Iris on Rainy Days Indo: Lahir Kembali - Hari ke-32

From Baka-Tsuki
Revision as of 15:25, 4 March 2018 by C.I.U (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Hari Ke-32

Sebulan telah berlalu, sejak pertama kali aku datang ke lahan kostruksi.

Aku masih memikirkan tentang mereka berdua sampai sekarang. Sebuah robot tinggi besar dan robot berwujud seorang gadis kecil – nomor Lima Belas dan Tiga Puluh Delapan.

Dua robot yang sungguh berbeda.

Pertama, si robot raksasa, nomor Lima Belas.

Dia memiliki badan yang besar, tapi gerakannya lambat. Meskipun dia terlihat gahar dengan membawa setumpuk material bekas dengan langkah besar, tapi dia terjatuh karena terselip di lumpur. Dan juga, penampilannya setelah terjatuh, wajahnya menghadap ke atas sementara kaki dan tangannya bergerak-gerak seperti serangga yang terbalik – jujur saja, itu sangat menggelikan.

Sebaliknya, gerakan si robot gadis – nomor 38 – sangat gesit. Dia melewati robot lain secepat angin. Dia jadi terlihat seperti seekor kucing atau tupai, yang memberikan kesan seperti binatang kecil tapi gesit.

Kapanpun si robot gadis itu melewati si robot raksasa nomor 15, mereka selalu mengatakan sesuatu. Biasanya, mereka memberikan respon seperti ‘Hey!’ ‘Baik-baik saja?’ ‘Aku pergi!’ dan sebagainya, kemudian dia akan mengetuk pelan pinggul si raksasa.

Mereka berdua terlihat seperti sepasang sahabat yang sudah mengenal lama.

Tetapi, kita tidak pernah satu lokasi.

Di lahan konstruksi, rekan-rekan robotku tidak mengenal kata ‘bersosialisasi’. Mereka hanya akan membawa material dari pagi sampai sore, dan hari mereka akan diakhiri dengan dimatikan dayanya pada larut malam. Disini, satu-satunya hubungan yang dialami oleh mereka adalah, robot harus mengikuti perintah manusia, dan tidak ada selain itu. Tidak ada percakapan, dan tidak ada saling membantu.

Nomor Lima Belas dan Tiga Puluh Delapan bukanlah satu-satunya robot yang bisa berbicara. Aku melihat banyak robot lain yang menjawab ‘Ya’ ‘Mengerti’ ‘Maafkan saya’ dan seterusnya setelah diperintah oleh bos manusia. Beberapa diantaranya mengatakan ‘Maaf!’ ketika saling bertabrakan.

Meskipun begitu, aku tidak pernah melihat robot lain berbincang-bincang selama sebulan aku di sini, kecuali si nomor Lima Belas dan Tiga Puluh Delapan.