Oregairu (Indonesia) : v6.5 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Sekali lagi, Hiratsuka Shizuka memberikan perintah baru[edit]

Akhir dari Festival Budaya menandakan transisi lebih jauh ke musim gugur.

Langit menjulang tinggi di atas kepala dan angin-angin yang membelai pipimu terasa lebih dingin.

Lorong yang mengarah ke Bangunan Khusus sepi, tidak ada orang. Hari ini sangat dingin, aku pun memasang blazerku. Hanya suara dari langkah kakiku yang bergema dalam hening.

Di sekolah kami, musim gugur adalah musim yang berlalu dengan penuh kesibukan.

Setelah adanya Festival Budaya ada Festival Olahraga dan Karyawisata.

Sebagai siswa di sekolah ini, khususnya kelas dua, jadwal musim gugur kami penuh kegiatan. Tiga peristiwa tersebut mungkin adalah saat-saat terbesar dalam masa muda kami.

Mungkin itulah kenapa setiap kelas dan tingakatan -seluruh siswa- rasanya seolah kurang serius dan penuh gurauan.

Siswa-siswa SMA memang sudah tampak sebagai pribadi-pribadi yang kurang serius. Dan di musim ini, semangat mereka menjadi lebih besar. Festival Budaya adalah dimana semuanya bersatu(Mereka, bukan aku), Festival Olahraga adalah dimana kawan dan lawan saling berbaur(Mereka, bukan aku), dan Karyawisata adalah dimana teman-teman dekat berkumpul(Mereka, bukan aku) yang mana itu mengisi lembaran lain dari masa muda mereka yang berseri-seri. Cara aku mengatakan "Mereka, bukan aku" mengingatkanku tentang es krim putih dan hitam tertentu. Kuyakin menjadikannya milkshake juga enak.

Aku sampai di depan ruang klub, meskipun tidak terpikat dengan bau-bauan manis, tapi saat membuka pintu aku mencium aroma yang manis.

“Oh, Hikki, yahallo!”

Saat aku masuk, aku disapa dengan tangan yang diangkat dengan penuh semangat bersamaan dengan geraian ringan rambut yang disanggul.

Dia adalah Yuigahama Yui. Teman sekelas sekaligus anggota Klub Layanan Sosial ini. Dia memiliki penampilan seperti siswi SMA pada umumnya. Biasanya, dia bukanlah tipe yang akan berbicara denganku begitu saja seperti itu, tapi bahkan sebelum kusadari, dia sudah bergabung dan nyaman di klub ini. Perilakunya menyerupai anak anjing atau bahkan mungkin seekor tanuki[1].

Di atas meja di depannya ada bermacam-macam makanan ringan. Dia tampaknya tengah minum teh setelah sekolah.

Uap berkepul keluar dari cangkirnya. Cangkir teh polos lain disekitarnya juga akan diisi.

Orang yang memegang teko itu menyisir rambutnya yang panjang berkilau keatas dengan jari-jari rampingnya. Sosoknya yang memiliki kemiripan dengan porselen putih, diwarnai dengan lembut oleh cahaya kemerahan matahari dari matahari yang terbenam seperti warna teh yang sedang dituangnya.

Aku tidak terlalu tahu-menahu tentang etika, tapi dia, Yukinoshita Yukino, melakukan itu dengan sangat baik sampai-sampai jika seseorang memberitahuku kalau dia berasal dari keluarga bangsawan, aku akan mempercayainya tanpa ragu.

Setelah selesai menyiapkan tehnya, dia duduk dengan anggun.

"Baiklah, ayo mulai makan" ujarnya.

Yuigahama menyatukan tangannya. "Terima kasih atas makanannya".

"Nikmatilah".

Mereka hampir seperti pasutri. Aku ingin mengejek mereka, tapi suasana yang mengelilingi mereka bisa digambarkan seperti sebuah lukisan yang kusimpan sendiri. Jika kau bertanya apa yang tidak diperlukan di ruangan ini saat ini, tanpa ragu jawabannya adalah aku.

Mungkin itulah kenapa tidak ada bagian dari makanan ringan itu yang disiapkan untukku. Bisakah kita, seperti, berhenti melupakan bagianku saja? Itu mengingatkanku tentang saat aku bekerja paruh waktu sebagai staff konser dan hanya aku yang mendapatkan makan siang tanpa sumpit. Dan saat itu aku berpikir aku akan mencoba memakannya seolah aku berasal dari India. Tentu, ada supermarket dekat sana, tapi... Sialan kau, manager.

"Oh, bagian Hikki.." Ucap Yuigahama, setelah menyesap cangirnya dan mengunyah muffin buatan sendiri.

Yukinoshita akhirnya juga menyadarinya dan dengan lembut meletakkan cangkirnya diatas lepekan. Dia mengubah arah pandangnya untuk memeriksa sekitar meja. Bagaimanapun, satu cangkir tambahan tidak akan ada disekitar dengan mudahnya seperti itu.

Tapi aku tidak butuh perhatian ataupun pertimbangan mereka. Para penyendiri selalu siap, dimanapun dan kapanpun. Lagi pula, tidak ada yang akan datang memberi mereka bantuan.

"Tak apa, aku sudah punya sesuatu."

Aku mengeluarkan minuman yang berada dalam kemasan berbahaya yang mengkilat dengan warna peringatan kuning dan hitam itu dari tasku. Baru minum dan kau sudah berada di puncak; itulah apa yang kami sebut MAX COFFEE. Alih-alih merasa di puncak, kau mungkin sudah selesai minum.

Setelah sampai di kursiku, aku membuka MacCan-ku(Kaleng MAX COFFEE). Aku suka meminumnya saat masih hangat karena itu membuat rasa manisnya semakin luar biasa. Dengan gula yang dikandungnya, tidak aneh jika itu ditambahkan ke ransum standar JSDF[2].

Ada bencana? Bawalah MAX COFFEE. Kau boleh juga membawanya saat kau pergi ke pegunungan.

Setelah kami bertiga memegang minuman masing-masing di tangan kami, Yukinoshita tiba-tiba mengeluarkan sebuah laptop.

Aku dapat mengerti kenapa dia memakai laptop untuk Komite Panitia Festival Budaya, tapi aku tidak yakin apa alasannya sekarang sambil memandanginya dengan mata kosong. Tapi kau tahu, huruf "l"dan huruf kapital untuk "i" terlihat sangat mirip. Dari "Iaptop dan tanpa celana dalam", "Iaptop dan tanpa celana dalam", "Iaptop dan tanpa celana dalam", dan "Iaptop dan tanpa celana dalam," yang mana yang huruf pertamanya "i" !?

Sementara aku sedang memikirkan hal itu dalam kepalaku, Yuigahama terlihat penasaran sambil mengunyah muffin ia melirik-lirik tangan Yukinoshita. Omong-omong, jawaban yang benar dari pertanyaan yang tadi adalah semuanya!

"Hei Yukinon, apa itu?"

"Hiratsuka-sensei memberikan ini padaku dan mengisyaratkan bahwa ini untuk aktivitas klub yang baru.." Yukinoshita menjawab dengan singkat sambil menunggu komputer itu booting[3]. Dia sepertinya juga tidak tahu apa-apa tentang ini.

Komputernya pasti model lama karena butuh waktu untuk bisa menyala. Sementara itu Yukinoshita memasang pose berpikirnya seperti biasa dengan menempatkan tangannya di dagunya saat menatap layar komputer itu.

Yuigahama dan aku mengikuti pandangannya dan melihat ke layar dari belakangnya. Satu text file[4] dengan nama "Read me!" ada di desktop dengan penampilan membosankan.

Selain itu, tidak ada file lain yang sepertinya berhubungan dengan klub ini. Yukinoshita menggerakkan jarinya ke arah file dan meng-kliknya.(TL NOTE: Entahlah, teks English-nya gini:"Yukinoshita slid her fingers towards the file and clicked it." secara harfiah aja jadi pengartiannya.)


Kepada anggota Klub Layanan Sosial,

Aktivitas klub yang baru adalah konsultasi melalui E-mail.

Kita akan menyebutnya "Konsultasi Elektronik prefektur Chiba"(TL NOTE:The Chiba Prefecture Problem E-Consultation")

Saya ingin kalian semua berusaha menyelesaikan masalah apapun yang akan muncul.

Pembina Klub Layanan Sosial - Hiratsuka Shizuka


Setelah membaca instruksi yang luar biasa ringkas itu, kami semua bereaksi secara berbeda-beda.

"Jadi begitu, Aku mengerti sekarang. Kita hanya perlu menjawab E-mail konsultasi yang masuk dengan saran yang layak. Bagaimanapun juga, akankah kita menerimanya begitu sering...?"

Yukinoshita terlihat lebih mengurusi sistemnya dari pada apa aktivitas yang terlibat dan memindai ulang teks itu beberapa kali.

Di sisi lain, mata Yuigahama melebar. "Apa memang Hiratsuka-sensei selalu bertanggung jawab seperti ini atau cuma aku yang berpikir demikian?"

Sekarang itulah Yuigahama. Itulah yang membuatnya terkejut. Sial, aku bahkan ingin berkata itulah Gahama-san[5] kita.

"Tidak juga, dia biasanya memang seperti ini saat berbicara melalui E-mail. Ini mengejutkan hanya karena bagaimana dia biasanya bertingkah."

"Oh, ok-hah?" Yuigahama berpikir sebentar dan berkedip dua kali sambil menatapku.

Memang, reaksi yang bisa dipahami. Saat dia ada di sekitar, dia akan bertingkah sangat kasar, atau seperti Helikopter Apache[6], atau seperti es longsor, atau seperti sejenis Abaranger[7]... Setidaknya, dia tidak menunjukkan tanda-tanda guru yang sopan, rapi, manis, dan tulus...

"Itu berarti dia benar-benar dewasa sebagian besarnya," Ucapku.

Yukinoshita dan Yuigahama menatapku ragu.

"Kau berkata seolah biasa saling kirim E-mail dengan Hiratsuka-sensei." Kata Yukinoshita dingin. Dia menyilangkan tangannya dan menatapku tajam. Tapi aku tidak berhak ditatap seperti itu hanya karena hal itu.

"Alih-alih saling kirim, aku lebih ke menerima E-mail darinya. Aku telah menklasifikasinya dibawah kategori seperti majalah, langganan, Amazon, atau Mac. Sesekali aku mendapatkan E-mail yang sangat panjang darinya."

"Begitukah? Bukan berarti aku peduli," Yukinoshita menjawab ringkas. Dia kembali ke komputernya lagi, tapi suara ketikannya menjadi sangat keras. Dan setelah suara itu ada suara kecil mengikuti.

"E-mail panjang... Oh, Kupikir aku punya sesuatu yang bisa kita konsultasikan kepadanya."

Kau sedikit menakutiku dengan berbisik seperti itu kau tahu, Yuigahama-san... Maksudku, aku juga ingin tahu bagaimana cara menghindara E-mail panjang darinya juga oke? Hanya saja saat aku tidak menjawab, dia akan menelponku.

Aku langsung menyukai pemikiran tentang mengirim E-mail konsultasi begitu saja sampai suara Yukinoshita mengetik berhenti.

"Kita sudah menerima satu E-mail"

"Oh wow, kita benar-benar menerimanya. Coba kita lihat.."

Yuigahama pergi ke belakang Yukinoshita dan memeluk pundaknya. Sekali lagi, Aku tidak bisa mengira gadis dengan kasta tinggi untuk saling bersentuhan kulit seperti itu.

"Berat sekali.." Gumam Yukinoshita.

Apa yang berat hmm? Meskipun aku sangat tertarik, aku mungkin akan mengalami kesulitan jika aku bertanya tentang itu, makanya aku memutuskan untuk mengabaikan hal itu dan bertanya "Apa yang kita dapat?"

"Umm... Ada dari seseorang dengan nama pena, Homooo-san... Ada apa dengan smileys[8] konyol ini?"

Baiklah, aku tahu siapa pengirimnya.

"Kau tidak harus membaca itu," Ujarku.

Yukinoshita sepertinya sepemikiran dan menempatkan tangannya di pelipis seolah menahan sakit kepala. Dia mendesah. "Itu benar. Aku sudah bisa membayangkan apa isinya"

"K-Kita paling tidak harus membacanya! Ayolah, Aku akan membacanya, oke!?"

Yuigahama menarik lengan baju Yukinoshita. Meskipun ia terlihat kesal, dia sepertinya tidak bisa membuat seseorang yang memohon kepadanya seperti anak anjing kecewa. Ia memegang tangan Yuigahama dan sembari menjauhkannya, ia berkata, "Aku mengerti, makanya berhenti mendorongku. Kita akan mendengarkannya sekarang. Sekarang saja.."

"Oke! Aku akan membacanya!"

Yuigahama mulai membaca kelanjutan dari E-mail ketika Yukinoshita mengatur posturnya untuk mendengarkan, meskipun enggan.

She’s so soft on Yuigahama. Am I reading a series from Comic Something Hime or something? As I watched the two engage in their eye-pleasing Yuru Yuri relationship, Yuigahama read the mail aloud. Dia sangat lembut kepada Yuigahama. Apa aku sedang membaca sebuah seri dari Comic Apalah Hime atau Apalah? Sembari aku menyaksikan mereka terlibat dalam hubungan Yuru Yuri mereka yang menyenangkan mata, Yuigahama membaca E-mail itu dengan keras.[9]


[Nama Pena: Konsultasi Homooo-san]

Semenjak Festival Budaya, pikiranku selalu terpenuhi dengan dua orang laki tertentu di kelasku (H-kun dan H-kun).

Rasanya sangat busuk dan tidak pantas bagaimana mereka saling menyadari satu sama lain! HxH itu cabul! Pasti cabul, Kuberi tahu kau! Ya, begitulah seharusnya, lakukan lagi.

Aku akhir-akhir ini berpikir pasti bagus kalau mereka lebih akrab satu sama lain, tapi aku khawatir apakah mereka harus tetap menjaga jarak saat ini. Menurutmu siapa yang harus mulai mendekati yang lain duluan?

Aku lebih khawatir tentang apakah kata sifat sebelum "tidak pantas" itu cuma kesalah atau bukan.

Bagaimanapun, sebenarnya apa yang di khawatirkan orang ini? Jika ada, apa HxH? Hunter x Hunter?[10]

Aku menjumpai diriku memegang kepalaku sedangkan Yuigahama tersenyum masam. Yukinoshita khususnya sudah dari tadi berhenti mendengarkan dan kembali membaca buku di tangannya. Aku sepenuhnya bersimpati dengan keinginanmu untuk tidak terlibat, tapi bukankah reaksi itu sedikit berlebihan?

Dengan Yukinoshita berpegang mengabaikan E-mail itu, Yuigahama memandangi antara aku dan layar, meminta pendapat.

"A-Apa yang harus kita lakukan?"

Sebuah pertanyaan problematik. Sebuah perkembangan super dengan laki khusus disini...

"Uh, kau tidak akan mendapat begitu banyak dengan menanyaiku.. Sama saja yang mana pergi atau meninggalkan, dua-duanya mengarah ke neraka..."

"Bahkan mendengarkan merupakan neraka"

Dia baru saja membisikkan sesuatu yang sangat kasar, benar kan? Yukinoshita mebalik halaman bukunya dan melihat kearah Yuigahama dan aku.

"Apa memang benar-benar ada solusi untuk ini?" Tanya Yukinoshita.

"..Tidak ada. Maaf, Hikki." Yuigahama berpikir sebentar, tapi setelah itu meminta maaf. Apa apaan suasana serius ini..? Jangan kau serahkan padaku!

"Sebenarnya, bisakah kaliah berhenti bertingkah seolah aku salah satu dari dua laki yang disebutkan disini?"

Aku sudah sadar, tapi aku tetap ingin menyuarakan penolakanku. Tapi Yuigahama tampak tidak puas. "Tapi itulah apa yang selalu dikatakan Hina, jadi..."

Jadi dia selalu memberitahumu, hah..? Seharusnya itu adalah tanda popularitas ketika kau tidak ada di sekitar dan tetap menjadi pembicaraan, tapi aku sama sekali tidak senang. Faktanya, bukankah ini hanya salah satu bentuk gosip jahat? Aku lebih memilih mengambil gosip jahat.

Yukinoshita memasukkan tanda kedalam bukunya dan menutupnya.

"Tapi sangat tidak layak untuk Hikigaya-kun untuk bergaul dengan yang lain, makanya tidak ada masalah."

"Itu masuk akal. Oke, kupikir kita sudah selesai dengan yang satu ini!"

Mereka mengambil lagi teh mereka seolah kasus ini sudah ditutup.

Ada apa dengan itu? Aku tidak masalah tentang penolakan notasi "HxH," tapi bahkan karakterku juga ditolak.

"...Itu bagus, tapi bagaimana selanjutnya? Kita harus menjawab, kan?" Tanyaku.

Yuigahama dan Yukinoshita menempatkan tangan mereka ke mulut mereka dan berpikir.

"Oh, iya... Kita harus menjawab karena dia bertanya pada kita."

"Kalau begitu, kita akan menyerahkannya padamu, Hikigaya-kun."

"Kenapa aku?"

Maksudku tentu saja, aku yang paling dekat dengan komputernya, tapi ada apa dengan aturan "Buat orang yang meninggalkan kotatsu mengambil jeruknya"? Apakah kita di rumahku?

Aku memberi mereka tatapan penuh celaan dengan mata busuk sepenuhnya yang tidak puas dan Yuigahama menambahkan dengan paksa, "O-Oh, Aku tahu! Hikki, kau pintar bahasa!"

"Dan nilai Yukinoshita lebih bagus..."

Paling baiknya, aku mendapat posisi ke tiga. Yang pertama Yukinoshita. Sial, dia lebih baik dariku di semua pelajaran yang lain juga sampai-sampai aku lebih tersanjung dari pada merasa frustasi.

Tapi aku juga tidak suka fakta bahwa aku tidak merasa frustasi. Itu mungkin karena kapanpun kami mulai berbicara tentang nilai atau menang-kalah, dia pasti akan menunjukkan sikap menangnya.

Dan sekarang, Yukinoshita tersenyum dan matanya tertutup. Dengan ekspresi rileks, dia menyibak rambutnya ke samping, terlihat sangat percaya diri.

"Hikigaya-kun, yang penting itu bukan nilai."

"Lalu apa?" tanyaku.

"Ketulusan... Kurasa itu bukan sesuatu yang bisa diharapkan darimu..." jawab yukinoshita. Ekspresinya berubah menjadi semakin ragu dan alisnya terangkat.

Terlebih, Yuigahama menyilangkan tangannya, berpikir.

"Motivasimu..? Atau bukan."

"Kemampuan komunikasimu juga tidak perlu dipertanyakan lagi... Hei, apa kualitas baik yang kau miliki sebenarnya?"

"Jangan memiringkan kepalamu sambil melihatku seperti sesuatu paling misterius di dunia."

Itu sangat mengesalkan karena ekspresi tidak tahunya itu sangat imut...

Aku jelas-jelas mempunyai banyak kualitas baik, seperti, kau tahu, uh... Seperti cinta kepada keluarga. Tapi aku tidak akan mengatakan itu keras-keras karena mereka hanya akan mengataiku siscon[11] nantinya... Oh, Aku tahu. Kurasa kemampuan belajarku termasuk kualitas baik milikku. Tapi lagi, karena aku menarik diri dari sosialisasi itu menjadi kemampuan belajar negatif kan?

Kepalaku tergantung saat aku menyadari bahwa aku terlalu merendahkan diriku sendiri. Menyemangati kembali, Yuigahama berkata, "Oh, aku tahu. Sepertinya kau bisa menulis esai[12] dengan cepat!"

Yukinoshita mengangguk. "Itu benar. Meskipun kurang usaha, dia cepat. Tangan Hikigaya-kun cepat. Tidakkah kau senang aku bisa menemukan salah satu kelebihanmu?

Aku tidak punya kata-kata untuk menjawabnya saat dia menyatakan itu dengan senyuman yang menyenangkan. Aku mendesah lalu melakukan apa yang mereka katakan.

"Baiklah, baiklah, aku akan menjawab E-mailnya."

Bicara jujur, aku mungkin yang paling cocok melakukan ini di antara kami bertiga. Yukinoshita akan menjawab dengan kata-kata yang kasar sementara Yuigahama mungkin hanya akan menjawab dengan terlalu santai.

Aku menarik komputernya dan mulai menulis.


[Jawaban Klub Layanan Sosial]

Ini hanya asumsi, tapi tidakkah anda berpikir bahwasanya pemikiran anda tentang "HxH" itu hanya khayalan anda belaka?

Tidak, kami mungkin salah, tapi kami ingin menyatakan kemungkinan ini kepada anda. Karena hanya ada penjelasan singkat tanpa informasi di E-mail anda, mohon anggap jawaban ini semua yang kami, "Konsultasi Elektronik prefektur Chiba" bisa berikan.


Aku menekan tombol enter dan mengirim balasan yang begitu wah itu sampai-sampai mungkin orang akan berpikir itu adalah jawaban dari seorang psikiater yang kompeten. Perasaan puas ini pastilah alasan kenapa MAX COFFEE hangatku terasa sangat enak.

Tepat ketika aku berpikir kita selesai hanya dengan satu masalah, sebuah pop up muncul di layar.

"Sepertinya kita mendapatkan satu lagi"

Yuigahama dan Yukinoshita sedang mengisi cangkir mereka kembali dengan teh saat aku memanggil mereka.

"Oke, bacakan, Hikki."

Laptopnya tidak besar, jadi dari pada mereka datang kemari, lebih baik kubacakan.

"Mm. Nama pena pengirimnya adalah Ini onee-chan-san mu." (TL NOTE: It's your onee-chan-san.)

Setelah membaca nama itu, Tangan Yukinoshita yang menuangkan teh berhenti.

"....Tidak ada gunanya membaca itu."

Reaksinya cukup bagiku untuk menebak siapa pengirimnya. Ya, dia adalah tipe orang yang pasti akan melakukan ini..

"Tunggu, kita juga mendapat E-mail dari luar sekolah juga?"

Bagaimana bisa ini tersebar? Aku merasa ngeri hanya dengan memikirkannya. Yuigahama mengabaikanku dan menoleh diantara Yukinoshita dan aku, sepertinya dia belum mengerti siapa pengirimnya. Dia memutar kepalanya sambil mengaduh lalu menepukkan tangannya.

"Oh! Itu dari Haruno-san, hah!?"

Benar.

"Itu adalah sesuatu yang akan dilakukannya. Mengingat kembali, kurasa itu bukan sesuatu yang mengejutkan.." Ujar Yukinoshita.

Itu sangat menakutkan. Seberapa perhatian dia dengan adiknya? Juga, seberapa banyak waktu luang yang dimiliknya?

"Bagaimanapun, ayo kita lihat apa yang dikatakannya."


[Nama pena: Konsultasi Ini onee-chan-san mu]

Hyahallo! Dengar, dengar!

Akhir akhir ini, adikku sangat dingin kepadaku ><

Aku sangat ingin kami menjadi lebih akrab, makanya tolong lakukan sesuatu ☆

Terima kasih, Hikigaya-kun ♡


“……”

Yuigahama dan aku terdiam. Dia juga bahkan memintaku secara khusus.

Saat mendengarnya, Yukinoshita membalik halaman di bukunya dengan cemberut.

"Itu agak mustahil bagi kita untuk mendamaikan jika dia mengirim E-mail seperti itu. Dia harus pertama-tama membenahi hal itu dulu sebelum yang lain."

Itulah apa yang diinginkan orang yang dimaksud, jadi itulah jawabannya.

Aku mengetik apa yang telah dikatakannya. Tapi kata-katanya agak kasar, jadi aku memutuskan untuk mengubahnya menjadi sedikit ramah. Semakin sedikit masalah yang kita undang, semakin tidak merepotkan. Ini masih bagian dari pekerjaan kita sebagai Klub Layanan Sosial, oke? Lakukan hal itu dirumah saja, oke?

"Kurasa begini..."


[Jawaban Klub Layanan Sosial]

Kami menduga bahwa penyebab utama perselisihan kalian adalah ketidaksukaan adik anda kepada pengertian anda yang teliti tentang perilakunya dan keusilan anda. Kenapa anda tidak mengambil waktu sejenak untuk berintrospeksi?


Saat aku sedang memeriksa pesannya, Yuigahama diam-diam berdiri dan menghampiriku.

Aku bertanya apakah dia membutuhkan sesuatu dengan menatapnya. Dia menggerakkan jari telunjuknya ke mulutnya dan mengedipkan sebelah matanya.

Dia berdiri di sampingku dan berhenti, lalu menggerakkan tangannya ke arah keyboard. Di setiap huruf yang diketiknya, rambut merah mudanya berkibar-kibar dan aku dapat mencium bau parfumnya.

Ya ampun.. Kau sepertinya terlalu dekat..

Aku secara insting memundurkan kepalaku. Chiba itu terkenal dengan melonnya, tapi kupikir melon milikmu itu sedikit berbahaya....

Aku duduk disana kaku, bertanya-tanya apa yang ingin dilakukannya. Sepertinya dia berniat menyelesaikan menjawab E-mailnya.


Itulah apa yang dikatakan Yukinon, tapi kupikir dia telah menjadi semakin baik dari sebelumnya, makanya kau harus menunggu sedikit lebih lama lagi.


I slipped out a smile after reading the final segment she added. It’s just so like Yuigahama. Of course, I couldn’t imagine Haruno-san following her advice obediently, though. Aku tersenyum setelah membaca apa yang ditambahkannya. Seperti itulah Yuigahama. Tentu, aku tidak bisa membayangkan Haruno-san mengikuti sarannya meski begitu.

Bagaimanapun juga, aku merasa hubungan antara kakak beradik Yukinoshita mengalami kemajuan, meskipun hanya sedikit saja.

Kami tidak tahu kearah mana kemajuan tersebut. Aku masih belum tahu kebenaran tentang mereka dan mungkin aku tidak akan pernah tahu. Itulah kenapa, hanya ini yang bisa kita jadikan jawaban.

Setelah Yuigahama selesai membaca ulang jawabannya, dia menempatkan tangannya di pundakku.

Dengan isyarat itu, aku mengirim E-mailnya.

Dan hampir bersamaan, jumlah pesan yang terkirim menjadi nol, angka satu muncul di pesan masuk. Kami menerima E-mail yang lain. Aku meng-klik inbox dan membuka pesan yang belum dibaca.

Yuigahama mengangkat suaranya.

"Oh hei, ini Yumiko."

Pesan tersebut memang dikirim dengan nama yumiko☆. Meskipun ada bintang setelah namanya, orang pertama yang muncul di kepalaku adalah Miura.

"Dia menggunakan nama asli untuk hal-hal seperti ini juga?"

"Yumiko itu sangat berani, jadi ya..." Ucap Yuigahama, sambil tertawa tegang.

Itulah sang ratu. Perlindungan itu tidak diperlukan baginya sebagai orang yang berada di puncak rantai makanan sekolah. Dan, jika ada yang bisa menyakitinya di sekolah ini, hanya keberadaan tidak biasa seperti Yukinoshita yang bisa, jadi kurasa itu tak masalah.

Tapi tetap saja itu tidak aman. Ini bukan masalah karena kita ada di sekolah, tapi mengekspos informasi pribadi di masyarakat informasi atau di internet adalah tindakan yang berbahaya. Ada satu waktu di SMP dimana aku memampang alamat E-mail dan nomor teleponku di semacam website kencan. Sementara aku menemukan banyak teman, aku juga takut menerima tagihan-tagihan palsu. Itu benar-benar mengerikan.

Itu bukan urusanku, tapi aku mungkin harus memberitahu potensi kebahayaan itu padanya.

"Yuigahama. Sebaiknya kau memberitahu Miura bahwa menggunakan nama asli di internet tidak selalu aman."

"Hah? Ini bukan masalah besar kan?"

"Memang bukan. Tapi jika terlalu diabaikan akan menjadi masalah nantinya."

Itu hanya namaku saja. Itu hanya fotoku saja. Hanya itu saja yang kulakukan hari itu. Hal-hal itu mungkin tidak penting jika dipisahkan, tapi jika disatukan, akan dengan mudah mengembang menjadi sesuatu yang lain.

Aku memberi penjelasan singkat kepada Yuigahama. Yukinoshita menutup bukunya dan mengangguk kagum. "Kau benar-benar luar biasa dalam urusan menejemen resiko seperti dugaanku. Kurasa tidak aneh jika namamu tidak terdaftar di kelasmu."

"Mereka bahkan mungkin tidak ingat." Jawabku.

Yukinoshita terlihat putus asa dan menunjukkan wajah lembut dan menyesal. "Oh, benarkah? aku turut berduka, Hikigoodie-kun."

"Yukinon, kau agak memaksakan yang satu itu, kau tahu!?"

"Benar. Keberadaanku bukan sesuatu yang indah."

"Dan kau juga menjahati dirimu juga!?"

Tidak, perasaanku tidak terluka sama sekali, atau mungkin lebih seperti, aku sudah terbiasa.

"Mengesampingkan hal-hal tidak penting itu, apa isi pesan Miura?" Yukinoshita duduk tegak menghadap kami. Uh, apa yang kau maksud dengan tidak penting itu?

Bagaimanapun, Yuigahama melangkah cepat dan tiba-tiba melihat kearah komputer. Lalu dia membaca pesannya dengan keras.

"Coba lihat.."


[Konsultasi yumiko☆]

Sagami itu, agak, mengganggu


Langsung ke intinya! Langsung ke pertandingan satu-babak! Produser-san! Tapi March[13] apa yang kau coba datangkan kemari dengan dengan pertandingan bersih-bersih seperti itu?

Yuigahama tersenyum masam. "A-Ahaha... Tapi ini rasanya agak berbeda dari Yumiko yang biasanya."

"Apa iya? Ini terdengar seperti sesuatu yang dia akan katakan kepadaku."

Kenyataannya, di memberikan kesan dia akan mengatakan sesuatu yang bahkan lebih buruk tanpa mengedipkan matanya.

"Ini jelas tidak seperti Miura-san."

Aku dibantah oleh orang yang tak terduga. Aku menatap Yukinoshita agar dia berbicara lebih. Dia menyapu rambutnya yang ada di pundaknya dan menjawab, "Apa Ini adalah sesuatu yang biasanya dia katakan secara langsung kepada orang lain?, tidak kan?"

"Ahh, benar. Itu benar. Kau juga seperti itu."

"Bisa tidak kau berhenti menyamakan kami seperti itu?" Yukinoshita memalingkan wajahnya tidak senang.

Secara pribadi aku tidak melihat banyak perbedaan, tapi dia sepertinya merasa jelas-jelas ada. Dia memelototiku, marah karena dikategorikan bersama.

"Aku tidak banyak berkata akhir-akhir ini karena itu tidak berpengaruh pada beberapa orang."

"Ahaha, Hikki memang tidak ada harapan." Yuigahama tertawa gugup dan setuju.

Yukinoshita mendesah. "Termasuk dirimu."

"Kau juga menyerah atasku!?"

...Lihat itu, kau benar-benar terus terang kepada orang lain.

Bagaimanapun, itu rasanya tidak benar karena dia yang bilang. Sebenarnya Miura dan Yukinoshita sedikt mirip. Mereka tipe yang sepenuhnya bertolak belakang tapi intinya relatif sama. Mungkin itulah kenapa ada beberapa hal yang mereka tidak bisa saling setuju.

Gadis memang rumit, pikirku sembari bermain dengan komputer sampai aku menyadari bagian lain dari Pesan Miura.

"Sepertinya masih ada lanjutannya."

"Hah? Oh, kau benar," Kata Yuigahama fokus menatap layar. Yukinoshita memandangi kami dan mengangguk, memberitahunya dengan tatapan untuk membaca sisanya.


Dia seperti depresi, atau mungkin, dia sangat suram sampai-sampai merusak suasana.

Mengganggu.


Setelah Yuigahama selesai, Yukinoshita menyilangkan tangannya. "Dengan kata lain, dia prihatin akan kondisinya?"

"Kupikir begitu. Begitulah Yumiko." Yuigahama tersenyum hangat.

Aku bahkan sampai berpikir bahwa Miura itu orang yang baik setelah melihat senyumnya itu.

Benar, jika kita tilik kembali, Miura tetap berteman dengan Yuigahama bahkan setelah pertengkaran atau setelah pertandingan tenis dimana Yuigahama berpihak kepada Klub Layanan Sosial. Ini normalnya mustahil. Dendam yang muncul dari perselisihan internal dalam suatau kasta akan berlangsung tanpa batas dan orang-orang yang kalah dalam perebutan kendali di saat-saat terakhir tidak punya pilihan lain selain menghilang. Mereka mesti tidak dapat berasosiasi dengan grup dengan tingkat lebih rendah, wajar saja jika mereka mulai menapak jalan seorang penyendiri.

Tapi bagaimana bisa Yuigahama tetap berada di kasta teratas? Itu karena, tentunya, kemampuan interpersonalnya[14]. Hayama membenci perpecahan, makanya dukungan tak terlihat darinya juga salah satu faktor. Tapi alasan yang paling menonjol adalah kepribadian Miura itu sendiri.

Ratu seharusnya memang toleran terhadap hal-hal kecil. Kurasa aku bisa mengerti kenapa dia menjadi ratu.

Itulah kenapa, jika kita pikirkan, pesan ini mewakili perasaannya yang rumit, bukan kebaikan, tapi hanya rasa terganggu yang sederhana. Meskipun itu tidak berarti dia tidak khawatir, dia masih merasa terganggu dan memberitahunya secara langsung bahkan lebi mengganggu. Ya ampun, itu sangat rumit sampai-sampai itu mengganggu.

Yukinoshita yang dari tadi berpikir menurunkan tangannya yang disilangkan dan bertanya kepada Yuigahama, "Jadi, bagaimana kondisi Sagami-san sebenarnya?"

"Mm, um, bagaimana ya.. Umm.." Gumam Yuigahama. Aku berbicara setelahnya.

"Benar, itu sangat mengganggu. Dia pada dasarnya penuh semangat, tapi ketika orang-orang disekitarnya bertingkah hati-hati kepadanya, itu seolah memakasa yang lain melakukan hal yang sama.."

"Itu terdengar agak menjengkelkan.."

Yukinoshita menunjukkan ekspresi suram dan itu hanya karena mendengar tentang situasinya. Itu lebih buruk untuk Yuigahama dan aku karena kami sekelas.

Suasana yang stagnan itu sepertinya disebabkan oleh hawa kehati-hatian yang menyelimuti kelas.

"Untuk menyelesaikan ini-"

"Ahh, jangan khawatir tentang itu. Itu akan berhenti dengan sendirinya." Aku menyela Yukinoshita. Dia menatapku ragu.

"Apa maksudmu?"

"Belum lama sejak Festival Budaya berakhir, makanya Sagami dan teman-temannya masih mengungkit-ungkit banyak hal. Mereka akan kembali normal nantinya."

Setelah keheningan singkat, Yukinoshita perlahan membuka mulutnya.

"Mengungkit-ungkit, apa itu mengacu ke apa yang telah kau lakukan saat Festival Budaya?"

"Mungin. Dari suasananya bisa dibilang," Ucapku.

Yuigahama tidak mengiyakan atau menolak apa yang kunyatakan, mulutnya berseluk dan ekspresinya murung. Itu hanya membuatnya lebih pasti.

Seperti yang kuduga, Sagami dan kelompoknya telah menyebarkan fitnah tentang betapa jahat dan tidak bermoralnya Hikigaya Hachiman itu.

Jika aku boleh berkata, mereka seperti penyebar ideologi anti-Hikigaya. Aku sudah biasa dengan tuduhan seperti ini, tapi tetap saja itu tidak nyaman. Aku bisa saja sepenuhnya mengabaikan mereka, tapi bisa mendengar mereka mondar-mandir disekitarku atau mengatakan hal-hal yang bisa kudengar seolah mereka berdengung seperti nyamuk itu entah kenapa menyebalkan.

Tapi aku akan bilang bahwa salah satu penyelamatan yang kumiliki adalah Miura juga menganggap itu menyebalkan. Filosofi hidupku, dimana musuh dari musuh adalah sekutu, dan disini Miura adalah sekutuku. Oh, tidak! Miura menjadi sekutuku? Miura itu orang yang sepenuhnya baik, Miura itu baik. Kupikir aku bisa-bisa menyukainya! Tapi aku ragu itu akan terjadi! Aku diam-diam menyampaikan terima kasihku kepadanya, atau mungkin, aku mempunyai pola pikir yang sama. Lalu, aku mendengar desahan kecil disampingku.

"Tapi kau tahu, aku benar-benar tidak suka mendengar hal-hal seperti itu... Aku tidak ingin mereka mengatakan hal-hal buruk seperti itu."

Aku melirik sampingku dan Yuigahama menatap kebawah. Aku hanya bisa melihat cengkraman tangannya di ujung roknya, tidak bisa melihat ekspresinya.

"Yuigahama-san.." Yukinoshita memanggilnya dengan suara lembut.

Yuigahama tersadar kembali dan mengangkat wajahnya. "O-Oh! Maksudku, rasanya tidak enak mendengar orang-orang membicarakan keburukan orang lain kan?"

Hmm.. Dia sangat baik, Kurasa. Aku, bagaimanapun, tidak.

"Aku merasa senang mendengar pembicaraan tentang keburukan orang lain meski begitu."

"Kau jahat!" Yuigahama menjerit.

Di sisi lain, Yukinoshita tenang. Dia tersenyum dan dengan nada yang lebih santai dan menenangkan, berkata, "Itu memang tidak menyenangkan bagi Hikigaya-kun."

Oh, dia juga baik, hah? Aku terkejut dengan dukungan yang tak terduga. Yuigahama terlihat setuju dan mengangguk setelah beberapa saat.

"I-Itu benar. Hikki itu sedikit busuk, tapi itu bukan-"

Dia berbicara dengan cepat sampai suara dingin memotong perkataannya. "Bagaimanapun, tidak ada siapapun yang akan berbicara tentang keburukan orang lain dengan Hikigaya-kun."

"Itu alasan yang menyedihkan!" Yuigahama menaikan suara yang seolah hampir menangis. Um, seharusnya aku yang sedih disini, kau tahu? Ya ampun, aku hampir saja tergerak olehnya tadi.

"Tapi itu benar, kan?"

Dan setelah senyuman dingin. Yukinoshita memberiku senyuman yang menyenankan.

"Kau cukup benar, aku tidak bisa membantahnya.."

Aku benar-benar tidak bisa mengatakan hal lain. Berapa nilai ijazah Hikigaya-nya? Aku memandang Yukinoshita dengan kagum. Dia, bagaimanapun, tidak memperhatikan kondisi mentalku dan setelah batuk ringan, melanjutkan percakapan.

"Bagaimanapun juga, ayo kita investigasi perilaku Sagami-san dan kelompoknya dan juga keadaan kelas F. Setelah itu, kita bisa menyelesaikan masalahnya. Meskipuna aku bisa memberitahu Sagami-san secara langsung, aku pikir itu hanya membuat situasinya memburuk..."

Sepertinya Yukinoshita ingin melakukan sesuatu yang nyata untuk menyelesaikan situasinya. Tapi kurasa itu usaha yang sia-sia.

"Tidak, tinggal kan saja mereka, masalahnya akan selesai dengan sendirinya, jadi kita tidak perlu melakukan apapun. Tidak ada akibat langsung, bagaimanapun juga."

Dari apa yang dapat kulihat, pertimbangan tentang Sagami saat ini hanya sementara. Itu bukan sesuatu yang meledak hanya karena Festival Budaya baru saja selesai. Semua yang mereka lakukan adalah menyembunyikan rasa malu mereka dengan mencela seseorang yang lebih menyedihkan dari mereka. Menghabiskan waktu kita untuk hal yang akan berakhir entah kita diam atau tidak itu bodoh.

Tapi Yukinoshita tidak terlihat setuju dan menatap langsung kearahku.

"...Tapi ada,"

"Ya! Disamping itu, itu sangat tidak menyenangkan jika suasananya tetap seperti itu!" Yuigahama mencondongkan badannya kedepan dan setuju.

Tidak banyak yang bisa kulakukan jika mereka berdua berkeinginan begitu. Jika mayoritas memutuskan, aku harus patuh.

"Bailah, jika itu yang kalian mau," Ucapku enggan. Yukinoshita mengangguk puas.

Tapi sekarang sekolah sudah usai. Sagami dan teman-temannya mungkin sudah pulang.

"Baiklah, untuk sekarang, kupikir tidak ada lagi yang bisa kita lakukan hari ini."

"Itu benar... Sudah hampir waktunya selesai, jadi apa kita pulang?"

Kami berdiri, mulai bersih-bersih, dan bersiap-siap pulang.

Untuk aktivitas Klub Layanan Sosial hari ini, kami menangani delusi Ebina-san dengan mudah, menyarankan Haruno-san untuk meningkatkan situasinya yang sekarang, dan menunda pesan Miura untuk hari yang akan datang; Satu hari dimana kita melakukan hal yang tidak penting.

Sementara aku berpikir tentang betapa buruknya klub ini, Yuigahama meletakkan tasnya di punggungnya dan menyemangati dirinya.

"Baiklah, ayo kita melakukan yang terbaik[15] besok!"

Ayo kita lakukan yang terbaik besok. Itu bagus, kata-kata indah yang ingin kukatakan setiap hari.

Kami berdiri dari kursi kami masing-masing, dan mulai bersiap-siap untuk pulang.

Aktifitas Klub Layanan Sosial hari ini adalah menemukan cara yang pantas untuk menangani delusi Ebina, dan mempertahankan status quo seperti yang diminta Haruno-san. E-mail Miura masih melekat di benakku. Tidak ada satu pun solusi yang sempurna untuk menyelesaikan masalah mereka. Merenungkan hal itu aku bertanya kepada diriku:

Kalau begitu, apakah aktifitas ini benar-benar bermanfaat? Meskipun tidak ada hasil secara langsung, aktifitas Klub Layanan Sosial paling tidak menolong membantu seseorang. Benar kan?

Lalu aku menjawabnya sendiri: Of course....... No, our action this time, no that’s wrong...... this time too......Kuuu...... There was no results!!! [2] tentu saja.... Tidak, tindakan kita kali ini, tidak, itu salah.... kali ini juga.. Kuu.. Tidak ada hasil!!! [16]

  1. Sejenis rakun. https://en.wikipedia.org/wiki/Japanese_raccoon_dog
  2. Japanese Self Defense Force atau Pasukan Bela Diri Jepang. https://id.wikipedia.org/wiki/Pasukan_Bela_Diri_Jepang
  3. Booting. Intinya proses dimana sistem operasi mulai diaktifkan
  4. Text File. Dalam istilah komputer, satu file yang berisi teks saja. Seperti yang dibuat melalui Notepad atau Gedit dan sejenisnya.
  5. がはま/gahama artinya aneh
  6. Helikopter perang Amerika Serikat. https://id.wikipedia.org/wiki/Boeing_AH-64_Apache
  7. Sejenis Power Ranger. https://en.wikipedia.org/wiki/Abarangers
  8. Emoticon
  9. Mungkin referensi ke sini: https://en.wikipedia.org/wiki/Comic_Yuri_Hime_S
  10. Judul Manga dan Anime. https://id.wikipedia.org/wiki/Hunter_%C3%97_Hunter https://myanimelist.net/anime/136/Hunter_x_Hunter?q=Hunter%20
  11. Sister Complex. Kurang lebihnya, saudara laki yang lengket dengan saudara perempuannya.
  12. Karangan
  13. Cure March dari Pretty Cure. https://id.wikipedia.org/wiki/Pretty_Cure
  14. Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
  15. Mungkin aslinya 'Ganbaru'(がんばる)
  16. Shingeki no Kyojin. Kalimat yang diucapkan pemimpin tim di episode 1, "何の成果も得られませんでしたぁぁ"