Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 6 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 1[edit]

Bagian 1[edit]

Markas operasi [No Name], Aula Depan.

Kelompok Senior menikmati makan siang dan kelompok pelayan berkumpul di Aula Depan Markas Pusat. Kedua orang yang kelelahan usai pertandingan juga ikut bergabung.

Setelah mengkonfirmasi kehadiran semua orang, Jin melangkah maju untuk memberitahukan rencana kedepannya.

"Aku pikir kalian sudah mendengarnya. . . Percher dan aku akan pergi ke Gerbang Luar nomor 54545 yang dikelola oleh [Salamandra].”

"Dan tertulis secara meluas sebagai berikut: 'Bergabunglah bersama kami di Konvensi [Master Lantai]'. Yang mana tindakan ini belum pernah terjadi sebelumnya pada kita [No Name] sebelumnya."

Mendengar lampiran Leticia, Kelompok Senior dibuat gemetar.

Konvensi akan digelar jauh di teritori Bagian Utara namun mereka yang hadir dalam acara tersebut akan sedikit berbeda dari konvensi sebelumnya.

Master Terkuat, Shiroyasha sudah mengundurkan diri dua bulan lalu.

Alasannya, musuh misterius yang dikenal sebagai Aliansi Raja Iblis masih belum jelas dan hanya rumornya yang beredar. Karena itu, untuk menentukan arah tindakan mereka selanjutnya, Master dari berbagai sektor telah memutuskan untuk menjadi penyelanggara pada Konvensi kali ini. Dan dikarenakan [No Name] sudah dua kali berurusan dan mengalahkan dua Raja Iblis, mereka juga diundang ke Konvensi.

"Tiga hari yang lalu, Izayoi dan lainnya telah menuju Gerbang Luar Nomor 54545. Dan kami berencana bertemu mereka nanti. Perjalanan kali ini mungkin akan menjadi yang terjauh dan kuharap semuanya bersiap melindungi Komunitas Kita."


“‘ “‘ “‘ Mengerti ! ! ! ‘” ‘” ‘”


Setelah mendengar tanggapan yang cukup memekikkan telinga, Kelompok Senior ramai memulai kegiatan hari ini. Melihat semangat anak-anak, memberi cukup keluwesan jika kepergian mereka tidak bermasalah. Ketika bayangan keberangkatan Jin dan Percher mulai memudar, anak-anak berbalik menghadap Leticia dan Putri Shirayuki yang juga bertugas menjaga rumah.

“Kak Leticia, Kak Shirayuki, tolong jaga rumah kita.”

“Siap . . . Tapi dengan Shirayuki yang menemaniku, banyaknya penyusup tidak akan jadi masalah, kan?"

"Entahlah. Setelah berpartisipasi dalam Konvensi ini, Kita [No Name] kemungkinan besar akan menjadi target Raja Iblis. Setidaknya sampai Gry kembali dari misi, jangan turunkan kewaspadaan."

Kedua kelompok Pelayan bertukar tatapan kemudian mengangguk.

Merasa tenteram dengan pertanggungjawaban mereka, Jin berpaling pada Percher.

"Kalau begitu, waktunya kita berangkat."

" . . . Ayo bergegas. Hampir mendekati waktu Gerbang Astral menutup dan akan berdesakan jika ramai orang keluyuran."

Percher yang tidak menyukai kerumunan mendesak Jin untuk bergegas hingga dia berjalan mendahului.

Jin mengikuti dari belakang dengan senyum masam saat mereka meninggalkan teritori Komunitas.


Bagian 2[edit]

—Taman Mini, Gerbang Mini Nomor 54545, [Kouen, Kota Azure Flames]

Setelah berhasil melewati Gerbang Astral di Bagian Timur, angin hangat menyikat pipi mereka.

Lampu gantung raksasa yang tergantung di tengah-tengah kota bergoyang keras karena angin panas yang dihasilkan dari kilang besi berhembus dari bawah.

Lampu gantung raksasa, dengan diameter lima meter, mendorong dingin dari Bagian Selatan dan menjaganya tetap hangat sementara mewarnai samar-samar seluruh kota dengan nyala sinar hangat.

"Aku tidak pernah berhenti takjub entah berapa kali aku sudah melihatnya. Hanya dengan lampu gantung itu mampu mencegah suhu dingin menyerbu kota."

" . . . Ya, terbuat dari apa itu?"

Sebuah suara menggemakan pikirannya dari belakang.

Baginya, yang pernah sekali melawan pasukan [Salamandra] sampai bisa sekali lagi menginjakkan kaki di Teritori [Salamandra], semuanya berkat prestasi yang [No Name] dapatkan.

"Raja Iblis Saurian dari Bagian Timur sepertinya dijadwalkan akan tiba pada Konvensi besok. Selama menunggu, apa yang akan kita lakukan?" Percher memberikan peregangan kecil saat dia bertanya kepada Masternya untuk mengkonfirmasi jadwal esok.

"Yah, saat ini tidak ada kegiatan dan masih tahap persiapan untuk besok. Dan perkumpulan seluruh Master masih seminggu lagi, jadi santai saja."

Mendengar informasi ini untuk pertama kalinya, Percher memiringkan kepalanya tidak senang.

" . . . Dugaanku, pasti aku bakal diinterogasi. Mengganggu!" Dia mendesah ketika menatap sedih pada awan berwarna senja.

"Mau gimana lagi. Kamulah satu-satunya yang punya informasi musuh dan menjadi sumber penting, kami secara alami membutuhkan kerja samamu."

" . . . "

*Hufth!* Percher memalingkan kepalanya. Karena keadaan sudah seperti ini, dia tidak lagi punya penyesalan atau keraguan untuk memberi informasi tentang sekutu lamanya . . . Tapi, ada alasan lain yang membuatnya tidak ingin jujur sepenuhnya.

(Mengesampingkan Rin dan Aura . . . Yang terbaik saat ini adalah menyembunyikan keberadaan Yang Mulia.)

Percher mendengus lesu.

Remaja berambut putih dengan warna mata emas itu adalah komandan dari Rin dan Aura dan oleh anggota Aliansi Raja Iblis memanggilnya dengan penuh kasih sayang sebagai 'Yang Mulia'. Untuk ambisinya sendiri, Percher tidak ingin mengekspos identitasnya.

Walaupun begitu, jika dia menerima perintah dari masternya, dia akan bicara jujur. Kontraknya hanya semacam kutukan yang menjijikkan.

Jin sebagai masternya merasa kesusahan dan tersenyum masam saat ia mendongak ke arah lampu gantung sekali lagi.

Suhu dingin dan beku Bagian Utara membuatnya tidak beruntung memiliki nutrisi dari pelarutan tanah, lampu gantung itu pasti menjadi Hadiah yang setara Matahari.

Dan tidak dilebih-lebihkan jika Hadiah ini yang mewakili Master Bagian Utara yaitu [Salamandra] dari sedikit Komunitas yang mampu membuat monumen besar untuk Hadiahnya yang mencakup wilayah luas.

"Seperti yang diharapkan dari Komunitas asli dari empat bilangan. Memiliki monumen seluas ini, bahkan Jack dan lainnya kesulitan membuatnya, kan?"

“Yahoho? Aku tidak yakin.”

Muncul dari nyala obor yang menggantung sepanjang koridor luar dari Gerbang Luar adalah bola api. Iblis kepala Labu — Jack-O'-Lantern tertawa ceria ketika muncul di depan Jin.

Dan yang duduk di atas kepalanya adalah pemimpin [Salamandra], Sandra Doltrake. Sandra yang memiliki rambut merah cantik bergoyang ketika bergerak, mendadak cerah begitu melihat Jin.

"Jin, sudah lama ya! Aku baru tahu kamu sudah tiba!"

"Hmm, sudah lama sekali, Sandra. Dan Jack. Apa yang kalian lakukan?"

"Kami baru tiba dari Distrik Industri setelah mendengar saran untuk mengembangkan Hadiah baru."

“Yahoho! Kami baru kembali setelah berdiskusi tentang keberadaan Tuan Jin! Sebagai bagian dari kode berperilaku, aku perlu datang untuk menyambut kalian!"

Jack tertawa riang *Yahoho!*.

Beberapa saat kemudian, cahaya di lubang mata Jack mengecil namun terang saat dia melanjutkan:

"Dibanding itu . . . Tuan Jin Russel. Menghina Bendera dari Azure Flames akan jadi masalah! Teknik Komunitas kami cukup untuk membuat Hadiah lebih besar dari lampu gantung itu!"

"Be, benarkah?"

“Yahohoho! Jika cacat, akan kami berikan padamu . . . Meh . . .Masalahnya harga produksilah yang menghalangi.” Mendekati akhir kata-katanya, Jack tiba-tiba memalingkan kepala. Entah karena dia menyesal atau menyembunyikan rasa malu tapi itu cukup membuat Jin sadar akan kebanggaannya berkreasi.

Sandra juga tertawa kecil namun segera menghilang.

Tatapannya mengarah pada musuh lamanya — Percher, dia mulai berdiri perlahan.

“ . . . Oh, benar juga. Kamu juga datang, [Raja Iblis Kematian Hitam].”

“Oh, hem. Dua bulan ini, Percher sudah bersama kami sebagai penjaga . . .”

“Oh, Sandra. Lama tidak jumpa. Kekuatan spiritualmu kelihatannya meningkat sejauh ini, huh?" Percher tersenyum santai sementara Sandra menatapnya tajam.

Kekanakannya telah lama menghilang berganti ekpresi selayaknya Pemimpin Komunitas.

"Disisi lain, kekuatan spiritualmu juga sedikit berkurang. Sangat kecil sampai-sampai tidak bisa dibandingkan dengan level roh kelas Dewa ー hanya sekali pukul, aku bisa membuat dirimu yang sekarang menjadi tumpukan abu."

" . . . Yah, siapa yang tahu? Kedengarannya cuma omong kosong."

Percher memukul mundur Sandra dengan mudah yang berusaha menunjukkan kekuatannya dengan nada merendahkan. Kenyataannya, keadaannya tidak seperti itu.

Ucapan yang tadi ia ucapkan bukan gurauan semata—kekuatan spiritual Sandra sudah meningkat sejak terakhir bertarung dengan Percher.

(Hmm, setelah mengalahkan 2 Raja Iblis, masuk akal jika kekuatannya bertambah.)

Beberapa bulan lalu, beberapa Raja Iblis muncul bersamaan di Bagian Timur, Utara, dan Selatan.

[Salamandra] juga berpartisipasi dalam pertempuran itu. Dengan kata lain, [Salamandra]-lah yang mengalahkan para Raja Iblis.

Tanduk Naga dari Raja Naga Bintang dan Lautan yang memancarkan sinar merah dan kemegahan di atas kepala Sandra sepertinya tidak cocok dengan ukuran tubuhnya. Tanduk Naga yang memiliki kekuatan Spiritual Terkuat sekarang sudah menjadi bagiannya. Tidak diketahui jenis ujian yang harus Sandra tempuh, tapi sudah jelas ada peningkatan kekuatan pada tingkatan yang luar biasa.

Keadaan saat ini terlalu mencekam, seolah kadaan bisa jadi gawat.

Jin berdiri di antara mereka dengan gelisah.

“Tu, tunggu sebentar! Akan jadi masalah jika kalian berulah di sini . . . "


“ “ JIN! DIAM!” ”


Dua suara dari arah berbeda berteriak bersamaan. Jin pun terdiam.

Usahanya tidak sia-sia setelah Sandra menurunkan emosinya saat melirik sekilas Percher dan Jin.

“ . . . Kurasa kalian seharusnya sudah tahu dengan mengontrak Raja Iblis dan memanggilnya sekali lagi adalah untuk menebus dosa yang ia perbuat. Dan sebelum pertobatannya selesai, kamu tidak akan kuakui sebagaimana mestinya. Jika tidak—kelima teman seperjuangan yang telah kamu bunuh, tidak akan berisitirahat dengan tenang."

" . . . Begitu ya? Akan kuingat baik-baik.”

Dalam sekejap, bayangan ekspresi Sandra nampak menurun lalu ia segera berbalik. Pasti itu alasan permusuhannya pada Percher.

Melihat Sandra yang pergi sendirian sampai kejauhan, tidak ada yang tahu cara memecah keheningan.

Namun yang memimpin untuk memecah suasana berat saat itu adalah suara ceria Jack.

"Yahoho! Dia benar. Sebenarnya, Jack juga merasa tidak layak, mengingat kejahatan keji yang pernah kulakukan dalam hidupku!"

“Ja, Jack juga?”

"Itu benar. Untuk menebus dosa-dosaku. Aku mengadopsi roh-roh muda di [Will-O'-Wisp].”

" . . . ”

Mata Percher berpaling menghindari topik yang cukup kasar untuk diungkit di depannya.

Jack menggelengkan kepala Labunya disertai senyuman dengan maksud Percher menangkap kata-katanya.

"Pada akhirnya, mereka yang dipanggil Raja Iblis itu sama saja. Entah itu Tuan Putri Shiroyasha atau Tuan Raja Iblis Saurian . . . juga Indra. Mereka dengan tingkat spiritual sepertimu hanya perlu masuk agama tertentu untuk mencerahkannya menjadi jiwa berkelas Dewa. Yah, Jika kamu ingin merenungkan dosa-dosamu, aku bisa mengenalkanmu pada orang suci yang ku kenal . . . "

"Gak butuh. Aku punya rencana sendiriーdan Jack. Tolong jangan pernah lagi membahas mengenai orang suci dan Dewa yang tidak mampu memecahkan masalah kelaparan kami! [1] Atau aku tidak akan segan lagi!"

Sejenak pandangan Percher terlihat berapi-api lalu dia menengok ke samping tanda amarah. Sepertinya Jack telah mengusik wilayah pribadinya.

Jin tertawa pahit sebelum memasang wajah serius.

"Jack, yuk biarkan masalah Percher dan Sandra. Saat ini yang paling penting adalah . . . Komunitas yang bergabung dengan Aliansi kita. Apakah mereka akan berpartisipasi dalam Konvensi berskala besar ini?"

"Tenang saja! Aku sudah meminta bantuan Tuan Kouryuu untuk menyebar surat undangan. Willa juga setuju untuk segera datang. Dengan ini, mereka pasti akan muncul di hadapan [No Name]."

*Doink Doink* Jack memanggut-manggutkan kepalanya.

Willa sang Ignis Fatuus adalah Iblis terkuat yang terkenal dari Bagian Selatan dan penampilannya masih misterius. Menurut kabar angin, dia jarang bergegas menuju tuan rumah Permainan di [Kota Kouen]-nya.

Yang Jin ketahui tentang Willa, bahwa dia adalah iblis yang bisa menguasai batasan hidup dan mati . . . Dan dari tanggapan Jack, sepertinya pemimpin [Will-O'-Wisp] juga temasuk anak bermasalah.

"Aku mengerti . . . Karena Willa akan datang, pertama-tama aku akan pergi menemui semua orang. Jika memungkinkan, kuharap ada kesempatan untuk menjelaskan situasi Komunitas terakhir yang akan bersekutu dengan kita."

*Iya* Jin mendesah suram.

Ada tiga anak bermasalah disisinya dan situasinya lebih mengganggu.

"Mungkinkah kamu belum memberitahu anggota [No Name] tentang kelompok lain yang akan bersekutu dengan kita?"

"Tidak, bukan begitu. Yang tahu tentang hal ini adalah Izayoi dan Leticia. Lagian ini berkaitan dengan seseorang yang pernah memiliki hubungan buruk dengan [No Name] . . . Jika waktunya tidak tepat, tidak ragu lagi pasti akan ditentang."

" . . . Lalu Tuan Jin, bagaimana menurutmu tentang Aliansi?"

"Jika aku tidak menemukan hal buruk. Bahkan jika mereka berlari ke tingkatan rendah, Komunitas mereka masih memiliki jenis Hadiah Terkuat. Selama komunikasi berjalan lancar, kedua sisi bisa sama-sama untung."

Jack menganggukkan kepala labunya .

“ . . . Yahoho. Keduanya bisa untung ya? Maksudmu berinteraksi secara merata?"

"Hmm, selama kelompok lain tidak berusaha mengganggu, kita bisa menerimanya dengan gurauan kita."

Jin menyatakan niatnya dengan jelas dan Jack mengangguk puas.

Disisi lain, Percher yang mendengarkan percakapan dengan tenang kebingungan lalu bertanya secara mengejutkan:

"Oi Jin, Siapa kandidat terakhir Aliansi? Apakah seseorang yang Bocah Aneh dan Asuka kenali?"

"Hmm, daripada mengenal, mungkin orang asing? Komunitas itu pernah bertarung dengan [No Name] dulu . . . "


—*Terkejut* Jin tidak mampu melanjutkan ucapannya dan wajahnya menegang.

Penasaran akan penyebab reaksi mendadaknya, Percher mengikuti arah pandangan Jin.

Mata Jin terpusat pada sesuatu yang jauh di atas langit.

Simbol perkembangan dari [Kota Kouen], lampu gantung yang terkenal ー Trio figur dari Sakamaki Izayoi, Kudou asuka, dan Kausabe Yō terlihat berdiri di atasnya.

Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo v06 001b.jpg

"Woohooo! Pemandangan dari atas sini jauh lebih cantik dari dugaan!"

"Benar. Jalanan yang diaspal dengan api dan kaca benar-benar terlihat seperti kotak perhiasan yang terbentang di tanah. ”

"Umm, pemandangannya jauh berbeda dari [Underwood].”

Yang tenggelam dalam kenikmatan di atas lampu gantung tanpa izin adalah trio bocah perusuh. Jika dilihat secara seksama, akan terlihat bekal yang mereka bawa sedang ditata.

Bagaimanapun, ini sudah melanggar properti milik orang lain.

"Kenapa . . . Kenapa Izayoi dan lainnya di atas lampu gantung?!"

Jin menangis panik. Maklum. Lampu gantung itu merupakan simbol dari Otoritas [Salamandra] dan Pemerintahannya.

Naik ke sana tanpa izin dan mulai makan bekal, diusir dari Konvensi tidak akan cukup sebagai hukuman. Lebih tepatnya, reputasi [No Name] akan dipertanyakan.

“Ba, bagaimanapun, Percher! Ambil kesempatan ini selama orang-orang belum sadar, turunkan mereka bahkan jika perlu menggunakan kekerasan . . . ”

Sayangnya, sudah terlambat.

“BAAZZEEEEEEENNGGGG! SIAPA YANG MENGIJINKAN KALIAN NAIK KE SAANAAAAAA!!!!?"

Polisi militer [Salamandra] sudah melihat mereka dan mulai bersatu.

Jin memeluk kepalanya yang sakit dengan putus asa sambil berkata:

" . . . Sudah kubilang, Percher . . . "

“Apaan?”

"Tidak bisakah kamu membuat mereka diam sementara?"

Jin mengungkapkan kata-kata gelap ketidakpercayaan dengan suara tenang.

Bisa mematahan kebaikannya sampai sejauh ini, Percher diam-diam mengagumi karakter ini sebagai serigala berbulu domba.

"Yah, bukannya tidak mampu. Jika mereka sembuh, bukankah kehidupan Jin berada dalam bahaya?"

Percher menahan keinginan untuk tertawa.

“Kalau begitu, biarkan aku istirahat. Aku belum ingin pergi dari dunia ini." Pemimpin muda Komunitas ini menghela nafas pelan sebelum mengeluarkan pena dan surat yang dia tanda tangani.

“Tidak ada jalan lain. Sepertinya kita harus memanggil sang ahli untuk menyelesaikan masalah ini."

“Aku tidak keberatan."

"Dia pasti sedang berada di asrama ujung gang ini."

“Terimakasih informasinya. Percher, tolong segera beritahu dia.”

“Iya iya~siap.” Dengan sedikit kepakan di pakaian pelayannya, Percher pergi dalam pusaran angin hitam.


Bagian 3[edit]

—Di sisi lain, kelompok bocah perusuh.

Menyiapkan angin puyuh di sekitarnya, Kasukabe Yō kemudian mengendarai angin panas yang melayang dari kilang logam untuk mendarat di lampu yang tergantung di langit. Namun karena pendaratan cukup kasar, sepertinya ada retakan pada kandil tapi bisa diabaikan jika berminat mengabaikan.

Sakamaki Izayoi dan Kudou Asuka yang tadi juga mengendarai angin puyuh itu juga melihat ke bawah ke arah [Kota Kouen] dari tepi lampu gantung sambil menyuarakan kekaguman.

"Woohooo! Pemandangan dari atas sini jauh lebih cantik dari dugaan!"

"Benar. Jalanan yang diaspal dengan api dan kaca benar-benar terlihat seperti kotak perhiasan yang terbentang di tanah. ”

"Umm, pemandangannya jauh berbeda dari [Underwood].”

Si Trio duduk di sisi lampu gantung raksasa ketika melihat ke bawah ke arah kota.

Jauh di bawah mereka, Mandra, Penasihat [Salamandra] yang bergabung dengan polisi militer berteriak dengan keras:

"Bercanda kalian sudah kelewatan!? Kalian kira apa Lampu Gantung itu, hah?! Cepat turun, janc*k!"

Urat nadi Mandra membengkak penuh amarah tapi tidak ditanggapi serius oleh Trio.

Mereka tidak bercanda. Hanya saja . . . mereka sedang menggoda orang-orang di bawah dengan serius.

"Yah, sudah waktunya makan siang walau terlambat."

Izayoi dan yang lainnya sudah meletakkan bekal yang dibeli dari pedagang kaki lima di sepanjang jalan tadi dan mulai melakukan percakapan santai.

Ketika sedang memasukkan umehachin onigiri ke dalam mulut, izayoi nampak mengingat sesuatu lalu bertanya saat memandang Yō.

"Oh ya, Kasukabe, kalau nggak salah, kamu masih menyimpan Hadiah permainan kemarin, kan? Hadiah macam apa itu?"

“Itu <<Pertandingan Penciptaan>> yang diselenggarakan di Festival [Kebangkitan Naga Api]. Kali ini aku harus bisa balas dendam."

“Hoho. Aku pasti memihakmu."

Yō mengangguk pelan ketika sedang menelan kombu onigiri, salmon onigiri, dan kombu onigiri lainnya. Wajah antusiasnya tenggelam dalam pipi menggelembung.

Selama mengobrol, Mandra nampak terus melanjutkan raungan dan teriakan kerasnya dengan tatapan yang bisa membuat orang berpikir jika dia bisa saja menghancurkan pembuluh darahnya karena marah. Dan dia masih terabaikan.

“Izayoi, apa rencanamu?”

“Aku? Nggak ada. Aku cuma kepengen jalan-jalan lalu menemani Nona [2]ke beberapa tempat terus nggak tau mau ngapain."

“Oh benarkah? Tapi mengejutkan. Normalnya kamu sudah punya rencana mendetail sedetail-detailnya."

“Masa sih?”

“Hmm. Tapi melewatkan waktu seperti ini dari sepanjang waktu akan bagus untukmu. Kupikir Izayoi yang biasanya terlalu mudah khawatir. Aku harap kamu bisa menyesuaikan diri dengan sekelilingmu."

"Permintaan itu terlalu banyak. Aku sudah berusaha menyamakan kecepatan dengan setiap orang, loh."

Izayoi menjawab dengan senyum masam.

Para Trio yang sudah selesai makan saling bertatapan, mengkonfirmasi jadwal mereka hari ini.

"Nona dan aku bakal ketemuan sama Jack dan lainnya. Raja Mungil[3] akan bertanggung jawab atas salam yang akan diberikan kepada tuan rumah Konvensi sementara Kasukabe akan berpartisipasi dalam Permainan."

“Wah? Jack juga ada di sini?”

“Yup. Dia bilang akan mengenalkan Komunitas terakhir yang akan bergabung dengan Aliansi kita, dan . . . ada juga hadiah yang disiapkan untuk Nona."

Izayoi tersenyum samar.

Asuka terpukau karena baru mendengarnya.

Dan saat itu, Kuro Usagi yang menggerutu berdiri di belakang mereka layaknya Niō[4].

Bahkan dia juga diabaikan.

Izayoi mengambil kentang goreng dan melemparkannya ke dalam mulut sebelum mendadak berdiri.

"Yasudahlah, ayo bubar."

" . . . Ya. Apa rencanamu, Asuka?"

"Apa maksudmu? Tidak mungkin aku turun sendiri. Aku hanya bisa bergantung pada salah satu dari kalian untuk membawaku . . . "

"Biarkan Kuro Usagi membantu kalian. Dasar kumpulan BOCAH PERUSUUUUUHHHHHH! AAAHHHHHHHHHHH!”

*Swish~Pak! Pak! Pak!* Kipas kertas menghasilkan gelombang udara yang melaju ke arah mereka.

Begitulah, para trio terlempar dari lampu gantung.

Jin dan Jack yang menjadi saksi atas yang terjadi di atas sana memucat sambil memeluk kepala.


Bagian 4[edit]

— [Kouen, Kota Azure Flames], Pengolahan di Distrik Industri.

Setelah Kisah itu, Izayoi dan lainnya diundang untuk mengikuti permainan berburu intens oleh Mandra, geram pada tingkat gila, dan polisi militer [Salamandra] mengamuk dengan tembakan berapi-api ke segala arah.

" . . . Bagaimana rasanya diburu dengan Naga kecil di permainan ini, ha?" Kuro Usagi bertanya dengan nada dingin.

Para Trio telah tiba ke pengolahan di Distrik Industri yang telah ditunggu oleh Jack dan lainnya. Kuro usagi terus menceramahi mereka dengan kata-kata tadi.

Yō telah berpisah dari mereka di sepanjang jalan dan kemudian menjadi tim tiga orang sejak saat itu.

Berjalan di sepanjang gang dengan pencahayaan terang, Kuro Usagi menekan pipinya sambil terus mengeluh:

"Serius, kenapa kalian selalu kompak kalau sedang jahil . . . Hari ini adalah liburan langka yang Kuro Usagi bisa dapatkan! Dan Pikirkan, yang akan disalahkan dan dicaci-maki adalah Dik Boss Jin[5] dan Kuro Usagi sebagai penasihat!"

““Bagus kan?””

“Memang — Tidak bukan, sama sekali tidak bagus!”

Kuro Usagi menegakkan telinganya dalam emosi.

Konvensi yang mengundang kehadiran seluruh Master kali ini memiliki kepentingan besar dalam takdir Taman Mini kedepannya. Dan dia sudah mengajari Izayoi dan lainnya agar lebih bersikap dewasa dalam acara ini.

Namun pemikirannya terlalu naif. Sangat Naif.

Tiga hari sejak kedatangan mereka ke lokasi Konvensi, para bocah perusuh secara ugal-ugalan menyebabkan Kuro Usagi, penjaga mereka, berputar-putar untuk memenangkan Hadiah dari permainan tingkat rendah secara terus-menerus. Pada akhirnya, sebagian besar permainan melarang mereka menjadi peserta. Para Bocah Perusuh, merengek meminta berpartisipasi dalam Permainan menarik yang diadakan di daerah yang belum pernah mereka kunjungi. Namun siapa sangka perbedaan kekuatan mereka terlalu besar sampai bisa memenangkan banyak permainan.

Setelah menyadari tindakan mereka sejauh ini . . . Para trio mulai menjelajahi puncak dari bangunan yang menarik dan memutuskan untuk menaiki monumen terbesar di kota ini.

Izayoi tertawa terbahak-bahak sambil bertanya dengan rasa ingin tahunya yang nyaris tak terkendali.

Kuro Usagi menurunkan bahunya, merasa kalah karena senyuman itu disertai anggukan.

“YES. Rinciannya bisa terlihat jika sudah sampai.”

Kuro Usagi menjawab setelah membuang sedikit amarahnya.

Baru saja dia berhenti bicara, ledakan cahaya tiba-tiba dan pancaran panas dari ujung Distrik Industri menyebabkan udara bergetar. Izayoi dan Asuka saling bertukar pandang sesaat ketika mulai berlari dengan kilauan mata penuh ketertarikan.

“Wa . . .!”

Nyala api dari tiang api yang tiba-tiba membumbung ke langit menyebabkan Asuka terkejut. Dan itu bukan kobaran biasa.

Berbelok di pojokan Distik, mereka mendapati gerbang yang didekorasi lilin dengan kobaran cahaya Biru dan tembaga yg diatur dengan barisan rapi.

“Ooh . . .! Aku sudah terkesan bahwa kuning senja adalah satu-satunya warna yang menyinari seluruh kota. Nampaknya aku terbukti salah setelah melihat tempat ini."

"Ya, sangat indah sampai tidak memberi kesan sebagai tempat pemurnian dan pengerjaan logam . . . ”

Keduanya menatap kobaran yang menari di lapangan depan dengan perasaan kagum.

Ada beberapa lilin yang terbakar dengan nyala pelangi di atas pohon sebelah Distrik dan ada peri-peri api mungil berkerumun dekat api. Hanya melihatnya saja, seseorang bisa berasumsi bahwa tempat ini hangat, padahal kenyataannya berlokasi di wilayah dingin ekstrem.

Matahari belum terbenam dan karenanya lingkungan masih diwarnai dengan warna kuning gelap senja. Tetapi ketika malam tiba, lilin pelangi yang menghiasi halaman ini akan selalu mewarnai gang dengan cahaya warna yang indah.

Berdiri di samping Izayoi, mata Asuka berkilauan penuh semangat saat dia mulai melangkah kecil ke depan sambil melihat sekeliling. Dia berucap lembut:

"Api, kaca, keahlian tukang kerja dalam produksi batu. Pemandangan ini jelas sangat berbeda dari [Underwood] . . . bahkan jenis Ras Peri pun sama sekali berbeda."

"YES! Karena Distrik Industri tidak hanya spesial dalam mengolah logam khusus tingkat atas, juga karena spesialis dalam membuat kaca yang bisa menjadi mediasi dalam Evokasi[6].”

*Haa?* Asuka memiringkan kepalanya seraya berkata:

“. . . Mediasi? Evokasi?”

“YES! Sederhananya, contohlah metode produksi kandil berjalan itu. Tujuannya untuk mengkondisikan pada roh api atau tanah dari tingkat spiritual rendah dan mengizinkan mereka tinggal di dalamnya. Walaupun medianya rusak, tidak akan menyakiti roh. Karena itu, ini bisa menjadi kontrak yang sangat baik untuk para roh yang ingin meningkatkan spiritual mereka."

" . . . Eh? Hanya dengan menempati media gelas, tingkat spiritual akan meningkat?"

Asuka memiringkan kepala lagi tanda belum memahami cara kerjanya.

Izayoi menatapnya seakan melihat melihat orang bodoh berdiri di dekatnya.

"Oioi, Nona, coba pikir dan biarkan jawabannya mengalir. Jenis massa dan panas akan dapat dikonversi ke tingkat spiritual. Saat membandingkan roh sungai dengan laut, sudah jelas kalau roh laut akan lebih kuat, kan? "

*Pak!* Asuka menepuk tangannya bersamaan ketika terlihat memahami teorinya. Dan termasuk penyebab perhitungan tingkat spiritual.

Pegunungan terbentuk dari bebatuan, tanah terbentuk dari perbukitan.

Danau terbentuk dari genangan air, lautan terbentuk dari genangan danau.

Mengumpulkan semua itu menjadi satu bisa membentuk sebuah planet secara alami.

Dan itulah salah satu alasan mengapa tingkat spiritual yang diwujudkan oleh roh Bintang akan disebut sebagai tipe terkuat.

“Te, tentu saja. Tidak terpikirkan olehku jika penjelasannya bisa sesederhana itu."

"Yah, bukan itu saja sih faktor yang mendasari. Perhitungan terperinci dari kepadatan tingkat spiritual yang ada harus dihitung dengan kepadatan waktu yang akan diperoleh juga. "

" . . . Apa?"

Keduanya bertanya dengan nada dan waktu bersamaan. Tapi Kuro Usagi sepertinya tidak mendengarkan mereka saat dia berjalan di depan mereka sambil menggunakan telinga kelincinya untuk memimpin jalan.

"Baiklah, ayo jalan. Pemimpin [Will-O'-Wisp] dan Komunitas terakhir yang akan bergabung dengan Aliansi kita juga akan datang hari ini. Membuat mereka menunggu akan meninggalkan kesan yang buruk tentang kita. ”

“Hmm . . . Benar juga."

Kuro Usagi memeriksa waktu. Masih ada satu menit sebelum matahari terbenam. Tanpa peduli sosok kandidat terakhir aliansi, membiarkan mereka untuk merebut pijakan dalam negosiasi pada pertemuan pertama tidak akan menjadi hal yang baik.

Memutari pandangan pada distrik yang diaspal batu, mereka berjalan melewati kerumunan menuju pusat Distrik. Kemudian—

“—‘Kamikakushi’! ‘Kamikakushi!' Dia menyerang lagi!"

"Panggil pasukan polisi militer! Cepat!"

"Terjebak di antara dinding Luar dan dinding Istana yang mengarah ke Istana kedua! Kali ini pasti orang itu akan tertangkap!"

Izayoi tiba-tiba berhenti di tempat. Kuro Usagi dan Asuka ikutan berhenti di belakangnya.

“ . . . ‘Kamikakushi’?”

“YES, sepertinya. Tapi banyaknya hantu jahat dan raksasa yang bertempat tinggal di Bagian Utara, menurutku hal ini masih wajar . . . tapi wajah panik mereka tidak wajar."

"Karena di Bagian Utara telah mengembangkan tindakan melawan 'Kamikakushi'. Ada organisasi ahli yang berspesialisasi dalam menghadapi kasus jiwa jahat yang merasuki tubuh, kejahilan penguasa angin tingkat atas sampai penculikan oleh Iblis, hingga kasus perdagangan manusia. Selama mereka yang menangani kasus, kebanyakan 'Kamikakushi' hanya akan menjadi misteri dalam dua atau tiga hari sebelum mendapatkan informasi tentang pelaku. Tetapi . . ."

Kuro Usagi sedang mengelak.

—‘Kamikakushi’ adalah istilah yang cukup sederhana tapi di dunia Taman Mini yang banyak ditinggali Dewa, jenis 'kamikakushi' juga beragam. Penculikan dan hilang umum terjadi dan tidak ada yang perlu dijelaskan mengenai itu. Juga mencakup pembunuhan individu hanya terkait organisasi rahasia yang berusaha mereka sembunyikan dari dunia. Hal semacam ini oleh Komunitas di daerah pedesaan disebut juga sebagai 'Kamikakushi'. Oleh karena itu, di Taman Mini kasus 'orang mendadak hilang' umumnya disebut 'Kamikakushi'.

Izayoi mencerna kata-kata Kuro Usagi sebelum tertawa jahat.

"Maksudnya, keributan ini — kasus ‘Kamikakushi’ yang "'bahkan tidak sanggup dipecahkan oleh ahlinya?!"'

Izayoi bertanya secara retoris dengan penuh minat pada masalah ini. Pandangan matanya seperti anak nakal yang menemukan mainan baru. Kuro Usagi menghela nafas menebak pergerakannya nanti.

“Yah, Kuro Usagi tidak akan menghentikanmu tapi kembalilah saat sore, paham?"

"Setuju. Jika aku tidak kembali ntar malam — anggap saja aku telah di ‘Kamikakushi’.”

Izayoi tertawa gelak saat dia berlari dengan gembira, menuju tempat kejadian.


Bagian 5[edit]

Jin memijat dadanya sambil menghela nafas lega ketika melihat kedatangan Kuro Usagi.

“Leganya. Kalau ada Kuro Usagi, tidak perlu khawatir jika ada seribu orang seperti mereka."

" . . . Terserah jika kamu merasa lega. Tapi bukankah lebih baik belajar cara bergantung pada kekuatanmu sendiri untuk menyelesaikan masalah ini? "

Percher yang baru kembali dari tugasnya mencemooh Jin.

Sejenak ekspresi Jin terlihat ketakutan sebelum ia tegak berdiri.

"Kamu benar. Aku tidak bisa terus-terusan bergantung pada Kuro Usagi . . . Aku akan bekerja lebih keras."

" . . . Yap. Kamu bisa belas dendam setelah seribu tahun dan mati kemudian."

Pidato tak terkendali itu membuat Jin tersenyum lemah saat dia menurunkan bahunya.

"Ayo pergi, kita juga harus bergerak."

"Kemana?"

"Untuk memberikan Salam kita tentunya. Para Komunitas yang akan datang bukan cuma para Master. Ada juga Komunitas yang berlalu-lalang mencari informasi terbaru terkait keputusan para Master, jadi kita harus menggunakan kesempatan ini untuk membangun reputasi kita."

"Oh, benar juga."

Percher yang mengerti maksudnya, berjalan bersama Jin menuju Teritori [Salamandra] — tempat menara Istana berdiri.


— Taman Mini, Gerbang Luar Nomor 54545, [Kouen, Kota Azure Flames] dikelilingi tiga dinding Luar dan itu digunakan untuk metode dalam membagi wilayah Perumahan.

Dinding Terluar menjadi tempat para pasukan elit yang terdiri atas naga kecil membangun tempat perkemahan.

Dinding Kedua terdiri atas wilayah perumahan, panggung, serta industri.

Sedang dinding Ketiga terdapat asrama untuk menampung tamu penting dengan fasilitas sebaik hotel.

Dan dinding terdalam berdiri Istana Komunitas, dengan latar belakang jejeran pegunungan tak terbatas bisa dilihat.

Jumlah pengguna bakat spesial di [Salamandra] sedikit, tapi mereka adalah klan yang berhasil meningkatkan kekompakan dan kekuatan mereka melalui pemeliharaan garis keturunan naga kelas rendah.

Pasukan utama yang memegang kekuatan terbang ー kurang lebih terdapat empat ribu jenis Naga kecil bersayap.

Lebih mudah menghitung Salamander yang mirip naga yang jumlahnya lebih dari sepuluh kali lipatnya. Entah dalam hal skala dan kekuatan para personel, [Draco Greif] yang mirip sebagai [Master Lantai], tidak akan bisa dibandingkan dengan mereka.

Normalnya, personel akan disebar ke berbagai sektor untuk bertahan dari serangan Raja Iblis, tapi dengan adanya Konvensi [Master Lantai] mendatang, total dari empat ribu Naga Bersayap berada di jajaran 2 dinding terdalam.

Skuadron prajurit Naga Bersayap memiliki sisik merah terang yang setara dengan kekuatan baja dan tubuh besar mereka tidak akan kalah dari besarnya ukuran roh kebajikan.

Fokus mereka terhadap persatuan dan jumlah membentuk perbedaan besar pada pandangan politik jika dibandingkan dengan [No Name] yang fokus pada beberapa kaum atasan.

Jin melihat dari ujung matanya, mengarahkannya pada kemunculan Naga Bersayap sambil memberikan tatapan tajam dan tegang

(Mereka memiliki kekuatan tempur selevel ini. Namun hanya beberapa yang muncul di festival [Kebangkitan Naga Api]. Pastinya, bisa dipahami jika mereka sedikit ceroboh karena keberadaan Tuan Putri-Shiroyasha untuk menyemarakkan acara . . .)

Tapi akan lebih memungkinkan jika pihak [Salamandra] telah berinteraksi dengan Aliansi Raja Iblis agar teka-tekinya terselesaikan.

Hanya saja . . . Sulit bagi Jin menerima kenyataan.

(Sudah kuduga, Aku harus mencoba berdiskusi dengan Sandra dan Percher untuk ー)

“Jin, tengok atas.”

“Eh?” Jin menengok ke atas begitu mendengar suara Percher.

Sebuah sosok yang wajahnya disembunyikan dibalik kerudung jatuh di atas kepala Jin dari halaman istana.

"Hei, tunggu, apa yang terja . . . !?"

Tubuh Jin menjadi gepeng di atas trotoar istana tanpa penjelasan.

*Ka Cha!* Terdengar suara patahan dari lehernya. Dan Percher berjalan pelan menuju Jin.

“. . . . . . Cih!”

“Mendecak lidah?! Untuk apa?!”

“Aku mendecak lidah untuk mengekspresikan kutukan setelah melihat keselamatan tuanku, bukankah wajar dilakukan? "

Percher menjawab tanpa merasa terganggu dengan pertanyaan itu.

Walaupun jin ingin membalasnya, orang yang jatuh di atasnya menyela pikirannya.

" . . . Jin?! A, aku minta maaf! Apa kamu terluka?!"

Orang yang dibalut jubah berkudung itu menyambar Jin. Dampaknya menyebabkan batang di bagian belakang kepala Jin mengenai batu yang paling tajam di jalan, tetapi dia tidak memedulikan itu sekarang.

Mencengkeram bagian belakang kepalanya dalam kesakitan, Jin berteriak:

“Sa, Sandra! Apa yang kamu lakukan?!"

"Aku pergi untuk menginvestigasi sesuatu dan harus menyamar agar bisa keluar dari istana. Jin, mau ikut?"

Rambut merah indah Sandra bergoyang ketika memiringkan kepala. Ia bertanya dengan mata murni dan tidak bersalah.

Jin hanya bisa mencengkeram kepalanya.

"Ku, kubilangin ya Sandra. Kamu adalah [Master Lantai] di Bagian Utara, seharusnya kamu tidak keluar semudah itu tanpa mengatakan apapun pada lainnya. Terlebih, Konvensi para Master akan diadakan segera, tahu kan?"

"Um, itulah alasan kami memutuskan mengungkap masalah ini sebelum Konvensi dimulai."

"Bukan itu maksudku . . . "

ー Bertiga? Jin memiringkan kepala saat menutup mulutnya tiba-tiba.

Ketika ia sedang mengingatnya, ada tiga suara mendarat. Perhatian Jin berpaling dari Sandra menuju dua orang yang tetap diam di belakang Sandra.

“Apakah kalian anggota [Salamandra]?”

“ . . . ”

Kedua orang yang mengenakan jubah berkerudung linen tetap diam. Tubuh mereka sedikit lebih tinggi dari Jin.

(Anak-anak . . . seusia kami?)

Jin menilai mereka dengan takjub.

Sandra bergerak di depan mereka, panik.

"Me, mereka bukan orang mencurigakan! Kami sudah saling kenal selama setahun . . . Yah, aku juga ingin mengenalkan mereka pada Jin . . . !"

Sandra melambaikan tangan liar saat berusaha menjelaskan.

Mungkin karena tidak tahan melihat tingkahnya, salah satu dari mereka maju dengan menghembuskan nafas, lalu berbicara dengan suara yang terdengar seperti suara lonceng angin yang tajam.

"Tidak usah bingung, Dek Sandra. Mbak Pelayan di sana ー Percher akan membantu menjamin kami."

Mendadak, wajah Percher kaku.

Dua orang yang nemakai jubah linen ー tingginya mirip remaja, bertukar pandang di bawah tudung mereka sebelum melepasnya, memperlihatkan wajah mereka.

"Apa . . . ?!"

Ketika wajah mereka terlihat dengan jelas, pikiran Percher sepertinya membeku. Kedua orang berkerudung itu menampilkan sepasang remaja: laki-laki dan perempuan.

Dengan senyum cantik dan menyenangkan yang terlihat seperti bunga yang mekar sempurna, rambut hitam mengkilap sepinggang yang cantik, dan pisau belati tajam bersarung kulit yang menggantung di pinggangnya, penampilannya seperti tangkai mawar yang indah dengan duri di batangnya. Dia mengenakan rok mini dan atasan tanpa lengan seolah memudahkannya untuk bergerak, dan sekilas dia seperti gadis umum kebanyakan.

"Aku Rin, dan lelaki ini adalah Yang Mulia. Senang bekenalan denganmu, Jin."

Rin berkata dengan suara seperti denting lonceng saat dia memberikan senyum yang menyegarkan.

“ . . . Senang bekenalan dengamu. Dikarenakan ada alasan yang membuatku tidak bisa menyebutkan nama asliku, silakan panggil aku apa saja."

Lelaki remaja berambut putih bermata emas mendesah singkat di belakang si gadis. Caranya bangun sangat cermat dan pakaiannya cukup formal sehingga nampak lebih dewasa.

Menilai dari penampilannya, umurnya sekitar dua belas tahun.

Selama mereka berdua memperkenalkan diri, Percher yang berdiri di belakang merasakan tusukan dingin di punggungnya sementara tubuhnya mulai bergetar.

(Rin dan . . . Yang Mulia? Tidak mungkin kan? Kenapa mereka ada di Istana [Salamandra] . . . )

Dia menggemeretakkan giginya untuk menyembunyikan rasa khawatir dan panik.

Hubungannya dengan mereka tidak sesederhana hanya saling kenal. Mereka adalah teman seperjuangan yang beraksi bersamanya ketika dia memimpin Tim [Grim Grimoire Hamelin].

Dan mereka adalah pasukan utama kelompok sementara yang bernama [Alliansi Raja Iblis].

(Buruk! Kalau cuma Graiya atau Aura, tidak masalah . . . tapi kenapa harus mereka . . . )

Percher jelas menyadari fakta Hadiah Rin tidak mudah dihindari.

Dia juga tahu kekuatan sesungguhnya dari lelaki rambut putih bermata emas yang berdiri di samping Rin.

Punggung Percher basah dengan keringat dingin namun dia sembunyikan kebimbangan di hatinya karena ingin bersikap normal dengan mengembalikan salam perkenalannya. Tetapi sepertinya Rin memperhatikan kegelisahannya lalu menarik kedua tangannya sambil memberikan senyuman paling cerah.

"Wah, aku sangat kangen Percher! Tak kusangka bisa bertemu di sini, kan~?!"

"Hmm, Benar . . . Sudah lama ya, Rin. Dan Yang Mulia."

"Um. Sepertinya kamu sehat wal'afiat. Aku lega."

"Memang. Tapi aku tidak menyangka bisa ketemu di Teritorial [Salamandra]. Dan di saat seperti ini.”

Mendengar kata-kata yang cukup pedas, Percher menutup mulutnya.

Nada Rin cukup biasa tapi matanya tidak mencerminkan senyumnya. Tatapannya sudah dipenuhi intensitas membunuh. Dengan kata lain, mereka berdua sudah memasuki keadaan siaga pertempuran.

(. . . Saat ini benar-benar nostalgia yang paling buruk.)

Kenapa mereka ada di wilayah Istana [Salamandra]?

Kenapa mereka bersama Sandra saat dia ingin kabur dari istana?

Walaupun ada banyak pertanyaan yang ingin terjawab, saat ini yang terpenting adalah cara meloloskan diri. Dia baru saja memikirkan situasinya ketika mendengar suara penjaga istana.

“Oi, ini buruk! Kita tidak menemukan Putri Sandra di manapun!”

“Apa katamu? Mungkinkah dia keluar lagi?”

“T, tidak bagus! Cepat cari dia sementara Tuan Mandra masih keluar!"

Sekelompok penjaga berlarian keluar istana mencari Sandra. Dan rencana kabur dengan menyamar keluar seketika.

Sandra melihatnya panik.

"Ngo, ngomong-ngomong, terlalu lama disini pasti membuat kita tertangkap oleh penjaga istana! Semuanya, ikuti aku!"

“E. . . . .Eeeehhh?!”

Sandra menarik tangan Jin dan bergegas lari.

Tiga orang yang tertinggal melihat melihat mereka mundur, kemudian ー

“Baiklah, ayo mundur juga. Tentu, Percher juga ikut”

“ . . . ”

“Ah, jangan coba-coba kabur oh~! Aku serius ingin menemuimu! Jika kamu kabur, tidak akan ada lagi kesempatan ngobrol dengan kami lagi."

Kepolosan dan perasaan tidak berdosa Rin membelenggu pilihan Percher.

Kata-kata Rin bukan kiasan semata.

Jika Percher benar-benar kabur ー mereka pasti "tidak akan saling berbicara lagi."

(Hu . . . )

Rin dan Yang Mulia pasti merencanakan sesuatu tapi dia hanya bisa melihat perkembangannya diam-diam.

Percher mengangguk sebelum meninggalkan istana.



Translator’s notes[edit]

  1. [magref notes: "kami" mengacu pada 8 juta jiwa pada Percher.]
  2. dalam translate B.inggris sih masih pake Ojou-sama yang merupakan panggilan Izayoi ke Kudou Asuka.
  3. Ochibi-sama atau artiannya raja kecil/mungil dari B.Jepang ditujukan pada Jin sebagai pemimpin Komunitas [No Name]
  4. [magref notes: Niō atau yang berarti Penjaga Pintu Buddha. Mereka berdiri dalam bentuk patung-patung pegulat yang menakutkan di luar pintu kuil. Hmm mirip dengan Penjaga Ointu Dewa dalam mitologi Yunani atau Romawi yang terlihat mengesankan.]
  5. Jin-bocchan adalah panggilan aslinya
  6. [magref notes: kalo versi inggrisnya sih katanya lebih ke pemanggilan roh kayak di permainan jelangkung?.]
Kembali Ke Halaman Utama