HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 18:26, 1 January 2015 by ZakkariaChristo (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bagian 1: Tentara Berpangkat Rendah yang Mengalahkan Gulliver >> Pertempuran di Salju Alaska yang Membeku

Part 1

Pada akhirnya, perang tak lebih dari pertempuran antar Object.

Keberadaan manusia yang membawa senapan yang dipegang dengan hati-hati tidak bisa melakukan apapun.

Bahkan ketika puluhan ribu tentara atau ratusan ribu tentara berkumpul dengan puluhan ton tank dan pesawat tempur disiapkan, monster setinggi 50 meter itu akan menyapu bersih mereka semua. Beberapa Object masih tetap bisa bergerak bahkan setelah diserang rudal nuklir jadi akan sangat gila jika mencoba melawan mereka secara langsung.

Itulah kenapa semua pihak menyerahkan peran utama dalam perang kepada Object.

Dengan menyerahkan peran itu kepada monster itu, semua orang dapat dengan mudah melihat dari sisi aman.

Itulah kenapa 800 orang yang berada di dalam zona markas ini, yang khusus menangani masalah perawatan, berada sangat nyaman dan santai ketika berada di tengah garis depan pertempuran.

Area ini dikenal dengan nama base, tapi yang mereka lakukan hanyalah merawat Object dan melihat apakah ada sesuatu yang rusak atau tidak.

Keberadaan manusia hanya digunakan untuk menjaga senjata super besar itu saat sedang dirawat selama waktu yang singkat ini dan kemudian mereka akan mendapat gelar kehormatan karena telah menjaga negara mereka dengan nyawa mereka.

Dengan Object yang berada di sini, mereka tentu sangatlah aman.

Object yang melindungi mereka seperti sebatang pohon yang tumbuh semakin besar. Hanya dengan melihatnya, Object akan mengalahkan musuhnya satu per satu. Para tentara berpendapat bahwa semua itu adalah hasil dari kerja zona base dan merasa bahwa mereka semua harus diberi bayaran, lalu rekening mereka akan penuh dengan uang yang dibayarkan oleh pajak.

Kenyataannya, perang diselesaikan oleh Object sendirian.

Selama Object ada di sana, hidup dan masa depan mereka akan terjamin.

Itu karena mereka merasa akan jatuh ke dalam kepanikan massal jika melihat Object yang berada di zona base terbakar dan meledak dalam api.

Pada zaman ini, perang tak lebih dari pertempuran antara Object.

Itu berarti kekalahan dari sebuah Object menandakan bahwa musuh juga memiliki sebuah Object.

Badai salju Alaska yang putih membentuk sebuah pemandangan, tapi mereka masih bisa melihat merahnya api dan asap hitam yang membumbul ke langit.

Kursi pelontar menembakkan tubuh seorang pilot perempuan keluar dari dalam kokpitnya ke langit, tapi tak akan ada orang yang akan menyelamatkannya karena dia adalah seorang pecundang yang telah kalah.

Ada sebuah hal penting yang melintas di pikiran mereka.

Di zaman ini, perang tak lebih dari pertarungan antara Object. Keberadaan tank, pesawat, dan berbagai jenis senjata lainnya yang digunakan pada zaman sebelumnya hanya akan membuat pasir yang terinjak di hadapan sebuah monster setinggi 50 meter bernama Object ini.

Sekarang setelah Object mereka dihancurkan, Object milik musuh dapat bergerak dengan bebas.

Sederhana saja.

Mereka semua akan dibantai.

Tembakan senjata yang membabi-buta akan menghancurkan daging, tulang, dan organ tubuh mereka ke udara di dalam pembantaian tanpa harapan ini.

Tak ada yang bisa dilakukan selain melarikan diri. Tapi walau mereka melarikan diri, akan menjadi sebuah keajaiban jika ada sepuluh dari total tentara yang ada di dalam base itu yang bisa hidup. Tak ada satu orang pun yang mengikuti perintah paling penting dalam perang – untuk berdiri di tempat mereka dan menjaga garis pertahanan mereka.

Sebuah permainan neraka telah dimulai.

Itu adalah sebuah permainan yang sangat mengerikan antara monster setinggi 50 meter dengan manusia yang sangat kecil.

Part 2

Suatu hari yang biasa, seorang anak laki-laki bernama Quenser sedang berdiri di area Alaska yang bersalju. Dia berada di dalam markas yang khusus melakukan perawatan bagi sang raksasa, Object. Perawakan Quenser berbeda dari penampilan tentara pada umumnya. Dalam pandangan mata, dia tidak memiliki otot yang dibutuhkan oleh seorang tentara. Quenser memiliki bentuk tubuh seorang siswa yang sedang belajar di sebuah negara yang aman. Juga, dia bisa dengan mudahnya menjadi wanita jika ia memakai celana pendek atau rok.

Pada kenyataannya, kesan pertama yang terlihat itu tidak sepenuhnya benar.

Lengannya yang ia gunakan untuk menggali salju ini dengan sekop bergetar karena kelelahan dan myalgia.

“Sial!! Sebenarnya apa tujuan pekerjaan kita ini!?”

Orang yang sedang kesal dan kemudian menyerah itu berdiri di sebelah Quenser. Quenser nampak terkejut dan prajurit laki-laki itu melemparkan sekopnya ke bawah.

“Kan ada beberapa jenis tentara. Sedangkan aku adalah seorang prajurit yang bekerja sebagai analis rada untuk mengecek spesifikasi Object musuh untuk mencari kelemahannya. Aku tidak bergabung dengan tentara untuk menggali lubang!”

Prajurit pintar itu bernama Heivia. Walau Quenser tidak memiliki kemampuan di bidang otak dan pikiran, dia bisa bergaul dengan wajar dengan Heivia.

(Yah... kita kan sama-sama mirip.)

Dengan pikiran yang ragu, Quenser berbicara.

“Aku bukannya enggak ada pilihan. Semua pertempuran dilakukan oleh Object, tapi orang-orang di tempat aman di sana tidak ingin uang pajak mereka tidak menghasilkan apapun. Waktu aku menonton CS News, aku melihat konselor Flide sedang berkampanye mengenai penurunan pajak untuk mendapatkan suara di pemilu yang akan datang.”

“Itulah yang aku maksudkan dari tadi,” kata Heivia. “Bahkan orang-orang di negara kita tahu kalau menggali di tempat bersalju seperti ini untuk merawat landasan pacu tidak ada gunanya. Aku sangat mual kalau berpikir ini hanya untuk pencitraan saja.”

“Ya, pesawat fighter tidak akan berarti di hadapat Object. Di dalam perang sesungguhnya, Object sudah menghancurkan 1500 pesawat dan aku sangat yakin bahwa mereka semua sudah melupakan jumlah pesawat yang hancur itu sekarang.” Quenser menancapkan sekopnya ke tanah dan menyandarinya dengan kedua tangannya di belakang. “Lagi pula Object menggunakan anti air-laser yang ditenagai oleh reaktor bertenaga tinggi. Figther mungkin bisa terbang sampai Mach 2 atau Mach 3 tapi tidak akan mempan terhadap kecepatan cahaya. Saat Object sudah mengunci targetnya, mereka pasti tertembak jatuh. Aku dengar kalau unit lapis baja yang dikatakan di kelas sejarah selamat karena debu dan kotoran dan benda-benda lainnya di dekat pantulan laser itu, tapi .........................................................................”

“Benda itu adalah monster setinggi 50 meter yang masih bisa bergerak bahkan setelah diserang nuklir. Pesawat tempur bagi Object tak lebih dari burung kecil dan granat bagi benda itu. merawat landasan pacu seperti ini hanya membuang-buang tenaga.”

“Yah, aku dengar pilot terbaik dari unit angkatan udara cuma berjaga-jaga di dalam kokpit mereka sambil mendengarkan radio. Tapi aku ragu tank-tank dari unit lapis baja bisa lebih berguna dari mereka.... dan mengenai menaikkan permukaan landasan pacu ini. Apakah mereka tidak bisa memasang sekop raksasa di tank-tank itu dan mengerjakannya dalam sekali kerja?”

“....Lalu apa yang kita lakukan ini....?”

“Well, aku lebih memilih pekerjaan ini daripada harus bertarung.”

“Itu bukan kata-kata yang boleh diucapkan seorang prajurit kau tahu, tapi aku harus setuju denganmu,” kata Heivia sang prajurit yang setuju dengan apa yang dikatakan Quenser yang berasal dari rakyat sipil. “Kita bisa saja meninggalkan semua masalah perang ini kepada Object. Kehilangan nyawa di dalam perang rasanya tidak ada gunanya lagi. Kita tinggal melihat dari jauh dan melihat Object membawa oleh-oleh kemenangannya. Orang-orang seperti kita yang ingin ikut berperang tidak akan ada artinya lagi.”

“Apa kau seorang bangsawan, Heivia?”

“Yah, jadi aku harus kelu dari sini dan menjadi seorang ‘prajurit yang terhormat’ untuk menunjukkan kemampuanku untuk menjadi kepala keluarga berikutnya di keluargaku. Sebenarnya, kalau aku tinggal di markas saja selama tiga tahun, aku bisa menghabiskan hidupku di dalam rumah mewah dan besar bersama dengan banyak pelayan.”

Sepertinya Quenser tidak begitu menikmati hidup yang damai seperti itu.

“Sepertinya kau juga punya cita-cita sendiri.”

“Yah, tidak sepertimu, aku hanya orang biasa. Aku harus mencari pekerjaan. Makanya aku mendaftar sebagai Tamtama di sini.”

“Apa kau berharap bisa menjadi desainer Object?”

“Belajar di tempat di mana Object ada katanya adalah jalan tercepat untuk mendapatkan kekayaan. Jadi kalau aku bertahan di sini selama tiga tahun, aku bisa mendapat pendidikan terbaik yang bisa didapat. Lalu aku bisa mendapat uang dan mendapat gelar ‘orang suci yang membantu pahlawan’ dengan membangun dan menjual Object kepada para pahlawan itu untuk dipiloti.”

“Tamtama yang berhasil akan sangat dipuji oleh orang-orang karena ada batasan yang dilewati oleh mereka. karena mereka semua tidak menjalani latihan sebagai seorang tentara, aku dengar banyak dari mereka yang mundur karena sakit dan kerja berlebihan. Mendengar itu semua membuatku ingat kalau ini adalah perang.”

“Ngomong-ngomong, apa kau menjalani latihan perang, Heivia?”

“Yah, aku dapat latihan gaya lama saat aku mendaftar dulu. Sepertinya mereka ingin membuat tentara berotot dan memberi jiwa camaraderie selama 5 bulan latihan, tapi aku berakhir tanpa hasil. Aku belum pernah terjun ke perang sesungguhnya sejak aku melapor ke markas ini, bahkan kemampuan bela diriku sepertinya semakin tidak terasah.”

“Aku sebenarnya sangat senang dapat menjalani hidup yang mengajarkan kita untuk tidak bertarung.”

“Sebenarnya itu bukan kata-kata yang bagus bagi seorang prajurit, tapi sekali lagi aku setuju dengan apa yang kau katakan.” Merasa lelah dengan apa yang mereka perbincangkan, Heivia mengganti subjek pembicaraan mereka. “Ransum bernutrisi dari militer ini rasanya sangat datar dan menjijikkan. Apa yang sebenarnya orang pikirkan sih? .... Ini lebih mahal dari daging tapi rasanya lebih buruk. Aku sangat tidak tahan.”

“Bukannya mereka membuat itu agar para tentara semangat para tentara tidak berubah hanya karena apa yang mereka makan hari itu? orang-orang memiliki selera yang berbeda soal makanan, jadi mereka tidak bisa membuat makanan yang orang banyak sukai.”

“Jadi mereka memberi kita makanan yang membuat kita membencinya? Brengsek!”

“Makanan itu dibayar dari uang pajak, jadi kamu enggak usah komplain. Aku rasa menangkap seekor rusa dan memanggangnya dengan sedikit garam lebih baik.”

Quenser membuat komentarnya keluar jalur, tapi membuat Heizia terpaku di tempat itu dengan beberapa alasan.

Dia melihat Quenser dengan rasa sangat kagum.

“... Kau benar-benar seorang Tamtama. Kau sangat jenius.”

“Hey.”

“Kau benar. Kalau kita tidak bisa memakan makanan yang enak, kita tinggal cari makanan yang enak sendiri.”

Part 3

Dan pada akhirnya, Heivia membuang sekopnya dan mengambil senapannya, dan menuju keluar dari markas. Sebuah hutan conifer yang diliputi oleh salju putih mengelilingi area itu. Itu adalah sebuah kawasan alami yang lebih diinginkan oleh seekor hewan.

Quenser juga ikut dengan Heivia, tapi dia tidak membawa senapan yang diberikan oleh Heivia tadi.

“Ayo kita kembali. Atasan kita pasti mencari kita kalau kita tidak kembali. Aku rasa aku bisa mendengar mereka mencari kita.”

“Ayolah, aku tahu kau lebih memilih potongan daging yang empuk daripada ransum rasa jeli bensin itu kan. Dan aku tidak mengerti kenapa mereka bangga padamu kalau berhasil menembak musuh sementara mereka akan sangat marah jika kita menembak seekor hewan.”

“Itu karena peluru itu tidak gratis. Mereka menggunakan uang pajak untuk membeli peluru itu untuk membunuh musuh, jadi aku rasa mereka tidak ingin mensia-siakannya,” kata Quenser, tapi Heivia nampak tidak mendengarkannya.

Dia berjalan semakin jauh ke dalam hutan yang lebat ini mengikuti jejak rusa yang tertinggal di salju ini.

(...aku tidak bisa membiarkan hal ini...)

Quenser mengambil lagi senapannya dan duduk di sebuah batu.

Dia melihat markas perawatannya.

Namun dia tidak melihat sebuah bangunan dari semen. Markas tempat Quenser bekerja adalah sebuah markas bergerak, jadi benda itu memiliki banyak sekali kendaraan di dalamnya. Markas itu jauh lebih besar daripada truk trailer. Markas tentara, menara kontrol radar, dan semua posisi penting ada di dalam markas bergerak itu. Bahkan tempat perawat Object terdiri dari puluhan truk besar itu yang berjejer sepanjang puluhan meter.

Itu adalah beberapa aspek dari Hukum Perang yang diganti oleh Object.

Daripada diam di suatu tempat, lebih efektif jika sebuah markas militer bisa mudah berpindah tempat untuk membawa Object ke mana pun ia dibutuhkan.

Quenser merasa bahwa ia telah memasuki era baru.

(Atasanku pasti sedang duduk manis di dalam ruangan mereka dengan dekorasi ala militer yang hangat sambil meminum kopi untuk menunggu Object kembali.)

Namun, menggerutu saja tidak akan bisa menahan hawa menusuk Alaska dan Heivia benar tentang dirinya bahwa Quenser juga sudah lelah dengan makanan yang tidak ada rasanya seperti itu.

Quenser merogoh kantung seragam militernya yang masih belum terbiasa ia pakai. Dia mengambil peralatan P3K yang selalu ia bawa dan sebuah pisau yang dia tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Peralatan itu semua dibutuhkan untuk merawat luka sekaligus sebagai alat untuk membuat api dan menangkap ikan.

(Bahkan di era di mana Object menyelesaikan semuanya, benda ini adalah pemborosan pajak.)

Saat disimpan, pancingan itu hanya sepanjang bolpoin, tapi saat dipanjangkan bisa memiliki panjang hingga 50 sentimeter dan terlihat seperti tongkat untuk menangkap wakasagi. Namun, benda itu terbuat dari karbon atau apalah itu sehingga memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang tidak bisa diragukan lagi. Daripada umpan , peralatan ini memiliki beberapa jenis umpan . Sepertinya menggunakan mereka menggunakan beberapa cara agar tidak menghabiskan umpan untuk memancing ikan saja.

Quenser mengelilingi tempat itu sebentar dan melihat sebuah sungai kecil. Dia menghancurkan permukaan sungai yang membeku dan mengulur senar pancingnya di dalam sungai itu.

“Ahh, hari ini sangat damai,” guman dirinya sendiri walau sebenarnya dia sekarang berada di garis depan sebuah perang.

Part 4

Namun, seorang tamtama amatir seperti dirinya tidak bisa menggunakan sebuah peralatan bertahan hidup begitu mudahnya. Masih sebuah pertanyaan apakah Quenser bisa menangkap seekor ikan dengan sebuah alat pancing sederhana. Jadi bukan sesuatu yang mengherankan jika dia tidak mendapatkan apapun meski harus menunggu sangat lama.

Dia mendengar suara tembakan tak jauh dari situ.

Tentu saja itu bukanlah musuh yang sedang mendekat; itu adalah Heivia yang sedang berburu Rusa, dengan harapan bahwa ia iba mendapat makan malam yang lebih baik. Di zaman dan era seperti ini, melihat seorang prajurit yang memiliki nafsu yang tinggi untuk menyerang pangkalannya sendiri yang sedang melakukan perawatan monster bernama Object sepertinya sangat tidak logis. Ibaratnya seperti mencoba menghancurkan dinding dari bungker nuklir dengan menendangnya.

Saat Quenser sedang berguman saat itu, ia mendengar suara langkah kaki yang berderap di atas salju.

“Apa yang sedang terjadi?”

Dia berputar dan melihat seorang perempuan yang terlihat bingung. Perempuan itu umurnya sekitar 14 tahun dan bahkan terlihat sangat tidak cocok sebagai tamtama dibandingkan Quenser.

Dia memiliki rambut pirang yang bergelombang yang panjangnya sampai bahunya dan kulitnya putih. Daripada biru, matanya itu berwarna biru langit muda dan pandangannya jauh melihat ke arah lain jadi Quenser tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh perempuan itu sekarang.

Lekuk tubuhnya sangat langsing.

Perempuan itu memiliki pertanyaan terkait dengan suara tembakan senjata api itu daripada apa yang sedang dilakukan oleh Quenser.

Quenser memberikan jawabannya secara tiba-tiba.

“Kita berniat membuat barbekyu malam ini. Aku bertanggung jawab dengan Salmon dan Heivia bertanggung jawab dengan Rusa. Mungkin memang aku yang berpikir tentang acara ini, tapi aku tidak tahu apakah daging Rusa itu cukup bagus. Aku tidak pernah mencobanya sebelumnya, jadi aku agak tidak yakin. Aku harap rasanya tidak terlalu aneh.”

“....Kau akan cepat mati kalau tidak memakan sayuran.”

Perempuan itu menghela napasnya seperti orang yang baru saja membuka sebuah kotak dan menemukan sesuatu yang sangat tidak menarik.

“Mau pergi ke mana, putri?”

“Apa kau mencoba membuatku marah?”

Emosi perempuan itu biasanya tidak cepat berubah, tapi kali ini sepertinya dia merasa terganggu.

Namun, Quenser dan perempuan itu sebenarnya memiliki hubungan yang sulit untuk diungkapkan. Perempuan itu jarang berbicara dengan dirinya. Quenser ragu bahwa akan ada suatu saat nanti dia mampu berkomunikasi dengan perempuan itu.

Lagi pula, perempuan itu adalah seorang Elit, dia adalah seorang pilot dari sebuah senjata bernama Object.

Heavy Object v01 026.jpg

Saat Quenser sedang bekerja di markas perawatan di Alaska, dia sempat bertukar sapa dengan perempuan itu, tapi dia ragu bahwa alasan itu cukup untuk membuat mereka berteman. Posisi mereka terlalu jauh. Quenser hanyalah seorang tamtama biasa sementara perempuan itu memiliki posisi yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain bahkan di dalam satu negara sekalipun.

Tidak seperti Quenser dan orang lain, dia mengenakan sebuah pakaian yang khusus dikenakan oleh seorang pilot Elit. Pakaiannya sangat sulit untuk dijelaskan. Pakaiannya sangat berbeda dari seragam kemiliteran lainnya. Warna utamanya adalah biru indigo dan pakaian itu sangat ketat dimulai dari leher hingga menutupi lengan dan kakinya. Sepatu bot dan sarung tangan yang ia kenakan sepertinya memang menempel dengan pakaian itu dan tersambung dengan pengikat.

Selain itu, dia mengenakan sebuah rompi pelindung untuk melindungi bagian dadanya dan sebuah kantong yang melebar seperti rok mini. Sepertinya, bagian bawah rompi dan bagian atas kantong itu saling terhubung saat dia mempiloti Object. Seperti sebuah tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi, bagian lehernya memiliki model kerah seragam pelaut yang memiliki model yang sama dengan seragam sekolah tertentu dari sebuah negara yang aman.

Pakaian itu tahan air dan bisa dikenakan saat berada di bawah air dan akan menghentikan pendarahan ke bagian bawah tubuhnya menekan fungsi otak yang memiliki fungsi yang sama dengan seragam pilot angkatan udara. Pakaian seorang pilot Object terlihat sangat berbeda dari seragam yang lain; bahkan melewati model-model seragam militer yang lazim.

Quenser mengingat saat-saat di mana dia pertama kali melihat mata biru langit itu di area perawatan. Saat pertama kali melihatnya ia berpikir bahwa matanya itu benar-benar bercahaya, tapi ia salah. Saat mempiloti Object, sebuah sinar inframerah digunakan untuk mengikuti gerak matanya untuk data masukkan peralatan. Pancaran panjang dari laser itu membuat warna asli mata birunya semakin muncul dan menjadi agak pucat.

Pencahayaan itu bukanlah hal buruk yang harus dimaklumi dari kerusakan pupilnya karena sinar laser itu. Malah itu adalah sebuah pengembangan yang membuat laser bisa bekerja semakin efektif, jadi matanya tidak akan menjadi lebih pucat lagi jika telah mencapai titik tertentu.

Perempuan memutar mata bercahayanya itu yang menandakan bahwa ia adalah seorang pilot Elit dari Object ke arah Quenser dan berbicara.

“Object sedang dirawat. Jadi aku tidak punya pekerjaan lain dan akhirnya aku ingin berjalan-jalan di sekitar pangkalan. Saat itulah aku mendengar suara tembakan api.”

“...Oh, sial. Kau bisa mendengarnya dari arah markas? Mungkin kita bantalan dapat hadiah dari atasan nanti.”

“Perempuan tua itu berteriak sesuatu tentang ‘anak bodoh itu’ yang melarikan diri dan membuang kesempatan emas untuk mempelajari sesuatu sejak Object sedang menjalani perawatan.”

“Oh, sial! Ini lebih buruk dari yang aku pikirkan!!”

Dia mulai lari ke arah markas, tapi kemudian...

“...Tidak, tunggu. Kalau kita pergi sekarang, aku masih tetap dapat tegurannya, jadi pilihanku sekarang adalah kembali dengan tangan kosong atau dimarahi dengan salmon hasil tangkapanku... begitu ya. Oke, aku tidak akan kembali sebelum mendapat salmon bahkan jika aku harus mati.”

“Kalau bertingkah sedikit lebih dewasa dan tidak berpikir untuk melakukan hal itu, mereka juga tidak akan sering marah padamu.”

Quenser berbalik dan kembali ke tongkat pancingannya dan perempuan itu melihat dengan muka yang terkejut. Tak jelas apa sebenarnya keinginan dari putri itu, apa ia memang tidak ada sesuatu untuk dilakukan atau dia memang tak terbiasa dengan seseorang yang bukan prajurit biasa (bagi seorang prajurit, menmpilot Object merupakan urusan hidup atau mati, jadi mereka berusaha menjaga dari gadis elit itu agar tidak terjadi hal buruk yang tidak diinginkan) karena dia melanjutkan keluyurannya di luar markas. Ini tidak sama seperti saat Quenser membantu perawatan karena mereka lalu akan berbicara masalah bisnis.

(...Apa ini berarti putri itu juga tidak tahan dengan ransum, makanya dia tertarik dengan salmon ini?)

Quenser tidak berani mengungkapkan apa yang dia pikirkan sekarang karena dia tahu bahwa hal ini pasti akan membuat gadis itu tidak nyaman.

Quenser ingin melanjutkan perbincangan mereka dengan mencari topik baru, tapi gadis itu ternyata memulai duluan tanpa sempat Quenser berpikir topik apa yang ingin dia bicarakan.

“Kamu ke sini buat belajar tentang Object, bukan?”

“Benar. Kalau aku bisa bertahan dengan membantu perawatan Object di sini selama tiga tahun, aku pasti akan mendapat kesuksesan saat aku pulang nanti.”

“Kenapa harus markas ini?” tanya gadis itu dengan rasa penasaran. “Kau tahu kan jenis Object apa yang aku pilot di markas ini?”

“Itu adalah Object Multifungsi Guna dan Wilayah. ...Dengan kata lain, Object jenis ini bisa digunakan secara bebas di segala tempat di muka bumi dan dalam kondisi apapun. Object ini adalah jenis paling standar dari senjata raksasa ini dan bisa bergerak di laut dan darat.”

“Standar sebenarnya bukan kata yang cocok; itu istilah lama.” Gadis itu menghela napasnya. “Object Generasi kedua tidak seperti yang diklaim bisa bekerja di mana saja. Sebuah Object dikembangkan untuk bertarung di gurun pasir tanpa banyak pikiran untuk bertarung di mana saja akan mengalahkan Object normal di pertempuran gurun pasir.”

Itu adalah teori yang berkembang dan menyebar pertama kali di industri manufaktur Object.

Saat Object pertama muncul di pertempuran, Object Multi wilayah yang bisa bertempur di segala medan di dunia ini adalah raja monster tanpa musuh alami. Namun, saat Object lain mulai muncul di muka bumi ini, situasi mulai berubah.

Model Multi wilayah yang bisa bergerak bebas di mana saja memang tidak memiliki kelemahan yang terlihat, tapi juga ini berarti ia tidak memiliki kekuatan yang nyata. Saat situasi berganti di mana Object melawan senjata biasa ke Object melawan Object, pertanyaannya adalah bagaimana caranya membuat satu-satunya Object yang bisa berdiri di garis depan.

Seseorang berusaha menjawabnya dengan membuat sebuah Object yang memiliki kekuatan yang tidak terhingga bahkan jika harus menghancurkan keseimbangan fungsionalitasnya. Setelah itu, Object itu akan bisa bergerak di wilayah manapun Object itu berada, memberikannya keuntungan untuk bergerak melawan Object yang lain.

“Di sini, di Alaska, sama saja. Kita punya sebuah Object tanpa kelemahan dan mereka memiliki Object dengan kekuatan yang tak terhingga. Di wilayah bersalju ini, Object yang aku naiki tidak memiliki kesempatan menang.”

“Tapi kau tetap menaiki Object itu putri, benar?”

“...Aku tidak memiliki pilihan lain,” gadis yang dikenal dengan seorang pilot elit berkata dengan sangat ragu.

Semua monster setinggi 50 meter itu kini telah menjadi “model generasi lama” karena perkembangan senjata yang lebih maju, tapi tentu saja tidak semua orang bisa menjadi seorang elit yang bisa mempiloti Object.

Mereka adalah orang yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Tentara dengan menggunakan syarat-syarat yang mereka buat.

Juga, manusia bagi sebuah Object hanyalah sebuah terminal yang mengontrol Object setelah mereka memiliki kemampuan yang telah dikembangkan yang dengan mudah bisa melewati standar kejeniusan dengan sifat alami mereka yang telah secara artifisial diasah, diperhalis, dan diperkuat dengan bantuan obat-obatan kimia dan berbagai alat elektronik untuk menyamakan diri mereka dengan sebuah Object.

Setelah seorang Elit berhasil dikembangkan, takdir mereka telah terhubung dengan Object itu.

Seorang Elit tidak bisa mempiloti Object selain Object yang telah dicocokkan dengan dirinya. Faktanya, tidak salah jika menyebut Elit adalah seorang yang otaknya telah ditunifikasi untuk Object tertentu.

Elit hanya bisa mempiloti Object yang dikembangkan bagi diri mereka sendiri atau Object lain yang telah dikembangkan dari turunan diagram pohon yang sama.

Kalau begitu, apa yang akan terjadi jika tipe Object yang kau pakai telah menjadi model yang usang?

“Aku mungkin tidak akan bisa menang,” gadis Elit yang mempiloti Object tak terlihat itu tiba-tiba berkata seperti ini. “Aku mungkin tidak akan bertahan.”

Otak gadis itu telah mengalami perubahan otak yang telah ditunifikasi untuk hanya mempiloti Object tertentu saja.

“Bagi seseorang yang telah bekerja di bagian perawatan Object seharusnya kau tahu itu. Jadi kenapa kau datang kemari?”

“Karena aku menilai sesuatu secara berbeda,” jawab Quenser setelah berpikir sebentar. “Hanya seorang prajurit yang begitu terobsesi dengan apa itu kuat dan apa itu lemah. Aku adalah seorang tamtama. Kalau aku tidak bertahan dengan Object sebagai nilai akademisnya, aku tidak akan mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang aku butuhkan.”

“...?”

“Kalau aku belajar dari model yang paling dasar, aku bisa menggunakan pengetahuan itu di manapun. Di lain sisi, kalau aku belajar Object yang telah mengalami optimalisasi yang begitu tinggi, pengetahuan yang aku dapat tidak akan bisa digunakan di manapun. Bagi seorang tamtama, Objectmu merupakan pilihan yang terbaik.”

Pendapatnya tidak bersumber pada masalah serius seperti menang perang, tapi apa yang dia katakan itu adalah hal yang akan dijawabnya sebagai seorang tamtama.

“Kalau kau terlalu lama di medan perang, kau tidak akan hidup lama.”

“Itu benar, dan itu kenapa tamtama sepertiku tidak memiliki kesempatan hidup yang tinggi. Tapi aku bertahan di sini, di medan perang ini, dengan harapan aku cepat mendapat pengalaman, jadi aku tidak akan mengeluh.”

Mendengar Quenser berkata seperti itu, gadis yang telah menjadi seorang veteran perang yang telah melewati pertempuran yang begitu banyak menggelengkan lehernya seperti gadis yang penuh teka-teki.

“Jadi kau telah siap?”

“Ya, yah, aku tidak suka bekerja dengan metode yang sangat lama di sekolah, jadi aku sangat bersemangat ketika mendapat kesempatan untuk lompat ke tempat ini. Aku sudah siap untuk segala risiko yang ada.”

“Hmm,” kata Elit itu dengan reaksi yang memberikan impresi bahwa dia agak telmi.

Lalu...

“Benarkah?”

“?”

Kali ini giliran Quenser yang terlihat kebingungan. Namun, sepertinya gadis itu tidak memiliki niat lagi untuk melanjutkan pembicaraan mereka. jadi dia berbalik dan meninggalkan area hutan Alaskan itu dan meninggalkan bocah itu dengan senapan dan tongkat pancingnya.

Di kehidupan nyata, manusia kadang tidak berpikir bahwa hal buruk akan terjadi.

Contohnya, alasan kenapa gadis elit itu berbicara padanya seperti itu adalah sesuatu yang bagi Quenser seharusnya pikirkan lebih dalam lagi.

Lagi pula, Object adalah sinonim dari perang dan darah-daging prajurit yang tidak memiliki nilai.

Namun, itu juga berarti bahwa berpikir seperti itu juga tidak berarti.

Part 5

Seperti yang sudah diduga, mereka berdua mendapat ceramah.

Dua orang bodoh bernama Quenser dan Heivia dibawa menuju barak untuk perwira komisi khusus. Seperti bagian lain, barak ini berada di dalam kendaraan besar di dalam markas. Tiga kendaraan super besar disambung bersama dan saling berdampingan, membuat sebuah bangunan persegi panjang setinggi empat lantai. Tentu saja, kendaraan itu bisa dipisahkan kapan saja untuk bisa masuk pas di jalan yang sempit.

Quenser dan Heivia berada di lantai paling tinggi di barak perwira.

(Dasar Borjuis Jepang sialan)

Itu adalah sebuah ruangan dengan dekorasi dan interior yang begitu mewah pikir mereka berdua secara sama. Banyak hal lain yang bisa dilakukan selain harus duduk seperti orang Jepang di lantai keras ini.

Sementara itu, perwira penanggung jawab mereka, Froleytia, tidak duduk di lantai keras itu. Setengah bagian dalam ruangan itu dibuat lebih tinggi dari pada tatami di bagian yang lebih rendah. Dia duduk di sebuah meja pendek di tengah-tengah tatami itu. Dia duduk di bantal Zabuton yang begitu empuk dan halus bahkan seekor kucing pun tidak akan beranjak dari bantal itu ketika ia tiduran di atasnya.

Dia begitu cantik dengan rambut peraknya.

Rambutnya mungkin agak dicat karena ada bagian yang berwarna biru muda.

Dia tinggi dan kurus, dadanya besar dan bajunya seperti tidak kuat menahannya. Kakinya dibungkus oleh stocking dari rok yang memanjango dari bawahi rok ketat itu nampak tidak ramping. Mereka begitu penuh dengan kecantikan yang terpancar dari matanya. Bibirnya yang pucat menahan sebuah pipa. Itu tidak pendek, tidak seperti model detektif Eropa. Malahan pipa itu panjang sepanjang 30 cm bernama Kiseru.

Quenser tidak tahu apakah aroma ini berasal jenis tembakau yang dia hisap itu atau dari aroma rambutnya, tapi dia mencium bau yang sangat manis.

“... Kalian tahu kenapa kalian dipanggil ke sini bukan?”

Suaranya terdengar lebih dingin daripada salju yang berada di luar jendela ini saat menusuk telinga Quenser dan Heivia.

Mereka jelas sangat tahu alasan kenapa mereka dipanggil ke sini.

Mereka meninggalkan tugas menggali mereka untuk mencari makanan di luar wilayah markas. Karena Heivia juga telah menembakkan beberapa peluru dari senapannya, sudah jelas ada beberapa orang yang marah padanya. Saat ini adalah saat di mana mereka bisa dengan mudahnya dijebloskan ke dalam gedung detensi atau mungkin pengadilan militer.

“(...Apa yang akan kita lakukan sekarang Heivia!? Sudah kubilang seharusnya kita berhenti!! Kalau ini karena masalah ransum, aku lebih baik makan salju selama tiga hari daripada seperti ini!!)”

“(...Diam, brengsek!! Sial, apa benar dia 18 tahun? Aku tahu prajurit normal tidak dibutuhkan di zaman ini sekarang, tapi aku berani bertaruh bahwa dia bisa mengalahkan Object hanya dengan sebuah pukulan!)”

“Quenser, Heivia!”

Dengan dipanggil nama mereka saja, dua orang itu langsung bersiaga dalam keadaan terkejut. Froleytia bahkan tidak melihat mereka. dia sedang bermain tusuk rambut sepanjang 20 cm yang memiliki model seperti Kanzashi dari Jepang sementara memegang sebuah pena di sebua papan di atas mejanya.

Papan itu adalah tablet.

Quenser pernah merasa bahwa alat itu biasa digunakan untuk menggambar di komputer, tapi...

“Apa ini menarik perhatianmu, Quenser?”

“I-iya!!!”

“Yang aku lakukan sekarang ini berbeda dengan yang kalian berdua lakukan dengan menghabiskan waktu kalian untuk mencari makanan, tapi aku sekarang sedang sibuk. Mungkin ini tidak terlihat begitu sulit daripada kalian yang begitu sibuk mengubur ikan dan daging di dalam salju, tapi aku harus mengurus komando operasi di sebuah pulau kecil di pasifik sementara aku di sini di markas Alaska.”

“U-ummm....”

Quenser menggerakkan matanya untuk melihat dinding di sampingnya. Seluruh dinding itu adalah sebuah monitor LCD besar dan menampilkan sebuah peta samudra yang besar dan juga beberapa pulai. Tanda V berlanjut muncul untuk menunjukkan hubungan bagaimana Froleytia memanipulasi tablet itu.

“Ya, ini sebenarnya sederhana. Aku membuat tanda di papan ini dan Object yang berada di sana akan menembakkan serangan jarak jauh yang akan menghancurkan markas gerilyawan itu. Cukup sederhana, bukan? Tolong katakan kalau kau juga berpikir seperti itu,” kata Froleytia dengan acuh tak acuh saat dia melanjutkan untuk menambah tanda V lagi. “Tablet benar-benar bagus. Untuk satu hal,aku rasa benda ini Sia merasakan tekadku dari bagaimana aku menekan pen ini di atasnya. Perasaanku mengatakan bahwa operasi hari ini akan berjalan sangat mulus.”

Mungkin dia memang agak marah saat dia menjalankan komando itu karena dia mengeluarkan suara berderit yang keluar dari pen plastik yang dia pegang.

Saat mereka membayangkan daging yang beterbangan di udara di bagian dunia lain saat Froyletia menambahkan tanda cek itu, Quenser dan Heivia merasa merinding.

“Seperti yang aku bilang, aku agak sibuk di sini sambil mengomando beberapa zona markas dan unit sekaligus, lalu ada beberapa orang idiot yang memutuskan untuk menambah masalahku lagi... omong-omong, apa kalian tahu apa yang aku rasakan di hatiku saat ini?”

“Ya, bu!! Saya akan sangat senang tidak memimpikannya! Saya bisa katakan bahwa anda sekarang sedang marah, Froyletia!!”

“Bagus. Aku senang memiliki bawahan yang cermat. Benar begitu bukan? Mengangguk kalau kalian setuju,” kata Froyletia, akhirnya diakhiri dengan senyuman yang begitu sadis di bibirnya.

Setelah dia selesai memberikan perintah kepada unit di laut Pasifik dan telah memeriksa bahwa operasi telah selesai, ekspresinya berubah riang.

“Jadi apa saja yang kalian dapat? Aku sudah merasa sangat cukup dengan penghapus raksasa yang mereka sebut makanan.”

Part 6

Akhirnya, masalah ini selesai dengan makan malam yang terdengar sebagai ide yang bagus (Quenser dan Heivia masih harus lari 20 km di salju setelah hukum ini selesai), tapi masih ada waktu lengang sebelum makan tiba.

“Maksudmu kita harus melakukan perawatan sekarang!?” kata Quenser untuk menguatkan dirinya ketika mendengar pengumuman itu, tapi Froyletia menganggukkan kepalanya.

“Kalian adalah seorang tamtama. Kalau aku tidak mengirim kalian ke area perawatan untuk mempelajari Object, aku kira nenek tua di sana akan membentak aku lagi nanti.”

“Uuh!? Aku lupa kalau ada dia juga!! Ini berarti aku juga akan mendapat ceramah dari nenek tua yang bisa mengalahkan kau, Froyletia!!”

“Oh, dan Heivia, kau melanjutkan menggali salju sendirian. Pastikan landasan pacu itu sudah bisa digunakan saat matahari tenggelam. Angkatan udara sudah mengeluh dari tadi.”

“TIdaaaak!! Ini lebih buruk daripada lari 20 km!! Dan kenapa angkatan udara tidak turun tangan dan membantu!?”

Dan akhirnya Quenser berpisah dengan Heivia dan menuju area perawatan Object.

Itu adalah gedung yang besar yang bahkan bisa menutupi monster setinggi 50 meter. Seperti barak perwira, gedung ini juga tersusun dari beberapa kendaraan yang saling terhubung.

Sebuah kendaraan dengan panjang 15 meter dan lebar 10 meter saling berbaris dengan dua sisi dan keduanya dengan cepat membangun sebuah dinding yang tergabung dengan sebuah atap. Akhirnya, terbentuklah sebuah bagian khusus yang terlihat seperti sebuah gudang. Sebuah area perawatan besar yang tergabung dari hanya sedikit mobil yang saling tersambung itu.

Dengan standar kualitas sebuah palka jendela darurat, area perawatan ini juga memiliki sistem darurat yang akan mengeluarkan Object di saat darurat. Mobil markas yang saling membentuk bangunan ini saling terhubung dan mengelilingi Object, jadi mereka bisa dengan mudah terpisah dan menyingkir dari Object jika monster itu akan keluar. Karena metode ini merusak lantai area ini, cara itu jarang digunakan.

Quenser memasuki bangunan besar itu melalui pintu belakang untuk prajurit perawatan.

Monster setinggi 50 meter itu adalah sebuah simbol kekuatan militer yang begitu memukau.

Yang mengelilingi reaktor di tengah itu adalah sebuah dinding tebal sama seperti tempat perlindungan bom nuklir. Dinding itu membentuk sebuah bola. Bagian bawahnya membentuk sebuah pola Y terbalik dan tidak berjalan atau berguling seperti roda pada mobil. Benda itu menggunakan tenaga listrik statis untuk mengambang di atas tanah. Teori di balik hal ini sangat berbeda, tapi pergerakannya membuatnya terlihat seperti sedang bergeser di atas tanah.

Tentu saja membuatnya mengambang dengan tenaga listrik statis tak cukup untuk membuat konstruksi itu mengambang. Sebuah semprotan yang berfungsi sebagai penangkis dari Object yang mengambang itu disemprotkan di bagian bawah saat benda itu bergerak. Itu menggunakan sebuah laser yang berarti adalah dorongan.

Tenaga dari listrik statis itu menciptakan sebuah celah di antara Object dan tanah dan udara yang berada di tengah-tengahnya memanas karena berkali-kali ditembakkan laser yang saling memantul dan berkonsentrasi pada satu tempat. Pemanasan ini membuat udara yang berada di tengah-tengah itu memampat dan membuat sebuah dorongan. Teori ini sama dengan laser yang dipasang pada mesin pendorong pesawat ulang- alik.

Bagian utama dari mesin itu adalah 7 lengan yang memanjang dari bagian belakang bola itu.

Tujuh senjata besar yang terpasang padanya mampu memecah sesama Object pada tingkatan yang sama.

Benda itu juga mempunyai 100 senjata yang terpasang di permukaan bola itu. Tapi sepertinya pemasangan senjata itu terlihat tidak berguna dan malah terlihat aneh. Desainer Object ini pasti sudah sangat kehilangan kreativitasnya.

Di zaman modern, ini adalah puncak kebanggaan dari kemiliteran.

Ini adalah ujung tombak dari sejarah.

Ini adalah Object.

Lebih dari 200 kabel tebal yang berjenis sama seperti yang ada di derek itu saling terhubung dengan dinding dan langit-langit, itu adalah jangkar yang digunakan untuk menahan Object di tempat ini. Banyak sekali jalan yang dipasang di langit-langit dan banyak mekanik perawat memakai seragam kerja mereka yang saling mengerjakan hal-hal yang berbeda.

Tiba-tiba suara tinggi dari sebuah logam yang berbenturan di susuran tangga bergema di area itu.

Quenser melihat ke atas dan terkejut ketika melihat seorang wanita tua berteriak memanggil namanya dari lantai tiga.

“Jadi kau di sini bocah! Kau harusnya berterima kasih padaku! Aku memilih menggunakan semua tenaga yang ada dan menggunakan bocah sepertimu! Ambil peralatanmu dan naik ke sini!!”

“Maaf saya terlambat! Tentang hukuman saya...!!”

“Tidak masalah. Seorang mekanik menunjukkan harga dirinya dari hasil yang ia tunjukkan!!”

“Mendengar itu Quenser langsung menuju lantai tiga dengan menggunakan tangga yang menempel di dinding yang bisa naik ke atas dengan menggunakan sebuah tombol.

“(...Ohh. Aku beruntung sekali orang tua itu pengertian. Aku rasa aku tidak perlu takut dengan orang ini.)”

“(...Yah, kalau dia tidak berguna aku akan menaruhnya di dalam drum kosong dan memukulnya tongkat besi di luar.)”

Saat mereka saling berguman tanpa didengar oleh yang lainnya, dua orang itu mulai bekerja di lantai tiga.

Wanita tua itu sedang mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan sistem.

Kokpit Object (dan pendorong darurat) terletak di bagian belakang dari tubuh bulatnya. Tidak ada yang mau memikirkan hal ini, tapi sang pilot elit akan keluar ke atas dengan arah diagonal dari bagian belakang jika berada dalam keadaan darurat.

Saat itu, puluhan palka pelindung dibuka untuk membuat jalan masuk ke dalam bola itu dan cahaya monitor di dalam kokpit itu terlihat bercahaya seperti di dalam terowongan. Terowongan itu bukan hanya jalan menuju ke dalam kokpit tapi juga sebagai jalan bercabang untuk masuk ke dalam ruang perawatan ke ruang reaktor, pintu berlapis dua di mana bahan bakar cadangan berada, atau ruang untuk ruang untuk mengganti kotak tertempel yang menghabiskan gas bertekanan tinggi dan terkunci. Ini adalah jalan terowongan subway yang terbuat dari beberapa lapisan dan rel yang mudah berganti.

Sementara itu, wanita tua itu bersandar di pagar besi di dekat terowongan itu dan melihat peralatan tangannya.

“Itu terhubung langsung dengan sistem nirkabel Object bukan? Kalau tidak membutuhkan kabel panjang untuk menyambungkannya, kenapa kita harus masuk ke semua pelindung untuk masuk ke dalam kokpit?”

“Dasar bodoh. Pelindung Object menutup semua sinyal elektromagnetik. Kalau tidak, Object musuh bisa mengacaukan sistemnya di tengah pertempuran.”

Tiba-tiba sebuah warna putih kebiruan melintas di pojok pandangan mereka, dan mereka berdua terdiam. Orang tua lain sedang mengerjakan zirah Object.

Tubuh utama dari Object sendiri memiliki tinggi 50 meter, tapi bagian utama itu tidak terbuat dari lelehan besi semata yang dibuat secara sembrono. Lapisan logam seperti tatami yang bengkok disiapkan sebanyak puluhan, ratusan, ribuan, dan puluhan ribu dari mereka digabungkan untuk menciptakan bola besar ini.

Tujuan utama dari lapisan sebanyak ini adalah untuk memecah dan menyebarkan sebuah tekanan daripada sebuah kekuatan pertahanan dinding yang tebal. Teorinya hampir sama dengan rompi anti peluru, tapi bedanya monster ini menggunakan lapisan logam yang bahkan bisa menahan tekanan serangan nuklir.

“Ini disebut zirah bawang bukan? Bukan hanya kekuatannya, tapi lapisannya juga bisa diganti jika Object musuh menyerangnya. Siapa pun yang mengeluarkan ide ini seharusnya mendapat sebuah penghargaan Nobel.”

“Memang terdengar sederhana, tapi setiap lapis dari zirah ini dibuat khusus dan ditempa oleh seorang pengrajin pedang samurai dari Jepang.”

“Logam panas itu memiliki beberapa miligram bubuk mesiu yang ditambahkan saat ditempa bukan? Dari yang kudengar cara itu membuatnya kuat, tapi sangat sulit untuk didaur ulang.”

“Semua ini berkat penempa besi itu. Senapan mesin saja tidak bisa merusaknya, bahkan membuatnya rapuh.”

Quenser dan wanita tua itu melihat ke bawah dari jalan masuk itu saat sebuah forklift membawa sebuah lapisan logam itu dari bawah. Forklift itu memiliki tulisan “Kemenangan Paling Indah bagi Putri Milinda!!” tertulis di bagian samping dengan bahasa Inggris.

(Itu putri yang tadi.)

Saat Quenser sedang berpikir, wanita itu tua itu berkata padanya.

“Sejujurnya, aku lebih terkejut dengan mekanisme dari arus listrik yang disuplai dari reaktor itu dari pusatnya dan menyuplai tenaga untuk meriam laser di permukaan luar benda ini tanpa menggunakan satu kabel pun.”

“Benda ini menggunakan tenaga listrik dari papan sirkuit, kan? Dengan mengatur sekatan material dan material konduksi di satu tempat dan membakarnya di pelat logam, tenaga bisa disuplai tanpa harus mengurangi pertahanannya dengan membuka lubang palka zirah untuk kabelnya. Orang yang memiliki ide ini seharusnya mendapatkan penghargaan nobel juga.”

“Benar-benar, bocah. Kau membuatnya terdengar begitu mudah.”

Wanita tua itu menganggukkan kepalanya. Di saat yang sama, dia mengeluarkan perangkat lunak Object dengan tangannya yang lincah di peralatan di tangannya.

Saat dia melanjutkan pekerjaanya, dia menanyakan Quenser sebuah pertanyaan.

“Jadi kau berharap menjadi seorang insinyur senjata?”

“Eh? Oh, tentang keinginanku menjadi seorang desainer Object. Yah, kalau buatku sih yang penting bisa mendapatkan posisi yang bagus dan kekayaan seumur hidupku. Selama bisa mendapatkan status sosial dan kekayaan, aku bisa melampaui semua orang yang berada di status yang sama denganku.”

“Kau tidak akan bisa mendapatkan kehidupan yang layak jika tidak menjadi seorang pedagang. ...Yah, itu hidupmu bocah, jadi aku tidak akan menghentikanmu. Jadi apa yang kau pikirkan dengan pengalamanmu di lapangan sebagai insinyur senjata?”

“Aku rasa aku ingin memulai dengan membongkar frame utamanya.”

“Dasar bodoh. Tidak ada orang baru yang bisa mengambil semua pekerjaan di satu object. Kau seperti berkata impianmu menjadi seorang miliuner. Kau terlalu berkhayal. Seharusnya murid sepertimu mulai belajar dengan replika Object saja dan bekerja di kontraktor pertahanan dan belajar hal yang lebih kompleks di sana?”

“Yah, aku tidak begitu nyaman dengan replika itu.” mungkin dia merasa agak berat di pikirannya, karenanya Quenser membuat tampak yang tidak menyenangkan. “Mesin ini bergerak dengan mencontoh pergerakan hewan dan serangga, dan aku tidak menyukai laba-laba dan kecak dan serangga lainnya. Meski hanya meneliti tentang serangga, aku rasa penelitian seperti itu tidak berguna untukku.”

“Dasar pengecut. Kau akan menyesal jika kau tak mempelajari dasar dari semua ini.”

“Aku ingin mempelajari Object dengan fitur standar seperti yang putri itu gunakan di medan perang supaya aku cepat mengerti tanpa harus melewati tahap-tahap menyebalkan itu.”

“Memangnya kau pikir kenapa para penguasa itu membangun kebun binatang dan museum serangga di kota-kota besar? Mereka menghabiskan uang pajak orang-orang untuk memberikan inspirasi kepada para pemuda yang akan menjadi desainer Object.”

Wanita tua itu mendesah.

Quenser melihat ke jalur terowongan ini yang mengarah menuju kokpit.

“Ngomong-ngomong tentang masa muda, bukannya ini saat buat pilot...atau apalah itu, pemilihan para Elit? Saat aku masih belajar di tempatku yang aman, pejabat pemerintah yang mengenakan pakaian serba hitam datang dan berkeliaran di sekolahku.”

“Mereka melakukannya empat kali dalam satu tahun, tapi mereka tidak akan menemukan yang berkualitas seperti tahun ini.”

“Elit harus menguasai Elemen bukan? Apa itu?”

“...Itu adalanya penyebutan umum untuk seorang pilot Object yang harus dikuasai.” Jari wanita tua itu berhenti menggerakkan alat di tangannya dan nadanya terdengar dingin. “Beberapa bilang jika itu adalah semacam kekuatan Esper yang membuat mereka bisa mengoperasikan benda-benda tertentu. Yah, katanya kekuatan itu hanya didapat dari mereka yang terlahir dengan kekuatan itu, tapi Elit adalah proyek militer yang telah melalui pengadaptasian oleh para pejabat militer itu. Dengan metode menciptakan mereka, masalah yang paling besar adalah masalah hak asasi manusia daripada masalah kekurangan uang atau peralatan.”

“Maksudmu...?”

“Mereka yang terpilih secara otomatis akan kehilangan hak kemanusiannya, tapi tak pernah ada yang mengeluh soal itu karena para Elit memilih bertarung untuk negara mereka bahkan setelah melalui percobaan seperti itu. Orang-orang seperti itu bukan orang biasa.... Para Elit tumbuh dan berkembang dengan mempiloti Object, senjata paling mutakhir, dan akan menjadi masalah jika mereka melawan negara mereka sendiri.”

Mereka mendengar suara mekanika dan wanita tua itu berbisik. “Jangan berbicara dengannya.”

Sebuah kursi keluar dari terowongan itu menggunakan elevator kokpit. Putri Elit itu duduk dengan tubuh bagian atasnya yang terpasang sabuk yang membentuk huruf H.

“Jadi akhirnya kau sampai juga, tukang tidur.”

“Aku minta maaf. Aku tidak menyesal.”

“Ini bocah, aku punya pekerjaan untukmu. Periksa kursi pelontar otomatis ini. Tak ada orang yang mengerjakan bagian ini karena orang bilang kalau ini adalah pertanda buruk.”

Di berbagai usia, pekerjaan seperti ini pasti diserahkan kepada para amatir. Para amatir harus mengerjakan pekerjaan ini, pekerjaan yang tidak berguna karena harus melihat para pro bekerja di sudut matanya.

Quenser berbalik ke posisi di belakang gadis itu dan mulai bekerja.

“Berbicara mengenai mitos, kenapa Object harus berwarna putih? Atau ini karena kamuflase di dalam salju?”

“Pertamanya memang seperti itu,” kata gadis itu.

“Tapi raja makhluk buas yang tidak memiliki musuh alami tidak perlu bersembunyi dan membayar untuk biaya pengecatan yang mahal, jadi ini hanya ‘putih’. ...Bukan berarti monster setinggi 50 meter ini tidak bisa disembunyikan begitu mudah.” Tambah wanita tua itu.

“Heeh. Ini tidak sama dengan soal replika yang tadi kita bicarakan, tapi aku dengar rumor bahwa musuh membuat proyek untuk menjadikan Object seperti hewan buas atau serangga.”

“Ada juga rencana untuk membuat mode yang sangat buruk di mana benda ini terus membuat suara yang berisik dari gir yang saling bergesek. Tidak ada rencara yang benar-benar bagus.”

“?”

“Musuh bukan satu-satunya yang bisa melihat Object. Bagaimana kalau prajurit kita yang melihat Object itu ketakutan karena desainnya yang menakutkan dan menurunkan semangatnya; dan saat kita melakukan parade militer di tengah kota dengan desain yang menakutkan itu.”

“Begitu ya,” jawab Quenser. “Lalu bagaimana dengan sebuah sabit yang turun dari atas dengan digantungkan pada sebuah tali?”

“Itu simbol keberuntungan tradisional.”

“Itu memberikan kita kemenangan,” sela gadis itu.

Saat dia mendengarkannya, Quenser melanjutkan menggerakkan kunci inggrisnya.

Dia mendengar suara klik dan gadis itu menganggukkan kepalanya saat dia mau menceritakan hal lain seperti jimat pembawa keberuntungan. Quenser melihatnya dengan penuh tanda tanya dari balik tempa duduk di balik kepala gadis itu.”

“Aku tidak bisa bernapas.”

“Sial! Dasar bodoh!! Jangan main-main dengan sabuk itu!! Dasar putri keras kepala!!”

“Apa!? Apa aku melakukan sesuatu yang salah!?”

“Aku tidak bisa bernapas,” ulang si gadis.

Quenser dengan panik mengambil alatnya lagi, tapi dia tidak apakah itu akan memberikan efek ke sabuk itu.

Perempuan tua itu lari ke elevator khusus pekerja kecik.

“Aku akan mengambil pisau!! Bocah, kau tangani dia dulu! Tarik sabuknya untuk memberikan celah agar gadis itu tidak pingsan saat aku kembali nanti.”

Saat Quenser masih berada dalam keadaan panik, perempuan tua itu sudah pergi.

Dia dengan cepat mengitari kursi itu dan berdiri di depannya.

“A-aku minta maaf!”

“Tidak apa-apa... tapi lakukan sesuatu.”

“Oke!!”

Quenser melakukan apa yang disuruh perempuan tua itu tadi untuk menarik sabuk itu untuk menahan gadis itu agar tetap sadar.

...Tapi desain sabuk berbentuk H itu masuk terlalu dalam ke dalam dada perempuan itu yang membuat dadanya terlihat kencang.

“Umm...”

Jari Quenser tertahan entah karena apa.

Heavy Object v01 050.jpg

Untuk memegang sabuknya itu, dia harus menyangkutkan sabuk itu dengan jarinya di bawah sabuk itu, tapi dia harus masuk ke dalam celah payudara gadis itu.

(Meski tubuhnya seperti anak kecil, dia punya bagian yang menonjol di sini...)

Saat pikiran tidak berguna itu terus berkutat di dalam pikiran Quenser, dia mendengar suara pelan gadis itu.

“...Aku akan mati.”

“!?”

Itu benar. Dia tidak boleh ragu di saat seperti ini.

(Aku akan menyelamatkan nyawa seseorang di sini. Ini serius. Aku mengacaukannya. Aku harus siap untuk hal ini. Tapi itu adalah payudaranya. Tidak, tidak, masalahnya bukan di sini. Aku harus tetap serius. Kalau aku tidak cepat, nyawanya dalam bahaya. Aku harus menyelamatkannya. Aku perlu melakukan sesuatu untuk putri ini. Ini payudaranya!!)

“Ooohhhhhhhh!!”

Saat dia telah siap untuk kondisi ini, Quenser meraih dada gadis itu dengan menghilangkan semua beban pikiran di kepalanya.

“Ee...!?”

Sang putri menjerit dengan suara kecil seperti seekor binatang kecil dan Quenser kemudian berhenti.

(Tidak bagus. Bukannya melihat sabuknya, aku malah melihat dadanya. Aku tidak mungkin meraba dadanya dengan nafsu saat aku membuatnya begitu takut kehilangan keperawanannya. Tapi apa yang harus aku lakukan? Bisakah aku menyelamatkannya tanpa harus terlihat begitu nafsu!?”

“Penanganan... darurat...” kata putri itu dengan wajah yang semakin pucat dan pucat.

“Apa? Kau punya ide!?”

“Ya... tapi...”

Saat dia mau mengatakannya, gadis itu menekan sebuah tombol dibalik kursinya.

Segera setelah itu, kursi itu meledak.

Sabuk berbentuk H yang mengikatnya kuat itu tadi secara otomatis mengendur dan kursinya terbang ke langit. Namun, Quenser tidak hanya bisa melihat saja. Udara bertekanan tinggi yang dikompres begitu kuat meluncurkan Quenser itu beberapa meter ke atas.

Quenser mendarat dengan berguling di landasan pacu dan dia melihat sebuah bunga putih di pojok matanya.

Itu adalah parasut darurat.

Normalnya, elevator berkecepatan tinggi akan membawa kokpitnya ke bagian luar, kursi itu lalu akan dilontarkan ke udara, dan akhirnya udara bertekanan tinggi di seragam gadis itu akan aktif pada tahap ketiga. Namun, dia hanya melakukan tahap ketiga saja yang membuatnya terbang ke atas langit-langit.

(Pelontar darurat itu benar-benar membawa kesialan.)

Saat dia berguman di dalam hatinya, Quenser mendengar sebuah suara.

“Ini adalah pertama kalinya aku melakukan hal ini.”

Part 7

Saat matahari sudah tenggelam, ini adalah saatnya untuk makan malam.

Daripada pergi menuju mes aula, Quenser menuju tempat di mana salju turun. Dia akan mengadakan barbekyu malam ini. Dia sudah menangkap seekor rusa, Heivia tentu saja akan ikut, dan sepertinya atasan mereka, Froleytia, juga akan ada di tempat ini juga dengan alasan dia sangat peduli dengan keadaan bawahannya.

Semua orang merasa bosan karena semua urusan tentang perang telah diserahkan kepada Object sendiri. Kalau mereka menawari acara ini ke orang lain, mungkin 800 orang tentara yang ada di sini juga akan ikut, tapi Froleytia bilang bahwa acara ini adalah acara pribadi khusus untuk mereka bertiga saja. Lagi pula mereka hanya memiliki daging yang terbatas.

Dan akhirnya mereka bertiga memulai acara barbekyunya.

Mereka membuat acara ini di luar markas area perawatan.

Zona markas ini tidak lebih dari kumpulan beberapa kendaraan besar dan mereka secara sembunyi-sembunyi berkumpul di sebuah tempat kosong yang dikelilingi fasilitas ini di semua sisi jadi angin dingin tidak akan menganggu mereka terlalu banyak. Di sini, mereka membuat sebuah api unggun dan meletakkan pelat metal di atasnya.

Froleytia, atasan mereka, adalah orang pertama yang datang ke tempat ini dan sedang menghangatkan tangannya di api yang dia buat. Dia mungkin adalah orang yang sangat berharap pada acara api unggun ini.

“Bahkan ketika aku menghangatkan diriku, udara dingin masih terasa di tubuhku. Aku perlu makan makanan berlemak agar tubuh bagian dalamku juga merasa hangat.”

Quenser melongok ke kaki Froleytia.

“Bukannya memakai stocking lebih hangat dari pada melepasnya?”

“Apa kau ingin aku memakaikan stoking ini di kepalamu supaya kamu bisa tahu, Quenser? Stoking ini cuman buat penampilanku saja. Gak lebih. Memangnya aku memilih stoking ini supaya aku gak merasa dingin, begitu? Aku iri sama kalian yang selalu memakai celana panjang itu seharian,” kata perempuan dengan rok ketat itu sebelum berbalik melihat Heivia. “Kerja bagus Heivia, Berkatmu, sekarang landasan ini bisa dipakai untuk lepas landas kapan saja. Aku yakin grup STOL dari unit angkatan udara juga berterima kasih untukmu.”

“Heh heh. Gak masalah buatku.”

“Tapi angkatan udara itu memang sangat gak berguna. Para pengecut itu mengangkat semua senjata mereka dari pesawatnya dan mengaku karena bisa menambah kelincahan dan kesenyapannya. Aku yakin kalau mereka semua itu takut ditembak oleh musuh jika dilihat membawa senjata dan dianggap sebagai musuh. Mereka semua dengan bangga mengaku kalau mereka spesialis di bidang intelijen, tapi hampir semua informasi Object yang ada didapat dari pertarungan sang Putri.”

“Brengsek!! Aku sudah merasa kalau pekerjaanku ini sia-sia, tapi yang lebih membuatku kesal lagi adalah ketika aku mendengar kalau pekerjaan ini benar-benar sia-sia!! Dan dari yang kudengar, salju akan turun lagi besok pagi!!”

“Well, masa-masa pesawat tempur juga sudah berakhir ketika Chemical Oxygen Iodine Laser mulai dipasang di pesawat-pesawat bomber. ...Unit itu terlalu besar untuk dipasang di pesawat tempur. Saat cahaya laser itu mulai bermain, terbang dengan kecepatan cahaya sudah bukan masalah lagi. Dan kemudian Object tinggal mengikutinya. Mereka memiliki beberapa jenis laser. Mereka bisa menembaknya di semua arah dan sisi. Sangat sulit untuk melawan serangan seperti itu dengan pesawat tempur biasa. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan angkatan udara sekarang adalah mengantar piza dari wilayah negara aman sebelum piza itu dingin.”

“...Itu ada 700 meter. Aku membersihkan landasan pacu sepanjang 700 meter itu sendirian dengan tenagaku sendiri!!”

Saat Heivia masih penuh dengan rasa marah, Froleytia merasa cukup dengan mendengar suara Heivia dan berpura-pura tidak melihatnya. Ia kemudian berbicara kepada Quenser dengan suara yang lebih bersahabat dibandingkan pada saat dia memberikan perintah para bawahannya.

“Omong-omong, aku dengar kamu mengobrol dengan sang putri di luar wilayah markas,” tanya sang atasan super cantik Heivia yang dengan hati-hati merawat kukunya walau dia sendiri berada di garis depan.

Suaranya terdengar seperti hal ini lebih penting daripada kenyataan bahwa Quenser telah melanggar perintah.

“Umm, apa itu masalah? Aku berbicara dengannya beberapa kali di bagian perawatan, jadi aku hanya berinteraksi dengannya seperti biasa.

Apa aku harus menceritakan lagi soal posisi kami?”

“Aku tidak ada masalah dengan itu. Dan kudengar, pihak medis memberikan dia ransum yang lebih buruk dari milik kita yang katanya membantu tubuhnya agar tidak menderita, tapi kalau menurutku hal itu malah membuatnya tambah stres karena harus makan makanan yang sangat buruk itu setiap saat.”

“Bukannya Putri Elit itu memiliki gedung rekreasi khusus? Dari yang kudengar, tempat itu memiliki peralatan penyembuh digital,” kata Heivia dengan begitu sopan yang jarang sekali dia gunakan sehari-hari.

Froleytia mengambil sepotong bagian daging rusa yang lembut dengan sumpit yang dia gunakan karena obsesinya dengan Jepang.

“Barang-barang seperti itu menghabiskan banyak uang, tapi tidak ada keuntungan yang bisa diambil. Apa kau pikir kau bisa bersenang-senang dengan materi pelajaran yang diberikan oleh gurumu di sekolah? Sepertinya, sang putri sudah pernah sekali ke tempat itu dan tidak pernah kembali ke sana lagi.”

“Jadi begitu ya,” jawab Quenser saat dia teringat akan perbincangannya dengan sang putri di awal hari tadi.

Dia tidak bisa membayangkan apa yang bisa membuat sang gadis tersenyum.

Itu adalah gadis yang berkata padanya bahwa mungkin dia tidak bisa memenangkan pertempuran berikutnya.

Saat kalimat itu menguap di pikirannya, Quenser bertanya, “Apa dia pernah sekali kalah, Froleytia?”

“Ya,” dia langsung mengkonfirmasikannya sambil berangan-angan kalau ada bir yang bisa dia minum sambil memakan daging ini. “Aku sudah

kalah 3 kali saat mengomando unit dari jauh dan sekali dengan unit aku tempati. Itu sangat buruk. Kritik yang datang saat aku kembali pulang lebih buruk dari yang aku bayangkan. Tapi aku tidak terlalu terkejut karena aku kehilangan senjata yang digunakan untuk rencana strategi nasional.”

“Eh? Object itu bersinonim dengan perang, bukan? Apa yang kau lakukan ketika pihak musuh menghancurkan Objectmu? Aku ragu kau bisa melawan balik dengan tank dan pesawat,” tanya Heivia dengan rasa penasaran.

“Sederhana. Kau mengibarkan bendera putih.”

“Hah?”

“Perang saat ini sudah bukan perang habis-habisan. Saat Object musuh sudah hancur, pemenang sudah bisa ditentukan. Dan sang pemenang tidak perlu capek-capek mengejar unit infanteri yang berlarian ketakutan. Tidak pernah ada perjanjian yang pernah dibuat untuk menyatakan penyerahan, tapi salah satu fakta perangnya adalah bahwa tidak perlu ada lagi pihak yang perlu melawan balik. Saat sebuah unit mundur dan menyerahkan wilayahnya, tidak perlu lagi membuat masalah semakin rumit dan mengejar mereka sampai musnah.”

Melihat mulut yang terbuka dari kedua prajurit tamtama tersebut, Froleytia tersenyum ramah.

“Ha ha. Aku mengerti kalau kalian terkejut dengan hal itu. Saat mereka melatihmu, mereka tidak ingin menurunkan tekanannya, jadi mereka tidak pernah membicarakan masalah itu denganmu. Tapi lihat aku, aku bergabung dengan militer sejak umur 13 tahun dan aku telah terjun dalam berbagai penyerangan, tapi aku sama sekali tidak memiliki bekas luka sedikit pun. Untuk menghindari kematian yang tidak diperlukan, kita menggunakan Object yang mengumpulkan semua kekuatan militer menjadi satu daripada menyebarkannya. Kulitku yang cantik ini menunjukkan sebuah ‘medan perang yang aman’.” Froleytia memutar sumpitnya sedikit. “Apa kau tahu alasan pertama kenapa seorang tentara dikirim kembali ke tempat mereka berasal bukan karena tertembak oleh musuh atau menginjak ladang ranjau? Sebenarnya alasan pertama mengapa banyak yang dipulangkan adalah pertengkaran antara laki-laki dan perempuan. Di medan perang modern, kau harus lebih khawatir dengan masalah asmara daripada peluru. Bukankah tempat ini sangatlah damai sekali?”

Quenser setuju dengan pendapat Froleytia tapi kemudian dia memiliki sebuah pertanyaan yang muncul di benaknya.

“Tunggu, tapi Froleytia, bukannya kau melancarkan serangan meriam ke arah markas musuh dengan menggunakan Object milik sekutu kita di pasifik pagi tadi?”

“Kau memiliki ingatan yang bagus, Quenser. Itu bukanlah perang melawan pasukan negara lain. Perang melawan gerilyawan dan teroris tidak lebih dari sebuah perlawanan bagi kita. Jadi operasi seperti ini tidak dihitung sebagai perang. ...Dengar dan ingat ini. Rencana paling efisien dalam operasi seperti ini adalah dengan menggunakan Object. Negara-negara besar memerlukan pasukan dengan kekuatan untuk menekan dan kecakapan yang tinggi.”

Saat percakapan ini merusak rasa makanannya, Quenser memutuskan untuk mengganti tema pembicaraan mereka. Tema yang lain yang muncul selain Object adalah dengan membicarakan makanan yang sedang mereka makan saat ini.

“Jadi apakah tentara dilatih untuk berburu? Aku hanya berada di tingkatan di mana aku hanya bisa menangkap seekor salmon dalam 3 jam.”

“Senapan modern tidak hanya memiliki teropong. Mereka juga memiliki kamera inframerah dan mikrofon untuk mencari musuh. Dengan itu, kau bisa mencari dan melacak targetmu dalam berbagai cara. Sebenarnya sih aku pasti bisa mendapatkan sesuatu di luar sana bahkan jika hanya memiliki tongkat pancing saja. Meskipun sebenarnya produksi senapan sendiri merupakan pemborosan pajak karena semua pertarungan dan perang diserahkan kepada Object.”

Froleytia kemudian berbicara sambil menunjukkan dirinya yang sangat handal menggunakan sumpit.

“Kecuali kalau garis suplai terpotong, kita akan terus mendapat makanan dari negara kita. Dan markas ini tidak akan bisa diambil selama kita memiliki Object di tangan kita. Bahkan jika aku adalah prajurit baru, mereka tidak selalu melatih kita untuk berburu binatang. Setidaknya, itu bukan keterampilan yang dibutuhkan seorang insinyur perang.”

“Insinyur perang...hm? Aku tidak terbiasa dengan istilah itu.”

“Manajemen dari markas ini tergantung dari pajak. Jika kita tidak memberikan pekerjaan kepada para murid yang selalu menganggur, itu bisa mempengaruhi suara yang didapat dari para politisi itu. puncak dari pemilihan umum sudah dekat di negara kita dan Konselor Flide mulai khawatir.”

Ada banyak jenis dari insinyur perang, tapi yang dipilih oleh Quenser dan kawannya itu adalah tentara yang menangani ledakan. Namun, mereka terlalu profesional dalam hal tersebut terutama untuk membunuh tentara lawan. Maka dari itu, mereka menggunakan kemampuan itu untuk menghancurkan jembatan untuk menghancurkan jalur musuh atau meledakkan batuan untuk menghalangi jalan lawan.

Untuk murid yang penuh dengan pengetahuan yang tidak lazim dan tidak memiliki keberanian untuk menembak seseorang, peran ini sangatlah sempurna. Ada juga kursus untuk menjadi tenaga medis, tapi Quenser lebih akrab dengan mesin daripada benda hidup.

“Tapi markas kita kan adalah sebuah pangkalan wahana, jadi kita bisa membangun markas kita di manapun kita inginkan, dan kita juga memiliki Object. Tidak banyak yang bisa dilakukan bagi insinyur perang seperti kami.”

“Itu bukan hanya untuk insinyur perang. Hal itu juga sama saja bagi semua tentara di markas,” kata Froleytia saat dia menggunakan sumpitnya untuk mengambil potongan kecil salmon. “Sial, ini adalah dunia yang sangat damai. Rasanya pistolnya berkarat lebih cepat dan aku cepat jerawatan karena terlalu banyak nutrisi yang aku makan.”

“Aku tahu. Selama kita memiliki Object, kita aman. Setelah tiga tahun di markas ini, aku telah memiliki tiket untuk penghargaan yang menungguku di rumah dan Quenser bisa kembali ke rumahnya dan menjadi sarjana terkemuka di sana,” kata Heivia dengan senyum saat dia menepuk Quenser di bahunya.

“Bocah seperti kalian membuatku iri,” ejek Froleytia, tapi dia sama sekali tidak cemburu terhadap mereka. dia lebih memilih dipromosikan sebagai seorang pejabat politik setelah lepas dari kemiliteran.

“Yah,” kata Quenser. “Selama kita memiliki Object, bahkan orang lemah seperti kita bisa ikut berperang di dalam perang.”

Kata-kata Quenser menyiratkan satu-satunya kebenaran di muka bumi ini.

Itu benar selama mereka memiliki Object.

Part 8

Di hari berikutnya, mereka akan tahu.

Mereka akan tahu neraka macam apa yang menunggu mereka yang dimanjakan oleh kedamaian yang ditawarkan oleh Object yang menghancurkan Object musuh.

Froleytia sudah mengatakan bahwa mereka tinggal menunjukkan bendera putih jika mereka kalah..

Namun, dia juga telah mengatakan hal lain.

Tidak pernah ada perjanjian yang dibuat untuk hal itu.

Part 9

Sebuah ledakan memecah langit Alaska.

Object yang berada dalam mode transparan itu sedang bertarung dalam jarak 10 km jauhnya dan badai salju ini mulai mengeluarkan asap hitam dan berhenti bergerak. Melalui teropong, kursi pilot itu terlempar keluar dan dengan perlahan mengambang turun ke dalam tumpukan salju dengan parasutnya.

Dan...

“...”

Suara yang tidak mengenakkan telinga Quenser bergema di telinga Quenser yang terbawa angin. Lambang keamanan mereka, Object, telah meledak dan dikalahkan oleh Object lawan.

Tubuh besarnya adalah sebuah beda bulat dengan zirah yang tebal. Di empat arah bagian tubuhnya, terdapat empat kaki seperti serangga yang muncul dari tanah. Senjata utamanya adalah dua meriam plasma berkeseimbangan rendah, dengan panjang 50 meter. Setelah gas khusus dimasukkan ke dalam meriam itu, sebuah tenaga raksasa dari reaktor buatan membuat sebuah tembakan plasma yang langsung menembak. Dua pasang meriam itu terpasang di sisi depan, belakang, kiri, dan kanan yang membuat sebuah salib horizontal yang membuatnya bisa menembak dari segala arah. Total ada 8 meriam. Tubuh bulat dan empat kaki dengan sinar laser yang tak terhitung, railgun, dan coilgun, semua berjumlah 100 di seluruh sisi Object.

Tubuh utamanya sendiri adalah 50 meter dan meriam itu memiliki panjang yang sama dengan panjang Objcet memberikan total panjang yang lebih dari 140 meter. Benda bermassa satu gunung itu dengan perlahan mengarahkan meriam anjungannya ke arah yang diinginkan. Dua pasang meriam plasma berkeseimbangan rendah itu mampu melelehkan bunker nuklir yang ditanam di dalam tanah dengan sekali tembakan.

“....Hey,” kata Heivia yang tiba-tiba saja berdiri kebingungan di depan Quenser. “Kenapa benda itu mengarahkan senjatanya ke arah kita? Kalau Object kita kalah, kita tinggal mengangkat bendera putih dan semuanya akan selesai kan? Itu yang Froleytia bilang kan!? Lalu kenapa!? Ini bukan hal yang sangat lama untuk dilakukan. Cepat dan kibarkan bendera putiiiiiiiiiiiiihhhhhhh iiiiiiiiittttttttuuuuuuuuu!!”

Quenser melihat radio yang sejak awal menjadi masalahnya.

Dia bisa mendengar suara yang terputus-putus.

Itu mungkin adalah bendera putih yang telah digitalisasi.

Froleytia pasti telah mengikuti perjanjian yang telah dia katakan untuk mengakhiri sebuah pertempuran. Dia pasti telah berpikir cepat untuk mengurangi angka korban yang terluka dan angka prajurit yang kehilangan nyawanya serendah mungkin.

Namun, Object musuh sama sekali tidak berhenti.

Suara meriam yang membuat penyesuaian arah tembakannya sepertinya hendak mengatakan bahwa ia tidak peduli dengan isi perjanjian itu.

“Lari...” kata seseorang.

Mungkin itu adalah suara Quenser sendiri.

“Laaaaarrrrrrriiiiiiiiiii!!”

Apakah seluruh 800 tentara yang ada di dalam markas ini telah sadar?

Sebuah suara erangan dan kilatan cahaya menguasai semua indera Quenser.

Sesuatu mencoba menghancurkan tulang tengkoraknya, paling tidak gendang telinganya. Object itu menembakkan peluru logam. Ia menggunakan sebuah tembakan plasma berkeseimbangan rendah yang sangat kuat yang bahkan tenaga yang dihasilkan untuk satu tembakan itu terlalu tinggi.

Berapa temperatur yang bisa dicapainya?

Sebelum dia bisa memikirkan hal itu, rasa pusing membuatnya merasa terbang.

Sebuah tembakan laser dari salah satu meriam plasma itu menghancurkan wahana markas mereka dari jarak dekat; dekat dari Quenser. Wahana yang membentuk markas perawatan bagi Object, yang menjadi markas terbesar di markas Alaska ini dengan jumlahnya mengalahkan angka 100 wahana pembentuk zona markas dan salah satu darinya meleleh seperti gula yang meleleh atau seperti gunung berapi yang akan meletus.

Ledakan itu melempar Quenser ke dalam tumpukan salju.

Bahkan ketika tertimbun di dalam salju yang berada di bawah nol, tubuh Quenser tetap terbungkus di dalam keringat.

“Apa...?”

Dia bahkan tidak bisa mendengar suaranya sendiri.

Dia begitu keras berusaha untuk mengecek apa yang terjadi di luar sana meskipun ia kehilangan setengah kemampuannya untuk melihat dan entah kenapa ia masih utuh. Meriam plasma berkeseimbangan rendah tersebut pasti menembak lurus saat mengeluarkan pancaran sinar yang panas itu karena meninggalkan jejak yang dalam di salju.

(Apakah panasnya sangat hebat...itu melelehkan salju...dan menimbulkan ledakan bawah tanah?)

Sangat mungkin jika tembakan itu bisa melelehkan logam dan terjebak di dalam tanah.

Saat Quenser masih linglung di salju ini, seseorang meraih tangannya.

Itu adalah Heivia – darah segar mengalir di kepalanya dan menutupi matanya – nafasnya begitu terengah-engah.

“Hey, kita harus keluar dari sini.”

“...Apa...”

“Kita harus keluar dari sini!! Object kita sudah kalah dan Object mereka sama sekali tidak rusak!! Kita tidak akan bisa melakukan sesuatu bahkan jika kita memiliki 100 tank. Kalau kita tidak keluar dari sini, kita akan dibantai seperti semut!!”

Melarikan diri.

Arti tersebut akhirnya sampai di telinga Quenser.

Saat dia melihat sekitarnya, dia melihat tentara yang lain mulai mengambil aksi. Markas tersebut terdiri dari 100 wahana yang sangat besar. Tentara-tentara tersebut memanjat dan melompat dari satu wahana ke wahana yang lain dan wahana-wahana yang ada mulai memecah formasi mereka karena panik.

Suara teriakan terdengar dari semua arah.

Tidak ada tentara satu pun yang berkata mengenai melawan.

“Sial!! Kirim semua UAV! Pancing Object itu agar tidak mengejar kita!!”

“Apa kita harus mengatur jalan keluar kita!? Apa ada celah sempit gunung yang tak bisa dilewati makhluk setinggi 50 meter!?”

“Apa kita memiliki memiliki persediaan sekam dan suar!? Bahkan jika kita tidak bisa melawan, dia masih bisa meninggalkan jejak kita-...!!”

Karena mereka adalah tentara sungguhan, mereka tahu bahwa sangat tidak berguna melawan Object secara langsung.

Saat Quenser melihatnya, Quenser bertanya dengan kosong ke Heivia.

“Lari... tapi ke mana?”

“...!!”

Ekspresi Heivia lebih terlihat seperti takut daripada marah.

Keadaan ini seperti mendengar betapa putus asanya situasi yang kita rasakan dari seseorang yang memberikan syok dan beban yang begitu tinggi di pundak kita.

Setelah itu, mereka mendengar suara yang mereka kenal.

Melihat ke arah lain, mereka melihat Object dengan diameter 10 kilometer mendekati mereka seperti sedang meluncur. Ia tidak bergerak dengan menggunakan ban seperti mobil. Ia bergerak dengan menggunakan dorongan yang kecil seperti water strider, bergerak secara halus di permukaan tanah dan lereng curam permukaan gunung. Ia bergerak seperti tidak menghiraukan medan yang dilalui seperti cahaya lampu yang bergerak mengikuti kontur tanah.

Suara berfrekuensi rendah seperti cahaya kilat yang begitu dekat tertingal di telinga Quenser.

(Oh, sial. Jadi benda itu menggunakan cara yang sama dengan milik Putri...!)

Saat seluruh wahana markas mereka mulai pergi meninggalkannya, Quenser hanya berdiri di situ linglung di tengah salju.

Object itu mengambang di atas tanah menggunakan tenaga listrik statis. Beratnya lebih dari 20 ton, tapi reaktor yang ada di dalamnya lebih bersih dan lebih kuat daripada reaktor nuklir. Benda itu menggunakan tenaga listrik statis untuk membuatnya mengambang.

Bau yang samar dan khas mencapai di hidung Quenser. Sepertinya, Object itu menyemprotkan material yang menolak tenaga listrik monster itu. Pada umumnya, semprotan itu akan hilang setelah beberapa hari dan dibuat tidak berbahaya untuk tanaman dan binatang, tapi baunya lebih buruk dari darah untuk Quenser.

Benda raksasa yang bergerak di atas permukaan tanah dengan cara meluncur seperti itu sangat aneh.

Wahana markas mencoba melarikan dengan melalui celah di antara dua gunung.

Dengan suara seperti kilat, Object itu bergerak mencoba mendahului wahana itu dan bergerak lewat tepat di sisi diagonal dari salah satu gunung. Kemudian pindah ke dalam jalur dalam lembah untuk memblokir pelarian mereka.

Jalan kabur mereka hanya tetutup selama 20 detik.

“Sial!! Keluar dari sini!!” teriak Froleytia.

Segera setelah itu, Object setinggi 50 meter itu melepaskan tembakan meriamnya.

Tidak, lebih dari itu.

Object tidak hanya memili,i meriam plasma berkeseimbangan rendah. Object ini memiliki reaktor yang sangat bersih dan lebih kuat dari pada reaktor nuklir. Dengan meriam plasma berkeseimbangan rendah, sinar laser, railgun, dan coilgun, monster itu memiliki lebih dari 100 senjata.

Object mulai menembak.

Setiap senjata itu mengeluarkan tenaga yang sangat kuat sehingga membuat kapal tempur akan miring hanya dengan memasangnya saja dan monster itu memiliki 100 senjata seperti itu.

Tidak ada yang tahu berapa kali monster itu menembakkan senjatanya.

Ribuan dan puluhan ribu suara erangan saling bertumbuk dan berkombinasi membuat suara ledakan tunggal.

Saat wahana markas itu memecah formasi mereka dan mencari jalan mereka melarikan diri secara masing-masing, ribuan peluru kilatan cahaya tanpa ampun menyerang mereka semua.

Dinding wahana itu mampu menahan tembakan langsung dari peluru normal, tapi mereka hancur bebarengan dengan suara hancurnya kendaraan yang hancur seperti kertas. Berulang kali terdengar suara ledakan seperti bensin yang terbakar oleh api dan tubuh tentara yang terlempar tinggi ke udara.

Heivia dengan cepat meraih kepala Quenser dan menundukkannya di dalam salju untuk bersembunyi. Bahkan, ini merupakan sebuah keberuntungan karena serangan Object tidak menghancurkan tubuh mereka.

(,,,Tidak...)

Kepala Quenser sendiri masih terasa aman sementara hampir seluruh tubuhnya tidak bisa merasakan berapa suhu temperatur salju ini.

(Tidak ada yang namanya keajaiban atau kesengajaan jika berbicara mengenai Object. Sebuah Object tidak mungkin memulai semua ini dengan cara seperti ini!! Pasti ada alasan dibalik semua ini. Pasti alasan yang logis kenapa kita tidak mati..!!)

Quenser melirik ke arah wahana markas mereka yang hancur terkena ledakan setelah tertembak oleh Railgun yang ditembak secara membabi buta seperti peluru kacang polong (meski benda itu sudah cukup kuat ketika dipasang pada pesawat Bomber). Ada beberapa prajurit yang melarikan diri dari tempat itu, tapi Object itu mengarahkan senjatanya pada wahana markas yang lain.

Melihat itu, Quenser semakin terlihat bingung.

Heavy Object v01 070.jpg

“Berengsek!! Fasilitas perawatan!!” Quenser berteriak dengan sangat keras sampai-sampai ia berpikir bahwa tenggorokannya akan lepas; ia perlu melakukan hal ini agar ia tidak pingsan karena efek ledakan itu. “Cepat pergi dari wahana itu!! Mereka mengincar apapun yang berhubungan dengan Object! Kalau kalian tidak kabur dari tempat itu, kalian akan mati!!”

Saat para prajurit itu melompat dari wahana itu dengan keadaan terkejut, meriam plasma Object, tanpa ampun, menghancurkan markas itu sampai hancur.

Object memiliki makna yang sama dengan perang.

Tak peduli berapa banyak tank atau pesawat, kau tidak akan bisa melawan Object.

Itulah kenapa Object musuh memprioritaskan untuk menghancurkan cadangan suku cadang dan fasilitas lainnya yang digunakan untuk memperbaiki Object. Jika ada sebuah kesempatan untuk membangun kembali sebuah Object, sebuah pertarungan antara Object vs. Object akan melahirkan sebuah pertarungan yang dapat membalik hasil awalnya.

Object itu sama sekali tidak mengampuni nyawa prajurit itu.

Dari awal, Object hanya menghancurkan apapun yang memiliki kemungkinan untuk memberikan serangan balasan. Setelah itu, Object akan menggunakan tubuh raksasa setinggi 50 meter untuk mengejar dan membantai satu demi satu manusia-darah-dan-daging itu seperti semut.

Wahana markas itu dihancurkan satu persatu.

Walaupun mereka tahu monster itu tidak menarget mereka, Quenser dan para prajurit lainnya dengan putus asa bersembunyi. Satu langkah yang dapat membuat salah paham dapat menghancurkan mereka kapan saja dengan mati tertimpa fragmen wahana-wahana itu yang beterbangan ke semua arah.

“Kita harus pergi dari sini selagi bisa,” kata Heivia saat dia meraih tangannya yang bergetar.

Quenser tidak mempedulikan jari-jemari Heivia dan terdiam di situ tanpa emosi dan mendengar.

“Tidak peduli ke mana kita harus harus pergi!! Kita cukup pergi dari sini sejauh mungkin dari monster itu! Ayo lari!!”

Dia tidak sedang memikirkan sebuah strategi untuk mundur; dia sedang memikirkan sesuatu seperti melarikan diri dari sesuatu yang menakutkan.

Dan...

“...”

(Itu...berhenti?)

Object yang telah menghancurkan sebagian besar dari wahana markas itu tiba-tiba berhenti seperti memandangi rongsokan-rongsokan wahana itu. Hanya senjata utamanya saja yang bergerak memindahkan moncongnya secara perlahan seperti sedang mencari sesuatu.

Quenser berpikir bahwa jantungnya akan berhenti.

Sekarang, setelah benda itu menghancurkan semua fasilitas-yang-berhubungan-dengan-Object, apakah benda itu akan memulai membantai semua prajurit?

Pikiran yang paling buruk muncul di kepala Quenser, tapi dia masih tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Hal yang sama terjadi pada Heivia yang berada di sebelahnya. Mereka tahu bahwa musuh mereka adalah manusia yang memiliki otak yang sama dengan mereka dan prajurit sama seperti mereka, tapi kehadirannya seperti tak tertandingi; sama seperti naga raksasa yang melihat mereka. Rasanya seperti melakukan provokasi sederhana saja dapat membuat mereka hancur berkeping-keping dengan cakar raksasanya.

Mereka tahu bahwa Object hanya bergerak berdasarkan perintah sistematis militer, tapi Quenser dan Heivia merasa seperti hewan herbivora yang baru saja melarikan diri dari raja binatang dan hanya berdoa bahwa raja itu mau mengampuni mereka.

Dan...

Object raksasa dengan total panjang 140 meter itu menggerakkan meriam utamanya ke empat arah. Benda itu mengganti arahnya sama seperti gerakan orang yang memalingkan mukanya ke arah lain ketika seseorang menepuk pundaknya. Dengan suara seperti awan petir yang begitu dekat, benda itu kembali ke arah dari mana dia datang. Para prajurit yang berada di jalannya segera berlari untuk menghindar tapi Object itu sama sekali tidak mempedulikannya.

“Apa...?”

Quenser pada akhirnya mengangkat dirinya sendiri dari tanah dan melihat ke empat arah dari mana Object itu datang.

“Kenapa kita masih hidup...?”

Apa yang sebenarnya membedakan dirinya dengan tubuh manusia yang berserakan di tanah tempat mereka berdiri? Quenser sama sekali bidak memiliki jawaban untuk pertanyaan itu. Heivia berbicara dari dekat.

“Aku tidak tahu, tapi ayo pergi. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi kita sepertinya berhasil bertahan hidup. Kalau kita lari secepat yang kita bisa, mungkin kita bisa membuat perubahan!!”

Tubuh Heivia bergetar begitu kuat.

Quenser mengira bahwa Heivia benar, tapi dia berhenti.

Dia merasakan sesuatu di kakinya.

Sepertinya benda itu terlempar dari wahana markas. Itu adalah layar LCD. Lebarnya setara dengan kertas A4 dan memiliki kemampuan nirkabel. Benda itu mengeluarkan tanda berbintik elektronik.

Layar itu menunjukkan peta area itu.

Di titik tunggal itu, sebuah titik merah berkedip.

(...Sinyal pertolongan...?)

Akhirnya Quenser tersadar apa yang dimaksud dari tanda itu.

“Sang Putri!!”

Object musuh memprioritaskan semua kemungkinan yang dapat memperbaiki Object yang telah hancur. Untuk itu, dia harus menghancurkan markas itu sampai hancur dan meninggalkan para prajurit sendirian.

Kalau begitu, bukankah seharusnya musuh juga menargetkan dan memberikan prioritas tertinggi pada pilot Object yang kalah, yaitu sang putri?”

“Hey, kau anak bangsawan dan tamtama satunya lagi!!” teriak Froleytia dari jarak yang tak begitu jauh.

Mereka melirik ke sana dan melihat wanita cantik dengan rambut biru keperakan seperti besi membuat tubuhnya seperti lereng gunung.

“Kita harus menggunakan kesempatan ini untuk kabur!! Aku akan menyiapkan laporan resmi ke tingkat atas untuk melaporkan mundurnya kita dari garis depan!! Jika kita bisa melewati gunung, ada sebuah lembah yang besar. Ada jembatan suspensi di sana!! Saat kita menyeberanginya, kita bisa melarikan diri dari Object itu!! Monster itu mungkin akan mencoba menembak kita dari tepi lembah, tapi kita bisa menyebar dan bersembunyi di hutan conifer di sisi seberangnya!!”

“Tapi..”

Pandangan Quenser terbagi menjadi dua, yaitu pada Froleytia dan papan layar di kakinya.

Sejujurnya, dia merasa lega ketika dia tahu bahwa dia bisa selamat dari situasi seperti ini.

Tapi...

Apa yang akan terjadi pada putri yang masih hidup itu...?

Pikiran itu menghentikan Quenser.

Froleytia sadar tentang layar yang ada di kaki Quenser.

“Kau bodoh! Kenapa kau pikir dia mengeluarkan sinyal pertolongan itu!?”

“....?”

“Itu bukan untuk kita! Sang putri memancarkan sinyal pertolongan itu supaya musuh bisa merasakannya dan agar perhatian mereka teralihkan kepadanya!! Dia memastikan bahwa kita tidak dibunuh!! Apa kau ingin menghancurkan kesempatan yang dia buat itu!?”

Mata Quenser terbuka.

Kata-kata Froleytia menusuk dalam di hatinya.

(Apa itu benar...?)

Quenser melirik ke sekitar area itu dan melihat para prajurit yang seharusnya memiliki tubuh yang berotot dari latihan yang sangat berat dan konstan tapi mereka harus mengabaikan kemampuan mereka itu karena kemampaun Object. Mereka semua melihat Quenser sama seperti Quenser melihat mereka.

Mereka semua terlihat canggung.

Mereka terlihat seperti tidak mau melewatkan kesempatan mereka untuk kabur.

(Apapun yang kau katakan, dia adalah kawan kita; gadis berumur 14 tahun. Dia adalah tipe orang yang menggunakan dirinya sendiri sebagai umpan untuk menyelamatkan kita. Apa kalian serius mau meninggalkan dirinya...?)

“Kita pergi,” guman Heivia. “Kita tidak memiliki pilihan lain!! Apapun yang akan kita lakukan, putri itu akan terbunuh, jadi kita harus kabur sebelum Object itu kembali!!”

“Fuck that! Apa kau mengerti apa yang kau bicarakan!? Apa kau tidak berpikir apa yang akan terjadi pada sang putri jika dia tertangkap oleh musuh yang akan mengatakan peduli setan dengan semangat!?”

“Apa!? Apa kau mau bilang kita harus melawan Object!?”

Mendengar kalimat itu dengan nada yang tinggi membuat Quenser terdiam.

Ekspresi Heivia seperti penuh dengan rasa takut dan malu.

“Semua orang bisa duduk diam di sini tanpa melakukan apapun sambil berpikir apa yang benar dan apa yang salah!! Dan kalau kau berpikir kau bisa melawan Object itu sendirian dan menyelamatkan sang Putri, kau hebat!! Tapi nyatanya, kau tidak bisa melakukan hal itu!! Saat benda itu menangkapmu di radar mereka, kau akan hancur seperti debu dan tertiup oleh angin!!”

Heivia meraih bahu Quenser saat ia masih berpikir.

(...Berengsek.)

Dadanya yang terasa sesak itu adalah respon alami dari seorang manusia.

Quenser merasa sangat takut sebenarnya.

(Tentu saja aku takut. Tidak peduli berapa banyak harapan orang-orang yang aku terima, aku tidak memiliki keberanian sama sekali. Object adalah monster. Melawannya dengan tindakan bodoh seperti ini sama saja dengan lompat ke dalam kematian. Aku ingin menjauh dari sini sebisaku. Heivia benar. Tidak peduli apa yang kukatakan, rasa sakit ini tidak akan hilang begitu saja...)

Namun, kaki Quenser tidak membawanya segera pergi dari tempat ini.

Dia berdiri di situ sambil melihat Heivia sekali lagi.

“...Tapi bukankah sang Putri sedang melawan monster itu?”

“...”

“Monster itu membuat pria dewasa bergetar ketakutan dan membuat kita akan mati karena syok setiap kali benda itu mengarahkan moncong meriamnya ke arah kita!! Dan walau dia sadar dengan hal itu, dia tetap berdiri di sana dan melawan Object itu untuk melindungi kita!!”

Walaupun dia mengendalikan senjata aneh bernama Object, dia pasti pernah merasakan rasa takut. Tidak mungkin dia tidak merasakan perasaan itu saat dia melawan monster itu.

Sehari sebelumnya, dia berkata bahwa dia tidak tahu apakah dia bisa menang atau tidak.

Sang putri tidak mengatakan hal itu dengan maksud yang serius, jadi Quenser berpikir kalau tidak ada makna yang dalam di balik kata-kata itu. Namun, dia salah. Bagaimana jika selama ini dia telah memendam perasaan tidak enak itu selama ini di wajahnya? Bagaimana kalau dia hanya ingin mengatakan hal itu hanya kepada seseorang – siapapun – untuk menghilangkan beban yang selama ini terus menganggunya.

Quenser berpikir tentang apa yang seharusnya dia lakukan.

“... Berikan itu padaku.”

Quenser mengambil sesuatu dari Heivia.

Heivia terlihat bingung, jadi Quenser mengulanginya lagi.

“Berikan senapan itu!!”

Quenser mengambil senapan itu dari Heivia. Senjata canggih dengan kamera infra-merah, mikrofon untuk mencari musuh, dan beberapa macam alat yang lain seperti pembidik.

Namun, Heivia tidak mengerti kenapa Quenser meminta senapannya.

“Apa kau benar-benar akan pergi?” Heivia menarik kepalanya yang terkejut ke belakang seperti anak kecil. “Apa kau tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh raksasa itu!? Apa kau tidak melihat Object itu!? Monster itu adalah reaktor raksasa dengan dinding setebal bunker perlindungan nuklir!! Benda itu tetap bisa bergerak bahkan setelah tertembak dua rudal nuklir!! Sarjana sepertimu seharusnya tahu tentang hal itu!!”

“Aku tahu,” jawab Quenser.

Pekerjaan Heivia sebenarnya adalah seorang analisis Aung mencari karakteristik kelemahan dari sebuah Object, tapi Quenser mempelajari Object dari sudut pandang seorang insinyur. Dari pengetahuannya, dia sudah cukup tahu bahwa mereka sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang.

Tapi...

“Aku tidak memiliki pilihan lain...”

“Apa?”

“Apa kau berpikir kalau Object itu tidak akan mendahului kita kalau kita menyeberangi gunung dan lembah di sisi sebelah sana?”

“Well...”

“Kalau mereka benar-benar ingin membunuh sang Putri, mereka cuman butuh satu tembakan saja. Dan jika mereka ingin menangkap sang putri dan membawanya ke markas mereka, Object itu bebas untuk menangkap kita jika pasukan seperti kita melepaskannya. Benda itu akan segera kembali untuk membunuh kita saat kita menaiki gunung. ...Kau juga melihat gerakannya, kan?”

Quenser bisa merasa bahwa tubuhnya bergetar pada berat senapan itu karena dia tidak pernah secara serius menggunakannya. Dia menekan getaran pada tubuhnya dan tetap maju.

“Sepertinya sang Putri mencoba memberikan kita beberapa waktu, tapi dia mungkin tidak memberikan waktu bagi dirinya sendiri.”

Kalimat yang dia katakan barusan seperti tidak benar-benar nyata.

Dia ingin melakukan hal ini sebelum dia benar-benar dikuasai oleh rasa takut.

“Seseorang harus melakukan sesuatu. Bukan karena ingin bertanggung jawab padanya, tapi demi bertahan hidup.

Part 10

Badai salju yang dingin mengirimkan rasa yang tajam di kulit wajahnya.

Pandangannya yang tertutup oleh warna putih membuat perasaannya tidak enak.

Salju yang dalam menahan kakinya seperti batang kayu yang tertanam dalam di bawah tanah saat Quenser dengan susah payah lari dengan memegang senapannya pada kedua tangannya.

Tujuannya adalah untuk menyelamatkan sang Putri.

Dia tidak memiliki alasan untuk melawan sang Object. Dan sebenarnya, dia dia lari ke monster itu, dia akan mati sebagai sampah yang diinjak daripada dianggap mati sebagai musuh. Quenser berharap bahwa sekarang dia memiliki cara untuk menemukan titik buta dari Object dan menyelamatkan sang Putri, tapi...

(Di mana?)

Senapan itu begitu dingin seperti balok es.

Giginya berderit dan melihat sekelilingnya sambil menahan rasa dingin ini di ujung jarinya.

(Sial! Di mana dia!?)

Dia sangat yakin bahwa layar itu menunjukkan area ini sebagai area yang benar, tapi sang Elit itu sama sekali tidak bisa ditemukan keberadaannya. Apakah pasukan musuh sudah membawanya pergi? Atau dia salah membaca petanya dan pergi ke tempat yang salah?

(Sial! Bagaimana aku bisa hidup selama 6 bulan tanpa mengetahui posisi di dalam peta? ...Sudah berapa banyak aku bergantung pada orang lain?)

Quenser menancapkan kabel ke pembidiknya. Kabel yang lain memiliki earphone kecil untuk satu telinga. Dia memasangnya di telinga kanannya dan mengoperasikan senapan yang tidak biasa ia gunakan ini dengan jari yang bergetar.

Menurut Heivia, senapan ini memiliki mikrofon untuk menemukan musuh.

(...)

Sementara memfokuskan diri pada mikrofon yang mencuat dari senapan itu seperti bayonet, Quenser secara perlahan berputar pada satu titik. Sementara ia sedang memutar mikrofon itu ke semua arah, dia mendengar sebuah suara melalui mikrofonnya.

“Ke sini...?”

Dia tidak terlalu terlatih, jadi dia memegang senapan itu seperti orang lain yang mengarahkannya ke arah suara itu berasal.

Saat dia mendekatinya, dia mendengar bahwa suara itu terdengar semakin besar.

Terkadang, suara itu terdengar seperti suara manusia dan Quenser dengan panik bersembunyi di balik batu.

Quenser hanya menjulurkan kepalanya saja dari balik batu.

Dia bisa melihat manusia di balik salju yang tertiup dengan keras.

Dia mengira bahwa jaraknya dengan jarak sosok manusia itu ada 100 meter. Dari jarak seperti itu, dia tidak akan tahu siapa yang ada di depannya, tapi dia bisa melihat tiga sampai empat orang figur berotot seperti manusia mengelilingi figur manusia yang lebih pendek. Figur yang lebih pendek itu berlutut di bawah dan tangannya berada di balik kepalanya.

(Sang Putri! Sial, jadi dia benar-benar tertangkap...!!)

Quenser membawa kepalanya di balik batu dan melihat ke sekeliling area itu terlebih dahulu.

Dia tidak melihat Object berada di sekitar mereka.

Mungkin benda itu sudah kembali untuk memburu mereka yang selamat setelah sang Putri tertangkap.

Dalam waktu yang singkat, Quenser berpikir bahwa ini adalah sebuah perangkap yang akan menjebaknya dengan sebuah tembakan meriam plasma berkeseimbangan rendah dari jarak yang jauh saat dia misalkan bergerak sedikit saja. Namun, dia sadar bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi. Dia ragu bahwa mereka akan menggunakan Object untuk menjebak dirinya sendiri dan Object tidak perlu membuat sebuah jebakan yang digunakan hanya untuk menjebak seorang manusia saja. Sama seperti gajah, Object akan menghancurkan semut seperti menginjak pasir.

Quenser merasa takut bahwa sensor bahaya di kepalanya sudah tidak bekerja secara maksimal.

Object itu sangat menakutkan sampai-sampai dia benar-benar tidak bisa memikirkan apa pun.

Bagaimanapun, jika dia tenang dan memikirkannya lagi...

(Object tidak ada di sini.)

Quenser menyadari berat senapannya sekali lagi.

Dia menjulurkan kepalanya dari balik batu itu untuk mengecek situasinya sekali lagi.

(Kalau aku bisa melakukan sesuatu kepada empat orang itu, aku bisa menyelamatkan sang Putri!!)

Perasaan tidak nyaman yang melebihi rasa takut akan Object mulai membuat dadanya terasa sesak.

Dia “harus melakukan sesuatu” kepada empat orang itu.

Dengan senapan di tangannya, “melakukan sesuatu” itu berarti adalah menembak dan membunuh empat orang manusia itu. Quenser tidak cukup ahli dalam menyerang mereka tanpa harus mengenai organ vital mereka dan peluru di dalam senapan militer ini cukup ampuh untuk menghancurkan bagian tubuh mereka dengan sekali tembakan. Mereka akan mati karena syok walau tidak mengenai organ vital mereka.

Apakah dia bisa membunuh mereka?

Apakah dia bisa membunuh empat orang untuk menyelamatkan satu orang kawannya?

(Sial!!)

Dia membungkus tangannya yang bergetar tanpa kontrol karena rasa takut.

Dia bisa merasakan giginya yang terus bekertak.

(Ini adalah medan perang. Membunuh mereka adalah hukum di sini! Menyerahkan semua masalah perang kepada Object... apakah ini yang kita serahkan kepada sang Putri!?)

Di dalam usahanya yang harus meningkatkan keberaniannya, Quenser menggedor pahanya dengan kepalan tangannya dan memaksakan dirinya untuk menahan senapan itu. Namun, dia merasa pusing saat dia melihat melalui pembidik itu. dia mundur untuk menahan rasa ingin muntahnya dan entah bagaimana dia berusaha bertahan untuk membidik.

Dia membidik seorang pria yang lebih dekat dekat dengan sang putri.

Dia mengarahkan ke kanan di mana pria yang tidak menyadari keberadaannya itu berada dekat dengan sang Putri.

Sekarang dia tinggal menarik pelatuknya.

Namun, seperti es yang begitu cepat membeku, jari yang berada di pelatuk itu tidak bisa bergerak.

(...Ini adalah manusia.)

Saat dia menahan perasaannya untuk muntah, gambar yang ada di pembidik itu bergerak.

(Ini bukan target yang biasa aku tembak di tempat pelatihan. Ini benar-benar manusia. ini sama sepertiku; prajurit yang terlena oleh kedamaian yang ditawarkan oleh Object yang melindungi negara mereka dan menjamin kepulangan mereka ke negara asal mereka...)

Dia tidak bisa menembak.

Saat dia menyadari hal itu, dia mendengar suara yang dia kenal melalui mikrofonnya.

Itu adalah suara seseorang yang sedang digaet oleh seorang prajurit.

Itu adalah suara yang berasal dari salah seorang prajurit yang dia bidik itu.

“Hei, ayo kita coba daya tahan pakaian khusus Elit ini. Saat Object itu kembali, kita bisa menali tangannya dengan tali dan kita tarik dari belakang. Nanti kita lihat apakah baju itu menahan tubuhnya agar tidak terluka maupun telanjang saat kita kembali ke markas nanti.”

Gerakan Quenser terhenti saat dia mendengar hal itu.

Dia mendengar suara tawa dari beberapa prajurit yang lain.

“Tidak peduli betapa mudahnya meluncur dari salju ini, bukannya nanti mengubah elit itu menjadi daging cincang?”

“Yah, dan apa yang akan kita lakukan kalau dia masih hidup saat kita kembali ke markas kita? Apa kau akan melakukan tes pada tubuh indah Elit ini? Aku dengar orang-orang dari kamar penyiksaan sering mengeluh karena peralatan mereka banyak yang rusak.”

Tidak, bukan gerakannya yang berhenti.

Getaran pada tubuhnya yang berhenti.

Begitu juga dengan perasaannya yang ingin muntah yang membuat tubuhnya bergetar.

Detak jantungnya kembali normal.

Dia mematikan mikrofonnya seperti menutup suara para prajurit yang saling berbicara itu.

Quenser memiliki pemikiran baru.

Dia bidak bisa menarik pelatuk itu karena berpikir bahwa mereka adalah manusia.

Tapi...

Mereka bukan manusia, bukankah begitu?


Suara yang keras seakan meledak dan peluru senapan itu meledakkan kepala salah seorang prajurit yang tertawa itu sebelum Quenser sadar bahwa senapannyalah yang mengakibatkan hal itu. Tidak mempedulikan mayat tanpa kepala itu, Quenser berteriak.

“Menunduk!!”

Apakah Sang Putri yang telah mengerti pada apa yang dia katakan atau malah para prajurit yang berada di sekitarnya?

Saat sang Putri itu melempar dirinya di dalam salju, Quenser dengan cepat mengganti mode senapan itu menjadi semi-auto. Dengan latihan yang sangat sedikit pada tangannya, dia ragu bahwa bisa menahan gaya dorong senjatanya saat dia menggantinya pada mode otomatis. Namun, musuh juga tidak mungkin membiarkan diri mereka ditembak oleh Quenser. Dengan refleks, mereka berbalik dan mengangkat senjata mereka ke arah suara itu berasal.

Quenser bergerak sedikit lebih cepat.

Quenser menembak membabi buta semua yang ada di sana, jadi dia mengarahkan larasnya dari kanan ke kiri daripada dia secara berhati-hati membidik. Dengan cepat dia menarik pelatuknya, dia menembakkan peluru yang terbang dengan jarak waktu yang membuat kematian terasa begitu pendek. Untungnya, dia membuat mereka terkejut. Darah merah tepercik ke udara dan para prajurit itu jatuh ke salju.

(...Sepertinya aku sudah menyelesaikannya...!!)

Namun, dua sisa dari prajurit yang tersisa itu kemudian berhasil menunduk dan kemudian lari dari tembakan membabi buta Quenser. Saat Quenser berdiri karena berat dari dorongan senapannya, dia melihat salah satu dari prajurit yang selamat mengarahkan senjatanya sambil berlutut. Sambil tetap menunduk, sang Putri menendangnya. Di dalam pergulatan mereka, prajurit itu tidak bisa menembakkan senjatanya. Quenser panik, tapi rasa khawatirnya itu tidak beralasan. Sang Putri memegang tusuk logam untuk memasak yang memiliki standar yang sama dengan peralatan bertahan hidup seperti perban dan tongkat pancing. Dia menusuk prajurit itu dari samping.

Satu prajurit yang tersisa mencoba melarikan diri dari sang Putri, tapi dia dengan cerobohnya mengangkat kepalanya terlalu tinggi sehingga berondongan peluru dari Quenser mengenai kepalanya dan membuatnya jatuh ke salju.

Selesai.

Atau itu yang Quenser pikirkan.

Prajurit yang terluka akibat serangan tusukan dari sang Putri menarik pelatuk senapannya dan jatuh ke salju. Sepertinya, dia tidak berniat melakukan itu, tapi dia menarik pelatuk dari pelontar granatnya yang terdapat di bagian bawah senapannya. Larasnya membidik semua arah... yang tanpa sengaja membidik ke arah Quenser.

Suara ledakan yang keras membentuk sebuah bentuk panah daripada garis lurus

Quenser tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Segera setelah itu, Quenser terlempar karena ledakan itu dan rasa sakit menjalar ke bagian atas tubuhnya. Pandangannya tertutup oleh warna putih. Saat pertama, dia berpikir bahwa itu adalah langit, tapi sebenarnya kepalanya tertutup oleh salju. Butuh beberapa saat sampai dia bisa berbaring di sisi tubuhnya.

(... Apa ... yang terjadi padaku.... ?)

Saat dia masih belum sadar apa yang terjadi pada dirinya, semua kekuatannya meninggalkan tubuhnya.

Entah bagaimana dia mampu menggerakkan tubuhnya yang membeku seperti mayat yang telah mencapai tahap Rigor mortis, tapi pegangan senapannya masih ada di jarinya. Lengannya kemudian jatuh di atas salju.

Akhirnya dia bisa merasakan rasa sakit di dada dan lehernya.

(Sial, apa yang terjadi? Apa mereka semua mati? Apa aku meleset? Mereka tidak akan bangun lagi kan?)

Tidak ada lagi suara tembakan.

Dia telah membunuh mereka semua, mereka telah kabur, atau mereka berhenti karena mereka sadar bahwa mereka akan menghabiskan peluru mereka? terkubur di bawah salju, Quenser tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.

(... Kh ...)

Dia melihat lukanya, tapi tubuhnya tidak bisa bergerak sesuai dengan keinginannya.

Sementara itu, pikirannya berhenti berpikiran normal.

(Apa yang terjadi dengan sang Putri...?)

Dia berusaha keras untuk sampai ke tempat ini demi menyelamatkan sang Putri dan dia tidak memiliki tenaga untuk melihat apakah sang Putri masih hidup atau tidak.

Kesadarannya menurun hingga ia turun ke dalam kegelapan.

Bahkan rasa sakit yang ia rasakan tadi menghilang; tidak ada lagi rasa sakit yang membuatnya harus berteriak.

Part 11

Ia serasa mendengar seseorang memanggil namanya.

Yang bisa dia lihat sekarang hanyalah pandangan yang entah berwarna hitam maupun warna-warni. Sepertinya warna itu berasal dari kedua bola matanya yang tertutup yang menghasilkan mosaik tanpa proses dari otak. Sementara Quenser kehilangan keseimbangannya, rasanya dia akan muntah, dan matanya begitu kosong, dia mendengar seseorang memanggil namanya.

“...Hey, bangun, Quenser!! Jangan tidur! Bangun!!”

“Heivia...?” Quenser berguman dengan suara yang serak.

Tubuhnya tenggelam di dalam salju, tapi dia tidak bisa merasakan dinginnya salju.

“Kenapa? Bukannya kau melarikan diri...?”

“Diam. Aku tidak memiliki pilihan lain.”

Heivia memiliki misil anti-tank yang mudah dibawa digantung di punggungnya. Dia sebenarnya tahu bahwa memiliki benda seperti ini pun tidak ada artinya, tapi Heivia merasa bahwa dia harus membawa senjata api sebanyak yang ia bisa bawa. Quenser sepertinya tahu bahwa tubuh Heivia bergetar karena ketakutan.

Rasa takut akan Object tidak akan bisa hilang begitu saja.

Bahkan, Heivia telah mengikuti Quenser.

“...Apakah aku tertembak...?”

“Kau itu amatir. Granat tadi tidak diarahkan ke kamu tapi ke batu yang ada di sana. Tubuhmu bagian atasmu terkena pecahan batu yang meledak tadi. Kalau kau langsung terkena granat itu, tubuhmu pasti hancur. Mereka sengaja melakukan itu.”

“Begitu ya. Aku payah sekali... apa aku pingsan karena ledakan itu?”

Quenser mencoba untuk bangun, tapi ia mengerang setelah merasa tekanan yang begitu hebat di dadanya. Sepertinya efek syok yang diakibatkan ledakan itu tadi membuat jantungnya berdetak cepat. Ia batuk dan akhirnya ia bisa merasakan dirinya yang masih utuh di dalam salju.

“Oh, tidak! Di mana yang Putri Elit...? Apa dia dibawa oleh musuh saat aku pingsan?”

“Apa yang kau katakan? Kau menang. Kau mengalahkan mereka semua, jadi jangan khawatir. Lihat, pahlawan. Putri yang kau selamatkan ada di sana.”

Quenser melihat ke arah yang ditunjuk oleh Heivia dan melihat sang Elit itu duduk sekitar 2 meter dari mereka. Putri berdiri sambil melihat wajah Quenser seperti tidak percaya pada apa yang dia lihat itu.

Ekspresinya saat itu sulit untuk dikatakan.

Hanya saja yang pasti adalah rasa takut yang begitu kuat. Lebih kuat dari syok yang ia rasakan. Dia terlihat tidak bisa percaya bahwa dia telah selamat dan tetap hidup. Emosinya tidak bisa dijelaskan dengan istilah umum yang biasa digunakan.

“Kenapa...?” katanya dengan suara yang bergetar karena emosinya yang masih berkumpul di dalam dirinya. “Kenapa kau datang untuk menyelamatkanku...?”

Setelah itu, apa yang selama ini dia rasakan dan tahan sedari tadi tumpah keluar karena lubang di dalam hatinya.

Atau mungkin dia merasakan sesuatu yang membuatnya tidak bisa berbohong lebih lama lagi.

“Kamu kan tidak pernah diperintah untuk bertarung. Kamu juga bukan Elit. Kamu tidak dilindungi oleh zirah yang anti ledakan nuklir, jadi kenapa kamu ke sini?”

Quenser merenungkan perkataan sang Elit.

Makna yang lebih dalam dari yang biasa sang Elit itu tunjukkan seperti menampilkan pribadi yang berbeda dari yang Quenser tahu.

“Dan aku akan terus menertawakanmu di dalam hatiku.”

Kata-katanya terus tumpah ke luar.

Hal ini sebenarnya agak tidak sopan untuk dikatakan seorang pilot Object yang menjadi ujung tombak angkatan militer dan, sekaligus, wakil dari negaranya.

“Aku akan menertawakanmu karena kau akan selalu membutuhkanku untuk melindungimu dan karena kau akan terbunuh karena Object!”

Namun, hal inilah yang membuatnya kini terlihat seperti manusia.

Quenser sadar bahwa sang Putri itu tidak terlihat seperti air yang bening; ia lebih terlihat seperti air putih yang berbau seperti klorin.

“Aku tidak ingin mengatakan seperti ini dan aku rasa aku memiliki pendapat yang lebih sopan dari itu, tapi aku harus mengatakan ini karena aku memiliki perasaan yang buruk tentangmu!! Kenapa kamu ke sini untuk menyelamatkanku!?”

Quenser dan Heivia saling bertukar pandang.

Mereka kemudian melihat kembali sang Elit.

Mereka melihat seorang gadis yang kehilangan perannya karena kehilangan Object.

“Yang kamu maksudkan dengan ‘perasaan yang buruk’ tentangku itu benar.”

“Eh...?”

“Aku mencoba mempelajari sebanyak mungkin tentang Object, tapi aku sekarang mengerti sesuatu yang kudapat setelah pertarungan hari ini. Benda itu adalah monster. Benar, itu adalah monster. Siapa yang bertarung sendirian di sana selama ini untuk mencegah monster itu datang ke markas kita?”

Gadis itu melihat Quenser dengan pandangan yang terkejut.

Terkubur di dalam salju dengan tingkat gangguan mental dan syok yang tinggi sepertinya tidak menghilangkan keteguhan di wajahnya, tapi Quenser mencoba menggerakkan otot wajahnya yang kaku untuk tersenyum.

“Tapi tidak lama lagi,” kata Quenser sambil mengangkat senapan yang jatuh di dekatnya.

Dia menarik magasin yang telah habis dan menggantinya dengan magasin yang baru yang diberikan oleh Heivia.

Dibandingkan dengan Object, benda ini tidak lebih dari tusuk gigi.

Dengan benda itu di tangannya, Quenser melihat wajah sang Elit dan memperlihatkan mukanya yang kacau itu.

“Kau tidak perlu lagi bertarung sendirian. Apa ada alasan lain yang perlu kau tahu?”

Gadis itu tidak tahu apa yang harus ia jawab lagi.

Dia adalah seorang Elit, pilot yang mengendarai senjata raksasa bernama Object.

Sepertinya tidak ada seorang pun yang pernah berkata seperti itu kepadanya sebelumnya. Dia telah hidup dengan menanggung begitu banyak nyawa di pundaknya, menang adalah hasil yang ingin mereka dengar, dan dia tidak pernah diancam akan kehilangan semuanya jika ia kalah. Dia berusaha sendirian dengan keringatnya sendiri dengan beban seperti itu. Maka dari itu, dia tidak pernah protes atas perannya di dalam perang ini yang tidak memberikan hasil menggembirakan apa pun bahkan ketika dia harus terluka dan berapa banyak perasaan yang kecewa padanya.

Gadis itu tidak begitu menerima apa yang dikatakan oleh Quenser.

Dia berbalik dengan wajah yang kacau kepada Heivia, tapi Heivia menyelanya.

“Aku bukan tentara khusus. Quenser bilang bahwa kamu tidak cukup untuk menjadi umpan dan instingku mengatakan hal itu. aku tahu kalau Quenser itu sangat benar, jadi aku harus menyiapkan sesuatu yang dapat berfungsi sebagia umpan – umpan yang lebih baik dari kita. Kalau tidak, kita akan mati. Dan juga... well ... seperti yang aku bilang tadi, aku tidak memiliki pilihan.” Dengan gayanya yang biasa, Heivia melihat ke sekelilingnya. “Sekarang, putriku dan ksatrianya. Sepertinya kita tidak bertahan di tempat ini lebih lama lagi.”

“...?”

Quenser termenung, tapi dia sadar apa yang dimaksudkan oleh Heivia kemudian.

Keberanian Heivia yang ia paksakan – tersembunyi dibalik ketakutannya – merasakan kehadiran Object yang mendekati mereka dengan suara petir yang menggelegar.

“Ayo pergi! Kau membuat beberapa kegaduhan saat membunuh prajurit-prajurit itu. Object mereka pasti mengarah ke sini.!!”

Heivia menangis karena ketakutan dan mengakhiri suasana menenangkan itu.

Mereka kembali ke neraka yang menyambut mereka.

Permainan kejar-kejaran dengan taruhan hidup dan mati bersama dengan Object yang mengejar mereka telah dimulai.

“Sial! Ke mana kita harus pergi!?”

Salju yang dalam menahan kaki mereka, tapi Quenser begitu kuat berusaha untuk bergerak. Sementara Heivia berteriak begitu keras untuk

menghilangkan rasa takutnya.

“Kau harus mengingat peta area tempat di mana kau berperang!! Ada gua sekitar 50 meter dari sini. Kalau kita bisa ke sana, kita bisa kabur dari Object ini!!”

50 meter.

Itu adalah jarak yang bisa mereka tempuh dengan berlari bahkan dengan peralatan di punggung mereka.

Namun, salju yang dalam ini menahan kecepatan mereka dan Object musuh menggunakan aliran listrik statis yang bergerak dengan mulus di lereng gunung. Gerakannya itu membuat Object terlihat menuruni bukit seperti seluncuran.

Jaraknya sekitar 3 km, tapi jarak itu tidak ada artinya bagi Object.

“Benda itu mengarahkan meriam plasmanya ke kita!!” teriak sang Elit.

(Jika Object itu mengarahkan senjatanya ke arah kita, tidak mungkin bisa mengenai kita tepat sasaran. Apa mereka sudah tidak peduli lagi untuk menangkap Sang Putri hidup atau mati?)

Jarak menuju gua itu anehnya terasa sangat jauh.

(Mereka mungkin bisa mendapatkan informasi di mana Object kita disembunyikan kalau bisa menangkap sang Putri lalu menyiksanya, tapi serangan ini sangat berbeda dari tindakan prajurit-prajurit yang tadi!!)

Ia merasa bahwa kakinya begitu kaku karena rasa takut, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain lari.

“Hei, Quenser. Kau insinyur perang, kan? Apa kau punya peledak?”

“Aku punya 5 kilogram C4!”

“Apa!? Bukannya standarnya 10 kilo!?”

“Aku merasa bodoh kalau membawa peledak seperti itu ke mana pun aku pergi! Dan kenapa insinyur sipil sepertiku harus menggunakan peledak! Benda itu tidak akan berguna bagi Object!!”

“Berikan padaku! Cepat pergi ke sana!! Pemicunya sekalian!!”

Saat mereka mendekati mulut gua itu, Quenser menempelkan clay seukuran kaleng semprot rambut. Bom itu diletakkan di dalam sebuah paket dengan kertas film yang bening dan Heivia menyiapkan penerima sinyal peledak di kertas film itu sebelum menancapkan pemicu lipstik di dalamnya. Dia kemudian menempelkannya tepat di mulut gua itu.

Senjata utama Object mendekati mereka, meriam plasma berkeseimbangan rendah, dengan perlahan mengarahkan senjatanya kepada mereka.

Namun, Heivia lompat ke dalam gua itu sebelum mereka sempat menyalakan pemicunya dan Quenser mengikutinya. Kaki sang Putri tersangkut di dalam salju dan tersandung, tapi dia mampu bangkit kembali dan berguling masuk ke dalam gua.

Quenser dengan panik menangkap sang Putri sebelum berteriak kepada Heivia.

“Hei, apa yang akan kita lakukan sekarang!? Kalau meriam itu menembak gua ini, kita akan dimasak sampai mati!! Tidak peduli berapa dalam gua ini, panasnya akan menaikkan suhu udara di gua ini dan mengubah gua ini menjadi oven untuk memasak kita!!”

“Itulah kegunaan C4! Sekarang, minggir!! Masuk lebih ke dalam!!”

Heivia menyuruh mereka dan Quenser masuk ke dalam gua itu lebih dalam dengan mengajak sang Elit di belakangnya. Setelah masuk sekitar 10 meter, Quenser baru menyadarinya.

Apa yang Heivia rencanakan dengan bom C4 itu?

Dia mungkin telah merencanakan sesuatu saat Object itu tadi mendekati mulut gua ini, tapi Quenser ragu kalau serangan itu akan memberikan efek ke Object. Lagi pula, zirah Object bisa menahan serangan apa pun bahkan serangan nuklir sekali pun tanpa kesusahan sedikit pun.

“Maaf, aku mencoba mengadu keberuntungan kita dari awal.”

Setelah itu, Heivia menekan tombol pemicu ledakan dengan perangkat nirkabel peledak.

Dengan suara begitu menggelegar, langit-langit gua itu runtuh, menutup pintu gua itu.

Heivia sedang mencoba menguji keberuntungan mereka.

Dari awal, dia ingin mengubur mereka hidup-hidup jika tidak ada jalan keluar.

Kedua, suara ledakan yang menekan tubuh mereka menghancurkan gua itu.

Berkat itu, Quenser merasa bahwa gendang telinganya terbakar.

Part 12

Mereka menyusuri gua yang bercabang itu sedikit lebih jauh lagi dan menemukan sebuah pintu keluar yang lain setelahnya. Setelah keluar, mereka bertiga mengubur jalan keluar itu dengan salju. Mereka sebenarnya ingin meledakkannya dengan C4, tapi suara ledakan itu pasti menarik perhatian Object yang mengejar mereka.

Object raksasa itu tidak dapat masuk ke dalam gua, jadi prajurit manusia-dengan-darah-daging pasti akan dikirim untuk mencari mereka bertiga. Mereka ingin musuh berpikir bahwa mereka masih bersembunyi di dalam gua.

Quenser dan yang lain bersembunyi di dalam hutan Conifer di luar gua itu. Quenser yakin bahwa bersembunyi di hutan di saat seperti ini tidak akan bisa menghilangkan hawa dingin yang menusuk di tanah yang membeku ini, tapi hutan ini juga mengurangi aliran angin yang dingin; paling tidak mereka bisa menjaga suhu tubuh mereka.

Sambil memakan ransum mereka yang memiliki rasa nasi mentah yang dibuat dari penghapus, Quenser melihat pintu masuk gua itu.

“Yah, sepertinya mereka tidak tahu ke mana kita pergi.”

“Aku masih bisa mendengar suara rendah itu, seperti suara kilat dan guruh, jadi Object pasti masih di dekat sini,” kata sang Putri Elit itu sambil menegangkan telinganya dan memasukan ransum itu ke dalam mulutnya dengan kedua tangannya.

Mendengar itu, Quenser memfokuskan pendengarannya pada suara yang tidak asing itu.

“Sepertinya mengurusi Elit yang mengendarai Object adalah prioritas utama mereka. Mereka tidak akan berhenti mencari sebelum menemukannya.”

Itu juga berarti bahwa kawan yang sama-sama melarikan diri bersamanya tidak akan dibunuh sampai Quenser dan yang lain ditemukan atau musuh memilih menyerah mencari mereka.

Heivia masih memiliki perangkat nirkabel anti misil tank yang menggantung di pundaknya.

“Hei, karena musuh sudah kehilangan jejak kita, apa kita kita memiliki kesempatan kalau kita melarikan diri sekarang?”

“Mungkin, tapi kita sama saja bunuh diri kalau kita memanjat gunung sekarang,” kata Quenser.

“Sial!” kutuk Heivia.

Gadis Elit itu sedang ngemil ransum berbentuk kotak dan berkata, “Tapi apa kamu benar-benar yakin kalau kita bisa tetap bertindak sebagai umpan sampai mereka pergi?”

“Kita pasti akan mati kalau kita melakukan itu. Kalau tentara musuh menangkap kilasan bayangan kita saja, mereka pasti akan mengirim Object dan akan menembakkan meriam plasmanya ke arah kita! Bahkan kalau kita keluar sebagai umpan, kita tidak akan berbuat banyak!!”

“Kalau begitu, apa kamu mau bilang kita pergi begitu saja!?”

“Ya!! Aku cuman mau bilang itu!! Bahkan tidak mungkin sang Putri bisa melawan monster itu sekarang! Apa yang memangnya bisa kita lakukan!?”

Sang putri menundukkan kepalanya yang menyiratkan bahwa dia telah kalah.

“... Itu karena perangkat itu tiba-tiba saja aktif. Aku butuh waktu untuk menunda mode itu dan Object itu berusaha menyerangku saat aku sedang menunda sistemnya.”

“Perangkat Oh, maksudmu perangkat keamanan.”

Pada dasarnya, itu adalah perangkat peledakan diri sendiri. Object adalah brankas teknologi militer rahasia sebuah negara, jadi harus benar-benar dipastikan bahwa sebuah Object tidak jatuh ke tangan musuh. Jika sensor itu mendeteksi bahwa sebuah Object tidak bisa lagi berfungsi karena kerusakan parah, Object sang Putri akan menutup gas yang digunakan oleh meriam plasma berkeseimbangan rendahnya di ruang kosong di antara zirah dan reaktornya dan meledakkannya.

“Itu tidak penting. Jangan coba-coba melarikan diri dari sebuah masalah dengan obrolan kosong. Kita harus menangani water strider itu!!”

“Apa kau masih berpikir untuk melarikan diri? Kau mungkin bisa selamat, tapi efek traumanya akan tetap hinggap di tubuhmu selama-lamanya! Kamu bangsawan, kan? Menjadi satu-satunya orang yang selamat setelah ini adalah sebuah aib bagimu. Kamu tidak akan bisa menjadi kepala keluargamu dan kualitas hidupmu akan terus menurun, menurun, dan menurun lebih cepat dari yang kau bayangkan!”

“....!? Lalu apa yang harus aku lakukan!?”

“Pada saat ini, kau akan mati di sini atau mati di negara asalmu! Kalau kau tidak ingin seperti itu, kita harus melakukan sesuatu sekarang!!”

Mereka bertiga terdiam dan sekarang mereka memiliki pertanyaan yang sekarang harus mereka jawab yaitu “Bagaimana?”

Quenser melempar ransum tanpa rasa itu ke mulutnya.

Dia meliat keduanya dan muncullah sebuah pemikiran.

“Aku adalah tamtama yang mempelajari desain Object, kau adalah analis yang menangani sebuah strategi untuk kemenangan Object, dan kau adalah sang Elit yang mengendarai Object. Kalau begitu, kita bertiga bisa...”

“Hei, kau bercanda kan. Aku rasa aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi tolong katakan kalau kau bercanda.”

“... Kita enggak ada pilihan lain lagi, benar?” kata Quenser dengan ekspresi yang sama dengan orang yang sedang dipojokkan. “Kita harus mencari kelemahan dari makhluk yang tak terkalahkan itu, Object.”


Dan kemudian, Quenser dan dua orang lainnya telah memutari lereng gunung itu dengan kaki mereka, mengarah kembali ke pintu masuk gua yang mereka ledakkan dengan C4.

Dia bersembunyi di dalam salju dan memegang senapannya yang ditaruh di antara celah-celah pepohonan.

Dia tidak berencana untuk menembak musuh.

Dia menggunakan pembidiknya.

Quenser sedang memperhatikan Object, jadi senapan itu sebenarnya tidak ada gunanya.

“(...Hey, jangan tekan pelatuk infra merah itu. kalau mereka menyadarinya, Object akan menembak kita dengan meriam plasmanya.)”

Heivia sedang berbaring di sebelahnya dan memberikan sebuah peringatan kepadanya. Itulah tanda betapa gugupnya ia sebenarnya.

Bukan itu saja yang mengejutkan.

Mereka berada sejauh 300 meter dari Object, tapi jika Object menyadari keberadaan mereka, mereka tidak memiliki jalan lain untuk kembali. Mereka, tanpa ampun, akan dibunuh. Mendengar suara gemuruh itu saja sudah membuat rasa takut mereka begitu tinggi.

“(... Apa yang dilakukan Object itu?)”

“(... Mencari kita dengan radar? ... Tidak. Mereka mungkin bisa mendeteksi tank atau pesawat, tapi aku ragu kalau radar itu bisa mencari manusia.)”

“(... Sepertinya Object itu berusaha mencari akses ke satelit. Namun, sepertinya tidak berjalan dengan baik karena sinyalnya dihalangi

sesuatu,)” tambah gadis Elit itu.

“(...Oh, benar juga. Rudal sekam yang digunakan sebagai senjata meteorologi. Rudal itu bisa menyebarkan partikel penghalang sinyal di awan dan mengubahnya menjadi raksasa penghalang sinyal satelit.)”

Kalau Object bisa menggunakan satelit, mereka bisa ditemukan dalam waktu singkat. Quenser begitu berterima kasih atas pembuangan pajak ini.

“Oke, sekarang kita ulas kembali semua yang kita tahu,” katanya sambil melihat melalui pembidiknya.

Heivia melihat Object melalui perangkat misil anti tanknya dan harus berusaha keras agar suaranya bisa begitu pelan.

“Codename-nya adalah Water Strider. Oh, itu nama yang kita buat. Kita tidak tahu nama apa yang diberikan oleh pengembangnya.”

“Nama itu berasal dari kakinya,” kata sang Putri Elit yang merangkak mendekati Quenser sambil melihat water strider itu dengan telanjang mata.

Quenser mengarahkan senapannya ke arah kaki Object itu.

Tubuh utamanya berbentuk bola. Empat kaki itu memanjang dari bola itu dan menusuk tanah di bawahnya.

Bergerak dengan meluncur bukan berjalan. Itu meluncur sama seperti water strider yang bergerak di atas air, dan dari situlah nama itu berasal.

“Sepertinya untuk meluncur di tanah, dia menggunakan tenaga listrik statis. Prinsip kerjanya sama dengan Objectmu, tapi dengan empat kakinya, Object itu bisa bergerak dengan mulusnya di atas permukaan yang kasar,” kata Quenser yang begitu fokus memperhatikan bagian bawah kaki itu.

Heavy Object v01 106.png

Sang Putri melanjutkannya untuk mereka.

“Listrik statis itu hanya digunakan untuk membuat Object mengambang. Itu digunakan untuk menggerakkan tubuh Object yang besar itu untuk maju. Untuk Objectku, aku menembakkan laser untuk memanaskan udara, tapi Water Strider menggunakan kakinya untuk menembak langsung tanahnya.”

Dengan aspek itu, Water Strider bergerak persis seperti serangga water strider sungguhan. Namun, perhitungan tingkat tinggi dan pengaturan yang teliti pasti dibutuhkan untuk secara cepat memastikan bahwa berat Object tidak tertumpu pada satu kaki saja yang dapat menghancurkan kakinya sendiri. Sebenarnya Object itu harus menggunakan metode di mana kakinya hanya menyentuh tanah saat benda itu menolak tanah.

Setelah melalui beberapa pemikiran, Quenser melanjutkan penjelasannya.

“Pada dasarnya, metode listrik statis sama saja dengan hovercraft yang menghembuskan udara di bawah untuk mengambang di atas air. Dari pada menghancurkan Object, bisakah kita menggali tanah di bawah kakinya? Jika ada perbedaan permukaan tanah, energi yang digunakan membuatnya mengambang tidak akan bisa menyeimbangkan berat badan Object dan mungkin tidak akan bisa mengambang lagi.”

“Benda itu masih bisa berjalan dengan empat kakinya kalau perlu. Kalau ada satu kaki yang terjebak, tinggal ditarik saja. Mungkin kita bisa menghentikannya selama 10 detik, tapi tidak akan cukup untuk membuatnya berhenti berfungsi,” Heivia mencoba menjelaskan. “Juga, meriam plasmanya tetap aktif bahkan ketika kita menghentikan kakinya. Kita malah akan merubah mode serangnya menjadi mode bertahan dan berubah menjadi benteng. Ketika benda itu sadar bahwa kita menghancurkan kakinya, Object itu pasti akan meledakkan kita. Mungkin rencana ini akan berhasil kalau kita ingin mati demi menyelamatkan Froleytia dan yang lain, tapi jujur saja aku tidak ingin mati seperti itu.”

“Kalau begitu...” Sang Elit memindahkan pandangannya dari kaki Water Stider sampai senjata utamanya yang dipasang di bagian atas. “Bisakah kita membuat tembakannya meleset? Kalau hanya Object yang bisa menghancurkan Object, mungkin kita bisa menggunakan kekuatan Object sendiri untuk...”

“Mungkin bisa kalau kita memiliki Object kita sendiri, tapi rudal kecil ini tidak akan bisa menggores meriam utamanya.”

Heivia memukul ringan rudal anti tank di punggungnya seperti sampah.

Mereka tidak bisa menghancurkan kaki atau meriamnya.

Yang tersisa hanyalah...

“Jadi yang harus kita tangani sekarang adalah tubuh utamanya.” Quenser melihat bola raksasa yang menjadi tubuh utama Object itu dengan pembidiknya. “Tapi bukankah bagian itu adalah bagian yang paling kuat dari semuanya? Sebuah pelindung nuklir yang mengelilingi reaktor raksasa di dalamnya. Bagaimana mungkin kita bisa menembusnya?”

“Oh ya, kita kan masih memiliki suku cadang Object kita, kan? Mungkin ada bagian senjata utama sang Putri yang bisa digunakan di sana? Hanya senjata Object yang bisa digunakan untuk menghancurkan Object, kan? Jadi mungkin kita bisa menyerangnya dengan meriam kita.”

“Apa kau tahu berapa banyak tenaga yang dimiliki oleh Object?” Quenser menggeleng kepalanya dengan muka yang masam. “Reaktornya bisa menghasilkan tenaga yang cukup untuk dibagi bahkan ketika 100 senjatanya ditembakkan di saat yang bersamaan. Bahkan pesawat carrier yang bertenaga nuklir sekalipun tidak akan bisa mencukupi tenaga itu. Reaktor itu adalah hasil kerja keras umat manusia. Itu adalah karya tangan manusia yang dibuat oleh 300 teknisi dengan kemampuan yang melebihi mesin. Tidak mungkin ada reaktor yang bisa digunakan untuk mengganti reaktornya.” Quenser melanjutkan kelemahan yang ada pada saran Heivia. “Dan bahkan ketika kita memiliki reaktor itu, senjata itu dibuat khusus untuk Object setinggi 50 meter dan seberat 20 ton. Gelombang kejut pasca tembakan Railgun dan Coilgun mungkin cukup untuk membunuh kita setelah menembak dan reaksi panasnya dari laser dan meriam plasmanya akan merubah kita menjadi manusia obor. ...Sebenarnya, meriam plasma berkeseimbangan rendah itu akan berubah menjadi roket ketika kita menembakkannya.”

“Aku juga memikirkannya tadi, brengsek. Dan Water Strider sialan itu sudah pasti menghancurkan semua fasilitas perawatan di markas kita dan menghancurkan semua kemungkinan yang dapat memperbaiki Object.”

Namun, dua orang berhenti bicara di bagian ini.

“Tunggu sebentar.”

“Yah.”

Gadis Elit itu terlihat bingung ketika dua orang laki-laki ini mengalihkan perhatian mereka dari pembidiknya dan saling bertukar pandang.

“Kalau kita tidak bisa menghancurkan Object, markas mereka masih dijalankan oleh manusia.”

“Monster itu adalah sebuah senjata, jadi dia akan berhenti bergerak ketika dia tidak mendapatkan perawatan, benar begitu kan?” Quenser dan dua orang lainnya melihat Water Strider yang jauh itu mengarah menuju lereng gunung. Mereka bertiga beralih menuju markas perawatan Object musuh.

Mereka berada di dalam menara berkarat.

Sepertinya menara ini dibangun untuk digunakan sebagai menara pengawas saat menara ini sedang dibangun dan radar yang masih dalam tahap pembangunan. Sepertinya menara ini sudah ditinggalkan sejak markas itu selesai dibangun, jadi Quenser dan yang lain bisa menggunakannya.

Sementara bersembunyi di balik bagian anti peluru yang menempel di menara pengawas ini, mereka melihat dari jauh letak markas perawatan itu tersebar. Markas itu sepertinya memiliki luas 500 meter persegi.

“...Hei, apa kau sadar?” bisik Heivia saat mereka melihat markas itu.

“Yah, banyak sekali fasilitas radar di sini. Dan bahkan, markas ini terdiri dari banyak radar.”

Gedungnya banyak dibangun dari beton yang tebal termasuk area perawatan Object yang digunakan oleh Water Strider atau fasilitas radar yang mendukung Object. Hampir tidak ada kekuatan militer selain Object. Markas ini dibangun berdasarkan teori yang menyatakan bahwa Object sinonim dengan perang dan maka dari itu semua hal harus difokuskan padanya.

“Selain tidak ada tank dan pesawat, bahkan tidak ada kendaraan lapis baja atau kendaraan pengangkut tentara. Beberapa kendaraan tersebar di sana seperti traktor untuk menggali salju.”

“Aku rasa mereka membuang semua fasilitas yang sama sekali tidak berhubungan dengan Object atau fasilitas lain yang tidak diperlukan untuk memangkas biaya.”

“Benar juga, menghabiskan pajak demi perawatan tank dan pesawat yang sudah ketinggalan zaman terdengar sangat bodoh...”

Sepertinya, satu-satunya kekuatan militer di luar Object yang ada di dalam markas itu adalah infanteri. Dan berbicara soal infanteri...

“Aku rasa ini tidak mengejutkan,” gumam Quenser. “Seorang tamtama sepertiku yang tidak pernah memegang senjata tidak akan bisa melawan empat orang tentara sungguhan. Mereka mungkin hanya pekerja perawatan. Mereka tidak akan menduga bahwa mereka menangkap sang Elit, jadi mereka dengan cepat mengumpulkan pekerjanya untuk mencari kita.”

“Tidak peduli mereka terlatih atau tidak, mereka adalah orang brengsek yang kau bunuh. Ini tidak merubah kenyataan bahwa kau adalah ksatria yang menyelamatkan sang Putri,” kata Heivia setengah bercanda.

Suasana hati mereka sedikit meningkat saat mereka begitu dekat dengan Object bahkan ketika hanya sebentar.

“Namun, kalau mereka mengirim pekerja perawatan ke garis depan, ini berarti mereka tidak memiliki cukup banyak tentara. Kalau kita bisa menangani Object itu, Froleytia dan orang-orang yang melarikan diri bisa menyerang mereka semua.”

“Masalah utamanya adalah Object ini,” kata Putri Elit.

Quenser melihat fasilitas besar di markas itu yang sepertinya adalah fasilitas perawatan.

“? ...Sepertinya atap dan dinding itu bisa dibuka.”

“Yah, sepertinya mereka hanya berperang dengan Object. Akan menjadi masalah besar kalau mereka diserang saat Object mereka sedang dirawat. Aku yakin mereka masih mengaktifkan meriamnya ketika dirawat jadi mereka tidak akan bisa diserang.”

“Tapi kalau Object itu masih bergerak, bagaimana mereka bisa merawatnya?”

“Water Strider memiliki 100 senjata, jadi mereka masih memiliki lebih dari 50 lainnya yang tersisa saat setengah yang lain sedang dalam perawatan. Dengan itu, mereka memiliki jumlah minimum yang bisa diaktifkan.”

Quenser melihat ke belakang, yaitu ke arah markas saat mendengarkan suara Heivia.

“... Jadi apa yang harus kita hancurkan?” tanya Quenser kepada teman seperjuangannya sambil memikirkan struktur dari berbagai macam bangunan ini. “Apa yang akan menghasilkan kerusakan paling parah jika dihancurkan.”

“Kau sudah tahu, kan? Kakinya. Pasti ada tempat penyimpanan di sana yang menyimpan suku cadang untuk kaki Water Strider.”

“?”

Sang Elit terlihat bingung, tapi Quenser setuju dengan pendapat itu.

“Bahkan ketika raksasa itu mengambang, pasti kakinya akan memiliki efek ketegangan yang tinggi. Akan sangat buruk bagi permukaan yang rata seperti hovercraft dan menggunakan ujung dari empat kakinya.”

“Menurut rekam jejak perang kita, Water Strider itu selalu mundur ke markas mereka setiap 12 jam dalam sehari untuk perawatan. Sepertinya Water Strider itu harus dibongkar pasang untuk bagian “selop kaca” di bagian kakinya. Menghasilkan tenaga sebesar itu pasti membuat raksasa itu melelehkan bagian logamnya.”

“Objectku menggunakan listrik statis juga, tapi kita bisa bergerak selama setengah tahun tanpa mengganti suku cadangnya. Aku ingat karena itu dipasang menyatu dengan kotak mengatur tekanan gas yang dikeluarkan dari reaktor JPleverMHD.”

“Itu karena efektivitas areanya, itukah yang kau pikirkan? Permukaan datar yang mengambang di bagian bawah Y terbalik memiliki panjang puluhan meter, jadi beban pada satu titik tidak terlalu besar. Namun, Water Strider itu mengambang hanya dari empat kakinya, jadi kaki-kakinya akan cepat rusak. Itulah kenapa ada perbedaan antara Objectmu dengan Water Strider ini di dalam penggantian suku cadangnya; yang satu setiap hari dan milikmu setiap setengah tahun.”

“...Karena itu setengah hari, bukankah itu berarti Water Strider itu akan mengejar kita selama 12 jam lagi walau fasilitasnya dihancurkan?”

“Benar, kalau hanya mengganti ‘selop kacanya’ dengan yang baru. Sudah cukup lama sejak terakhir ia menggantinya dan pasti akan meningkatkan ketegangan di kakinya lebih tinggi dari pada saat bertarung dengan Object sang Putri. Aku rasa, bagian bawahnya pasti sudah terbakar cukup parah sekarang. Dan aku yakin, tidak mengejutkan kalau Object itu akan kembali sekarang.”

“Jadi kalau kita menghancurkan suku cadangnya...” gumam sang Putri.

“Monster itu tidak bisa menggantinya. Object itu akan membakar kakinya dan tidak akan lagi bisa bergerak. Bahkan ketika monster itu dipaksa bergerak, dinding tebalnya akan melelehkan sistem di dalamnya.”

“Kita tidak bisa menghancurkan Object itu, tapi kita bisa melarikan diri dari ancamannya.”

“Itu berarti kita harus memikirkan cara untuk menyusup ke dalam markas musuh,” kata sang Elit.

Quenser dan Heivia melihat gadis pendek itu dan dia melanjutkan bicaranya katanya.

“Sebagai seorang pilot Object, aku punya cara bagaimana kita bisa menerobos jaringan radarnya.”

Part 13

Satu-satunya bahan peledak mereka yang tersisa hanyalah C4 yang biasa digunakan untuk meledakan jembatan atau bebatuan dan misil anti tank di bahunya.

Quenser dan Heivia turun dari menara pengawas itu dan menuju markas perawatan Object.

“...Apakah kita harus meninggalkan sang Putri di belakang?”

“Walau kita bertiga pergi ke sana, tak ada yang akan berubah. Jika Water Strider itu kembali saat kita sedang bekerja, kita harus keluar dari markas, jadi meninggalkannya di sana sebagai pengawas adalah jalan terbaik.”

“Hah. Beri aku waktu berpikir, tuan Ksatria. Bahkan jika tentara berpangkat rendah seperti kita tertangkap oleh musuh, masih ada kemungkinan kalau musuh akan memperlakukan kita seperti tawanan perang. Namun, kalau sang Elit tertangkap, perlakuannya pasti berbeda. Dia pasti akan disiksa secara brutal untuk mendapatkan informasi di mana posisi Object kita yang lain berada atau menghancurkan perlawanan tentara kita sampai ke akarnya. Kau seharusnya bisa memastikan kalau dia bisa melarikan diri kalau rencana kita ini ketahuan.”

“Seperti yang aku bilang: ini yang terbaik.”

Saat Quenser berusaha dengan keras untuk menerobos salju yang tebal ini, sekilas ia tersenyum di bibirnya.

Karena suhu yang amat dingin, itu terlihat sangat kaku, senyum yang kaku, tapi bagaimanapun bentuknya itu adalah senyum yang natural.

“Kau terlihat bersemangat,” katanya ke Heivia.

“Tentu saja. Menyerang markas musuh dengan orang berengsek sepertimu terdengar lebih baik dari pada dikejar-kejar Object musuh.”

Semangat mereka telah kembali seperti semula setelah melalui beberapa candaan sarkastik yang membawa mereka lebih nyaman dan tidak

tertekan.

Mereka kemudian mencapai barikade di belakang markas musuh. Markas musuh dikelilingi oleh jaring yang dibuat dari serat sintetik, tapi sepertinya tidak ada sensor yang dipasang di sepanjang jaring itu.

“Apa yang kau pikirkan? Memanjatinya?”

“Jangan, dasar bodoh. Penjaga pasti akan sadar kalau kita memanjat jaring sepanjang 2 meter ini. Kita perlu memotong jaring ini dan membuat lubang di barikadenya,” bisik Heivia saat dia menarik pisau dari pinggulnya.

Dia menggunakan pisau besar itu untuk memotong serat sintetik itu dan menerobos masuk ke dalam markas musuh.

“Ayo pergi.”

“Hei, apa kau pikir suku cadang kakinya itu disimpan?” tanya Quenser saat dia masuk melalui lubang barikade itu.

Sepertinya banyak bangunan yang dibuat dengan dinding beton yang tebal di seluruh markas ini. Bangunan-bangunan memiliki banyak sekali antena yang digunakan untuk membantu penyelidikan Object. Area di antara tiap-tiap gedung itu sangat panjang sampai-sampai seorang penyusup saja bisa langsung terdeteksi oleh menara pengawas atau Object raksasa itu bisa dengan mudah melewatinya tanpa merusaknya.

Heivia menjawab pertanyaan Quenser saat dia bersembunyi di balik gedung di dekat mereka.

“Aku tidak tahu, tapi Object itu pasti harus dibongkar pasang setiap setengah hari sekali. Mungkin tempat bongkar pasang Object itu adalah tempat di mana banyak orang yang mondar-mandir.”

“Ngomong-ngomong, sudah berapa lama sejak Water Strider itu bergerak?”

“Seharusnya dia sudah mulai kembali sekarang, jadi kita perlu menghancurkan suku cadangnya sebelum dia kembali.”

Kalau mereka bisa menahan Water Strider untuk dirawat, ia akan terjebak di markas ini. namun, kalau kaki-kakinya selesai dirawat, ia bisa bergerak dengan sesukanya selama 12 jam berikutnya. Kalau itu terjadi, kawan-kawan mereka yang melarikan diri akan dibantai.

Quenser menggunakan pembidik senapannya untuk melihat fasilitas di sekeliling mereka dan menemukan sebuah gedung yang memiliki banyak sekali jejak kaki di atas salju yang mengarah menuju suatu tempat. Badai salju membuat jejak kaki itu menghilang, tapi salju putih itu tidak menghilangkan noda cokelatnya. Dia bisa meliaht jejak kaki dari 100 sampai 200 orang, jejak ban dan kendaraan berat lainnya.

“Gedung itu tidak cukup besar untuk menampung Object di dalamnya.”

“Lalu apakah mungkin jejak kaki itu berasal dari para pekerja yang membawa suku cadangnya ke tempat perawatan Object?”

“Mungkin itu klub stripsis yang ada di markas. Kalau memang iya, kita pasti akan bertengkar dengan 100 orang bodoh yang ngompol di celana mereka.”

Quenser menggunakan pembidiknya untuk melihat empat buah menara pengawas di tiap sudut markas, tapi antena parabola dari fasilitas radar yang dibangun di gedung-gedung itu menghalangi pandangannya untuk memastikan berapa banyak penjaga di menara pengawas itu. Sekali lagi, Object adalah prioritas utama. Sepertinya, walau mereka berlari di sepanjang markas ini, mereka tidak akan tertangkap.

Quenser dan Heivia merangsek masuk ke dalam bangunan itu na berlari di area salju terbuka itu.

Mereka hanya memerlukan 10 detik untuk menyeberang, tapi yang mereka rasakan adalah jantungnya yang seakan berhenti berdetak.

Tidak ada suara senapan yang meletus yang terdengar.

Mereka menekan tubuh mereka di dinding depo itu.

“Ayo kita masuk lewat belakang. Apa kau tahu cara membuka kunci elektronik?”

“Kalau perlu, kita buka dengan meledakkan C4.”

“Ide yang bagus andai saja kalau kau mau membangunkan seluruh pasukan di markas ini untuk memburu kita.”

Saat Quenser dan Heivia bolak-balik, mereka mengitari bangunan itu dan menemukan kunci pintu belakangnya tidak terkunci.

“...Aku rasa mereka sangat yakin kalau tidak mungkin ada orang yang akan menyusup ke tempat ini.”

“Dan aku membayar tentara untuk berjaga di sini adalah pemborosan pajak juga.”

Mereka membuka pintu kecil itu dan masuk ke dalam depo itu.

Bangunan itu memiliki lebar 50 meter, panjang 100 meter, dan tingginya 15 meter. Itu adalah sebuah bangunan yang luas tanpa adanya dinding bagian dalam. Balok logam dipasang secara vertikal dan horizontal di seluruh tempat ini. Bingkai logam sepertinya adalah komponen utama dari tempat ini dan membuatnya terlihat seperti rak buku di dalam perpustakaan.

Dan rak buku itu dibuat berbaris dengan peralatan silinder.

Silinder yang berdiameter setengah meter dengan panjang 5 meter membuatnya terlihat seperti mesin pesawat. Dari pengetahuan Quenser, dia menduga bahwa itu adalah perangkat yang membuat tenaga listrik statis dengan memutar turbinnya.

“Tebakanku, ini adalah salah satu bagian dari bawahan Object, tapi...”

“Yah, di tempatku bertugas, kita harus menganalisis rekaman pertempuran dan mencoba membuat desain perkiraan dari Object musuh. Aku yakin kalau bagian ini mirip dengan diagram perkiraan kita,” kata Heivia setuju.

Quenser melihat turbin silinder itu di mana ada angka yang ditulis di tempat itu. Sepertinya itu adalah spesifikasi sederhana dari pembangkit tenaga listrik itu, tapi...

“...Apa? Bukannya angka desimal ini ada di tempat yang salah? Kalau ini benar, ini bahkan lebih kuat dua kali dari meriam plasma yang mereka gunakan.”

“Untuk menjaga tubuh besar itu tetap mengambang dan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, mereka harus melakukannya seperti itu. Dari simulasinya, tiap kaki menggunakan 10 turbin seperti itu.”

“Dua puluh kali tenaga yang lebih besar dari meriam plasma? Hanya untuk satu kaki?”

“Lihat,” kata Heivia sambil membuka sebuah penutup turbin itu dan melirik ke dalam. “Benda ini penuh dengan sensor. Benda ini terlihat sangat mirip dengan bom yang ada di dalam film. Ini semua untuk peralatan keamanan tingkat tinggi. Mereka harus benar-benar memastikan bahwa mereka bisa menebak dengan tepat kalau kontrol dari salah satu turbin ini kehilangan tenaganya atau rusak sehingga mereka bisa dengan cepat mematikkannya.”

“... Coba pikir, sepertinya aku pernah dengar sesuatu tentang turbin yang meleleh kalau terus-terusan membuat tenaga.”

“Sudah terlambat kalau terlanjur meleleh,” kata Heivia. “Hanya karena turbinnya berhenti berfungsi bukan berarti tenaga yang diproduksi oleh reaktornya akan hilang. Reaktor dan kakinya memiliki trafo darurat dan akan melepas tenaga tiap perangkat yang dipasang, tapi jumlah tenaga yang harus menyingkirkan tenaga yang lebih besar dari pada yang sanggup ia tangani. Kalau semua turbin pada salah satu kaki mati semua, itu sama dengan 20 kali tenaga yang digunakan untuk satu meriam plasma. Aku rasa trafo dan pelepas perangkatnya tidak akan bisa berfungsi kalau turbinnya meleleh dan gagal fungsi. Perangkatnya akan hancur berkeping-keping.”

Itulah kenapa turbinnya memiliki banyak sensor yang dipasang. Kalau mereka bisa memprediksi kegagalan fungsinya lebih cepat, maka mereka bisa menangani pengeluaran tenaga yang terlalu besar itu dengan mematikannya secara bertahap.

“Fungsinya mungkin sangat dioptimalkan... tapi bukannya Water Strider malah terlihat seperti menumpukkan semuanya begitu saja, bukan begitu?”

“Itu hanyalah salah satu aspek untuk membuat Object khusus untuk wilayah bersalju. Salah satu yang dibuat untuk sang Putri, didesain untuk bisa bergerak di seluruh tempat di muka bumi dan Water Strider hanya mampu bergerak di wilayah Alaska yang bersalju. Mereka berdua memang Object, tapi mereka berdua dikembangkan dengan ide dan konsep yang sangat berbeda,” kata Heivia. “Salju yang dalam akan memperlambatmu, jadi Object yang bisa dengan mudah bergerak dengan cepat adalah sebuah keuntungan. ...Dan itulah yang menimpa Putri kita.”

Namun, jika turbinnya tidak bisa digantikan, mereka akan menang.

Kalau listrik statis yang diproduksi di bagian bawah Water Strider dihancurkan, maka ia tidak akan bisa diperbaiki dan Object musuh akan terjebak di dalam markas.

Dan mereka memiliki C4 yang bisa menyukseskan rencana ini.

Tapi...

Part 14

Masih berada di dalam menara pengawas yang tidak begitu jauh dari area markas ini, sang Elit itu sedang menunggu kembalinya Quenser dan Heivia.

Tiba-tiba, telinganya berkedut dan ia langsung berbalik menuju arah sebaliknya.

Dia mendengar suara bising kilat dan guntur yang dibuat oleh Water Strider saat bergerak dengan menggunakan tenaga listrik statis. Sepertinya Water Strider sudah mencapai batas maksimumnya dan akan segera kembali ke aras.

Jika benda melewati dua orang rekannya di markas, mereka pasti akan mati.

Gadis itu memiliki radio yang memang ditujukan untuk situasi seperti ini. Jika sudah saatnya, dia harus mengontak Quenser dan Heivia jadi mereka bisa pergi dari sini. Rencana mereka akan gagal, tapi paling tidak mereka masih bisa hidup. Jika rencana menghancurkan bagian bawah Object itu gagal, maka mereka harus mencari cara lain lagi.

Sang Elit itu meraih saklar radionya, tapi tiba-tiba dia berhenti.

(....Ini buruk.)

Dia menelan ludahnya.

Markas musuh terdiri dari fasilitas perawatan yang khusus dibuat untuk Object dan fasilitas radio yang besar untuk mendukung Object dari belakang. Mereka sepertinya menggunakan radar-radar ini untuk mendeteksi musuh di badai salju, tapi jika dia menggunakan radio sedekat ini dengan markas musuh yang memiliki banyak sekali radar penjejak...

(Mereka pasti akan menyadarinya. Tidak hanya menyadari keberadaanku, tapi mereka pasti sadar bahwa sinyal itu diarahkan ke arah markas...)

Radio itu seharusnya digunakan untuk memperingatkan mereka akan adanya bahaya, tapi sinyal transmisi radio ini sendiri membawa malapetaka bagi mereka.

Namun, dia tidak bisa memberi tahu mereka berdua kalau Object musuh sudah mendekat tanpa menggunakan radio.

(Apa yang harus aku lakukan?)

Elit itu menunduk dan melihat radio itu.

Dia tidak ingin orang lain mati. Ini bukanlah masalah kewajiban untuk melindungi para prajurit dari Object karena dia adalah seorang Elit, pilot dari Object. Lebih dari sumpahnya, dia tidak ingin ada orang yang mati karena melindunginya malah mati sia-sia.

Kawan seperjuangan.

Saat pikiran itu muncul di kepalanya, sang Elit itu mengangguk.

(Prioritas musuh adalah menemukan pilot Object...)

Dia mengambil napasnya yang dalam dan melihat senjata raksasa itu begitu dalamnya.

Ini adalah satu-satunya kesempatannya untuk menjadi umpan.

Part 15

“Dengan C4 di tangannya, air muka Quenser berubah semakin masam.

“...Apa yang harus kita lakukan?” katanya dengan suara yang bergetar.

Bagian perawatan untuk Object adalah sebuah peralatan yang dibuat dengan presisi yang sangat khusus tanpa adanya cangkang bagian luar, jadi C4 sudah lebih dari cukup untuk menghancurkannya.

Namun...

“Ada banyak sekali benda yang harus dihancurkan. C4 kita tidak akan cukup!!”

Ruangan yang sangat besar di dalam bangunan ini menyimpan banyak sekali bagian silinder. Quenser mengertakkan giginya pada situasi yang terasa kacau ini.

Object adalah sinonim dari perang.

Semua orang di dalam markas ini akan mati jika Object tidak berfungsi lagi.

Jumlah suku cadang yang begitu banyak di markas ini menunjukkan betapa takutnya mereka akan hal yang akan terjadi itu. Musuh begitu pengecut karena menyerahkan semua masalah perang kepada Object, tapi itulah yang membuat mereka sadar akan kelemahannya.

Heivia mundur di arah yang sama dan ia tanpa sengaja menutuk bahunya.

“Hey, ayo kita ledakkan seluruh bangunan ini saja. Kalau kita tidak bisa menghancurkan suku cadang ini satu-satu, kita bisa menghancurkannya tiang utama bangunan ini dan meruntuhkannya!!”

“Apa kau benar-benar yakin kalau tindakan itu pasti akan merusak seluruh suku cadang ini? Dan bahkan kalau setiap suku cadang ini rusak, mereka masih bisa mencari sisa-sisanya dan mengerjakan tiap komponen menjadi satu yang baru yang bisa digunakan!”

“Tapi itu-...! Tidak, kau benar. Melanjutkan operasi Object adalah masalah hidup dan mati bagi mereka. Tidak mengejutkan kalau mereka begitu gigih. Tapi apa yang harus kita lakukan?”

“Sial!!” Quenser mengutuk kejadian ini dan lari ke arah depo.

Dia melihat tiap rak yang dibuat dengan bingkai logam untuk melihat apakah dia bisa mendapat informasi yang berguna. Saat dia membaca layarnya, rasa tidak sabarnya menumpuk, dan mencegahnya untuk menemukan solusi.

Di saat yang sama, Heivia melirik ke arah pintu keluar.

“Hey, ini berbahaya. Kita harus pergi dari sini! Kalau kita tidak bisa menghancurkan bagian bawah Object itu, tidak ada gunanya lagi kita berlama-lama di sini!! Kita harus keluar dari sini segera!!”

“Tunggu, tunggu sedikit lagi!! Pasti ada sesuatu!!” jawab Quenser saat dia membalik petunjuk manual perawatan turbin yang ia temukan.

Saat dia mendengar suara berat yang mirip dengan guntur mendekat mereka dari langit, jantungnya serasa mau berhenti.

Itu adalah suara Water Strider yang bergerak.

“Sial!! Kenapa Putri tidak memperingatkan kita lewat radio!?” pekik Heivia, tapi Quenser tidak mempedulikannya.

Setelah datang sejauh ini, mereka akan mati sia-sia tanpa ada hasil yang mereka dapat.

(Tunggu dulu sebentara. Kombinasi sensor level empat ini dan saklar otomatisnya...)

Quenser melihat ke belakang dan melihat buku manual perawatan itu dan kemudian raknya.

(Angka apa!? Kalau aku tahu angka kuncinya...!!)

“Waktu habis, pahlawan!! Kalau kita tidak keluar dari ini dalam 30 detik lagi, kita akan terjebak di sini!!”

“Beri aku satu menit lagi.”

“Kenapa kau sibuk sendiri!? Apa kau tidak bisa menyimpulkan kalau kita tidak bisa menghancurkannya!?”

“45 detik!!”

Heivia mendengar suara langkah kaki dalam jumlah besar mendekati mereka. Quenser sepertinya sudah kehilangan kemampuannya untuk membuat keputusan yang rasional-logikal karena harapan yang mereka miliki ini. Saat Heivia berpikir mau menendang bokong Quenser untuk membuatnya mau ikut pergi, Quenser melihat kepada Heivia.

“Ayo kita pergi. Apa kita masih bisa melakukannya!?”

“Karena ada orang idiot yang menghabiskan waktu di saat yang penting, ini pasti akan menjadi sangat mendebarkan, tapi untungnya! Lewat sini!!” kata Heivia saat mereka berlari menuju jalan belakang.

Dia membuka pintunya dan mengintip ke luar untuk melihat apakah Object itu telah melewati mereka. Sepertinya Object itu mengarah menuju area perawatan. Prajurit teknisi mengikutinya dari belakang.

“Apa kita bisa melakukannya?”

“Yang kita lakukan sekarang ini sama seperti masuk ke dalam sarang lebah, tapi kita tidak memiliki kesempatan lain. Fasilitas rada akan berada dalam status siaga yang sangat tinggi saat Object berada dalam status perbaikan. Kita harus keluar dari sini sebelum mereka mengganti modenya.”

Mereka bisa mendengar suara berdenting.

Itu tidak berasal dari pintu belakang. Personil yang bertugas di pintu utama itu sedang membuka pintunya.

“Brengsek, ayo pergi!”

Quenser dan Heivia hampir mendorong satu sama lain saat mereka keluar dari depo itu.

Sepertinya tentara musuh sudah menurunkan penjagaannya karena satu-satunya Object yang menjadi ancaman mereka telah dihancurkan. Jumlah orang yang besar berkumpul di dekat Water Strider seperti sedang melakukan parade kemenangan.

“Hei, kau tidak berniat untuk menggunakan C4, kan? Nyalakan pemicunya dan lempar ke arah sana.”

“Apa kau ingin menggunakannya sebagai pengalih perhatian?”

“Saat Water Strider itu selesai diperbaiki, kita membutuhkan rencana baru untuk keluar dari sini. Kalau mereka melaporkan ledakan itu ke seluruh area di dalam markas ini, mereka pasti berpikir kalau itu adalah serangan meriam dan Object akan dikirim untuk membalasnya!!”

Quenser pergi mengikuti ide Heivia dan melempar bagian kecil dari C4 itu dan berlari. Ternyata benar bahwa mereka tidak memerlukan C4 itu.

Setelah membuang semua C4nya, mereka berlari ke belakang ke arah lubang yang mereka buat di barikade tadi.

Lalu Quenser menyadari sesuatu.

Dia berhenti.

“Apa yang terjadi, pahlawan!? Apa kau meninggalkan sesuatu di belakang!?”

“Yah, Putri sudah tertangkap!!”

Heivia syok ketika dia mendengar hal itu dan ia memperhatikan secara serius apa yang dikatakan oleh Quenser.

Mereka kembali lagi ke arah gedung lain dari pada keluar melewati lubang yang mereka buat di barikade dan mengintip melalui sisi samping agar mereka bisa melihat pusat dari markas itu.

Dari jarak tersebut, mereka bisa melihat sang Elit diborgol dan dipaksa untuk berjalan di dekat Water Strider. Sorak-sorai mereka ternyata bukan karena kembali Obyek mereka, tapi mereka begitu bersemangat karena mereka telah menangkap orang yang selama ini memiloti Object yang telah membahayakan nyawa mereka selama ini.

Quenser melihat ke belakang dan kemudian dia menjadi bingung karena dia melihat sang Elit yang ada di depannya dan lubang keluar yang ada di belakangnya.

“Brengsek. Apa yang harus kita lakukan!?” tanyanya.

“Apa yang harus kita lakukan...? Oh tidak. Padahal tadi aku baru saja mengagumimu sebagai seorang ksatria, sekarang kau tidak bisa memilih apakah kau harus menyelamatkan sang Elit!”

“Jadi apakah kita harus meninggalkannya!? Aku tidak bilang kalau kita bisa mengalahkan Object. Kita bisa meledakkan C4 itu di mana saja, ingat!? Kalau kita bisa membingungkan musuh dengan itu, kita bisa memiliki kesempatan untuk menyelamatkannya!!”

“Dengan kita berdua saja!? Mereka memiliki Object. Dan kalaupun mereka tidak memiliki Object, mereka memiliki banyak pasukan di sini!? Apa kau tahu, berapa banyak bala bantuan yang kita butuhkan untuk menerobos mereka semua!?”

“Tapi tanpa Object, masalah ini jadi lebih sederhana kan?”

“Apa?”

“Kalau kita bisa mengalahkan Water Strider, kita bisa melawan mereka dengan bala bantuan seperti tank atau pesawat, kan!?”

Quenser mengertakkan giginya dan mengoperasikan radio di tangannya.

Dia tidak meledakkan C4.

Dia mencoba menghubungi Froleytia dan para tentara lainnya yang melarikan diri, tapi Heivia langsung meraih tangannya ketika menyadari hal tersebut.

“Kau bodoh!! Markas mereka ini dibangun dengan banyak fasilitas radar! Kalau kau mengirimkan sinyal radio, mereka akan menemukan kita dalam sekejap!”

“Tapi...!!”

“Tidak ada yang bisa kita lakukan. Kalaupun kita mengontak Froleytia dan yang lain, apa kau pikir mereka akan benar-benar datang!?”

“Lalu apa kau pikir kita bisa meninggalkan sang Putri!? Apa kau tidak sadar alasan kita memisahkan diri dari pasukan utama dan datang ke tempat ini!? Itu karena kita tidak ingin meninggalkannya!”

“Brengsek,” kata Heivia sambil mendecakkan lidahnya.

Dia terlihat ragu dengan sesuatu, tapi akhirnya dia membulatkan keputusannya.

“Instrukturku dulu waktu di akademi militer pernah memberi tahu aku sebuah rahasia saat aku masih dalam masa-masa pelatihan.”

“?”

“Kalau kau bisa meningkatkan kekuatan pelacak infra merahnya pada misil anti tank generasi ke-8 ini, kita bisa membuat sebuah modifikasi khusus untuk diarahkan ke komputer, dan hubungkan ke port radio, satelit berkekuatan tinggi milik militer akan menangkap sinyal infra merah itu, dan menyelesaikan transmisinya.”

“Tunggu, kau bilang....!!”

“Tapi tidak ada jaminan bahwa fasilitas radar musuh tak menyadarinya trik kecil seperti ini dan rudal sekam yang menghalangi sinyal di langit tak akan menghalangi sinyal ini. Instruktur yang mengajariku trik ini bilang bahwa cara ini hanya boleh digunakan sebagai cara terakhir untuk mengirim sinyal SOS. Kita hanya bisa berserah pada keajaiban jika sinyal itu bisa bertahan selama semenit.”

Saat dia menjelaskan semua itu, Heivia menurunkan misil itu dan membuat perlengkapan. Quenser memindahkan penutup misil itu dan mengarahkannya ke komputer.

“Apa kau tahu di mana dan kapan satelit akan melintas di atas kita?”

“Lihat jadwal di File 399 di perangkat genggammu. Kalau masih berada di dalam orbit standarnya, maka kita bisa memastikannya tanpa harus mengeceknya secara Online.”

Heivia mengkoneksikan radio dan misil anti tank itu dengan kabel dan secara perlahan memindahkan moncongnya ke arah langit berdasarkan petunjuk yang dimiliki Quenser di perangkat genggamnya. Saat dia melakukan itu, suara statik muncul di pengeras suara radio itu.

“Ini, Heivia. ... Oke, sepertinya kita mendapatkan satelitnya.”

“Cepat dan amankan jalur transmisinya dan hubungkan dengan perangkat komunikasi laser satelit milik Froleytia! Aku tidak tahu berapa lama koneksi ini akan bertahan.”

Meski cara yang mereka gunakan ini ilegal, tapi mereka masih menggunakan kode umum militer, sehingga satelit masih bisa menyiarkan sinyalnya. Setelah mendapat sinyal yang menandakan bahwa cara ini berhasil, Quenser berbicara lewat radio.

“Ini Quenser. Apa kau bisa mendengarku, Froleytia? Kita ada di dalam markas musuh!!”

“...!?”

Mereka mendengar suara napas seseorang yang berasal dari dalam radio itu.

Karena memaksakan sinyal dengan perangkat rudal anti tank ini, sinyalnya terganggu dengan noise di dalamnya. Statiknya lebih besar daripada suaranya, tapi mereka masih mendengar kata-kata yang terucap satu sama lain.

“Putri tertangkap oleh musuh di markas ini. Kita akan menyelamatkannya. Apa kau bisa mengirimkan bantuan? Markas ini hanya dibuat untuk perawatan Object saja dan fasilitas radar, jadi mereka tidak memiliki tank atau pesawat tempur. Jadi kalau bisa melakukan sesuatu dengan Object itu, kita masih memiliki kesempatan untuk mengalahkan mereka!!”

“Apa kau tidak tahu betapa berbahayanya Obyek itu? Menyerahlah untuk menyelamatkan sang Putri. Tidak ada gunanya mati dan, Quenser, kau bukan prajurit sungguhan. Tidak ada yang akan menyalahkanmu kalau kau melarikan diri!!”

“Kita akan mengurusi Objectnya,” kata Quenser datar. Tidak ada yang mengira bahwa kata-katanya memiliki arti yang sebenarnya dari pada gertak sambal semata. “Froleytia, kau bisa menunggu sampai kau melihat cahaya besar akibat hancurnya Object, tapi yang harus kau lakukan adalah mengirim tank dan bala bantuan kepada kami! Itu saja bisa merubah situasi ini. Tolong pikirkan hal ini!!”

“Oke, tapi aku tidak akan begitu berharap kalau aku adalah kamu.”

“Aku bebas untuk memilih harapanku luluh atau tidak,” kata Quenser sebelum mematikan radionya.

Dia lalu melihat Heivia.

Dia terunduk dengan tubuh yang bergetar dan berkata, “Sekarang kita telah melakukan apa yang kita bisa.”

“Yah, tapi aku tidak berpikir kalau ada perubahan berarti kalau Froleytia membantu kita. Untuk satu hal, permintaanmu tidak didasari tata tertib militer. Dia tidak akan membahayakan bawahan dan unitnya dalam bahaya seperti ini.”

“Sekarang yang tinggal kita lakukan hanyalah berharap bahwa keajaiban akan terjadi, atau menghancurkan Object itu sendiri dengan tangan kita.”

“Jangan berbicara seperti membalikkan telapak tangan. Dan aku tidak pernah bilang apatah kata pun tentang menyelamatkan sang Putri.”

“Aku tahu.”

Quenser tidak mengatai Heivia jika ia ingin melarikan diri. Dia yang memaksanya untuk ikut dalam kejadianini, jadi tidak ada jaminan bahwa mereka akan selamat. Juga, apa yang Quenser lakukan sekarang bukanlah tindakan yang akan dilakukan seorang prajurit militer. Bahkan, dia sangat berterima kasih karena Heivia mau menemaninya di saat seperti ini.

“Maaf, sudah membawamu di situasi seperti ini. Kau bisa meninggalkan markas ini melalui barikade itu dan melarikan diri ke hutan. Aku akan melakukan apa pun untuk mengalihkan perhatian mereka terhadapmu.”

“Tunggu, sialan kau. Jangan tinggalkan aku dengan trauma seumur hidup ini! Kau tidak memberiku pilihan lain, kau tahu!?”

Heivia masih begitu keras kepala saat melirik ke arah barikade yang telah mereka lubangi sebelumny, tapi saat Quenser menerobos dari belakang gedung itu dan meraih satu-satunya tempat mereka untuk berlindung dari pandangan musuh, Heivia mengikutinya dari belakang.

Quenser dan Heivia mengarah ke luar sendirian untuk melanjutkan misi ini sendirian dengan kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.


Dan tentu saja, tidak ada keajaiban yang terjadi.

Setelah 10 menit, mereka ketahuan, tembakan peringatan ditembakkan ke tanah tempat mereka berpijak oleh seorang Dnieper, dan mereka berakhir dengan tertangkap oleh pasukan musuh dengan tangan yang diletakkan di atas kepala mereka.

Part 16

Quenser, Heivia, dan Sang Elit dibawa ke pusat markas perawatan. Mereka diperintahkan untuk berlutut dan meletakkan tangan mereka di atas kepala.

Seorang prajurit ditempatkan masing-masing di belakang mereka, sambil membawa pistol yang mengarah ke kepala mereka. Lingkaran manusia terbentuk di markas itu dan menampilkan eksekusi publik.

“Cerita yang menyedihkan, bukan? Ini adalah contoh yang bagus bagi kisah seorang ksatria yang menyelamatkan putrinya.”

“Apa kau mengejekku?”

“Oh, tidak. Object itu memasuki wilayah perawatan.”

Saat Heivia dan Sang Elit bertukar kata dan melihat ke belakang, Quenser terdiam dan menatap Water Strider yang berjalan pelan itu.

“(...Kalau aku bisa bisa membuat kekacauan, apa kamu pikir kita bisa pergi dari sini?)

“(...Ahhn? Maksudmu peledak C4 yang kita sebar tadi? Kalau itu bisa meledakkan Object, mungkin patut dicoba.)”

“(...Aku serius di sini.)”

“(...Aku juga.)”

Sementara itu, salah satu prajurit musuh berdiri maju ke apam dan berdiri di depan Quenser dan yang lain. Sambil mengunyah permen karetnya, dia meludahkan ludah kuning ke atas kepala Quenser.

“Kita akan memanggangmu dengan senjata utama Object.” Dia berbalik ke sang Elit. “Untukmu, kita akan menggunakan sugesti dan elektrode untuk menarik semuanya keluar dari kepalamu. Kepribadianmu tidak akan bisa pulih kembali, tapi semua itu akan selesai setelah 30 menit. Setelah itu, kau akan kami telanjangi dan kami gantung di senjata utama Object sampai kau mati kedinginan. Mungkin para pengintai yang berlari di hutan dan gunung ini akan menyerah ketika melihat itu.”

“...Jadi kau tidak peduli dengan perjanjian perangnya dan memperlakukan tawanan perang. Aku rasa kau tahu siapa yang sebenarnya melarikan diri, bukan, brengsek.”

Heivia membiarkan komentarnya meleset dan setelah itu dia mendapatkan sebuah sepatu bot tebal di dagunya. Itu menjatuhkannya dan membuatnya tenggelam di dalam salju. Saat dia terbatuk, dia memandang musuh dengan mata yang begitu tajam di matanya

“Perawatannya sudah selesai, jadi ini saatnya eksekusi,” kata prajurit musuh itu dengan mengejek.

Dengan suara bising seperti lonceng gereja, dinding dan langit-langit bangunan tempat memperbaiki Object itu terbuka dengan lebar. Yang muncul dari situ adalah sebuah senjata besar dengan panjang tubuh utamanya 50 meter dan senjata utamanya yang memanjang ke setiap arah, membuat panjangnya bertambah menjadi 140 meter. Water Strider menguasai seluruh Alaska dengan lebih dari 100 senjata dan tebalnya zirahnya. Saat bawahannya diganti, suara guntur dan kilat yang bising muncul yang terbuat dari sejumlah besar listrik statis yang dibuat dengan berfokus pada satu titik itu.

Jaraknya sekitar 300 meter dari Object, tapi dengan kekuatannya yang begitu besar tidak peduli seberapa panjang jaraknya dengan musuh, pasti bisa dihancurkannya dalam sekejap. Hal itu membuat merek merasa seperti akan dilindas oleh kaki-kakinya jika mereka menggerakkan tubuh mereka sedikit saja.

Melihat Object itu, Quenser berbisik kepada Heivia.

“(...Menunduklah saat aku menerjangnya. Gunakan traktor penyapu salju itu untuk berlindung.)”

“(...Hey!!)”

Heivia tidak bisa menghentikannya.

Quenser menerjang musuh yang mendekatinya. Semua prajurit yang ada di tempat itu memegang senapan, tapi mereka tidak bisa menarik pelatuknya karena terganjal sesuatu. Sepertinya memang benar bahwa para prajurit di sini banyak yang tidak terlatih.

Musuh mungkin berpikir bahwa Quenser akan meraih senapannya karena dia menarik senapan itu dari dirinya.

Namun, Quenser tidak meraih senapan itu.

Dia meraih radio kotak yang ada di bahu prajurit itu seperti pisau.

“Menunduk!!” teriak Quenser saat dia mendorong prajurit itu.

Quenser mengoperasikan radio itu dengan ibu jarinya sambil berguling di atas salju meski banyak moncong senjata yang mengarah padanya. Heivia berpikir bahwa dia akan meledakkan C4 yang disebar di markas ini, jadi dia segera melompat ke balik traktor itu sambil melindungi sang Elit.

Namun, bukan itu yang terjadi.

Quenser tidak meledakkan C4 itu untuk menarik perhatian musuh.

Dia meledakkan kaki Water Strider.

Dengan suara yang begitu ritus, salah satu dari empat kaki sejauh 300 meter itu meledak dari dalam. Itu bukan ledakan yang berasal dari luar. Ledakan itu sangat jelas berasal dari dalam zirahnya.

Saat Quenser melihat suku cadang di depo itu, dia tahu bahwa tidak mungkin meledakkan setiap suku cadang yang ada di sini. Itu lah kenapa dia mencari suku cadang yang paling mungkin akan digunakan pada Object untuk perbaikan nanti dan meletakkan C4 di dalamnya. Masih banyak harus dipelajarinya, tapi dia pengetahuan yang dia dapat soal konstruksi dari Object telah membuatnya yakin mana saja suku cadang yang paling penting dan di mana dia harus meletakkannya agar tidak ketahuan.

Juga, dia meledakkan turbin yang memakan tenaga yang sangat besar untuk tenaga listrik statis yang membantu Water Strider bergerak. Bahkan untuk satu kaki membutuhkan 2 kali tenaga meriam plasma berkeseimbangan rendah yang berarti tiap kaki menggunakan 20 kali tenaga lebih besar dari pada yang biasa digunakan. Ini membuat titik baliknya.

Jadi apa yang terjadi jika titik itu dihancurkan?”

Puluhan sensor yang dipasang pada turbin itu memprediksi kegagalan dan menutupnya dengan cepat untuk meminimalisasi kerusakan yang ada. Berapa banyak kerusakan yang ditimbulkan saat trafo darurat dan perangkat pelepasnya – begitu juga dengan reaktor tersebut – meledak dan menimbulkan reaksi berantai yang menghancurkan sisa lainnya?

Prajurit yang Quenser curi radionya itu sekarang mengarahkan moncongnya ke arah Quenser dengan ledakan yang mengikutinya.

Tapi...

“...Apa kau pikir kau bisa menghancurkan Object hanya seperti itu?” katanya dengan begitu bangga.

Ledakan beruntun mengikutinya, tapi yang meledak hanyalah satu kaki. Sepertinya tidak begitu berpengaruh terhadap hancurnya kaki Object yang lain; atau menghancurkan tubuh Water Strider itu.

“Apa kau tahu 5% dari berat Object kami menggunakan peralatan pengaman? Prajurit rendahan sepertimu yang menyusup ke dalam fasilitas perawatan kami tidak mungkin bisa memotongnya.”

Setelah menyebabkan ledakan besar itu, Quenser melompat dari traktor penyapu salju itu dan prajurit musuh yang lain berdiri di tengah- tengah hamparan salju yang terbuka dan mengarahkan larasnya kepadanya.

“Kekuatan superioritas Object tidak akan pernah bisa diungguli oleh siapa pun. Ini adalah medan perang tempat kita hidup.”

“Benarkah begitu?”

Heavy Object v01 142.jpg

Namun, Quenser tersenyum di situasi tanpa harapan ini.

“Apa kau tahu bahwa Object milik putri kami dan Water Strider milikmu memiliki kesamaan? Aku melihatnya di panduan manual perawatannya. Beberapa Object memiliki perangkat keamanan yang dipasang untuk memastikan bahwa Object tidak jatuh ke tangan musuh. Jika tidak hancur tapi sudah tidak berfungsi lagi, musuh bisa mengambilnya dan menganalisis teknologi yang digunakan. Untuk mencegah hal itu, gas khusus yang digunakan untuk meriam plasma digunakan untuk menghancurkannya.”

Sesuatu muncul di tangan Quenser seperti di panggung pesulap.

Itu adalah benda kecil yang muat di telapak tangannya dan terlihat seperti papan sirkuit kotak.

“Perangkat ini dikontrol oleh sensor presisi, jadi hampir tidak pernah digunakan untuk hal yang tidak penting.”

Prajurit musuh itu sadar tentang benda kotak yang dilihatnya itu apa.

Namun, itu semua sudah terlambat.

“Tapi jika sensor itu dipindahkan dari turbin yang meledak itu, apa kau pikir itu bisa melakukan pilihan yang tepat?”

Lagi pula, ledakan C4 itu sudah merusak fungsi keamanan Water Strider, menyebabkannya untuk aktif. Gas spesial untuk meriam plasma berkeseimbangan rendah diisi di ruang kosong di dalam mesin itu... dan menyebabkan ledakan tak lama setelah itu.

Ledakan besar yang diakibatkan plasma itu menghancurkan reaktor di dalamnya dalam waktu yang sangat singkat. Namun, itu adalah ledakan yang dimaksudkan untuk menghancurkan semua informasi yang ada. Itu adalah ledakan yang digunakan hanya untuk menghancurkan teknologi yang ada di dalam Object itu agar tidak dianalisis, jadi ledakan itu tidak seberapa kuat dibandingkan ledakan yang diakibatkan oleh ledakan reaktor tersebut.

Dan kemudian, semua suara menghilang.

Bola raksasa yang menjadi tubuh utama Object membesar dan sebuah kilat cahaya berwarna putih dan gelombang kejut yang begitu kuat menyebar ke segala arah. Prajurit musuh yang berdiri di area terbuka terjebak karena gelombangnya. Dia terlempar beberapa puluh meter sebelum mendarat di atas salju. Hal yang sama terjadi kepada prajurit yang lain.

Object raksasa itu meledak di tangan seorang prajurit teknisi.

Kejadian ini adalah sebuah kejadian yang tak pernah terdengar sebelumnya dan membalikkan teori perang yang ada. Penyelesaian dari misi ini diselesaikan oleh kombinasi kemampuan dari Quenser, Heivia, dan sang Elit. Teknisi Perang yang biasanya bekerja di balik layar untuk menghancurkan batuan atau jembatan atau membuatnya atau membangun jalur mendapatkan sebuah kenaikan yang luar biasa menjadi seorang pahlawan yang mengubah semua sejarah perang.

Namun, dia tidak memiliki waktu untuk menikmati hasilnya.

“Gwaaaaaahhhhhhhhhh!!”

Quenser terkena gelombang kejut itu, tapi tidak terlempar dengan mudahnya.

Meski dia berjarak 300 meter dari pusat ledakan dan bersembunyi di balik traktor itu, ledakan cahaya putih itu serasa menusuk retinanya.

Permukaan traktor baja itu hangus dan meluncur ke samping.

Rasa sakit langsung menjalar ke kepalanya dan indera pendengarannya serasa hampir hilang. Rasa sakit akan terbakar terasa begitu sakit di punggungnya. Dia menggosok matanya saat matanya dipenuhi oleh warna putih di mana-mana dan mencoba mencari di mana Heivia dan Sang Elit berada yang mungkin berada dalam kondisi yang sama dengannya atau pingsan.

Dia kemudian mendengar suara logam berdenting.

Beberapa prajurit secara ajaib berhasil selamat sama seperti Quenser dan dua orang kawannya. Penglihatannya kembali dan dia melihat beberapa prajurit dengan susah payah mencoba mengarahkan senapannya ke arahnya dengan tubuh yang terus bergetar karena efek ledakan itu.

Quenser sekali lagi merasakan radio di tangannya.

Dia mengeset frekuensi dan mengirimkan kode peledak untuk C4.

Peledak yang dia sebar di mana membuat ledakan yang melempar tubuh para prajurit itu ke langit.

Quenser berteriak kepada Heivia yang jatuh di bawah.

“Apa kau bisa berlari!? Ambil salah satu senapan itu dan menembaklah!!”

“Berengsek kau! Apa itu yang kau bilang ‘membuat kepanikan’? Ledakan sebesar itu juga membuatku panik kau tahu!!” teriak Heivia saat dia bangkit dari tanah dan meraih senapannya.

Bahkan ketika mereka berhasil meledakkan Water Strider karena banyak sekali ketidaksengajaan, tujuan utama mereka bukan menghancurkan markas ini.

Mereka tinggal melarikan diri dari tempat ini.

Tapi...

“!?”

Saat Quenser dan yang lain Pedi dari tempat ini menuju jalan keluar, seorang prajurit musuh mengeblok jalan mereka. Dia memegang senapannya dan mengarahkannya ke dada Quenser. Dua orang itu saling menatap dan sadar bahwa mereka berada pada situasi yang sangat sulit. Quenser melihat senyum di wajah prajurit itu.

Lalu dia mendengar suara tembakan.

Namun, itu tidak berasal dari senapan prajurit itu.

Sebuah peluru menerjang kepala prajurit itu dari jarak yang jauh.

Sisa dari pasukan musuh terkejut dari arah dari mana suara itu berasal dan melihat rudal yang tak terhitung dan peluru meriam terbang ke arah mereka yang berasal dari luar markas mereka. Prajurit musuh ini bukan satu-satunya yang terkejut karena serangan ini. Quenser dan dua orang yang lain selamat karena tembakan perlindungan itu, tapi mereka berdiri seakan tidak percaya.

“Mereka datang... Itu pasukan Froleytia, bukan!?”

“Apa? Sepertinya si dada besar penggila Jepang itu bisa bekerja sebagai komandan!!”

Markas musuh berisi fasilitas perawatan dan radar yang mendukung Object dari belakang. Sisa dari pasukan di tempat ini tidak lain hanyalah infanteri. Mereka tidak memiliki tank atau bahkan kendaraan lapis baja.

Di sisi lain, Quenser dan prajurit yang lain memiliki perlengkapan yang lengkap mulai dari tank hingga pesawat tempur yang selalu dikeluhkan karena hanyalah penghabisan biaya pajak semata. Hampir saja senjata yang ketinggalan zaman ini tidak akan pernah digunakan, tapi sekarang mereka akan menunjukkan taring sebenarnya.

Beberapa ledakan pecah dan tentara musuh beterbangan di langit. Di tengah itu semua, Quenser meraih tangan sang Elit dan lari menuju jalan keluarnya. Sepertinya pengawalnya telah dilumpuhkan dengan Howitzer.

Heivia lari mengikuti mereka dari belakang sambil menembakkan senapannya.

“Heh heh. Hey, Quenser! Kita pasti akan terlihat sangat bodoh kalau kita mati setelah semua yang telah terjadi, bukan begitu?”

“Yah, Froleytia datang ke sini karena percaya pada kita. Kita harus tetap hidup demi memenuhi harapannya!!”

Apakah atasan mereka bergegas ke tempat ini karena mereka ke sini setelah melihat tanda kemenangan yang begitu jelas setelah Object itu meledak? Atau mereka merasa bertanggung jawab karena meninggalkan sang Putri sendirian?

Saat Quenser berlari menuju jalan keluar, dia melihat markas musuh di belakangnya dan melihat asap hitam membumbul.

Pertempuran ini telah selesai.

Kedua belah pihak sama-sama kehilangan Object mereka. yang tersisa hanyalah para prajurit yang masih bertempur. Setelah ini semua, ada perbedaan jelas terhadap para tentara yang terdiri dari teknisi perawatan dan personil radar yang dibutuhkan untuk membantu Object dan pasukan yang terdiri dari tank dan pesawat gaya lama.

(Prajurit manusia mengalahkan Object...)

Bocah yang bertindak melebihi pengetahuan umum tentang perang melihat markas musuh dengan kosong di mana ledakan dan suara tembakan terdengar di mana-mana.

Sang Elit itu pasti memikirkan sesuatu karena dia membuka mulutnya untuk berbicara.

“...Orang-orang itu mungkin berpikir bahwa kita adalah monster yang sama dengan Object.”

“Bukan masalahku,” kata Heivia membela diri saat dia melihat markas musuh dengan mukanya yang tertutupi oleh jelaga. “Ini adalah perang. Merekalah yang mengajari kita saat mereka tidak mempedulikan bendera putih kita. Kita semua telah melupakan arti ‘perang’ sebenarnya akibat Object.”

Part 17

Perang terjadi di semua wilayah di dunia, tapi paling tidak, perang yang terjadi di seluruh Alaska telah mencapai puncaknya. Kedua belah pihak telah kehilangan Object dan (jarang hal ini terjadi pada era ini) sebuah pertarungan antara prajurit manusia tumpah di sana. Pada akhirnya, Quenser dan yang para prajurit yang lainlah yang memenangi pertempuran itu.

Quenser, Heivia, dan Sang Elit kembali dari Alaska menuju negara mereka masing-masing.

Mereka berasal dari berbagai tempat, jadi mereka berpisah di markas perawatan mereka.

Namun, mereka memiliki satu buah kesempatan untuk bertemu.

Sebuah pesta penghargaan sedang digelar.

Satu-satunya orang yang menyelamatkan seluruh pasukan di saat paling putus asa setelah Object mereka hancur bukanlah seorang prajurit profesional. Ia adalah seorang tamtama biasa yang sedang mempelajari Object. Berita tentang seorang manusia yang menghancurkan Object yang tak terkalahkah menyebar begitu cepat di seluruh dunia dan mereka sekarang akan dianugerahi medali.

Quenser berada di ruang tunggu aula pesat di hotel yang sangat besar yang tak pernah ia kunjungi sebelumnya. (Sebenarnya di berencana mengunjunginya setelah dia menjadi kaya mendadak seperti seorang desainer Object.) Perasaan tidak nyaman karena berada di dalam pakaian rapi ini menganggunya dan dia terus membenahi kerah dasinya. Namun, sosok Heivi yang lama tak ia jumpai membuatnya lupa dengan apa yang dia rasakan sekarang.

“Aku pikir kau sekarang adalah seorang bangsawan? Aku tidak pernah melihat seseorang yang terlihat lebih buruk saat memakai jas selain aku.”

“Diam kau. Aku kehilangan perasaan seperti ini saat masih mengejar rusa di Alaska. Dan itu tidak terlihat buruk padamu.”

Namun, dia berasal dari keluarga bangsawan, jadi dia tidak merasa tidak nyaman karena atmosfer aula pesta ini walau pakaiannya tidak cocok dengannya. Tubuhnya tidak senyaman seperti Quenser.

“Jadi pertempuran apa yang kau jalani sekarang, Heivia?”

“Apa kau bodoh? Aku hanya menghabiskan waktu di markas militer untuk memenuhi prestasiku agar bisa menjadi penerus keluargaku. Sekarang aku terkenal sebagai salah seorang yang meledakkan Object. Aku tidak perlu dekat-dekat lagi dengan kemiliteran. Sekarang aku bisa hidup dengan bergelimang harta dan nyaman. ...Meski sepertinya hal itu juga memiliki kesusahannya sendiri.”

“Aku tahu. Jadi kau berniat mengambil jalan ‘karir yang sukses’.”

“Kau juga punya hal yang bagus juga kan? Aku dengar militer terarik denganmu dan memberikanmu hak khusus untuk database negara. Sekarang kau bisa melihat cetak biru Object yang ada di negara ini tanpa harus pergi ke medan perang. Dengan banyaknya sampel untuk dipelajari, tingkat pemahamanmu pasti akan semakin cepat meningkat dari pada orang-orang yang ada di sekelilingmu.”

Mendengar itu, Quenser menopang dagunya.

Sepertinya memang terlihat begitu nyata baginya, tapi ia juga sepertinya telah meraih jalan kesuksesannya sendiri.

“Apa yang dilakukan sang Putri sekarang?”

“Well, sang Elit tidak bisa meninggalkan garis depan begitu mudahnya. Bagi kita, menghancurkan Object sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan perhatian publik, tapi bagi Sang Putri Elit, ini adalah normanya, kata Heivia, dengan menunjukkan betapa berbedanya dunianya dengan dunia sang Elit tinggali.

Quenser berpikir tentang betapa beratnya tugas seorang pilot yang berperang dengan Object tanggung.

Sementara itu, Heivia melanjutkan pembicaraanya.

“Dia menunggu perintah berikutnya sambil memakai Object yang dikembangkan bersamaan dan mirip dengan Objectnya yang hancur di Alaska. Aku dengan Object seperti itu membutuhkan waktu 3-4 tahun untuk dikembangkan mulai dari nol, jadi sepertinya sudah ada rencana untuk menggantinya dengan yang baru. ...Well, apa kau pikir sang Putri memilih untuk hidup di medan perang karena dia menyukainya?”

“Setelah semua yang kita lalui, aku tidak mengerti kenapa dia ingin kembali lagi.”

“Mungkin itu karena semua yang telah dia jalani. Dia mungkin telah berpikir betapa berharganya nyawa prajurit seperti kita ini.”

Tiba-tiba, sebuah suara ketukan terdengar di pintu ruang tunggu.

Seorang sekretaris cantik yang bekerja untuk seorang pejabat tinggi militer memasukkan kepalanya ke dalam ruangan itu dan meminta kepada mereka untuk segera masuk ke dalam aula pesta karena semuanya sudah siap.

Saat mereka meninggalkan ruang tunggu ini dan berjalan menuju koridor menuju aula pesta, Quenser memiliki pemikiran baru yang muncul di kepalanya.

“Oh, hey, apa kau mendapat email dari sang Putri?”

“Kau bodoh. Itu adalah hak khusus yang kau miliki sendiri. Lagi pula, kau adalah satu-satunya orang yang menggenggam senapan dan berlari untuk mengejarnya waktu itu.”

“...Aku berharap aku bisa menemuinya saat kita di sini.”

“Yah, kita akan berpencar satu sama lain setelah pesta ini selesai, tapi mari kita rayakan pesta ini untuk menyambut kedatangan kita dari pada merayakan perpisahan kita.”

Mereka membuka pintu kembar itu dan masuk ke dalam aula pesta ini dan disambut dengan tepuk tangan dan kilatan cahaya kamera. Dengan dipandu oleh suara seorang pembaca acara, Quenser dan Heivia dengan perlahan berjalan menuju panggung yang kemudian mereka disambut oleh sejumlah petinggi militer yang memiliki medali di atas potongan kain yang lebih berharga dari pada medali emas olimpiade di leher mereka.

Di akhir pesta, sang pembawa acara memberikan satu kenang-kenangan terakhir.

“Sekarang, berikan tepuk tangan yang meriah kepada mereka berdua yang mengalahkan Object tanpa bantuan Object sama sekali. Mari kita lihat aksi mereka berdua di pertempuran sementara berdoa demi kemampuan mereka yang khusus dan spesial yang akan membawa keuntungan kepada negeri yang kita cintai ini di masa depan.”

(...Eh? Apa yang baru saja dikatakan oleh orang bodoh itu?)

Sementara berdiri di panggung, Quenser dengan ketakutan melihat ke arah para petinggi militer, tapi mereka hanya tersenyum palsu di wajahnya.

Mata mereka serius.

Object memiliki sinonim yang sama dengan perang. Tekanan yang tak terlihat memberi tahu Quenser bahwa para petinggi militer ini tidak akan membiarkan prajurit seperti ini yang berhasil mengalahkan Object sendirian dan mengubah arah peperangan.

“(..Hey. Dengar pahlawan. Sepertinya ini bukan guyonan. Aku dengar orang gendut di belakang itu berkata apa. Aku tahu di mana kita akan ditugaskan lagi!)”

“(...Di mana kita akan ditugaskan? Apa sudah diputuskan!?)”

“(...Sepertinya kita akan ditugaskan bersama dengan Object sang Putri! Sepertinya itu yang mereka pikirkan, karena kita bisa mengalahkan Object sendirian, kita mungkin bisa bekerja dengan lebih baik untuk mengalahkan musuh jika ada Object yang bekerja bersama kita!!)”

“(...Apa kau serius? Jadi kita harus menghadapi monster itu lagi!?)”

Saat hubungannya dengan beberapa orang membuatnya pusing, Quenser melihat ke medali yang menggantung di lehernya.

(Tolong katakan padaku kalau ini tidak berbeda dengan pemberian gelar kepada orang yang telah meninggal.)