Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 7 Bab 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 4[edit]

Bagian 1[edit]

—[Kouen, Kota Azure Flames], Lembaran Lautan Bintang, Gang Pajangan.

Wilayah Kota sudah memasuki kekacauan. Tidak seperti pasukan polisi militer [Salamandra], para penduduk belum siap secara mental untuk terlihat dalam pertarungan melawan Raja Iblis. Menderita kutukan kelelahan yang muncul tiba-tiba tanpa peringatan, mereka hanya bisa mentolerir perawatan tidak adil saat bertarung melawan Ras Raksasa.

Di tengah formasi Naga Api Besar yang berjuang melawan Raksasa yang datang mendekat, Kudou Asuka duduk di punggung Binatang Agung Kambing Gunung—Almathea, saat mengalahkan satu persatu Raksasa sambil menderita ketidaknyamanan berkendara tanpa pelana.

"Robohkan mereka, DEEN!"

“DEEEeeeEEEN!!!”

Deen meraung keras sambil menyerang ksatria Raksasa. Salah satu tangannya memegang kepala musuh lalu membenturkan ke tanah. Meski Gang Pajangan sudah kacau dipenuhi pecahan kaca, bukan saatnya memikirkan itu; Karenanya, menganggap jika pameran berharga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih aman, Asuka dan Deen bekerja sama merobohkan setiap Raksasa berturut-turut. Sama halnya Jack dan Laius yang bertanggungjawab melindungi Kota, mereka menonton perkembangan Deen.

“Yahohohoho! Sepertinya kita melakukan pekerjaan dengan sangat baik, kan?"

". . . Hufth. Karena sejak awal struktur asli Deen terlalu sederhana. Cuma butuh sedikit pemahaman penggunaan Besi Langka Suci 'tuk bisa buat dia jadi seperti itu."

Ucap Jack yang berseri-seri dan Laius yang menjawab dengan membuang wajah.

Mereka berdua tidak hanya menganugerahkan tanduk Naga Api pada Deen. Dengan memanfaatkan seluruh tubuh Deen, mereka meningkatkan pesat kekuatannya.

Sampai sekarang, Deen selalu menggunakan Hadiah kemampuan peregangan dari Besi Langka Suci untuk menggerakkan tubuhnya. Kasarnya, dia hanya bongkahan otot besi.

Karena itu, Jack dan Laius menambahkan roda gigi dan piston ke bagian dalam tubuhnya untuk mengeluarkan potensi penuh Hadiah peregangan Deen; Akibatnya, Deen memperoleh peningkatan dalam serangan ledakan dan mampu bergerak dengan lebih baik.

"Cih. . . Sesuai dugaan, dikasihkan ke [No Name] cuma bakal sia-sia. Kalau diserahin ke gue, bakal gue buatin bala bantuan yang lebih kuat."

“Houhou? Gimana?"

“Pertama gue bakal terapin lapisan Adamantium, yang dianugerahi Hadiah Hades pada permukaannya biar jadi 'ghoib'; terus bakal gue kasih kemampuan terbang, pasti bakal jadi tontonan spektakuler."

“. . . Hem, itu. . . Laius? Meski tubuh besar itu tembus pandang[1], langkah beratnya masih membuat tanah bergetar lalu membuatnya ketahuan, kan? Terlebih, meski tidak kamu tambah kemampuan terbang pun, bukannya lebih mudah bagi Deen menjangkau musuh yang terbang dengan meningkatkan ukurannya?"

Teori tanpa praktek—Jack menjawab tenang.

Ekspresi Laius mendadak berubah yang tadinya penuh percaya diri menjadi tidak senang saat memalingkan wajahnya.

Namun, Asuka yang sedang menunggangi Binatang Buas Kambing Gunung Almathea mendengar percakapan mereka dan menggumamkan komentar penuh ketertarikan.

". . . Tapi bukannya menarik memiliki kelebihan itu? Bagaimana menurutmu, Almathea?"

{"Master, Tuan Penempa Jack benar. Meski kelihatan berguna, yang kuat pasti memiliki cara untuk menangani musuh tembus pandang."}

"Tapi Deen yang bisa terbang pasti sangat mengesankan!"

{"……”}

Begitukah? Meski Binatang Buas Kambing Gunung ragu, dia tidak akan seberani itu menginjak perasaan tuannya yang matanya sedang berkilauan. Dia adalah Kambing Gunung yang pandai membaca suasana.

Dewa Yunani juga disebut sebagai Kelompok Anak Bermasalah di berbagai kelompok Dewa. Namun, ada juga Binatang Agung di antara mereka yang memiliki kepribadian baik juga hati nurani, yaitu Kambing Gunung Dua Tanduk—Almathea. Dua tanduknya memiliki Hadiah melimpah dan jika dia berubah menjadi manusia, dia pasti menjadi Dewi yang sangat cantik. Dia adalah Binatang Agung dari tingkat atas yang memiliki keberanian dan kecantikan.

"Baiklah, saatnya bergerak ke lokasi berikutnya, Alma."

Asuka menarik bulunya dan Alma berlari kencang melompati atap Gang Pajangan. Asuka dan Alma melihat lokasi itu sekali lagi untuk memastikan jika tidak ada lagi Raksasa yang tersisa dan mempertimbangkan untuk bergerak ke lokasi selanjutnya.

Kemudian, Naga api yang melawan Raksasa mengeluarkan teriakan kesakitan mendalam yang terkadang terdengar dari wilayah Kota.

“GEEEEEEEYAAAAAaaaaaa!!?”

Itu adalah raungan yang nadanya lebih tinggi dari biasanya. Bagi yang tidak paham, pasti akan menganggapnya sebagai raungan dari petarung berani. Namun Binatang Agung Alma mampu memahami secara akurat maksud raungan itu.

{"Master, raungan itu teriakan kesakitan. Sepertinya situasinya sangat putus asa."}

"Begitu ya? Apa kamu tahu lokasinya?"

“Iya. Dan karena tepat di depan sana, kumohon untuk memegang erat bulu-buluku."

Alma memperingatkan dan Asuka yang ketakutan segera menggenggam erat bulu-bulu itu sambil mencondongkan badan atasnya ke depan.

Disertai derap langkah kaki, Almathea menambahkan kecepatan untuk melompat tinggi dengan santainya melewati atap layaknya puncak gunung dengan lompatan hebat. Asuka yang mengenakan sepatu perlindungan dengan simbol Vayu yang pernah digunakan Yō untuk memecah angin kuat yang berhembus kuat terhadapnya. Mencongklang[2] dengan kecepatan luar biasa bagi Kambing Gunung, keduanya tiba di lokasi saat bisa melihat Naga Api dengan darah mengucur dari patahan sayapnya.

「UOOOOOOOOOooooooooo—!!!」

"Geh~. . . Cuma Raksasa rendahan, bagaimana bisa aku kalah darinya?!"

"Berhati-hatilah! Ada yang aneh dengan mereka! Kemungkinan mereka sudah dianugerahi suatu Hadiah!"

Mendengar ucapan Naga Api, Almathea menatap Raksasa untuk mengkonfirmasi ucapan mereka.

Mata mereka merah dan berkilat dengan cahaya aneh dari bawah topeng dan suasana mencekam menyelimuti mereka. Meski Raksasa tidaklah baik dan keturunan Eudemon yang lembut, tapi mereka sudah mendekati Binatang Iblis atau Iblis itu sendiri.

Dan Asuka mampu menyadari perubahan dramatis mereka.

"Mungkinkah. . . Demonifikasi?"

Almathea mendongak ketika merespon.

{"Iya, itu dia. Kamu benar, Masterku. Itu adalah Vampirifikasi. Raksasa itu telah di demonifikasi dari proses Vampirifikasi!"}

「UOOOOOOOOOooooooooo—!!!」

Raksasa mengangkat kapak besarnya untuk diayunkan pada target barunya—Asuka.

Dan dihentikan oleh Deen yang datang dari samping lalu menerbangkan Raksasa itu.

「DEEEEeeeEEEEN!!!」

Tinju besinya berputar lalu menyerang sisi kepala Raksasa dan membuatnya melayang ke udara. Namun bagian luar biasanya adalah ketika Raksasa itu mampu menggunakan gaya momentum dengan jungkir balik di udara dan malah menggigit Deen.

Memakai gaya sentrifugal[3] untuk menggigit lengan atasnya, Raksasa itu membuat tubuh besar itu bergoyang-goyang, meski tidak mampu menghancurkan Deen yang terbuat dari Besi Langka Suci.

Deen melayangkan tinju kanannya lalu dihantamkan ke kepala Raksasa.

「DEEEEeeeEEEEN!!!」

「UOOOOOOOOOooooooooo—!!!」

Raksasa yang telah dipukul beberapa kali oleh Deen terus melawan menggunakan kapaknya. Serangan dan serangan balik berlanjut hingga dua puluh empat ronde sebelum Raksasa itu jatuh tak sadarkan diri.

Dengan rentang waktu tiga menit, Gang Pajangan berubah menjadi reruntuhan puing dan Asuka melihat keseluruhan pertarungan dari awal hingga akhir.

Bukan itu saja. Raksasa demonifikasi masih berdatangan dari dinding luar.

"Tenaga yang sangat mengejutkan. Kalau hanya satu atau dua, masih bisa ditangani, tapi kalau bergerombol begitu . .!"

{"Sepertinya musuh memiliki vampir berdarah murni. Demonifikasi terhadap Raksasa-raksasa itu, pasti akan merugikan Naga Api jika berhadapan langsung dengan mereka kan?"}

Mendengar ketenangan Almathea dalam menilai situasi, Asuka menggenggam erat bulu-bulunya.

". . . Maksudmu kita harus ikut andil dalam pertarungan?"

{"Tidak, cukup Deen saja yang membantu. Aku tidak percaya jika hanya ada satu Titan demonifikasi di barisan mereka. Kita perlu melihat gambaran besarnya—mengenyahkan dalang utama dibalik serangan utama musuh!"}

Dengan gema derap langkahnya, Alma tiba-tiba bergerak. Tak lama setelahnya, dari posisi mereka tadi muncul serangan gelombang panas. Puing-puing meleleh dan lorong meledak melemparkan puing-puing kecil ke segala arah.

Pergerakan yang terlalu cepat itu hampir membuat Asuka jatuh, tapi ia berhasil membenahi duduknya dengan memposisikan kakinya sambil menguatkan pegangannya pada bulu. Bayangan penyerang melayang dari atas saat mereka terus memburunya.

Dari kepakan sayapnya, Asuka menyadari identitas sang penyerang.

"Dia di sini. . . Si Gryphon Hitam!"

{"Bukan cuma dia!! Ada yang lain di depan kita!"}

Asuka segera memfokuskan matanya pada target yang semakin dekat dari arah depan. Sosok orang berjubah dengan karakter “混” melompat dari bayangan cerobong asap. Meski sosoknya tidak tampak karena panjang jubah yang menutupi hingga ubun-ubun, sudah dipastikan jika dia [Raja Iblis Kekacauan].

Almathea yang baru saja bergerak sangat cepat menilai jika jaraknya terlalu dekat untuk bisa berbalik; Karena itu, dia memutuskan untuk menerjang lurus ke arah sosok berjubah karakter “混”. Sambil menyiapkan diri terhadap tubrukan, dia menambah kecepatan. [Raja Iblis Kekacauan] tampaknya tersenyum dibalik kudung jubahnya saat melayang ke samping untuk memberi jalan. Pada saat yang sama, dia menyerang mereka dengan gelombang panas dari tangannya sambil tertawa terbahak-bahak.

("Uh. . . Mustahil dihindari. . .!")

Mereka yang lari dengan kecepatan penuh jelas akan sulit menghindari serangan dari arah belakang.

Graiya juga menggunakan kesempatan untuk menyerang mereka dengan gelombang panas dari atas.

「GEYAAAAaaaa!!!」

Graiya terus menerus berteriak kencang saat menembakkan serangan intensnya dengan gembira; akibatnya, dua bola api hebat menembak ke arah dua sosok yang sedang berlari.

Tujuh rumah di bawah hancur berkeping-keping dan tanahnya berhamburan ke udara, menyebabkan asap kemerahan yang membumbung dari tanah yang tampak seperti kawah gunung berapi.

Serangan langsung yang brutal.

[Raja Iblis Kekacauan] melesat ke langit berputar dua kali atas kemenangannya saat karakter “混” berkibar.

Mendarat di punggung Graiya setelah menyelesaikan jungkir balik, dia tertawa penuh kemenangan.

"Fufu, hei, anak muda, teknik memojokkanmu sangat bagus. Sudut serangan dan caramu mengejar mereka juga baik."

". . . Dipanggil anak muda dengan suara seperti itu jelas tidak pas buatku."

Graiya membalas saat melonggarkan tenggorokan dengan nada tidak menyenangkan.

Namun ucapan Graiya tidak sepenuhnya salah.

Suara [Raja Iblis Kekacauan] saat ini bukan dari suara roh monyet tapi lebih seperti suara gadis mirip gemerincing lonceng perak. Dipanggil 'anak muda' jelas membuat emosinya dapat dibenarkan.

Menggemeretakkan leher kakunya, Graiya mengepakkan sayapnya terbang ke langit.

"Kudengar orang inilah yang membuat Aura mundur saat itu dan tidak kuduga jika dia segampang ini dikalahkan dengan strategi rendahan. Kurasa aku terlalu melebih-lebihkan."

“—Begitu? Bukannya kamu merendahkannya?"

[Raja Iblis Kekacauan] meninggalkan kata-kata itu pada Graiya sebelum melompat dengan tawa menghina.

Sesaat kemudian, serangan petir mendadak dari Almathea hampir saja mengenai sayapnya.

“Eh?!”

“Cih. . . Dia menghindar. . ."

{"Itu menunjukkan jika sasaranmu belum tepat, Masterku. Pikirkan lagi sebelum beraksi."}

Almathea sudah menyatakan dengan jelas namun ada nada menyalahkan dalam nasehatnya pada Asuka saat melompat ke atap terdekat. Di sisi lain, Asuka mencibir bermaksud menentang.

Namun, percakapan santai ini berbanding terbalik dengan Graiya yang sayapnya hampir saja tidak selamat dari serangan dan kesulitan melangkah tenang; kemudian Graiya mengalihkan kemarahannya pada Asuka dan Almathea.

"Kau sama sekali tidak terluka dari kekuatan itu. ..?"

“Heem Heem. Yah, sudah kuduga ini bakal terjadi. Level serangan itu hanya akan ditangkis oleh Kambing Gunung itu. . . Fufu, sebaiknya persiapkan dirimu baik-baik anak muda. Meski aku tidak tahu pasti potensi maksimal gadis muda itu, bisa kukatakan jika pertahanan Kambing Gunung itu sangat kuat. Kabar jika keberadaan Dewa Yunani dikarenakan pencapaian oleh Kambing Gunung itu tidaklah berlebihan. Dia juga sangat bagus dalam mengembangkan bakat seseorang."

[Raja Iblis Kekacauan] memberi wejangan pada Graiya dengan makna dalam.

Seolah dia mulai ketakutan hanya dengan mendengar keterlibatan Dewa Yunani, itu akan menjadi penghinaan pada gelar Gryphonnya.

Tubuh hitamnya mulai gemetar dan Graiya meraung marah.

"Binatang Agung Kambing Gunung yang menjadi Mitologi Yunani. . . Aku mengerti. Jadi dia Almathea dari perbintangan Capricorn! Sungguh kehormatan bisa bertemu dengan Binatang berstatus Bintang di Kota ini [Kota Azure Flames]! Mohon izinkan aku membedah genommu[4] untuk menggabungkannya dengan darah dan dagingku!"

Cakar melengkung elang dan kaki belakang singa mulai bergetar hebat saat bertransformasi dalam bentuk pergelangan Naga.

[Pohon Genome] yang diukir pada dada Graiya mengeluarkan cahaya aneh menakutkan yang selalu berubah warna. Dua sayapnya membelah jadi empat dan berubah bentuk. Graiya telah bertransformasi menjadi Naga Hitam dan kilatan merah bisa terlihat dari mata besarnya, yang sedang fokus pada Asuka dan Almathea yang berdiri di depannya, lalu melepas sinar.

{"Kita akan segera terbang! Tolong berpegangan yang kuat!"}

"Aku. . . Paham!"

Asuka menggenggam bulu sambil memeluk punggung Almathea kuat-kuat. Graiya yang baru saja menyempurnakan transformasi dalam bentuk Naga Hitam, memancarkan sinar yang sangat berbeda dari serangan panas sebelumnya, dan itu menyerang area lorong. Area yang secara langsung terserang tidak hancur tetapi diselimuti oleh keheningan yang menakutkan. Diikuti perubahan dramatis di sekelilingnya.

Warna batu merah aspal lorong berubah seketika menjadi batu abu-abu.

"Hadiah Pembatuan. . .?!"

Almathea memandangnya penuh telisik dari ujung kepala hingga ujung ekor.

{"Mata Pembatuan yang dimiliki oleh Cockatrice[5]. Meski aku tidak tahu jenis Hadiahnya, nampaknya dia mampu menggunakan Hadiah dari Spesies lain. . . Hmm. Ini menarik.}

“Eh?”

{"Ini berita bagus, Masterku. Dalam mengumpulkan pengalaman, ini bisa jadi yang terbaik. Jika aku boleh saran, cobalah pancing dia agar menunjukkan seluruh kemampuannya dan serang balik. Jika berhasil, kamu pasti akan menjadi Pembasmi Eudemon.)}

"Ap. . . Tidak. Bukan saatnya bicara begitu kan?! Apalagi ada musuh lain—"

“Fuahahahaha! Seperti ucapanmu, Nona Muda!"

Suara imut yang sepertinya tidak cocok dengan tawa keji melayang melintasi mereka dengan karakter “混” membumbung ke langit malam.

Bergerak lebih cepat dari derap langkah Almathea dan meninggalkan bayang ilusi pada jejaknya, dia sudah menyusupkan diri di antara mereka berdua dalam sekejap lalu menikam Asuka dengan tinju dari tubuh gadis kecil.

Tubuh fisik Asuka tidak berbeda dari gadis normal.

Pada kecepatan dan jarak ini jika serangan mengenainya, tulangnya pasti hancur.

Untuk mencegahnya, Kepala Labu yang mengenakan kain ikut campur di antara mereka berdua.

"Waduh, cukup sampai sini!"

Yang muncul dari Kartu Hadiah Labu adalah tujuh cahaya lampu yang bergerak untuk menyerang [Raja Iblis Kekacauan].

Setelah dipukul diam-diam, [Raja Iblis Kekacauan] menggunakan kepala Almathea sebagai pijakan untuk jungkir balik di udara. Tapi tetap tidak cukup untuk menjauhkannya dari serangan dan jubah panjangnya terbakar.

“……Yaho?”

Jack sangat terkejut sampai api di lubangnya bergetar, dan [Raja Iblis Kekacauan] tidak membiarkan kesempatan emas itu lewat.

Menyesuaikan diri di udara dan menjaga jarak, dia mulai tertawa riang.

Bahkan Asuka yang hampir diserang, hanya mampu menghela nafas berat menyaksikan penampilan [Raja Iblis Kekacauan].

". . . Ini. . . Gurauan macam apa ini, Tuan Putri Sandra?"

Asuka bertanya dengan suara bergetar. Tapi bukan berarti Asuka tidak memiliki jawabannya, dia hanya ingin menekan bayangan terburuknya saat bergumam.

Orang yang muncul dari balik karakter  “混” — adalah seorang gadis berambut merah dengan perhiasan emas, gadis yang mengenakan pakaian jahit spesial dengan emblem Naga Api [Salamandra].

Dia yang tidak lain adalah pemimpin [Salamandra], Sandra Doltrake.

“Yahoho . . . Mungkin. . . Mungkinkah kamu menggunakan teknik transformasi untuk tampil seperti Putri Sandra. . .?"

"Oi, oi, kau buta ya? Apa tidak ada bola mata di lubang sana, Kepala Labu—ah, ah, kau kan memang nggak punya!! Tapi meski kamu menggunakan lubang itu untuk melihat, kamu seharusnya segera sadar tentang pemilik tubuh dan kekuatan spiritualnya kan? Akulah gadis muda dan terhormat, yang telah diberi takdir sial oleh dunia, mengambil posisi sebagai [Master Lantai]! Pemimpin baru dari [Salamandra]— Tuan Putri Sandra!"

Senyuman licik yang tidak seperti Sandra biasanya, [Raja Iblis Kekacauan] melepas jepitnya. Dibanding disebut tindakan feminim, lebih seperti tindakan berani seorang ksatria yang mengayunkan pedangnya.

Itu bukan manipulasi pikiran. Tubuhnya sudah diisi oleh jiwa berbeda. Dan semua orang bisa memastikannya.

Lubang mata Jack menyala menahan kemarahan, tapi dia lebih memilih bertanya dengan tenang.

"Merasuki lawan. . . [Raja Iblis Kekacauan], itukah Permainanmu?"

"Fufu, yah, hampir mirip tapi tidak tepat."

". . . Berhenti main-main. Tidak peduli bagaimana, Putri Sandra tetaplah [Master Lantai]. Hadiah biasa tidak akan mampu mengambil alih paksa tubuhnya—Kau gunakan itu kan? [Wewenang Master Penyelenggara]!"

Kemarahan terpendam Jack akhirnya pecah disertai ucapan keras.

Berdiri sambil bertolak pinggang, [Raja Iblis Kekacauan] mendapatkan kembali emblem karakter “混” dari Kartu Hadiahnya lalu mengangkatnya saat membuat pernyataan.

"Pemikiranmu tajam juga, namun ada kepingan berita buruk untuk kalian. Yang bisa berpartisipasi dalam Permainan 'Kehebatanku'[6] hanya terbatas satu orang! Saat ini partisipannya hanya Nona Muda Sandra seorang! Lagipula, masalahnya adalah [Gulungan Geass] yang hanya bisa dibaca oleh Nona Muda Sandra saja!"

“Apa katamu?!"

Konyol, Asuka mengatakannya keras-keras. Itu bahkan tidak bisa disebut sebagai Permainan. Tapi kenyataannya tidak ada [Gulungan Geass] yang sedang digenggam oleh [Raja Iblis Kekacauan].

[Raja Iblis Kekacauan] tersenyum licik saat menggaruk rambutnya sambil meremehkan tiga orang di depannya.

"Sungguh beruntung bahwa gadis muda ini kesepian. Meski dia ingin bergantung pada keluarganya, dia tidak mampu melakukan. Meski ingin mempercayai rekannya, tapi dia tidak dipercaya. Lalu dikhianati oleh dua orang yang menurutnya teman berharga, ditinggalkan. . . Fufu, Yang Mulia dan Nona Rin sungguh ahli! Begitu syarat terpenuhi, mudah bagi 'Kehebatanku' menggunakan [Wewenang Master Penyelenggara]! Jiwa menyedihkan yang dipaksa membawa beban seluruh kekacauan di dunia nyata—telah ditelan olehku, [Raja Iblis Kekacauan]!"

[Raja Iblis Kekacauan] mengibarkan emblemnya sambil tertawa geli sampai-sampai mencengkeram pinggangnya.

Mendengarkan seluruh pidatonya, tinju Asuka mulai gemetar akibat amarah yang menguasainya.

. . . Untuk mencegah kesalahpahaman, harus diselesaikan sekarang — Baik Asuka dan Sandra tidak memiliki hubungan yang dalam. Hanyalah kenalan yang saling bertukar sapa saat bertemu.

Namun, jika ucapan [Raja Iblis Kekacauan] benar, kesepian yang Sandra rasakan akan sama seperti yang Asuka pernah rasakan. Atau lebih buruk. Meski begitu, Sandra tidak pernah menunjukkannya dan tetap berdiri di depan semua orang sebagai [Master Lantai].

Itu adalah sikap keras kepala, kebanggaan dan keteguhan hatinya. Asuka tidak akan memaafkan Raja Iblis di depannya yang tertawa keji sambil meremehkan semua itu.

Mengeluarkan Kartu Hadiahnya, Asuka maju selangkah.

Namun mengejutkan, Jack mengangkat tangan kanannya dengan maksud menghentikannya.

"Nona Asuka. . . Aku mengerti perasaanmu. Tapi kali ini. . . Serahkan saja padaku, Jack yang akan mengurusnya."

Kepala Labu sudah diselimuti api kemarahan saat meminta Asuka untuk mundur.

“Jack. . .”

Asuka tidak bersikeras dan memilih mundur.

—Sudah diketahui jika Jack mencintai anak-anak. Iblis yang mencintai anak kecil dan dicintai mereka. Jelas yang paling marah adalah pria labu ini.

Rongga matanya bercahaya akibat amarah yang mendidih dan Jack bertanya seolah sedang bernegosiasi untuk yang terakhir kalinya: "[Raja Iblis Kekacauan]. . . Kau telah menginjak-injak jiwa murni seorang anak. Apa kamu tidak merasakan sedikit penyesalan atau cercaan[7] dalam hati nuranimu?"

Menanggapi pertanyaan itu, [Raja Iblis Kekacauan] menghilangkan senyuman lalu menjawab dengan marah:

"Cercaan dalam hati nurani? Ha, Salah pahammu sudah kelewatan! Yang membuat gadis muda ini begini bukanlah 'Kehebatanku'! Tapi orang-orang di Dunia Kacau ini yang memaksanya hingga menemui jalan buntu! Dan kau masih berani mempertanyakan hati nurani 'Kehebatanku'? Sungguh gurauan tidak masuk akal!"

[Raja Iblis Kekacauan] melemparkan emblem berkarakter “混” ke pundaknya dan merubahnya menjadi perlengkapan bertarung.

Aksesoris emas dan pakaian merah berubah warna menjadi hitam dan karakter “混” muncul di dada dan punggung.

"'Kehebatanku' akan selalu mengikuti jalur kejahatan! Raja Iblis yang menentang keberadaan Hukum dan Aturan. Kami adalah bencana yang lahir ke dunia! Karenanya mereka yang terlahir sebagai orang suci atau Raja Iblis akan berbeda dari bocah nakal Kouryuu dan para cecunguk lain! Untuk menjamin jalannya dunia ke arah benar, kejahatan absolute dibutuhkan untuk menyeimbangkan dunia! 'Kehebatanku' adalah harga diri dari karakter “混”! Menjadi anggota yang memikul malapetaka dunia, aku menolak motto hidupku dianggap memalukan!"

Tidak ara yang perlu dipermalukan dalam hidupku—Itulah raungan dari [Raja Iblis Kekacauan]. Dia lalu menatap Asuka dan lainnya sambil menyalakan aura berapi-api di sekitar tubuhnya yang mengalir dari Tanduk Naga Sandra.

Saat inilah Asuka menyadari sedang diremehkan oleh musuh di depannya.

[Musuh ini. . . Juga seorang Raja Iblis!]

Black Percher yang berjanji membalaskan dendam pada Matahari.

Leticia yang dipojokkan hingga putus asa oleh rekannya dan terpaksa melakukan pembantaian.

Mirip mereka berdua, mereka semua adalah orang yang sudah memahami tindak kejahatan mereka saat menyalahgunakan Wewenang untuk menjadi orang kejam.  Bertaruh jiwa dan segala yang mereka punya untuk membuat Aturan [Peraturan Permainan], memiliki kekuatan untuk memaksa dunia mematuhinya dan menjadi Raja yang membangkitkan kenyataan kejam.


". . ."Mengikuti jalur Kejahatan'. Itukah pencapaian keseluruhan sumber spiritualmu?"

"Itu benar. Seorang Raja Iblis yang tekad dan kepercayaannya tidak tergoyahkan. Dan akan menjadi Oudou[8] yaitu aku, Raja Kekacauan akan selalu ada sampai hari penghakiman."[9]

Mendengar jawabannya, keadaan spiritual Jack berubas drastis.

"Kau yang memaksaku! [Raja Iblis Kekacauan]! Kau melakukannya di depan emblem [Will-O'-Wisp]—kejahatan paling berdosa yang seharusnya tidak ada—!"

Api Penyucian mengalir keluar dari lubang Kepala Labu.

Itu adalah teriakan gelisah yang lebih intens dari erupsi gunung berapi.

Bagi [Will-O'-Wisp] sebagai organisasi Penjaga yang selalu memegang semboyan melindungi jiwa muda, Raja Iblis ini dipastikan menjadi musuh yang butuh penghakiman.

"Bakar habis setiap tetes kekuatan spiritual yang meliputi 'Jalur Raja' musuh!"

"Wahai [Raja Iblis Kekacauan], terimalah dengan seluruh kepunyaanmu! Inilah Ujianku. . . [Labu Mahkota]—!!!"

Diikuti erupsi Api Penyucian dari Mahkota Labu, kemudian meledak.

Pecahannya berubah menjadi perkamen silau bercahaya yang bertebaran ke segala penjuru Gang Pajangan.


<<Permainan Berhadiah: Jack si Monster>>


·Syarat Partisipan::

·Seseorang yang pernah membunuh atau menyakiti anak kecil sebelumnya;:

·Seseorang yang pernah menggunakan anak kecil untuk melakukan tindak kejahatan.:


·Partisipan: Raja Iblis Kekacauan (Diizinkan membunuh siapapun yang menghalangi jalannya Permainan):

·Pemimpin Permainan: Jack the Ripper:


·Syarat Kemenangan::

*Mengalahkan Penyelenggara- [Mahkota Labu];

*Menyingkap misteri dibalik 'Jack' dengan memahami sejarah.


·Syarat Kekalahan::

*Partisipan (Pemain) dibunuh oleh Pemimpin Permainan dan dinyatakan kalah.

*Ketika ada Bagian dari Pemimpin Permainan yang terkuak, Partisipan (Pemimpin Permainan) akan kehilangan kekuatan dan dinyatakan kalah.


Sumpah: Legalitas Ujian ini terjamin selama diterapkan pada Partisipan yang memenuhi Persyaratan Partisipan.


  “Stempel' [St. Peter]"


Ketika Jack menyebar perkamen menyilaukan, ekepresi wajah semua orang berubah khawatir.

"Jack. . . Bisa menggunakan [Wewenang Master Penyelenggara]?"

Keheranan Asuka cukup alami. [Wewenang Master Penyelenggara] yang disebut-sebut sebagai wewenang penyelenggaraan kuat yang melebihi Hadiah yang dianugerahi Dewa. Sebagai tambahan, itu adalah simbol Raja Iblis yang memberikan tuntutan tak beralasan bagi yang lain untuk berpartisipasi dalam Permainan.

Berdiri di tengah-tengah Api Penyucian yang mengalir dari Kepala Labu, Jack akhirnya bertranformasi menjadi manusia, dengan jaket kulit merah tua dan rambut pirang berantakan yang nampak seperti binatang liar.

Belati berlumuran darah di genggaman sementara sorotan fokus matanya dipenuhi nafsu membunuh.

“……Ugh!”

Dia bukan lagi Jack yang dikenal. Bukan lagi Pria Labu yang akan tertawa ceria di manapun dan kapanpun dia berada.

Mirip seperti pembunuh gila yang terekam di [Gulungan Geass], tatapan tajamnya seolah mengisyaratkannya pernah terjun ke dalam kegelapan. Bahkan Asuka yang lahir di zaman Showa pernah mendengar namanya.

“Jack the Ripper”— Pembunuh berantai tahun 1888 yang pernah mengejutkan seluruh Inggris.

Tapi tidak ada yang tahu akhir ceritanya kan?

Tidak ada cara untuk mengetahuinya.

—Pembunuh gila ini juga berbuat kejahatan bengis jauh di masa lalu, atau mungkin pembantaian yang lebih buruk dari yang disebut tadi. Tidak ada yang tahu kebohongan apa yang dia katakan pada Orang Suci sampai memperoleh kesempatan hidup kedua.

Dan tidak ada yang tahu penyebab keterkaitan kesamaan nama panggilan.


"Waktunya membunuh. . . Menarilah, Wahai [Raja Iblis Kekacauan]—!"


Teriakan Jack berisi kemarahan dengan niat membunuh.

Membentuk pusaran api dari bawah sepatu kulitnya sebagai pegas untuk melompat, Jack dalam sekejap terbang ke arah dada yang terbuka dari [Raja Iblis Kekacauan].

Dan menusukkan belati berlumuran darah pada dada [Raja Iblis Kekacauan].


Bagian 2[edit]

—[Kouen, Kota Azure Flames] tempat latihan di depan Sayap Kanan Ketiga Istana.

[Pohon Genome] yang mulai memproses transformasi mengeluarkan cahaya menyilaukan yang mengelilingi kaki Yō. Di ujung perlengkapan kakinya ada cakar yang menonjol dari binatang liar dan armor yang dihiasi bulu Gryphon.

Mengenakan perlengkapan baru yang dibuat dengan meniru kemampuan Eudemon, Yō terbang ke langit.

Tinjuan yang mengenai area kosong mendadak mennyemprotkan darah.

“. . . Apa?”

Maxwell bergumam heran saat muncul di atas Willa. Serangan yang Yō lancarkan pada area kosong mengenai pinggang belakang Maxwell.

(Berhasil!)

Serangan yang mendarat sempurna telah melepaskan ketegangan Yō.

Di sisi lain, Maxwell menatap Yō karena serangan diam-diam tak terduga yang mengejutkannya. Seharusnya mustahil untuk seseorang menyela pertarungan antara Willa dan Maxwell yang terus bergerak cepat dalam lompatan dimensi. Namun serangan Yō mengenai tubuhnya yang menggoncangkannya sampai bisa terluka parah yang belum pernah ia alami sebelumnya.

Maxwell segera mengikuti pergerakan Willa untuk membuat lompatan dimensi lain dan ketika mewujudkannya di area kosong—

“—Ini tidak bsnar.”

Maxwell mencoba merubah pikirannya karena sedikit berbeda dari urutan. Menyerang setelah melakukan perwujudan sangat mustahil atau begitulah—

Pada saat bersamaan, Maxwell membuat wujud di area kosong, dia telah diserang olah Yō.

“Willa!”

"Paham!"

Mereka saling berteriak saat mulai menyerang Maxwell. Mengeluarkan tongkat buatan tangan, Willa menusukkan ujung tajamnya pada perut Maxwell sambil menyalurkan [Ignis Fatuus] dari dalam tubuhnya.

Menggunakan cakar dan pedang dari peralatan armor dan sayapnya, Yō merobek baju dan memenggal leher Maxwell.

Terpenggal dan terbakar oleh Api Biru, jaket berwarna merah dan biru juga organ dalamnya terbakar seketika lalu menghilang bersamaan dengan naiknya tiang api.

Yō memeluk Willa saat masih melayang di udara, tidak mengalihkan matanya dari sisa-sisa keberadaan Maxwell barang sekekap.

—Kita menang?

Meski dia bertanya pada dirinya sendiri, dia juga menggelengkan kepala menjawab.

"Willa. Sepertinya ini di luar dugaan kita."

“Aku setuju. . . Sangat mengganggu. Aku tidak menyangka dia bisa sekuat itu."

Ada kecemasan dalam suaranya tapi dapat dimengerti.

Maxwell seharusnya sudah terpenggal dan abunya menghilang dari tiang yang menghanguskannya. Namun sekarang dia berdiri di dalam tiang api dengan santainya saat bagian kepala dan tubuh terbakarnya mulai menyatu kembali.

"Menurut rumor, kurasa fisiknya mudah diserang dan dikalahkan dengan cara itu. . . Tapi jika gerakan terakhir kita tidak efektif, tidak ada cara lain bagi kita untuk mengalahkannya."

“Heem. Memusingkan. Benar-benar masalah yang memusingkan."

Mereka kelihatannya tenang, tapi sebenarnya gelisah.

Jika cara mengalahkannya sama seperti metode pembunuhan Dewa, mereka tidak berpengalaman dalam mengekspos sumber spiritual Maxwell. Masalah lainnya adalah ketahanan mereka dalam bertahan dari serangannya.

Melanjutkan pertarungan dalam keadaan seperti ini hanya akan memperburuk keadaan mereka dan ketika kecemasan mulai tertahan di hati mereka. . .

Sosok Maxwell menghilang.

"Hu, tidak akan kubiarkan!"

Yō melempar Willa ke udara sambil menendang tangan kanan Maxwell yang menyerang dari bawah. Menggunakan pusaran berkilauan untuk meniadakan badai es dari tangan kiri Maxwell, Yō terbang lebih tinggi untuk menjauhinya.

"Willa! Taktik mundur! Bawa aku dengan teleportasimu!"

“I, itu mustahil."

“Hah?!”

"Jika aku membawa orang hidup di lompatan dimensi, kamu akan mati jika pintunya tertutup."

Yō kehilangan kata-kata.

Dia tidak menduga akan mengetahui fakta itu saat ini. Tanpa pilihan lain, Yō hanya bisa menghindari serangan beruntun Maxwell menggunakan lompatan dimensinya, sambil memikirkan strategi lain.

Sedangkan Maxwell mulai mengetahui Hadiah yang digunakan Yō ketika terus menerus menghindari serangannya.

("Gadis kecil ini bisa mengikuti lompatan dimensiku dan terus bertahan. Ini. . . Begitu. Hadiahnya sama dengan orang itu!")

Itu adalah kejadian tiga tahun lalu saat Maxwell dengan bahagia muncul di depan Willa untuk menjemputnya, namun seorang lelaki menggunakan kekuatan yang sama untuk membuatnya terpojok.

Maxwell penuh percaya diri saat memasuki Taman Mini namun kemudian dikalahkan lelaki berkekuatan besar, dia hanya bisa lari terbirit-birit.

"Sebelumnya, aku mundur setelah berhadapan langsung dengan kekuatan yang belum kuketahui. . . Hoho, tapi aku bisa menebak cara kerjanya. Kali ini, akan kupastikan untuk melihat cara kerja Hadiah itu sepenuhnya!"

Seolah mencoba menjaga jarak dengan mereka, dia berteleportasi ke belakang ketika menghilangkan emisi nyala api dan salju dari tangannya. Bagi Iblis Maxwell yang mengontrol panas, api dan salju masih jauh dari kekuatan aslinya.

Menekan dan mengambil panas untuk digunakan sebagai energi. Itulah ide yang menjadi dasar kehadiran 'Iblis Maxwell'.

"Aku saja tidak akan sekuat seorang Raja Iblis; karena itu untuk menutup kekuranganku, aku sudah meminta seseorang membuatanku ini—Memanggil, Saudari Coppelia[10]!"


*Ctek* Dengan satu jentikan jari, [Gerbang Astral] berbentuk spiral terbuka.

Seperti halnya memanggil Raksasa, tempat latihan dipenuhi pusaran angin hebat dan hujan salju dengan banyak boneka mirip gadis muncul di tengah badai mengepung Yō dan Willa.

Para boneka yang berbentuk wanita dengan mata transparan dan rambut putih platina, terus dipanggil ke tempat latihan.

Meski berbaris rapi, gerakan mereka cekatan dan tidak tampak seperti boneka saat mengangkat tepian rok sambil membungkukkan badan. Meski tatapan mereka kosong, kulit mereka nampak kemerahan seolah darah panas mengalir di dalamnya.

“Co. . . Coppelia. . .!”

"Penampilan mereka sangat menarik, kan? Itu adalah hasil dari [Jenis Ketiga Mesin Gerak Abadi] tertentu yang disegel oleh seseorang tiga tahun lalu. Karena sayang kalau dibiarkan, aku meminta bantuan orang lain untuk memproduksi masal. Meski masih tahap purwarupa, mereka tetap percobaan yang berharga—Jadi ayo lakukan dan menarilah kalian, [Saudari Coppelia]!"

Maxwell memberikan perintah.

Para boneka berambut putih platina berlarian ke arah Yō dan Willa secara bergerombol saat mengayunkan pedang jahat sambil melangkah ringan seperti tarian kaki dengan berbagai pedang yang tersembunyi di tubuh mereka saling bersilauan.

Sambil mengelak dari pedang yang tersembunyi di antara kuku jari, pergelangan tangan, siku dan ujung rok mereka, Yō juga meluncurkan tendangan yang dengan mudahnya menghancurkan para boneka dengan meningkatkan kekuatan dari gabungan gen Eudemon.

("Kalau satu sih tidak apa, tapi merepotkan kalau jumlahnya kebanyakan!")

Bagian terburuknya adalah keluwesan dan kecepatan gerak.

Willa bertarung dengan taktik teleportasi gerilya namun bertarung jarak dekat bukanlah spesialisasinya juga gerakan menghindarnya cukup aneh akibat jarang latihan. Seperti gadis yang melompat ke belakang karena panik sambil membalas dengan api biru.

Meski begitu, keduanya hampir tidak bisa melihat serangan gencar dari para boneka. Meski kalah jumlah, perbedaan kekuatan mereka sangat jauh. Willa dan Yō mempertahankan kecepatannya dalam menghancurkan para boneka dengan daya tembak Api Biru dan angin berkilauan.

Namun, kecepatan pemanggilan lebih cepat dari kecepatan menghancurkan.

Saat mereka menghancurkan dua puluh boneka, lebih dari tiga puluh boneka telah terpanggil.

"Kita akan kewalahan jika ini terus berlanjut. . . Willa!"

“Ap, apa?"

"Aku akan mengalihkan perhatian! Saat itu gunakan kekuatan tembakan terbesarmu untuk meledakkan tempat latihan ini, oke?"

Strategi berani itu membuat Willa terbelalak.

Para polisi militer yang sedang bertarung disekitar berseru dengan, "Apa katamu?!", "Jangan Bercanda!", dan "Oi! Gurauan macam apa itu?!", saat saling memproteskan perasaan tersinggung. Namun, mereka terabaikan.

Willa mengerti jika Yō memiliki armor kulit pipih 'Tikus Api' untuk melindungi dirinya. Menyadari ini sebagai strategi pertahanan, Willa mengangguk setuju.

". . . Sepuluh detik. . . Tidak. Lima detik saja cukup!"

“Mengerti!"

[Pohon Genome] bersinar menyilaukan saat menciptakan lebih banyak pedang dengan daya tahan tinggi. Kegesitan Yō saat menyerang sebagian besar boneka juga meningkat.

Menggunakan dinding angin berkilauan untuk menangkis boneka yang datang dari segala penjuru, sementara secara efektif memecah belah mereka yang berhasil melewati pertahanan. Kemudian dia memprioritaskan untuk menghancurkan boneka yang terpanggil di dekatnya.

Baik di atas maupun bawah, kanan atau kiri, segala sudut serta rantai lompatan dimensi, Yō melepas pedangnya untuk merobohkan musuh tanpa membiarkan titik butanya terbuka.

("Seperti dugaanku! Waktu reaksi ini tidak bisa ditanggapi hanya dengan lima indera! Dia jelas. . . memahami yang akan terjadi kemudian!")

Maxwell yang menonton dari atas sudah memahami Hadiah yang dipegang Yō. Dalam situasi dikepung musuh, bergerak dengan mengandalkan respon kelima inderanya saja tidak akan terlalu efektif.

("Yang kutakutkan jika Hadiah yang dia gunakan mungkin kekutan dari firasat! Dan pasti bisa digunakan terus menerus dalam jarak tertentu! Karena mampu memperhatikan serangan diam-diam dari belakang, itu menunjukkan jika dia menggunakan inderanya untuk mendapatkan informasi beberapa detik lebih cepat!)

Lalu, berapa kali dia bisa menggunakannya dalam satu rangkaian pemanggilanku? Berapa detik batasan firasatnya?

Untuk menguak jawabannya, Maxwell memanggil lagi lima puluh boneka.

Selama lima detik sebelum Willa mulai memanggil skala besar [Ignis Fatuus]—pada detik ketiga, perlengkapan kaki Yō berganti dengan armor berkilauan Pegasus.

“Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa—!”

Yō berseru dengan sekuat tenaga saat menggunakan kekuatannya untuk melepas pusaran angin berkilauan. Penguatan pusaran angin berkilauan menjadi dinding besi yang melindungi mereka berdua dari serangan berbagai arah.

Memahami dasar aksinya, Maxwell tersenyum.

("Sudah kudapatkan triknya! Tiga detik—Itulah batasnya!")

[Saudari Coppelia] yang dia jadikan pasukan penyerang berjumlah seribu dua puluh.

Namun dengan pengorbanan itu, Maxwell mampu memahami keseluruhan kemampuan Yō. Raja Iblis muda yang dihina tiga tahun lalu sekarang belajar merendahkan hati dan tenang saat menganalisis kemampuan musuh.

("Dalam sekejap ketika pemanggilan [Ignis Fatuus] Willa selesai, aku bisa memanggil dua kali lipat dari jumlah tadi. Dan ketika medan perang menjadi kacau, akan kuenyahkan gadis itu ketika mencapai batasan waktu! Jadi silakan saja, panggil [Ignis Fatuus]! Wahai Pengantin Api Biru!")

Setelah merencanakan berbagai faktor untuk pengaturan panggungnya secara cermat, Maxwell melepas jaketnya sambil menenggelamkan pikirannya dalam mabuk kemenangan.

Willa mengangkat tongkat buatan tangannya tinggi saat membuka portal.

“Memanggil, [Ignis Fatuus]—!”

Angin biru muncul di atas permukaan tanah.

Panas pembakaran menyebabkan suhu di wilayah itu meningkat pesat dan menghanguskan seluruh [Saudari Coppelia] yang mengepung Yō dan Willa ketika panasnya membumbung ke langit. Selama itu pula, Maxwell mengambil [Gulungan Geass] yang bersinar dalam cahaya gelap untuk menyiapkan gerakan lanjutan.

("Willa. . . Akhirnya aku akan segera bisa mengajakmu bergabung dalam Permainan Berhadiah pinanganku!")

Tidak lama setelahnya, nyala api yang semakin mudar dan tempat latihan yang hangus terbakar mulai terlihat.

Ketika suhu panas naik dari permukaan tanah, uap panas yang menutupi tanah mengaburkan dua sosok dari pandangan.

Wajah Maxwell terlihat gentar bercampur bahagia saat mengamati tempat kejadian.

Tapi tidak peduli berapa lama dia menunggu, dua sosok itu tidak pernah nampak.

“……Willa?”

Mulut Maxwell menganga saat melihat ke bawah di tempat latihan.

Ketika asap mulai menipis, orang tercintanya tidak muncul.

Kedua tangannya menggantung tak semangat saat bengong di udara.

Penjagaa Maxwell saat ini terlalu tebuka. Bahkan para pasukan militer pasti mampu memenggal kepalanya sekarang.

Dari mabuk menjadi bengong, dan kehilangan akal sekali lagi, Maxwell menghancurkan [Gulungan Geass] di tangannya.


“Willa……Aaaaaaaah, WILLA! Willa, Willa, Willaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh! UUuuAAAAAAAAAAAAA leeeaaaaaaaaaaa! URIRAAAAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaa! Dimanaaa KAAAMOOOOEEEEEEEHHHHH!"


Setelah tiga tahun merenung, [Gulungan Geass] yang telah sepenuhnya diisi perasaan cintanya telah terabaikan begitu saja. Kedua tangannya memegang rambut penuh rasa frustasi ketika berseru.

Gema seruannya terus berlanjut di Istana selama tiga menit penuh.

Tiba-tiba menghentikan teriakannya dan menenangkan diri, Maxwell dengan kerennya mengangkat bahu.

"—Yah, memang hal ini bisa terjadi. Kurasa aku hanya perlu mendengar instruksi dari "Taktisi (Pembuat Permainan)". Hoho, dia memang pengantin pemalu."

Maxwell si Raja Iblis melempar jaketnya ke pundak lalu menghilang.

Di sisi lain, Yō dan Willa yang terbang ke sisi buta musuh, bersembunyi di Sayap Kanan Keempat Istana. Setelah Yō yang mengenakan armor kulit pipih 'Tikus Api' mengkonfirmasi menghilangnya Maxwell, dia mendesah lega.

Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo v07 135.PNG

"Sudah berakhir. Keluarlah, sudah aman, Willa."

“……Hiks, HUu…..”

Willa mulai menangis di pelukan Yō.

Agak terganggu dengan pergantian suasana, Yō membelai kepala Willa sambil berpikir kagum 'Woah~Meski tubuhnya kecil, gunung besarnya sangat mengejutkan', sambil merasa tersembuhkan oleh sensasi payudara itu.

"Hiks. . . Huu. . . Sangat menakutkan, sangat menjijikkan!"

“Heem, yeah. Terlalu menjijikkan."

Meski Yō tidak pernah menjadi target penguntit, dia bisa berempati dengan level jijik itu. Secara psikologis sangat tidak bisa diterima.

"Kita juga harus mundur dan berkumpul dengan yang lain. Terlebih, sepertinya dia tidak tertarik pada apapun selain Willa. Jadi terimakasih atas kerja kerasmu, ayo istirahat sejenak."

“Heem Yō. . . Terimakasih."

Willa menyeka air matanya saat duduk.

Meski tidak bisa disebut kemenangan, tapi tetap berhasil menghentikan Raja Iblis.

Menurut pencapaian itu, Yō cukup percaya diri.

["Aku yang sekarang sudah mampu bertarung melawan seorang Raja Iblis. Aku bukan lagi beban dalam pertarungan."]

—Namun, baru sekali bertarung tapi sudah memhuatnya kepayahan. Jika dia terus bertarung dalam kondisi ini, dia bisa memprediksi kekalahannya.

Mengeluarkan Kartu Hadiahnya Yō untuk mewujudkan ranting Pohon Air demi mengisi kembali cairan tubuhnya saat dia membuat persiapan pertempuran berikutnya.


Bagian 3[edit]

— [Kouen, Kota Azure Flames], [Lembaran Lautan Bintang], Gang Pajangan.

Usai merobek topeng Labunya, dia yang bertranformasi menjadi [Jack the Ripper] menancapkan belatinya sangat dalam ke dada [Raja Iblis Kekacauan]. Membuat tubuh Sandra berlumuran darah. Saat ini, dia bukan lagi Jack sang badut melainkan pembunuh berdarah dingin. Karena tidak ada cara lain untuk menolong Sandra, dia tidak mengasihani lawan meski menggunakan tubuh Sandra.

Belati Jack menembus dada Sandra—

"—Jangan meremehkanku, pemula!!"

Seketika merasakan kejanggalan, Jack bergegas mundur ke lokasi semula.

Meski belum jelas tentang kejadian ini, [Raja Iblis Kekacauan] pasti menggunakan mantra tertentu. Dan itu terbukti ketika gulungan dari karakter “一事无成” [11] terbentang di tangan [Raja Iblis Kekacauan].

Tidak meragukan kecakapan dalam merasakan serangan pembunuh, Jack percaya diri untuk menghindari teknik musuh.

("Tapi, itu bukan Hadiah untuk menyerang!")

Mengkonfirmasi jika tubuhnya baik-baik saja, Jack meluncurkan serangan kedua tanpa ragu. [Raja Iblis Kekacauan] harus menyandarkan bagian torso atasnya ke belakang untuk menghindari belati Jack.

("Sialan! Orang ini cepat juga!")

Kecepatannya jauh di atas normal. Ketangkasan Hissatsu Waza Jack mampu mengejutkan [Raja Iblis Kekacauan] yang pernah membuat Izayoi berlari mengejarnya.

Menghadapi musuh kuat diluar perhitungan, [Raja Iblis Kekacauan] membentuk sudut mulut imutnya menjadi senyuman.

"Kau sangat hebat! Mampu memperoleh [Wewenang Master Penyelenggara] yang ditandatangani oleh Orang Suci Hebat?! Wah, aku tidak menyangka identitas asli dibalik [Jack the Ripper] adalah seorang algojo!"

“Iya. Memang benar. Dan kau, penjahat yang mencibir dan melahap pemuda, harus menemui akhirnya! Saat ini, sekarang juga!"

Belati berlumuran darah yang diliputi api bergerak memotong menara secara vertikal dan terus naik hingga mengenai puncak yang menjadi pijakan [Raja Iblis Kekacauan]. Jika serangan itu mengenainya, pasti akan menyebabkan luka fatal.

("Cih!. . . Menguatkan [Wewenang Master Penyelenggara] lewat wahyu dari sumber spiritual?!")

Sebuah Permainan Berhadiah yang diadakan sebagai format duel untuk menghukum pendosa khusus—[Raja Iblis Kekacauan] menyimpulkan begitu.


—Meski [Wewenang Master Penyelenggara] dikenal karena berhubungan dengan Raja Iblis, hanya beberapa yang tahu jika dasarnya sangat berbeda.

Ujian untuk mengadili Penjahat;

Ujian untuk membuktikan Kesetiaan seseorang;

Ujian untuk menyambut Perubahan evolusi baru.

Wewenang kuat yang dibuat untuk Percobaan Niat Baik ini—mengatakannya sebagai tindakan alami dari [Wewenang Master Penyelenggara] tidak akan menyedihkan.

Karena jaminan dari Dewa atau Agama dengan Permainan yang tunduk pada aturan serta niatan baik, Jack tidak bisa disamakan dengan Raja Iblis.

Namun, Jack menyelenggarakan Permainan karena keinginan pribadinya dan bukan dengan tujuan menghakimi pendosa, dia bisa segera dicap sebagai Raja Iblis dan akan diburu oleh agama yang meyakini kelakuan baiknya.


("Tapi, gak cukup segitu!! Orang itu sebenarnya mampu membuat [Pergantian Paradigma] berskala kecil, yang menunjukkan jika sumber spiritualnya tidak lemah atau normal!")

Misteri seputar identitas Pemimpin Permainan yang digunakan sebagai inti Permainan dan secara bertahap memiliki aturan untuk memperkuat kekuatan Jack.

Gabungan ketangkasan dari lompatan api dan belati membuatnya berbahaya karena membuat pergerakan Jack meningkat pesat dua kali lipat dari [Raja Iblis Kekacauan].

Meski begitu, [Raja Iblis Kekacauan] tertawa santai.

"Ini menarik. . .!! Sudah beberapa ribu tahun sejak terakhir kali menerima hangat Permainan Manusia! Ah, ahh, ayo menari! Mari dansa bersama! Tapi ketika tirai turun, cukup 'Kehebatanku' yang berdiri di atas panggung!"

Menanggapi Sandra, Tanduk Naga memancarkan cahaya. Mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi, [Raja Iblis Kekacauan] membuat banyak bola api besar di langit.

Meski Sandra masih muda, dia jelas bukan orang yang gampang menyerah. Tubuhnya mewarisi darah murni dari keturunan Kelas Terkuat. Hanya daya tembak saja, kekuatannya setara dengan peringkat tertinggi di Wilayah Bilangan Lima dan sekarang dirasuki Raja Iblis tua berpengalaman.

Membawa ratusan bola api berterbangan yang hampir menutupi langit mendung, [Raja Iblis Kekacauan] meraung:

"Sekarang! Graiya! Serang!"

「GEYAAAAAaaa!!!」

Jack yang sedang mengejar [Raja Iblis Kekacauan] segera berbalik melihat Graiya meluncur dari belakang.

Graiya yang perutnya memancarkan cahaya karena menyimpan api dan [Raja Iblis Kekacauan] meluncurkan serangan jepitan pada Jack secara bersamaan.

Melihatnya, Asuka menggenggam bulu saat meneriakkan perintah.

“Alma, lindungi Jack!”

Alma yang berubah menjadi sambaran petir, muncul di bawah Jack sebelum bertransformasi lagi menjadi benteng berbalut besi, dan meski cahaya panas dari Graiya juga ratusan bola api besar menghujaninya, benteng kokoh yang dibangun oleh Almathea terus melindungi Asuka dan Jack tanpa membengkak.

Terlindungi di dalam benteng Adamantium, Asuka menatap sosok manusia Jack sambil bergumam ragu juga nada bingung.

"Apa ini Jack. . . yang asli?"

“. . . Benar. Nona Asuka, tubuh yang berlumuran darah adalah bentuk asliku."

Belatinya dibasahi darah segar.

Jaket kulit merah terang digunakan untuk menyembunyikan jejak darah.

Rambut berantakan dan tatapan yang seolah mengalir dengan niat membunuh seorang Shinigami.

Seluruh karakter unik yang secara efektif menciptakan tampilan unik seorang pembunuh berantai.

"Ada kelanjutan dari legenda Jack si Labu. Penjahat berlumuran darah yang diberi kesempatan hidup kedua dan iblis muda yang menyelamatkannya—takdir mereka berdua yang seharusnya disingkirkan dan dihapuskan. . . Namun ada Orang Suci yang baik dan dermawan memberiku kesempatan kedua untuk merubah jalan hidupku."

Tugas Jack adalah untuk melindungi pemuda dan mencari juga menyelamatkan jiwa yang terlahir dari kematian tidak wajar. Setelah mengatur ulang hatinya, Jack memainkan peran sebagai Badut Labu dan menjadi karakter utama dalam Halloween.

Begitulah Jack, yang namanya disamakan dengan teror dan monster, yang menggabungkan dirinya dengan badut untuk terus hidup.

". . . Tapi tahukah kamu. . . Yang ingin kita ajak Aliansi adalah Pria lembut Jack yang bukan pembunuh. Benar kan, Jack?"

“Iya. Aku tahu itu. Karena telah merahasiakan identitasku, aku minta maaf sedalam-dalamnya."

"Itu benar. Setelah ini, pastikan kamu berubah kembali si Kepala Labu. Jika tidak, Lily dan para kelompok senior akan ketakutan."

Memberi senyuman yang seolah merekah di wajahnya layaknya hari biasa, Asuka mengangkat Kartu Hadiah.

Jack terbungkam dan tidak bisa membalas.

Bahkan setelah mengetahui masa lalunya tidak akan mengubah fakta bahwa mereka rekan seperjuangan. Dan itulah kata yang terucapkan dari tatapan jujur Asuka.

". . . Yahoho. Heem. Tentu saja. Kalau kugunakan penampilan ini untuk mengatakan 'Trick or Treat', anak-anak pasti menangis ketakutan. Kurasa memang harus menghindari kejadian itu."

“Benar sekali. Kepala labu terlihat jauh lebih baik dari dirimu sekarang."

Yahoho, Jack tertawa dengan nada yang lebih dalam dari biasanya.

Dia juga terlihat cukup malu, yang pastinya bukan sekadar ilusi.

"Baiklah. . . Giliran kita, Alma! Ayo kalahkan dua penjahat kasar itu!"

{"Mengerti. Masterku."}

Almathea mengembalikan bentuk bentengnya menjadi Kambing Gunung saat Asuka mengambil empat Bola Permata dari Kartu Hadiah yang dia suntikkan melalui pidatonya.

"'Melayang seperti Awan, Hujan seperti badai, dan Mengamuk liar seperti sambaran petir—

Wahai Kambing Gunung yang berlari di angkasa, kumohon kepadamu untuk berubah menjadi benteng tanpa bentuk demi mengadili para musuh."

"—Serang, Almathea!

Kata-kata Asuka menyebabkan bola permata meniru Keagungan yang ada di dalamnya.

Penganugerahan (Pidato) oleh Dewa adalah Hadiah peningkatan namun jika digunakan sekarangg, mereka akan hancur seketika; Karenanya, keempat bola permata diberikan pada Alamathea agar dihancurkan melalui gigitannya, yang akan terserap menjadi Hadiah.

Dalam sekejap, status spiritual Almathea mulai bertambah sangat besar.

("Nona Asuka. . . Akhirnya dia akan menggunakannya.")

Almathea yang baru saja menelan keempat Keagungan tiruan, mulai melepaskan kilatan sengit listrik yang mengalir ke seluruh tubuh berbulunya dan dia mengeluarkan suara keras. Tubuh besi juga meleleh akibat panas dan secara bertahap mengubahnya menjadi cairan mirip Merkuri.

Almathea—Identitas aslinya adalah Dewi Panen yang memelihara Dewi Utama dari mitologi Yunani. Tanduknya bisa membuat tanah subur dan menghasilkan banyak buah untuk panen, dan bulunya tersembunyi di balik lapisan Adamantium; Karenanya, dia mampu menjadi Perisai Terkuat dari Dewa Yunani yang bisa bertahan dari berbagai serangan—[Perisai Aegis]<sekelumit info[magrefnotes: Aegis adalah perisai agung dalam Mitologi Yunani, dikatakan jika setengahnya dimiliki oleh Zeus dan setengahnya lagi dimiliki oleh Athena. Dibuat oleh Hephaestus menggunakan bulu tersembunyi dari Kambing Gunung Agung, merupakan Perisai terkuat yang tidak bisa dihancurkan oleh Sambaran petir Zeus. Perbedaan kedua perisai adalah: Perisai Athean berfungsi sebagai: Simbol prestasi, mampu melacak, simbol kekerasan dan perang, juga kemampuan pembatuan. Sedang perisai Zeus berfungsi sebagai: pengumpul awan, membuat awan mendung, disertai gelombang yang mampu menghasilkan angin badai, ketika dilepas ke langit akan membuatnya gelap dan bisa kembali cerah jika diambil.]</ref>.

Jack menggunakan kombinasi Adamantium pada Almathea untuk membuat tiruan [Perisai Aegis]. Namun cara untuk mengaktifkan Perisai ini dibutuhkan Hadiah lainnya, yaitu Keagungan dari Surga.

Seperti awan, hujan es dan petir yang melindungi masternya untuk mengadili musuh.

[Perisai Aegis] tetaplah simbol dari kekuatan Zeus, Dewa langit.

( Untuk menebus kekurangan itu, Nona Asuka telah menggunakan metode menyuntikkan Keagungan Tiruan ke dalam empat bola yang akan diberikan kepada Almathea. Dan jika ini berhasil …… )

Mendapatkan kembali Keagungannya, Almathea meraung keras.

Berjingkrak dengan aliran energi mengalir ke sekujur tubuhnya, dia menunggu perintah dari sang master.

{"Tolong beri perintah selanjutnya, masterku."}

"Perintah telah diberikan. Layaknya awan yang melayang di langit, hujan es yang turun ke daratan, dan petir yang menyambar dengan cabangnya—Almathea!"

Suara ledakan datang sesaat ketika udara di sekitarnya mengalami perluasan panas yang cepat.

Diikuti ledakan, darah segar juga muncrat dari dada Graiya.

Almathea yang bergerak dengan kecepatan suara sonik telah melubangi dada Graiya layaknya anak panah. Kecepatan yang tidak dapat disamakan dengan sebelumnya itu bisa dikatakan sebagai lambang serangan kilat cepat yang menyulut sasarannya.

“Gu, uh—!!”

Saat Graiya jatuh ke belakang akibat tanduk yang melubangi dada kanannya, kedua binatang buas itu meluncur lurus menabrak bangunan di Gang Pajangan dan jalan menuju Distrik Niaga, merobohkan yang mereka temui.

Meski begitu, kesempatan ini tidak dibiarkan oleh [Raja Iblis Kekacauan] saat dia segera meluncurkan bola api pada Asuka yang berdiri tanpa penjagaan.

"Celahmu terbuka lebar, Nona Muda!"

“Waah, pertahanan seorang gadis itu kokoh loh."

— *Hing Ling* Suara seruling yang mendadak muncul di tangan Asuka beresonansi di udara. Kelihatannya itu adalah seruling yang telah dikostumisasi agar gerakan sederhana dari pergelangan tangan mampu membunyikan seruling.

Namun masalahnya bukan pada gerakannya.

Seolah mendengar suaranya, Almathea pergi dengan kecepatan cahaya untuk melindungi Asuka.

(Guh, kecepetan!)

Turun seperti hujan tembakan deras, dia bertransformasi menjadi Dinding Besi pertahanan. Bagi Graiya yang telah disingkirkan beberapa saat lalu, masih berlutut di atas reruntuhan saat memegang dada kanannya untuk menghentikan pendarahan, jelas itu kecepatan luar biasa.

("Cih! Gadis ini juga punya trik menyusahkan ha. . .?!")

Mata [Raja Iblis Kekacauan] berkilat licik, saat melihat situasi tak terduga yang disebabkan oleh gadis muda itu.

Meski Jack penduduk Bilangan Enam, dia yang memiliki [Wewenang Master Penyelenggara] ditambah Asuka yang mengontrol Benteng—Almathea. Graiya juga dibuat terluka parah dan musuh masih menyembunyikan gerakan tersembunyi.

Keadaan ini jelas suram.

Dia mengangkat bahu. "Meski menyedihkan, kurasa sudah waktunya. Fufu, waktunya kami pergi."

". . . Apa kau berniat kabur? Selama [Wewenang Master Penyelenggara]ku masih aktif, kau tidak akan pernah bisa keluar dari [Kota Kouen]."

Jack mengangkat belatinya sambil menurunkan pinggulnya hingga berjongkok.

Namun [Raja Iblis Kekacauan] hanya tersenyum santai saat mengambil gulungan lain.

"Ada~ apa?! Kami hanya kembali ke kelompok sebentar. Yah, selama itu, bermain-mainlah dengan para Raksasa!"

Dia membuka gulungan dan beberapa karakter Cina melayang di permukaannya.

虚度光阴—Kutukan yang menghentikan waktu dalam radius pelepas mantra.

Hingga pandangan mereka menjadi abu-abu Asuka dan Jack mampu memahani keadaan, sayangnya hanya itu saja sampai [Raja Iblis Kekacauan] mendadak hilang.

"Kau bercanda? Dia benar-benar hilang!"

{"Meski hanya sekejap saja, aku yakin karakter '虚度光阴' tadi muncul. Aku menduga jika ini adalah kutukan yang mengontrol waktu. Dan selama dia memegang kartu itu, kita tidak akan bisa mengejarnya."}

"Tapi aku sudah mengaktifkan [Wewenang Master Penyelenggara] padanya. Jika dia berupaya untuk terbang ke Kota—"

Kemudian, suara sesuatu yang runtuh menggema dari Dinding Luar.

Para pos penjagaan di sepanjang Dinding Kota pasti telah diterobos.

Asuka dan Jack menggemeretakkan gigi dalam keputusasaan saat mereka menilai harus bergerak ke tempat selanjutnya.

"Ayo pergi. Jika Raksasa demonifikasi membanjiri Kota, akan sia-sia meski kita memenangkan Permainan."

{"Itu benar. Tapi yang paling membuatku khawatir adalah sang penempa Jack. Jika dia terus bertarung, dia juga akan terkena kutukan lelah lalu kehilangan kekuatan kan?"}

"Oh, oh ini. . . Tidak masalah. Jangan khawatir! Dikarenakan banyak alasan, kutukannya tidak akan berefek padaku!"

{"Hm? Oh begitu? Kalau begitu ayo bertindak sebelum terlambat."}

Asuka mengendarai Almathea yang telah kembali ke bentuk Kambing Gunung, saat bergegas ke Dinding Luar yang ditembus.


Namun sekarang, mereka seharusnya sadar.

Tanduk Naga dari Naga Lautan dan Bintang yang Sandra bawa belum pernah digunakan sama sekali oleh [Raja Iblis Kekacauan].


Translator's Notes[edit]

  1. ghoib dan tembus pandang sama-sama 'invisible' :v
  2. mencongklang=berlari cepat yang (pada binatang)
  3. gaya yang menjauhi sumbu pusat
  4. silakan cek https://id.m.wikipedia.org/wiki/Genom
  5. Dapat sekelebat info lagi [magrefnotes: katanya, cockatrice adalah persilangan dari ayam dan ular. Kepalanya ayam dengan tubuh memiliki sepasang sayap mirip naga, dan ekor ular, tanpa bulu tapi ditutupi sisik. Katanya itu menetas dari telur ayam dan tatapannya menewaskan. Sosok itu harus menetas di hari ketika Bintang Sirius sedang tinggi-tingginya, dan dibuahi oleh ayam jantan berumur tujuh tahun. Telurnya jelas berbeda, berbentuk bola tanpa cangkang telur. Diselimuti kulit tebal, telur ini harus dierami oleh katak agar bisa menetas.]
  6. Kehebatanku atau 'Great Me' adalah nama permainan milik [Raja Iblis Kekacauan].
  7. cercaan: makian, umpatan, ejekan yang keras
  8. info lagi [magrefnotes: Oudou- Jalur Raja.]
  9. ini membuatku penasaran, sejauh mana cerita ini mengenal kiamat di dunia yang mengenal istilah persimpangan waktu? :v
  10. Sekelebat info — [ magrefnotes: coppelia adalah sebuah komik balet yang awalnya dikoreografikan oleh Arthur Saint-Léon pada musik Léo Delibes, dengan iringan musik dari Charles Nuitter. Berdasarkan Wikipedia: Coppélia berpusat pada seorang penemu, Dr. Coppelius, yang membuat boneka menari seukuran aslinya. Begitu hidup sehingga Franz, seorang pria, menjadi tergila-gila dengan itu dan mengesampingkan keinginan hatinya yang sebenarnya, Swanhilde. Penemu adalah orang yang eksentrik yang ingin membawa ciptaannya ke kehidupan dengan pengorbanan hidup—Franz, orang sesuai yang masuk tanpa izin. Swanhilde yang menyelinap dan mengetahui rencananya, berpura-pura menjadi Coppelia 'hidup' untuk menyelamatkan Franz saat mengaktifkan seluruh boneka mekanik. Seluruh insiden kemudian diselesaikan dengan uang untuk menenangkan sang penemu
  11. [ magrefnotes:“一事无成” merupakan B.China yang berarti "tidak terjadi apapun" ]


Kembali Ke Halaman Utama