Difference between revisions of "Baka to Tesuto to Syokanju:Volume4 Soal Keempat"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 15: Line 15:
 
'''Jawaban Tsuchiya Kouta:'''
 
'''Jawaban Tsuchiya Kouta:'''
   
"Gaya (Wandervogel)."
+
"Gaya (Wandervogel)<ref>Bahasa Jerman dari “wanderer”</ref>."
   
 
'''Catatan Guru:'''
 
'''Catatan Guru:'''
Line 23: Line 23:
 
'''Jawaban Yoshii Akihisa:'''
 
'''Jawaban Yoshii Akihisa:'''
   
Gaya (Kerja)<ref name="test">Maksudnya adalah 'Tenaga Kerja' karena dalam bahasa inggrisnya tertulis '(Work) force'.</ref>.
+
Gaya (Kerja)<ref>Maksudnya adalah 'Tenaga Kerja' karena dalam bahasa inggrisnya tertulis '(Work) force'</ref>.
   
 
'''Catatan Guru:'''
 
'''Catatan Guru:'''
   
Bapak tidak benci jawabanmu.
+
Bapak tidak membenci jawabanmu.
   
   
Line 33: Line 33:
 
[[File:BTS_ShinobiMuttsurini.jpg|thumb|]]
 
[[File:BTS_ShinobiMuttsurini.jpg|thumb|]]
   
"Lo bahkan gagal di saat bagus begini, dasar sampah nggak guna."
+
"Kamu bahkan gagal di saat bagus begini, dasar sampah nggak guna."
   
 
Rasanya aku mau nangis.
 
Rasanya aku mau nangis.
Line 39: Line 39:
 
"Sakamoto-kun, apa yang kamu maksud dengan 'gagal'?"
 
"Sakamoto-kun, apa yang kamu maksud dengan 'gagal'?"
   
Setelah kami baluk ke kelas F, kami berkumpul di sekitar Yuuji. Yuuji, penyelenggara utama dari Perang Pemanggilan melawan Kelas D, terlihat baru saja menyelesaikan soalnya. Dan dia cuma duduk disana, menghela napas sambil menggelengkan kepala.
+
Setelah kami kembali ke kelas F, kami berkumpul di sekitar Yuuji. Yuuji, penyelenggara utama dari Perang Pemanggilan melawan Kelas D, terlihat baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dan dia cuman duduk disana, menghela napas sambil menggelengkan kepala.
   
"Masih berani lo ngomong gitu?! Karena lu dengan begonya kabur di menit-menit terakhir, semua usaha kita sia-sia sekarang. Setelah liat kejadian macam itu, ngga akan ada orang warass yang bakal percaya kalau Shimada dan Akihisa pacaran."
+
"Masih berani Kamu ngomong gitu?! Karena kamu dengan begonya kabur di menit-menit terakhir, semua usaha kita sia-sia sekarang. Setelah liat kejadian semacam itu, nggak akan ada orang waras yang bakal percaya kalau Shimada dan Akihisa pacaran."
   
 
Lalu, Yuuji memukul kepalaku dengan gulungan naskah.
 
Lalu, Yuuji memukul kepalaku dengan gulungan naskah.
Line 51: Line 51:
 
Hideyoshi yang berdiri di sebelah Yuuji hanya mendesah. Kalau Yuuji sendiri yang mengatakan itu, aku nggak akan peduli. Tapi sekarang Hideyoshi saja sampai ngomong begitu, maka itu pasti benar. Sial, kita gagal lagi...
 
Hideyoshi yang berdiri di sebelah Yuuji hanya mendesah. Kalau Yuuji sendiri yang mengatakan itu, aku nggak akan peduli. Tapi sekarang Hideyoshi saja sampai ngomong begitu, maka itu pasti benar. Sial, kita gagal lagi...
   
"Bahkan kalaupun lu punya cara lain, Shimada masih kelewat kesal, dan lo bisa-bisanya balik kelas sambil nyengir gitu bareng Himeji..."
+
"Bahkan kalaupun kamu punya cara lain, Shimada masih kelewat kesal, dan kamu bisa-bisanya balik kelas sambil nyengir gitu bareng Himeji..."
   
Aku berpaling ke arah tempat duduknya Minami, yang cukup jauh dari tempat duduknya Yuuji, tapi Minami hanya berkata "Hmmph!" dan berpaling ketika dia menyadariku. Habis dah, dia kelihatan marah banget.
+
Aku berpaling ke arah tempat duduknya Minami, yang cukup jauh dari tempat duduknya Yuuji, tapi Minami hanya berkata "Hmmph!" dan berpaling ketika dia menyadariku. Habis sudah, dia kelihatan marah banget.
   
 
"Ma.. Maaf, seharusnya aku tidak kembali ke kelas bersama Akihisa, akan aneh jadinya kalau Minami-chan dan Akihisa-kun benar-benar pacaran...."
 
"Ma.. Maaf, seharusnya aku tidak kembali ke kelas bersama Akihisa, akan aneh jadinya kalau Minami-chan dan Akihisa-kun benar-benar pacaran...."
   
"Sebenarnya itu bukan masalah yang besar juga, toh kalian berdua teman sekelas... Gw pikir masalah sebenarnya tuh Akihisa yang diputusin sama Shimada, dan habis itu kalian berdua balik kelas kayak gini. Jelas kan Shimada mikir apa sekarang?"
+
"Sebenarnya itu bukan masalah yang besar juga, toh kalian berdua teman sekelas... Aku pikir masalah sebenarnya tuh Akihisa yang diputusin sama Shimada, dan habis itu kalian berdua balik kelas kayak gini. Jelas kan Shimada mikir apa sekarang?"
   
 
Walaupun aku cuma akting pacaran sama Minami, tapi aku memang kembali ke kelas bareng-bareng Himeji. Pastinya Minami sakit hati, walaupun aku nggak bermaksud nyakitin juga……
 
Walaupun aku cuma akting pacaran sama Minami, tapi aku memang kembali ke kelas bareng-bareng Himeji. Pastinya Minami sakit hati, walaupun aku nggak bermaksud nyakitin juga……
   
"Udah, Akihisa, mending lo sekarang minta maaf ke Shimada."
+
"Udah, Akihisa, mending Aku sekarang minta maaf ke Shimada."
   
 
Yuuji menunjuk ke arah Minami dengan dagunya.
 
Yuuji menunjuk ke arah Minami dengan dagunya.
Line 67: Line 67:
 
Yuuji benar. Minami sudah marah banget selama ini. Dia setuju berakting walaupun sebenarnya dia tidak mau, dan akhirnya aku malah membuat dia malu. Ini pasti rasanya nggak adil buat dia. Aku benar-benar harus minta maaf.
 
Yuuji benar. Minami sudah marah banget selama ini. Dia setuju berakting walaupun sebenarnya dia tidak mau, dan akhirnya aku malah membuat dia malu. Ini pasti rasanya nggak adil buat dia. Aku benar-benar harus minta maaf.
   
"Loe bener. Gw bakal minta maaf sekarang."
+
"Kamu bener. Aku bakal minta maaf sekarang."
   
 
Aku berdiri dan berjalan menuju tempat duduknya Minami.
 
Aku berdiri dan berjalan menuju tempat duduknya Minami.
Line 105: Line 105:
 
"Mi.. Minami?"
 
"Mi.. Minami?"
   
"Kenapa kamu selalu memperlakukannya seperti seorang putri?! Terus aku ini apa ?! Lu nganggap gw laki-laki atau apa, hah!? Kenapa lu selalu memperlakukan gw kayak gini?!"
+
"Kenapa kamu selalu memperlakukannya seperti seorang putri?! Terus aku ini apa ?! Kamu nganggap Aku laki-laki atau apa, hah!? Kenapa kamu selalu memperlakukan Aku kayak gini?!"
   
 
Aku nggak pernah melihat Minami marah sampai sebegininya, dan dia ngomong itu semua langsung dalam satu rentetan.
 
Aku nggak pernah melihat Minami marah sampai sebegininya, dan dia ngomong itu semua langsung dalam satu rentetan.
   
"G, gw nggak pernah maksud..."
+
"G, Aku nggak pernah maksud..."
   
"Jika Mizuki benar-benar harus pindah keluar, gw bakal ngomong langsung ngomong ke orangtuanya sendiri. Udah, jangan ganggu gw lagi. Nggak mau gw lihat muka lu!!"
+
"Jika Mizuki benar-benar harus pindah keluar, Aku bakal ngomong langsung ngomong ke orangtuanya sendiri. Udah, jangan ganggu Aku lagi. Nggak mau Aku lihat mukamu!!"
   
 
Setelah mengatakan itu, dia membalikkan kepala.
 
Setelah mengatakan itu, dia membalikkan kepala.
Line 117: Line 117:
 
Kayaknya mau gimana juga Minami nggak bakal ngacuhin aku lagi...
 
Kayaknya mau gimana juga Minami nggak bakal ngacuhin aku lagi...
   
"Maaf. Gw bener-bener nggak sengaja."
+
"Maaf. Aku bener-bener nggak sengaja."
   
 
Aku membungkuk dan minta maaf lagi, lalu kembali ke tempat duduknya Yuuji.
 
Aku membungkuk dan minta maaf lagi, lalu kembali ke tempat duduknya Yuuji.
Line 129: Line 129:
 
Hideyoshi dan yang lainnya pasti dengar percakapanku dengan Minami.
 
Hideyoshi dan yang lainnya pasti dengar percakapanku dengan Minami.
   
"Maaf, gw ntar bakal coba minta maaf lagi..."
+
"Maaf, Aku ntar bakal coba minta maaf lagi..."
   
"... Mending lu tunggu sampe Minami nggak terlalu emosi lagi."
+
"... Mending kamu tunggu sampe Minami nggak terlalu emosi lagi."
   
 
"Ya, Muttsurini benar. Kalau Akihisa dan Himeji tidak hati-hati, Shimada hanya akan tambah kesal."
 
"Ya, Muttsurini benar. Kalau Akihisa dan Himeji tidak hati-hati, Shimada hanya akan tambah kesal."
   
"Benar, lu.... tunggu sampe dia tenang, Akihisa. Lu beneran harus beresin ini masalah sama Shimada."
+
"Benar, Kamu.... tunggu sampe dia tenang, Akihisa. Kamu beneran harus beresin ini masalah sama Shimada."
   
"Ya, gw tahu."
+
"Ya, Aku tahu."
   
 
Aku benar-benar telah bertindak kejam kepada Minami hari ini....
 
Aku benar-benar telah bertindak kejam kepada Minami hari ini....
Line 147: Line 147:
 
Aku benar-benar khawatir tentang bagaimana perasaan Minami sekarang. Aku harus memperhatikan Yuuji.
 
Aku benar-benar khawatir tentang bagaimana perasaan Minami sekarang. Aku harus memperhatikan Yuuji.
   
  +
“Muttsurini, Bagaimana situasi laporan tentang Kelas B ?”
   
  +
“....Tiga perempat dari mereka sudah menambah poin mereka dan sebagian kecil, mereka sudah bersiap-siap untuk mendeklarasikan Perang.”
   
  +
“Oh begitu....Mereka lebih cepat daripada yang aku perkirakan. Aku rasa kali ini mereka serius.”
   
  +
“....Mereka telah menambah point mereka bahkan selama mereka istirahat.”
   
  +
Mereka bahkan menggunakan istirahat siang mereka dan istirahat lainnya untuk melakukan ujian. Ini berarti kalau mereka akan selesai dalam menambah poin mereka. Ini hanya masalah waktu sebelum Kelas B mendeklarasikan Perang Pemanggilan sama kita.
   
  +
"Kita butuh banyak waktu sebelum mengatur jebakan untuk Kelas D. Muttsurini, tolong antarkan laporan palsu dengan Sugawa."
   
  +
"....Laporan tentang apa ?"
   
  +
"Katakan saja kalau Kelas D sedang bersiap-siap untuk Ujian Perang Pemanggilan dan target mereka adalah Kelas B."
   
  +
"....Ok."
   
  +
Setelah melihat Muttsurini mengangguk, aku masih tidak bisa mengerti dengan maksud sebenarnya Yuuji. Bagaimana kita akan mendapatkan keuntungan dari ini jika kita mengirimkan laporan palsu tentang Kelas D yang sebentar lagi mendeklarasikan Perang melawan Kelas B?
   
  +
"Yuuji, kenapa kamu melakukan ini?"
   
  +
"Ini hanya untuk menambah waktu kita. Jika Kelas B menyadari bahwa mereka akan diserang oleh Kelas D, mereka akan mencoba menghindari pertempuran mendatang lainnya. Mereka akan berpikir dua kali sebelum mendeklarasikan perang ke kita."
   
  +
Oh begitu. Jika Kelas B mendeklarasikan perang melawan kita, itu berarti mereka akan kesulitan untuk mengikuti pertempuran selanjutnya, jadi mereka harus mengawasi secara ketat pergerakan Kelas D. Persiapan yang mereka buat untuk melawan kita mungkin akan terbuang percuma saat perang mereka melawan Kelas D.
   
  +
"Rencana sebenarku adalah untuk membiarkan Kelas C menyerang mereka."
   
  +
"Tapi Kelas C telah kalah di Ujian Perang Pemanggilan terakhir mereka melawan Kelas A."
  +
  +
Sayangnya, Kelas C berbagi kondisi yang sama dengan kita, jadi mereka tidak bisa mendeklarasikan Ujian Perang Pemanggilan. Dengan demikian, mau gimana lagi.
  +
  +
"Oh, Muttsurini, kamu bisa saja menyebarkan sedikit bagian dari laporan palsu. Serahkan sisanya kepada Sugawa karena aku mempunyai misi penting lainnya untukmu."
  +
  +
"....Ok."
  +
  +
Muttsurini telah selesai berbicara dan berjalan ke arah Sugawa. Sugawa berpengalaman dalam masalah mengirimkan laporan palsu jadi mereka berdua mungkin bisa menyelesaikan misi mereka dengan baik.
  +
  +
"Ok, selanjutnya Hideyoshi."
  +
  +
"Oh-, Kamu ingin aku melakukan apa?"
  +
  +
"Aku ingin kamu untuk memancing keluar Shimizu dari Kelas D untuk negoisasi. Apakah kau bisa melakukannya?"
  +
  +
"Tak apa....tapi negoisasi untuk apa ?"
  +
  +
"Lakukan saja yang menurutmu cocok. Tujuan kita hanyalah untuk memprovokasi Shimizu dan menambah permusuhan mereka terhadap kelas kita. Jika dia terkena untuk ini, kita akan berhasil dan sebaliknya jika dia tidak terkena, sederhana saja."
  +
  +
Shimizu-san adalah tokoh utama dari Kelas D. Meskipun Yuuji tidak berkata banyak, negoisasi ini sangat penting untuk masa depannya Kelas F.
  +
  +
"Oh, dan untuk memancing keluar Shimizu....Aku harus membawa Shimada denganku, khan?"
  +
  +
"Benar, ini akan lebih mudah untuk memprovokasikan mereka dengan cara ini. Dan karena kamu, hal-hal mungkin akan menjadi kacau jika mereka bertemu secara empat mata, tapi kamu bisa menyerahkan itu padaku."
  +
  +
Aku melirik ke arah Minami lagi, dan dia tetap melihat keluar jendela dengan posisi yang sama. Aku tidak bisa melihat ekspresinya dari sini, tapi aku dapat merasakan kemarahan merembes keluar darinya.
  +
  +
Di situasi seperti ini, Aku pikir aku tidak dapat memprovokasi mereka dengan Minami. Tapi, Yuuji mungkin punya ide lain untuk dapat menyelesaikan ini.
  +
  +
"Oh-, kalau begitu, aku hanya akan mencoba sebisaku. Aku tidak berpikir bahwa ini realistis untuk menganggap bahwa hal-hal tersebut akan kembali normal, tapi itu tidak akan mustahil untuk bertanya ke dia untuk datang bersamaku untuk memprovokasi Shimizu."
  +
  +
Aku merasa sedikit menyesal karena aku tidak bisa melakukan hal-hal yang benar dikarenakan aku mengikuti dorongan hatiku....
  +
  +
"Kamu bisa serahkan ini padaku. Jadi, negoisasi ini akan diselenggarakan di sebuah kelas yang kosong sepulang sekolah, apakah itu baik-baik saja?"
  +
  +
"Kalau begitu lakukan saja itu. Sebelum itu, kita harus menunda Kelas B dari deklarasi perang."
  +
  +
"Ok."
  +
  +
Hideyoshi berdiri dan meninggalkan kelas. Tentu saja, dia mungkin sedang berpikir dalam meyakinkan Minami untuk bergegas dan bernegoisasi dengan Kelas D.
  +
  +
Maka, hanya Yuuji, Minami dan aku yang masih berada di dalam kelas.
  +
  +
Aku sedang berusaha untuk memunculkan sebuah rencana, tapi Yuuji menggangguku dengan sebuah pertanyaan yang tidak berhubungan.
  +
  +
"Ngomong-ngomong, Akihisa...."
  +
  +
"Apa?"
  +
  +
"Apa yang kamu makan saat sarapan?"
  +
  +
Apa yang aku makan? Waktu telah habis, jadi bagaimana Yuuji bisa mempunyai waktu untuk berbicara tentang sarapan?
  +
  +
"Yuuji, apa kita punya waktu untuk berbincang?"
  +
  +
"Jangan pikirkan tentang itu, jawab saja pertanyaanku, ini sangatlah penting!"
  +
  +
Sarapanku penting? Apa yang ingin dia bicarakan? Aku benar-benar tidak bisa mengerti tentang orang itu.
  +
  +
Aku tidak berpikir kalau ada sesuatu yang harus disembunyikan tentang ini, jadi aku menjawabnya dengan jujur.
  +
  +
"Seperti biasa, hanya air."
  +
  +
Setelah mendengar jawabanku, tiba-tiba Yuuji menunjukkan ekspresi yang berlebihan seperti salah satu orang asing di saluran belanja malam.
  +
  +
"Hanya air? Bagaimana kau bisa melakukan itu, Akihisa?! Kamu adalah kunci dari pertarungan ini, kamu butuh penambahan energi kamu dengan makanan yang asli. Ya khan, Himeji?"
  +
  +
"Oh? ya itu benar. Aku khawatir kalau Akihisa-kun belum pernah makan makanan yang asli."
  +
  +
Apa yang terjadi? Yuuji si keparat ini tiba-tiba perhatian tentang kebiasaan makanku, itu sedikit mencurigakan. Aku rasa ada sebuah niat jahat tersembunyi dibalik kebaikan tersebut, jadi aku tidak sedang paranoid, khan?
  +
  +
"Waktu yang tepat, Himeji."
  +
  +
"Hah?"
  +
  +
Indra keenamku mengatakan padaku kalau-- ORANG INI MENCOBA UNTUK MEMBUNUHKU.
  +
  +
"Apa ada makanan lain yang kamu bisa berikan-"
  +
  +
"Seperti yang aku katakan, aku mempunyai roti panggang serta telur goreng untuk sarapan! Ahhh~ Itu benar-benar terasa berbeda ketika kamu sedang sarapan, aku merasa benar-benar berenergi."
  +
  +
Aku memilih untuk berbohong untuk menghindari sebuah bencana yang sebentar lagi akan terjadi. Makanannya Himeji-san tidak bisa dimakan apapun yang terjadi!
  +
  +
Namun diluar perkiraan, Yuuji mengabaikan kegelisahanku saat dia bahkan tersenyum padaku dan berkata,
  +
  +
"Tidak, tidak, tidak, Aku mengerti sikap priamu untuk tidak membiarkan Himeji khawatir, tapi kamu sebaiknya tidak mengabaikan perhatiannya, katakan saja padanya yang sebenarnya."
  +
  +
Aku tidak ingin mati. (Inilah kebenarannya.)
  +
  +
Tapi, aku tidak bisa tahan untuk mengatakan kebenaran yang menyakitkan, Aku tetap terdiam dengan mulutku yang terbuka lebar. Saat aku berpikir untuk mengatakan apa selanjutnya, Himeji-san berbicara sebelum aku bisa melakukannya.
  +
  +
"Maafkan aku. Istirahat makan siang berakhir, jadi aku tidak punya sisa makanan yang tersedia untuk Yoshii-kun."
  +
  +
Himeji-san banyak meminta maaf padaku. Bagiku, jawabannya sangat membuatku senang. Ini bagus....Sangat bagus!
  +
  +
Meskipun aku tidak tahu apa yang Yuuji rencanakan, tapi aku berhasil menggagalkan rencananya. Memikirkan ini membuat aku ingin melihat muka frustasinya si keparat itu, saat aku memutarkan kepalaku untuk melihat kearahnya-
  +
  +
(Akihisa, kamu terlalu naif.)
  +
  +
Diluar dugaan, dia mengisyaratkan padaku dengan matanya. Apa? Apa maksudnya?
  +
  +
"Benarkah? Kalau begitu aku rasa kamu kehabisan makanan. Aku harap ini tidak terlalu berlebihan....tapi bisakah kamu membuat beberapa makanan yang sederhana untuk Akihisa?"
  +
  +
Apa yang terjadi selanjutnya ialah pada dasarnya Yuuji membuka pintu ke Neraka dengan tangan kosongnya.
  +
  +
"...."
  +
  +
"Hei, Akihisa. Kenapa hanya satu-satunya aku yang mendengarkan kalau kamu berbisik 'masak untukku, masak untukku'? Kamu ini pria yang sedikit aneh."
  +
  +
Kamu kafir!
  +
  +
Sekarang apa? Apakah ini hukumanku? Sebuah kalimat kematian? Kamu sedang berusaha untuk membalas dendam padaku dengan trik jahat ini hanya karena kesalahanku barusan itu?
  +
  +
"Nggak apa-apa kok, tapi kalau bahan-bahannya...."
  +
  +
"Jangan khawatir, Aku meminjam (secara ilegal) kunci kelas kuliner, bahan-bahan disana sangatlah lengkap."
  +
  +
Yuuji mengeluarkan sebuah kunci dari kantongnya sambil berbicara.
  +
  +
Ini adalah sebuah dosa yang terorganisir! Apa dia sangat membenciku!?
  +
  +
"Baiklah. Akihisa-kun, makanan apa yang kamu ingin makan?"
  +
  +
Menyadari emosiku saat ini, dia bertanya padaku dengan wajah yang tersenyum.
  +
  +
Apa yang ingin aku makan? Ya, jika aku membuat keputusan yang tepat, kemungkinan aku mati karena makanan yang beracun itu menurun. Aku hanya akan membatasi bahan-bahannya. Makanan apa yang tidak bisa diracuni....Kalau begitu, aku akan memilih telur dadar (Bahan-Bahan : Hanya beberapa telur saja)!
  +
  +
"Anu, Aku ingin makan-"
  +
  +
"Kalau begitu, kamu bisa makan jeli."
  +
  +
Jeli (Bahan-Bahan : Tidak tentu).
  +
  +
"...."
  +
  +
"Ada apa, Akihisa? Kamu tidak perlu melihatku dengan mata yang berkaca-kaca seperti seekor anjing Chihuahua yang telah dibuang."
  +
  +
"JANGAN TINGGALKAN AKU! AKU MOHON, JANGAN TINGGALKAN AKU, YUUJI!"
  +
  +
Satu-satunya kehidupanku yang berharga!
  +
  +
"Jeli? Baiklah kalau begitu, aku akan berusaha membuatnya!"
  +
  +
"Maaf untuk kesulitannya, akan lebih baik jika kamu bisa membungkus jeli tersebut seperti sebuah paket minuman bernutrisi, aku pikir tim olahraga mempunyai beberapa paket minuman yang tersisa di dalam kelas kuliner.
  +
  +
Tim olahranga sering menggunakan kelas kuliner untuk membuat minuman-minuman bernutrisi. Aku rasa itu yang Yuuji maksud. Tapi aku tidak pernah menginginkan hal-hal menjadi seperti ini.
  +
  +
"Aku akan segera menyiapkannya sekarang."
  +
  +
"Baiklah, terimakasih lagi."
  +
  +
"Ya."
  +
  +
Setelah mengambil kuncinya dari Yuuji, Himeji-san meninggalkan kelas.
  +
  +
"....Yuuji, apa yang kamu berusaha lakukan?"
  +
  +
Aku melihat Himeji-san yang menghilang dari pandanganku, kemudian menoleh ke arah Yuuji yang masih sedang berdiri.
  +
  +
"Aku sama sekali tidak punya maksud jahat, hanya bagian dari rencanaku yang memerlukan makanan Himeji untuk terlibat."
  +
  +
"Hah? Butuh makanannya?"
  +
  +
"Itu benar."
  +
  +
"Haah-, jika memang seperti itu, seharusnya kamu sudah memberitahuku secepatnya."
  +
  +
Aku masih tidak tahu apa yang terjadi, tapi semenjak niat Yuuji bukanlah untuk menghukumku, ini Bagus!
  +
  +
"Hei-, mungkinkah itu, tapi aku tidak bisa menjamin kalau Himeji tidak akan memaksamu untuk memakannya."
  +
  +
Betul sekali, itu jelas berita yang buruk.
  +
  +
"AKU, AKU TIDAK BISA MEMBIARKANNYA MELAKUKAN INI PADAKU!"
  +
  +
Aku buru-buru berdiri dan berusaha untuk mengejarnya.
  +
  +
"Akihisa, kenapa kau akan pergi?"
  +
  +
"Tentu saja untuk mengejarnya! Setidaknya aku harus melihatnya dengan mataku sendiri apa yang dia buat!"
  +
  +
Aku tidak bisa bayangkan bahan-bahan apa yang akan dia gunakan. Aku pikir aku harus segera memanggil sebuah ambulan.
  +
  +
"Kalau begitu, aku akan ikut denganmu, aku juga penasaran untuk mengetahui bagaimana Himeji memasak."
  +
  +
Yuuji telah terancam oleh makanannya lebih dari sekali sebelumnya. Dia pasti penasaran tentang bagaimana dia menyiapkan makanan-makanan yang berbahaya tersebut.
  +
  +
"Hahahaha! Yuuji, kamu tidak perlu sesopan itu. Sebenarnya kamu bukan hanya ingin melihatnya, tapi kamu juga ingin makan makanan tersebut, khan? Ini belum terlambat, Aku akan bertanya padanya untuk membuatkan untukmu juga."
  +
  +
"Oh Tuhan, Aku tidak ingin mati sekarang."
  +
  +
Aku juga tidak mau mati.
  +
  +
"Hahahaha, makasih tapi tidak terimakasih....Aku serius."
  +
  +
"Hahahaha, tidak perlu sungkan....Aku juga serius."
  +
  +
Sementara berbincang-bincang dengan Yuuji, kami mempercepat langkah kami untuk mengejar Himeji-san.
  +
  +
Setelah beberapa saat, akhirnya kami berhasil sampai di kelas kuliner. Himeji-san mungkin sedang menyiapkan bahan-bahan didalam.
  +
  +
"Kalau begitu, aku akan membuka pintunya."
  +
  +
"Buka saja."
  +
  +
Kami menggeser buka pintunya secara perlahan agar Himeji-san tidak menyadari bahwa kami sedang berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi didalam.
  +
  +
Himeji-san bisa saja mendengar suara tapak kaki berjalan disekitar kelas kuliner. Aku memfokuskan mataku untuk mengkonfirmasi apa yang sedang terjadi di stasiun memasak.
  +
  +
Persiapan awalnya terasa sedikit normal bagiku.
  +
  +
Himeji-san mengambil 2 mangkok dari lemari, dan setelah itu menambahkan beberapa bahan-bahan. Salah satunya adalah agar-agar, dan yang satunya lagi seharusnya gula.
  +
  +
(What the hell, everything seems rather normal.)
  +
  +
(True. If she’s making jelly with these ingredients, there shouldn’t be any problem.)
  +
  +
(If so, I’ll be troubled.)
  +
  +
As I was thinking what there is to be troubled about, I heard Himeji-san muttering something to herself.
  +
  +
(Tak kirain apa, ternyata sepertinya semua berjalan normal.)
  +
  +
(Benar. Jika dia sedang membuat Jeli dengan bahan-bahan tersebut, maka seharusnya tidak ada masalah.)
  +
  +
(Jika begitu, aku akan bermasalah.)
  +
  +
Saat aku sedang berpikir tentang apa yang dimasalahkannya, Aku mendengar Himeji-san sedang bergumam sesuatu pada dirinya sendiri.
  +
  +
  +
"Aku rasa....Aku akan mencampurkan coklat bubuknya dengan bubuk bisque jagung terlebih dahulu...."
  +
  +
  +
Dan kemudian, sesuatu yang tidak bisa dipercaya terjadi.
  +
  +
(Hei-, Yuuji! Apa yang Himeji-san coba lakukan? Apa dia buat sekarang itu sangatlah berbeda jauh dari jeli!)
  +
  +
(Akihisa, kau diam saja, atau kamu akan ketahuan olehnya.)
  +
  +
Bayanganku tentang makanan perlahan-lahan ambruk. Sangat mengerikan, ini terlalu mengerikan.
  +
  +
  +
"Apa aku perlu menambahkan jeruk keprok atau bawang perai? Aku bertanya-tanya yang mana Akihisa-kun suka."
  +
  +
  +
(BERHENTI MEMBUATMU PUSING SENDIRI! JANGAN TERPUSINGKAN OLEH KEDUA PILIHAN TERSEBUT, HIMEJI-SAN!)
  +
  +
(Aku tebak kalau dia akan membuat sesuatu yang sangat bernutrisi untuk kamu yang bahkan tidak mampu membuat bento....Dia benar-benar mengabaikan bagaimana buruknya jika dirasakan.)
  +
  +
(BAGAIMANA INI BISA TERJADI!? DIA TIDAK PERLU SANGAT PERHATIAN, HANYA MAKANAN YANG NORMAL SUDAH CUKUP!)
  +
  +
Dia selalu memikirkan untuk membuat sesuatu seperti pesta, tapi itulah yang membuat kami tidak senang.
  +
  +
  +
"Kalau begitu, bumbu akan menjadi taba-"
  +
  +
  +
(Akihisa, kamu bisa berhenti mendengarkannya. Kamu tidak akan berani untuk memakannya.)
  +
  +
(Tunggu! Setidaknya biarkan aku tahu apakah dia akan menambahkan ''"tobacco"'' atau ''"Tabasco"''<ref>Dalam bahasa Jepang, tobacco-Tabako-pengucapannya sama dengan Tabasco di bagian depan.</ref>!)
  +
  +
Aku mohon! Jika kau benar-benar ingin menambah sesuatu, tambahkan saja Tabasco yang pedas untuk membunuhku dengan kepedasannya itu!
  +
  +
(Tidak ada waktu yang tersisa, kamu tidak perlu bandel pada saat ini.)
  +
  +
(INI MENYANGKUT HIDUP DAN MATIKU!!)
  +
  +
Perlawanku sia-sia saat Yuuji menarik aku pergi dengan kerah bajuku.
  +
  +
Keparat ini! Aku akan membuatnya makan makanan yang mematikan ini bagaimanapun caranya!
  +
  +
"Sekarang, kita akan pergi ke lantai tiga dari gedung sekolah yang baru, kita perlu bertingkah seolah-olah kita sedang tanpa beban dan bermain-main disekitar sana."
  +
  +
"Hah? Aku rasa kamu bilang kalau tidak ada waktu yang tersisa? Sekarang kau ingin aku untuk bertingkah seperti tanpa beban?"
  +
  +
Yuuji lalu berkata sesuatu yang membuatku tambah pusing. Mungkin ini tentang memulai perang.
  +
  +
"Ini untuk meyakinkan Kelas B dan D kalau kita tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Jika tingkah laku kita tidak terlihat, kita akan mampu untuk menambah beberapa waktu dari Kelas B dan membiarkan Kelas D mendeklarasikan perang terhadap kita."
  +
  +
Kelas A sampai D berada pada lantai tiga di gedung sekolah yang baru. Kita bertingkah seolah tanpa beban untuk membiarkan mereka berpikir kalau Kelas F sedang tidak menambah poin. Kelas B akan berpikir kalau kita tidak tahu apa-apa, dan mereka akan melanjutkan penambahan poin-poin mereka, dan Kelas D akan berpikir kalau ini adalah kesempatan bagus untuk menang. Dan hasilnya, kedua kelas tersebut akan jatuh kedalam perangkat kita, dan kita akan mempunyai keuntungan. Jadi begitu, Yuuji telah merencanakan semuanya secara baik-baik.
  +
  +
"Setelah Muttsurini menyebarkan laporan palsu dari Permusuhannya Kelas D terhadap Kelas B, Kelas B akan memutuskan untuk mendeklarasikan perang terhadap Kelas D. Asalkan, Kelas B akan berpikir kalau kita tidak sadar, dan akan melanjutkan penambahan poin mereka sebelum mendeklarasikan perang terhadap kita. Kelas D mungkin akan berpikir kalau ini adalah pertarungan yang mudah untuk mereka sekali mereka mengetahui kalau mereka tidak menambah poin kita. Dengan begitu, kedua kelas akan jatuh kedalam jebakan kita, dan situasinya akan sangat menguntungkan kita."
  +
  +
Meskipun inilah apa yang Yuuji katakan, aku masih berpikir kalau situasi kacau ini sulit untuk dipahami. Aku telah berusaha untuk menguraikan apa yang dia jelaskan di dalam kepalaku.
  +
  +
  +
Pertama-tama adalah Kelas B. Tujuan mereka adalah untuk mendeklarasikan perang terhadap Kelas F, tapi semenjak mereka pernah kalah terhadap kita, kemungkinan besar mereka lebih waspada tentang kami dan sedang menambah poin mereka sekarang. Mereka tidak akan melakukan apapun sebelum Sistem Pemanggilan Shoukanjuu telah di perbaiki atau sampai mereka selesai menambah poin mereka. Kelas B masih belum mendeklarasikan perang terhadap kita karena mereka ingin membiarkan kita untuk berpikir kalau mereka sama sekali tidak punya niat untuk bertarung dengan kita. Sementara kami didalam kegelapan, kita tidak akan sulit ditekan untuk menambah poin kita, dan itu bisa juga berarti sebuah kemenangan yang mudah bagi mereka. Di sisi lain, jika mereka mengetahui jika kita tahu rencana mereka selama ini, mereka akan langsung mendeklarasikan perang terhadap kita.
  +
  +
  +
Setelah itu Kelas D. Kelas mereka terbagi menjadi dua tim yang melawan kita, satu menyerang, satu bertahan. Pemipin dari tim penyerang adalah Shimizu Miharu-san, dan Pemimpin dari tim Pertahanan tidak lain adalah perwakilan kelas mereka, Hiraga Genji-kun. Di bawah tekanannya Shimizu-san, tim penyerang sudah bersiap, tapi sekarang berbeda. Shimizu-san cemburu akan hubunganku dengan Minami, tapi dia tetap tenang saat ini. Dengan begitu, mereka tidak akan mendeklarasikan Ujian Perang Pemanggilan terhadap kita. Mereka hanya akan duduk-duduk saja.
  +
  +
  +
  +
== Catatan ==
  +
  +
<references />
   
 
== Catatan ==
 
== Catatan ==

Revision as of 09:24, 10 August 2013

Soal Keempat

Isilah dengan jawaban yang benar pada pilihan kosong yang tersedia.

"Gaya yang menggabungkan molekul ke dalam cairan dan padatan disebut ()."

Jawaban Mizuki Himeji:

"Gaya (Van der Waals)."

Catatan Guru:

"Benar. Van der Waals juga dikenal sebagai gaya antar molekul. Perlu diingat kalau gaya Van der Waals mudah tertukar dengan gaya Coulomb."

Jawaban Tsuchiya Kouta:

"Gaya (Wandervogel)[1]."

Catatan Guru:

Setidaknya kamu punya jawaban yang nyaris betul. Sayangnya ini bukan tentang mendaki gunung, tetapi gaya antara molekul.

Jawaban Yoshii Akihisa:

Gaya (Kerja)[2].

Catatan Guru:

Bapak tidak membenci jawabanmu.


BTS ShinobiMuttsurini.jpg

"Kamu bahkan gagal di saat bagus begini, dasar sampah nggak guna."

Rasanya aku mau nangis.

"Sakamoto-kun, apa yang kamu maksud dengan 'gagal'?"

Setelah kami kembali ke kelas F, kami berkumpul di sekitar Yuuji. Yuuji, penyelenggara utama dari Perang Pemanggilan melawan Kelas D, terlihat baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dan dia cuman duduk disana, menghela napas sambil menggelengkan kepala.

"Masih berani Kamu ngomong gitu?! Karena kamu dengan begonya kabur di menit-menit terakhir, semua usaha kita sia-sia sekarang. Setelah liat kejadian semacam itu, nggak akan ada orang waras yang bakal percaya kalau Shimada dan Akihisa pacaran."

Lalu, Yuuji memukul kepalaku dengan gulungan naskah.

Uugh.... Aku sedang kepikiran soal pergelangan tanganku waktu itu, dan sama sekali nggak tahu apa-apa. Apa aktingku sejelek itu?

"Satu-satunya berita bagus cuma Shimada terlihat seperti menyimpan perasaan ke Yoshii... tapi ini masih tidak cukup untuk membuat Shimizu panik."

Hideyoshi yang berdiri di sebelah Yuuji hanya mendesah. Kalau Yuuji sendiri yang mengatakan itu, aku nggak akan peduli. Tapi sekarang Hideyoshi saja sampai ngomong begitu, maka itu pasti benar. Sial, kita gagal lagi...

"Bahkan kalaupun kamu punya cara lain, Shimada masih kelewat kesal, dan kamu bisa-bisanya balik kelas sambil nyengir gitu bareng Himeji..."

Aku berpaling ke arah tempat duduknya Minami, yang cukup jauh dari tempat duduknya Yuuji, tapi Minami hanya berkata "Hmmph!" dan berpaling ketika dia menyadariku. Habis sudah, dia kelihatan marah banget.

"Ma.. Maaf, seharusnya aku tidak kembali ke kelas bersama Akihisa, akan aneh jadinya kalau Minami-chan dan Akihisa-kun benar-benar pacaran...."

"Sebenarnya itu bukan masalah yang besar juga, toh kalian berdua teman sekelas... Aku pikir masalah sebenarnya tuh Akihisa yang diputusin sama Shimada, dan habis itu kalian berdua balik kelas kayak gini. Jelas kan Shimada mikir apa sekarang?"

Walaupun aku cuma akting pacaran sama Minami, tapi aku memang kembali ke kelas bareng-bareng Himeji. Pastinya Minami sakit hati, walaupun aku nggak bermaksud nyakitin juga……

"Udah, Akihisa, mending Aku sekarang minta maaf ke Shimada."

Yuuji menunjuk ke arah Minami dengan dagunya.

Yuuji benar. Minami sudah marah banget selama ini. Dia setuju berakting walaupun sebenarnya dia tidak mau, dan akhirnya aku malah membuat dia malu. Ini pasti rasanya nggak adil buat dia. Aku benar-benar harus minta maaf.

"Kamu bener. Aku bakal minta maaf sekarang."

Aku berdiri dan berjalan menuju tempat duduknya Minami.

Meski niatku baik, tetap saja aku sudah menyakiti Minami.

"Minami, eerm, anu ...."

Aku tergagap ke Minami, yang terlihat kesal dan malah menatap keluar jendela.

"...apaan?"

Dia mungkin masih mau jawab, tapi dia tetap tidak mau melihat ke arahku. Minami cuma melirik sebentar.

"Soal barusan, aku benar-benar minta maaf."

Aku tetap tidak bisa mengangkat kepalaku meski aku tahu kalau dia sedang melihat kearah lain. Dia masih tetap tidak mau melihatku, tidak sama sekali.

"Aku nggak akan ganggu kamu lagi. Udah, bukannya kamu juga lebih senang ngobrol sama Himeji?"

"Nggak, nggak! Beneran, aku cuma kebetulan papasan sama Himeji di koridor!"

"Nggak usah cari alasan deh."

"Uu..."

Sial, aku habis ide.

Kalau sudah begini, aku hanya bisa memakai kata-katanya Hideyoshi untuk meyakinnya.

"Tapi, kalau gini terus, Himeji-san bakal..."

Dia mungkin bakal dipaksa untuk pindah--aku mau ngomong itu, tetapi tiba-tiba Minami menatap kearahku dengan tajam.

".... Mizuki, Mizuki, terus. Kenapa kamu selalu gitu sih!?"

"Mi.. Minami?"

"Kenapa kamu selalu memperlakukannya seperti seorang putri?! Terus aku ini apa ?! Kamu nganggap Aku laki-laki atau apa, hah!? Kenapa kamu selalu memperlakukan Aku kayak gini?!"

Aku nggak pernah melihat Minami marah sampai sebegininya, dan dia ngomong itu semua langsung dalam satu rentetan.

"G, Aku nggak pernah maksud..."

"Jika Mizuki benar-benar harus pindah keluar, Aku bakal ngomong langsung ngomong ke orangtuanya sendiri. Udah, jangan ganggu Aku lagi. Nggak mau Aku lihat mukamu!!"

Setelah mengatakan itu, dia membalikkan kepala.

Kayaknya mau gimana juga Minami nggak bakal ngacuhin aku lagi...

"Maaf. Aku bener-bener nggak sengaja."

Aku membungkuk dan minta maaf lagi, lalu kembali ke tempat duduknya Yuuji.

Mereka melihatku dengan muka yang seakan-akan ngomong “bahkan kamupun ngga bisa apa-apa..”

"Dia benar-benar kesal..."

"Iya tuh."

Hideyoshi dan yang lainnya pasti dengar percakapanku dengan Minami.

"Maaf, Aku ntar bakal coba minta maaf lagi..."

"... Mending kamu tunggu sampe Minami nggak terlalu emosi lagi."

"Ya, Muttsurini benar. Kalau Akihisa dan Himeji tidak hati-hati, Shimada hanya akan tambah kesal."

"Benar, Kamu.... tunggu sampe dia tenang, Akihisa. Kamu beneran harus beresin ini masalah sama Shimada."

"Ya, Aku tahu."

Aku benar-benar telah bertindak kejam kepada Minami hari ini....

"Udah, itu kesampingin dulu. Kalau gini terus, kelas D nggak bakal mendeklarasikan Perang Pemanggilan sama kita mo kita nunggu berapa lama juga. Kita harus improvisasi."

Setelah berganti topik, ekspresi Yuuji balik fokus dan dingin seperti biasanya. Terlepas dari Minami yang sedang marah, Kelas F kami berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.

Aku benar-benar khawatir tentang bagaimana perasaan Minami sekarang. Aku harus memperhatikan Yuuji.

“Muttsurini, Bagaimana situasi laporan tentang Kelas B ?”

“....Tiga perempat dari mereka sudah menambah poin mereka dan sebagian kecil, mereka sudah bersiap-siap untuk mendeklarasikan Perang.”

“Oh begitu....Mereka lebih cepat daripada yang aku perkirakan. Aku rasa kali ini mereka serius.”

“....Mereka telah menambah point mereka bahkan selama mereka istirahat.”

Mereka bahkan menggunakan istirahat siang mereka dan istirahat lainnya untuk melakukan ujian. Ini berarti kalau mereka akan selesai dalam menambah poin mereka. Ini hanya masalah waktu sebelum Kelas B mendeklarasikan Perang Pemanggilan sama kita.

"Kita butuh banyak waktu sebelum mengatur jebakan untuk Kelas D. Muttsurini, tolong antarkan laporan palsu dengan Sugawa."

"....Laporan tentang apa ?"

"Katakan saja kalau Kelas D sedang bersiap-siap untuk Ujian Perang Pemanggilan dan target mereka adalah Kelas B."

"....Ok."

Setelah melihat Muttsurini mengangguk, aku masih tidak bisa mengerti dengan maksud sebenarnya Yuuji. Bagaimana kita akan mendapatkan keuntungan dari ini jika kita mengirimkan laporan palsu tentang Kelas D yang sebentar lagi mendeklarasikan Perang melawan Kelas B?

"Yuuji, kenapa kamu melakukan ini?"

"Ini hanya untuk menambah waktu kita. Jika Kelas B menyadari bahwa mereka akan diserang oleh Kelas D, mereka akan mencoba menghindari pertempuran mendatang lainnya. Mereka akan berpikir dua kali sebelum mendeklarasikan perang ke kita."

Oh begitu. Jika Kelas B mendeklarasikan perang melawan kita, itu berarti mereka akan kesulitan untuk mengikuti pertempuran selanjutnya, jadi mereka harus mengawasi secara ketat pergerakan Kelas D. Persiapan yang mereka buat untuk melawan kita mungkin akan terbuang percuma saat perang mereka melawan Kelas D.

"Rencana sebenarku adalah untuk membiarkan Kelas C menyerang mereka."

"Tapi Kelas C telah kalah di Ujian Perang Pemanggilan terakhir mereka melawan Kelas A."

Sayangnya, Kelas C berbagi kondisi yang sama dengan kita, jadi mereka tidak bisa mendeklarasikan Ujian Perang Pemanggilan. Dengan demikian, mau gimana lagi.

"Oh, Muttsurini, kamu bisa saja menyebarkan sedikit bagian dari laporan palsu. Serahkan sisanya kepada Sugawa karena aku mempunyai misi penting lainnya untukmu."

"....Ok."

Muttsurini telah selesai berbicara dan berjalan ke arah Sugawa. Sugawa berpengalaman dalam masalah mengirimkan laporan palsu jadi mereka berdua mungkin bisa menyelesaikan misi mereka dengan baik.

"Ok, selanjutnya Hideyoshi."

"Oh-, Kamu ingin aku melakukan apa?"

"Aku ingin kamu untuk memancing keluar Shimizu dari Kelas D untuk negoisasi. Apakah kau bisa melakukannya?"

"Tak apa....tapi negoisasi untuk apa ?"

"Lakukan saja yang menurutmu cocok. Tujuan kita hanyalah untuk memprovokasi Shimizu dan menambah permusuhan mereka terhadap kelas kita. Jika dia terkena untuk ini, kita akan berhasil dan sebaliknya jika dia tidak terkena, sederhana saja."

Shimizu-san adalah tokoh utama dari Kelas D. Meskipun Yuuji tidak berkata banyak, negoisasi ini sangat penting untuk masa depannya Kelas F.

"Oh, dan untuk memancing keluar Shimizu....Aku harus membawa Shimada denganku, khan?"

"Benar, ini akan lebih mudah untuk memprovokasikan mereka dengan cara ini. Dan karena kamu, hal-hal mungkin akan menjadi kacau jika mereka bertemu secara empat mata, tapi kamu bisa menyerahkan itu padaku."

Aku melirik ke arah Minami lagi, dan dia tetap melihat keluar jendela dengan posisi yang sama. Aku tidak bisa melihat ekspresinya dari sini, tapi aku dapat merasakan kemarahan merembes keluar darinya.

Di situasi seperti ini, Aku pikir aku tidak dapat memprovokasi mereka dengan Minami. Tapi, Yuuji mungkin punya ide lain untuk dapat menyelesaikan ini.

"Oh-, kalau begitu, aku hanya akan mencoba sebisaku. Aku tidak berpikir bahwa ini realistis untuk menganggap bahwa hal-hal tersebut akan kembali normal, tapi itu tidak akan mustahil untuk bertanya ke dia untuk datang bersamaku untuk memprovokasi Shimizu."

Aku merasa sedikit menyesal karena aku tidak bisa melakukan hal-hal yang benar dikarenakan aku mengikuti dorongan hatiku....

"Kamu bisa serahkan ini padaku. Jadi, negoisasi ini akan diselenggarakan di sebuah kelas yang kosong sepulang sekolah, apakah itu baik-baik saja?"

"Kalau begitu lakukan saja itu. Sebelum itu, kita harus menunda Kelas B dari deklarasi perang."

"Ok."

Hideyoshi berdiri dan meninggalkan kelas. Tentu saja, dia mungkin sedang berpikir dalam meyakinkan Minami untuk bergegas dan bernegoisasi dengan Kelas D.

Maka, hanya Yuuji, Minami dan aku yang masih berada di dalam kelas.

Aku sedang berusaha untuk memunculkan sebuah rencana, tapi Yuuji menggangguku dengan sebuah pertanyaan yang tidak berhubungan.

"Ngomong-ngomong, Akihisa...."

"Apa?"

"Apa yang kamu makan saat sarapan?"

Apa yang aku makan? Waktu telah habis, jadi bagaimana Yuuji bisa mempunyai waktu untuk berbicara tentang sarapan?

"Yuuji, apa kita punya waktu untuk berbincang?"

"Jangan pikirkan tentang itu, jawab saja pertanyaanku, ini sangatlah penting!"

Sarapanku penting? Apa yang ingin dia bicarakan? Aku benar-benar tidak bisa mengerti tentang orang itu.

Aku tidak berpikir kalau ada sesuatu yang harus disembunyikan tentang ini, jadi aku menjawabnya dengan jujur.

"Seperti biasa, hanya air."

Setelah mendengar jawabanku, tiba-tiba Yuuji menunjukkan ekspresi yang berlebihan seperti salah satu orang asing di saluran belanja malam.

"Hanya air? Bagaimana kau bisa melakukan itu, Akihisa?! Kamu adalah kunci dari pertarungan ini, kamu butuh penambahan energi kamu dengan makanan yang asli. Ya khan, Himeji?"

"Oh? ya itu benar. Aku khawatir kalau Akihisa-kun belum pernah makan makanan yang asli."

Apa yang terjadi? Yuuji si keparat ini tiba-tiba perhatian tentang kebiasaan makanku, itu sedikit mencurigakan. Aku rasa ada sebuah niat jahat tersembunyi dibalik kebaikan tersebut, jadi aku tidak sedang paranoid, khan?

"Waktu yang tepat, Himeji."

"Hah?"

Indra keenamku mengatakan padaku kalau-- ORANG INI MENCOBA UNTUK MEMBUNUHKU.

"Apa ada makanan lain yang kamu bisa berikan-"

"Seperti yang aku katakan, aku mempunyai roti panggang serta telur goreng untuk sarapan! Ahhh~ Itu benar-benar terasa berbeda ketika kamu sedang sarapan, aku merasa benar-benar berenergi."

Aku memilih untuk berbohong untuk menghindari sebuah bencana yang sebentar lagi akan terjadi. Makanannya Himeji-san tidak bisa dimakan apapun yang terjadi!

Namun diluar perkiraan, Yuuji mengabaikan kegelisahanku saat dia bahkan tersenyum padaku dan berkata,

"Tidak, tidak, tidak, Aku mengerti sikap priamu untuk tidak membiarkan Himeji khawatir, tapi kamu sebaiknya tidak mengabaikan perhatiannya, katakan saja padanya yang sebenarnya."

Aku tidak ingin mati. (Inilah kebenarannya.)

Tapi, aku tidak bisa tahan untuk mengatakan kebenaran yang menyakitkan, Aku tetap terdiam dengan mulutku yang terbuka lebar. Saat aku berpikir untuk mengatakan apa selanjutnya, Himeji-san berbicara sebelum aku bisa melakukannya.

"Maafkan aku. Istirahat makan siang berakhir, jadi aku tidak punya sisa makanan yang tersedia untuk Yoshii-kun."

Himeji-san banyak meminta maaf padaku. Bagiku, jawabannya sangat membuatku senang. Ini bagus....Sangat bagus!

Meskipun aku tidak tahu apa yang Yuuji rencanakan, tapi aku berhasil menggagalkan rencananya. Memikirkan ini membuat aku ingin melihat muka frustasinya si keparat itu, saat aku memutarkan kepalaku untuk melihat kearahnya-

(Akihisa, kamu terlalu naif.)

Diluar dugaan, dia mengisyaratkan padaku dengan matanya. Apa? Apa maksudnya?

"Benarkah? Kalau begitu aku rasa kamu kehabisan makanan. Aku harap ini tidak terlalu berlebihan....tapi bisakah kamu membuat beberapa makanan yang sederhana untuk Akihisa?"

Apa yang terjadi selanjutnya ialah pada dasarnya Yuuji membuka pintu ke Neraka dengan tangan kosongnya.

"...."

"Hei, Akihisa. Kenapa hanya satu-satunya aku yang mendengarkan kalau kamu berbisik 'masak untukku, masak untukku'? Kamu ini pria yang sedikit aneh."

Kamu kafir!

Sekarang apa? Apakah ini hukumanku? Sebuah kalimat kematian? Kamu sedang berusaha untuk membalas dendam padaku dengan trik jahat ini hanya karena kesalahanku barusan itu?

"Nggak apa-apa kok, tapi kalau bahan-bahannya...."

"Jangan khawatir, Aku meminjam (secara ilegal) kunci kelas kuliner, bahan-bahan disana sangatlah lengkap."

Yuuji mengeluarkan sebuah kunci dari kantongnya sambil berbicara.

Ini adalah sebuah dosa yang terorganisir! Apa dia sangat membenciku!?

"Baiklah. Akihisa-kun, makanan apa yang kamu ingin makan?"

Menyadari emosiku saat ini, dia bertanya padaku dengan wajah yang tersenyum.

Apa yang ingin aku makan? Ya, jika aku membuat keputusan yang tepat, kemungkinan aku mati karena makanan yang beracun itu menurun. Aku hanya akan membatasi bahan-bahannya. Makanan apa yang tidak bisa diracuni....Kalau begitu, aku akan memilih telur dadar (Bahan-Bahan : Hanya beberapa telur saja)!

"Anu, Aku ingin makan-"

"Kalau begitu, kamu bisa makan jeli."

Jeli (Bahan-Bahan : Tidak tentu).

"...."

"Ada apa, Akihisa? Kamu tidak perlu melihatku dengan mata yang berkaca-kaca seperti seekor anjing Chihuahua yang telah dibuang."

"JANGAN TINGGALKAN AKU! AKU MOHON, JANGAN TINGGALKAN AKU, YUUJI!"

Satu-satunya kehidupanku yang berharga!

"Jeli? Baiklah kalau begitu, aku akan berusaha membuatnya!"

"Maaf untuk kesulitannya, akan lebih baik jika kamu bisa membungkus jeli tersebut seperti sebuah paket minuman bernutrisi, aku pikir tim olahraga mempunyai beberapa paket minuman yang tersisa di dalam kelas kuliner.

Tim olahranga sering menggunakan kelas kuliner untuk membuat minuman-minuman bernutrisi. Aku rasa itu yang Yuuji maksud. Tapi aku tidak pernah menginginkan hal-hal menjadi seperti ini.

"Aku akan segera menyiapkannya sekarang."

"Baiklah, terimakasih lagi."

"Ya."

Setelah mengambil kuncinya dari Yuuji, Himeji-san meninggalkan kelas.

"....Yuuji, apa yang kamu berusaha lakukan?"

Aku melihat Himeji-san yang menghilang dari pandanganku, kemudian menoleh ke arah Yuuji yang masih sedang berdiri.

"Aku sama sekali tidak punya maksud jahat, hanya bagian dari rencanaku yang memerlukan makanan Himeji untuk terlibat."

"Hah? Butuh makanannya?"

"Itu benar."

"Haah-, jika memang seperti itu, seharusnya kamu sudah memberitahuku secepatnya."

Aku masih tidak tahu apa yang terjadi, tapi semenjak niat Yuuji bukanlah untuk menghukumku, ini Bagus!

"Hei-, mungkinkah itu, tapi aku tidak bisa menjamin kalau Himeji tidak akan memaksamu untuk memakannya."

Betul sekali, itu jelas berita yang buruk.

"AKU, AKU TIDAK BISA MEMBIARKANNYA MELAKUKAN INI PADAKU!"

Aku buru-buru berdiri dan berusaha untuk mengejarnya.

"Akihisa, kenapa kau akan pergi?"

"Tentu saja untuk mengejarnya! Setidaknya aku harus melihatnya dengan mataku sendiri apa yang dia buat!"

Aku tidak bisa bayangkan bahan-bahan apa yang akan dia gunakan. Aku pikir aku harus segera memanggil sebuah ambulan.

"Kalau begitu, aku akan ikut denganmu, aku juga penasaran untuk mengetahui bagaimana Himeji memasak."

Yuuji telah terancam oleh makanannya lebih dari sekali sebelumnya. Dia pasti penasaran tentang bagaimana dia menyiapkan makanan-makanan yang berbahaya tersebut.

"Hahahaha! Yuuji, kamu tidak perlu sesopan itu. Sebenarnya kamu bukan hanya ingin melihatnya, tapi kamu juga ingin makan makanan tersebut, khan? Ini belum terlambat, Aku akan bertanya padanya untuk membuatkan untukmu juga."

"Oh Tuhan, Aku tidak ingin mati sekarang."

Aku juga tidak mau mati.

"Hahahaha, makasih tapi tidak terimakasih....Aku serius."

"Hahahaha, tidak perlu sungkan....Aku juga serius."

Sementara berbincang-bincang dengan Yuuji, kami mempercepat langkah kami untuk mengejar Himeji-san.

Setelah beberapa saat, akhirnya kami berhasil sampai di kelas kuliner. Himeji-san mungkin sedang menyiapkan bahan-bahan didalam.

"Kalau begitu, aku akan membuka pintunya."

"Buka saja."

Kami menggeser buka pintunya secara perlahan agar Himeji-san tidak menyadari bahwa kami sedang berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi didalam.

Himeji-san bisa saja mendengar suara tapak kaki berjalan disekitar kelas kuliner. Aku memfokuskan mataku untuk mengkonfirmasi apa yang sedang terjadi di stasiun memasak.

Persiapan awalnya terasa sedikit normal bagiku.

Himeji-san mengambil 2 mangkok dari lemari, dan setelah itu menambahkan beberapa bahan-bahan. Salah satunya adalah agar-agar, dan yang satunya lagi seharusnya gula.

(What the hell, everything seems rather normal.)

(True. If she’s making jelly with these ingredients, there shouldn’t be any problem.)

(If so, I’ll be troubled.)

As I was thinking what there is to be troubled about, I heard Himeji-san muttering something to herself.

(Tak kirain apa, ternyata sepertinya semua berjalan normal.)

(Benar. Jika dia sedang membuat Jeli dengan bahan-bahan tersebut, maka seharusnya tidak ada masalah.)

(Jika begitu, aku akan bermasalah.)

Saat aku sedang berpikir tentang apa yang dimasalahkannya, Aku mendengar Himeji-san sedang bergumam sesuatu pada dirinya sendiri.


"Aku rasa....Aku akan mencampurkan coklat bubuknya dengan bubuk bisque jagung terlebih dahulu...."


Dan kemudian, sesuatu yang tidak bisa dipercaya terjadi.

(Hei-, Yuuji! Apa yang Himeji-san coba lakukan? Apa dia buat sekarang itu sangatlah berbeda jauh dari jeli!)

(Akihisa, kau diam saja, atau kamu akan ketahuan olehnya.)

Bayanganku tentang makanan perlahan-lahan ambruk. Sangat mengerikan, ini terlalu mengerikan.


"Apa aku perlu menambahkan jeruk keprok atau bawang perai? Aku bertanya-tanya yang mana Akihisa-kun suka."


(BERHENTI MEMBUATMU PUSING SENDIRI! JANGAN TERPUSINGKAN OLEH KEDUA PILIHAN TERSEBUT, HIMEJI-SAN!)

(Aku tebak kalau dia akan membuat sesuatu yang sangat bernutrisi untuk kamu yang bahkan tidak mampu membuat bento....Dia benar-benar mengabaikan bagaimana buruknya jika dirasakan.)

(BAGAIMANA INI BISA TERJADI!? DIA TIDAK PERLU SANGAT PERHATIAN, HANYA MAKANAN YANG NORMAL SUDAH CUKUP!)

Dia selalu memikirkan untuk membuat sesuatu seperti pesta, tapi itulah yang membuat kami tidak senang.


"Kalau begitu, bumbu akan menjadi taba-"


(Akihisa, kamu bisa berhenti mendengarkannya. Kamu tidak akan berani untuk memakannya.)

(Tunggu! Setidaknya biarkan aku tahu apakah dia akan menambahkan "tobacco" atau "Tabasco"[3]!)

Aku mohon! Jika kau benar-benar ingin menambah sesuatu, tambahkan saja Tabasco yang pedas untuk membunuhku dengan kepedasannya itu!

(Tidak ada waktu yang tersisa, kamu tidak perlu bandel pada saat ini.)

(INI MENYANGKUT HIDUP DAN MATIKU!!)

Perlawanku sia-sia saat Yuuji menarik aku pergi dengan kerah bajuku.

Keparat ini! Aku akan membuatnya makan makanan yang mematikan ini bagaimanapun caranya!

"Sekarang, kita akan pergi ke lantai tiga dari gedung sekolah yang baru, kita perlu bertingkah seolah-olah kita sedang tanpa beban dan bermain-main disekitar sana."

"Hah? Aku rasa kamu bilang kalau tidak ada waktu yang tersisa? Sekarang kau ingin aku untuk bertingkah seperti tanpa beban?"

Yuuji lalu berkata sesuatu yang membuatku tambah pusing. Mungkin ini tentang memulai perang.

"Ini untuk meyakinkan Kelas B dan D kalau kita tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Jika tingkah laku kita tidak terlihat, kita akan mampu untuk menambah beberapa waktu dari Kelas B dan membiarkan Kelas D mendeklarasikan perang terhadap kita."

Kelas A sampai D berada pada lantai tiga di gedung sekolah yang baru. Kita bertingkah seolah tanpa beban untuk membiarkan mereka berpikir kalau Kelas F sedang tidak menambah poin. Kelas B akan berpikir kalau kita tidak tahu apa-apa, dan mereka akan melanjutkan penambahan poin-poin mereka, dan Kelas D akan berpikir kalau ini adalah kesempatan bagus untuk menang. Dan hasilnya, kedua kelas tersebut akan jatuh kedalam perangkat kita, dan kita akan mempunyai keuntungan. Jadi begitu, Yuuji telah merencanakan semuanya secara baik-baik.

"Setelah Muttsurini menyebarkan laporan palsu dari Permusuhannya Kelas D terhadap Kelas B, Kelas B akan memutuskan untuk mendeklarasikan perang terhadap Kelas D. Asalkan, Kelas B akan berpikir kalau kita tidak sadar, dan akan melanjutkan penambahan poin mereka sebelum mendeklarasikan perang terhadap kita. Kelas D mungkin akan berpikir kalau ini adalah pertarungan yang mudah untuk mereka sekali mereka mengetahui kalau mereka tidak menambah poin kita. Dengan begitu, kedua kelas akan jatuh kedalam jebakan kita, dan situasinya akan sangat menguntungkan kita."

Meskipun inilah apa yang Yuuji katakan, aku masih berpikir kalau situasi kacau ini sulit untuk dipahami. Aku telah berusaha untuk menguraikan apa yang dia jelaskan di dalam kepalaku.


Pertama-tama adalah Kelas B. Tujuan mereka adalah untuk mendeklarasikan perang terhadap Kelas F, tapi semenjak mereka pernah kalah terhadap kita, kemungkinan besar mereka lebih waspada tentang kami dan sedang menambah poin mereka sekarang. Mereka tidak akan melakukan apapun sebelum Sistem Pemanggilan Shoukanjuu telah di perbaiki atau sampai mereka selesai menambah poin mereka. Kelas B masih belum mendeklarasikan perang terhadap kita karena mereka ingin membiarkan kita untuk berpikir kalau mereka sama sekali tidak punya niat untuk bertarung dengan kita. Sementara kami didalam kegelapan, kita tidak akan sulit ditekan untuk menambah poin kita, dan itu bisa juga berarti sebuah kemenangan yang mudah bagi mereka. Di sisi lain, jika mereka mengetahui jika kita tahu rencana mereka selama ini, mereka akan langsung mendeklarasikan perang terhadap kita.


Setelah itu Kelas D. Kelas mereka terbagi menjadi dua tim yang melawan kita, satu menyerang, satu bertahan. Pemipin dari tim penyerang adalah Shimizu Miharu-san, dan Pemimpin dari tim Pertahanan tidak lain adalah perwakilan kelas mereka, Hiraga Genji-kun. Di bawah tekanannya Shimizu-san, tim penyerang sudah bersiap, tapi sekarang berbeda. Shimizu-san cemburu akan hubunganku dengan Minami, tapi dia tetap tenang saat ini. Dengan begitu, mereka tidak akan mendeklarasikan Ujian Perang Pemanggilan terhadap kita. Mereka hanya akan duduk-duduk saja.


Catatan

  1. Bahasa Jerman dari “wanderer”
  2. Maksudnya adalah 'Tenaga Kerja' karena dalam bahasa inggrisnya tertulis '(Work) force'
  3. Dalam bahasa Jepang, tobacco-Tabako-pengucapannya sama dengan Tabasco di bagian depan.

Catatan