Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 7 Selingan 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Selingan 2[edit]

—[Kouen, Kota Azure Flames] tingkat terakhir Istana, di dalam Lautan Bintang.

Di kedalaman Istana yang seperti Dunia Bawah yang gelap gulita, tanpa cahaya maupun suara, sesuatu tiba-tiba mengangkat lehernya melengkung seperti sabit. Dengan gerakan tubuhnya, rantai-rantai logam yang menahannya berdering riuh.

Namun, gerakannya tidak bisa lebih bebas dari itu.

Rantai logam itu membelit kedua tangan dan kakinya dan dikeling satu sama lain saat tubuhnya dijepit di celah dinding. Rantai logamnya mengikat erat sampai membuat kulitnya terbuka. Saat tubuhnya menggelepar, rasa sakitnya sangat mengerikan.

Namun, itu tidaklah seberapa.

Disegel di tempat ini dan terbaring diam selama dua ratus tahun, dia akhirnya merasakan pertarungan intens di atas tanah hari ini.

*Sniff sniff* —Membaui aroma perang dan malapetaka, dia menunjukkan taringnya dengan seringai ganas.

Walaupun sulit dilihat dari gundukan yang terdorong dari ubun-ubun hingga keluar rahang bawah, ekspresi itu tidak diragukan lagi adalah seringainya.

Entah menyakitkan atau bahagia, bebas atau tertekang, bukan itu alasannya disiksa. Karena perasaan di bawah matahari yang bisa dimengerti jiwa kriminal ini—adalah luapan panas pertarungan di medan perang.

Sebelum era Taman Mini dimulai—ketika Langit dan Bumi belum lama terlahir, selama Para Dewa dan yang disembah bergerak ke penjuru dunia, banyak bencana terjadi yang berkebalikan dari simbol kedamaian tersebar.

Langit-Bumi, Siang-Malam, Baik-Jahat, Kedamaian-Kekacauan, dari ujian yang mengeluarkan seluruh ciptaan dan kehancuran dunia, terdidihkan dan tersaring untuk membentuk bencana pertama.


—Dunia ini didampingi bencana.

—Kutukan yang hadir di tiga ribu dunia.


Dan kamu masih mengharapkan kejahatan dan sumpah mewujudkan harapanmu?

Dialah seorang yang melebarkan alam Neraka untuk meliputi dan melahap keseluruhan dunia manusia serta tidak lebih dari seorang kejam yang menghancurkan ratusan negara dan ribuan pahlawan.

Orang-orang yang mengeluarkan aura roh penguasa di atas tanah layaknya membawa ambisi besar sama saat berpartisipasi dalam pertarungan. Dan takdir yang muncul dihadapan orang keji ini hanyalah—

Hari melepasnya segel yang semakin mendekat.

Bahagia menikmati aroma darah dan besi di kekacauan perang, memberi isyarat jika waktu pelepasan segel sudah dekat.

“……”

Orang-orang di dalam [Kota Kouen] akan segera mengerti—

Asal mula dan arti sebenarnya dari gelar [Bencana Alam], dan. . .

Orang yang pertama kali mengibarkan lambang dengan sumpahnya 'tidak hidup di bawah langit yang sama dengan musuh'.

Kebanggan dan rasa percaya diri berlebih dari para pendatang juga akan merasakannya saat pintu pembakaran Neraka akan terbuka.


Mengamuk di masa kebangkitan Para Dewa—Kengerian Sesungguhnya dari seorang Raja Iblis.



Kembali Ke Halaman Utama