Dragon Egg Indo:Bab 183

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 183 - Antrian Panjang[edit]

Setelah memastikan bahwa semut itu kembali kesarangnya dengan selamat, aku kembali untuk bertemu dengan Ball Rabbit dan Adofu. Setelah bertemu, aku melihat ada cairan biru kehijauan yang aneh di mulut Ball Rabbit. Sekali lagi, kurasa dia mengalahkan dan memakan monster aneh disuatu tempat. Karena HPnya gak berkurang, apapun itu, itu gak terlalu aneh.


Setelah itu kami berkeliaran agak jauh dari sarang semut merah, pada akhirnya melintasi sebuah tempat yang ada sebuah kaktus besar. Ini sudah larut malam. Bermalam disini, aku memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhku sambil mengawasi sarang semut itu. Dari sini, aku bisa melihat kondisi sarang semut itu cuma dengan terbang diatasnya.


Bergantung pada apakah rencana dumpling kelabang itu berhasil atau tidak, pergerakan apapun yang kuambil selanjutnya bisa sangat berbeda.


Kalau aku gak bisa menaikkan levelku dengan menggunakan para semut merah, maka menyusul statistik pahlawan itu dalam beberapa hari akan mustahil. Kalau itu terjadi, itu akan buruk buat Adofu. Kami gak punya pilihan lain selain beralih ke rencana menyelamatkan Nina dan segera melarikan diri. Kalau itu terjadi, maka kemungkinan besar aku gak akan bisa menyelamatkan kerabat Adofu.


Akan tetapi, memulai rencana dimana aku menaikan level menggunakan para semut itu artinya pembantaian terhadap para semut. Bayangan dari semut merah yang membungkukkan kepalanya pada masih terngiang di benakku.


Aku menggelengkan kepalaku, menghilangkan bayangan dari si semut merah yang muncul di benakku. Aku harus melakukan ini. Aku harus teguh!


Aku menepuk pipiku dengan kedua tanganku untuk menyemangati diriku sendiri. Cakarku sedikit menggores pipiku, dan agak sakit. Ball Rabbit menatapku, memicingkan matanya.


Hei, para semut, maaf soal ini. Maafkan aku, jangan memendam dendam. Namun, meski itu cuma dibenakku, ijinkan aku meminta maaf.


Secara berkala aku terbang ke udara untuk mengamati sarang semut itu. 15 ekor semut keluar dari sarang dan berpencar menjadi 3 kelompok masing-masing beranggotakan 5 semut, mereka pergi kearah yang berbeda. Aku melihat beberapa kelompok keluar lagi, melakukan hal yang sama.


Meskipun aku sudah tau soal itu, kemampuan manajemen semut merah sangat mengesankan. Kurasa gak ada gunanya dalam tindakan para semut dengan kelompok lebih dari 5 anggota, terutama di gurun ini. Selain Giant Centipede, aku belum melihat monster peringkat B lain di gurun ini. Kalau monster peringkat C, 5 semut merah harusnya udah cukup untuk menangani mereka. Hal itu sudah sangat jelas dari kejadian yang menimpa Big Scissor-senpai.


Sebaliknya, kalau melawan Giant Centipede, 5 atau 10 semut merah tidaklah cukup. Para semut merah gak akan bisa kabur dari Giant Centipede, dan mustahil mereka bisa menembus cangkang Giant Centipede. Bahkan aku saja harus memanfaatkan [Heat Ray] miliknya untuk menembus cangkangnya dan memotong tubuh panjangnya menjadi dua. Kayaknya para semut merah gak bisa melakukan tindakan semacam itu.


Kalau kau berada diluar dan melihat Giant Centipede, maka sama artinya dengan kematian kalau kelabang itu memutuskan untuk mengincarmu. Apa karena pemikiran semacam itu yang membuat para semut merah masih hidup? Mungkin menghadapi seekor monster sekelas Giant Centipede hanya dengan 5 unit mengurangi resiko dari kemusnahan koloni? Itu agak menyesakkan kalau kau berpikir begitu.


Apa mereka bertindak berdasarkan naluri atau ada pemimpinnya....? Kalau mereka bertindak atas dasar naluri, mereka gak akan efektif karena itu akan memungkinkan untuk memanfaatkan perilaku kebiasaan mereka. Disisi lain, akan sangat merepotkan kalau para semut merah menerima komando dari pemimpin. Kalau aku apes, dan ada pimpinannya, maka ada kemungkinan mereka akan berhenti membawa dumpling kelabang... Aku gak yakin kalau ada yang mengendalikan mereka dari atas mengingat kemampuan adaptasi situasi yang mereka tunjukkan saat aku memasuki sarang mereka. Terus apa itu?


Saat aku terus mengamati sarang itu, aku melihat para semut membawa berbagai macam benda masuk kedalam.


Seekor monster besar seperti belalang sembah, kaktus. Seekor belalang sembah, aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Meskipun itu gak kelihatan rasanya sangat enak, aku penasaran berapa banyak exp poin yang diberikan? Kayaknya kaktus merupakan sumber air yang berharga disini, mereka membawa beberapa kaktus.


Satu per satu, tiga semut masing-masing membawa kepala unta. Apa mungkin itu Mortar Camel? Kalau iya, maka dimana tubuhnya? Gimana ya nyebutnya, entah gimana melihatnya seperti ini, rasanya itu susah dipercaya. unta berkepala tiga itu, bukankah ini pemandangan yang kejam untuk disaksikan? Tidak, masing-masing kepala itu berasal dari tubuh yang sama. Spesies itu adalah komoditas yang bagus.


Ada seekor Amagarashi yang masih bernafas yang menunggu kematiannya. Karena para semut merah mengunggulinya, dia dengan panik meronta-ronta. Kenapa mereka belum membunuhnya? Setidaknya cepat bunuhlah. Makhluk malang itu tampak sangat menyedihkan.


Dibelakang para semut merah yang membawa Amagarashi, ada semut merah yang membawa tanaman. Itu adalah tanaman yang tumbuh di area rawa. Ada 4 semut yang membawa Amagarashi dan 3 semut yang membawa tanaman.


Aku bertanya-tanya apa dua kelompok bergabung? Karena kalau iya, harusnya ada 3 semut lebih banyak, tapi aku gak melihat mereka. Aku gak bisa membayangkan suatu situasi dimana para semut merah terbunuh oleh Amagarashi. Meskipun memang ada kemungkinannya juga sih. Terutama mempertimbangkan pemandangan ini dimana mereka membawa pulang dalam keadaan hidup.... Yah, meski aku bisa membayangkan situasi semacam itu, gak ada yang bisa kuperbuat untuk saat ini.


Kembali ke pemandangan yang sedang kulihat saat ini. Sudah kuduga, jumlah semut merah itu ratusan.... kemungkinan 200'an. Dan juga karena sarangnya ada dibawah tanah, aku gak tau seberapa besarnya sarang itu. Aku juga gak tau apakah ada penjaga didalamnya.


Sambil merenungkan situasinya, matahari mulai mengintip dari cakrawala. Apa malamnya sudah selesai? Karena kemarin lusa adalah saat aku diserang oleh si pahlawan, waktu yang dijadwalkan adalah 2 hari ke depan. Aku ingin berevolusi sebelum senja.


Buruan! Kapan semut merah kemarin bergegas dan muncul supaya dia bisa membawa dumpling kelabang? Semut itu sudah membawa dumpling kelabang ke sarangnya.... Ada kemungkinan bahwa dumpling kelabang gak diminati oleh para semut merah yang lain. Mungkin setelah melapor bahwa jumlahnya sangat banyak, dia disuruh pergi dan dicemooh sebagai semut geblek saat dia terlihat bahwa dia sendirian. Mungkin si semut bahkan memakannya sebagai percobaan dan tumbang karena racun.


Aku mengalami banyak masalah untuk memandu semut itu. Haruskah aku memberi dia yang gak beracun dulu? Karena aku memakai metode pemusnahan semut dari kehidupanku yang sebelumnya, aku gak bisa menyesuaikan kesan tentang semut yang saat ini kumiliki. Mungkin mulai saat ini aku harus memikirkan ide yang lebih banyak. Berpikir kalau aku telah gagal, kepalaku mulai menjadi panas.


Setelah aku berdiri, pikiranku mulai membuatku repot.


Mereka mungkin cuma semut, tetapi kurasa mereka punya kecerdasan yang cukup tinggi. Mereka tampak paham bagaimana bertarung secara berkelompok, dan semut itu tampak berterimakasih padaku saat aku menolongnya. Kecerdasan mereka setara dengan hewan. Gimanapun juga seekor semut pasti pernah mengalami kerja keras yang berat.


“Pefuu…”


Ball Rabbit menatapku dengan cemas.


“Guoo…”


Ini buruk, Ball Rabbit. Aku mungkin sudah gagal sekarang. Apa yang harus kulakukan? Setelah Adofu berkerja sama denganku dengan harapan menyelamatkan kerabatnya, aku merasa bersalah. Gimana aku menjelaskan ini?


Ball Rabbit membelai ekorku dengan telinganya. Apa itu untuk menyemangati aku?


....Ya, masih belum, masih terlalu dini bagiku untuk menyerah. Untungnya, berkat aku mengamati para semut sepanjang malam, kurang lebih aku sudah memahami kebiasaan mereka.


Aku akan membawa Ball Rabbit dan Adofu mendekat sedikit lagi dan menyuruh mereka untuk terus mengawasi sarang semut. Aku akan menyuruh mereka menghitung berapa banyak semut yang meninggalkan sarang dan menyuruh mereka memperhatikan ke arah mana para semut pergi. Sesekali aku akan kembali kesini untuk menerima laporan dari mereka dan memahami lokasi para semut secara garis besarnya. Aku akan menggunakan informasi itu untuk pergi ke tempat dimana titik kumpul dari kelompok-kelompok semut merah yang memiliki potensi ancaman terendah. Kalau semua berjalan lancar, aku mungkin bisa berburu sebanyak 20 semut dalam sehari. Kalau aku berevolusi, itu bisa membuka jalur yang bagus untukku.


Baiklah, dengan rencana ini–.... Sambil berpikir soal itu, aku menatap kedepan dan melihat ada garis merah panjang diatas gurun. Huh? Itu.... Ooh, apa itu para semut merah? Kenapa mereka bergerak dengan jumlah sebanyak itu? Sampai sekarang, mereka cuma membentuk kelompok yang terdiri dari 5 ekor semut....


Setelah berpikir sampai kesitu, aku menyadarinya. Barisan panjang semut merah itu menuju ke arah tumpukan dumpling kelabang. Para semut merah berniat untuk mengambil semua dumpling kelabang.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya