Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 11 Chapter 13

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 13[edit]

“—Hey, tidakkah menurutmu itu menyebalkan? Aku dipermalukan di depan umum, di depan umum.”

Kekesalan di dalam suara nyaring yang kewanitaan jelas terdengar, dan balasan untuk itu adalah,

[…Itu sudah yang keempat kalinya]

Suara yang kewanitaan ini terdengar sangat mengantuk.

Perbedaan kondisi mental kedua orang yang sedang dalam telpon ini, layaknya perbedaan suhu antara pertengahan musim dingin dan musim panas.

Namun, itu tak terelakkan. Hanya Honoka memiliki alasan untuk kesal, sementara Shizuku memiliki alasan untuk meminta segera tidur.

Honoka kesal karena suatu alasan. Keinginan rahasia hatinya telah di bongkar. Bukan hanya rasa suka dan cinta yang bersarang dihatinya bisa dikatakan sebagai penyerahan, bahkan dia sendiri juga berpikir bahwa hal itu sedikit berlebihan untuk zaman ini. Walaupun keinginan yang dia sendiri tak sanggup katakan, diungkapkan oleh orang lain sudah cukup memalukan. Perasaan Honoka telah dibongkar bukan hanya di depan orang yang dia pikirkan, tapi juga di depan banyak orang, sehingga merasakan perasaan, yang seperti penyiksaan terhadap diri sendiri tidak terelakkan. Kenyataan bahwa yang mengatakan perasaannya untuknya bukan seorang manusa, tapi sebuah maid-droid yang dirasuki parasite sama sekali tidak membuat perasaan Honoka tenang.

“Itu tidak penting, karena aku sudah sangat dipermalukan.”

Honoka meminta penghiburan dari temannya dengan nada yang merengut. Pemandangan sosok Honoka yang mencibir membuat Shizuku mendesah kecil di tengah layar.

[Aku mengerti, jadi tolong mengertilah posisiku. Menurutmu sekarang jam berapa?]

Dilain sisi, Shizuku memiliki alasan yang kuat untuk meminta ‘aku mau tidur’. Karena memang sekarang waktunya, atau sebenarnya karena perbedaan waktunya. Untuk menegaskan perkataan Shizuku, sebuah jam dengan tiga jarum memenuhi layar. Jarum jam yang pendek dengan desain kearaban yang klasik menunjuk diantara IV dan V. Tokyo dan Berkeley (California) memiliki tujuh jam perbedaan waktu. Kalau sekarang jam setengah sepuluh malam di Tokyo, maka di Berkeley sekarang jam setengah lima pagi.

[Tolong, bisa gak tunggu seengaknya dua jam?]

Bisa dibilang sudah sewajarnya bagi Shizuku untuk terus mengomel. Bahkan sekarang kedua kelopak matanya sudah hampir tertutup. Tentunya, wajah Honoka menunjukkan rasa bersalah dan bahunya menurun.

“Aku memang sudah menunggu sejam, tapi…”

Ketika dia mendengar alasannya, mata mengantuk Shizuku berkedip dan kali ini dia mendesah tanda menyerah.

[Sifatmu yang satu itu sangat sedikit berubah dalam satu tahun……]

“Aku selalu, selalu, mengganggumu…”

[Tidak mengganggu kok…asalkan kamu memerhatikan jamnya.]

“Uh…maafkan aku.”

Memandangi layar dimana Honoka yang sudah tidak memiliki alasan, Shizuku mendesah sekali lagi. Kali ini mungkin dia mencoba mengusir rasa ngantuknya dengan desahan, karena matanya sudah tidak lebih dari setengah terbuka, wajahnya sangat kaku.

[Tapi, mungkin hal yang baik akan datang dari hal ini.]

Nada suaranya datar — seperti biasanya pelafalannya sangat jelas.

“Apa? Apa? Tidak mungkin hal baik akan datang dari ini!”

Seraya dia menolak kata-kata penghibur Shizuku, Honoka melupakan rasa sedihnya dan dengan kerasnya menegur Shizuku.

[Tapi, sampai sekarang kamu gak bisa ngomong sendiri kan?]

Bagaimanapun, Shizuku tidak sembarangan menggunakan kata ‘bagus’. Mungkin karena nadanya atau karena cara dia mengatakannya, protes Honoka diatasi dengan sekali balas.

[Apa kamu mengekaui kalau kamu memiliki kecenderungan untuk bergantung?]

“Kecenderungan seperti itu…”

Honoka langsung saja mencoba menyangkalnya, tapi mungkin dia berpikir tidak dia bisa menyangkalnya. Kata-kata penolakannya menghilang di tengah jalan dan dia memalingkan matanya dari mata Shizuku yang memandanginya dengan sengaja melalui layar — atau lebih tepatnya, matanya yang setengah terbuka.

[Honoka, menurutmu sudah berapa tahun kita bersama.]

Shizuku memberikan balasan terakhirnya dengan nada yang mengandung pelajaran dengan lembut.

“…Tapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa.”

Honoka mengakui perkataan Shizuku dengan nada yang menentang dan menyerah.

“Karena aku seorang keturuan dari ‘Elements’.”

Apakah sikap seorang bisa dipengaruhi keturunan? Shizuku selalu bertanya dalam keraguan, namun, bahkan jika dia mendebat hal itu, tidak aka nada gunanya. Disamping itu, dia mengerti hal itu tidak diperlukan.

[Keinginan untuk bergantung kepada seorang tidaklah baik atau buruk. Tidak semua orang itu pemimpin yang melakukan inisiatif tanpa bergantung dengan seseorang, dan aku rasa mereka berfungsi di dunia dengan baik.]

Ketika kata-kata temannya tidak mencacinya, pandangan Honoka masih mengandung keraguan, tapi sekarang sudah kembali normal.

[Yang aku coba katakan adalah, Tatsuya-san adalah orang yang cukup bagus untuk diandalkan oleh Honoka.]

Mata mereka saling bertemu dalam kamera, Shizuku berbicara seraya dia memberikan instruksi yang rinci.

“Menurutmu …begitu?”

Shizuku mengangguk tanpa sedikitpun keraguan atas pertanyaan Honoka yang gemetar

[Aku yakin Tatsuya pada dasarnya bukan orang yang melakukan apa yang orang inginkan. Malahan, dia orang yang secara tepat menjawab keinginan seseorang.]

“Maksudmu jika aku tidak berbicara dengan jelas, dia tidak bisa mengerti aku?”

[Benar. Selain itu, dia orang yang sangat berterus-terang]

“Um, maksudnya…?”

Jawaban Shizuku atas pertanyaan Honoka yang malu-malu adalah,

[Bahkan jika dia melakukan apa yang kamu inginkan, dia tidak akan memaksamu melakukan hal yang berbau seksual, itu maksudku.]

Kejujuran seperti itu — dapat dikecam sebagai kecabulan.

Wajah Honoka berubah menjadi merah secepat kedipan mata.

Masih dengan wajah yang merah, secercah penyesalan nampak di wajahnya.

[Honoka, mungkin kamu ingin lebih sedikit agresif dalam pendekatanmu.]

“Shizuku!”

Honoka menaikkan suaranya dan memandangi layar. Tapi, di sana hanya ada wajah Shizuku yang mengatakan ‘itu kebenarannya’.

“Cukup!”

Walaupun dia memalingkan wajahnya dengan pandangan sebal,

“……”

“…Shizuku.”

Bisa diduga, yang menyerah dan berbicara duluan adalah Honoka.

“Apa yang harus kulakukan.”

[Satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah terus melangkah maju]

Shizuku tidak memiliki banyak pengalaman romantis. Malahan, pengalamannya bisa dibilang jauh lebih sedikit jika dibandingkan remaja perempuan seumuruannya di negara dan zaman ini. Walau begitu, dia berani memberikan temannya yang terjebak dalam kebingunan, karena terlalu banyak berbikir, sebuah tendangan keras dengan pernyataan sederhana.

“Aku memang bermaksud untuk melakukan semua yang aku bisa untuk terus melangkah maju, tapi…”

[Percuma saja kalau kamu cuman bermaksud. Sainganmu terlalu kuat.]

“Maksudnya saingan…?

[Kemenangan atas Miyuki sangatlah sulit.]

“Miyuki? Tapi Miyuki dan Tatsuya-san kan …”

[Bersaudara. Terus?]

Shizuku menolak bantahan Honoka yang berdasar akal sehat dengan satu kata. Kata ‘terus’ yang sederhana itu mengandung nuansa ‘Aku tahu itu. Gak ada hubungannya’.

“Tapi, itu, hal itu…”

Dengan mimik terkejut, Honoka menggelengkan kepalanya ke kamera. Namun, dimata Shizuku yang sudah sangat berteman dengan Honoka, dia tidak terlihat seperti sedang terkejut.

[Honoka, tidak mungkin kamu mengincar Tatsuya-san cuma karena kamu mau melakukan hubungan intim dengannya.]

“E-Enggak lah! Yah, gak mungkin aku sama sekali tidak tertarik dengan hal itu, tapi…”

Shizuku dari sisi layarnya memandangi Honoka yang mulai gelisah dengan mata yang mengatakan ‘apa yang orang ini bicarakan’. Namun, jika dia tetap diam, Shizuku yang akan merasa tidak nyaman. Shizuku dengan paksa mengubah alur pembicaraan itu.

[Hubungan darah hanya akan menjadi halangan untuk hal yang seperti “itu”. Tapi, kalau seseorang sudah puas hanya dengan bersama dengannya, hubungan darah tidak akan menjadi halangan. Aku akan sangat ingin menanyai Miyuki.]

“…Apa?”

Dia bertanya dengan wajah yang …mengatakan kalau dia tidak ingin bertanya, tapi tidak bisa tidak bertanya.

[Bagaimana perasaannya terhadap Tatsuya.]

“…Terus?”

[Apakah dia menyukainya.]

“Uh…pasti…”

Wajahnya memucat, tapi dia tidak ingin memekik, jadi dia membisikannya bersamaan helaan nafas.

[Masudku bukan suka seperti itu, tapi cinta.]

“…Oh?”

[Maksudku perasaan yang dimiliki seorang wanita terhadap laki-laki. Bukan hanya sebagai seorang ‘adik perempuan.]

“?”

Bagaimanapun juga, informasi tambahan yang diberikan Shizuku membuatnya bingung bagaimana mengartikannya.

[Tapi…]

“Tapi?”

Ketika Shizuku ragu, Honoka memaksanya untuk melanjutkan dengan mengulangi katanya dengan nada yang berbeda.

[Aku rasa, walau dia sendiri tidak ingin mengakuinya bahkan kepada dirinya sendiri, Miyuki memang menyukai Tatsuya-san layaknya seorang wanita kepada pria.]

Dia meneruskan perkataannya dengan anggapan yang tegas tanpa keraguan.

“Shizuku juga berfikir kalau…”

Meskipun pikiran Shizuku bisa dibilang sedikit(?) melenceng dari akal sehat, Honoka tidak sanggup menentangnya.

[Iya, karena itu, aku rasa kamu harus menyainginya sebelum dia mengakuinya.]

“Maksudmu?”

Honoka tidak berpura-pura bodoh saat mengatakannya.”

[Sebelum Miyuki jadi serius, Honoka-san harus menjadi nomor satu bagi Tatsuya-san.]

Namun, kata-kata itu membentuk gambaran, dan kata ‘Miyuki jadi serius’ memiliki potensi terjadi yang besar sehingga memenuhi kepala Honoka.

“Hal seperti itu, tidak mungkin…”

[Saat ini, salah untuk menyerah. Ini memang bencana, tapi aku rasa kamu bisa menggunakan hal ini untuk menariknya.]

Shizuku dengan lembut menanamkan keingan untuk menang kedalam bisikan prasangka kepada Honoka — dia sendiri memang ingin menang — dengan memberikan penyemangat.

“Menarik Tatsuya?”

[Iya. Bagaimana caranya kamu harus mengutarakan semua perasaanmu kepadanya.]

“Bukankah aku akan menjadi menyebalkan…….”

[Tenang saja. Tatsuya pastinya tidak akan menganggapmu sebagai beban.]

Namun, kata-kata itu bukan untuk menenangkannya. Memang hal aneh untuk diperacayai, tapi Shizuku benar-benar percaya bahwa itu benar.


◊ ◊ ◊


Di waktu yang kira-kira sama ketika Shizuku menyalakan “api” Honoka.

Tatusya sedang menghadapi Lina yang berubah menjadi ‘Angie Sirius’.

Rambut seperti api dan mata berwarna emas. Penampilannya berubah jauh hingga bentuk wajah tingginya. Tidak perduli seberapa banyak kamu memerhatikannya, dia sama sekali tidak mirip dengan Lina. Bahkan tanpa penyembunyian topeng, mungkin tidak akan ada yang bisa menghubungkan ‘Angie Sirius’ dan ‘Angelina Shields’. Tidak selama mereka mengira topeng itu berfungsi untuk menyembunyikan identitasnya.

Tatsuya dengan cermat mengamati penampilannya. Tidak mungkin dia menghabiskan setengah bulan sebelumnya bermain-main. Dia telah berlatih melawan ‘Matoi’ [1] Yakumo dan membuat setumpuk langkah pecegahan terhadap sihir pengubah informasi ‘Parade’.

Hasil dari latihannya mulai nampak. Efek dari ‘Parade’ Lina sekarang berhenti pada penampilan luarnya, dan dia mengerti koordinat informasi tidak akan ditulis ulang. Dengan perlawanan seperti itu, bahkan jika koordinatnya palsu. Tatsuya rasa dia bisa menjaganya dalam pandangan CAD-nya.

Tentu saja, dia tidak bisa optimis. Ini hanya memengaruhi penampilan Lina, ini bukan saatnya bersantai atau ceroboh. Malahan, dia tidak boleh membuat kesalahan sama sekali. Sayangnya, dia tidak bisa menjamin bahwa dia memiliki cukup kekuatan sihir untuk menjaga koordinat informasi agar tidak ditulis ulang.

(Dengan kata lain, sihir itu mengambil banyak kapasitasnya.)

Battalion pasukan sihir USNA paling elite, ‘Star’ dengan nama sandi ‘Sirius’ sebagai ketuanya. Sesuai namanya, penyihir yang memiliki kekuatan sihir terkuat. Gadis ini pasti memiliki semua sumber, untuk sihir sekuat itu, terkonsentrasi di dalam tubuhnya.

Pergoresan cahaya yang menyerang Tatsuya dan Chiba Naotsugu membelah kegelapan malam. Serangan itu mungkin sebenarnya adalah beam energi-plasma tinggi. Jika memang begitu, maka nama dari sihir yang dia gunakan adalah—

(Mungkin, tidak salah lagi. Itu adalah ‘Heavy Metal Burst’.) [2]

Sihir strategi milik Angie Sirius menurut Tiga Belas Rasul[3] adalah ‘Heavy Metal Burst’.

Dia mengubah metal berat menjadi energi plasma tinggi; sihir itu menyebarkan ion solar yang dikuatkan ke area luas dengan menggunakan penciptaan gas dan gaya tarik elektromagnetik dan peningkatan tekanan tinggi.

Kebetulan, ada lebih dari sedikit pengguna sihir yang bisa merubah material menjadi plasma selain ‘Angelina Sirius’. Namun, hanya dengan mengionisasi atom, tubuh plasma lengkap yang terpancar keluar tidak akan menghasilkan penetralan gaya tarik elektrik. Angelina Sirius adalah satu-satunya yang bisa menggunakan ‘Heavy Metal Burst’ dengan kecepatan dan skala seperti itu, karena hanya dia yang mampu benar-benar melakukan proses memancarkan atom untuk membentuk awannya dan menjaga pembentukan plasma.

Namun, ‘Heavy Metal Burst’ seharusnya adalah sihir yang memancarkan energi plasma tinggi ke segala arah dari tempat tetap. Meski begitu, plasma yang menyerang Chiba Naotsugu adalah beam dengan arah.

(Itu tidak hanya sekedar dirapatkan. Jarak efektif…area penyebarannya juga diatur.)

Plasmanya telah menyebar menjauh dari Natsugu, tapi tidak satupun bangunan di jalan itu yang hancur karena plasmanya tidak sampai. Mungkin sihir itu mengandung rangkaian sihir yang membuatnya kehilangan energi plasma setelah melewati target, atau mungkin dia menetapkan sebuah stop kontak yang bekerja sebagai steker untuk menghentika beamnya saat mencapai ujung.

Bagaimana dia bisa melakukannya? Dia tidak mengerti jika hanya melihat satu kali, tapi mungkin—

(Apakah karena ‘tongkat’ itu?)

Dia tidak pernah melihat tongkat itu ditangan Lina sebelumnya, jadi itu adalah kemungkinan yang besar. Mungkin, tidak, pasti itu adalah casting assistant device yang dikembangkan oleh USNA. Jika dia tidak berada di posisi seperti sekarang, dia mungkin akan memuji kehebatan teknk tersebut.

(Namun, saat ini hal itu memiliki potensi ancaman terbesar.)

Dia masih belum sepenuhnya mengerti tentang sistem pengendalian aliran plasma, tapi bukan berarti dia tidak mengerti sama sekali. Jika dia ‘mengamati’-nya sekali lagi maka dia akan sanggup membuat langkah pencegahan. Tidakkah dia terlalu optimis mengenai pengamatan? Tatsuya langsung menanggalkan spekulasi itu sendiri. Hal yang tidak pasti pada saat seperti ini tidak akan baik baginya.

Malahan, itu akan menjadi sebuah masalah.

(Jika dia menerima serangan langsung, apakah dia memiliki cukup energi simpanan untuk membalas?)

Melawan serangan fisik yang berarti, Tatsuya memiliki kemampuan kebangkitan yang tidak diaturnya, tapi yang bisa dia lakukan hanyalah ‘bangkit’ bukan ‘menahan’.

Kesulitan untuk mengaturrnya terletak pada seberapa parah lukanya, bukan seberapa sering digunakannya.

Beam barusan bergerak secepat cahaya. Yang lebih cepat dari suara karena itu kilat selalu terlihat sebelum guntur terdengar. Kecepatan cahaya kurang lebih seribu kali kecepatan suara.

Namun dengan waktu jeda seperti ini, jarak enam puluh meter dapat dicapai dalam kurang dari dua millisecond. Yang artinya sama dengan sekejap. Itu sepertinya sangat tidak mungkin untuk dihindari.

Bagaimanapun juga………

(Dengan badan yang sebenarnya bergerak dengan kecapatan seperti itu, bahkan bila gasnya sangat dilemahkan, gelembang kejut yang kuat pasti terjadi. Karena itu tidak terjadi, itu artinya dia harus menyiapkan beberapa macam alat terlebih dahulu agar hal itu tidak terjadi.)

Jika dia bisa merasakan penciptaan ‘jalur’ maka dia bisa menghindari arah bidikan.

Tatsuya mengerahkan penuh inderanya dan mebersut [4] kepada Lina.

Di dalam kegelapan yang dihancurkan lampu jalan, Lina hanya menghindari matanya dai pandangan Tatsuya, dengan kasar berbalik, berpaling lagi dengan cepat dan tersenyum lemah.

Dia dengan jelas mengundangnya.

Tatsuya kebingungan.

Jelas sekali bahwa ini adalah perangkap, tapi jika ini memang perangkap maka Tatsuya suda berada dalam kekangannya.

Bahkan jika dia tidak menanggapinya, dia tidak yakin Lina akan mebiarkannya pergi tanpa luka.

Jika dia tidak bisa menghindari tujuan musuhnya maka adu tembak di tempat ini bukanlah sebuah pilihan.

Di hadapan Tatsuya yang masih tidak bisa memutuskan apa yang harus dia lakukan. Kaki Lina dengan enteng menendang permukaan jalan.

Itu mebuyarkan kebingungannya.

Disaat dia berlari atau mungkin melompat, rambut merah gelap bertambah jauh dengan tempo cepat.

Dia meninggalkan Naotsugu, yang telah terpaku akibat ledakan, dan mengaktifkan kontrol gravitasi yang sama dengan Lina, Tatsuya mengejarnya.


◊ ◊ ◊


“Letnan Sirius sudah melakukan kontak dengan sasaran!”

“Tanggapan?”

“Tidak ada!”

Ruang komando rahasia yang telah disediakan di kantor cabang perusahaan “boneka”[5] milik USNA telah jatuh ke dalam kepanikan tertentu.

Operasi penangkapan telah berubah jauh seperti yang diharapkan sejak awal, namun sesuatu seperti ini tidak akan membuat tangan Virginia Barans bergetar.

Gangguan dari petarung yang sepertinya seorang agen pasukan Jepang sudah di prediksi.

Bukan itu sebabnya.

Lina dengan sewenang-wenang meninggalkan posisinya sudah membuat kepanikan.

Meski komandan Stars, ‘Sirius’ sudah diberikan kewenangan atas pergerakan bebas, dia telah melanggar peraturan militer dengan tidak melaporkannya. Namun, sekarang sekarang operasi bagi tim sedang berlangsung. Ini bukan situasi dimana meminta izin sebelum melakukan tindakan adalah hal yang bagus.

Juga, Barans sudah menyerahkan penggunaan Brionac kepada penilaian pribadi Lina, tapi mengaktifkannya di tengah jalan jauh di luar dugaan.

“Sasaran sudah mulai melakukan pengejarang Letnan Sirius.”

Akibat laporan informasi terbaru itu, sedikit ketenangan kembali ke suasana ruang kendali.

Ketika dia memikirkan pembersihan operasi ini termasuk pemungutan Stardust, kepalanya mulai terasa sakit. Bagaimanapun juga, untuk sekarang, mereka kembali ke jalur. — hanya itu yang akan Letnan Kolonel Barans.

(Mungkin aku harus sepenuhnya menunda operasi ini…)

“Panggil van penyiaran di luar.”

Sang colonel dengan efektif menjaga kejengkelan yang dia rasakan tidak keluar dari suaranya ketika dia memberikan perintah kepada operator.

◊ ◊ ◊


Dalam cahaya yang mengundang yang dapat dilihat di seluruh kota, ada sebuah jalan yang cahayanya diganggu.

Malam tanpa malam kota Tokyo sudah memberikannya sebuah nama, zona dimana langit hitam malam berubah menjadi sebuah latar belakang putih.

Taman tempat dia diundang juga merupakan gerbang cahaya.

Tidak, mungkin lebih baik untuk menyebutnya tanah kosong ketimbang sebuah taman. Pagar tanamannya terawat, tapi tidak ada area bermain ataupun bangku. Tidak ada hal lain selain tanda lampu-jalan di dalamnya. Mungkin, di masa perang, ini pernah menjadi tanah publik yang dirawat sebagai zona pencegahan bencana, tapi proses pengembangan ulangnya mungkin telah melalaikannya.

Di bawah lampu jalan yang jarang-jarang, Lina menampakkan rambut emasnya.

Di atas kepalanya, kegelapan menggantung seperti sebuah topi.

Sejak awal malam ini, tidak memungkinkan untuk melihat bulan atau bintang di langit yang berkabut, tapi dia mengerti itu bukan hanya itu dengan sekali lihat.

Sihir tipe optik sedang digunakan untuk menghalangi pengawasan satelit dan kamera podium stratosfer.

Di sini, dia di sarang musuh.

Karena dia secara sadar melompat ke dalam jebakan musuh, dia tidak terkejut atau gelagapan saat ini. Malahan, yang tidak diperkirakan Tatsuya adalah bahwa tidak ada jejak penggunaan sihir selain sihir penyembunyian.

(Apa mereka benci gangguan dari teman sesama penyihir……)

Dengan kata lain, sihir yang Lina gunakan adalah teknik yang sangat maju yang sanggup membuat serangan sendiri lebih efektif ketimbang serangan ramai, yang memaksanya untuk memikirkan pasukan teman.

Meghentikan ilusinya mungkin dilakukan agar dia bisa mengkonsentrasikan pikirannya pada rangkaian penyerangan.

(Sudah kuduga, itu memang ‘Heavy Metal Burst’.)

“Tatsuya.”

Baru saja dia menyelesaikan konfirmasi ulang dari impresinya mengenai nama serangan Lina, ia membuka mulutnya.

“Aku tidak berpikir kau akan datang kesini dengan santainya.”

“Karena, dikejar-kejar terus menurus itu merepotkan.”

Mendengar jawaban sombong itu, Lina memasang senyuman kejam.

“Kamu cukup percaya diri. Namun itu itu terlalu mewah disaat seperti ini.”

Lina menghadapi Tatsuya dengan tongkat yang dipegangnya menyilang diantar bawah lengan dan tangannya.

“Tatsuya, menyerahlah. Aku tak tahu cara apa yang kau gunakan untuk menghilangkan efek sihir, tapi kau tidak akan bisa menghilangkan efek Brionac ini.”

Bagi Lina, pernyataannya tidak lebih dari permintaan menyerah yang sederhana.

(Bri-on-nac…Brionake? Atau ‘Brionac’?)

Bagaimanapun juga, kata-kata Lina memberikan potongan terakhir pada puzzle yang hampir lengkap mengenai beam itu dalam pikiran Tatsuya.

Nama itu memiliki sebuah arti bagi Tatsuya.

Setelah nama itu melengkapi puzzlenya, bagian dari banyak sifatnya terungkap.

Karena pikirannya tersita oleh inspeksi dari idenya, Tatsuya lupa untuk menjawab permintaan Lina.

Lina menganggap itu sebagai sebuah penolakan.

Dia tidak ingin difitnah karena ragu.

Dia telah dengan ceroboh lupa untuk menetapkan batas waktu untuk menjawab, tapi tidak menjawab permintaan menyerah, menurut tradisi, berarti menolak.

Lina menggenggam bagian silang horizontal yang menonjol di salah satu sisi tongkat itu.

Bagian itu, tidak salah lagi berfungsi sama dengan genggaman pada pistol.

Disekitar bagian tipis sepanjang delapan sentimer di dua pertiga bagian bawah Brionac; sebuah cahaya psion berbentuk double helix [6] berjalan; di bagian silinder dengan lebar empat puluh senti di sepertiga bagian atas Brionac, di depan pegangan, rangkaian sihir dikonstruksi secara instan. Tasuya yang merasakannya mengaktifkan Gram Dispersion dan — sadar bahwa itu sudah terlambat.

Ujung tongkat berkelip.

Sinar cahaya tipis tertekan keluar dan menyerempet tangan kanan Tatsuya.

Meski hanya menyerempet — Tangan kanan Tatsuya dari siku ke bawah terkarbonisasi dan terbang.

Tubuhnya terputar keras oleh serangan.

Tatsuya tidak melawan gaya itu, dia menggunakannya untuk mendorongnya ke belakang pagar tanaman.

Lina melepaskan tangannya dari pegangan, dan menyerang layaknya Brionac sebuah tombak atau sejenisnya.

Dengan jeda waktu itu, dia secara horizontal mengayunkan Brionac ke pagar tanaman tempat Tatsuya bersembunyi.

Kayu hidup terkena api di sana-sini. Pagar tanaman itu kini hanya sebuah semak-semak.

Plasmanya tidak mengenai Tatsuya yang bersembunyi di belakangnya.

Dihadapan Tatsuya yang setengah berlutut dengan bahu kanannya direndahkan untuk menyembunyikan bagian kanan tubuhnya, pedang fantastik plasma yang bersinar menghilang.

“Brionac…’labelnya’ Brythonic. Salah satu senjata milik ‘Lleu’ sang dewa cahaya dari Dongeng Celtic. Apakah namanya berarti itu adalah sebuah reproduksi dari senjata mitos?”

Mknr v11 38.jpg

Saat dia berada dalam postur itu, Tatsuya menanyai Lina yang berjalan ke arahnya.

Suaranya tidak terkabur dengan rasa sakit, ketahanannya pasti sangat tinggi, pikir Lina.

Latihan intensif melawan siksaan merupakan hal yang wajar bagi pasukan khusus.

“Kau khawatir terhadap hal itu? Sekarang, saat kau berada di poin genting antara hidup dan mati.”

Di dalam tongkat itu, rangkaian sihir sekali lagi diaktifkan secara instan.

Debu metal yang kental dihancurkan menjadi energi plasma tinggi menggunakan sihir.

Kejadian alam yang dikenal dengan ‘energi plasma tinggi’ dibuat menggunakan sihir, tapi wadahnya berubah bentuk sesuai dengan pikiran Lina.

Bersamaan dengan pedang pijar pecah dengan listrik yang menusuk ujung hidungnya, potongan terakhir meluncur masuk ke pikiran Tatsuya.

“Hal ini mengganguku. Orang-orang senang memberikan nama yang mengandung arti. Brionac adalah tombak yang memuntahkan tombak cahaya tajam dari ujungnya ke arah musuh, mungkin bisa disebut sebuah peluru cahaya yang secara bebas dilempar seperti tombak. Meskipun, dalam kasus itu, secara bebas mungkin membutuhkan banyak nyali.”

“Kalian mengkopi senjata dari dongeng, sebuah reproduksi dari senjata mitos Brionac.”

“Untuk mewujudkan teori FAE……… Memang hal yang wajar diharapkan dari kemampuan teknik USNA.”

Sampai tadi Lina tidak tertarik dengan perkataan yang dia dengar dari Tatsuya, tapi matanya melebar saat kata ‘FAE’ disebutkan dan wajahnya menjadi kaku.

“… Bagaimana kau bisa tau tentang teori FAE?”

Melihat keheranan Lina, Tatsuya juga terkejut.

“Itu mungkin tidak terlalu aneh. Karena FAE adalah teori yang disertakan dalam jangka pendek di laboratorium gabungan milik Jepang dan Amerika.”

“Itu rahasia lab! Terlebih lagi, dokumen dari lab itu sudah dihancurkan!”

“Meskipun begitu, dokumen itu tidak benar-benar dihancurkan. Bukankah reproduksi dari senjata mitos di tanganmu merupakan buktinya?”

Selagi Tatsuya mengamati Brionac milik Lina,

“FAE — Free After Execution.”

Nama itu menimbulkan emosi yang dalam.

Di Jepang, itu disebut sebagai teori yang mengatur gejala alam setelah diciptakan, tapi ‘’Free After Execution’’ adalah cara yang lebih baik untuk menggambarkannya. Gejala yang dihasilkan sebagai hasil dari perubahan menggunakan sihir sudah bukan gejala yang berasal dari alam. Tepat setelah pengubahan belenggu, hukum fisika alam menjadi longgar. Mungkin lebih baik jika aku mengatakannya menjadi jeda pendek sebelum hukum fisika alam mengubah dirinya kembali setelah kejadian yang dihasilkan sihir.”

Penjelasan yang sangat tidak tepat waktu yang dibuat dengan nada mengajar menciptakan kekosongan aneh di tengah pertarungan sampai mati ini.

“Berdasarkan teori FAE, jika plasma dikonstruksi dengan sihir, yang seharusnya menyebar dengan kacau dapat dengan mudah diberikan pergerakan terarah maka bahkan tanpa membekukan kilat, plasma dapat berubah dari keadaan sangat panasnya menjadi temperatur normalnya dalam waktu yang dapat diatur, membuatnya menjadi tak berbahaya. Ini dijaga agar tidak menyebar secara lazim karena memang menjaganya dalam keadaan tertentu juga memungkinkan. Begitulah teorinya.”

Lina telah lupa untuk menggangu penjelasan panjang lebar Tatsuya dan hanya memahami kemampuan Brionac.

“Meskipun begitu, jika kamu menggunakan jeda waktu pada hukum fisika yang dimisalkan oleh teori FAE, itu terjadi sangat sebentar. Hal itu dipertimbangkan tidak mungkin bagi penyihir yang baru saja mengaktifkan sihir memasukkan kondisi baru kepada gejala yang baru selesai dibuat.”

Dalam posisi ini, Tatsuya menampakan ekspersi setengah terangkat dengan wajahnya.

“Memang benar. Ada kurang dari semilidetik untuk menetapkan gejala yang bisa dibilang mustahil untuk manusia.”

Dan wajahnnya menunjukkan keheranan yang sangat tulus.”

“Untuk bisa melakukan itu……di dalam penghalang penahanan yang terisolasi dari pengaruh hukum fisika dunia, sihir digunakan untuk memperluas jeda dalam hukum fisika.”

Ini adalah perwujudan dari emosi dari bagian Tatsuya yang kelaki-lakian, yang berhasrat untuk mengikut jalan sains.

“Aku dengan kerendahan hati memuji orang ini. Untuk dengan beraninya menghindari hukum fisika. Orang yang mengkonstruksi ‘Brionac’ benar-benar jenius.”

“Tatsuya!”

Lina yang sedari tadi mendengarkan kata-kata Tatsuya tiba-tiba menaikkan suaranya. Dia telah menghilangkan pedang plasma, dan sekali lagi dengan tenang mem-bombardir Tatsuya selagi dia menggenggam Brionac ketika dia mengganggu Tatsuya —Itu adalah suara seseorang yang secara paksa memutar kembali kehendak bertarungnya yang hilang.

“Aku akan berkata sekali lagi. Menyerahlah! Kamu tidak bisa menggunakan teknik khususmu dengan satu tangan. Kamu sudah tak mungkin untuk menang!”

Mendengarkan lengkingan Lina, Tatsuya membuat senyuman lalim. Senyumannya sangat tidak manusiawi sehingga membuat Lina ngeri dan tidak terlihat seperti dibuat oleh orang yang sama yang baru saja menunjukkan senyuman berbeda.

“Jika kau bisa menangkapku, apa yang ingin kau lakukan terhadapku?”

Namun, tidak seperti senyuman di wajahnya, suara Tatsuya tidak dingin.

“Mungkin melakukan percobaan terhadapku?”

Dengan jeratan yang terasa manis, dia dengan lembut melepaskan kekejaman manusia.

“Seperti mereka?”

Sayangnya, Lina cukup tajam untuk mengerti bahwa ‘mereka’ yang dimaksud adalah Stradust. Kombinasi dari rasa stress dan kejutan membuat wajah Lina memucat.

“Tentu saja…Aku menolak untuk menjadi kelinci percobaan.”

“Kalau begitu, jangan bergerak sampai aku mendapatkanmu!”

Ujung Bionac sedang berada pada jarak kosong dan membidik lututnya yang sedang mengangkat.

Ke dalam laras senapan itu, Tatsuya menusuk CAD berbentuk pistolnya, bentuk custom Silver Horn, Trident.

Menggunakan tangan kanan yang seharusnya sudah tidak ada.

“Tangan itu!?”

Lina menjerit.

Sebagian diakibatkan jeritannya, pengaktifan rangkaiannya lambat.

Tatsuya sudah mendatangkan sihirnya.

‘Laras pistol’ yang menusuk CAD — ‘’assistance device’’ yang dituju menuntunnya ke target di dalam unti penghalang penahanan.

Di dalam reproduksi senjata mitos pada bagian yang seharusnya terisi oleh kekuatan penyihir terkuat USNA ‘Sirius’, sihir penguraian Mist Dispersion diaktifkan.

Partikel metal yang berubah menjadi gas pada suhu normal dipaksa meledak dari moncong Brionac.

Disebabkan tekanan dari gas, Trident terpental dari tangan kanan Tatsuya.

Namun, pengaruhnya terhadap Lina lebih besar.

Benda yang dia pegang dengan sangat kuat meledak balik.

Hentakan yang tidak dimaksudkan menerbangkan Lina dan potongan Brionac mundur.

Guncangan akibat terbanting ke tanah menyebabkan armor yang diperkuat Eidos yang melindungi Lina berfluktuasi.

Setelah mengambil Trident, Tatsuya mengaktifkan ‘Restoration’.

Dia mengkonstruksi ulang koordinat informasi relative menggunakan data pada konstruksi CAD dan tubuhnya sendiri sebagai titik acuan, dan Trident di tangannya kembali ke kondisi semula.

Tatsuya melepaskan tiga tembakan ‘penguraian’-nya tapi tidak memberikan efek kepada penghalang sihir Lina, itu bersikeras menempel pada alat gerak Lina.

Di bagian sambungan pada tangan dan kaki, dia sanggup membuat lubang tipis cukup untuk memasukkan jarum. Keempat luka miskrokopis membuat Lina merasakan rasa sakit yang hebat sama seperti kikir meraut syaraf-syarafnya.

Dia tidak memiliki waktu untuk menangis kesakitan sebelum pikirannya memutuskan sebuah sirkuit.

Pikirannya ditelan oleh kegelapan putih.


◊ ◊ ◊


“Lina……”

Setelah menyelesaikan tugasnya, Tatsuya kembali ke tempat Lina berada. Dia melihat ke arah tubuhnya yang tergeletak lemah di tanah tidak sadarkan diri dan berbisik kepadanya meski mengetahui dia tidak akan bisa mendengarkannya.

“Akan lebih baik jika kamu berhenti dari tentara secepat mungkin.”

Dia telah terselamatkan karena kelembutannya di perkelahian yang barusan . Bahkan jika hanya melihat kekuatan tempur, Tatsuya harusnya mengalami perjuangan yang lebih sulit.”

Pada tembakan pertamanya yang telah merubah tangannya menjadi abu, dia mengganggu dengan Gram Dispersion agar tidak menderita kerusakan yang lebih parah, jika dia menghancurkan informasi yang menggabungkannya menjadi beam, plasma-nya akan bubar. Dia telah kalah dari saat beam mulai bubar, dan jika terjadi penyebaran plasma yang lebih luas ketika dia menembak, maka Tatsuya mungkin tidak akan hanya kehilangan satu tangan; setidaknya setengah tubuhnya akan terbakar. Tentu saja, meski begitu, tubuhnya mungkin akan langsung dipulihkan; bagaimanapun juga, itu telah menjadi gerakan penentuannya dan tanpa trik “sulap” pada tangan kanannya, dia tidak akan bisa melaksanakan serangan kejutan.

Sejak awal pengeboman dia telah menghindari untuk menggangu Lina untuk menggoreskan luka berturutan dengan menggunakan waktu lebih untuk mengetahui bagaimana ‘jalur’-nya dibuat. Bahkan jika dia mengikut jalur tembakannya dengan gelombang kejut yang dihasilkan, tanpa ragu dia akan menerima kerusakan yang cukup untuk menghalangi serangan baliknya.

Ketika pagar taman bergerak jatuh, dia juga seharusnya tidak menghindari menerima kerusakan. Meskipun fakta bahwa untuk mengambil kemampuan melawan musuh, kumpulan luka adalah landasan dasar.

Percakapan panjang mengenai teori FAE tidak terlalu diperlukan. Sama sekali tidak ada alasan untuknya menggangu Lina dengan menyingkap dasar pengoperasian dari senjata rahasia.

Di serangan terkahir, dia tidak membidik kaki, kekuatannya sudah diatur agar berhenti sebelum bagian bawah kulit terbakar. Dengan mengubah orientasi Brionac, dia telah kehilangan waktu yang penting. Itu bukanlah jeda waktu karena terkejut akibat kembalinya tangan kanannya, tapi malah jeda waktu diproduksi karena memindahkan Brionac yang sebenarnya sangat fatal.

“Komandan Stars ‘Sirius’……Aku rasa pekerjaan ini tidak cocok untukmu.”

Tatsuya membisikkan kata-katanya seraya dia mengangkat Lina.


Translator's Notes and References[edit]

  1. Matoi adalah teknik ilusi milik Yakumo. Kata matoi bisa diartikan 'berpakaian' atau 'dilapisi' sesuatu.
  2. ’Heavy Metal Burst’ secara harafiah bisa diartikan Ledakan Metal Berat.
  3. Tolong anggap ini sebagai orang yang penting bukan dalam arti agama, aku tidak menemukan kata pengganti lain yang tepat.
  4. KBBI ; Bersut : tampak merengut, cemberut, muka marah. Mungkin bisa dibilang ekspresi serius yang agak marah.
  5. Teks inggrisnya Dummy bisa berarti boneka atau sesuatu yang penyamaran, dengan kata lain perusahaan yang memiliki lebih dari satu fungsi.
  6. Bentuknya seperti dua kawat yang di lengkungkan sejajar Gambar


Back to Novel Illustrations Return to Halaman Utama Forward to Chapter 14