Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 5 Presidential elections and the queen

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Mayumi : "sudah masuk bulan dimana kita harus mengundurkan diri..."


Suasana di ruang OSIS, yang tadinya dipenuhi oleh obrolan mengenai liburan musim panas, sedikit berubah oleh pernyataan Mayumi. Sebelumnya, pasangan lelaki dan wanita yang makan-makan di ruang OSIS biasanya membicarakan mengenai pengalaman mereka setelah kembali atau pengalaman mereka sewaktu liburan musim panas.

Dibandingkan dengan topik pembicaraan mereka seputar "memelihara keperjakaan sebelum pernikahan" dan "zaman seks bebas", pembicaraan mengenai "apa yang mereka lakukan sewaktu musim panas" bukanlah topik pembicaraan yang menarik. Meski alasan untuk tidak melakukan seks sebelum pernikahan biasanya adalah "jangan tertipu dengan ucapan manis laki-laki", kesimpulannya akan sama, sebelum "era seks bebas" kesadaran dibelakangnya sangatlah berbeda. Akhirnya, hanya karena wanita yang berpengalaman (dalam seks) tidak dihukum oleh masyarakat bukan berarti "melakukannya" wanita akan serta-merta melakukannya. Mereka tidak mau dijuluki sebagai pelacur dan juga enggan membicarakan topik tersebut kepada koleganya. Kesimpulannya, gadis muda di ruang OSIS tidak akan memperlakukan diri mereka sendiri sebagai wanita murahan, meski mereka memiliki banyak pilihan dalam memilih alat kontrasepsi.


Meski begitu, tatapan wanita yang memancarkan "buka paksa jaketku", "dorong aku ke kasur", "cium leherku" yang terus dipancarkan di hadapan lelaki akan cukup membuat pemuda menjadi tidak nyaman. Tidak mengatakan apa-apa pada pemuda yang sama dan menahan diri untuk mengatakan "aku ingin mood yang lebih baik", "aku ingin mengenakan sesuatu berwana putih" dan lainnya dinyatakan di sekitarnya adalah biasa. Ini terjadi karena dia tidak lagi diperlakukan sebagai laki-laki, meski mereka lupa bahwa dia disana, namun, sejak awal, mereka tanpa malu membicarakannya dihadapan lawan jenisnya. Sementara ini sekarang, Tatsuya kabur dari percakapan semacam ini dengan mengkonsentrasikan matanya pada buku sihir. Ke arah manapun, pembicaraannya dia sanggup mengacuhkannya.

Namun begitu, mungkin karena dia sudah menduganya, dia menyadari perubahan percakapan ini.


Tatsuya : "benar juga, bukankah pemilihan ketua OSIS akan dilaksanakan bulan ini."


Suzune : "ya, pemilihannya akan dilaksanakan di akhir bulan, tapi kita harus mempersiapkan formatnya mulai minggu depan. Kita harus mengumumkan kandidatnya dan melakukan hal lainnya."


Jawaban atas pertanyaan Tatsuya dijawab oleh Suzune. But, was this completely poised senpai who conversed on topics forbidden to people under eighteen, much less under fifteen, under “we're all girls here” without even a snicker? Tatsuya entertained doubt, but nevertheless, the content of his next question was different.


Tatsuya : "bagaimana formatnya?"


'apa yang menjadi dasarnya?' adalah inti dari pertanyaannya, tapi Suzune mengerti maksud pertanyaan Tatsuya.


Suzune : "kalo kandidatnya lebih dari satu maka akan dilaksanakan pemilihan. Meski begitu, karena siswa yang bisa jadi presiden sangatlah terbatas, persaingan hanya akan terjadi di kalangan OSIS saja."


Tatsuya : "di kalangan OSIS?"


Suzune : "selama 5 tahun, presiden OSIS selalu termasuk dalam siswa terbaik."


Begitulah, Tatsuya ingat pernah mendengar hal tersebut sewaktu pertama kali di panggil ke ruang OSIS.

Tatsuya : "intinya, presiden OSIS biasanya terpilih tanpa perlu diadakan pemilu."

Suzune : "tidak hanya terbatas pada cara itu. Ini sudah berlangsung selama 5 tahun; meski 6 tahun yang lalu berbeda. Tapi tidak pernah terjadi presiden OSIS terpilih sebelum menjadi anggota OSIS sebelumnya, sama halnya dengan sekarang, meski pemilihan dilaksanakan, maka persaingan hanya akan terjadi antara Hattori-kun dan Nakajou-san. Apa yang akan terjadi adalah, akan terjadi diskusi sebelumnya sampai ditentukan hanya ada satu kandidat saja."

aku mengerti, kalo begitu ini masih masuk dalam istilah "di kalangan OSIS saja", pikir Tatsuya.

Yang tidak mengerti konsepnya adalah orang yang pernah menjadi calon kandidat.

Azusa : "mustahil bagiku untuk jadi presiden OSIS! Tak perlu di diskusikan lagi; aku tidak berniat menjadi kandidat."

Tatsuya tentu mengerti bahwa orang tidak bisa dipaksa menjadi presiden OSIS, namun.


Tatsuya : "maksudmu 6 tahun sebelumnya seseorang diluar siswa teladan pernah menjadi presiden OSIS?"


Suzune : "jadi Hanzou-kun akan menjadi presiden OSIS berikutnya."


Tenggelam dalam percakapan mereka, Ketua Kedisiplinan dan presiden OSIS tampaknya tidak menyadari situasi di sekitar mereka.

Tak peduli pendapat mereka, Azusa yang paling cocok menjadi presiden OSIS.

meski mereka mengerti kenapa Azusa tidak mau menjadi presiden OSIS...

(dia tampaknya tidak mau melakukannya...)

"Kalo ada kandidat lain selain Azusa, akan sangat penting untuk membujuknya, tapi dengan Hattori menjadi kandidat lainnya, itu bukanlah cara yang baik untuk mengatasi masalah ini", pikir Tatsuya.


Miyuki : " jadi tahun kemarin Nakajou-senpai termasuk dalam siswa terbaik."


Namun, pemikiran Miyuki mengarah ke arah yang berbeda dengan pikiran Tatsuya. Tampaknya dia berpikir pada aspek lain, tapi Tatsuya pikir bisa mengerti maksud adiknya. "Hattori juga termasuk dalam siswa terbaik tahun kemarin".


Mayumi : "benar, nilai keseluruhan mereka tidak jauh berbeda, bukan?"


Mayumi menggangguk paham pada Miyuki dan pertanyaannya diarahkan pada Azusa, tetapi Suzune yang menjawabnya.

"dalam hal teori, yang menduduki peringkat teratas adalah Isori-kun, diikuti oleh Azusa-san dan Hattori di posisi ketiga. Dalam hal praktek Hattori berada di peringkat teratas yang dikejar oleh Nakajou-san."

"Memasang semua ini pada papan buletin sekolah untuk setiap semesternya sebagai insentif belajar benar-benar percuma", pikir Tatsuya.

"aku mungkin akan disebut pengaruh buruk bagi semua orang... tapi sejak awal, siswa paling serius tidak bisa menandingi presiden OSIS dan ketua komite kedisiplinan..." setidaknya, itu penilaian Tatsuya pada Suzune.


Miyuki : "jadi dalam praktek, Nakajou-senpai lebih hebat dari Chiyoda-senpai?"


Miyuki sudah mengerti pada poin ini, tepat sewaktu mengikuti kompetisi 9 sekolah, mengenal orang ini telah menciptakan kesan yang berbeda.


Mari: "karena Kanon itu anak yang ceroboh."


"setidaknya dia masih memiliki kelebihan?"


Mendengar opini blak-blakan Mari, Mayumi setuju dengan senyum terpaksa.


Mari: "sebaliknya, A-chan yang kecil tampaknya tidak cocok untuk pertandingan olah raga."


"meski begitu, Nakajou akan menjadi atlit di tahun depan, bukan?"

Meski dia sedang mendengarkan Mari, seolah mereka tidak membicarakan dirinya, ketika Mari menjatuhkan pernyataan itu, tubuh Azusa langsung merinding.


Mari: "...aku mungkin mencoba membicarakannya sekarang... tapi karena hal ini akan terjadi tahun depan, Nakajou? Kamu tidak perlu mengkhawatirkannya sekarang."


Azusa: "be...benar. tahun depan.... selain Chiyoda-san, masih ada Shiba-san, Kitayama-san, Mitsui-san dan yang lainnya, kita punya banyak atlet berbakat..."


Selagi Azusa memaksakan jawabannya, ekspresi Mayumi tampak senang.

Mayumi: "yah, banyak potensi di kalangan siswi baru tahun ini... namun murid tahun ketiga tidak boleh begitu saja melimpahkan semua masalah pada adik kelasnya."


Azusa: "tidak, hal seperti, memaksakan masalah, maksudku adalah orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat, itu...."


Kalo memang seperti itu, itu benar-benar logis; menatapnya dengan mata setengah tertutup dan sulit membantah, Tatsuya menyadari presiden OSIS kita sedang dilanda masalah.


                                                                                                        ◊ ◊ ◊


Sewaktu Tatsuya masuk ke ruang Komite Kedisiplinan setelah absen 6 minggu, sekarang, tempat itu tampak sangat ramai.


Tatsuya : "aku belum mendapatkan undangan untuk rapat?"


Tatsuya bertanya pada Mari, yang untuk alasan tertentu, sedang berdiri di gerbang; dia mengangguk dengan penuh percaya diri di kantornya.


Mari : "benar, aku tidak ingat pernah mengirimkan undangan."


Tatsuya :"jadi ini semacam upacara untuk memperingati hari pertama semester baru?"


Mari :"upacara pengukuhan hanya dilaksanakan sekali dalam setahun."


Tatsuya :"ini bukan semacam rapat khusus keanggotaan?"


Mari :"ayolah."


Mendengar jawaban Mari, Tatsuya membungkuk perlahan lalu berbalik dan mengambil alat perekam pribadi dari lokernya dengan segera - belum sampai 3 langkah, dia berhenti.

Dibelakangnya, sembari membayangi Tatsuya - Mari, menatapnya.


Tatsuya :"...apa ada masalah?"


Mari : "gak ada hubungannya dengan pekerjaan. Tapi itu tidak merubah fakta bahwa sedang terjadi sesuatu pada Komite Kedisiplinan.”


Tatsuya : “Ahh…”


Mendengar jawaban hati-hati Tatsuya, Mari memasang ekspresi "yah mau bagaimana lagi".


Mari :".... menghadapi hal seperti ini, ada baiknya kita langsung menuju ke akar masalahnya."


Tatsuya :"aku sudah menilik sekilas berita pentingnya."


Mari :"yang aku bicarakan adalah sesuatu yang berhubungan dengan masalah internal."


Dia melirik sekitarnya seolah berkata "apa ada yang harus diselesaikan...."

Akhirnya, yang menyerah adalah Mari.


Mari :"tidak ada istilah kubu dalam anggota komite."


Tatsuya :"aku tahu. Meski kamu memilih pengganti, tidak ada kewajiban untuk mengundurkan diri; semuanya tampak aneh."


Mari :"kita cenderung untuk terpaku pada posisi yang menyenangkan ini. Setiap siswa yang lulus sekolah akan memilih pengganti mereka, tapi sedikit dari kita yang diam dalam posisi masing-masing sampai waktu kelulusan."


Dia mengangkat bahunya sembari berbicara. Mungkin dia sedang membicarakan mengenai hak istimewa dari Komite Kedisiplinan.


Mari :"jujur saja, salah satu dari siswa tahun ketiga mengundurkan diri semester kemarin. Hari ini, penggantinya sudah datang."


Tatsuya mengangkat alisnya selagi mencurigai perkataan Mari.


Tatsuya :"jadi ini adalah pesta penyambutan?"


Mari :"tentu saja tidak, kita ini bukan organisasi yang kompak. Kamu mengerti kan, sekarang?"


Tentu saja, Komite Kedisiplinan adalah organisasi yang lebih cocok dengan istilah "kubu" dan "permusuhan" daripada "kesatuan". Karena dia mengerti itu, semuanya memberikan Tatsuya perasaan tidak nyaman. Melihat fakta itu, lalu sedang apa kerumunan itu berkumpul disini?


Mari :"karena bukanlah hal yang wajar untuk merekrut seorang siswi sebagai anggota baru, semua orang yang memiliki waktu luang datang untuk melihatnya."


"Aku mengerti", pikir Tatsuya. Semua anggota datang karena penasaran, bukan karena persatuan. Namun, untuk alasan itu-


Tatsuya :"sudah waktunya untuk memilih pimpinan."


Mendengar perkataan Tatsuya, ekspresi jahil mulai nampak di wajah Mari. Tampaknya banyak hal yang dipikirkannya sampai-sampai dia tidak mau menyusahkan adik kelasnya, jadi dia berhati-hati memilih perkataannya."


Mari :"...untuk masalah penggantiku, itu urusanku. Sudah sewajarnya kalo aku menyambut anggota baru kita. Ngomong-ngomong apa untuk sementara waktu ini aku bisa mengandalkanmu?"


Tatsuya :"...maksud anda, saya?"


Pertanyaan Tatsuya adalah wajar. Mempercayakan seluruh masalah organisasi dan penyambutan anggota baru pada orang yang memiliki strata paling bawah, memang patut dipertanyakan.


Mari :"maksud saya memang kamu."


Namun begitu, ekspresi Mari 100% yakin.

Tatsuya :"aku tidak tahu apa-apa mengenai orang yang bergabung dengan organisasi kita. Aku kasihan dengan dia... meski begitu, aku rasa tidak bijak menyerahkan semua pekerjaan ini pada siswa tahun pertama."


Mari :"meski begitu, kamu adalah satu-satunya anggota yang mampu melakukannya."


Karena hal ini benar-benar logis, kekalahan Tatsuya sudah dipastikan. Anggota barunya benar-benar sesuai dugaan Tatsuya.


Mari :"mari segera selesaikan ini dengan pertemuan tatap muka... Kanon, mulai hari ini, belajar dari Tatsuya-kun dan pelajari segala-sesuatunya mengenai berpatroli."


Tatsuya pikir, tidak perlu untuk melakukan pertemuan tatap muka dengan Kanon, tapi Mari berkata begitu setelah memperkenalkan Kanon pada anggota lainnya di sekitar ruangan dan melimpahkan tanggung jawab pada Tatsuya seperti yang dijanjikan.

Seperti biasa, Tatsuya tidak punya hak untuk menolak. Bukan cuma dia, instruksi ini hanya diberikan setelah semua anggota lainnya sudah meninggalkan ruangan, jadi Kanon hanya bisa memilih antara Tatsuya atau Mari.


Kanon : "Huh--? Mari-san tidak akan memanduku?"


Bagi kanon, Mari tentu saja adalah pilihan yang lebih baik. Menunjukkan hal ini dihadapan Tatsuya tentu saja tidak sopan, namun Tatsuya bisa membaca ketidakpuasannya. Wajar saja Kanon tidak puas, karena sangat tidak menyenangkan kalo seorang kakak kelas seperti Kanon di pandu oleh adik kelas seperti Tatsuya. Mari ingin Tatsuya berperan sebagai pelatih untuk Kanon, tapi jauh di dalam hati Tatsuya, dia berharap Kanon menunjukkan ketidakpuasannya pada Mari.


Mari : “aku ga bisa jadi pemandumu, karena begitu melihatku para pelanggar aturan biasanya langsung bersembunyi. Karena Tatsuya adalah orang yang paling sering menemukan pelanggaran dibandingkan anggota lainnya. maka, dia adalah orang yang paling banyak menangkap pelanggar aturan.”


Kanon : “oh, kalo begitu, aku mengerti.”


Sayangnya, Kanon langsung setuju.

Ngomong-ngomong, Tatsuya ditinggalkan dengan perasaan bahwa dia seharusnya mempertanyakan komentar Mari, tapi dia segera pasrah menghadapi situasinya.


Tatsuya : “tidak satupun orang yang menentukan rute patroli. Kita tidak harus berpatroli di seluruh area sekolah. Aku dan anggota komite lainnya tidak memliki rute patroli rutin, tapi mayoritas anggota tampaknya hanya patroli di tempat-tempat tertentu saja.” Bagaimanapun juga, kerja adalah kerja. Berjalan berdampingan, Tatsuya terus mengajarkan Kanon secara serius. Namun,


Kanon : “Hmm… Shiba-kun benar-benar mampu menyesuaikan diri.”


Kanon mengeluarkan komentar yang tidak ada hubungannya dengan penjelasan Tatsuya.


Kanon : “tapi begitu kamu masuk sekolah, kamu mulai berpatroli sendirian, bukan? Bahkan aku saja sudah mendengar banyak "legenda aksi siswa baru" mu.”


Tatsuya : “yah, waktu itu banyak hal terjadi….”


Dia merasa kekaguman Kanon salah tempat tapi dia malas untuk protes. – tiba-tiba di suruh untuk patroli sendirian adalah aturannya. Perlakuan Kanon sangatlah protektif; membicarakan banyak kebenaran itu tidak akan memuaskan kedua pihak. Meski protes, Tatsuya melanjutkan kuliahnya.


Tatsuya : “kalo saya, saya akan mengutamakan berkunjung ke tempat latihan. Karena, kalo kamu membaca catatan patroli lama, sangat sedikit masalah yang terjadi di ruang kelas.”


Kanon : “itu karena ruang kelas di awasi dengan kamera. Untuk perilaku vulgar romantis, itu adalah mood killer; meski kamu ingin melakukannya, kamu tidak bisa.”


Tatsuya : “romantis?…”


Dari sudut pandang luas, Tatsuya memiliki ketertarikan untuk membaca cerita fiksi, tapi ketertarikan untuk membaca cerita porno dan bagaimana dia harus merespon kalau orang lain menyatakan cintanya, ketertarikan itu sudah lama tersegel.


Kanon : “kamu tidak pergi ke Gym atau lapangan? Bukankah masalah lebih sering terjadi di sana dibandingkan ruang latihan?”


Tatsuya : “kecuali untuk situasi khusus seperti perekrutan anggota baru, area-area tersebut sudah dalam pengawasan klub. Tentu saja, kalo terjadi perpecahan dan konflik antar individu maupun kelompok, sudah menjadi tugas komite untuk bertindak.”


Kanon memutus hubungannya dengan Klub begitu bergabung dengan komite kedisiplinan, tapi karena dia pernah menjadi anggota dari klub marathon, mustahil kalo dia tidak tahu hak istimewa dari klub.


Kanon : “tidak akan ada yang keberatan kalau kita hanya melihat-lihat saja bukan?


Meski begitu, menyarankan tindakan seperti itu…. Ini terdengar seperti dia selimuti keinginan untuk memperluas wilayahnya dengan menciptakan kerusuhan, pikir Tatsuya.


                                                                                                            ◊ ◊ ◊


Menuruti permintaan Kanon, patroli hari ini dilakukan di sekitar gymnasium.

In relation to the school grounds, it was the second building if you came from the entrance.

Kebetulan, hari ini adalah waktu latihan klub kenjutsu.


Kirihara : “…Tetua Shiba. Itu gadis yang berbeda dengan yang biasa kau bawa sewaktu mengunjungi kita.”


Tatsuya : “tolong jangan bicara seolah aku ini playboy.”


Sulit membedakan apakah dia serius ataukah tidak hanya dari nada bicaranya saja – tapi Tatsuya merasa bahwa sebagian dari candaannya adalah serius – orang yang pertama kali mendatanginya untuk ngobrol adalah Kirihara.

Sayaka :“waduh, Kirihara-kun. Bukankah berkata seperti itu akan tidak sopan kepada Chiyoda-san? Karena Chiyoda-san serius ingin berhubungan dengan Isori-kun.”


Kirihara :“…yah, kalo memang begitu. OK lah.”


Orang yang komentarnya menenangkan Kanon dan membuat Tatsuya bernapas lega adalah Sayaka.

Alasan kenapa Sayaka yang berasal dari klub Kendo berpartisipasi dalam latihan klub Kenjutsu bukanlah agar mereka dapat menggunakan jam latihan untuk berkencan.

Sejak kejadian musim semi, klub olah raga yang menggunakan sihir dan klub olah raga yang tidak menggunakan sihir merasa mereka harus meningkatkan kesempatan untuk berkomunikasi satu sama lain. Khususnya klub yang kegiatannya hampir mirip. Maka akhirnya trend seperti ini muncul.

Klub kendo dan kenjutsu adalah yang mencetuskan trend ini. Sayaka dan Kirihara adalah yang pertama menggunakan alasan itu –, mereka adalah peserta pertama yang ikut serta dalam program pertukaran itu.

-maka dari itu, mereka berdua berpartisipasi bukan karena mereka pacaran.

Cukup gosipnya. Tatsuya, disamping mendapat dukungan sayaka(?), masih dipelototi oleh Kirihara, jadi dia menjelaskan situasinya.


Tatsuya : “ketua Watanabe memerintahkan kita untuk pergi bersama.”


Meski yang dikatakannya adalah benar, akan lebih baik kalo dia bertingkah seolah dia tidak memerlukan alasan untuk melakukan patroli. Memberikan informasi seperti ini membuatnya terlihat seolah dia menggunakan pekerjaannya untuk menutupi perilaku immoralnya.


Kirihara :“eh, kalo begitu betul dong.”


Tanpa diduga Kirihara bukan hanya mempercayainya, tapi membuat komentar lain.


Tatsuya : “betul apanya?”


Sayaka :“oh, kalo begitu Shiba-kun tidak tahu dong?”


Kirihara & Sayaka :“kabar mengenai Chiyoda yang akan menjadi ketua komite kedisiplinan dan ketua watanabe mengupayakannya untuk dapat diterima . jujur saja, bukankah akan melelahkan untuknya kalo harus capek-capek mengupayakan agar ini dapat diterima?"

Tatsuya menyadari bahwa ‘kabar’ yang dikatakan Sayaka dan Kirihara yang diutarakan secara bersama-sama adalah benar, tapi dihadapan pemandangan ini, dia memilih untuk diam.


Kirihara :"seperti yang mereka katakan, ini Chiyoda, jadi mereka harus membuat pengecualian. Karena Watanabe-senpai sangat menyukai Chiyoda. Agar dapat memilih Chiyoda-san, yang tidak memiliki pengalaman, sebagai penggantinya, dia harus membuat banyak upaya."


Meski Tatsuya tidak berkata apa-apa, mereka tidak berhenti bicara.


Kirihara :"Hmm, gadis itu tidak hanya terlihat seperti Takazuka, tapi dia juga berpikir seperti dia, ya? Yah... kalo Chiyoda jadi ketua pastinya akan menarik."


Opera gadis muda, sejak awal dari era modern, boleh disebut sebagai hiburan teatrikal tradisional, jadi Tatsuya tidak merasa bahwa 'berpikir seperti Takazuka' merupakan sindiran, tapi tampaknya sensibilitas Kanon sampai pada kesimpulan yang berbeda.


Kanon : "jadi kamu menganggap Mari-san dan aku sebagai Lesbian...Kirihara-kun, kamu sungguh berani."


"tunggu sebentar!" dibelakang punggung Kanon, seolah seseorang sedang melukis Acala, aura api muncul. (lebih akuratnya adalah, itu adalah ledakan partikel psion )

Kirihara :"aku ga pernah bilang lesbian!"


Disamping fakta bahwa dalam hal kekuatan sederhana, Kanon dikabarkan merupakan nomor satu diantara murid tahun kedua, dan fakta bahwa dia juga sedang kesal, Kirihara mengayun-ngayunkan tangan dan kepalanya dengan semangat.


Kanon : "tidak masalah."


Pada pernyataan keras Kanon, Tatsuya menarik napas dalam-dalam.

Tangan kanannya membentuk tinju lembut.


Kanon : “Huhh!”


Dengan teriakan, tarian partikel pison tersebut akhirnya mereda.


Kanon : "a-apa yang baru saja kau lakukan?"


Dari posisinya yang terduduk di lantai, Kanon dengan muka memerah lalu memelototi Tatsuya.


Tatsuya : "...tadi lebih efektif daripada yang aku duga. Jujur saja, aku pikir dia sedang mengajariku tentang 'titik nyaman', tapi...."


Tadi itu jurus Tenketjutsu milik Yakumo.

di bagian punggung terdapat "bagian yang dapat menciptakan rasa nyaman" - Yakumo mengajari jurus ini pada Tatsuya tadi pagi.


Tatsuya : "Chiyoda-senpai, apa yang akan terjadi kalo anggota komite memulai perkelahian?"


Kanon : "Aah... tapi dia..."


"tidak ada 'tapi dia'. OK, setelah pelecehan seksual terjadi, ada baiknya membiarkan komite disiplin untuk melakukan pemeriksaan. Berdasarkan aturan dasar, kesaksian dari anggota komite disiplin dapat dianggap sebagai barang bukti."


Kirihara :“Oi?”


Dalam kebingungan yang dibawa oleh perubahan cepat dalam status quo, Kirihara tidak mencoba menghalangi mereka; meski begitu Tatsuya dan Kanon tidak berhenti menatap satu sama lain,


Tatsuya : “O K A Y? bisa tolong kamu berhenti bertingkah seperti panci yang mendidih."


Kanon : "....aku mengerti"


Kanon yang berwajah kesal terlalu sibuk menghindari tatapannya untuk menyadari gumaman Sayaka mengenai "bukankah yang baru saja kau lakukan juga termasuk dalam pelecehan seksual?


Sayaka :"ngomong-ngomong, pemilihan ketua OSIS akan segera dilaksanakan?"


Setidaknya, situasi kacau telah mereda. Untuk mengalihkan topik pembicaraan, Sayaka mengemukakan topik kedua hari ini. Untuk menghindari anggota klub memperburuk situasi, Sayaka dengan ramahnya memperkenalkan topik yang membawa angin sejuk.

Kirihara : "kalo tidak salah akhir bulan, ya. Boleh dibilang sebentar lagi."

Kirihara menjawab pertanyaan Sayaka. "aku dengar ini akan menjadi pertarungan satu lawan satu antara Hattori-kun melawan Nakajou-san."

Tanpa memperdulikan perbedaan antara course 1 dan course 2, Kanon segera bergabung dalam percakapan sesama murid tahun kedua.


Kirihara :"tidak, Hattori tidak akan melakukannya."

Untuk Tatsuya percakapan deja vu ini telah dipecahkan oleh fakta baru.


Kanon : "oh, benarkah?"


Tampaknya perkataan Kirihara membuat Kanon terkejut.


Kirihara :"Yap, Hattori akan mewarisi jabatan ketua manajemen klub. Aku dengar dari dia sendiri bahwa dia tidak akan ikut serta dalam pemilihan."


Kanon : "hmmm, Hattori-kun...namun itu wajar saja. Manajemen klub tidak dapat dilaksanakan oleh orang yang tidak memiliki kekuatan besar."


Kanon menerima perkataan Kirihara dengan anggukan.

Dia mendapatkan gambaran percakapan mereka. "Grup manajemen klub memiliki gambaran yang lebih keras dibandingkan OSIS", pikir Tatsuya.

Dalam situasi normal, mencari anggota baru, menciptakan ruang untuk aktivitas klub dan lainnya pastinya akan menciptakan banyak sengketa. Berkat kekuatan Katsuto, kerusuhan besar dapat terhindarkan, tapi orang biasa tidak dapat melakukannya.

Namun - pikir Tatsuya,

Ini artinya kandidat terkuat untuk ketua OSIS, tidak akan menjadi bagian dari pemilihan.

Jadi siapa yang akan menjadi ketua OSIS berikutnya.....


                                                                                                        ◊ ◊ ◊


Setelah patroli selesai, mereka langsung pulang.

Miyuki baru saja selesai dengan tugas OSIS-nya.

Leo, Erika, Mizuki, Honoka, dan Shizuku baru saja selesai dengan aktivitas klub.

Mikihiko sudah selesai dengan latihan mandirinya di ruang latihan.

Sudah lama Tatsuya tidak berkumpul dengan teman-temannya. Mereka berkumpul di kedai kopi dekat stasiun.

Dan segera yang menjadi topik pembicaraan adalah pemilu yang akan datang.


Leo : "hmmm... jujur saja, kurang bisa diandalkan."


Leo memberikan penilaian dingin pada Azusa.


Shizuku : "tapi kemampuan yang sebenarnya melebihi siswa lain."


Mizuki : "aku yakin sangat penting memilih orang bersifat lembut sebagai presiden OSIS."


Shizuku dan Mizuki sepertinya termasuk kalangan yang mendukung Azusa.

Erika : "ngomong-ngomong, kemungkinan Hattori-senpai mencalonkan diri benar-benar hilang bukan?"


Hal ini secara berulang-ulang ditanyakan oleh Erika.


Tatsuya : "Aah, sepertinya dia sendiri yang bilang, jadi itu tidak mungkin salah. Bahkan presiden OSIS tidak bisa mencalonkan orang yang akan menjadi ketua grup manajemen klub."


Tatsuya menjawab dengan setuju.


"benar.... aku tidak percaya orang-orang itu sanggup berhadapan dengan ketua Juumonji."


Banyak anggukan datang dari sisi Erika.


Mizuki : "maka dari itu, Nakajou-san adalah satu-satunya yang akan menjadi kandidat."


Mizuki mengembalikan topik menjadi pemilihan presiden OSIS.


Erika : "tapi dia sendiri ga mau melakukannya, bukan? OK, Miyuki, jadilah kandidat!"


Miyuki : "tunggu, Erika, bicara apa kamu?"


Miyuki terbelalak mendengar pernyataan Erika.


Tapi, tanpa diduga, tampaknya Erika sangat yakin dengan sugestinya sendiri.


Erika : "tidak ada aturan yang melarang murid tahun pertama untuk mencalonkan diri, bukan? Pada kompetisi 9 sekolah kemarin, Miyuki tidak hanya mengikuti pertandingan ice pillar break pemula, tapi juga bertanding melawan murid tahun kedua dan ketiga di Mirage Bat dan menang. Aku rasa kekuatan dan popularitas akan membuatmu sempurna."


Miyuki : "jangan berkata yang tidak-tidak. Secara garis besar, kekuatan sebenarnya dari murid SMA tidak hanya bisa diukur dari kekuatan sihir?"


Mizuki : "kalau maksudmu adalah beasiswa, kita punya Tatsuya. Begitu kamu menjadi presiden OSIS, kamu bisa memilih siapapun untuk menjadi staf."


Mizuki dipihak Erika untuk mendukung Miyuki.


Mizuki : "yah, benar. Presiden Saegusa bahkan pernah mencoba menghapuskan diskriminasi dalam perekrutan anggota OSIS."


Miyuki : "Mizuki juga...."


Meski itu adalah teguran biasa, getaran dapat dirasakan dalam intonasi bicara Miyuki.


Erika : "ya,ya. Benar, kalo kamu jadi presiden, kamu bisa mencatut Tatsuya-kun dari komite disiplin… .”


Mendengar hasutan Erika, Miyuki merinding.


Erika : "ngomong-ngomong, apa tidak apa-apa kalo Tatsuya menjadi presiden OSIS?"


Miki : "Oh, itu terdengar menarik."


Sebagai teman masa kecilnya, mereka tidak selalu bersaing satu sama lain, tapi kali ini Mikihiko mendukung pendapat Erika.

Selagi Leo bengong mendengar rencana jahat tersebut, Tatsuya menjawab, “itu mustahil”


Tatsuya : “tentu saja, kalau Miyuki mungkin akan ada cukup dukungan untuk membuat hal itu terjadi, tapi aku tidak akan mampu mendapatkan jumlah suara yang cukup.”


namun, Shizuku punya pendapat lain.

Shizuku : “tapi, Tatsuya-san, kamu memiliki peranan besar dalam kompetisi 9 sekolah.”


Tatsuya : “tidak, Shizuku…. aku ini cuma bagian dari staff di belakang layar, kemenanganku juga hanya didapatkan dalam 1 event saja. ada peribahasa yang mengatakan bahwa pekerjaan di balik layar tidak bisa dimengerti apabila dilihat dari depan.”


sekali lagi, Tatsuya menyangkal kemungkinan untuk terpilih, tapi Honoka membuat pernyataan tegas.


Honoka: “meski begitu, kalo Tatsuya-san mencalonkan diri, aku pasti akan memilihmu!”


Miyuki : “aku juga onii-sama. kalo onii-sama mencalonkan diri, aku bahkan akan berkampanye untukmu dengan menyebarkan leaflet dan pekerjaan lainnya.”


dikelilingi oleh Miyuki dan Honoka, yang sedang bersaing satu sama lain, Tatsuya mulai merasakan sakit kepala.


                                                                                                    Chapter 2


1 minggu telah berlalu sejak bermulanya semester baru.

Sudah waktunya untuk pemilihan presiden OSIS baru. Bahkan diantara mereka yang tidak begitu terlibat (khususnya murid kelas E sampai H). topik seperti “siapa yang akan jadi kandidat?”,”siapa yang lebih berpengaruh?” mulai dibicarakan. Selagi teman sekelas saling bertutur sapa, Tatsuya, yang akan bertugas, disapa oleh Mikihiko.


Miki : “pagi Tatsuya”


Tatsuya : “pagi Mikihiko, kamu selalu datang lebih awal ya.”


Miki :“ha ha, kamu benar. Karena akhir-akhir ini aku sering latihan Asa no Gongyou, aku ingin sekali melakukannya dengan lebih santai, tapi… tapi tradisinya.”


Kata, Gongyou, bermula dari kegiatan keagamaan Buddha. Tapi, mungkin karena pengaruh dari penyerapan tradisi Buddha Shinto, bahkan orang seperti Mikihiko, yang terlahir dalam garis keturunan Shinto, menyebutnya ‘Gongyou’. Intinya, “asa no gongyou”adalah upacara keagamaan di pagi hari. Frasa “sering latihan” artinya adalah “bisa ikut lagi”, Tatsuya memahami ini dari percakapannya dengan Erika dan Mikihiko.

Temannya bukan hanya mendapatkan lagi kekuatannya, tapi berhasil meningkatkannya juga. Tatsuya senang melihat hal ini, tapi dia juga merasa iri. Sebelumnya Mari pernah bercanda bahwa Mikihiko akan pindah ke course 1, tapi Tatsuya berpikir bahwa Mikihiko mungkin akan menjadi orang pertama yang pindah ke course 1.


Miki :“ngomong-ngomong Tatsuya, aku ingin bertanya sesuatu yang aneh, tapi….”


Tatsuya :“sesuatu yang aneh?”


Gumaman pertanyaan ini tampaknya datang tiba-tiba. Respon pertama Tatsuya adalah membiarkan bertanya. Lagipula, mereka berdua sama-sama siswa SMA. Tapi dia menahan diri untuk berkomentar.


Miki :“aku merasa ini tidak begitu aneh, tapi Tatsuya, apa benar kamu mencalonkan diri menjadi presiden OSIS?”


Tatsuya :“…kamu bilang apa?”


Mustahil Tatsuya tidak mendengar perkataan Mikihiko. Tatsuya merespon seperti ini karena terkejut.


Miki :“bukan!, aku bertanya seperti ini karena ada gosip yang beredar mengenai ‘Tatsuya menjadi salah satu kandidat presiden OSIS’.”


Tatsuya :“gosip…?”


Miki :“bukan aku yang menyebarkannya!”


Tatsuya tidak berpikir bahwa dirinya sangat pandai membaca bahasa tubuh orang lain, tapi Mikihiko menunjukkan ketidakbersalahannya dengan bahasa tubuhnya.


Miki :“kemarin, setelah pulang sekolah di dalam ruang latihan, Tsuzura-sensei bertanya padaku. ‘apa benar Shiba Tatsuya mencalonkan diri menjadi presiden OSIS?’ dia bilang begitu.”


Keahlian guru Tsuzura adalah sihir Geometri, dia juga pandai dalam magic engineering; sekarang dia sedang mengajar murid tahun kedua. Profesi utamanya adalah profesor universitas.

Dalam dunia akademis, dia dikenal sebagai peneliti muda. Juga sudah dinyatakan bahwa dia akan menerima jabatan profesor. Namun, bukan hanya cara pikirnya- tapi perilaku dan gaya bicaranya terlalu lepas dan independen. Demi alasan disiplin, dia ditransfer ke SMA yang terhubung dengan universitasnya. Meski begitu...dia tidak merasa terganggu, "aku bisa melakukan penelitian sendiri", orang tersebut berkata seperti itu.

Mungkin karena dia memiliki tempramen seperti itu, dia menjadi salah guru yang memberikan perhatian khusus pada murid course 2. Dia bahkan tidak membatasi dirinya pada murid tahun kedua saja. Tatsuya bahkan sudah dipanggil berkali-kali untuk bercakap-cakap.


Tatsuya :“kabar bohong ini disebarkan oleh mereka…?”


Miki :“Oh, jadi ini kabar bohong? Aku pikir aneh, karena baru saja kemarin kamu bilang tidak tertarik menjadi salah satu kandidat presiden OSIS.”


Tatsuya memasang ekspresi terkejut selagi dia mengangguk kepada Mikihiko.


Tatsuya :“aku rasa aku tidak akan mendapatkan suara meski aku menjadi salah satu kandidat, seperti yang kubilang sebelumnya, aku tidak berniat mencalonkan diri, sebenarnya bagaimana caranya kabar ini menyebar di kalangan guru?”


Miki :“entahlah…”


Mustahil Mikihiko bisa tahu apa yang terjadi di ruang staff. Seperti yang diduga, dia hanya bengong di hadapannya.

Bahkan Tatsuya tidak mengharapkan jawaban


Leo : “bukan cuma di kalangan guru.”


Namun, terbalik dengan harapannya, testimoni yang mengarah pada arah yang tidak menyenangkan datang dari pendengar terdekat.


Leo : “sewaktu melakukan aktivitas klub, aku mendengar sedikit dari senpai yang sedang membicarakannya. Semua orang tampaknya menerima ide tersebut.”

Setelah Leo, yang duduk di depannya, berkata seperti itu, Erika yang setengah terduduk, setengah menyandar di meja Mizuku, juga menyanyikan nada yang sama.


Erika : “Oh, benar juga, aku mendengar seseorang membicarakannya kemarin. Kabar mengenai murid tahun pertama, yang juga anggota komite disiplin yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden OSIS berikutnya. Setelah kupikir-pikir, itu pasti Tatsuya-kun, bukan?”


Tatsuya ga mau mengangguk setuju mendengar ucapannya, tapi setelah menggabungkan info dari Mikihiko, Leo, dan Erika, tidak ada kesimpulan lain yang bisa diambil.


Mizuki : “aku juga…”


Oh tidak, jangan Mizuki juga. Tatsuya ingin bersembuyi di bawah meja.


Mizuki : “aku juga ingat sesuatu seperti itu pernah dibicarakan di ruang konseling, kemarin.”


Namun, begitu mendengar identitas dari siapa dia mendengar hal tersebut, terlahirlah perasaan ‘segala sesuatunya bisa diatasi’

Sebenarnya, ini adalah perasaan bahwa dia akan menginterogasi Haruka.


                                                                                                        ◊ ◊ ◊


Orang yang paling protes menyebut rencana operasi Tatsuya sebagai “hal positif” adalah Haruka.


Haruka : “ini masih ditengah jam pelajaran pertama!”


Dengan perilaku yang tidak mencerminkan seorang pembimbing, Haruka cemberut ke arah Tatsuya, yang berkunjung ke ruang konseling.

Tampaknya, cara liciknya untuk mendapatkan informasi mengenai No Head Dragon membuat Haruka merasa diperdaya - kalo kamu melihat dari sudut pandang Tatsuya, tidak ada perjanjian yang membatasi mengenai “bagaimana Tatsuya akan menggunakan informasi tersebut”.


Tatsuya : “tugas untuk jam pelajaran pertama sudah selesai saya kerjakan.”


Tentu saja, Tatsuya tidak merasa tertekan karena dibenci Haruka. Mereka sama-sama memiliki rahasia yang diketahui satu sama lain. Tidak, rahasia yang dipegang Tatsuya lebih kuat daripada rahasia yang dipegang Haruka.


Haruka : “…kamu benar-benar anak yang berprestasi ya.”


Tatsuya : “berprestasi buruk, saya hampir saja gagal dengan semua nilai merah dalam ujian praktek.”


Haruka : “…entah kenapa, waktu kamu berkata seperti itu, aku tidak merasakan sindiran.”


-diantara mereka berdua, mereka memiliki keakraban yang tidak membutuhkan kebaikan.


Tatsuya : “karena itu… memang benar. Yah, ada hal yang lebih penting yang saya khawatirkan. Saya ingin membicarakannya dengan anda.”

Ketika Tatsuya mengemukakan topiknya, Haruka terbelalak lalu meluruskan posturnya.


Haruka : “silahkan ungkapkan keluhanmu.”


Dia benar-benar sadar akan tugasnya, tapi perubahan perilaku Haruka membuat dia merasa bersalah atas kemampuannya untuk bolos kelas. Yah, sudah waktunya Haruka mengetahui “kekhawatiran” yang ingin dia ungkapkan berada di luar bidangnya sebagai pembimbing.


Tatsuya : “kekhawatiran saya, adalah, pemilihan Presiden OSIS yang akan dilaksanakan di akhir bulan.”


Haruka : “mereka benar-benar mengacau dalam pemilihan kandidatnya kali ini. itu saja? Apa adikmu diminta untuk mencalonkan diri sebagai presiden OSIS?”


Tatsuya : “tentu, saya juga mengkhawatirkan hal itu. Tapi, yang ingin saya bicarakan sekarang adalah ‘gosip’ yang berbeda.”


Haruka : “gosip?”


Tatsuya : “ya, gosip mengenai ‘saya mencalonkan diri jadi presiden OSIS’ yang beredar di ruang staff; apakah anda tahu mengenai hal itu?”


Selagi Tatsuya mengemukakan topiknya dia berdiri berhadap-hadapan dengan Haruka dan langsung menatap ke matanya, untuk sekejap, benar-benar sekejap ekspresi ‘oh, tidak’ muncul di wajah Haruka.


Tatsuya : “anda membicarakannya dengan Shibata-san kemarin. Aku ingin mendengar penjelasan detailnya.”


Tapi tidak peduli seberapa singkatnya itu, setiap perubahan ekspresi yang muncul di hadapan mata Tatsuya pasti tidak akan terlewat. Mustahil Tatsuya akan melewatkannya.


Tatsuya : “aku pikir ini tidak berlasan, tapi, apa mungkin Ono-sensei sengaja menyebarkan gosip ini?”


Ekspresi Haruka menjadi tenang, kemudian mulai berekspresi bingung.

Akhirnya, ekspresinya berlabuh pada senyumannya yang biasa.


Haruka : “ya aku pikir itu ‘tidak beralasan’. Mustahil aku akan melakukan hal yang tidak bertanggungjawab seperti itu.”


Tidak ada tanda tertekan pada gerak bibirnya.

Kemampuannya untuk mengontrol ekspresi wajah benar-benar hebat.


Tatsuya : “…jadi bagaimana caranya kabar bohong ini mulai beredar?”


Haruka : “apa…. Jadi ini kabar bohong. Yah, begitulah…. Shiba-kun bukan tipe orang yang suka menonjol didepan panggung; sifatmu lebih ke arah ‘orang yang berperan di belakang layar’.”


Tatsuya : “aku tidak akan membantahnya.”


Mata mereka bertemu, dan mereka berdua bertukar senyum jahat.

Mungkin ini pengaruh dari guru mereka.

Meski begitu, tingkat kesepahaman mereka bukanlah alasan untuk berkoalisi satu sama lain.


Tatsuya : “nah, sekarang, bagaimana caranya kabar bohong mengenai ‘saya mencalonkan diri menjadi presiden OSIS’ mulai menyebar?”


Haruka : “maaf, aku benar-benar tidak tahu?”


Tatsuya : “benar begitu, yang anda tahu saja sudah cukup kok.”


Haruka : “…”


Tatsuya benar-benar Nampak tenang selagi dia menunggu jawaban Haruka.

Pura-pura tidak tahu, tidak ada untungnya buat Haruka, pikirnya.

Lagipula sejak awal tidak alasan untuk menyembunyikan hal yang didengarnya.


Haruka : “….aku tidak yakin siapa yang mengatakannya, tapi… bukankah akan lebih baik menganggap hal ini sebagai pesan dari mulut-ke mulut? ‘tampaknya Hattori-kun tidak akan mencalonkan diri’,’tampaknya Nakajou-san tidak akan mencalonkan diri’, ‘tampaknya akan merepotkan mencari kandidat presiden yang lain.’, ‘hey, bukankah memilih Shiba-kun akan menarik?’, entah kenapa kabarnya berubah menjadi ‘tampaknya Shiba-kun akan mencalonkan diri.’, ‘Shiba-kun mencalonkan diri.’,’eh-shiba-kun?’,’iya, yang anggota komite disiplin’,’oh, yang ikut dalam turnamen pemula?’,’hmm, bukankah itu akan menarik?’.”


Setelah mendengar kicauan Haruka, entah mengapa Tatsuya merasa begitu kelelahan sampai-sampai dia merasa bisa terjatuh dari kursinya kapanpun.


Tatsuya : “…bagaimana bisa para guru percaya pada kabar setengah-setengah seperti itu?”


Yah, kabar (gosip) memang tidak pernah bertanggungjawab dan setengah-setengah.

Tapi, orang sekaliber Tsuzura – orang yang berpendidikan - orang yang cukup serius untuk menjadi profesor, dan para staff, seharusnya tidak semudah itu tertipu.

Tatsuya tidak begitu siap untuk mengambil kesimpulan bahwa ada orang yang sengaja memanipulasi kabar tersebut.


Haruka : “ada lebih banyak orang serius dikalangan para siswa daripada kalangan para guru. Detail kejadian dibulan April dirahasiakan dari para siswa, tapi karena para staff tahu kejadian sebenarnya…”


Tatsuya : “…tragedi Blanche?”


Haruka : “benar. Banyak guru yang mengakui kemampuanmu karena keterlibatanmu menyelesaikan peristiwa tersebut.”


Sayangnya, Tatsuya tidak pernah memperhitungkannya. Bahwa Hal tersebut akan begitu menonjol… Tatsuya berpikir dia tidak cukup peka menanggapinya.


Haruka : “mereka tidak tahu detail kejadiannya karena Juumonji-kun merahasiakannya, tapi mereka tahu kamu adalah orang yang bertanggungjawab membasmi para teroris, dan hal itu yang menyebabkan mereka mengakui kemampuanmu. mereka ingin Presiden OSIS SMA sihir adalah orang yang sangat kuat, banyak guru berpikir akan sangat menarik mengangkat siswa tahun pertama menjadi Presiden kalau dia memiliki kekuatan hebat.”


…ini benar-benar buruk, pikir Tatsuya.

Dengan kicauan Haruka terus terngiang di kepalanya, Tatsuya memikirkan cara untuk mengatasi masalah tersebut.

-sebelum keluar dari ruang konseling, dia memastikan belum menanyakan mengenai cara Haruka mendapatkan informasi.


                                                                                                        ◊ ◊ ◊


Namun, hanya tersedia sedikit pilihan cara… untuk melenyapkan kabar tak berdasar seperti itu. Namun, tak satupun pilihan tersebut tersedia untuk Tatsuya.

Maka, dia harus menghancurkan sumber/ asal-mula kabar tersebut; boleh dibilang pertemuan Haruka membawakan hasil.

Berpikir seperti itu cukup menghiburnya, tapi beban pikirannya tidak berkurang.

Kelas berisi 25 orang boleh dibilang tidaklah banyak. Kamu bisa tahu apa yang dilakukan salah satu penghuninya cukup dengan menilik saja. Termasuk Tatsuya, hanya ada 4 orang yang tidak bercakap-cakap sebelum jam pelajaran dimulai, jadi ada 20 orang yang bercakap-cakap. Dia tidak menyukainya, tapi dia bisa tahu tidak satupun dari 20 orang tersebut yang membicarakan dirinya.

Pecahan percakapan yang dia tangkap menggunakan kata-kata seperti ‘seperti yang kuduga’, ‘presiden’ dan ‘pemilihan’.

Itu lebih dari istilah tidak nyaman.


Mayumi : “Tatsuya boleh kuminta waktumu sebentar?”


Mayumi masuk ke kelas tahun pertama, berhenti pas di depan meja Tatsuya, dengan manisnya, menepukkan kedua tangannya dan mengeluarkan permintaan tersebut.

Dibelakangnya, Suzune, terlihat kesal melihat pemandangan itu.

Tatsuya menilik sekilas ke arah jam digital di pojok ruangan. Istirahat akan berakhir 5 menit lagi. Kalau mereka berniat untuk kembali ke kelasnya masing-masing, hanya tersisa 1 menit untuk berbicara.


Mayumi : “kalau kami bilang ini urusan resmi OSIS, tidak ada dari kita yang akan menerima hukuman.”


Mayumi menggenggam kedua tangannya, menjawab pertanyaan yang tak terutarakan yang dia baca dari mata Tatsuya. Namun, lokasi dari kedua tangan Mayumi sedikit kebawah. Ini adalah pertanda buruk; dia bisa saja memindahkan posisi tangannya menjadi mode berdoa dan meniru postur patung “virgin mary”.

Kedua tangan saling menggenggam, berlinang air mata; kalau ada orang yang mau berakting seperti itu, itu adalah Mayumi.

Periode kedua dimulai dan kelas dimulai melalui terminal komputer. Sekitar 20 – 30 menit berlalu tanpa masalah untuk Tatsuya.

Tatsuya berdiri dari tempat duduknya dan, dibawah tatapan semua temannya, perlahan menunduk ke arah Mayumi.

Seolah bertukar tempat dengan Mayumi, dia berdiri di depan mejanya dan memegang kartu ID nya sendiri agar kartu OSIS bisa dimasukkan.


                                                                                                        ◊ ◊ ◊


Tatsuya dituntun ke ruang OSIS.

Tatsuya mengerti kenapa mereka datang dan menjemputnya sekarang ketika mereka tahu bahwa dia akan menghabiskan waktu makan siangnya bersama mereka.


Suzune : “maaf mengganggu kelasmu, tapi waktu kami tinggal sehari lagi.”


Setelah dimintai maaf oleh Suzune, tatsuya menggelengkan kepalanya dan berkata “aku tidak keberatan kok.”


Mayumi : “terima kasih, aku lega kamu berkata seperti itu.”


Phew. Mengeluarkan napas lega, Mayumi menuturkan topik utamanya,


Mayumi : “jujur saja, ini menyangkut pemilihan presiden OSIS yang akan datang…”


Sesuai dugaannya.

Tatsuya sudah menentukan jawabannya.


Tatsuya : “aku rasa masih terlalu dini untuk Miyuki.”


Mayumi : “Miyuki-san…. Bagaimana kau bisa tahu?”


Melihat Mayumi yang bengong yang berpikir “apa ini, teknik membaca pikiran”, Tatsuya tersenyum dan menjelaskan bagaimana triknya.


“kamu tidak menunggu sampai istirahat siang, tapi malah datang sewaktu jam kelas; aku berkesimpulan, kamu mungkin ingin berbincang-bincang denganku saat Miyuki tidak bersamaku. Juga, kalo mempertimbangkan waktunya, aku mengerti bahwa kita akan membicarakan mengenai pencalonan Miyuki sebagai kandidat persiden OSIS.”


Tatsuya membuat komentar itu bukan untuk menunjukkan kemampuan analisa deduktifnya.

Kalau hanya Mayumi mungkin dia bisa menanganinya; tapi kalau ada Suzune yang menemaninya, Tatsuya takut mereka akan berhasil membujuknya mencalonkan Miyuki, maka dia harus menghancurkan strategi mereka terlebih dahulu.

Serangan pertamanya berhasil mengenai sasaran.

Sebelum lawannya – khususnya Suzune – memulihkan diri, Tatsuya harus melakukan serangan berikutnya agar kemenangannya dalam berargumen bisa tercapai.


Tatsuya : “tidak ada aturan yang membatasi murid tahun pertama untuk menjadi presiden OSIS, bukan. Namun, masih terlalu cepat untuk Miyuki untuk mencalonkan diri, dia masih belum sanggup bertindak sebagai kepala organisasi.”


Suzune : “…waktu Miyuki masih SMP, apa dia belum pernah mengemban tugas yang mirip dengan presiden OSIS?”


Tatsuya : “aku melarangnya.”


Pertanyaan Suzune langsung dijawab dengan jawaban negatif.


Mayumi : “kalo aku melihat Miyuki, yang bisa kulihat hanyalah sensitifitas.”


Tatsuya : “miyuki itu masih kecil. Aku mungkin terlalu over protective, tapi dia masih belum bisa mengendalikan dirinya sendiri. Setidaknya, tunggu sampai dia mampu mengontrol sihirnya.”


Menjawab pertanyaan Mayumi, sangkalan menjadi jawabannya.

Wajah Mayumi dan Suzune Nampak penuh dengan keinginan untuk mengatakan sesuatu – khususnya mengenai kata “over protective” yang memang sudah tidak terbantahkan – itu adalah faktanya – namun, tendensi untuk membiarkan sihir menjadi liar tidak bisa dimaklumi untuk Presiden OSIS. Mereka tidak bisa membantahnya.


Mayumi : “- kita benar-benar menemui jalan buntu, pengumuman kandidat presiden harus segera diberikan, tapi kita tidak punya kandidat.”


Tatsuya : “aku kira deadline untuk pengumuman kandidat itu seminggu.”


Mayumi menggelengkan kepalanya sembari menampakkan ekspresi murung di wajahnya.


Mayumi : “mempersempit pilihan kandidat presiden OSIS adalah tugas dari OSIS. Kalo tidak, kami akan kebanjiran calon kandidat.”


Tatsuya : “…bukankah memiliki lebih banyak kandidat akan lebih baik?”

Suzune : “dibandingkan dengan resiko erupsi pertarungan sihir? Semua orang berkelahi satu sama lain untuk melihat siapa yang pantas menjadi presiden OSIS?”


Tentu saja, kalau itu terjadi, kekacauannya akan lebih hebat daripada saat penerimaan siswa baru.


Tatsuya : “bukankah lebih baik…. Hanya melibatkan siswa yang mau menjadi presiden OSIS saja akan lebih baik?”


Namun, kalau hanya mengawasi siswa-siswi yang ingin jadi presiden OSIS, pastinya pihak OSIS mampu menjaga ketertiban dengan lebih baik.


Mayumi : “Tatsuya-kun, kamu terlalu naïf.”


Mayumi menghancurkan teori Tatsuya dalam satu hantaman.

Suzune : “menjadi presiden OSIS di sekolah ini memiliki banyak keistimewaan, setelah lulus mereka dianggap sebagai elit. Sebenarnya, 4 tahun lalu, OSIS pada periode itu menerapkan sistem “pemilihan bebas demokratis”. Pada kesempatan itu, jumlah siswa yang luka-luka sampai puluhan. Maka akhirnya sistem “pemilihan bebas demokratis” dihapuskan, dan presiden OSIS pada periode itu dengan keras menunjuk wakilnya untuk menjadi presiden berikutnya untuk mentertibkan situasi.”

Keraguan Tatsuya di lenyapkan oleh cerita mengerikan Suzune.


Tatsuya : “…ini sebenarnya sekolah apa Negara dunia ketiga?”


Mayumi : “bakat sihir dapat melenyapkan kendali diri. Lagipula Siswa SMA bukanlah orang dewasa.”


Mayumi was once again before his eyes, entreating him with her hands.


Mayumi : “Bisakah kau lihat? Tatsuya-kun mungkin hanya melihat Miyuki-san sebagai anak kecil, tapi Miyuki-san pastinya akan baik-baik saja. Seperti yang dikatakan orang-orang, orang akan menyesuaikan diri dengan posisi dijabatnya.”


Akhirnya seperti ini, pikir tatsuya.

Aku masih bisa menekankan anggapan ‘murid tahun pertama sebaiknya tidak menjadi presiden OSIS.’

Kalo begitu-


Tatsuya : “bagaimana kalau kita kesampingkan Miyuki untuk sementara waktu, dan memikirkan penolakan pencalonan nakajou-senpai? baik dalam hal kemampuan dan bakat, bukankah Nakajou-senpai orang yang paling cocok menjadi presiden OSIS?”


Sewaktu Tatsuya berkesimpulan seperti itu, Mayumi terdiam dan murung.


Suzune : “…itu memang benar, tapi…”


Suzune, juga, tidak bisa membantah argumen tersebut.

Ya, bagi mereka ini adalah hal yang pasti.

Kalo Azusa tidak mundur dengan egoisnya, Tatsuya tidak perlu memperdebatkan masalah ini; hal ini begitu jelas sampai-sampai tidak perlu lagi dijelaskan.

Meski begitu, komentar berikutnya benar-benar tak pernah terduga oleh Mayumi dan Suzune.


Tatsuya : “-kalo mau, aku bisa membujuk Nakajou-senpai?”


Mayumi : “eh?.... Tatsuya-kun akan menggantikan kami membujuk A-chan?”


Tatsuya : “Ya.”


Bagi Mayumi, hal ini benar-benar tak terduga sampai-sampai dia tidak tahu harus berkata apa, tapi begitu kata-kata tatsuya mulai tenggelam, dia tanpa sadar menggenggam kedua tangan Tatsuya.


Mayumi : “kamu benar-benar akan melakukannya? Kamu tidak boleh gagal! Kamu harus melakukannya! Tentu saja aku bisa mengandalkanmu, Tatsuya-kun!”


Tangan Tatsuya yang digenggam rasanya seperti mau lepas, dengan begitu antusiasnya Mayumi mengayunkannya ke atas dan ke bawah. Saling bertatap muka, Suzune dan Tatsuya menampilkan senyum kecut.


                                                                                                        ◊ ◊ ◊


waktu makan siang di hari itu, mungkin karena Azusa memiliki insting hewan kecil yang sedang dalam keadaan bahaya, Azusa tidak hadir di ruang OSIS. Kalo begini terus, dia mungkin akan menemukan jalan untuk menghindar dariku setelah pulang sekolah, pikir tatsuya, jadi setelah jam pelajaran kelima, dia langsung pergi ke ruang kelas Azusa.

Dia melihat situasi dan kondisi ruang kelas dari koridor, Azusa dengan segera bersiap-siap untuk pulang. Dia mungkin sedang merencanakan kabur sebelum dia tertangkap, tapi terhambat oleh fakta bahwa siswi teladan seperti dia tidak akan pernah meninggalkan mejanya sebelum jam pelajaran selesai.

Berbeda dengan Tatsuya, yang tidak terkekang oleh aturan – (Tatsuya mungkin ga akan ragu mengotori tangannya dengan tindak criminal) - diiringi oleh adiknya, dia masuk ke kelas Azusa.

Dia menerima tanggapan ‘memangnya siapa orang ini’ dari sebagian siswa di kelas, yang berasal dari siswa lelaki, dan seperti yang diduga, tak satupun dari mereka yang cukup memiliki mental kekanak-kanakan untuk menyerangnya di kelas. – tatapan dari siswi tampaknya agak berbeda; mereka mengevaluasi Tatsuya seperti mengevaluasi barang designer. Tekanan dari tatapan semua orang di kelas memang kuat, tapi tak satupun dari mereka memiliki niat untuk menyerang Tatsuya, mungkin. Tatsuya mengacuhkan tatapan semua orang dan langsung berjalan ke bangku Azusa.

Azusa sadar akan kehadirannya. Tapi, interval waktu dia memikirkan ‘bagaimana aku kabur tanpa terlihat aneh’ berarti dia bisa sampai dihadapannya.

Dengan senyum ragu dan dipaksa, Azusa berdiri.

Dia menggenggam tas sekolahnya dengan erat, tapi kakinya tidak mau melangkah.

Ada sekitar 30 cm perbedaan tinggi badan antara Tatsuya dan Azusa.

Normalnya, faktor tinggi badan bukanlah sebuah keuntungan dalam konfrontasi; posisi duduk atau berdiri, hal ini tidak ada bedanya, tapi entah bagaimana Tatsuya berhasil mengambil posisi berdiri seolah dia melihat kebawah ke arah Azusa.

Senyum cerah Nampak di wajahnya, mata Tatsuya menatap ke arah mata Azusa seolah tidak membiarkannya melarikan diri.


Tatsuya : “Nakajou-senpai.”


Tidak ada yang luar biasa baik dalam hal wajah ataupun bentuk tubuh Tatsuya, maupun dia memiliki suara indah dimana orang terpana mendengarnya, tapi…mungkin berkat latihan peperangan yang berpengaruh pada kerongkongan dan paru-parunya, tatsuya memiliki suara yang dalam ketika berbicara. Gadis muda mungkin menganggap suaranya dewasa.


Tatsuya : “aku ingin ngobrol sebentar.”


Gadis muda yang lugu mungkin menemukan suara ini begitu menekan.


Azusa : “ hari ini sedikit…”


Tatsuya : “tidak akan lama.”


Dengan pernyataan itu, semua jalan kabur Azusa telah tertutup.

benar atau salah, tatapan Azusa ditekan oleh kekuatan yang tak terlihat. di sisi lain, kalau salah satu teman sekelas Azusa melihat mereka berdua (khususnya para siswi), yang bisa mereka lihat hanyalah dua orang yang saling bertatapan dan berbisik.

bagian dari percakapan yang bisa di dengar hanyalah, penilaian seperti “begitu maksa”, “begitu kejam”, dan “mungkin enak” .

sewaktu tatapan yang mengarah pada kakaknya, secara sadar atau tidak sadar berakhir pada keinginan menggoda, mood miyuki mulai jatuh.

dan akhirnya di belakang Tatsuya – atau boleh dibilang dari Miyuki – keluar “aura wanita marah” yang pada akhirnya membuat Azusa semakin tertekan.


Tatsuya : “5 menit sudah cukup”


Azusa : “…ok, kalo Cuma 5 menit.”


Azusa dituntun oleh Tatsuya adalah hasil dari menyerah pada taktik intimidasi.

Tangan Azusa tidak diikat oleh borgol maupun tali, tapi entah mengapa, bagaimanapun kau melihatnya, Azusa cocok dengan gambaran “pelaku kejahatan yang sedang di tuntun oleh polisi.”


                                                                                                        ◊ ◊ ◊


Tatsuya : “singkat saja.”


Mengambil tempak duduk di meja café, Tatsuya mulai berbicara.


Tatsuya : “Nakajou-senpai. Tolong jadilah kandidat untuk presiden OSIS.”


Azusa : “sudah kuduga pasti topik ini…. apa presiden OSIS memintamu untuk membujukku?”


Tatsuya : “Ya.”


Awalnya yang dibicarakan Tatsuya dan Mayumi adalah “membujuk Miyuki” dan bukan “membujuk Azusa”, tapi Tatsuya tidak berkata apa-apa mengenai hal tersebut.


Azusa : “…mustahil bagiku melakukannya. Tugas sepenting itu, aku tidak akan pernah mampu melaksanakan tugas presiden OSIS.”


Perilaku Azusa lebih patuh daripada yang diduga. Dan sekarang, dia terlihat seolah mau menangis. Kalau Tatsuya menyudutkannya lebih jauh lagi, dia mungkin bisa nangis betulan. Tidak!, dia pasti akan nangis.

Namun, kalau Tatsuya mau menyerah hanya karena itu, dia tidak akan pernah mengambil tugas ini.


Tatsuya : “Hattori-senpai sudah dicalonkan menjadi ketua manajemen klub semester depan, jadi dia tidak bisa mencalonkan diri untuk pemilihan presiden OSIS. Kalau Nakajou-senpai tidak menjadi kandidat, maka pemilihan presiden OSIS akan berada di luar kendali OSIS.”


Azusa : “bukankah itu lebih baik? Banyak orang yang lebih pantas jadi presiden OSIS ketimbang aku.”


Begitu dia menerima jawaban agresif Azusa, tatsuya menghela napas.


Tatsuya : “…”


Azusa : “…”


Kesunyian berlangsung tidak sampai 10 detik, sebelum Azusa mulai menunjukkan tanda ketidaknyamanan. Dia menilik sekilas pada Tatsuya, yang tidak merespon. Lalu pada Miyuki, yang sedang tersenyum sembari menatap ke arah Azusa. Senyumannya seolah memberikan ilusi bahwa dia sedang terperangkap di dalamnya. Azusa mengarahkan wajahnya.


Ke arah Tatsuya.

Dengan begitu, mereka saling bertatap muka.

Azusa kaget dengan ekspresi “eeh” tertulis di wajahnya.

Tatsuya mendesah sekali lagi.


Tatsuya : “apa tidak apa? – meski tragedi 4 tahun lalu terulang lagi?”


Tragedi entah kenapa terdengar melodramatic, pikir Miyuki yang sedang mendengar percakapan mereka, Tatsuya sendiri merasa kata-katanya terdengar melodramatic.

Meski begitu, kalau kamu melihat ke arah Azusa, kamu bisa melihat wajahnya semakin pucat.


Tatsuya : “waktu itu, ada lebih dari 10 orang yang terluka. Aku pikir Nakajou-senpai lebih tau detil kejadiannya daripada aku.”


Sayangnya, bibir Azusa tampak merinding karena gugup.

Tapi, Tatsuya.


Tatsuya : “kita seharusnya memiliki rekaman video kejadian itu? Luka serius disebabkan oleh sihir…. Kalau mungkin, aku tidak ingin melihat hal seperti itu.”


Dengan begitu dia memberikan serangan akhir.

Tugas utama sekretaris OSIS adalah mengelola rekaman. Ada banyak rekaman untuk kejadian seperti itu, dan demi untuk mengelola rekaman itu, seorang sekretaris wajib untuk melihat isi dari rekaman tersebut.

Seperti yang diduga, bukan hanya bibirnya, sekarang seluruh tubuh Azusa merinding.


Tatsuya : “bukankah sejarah akan terjadi kembali..”


Azusa : “a…apa yang harus kulakukan…”


Kepada Azusa yang berekspresi pucat, Miyuki, yang dari tadi diam sejak masuk ke café, menjawab dengan senyum lembut.


Miyuki : “kalo Nakajou-senpau mencalonkan diri menjadi presiden OSIS, tragedi tersebut bisa dicegah. Jangan khawatir, senpai pasti bisa melakukannya.”


Azusa’s vision wobbled violently.

Kakaknya mengancam, adiknya membantu. Benar-benar kerjasama yang baik.

MKnR v05 304.jpg

Tatsuya : “oh, aku baru saja ingat…”


Keseriusan yang ditampilkannya sejak tadi menghilang. Memang benar, dia barusan berkata “baru ingat” dan Tatsuya mengeluarkan umpan berikutnya.


Tatsuya : “kebetulan aku baru saja menerima perangkat terbang FLT dan monitor yang akan dijual minggu depan…”


Begitu mendengar kata-kata tersebut, mata Azusa berbinar-binar.


Wajah pucatnya berubah cerah


Azusa : “…maksudmu, Silver model flying magic specialized CAD? Mereka baru saja mengumumkan penemuan sihir terbang kemarin juli. Agar dapat digunakan dengan efektif, membutuhkan Silver model yang paling baru!?”


Selagi Tatsuya mengangguk, Azusa menatapnya seolah ingin menelannya.


Matanya seolah berkata “aku ingin, aku ingin, aku ingin, aku ingin, aku ingin, aku ingin,..”


Tatsuya : “yah, monitornya adalah barang cadangan, jadi barang tersebut tidak memiliki nomor serial.”


Selagi Azusa menelan air ludahnya.

Matanya berkunang-kunang seolah mengidap flu.


Tatsuya : “meski begitu, dari segi performa monitor tersebut tidak lebih kurang dari barang ‘siap jual’. Aku pikir barang-barang tersebut akan menjadi hadiah yang bagus untuk merayakan penobatanmu sebagai presiden OSIS.”


Azusa : “benarkah!?”


Azusa berteriak

Kursinya terjatuh dengan keras, tapi Azusa tidak mempedulikan semua perhatian yang dia terima dari tamu café yang lain. Seolah tidak ada ruang dalam pikirannya untuk perhatian orang.


Tatsuya : “ya, Nakajou-senpai sudah banyak membantu Miyuki. Kalo kamu dinobatkan sebagai presiden OSIS yang baru, aku berniat untuk memberikannya sebagai hadiah ucapan terima kasih…”


Azusa : “aku akan melakukannya! Aku tidak akan kalah! Aku pasti jadi presiden OSIS!”


Melotot pada musuh yang terlihat, Azusa membuat pernyataan tegas.

Dihadapan Azusa yang terperangkap dalam mode maniak, Tatsuya dan Miyuki diam-diam mengangguk pada satu sama lain.