High School DxD (Bahasa Indonesia):Jilid 2 Life 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 00:12, 25 December 2011 by Vardian (talk | contribs) (Created page with "===Part 1=== Ketika aku membuka mataku, aku melihat langit-langit yang kukenal. Aaaah, jadi itu hanya mimpi. Sepertinya aku mendapatkan mimpi terbaik dan terburuk. Mimpi yang b...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Part 1

Ketika aku membuka mataku, aku melihat langit-langit yang kukenal. Aaaah, jadi itu hanya mimpi. Sepertinya aku mendapatkan mimpi terbaik dan terburuk. Mimpi yang baik di awal. Pernikahanku dengan Buchou., yang aku kagumi. Mimpi yang baik saat itu, tapi setelah itu... Jantungku berdetak cepat. Semua orang akan seperti itu jika mengalami mimpi yang sama,. Aku juga bernafas cepat. Aku menegakkan tubuh bagian atasku dan menyeka keringat di dahi dengan tanganku. Wew. Begitu banyak keringat. Aku heran dengan jumlah keringat yang tak kusangka. Pada saat yang sama, aku menyadari bahwa aku menggunakan tangan kiriku untuk menyeka kerigat itu. Adegan terakhir... Naga merah itu...

Mimpi itu bagaikan cerita fantasi sehingga aku tak dapat mempercayainya. Di akhir mimpiku, lengan kiriku berubah menjadi lengan monster itu, tapi tak ada masalah dengannya sekarang. Tapi aku mengerti bahwa ada sesuatu yang merasuki lengan ini. Aku melihat ke arah jam. Masih jam 4.30... Masih terlalu pagi. Aku menarik nafas dalam-dalam akan tidur lagi... Tidak! Aku ingat sekarang! Ini waktunya! Aku bangun dari tempat tidur dan bersiap-siap! Ketika aku melihat kebawah dari jendela disana ada seorang gadis cantik berambut merah, Rias Gremory-buchou yang mengenakan jersey merah berdiri di gerbang. Dia adalah senior di sekolahku dan idola sekolah. Dia adalah presiden dari klu peneliti ilmu gaib dimana aku bergabung, dan identitas aslinya adalah seorang iblis. Dia melihat ke arahku setelah menyadari bahwa aku melihat ke arahnya. Cepat. Dia menggerakkan bibirnya seperti itu sembari tersenyum.

“Aku kesana sekarang!”

Aku mengganti bajuku dari piyama menjadi jersey, dan meninggalkan ruangan untuk melakukan latihan pagi.