Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 11 Chapter 15

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 15[edit]

Saat dia sarapan sambil menyaksikan berita pagi, Tatsuya sadar kalau dia secara tidak sengaja menganggukan kepalanya dan segera menghentikan gerakan itu. Beruntungnya, mata Miyuki terpaku ke telivisi, sehingga dia tidak menyadari gerakan aneh Tatsuya.

"Kegagalan teknis? Tapi aku tidak mendengar adanya lamaran cuaca mengenai topan ataupun kabut tebal."

Rasa penasaran Miyuki bangkit karena sebuah berita tentang kapal kecil angkatan laut Amerika yang hanyut di wilayah perairan Jepang.

"Mustahil mesinnya dapat mengalami kerusakan separah itu, mungkin hal kerusakannya terjadi di bagian motornya. Pada masa mesin serba otomatis seperti sekarang ini, kemungkinan kecelakan yang diakibatkan oleh kelalaian manusia sangatlah kecil."

Melihat gaya adiknya yang hanya terpaku dan menganggukkan kepalanya, sambil dengan entengnya(?) menerima perkataan Tatsuya sebagai sebuah kebenaran, Tatsuya tidak bisa tidak merasa kalau jiwanya telah tercemari –Tentu saja, Tatsuya cukup waras untuk menyadari bahwa itu hanyalah prasangkanya belaka.

Di sisi lain...

(Bahkan jika "ini" adalah perintah langsung dari Oba-ue, pelaksanaannya terlalu cepat.)

Dilihat dari waktu kapal tersebut dibawa ke "perlindungan" dan mengecek silang dengan waktu Tatsuya menghubungi Hayama, jangankan setengah hari, seluruh kejadian mulai dari penyerangan sampai pembersihan tidak memakan waktu setengahnya.

Dengan kata lain, mereka saat ini sedang terlibat secara rahasia dalam sebuah perang rahasia dengan kekuatan tempur mereka yang sangat terbatas, tapi lawan mereka adalah tentara profesional sebuah negara. Dan mereka bukanlah tentara negaraberkembang yang kecil, tapi mereka adalah tentara elit diantara para elit dari sebuah negara adidaya.

Tidak perduli seberapa kompetennya agen Yotsuba, waktu operasi kali ini terlalu sangat diluar dugaan.

Ringkasnya,

(Di saat aku membuat kontak, mereka sudah terlebih dahulu menyebarkan asetnya.)

Mengenai apa rencana mereka yang sebenarnya, Tatsuya tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan hal itu. Mungkin itu adalah sebuah kebetulan belaka, atau mungkin mereka memang sudah merencanakan untuk tidak mengganggu sejak awal.

Tidak mungkin juga mereka hanya ingin melihat sosok Tatsuya yang membungkuk dan meminta pertolongan kepada mereka.

(Entah apa pun itu, aku sama sekali tidak merasa berhutang kepada mereka.)

Tidak perduli apa alasannya, Tatsuya sudah puas selama hasil akhirnya berjalan ke arah yang baik.


Miyuki dengan sengaja menunjukkan persetujuannya mengenai penjelasan tentang kegagalan motor sambil dia diam-diam melihat sosok kakaknya.

Kakaknya sepertinya tidak menyadari ke-anehan apapun pada dirinya.

Sementara gerakan kecil yang menyesatkan kakaknya mennyesakkan Miyuki, ada kalanya dia juga ingin menyimpan satu dua hal dari kakaknya.

Miyuki meletakkan peralatan makan dan serpis makannya di dapur dan membiarkan HAR(Home Automation Robot)[1] membersihkannya sebelum dia naik ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Berdiri di hadapan cermin, Miyuki menghela nafasnya kecil.

Miyuki tidak perlu melihat berita untuk tahu kalau ada suatu hal yang aneh.

Setelah Tatsuya pergi untuk latihan pagi setelah sarapan seperti biasanya, Miyuki menerima telpon dari Maya.

Isinya memberitahukan bahwa "pasukan USNA yang mengancam sekitaran Tatsuya sudah diatasi."

Tentu saja, Miyuki tidak tahu siapa sebenarnya dari anggota Keluarga Yotsuba yang melaksanakan operasi tersebut. Karena itu, satu-satunya orang yang dia sampaikan rasa terima kasihnya adalah Maya. Meski dia sadar kalau ini adalah sebuah cara untuk memantaunya, Miyuki secara tulus berterimakasih.

(Betapa liciknya aku...... Jika Onii-sama tau kebenarannya, dia pasti akan berpikir kalau aku seorang gadis yang buruk.......)

Di satu sisi, Miyuki tidak ingin Tatsuya berpikir bahwa dirinya adalah seorang yang dungu.

Di sisi lain, dia selalu mencoba sebaik mungkin untuk memastikan Tatsuya tidak melihatnya sebagai orang yang pintar.

Dari dalam hatinya, Miyuki tidak ingin membebani kakaknya.

Tapi di saat yang sama, hal yang paling tidak ingin dia alami adalah ketika kakaknya berpikiran bahwa "adikku sudah tidak membutuhkan lagi".

Ketika dia menjadi Kepala Keluarga Yotsuba dan sepenuhnya mandiri...... Ketika kakaknya sampai pada kesimpulan tersebut, dia mungkin akan meninggalkan Miyuki.

Bahkan jika dia tidak pergi, dia pasti tetap akan menjaga jarak dengannya.

Itulah mimpi buruk yang selalu saja menyiksa Miyuki.

Miyuki dan Tatsuya adalah saudara kandung.

Semakin dia bertambah tua, suatu saat dia akan meninggalkan kakaknya - dan sudah sewajarnya bagi kakaknya itu untuk tumbuh terpisah dari adiknya.

Miyuki juga mengerti bahwa suatu saat dia akan menikah.

Dia akan dipaksa untuk menerima seseorang selain kakakknya sebagai suaminya.

Meski itu berlawanan dengan keinginan hati Miyuki, masyarakat dan negara yang disebut Jepang ini tidak akan pernah membiarkannya melakukan hal itu, selama dia adalah seorang Penyihir berbakat dengan hereditas gen yang dipenuhi kualitas sihir tinggi.

Itu bukanlah sesuatu yang ada jauh di masa depan, melainkan sesuatu yang bersemayam sangat dekat dengannya.

Di zaman modern, Penyihir diminta untuk menikah cepat. Terlebih lagi seorang Penyihir wanita, hal ini agar mereka bisa segera menikah dan mengandung anak. Alasannya karena semakin cepat seorang Penyihir melahirkan generasi baru, semakin besar kemungkinan mereka mampu memiliki bakat sihir yang kuat. Para ilmuwan menyebut hal ini sebagai "sihir merembes ke dalam hereditas gen". Perbedaan antara Penyihir terhebat di setiap generasi tidaklah terlihat jelas, namun kekuatan rata-ratanya meningkat secara kongkret. Generasi orang tua mereka melampaui generasi kakek mereka, sama seperti mereka yang melampaui generasi orang tua mereka. Meski hal ini suatu saat akan menurun, semua orang tetap terikat dengan "keinginan kuat untuk menghadirkan genarsi berikutnya secepat mungkin".

Bukanlah hal yang aneh jika seorang mahasiswi universitas sihir tiba-tiba drop out untuk merawat anaknya.

Mutasi dengan harapan hidup yang tidak stabil tidak terikat dengan batasan ini, tapi tetap saja, baik itu generasi kedua atau ketiga, tetap saja ada kewajiban di mata umum untuk mengandung anak di usia muda. Ibu mereka yang menikah tua dan bibi mereka yang tetap teguh untuk menjaga status lajangnya adalah pengecualian, diterima oleh masyarakat karena masalah fisik yang tak ter-elakkan.

Miyuki adalah gambaran ideal dari seorang wanita sehat, jadi tidak satupun alasan tersebut berlaku untuknya.

Apa lagi, dia dianggap sebagai kepala selanjutnya Keluarga Yotsuba, pembawa gen yang sangat spesial.

Sebenarnya, dia tidak ingin melakukan hal seperti itu dengan lelaki selain kakaknya. Itu adalah perasaan Miyuki yang sesungguhnya. Tidak, sebenarnya, dia membenci semua lelaki selain Tatsuya.

Yang dipantulkan oleh cermin adalah bayangannya yang berpakaian hanya dengan dalaman. Seraya dia melihat dirinya sendiri, Miyuki tidak bisa tidak berpikir. Jari ini, dan rambut ini, bibir, dada, tempat rahasia yang tidak seorangpun dia perbolehkan untuk melihat, semuanya ada hanya untuk Tatsuya sentuh jika dia menginginkannya. Jika dengan Tatsuya, dia mau melakukan apapun.

-Tidak perduli hati atau tubuhnya, semua yang dia miliki adalah milik Onii-sama-nya—

Itulah kebenaran milik Miyuki, sebuah harapan yang datang dari dalam hatinya dan lebih seperti sebuah doa.

Namun, Miyuki juga tahu bahwa perasaan ini tidak mungkin tersampaikan.

Itulah yang dia pikirkan.

(Bahkan jika aku hanya adik perempuan yang memalukan...... Bukan, akan lebih baik jika aku terlihat seperti adik perempuan yang memalukan dan tidak berguna. Jika memang itu bisa membuatku bersama dengan Onii-sama selamanya.)

Selagi dia bertindak seperti itu, dia juga selalu berusaha keras untuk memastikan Tatsuya tidak membencinya.

Semua hal itu menjadi teka-teki tersendiri bagi Miyuki.


◊ ◊ ◊


Setelah memasuki ruang kelas milik Kelas E Tahun Pertama, Tatsuya menyadari suasana yang aneh dan menyapukan pandangannya maju mundur.

Dia segera mengetahui alasannya.

Susunan duduk 25 kursi di kelas ini cukup seimbang antara laki-laki dan perempuan yang bercampur di dalamnya.

Tatsuya duduk di belakang Leo, Mizuki di kirinya, dan sumber keributan datang dari satu baris di samping kursi di dekat jendela.

Menggerutu, Erika duduk disana sambil meratap keluar jendela. Ketidasksenangan menghembus keluar dari sosoknya sambil dia duduk dengan gaya seperti itu.

(Yah...... Mau bagaimana lagi.)

Tatsuya sangat paham alasan ketidaksenangannya. Dilihat dari sikapnya yang cerah musim panas kemarin, sangat sulit baginya untuk menerima apa yang terjadi semalam.

"Tatsuya...... Erika-chan, apa yang terjadi?"

Sebuah suara memanggilnya setelah dia memandang sebentar Erika sebelum dia duduk.

Sambil melihat wajah Tatsuya, setengah perhatian Mizuki tertuju pada Erika.

Bahkan dengan 80% atau 90% perhatiannya kepada Erika, satu-satunya hal yang dia tebak dengan benar adalah kalau Tatsuya mengetahui sesuatu.

Melihat tampang Mikihiko dan Leo yang sama seperti Mizuki, mereka juga sepertinya sadar akan hal itu.

Namun, ada hal di dunia ini yang tidak bisa Tatsuya jawab meski ditanya.

Setidaknya, dia tidak bisa menjawab "Semalam, kakak kedua Erika dikalahkan oleh Lina".

"Apa yang terjadi?"

Pada akhirnya, Tatsuya hanya bisa berpura-pura tidak tahu.

Salah satu sisi baik teman-temannya adalah mereka tidak akan merecoki suatu hal terlalu lama. Alasan mereka berbeda-beda, namun inilah sifat Mizuki, sedangkan untuk Mikihiko dan Leo, mereka memiliki pengalaman pribadi dengan "hal yang tidak ingin diketahui orang lain".

Tetap saja, sudah sewajarnya mereka terpengaruhi dengan suasana yang aneh ini.

Mood yang aneh terus berlanjut sampai kesempatan yang tidak biasa dimana mereka berlima, teman sekelas, terpisah saat makan siang - kata 'teman sekelas' sengaja digunakan karena biasanya Miyuki dan Honoka juga ikut bercampur diantara mereka.

Perubahan situasi terjadi saat sekolah telah berakhir.

Seperti yang telah dia katakan kepada adiknya malam sebelumnya, Tatsuya dengan mulus telah berhasil bernegosiasi (secara rahasia) dengan pemilik Pixie dan secara pribadi meminjamnya.

Hal tersebut dia lakukan bukan untuk sebuah hiburan, melainkan untuk sebuah pemeriksaan, dan tentu saja, gudang penyimpanan milik Klub Robotik sama sekali tidak cocok untuk hal itu.

Namun sayangnya, pakaian Pixie terlalu mencolok agar mereka bisa berjalan di dalam kamus taanpa menarik perhatian berlebih. Dan juga keinginan Tatsuya untuk menghindari rumor ataupun kecurigaan apapun (tentang ketertarikannya), dengan tujuan-tujuan tersebut dalam pikirannya, terlalu menarik perhatian sangatlah merugikan.

Karena itu, mula-mula Tatsuya meminta Pixie untuk berganti ke seragam sekolah. Seragam itu sebenarnya adalah sebuah kostum untuk model humanoid yang dipinjamkan Mayumi dari Klub Kesenian. Ada sedikit kekhawatiran bahwa perbedaan bagian kerangka manusia dan desain mesin membuatnya kesulitan mengganti baju, tapi tubuh 3H terbukti lebih fleksibel dari yang dia bayangkan, sehingga berganti pakaian sangatlah memungkinkan. Meski lekukan di bagian bawah sedikit tidak normal, Tatsuya dari awal sudah menyiapkan seragam yang nomornya satu kali lebih besar sehingga detil seperti itu tidak terlihat jelas. Siapapun yang melewati mereka di lorong hanya akan berpikiran bahwa Pixie adalah seorang siswa perempuan biasa. -Hanya berjaga-jaga, harus di tegaskan bahwa Tatsuya tidak merasakan apapun saat melihat sebuah robot humanoid berganti pakaian.

Setelah itu, Tatsuya membawa Pixie ke dalam ruangan kosong di lab dan memulai interograsinya.

Mengesampingkan keganjalan karena mendengar suara yang bergema melalu kepalanya dan perasaan aneh saat dipandangi dengan mata panas yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pancaran optik dari optik robot tersebut, Tatsuya memulai pertanyaannya.

Dia bertanya seputar "insiden vampire". Nyataannya, para korban tidak menunjukan tanda luka apapun, namun darah dalam jumlah yang sangat banyak menghilang dari tubuh mereka. Bertanya mengenai cara kerja dan motif di baliknya. Itulah topik yang menarik perhatian Tatsuya sejak awal dia mendengar tentang insiden ini.

"Apakah Parasit bertanggung jawab atas hilangnya darah para korban?"

((Iya.))

"Kenapa kalian membutuhkan darah dari manusia hidup?"

((Kehilangan darah bukan tujuan utama kami. Itu adalah efek samping dari reproduksi yang gagal.))

"Tolong berikan penjelasan yang lebih mendetail."

((Proses reproduksi kami dimulai dengan memisahkan bagian tubuh kami dan men-transplantasikannya ke tubuh yang cocok menjadi inang. Bagian yang terpotong akan menghisap psion dan pushion di dalam tubuh untuk tumbuh, demikian menggantikan darah yang hilang di dalam tubuh sang inang.))

"Tunggu sebentar...... Menggantikan tubuh dengan dirimu sendiri? Sebagai sebuah badan informasi, kamu seharusnya tidak memiliki energi. Kemana energi dari darah yang tergantikan itu pergi?"

((Darah itu dikonsumsi oleh tubuh saat proses asimilasi.[2] Jika asimilasi gagal, maka itu akan berubah menjadi gas dan keluar dari tubuh bersama dengan bagian yang terpotong.))

"Begitu, jadi itu cara kerjanya...... Lanjutkan."

((Jika pemasukan kedalam tubuh sukses, maka kami dapat membuka jalan masuk ke tubuh astral dari tubuh informasi.))

"Penggunaan tubuh bersama, tubuh informasi dan bentuk materil, lebih seperti teori tentang sihir."

((Tubuh astral adalah rute yang menuju ke roh. Ketika koneksi telah dibuat antara tubuh astral dan roh inang, maka reproduksi melalui asimilasi telah sukses. Sayangnya, sampai saat ini tidak ada satupun contoh sukses.))

"Alasannya?"

((Tidak diketahui. Aku sendiri juga ingin mengetahuinya. Mengetahui alasannya, hanya itu perasaan yang tersisa di hatiku ini.))

"...... Berapa banyak temanmu yang ada di negara ini?"

((Saat aku mengungsi di wadah ini, ada enam.))

"Dapatkah Parasit berkomunikasi antar sesama?"

((IYA.))

"Seberapa jauh komunikasinya?"

((Dimanapun di dalam batas negara ini memungkinkan.))

"Dimana posisi Parasit saat ini?"

((Lokasi tidak di ketahui. Sejak berdiam di tubuh ini, sambungan ke teman-temanku telah di putus.))

Pixie tak pernah ragu ketika menjawab pertanyaan Tatsuya.

Memang tidak ada cara untuk membedakan ekspresi di wajahnya, tapi pola penjelasannya terdengar seperti sedang bersemangat. Hal ini, setidaknya, sepertinya bukanlah sebuah kesalahsangkaannya. Seberapa tepat emosi bisa tersampaikan melalu telepati dan setinggi apa perasaan itu bisa dipalsukan, kedua hal itu tidaklah pasti, tapi perasaan yang tersampaikan terasa seperti kebahagiaan tulus karena dapat membantu Tatsuya.

Meski pernyataan ini tidak berperasaan, tapi tidak dapat dipungkiri ada perasaan "menjijikan" karena dipandang dengan pandangan hangat oleh seekor monster. Tetap saja, hal ini bisa ditenangkan jika diingat kalau inangnya hanyalah sebuah "benda" dan bukan seorang manusia. Dia membuat batas perbedaan yang jelas diantara kedua hal tersebut, jadi hal ini hanyalah mereka berdua yang saling memanfaatkan satu sama lain, maka dari itu dia melanjutkannya tanpa rasa bersalah.

Saat mereka duduk hanya berdua (lebih tepatnya, seorang dan sebuah mesin) di dalam ruang kelas, Erika masuk ke dalam ruang kelas dengan suasana sunyi interogasi.

"Tatsuya-kun, boleh aku menggangu sebentar?"

Tidak ada cara untuk membedakan apakah dia mempertimbangkan kalau sekarang adalah saat yang tepat untuk masuk setelah menguping ataukah ini hanyalah sebuah kebetulan belaka.

Karena "yang dibicarakan" adalah Erika, bukanlah hal yang aneh jika dia sudah mendengar semuanya. Dan lagi, karena sesi tanya jawabnya dilakukan melalui telepati, maka tidak ada seorangpun yang dapat menguping bagaimanapun usahanya.

Tatsuya tidak memiliki masalah dengan permintaan masuknya yang tiba-tiba.

Karena memang ini bukan ruangannya dan dia sedang tidak berganti pakaian, dan bahkan tidak ada alasan bagi seseorangpun dengan sengaja "mengetuk pintu". Namun-

"Aku tidak ada masalah jika kamu ingin menanyaiku sesuatu, tapi tolong tahanlah sedikit nafsu membunuhmu itu. Aku sama sekali tidak buta, kau tahu."

-Dia benar-benar berharap kalau Erika bisa sedikit tenang.

"Ah, maaf."

Erika sendiri nampaknya tidak sadar akan hal itu. Mukanya memerah karena malu ketika Tatsuya menyebut hal tersebut.

"Tidak apa, selama kamu mengerti."

Dia nampaknya memang tidak menyadarinya, jika dilihat dari auranya yang seperti landak mulai menghilang dari tubuhnya.

Dengan kata lain, dia tidak sengaja mencampurkan emosi itu kedalam perasaannya. Tatsuya hanya bisa merasa kalau dia memiliki kemiripan dengan adik perempuannya, jadi dia harus menahan senyum masam mengancamnya agar tidak nampak di wajahnya.

"Pixie, kunci pintunya."

"Dimengerti."

Berganti tempat dengan Pixie, kini Erika berhadapan dengan Tatsuya.

Meski Tatsuya mempersilahkan Erika untuk duduk, dia menolaknya. Erika tetap berdiri sambil melihat rendah Tatsuya yang duduk di kursiya.

Karena dia mengerti perasaan yang dihadapinya. Tatsuya tidak mempersalahkannya.

"Jadi, apa yang kamu ingin bicarakan?"

"Kamu sudah tahu."

"Seperti yang sudah aku perkirakan?"

"Tepat...... Semalam, kakakku bertempur dengan performa yang memalukan."

Respon Erika masih dalam jangakauan perkiraannya, tapi Tatsuya memiliki lebih dari satu jawaban atas pertanyaannya yang sudah dia persiapkan.

"Hanya itu?"

"Bagaimanapun juga, ini yang paling penting."

Begitu, jadi ada beberapa hal yang dipentingkan. Ketika Tatsuya akan mengatakan hal itu, Erika melanjutkan.

"Siapa lawannya?"

Tidak ada basa-basi ketika dia bertanya. Ngomong-ngomong, melihat dia tidak meminta penjelasan pihak mana yang terlibat, dia pasti sangat kesal.

"Militer USNA, Komandan Tinggi Star, Angie Sirius."

Sebagai jawabannya, Tatsuya menjawab juga dengan ringkas dan jelas.

Mungkin karena Erika tidak mengira Tatsuya akan langsung menjawab, kabut kebingungan berkumpul di sekitar Erika.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah mendengarnya?"

Memanfaatkan saat Erika sedang kebingungan, kali ini Tatsuya yang bertanya.

"Hal seperti itu...... Apakah kamu perlu bertanya."

Dia terlihat bingung karena pertanyaannya yang tiba-tiba datang begitu saja, tapi dia segera bersemengat kembali dengan wajah yang terlihat berapi.

"Aku bisa menyimpulkan apa yang ingin kau lakukan, tapi...... aku menyarankanmu untuk menyerah, Erika."

"Maksudmu hal ini tidak mungkin untukku."

Ini bukanlah luapan kemarahan secara tidak sadar seperti sebelumnya.

Tatsuya bahkan tidak mengedipkan matanya saat dia melihat pertunjukkan kemarahan yang disengajanya.

"Hal itu mustahil. Bukan karena bakat, tapi jika dilihat dari sudut pandang hasilnya."

"...... Apa maksudmu?"

Setengah awal frasanya masih di gandrungi kemarahan, tapi setengah akhirnya berisi keheranan.

"Kamu melihat bertia tadi pagi, bukan? Tidak masalah jika dalam bentuk gambar atau kata."

"Iya. Yang mana yang kamu maksud?"

"Berita tentang kapal kecil USNA mengapung."

"Yang itu...... Jangan-jangan maksudmu?"

"Kamu sangat cerdik."

Setelah melihat perubahan ekspresi wajah Erika, kata-kata Tatsuya bukanlah sebuah sopan-santun, melainkan sebuah pujian yang tulus.

"Meski ini hanyalah kemungkinan..... Tapi 'Sirius' sepertinya tidak akan menampakkan dirinya lagi. Bahkan jika kedua belah pihak tidak melakukan pergerakan, tidak ada keuntungan yang bisa mereka dapatkan disni."

Erika tidak memiliki jawaban atau penolakan atas permintaan Tatsuya.

"Tatsuya-kun..."

Sebalinya, dia menatapi Tatsuya dengan sangat serius seperti sedang menghadapai seseorang yang benar-benar asing.

"Siapa..... Apa sebenarnya dirimu......?"

Bukan hanya sebuah pengandaian. Dia benar-benar memandang Tatsuya sebagai sebuah teka-teki.

"Hal seperti itu, setidaknya untuk keluargaku...... Itu diluar batas kemampuan Keluarga Chiba."

"Benarkah?"

Tatsuya tidak berencana untuk berpura-pura bodoh di sini, tapi dia tidak memiliki pilihan lain saat ini.

"Bukan hanya keluarga kami. Hal seperti itu pasti tidak memungkinkan untuk keluarga seperti Isori, Chiiyoda, dan Tomitsuka. Aku tidak tahu secara pasti bagaimana ini bisa terjadi, tapi satu-satunya yang bisa melakukan ini hanyalah Ten Master Clan. Bahkan jika begitu, hanyalah..."

"Aku rasa itu sudah cukup, bukan begitu?"

"Sebuah garis keturunan dengan kekuatan yang luar biasa. Sebuah keluarga yang pusat kekuatannya berkisar di ibu kota, atau sebuah keluarga yang memiliki kebebasan untuk bergerak dengan mengesampingkan Wilayah dan yurisdiksi."

Dia tidak bisa berhenti bicara.

"Erika, cukup."

"Mengesampingkan Keluarga Ichijou yang berpusat di utara... Maka hanya tersisa Saegusa, Juumonji, atau... Yotsuba. Tatsuya-kun, kamu tidak mungkin..."

"Diam!"

"Ah!"

Erika tidak menutup mulutnya karena ke kasaran kata-kata Tatsuya, tapi karena "tujuan" yang tercampur di dalamnya.

"Jika lebih jauh dari ini, hanya akan membuat semuanya menjadi aneh."

Mknr v11 87.jpg

Tatsuya dengan tenang membuat pengumuman itu.

Erika bukannya kurang berpengalaman dalam hal berjalan melewati lembah kematian.

Dia menjadi diam bukan karena tertekan oleh sikap Tatsuya.

Malahan, pengalaman luasnya lah yang membuat dia seperti itu.

Terlebih lagi karena dia hampir dengan cerobohnya melewati batas.

"...Maafkan aku."

"Selama kamu mengerti."

Frasanya sama seperti yang sebelumnya. Seperti biasa, nada bicara Tatsuya ringan.

Namun, keringat dingin bercucuran dari punggung Erika.

"Erika, bahkan jika kamu ingin mengetahui siapa Sirus, tidak akan ada gunanya sekarang. Maka dari itu, mari kita akhiri sampai di sini."

",,, Kamu benar."

Dia mengerti kalau setengah dari alasan kenapa Tatsuya mengganti topik bahasannya adalah untuk kepentingan dirinya sendiri, jadi Erika menerima proposal Tatsuya.

"Kalau begitu, ayo kita dengar apa lagi yang ingin kamu ketahui. Aku pikir itu ada hubungannya dengan sisa Parasit"

"Tepat, bukannya aku memuji dengan maksud tertentu. Kamu bukanlah Tatsuya jika tidak bisa mengetahui hal seperti ini."

Pada akhirnya, dia kembali ke dirinya yang biasa setidaknya diluarnya, yang berarti bahwa dia mengerti akan hal ini sekarang.

"Apakah kata-katamu itu benar-benar sebuah pujian?"

"Setidaknya aku tidak merendahkanmu, bukan?"

Selama permainan kata mereka, Erika sedikit demi sedikit menjadi dirinya yang biasanya. Kembalinya dia sampai seperti ini sangat pantas untuk dipuji.

"Aku tidak berencana untuk membiarkan hal seperti itu terus berlanjut. Kamu bisa memegang kata-kataku bahwa aku akan memberitahumu sesuatu jika aku mengetahuinya."

Sambil berkata, Tatsuya melihat Pixie dengan langsung dan pernuh arti.

Erika juga melihat Pixie dari pojok matanya sebelum mulutnya melengkung ke atas tanda kepuasan.

"Tentu saja, OK? Sebagai gantinya, aku juga akan terbuka soal ini dan tidak akan menahan apapun."

Sudah menjadi sbuah kepribadian bagi Erika unntuk menambahkan pikirannya di bagian persetujuan mereka.

"Ah, setuju."

Ini adalah jarak maksimal hubungan mereka berdua.

"Kalau begitu, Tatsuya-kun, maaf menggangu."

"Ah, dan tolong sampaikan salamku untuk kakak laki-lakimu."

Tangan Erika yang direntangkan ke arah pintu sedikit gemetar, tapi Erika dengan cepat keluar dari ruangan tersebut.

Tatsuya tidak bisa berkata apapun.


◊ ◊ ◊


Setelah meninggalkan ruang kelas dimana dia mengadakan pembicaraan rahasia(?) dengan Tatsuya, Erika langsung menuju koridor. Setelah kembali dari gedung percobaan yang tidak terlalu ramai dan kembali ke lantai utama, Erika menyandarkan punggungya ke dinding koridor.

Dan membuang nafas lega yang panjang.

Setelah akhirnya menyadari sedalam apa lubang yang barusan ia masuki, keringat dingin mengucur dari pelipisnya.

Mengingat apa yang barusan terjadi, dia hanya berfikir kalau dia bersikap aneh hari ini.

Biasanya, dia tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti menginjak ekor harimau.

—Coret itu, dari pada disebut sebagai ekor harimau, "dia" lebih seperti sisik naga yang tak tersentuh.

—Berkat hal itu, dia tau dengan pasti.

—Dia bahkan mengetahui hal yang tidak perlu diketahuinya.

(........Buruk sekali.)

Bibir Erika melengkung membentuk senyum menyedihkan.

Jika dia mencoba membuka tirai dan menguak segala hal yang telah terjadi, banyak hal menjadi masuk akal.

Pada dasarnya, Erika tidak setuju dengan "orang" yang sampai meminta bantuan kakak keduanya untuk menyelidiki Tatsuya. Dia berpikir bahwa, sebagai seorang rekan Tatsuya, dia harus menghalangi hal seperti itu.

Dia dari awal berencana untuk menjaga rahasia Tatsuya.

Sekarang, karena satu dan lain hal, dia tidak hanya "ingin melindungi" tapi "terpaksa melindungi".

Bukan berarti jika Erika membocorkan rahasianya, Tatsuya akan datang kepadanya untuk balas dendam.

(Entah kenapa aku merasa bahkan jika aku membocorkannya, Tatsuya hanya akan tertawa dan memaafkanku.)

Tetapi, semua hal selalu memiliki sisi "jika", yang menjadi pertimbangan penting bagi Erika.

Tidak mungkin dia mau mencobanya.

Kemampuan Tatsuya sendiri saja akan sangat sulit untuk dihadapi, apa lagi - meski hanya sebuah kemungkinan..

(Ah~~~~......... Aku sangant kebingungan. Benar saja, aku seharusnya "membiarkan anjing tidur tergeletak.")

Kenapa harus aku berkata seperti tadi, Erika memprotes dirinya sendiri dalam diam.

Sekarang dia memikirkannya, ada sedikit perasaan aneh kalau dia sudah dituntun.

(Bodohnya...... Pikiran seperti itu terlalu jauh, tidak perduli seberapa jahatnya kepribadian Tatsuya.)

Erika tersenyum tegas untuk membuang semua pikirannya yang masih tergantung.

Dia dengan keras berputar arah menjauh dari dugaan bahwa "dia" sangat ahli di dalamnya.


◊ ◊ ◊

(......Senjata makan tuan, kah?)

Tatsuya merenunginya sambil dia menatapi pintu setelah Erika keluar.

Dia telah memikirkan kemungkinan bahwa gangguan dari Chiba Naotsugu tempo hari adalah efek dari Keluarga Chiba yang telah bergabung dengan Keluarga Saegusa, atau lebih tepatnya pasukan penyelidik yang dikerahkan oleh biro intelijen JSDF setelah di paksa oleh Keluarga Saegusa, tapi hal itu sama sekali tidak melibatkan Erika.

Tetap saja, itu mungkin hanya karena Erika yang tidak diberitahukan.

(Sudah. Mereka pasti akan mengetahuinya cepat atau lambat.)

Pada akhirnya, Erika telah melihat berbagai macam hal. Bukan hanya dia telah melihat kekuatan Tatsuya, tapi juga "Cocytus" milik Miyuki. Dilihat dari instingnya yang luar biasa, kejadian kali ini hanyalah masalah waktu.

(Pada akhirnya, kami tetap melibatkan dia.)

Perkembangan seperti ini bukanlah sesuatu yang direncanakan Tatsuya di skenarionya, tapi hal itu sama sekali tidak memengaruhi buku agendanya selama hasilnya baik-baik saja, pikirnya.

Pada dasarnya, akan sangat sulit untuk menyimpan sebuah rahasia tanpa beberapa komplotan.

Ada kalanya ketika "sang tersangka" tidak bisa menutup seluruh hal sendirian. Rincinya, hal itu karena orang yang mengincar rahasia tersebut bergerak di belakang "tersangka". Pada saat seperti itu, skenario yang paling masuk akal adalah agar pencari itu bertemu dengan pihak ketiga yang juga berperan sebagai seorang komplotan.

Tatsuya secara sepihak mengakhiri monolognya yang sangat egois.

"Pixie."

((Iya, Tuan.))

Tatsuya kurang lebih mengerti bahwa ketika berbicara dengan Pixie menggunakan telepati, mereka berkomunikasi dengan konsep bukan kata. Sebuah gambaran akan dikirimkan lalu diterjemahkan menjadi kata oleh sang penerimanya.

Bahkan ketika memakai pakaian seorang pelayan, dipanggil "Tuan" oleh seseorang yang mengenakan seragam yang sama dengannya terasa agak aneh. Tetap, ini adalah perasaan keberadaan yang lain dan ketika hal ini berubah menjadi kebiasaan ketika komunikasi telepatis, dia tidak bisa berbuat apapun.

Walau begitu, Tatsuya bersyukur setidaknya gambaran itu tidak diterjemahkan menjadi "Tuanku" atau "Tuan Raja". Bagaimanapun juga, pilihan kata tersebut tergantung dari kecendrungan pribadi Tatsuya dalam hal kebahasaan.

Karena Pixie(?) menggunakan telapati dalam bentuk mobile, Tatsuya yakin bahwa Pixie tidak menyadari hal tersebut. Dia kemungkinan melakukan hal tersebut setelah membaca pola sikap dilihat dari rekaman nama dalam otak elektriknya, Tatsuya berfikir sambil mendekatinya.

"Sebelum berada di tubuh ini, kalian terlihat seperti sebuah kelompok dengan tujuan yang sama. Dalam kelompok itu, adakah orang yang bisa disebut sebagai pemimpin?"

((Tidak ada satupun di antara kami yang memiliki kapasitas sebagai seorang pemimpin.))

"Lalu bagaimana kalian menjaga ke-kohesi-an kelompok?"

((Sebenarnya, kami semua bukanlah sebuah tubuh yang mandiri. Kami semua adalah satu individu utuh dan keseluruhan raganya. Meski kami memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, kami juga berbagi kesadaran.))

"Dengan kata lain, satu pikirian ada dalam berbagai kesadaran?"

((Bukan sebuah kesadaran. Saya rasa akan lebih tepat untuk menggambarkannya sebagai suatu kesadaran independent parsial yang dikumpulkan oleh sebuah "kesadaran" yang lebih besar.))

"Aku mengerti. Namun, kalau begitu, jika kesadaran bawah memiliki agenda yang berbeda, akankah kesadaran yang lebih tinggi kehilangan kohesinya?"

((Dalam keadaan di mana makhluk hidup menjadi host, akan menjadi mustahil untuk sepenuhnya terhindar dari dipengaruhi oleh keinginan paling dasar host. Tindakan kaminditentukan ketika insting bertahan hidup dan tekanan reproduksi mencapai keselarasan di dalam kesadaran.))

"Kebertahanan hidup dan memproduksi lebih banyak rekan. Sungguh hal yang sederhana bagi makhluk hidup untuk mengejar keberlangsngan."

((Benar. Kami akan terikat oleh keingan terbesar makhluk hidup kemudian melangkah dengan keberlangsungan dan reproduksi sebagai tujuankami."

"Karena ada kesatuan konsensus di dalam kelompok, apakah kelompokmu memberikan bantuan untuk tujuan yang berada di luar kebertahanan dan reproduksi?"

((Meski memiliki konsensus umum, kami masih memiliki kesadaran pribadi yang membalas keingan pribadi host dengan cara kami sendiri. Namun, itu dalam kondisi dimana tujuan menyeluruh memegang prioritas, jadi, aku rasa hal ini seperti yang Tuan pikirkan.))

"Begitu......"

Tatsuya termenung sendiri setelah dia berbicara.

Alasan kenapa "dia" tidak menyela Tatsuya lebih lanjut mungkin karena "dia" pada dasarnya bukan manusia, atau fakta bahwa hostnya adalah murni sebuah mesin.

"Kalau begitu, kamu yang sekarang adalah seseuatu yang berada di luar pengetahuan umum, dan mendekati keberadaan yang menyimpang. Jika perbedaan pendapat terjadi di kelompokmu, tidakkah kamu akan disingkirkan?"

((Kami tidak memiliki hasrat untuk menyingkirkan orang yang membelot. Namun, ketika mereka memutuskan bahwa aku mungkin akan menjadi halangan untuk mencapai tujuan mereka, mereka mungkin akan memilih untuk melaksanakan serangan dadakan.))

"Begitu... Aku memiliki satu pertanyaan lagi. Sekarang, kamu berkata bahwa kontakmu sudah terputus dengan rekan-rekanmu yang lain, tapi bisakah kamu melacak keberadaan mereka?"

((Hal itu memungkinkan jika target menunjukkan aktivitas yang tinggi, Di lain sisi, kondisi saya saat ini juga memungkinkan mereka merasakan keberadaan jika kita berada di area yang sama.))

"Begitukah?"

Tatsuya memasang postur berpikir sebelum memberikan perintah baru.

"Pixie, kembali ke trailer, bergantilah dengan seragammu yang biasanya dan jalankan sleep mode. Aku akan menemuimu nanti."

((Mengerti. Menjalankan perintah bersedia.))

Pixie dengan formal, atau lebih tepatnya dengan kaku, membungkuk sebelum berjalan ke arah garasi.

Tatsuya memilih peralatan yang dia perlukan dalam pikirannya, kembali ke rumah, lalu pergi ke OSIS untuk menjemput Miyuki.


Pada tahun 2095, dunia makin menyempit. Namun, celah diantara penyihir dan manusia biasa berkembang sebaliknya.

Penyihir telah menerima pengakuan resmi setelah pengembangan dan penyelesaian masalah di berbagai wilayah dalam negri akhir-akhir ini dan secara keras dilarang berpergian ke luar negri kecuali untuk urusan kenegaraan. Bagi penyihir, dunia telah menyempit menjadi sebatas perbatasan negara saja.

Di lain sisi, manusia biasa dapat mengambil penuh manfaat dari perkembangan teknologi transportasi. Perjalan darat, laut, dan udara semuanya telah menjadi lebih singkat dan efisien, sehingga manusia bisa berpegian ke luar negri secara bebas. Saat ini, pergi ke sisi lain di dunia bisa dilakukan hanya dengan penerbangan cepat sederhana dalam beberapa jam, tidak diperlukan lagi untuk transit penerbangan. Dibandingkan dengan seratus tahun yang lalu, dunia memang telah menjadi kecil.

Setelah mengalami konflik berkepanjangan di seluruh dunia, setiap negara menaruh perhatian lebih terhadap kemungkinan imigran illegal yang mungkin berkeliaran di dalam perbatasan negara. Sebaliknya, tren yang berkembang saat ini adalah kunjungan singkat dari pengunjung luar negri. Hal ini diperjelas dengan pemandangan orang asing yang berjalan di jalanan tokyo.

Di pinggiran "sungai" sebelah timur, tidak ada orang Jepang yang merasa aneh melihat pria muda berkebangsaan Spanyol atau keturunan mestizo berjalan dengan wanita muda dengan pencampuran etnis yang setara pada petang hari. Tidak satu-pun masyarakat yang merasa aneh bagi mereka bertiga untuk berjalan masuk ke dalam rumah sakit yang entah kenapa terasa aneh.


Beberapa kasur diletakkan di basement rumah sakit.

Biasanya, hal ini akan dianggap sebagai pembandingan untuk pelajaran, tapi kasur tersebut biasanya tidak akan terlihat di rumah sakit.

Kasur-kasur tersebut dibungkus di dalam sprei kulit hitam secara praktisnya tidak berguna, jadi ketimbang menyebutnya sebagai kasur, benda tersebut lebih mendekati kotak persegi yang panjang.

Kasur-kasur tersebut tidak disusun dalam satu baris atau dibagi menjadi dua baris menjadi empat atau lima kasur, tapi mereka disusun dengan susunan yang acak. Di atas setiap kasur tertidur seorang pria muda, semuanya dengan wajah keturunan Asia Timur. Kesembilan orang tersebut memiliki wajah pucat sambil mereka terlelap di kasur tanpa bantal dan juga tanpa dada yang naik atau turun. Mereka terlihat seperti mayat, atau dalam kondisi yang mendekati kematian. Di basement tersebut hanya terdapat sembilan pria diam tersebut dan tiga pria dan wanita keturunan campuran yang baru saja masuk.

Seorang pria putih berdiri di celah yang dibentuk oleh kasur yang diatur dengan kepala yang menghadap ke dalam. Berdiri di dalam kegelapan, dia terlihat seperti seorang necromancer.

Pria Mestizo melihat jamnya dan mengangkat satu tangannya seperti sedang menunggu seseorang. Setelah kurang lebih sepuluh menit, pria tersebut melihat ke arah wanita muda yang berdiri di sisi lain lingkar kasur. Hal tersebut nampak sebagai sebuah sinyal karena wanita tersebut mengangguk dan mengangkat kedua tangannya ke hadapan wajahnya.

Pria tersebut juga melakukan hal yang sama. Di antara pria dan wanita yang saling berhadapan, pria putih menupuk tangannya sambil ia menghentakkan kakinya.

Tepukkannya terus berlanjut.

Hentakkannya-pun terus berlanjut.

Pria dan wanita muda tersebut bergabung dengan pria putih yang berada di tengah dengan tetap menepuk tangannya selama suara hentakkannya di mengelilingi lingkar berlanjut. sambil pria dan wanita tersebut bertukar posisi, sang pria putih memberikan tepuk tangan yang lebih keras.

Sebelum suaranya menghilang, tubuh-tubuh yang diam tersebut bangkita dari kasur.

Satu, lalu yang lainnya.

Delapan tubuh yang sebelumnya dalam kondisi mendekati kematian telah bangkit dari tempat tidur.


Di dalam kegelapan basement, terdengar suara kepakan sayap serangga, kecuali hal ini terdapat di alam mental bukannya materil ataupun Idea.

Jika di terjemahkan kedalam bahasa manusia--

(Aku/kita akhirnya telah bangkit)

(Jumlah aku/kita telah berkurang)

(Apakah wadahnya kurang?)

(Negatif. Fasilisator telah menyediakan mereka hanya untuk kita seperti yang dapat kau lihat.)

(Kemampuan Spritualis Cina cukup hebat.)

(Ho, setidaknya mereka melebihi levelku/kita.)

(Keinginan untuk hidup di puncak kematian. Kesadaran telah ditunda.)

(Tapi aku/kita juga mempelajari satu hal dari ini. Sekarang kita tau bagaimana cara berpindah dari host ke host.)

(Bahkan jika setelah ini wadahnya hancur, kegiatan masih dapat di teruskan setelah jeda sejenak.)

(Akan mudah untuk menggantikan orang/satu yang hilang.)

(Ayo rebut kembali teman aku/kita yang hilang.)

(Ayo cari teman aku/kita.)

--Itulah isi percakapannya. Itu adalah percakapan antara tiga tubuh yang datang dari luar negri dan kedelapan monster yang baru saja terbangung dari tidurnya.


◊ ◊ ◊


Setelah kembali ke rumah, Tatsuya berjalan ke telephone bukannya berganti. Ketimbang menggunakan telepon dengan layar besar di ruang keluarga, dia menggunakan telepon dengan jaringan yang di amankan di kamarnya. Semua tenaga yang biasanya di simpan untuk tujuan eksternal malah dibagi dan digunakan untuk enkripsi telepon yang Tatsuya gunakan untuk memanggil Hayama, butler Keluarga Yotsuba. Saat ini, dia hampir tepat waktu untuk janji yang sudah di atur sebelumnya melalu mail.

"Anda tepat waktu sekali, Tatsuya-dono."

"Hayama-sana, terima kasih banyak untuk kemarin sore."

Kedua belah pihak melewatkan basa-basi. Tatsuya menyamai tempo Hayama. Daripada berkata bahwa butler tersebut sibuk karena jadwalnya, Tatsuya merasa bahwa pria tua tersebut ingin menyampaikan sesuatu.

"Seperti yang telah saya katakan kemarin malam, tidak perlu anda berterima kasih kepada saya. Lagi pula, melindungi Miyuki-sama adalah prioritas tertinggi kedua bagi kita Keluarga Yotsuba."

"Hayama-san, mendengar anda mengatakan hal tersebut dengan santainya membuat saya sedikit kebingungan."

"Tidak masalah selama lingkup waktu dan lawannya dijelaskan. Apa lagi, aku berbeda dengan orang itu karena aku tidak cukup berani untuk membuat kekacauan dengan Tatsuya-dono."

Dia sepertinya memiliki cukup waktu untuk sedikit basa-basi.

Meski begitu, Tatsuya sendiri tidak memiliki banyak waktu. Meski dia telah secara khusus meminta jaringan yang diamankan, dia tetap saja ingin menyampaikan informasi pentingnya secepat mungkin. --Apa lagi, Tatsuya tidak yakin apa yang akan dia lakukan jika Hayama mengungkit percakapannya dengan Aoki beberapa bulan yang lalu.

"Jadi, apa yang perlu anda bicarakan dengan saya? Anda tidak mengirimkannya melalu mail tidak juga tersedia cukup waktu untuk menyampaikannya secara langsung, jadi saya menyimpulkan bahwa informasi ini pasti sangat sensitif."

"Ah iya, benar."

Suara Hayama terdengar seperti dia baru saja mengingat hal tersebut. Namun, siapapun bisa menyadari bahwa ini tidak lebih dari sandiwara hanya dengan mendegar suaranya bahkan jika seseorang tidak mengenali kepribadiannya.

"Tatsuya-dono, mengenai masalah monster, Divisi ke-3 akan dikerahkan. Saya hanya ingin menyampaikan hal ini kepada anda."

"Divisi Ketiga... Divisi Ketiga Departemen Antiilejen Intel JSDF? Setahu saya unit menarik tersebut memiliki hubungan dengan camp Saegusa, bukan?"

Setelah Tatsuya berkata begitu, suara tawa kecil dapat di dengan dari receiver.

"Saya rasa mereka tidak mau dipanggi menarik oleh seseorang seperti anda yang berasal dari Batallion Independen Berpelengkapan Sihir, tapi memang benar Divisi Ketiga yang satu itu."

"Ketertarikanku tidak terletak kearah menghancurkan sumber tersebut. Dengan kata lain, Keluarga Saegusa menggunakan Divisi KEtiga untuk menyelidiki tentang Parasit... Bukan, ataukah malah menangkap mereka?"

"Meski saya ingin mengatakan bahwa anda setajam biasanya, namun kita masih belum mengetahui secara pasti apa tujuan mereka. Sayangnya, kemungkinan besar memang seperti yang Tatsuya-dono baru saja katakan."

Sungguh merepotkan, Tatsuya berpikir dari dalam hatinya. Hal ini pada awalnya adalah kejadian rumit dengan bermaca-macam faksi yang sudah terlibat, dan sekarang pemain baru telah masuk kedalam bingkai. Apa lagi, camp Saegusa memiliki pemikiran yang jauh berbeda dari Mayumi.

"Terima kasih banyak atas informasi berharga ini."

Tetap saja, dia tidak bisa hanya me-reset papan permainannya dan mencoba lagi. Tidak perduli seberapa sulitnya, kenyataan berbeda dari permainan, dan pengulangan bukanlah pilihan.

"Saya merasa hal ini diperlukan setelah memikirkan tentang keselamatan Miyuki-sama. Tolong jangan lupakan hal ini, Tatsuya-dono."

"Saya akan memerhatikan hal tersebut."

Memang benar, mereka tidak bisa dengan begitu saja menghancurkan dunia tempat Miyuki tinggal. Meski tidak ada alasan untuk pengingat extra dari Hayama, Tatsuya menerima komentar tersebut tanpa perlawanan.


◊ ◊ ◊


Tepat jam tujuh sore.

Seluruh murid telah lama sampai dirumahnya, dan jiwa kesepian yang masih berada di sekolah hanyalah sedikit anggota fakultas. Gerbang sekolah telah dikunci dan, sampai besok, akses kedalam secara ketat ditolak kecuali beberapa orang. Suplai mengajar, produk untuk koperasi kampus, dan bahan makanan untuk kafetaria secara besar di bawa masuk melalui pintu belakang ke dalam jalan bawah tanah sebelum matahari terbenam.

Satu-satunya yang dijinkan mengakses kampus saat ini hanyalah sedikit dari anggota fakultas, satuan pengamanan dari firma keamanan yang telah dikontak, teknisi yang bekerja untuk perawatan yang hanya bisa dilakukan pada malam hari, individu dengan dispensasi khusus dari sekolah, dan sedikit anggota Dewan OSIS.

Kekuasaan yang terlihat agak berlebihan bahkan bagi badan sekolah, mulai diterapkan sejak tahun kemarin ketika Mayumi menjabat sebagai ketua Dewan OSIS. Hal tersebut sangat membantu sehingga mereka tidak perlu menyampaikan permintaan dengan alasan valid ke fakultas. Hal tersebut terlebih lagi sangat membantu ketika alasannya tidak bisa dikatakan dengan sembarangan.

Tatsuya telah membuat beberapa persiapan di perjalanan pulang sebelum dia sampai kesana, dan sekarang membawa paket yang sampai ke rumah di punggungnya sebelum pergi ke sekolah. Dari penjaga keamanan di gerbang, dia menerima tiga kartu ID yang diserahkan untuk pengunjung yang hanya diijinkan untuk kunjungan malam hari setelah sebuah nomor konfirmasi dari Dewan OSIS di-input. Hal tersebut di desain sedemikian rupa agar setiap orang yang tidak membawa ID valid saat malam hari akan mengaktifkan alarm keamanan sebagai seorang individu yang mencurigakan.

Untuk alasan kenapa ada tiga buah kartu, yah, satu dari mereka jelas untuk dirinya sendiri.

Yang kedua untuk Miyuki.

Miyuki menerima kartu ID dengan senyum puas di wajahnya.

Awalnya, Tatsuya sama sekali tidak berencana untuk mengajak Miyuki. Rencana awalnya adalah Miyuki akan menjaga rumah.

Sayangnya, Miyuki menambahkan satu kondisi ketika memasukkan nomor akses kunjungan malam.

Dia bilang dia ingin ikut pergi.

Kekuatan untuk mengeluarkan konfirmasi akses berada di tangan Azusa, Ketua Dewan OSIS. Namun, seperti yang rumor katakan, kekuatan Dewan OSIS yang sesungguhnya terletak pada Wakil Ketua bukannya Ketua itu sendiri. Kurang lebih tiga jam yang lalu, hal tersebut ditunjukkan secara sepenuhnya dihadapan Tatsuya.

Setelah gagal untuk meyakinkan adiknya yang keras kepala, Tatsuya dengan terpaksa menyetujuinya.

Miyuki, dan seseorang lagi.

Kartu ketiga diserahkan kepada Honoka, yang bertemu dengannya di stasiun. Mungkin tidak perlu dikatakan lagi, sama halnya dengan Miyuki, tidak, bahkan lebih dari Miyuki, Tatsuya tidak pernah berencana mengajak Honoka. Alasan kenapa semuanya menjadi seperti ini adalah karena Honoka juga ada di sana saat permintaan untuk konfirmasi akses di bicarakan di ruang Dewan OSIS. Memang, dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena kecerobohannya. Apa lagi, bahkan jika dia bisa menolak permintaan Honoka, dia tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya dengan Azusa dan Isori yang bisa secara jelas mendengar mereka. Dia mungkin masih bisa menolak permintaan Honoka, tapi dia tidak bisa menyampaikannya dengan Miyuki yang mendukung Honoka. Apalagi, tidak seperti Miyuki, Honoka menerima Kartu ID dari Tatsuya dengan ekspresi yang membatu di wajahnya.

Alasan yang dia berikan untuk kartu akses adalah "untuk menyelidiki kelakuan aneh pada model 3H-P94". Meski sebenarnya alasan Tatsuya membawa Pixie keluar adalah untuk memancing para Parasit.

Dia mengetahui satu hal setelah menanyai Pixie, dan itu adalah "Parasit tidak akan pernah membiarkan Pixie begitu saja". Meski pengetahuan ini tidak lebih dari sekedar spekulasi, Tatsuya yakin dengan cara berpikirnya. Jika konsensus umum kehilangan kontak dengan komponennya, mereka pasti akan mencoba untuk memperoleh kembali komponen tersebut. Tatsuya menilai bahwa untuk mencapai hal tersebut, mereka harus melakukan kontak bagaimanapun caranya.

Dia tidak memiliki cara untuk menemukan Parasit, meski dia tidak perlu untuk secara aktif melakukan hal tersebut. -Setidaknya sampai kemarin. Karena Pixie telah di rasuki oleh Parasit, dia tidak bisa benar-benar tidak terlibat. Akan ada lebih banyak masalah jika dia menyerahkan Pixie dengan kondisinya saat ini, dan jika dibandingkan dengan hal tersebut, dia lebih ingin memusnahkan Parasit. Pada dasarnya dia telah berencana untuk bertarung sekali lagi dengan Parasit, karena alasan itulah dia telah meminta latihan dengan Yakumo. Pixie tidak lebih dari sebuah dorongan yang mengubah posisinya yang reaktif menjadi proaktif.

Tatsuya tidak berencana untuk melawan semua parasit malam ini. Namun, dia yakin jika dia bisa menarik keluar satu atau dua, itu akan menjadi petunjuk yang mengarah ke sisanya.

Setelah memikirkan bahaya dengan terlibat hal ini, Tatsuya mungkin seharusnya dengan jelas melarang Miyuki dan Honoka untuk mengikutinya. Meskipun mungkin sebenarnya, Tatsuya sendiri tidak sensitif dengan "bahaya" dari banyak segi.

Sambil menyusun aktivitas malam ini, dia tidak pernah berencana melakukannya sendirian. Berdasar pengalamannya sampai saat ini dan merenungkan tindakan yang perlu diambil, dia mengajak Erika dan Mikihiko untuk membantu. Hanya karena bantuan mereka dia bisa mengijinkan Miyuki, yang tahu, dan Honoka, yang karena satu dan lain hal, untuk ikut dengannya.

Peraturan sma satu menyatakan bahwa para murid harus mengenakan seragamnya di sekolah baik sebelum atau sesudah pelajaran, tapi peraturan ini ditiadakan saat mengunjungi kampus malam hari. Pada tampakannya, hal ini mungkin karena kartu ID memiliki pemancar di dalamnya sehingga tidak diperlukan untuk mengenakan seragam, tapi kenyataannya, maksud yang sebenarnya adalah untuk mencegah murid dari berkeliaran di jalanan setelah malam hari dengan seragam mereka.

Ini hanyalah mengenai menghindari resiko - lebih baik memiliki sedikit insiden ketimbang lebih banyak insiden - untuk sekolah. Mengerti akan hal tersebut, Tatsuya mengikut keinginan tersebut dan menggunakan jaket pertempuran yang biasa dia gunakan. Menyesuaikan kakanya, Miyuki mengenakan half coat, sweat pant, dan sepasang boot untuk pergerakan tinggi.

Namun, Honoka masih mengenakan seragamnya di bawah jaket. Hal ini menyebabkan orang untuk berpikir, apakah dia benar-benar tahu apa yang akan mereka lakukan malam ini, tapi Tatsuya bukanlah Tatsuya jika dia bisa dengan blak-blakan mengatakan hal tersebut.

"Honoka, kamu tadi tidak pulang kerumah dulu?"

Miyukilah yang secara lembut menanyakan pertanyaan yang dipikirkan kakaknya.

"Eh? Enggak, aku pulang kok."

Honoka tinggal sendirian di rumah kontrakan yang jauh lebih dekat ke sekolah ketimbang tempat tinggal sang bersaudara. Sangat tidak mungkin baginya untuk tidak memiliki waktu untuk berganti.

"A......pakah ada masalah jika aku mengenakan seragam......?"

"Yah, enggak masalah kok.... Tapi mungkin agak sedikit merepotkan."

Meski kata-kata kasar dihindari, mereka berencana untuk menghadapi masalah malam ini. Telebih lagi, Honoka sepertinya melewatkan memo tersebut.

Jika dia tau hal ini akan terjadi, dia seharusnya menjelaskannya dengan lebih hati-hati, Tatsuya berpikir dengan tanda penyesalan.

"Onii-sama, akankah lebih baik agar Honoka mampir dulu ke apartemennya?"

Miyuki mencoba mengusir atsmofer suram yang menyelimuti.

"Kita bisa menunggu di bawah saat Honoka berganti."

Miyuki tidak melakukan hal tersebut untuk "menolong rivalnya". Lebih seperti, dia memberikan jawaban atas masalah Tatsuya.

"Itu benar. Sudah terlalu gelap bagi kita untuk berkunjung... Jika Honoka tidak masalah, kita bisa pergi."

"Tentu saja tidak! Aku, uh, tidak akan keberatan jika kamu ingin berkunjung. Jika kamu punya waktu, silahkan mampir."

Namun, meski sepenuhnya tidak berhubungan dengan pikiran Miyuki, ini adalah sesuatu yang benar-benar diharapkan oleh Honoka.


Dan dengan begitu, sambil drama tersebut dimainkan, mereka bertiga tiba di garasi Klub Robotik. Pintunya tentu saja terkunci, tapi benda seperti kunci didesain agar bisa dengan mudah dibuka dari dalam.

Tatsuya mengeluarkan terminal portabelnya dan menggunakan komunikasi jarak pendek sebelum mengirimkan sinyal rekonisi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jawabannya secara praktis sangat cepat.

((Apa anda memanggilku, Tuan?))

Sekedar ketebalan sebuah pintu, bahkan sebuah pintu yang diperkuat dengan berat yang sepenuhnya tidak cocok dengan eksterior yang terlihat tipis, tidak akan mempengaruhi telepati.

"Bukakan pintunya untukku."

((Dimengerti.))

Segera setelah merespon, pintu garasinya terbuka.

Tidak jauh di dalamnya, siluet dari sebuah boneka yang mengenakan seragam pelayan membungkuk dengan dalam. Bahkan dengan monster yang bersarang di dalamnya, modul tingkah laku standar-nya masih aktif.

Ketika Pixie mengangkat kepalanya, Tatsuya mengambil benda yang paling penting dari dalam tasnya.

"Pixie, kenakanlah ini."

Walaupun malam mulai larut, bukan, malahan karena sudah selarut ini, tidak mungkin mereka mengajaknya berpegian seperti ini (dengan pakaian pelayannya). Bagaimanapun jadinya, tidak ada alasan yang dapat membenarkannya untuk mengenakan seragam pelayan. Untuk operasi ini, Tatsuya sudah menyiapkan satu set pakaian untuk Pixie.

Nampaknya perintah semacam ini tidak membutuhkan respon verbal.

Tiba-tiba, Pixie mulai melepaskan pakaiannya.

Tatsuya menganggap seluruh kejadian tersebut sebagai hal yang biasa. Sekarang adalah kedua kalinya Tatsuya melihat-"nya" berganti pakaian, dan karena dia tidak tertarik untuk memperlakukan manusia dan boneka secara setara, bagi dia Pixie yang mengganti pakaian sama halnya dengan mengganti kap sebuah mobil otomatis.

"Onii-sama? Kenapa kamu terus melihat!?"

Namun, nampaknya agak sedikit sulit bagi Miyuki untuk mengerti cara berpikirnya.

Sama dengan Miyuki, Honoka nampaknya merasakan hal yang sama jika dilihat dari tatapan tidak-setuju-nya.

"Apa yang kamu katakan Miyuki? Pixie adalah sebuah robot."

"Sebuah robot yang secara kebetulan adalah seorang gadis."

"Tidak, yang benar adalah humanoid, dan tidak cukup tepat untuk disamakan dengan tubuh manusia...."

Tepat seperti yang Tatsuya katakan, 3H didisain sebagai robot humanoid, "tidak dapat dibedakan dengan manusia setelah mengenakan pakaian", tapi proporsi dan lekukan tubuh di balik pakaiannya tidak mungkin disamakan dengan perempuan manusia. "Bagian-bagian" pada boneka yang digunakan untuk tujuan menyimpang akan sedikit lebih mirip.

Bagian torsonya memberikan impresi "seorang wanita yang mengenakan leotard berwarna kulit", tapi itu hanya sampai pingganya saja. Dari pinggang sampai ke kaki menunjukkan lekukan yang jelas-jelas milik sebuah robot, dan bahkan jika mengenakan celana ketat, hal itu tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa dia bukanlah seorang manusia. Itulah alasan mengapa penyamarannya melibatkan gaun panjang.

Tetap saja, kedua wanita muda tersebut nampaknya tetap memprotes Tatsuya secara subjektif.

Miyuki dengan paksa membalikkan badan Tatsuya, sedangkan Honoka berdiri di antara Pixie dan mereka berdua.

Meskipun Tatsuya merasa kalau hal seperti ini sedikit menggelikan, tidak berarti dia ingin mengintip. Sampai saat mereka berdua memberikan persetujuannya, Tatsuya dengan patuh membelakangi mereka.

"Tatsuya, sekarang sudah gak masalah."

Walau Honoka berkata seperti itu, Tatsuya memeriksa ekspresi Miyuki sebelum berbalik untuk memastikan.

Pakaian yang Tatsuya bawa adalah jaket windbreaker standar dengan keelesatisan tinggi serta sebuah rok selutut yang menutupi lekukan tubuh.

Sebuah syal dililitkan dua kali di lehernya.

Sebuah topi untuk menutupi fitur wajahnya tidak disediakan secara sengaja.

Kakinya ditutupi oleh sepasang legging dan sepatu bot, yang berfungsi untuk menutupi detail spesifik serta untuk meningkatkan kemampuan kakinya. –Semua ini adalah saran yang dia dapat dari petugas wanita yang bertugas di bagian pakaian di Batallion Independen Berpelengkapan Sihir.

Honoka tiba-tiba sudah memegang sisir, entah dari mana, dan mulai menyisir rambut Pixie. Pixie tidak telihat perduli sambil dia berdiri di diam sana. Hal ini memperjelas bahwa, tidak perduli bagaimanapun dia terlihat, pada akhirnya dia hanyalah sebuah boneka dan bukanlah manusia. Tatsuya sendiri tidak berharap lebih darinya.

Selama dia bisa berjalan dengan baik di jalanan tanpa menarik perhatian, itu sudah lebih dari cukup.

Untuk hal tersebut, penampilan Pixie saat ini sudah lebih dari cukup.

"Pixie, ikuti aku."

Seperti menyatakan rasa permusuhan, Tatsuya mendeklarasikannya.

Dia memberikan perintah layaknya kepada seorang budak.

Sepenuhnya apatis.


◊ ◊ ◊


Erika berdiri di depan kamar kakaknya dengan wajah kebingungan.

Baginya, ini adalah hal yang tak-diduga yang melebihi konsep hal yang tak-diduganya. Dia tidak percaya bahwa dia masih memiliki beberapa sisi lemah.

Meski dia tidak gugup ketika pergi ke rumah ibunya, dia masih mencoba sekeras mungkin untuk menghindari ayah dan kakak perempuannya. Dia tidak memiliki masalah dengan mereka berdua, tapi dia hanya ingin menghindari kakak tertuanya. Beruntungnya, kakak tertuanya seharusnya masih belum kembali.

Bagaimanapun juga, secepat mungkin menyelesaikan masalah ini dan mundur, sejauh mungkin dari tempat ini, ke kamarnya adalah taruhan yang terbaik baginya, sehingga berdiam diri di lorong adalah tindakan yang terburuk.

"Kakak kedua, ini aku, Erika."

Dia memberanikan dirinya untuk memulai percakapan.

"Masuklah."

Ada sedikit jeda sebelum jawabannya terdengar.

Suaranya tidak terdengar membenci namun tidak juga terdengar menyambut.

Malahan, dia pasti sudah membuang aura 'tidak menyenangkan'-nya.

Menghilangkan keinginan untuk segera menarik perkataannya, Erika membuka pintu.

"Ada apa, kenapa datang di jam seperti ini?"

Naotsugu duduk di kursi meja belajarnya. Dia membalikkan kursinya dan menghadapkan tubuh atasnya kepada Erika. Namun, Erika sadar bahwa kasur di belakang meja belajar menunjukkan tanda-tanda bahwa seseorang baru saja menidurinya.

Meski ini adalah situasi yang berkebalikan dengan kemarin malam, Erika tidak membuka mulutnya untuk mengomelinya.

"Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengan kakak."

Nada bicara Erika terdengar sedikit ragu.

Perubahnnya membuat Naotsugu menampakkan senyuman yang dipaksakan.

"Silakan."

Respon Naotsugu agak setengah hati, seperti dia berkata "Aku akan mendengarkannya karena kamu yang berbicara". Namun, hal tersebut tidak meringankan beban Erika sedikitpun, karena sepertinya dia sedang memikirkan hal lainnya.

"Onii-san, apakah kamu pernah mendengar sebuah unit yang dipanggil Batallion Independen Berpelengkapan Sihir ke-101?"

"Kenapa kamu bisa tahu nama itu, Erika?"

Erika sedikit terlukai dengan sikap tak acuh Naotsugu padahal dia sudah mengumpulkan segenap keberaniannya untuk mengucapkan kata-kata tersebut, kata-kata yang segera menarik perhatian Naotsugu.

"Sebenarnya..."

Ketika dia ingin melanjutkannya, Erika lagi-lagi dipenuhi dengan keraguan, tapi nasi sudah terlanjur menjadi bubur.

"Orang yang ditugaskan untuk dilindungi oleh Onii-sama sebenarnya adalah teman sekelasku, Shiba Tatsuya-kun. Dia, kebetulan, adalah salah satu prajurit unit Batallion Independen Berpelengkapan Sihir."

"Apa kamu bilang...?"

Erika gemetar dengan keraguan, jika bukan katakutan palsu, sambil dia berkata seperti itu, yang membuat Naotsugu tidak bisa menyembunyikan kekagetannya.

"Aku benar-benar minta maaf. Seharusnya aku sudah mengatakan hal ini beberapa hari yang lalu ketika kakak bertanya, tapi karena seseorang bernama Mayor Kazama, aku tidak bisa mengatakannya karena diperintahkan untuk menutup mulutku terhadap hal-hal yang berhubungan dengan informasi yang tergolong rahasia negara."

"Mayor Kazama...?-Maksudmu yang 'Daitengu' Kazama Harunobu!?"

"Daitengu?"

Kali ini Erika yang memiringkan kepalanya karena kaget dengan perkataan kakaknya.

Bagi penyihir hebat, dan juga untuk menakuti musuhnya dengan membesar-besarkan namanya, terkadang mereka menggunakan alias yang berlebihan, tapi "Daitengu" tergolong terlalu 'unik' untuk hal tersebut. Nama itu terdengar terlalu berlebihan sampai-sampai terdengar mustahil.

"Apakah Onii-san mengenal Mayor Kazama?"

"Yeah... Di daerah hutan atau pegunungan, dia secara luas dikenal sebagai salah satu pengguna Sihir Kuno terbaik. Begitu juga dengan bidang parasutris, dia masih terkenal sebagai salah satu komandan terbaik di negara ini."

Ekspresi dan suara Naotsugu berpadu dengan kegembiraan dan kekaguman.

"Apakah kamu tahu Konflik Vietnam? Pada perang itu, Pasukan Vietnam Selatan mencoba untuk melakukan perang griliya melawan Aliansi Asia Besar yang melanggar batas Peninsula India dan pasukan Korea yang digerakan oleh Aliansi Besar Asia sangat ketakutan olehnya sampai-sampai mereka memperlakukannya seperti Kematian atau Iblis sungguhan."

Mendengarkan perkataan kakaknya, Erika tahu bahwa kakaknya itu sudah melupakan segala hal yang ada dihadapannya dan sekarang Erika hanya bisa menghela nafasnya seolah berkata "Apa yang harus aku lakukan terhadapmu..."

Banyak orang menjadi martir karena berlebihan dalam perjalanannya menuju kejayaan. Mungkin suatu hari, pemikiran seperti itu akan membuat negara ini hancur. Meski hal itu bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan seoarang gadis seperti dia, Erika tidak bisa tidak memikirkan hal tersebut.

"Ada rumor yang mengatakan bahwa Batallion Independen Berpelengkapan Sihir berada di bawah komando langsung Mayor Kazama... Jika seperti itu, semua rumor yang lebih seperti kabar angin bisa dipahamti. Terlebih lagi, jika Shiba Tatsuya-kun adalah anggota pasukan tersebut, hal itu bisa menjelaskan kekuatannya yang tidak cocok dengan umurnya tersebut."

Seperti Erika yang tenggelam kedalam dunianya sendiri, Naotsugu juga nampak seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri.

Berkat hal tersebut, perhatian Erika kembali ke tujuan utamanya.

"Onii-san, aku terlibat kontak dengan Mayor Kazama saat Peristiwa Yokohama. Jika bukan karena kejadian darurat tersebut, aku mungkin tidak akan menyentuh rahasia Shiba-kun. Meski begitu, aku merasa bahwa ini adalah rahasia yang besar."

"Hm~... Batallion Independen Berpelengkapan Sihir mempunyai semua karakteristik operasi rahasia. Membuat seorang siswa sma bergabung dengan mereka sebagai pengecualian pasti mengandung alasan yang sangat khusus."

"Dan aku telah melawan peraturannya dengan memberi-tahukan hal ini kepada Onii-san, jadi tolong perhatikan hal tersebut dengan baik."

"Dengan kata lain, Erika memintaku untuk berhenti mengusik kegiatannya, benar?"

"Benar. Tertimpa karena mengusik sarang lebah tersebut adalah sesuatu yang bukan hanya Onii-san, tapi juga seluruh Keluarga Chiba harus hindari. Apalagi, sarang tersebut menyimpan banyak kawanan lebah beracun."

"Hm... Itu benar, kamu ada benarnya, Erika. Bagaimanapun juga, meski dia hanyalah seorang pelajar, aku adalah orang tentara. Aku tidak bisa membantah sebuah perintah langsung."

"Kalau begitu, bisakah kau berpura-pura mematuhi perintah? Jika kamu berpura-pura menjaganya, maka dalam kondisi dimana dia diserang, kamu bisa muncul dan mengendalikan situasi."

"Begitu... Aku mengerti. Kalau begitu, ayo ikuti rencana itu."

...Beruntungnya, dia bisa meyakinkan kakaknya tanpa harus menyebut-nyebut nama "Yotsuba". Menutupi ekspresinya yang gelisah, Erika menundukkan kepalanya dan meninggalkan kamar Naotsugu tanpa menatap matanya.


Setelah kembali ke kamarnya sendiri, Erika membaca pesan yang bersinar dari terminal informasi yang diletakkan di atas mejanya sebelum berbisik "Pemakaman Aoyama, ya?" Dia tidak sampai duduk di kursinya dan langsung melepaskan bajunya dan melemparkannya. Ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang gadis muda, tapi dia juga mengambil kesempatan ini untuk menghilangkan depresi yang dia rasakan ketika dia mencoba membujuk kakaknya.

Setelah mengenakan campuran karet dibawah armor dengan anti-peluru, anti-tusuk dan kualitas lainnya, dia mengenakan jaket kulit dan celana pendek. Dia mengenakan pelindung yang tidak menggangu pergerakannya di lutunya dan menarik sepasang sarung tangan yang memiliki campuran fiber tipis di atas telapak dan area jari, ke tangannya. Setelah mengecek isi kantung jaketnya, Erika mengambil senjatanya dan berjalan meenuju daun pintu. Celana pendek dan bot karet panjangnya sesuai dengan penampilannya yang berapi-api, tapi tujuannya bukanlah kehidupan malam.

Tidak jauh darinya, "penjaga pribadi Erika" menunggunya. Pada "kejadian vampir" akhir-akhir ini, mereka adalah elemen inti dari personil Keluarga Chiba dan bekerja sebagai tangan dan kaki Erika pada operasi ini.

"Ayo."

Erika mengucapkan kata tersebut dengan dingin.

Namun tidak sedikitpun laki-laki yang mengikut langkah kakinya tersebut menunjukkan tanda-tanda ketidak-senangan.


◊ ◊ ◊


Tempat tinggal Honoka adalah apartemen sewaan untuk satu orang. Luas totalnya seharusnya 1 LDK, tapi karena ruang makan kecil di dapur, luas totalnya kurang dari 1 LDK.

Bahkan dengan ruang keluarga dan tempat tidur yang saling terpisah, ini adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang gadis muda. Bahkan jika prianya adalah Tatsuya, dia tidak ingin seseorang yang membuka pintunya dapat langsung mengintip pemandangan tempat tidurnya.

Di ruang keluarga, Tatsuya sedang menikmati teh dengan Miyuki. Pixie telah berhenti melaksanakan pola sifat rutinnya ketika Honoka dengan kebingunan menyiapkan tehnya tepat waktu.

Teh kasar yang dikeluarkan nampaknya adalah selera pribadi Honoka.

Honoka sendiri sedang berganti di kamarnya. Bahan tembus suaranya berfungsi dengan baik, tapi entah kenapa, kelihatannya ada sedikit aura gugup yang keluar dari sisi Honoka. Tentu saja, sang bersaudara tahu bahwa pura-pura tidak tahu adalah hal yang seharusnya dilakukan.

Ketika mereka akhirnya melihat Honoka, sang bersaudara pun sudah menyelesaikan tehnya.

"Maaf sudah menunggu!"

Dengan enerjik, Honoka tampil dengan pakaian yang kurang lebih sama dengan Miyuki.

Bagian atasnya tertutupi oleh setengah-mantel yang besar. Di balik jaketnya, sebuah sweatter dengan kerah tinggi dapat terlihat. Namun, bagian bawahnya tidak ditutupi oleh sweats tapi dengan kombinasi gaun-mini, dan sepatu bersol tebal. Roknya memiliki hem sirkuler dan sepatunya adalah jenis yang menunjukkan pergelangan kakinya berkat heelnya.

Panjang roknya dengan sempurnya tertutup oleh setengah-mantelnya yang memberikan kesan dia tidak mengenakan apapun di balik mantelnya.

Ini adalah stelan yang sangat menarik perhatian - lebih tepatnya, itu adalah stelan yang seharusnya menarik perhatian laki-laki.

Tetap saja, bukan berarti pakaian tersebut tidak memiliki kegunaan. Lejing Honoka sangat tahan terdapat panas dan kainnya ditenun dengan serat yang meningkatkan ketahanan. Tatsuya mengetahui bahwa bahan yang sama digunakan untuk jaket yang digunakan saat operasi militer. Setelah menilainya dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia mengangguk ringan.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi."

Tidak ada cara untuk mengetahu bagaimana Honoka mengartikan anggukan Tatsuya, tapi senyumannya sangat bercahaya saat dia mengikuti Tatsuya dari belakang.

Di rambutnya, dia mengenakan sepasang kristal yang Tatsuya berikan kepadanya. Baik Tatsuya, Miyuki, maupun Honoka sendiri melewatkan momen ketika Pixie tertarik oleh kilasan cahaya tersebut.


"Onii-sama, kemana kita akan pergi sekarang?"

Setelah mengambil tiket mereka dan naik ke eskalator menuju stasiun. Miyuki menanyakan hal tersebut kepada Tatsuya setelah melihat bahwa tidak ada seorangpun disana. Miyuki akan mengikutinya kemanapun dia akan pergi, tapi bukan berarti dia tidak tertarik kemana mereka akan pergi.

"Pemakaman Aoyama."

Honoka juga sama dengan Miyuki, namun wajahnya memucat setelah mendengar jawaban Tatsuya. Dengan mempertimbangkan jamnya, suka dan percaya adalah dua hal yang berbeda, tapi tidak ada yang bisa dilakukannya. Hanya sedikit dari gadis muda yang bisa menandingi kemampuan Miyuki untuk tidak merasakan beberapa hal.

"Sebuah tes keberanian di musim yang salah... tidak mungkin menjadi alasannyakan. Apakah sesuatu seperti hantu atau iblis akan muncul disana?"

"Betapa cerdiknya dirimu."

Meski dikontrol secara hati-hati, Tatsuya tampak sedikit bahagia setelah mengkonfirmasi spekulasi adiknya.

"Tentu saja, karena ini adalah sesuatu yang dipikirkan oleh Onii-sama."

Dengan semangat yang luar biasa. Miyuki membalasnya dengan senyuman.

Hal tersebut menusuk sesuatu di dalam hati Honoka.

"Em, Tatsuya, bukankah tempat itu akan ditutup pada jam sepeti ini...?"

Dua hari yang lalu, mungkin Honoka hanya akan menahan rasa sakit itu dan terdiam.

Namun, sejak sore dua hari yang lalu, dukungan dari sahabatnya bergema di dalam kesadaran, bukan, hati Honoka.

Berdiri di tangga tertinggi escalator, Honoka mencoba ikut dalam percakapan.

Miyuki mengenakan ekspresi "Ara?", tapi Tatsuya terlihat seperti tidak terusik.

"Kita seharusnya bisa masuk, meski bukan berarti kita akan terganggu jika kita tidak bisa masuk. Selama kita mendekat, mereka yang akan keluar dan menemui kita. Itulah kenapa kita membawa Pixie."

Hasil dari interogasi Pixie mengatakan bahwa Parasit lainnya kemungkinan tidak akan bisa menerima kondisinya saat ini.

Untuk makhluk hidup yang saling mensrinkonisasi satu sama lainnya, Pixie yang telah kehilangan kesanggupan reproduksinya adalah sesuatu yang harus ditiadakan.

Karena jumlah mereka sangatlah sedikit, mereka pasti akan mencoba membebaskannya dari penjara mekanis tersebut. Saat dua dorongan utama seperti perlindungan diri dan penyelamatan spesies mengambil alih, perencanaan tindakan mereka tidak akan berbeda jauh dengan manusia.

"Bahkan jika kita akan tertangkap, aku yakin Honoka akan melakukan sesuatu, iya kan?"

"Kamuflase Optik" miliknya bukanlah sekedar rumor belak, melainkan adalah sesuatu yang Tatsuya saksikan sendiri. Tatsuya juga tahu bahwa itu adalah teknik tingkat tinggi yang kuat, yang tidak mungkin ditiru oleh personil bantuan militer USNA dengan "Dark Curtain" mereka. Honoka adalah penyihir yang bisa secara menyeluruh menyembunyikan keberadaannya.

Meski begitu, itu hanyalah sebuah percakapan bagi Tatsuya. Nyatanya, Tatsuya tidak pernah beranggapan bahwa mereka harus menyembunyikan diri mereka.

Namun.

Tatsuya juga tidak sepenuhnya mengerti satu dan dua hal lainnya.

Honoka berniat untuk menanggapi lelucon tersebut dengan serius.

"Serahkan padaku."

Berkat kesalah-pahamanan besar yang Tatsuya ciptakan, Honoka kini sangat bersemangat dan dipenuhi rasa percaya diri saat dia membalas dengan nada hangat sambil menepuk tangannya.


◊ ◊ ◊


Terletak di bawah tanah sebuah gedung berukuran sedang di pinggiran Ichigaya, Divisi ke-3 Intelejen JSDF menempatkan markas mereka.

Jika kantor utama yang terletak di Departemen Pertahanan adalah "topeng" markas besar untuk urusan intelejen JSDF, maka "basement" ini, tidak diragukan lagi, adalah salah satu markas besar yang berada di balik topeng tersebut. Karena ini adalah markas besar, memanggilnya dengan sebutan "salah satu" terdengar agak aneh, namun begitulah cara kerja mereka untuk mengatasi krisis seperti "lumpuh akibat jatuhnya markas besar" terjadi.

Tentu saja, ini menyebabkan berbagai macam efek samping serius karena wilayah organisasi yang irregular dan mengabitkan cacat fatal.

Wajar bagi sebuah badan intelejen ketika mereka memiliki sisi dimana "tangan kiri tidak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanan". Tapi hal tersebut terlalu mencolok disini. Kekurangan inisiatif masih bisa dimengerti, tapi jika setiap departemen memiliki kepentingannya sendiri, dan nyatanya masing-masing memiliki ketertarikan yang berbeda hingga bisa menyebabkan ketidak-satuan.

Divisi Intelejen JSDF memiliki banyak masalah kesatuan.

"Target observasi bergerak menuju pusat kota. Target ditemani oleh adiknya dan dua orang yang lain."

Sponsor basement tersebut adalah salah satu grup finansial terbesar di bidang manufaktur elektronik dan di saat yang sama adalah supplier militer terbesar kedua di negara ini. Terlebih lagi, grup tersebut terikat dalam dengan Keluarga Saegusa, cukup dalam sehingga bisa dikatakan bahwa penyokong sebenarnya dari Divisi ke-3 adalah Keluarga Saegusa. Saat ini, mereka mengikuti keinginan Kepala Keluarga Saegusa dan tidak ada hubungannya dengan Aliansi Saegusa-Juumonji yang dipelopori oleh Mayumi dan lainnya.

"Membandingkan dengan gambar pada berkas... Salah satu dari mereka adalah murid tahun pertama di Sekolah Menengah Sihir Negri Afiliasi Universitas Satu, Mitsui Honoka."

"Teman sekelas ya. Sungguh suatu hal yang menarik, membawa serta adiknya saat berkencan."

Nada orang yang bertanggung jawab disana terdengar seperti menghina, tapi dari sudut pandang lainnya, itu juga terdengar seperti sedikit perasangka.

"Orang yang lainnya... Bukan, bukan orang. Kemungkinan besar ia adalah Humanoid Home Helper dari seri P94."

"Model HAR? Kemana mereka mau pergi dengan membawa benda seperti itu? Sudahkah kita masuk ke sistem penuntun kendaraan?"

"Pak, pertahanannya terlalu kuat... Saya minta maaf!"

Sebagai balasan jawaban anak buahnya yang seperti akan menangis yang memngkomandoi tidak memberikan cercaan lagi. Dia juga sangat mengerti bahwa jika sistem transportasi umum bisa dengan mudahnya diretas para teroris akan merajalela di jalanan.

"Ketua, kendaraan target mengubah arahnya."

"Akasaka... Bukan, Aoyama."

Sang ketua membisikannya seraya dia mengamati monitor yang menampilkan estimasi tujuan mereka sebelum memberikan perintah lebih lanjut.

"Kirimkan agen, samarkan mereka menjadi polisi, ke Tunnel Aoyama. Palsukan sebuah penangkapan dengan tuduhan target menggunakan sihir dan tangkap mereka."

Di antara jawaban bahwa perintahnya sudah diterima dan mulai dikirimkan melalu berbagai receiver sang ketua masih mengamati monitor tersebut.


◊ ◊ ◊


Kolonel Virginia merentangkan tangannya karena kelelahan di apartemen sewaannya (yang lebih mirip condominium) sepenuhnya dilengkapi dengan furnitur yang dipinjamkan kedutaan untuk tinggalnya yang lama.

Meski ini hanyalah pusat komando sementara, mereka telah berhasil ditembus. Apa lagi, meski pertarungannya tidak berakhir dengan penculikan, mereka masih dipermalukan karena dibiarkan terambang sampai kapal negara lain menyelamatkan mereka. Ini adalah tamparan besar bagi catatan dan karirnya kedepan.

Anehnya, petugas dari tanah air yang ditemmpatkan di kedutaan gagal menyalahkannya. Aib ini telah melebar jauh dari dirinya sendiri dan melibatkan pasukan khusus yang dikirimkan sebagai pengawal untuk pusat komando sementara dan juga angkatan laut kapal yang tertangkap (untuk hal tersebut, harga diri angkatan laut USNA menerima tamparan yang lebih menyakitkan dibandingkan dirinya), jadi dia tahu, tidak mungkin bagi mereka untuk menyalahkannya.

Namun, lebih dari itu, dia masih memiliki energi untuk merenung lebih jauh.

Tetap, dia tidak bisa menyangkal bahwa dia telah mengalami kegagalan besar.

Ketika dia mengangkat kepalanya, setelah mendengar nada dering tiba-tiba dari speaker telepon, dia baru sadar bahwa sekarang sudah larut malam.

Dia bahkan mendengar opsir wanita yang bertugas jaga menjawab telepon.

Telingan Virginia mendeteksi tarikan nafas yang tajam dari opsir wanita.

"Permisi."

Langkah kaki yang mendekati kamar yang dia tempati dan suara yang meminta ijin untuk masuk sama-sama mengetuk dengan tiba-tiba.

"Masuklah."

Virginia membenarkan posisinya dan mengingatkan dirinya untuk berbicara dengan wibawa. Dia tidak bisa membiarkan bawahannya untuk melihat sisi lemahnya – merek kepemimpinannya tidak mengijinkan adanya interpretasi dan emosi yang tidak perlu.

Daun pintu tersebut terbuka perlahan. Wanita tinggi dengan seragam penuh memberi hormat di hadapannya. Benar, Virginia sangat menghargainya cukup tinggi untuk membuatnya percaya bahwa kejadian kemarin akan berbeda jika dia ada di tempat.

Tetap saja – dia kini berdiri di sana dengan kaku dan dengan wajah yang pucat.

"Ada apa?"

"Seseorang telah meminta untuk menemui anda, Kolonel."

"Apa...?"

Berdiamnya Virginia di tempat ini sangat dirahasiakan. Jika seseorang dari militer (militer USNA) datang menemuinya, penjaganya tidak akan sebingung ini. Sama halnya jika itu adalah seseorang dari kedutaan. Dengan kata lain, tamunya kali ini telah membobol kunci informasi militer USNA dan seorang "asing" mengetahui keberadaannya dan meminta untuk berkunjung.

Tidak berselera memberikan perintah kepada sersan itu, Virginia menekan remote sendiri untuk menampilkan gambaran dari ruang tamu utama.

Gambar itu menampilkan seorang gadis canggung yang mengenakan tali renda elegan dengan wajah yang penuh rasa penasaran.

Pemandangan yang sangat mengejutkan itu menyebabkan Virginia membeku selama lima detik.

"... Siapa itu?"

Virginia akhirnya menyalakan kembali kesadarannya dan menyadari dua pria kekar berdiri di belakang gadis tersebut.

Orang yang dijaga orang-orang, yang pastinya bukan preman biasa, itu kemungkinan besar adalah gadis yang masih muda itu.

Meski mengetahui dia harus berjaga-jaga, Virginia bisa merasakan pengecap kenyataan dia mulai terkikis.

"Namanya Ayako Kuroba."

Sang sersan berbicara. Bahkan Virginia tidak bisa menghindari gerakan menelan ludahnya setelah mendengar beberapa kata terusannya.

"Dia mengaku sebagai utusan dari Keluarga Yotsuba."


"How wonderful it is to meet you, Ms. Virginia. My name is Ayako Kuroba. Pardon my intrusion, but today I come on behalf of the Yotsuba Family."Cite error: Closing </ref> missing for <ref> tag - di kenal dengan "psykokinesis", telah di lepaskan di tempat itu.

Honoka, yang masih pusing karena pelepasan mendadak gelombang kuat psion, dan Pixie yang berdiri di sana dalam posisi melindungi.

Terhadap Parasit yang berdiri di hadapan mereka, mereka telah lama di lemparkan jauh dari pandangan.


◊ ◊ ◊


Terkejut hingga kehilangan kata-kata karena tampilan di monitor, Fujibayashi memulihkan kembali kesadarannya ketika dia mendengar tawa ringan bahagia di belakangnya dan berbalik.

"Ho..., aku tidak pernah menyangka dapat melihat sesuatu yang sangat menarik di sini."

Di balik kursi putar, Tetua Kudou berdeham sambil dia berbicara dengan nada yang seperti mencari alasan terhadap tatapan cucunya bahwa dia tidak bersikap sesuai umurnya.

"Apakah 3H mengeluarkan lonjakan psykokinesis? Aku tidak pernah tahu bahwa kita telah mengembangkan robot yang dapat menggunakan sihir."

Fujibayashi duduk di hadapan panel kendali untuk detektor gelombang psion. Tidak ada cara untuk menyembunyikan bacaan dari tampilan monitor di hadapannya.

"... Aku juga tidak pernah mendengarnya. Dari sudut pandang teknologikal, aku rasa itu mustahil."

"Benar. Dengan teknologi masa kini, tidak sihir maupun kekuatan psikik dapat dihasilkan hanya oleh mesin. Dengan kata lain, ada sesuatu selain mesin di dalam 3H itu."

"......."

Suara ringan yang dapat diartikan sebagai helaan atau dengusan terdengar dari Fujibayashi.

"Apakah di dalam robot itu ada monster?"

"......"

"Meski aku mendapat laporan mengenai Parasit, aku tidak mengetahui detail yang satu ini."

"Kami juga tidak menerima laporan mengenai ini. Ini hanya dibicarakan secara pribadi."

"Tidak, tidak."

Tetua Kudou melambaikan tangannya seakan berusaha menenangkan cucunya, yang menjawab dengan sifat kaku.

"Kyouko, aku tidak menghardikmu. Sejak awal, itu bukan sudut pandangku. Aku hanya sangat tertarik."

Poker face Fujibayashi luntur.

Alasan dari emosinya yang naik turun ada di hadapannya.

Sudah lama sejak terakhir kali dia melihat bayangan ambisi hinggap di wajah kakeknya.

"Aku tidak pernah menyangka bahwa robot bisa digunakan seperti ini..."


◊ ◊ ◊


Fujibayashi yang biasanya pasti akan menyadari.

Namun, saat ini dia bergerak dengan kapasitas sebagai seorang operator bukan seorang hacker, jadi hari ini dia hanya bisa memanipulasi sistem sesuai dengan aturannya. Dalam kondisi seperti itu, bahkan "Electron Sorceress" akan kesulitan menyadari pengamat yang bergerak di luar kemampuan sistem pertahanan.

Pengamat yang baru saja memandangi pemandangannya, Yotsuba Maya, menyingkirkan monitor display dari wajahnya sebelum menenggelamkan dirinya ke dalam kursi dan menutup matanya.

Berakhir kurang lebih selama sepulu detik.

Setelah menempatkan monitor display kembali ke dalam laci mejanya, dia mengambil sebuah bel dan dengan lembut menggoyangnya. Suara renyah bergema di dalam ruangan yang dia tinggali sendiri.

"Apakah anda memanggil saya, madam?"

Membuka pintunya, butler dan orang kepercayaan Maya, Hayama, tampil.

"Tolong panggil Aoki kemari untuk ku."

"Dimengerti."

Dengan hormat membungkuk, Hayama sang butler sekali lagi meninggalkan ruangan.

Kali ini, momen pendek berlalu.

Meski tidak terdengar suara langkah kaki, kehadiran yang gelisah mendekat sebelum suara ketukan pintu bisa terdengar.

"Masuklah."

"Permisi."

Hayama menjawab dengan suara yang datar.

Kehadiran yang gelisah terasa di sampingnya.

Seseorang yang ikut masuk adalah seorang butler yang lebih muda ketimbang Hayama (meski masih lebih tua ketimbang Maya) dalam usia primanya.

"Maaf memanggilmu di saat larut, Aoki."

"Sama sekali tidak masalah. Selama madam yang memanggil, saya, Aoki akan segera berada di sisimu bahkan jika aku berada di sisi lain dunia."

Aoki belum mempelajari cara menggunakan Langkah Kilat - bahkan, tidak seorang yang berhasil menggunakan teloportasi instan - jadi "segera" tidak mungkin secara fisika, tapi karena cara bicaranya yang berlebihan merupakan ciri khasnya, tidak Maya maupun Hayama memperdulikannya.

"Meski ini sangat mendadak, ada sesuatu yang aku inginkan dengan segera."

"Seperti yang anda inginkan."

Aoki adalah manager keuangan yang bertanggung jawab mengatur semua aset Keluarga Yotsuba. Dia yakin bahwa dapat memenuhi permintaan ini adalah tujuan utama keberadaannya, jadi meski ada beberapa masalah dengan sikapnya, kemampuannya dalam baik area legal maupun ilegal tidak diragukan lagi sangat luar biasa.

"Segera beli hak untuk 3H-P94 yang di pinjamkan kepada Sekolah Menengah Sihir Ber-Afiliasi Universitas Satu. Jangan permasalahkan jumlahnya. Lakukan ini dengan segala cara yang mungkin."

Maya berkata "jangan perdulikan jumlahnya" tidaklah mengejutkan, tapi sangat jarang baginya untuk langsung mengatakan "lakukan dengan segala cara yang memungkinkan".

"Jika itu sulit dilaksanakan, cari cara agar pemiliknya yang sekarang tidak bisa memindahkan hak kepemilikan. Utamakan agar keluarga lain dari Sepuluh Marga Tua tidak mendapatkannya. Jangan khawatir mengenai jumlah uang yang harus digunakan dalam tugas ini."

Ini adalah kali pertama dalam ingatan Aoki bahwa dia diberikan instruksi spesifik mengenai kondisi kegagalannya.

"Dimengerti."

Untuk sekejap, Aoki bimbang, tapi hal tersebut tidak memanjang dan dia membungkuk dengan hormat.

Saat Aoki pergi dengan kebingungan, Maya berputar ke arah Hayama di sisinya dan memberikannya pandangan mencari.

"... Adakah yang ingin kamu tanyakan?"

Namun pada akhirnya, Maya tidak dapat menembus poker face Hayama dan memintanya untuk berbicara.

"Saya tahu saya tidak pantas..."

Dia tetap akan bertanya meski mengetahuinya, jadi Hayama mulai berbicara sambil menekukkan pinggangnya. Meski itu hanyalah kebiasaan yang memandang kepantasan, nada seperti itu memberi tahu Maya bahwa percakapan ini tidak akan menyenangkan.

"Tidakkah anda harus lebih berhati-hati dalam menggunakan "Hlidskjalf"?"

Meski begitu, dia tidak bisa memberitahu Hayama untuk menarik kata-kata - atau saran. Saran jujur itu sepahit yang sudah di antisipasi, tapi Maya tidak bisa memberengut ataupun marah.

Sebagai operator, Maya - bersama enam orang lain yang juga memiliki hak akses - mengetahui bahwa ada lebih dari sekedar keuntungan dibandingkan siapapun.

"--Itu adalah hasil dari sains murni. Apa lagi, setidaknya ketika dibandingkan dengan sihir, resiko yang dimiliki kotak hitam itu masih lebih rendah."

"Maya-sama, bukan itu yang saya maksud."

Hayama dengan tegas memotong argumen balik yang membelit yang Maya sendiri tahu itu terdengar kosong. Maya mengenakan ekspresi yang menandakan dia ingin mengubah subjeknya.

"Terlebih lagi, jika mengenai Kotak Hitam, kita bahkan tidak tahu dimana Hlisdkjalf yang asli berada. Hanya karena benda itu tidak berbohong kepada kita itu tidak menjamin bahwa ia tidak akan melakukannya di masa mendatang."

Pendapat Hayama ada benarnya.

Sama halnya, Maya menyadari bahaya tanpa harus di tunjukkan.

"Itu benar... Hayama, ayo lakukan dengan gagasanmu. Akhir-akhir ini, aku terlalu sering bergantung dengan kemampuannya untuk mengumpulkan informasi."

"Akan sangat disayangkan untuk membuang fungsi berharga seperti itu. Ini memang hanya pemikiran saya yang bodoh, tapi bagi Tatsuya-dono, dia mungkin dapat mengetahui dimana lokasi sebenarnya Hlidskjalf. Ketika telah terhubung dengan yang asli, dominasi menyeluruh Hlidskjlaf juga memungkinkan."

Perkataan Hayama benar-benar membuat Maya terkejut. Untuk benar-benar memahami artinya, Maya merenung sejenak sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Masih terlalu cepat."

Untuk apa sebenarnya yang terlalu cepat, jawabannya diserahkan kepada imajinasi setiap individu.

Hayama membungkuk dalam sebelum meninggalkan Maya dan keluar dari ruangannya.


◊ ◊ ◊


"Kacau sekali..."

Sebagai balasan dari kata-kata yang tidak sengaja keluar dari mulut Tatsuya, Miyuki mengangkat kepalanya dari tempat dimanaa dia merawat Honoka yang linglung lalu pingsan.

"Jika kamu berkata begitu... Itu terasa benar. Onii-sama, haruskah kita meninggalkan tempat ini?"

Karena jawabannya sangat alami, Tatsuya secara reflek sudah hampir mengangguk.

(... Tidak, itu sebenarnya tidak masalah.)

Jika dia terus percaya bahwa sangat wajar bagi seseorang untuk memahami situasinya dengan secepat itu, cepat atau lambat dia berhak atas hukuman. Namun, saat ini ada hal lain yang harus di khawatirkan.

Ledakan psikik raksasa barusan. Reaksi tersebut tidak diragukan lagi disadari secara menyeluruh dari daerah Aoyama sampai Akasaka. Cepat atau lambat, tamu tidak diundang akan datang dengan sendirinya.

Parasit yang tengah memberontak dengan kasar beberapa saat yang lalu sekarang sudah tenang dan kelelahan. Untuk jaga-jaga, dia telah mengikat pergelangannya, tapi untuk alasan praktikal apa, bahkan Tatsuya tidak mengetahuinya. Setidaknya, selama wadahnya tidak dihancurkan, mereka tidak akan sanggup kabur dari tubuh fisis hostnya, tapi musuh mereka masih bisa melakukan "ledakan diri" sebagai usaha terakhir.

(Memang benar... Jika saja kita memiliki semacam tekhnik Sihir Kuno.)

"Tatsuya-kun!"

"Maaf kami terlambat!"

Baru saja dibicarakan, coret itu, saat dia berpikir mengenai orang tersebut, suara mereka terdengar. Sudah waktunya mereka tiba.

Tetap saja, Tatsuya tidak akan mengomeli mereka karena "lambat" karena mereka juga menggunakan cara mereka sendiri untuk mencari Parasit. Bukan berarti mereka malas melakukannya, jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

Benar... Memang tidak ada yang perlu dipermasalah bahkan tentang kedatangan mereka yang tepat saat semua kekerasan telah berakhir, Tatsuya secara mental menekankan dirinya.

"Um... Tatsuya? Kenapa aku merasa bahwa ekspresimu sedikit menakutkan?"

"Sikap hanya sedikit ingin cari masalah."

"Tidak, aku tidak mengerti maksudmu, tapi entah kenapa aku merasa bukan itu alasannya..."

Setelah menyapu mata kepada Mikihiko yang dengan anehnya(?) membatu, Tatsuya mulai berbicara dengan orang tambahan yang tidak disangka kehadirannya.

"Leo, jadi kamu datang juga."

"Ah, karena aku baru saja sembuh, lebih baik jika ditambahkan ke kelompok."

"Jangan memaksakan dirimu. Baiklah, Erika..."

"Hm? Ada apa?"

Sambil dia berbicara kepada Erika, yang memandangi tangkapannya dengan pandangan beku, Tatsuya tidak terduganya berbicara dengan nada yang tenang.

"Meski kita harus meninggalkan tempat ini sesegera mungkin, bisakah kamu menyiapkan cara mengangkut mereka bertiga?"

Melihat tidak satupun dari mereka membuat gerakan keterjekutan, Tatsuya sedikit sedikit tenang dan mulai membicarakan hal yang dia pikirkan. Tatsuya dengan santai melihat sekitar dan menemukan dua motor yang mereka gunakan -Untuk mengenai siapa yang duduk dengan siapa, Tatsuya tidak bisa menduganya.

"Eh, kenapa?"

Membalas kata-kata Tatsuya, Erika membuat ekspresi kebingungan.

"Apa maksudmu kenapa, Erika?"

Bukan Tatsuya yang mengatakannya. Tidak bisa menyembunyikan romannya yang gelisah, Mikihiko dengan cepat menyela pembicaraan mereka.

"Apakah kamu tidak merasakan ledakan barusan? Setelah melepaskan jumlah sihir seperti itu, aku ragu yang akan datang kemari adalah polisi biasa."

"Meski aku sangat ingin menghindari diriku agar tidak terlibat dari awal... Itu akan menyusahkan grup Tatsuya-kun."

Meski beberapa pandangan muncul di antaranya, ini adalah Erika yang biasanya. Setidaknya, tidak Leo maupun Mikihiko menyadari perbedaan apapun.

"Jadi, tidak masalah kan kalau kita mengangkut mereka gudang penyimpanan di rumah Miki?"

"Gudang penyimpanan" yang Erika maksud bukan gudang penyimpanan yang sebenarnya. Itu bukanlah salah satu fasilitas Keluarga Chiba, tapi dialihkan ke lapangan terbatas yang dioperasikan oleh Keluarga Yoshida yang secara khusus didesain untuk menyegel Parasit.

"Benar-benar tidak apa, Mikihiko?"

"Eh? Tentu saja. Kalau kamu membicarakannya, memang itu sudah pekerjaan kami sejak awal."

Kami yang dia maksud adalah pengguna Sihir Kuno.

Dia mungkin mengatakan bahwa menyegel iblis adalah misi onmyoji (Keluarga Yoshida adalah sekte Shinto bukan onmyoji sebenarnya).

"Kalau begitu Miki dan aku bersama dengan Leo akan mengambil alih dari sini. Tatsuya-kun, kalian harus pergi terlebih dahulu."

"Kenapa? Saat itu aku bisa menunggu di sini."

"Aku cuma bawaan!?"

Mengabaikan amukan kemarahan Leo untuk sementara, Tatsuya bertanya dengan heran.

Erika terlihat kebingungan memilih kata-kata.

"Tatsuya, ini, ah..."

Tatsuya mengikuti tatapan diam Mikihiko.

Di hadapannya berdiri Pixie dengan gaun yang sedikit terkoyak dan juga sosok Honoka dengan beberapa sobekan besar di mantelnya.

"... Aku akan memanggil mobil."

"Aku rasa itulah yang terbaik."

Dan dengan begitu, Tatsuya meninggalkan tkp kepada grup Erika.


◊ ◊ ◊


Rumah sang bersaudara masih berada di dalam zona kendaraan otomatis, tapi rumah Honoka tepat berada di luar kendaraan kendali otomatis. Setelah menggunakan terminal informasi untuk memanggil mobil otomatis, tidak ada cara untuk mengantar Honoka pulang. Pada akhirnya, mereka berempat naik monorail di stasiun.

Bahkan dengan penampilan mereka yang terasa mengejutkan, beruntungnya mereka sama sekali tidak menerima perhatian tak diinginkan di kota.

Setidaknya, tidak lebih dari yang dapat di antisipasi (ketika pergi bersama Miyuki, benar-benar dihiraukan sangatlah tidak mungkin).

Grup Tatsuya masuk ke seksi dengan empat kursi di kereta.

"Um, Tatsuya-kun..."

Tindakan mereka menaiki kereta sangat biasa, tidak sampai keretanya berangkat baru Honoka memiliki pertanyaan. Bahkan jika mereka menuju ke arah yang sama, mereka tidak bisa berhenti di antara pemberhentian...

"Aku akan mengantarkanmu pulang."

Ketika mendengarnya mengeluarkan kata tersebut dia dengan tulus berharap dia mengatakannya lagi tapi tidak bisa memintanya untuk melakukannya, bahkan setiap tindakan Honoka lakukan untuk bersikap sopan tidak bisa menyembunyikan ekspresi bersinarnya.


Tidak ada cara untuk mengubah posisi duduk mereka di dalam kabin.

Miyuki duduk di samping Tatsuya, Honoka duduk tepat di hadapannya.

Tatsuya menatap Pixie yang duduk di sebarang diagonalnya (untuk suatu alasan, dia diperlakukan sebagai pelanggan bukannya bawaan), sebelum membalikkan badannya ke arah Honoka karena dia sudah terdiam semenjak tadi.

"... Onii-sama, mungkin sudah saatnya untuk mengatakan sesuatu, atau tidak aku rasa Honoka tidak akan bisa menahannya lagi?"

Melihat keraguan Honoka menusuk Tatsuya setelah dia menatapnya, Miyuki berbicara dari sampingnya.

"Ah, maafkan aku."

Tatsuya sepertinya tidak mengetahui. Setelah disudutkan oleh adiknya, Tatsuya menerima kesalahannya dengan wajah bersalah.

"Terima kasih atas kerja kerasnya malam ini, kalian bertiga."

Kata-kata pujian hanyalah untung penenang, dan buktinya adalah bahwa Pixie juga dia sebutkan. Namun, mungkin dia juga mempertimbangkan bahwa Pixie juga berkontribusi, tapi karena Tatsuya tidak membeda-bedakan antara manusia dan robot, kalimat tersebut jelas tidak terlalu ia pusingkan.

"Jadi, Honoka. Bagaimana aku harus mengatakannya...? Apakah kamu merasa kelelahan?"

Tidak perlu mengatakannya, tapi perkataan terakhir jelas-jelas adalah penyelidikan. Meski kebingungan karena pertanyaan yang tiba-tiba, Honoka menggelengkan kepalanya.

"Benarkah... Pixie, jika kamu merasa kelelahan... Frasa itu terasa tidak benar. Apa kamu menyadari peserdian psion atau energi yang membuat tubuhmu terasa telah dipakai?"

((Pemakaian masih berada di bawah parameter pemulihan, Tuan.))

"Begitu..."

"Onii-sama, adakah sesuatu menganggu pikiranmu?"

"Tidak sampai mengganggu..."

Setelah menggelengkan kepalanya kepada adiknya, Tatsuya sekali lagi melihat ke arah Honoka. <<Baru Sampai Sini>> "Barusan, saat Pixie melepaskan ledakan kuat psykokinesis... Honoka, apa kah kau mengerti apa yang terjadi?"

"... Tidak, apa yang kamu maksudkan?"

Mata Honoka penuh dengan kegelisahan ketika dia bertanya.

Memang benar, makna dari kata-kata tanya itu sangat mudah membuat gelisah.

Meski seperti itu, tentu saja Tatsuya tidak bermaksud untuk memercikkan api kegelisahan.

"Aku ingin agar kamu tenang dan mendengarkan perkataanku dengan hati-hati."

Kenyataan bahwa percakapan ini memerlukan penenangan yang disengaja memusingkan Tatsuya tanpa akhir.

"Saat Pixie melepaskan ledakan psykokinesis, psion yang digunakan Pixie berasal dari Honoka."

"Eh?"

Rahang Honoka menganga mendengar perkataan Tatsuya.

"... Jadi Honoka menyediakan energi untuk Pixie?"

"Tidak, rasanya bukan seperti itu."

Dalam pertunjukkan yang sangat jarang, nada yang digunakan Tatsuya untuk menjawab Miyuki tidak penuh dengan kepercayaan diri.

"Kejadian tadi lebih mirip dengan proses dimana psion dimasukkan kedalam CAD untuk mengaktifkan Rangkaian Aktifasi. Sesuatu seperti mendasari... Atau bahkan resonansi."

Honoka melemparkan pandangan ketakutakan kepada Pixie.

Pixie - unit 3H-P94 dengan Parasit yang menumpang di dalamnya, sedikit memehartikan hal tersebut. Meski begitu, tidak ada cara untuk mengetahui perasaannya karena tidak ada perubahan pada wajahnya.

Seorang Penyihir mentransfer psion ke mesin.

Fenomena itu sendiri sangatlah familiar bagi Tatsuya, bukan, bagi seluruh penyihir modern. Namun, itu adalah fenomena yang terjadi dengan mesin yang dibuat sesuai dengan sistem yang dikembangkan oleh insinyur sihir "untuk melakukan seperti ini". Fungsi tersebut tidak tertanamkan di dalam 3H.

Robot tidak memiliki kekuatan lebih dari yang telah diberikan oleh manusia. Mereka tidak bisa mempelajari fungsi baru dengan kemampuannya sendiri.

Fenomena ini... Pasti tidak disebabkan oleh "tubuh mekanikal" Pixie, melainkan "tubuh asli"-nya. Penjelasan lainnya terasa tidak tepat.

Sangat wajar bagi Honoka untuk merasa khawatir dan takut.

"Mizuki pernah mengatakannya... bahwa ada semacam hubungan antara Honoka dan Pixie. Terlebih lagi..."

Tiba-tiba, Tatsuya berhenti berbicara.

Berhadapan dengan kakaknya yang ragu dan memasang wajah masam, Miyuki menjawabnya dengan wajah waspada.

Seperti tertusuk dengan pertanyaan tak terkata, wajah Tatsuya terlihat menyerah dalam perjuangannya dan terus berbicara.

"... Terlebih lagi, medium yang terlibat nampaknya adalah dekorasi rambut Honoka."

"Huh?"

Sebelumnya, Honoka berkusar antara keterjekutan dan ketakutan, tapi sekarang dia benar-benar heran.

Bukan dia saja yang merasa heran.

Miyuki juga memerhatikan dengan lekat jepit rambut yang menahan rambut Honoka.

"Lebih tepatnya, seharusnya kristal yang ada di dalamnya. Untuk kenapa ini bisa terjadi, aku juga tidak mengerti..."

Honoka mengelus kristal di dalam dekorasi rambutnya dengan kedua tangannya.

Itu adalah tindakan tidak sadar yang tidak mengandung makna berarti.

Namun, hipotesis Tatsuya dibuktikan dengan tindakan tersebut.

Pada Pixie, di tengah area torsonya, cahaya spiritual muncul.

Cahayanya tidak membutakan. Dari segi visual, kekuatannya kurang lebih sama dengan lilin.

Tetap saja, mempertimbangkan kecurigaan atas hubungan mutual mereka, ketidaksengajaan ini terlalu sempurna.

Mata Tatsuya dan Miyuki terpaku kepada hiasan rambutnya.

Honoka menutupi hiasan rambutnya dengan kedua tangannya.

Seperti ketakutan mereka akan mengambil hiasan itu darinya.

"Alasannya bisa dipikirkan nanti sekarang... cara untuk mengaturnya perlu ditemukan telebih dahulu."

Tatsuya berbicara dengan nada yang digunakan untuk menenangkan binatang yang gelisah.

Kegelisahan berubah menjadi keterkejutan saat Honoka mengembalikan pandangannya.

Mata Tatsuya bergeser dari Honoka ke Pixie.

"Bagaimanapun juga, membawa Pixie pulang adalah gagasan yang benar."


◊ ◊ ◊


Pasukan sma yang dipimpin oleh Tatsuya dan teman-teman bukanlah satu-satunya yang aktif malam ini. Pasukan Saegusa dan Juumonji tidak aktif karena Tatsuya memilih tidak memberitahukan Mayumi dan Katsuto tentang tindakan ini, tapi banyak orang dari pasukan Chiba aktif karena perintah Erika. Meski begitu, satu-satunya alasan hanya grup Erika yang sampai karena mereka adalah unit terkuat yang terjun malam ini. Erika, Leo, Mikihiko. Meski penilaian pribadi mereka tidak begitu luar biasa, kemampuan kombat merekalah yang terhebat di antara rekan sesama mereka. Bukan sekedar di antara murid sma, tapi juga orang dewasa. Bahkan dengan meniadakan teknik bersenjata, kemampuan individual mereka masih tetaplah tertinggi.

Namun, karena tindakan kali ini independen, mereka terjebak dalam situasi dimana mereka harus melindungi Parsit terikat sambil menunggu evakuasi... Kecuali tamu tak diundang menemukan mereka sebelum mobil otomatis datang.

"Hey, apa yang sedang kalian lakukan!?"

Dua pria muda mengenakan seragam polisi memakirkan kendaraan otomatiis (dilengkapi dengan motor) di dekat lampu jalan sebelum berlari dan meneriaki pertanyaan.

Melihat mereka berdua, Mikihiko menampakkan ekspresi terganggu dan Leo mendengus kesal, sementara Erika tepat diam tapi membalas dengan tatapan mencari masalah.

"Apa ini!? Kalian pasti murid sma. Apa yang sedang kalian lakukan disini!?"

Melihat dua orang tergeletak di tanah dengan pergelangan tangan terikat di belakang, yang tinggi berteriak melengking. Sebenarnya, ini adalah reaksi wajar polisi jika menemukan penduduk terikat di malam hari sambil tergeletak di tanah.

"Enggak, hanya..."

Merasa bahwa ini pertanyaan resmi, Mikihiko tergesa-gesa mencari alasan.

"Bukankah kalian yang seharusnya mengatakan siapa kalian sebenarnya?"

Namun, Erika langsung membalas pertanyaan tersebut.

"Apa yang kamu katakan!?"

"Hey, Erika!"

Berhadapan dengan perlawan tak terduga, kemarahan pria itu semakin tinggi sementara Mikihiko memberikan tampang "tidak percaya" kepada Erika.

"Mikihiko."

Sebuah tangan menggapai bahunya.

Ketika Mikihiko berbalik, dia melihat Leo berdiri dengan senyum terhibur.

"Kamu tidak dengar? Aku tanya sekali lagi. Siapa kalian?"

Erika mendengus kepada pandagan intimidasi yang keluar dari bawah topi polisi.

"Tidakkah kamu tahu? Seharusnya tidak ada polisi yang berkeliaran di area ini karena perintah seperti itu telah diberikan. Kakak bodohku itu tidak mungkin melewatkan kejadian ini."

Tidak ada bukti yang bisa mendukung perkataan Erika.

Jika berhadapan dengan polisi asli, ini bukanlah candaan yang dilontarkan sembarangan.

Meski begitu, pria muda dihadapannya dengan jelas mulai bimbang.

"Apa maksud kalian?"

Kebimbangannya hilang dalam sekejap, tapi Erika tidak melewatkan waktu sekejap itu. Tidak masalah jika memang tidak ada reaksi sama sekali.

Itu karena, kata-katanya bukan sekedar omong kosong.

"Jika kalian ingin menyamar, kalian seharusnya menjadi polisi berbaju preman. Jika begitu, mendengarkan kalian tidak akan menjadi masalah."

Erika sangat melebih-lebihkan bagian "mendengarkan".

Pria yang tinggi hampir meledak ke arahnya, tapi rekannya menghentikannya. Mereka bertukar tempat dan pria yang sedikit lebih pendek melangkah maju. Di antara mereka berdua, yang ini lebih kecil tapi lebih besar, dan faktor intimidasinya lebih tinggi.

"Mencari alasan untuk kabur tidak ada gunanya. Kalian adalah tersangka penyerangan. Ayo kita berjalan-jalan sebentar."

"He~. Jadi kalian tetap ingin berpura-pura."

Meski begitu, Erika tak gentar. Dia melanjutkan ke tingkat tidak setuju, membalas tatapan mereka.

"Aduh, aku menangkap mereka berdua di tempat saat percobaan pemerkosaan. Aku percaya tindakanku dianggap sebagai penangkapan oleh warga. Karena itu aku sedang menunggu polisi sebenarnya datang. Jadi tidak ada ruang bagi polisi palsu di sini, me-nger-ti?"

Mikihiko hanya bisa memandang teman lamanya dalam kekaguman saat dia membalasnya dengan argumen logis. Bahkan seseorang yang mengetahui itu adalah tipuan tetap akan tertipu. -Itulah kenapa dia terlambat merasakan keberadan tersembunyi di sekitarnya.

"Miki!""Mikihiko!"

Tanpa suara - itu bukanlah hiperbola, secara harafiah memang tidak ada suara - bayangan hitam menyerang dari atas kepalanya. Serangannya datang dari dinding yang mengitari pemakaman, dan saat Mikihiko menyadarinya, sudah sangat terlambat baginya untuk menghadapi serangan itu.

Mikihiko merasakan serangan itu mengenai bahunya.

Leo mengangkat tangannya setara dengan kepalanya, untuk menghadapi ayunan batang. Suaranya saja sanggup memberi tahu kekuatan di balik serangan itu, dan orang biasa pasti akan menderita patah tulang karenanya, tapi Leo menerima serangan itu seperti bukan apa-apa. Bukan hanya itu, saat musuhnya menapaki tanah, dia langsung memberikan tinju besinya yang memotong udara disekitarnya.

"Tch!"

Sayangnya, tinjuannya hanya sedikit mengenai tubuh penyergap tersebut sebelum ia mundur.

Di dalam cahaya lampu jalan yang remang, Mikihiko melihat sebuah busur halilintar,

Pria itu nampaknya mengenakan mantel yang dapat mengejutkan lawannya dengan listrik tegangan tinggi saat bersentuhan.

Menekan tinjunya, Leo melompat kebelakang.

Dia melihat pria yang mengenggam batang bersiap untuk mengejar.

"Leo, ayo pergi dari sini!"

Mikihiko menggunakan kesempatan itu untuk mengayunkan lengan kirinya ke bawah. Dia menggunakan tangan utamanya untuk menggengam CAD berbentuk kipas yang jatuh dari lengan bajunya.

Meski CAD-nya tidak jatuh, mantranya sendiri sudah di ganggu.

Benda yang telah mengganggu mantra Mikihiko berputar melengkung sebelum kembali ke posisi awalnya.

Dia akhirnya menyadari bahwa itu adalah semacam bumerang, yang akan secara otomatis kembali ke tangan pelemparnya. Tentu saja, jika itu adalah bumerang biasa, tidak mungkin ia bisa kembali setelah mengenai targernya. Benda itu pasti semacam senjata sihir.

Setelah menerima tegangan listrik tak terduga, Leo mengguling ke belakang di jalanan untuk menghindari serangan jatuh batang itu sebelum menarik punggungnya dan menegakkan posturnya.

Mikihiko tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan Leo.

Ada lebih dari satu musuh.

Dia mendengar suara "Psh" dari udara yang terkomperesi terlepaskan dan dua bola meriam terhubung yang nampak seperti kaleng soda seperti sebelumnya melayang ke arahnya dari jalanan.

Mikihiko menggunakan segel angin untuk menghadapi bola meriam itu.

Bola meriam itu berhenti di udara. Namun, dalam sekejap, sebuah jaring keluar dari bola meriam itu dan terlontar ke arah Mikihiko. Pada tiga titik oktagon, terlihat miniatur roket yang menggantikan momentum yang hilang.

Apa-apaan itu!? Itulah yang dipikirkan Mikihiko.

Kecepatannya tidaklah begitu hebat, tapi dia tidak tahu trik apa yang ada di balik jaring itu. Mikihiko menggunakan mantra "Lompat" untuk menghindari jaringan itu,

Sayangnya, ada bayangan yang menunggunya di udara. Siluet manusia yang melemparkan beberapa senjata lempar bulat

Seperti permainan catur, ini adalah arahan yang sempurna.

Bagi penyihir biasa manapun, mereka pasti akan terkena "skakmat" saat itu juga.

Tapi, Mikihiko saat ini jauh dari penyihir biasa. Dia telah mendapatkan kembali kekuatan yang membuatnya mendapat reputasi sebagai bocah jenius dan berkembang lebih jauh lagi.

Di udara, Mikihiko menggunakan udara sebagai papan untuk "Lompat" lagi dan menghindari serangan peluru bulat itu dan penggunanya.

Masih di udara, Mikihiko memandang ke bawah ke arah pria yang memegang sebuah benda tipis, panjang - yang kemungkinan besar adalah semacam kawat.

Akhirnya, sekarang giliran Mikihiko.

Dia memanjangkan kakinya yang melengkung.

Kakinya menyentung dahi pria itu.

Tindakan itu sendiri menjadi "segel" untuk mengaktifkan sihir.

Melalu titik persentuhan antara kaki dan dahi, sebuah jaring halilintar menyebar dan menyerubungi tubuh pria itu.

Sekali lagi melangkahi angin, Mikihiko mendarat di atas dinding.

Di sana, ia mencari sosok Leo dan Erika.

Leo telah bangkit dari serangan kejutan di awal. Menghadapi musuh yang menggunakan batang, dia terlibat dalam pertarungan sengit dengan tangan kosongnya. Alasan kenapa dia tidak mengalami luka sama sekali dari serangan listrik mungkin karena dia telah menyelimuti dirinya dengan sesuatu. Pria itu juga memiliki bakat setingkat tertentu, tapi dalam hal kecepatan dan kekuatan, Leo mengungulinya.

Masalahnya adalah Erika.

Dua orang yang tadinya berbicara dengan mereka memang tidak jago berakting, tapi kemampuan bertarung mereka tidak-lah bururk.

Tidak perduli bagaimana dia mengatakannya, Erika harus melindungi diri dari serangan itu. Mereka pasti menggunakan armor khusus di balik seragamnya, meski seragam itu sendiri mungkin juga buatan khusus.

Tetap saja, ketahan saja tidak cukup untuk berhadapan dengan serangan pedang Erika. Setiap saat mereka terkena serangan pedang Erika, sesuatu akan menyelubungi permukaan pakaian. Sadar akan hal itu, Erika terus mendorong serangannya maju dengan lambat.

Jika saja senjata yang dia pegang lebih panjang, maka dia mungkin tidak akan memakan waktu selama ini. Sayangnya, senjata yang dia gunakan hari ini adalah batangan pendek yang bisa berubah menjadi wakizashi. Erika menghindari debu yang nampaknya adalah semacam racun, jadi tidak ada kesempatan baginya untuk bisa mendekat dan menyerang.

Karena dia mendapatkan sudut pandang yang lebih tinggi, Mikihiko akhirnya sadar akan sesuatu.

Mereka bertiga dibuat menjauh dari jangkauan parasit perlahan-lahan.

Sebagai tambahan, jarak di antara mereka bertiga juga bertambah. Jika ini berlanjut, tangkapan mereka mungkin akan dicuri sebelum bantuan tiba.

Meski ini sedikit memaksakan, mereka harus mengatasinya dengan cepat.

Saat berikutnya setelah dia memutuskan pikirannya, bukan, nampaknya musuh mereka juga memutuskan bahwa mereka tidak bisa bertahan lebih dari ini.

Dalam hal timing, penafisiran Mikihiko dan keputusan musuh mereka sejalan.

Sang musuh satu langkah lebih maju.

Mereka mendengar suara sesuatu yang jatuh ke tanah.

Leo menendang ke samping musuhnya sedangkan Erika mengeluarkan rentetan tebasan setajam silet untuk menjauh dari musuhnya.

"Menunduk!"

Di saat yang sama perintah itu diteriakkan, kepompong udara menyelubungi Erika dan Leo.

Itu adalah barier perlindungan yang diciptakan oleh Mikihiko.

Peledak yang jatuh dari atas meledak sebelum menyentuh tanah dan melepaskan asap tebal yang menghalangi lampu jalan.

Suara benda metal berat yang jatuh berlanjut.

Mikihiko memanggil angin untuk menghilangkan asap itu.

Mereka langsung menyadari apa yang terjadi.

Tangan metalik merangkak turung dari langit dan menggenggam tubuh Parasit dan dengan lancar menariknya.

Ketenangan benda itu sangat mengagumkan, dan sama sekali tidak ada jejak sihir yang digunakan. Tanpa suara ataupun tanda gelombang sihir, tidak seorangpun di antara mereka menyadari pesawat tak dikenal yang terbang di atas mereka.

Tubuh para tahanan itu lenyap ke dalam pesawat.

Mikihiko melihat Erika bersiap menebas ke atas. Meski tebasannya tidak sekuat Sihir Kelas Strategis, dia mungkin bisa mengenai tangki minyak dan menyebabkan ledakan.

"Erika, berhenti!"

Namun, berkat gangguan Mikihiko, Erika dengan malas turun. Dia juga sangat memahami malapetaka apa yang akan terjadi jika pesawat itu meledak di tempat ini.

Saat perhatian mereka terambil oleh pesawat terbang itu, bayangan penyergap mereka juga menghilang. Tidak perlu dikatakan lagi, kelompok polisi palsu itu berada di pihak yang sama dengan pesawat tersebut.

"Sungguh menyebalkan..."

Mikihiko mengangguk tanda persetujuan penuh, yang dibalas Erika dengan senyuman brilian.

"Jadi apa yang akan kita katakan kepada Tatsuya-kun?"

Mikihiko meminta bantuan Leo.

Leo hanya mengangkat bahunya ketika Mikihiko menatapnya.

"Sekarang sudah terlalu larut, aku rasa kita tidak seharusnya mengganggu dia, bukan?"

Leo mengangkat bahunya lagi terhadap pandangan Mikihiko.

"Ha, kamu benar. Jam seperti ini, lebih baik memberitahu dia besok saja."

Gelak tawa kosong mereka bercampur dengan hembusan angin mengalir menuju pusat kota di malam hari.

"Kami telah berhasil menangkap spesimen-nya."


◊ ◊ ◊


Disini adalah markas besar Divisi ke-3 Departemen Intelejen JDSF bertempat di basement salah satu gedung di Ichigaya.

Setelah mendengar laporan dari pesawat stealth yang dikerahkan, asisten direktur yang bertanggung jawab atas seluruh operasi - departemen ini tidak mengguakan sistem pemangkatan JSDF dan menggunakan pangkat yang benar-benar palsu - mengangguk seperti menunjukkan ekspresi kelegaan.

"Meski ada beberapa kejutan, kita masih dapat menyelesaikan tujuan kita."

Saat agen yang menyamar sebagai polisi telah dibuat tidak sadarkan diri oleh murid sma biasa dan sebuah HAR, hal pertama yang terlintas dipikirannya adalah "penurunan pangkat". Sekarang, karena mungkin dia telah menghindari merusak mood pimpinannya, sang asisten direktur bisa sedikit tenang.

Dia sangat tahu bahwa "spesimen" yang telah mereka tangkap adalah "vampire" yang telah menganggu ketenangan, tapi dia tidak tahu bahwa identitas sebenarnya dari vampire tersebut adalah para Penyihir yang dirasuki oleh monster bernama Parasit. Tidak juga dia sadar bahwa salah satu vampir yang tertangkap adalah pensiunan tentara USNA yang terlahir di Meksiko dan alasan pemberhentian tugasnya adalah karena dia kehilangan sihirnya karena luka yang dia alami selama latihan. Asisten direktur hanya sekedar diperintahkan untuk menangkap sebuah spesimen vampir.

Alasan kenapa mereka mengamati Tatsuya adalah karena para pimpinan memberi tahunya bahwa kemungkinan terbesar mereka melakukan kontak dengan vampir adalah dengan membuntuti kelompok Tatsuya. Meski untuk alasan kenapa seorang murid sma, meski dikenal sebagai larva Penyihir, memiliki hubungan dengan vampir, hal itu tidak diketahuinya. Melihat kenyataan bahwa bawahannya dinetralkan dalam sekejap menghilangkan pemikiran bahwa mereka hanyalah murid sma biasa, tapi misteri kenapa seorang murid sma bisa begitu kuat hanya bertambah dalam. Tetap saja, kelihatannya mereka tidak akan mengalami kesulitan lagi dengan murid sma yang terlalu kuat. Itulah alasan kenapa asisten direktur dapat bernafas lega.

Tugas mereka hanyalah untuk "mengamankan" sementara spesimen itu. Prosedur apapun setelahnya ada dibawah tanggung jawab atasannya, sang direktur. Salah satu trik keberlangsungan hidup sebuah organisasi adalah dengan tidak mempertanyakan tugas atasan. Permintaan untuk mendapatkan spesimen bukan datang dari pemerintah, tapi dari sponsor mereka, dan sang asisten direktur paham kalau klien mereka sebenarnya adalah keluarga tertentu yang ada dibalik sponsor mereka, tapi dia sama sekali tidak ingin mengetahuinya.

"Seperti yang diperintahkan, bawa target ke 'kotak-es'. Untuk berjaga-jaga, naikkan dosisnya."

Setelah memerintahkan bawahannya untuk menggunakan anestesia suhu rendah, yang biasanya digunakan untuk memicu hibernasi pada Penyihir, untuk menetralkan Parasit sebelum memindahkan mereka ke fasilitas, sang asisten direktur kembali ke tempat duduknya dan melapor kepada atasannya mengenai misi tersebut.


◊ ◊ ◊


"Dasar Koichi, dia masih terlalu terikat dengan keingintahuan. Pada dasarnya, ini sudah menjadi bagian dari dirinya sekarang."

Hanya mendengarkan kata-katanya mungkin akan memberikan impresi bahwa perkataan itu adalah sebuah komplain, tapi setelah mendengarkan kakeknya mengeluarkan kalimat itu dengan suara yang sangat terhibur, Fujibayashi berpura-pura tidak mendengar apapun.

Campur tangan tiba-tiba dari pesawat stealth Divisi ke-3 mengejutkan Fujibayashi, tapi dia mengurus pra-efeknya selancar biasanya. Dia langsung menggunakan sinyal nirkabel pesawat itu untuk menentukan organisasi yang berafiliasi dengannya.

Dan lagi, menerobos koneksi ke sebuah basement di Ichigaya hanyalah urusan biasanya. Seperti yang bisa diharapkan dari seorang berbakat yang mendapatkan julukan "Electron Sorceress".

"Pak, apa tujuan Saegusa-san disini?"

Dia memilih menggunakan kata "pak" dan bukannya "kakek" untuk mengamati protokol dalam pekerjaan. Kudou Retsu mengerti hal tersebut, jadi dia tidak menyebut-nyebut masalah panggilan formal itu.

"Aku tidak yakin tentang apa yang Koichi pikirkan. Meski aku memiliki beberapa terkaan tentang kejadian terburuknya."

Meski begitu, dia tidak memiliki niat untuk mengikuti cara berbicara cucunya, dan Tetua Kudou melanjutkan berbicara seperti terhadap keluarganya sendiri.

"Terburuk, kah...?"

"Hm. Koichi tahu bahwa Maya tertarik dengan Parasit, jadi dia mungkin ingin mengendalikannya."

"Nyonya dari Keluarga Yotsuba menunjukkan ketertarikan?"

"Di Keluarga Yotsuba, cabangnya Keluarga Kuroba bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi. Terlebih lagi, Kuroba nampaknya melakukan assassinasi terhadap beberapa Parasite dan menyelidiki beberapa hal setelahnya."

"Keluarga cabang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi... Keluarga Yotsuba memang sangat unik."

"Yah, ke 28 keluarga sendiri aslinya hanyalah cabang bagi lembaga penilitian dan pengembangan Penyihir. Memang benar, tidak ada keluarga lain selain Keluarga Yotsuba yang menggunakan sistem keluarga cabang."

Tetua Kudou memasang senyuman mengasihani sambil dia mungkin mengingat asal usulnya. Fujibayashi tidak mencoba untuk memberikan kata-kata penghiburan tingkat tiga dan hanya menunggu kata-kata kakek berikutnya.

"Menyampingkan hal itu... Mengetahui bahwa Yotsuba memiliki ketertarikan kepada Parasit, Koichi pasti akan bertindak. Pria satu itu sangat ingin melampaui Yotsuba dengan berbagai cara. Sungguh tragis bahwa iblis dari 30 tahun yang lalu masih belum diusir..."

Di mata Fujibayashi, cara Tetua Kudou mengucapkannya seperti sedang mengenang masa lalu. Mengetahui bahwa kenangannya tidaklah manis, dia menggunakan nada yang agak tinggi untuk memanggil kembali kakeknya dari kenangannya.

"Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Dan maksudmu dengan kita lakukan adalah?"

"Aku yakin bahwa membiarkan Divisi 3 Departemen Intelejen untuk berkeliaran bukanlah tindakan yang bijak."

"Memang benar... Jika mereka bisa menanganinya dengan lebih baik, membiarkan mereka tidak akan jadi masalah."

Seperti yang Fujibayashi duga, Tetua Kudou telah kembali dari dunia kenangannya dan pemikirannya sepenuhnya fokus kepada masa kini.

"Kyouko, bisakah kau secara anonim membocorkan beberapa intelejen kepada Yotsuba?"

"Aku rasa aku bisa."

"Kalau begitu itu sudah cukup. Maya yang akan memikirkan apa yang harus ia lakukan kedepannya."

Plot Saegusa Koichi akan dirusak oleh Yotsuba. Mengetahui latar belakangnya, Fujibayashi merasa bahwa hukumannya sungguh kejam. Tetap saja, Fujibayashi sama sekali tidak berniat untuk melawan proposal kakeknya dan dia berkutat kembali dengan kendalinya.


◊ ◊ ◊


Setelah mengantarkan Honoka pulang dan mengembalikan Pixie ke garasi awalnya, saat Tatsuya dan Miyuki tiba dirumah sudah sangat larut malam meski hari berikutnya belum datang.

Meski begitu, bagi umur sang bersaudara, jam sepeti ini belum terhitung terlalu larut. Meski mereka tidak terlibat pertarungan penuh, syaraf mereka terlalu terstimulasi sehingga tidak ada tanda-tanda kantuk yang terlihat.

"Onii-sama, ini Miyuki, bisakah aku menganggumu sebentar...?"

Sungguh sangat jarang bagi Tatsuya untuk berada di kamarnya mempelajari hal selain sihir dan bukannya berada di lab di basement setelah makan malam dan mandi. Alasan utama kenapa dia membiarkan Miyuki masuk ke kamarnya adalah karena mereka berdua sama-sama tidak bisa tidur.

Saat ini, Tatsuya nampak sedang menggunakan buku untuk mengundangnya ke alam tidur. Meski tidak terlalu pantas bagi sang bersaudara untuk mengunjungi kamar tidur (pada dasarnya ruangan yang sangat pribadi) pada jam seperti ini, Tatsuya merasa berbicara dengan Miyuki mungkin menaikkan moodnya sedikit.

"Tentu, masuklah."

"Baiklah, aku masuk."

Tatsuya bersandar kepada monitor yang berguna juga sebagai permukaan meja sambil dia mendengarkan sebuah pintu menutup dari jalan masuk.

"...Jadi, ada apa?"

Suaranya tidak tinggi atau rendah melainkan hanya pertanyaan biasa yang diutarakan.

Dalam hal ini, ketenangan tidak biasa masih tampak.

Miyuki tidak langsung menjawab pertanyaan kakaknya saat dia dengan tenang duduk di kursi.

Meski begitu... rentetan pertanyaan muncul melalui otak Tatsuya.


--Belum lama ini, adiknya masih lebih menyukai pajama.

--Apakah penampialnnya kali ini karena penampilan Shizuku akhir-akhir ini mengakar dalam dirinya?


Saat ini, masalah yang lebih penting adalah pilihan gaya piyama Miyuki.

Berbicara secara objektif, dia sedang mengenakan gaun malam.

Secara teknis, dia mengenakan jaket kecil sebagai lapisan luar dan gaunnya dengan rapih dikencangkan.

Namun, secara samar, dari dada hingga lutut, kulit seputih saljunya dapat terlihat melalui lapisan tipis sutra, terpenuhi dengan godaan yang memikat.

(Untung saja hanya aku yang melihat penampilannya... Tidakkah dia kurang memahami tentang "pembawaan diri" yang biasanya dimiliki para gadis muda?)

Sebagai seorang kakak, Tatsuya sangat khawatir tentang kurangnya kesadaran diri adiknya, meski apakah ini benar atau salah, sayangnya tidak ada juri disana yang bisa menentukan hasil akhirnya.

Di sis lain, Miyuki nampaknya sangat senang bisa melihat tatapan heran kakaknya dan senyum malu menerangi wajahnya. Tetap saja, wajah itu berubah serius.

"Apakah aku menganggu pelajaran Onii-sama...?"

"Tak mungkin. Miyuki, kamu tahu hal seperti itu tidak diperlukan olehku."

Siapapun yang mendengarkan perkataan itu pasti akan merasa jijik terhadap perkataan tersebut, tapi disana tidak ada tanda-tana kecemburuan, kekaguman atau pujian menyinggapi Miyuki karena dia merasa perkataan itu sangatlah normal.

Tatsuya bangkit dari posisinya di balik meja dan berjalan ke tempat tidur sebelum duduk di samping Miyuki. Tentu saja, ada jarak pasti di antara mereka berdua. Dari samping bukan dari depan terlihat pandangan yang jelas-jelas mengatakan "Ada yang ingin kamu katakan?" yang memaksa Miyuki mengutarakan pertanyaannya dengan ragu dan gagap.

"Onii-sama... Miyuki sedang merasakan konflik bantin saat ini?"

"Konflik batin?"

Meski mengetahui ada sesuatu yang mengganjal Miyuki, pertanyaan ini sangat mendadak.

Tatsuya mengulangi bagian pertanyaan Miyuki dan menjaga matanya terpaku kepadanya, tapi adiknya itu gagal mengangkat matanya untuk melihat kakaknya.

"Saat ini, aku benar-benar tidak mengerti, apa sebenarnya sihir... apa sebenarnya Penyihir itu..."

Kebingungan menutupi wajah Tatsuya.

Dia sama sekali tidak mengira akan mendengar pertanyaan sedalam itu. Dari pada tentang bahasan pelajaran sihir, pertanyaan itu lebih tepat jika disebut berasal dari relung psikologi,

Meski dia tidak merasa tidak sanggup menjawab pertanyaannya, Tatsuya tidak mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikannya kepada Miyuki.

"Apa yang membuatmu berpikiran begitu?"

Meski begitu, Tatsuya mendorongnya untuk terus berbicara.

"Dari pandangan dasar, sihir dan kekuatan super adalah satu dan sama. Onii-sama mengetahui lebih baik ketimbang siapapun tentang teori dan penarapan langsung."

"Aku rasa bagian mengetahui lebih baik dari orang lain terlalu berlebihan... Tapi lanjutkanlah."

"Parasit - iblis juga tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan sihir. Ketika membedakan sihir yang mereka gunakan dan dengan yang kita lemparkan, tidak ada yang berbeda kecuali prosedurnya."

"Benar."

Tangan Miyuki dengan keras menggengam ujung lututnya, tapi dia tiba-tiba berputar ke arah Tatsuya. Menempatkan tangannya pada jarak antara dirinya dan Tatsuya, dia mencodongkan badannya ke arah Tatsuya.

Matanya dipenuhi keraguan.

"Tapi, setelah melihat kekuatan yang Pixie gunakan dan penjelasan Onii-sama setelahnya, aku merasa bahwa aku dalam sebuah eror."

"Apakah kamu menunjuk tentang psykokinesis tadi?"

"Iya."

Ada sedikit jeda sebelum percakapan mereka berlanjut. Miyuki ketakutan untuk mengutarakan sisanya. Dia takut kemungkinan bahwa teorinya akan dikukuhkan jika dia mengubah spekulasinya kedalam kata-kata. Itulah perasaan yang Tatsuya rasa darinya.

"Telepati adalah kekuatan yang memungkinkan untuk berkomunikasi antara satu kesadaran dengan yang lainnya. Parasit asli yang berhubungan dengan roh dapat melakukannya, jadi tidak ada yang mengejutkan. Ketika aku mendengar dia menggunakan psykokinesi untuk menciptakan ekspresi wajah, aku juga tidak berpikir macam-macam mengenainya."

Tatsuya merasa wajah Miyuki semakin mendekat.

Emosi penuh keraguan semakin jelas di matanya.

"Tapi ledakan psykokinesis itu... Meski desainnya sangat kasar tetaplah Sihir Tipe-Gerak. Dan sihir itu diaktifkan setelah beresonansi dengan Honoka bukan?"

"...Iya."

Tatsuya menjawab dengan ragu. Meski jawaban itu masih bisa diperdebatkan, Tatsuya pada dasarnya yakin bahwa fenomena yang terjadi antara Honoka dan Pixie hampir sepenuhnya sama dengan apa yang dapat terjadi antara dua bersaudara kandung, sangat mirip dengan "resonansi" yang sangat jarang terlihat antara Penyihir kembar identik - fenomena yang terjadi ketika salah satu area penghitungan sihir dari mereka terstimulasi, area penghitungan sihir yang lainnya juga menjadi aktif.

"3H... Sebagai sebuah mesin, dia tidak memiliki kekuatan untuk mengenggam sihir. Namun, psykokinesis Pixie bukanlah kekuatan hostnya, tapi kekuatan yang berasal dari monsternya, Parasit."

Miyuki mendudukan kepalanya ketika dia selesai. Segera setelah itu, dia membawa matanya kepada Tatsuya seakan dia hampir menangis.

"Karena sihir pada dasarnya sama dengan psykokinesis, apakah itu artinya para iblis memiliki kekuatan yang sama dengan kita, Penyihir miliki?"

Tatsuya akhirnya mengerti akar kekhawatiran adiknya.

"Kenapa sihir disebut dengana sihir? ...Mungkinkah kekuatan kita berasal dari mereka?"

Wajah Miyuki semakin mendekat.

Dia cukup dekat hingga Tatsuya bisa merasakan nafasnya. Di saat seperti ini, Tatsuya berdiri dari kasurnya.

Sekilas, dia terlihat menjauhi Miyuki, tapi kenyataannya jauh berbeda.

Berjongkok di hadapan Miyuki, Tatsuya menangkap mata Miyuki.

"Miyuki... Kamu hanya berpikiran terlalu berlebihan."

Miyuki memutar tubuh halus dan fleksibelnya dan menggunakan tangannya untuk mendukung tubuhnya yang mencondong. Dia mengambil tatapan Tatsuya - dan menyimpannya di dalam hatinya.

Dengan lembut menggenggam bahu saudarinya, Tatsuya dengan halus mengubah posisi condong adiknya ke posisi seharusnya perlahan-lahan.

"Meski sihir mengarah kepada 'hukum iblis' di Jepang, kata sihir dalam Bahasa Inggris mengandung konotasi dari 'kekuatan sang sage."

Miyuki memberikan suara "ah" kecil.

"Dan untuk dari mana kekuatan sihir berasal, hal tersebut saat ini masih belum diketahui. Rangkaian Sihir menulis ulang badan informasi lain dan menyebabkan pengubahan fenomena, dan meski kita mengerti tentang sistem ini, tepatnya kenapa perubahan itu dapat terjadi dan kenapa area penghitungan sihir dalam alam bawah sadar manusia dapat melakukannya masih menjadi teka-teki yang tak terjawab."

Tatsuya menggunakan ekspresi bingung seorang guru yang mengomeli muridnya membuat kesalah mental meski lebih berbakat dari dirinya sambil dia tersenyum.

"Untuk hal tersebut, kita tidak bisa menjamin bahwa sihir adalah sesuatu yang diciptakan oleh Penyihir. Akan menjadi sebuah lompatan logis yang terlalu besar jika mengatakan bahwa karena iblis bisa menggunakan sihir, maka pasti ada hubungan antara Penyihir dan iblis."

"Itu benar..."

"Terlebih lagi, identitas sebenarnya dari Parasit bisa dikatakan adalah tubuh informasi independen yang berasal dari jiwa manusia. Karena mereka berasal dari kesadaran manusia, maka kekuatannya seharusnya berasal dari manusia. Akan lebih tepat jika dikatakan bahwa kekuatan iblis berasal dari manusia ketimbang mengatakan bahwa kekuatan Penyihir berasal dari iblis."

"Begitu... Onii-sama sepenuhnya benar."

Keraguan di mata Miyuki hilang tak berbekas.

Tatsuya merasa bahwa Miyuki selalu menerima pendapat dengan cepat, tapi seperti itu lebih membangun ketimbang meragukannya, jadi tidak ada alasan untuk merusak moodnya.

"Kamu berpikiran bahwa kamu bersaudara dengan iblis dan bukannya manusia, dan itu sebabnya kamu tidak bisa tidur, bukan?"

Kata-kata Tatsuya mengandung berbagai tanda yang mempermainkan adiknya.

Namun, seperti sebuah tombol telah ditekan, wajah Miyuki memerah lebih dari biasanya. Membeku sampai dia bahkan lupa untuk menutupi wajahnya, Miyuki sadar dan dengan cepat memalingkan wajahnya ke dinding.

Memiring diatas kasur dengan posisi badan yang aneh, dia menghadap dinding tanpa bergerak sedikitpun.

Tidak perlu semalu itu... pikir Tatsuya, tapi dia menyutujui bahwa kondisi adiknya saat ini sangat imut.

"Kalau begitu..."

Dia diam-diam memindahkan bibirnya ke arah daun telinga Miyuki dan berbicara dengan lembut.

"Sampai kau terlelap."

Dia terlalu imut sehingga mengusik kejahilan Tatsuya.

Seperti yang telah diduga, tubuh Miyuki memberikan awal yang besar.

Seperti dia siap terbang ke langit-langit.

"Haruskah aku berada di sisimu?"

Miyuki dengan pelan memalingkan wajahnya, memerah sepanjang waktu. Sambil dia memandangi Tatsuya dengan mata yang malu dan halus, dia berbicara dengan nada yang lembut.

"... Bisakah kau memegang tanganku?"

Berlebihan, pikir Tatsuya.


Tatsuya tidak memiliki wewenang untuk menentangnya.

Hingga Miyuki terlelap, Tatsuya duduk dipinggir kasur sambil memegang erat tangan putih cemerlang Miyuki.

Beruntungnya, Miyuki langsung masuk ke alam mimpinya.

Adiknya bahagia, wajah tidurnya adalah hadiah terbesar Tatsuya. Meski begitu, sulit untuk menyembunyikan kelelahan mentalnya kali ini.

Dengan hati-hati berbalik dan mematikan lampunya, Tatsuya meninggalkan sisi kasur Miyuki.

Menutup pintunya dalam diam, dia berjalan menujur kamarnya sendiri.

Ditengah jalan, Tatsuya menyadari sesuatu.

Bahkan Miyuki, yang telah menerima pendidikan tertinggi bagi Penyihir, berpikiran bahwa ada hubugan antara Penyihir dan iblis bukannya fokus hanya terhadap sihir.

Dia menanggap Penyihir sebagai sesuatu yang tidak manusiawi.

Jika seseorang yang sangat pintar dalam sihir seperti Miyuki berpikiran seperti itu, maka mereka yang tidak familiar dengan sihir dan bukan Penyihir itu sendiri bisa saja menganggap Penyihir sebagai iblis.

Sangat tidak mengejutkan jika mereka berpikiran bahwa Penyihir bukanlah manusia, atau kasarnya "sesuatu yang bukan manusia".


◊ ◊ ◊


Esok paginya.

Ketika Tatsuya sampai ke sekolah, dia langsung menarik Erika, Leo, dan Mikihiko keluar kelas. Meski dia melihat Mizuki melihat mereka dengan mata yang gelisah, dia tidak memberikan kesempatan baginya untuk menyelamatkan mereka.

Tujuan mereka adalah atap.

Tidak hanya sekarang adalah waktu terdingin di pagi hari, tidak seorangpun berada di atap yang terbuka. Tatsuya sendiri tidak ingin berdiam terlalu lama.

"Ada yang harus kalian sampaikan padaku."

Ketiga orang yang berada di atap sengaja berdiam diri. Namun, melihat bahwa teman mereka dengan sengaja mengajak mereka ke sini dan tidak berbasa-basi, tidak seorangpun bisa menyadarkan Tatsuya karena kehilangan kesabarannya bahkan jika nadanya terdengar ragu.

Mereka bertiga saling menatapi dan lalu memasang ekspresi menyesal. Karena ekspresi mereka dengan jelas memperlihatkan bahwa mereka telah menyerah, dalam diam dan cepat mereka memutuskan siapa yang menjadi juru bicara.

"Tatsuya, em, sebenarnya..."

Orang yang berbicara dengan ragu dan takut, atau mungkin dengan sikap kekalahan, adalah Mikihiko.

"Apa kamu ingin mengatakan bahwa kalian membiarkan Parasitnya kabur?"

Meski Tatsuya langsung ke pokok masalahnya karena dia ingin agar ini cepat selesai, dia tidak bisa tidak menghela nafasnya ketika melihat Mikihiko mengangkat kepalanya dalam kaget seperti dia mendengar sesuatu yang tidak mungkin.

"Aku tidak akan merasa kesal jika hanya itu. Meski akan sedikit sulit untuk menangkapnya kembali... Tapi tidak ada yang bisa kita perbuat jika mereka sudah kabur."

Meski dia tidak menyembunyikan kekecewaannya, bukan berarti permasalahan ini tidak bisa terpecahkan. Tepat ketika Tatsuya mengatakan sikapnya dan ingin kembali ke kelasnya yang hangat,

"Tidak, bukan seperti itu. Tatsuya!"

Mikihiko tergesa-gesa menggenggamnya.

"Yeah, bukan berarti mereka kabur... Yah, secara teknis memang mereka pergi..."

Berdasar kata-kata yang tidak jelas itu, temannya belum menyampaikan hal yang terpenting, jadi Tatsuya mengalihkan pandangannya ke arah Leo.

"Mereka dicuri oleh seseorang."

"Apakah mereka kuat?"

Reaksi Tatsuya terhadap jawaban Leo sedikit berbeda dengan pendekatan yang biasanya terhadap situasi seperti ini.

Namun, detail yang paling Tatsuya perhatikan adalah yang satu ini.

Mereka telah berada di kelas yang sama untuk hampir satu tahun. Di mata Tatsuya, mereka bertiga memiliki kekuatan untuk menghadapai Penyihir petarung garis depan dan bahkan mungkin anggota Batalion Independen Berpelengkapan Sihir.

Tentu saja, mereka tidak mungkin bisa menghadapi Kazama atau Yanagi (tanpa "Trident", bahkan Tatsuya tidak bisa mengalahkan mereka), tapi mereka pasti bisa bertahan melawan para pangkat dan data.

"Memang menyebabkan kita gagal, tapi dari segi kekuatan, mereka bukanlah orang yang begitu kuat."

"Mereka mengenakan perlengkapan yang aneh. Kemarin adalah pertama kalinya aku bertemu dengan seseorrang yang mengenakan jaket yang membuat musuh kebas saat bersentuhan."

"Mereka juga memiliki armor kuat yang membuat debu berhamburan saat bersentuhan. Jika saja aku memiliki senjata yang lebih panjang kemarin."

"Pantas saja."

Peralatan semacam itu memanglah unik, tapi malahan, hal itu membuat musuhnya mudah dikenali.

"Pada akhirnya, mereka bahkan membawa pesawat hitam dan kabur. Sungguh menyebalkan."

"Baiklah, kita harus bersyukur karena tidak ada kejadian yang lebih serius."

Mendengar perkataan Tatsuya, atau lebih seperti setelah mendengar perkataan Tatsuya, Erika hanya bisa memberikan pandangan "Hm?" kepada Tatsuya.

"Tatsuya-kun, jangan-jangan kamu sudah tahu siapa mereka sebenarnya."

"Semacam itu. Aku tidak pernah berhubungan langsung dengan mereka, tapi aku memiliki semacam dugaan."

"Siapa mereka?"

Setelah mempertimbangkan sifat jawabannya, tidak aneh jika mengatakan bahwa mengatakan sesuatu dan tidak mengatakan sesuatu sama-sama memiliki keuntungan tersendiri.

"Divisi Ketiga Departemen Antiilejen Intel JSDF. Dengan peralatan menarik semacam itu dan bahkan pesawat bayangan untuk transport, tidak salah lagi pasti Divisi Ketiga."

Jawaban Tatsuya sangatlah jelas. Tidak ada tanda-tanda dia menahan sesuatu. Mungkin tidak hanya Erika, bahkan Leo dan Mikihiko telah terlibat dengan urusan pribadinya.

"Apakah... Tatsuya mengatahuinya karena kamu anggota dari Batalion Independen Berpelengkapan Sihir?"

"Ah?"

Meski begitu,

"Aku tidak pernah mengingat memberitahukan Erika unit dimana aku berada..."

Terhadap seseorang yang menunjukkan sesuatu yang tidak dia ingat, Erika menggelengkan kepalanya.

"... Begitu, kamu mendengarnya dari Miyuki."

"Setelah melihat sesuatu seperti itu, tidak mungkin aku tidak bertanya."

Benda yang dimaksudkan Erika kemungkinan adalah Movable Suit. Meski menguak identitas Tatsuya, Erika masih belum bisa menghubungkan Tatsuya dengan "Scorched Halloween".

"Karena kami bertarung dengan pasukan invasi, rantai komando yang jelas-jelas berbeda tidak bisa dihindari. Tetap saja, aku berharap kau akan menyimpan rahasianya."

"Aku tahu. Aku tidak ingin ditahan karena spionase."

Sadar bahwa membocorkan Rahasia Nasional sama saja dengan dicurigai sebagai mata-mata. Mayoritas penduduk memprotesnya sebagai pelanggaran hak privasi pada setengah abad terakhir, jadi Jepang semenjak itu kembali menjadi negara yang normal.

"Eh, karena kamu tahu siapa orang-orang ini, jangan bilang kamu tahu kemana mereka mengangkut orang-orang itu kan?"

Mood Erika naik dengan cepat saat dia bertanya dengan nada penuh harap.

Sayangnya,

"Tanpa mengetahui tujuan mereka aku tidak bisa yakin tentang itu."

Tatsuya dengan jujur menggelengkan kepalanya. Begitulah kenyataannya.

"Memang benar... Musuh kita kali ini adalah organisasi pemerintah, jadi mereka pasti memiliki banyak tempat persembunyian."

"Itu karena mereka memiliki budget, meski bukan berarti budgetnya tidak akan pernah habis. Tetap saja, mereka mungkin seperti kelinci cerdik yang memiliki tiga lubang yang berbeda."

Seperti yang dikatakan Mikihiko, kali ini musuh mereka adalah organisasi pemerintah. Dalam hal aset bertarung yang mereka miliki, mereka berada pada tingkat yang jauh berbeda dengan pasukan asing yang telah secara ilegal menginvasi tanah mereka. Mereka selalu menikmati keuntungan sebagai tuan rumah, tapi kali ini, keuntungan itu ada di sisi yang lain.

"Nah, kita tidak perlu terlalu khawatir. Hal ini tidak akan selesai bahkan jika kalian menangani penyelundup semalam. Kita juga tahu bahwa Parasit mengincar Pixie. Kita hanya perlu memasang perangkap yang tidak bisa dicuri lain kali."

Tatsuya mengenakan senyum jahat sambil dia menenangkan mereka bertiga. -Meski perkataan baiknya, Erika, Leo, dan Mikihiko semua mundur ketakutan dari ekspresi itu, tapi Tatsuya terlihat tidak memperdulikannya.

"Kita cukupkan saja sampai disini. Ayo kembali ke kelas sebelum kita membeku di sini."

Meski tidak seorangpun di sana yang merasa bahwa udara dingin ini terlalu serius, pada akhirnya, dingin tetaplah dingin.

Tidak seoran dari mereka bertiga yang menentang sambil mereka mengikuti Tatsuya masuk dari belakang.


◊ ◊ ◊


Kebetulan, di saat yang sama dengan Tatsuya dan kelompok Erika bercakap-cakap di atap, Kolonel Libra juga menerima telepon di sisinya.

"Saya sunggu meminta maaf untuk mengganggumu sepagi ini, Ms. Virginia."

"Kamu lagi."

Gambar yang tampil di layar itu adalah wajah yang dia lihat kemarin. Gadis muda berusia 15 tahun yang mengaku sebagai juru bicara Yotsuba, Kuroba Ayako. Pagi ini, dia masih terbungkus dalam sutra dan rendra.

"Sekolah... Tidak, maafkan aku."

Kecuali ketika dia sedang menyelesaikan tugasnya, Kolonel Barans pada dasarnya adalah seorang moralis. Karena itu dia hampir memberitahukan gadis muda itu yang jelas-jelas masih berada di umur untuk berada di sekolah tapi jelas-jelas melakukan aktivitas diluar kegiatan sekolah.

"Terima kasih sudah memperhatikan."

Dengan teliti memerhatikan apa yang Virginia pikirkan, Ayako menampilkan senyum sopannya.

"Tetap saja, Ms. Virginia tidak perlu khawatir. Saya sudah lama mendapatkan nilai yang diperlukan untuk kelulusan."

Karena Virginia tida mengetahui sistem sekolah menengah di Jepang, tidak mungkin baginya menilai apakah Ayako berbohong atau tidak.

"Tidak, akulah yang mengatakan hal yang tidak penting. Jadi, apakah kalian memiliki informasi yang penting?"

Kolonel Barans hanya mengamati kondisinya dengan menanyakan pertanyaan ini. Dia tidak benar-benar berharap menerima informasi penting di hari pertama.

"Benar. Sebenarnya kemarin malam, Divisi Ke-3 Departemen Antiintelejen Intelejen JSDF menangkap Parasit. Saat ini, kami telah mengkonfirmasi bahwa salah satu dari mereka adalah mantan Penyihir militer USNA. Kepala memberi tahu saya bahwa saya harus menginformasikan hal tersebut kepada Ms. Virginia dan telah saya lakukan."

"Menginformasikan" melalui telepon sedikit bermasalah. Tetap saja, Barans tidak berencana membuang nafasnya hanya untuk itu, karena informasi yang baru saja dia terima jauh berat ketimbang hal itu.

"Apakah Parasit bergerak lagi?"

Anggota keluarga melaporkan bahwa Parasit yang telah kehilangan wadahnya sudah menemukan host yang baru. Mereka seharusnya orang yang telah ditangkap."

Di saat yang sama dengan dia berbicara, Ayako mentransfer dokumen bersandi ke terminal Kolonel Barans. Setelah membaca tabel isi dokumen yang secara otomatis terbuka, dia mengkonfirmasi bahwa salah satu dari mereka mengandung informasi yang berisi data pribadi dengan gambar yang tercantum.

"Ada tiga Parasit yang tertangkap. Di antara mereka, hanya dialah yang telah berhasil kami identifikasi. Jika anda menginginkannya, saya juga bisa memberitahukan informasi megenai lokasi tempat mereka ditahan."

Hanya dengan melihat tabel isi tidak cukup untuk menjelaskan kenapa pensiunan Penyihir ini sangat penting, tapi membiarkannya begitu saja bukanlah pilihan bagi Kolonel Barans.

"Tolong lakukanlah, Ms. Kuroba."

"Baiklah."

Gadis muda dalam tampilan membungkuk saat informasinya dikirimkan. Tanpa kehilangan adab, Kolonel Barans memberikan ucapan terima kasih singkat sebelum menutup dan kembali melihat isi dokumennya.

Ekspresi Kolonel Barans menjadi gelap.

Dia bergeser ke arah saluran bersandi yang sengaja disiapkan hanya untuk "dia" dan dengan lancar mengirimkan sebuah pesan.

Pesannya berisi perintah untuk pengerahan malam ini.

Penerima pesan itu adalah Mayor Angelina Sirius.


◊ ◊ ◊


Pelajaran pertama hari itu adalah Pelajaran Umum. Murid diperbolehkan untuk membaca dan menyelesaikan masalah, meski beberapa murid memilih untuk mendengarkan musik untuk memperkaya pembelajaran mereka.

Tatsuya selalu membiarkan teksnya bergeser dengan sendirinya, jadi hari ini dia membawa earphone-nya. Dia akan mendengarkan musik sintesis sambil memikirkan pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan sekolah.

Memang benar bahwa dia mendengar nama Divisi Ke-3 Antti-intelejen dan fitur uniknya dari Batalion Independen Berpelengkapan Sihir.

Namun, bukan berarti tidak dapat dimengerti bagi cabang dari Departemen Intel.

Di antara Departemen Intel, mereka adalah divisi yang memiliki hubungan paling dekat dengan Keluarga Saegusa. Mereka adalah detasemen yang berpartisipasi dari tindakan kali ini sebagai tangan dan kaki Keluarga Saegusa. Lebih tepatnya, mereka pasti adalah unit yang dikerahkan dengan dukungan Keluarga Saegusa di belakangnya, begitulah pendapat Tatsuya terhadap pasukan lawan ini.

Tetap saja, akhir seperti ini terasa tidak nyata bagi Tatsuya.

Dia bekerja dengan asumsi bahwa kejadian kali ini terjadi di bawah perintah Keluarga Saegusa.

Menggunakan pesawat bayangan sebagai kartu utama untuk dengan paksa mengambil Parasit terasa terlalu berlebihan.

Tatsuya tidak terlalu familiar dengan modus operandi Kepala Keluarga Saegusa, Saegusa Koichi, dan karena itu dia tidak bisa membukan motif Keluarga Saegusa. Namun, jika judi dengan taruhan tinggi seperti ini adalah gaya biasa Keluarga Saegusa, hal itu pasti akan menuntun ke konflik dengan Keluarga Yotsuba sedari dulu.

Jadi pada akhirnya, siapa yang bertanggung jawab atas rentetan kejadian ini?

Ada juga kemungkinan bahwa ini bukanlah keinginan Keluarga Saegusa dan hanyalah Divisi Ke-3 Anti-intelenjen yang bertindak liar.

(Andaikan pasukan itu tidak menurut kepada pendukung tersembunyi mereka dan bertindak atas kemauannya sendiri... Maka motifnya pasti berada dalam tujuan yang berhubungan dengan keberlangsungan tentara itu.)

Kalau begitu apa yang mereka inginkan?

Sementara organisasi kasar didedikasikan untuk melindungi negara, tujuan utama tentara adalah untuk secara langsung menghadapi tindakan kasar negara lain.

Sifatnya terlalu kompleks untuk bisa dijelaskan dalam satu atau dua kalimat.

Namun, dari permukaannya, tujuan pasukan itu terlalu jelas terlihat.

Satu-satunya tujuan pasukan adalah kemenangan. Semua tujuan lain hanyalah nomor dua.

Ada banyak jalan menuju kemenangan, dan gagal saat mereka harus gagal juga bentuk dari kemenangan.

Tidak perduli apa itu, segalanya tidak akan menjadi masalah selama mereka menang.

Semua hal setelah menang adalah masalah politisi. Pasukan hanya perlu khawatir tentang bagaimana menggapai kemenangan.

Karena itu, pasukan pasti akan mencari kekuatan.

Sebuah unit intelejen yang percaya dirinya berada di atas norma dan berbuat semaunya tidak diragukan lagi pasti akan mencari kekuatan sebagai tujuannya.

Berpikir seperti itu, keringat dingin mengalir di tengkuk Tatsuya.

Jangan bilang kalau Divisi Ketiga berniat mengembang biakkan Parasit - sang iblis, untuk kepentingan militer?

Itu terlalu berbahaya, pikir Tatsuya.

Salah satu tuduhan kunci yang mewarnai Penyihir dengan cahaya negatif di dalam USNA adalah tuduhan bahwa Penyihir memanggil iblis ke dunia ini. Meski sang penghasut menyalahkan ambisi militer sebagai alasan dibalik pemanggilan iblis, fitnah itu benar adanya. Namun, menggunakan parasit untuk tujuan peperangan hanya akan menambah amunisi bagi faksi anti-Penyihir.

(Tidak, hasil akhirnya akan sama saja jika Sepuluh Keluarga Tua yang merencanakan di balik layara.)

Mengenai apakah Divisi Ke-3 Anti-Intelejen bergerak atas kemauannya sendiri ataukah di bawah perintah Keluarga Saegusa, Tatsuya memperbarui pertimbangannya dan menempatkan mereka berdua ke area bahaya yang sama.

Bocah seperti dia tidak memiliki urusan tentang itu, tapi sebuah peringatan harus di tembakan kepada Keluarga Saegusa.

Meski hal ini pasti akan mengganggu Mayumi karena dia tengah mempersiapkan diri untuk test, dia perlu menemukan waktu yang tepat untuk berbicara dengannya. Di saat hal itu terlintas di pikirannya, dia menggunakan terminal personal untuk mengatur pertemuan dengan Mayumi.

—Meski akalnya mengatakan bahwa hal ini akan mengganggunya, Tatsuya sama sekali tidak perduli bahwa hal ini akan menyulitkan Mayumi.


Setelah mengirim sebuah pesan kepada Mayumi di tengah kelas, dia mendapat balasan dalam satu menit. Meski pesannya berbendera "penting"...

(Bukankah orang itu seharusnya seorang pengambil tes?)

Tidak terlalu banyak waktu sampai tes dimulai. Meski tidak ada bahaya dia gagal, dia tidak bisa tidak berpikir "Apakah ini benar-benar gagasan yang bagus bagi seorang pengambil tes?". Ya sudahlah, pikiran lebih lanjut mengenai hal ini sama saja dengan mencampuri urusan orang lain. Karena dia bisa langsung menjawab pesan penting, dia pasti tidak memprotes mengenai hal tersebut.

Setelah merenungkan hal tersebut, Tatsuya membuka kotak mailnya.

Pesan yang Tatsuya kirimkan adalah "Bisakah aku bertemu denganmu dalam dua hari kedepan untuk membicarakan suatu hal?"

Jawaban Mayumi adalah "Segeralah datang ke Ruang Dewan OSIS."

Meski gadis satu itu dapat dengan bebas masuk dan pergi dari sekolah, dia masih sering datang ke sekolah.

Terlebih lagi, tempat dia berada saat ini bukanlah ruang kelas atau perpustakaan, tapi Ruang Dewan OSIS.

...Benarkah ini gagasan yang bagus? Pengambil Tes? Tatsuya berpikir dari dalam hatinya.

Karena Tatsuya yang meminta pertemuan, tentu saja dia yang ingin menyelesaikan masalahnya secepat mungkin, jadi Tatsuya langsung berjalan menuju Ruangan Dewan OSIS.

Meski sekolah ini sangat bona fide, memalsukan sistem pengawasan sangat sulit dan hampir tidak mungkin.

Tatsuya menggunakan kartu ID yang diatur oleh seseorang yang dia tidak tahu untuk akses penuh dan membuka pintu. Mungkin karena saat ini masih jam kelas, hanya Mayumi yang berada di ruangan itu.

Setelah saling bertukar salam - Mayumi merasa bahwa itu cukup, mengingat Tatsuya harus berpikir sebentar tentang sikap yang benar - Tatsuya duduk di hadapan Mayumi dan langsung menyampaikan apa yang terjadi.

"... Begini situasinya. Aku rasa bahwa pesawat milik Divisi Ke-3 Departemen Anti-Intelejen yang dirumorkan berhubungan dengan Keluarga Saegusa. Untuk kenapa mereka ingin menangkap Parasit, aku tidak mengetahuinya. Namun, akan sangat berbahaya jika rencana mereka menggunakan Parasit untuk kepentingan militer. Meski aku tidak tahu apakah mereka, Parasit, bisa sepenuhnya dihancurkan, menyegel mereka adalah pilihan yang terbaik."

"Divisi ke-3 Anti-Intelejen? Meski bukan orang dewasa, bahkan aku sebagai seorang anggota Keluarga Saegusa tidak mengetahuinya. Tatsuya-kun, aku kagum kamu mengetahu sesuatu seperti ini."

"Aku akan sangat senang jika kamu tidak menanyaiku dari mana sumberku."

"... Yah, Tatsuya-kun sepertinya memiliki lebih banyak yang harus dia hadapai, jadi aku tidak akan bertanya. Dibandingkan dengan itu, bisakah kamu memberi tahuku kenapa kamu mengincar Parasit sendirian?"

"Aku merasa jika sisi senpai juga mengirimkan orangnya, mereka juga akan terlalu khawatir untuk datang."

"Hanya itu?"

Mayumi melihat Tatsuya berpura-pura tidak tahu dengan ekspresi sangat tidak senang di wajahnya.

"Aku akan membiarkannya untuk saat ini..."

Namun, di hadapan Tatsuya yang tak gentar, dia hampir mengangkat bahunya tapi menghentikan gerakan itu ditengah jalan.

"Tatsuya-kun ingin aku mencoba meyakinkan ayahku, bukan? Agar Parasit yang ditangkap oleh Departemen Intelejen bisa dikembalikan ke Erika-chan dan kelompoknya."

Meski itu jauh tak penting, entah sejak kapan Mayumi mulai memanggil Erika dengan "Erika-chan", sesuatu yang pasti akan memancing tampang ketidakmauan pada Erika sendiri jika dia ada di sini (Mizuki dibiarkan melakukannya, dan tidak ada orang lain yang melakukannya). Meski begitu, dia tidak pernah bisa terbiasa mendengar Mikihiko dipanggil "Miki", pasti ini yang dimaksud dengan "apa yang berputar, akan datang memutar".

...Tatsuya menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran asalnya dan menjawab dengan "Aku tidak meminta kalian untuk mengembalikannya" sebagai jawaban atas pertanyaan Mayumi.

"Sungguh pernyataan yang mengerikan."

Meski suaranya mengandung beberapa kadar keterjkejutan, pandangannya terlihat menunjukkan sebuah kebencian tak terkatakan terhadap pembicaraan semacam itu.

"Setelah mempertimbangkan apa yang terjadi di USNA, ancaman semacam ini diperlukan."

Mayumi juga tahu bahwa diskriminasi terhadap Penyihir tumbuh semakin buruk hari demi hari di tempat itu. Jika situasi semacam itu pecah di Jepang yang jauh lebih kecil, hal ini mungkin akan menyebabkan pertumpahan darah yang jauh lebih cepat.

"...Aku mengerti. Aku akan berbicara dengan ayahku, tapi aku tidak bisa menjamin apapun, jadi tolong jangan terlalu berharap. Apa lagi, tidak seperti Juumonji-kun, aku bukan penurus selanjutnya Keluarga Saegusa."

Kata-kata terakhir Mayumi membuat Tatsuya bingung.

"... Apa?"

"Tidak... Agak mengejutkan saja untuk mengetahui bahwa Keluarga Saegusa sangat patriakhal."

"Memangnya Keluarga Tatsua-kun seperti apa?"

Ini mungkin karena dia malu atau sekedar merengut. Tatsuya kurang mengerti apa maksud dari pertanyaan Mayumi.

Tetap saja, tidak ada alasan untuk menjawab. Setelah berkaca sebentar, Tatsuya mendekati pertanyaan Mayumi dengan kondisi pikiran seperti seseorang yang bermain permainan hukuman.

"Pengaruh ayah kami bukan sesuatu yang menjadi bagian dari hidupku, karena dia saat ini pindah ke kondo istri keduanya."

Mata Mayumi mulai berkeliaran kemana-mana.

Melihat sisi suci Mayumi yang dengan mudah memerah karena sesuatu semacam ini, Tatsuya tidak bisa tidak berpikir bahwa dia tidak terlalu tua dari diri kami. Meski dia sering bertindak seperti seorang dewasa, dia pasti tidak bisa dipanggil sebagai "wanita dewasa".

"Perbadaannya hanya sekarang perempuan itu bukan pacarnya, melaikan seorang istri kedua."

"Dewasa sekali."

"Itu hanya 'menyerah'. Dan jika menjadi orang dewasa berarti 'menyerah'... Maka aku tidak akan mau berpikiran tentang itu."

Tatsuya menjawab Mayumi dengan nada benar-benar terkalahkan.


Bahkan pertanda buruk akan terkadang salah perhitungan.

Mengenai teori Tatsuya tentang Departemen Intelejen JSDF akan menggunakan Parasit, sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi.

Tetap saja, sangat sulit untuk mengatakan apakah ini terhitung sebagai "keberuntungan".

Esok paginya.


"Pusat penghukuman spionase Divisi ke-3 Anti-Intelejen diserang. Parasit yang tertangkap telah dieksekusi."


Itulah yang tertulis pada pesan yang disampaikan Mayumi.


Translator's Notes and References[edit]

  1. Robot Rumah Tangga Otomatis
  2. Perpaduan, kata asimilasi dipilih karena terasa lebih ilmiah


Back to Chapter 14 Return to Main Page Forward to Chapter 16