Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Selingan

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Selingan 1[edit]

—Taman Mini Gerbang Ke-3 Tingkat Atas; Touriten.

Dikelilingi oleh teratai melayang suci, jalur yang sejajar dengan pohon peach mengarah menuju Gerbang Surga. Di sini dimana biasanya hanya ada suara aliran air atau hembusan angin, sharan, suara tenteram lonceng berbunyi. Suara loncengnya menggerakkan udara jernih Surga, menggema entah dari suatu tempat ke segala arah.

Suara lonceng memanggil angin dingin indah, dan membuat rambut perak berkilauan berkibar.

“…………”

Sharan, Shiroyasha melangkah dengan ekspresi khawatir yang langka dan mendongak.

Wajahnya tidak menampilkan senyum ceria yang yang biasanya. Sambil berdiri dengan ekspresi penuh ketetapan, matanya hanya menunjukkan keseriusan. Shiroyasha dengan lembut menempelkan telapak tangannya ke gerbang Surga yang sudah sepenuhnya tertutup.

Touriten; penghubung antara Surga dan Bumi dengan tujuan mengirimkan komunitas Aliansi Dewa untuk menghancurkan para Raja Iblis, [Pasukan Agung].

Jika para Dewa kuat yang duduk di tingkat ketiga turun ke Bumi dengan bentuk asli mereka, hanya berada di sana saja sudah menjadi bencana yang akan mengguncang Surga dan Bumi.

Gerbang yang dibuat demi mengurangi efek ini adalah Gerbang Surga Touriten.

Touriten yang membuat pembalikan Astral dan Materi [1] memungkinkan mengirimkan Dewa dan Roh Bintang dalam bentuk terbaik di lingkungan mereka.

Shiroyasha, yang membiarkan rambut putih keperakannya tersibak, membiarkan tangannya menyentuh gerbang sambil menggigit bibir.

". . . Kurasa, mustahil membukanya tanpa menjadi [Pasukan Agung]".

Dia dorong gerbangnya, tapi Touriten tidak bergerak sama sekali.

Dengan kekuatan penghancur Shiroyasha pasti akan mudah, tapi tidak ada jaminan bahwa Touriten masih bisa berfungsi dengan baik. Bukannya tidak ada cara lain, namun turun dari Surga tanpa menggunakan gerbang sangat dilarang.

Jika seorang Dewa turun tanpa menggunakan gerbang, akan menyebabkan bencana tanpa menghiraukan maksud sang Dewa. Juga, jika mantan Raja Iblis seperti Shiroyasha menghancurkan gerbang, dia akan menjadi musuh seluruh Dewa. Sambil menggigit bibirnya dengan ekspresi malu, Shiroyasha memejam matanya kuat-kuat dan mengepalkan tangannya yang menyentuh Touriten.

"Aku tidak punya waktu untuk bertemu Taishakuten. . . . . Situasi di lantai bawah, setiap detiknya berarti."

Shiroyasha memejamkan matanya, dan memusatkan pikiran pada lantai bawah.

Pertarungan mati-matian diadakan di Kota Kouen melawan Ouroboros.

Pangeran dan kelompoknya memimpin Raksasa vampirisasi.[2]

Permainan bergaya duel yang sedang dimainkan di Kota Kouen, [Tain Bo Cuailnge di AthnGabla].

Sakamaki Izayoi, Kudou Asuka, Kasukabe Yō, semuanya betarung melawan musuh yang memiliki banyak pengalaman sebagai Raja Iblis, dan bertarung dengan kemampuan mereka sendiri.

Melihat pertarungan kedua sisi dari Surga, Shiroyasha langsung mengetahui jika [No Name] memiliki kesempatan untuk menang.

[No Name] yang telah menjalani kerasnya pertarungan, bukan lagi menjadi kelompok amatir. Mengetahui ketiganya yang mulai memahami kemampuan yang dikirimkan Surga kepada mereka tidak lagi diperlukan. Walau dia memiliki perasaan khawatir, dia punya cukup kepercayaan diri untuk melihat mereka sambil memakan kue beras.

Namun, bahkan Shiroyasha tidak mampu melihat semuanya. Khususnya ketika dia tidak mengira jika Raja Iblis Kekacauan akan bergabung dengan [Ouroboros].

Raja Iblis Kekacauan menggunakan hati yang tidak berkembang dari anak-anak dan berhasil bergabung dengan pemimpin muda [Salamandra], kemudian memperoleh [Tanduk Raja Naga Lautan Bintang].

Kepalan pertama mencengkeram dengan erat. Shiroyasha memiliki beberapa tanggung jawab atas kehilangan Sandra. Tahun ini, Sandra akhirnya mencapai usia dua belas tahun. Di dunia yang dipenuhi oleh Dewa dan Budha, dia terlalu muda. Tidak ada bedanya dengan anak yang baru lahir.

Alasan kenapa Shiroyasha memberinya tugas yang berat, karena dia mengira jika dia bisa selalu membantunya ketika dibutuhkan.

. . . . . Memikirkannya sekarang, hal itu terasa bodoh dan merupakan tindakan tidak bertanggung jawab, pikir Shiroyasha.

Tidak peduli apapun alasan yang dimiliki [Salamandra], mereka seharusnya tidak membiarkan gadis kecil duduk di kursi pemimpin.

Ketika menjadi satu-satunya orang yang bicara blak-blakan adalah menjadi keunikannya, dia tidak mampu menggunakan kekuatan dan pengaruh yang benar ketika dibutuhkan. Jika Sandra dilindungi, Raja Iblis tidak akan dibangkitkan lagi.

"Berpikir agar kesalahan tiga tahun lalu tidak terulang, aku bahkan mengembalikan [Keagungan]-ku dan bertarung, tapi. . . Langkahku selalu terlambat satu langkah."

Tidak ada akhir dalam penyesalan. Aliansi besar master lantai yang dibuat oleh Canaria demi menghancurkan Raja Iblis Dystopia juga sudah hancur.

Di hari tiga tahun lalu. . . Jika Shiroyasha mengembalikan [Keagungan]-nya dan bertarung bersama mereka, situasinya tidak akan seburuk ini.

Dan sekarang, lantai terbawah mengalami bencana lain yang menimpa mereka.

Raja Iblis tertua; yang bernama [Embrio Terakhir], sang Pembunuh Dewa terakhir.

(Raja Iblis Aži Dakāha. . . Di hadapan [Kosmologi Lain], bahkan Dewa utama juga mengalami kesulitan untuk menang. Tapi, jika itu aku. . . [Hak Istimewa Master Penyelenggara] milikku pasti bisa menyegelnya selamanya. . . . .!!!)

Memecahkannya dengan konflik batin, Shiroyasha menatap ke atas. Dia tidak diberi izin untuk menggunakan [Hak Istimewa Master Penyelenggara] miliknya.

Dia memerintah bersama Ilmu para Dewa sebagai Dewa Matahari dari model geosentrik. Demi memelihara kekuatannya, dia memakai ilmiah yang berlawanan. Namun, dengan kemajuan sejarah manusia, kedatangan pelaut pemberani, dan astrologi bijaksana, kekuatannya menurun, dan dikejar hingga cakrawala [Putih Malam]. Sekarang, kekuatan yang dia miliki hanya sebanyak Dewa Matahari biasa


“………………”


—Tapi, itu adalah cerita yang semata-mata hanya sebatas jangkauan pengamatan manusia.

Kebenaran dari model geosentrik terletak di suatu tempat, yang tidak bisa dijangkau manusia. Kebenaran yang terletak melebihi bintang, waktu, dan semesta. Ketika menyelenggarakan Permainan, jika Shiroyasha memperluas kekuatannya hingga ke titik itu, kekuatannya akan meluas tanpa batas, dan pemainnya akan terjebak dalam permainan paradoks. Jika Shiroyasha membuatnya memasuki ufuk [Putih Malam], dimana tidak ada jalan keluar, dia bisa menjebak pemain bersama sang penyelenggara permainan -dirinya sendiri- ke dalam kekekalan.

"Masalahnya ada pada perjalanan waktu. . . Tapi, lantai bawah bertarung setiap detiknya demi bertahan hidup. Meski cukup kasar, aku harus menghancurkan Touriten dan—"

“—Akan menjadi masalah. Jika kamu pergi ke sana dan menghancurkannya ketika baru saja diperbaiki, kamu akan menghancurkan posisi kita."

Ah, Shiroyasha berbalik arah, terkejut.

Karena dia mencoba menggunakan Touriten tanpa izin, dia tahu seseorang akan mengejarnya. Namun ini terlalu cepat. Alasan lain kenapa Shiroyasha terkejut, karena dia tahu pemilik suara itu.

Dingin, proyeksi suara yang membuat ranting pohon Peach bergoyang, dan menjadi siulan yang melayang.

Saat menghadap Shiroyasha dengan sikap tegas, pemilik suara membelai rambutnya yang memiliki warna menyerupai padi emas dalam masa panen, tertawa dengan ekspresi susah.


———————— Tidak kuduga. Berpikir bahwa merekalah yang akan mengejarku.


Walaupun berbelit-belit, Shiroyasha adalah salah satu yang tinggal di dalam Budha. Karena itu, jika yang mengejar merupakan 12 Dewa atau pemimpin Dewa berkelas Raja Kebijaksanaan akan lebih masuk akal.

Jika keadaannya memburuk, dia bersiap bertarung dengan Dewa terkuat, namun memiliki lebih dari setengah Otoritas Matahari, mereka bukan lawan yang bisa Shiroyasha kalahkan.

Namun, lawannya bukan salah satu dari mereka.

Memiliki kekuatan untuk menyaingi keduanya, keberadaan yang unik.

Seseorang yang menjadi murid Budha paling luar biasa yang melebarkan sayapnya ke seantero Taman Mini. Namanya adalah—


"Lama tak jumpa— [Mahaguru Setara Surga], Sun Wukong[3]. . .!!!"


"Itu cuma nama lama. Sudah kubilang julukanku [Tousen Shou Butsu][4].“


Membelai rambutnya yang mirip padi emas, mata hijaunya seakan tertawa.

Berbanding terbalik dari suara dewasanya, dia memiliki penampilan yang terlihat seperti gadis berusia tiga belas atau empat belas tahun. Namun, kekuatan dan cahaya yang bersinar dari matanya menunjukkan sosok petarung yang telah memperoleh banyak prestasi.

Menghadapi [Mahaguru Setara Surga], Shiroyasha membuka kipasnya dan berbicara.

"Hufth. . . Meskipun kamu mencari ke seantero Taman Mini, kamu hanya akan menemukan sejumlah kecil orang yang akan memanggilmu dengan nama Budha kecil ekstrem itu. Bahkan orang yang memberimu nama itu, Siddh***”

“Hei, dasar bodoh, hentikan."

“Ups, salahku."

Di surga, ada beberapa nama yang tidak diperbolehkan untuk diucapkan.

Uhuk, membersihkan kerongkongan, dan Take 2.

"Bahkan, orang yang memberimu nama itu, si ***dhārtha manggil kamu Mahaguru. Di situasi begini menyuruhku mengubah caraku memanggilmu malah jadi cerita lucu. Kalau kamu ingin aku mengubah caraku memanggilmu, bilang pada Si*****tha buat menggantinya lebih dulu."

“. . . . Aku nggak akan jawab karena nggak akan ada habisnya, tapi hati-hatilah, Dewa yang bisanya cuma malu-maluin."

Shiroyasha yang menggembungkan hidung dan berdiri tegap, sementara [Mahaguru Setara Surga] menghembuskan nafas dengan wajah lelah.

Walaupun melakukan rutinitas bodoh, tidak ada Dewa atau Budha yang tidak tahu namanya.

—————[Mahaguru Setara Surga], Sun Wukong.

Salah satu Raja Iblis yang paling terkenal dalam legenda China [Perjalanan ke Barat].

Sebagai kepala komunitas yang pernah ditinggali Raja Iblis Banteng dan Raja Iblis Saurian, Raja Iblis Tujuh yang Hebat, dia adalah makhluk kuat kuno yang menantang Dewa ke dalam pertarungan keras. Tujuh Raja Iblis yang ada dalam komunitas ini, semuanya memiliki mahkota bergelar [Mahaguru], namun hanya satu yang dipanggil dengan nama panggilan itu, yaitu Sun Wukong. Kedua binatang buas yang menjadi bawahan dari bendera sebaik Dewa Bumi, semuanya mengakui jika dia memiliki kemampuan yang setara dengan gelarnya. Ada banyak yang percaya bahwa [Mahaguru Setara Surga] adalah Raja di antara Dewa. Bahkan yang mempercayainya ada di kalangan Dewa.

Namun setelah [Mahaguru Setara Surga] dan keenam raja menyegel aliansi mereka, mereka bertarung dalam perang kehancuran melawan Shangdhi dan Dewa Taoist, dan kesulitan dikalahkan oleh tangan 12 Dewa dan Siddār***.

Cerita yang mengikuti terlalu terkenal untuk dijelaskan. Setelah lima ratus tahun terpenjara, dia kemudian mengikuti gurunya, Xuanzang ke India, yang akan menjadi bagian paling terkenal dalam sejarahnya.


Namun, itu hanyalah cerita yang bocor ke dunia luar. Bagi Dewa dan Budha di dunia Taman Mini, mereka melihat aspek lain yang lebih penting selain sebagai seorang Raja Iblis.


Baik petapa, roh, maupun Dewa.


Diberi kehidupan di inti planet, dan dikirim dari dasar lautan oleh erupsi gunung vulkanik; keberadaan tanpa tiruan, Makhluk setengah Bintang, sebuah planet yang membuat [Kandidat Asli].

"Di antara semua orang, aku tidak menyangka kamu yang akan mengejarku. Aku sebenarnya menghargai Bonten[5]-lah yang datang."

“Hmm. . . Yah, ada suatu masalah. Sejujurnya, aku juga merasa aneh. Dirimu sebagai lawan yang nggak akan bisa membuatku menang meski kita bertarung. Mirip seperti bayi yang melawan orang tuanya. Bebannya terlalu berat buatku yang masih kekanakan."

“Begitu? Kekanakanmu sebelum memasuki Budha. Anak bermasalah sepertimu sekarang peringkat ketiga. Sepertinya masih ada harapan ketika bertarung."

Sambil berbasa-basi, Shiroyasha mencoba mencari tahu mengenai lawannya. Tanpa diberi sebuah perintah sebagai Mahkluk setengah Bintang, terlahir di puncak Gunung Huagou, bahkan ketika Budha mengambilnya, dia memang sendirian.

Bahkan Shiroyasha tidak tahu alasan apapun dibaliknya. Teori umum menyatakan jika itu dilakukan untuk menyeimbangkan kekuatan di alam Budha, atau dia digunakan sebagai kartu as terakhir, tapi kebenarannya ada di dalam kegelapan.

Dia adalah makhluk setengah Bintang, dengan roh dan kekuatan yang terjamin. Mengukur kekuatan bertarungnya saja, dia bisa menyaingi Taishakuten.

Dan dia adalah teman Shiroyasha. Mungkin itulah kenapa dia yang dikirim—kalau dipikir-pikir, Shiroyasha akhirnya mengetahui sesuatu yang sangat penting.

"Hufth. . . Sebentar, Mahaguru. Kamu bilang Touriten sudah selesai diperbaiki, kan?"

“Ahh. Cuma menyambung ke Tingkat ke-4, tapi tidak ada masalah jika digunakan secara normal."

Segera setelah menerima kata-kata itu dari [Mahaguru Setara Surga], Shiroyasha dipenuhi kelegaan.

Jika itu benar, maka Shiroyasha sudah tidak perlu lagi untuk pergi ke alam bawah.

Jika [Pasukan Agung] secara resmi dipanggil, maka tidak perlu ada pengorbanan yang tidak diperlukan. Bahkan jika ada kegentingan, alam bawah akan relatif aman dibanding kerusakan yang mungkin mereka dapatkan. Itu hanyalah sebuah pengorbanan kecil.

Menghilangkan kegelisahannya dan menurunkan bahu, Shiroyasha sedikit manyun sambil mengeluh.

"Kalau begitu, memang lebih baik seperti yang kamu ucapkan. . . Bahkan aku sudah bersiap-siap kali ini!—Dan komunitas mana yang akan bergerak? 12 Dewa atau Hachi Bushū [6], atau Godai Myouou[7]? Kalau ada yang kekuatannya mendekati kelompok itu, aku akan lega."

". . . . . ."

Berbanding terbalik dari Shiroyasha dengan suaranya yang terang, Mahaguru memejamkan matanya.

Menolak untuk segera merespon, dia mengatakannya dengan penekanan, seolah sedang menceramahi.


". . . . . [Pasukan Agung] "tidak akan bergerak"."

“Ha?”


"Dan bukan hanya [Pasukan Agung]. Termasuk Bidadari cadangan dan Para Dewa Olimpus, mereka tidak akan bertarung melawan [Aži Dakāha]. Tentu saja, termasuk ireguler sepertiku."

Shiroyasha mendengar kata-kata itu seperti sedang dipukul dengan senjata tumpul, lalu melemahkan posisi tubuhnya.

Warna kelegaan mendadak lenyap, dan dia menjadi pucat pasi. Kalau memang begitu keadaannya, seolah para Dewa telah mengabaikan lantai bawah.

Dengan mengendalikan suara yang hampir saja meraung, dia bertanya dengan bibir bergetar.

"A. . . . . . Apa maksudnya itu?"

“Seperti yang kubilang. Para Dewa di alam atas telah memutuskan untuk mengabaikan sejarah umat manusia saat ini. Dengan kekuatan [Aži Dakāha], [Kejahatan Mutlak] yang setinggi itu, para Dewa tidak punya cara untuk melawannya. . . Sudah mencapai batasan. Taman Mini ini akan diabaikan."

“Wa. . . . . ."

Diberi pengakuan seperti itu, Shiroyasha kehilangan kata-kata.

"T, tunggu. Hasil akhir tiga tahun lalu menyatakan bahwa sejarah manusia akan terselamatkan. T, tapi kenapa? Kenapa tiba-tiba mempercepat hasil akhir mereka? Hanya ketika setengah [Master Wilyah] alam atas setuju, pembuatan ulang Taman Mini tidak bisa menjaminnya. . .?!"

“Entahlah. Tiga tahun lalu ada Canaria, hasil dari sejarah manusia sudah tercapai. Tapi sekarang, situasinya berubah. . . Selain itu, tingkat ke-3 dan 4 memiliki harapan untuk bergerak ke Taman Mini baru. Komunitas utama sudah bersiap-siap."

Kali ini Shiroyasha benar-benar pucat.

Komunitas tingkat atas secara utama dibuat oleh para Dewa. Bukan hanya mereka memilih mengabaikan Taman Mini, tapi mereka juga sudah bersiap-siap untuk pindah.

Bahkan jika mereka takut pada Pembunuh Dewa, hal ini belum pernah terdengar sebelumnya.

(Siapa?! Apa Ouroboros adalah komunitas sebesar itu. . . .?!)

"M, Mahaguru. Ini adalah siasat seseorang. Satu-satunya orang yang setuju untuk membuat ulang Taman Mini adalah Dewa yang jatuh dari Utara. Mengubah pikiran mereka secara mendadak sangatlah aneh, bukan begitu?"

“Memang. Tapi mau bagaimana lagi. Sampai [Ujian Akhir Manusia] disegel atau dikalahkan, akan sulit untuk mengubah keadaan."

“K, kalau kamu menggunakan [Pasukan Agung]. . . .!"

Ah! Shiroyasha berpikir ulang. Mengabaikan fakta bahwa Touriten sudah diperbaiki, Pasukan itu tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak. Meskipun pasukan surga terdiri dari campuran beberapa Dewa, yang memimpin adalah para Budha.

Menyadari apa yang diperlukan, dia menatap Mahaguru Setara Surga seolah melihat sesuatu yang luar biasa.

"Mustahil. . . Budha juga? Budha juga mengabaikan lantai bawah? Apa benar begitu, Mahaguru Setara Surga!!!!"

“. . . . . Maaf. Ini bukan lagi hal yang bisa kukendalikan. Hal ini terdiri dari mereka yang bertekad untuk menyukseskannya. Seiring dengan penghapusan lantai bawah, rencananya adalah alam atas sudah pindah."

"Apa. . . . Jangan main-main!!!"

Sebuah amukan membuat jalanan retak ketika pepohonan peach mulai hancur.

Shiroyasha melepaskan kekuatan dewanya dalam kemarahan, dari rambut peraknya, hembusan panas mulai melayang.

Mata emasnya berubah menjadi merah, menampakkan matahari tenggelam.

Tidak ada lagi tanda-tanda sifat lemah lembutnya.

Kehadirannya seakan membuat orang berpikir bahwa surga sedang badai dan malapetaka turun ke bumi. Kekuatan yang dilepaskan Shiroyasha bersamaan dengan amarahnya mampu mengguncang bintang bahkan mengacaukan jalurnya.

Tapi, Mahaguru Setara Surga menatapnya dengan tenang, dan berkata dengan suara hampa tanpa emosi.

"Demi membuat Taman Mini baru. . . Untuk memulai ulang sejarah, Otoritas setengah matahari dibutuhkan. Orang dari alam atas mencarimu secara serampangan untuk mengambilnya kembali."

“Hō. . . Anjing-anjing itu ingin membunuhku?—Ah, benar juga. Membuang jabatanku dan bau-bau malapetaka cuma pilihan lain. Aku muak dengan kebodohan ini dari lubuk hati yang terdalam."

Memiliki lebih dari setengah [Dua puluh empat Otoritas Matahari], Dewa matahari terkuat.

Jika dia mengacungkan kekuatannya, dia bisa saja menjadi ancaman yang menyaingi ujian akhir manusia.

Mengacaukan hukum, keseimbangan malam dan siang pun kacau, dan batasan Surga dan Bumi akan hancur.

"Alasan aku berada di bawah alam Budha adalah karena aku percaya pada keadilanmu. Mematuhi mereka, aku melindungi kedamaian Taman Mini. Tidak, aku tidak bisa melindungi apapun. Bahkan meski begitu, aku tidak punya kewajiban untuk mengabaikan lantai bawah demi kenyamananmu!!! Baiklah, bawa ratusan juta atau ribuan miliar!!! Karena sekarang, aku akan merubah avatar-ku dari [Putih Malam] menjadi [Malam Abadi], dan menelan apapun bersamaan dengan bintang. . .!!!"


Rambut perak indahnya mulai memancarkan kegelapan dengan kualitas sama seperti malam.


Malam abadi—menunjukkan pergerakan yang sepenuhnya berbeda dari Putih Malam, dan merupakan nama dari fenomena [Matahari tidak Naik]. Sebagai Makhluk Bintang yang mengendalikan pergerakan matahari, mengatur malam sangatlah mudah. Jadi, selama kebanyakan Dewa utama adalah Dewa Matahari, jumlah Dewa yang mampu menjadi lawannya bisa dihitung dengan jari. Walaupun terlahir sebagai Dewa Matahari, mampu mengendalikan malam, dia secara khusus mampu membunuh Dewa Matahari.

Walaupun tidak sekuat saat dia mengatur seluruh Kosmologi dalam model Geosentrik, kekuatannya masih melimpah.

Diberi takhta sebagai Dewa dan mahkota sebagi Raja Iblis. Terlahir dengan kedua hal itu, Makhluk Bintang Tunggal Terkuat, peringkat #10 Taman Mini.

[Raja Iblis Putih Malam] sedang mengerahkan seluruh kekuatannya.

"Terbang lah, Mahaguru Setara Surga. Kamu bukan tandinganku. . . Tidak, hal itu sama saja pada para Dewa. Selama para Dewa tidak ada yang bisa mengalahkan Aku, [Ujian Akhir Manusia]. Bersama dengan [Otoritas Matahari], [Kejahatan Mutlak] akan secara permanen tersegel ke ufuk Putih Malam. Akan kubawa Taman Mini ini sebagai peti matiku."

“. . . Bagaimana dengan dunia luar? Menghadapi Ujian Terakhir dibutuhkan untuk menyelesaikan Sejarah Manusia."

“Seolah aku peduli. Yang ingin kulindungi adalah mereka yang hidup di Taman Mini. Dunia yang kucintai. Bahkan jika Taman Mini kehilangan tujuan keberadaannya, aku ingin melindungi harta dunia ini. Aku tidak peduli pada dunia di luar tempat ini."

Dia mengatakannya dengan menyiratkan peringatan terakhir.

Jika Mahaguru Setara Surga tidak mau mengalah, maka hal itu tidak terelakkan. Bahkan jika mereka saling berbagi dalam pertemanan, ada beberapa hal yang tidak bisa mereka bagi. Hal ini termasuk salah satunya.

". . . Tidak ingin mundur?"

“Nggak mau."

"Kamu tidak akan pernah bisa keluar dari permainan paradoks. Kamu akan terjebak di luar Taman Mini selamanya."

“Sudah kuputuskan."

Iya. Keputusannya sudah ditetapkan.

Dia akan mengatakan salam perpisahan abadi pada rekan-rekannya di [Thousand Eyes] dan mereka yang ada di [No Name]. Bahkan meski begitu, dia punya hal yang ingin dilindungi. Karena itu, keputusannya sudah bulat.

". . . Begitu ya."

Menghadapi keputusannya, Mahaguru Setara Surga memejamkan matanya. Shiroyasha juga diam menunggu jawaban.

Bertarung atau terbang. Namun, Mahaguru Setara Surga memilih—


"—Baiklah. Aku akan pergi bersamamu!"


“. . . Hah?”

"Bukan "hah"? Kalau hanya kamu dan Naga Berkepala Tiga nanti akan terasa membosankan, jadi aku akan bermain juga dalam permainan paradoks. Lagi pula, kamu masih bisa minum teh denganku."

"M. . . Minum teh? Kamu paham maksudnya?"

“Iya lah. Kalau kamu nggak mau minum teh, apa mau kubawakan papan permainan?"

“Tidak tidak, bukan seperti itu."

“Sebenarnya, baru-baru ini aku dapat papan permainan yang sangat kuinginkan."

“Oi, dengarkan saat orang bicara! Kalau kamu ikut denganku, itu berarti kamu akan terjebak dalam ufuk putih malam selamanya! Apa kamu masih—"

“—Aah. Nggak masalah."

Menatap mata jernih Mahaguru Setara Surga, Shiroyasha kehilangan kata-kata.

"Yah. . . Mau bagaimana lagi. Bukan berarti aku ingin mengabaikan Taman Mini juga. Lagian, jika keadaan berjalan seperti yang mereka inginkan, aku tidak akan bisa memintamu berhenti atau mempertimbangkan lagi. Oleh karena itu, aku hanya bisa mengikuti ke-egoisanmu."

Satu, dua, tiga langkah, Mahaguru Setara Surga berjalan mendekat.

Sebaliknya, Shiroyasha berjalan mundur. Amarahnya menguap, dan dia sedang kebingungan. Dia sudah siap menghadapi pemakamannya, tapi dia tidak menyangka adanya orang bodoh yang ingin ikut bersamanya.

Itu bahkan bukan pemakaman yang membawa kemenangan atau kekalahan.

Berjalan menuju tempat yang sudah pasti dalam hal kematian, menunjukkan bahwa dia sudah memutuskan untuk bunuh diri bersama Shiroyasha.

"Raja Malam Putih, kamu telah menjaga baik aku dan adikku. Baru-baru ini kamu menunjukkan sebuah jalur pada Kouryuu."

“. . . Itu tidak bisa sepenuhnya disebut "menjaga"."

“Bukan hanya itu. Setelah lima ratus tahun terpenjara, orang yang mengarahkan Xuanzang langsung kepadaku juga berkat kata-kata darimu, kan? Jika perjalanan itu tidak terjadi, aku yang sekarang tidak akan ada. Jadi, aku akan membayar hutangku sekarang.'

Dia menjulurkan tangan kanannya.

Shiroyasha menatap tangan itu dengan ekspresi pahit.

Jika dia meraih tangan ini, maka tidak ada lagi kata kembali.

Bahkan jika dia memutuskan untuk mengorbankan diri, dia tidak bermaksud untuk membawa seseorang dengan keputusan yang sama. Tapi, hal itu tidak terbantahkan. Sejak dia lahir hingga sekarang, dengan kekuatannya yang luar biasa, Shiroyasha tidak pernah berurusan dengan situasi dimana seseorang akan berusaha untuk menyelamatkannya.

Menatap tangan yang diarahkan kepadanya. . . Hal itu tidak bagus, dia menggelengkan kepalanya.

". . . Wukong. Kamu punya bakat. Kamu masih muda dan masa depanmu cerah."

“Itu bukan kata-kata Raja Iblis yang akan menutup masa depan yang cerah di Taman Mini."

“Tidak. Tapi, setidaknya masa depanmu sudah terjamin!"

“Ha, lancang sekali. Kalau aku mengabaikan teman-temanku sekarang, makanan besok bakal basi."

Pada akhirnya, dia menjabat tangannya dengan ringan. . . Setelah mendapat pencerahan lagi. Wanita ini akan menggunakan cara yang sama untuk bergaul dengan Dewa lain atau Raja Iblis. Keinginannya untuk bertarung pun sirna, Shiroyasha menghembuskan nafas berat dan terbujuk dengan mudah. Dia mengembalikan lagi kekuatan dalam tatapannya.

". . . Aku tahu kamu tidak mengada-ada. Kalau aku menerima tangan ini, kamu sungguh-sungguh akan mengikutiku dengan sifatmu yang ramah."

“Tentu saja. Pertemuan untuk dua orang di ufuk Putih Malam."

“Jangan bercanda!—Dengar, Mahaguru Setara Surga. Kamu harus tetap tinggal di sini. Dan aku akan menuju lantai bawah apapun yang terjadi. Kalau lantai bawah tidak ada harapan sama sekali, menyelenggarakan Permainan paradoks dan membuat Taman Mini menjadi [Dunia di dalam Kotak] yang sesungguhnya, menutupnya akan sama saja."

Situasi di lantai bawah telah diambang batas. Karena itu, dia perlu mengorbankan diri.

Kilatan di mata Mahaguru Setara Surga menatap Shiroyasha yang mengatakan kata-kata itu.

"Tidak—Masih ada harapan."

Seolah menolak penolakan, Mahaguru Setara Surga mengatakannya dengan sekuat tenaga.

Disebabkan oleh banyaknya energi yang diberikan untuk mengucapkan kata itu, Shiroyasha mengedipkan mata berulang kali dan menelan ludah.

Mahaguru menggunakan tangannya yang memanjang untuk menarik kimono Shiroyasha, membuatnya menunduk setinggi matanya.

"Shiroyasha. Akan kukatakan sekali lagi.—Masih ada harapan. Tapi, presentasi kemenangan saat ini masih nol. Jadi aku tidak akan memaksamu. Kamu bisa melakukan permainan paradoks atau apapun itu. Tapi, kalau kamu percaya pada alam bawah—Mempercayai orang yang kamu cintai. Beri sedikit waktu lagi."

“. . ."

Kata-kata yang kuat itu.

Mata yang tak terelakkan itu.

Pada jiwa yang membuatnya berharap, Shiroyasha iba dan bertanya.

"Wukong. Apa kamu punya rencana untuk beraksi?"

“Nggak ada. Tapi, ada beberapa orang yang bisa merubah keadaan.—Tidak, Mereka harus kembali."

Caranya mengatakan hal secara aneh membuat Shiroyasha secara insting memahaminya. Namun, sebelum dia sempat mengungkapkan kata-kata, Mahaguru Setara Surga berbicara seolah menutup segalanya.

"Walaupun dengan melewati rute rahasia, aku dan Pasukan Surga telah meminta sebuah komunitas sebagai bala bantuan. Kalau mereka, mungkin saja akan membantu. Untuk berjaga-jaga, kita perlu mengurus masalah di Alam Surga. Selama Aži Dakāha belum dikalahkan, kamu akan ditarget sebagai pemegang banyak Otoritas Matahari. Pertama, ayo sembunyi."

“Tapi, meski kita sembunyi, di mana? Lonceng yang kukenakan digunakan sebagai pengikat. Selama aku ada di Alam Surga, tempatku pasti akan ketahuan."

“Aku sudah menyiapkan Amano-Iwato. Kalau di sana, tidak akan ada yang bisa menemukanmu."

“K, Kamu benar-benar sudah mempersiapkannya. Tapi, bagaimana denganmu? Bukankah tugasmu adalah untuk menangkapku?"

“Tidak juga. Yang dikatakan oleh Tuan Sidd***** , "Kamu harus mencegah Shiroyasha turun ke alam bawah", jadi nggak masalah, kan?"

Dia mengatakannya sesuai fakta. Dia sungguh berani.

Tapi, jika yang [dikatakan] Mahaguru Setara Surga benar, ada kemungkinan secercah harapan yang tersisa di alam bawah. Shiroyasha mendongak menatap Touriten dengan ekspresi kompleks, dan mengedarkan pikiran pada mereka yang bertarung di lantai bawah. Walaupun dia tidak menunjukkan keraguan, dia sudah memutuskan dan mengangguk.


Translator's Notes[edit]

  1. Dengan kata lain, Keagungan dan Bumi
  2. Sebelumnya terjemahan memakai Raksasa demonifikasi.
  3. Di sini Sun Wukong memiliki gender Cewe XD.
  4. secara kasar berarti Menang Melawan Budha
  5. Brahma
  6. 8 Legion
  7. Lima Raja Hebat Bijaksana
Kembali Ke Halaman Utama