnya hanya dipakai suster gereja. Baju itu terlihat seperti gaun Barat yang hanya terdiri dari satu potong baju dan panjangnya bias mencapai pergelangan kaki. Jubah suster biasanya berwarna hitam, tapi jubah gadis ini putih bersih. Bahan untuk membuatnya seharusnya sutra, tapi jubah itu rasanya sangat berbeda dari yang lain. Ada sulaman warna emas dijahit pada setiap tepinya.

Jari indah gadis itu tiba – tiba bergerak.

Kepalanya pelan – pelan naik. Rambutnya yang seperti sutra bergerak ke samping secara alami, dan seperti tirai yang ditarik ke atas, wajah gadis itu terlihat di depan Kamijou.

Uuu... WAAHH!!!

Gadis ini terlihat manis juga. Mata hijaunya cocok dengan kulit putihnya, yang membuat Kamijou merasa seperti itu adalah karena ini adalah hal baru. Gadis itu terlihat seperti boneka.

Tapi, yang membuat Kamijou panik bukan kemanisannya.

Alasannya adalah karena dia “orang asing”. Kemampuan Bahasa Inggris Kamijou itu seperti guru Bahasa Inggrisnya mengkritik Kamijou, berkata, “Kamu harus tinggal di negara ini selamanya!!” Jika gadis ini yang berasal dari luar negeri adalah seorang penjual bulu atau alat kontrasepsi lain, sepertinya Kamijou akan mau menghabiskan sedikit uangnya.

“Aku...”

Bibir gadis yang manis dan entah kenapa kering itu perlahan mengucapkan beberapa kata.

“Aku lapar.”

“...”

Sekejap, Kamijou berpikir bahwa dia benar – benar bodoh untuk mendengar bahasa asing gadis itu seperti Bahasa Jepang. Seperti murid bodoh yang menyanyi secara acak meski tidak tahu liriknya.

“Aku lapar.”

“...”

“Aku lapar.”

“...”

“Aku bilang... aku lapar...”

Melihat ini Kamijou mempertahankan keadaan bekunya, gadis berambut perak itu seperti mengungkapkan ketidakpuasannya. Ini suram, betul – betul suram. Kenapa dia merasa bahwa gadis itu berbicara Bahasa Jepang?

“Ah... Mmm...” Kamijou menatap gadis di atas pagar balkon dan berkata, “Apa sekarang? Apa kamu mencoba untuk berkata seperti itu dalam keadaan ini, apa kamu orang sekarat yang terbaring di jalan?”

“Istilahnya adalah jatuh mati.”(?)

“...” Gadis ini benar – benar lancar berbahasa Jepang.

“Hei, aku akan sangat berterima kasih jika kamu mau mengisi perutku.”

Kamijou melihat roti yakisoba yang sudah busuk dan diinjaknya.

Dia memutuskan bahwa tak peduli dari mana gadis ini berasal, dia tidak akan mau terlibat dengannya. Kamijou berpikir liar, Kenapa aku tidak membantunya mencapai kebahagiaan di tempat yang sangat, sangat jauh? Dia membawa roti yakisoba yang berair itu, lengkap dengan bungkus plastiknya, ke dekat mulut gadis itu. Kamijou berpikir, Setelah mencium ini, bahkan seorang gila pun akan lari jauh, jauh sekali, kan? Seperti di Kyoto, jika pemilik rumah menuang teh di atas nasi, itu artinya dia bermaksud untuk “ mengusir pengunjungnya” —

“Terima kasih, aku makan.”

Roti, pembungkus plastik, dan tangan Kamijou.

Hanya seperti itu, dengan tangisan kesialan, Kamijou memulai hari baru dalam hidupnya.

Part 2

“Pertama – tama, biarkan aku memperkenalkan diri.”

“…Kenapa tidak menjelaskan alasanmu menggantung di balkonku—?”

“Namaku Index.”

“Seperti orang bakal percaya saja jika itu adalah nama asli! Apa itu ‘Index’? Apa aku harus memanggilmu Index?”

“Seperti yang kau lihat, aku seorang pastur. Ah, ini adalah hal penting: Aku bukan bagian dari Vatikan, tapi dari Anglikan.”

“Aku tidak peduli apa yang kau katakan. Dan juga, jangan hindari pertanyaanku!”

“Hm… tentang Index itu, agak sulit menjelaskannya. Ah, nama sihirku adalah Dedicatus545.”

“Oi? Halo, halo? Boleh aku tahu dari planet mana aku mendapat saluran ini?”

Melihat Kamijou memasukkan tangan ke telinganya sendiri dengan santai, Index menggigit kukunya. Sepertinya menggigit jarinya sendiri adalah kebiasaannya.

Kenapa aku harus ada di meja gelas ini dan melihat dia seperti sedang kencan? Pikir Kamijou.

Sekarang ini, Kamijou seharusnya siap – siap ke sekolah untuk mengikuti kelas tambahan musim panasnya, tapi dia tidak ingin meninggalkan gadis misterius ini di kamarnya.

Dan hal terburuk adalah gadis berambut perak yang menyebut dirinya Index sepertinya menyukai kamar ini, seperti dia ingin berguling di lantainya.

Mungkin ini salah satu “kesialan” yang ditarik Kamijou? Jika iya, ini buruk.

Index v01 031.jpg

“Jadi, jika kamu bias mengisi perutku, aku akan sangat beterima kasih.”

“Kenapa aku harus melakukan itu? Apa gunanya meningkatkan cara pandangmu terhadapku? Jika aku akan memulai kejadian aneh dan sampai ke ‘rute Index’, lebih baik aku mengulang!!”

"Emm… apa itu cara umum berbicara? Maaf, aku tidak mengerti yang kau katakan.”

Sudah dapat diduga bahwa orang asing tidak mengerti budaya otaku Jepang.(TL: otaku adalah maniak anime/manga Jepang)

“Tapi jika kamu mau mengusirku, aku mungkin akan pingsan setelah berjalan 3 langkah, kan?” Tanya gadis itu.

“Kamu akan pingsan… ? Itu bukan urusanku.”

“Pada waktu itu, aku akan menggunakan nafas terakhirku untuk menulis catatan bunuh diri, termasuk fotomu.”

“Apa…?”

“Jika aku selamat, aku bisa berkata aku dikunci di kamar ini, disiksa habis – habisan… dan bahkan aku bisa berkata kau memaksaku memakai pakaian ini.”

“KAU BERANI MENGANCAMKU!? KAMU TERNYATA JUGA TAHU BUDAYA OTAKU KAN!!”

“?”

Index memiringkan kepalanya, memperlihatkan wajah bingung. Dia seperti anak kucing yang baru saja melihat cermin untuk pertama kalinya.

Aku harus memberinya makanan. Kenapa hanya aku yang merasa perutku dibakar?

Tunggu saja! Kau ingin makan, kan!? Kamijou berlari ke dapur dengan marah. Makanan dalam kulkas sudah busuk, jadi dia mungkin akan memenuhi mulut gadis itu dengan makanan itu. Kamijou tidak akan merasa rugi. Maka, Kamijou menuangkan makanan sisa itu ke dalam panci, dan menggorengnya seperti sayuran. Jika dia memanaskannya, tidak seorangpun akan mati, kan?

Coba pikir, dari mana gadis ini datang?

Meskipun ada orang asing di kota Akademi, gadis ini tidak mempunyai “aura” yang dimiliki penduduk sini. Tapi, jika dari luar, itu juga aneh.

Meskipun sebutan Kota Akademi adalah “kota tempat berkumpulnya ratusan sekolah”, sebetulnya lebih seperti “ sekolah dengan ratusan asrama siswa”. Kota Akademi menempati sepertiga tanah Tokyo, dan garis kelilingnya dilindungi tembok seperti “Tembok Raksasa Cina”. Meskipun tidak seketat penjara, tidak mudah untuk masuk ke dalam.

Sepertinya tidak ada yang mengatur apapun yang masuk atau keluar, tapi Universitas Industri sebetulnya meluncurkan 3 satelit yang memonitor Kota Akademi sepanjang waktu dalam samaran sebuah eksperimen. Setiap orang yang bergerak dalam kota akan dilacak dan diselidiki. Jika satelit itu menemukan sesuatu yang tidak ada dalam rekaman, Anti-Skill dan anggota Judgement dari setiap sekolah akan dikerahkan…

Namun, mungkin ini gara – gara wanita listrik yang mengeluarkan badai petir sehingga gadis ini tidak ditemukan? Kamijou pikir.

“Oh, ya, kenapa kamu bergantungan di pagar balkonku?”

Kamijou bertanya pada gadis itu sambil menuangkan kecap ke dalam wajan makanan jahat itu.

“Aku tidak bergantungan di sana.”

“Lalu apa? Jangan katakan kamu dibawa angin dan mendarat di sini?”

“… Keadaannya agak mirip.”

Kamijou, yang hanya bercanda, dengan tajam membelokkan kepalanya untuk menatap gadis itu.

“Aku ingin loncat dari atap gedung itu ke atap gedung ini, tapi aku jatuh.”.

Atap? Kamijou melihat langit – langit.

Ini adalah seujung kecil dari anggaran untuk asrama siswa, apartemen delapan tingkat tingginya diatur secara rapi bersamaan. Hanya dari melihat balkon saja, seseorang akan tahu jarak antar atap hanya sekitar dua meter. Bukannya tidak mungkin untuk meloncat dari atap ke atap, tapi…

“Apa kau serius? Tinggi atapnya delapan tingkat! Kamu akan mati jika tidak hati – hati!”

“Hm, orang yang mati karena bunuh diri tidak akan diberi kuburan.”

Index memberi jawaban yang membingungkan, dan melanjutkan,

“Tapi tidak ada pilihan lain; Aku harus melakukannya supaya bisa kabur.”

“Ka... bur?”

Mendengar kata yang memiliki arti berbahaya itu, Kamijou secara tidak sengaja mengerutkan dahinya. Tapi Index memberi jawaban “Nn” seperti anak kecil, dan melanjutkan,

“Seseorang mencoba membunuhku.”

“... “

Tangan yang menggerakkan wajan berhenti dengan sendirinya.

“Sebetulnya, aku bisa saja loncat, tapi seseorang menyerangku dari belakang ketika sedang meloncat.”

Gadis yang menyebut dirinya Index terlihat tersenyum.

“Karena itulah, aku jatuh dan mendarat di pagar balkonmu. Maaf.”

Meskipun dia tidak mengejek dirinya sendiri atau membuatnya ironis, dia hanya memberi Kamijou Touma sebuah senyuman yang murni tanpa rasa bersalah.

“’Diserang’... ?”

“Hm? Ah... Jangan khawatir dengan lukaku. Pakaian ini mempunyai efek 'Batasan Pertahanan'.”

“Apa itu ‘Batasan Pertahanan’? Apakah itu pakaian anti peluru?”

Gadis itu berputar seperti sedang memamerkan baju yang baru dibelinya. Dia tidak terlihat terluka. Tapi, apa benar dia ‘diserang’? Jika ini hanya imajinasinya, hal ini semakin dapat dipercaya.(?)

Namun demikian...

Satu hal yang dia percaya adalah bahwa dia menggantung di pagar balkon lantai tujuh Kamijou.

Jika begitu, apakah cerita gadis itu benar?

‘Siapa’ yang menyerangnya?

Kamijou mulai merenung.

Seberapa banyak keberanian yang dibutuhkan orang untuk meloncat dari bangunan bertingkat delapan ke gedung lain? Seberapa beruntungnyakah dia bergantung di pagar balkon pada lantai tujuh? Apa maksudnya dia masih tanpa luka?

“Karena seseorang mencoba membunuhku.”

Index mengatakan ini sambil tersenyum. Seberapa rumitkah cerita di balik senyumnya?

Kamijou betul – betul tidak tahu apa yang dialami Index, jadi dia tidak mengerti kata – katanya sama sekali. Dan bahkan jika Index akan menjelaskan semuanya dari awal, dia tidak akan mengerti bahkan setengahnya saja, dan bukankah akan sangat menyusahkan untuk mengerti setengah sisanya.

Tapi Kamijou mengerti sesuatu.

Itu adalah dia sudah bergantungan di pagar balkon di lantai tujuh. Jika dia tidak hati – hati, dia bisa saja mendarat di jalanan aspal. Ini membuat Kamijou khawatir.

“Makanan.”

Wajah Index muncul dari belakang Kamijou. Dia menggenggam sumpit dengan tangannya. Sepertinya dia tidak tahu bagaimana cara memakai sumpit meskipun dia bisa berbicara Bahasa Jepang dengan lancarnya.

Dia menatap wajan dengan semangat. Ekspresi wajahnya seperti kucing yang baru saja diambil dari kardus pada hari hujan.

“...Ah... “

Di wajan, makanannya tidak berbeda dari sampah, ‘sayuran goreng’(dengan racun di dalamnya).

Melihat gadis lapar ini, Kamijou merasa nurani malaikat yang ada pada dirinya (yang muncul bersamaan dengan iblis yang seperti dirinya) bergulat kesakitan.

“Ah... eh ... aku ... aku... . Karena kamu sangat lapar, tolong jangan makan makanan sisa yang menjijikkan ini. Kenapa kita tidak ke restoran keluarga? Atau mungkin kita bisa pesan antar?”

“Aku tidak bisa menunggu.”

“Ah... mm... “

“Kelihatannya juga tidak buruk. Ini adalah sesuatu yang kamu buat tanpa meminta imbalan, jadi seharusnya rasanya enak.”

Pada waktu itu, Index benar – benar seperti seorang suster, memberikan senyum yang berseri – seri.

Tanpa memperdulikan Kamijou, yang perutnya bergejolak, Index mengepalkan tangannya, dan menyendok makanan dari wajan dengan sumpitnya.

Kunyah.

“Lihat, rasanya tidak terlalu buruk.”

“Be... benarkah?”

Kunyah.

“Kamu sepertinya penuh perhatian ya, membuat makanan asam untuk melegakan kelelahanku, kan?”

“Eh? Eh... a... asam?”

Kunyah.

“Jangan khawatir, aku berani makan makanan asam. Terima kasih; kau seperti kakak laki – lakiku.”

Dengan senyum yang berseri – seri, Index tetap melanjutkan makan, ada tauge di wajahnya.

“...Wo.. UUU... WOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!!”

Kamijou dengan cepat mengangkat wajan dengan kecepatan supersonik. Dia melihat Index, yang sangat kurang puas, sambil berpikir, Aku akan ke neraka sendiri.

“Kamu juga lapar?”

“... Ah?”

“Kalau tidak, bisakah kamu memberiku sayuran itu? Aku tidak bisa menunggu... “

Index melihat Kamijou, mulutnya menggigit ujung sumpitnya. Melihat Index seperti ini, Kamijou bertekad.

Ini kemauan Tuhan. Dia harus menyelesaikan apa yang dia mulai.

Kali ini, ini bukan kesialannya; ini kesalahannya sendiri.

Part 3

Kamijou Touma menuangkan ‘sampah’ panas ke dalam mulutnya, menunjukkan sebuah senyuman.

Namun, gadis yang menyebut dirinya Index menunjukkan ungkapan tidak senangnya sambil menggigit biskuit. Memegang kedua biskuit dengan kedua tangannya dan menggigitnya membuatnya terlihat seperti tupai.

“... Oh, ya, katamu ada seseorang yang mencoba membunuhmu. Siapa dia?”

Kamijou, yang akhirnya kembali dari neraka dengan sulitnya, tiba – tiba menanyakan pertanyaan paling penting.

Tentu saja, Kamijou tidak akan begitu pedulinya pada gadis yang baru dia kenal selama tiga puluh menit, tapi dia tidak bisa berlagak seperti orang luar sekarang.

Aku akan berpura – pura ramah, pikir Kamijou. Meskipun dia tidak bisa membantunya memecahkan masalah, paling tidak dia bisa berkata’Aku sudah mencoba’.

“Mm... “

Gadis itu berkata dengan suara yang haus,

“Aku tidak tahu—mungkin Salib Mawar (Rose Cross) atau Fajar Emas (Golden Dawn). Meskipun aku bisa menebak pasti salah satu dari kedua organisasi itu, aku tidak tahu nama mereka... dan nama tidak ada artinya bagi mereka.”

“’Mereka’?”

Kamijou mengulanginya dengan sikap bingung. Musuhnya adalah organisasi? Suatu kelompok?

Tapi Index, yang sedang dikejar, terlihat tenang. Setelah memberikan “Mn” untuk menegaskannya, dia berkata,

“Mereka adalah lembaga sihir.”

...

“Eh? Sihir... ? Emm... apa itu tipuan? Apa aku salah dengar?”

“Ah... eh... ? Emm... apa Bahasa Jepangku aneh? Maksudku SIHIR! KOMPLOTAN SIHIR RAHASIA!”

“...”

Sekarang karena dia menjelaskan dalam Bahasa Inggris, Kamijou semakin bingung.

“Apa itu? Apa kau membicarakan suatu organisasi baru yang menggunakan ajaran agama misterius baru untuk berkhotbah di depan umum, mengatakan ‘Kalian yang tidak percaya akan menderita karena kemarahan Tuhan.’ Dan memaksa mereka untuk makan suatu obat aneh sebelum mencuci otak mereka? Kedengarannya berbahaya.”

“... Sepertinya, aku merasa kau mempermainkanku.”

“Uh...”

“... Kau mempermainkanku, kan?”

“... Maaf, ini tidak mungkin. Aku betul – betul tidak bisa percaya keberadaan sihir. Aku akrab dengan ‘kekuatan aneh’ seperti menyalakan api atau melihat tembus pandang, tapi sihir... Aku betul – betul tidak bisa percaya.”

“...?”

Index memiringkan kepalanya dan merenung.

Jika ada orang biasa yang dengan tegas percaya bahwa Ilmu Pengetahuan bisa memecahkan segalanya, dia akan berteriak, “DI DUNIA INI TIDAK ADA HAL YANG TIDAK BISA DIBUKTIKAN ILMU PENGETAHUAN!!”

Namun demikian, tangan kanan Kamijou betul - betul mempunyai suatu “kekuatan spesial”.

Selama dia punya “kekuatan spesial” aneh yang disebut “Imagine Breaker”, bahkan keajaiban yang hanya muncul di mitos akan terhapus.

Kekuatan supernatural di Academy City cukup normal. Dengan menyuntikkan obat ke dalam pembuluh darah, membiarkan listrik merambat ke leher, dan mendengarkan suatu ritme khusu dari headset, semua otak bisa “berkembang”. Semua bisa dijelaskan dengan Ilmu Pengetahuan, jadi siapa yang bisa menolak keberadaannya?

“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”

“Kau tidak harus mengerti! Semua tahu, tidak diragukan lagi bahwa kekuatan super itu nyata!”

“Lalu kenapa sihir tidak... ? Tidak diragukan juga bahwa sihir itu nyata!”

Index terlihat sangat tidak senang. Pandangannya seperti orang yang mengkritik hewan peliharaan orang lain sebagai kucing kampungan.

“Eh... biar kukatakan ini. Kamu tahu janken? Eh, tunggu, itu budaya global, kan?”(TL: janken=suit jepang)

“... Sepertinya suatu bentuk budaya Jepang, tapi aku tahu itu.”

“Jika aku kalah sepuluh kali dari sepuluh kali janken, apa kau pikir ada alasan?”

“... Wu...”

“Tidak ada alasan, kan? Tapi manusia akan percaya bahwa ada sesuatu yang bekerja!”

Kamijou berkata dalam nada tidak tertarik,

“Kebanyakan orang biasa akan berpikir, 'Kenapa aku begitu sial?' dan bertanya – tanya apakah ada kekuatan yang tidak terlihat di sekitarnya. Ketika seseorang berpikir seperti itu dan menghubungkannya dengan astrologi, apa yang akan terjadi?”

“... Seperti, 'Zodiakmu Cancer, dan kamu sangat sial sekarang, lebih baik jangan berjudi', atau hal – hal lain macam itu, kan?”

“Segala macam 'sihir, kekuatan misterius' yang terjadi di sekitar kita berkembang seperti itu. Manusia membayangkan bahwa ada suatu kekuatan tidak terlihat yang menentukan keberuntungan mereka, dan akan percaya kalau hal – hal sepele semuanya adalah hasil kerja takdir; inilah sihir.”

Index mengkerutkan bibirnya seperti kucing yang tidak senang. Setelah sementara waktu, dia berkata,

“... Sepertinya kau tidak punya alasan untuk percaya pada sihir.”

“Yap. Tapi karena aku memikirkannya, aku tidak bisa percaya kata – kata bodoh itu. Siapa yang percaya keberadaan penyihir yang hanya ada di dongeng? Jika kamu bisa menghabiskan MP-mu untuk membangkitkan orang mati, siapa yang mau mengembangkan kekuatan spesial? Bagaimana mungkin aku percaya 'sihir' yang tidak punya bukti alamiah di belakangnya?”

Bagi mereka yang tidak percaya keberadaan “kekuatan spesial”, mereka hanya orang bodoh.

Di Academy City, “kekuatan spesial” adalah pengetahuan umum untuk semua orang, dan bisa dijelaskan oleh Ilmu Pengetahuan.

“... Tapi sihir benar – benar ada!”

Index mengerutkan bibirnya. Mungkin “sihir” itu seperti pilar rohani baginya, seperti “Imagine Breaker” untuk Kamijou.

“Baiklah, terserah yang kau katakan. Lalu kenapa mereka mengejarmu?”

“Sihir betul – betul ada!”

“...”

“Sihir betul – betul ada!”

Sepertinya dia ingin Kamijou untuk mengakuinya tidak peduli seperti apapun caranya.

“Baik, beritahu aku : apa itu sihir? Bisakah kamu menembak bola api dari tanganmu? Bahkan tanpa melewati pelajaran kekuatan super, bisakah kamu menembak bola api? Coba lakukan di depankum dan aku mungkin akan percaya.

“Aku tidak punya mana, jadi aku tidak bisa pakai sihir.”

“...”

Apa bedanya dengan seorang pengguna kekuatan gadungan mengatakan , “Kamera akan menggangguku, jadi aku tidak bisa membengkokkan sendok”?

Di samping itu, pikiran Kamijou juga agak bingung.

Meski dia berkata bahwa tidak ada hal seperti sihir, Kamijou tidak sepenuhnya mengerti kemampuan tangan kanannya, “Imagine Breaker”. Bagaimana bisa? Kekuatan apa yang tidak terlihat dalam ruang itu? Bahkan di Academy City, yang merupakan pihak paling berwewenang dalam mengembangkan kemampuan esper, tidak dapat menjelaskan “kemampuan” Kamijou hanya melalui pemeriksaan tubuh, yang menyebabkan dia dicap sebagai esper “Level 0”.

Dan dia tidak mendapat kekuatannya dari program pengembangan ilmu pengetahuan; tapi, itu adalah kekuatan yang melekat pada tangan kanannya.

Meski dia selalu berkata bahwa “tidak mungkin ada sihir di dunia ini”, dia sendiri punya kekuatan “tidak nyata” yang membantah semua logika.

... Tapi dia tidak bisa hanya membuat kesimpulan tanpa dasar “karena ada kekuatan yang tidak dapat dijelaskan di dunia, mungkin sihir benar – benar ada” seperti itu saja.

“... Sihir itu ada!”

Kamijou menngeluh.

“Baik, aku akan menganggap sihir itu ada.”

“Menganggap?”

“Ya, kita anggap saja sihir itu ada.”

Kamijou mengabaikan gangguan Index dan melanjutkan,

“Lalu kenapa kamu dikejar orang – orang itu? Apakah ada hubungannya dengan pakaianmu?”

Kamijou merujuk pada jubah suster dari sutra yang bersulamkan emas dan berwarna putih bersih. Dengan kata lain, dia bertanya, “Apa ini melibatkan agama?”

“... Karena aku adalah sebuah indeks.”

“Apa?”

“Aku percaya mereka mengejar 103.000 buku sihir yang kumiliki.”

...

“... Kenapa aku tambah bingung sekarang?”

“Kenapa kamu seperti tidak ingin peduli ketika aku belum menjelaskannya? Kamu agak tidak sabaran, ya?”

“Baik, akan kusimpulkan. Aku tidak tahu apa itu 'buku sihir', tapi mereka hanya buku, kan? Seperti kamus?”

“Mm. Buku Eibon, Lemegeton, Buku Tanpa Nama, Buku Ritual Kanibal, Buku Orang Mati... ini contohnya. Necronomicon terlalu terkenal, dan masih banyak imitasi lain di luar sana, jadi tidak ada yang terkemuka.”

“Um... Aku tidak begitu peduli isi bukunya...”

Kamijou ingin mengatakan, “mereka kan cuma omong kosong”, tapi menekan dirinya sendiri untuk menelan kata – kata ini.

“Katamu kau memiliki seratus ribu; dimana mereka?”

Setidaknya, dia ingin memperjelas hal itu. Seratus ribu buku bisa memenuhi satu perpustakaan penuh.

“Apa maksudmu kau punya kunci ke suatu gudang besar?”

“Tidak.”

Index menggelengkan kepalanya, dan berkata,

“Aku membawa semua 103.000 buku.”

...Apa? Kamijou mengerut.

“... Kau tidak akan berkata bahwa orang bodoh tidak bisa lihat, kan?”

“Meskipun mereka bodoh, orang – orang tidak bisa melihatnya! Akan sia – sia jika orang dapat melihatnya.”

Setiap kata yang Index katakan sepertinya terlalu jauh; rasanya seperti dia sedang dipermainkan. Kamijou melihat ke kiri dan kanan. Apa itu”Necronomicon”? Dia hanya bisa melihat majalah game, manga yang tersebar di lantai dan PR musim panas yang telah disingkirkan ke pojok ruangannya.

“... Huuhh...”

Kamijou, yang sudah dihibur fantasi Index, akhirnya tidak tahan lagi.

Mungkinkah skenario “seseorang mengejarku” ini hanya imajinasi liar gadis itu? Jika iya, dan dia betul – betul lompat dari gedung bertingkat delapan, gagal, dan mendarat di pagar balkon... Baik, sebaiknya tidak terlibat dengannya.

“... Bukankah bertentangan kalau kamu percaya kekuatan supranatural tapi sihir tidak?” Index mengerutkan bibirnya dan mengatakan dengan tidak senang, “Apa hebatnya kekuatan super coba? Kau seharusnya tidak merendahkan yang lain kalau kau punya suatu kemampuan khusus.”

Kamijou dengan lembut mengeluh, “Benar, kamu benar. Hanya dengan sedikit tipuan dan kita dikelompokkan menurut sistem level. Pemikiran seperti itu mengerikan!”

Kamijou merendahkan kepalanya, melihat tangan kanannya.

Tangan kanannya tidak bisa menembakkan api atau listrik, tidak bisa melepaskan cahaya, dan tidak bisa mengeluarkan suara. Dan tentu saja, tidak akan ada garis – garis aneh muncul di pergelangan tangannya. Tapi tangan kanan Kamijou bisa menghilangkan segala “kekuatan supranatural”. Tidak peduli sifat bawaannya atau tujuannya, bahkan keajaiban yang muncul di mitos akan dihancurkan.

“Untuk orang di kota ini, namun, kekuatan super sudah seperti dorongan dari pilar rohani. Jangan mencari – cari terlalu banyak kesalahan. Dan di samping itu, aku juga salah satu dari mereka.”

“Baguslah kalau kamu mengerti, idiot! Huh, kenapa kamu mengacaukan isi otakmu? Kamu bisa membengkokkan sendok dengan tanganmu.”

“...”

“Huh, apa yang bisa dipamerkan dari orang yang menyerahkan sifat alamiahnya untuk sesuatu yang berada dalam kulit?”

“...Bisakah aku menjejali mulut cerewetmu?”

“Ke-kekerasan tidak bisa menakutiku!” Index terlihat seperti kucing yang tidak senang, dan berkata, “Kamu bicara banyak tentang kekuatan super, tapi kamu tidak terlihat punya kekuatan itu sendiri!”

“... eh, tentang itu... bagaimana aku mengatakannya?”

Kamijou merasa kesulitan.

Dia jarang punya kesempatan untuk menjelaskan [Imagine Breaker] ke orang lain. Bahkan jika pernah, karena kemampuannya hanya bereaksi pada “kekuatan abnormal”, jika orang lain tidak dapat menerima bahwa “kekuatan super ada”, penjelasannya akan sia – sia saja.

“Unn, tangan kananku... ah, biar aku jelaskan. Ini alami; tidak ada pewarna buatan!”

“Oh.”

“Jika tangan kananku bersentuhan dengan...kekuatan khusus apapun, baik bola api berkekuatan nuklir ataupun railgun, bahkan keajaiban dari Tuhan akan dihapus tanpa jejak.”

“...eh...”

“... Ekspresi apa itu? Kau seperti baru saja melihat katalog belanja untuk membeli kristal keberuntungan yang cantik!”

“Aduh... kamu, seorang ateis yang tidak pernah mendengar nama Tuhan, berkata bahwa keajaiban dari Tuhan akan dihapus. Aku agak terganggu karenanya...”

Untuk bepikir bahwa Index akan menggunakan jari kecilnya untuk menggali telinganya sambil bicara.

“...Ugh, ini membuatku kesal! Untuk berpikir bahwa aku akan dibodohi oleh gadis sihir palsu yang mengatakan 'sihir benar – benar adam hanya saja aku tidak bisa membuktikannya padamu' membuatku panas...”

Mendengar Kamijou menggumam seperti itu, Index sepertinya juga marah.

“A-Aku bukan gadis sihir palsu! Sihir benar – benar ada!”

“Lalu buktikan padaku, kau pemakai kostum Haloween! Aku akan menggunakan [Imagine Breaker]-ku untuk mengancurkan sihirmu dan kita lihat siapa yang benar! Dasar anak imajinatif!”

“Baik, akan kutunjukkan!”

Index dengan marah mengangkat tangannya, “Ini! Pakaian ini! Pakaian ini adalah pelindung pertahanan paling mutakhir yang disebut [Gereja Berjalan]!” (TL: Gereja Berjalan= Walking Church= Aruku Kyoukai)

Index mengangkat kedua tangannya, mebuat Kamijou melihat jubah suster yang membuatnya memikirkan cangkir teh kelas atas.

“Apa itu [Gereja Berjalan]?! Aku tidak mengerti sedikitpun dari hal yang kau katakan! Semua yang kau katakan adalah istilah – istilah aneh seperti 'index' dan 'pelindung pertahanan'! Bisakah kau menjelaskan dengan cara yang bisa kumengerti? Terlalu membingungkan! Tidak pernahkah kamu menjelaskan sesuatu yang mendalam dengan cara yang mudah dimengerti?”

“Kau... kau tidak pernah mencoba untuk mengerti, dan sekarang kau mengeluh padaku?”

Index melambaikan tangannya, “Sekarang, akan kubuktikan daripada hanya berbicara saja! Kamu bisa menggunakan pisau dapur untuk menusukku!”

“Baik! Akan kulakukan... tunggu... apa yang kau pikirkan?! Tentu saja aku akan menusukmu! Apa kau mencoba menjebakku?!”

“Ah! Kau tidak percaya aku, kan?”

Index dengan semangat menggerakkan bahunya ke atas dan bawah, “Pakaian ini memasukkan semua unsur penting dari sebuah Gereje, jadi bisa dibilang 'Gereja dalam bentuk pakaian'! Tenunan kainnya, jahitan garisnya, bahkan sulamannya juga. Semuanya direncanakan dengan hati – hati! Sebuah pisau dapur semata tidak akan menyakitiku sama sekali!”

“Aku pikir kamu hanya menggertak... jika aku benar – benar menusukmu, aku akan jadi berandalan remaja paling bodoh!”

“Kau tidak percaya aku! Pakaian ini bisa menduplikat sama persis efeknya dengan Kain Kafan Suci dari Turin, pakaian yang dipakai seorang Santo ketika ditusuk tombak Longinus. Maka, kemapuan pertahanannya setingkat dengan Paus. Dalam istilahmu, kekuatannya setingkat dengan perlindungan bom nuklir, kan? Tidak peduli apakah serangan fisik ataupun sihir, pakaian ini akan menerima, dan menyerapnya... Bukankah aku berkata aku mendarat di balkonmu karena aku diserang dari belakang? Jika aku tidak punya [Gereja Berjalan] ini, tubuhku pasti sudah berlubang! Apa kau mengerti?” (TL:1.Santo=Saint=Seijin, mungkin bagi yang kurang suka dengan terjemahanku bisa kasih usul untuk memilih pakai bahasa mana 2. Paus yang dimaksud adalah pemimpin tertinggi umat Katolik)

Gadis ini benar – benar cerewet.

Melihat pakaiannya secara gelap, pendapat Kamijou tentang Index telah turun drastis ke yang terburuk.

“Benar, betul – betul mengesankan... tapi jika itu adalah 'kekuatan abnormal dan tangan kananku sudah memegangnya, pakaianmu akan hilang, kan?”

“Itu jika kekuatanmu benar – benar nyata~ Hoho— “ Index tersenyum menghina.

Kamijou berpikir, Aku ambil taruhannya! Dan memegang pundak Index dengan tangan kanannya.

Eh?...

Dia merasakan perasaan yang betul – betul aneh... seperti dia sedang mencoba untuk menangkap awan. Seperti semua benturan yang diserap spons lembut.

“...Tunggu sebentar...”

Kamijou, yang sudah tenang, mulai berpikir sesuatu.

Jika apa yang dikatakan Index, kedengarannya bodoh, benarl dan pakaian ini disebut [Gereja Berjalaan] betul – betul ditenun bersamaan dengan “kekuatan abnormal”, apa yang akan terjadi?

Jika “kekuatan abnormal” itu hancur, bukankah pakaian itu akan berantakan?

“TIDAKKKKK MUNGKINNNNNNNNN?!” Perasaan menginjak kedewasaan yang tiba – tiba membuat Kamijou bereaksi dengan teriakan.

...

...

...?

“— AAAAAHHHHHHHHHH... eh?”

Tidak ada yang terjadi.

Kamijou berpikir, Sial, tadi itu membuatku khawatir saja, meskipun dia juga merasa kasihan pada gadis itu.

“Lihat! Kan?! [Imagine Breaker] apaan? Tidak ada yang terjadi!” Inde meletakkan tangannya di pinggangnya, mengangkat dada kecilnya dan tersenyum. Sekejap kemudian pakaian Index terurai seperti pita hadiah, menyebar di lantai.

Index v01 051.jpg

Benang yang menjaga jubah suster itu tetap utuh mengendur, dan jubah itu menjadi satu potong kain saja. Hanya Topinya yang masih utuh, tapi mungkin itu karena topinya tidak tersambung dengan pakaian yang dia sentuh. Sepenuhnya, membuat hal ini lebih menghina.

Index hanya berdiri di sana, tangannya di pinggang, dada kecilnya terangkat, dan tersenyum.

Tidak ada yang menutupi tubuhnya.

Part 4

Part 5

Part 6

Part 7