Overlord (Indonesia):Volume 4 Chapter 3
Part 1[edit]
"Oh, aku bisa melihatnya."
Zenberu yang sedang duduk di punggung Rororo melihat ke depan dan tersenyum.
Mereka bisa melihat suku yang dirancang sebagai yang pertama akan dihancurkan pada beberapa ratus meter di depan - Suku Razor Tail. Ukurannya kira-kira sama dengan Green Claw, tapi jumlah lizardmen disana lebih banyak. Ini mungkin dikarenakan lizardmen dari suku lain juga berkumpul di sini. Mereka sedang bersiap untuk fase peperangan dan semuanya terlihat sibuk.
"Suasana yang sangat menarik."
Zenberu membuat suara nafas yang keras, menghirup aroma udara. Itu adalah aroma yang membuat darah mendidih, tapi Crusch yang mungkin tidak mencium hal seperti ini sebelumnya akan berbeda pikirannya.
"Bukankah bahaya bagi kita masuk sambil mengendarai anak ini?"
Mereka bisa merasakan tekanan tinggi dari jarak yang begitu jauh, yang mana membuat Crusch yang berpakaian seperti monster tumbuhan menyuarakan ketidak tenangannya. Dia takut jika Hydra akan memancing kemarahan dari lizardmen yang haus darah.
Pihak lain mungkin tahu tentang Zaryusu, tapi mereka mungkin belum pernah melihat Crusch atau Zenberu sebelumnya. Dan tidak semua anggota suku Razor Tail tahu tentang Zaryusu juga.
"Salah, malahan sebaliknya. Kita tidak akan berada dalam bahaya jika kita mengendarainya menuju ke tempat mereka."
Crusch terlihat bingung, memang tidak terlihat, tapi itu adalah perasaan yang diberikan oleh Crusch. Zaryusu membuat penjelasan sederhana.
"Kakakku seharusnya telah tiba, dan dia pasti sudah mengatakannya pada mereka bahwa aku akan mengendarai Rororo. Berita bahwa kita datang dengan Rororo seharusnya sudah dilaporkan oleh kakakku, jadi kita harus mendekat dengan pelan-pelan."
Setelah mereka mendekat dengan Rororo beberapa saat, seorang lizardmen bersisik hitam keluar dari desa. Zaryusu melambaikan tangan kepada lizardmen yang tidak asing itu.
"Itu adalah kakakku."
"Heh."
"Ho."
Mereka merespon berbarengan, Crusch hanya penasaran bagaimana perasaan Zenberu yang seperti binatang buas yang bertemu dengan musuh yang kuat.
Saat Rororo semakin memperkecil jarak antara Zaryusu dan Shasuryu, mereka akhirnya cukup dekat untuk melihat wajah masing-masing. Kedua bersaudara itu saling menatap.
Keduanya hanya berpisah selama dua hari, tapi karena mereka sudah memperkuat diri untuk menerima fakta bahwa mungkin mereka tidak bertemu lagi, emosi mereka benar-benar kuat.
"Bagus sekali kamu telah kembali, adik!"
"Ah, aku membawa teman seperjalanan, kakak!"
Shasuryu menolehkan tatapannya kepada dua orang di belakang Zaryusu. Zaryusu bisa merasakan tangan Crusch yang memeluk dirinya semakin kaku karena gugup.
Saat mereka memperkecil jarak, Rororo menuju ke depan Shasuryu dan meregangkan lehernya kepada Shasuryu dengan setia.
"Maaf, aku sedang tidak membawa makanan sekarang."
Saat Rororo mendengar ini, dia menarik keempat kepalanya seakan ngambek. Hydra tidak mengerti bahasa lizardmen, tapi dia bisa tahu apa yang Shasuryu katakan melalui rasa saling pengertian yang mirip dengan anggota keluarga. Atau hanya karena dia tidak mencium bau makanan dari Shasuryu.
"Kalau begitu, ayo turun."
Zaryusu berkata kepada kedua orang di belakangnya dan dengan tangkas melompat turun dari Rororo. Dia lalu memegang tangan Crusch dan membantunya turun. Shasuryu melihat ke arah Crusch dengan terkejut.
"Siapa monster tanaman itu?"
Mendapatkan reaksi seperti ini membuat Crusch sedikit depresi, tapi dia tidak menolak. Ini karena berkat Zenberu yang terus-terusan menggodanya. Tapi hal mengejutkan selanjutnya membuat dia kaku.
"Dia adalah wanita yang kusukai."
"...Ohh."
Shasuryu menghela nafas. Dia lalu menatap Crusch yang kaku yang masih berpegangan tangan dengan Zaryusu.
"Muu... Aku hanya ingin bertanya satu hal, apakah dia cantik?"
"Yeah, aku berpikir untuk menikahi-Eh!"
Luka yang tajam datang dari tangannya membuat Zaryusu terdiam, karena yang sedang menggenggam tangannya sedang mencubitnya dengan cakar. Crusch tidak menahan diri sama sekali. Shasuryu melihat mereka berdua dengan perasaan tidak senang.
"Ternyata begitu... Jadi kamu memang pemilih dengan penampilan...Bagaimana dengan sikap dinginmu itu, yang berkata 'aku tidak bisa menikah'. Kamu hanya belum bertemu calon yang tepat... Baiklah, kembali ke topik, aku adalah kepala suku Green Claw, Shasuryu Shasha. Terima kasih sudah menyetujui membentuk aliansi dengan kami."
Shasuryu tidak mencoba untuk memastikan kenyataan ini, tapi sangat yakin sekali. Namun Zenberu dan Crusch tidak terkejut karena masalah kecil ini.
"Kami seharusnya yang berterima kasih pada anda. Aku adalah kepala dari suku Red Eye, Crusch Lulu."
Setiap orang mengira Zenberu akan memperkenalkan diri setelah Crusch menyelesaikan perkenalannya, tapi itu tidak terjadi. Zenberu sedang mengamati dan menilai Shasha tanpa ragu.
Merasa puas, Zenberu menganggukkan kepala dan bicara dengan ekspresi kejam.
"jadi kamu, warrior yang bisa menggunakan kekuatan druid, aku pernah mendengar tentangmu."
"Aku terkejut bahkan suku Dragon Tusk tahu tentang ini."
Shasuryu membalas dengan kedua orang itu saling menatap seperti seorang pasangan binatang buas.
"Aku adalah Zenberu Gugu, kepala suku Dragon Tusk, sampai hari dimana adikmu mau menggantikan."
"Terima kasih telah datang. Anda memang layak sebagai kepala suku yang menilai kekuatan di atas segalanya, saya ucapkan selamat datang."
"Jadi, mau bertarung? Bukankah kita harus tahu siapa yang lebih kuat?"
"...Itu adalah ide bagus."
Zaryusu tidak ingin ikut campur. Mencari tahu siapa yang lebih kuat sekarang pasti akan membuat masalah di masa depan lebih mudah.
Tapi Shasuryu mengangkat tangan, membuat hasrat bertarung Zenberu menurun.
"--Aku setuju denganmu, tapi ini adalah waktu yang janggal."
"Mengapa begitu?"
Shasuryu tersenyum kepada wajah tidak senang Zenberu.
"...Pengintai yang kami kirim akan segera kembali, kita seharusnya bisa memperoleh informasi detil tentang musuh. Kita bisa bertarung setelah mendengar laporan mereka, ya kan?"
Sebuah rumah kecil digunakan untuk ruangan konferensi para kepala suku.
Para kepala dari suku yang berkumpul dan Zaryusu sedang berkumpul di sini, jumlahnya ada enam.
Zaryusu yang telah membunuh kepala suku 'Sharp Edge' sebelumnya, adalah pengguna dari Frost Pain yang terkenal dan semua kepala suku mengenalnya. Dia juga adalah yang pemberani dan meyakinkan Red Eye dan Dragon Tusk untuk bergabung dengan aliansi, jadi tak ada yang menolak dia ambil bagian pada konferensi itu.
Di dalam rumah yang kecil, keenamnya duduk membentuk lingkaran. Ketika tiga kepala suku lain melihat sisik putih Crusch, mereka terkejut, tapi langsung kembali semula.
Setelah menyelesaikan perkenalan mereka, yang pertama berbicara adalah kepala dari 'Small Fang'.
Dia adalah yang terkecil dibandingkan dengan lizardmen lain, tapi anggota tubuhnya sekuat baja. Biasanya dari kelompok hunter, serangan jarak jauhnya adalah yang terbaik dari semu lizardmen di danau ini. Faktanya, selama pertarungan untuk memutuskan posisi kepala suku, dia menyelesaikan setiap pertarungan dengan hanya satu lemparan batu.
Untuk memutuskan posisi dari pasukan musuh, dia menggerakkan seluruh hunter untuk mengintai.
"Jumlah musuh sekitar lima ribu."
Jumlah ini melebihi populasi dari seluruh lizardmen, tapi masih dalam dugaan. Beberapa orang menghela nafas lega ketika mendengar jumlah ini.
"...Dan pemimpin musuhnya?"
"Aku tidak bisa bilang dengan yakin, ada monster yang terlihat seperti gelondongan daging merah besar di tengah, tapi terlalu sulit untuk mendekatinya."
"Bagaimana dengan susunan pasukannya?"
"Sebuah pasukan undead, kebanyakan kerangka dan zombi-zombi."
"Lizardmen Undead?"
"Bukan, mereka bukan lizardmen. Aku tidak tahu tentang makhluk-makhluk yang ada di daratan, jadi aku tidak bisa yakin. Tapi seharusnya itu adalah tipe manusia. Aku tidak melihat ada ekornya pula."
Ketika Zaryusu mendengarnya, dia yakin bahwa mereka adalah ras yang hidup di dataran, yaitu manusia.
"Bisakah kita meluncurkan serangan mendadak untuk pencegahan?"
"Itu akan sulit, pihak lain menggunakan dataran terbuka yang ada di sudut hutan. Berapa lama mereka membersihkan pepohonan? Rasanya aneh karena pepohonan yang runtuh tidak terlihat dimanapun - Ah, aku melantur, Bagaiamanapun, mereka ada di dalam hutan. Mengesampingkan dulu apakah kita bisa berhasil atau tidak, akan sangat sulit untuk membawa para warrior kesana."
"Bagaimana dengan serangan sembunyi-sembunyi dengan hanya para hunter?"
"Maaf, Miss Crusch. Hanya ada dua puluh limat hunter, bagaimana kami bisa mengalahkan pasukan undead yang berjumlah lima ribuan? Kami hanya akan binasa."
"Hmmm... Bagaimana jika menggunakan kekuatan druid?"
Beberapa orang dari mereka mengangguk setuju dengan saran Shasuryu dan mata mereka jatuh kepada Crusch. Tapi yang menjawab adalah Zaryusu.
"Tidak, kita jangan melakukan itu."
"Ah? Kenapa?"
"Pihak lain telah menepati janji mereka sejauh ini, tapi mereka tidak akan menepatinya jika kita menyerang mereka."
"Memang benar. Kita harus mengindari menyerang dahulu sebelum mengumpulkan seluruh anggota suku."
"Jadi kita akan mempersiapkan peperangan bertahan?"
"Bertahan, keras."
Lizardmen yang bicara dengan nada yang keras adalah kepala suku Razor Tail.
Dia diselimuti oleh armor putih yang berkilau dengan cara yang berbeda dari logam-logam.
Armor tersebut mengeluarkan sinar magic yang lembut. Itu adalah salah satu dari empat harta lizardmen, White Dragon Bone (Tulang Naga Putih).
Itu adalah satu set armor yang terbuat dari tulang naga beku yang tinggal di pegunungan Azellerisia. Armor yang terbuat dari tulang - meskipun itu adalah naga yang kuat - tetapi tidak ditambahkan dengan magic. Tapi seperangkat armor itu ditambahi dengan magic tanpa ada yang tahu kapan.
Masalahnya adalah magic apa yang dasarnya dari kutukan.
Ini karena White Dragon Bone mengkonversi intelligence menjadi kekuatan pertahanan. Jika lizardmen yang memiliki intelligent tinggi mengenakannya, armor itu akan berubah menjadi lebih keras dari baja, setara dengan mythrill dan bahkan adamantium yang legendaris.
Dan biasanya, mereka yang memakai armor akan kehilangan seluruh intelligence mereka dan terlihat seperti rusak otaknya. Tapi masih bisa berpikir, menunjukkan seberapa tinggi intelligence miliknya dahulu. Oleh sebab itu, 'Razor Tail' tak pernah memutuskan posisi kepala suku melalui pertarungan fisik sejak lahir.
"Disini, di rawa-rawa, adalah pondasi yang kuat, dinding... bisa dengan mudah diruntuhkan."
"Begitu, jadi apakah kita harus menyerang dahulu?"
"Yeah, mengapa tidak, menyerang lebih baik daripada bertahan, masing-masing dari kita hanya perlu mengalahkan tiga hingga empat musuh ya kan? Kita hanya perlu mengalahkan mereka, mudah itu."
Pihak lain yang sedang menghadiri konference saling menatap setelah mendengar perkataan Zenberu. Pada akhirnya, Crusch mengalihkan topik.
"Masalahnya adalah bala bantuan musuh... Mereka mungkin akan mengumpulkan pasukan mereka."
"Hmm....Itu sulit dikatakan. Dari ukuran dataran terbukanya, karena undead cocok dimana pun...Meskipun mereka hanya perlu menempatkannya di dalam hutan."
Undead tidak perlu makanan, istirahat atau tempat besar untuk memasang tenda. Akan sulit untuk mengukur jumlah mereka dari ukuran areanya.
"Untuk amannya saja, kita harus mempertimbangkan strategi bertahan."
"kalau begitu, kami Red Eye akan mengurus perkuatan dinding dengan pertarungan bertahan. Aku harap siapapun bisa memberikan bantuan."
Kepala desa lain mengangguk setuju, meskipun Zenberu yang putus asa juga melakukannya.
"Kesimpulannya, kita perlu mempersiapkan pertahanan kita dan memasang struktur perintah."
"pertama, kita harus serahkan druid kepada Crusch, komando mereka akan diserahkan kepadamu."
Ditengah-tengah persetujuan semua yang hadir, ada satu orang yang mengangkat keberatan.
"Kepala suku seharusnya membentuk tim spesial."
Tatapan setiap orang jatuh kepada Zaryusu yang sedang bicara.
"Oh begitu... jadi bagaimana, adik."
"Kamu bilang kita seharusnya membentuk tim elit?"
"Benar sekali. Musuh mengalahkan jumlah kita, jika kita tidak menghabisi pimpinan mereka, kita mungkin akan kalah, dan kita harus menghancurkannya dengan kelompok elit yang kecil."
"Bukankah nantinya pasukan kita akan menjadi tanpa pimpinan nantinya?"
"Dari para warrior...pilihlah..pilihlah pemimpin... itu bisa dilakukan."
"Meskipun nantinya tidak ada komandan, mereka hanya perlu menyerang musuh ya kan..."
"...Tim Spesial akan memerintah dari belakang, dan hanya akan bergerak keluar jika kita menemukan komandan musuh atau pertempuran tidak berjalan dengan baik, apakah itu tidak apa?"
"Seharusnya itu tidak apa. Kalau begitu, termasuk Zaryusu, bagaimana jika kita berenam membentuk satu tim?"
"Tidak, kita seharusnya membentuk dua tim dari tiga orang."
Membangi artinya mereka bisa bertarung dengan dua pasukan depan, tapi kekuatan mereka akan tersebar dan melemah.
"Satu tim akan menyerang komandan musuh, yang lainnya bertugas bertahan."
"Kalau begitu, kita tiga kepala suku akan membentuk tim, Zaryusu dan kedua kepala suku yang kalian bawa akan membentuk lainnya, itu seharusnya cara terbaik untuk membagi diri kita. Misi dari tim-tim ini adalah bereaksi terhadap situasi."
"ya, itu bagus, ada masalah, Zaryusu?"
"Aku mengerti. Ada yang keberatan, Zenberu, Crusch?"
"Aku tidak keberatan."
"Aku juga, sayang sekali aku tidak bisa bertarung seenak hati, tapi aku akan mengikuti keinginan pemenang."
"Kalau begitu, masih ada empat hari sebelum mereka menyerang kita, ya kan?"
"Benar."
"Apakah ada hal lain yang harus kita persiapkan?"
"Kita harus menimbun batu untuk lemparan dan memperkuat dinding. Dan juga, kita harus berinteraksi dengan suku lain dan membuat rantai komando, memastikan seluruh suku bisa berfungsi menjadi satu."
"Sedangkan lokasi pekerjaan, kita, suku 'Small Fang' berharap untuk menyerahkannya kepada Shasuryu seperti sebelumnya."
"Kami... tidak apa dengan itu... bagaimana dengan... kalian berdua?"
Crusch dan Zenberu juga mengangguk setuju.
Kalau begitu aku akan mengambil alih perintah. Selanjutnya, kita akan memutuskan detil dari seluruh pekerjaan yang harus kita lakukan untuk tiga hari selanjutnya.
Setelah pekerjaan hari ini selesai, Zaryusu berjalan perlahan dalam suara riuh dan ceria di desa. Beberapa lizardmen menyapanya dengan hormat ketika mereka melihat simbol Zaryusu di dadanya dan Frost Pain di pinggangnya.
Sedikit menjengkelkan, tapi untuk meningkatkan moral, dia harus menjawab mereka. Zaryusu lalu menjawab mereka dengan ekspresi serius, sopan dan percaya diri.
Zaryusu mempertahankan sikap ini saat dia menuju dinding luar desa. Mereka buru-buru membangung dinding di sebelah sini, banyak lizardmen yang berkonsentrasi dengan pekerjaan mereka.
Pertama, mereka mengikat batang-batang yang berjauhan dengan akar-akar. Lumpur dengan air lalu disebarkan padanya. Druid yang merapalkan beberapa magic untuk menghilangkan kelembabannya, lalu dinding itu selesai. Memang ada beberapa retakan, mungkin karena tidak semua air yang menguap. Mereka lalu mengulang langkah-langkah yang sama di tempat lain.
"Ara, ada apa, Zaryusu?"
"Bukan apa-apa, hanya penasaran dengan yang kamu kerjakan."
Berjalan dengan suara gemercik air di tanah basah, Zaryusu menuju ke arah Crusch yang sedang berpakaian seperti monster tumbuhan dan menunjuk pekerjaan yang sedang diulang di depan mereka.
"Apa itu?"
"Dinding Lumpur. Kita tidak tahu musuh tipe apa yang akan datang, tapi aku ingin membuat mereka sulit untuk bergerak masuk... Tapi tidak ada waktu lagi, kita bahkan belum selesai separuhnya."
"Begitukah... Tapi bukankah mudah untuk menghancurkan benda dari lumpur?"
"Tidak masalah. Jika lumpurnya tipis, memang mudah rusak. Tapi dengan menebalkannya akan membuatnya lebih kuat. karena ini adalah pekerjaan buru-buru, dan ada kekuarangan material yang harus dipenuhi dan akan menjadi lemah jika terkena hujan. Tapi tidak akan hancur dengan mudah."
Memang benar, tak perduli bahan seperti apa, akan sulit untuk dihancurkan jika itu cukup tebal.
Di depan Zaryusu yang sedang memikirkannya, lusinan lizardmen sedang bekerja secepat mungkin, tapi progressnya lambat seperti kura-kura. meskipun jika mereka bekerja selama tiga hari, takkan terlalu besar jadinya. Tapi masih lebih baik daripada tidak ada.
"Untuk sekarang, bagian dinding yang tidak bisa dicapai dengan akan ditutupi oleh pagar yang sulit untuk diruntuhkan."
Pada arah yang ditunjuk oleh Crusch --
Tonggak disana dicabut, dan ditancapkan agak jauh, membentuk segitiga dengan dua tonggak lain disisinya. Di antara tonggak-tonggak yang diikat tidak erat dengan akar-akaran, membentuk tali yang menghalangi alur di antara mereka. Zaryusu berpikir sesaat, dan teringat bahwa pagar di sekitar suku Red Eye juga seperti itu.
"Apa itu?"
"Dengan menempatkan sesuatu yang berat disana, pagarnya tidak akan roboh meksipun didorong atau ditarik. Sedangkan talinya, mereka ditujukan untuk mencegah musuh lewat. Jika tali itu ditarik kencang, akan mudah dipotong oleh pedang atau pisau, itulah kenapa kami membiarkannya kendur."
Crusch menjawab pertanyaa Zaryusu dengan senang.
Selama perjalanan mereka, Zaryusu selalu yang mengajari Crusch. Bisa mengajari sesuatu kepada Zaryusu membuat Crusch senang. Selain ini, ada perasaan lain yang terlibat.
"Oh begitu... sulit untuk menghancurkannya seperti itu."
Kalimat kagum ini membuat Crusch merasa bangga.
Zaryusu mengangguk dalam-dalam.
Rencana untuk menjadi desa menjadi benteng berjalan lancar. Memang tidak bisa menyamai struktur pertahanan manusia dan dwarve, tapi untuk tanah basah yang sulit dilalui, tidak ada cara lain.
"Ngomong-ngomong, Zaryusu, apakah kamu mengatakan kepada para warrior--"
Saat Crusch mengatakannya seperti itu, sorakan para warrior terbawa oleh angin ke telinga mereka. Itu adalah suara yang intens dan darah yang mendidih.
"Ada apa? Kedengarannya tidak asing...Aku tahu! Ini adalah sorakan ketika kalian bertarung. Jangan-jangan ada duel antara kakakmu dengan Zenberu?"
Zaryusu mengangguk dan melihat Crusch yang sedikit khawatir.
"...Sebagai Kepala Komandan, Bukankah akan bermasalah jika kakakmu kalah?"
"Entahlah, tapi kakakku itu kuat. Jika dia memiliki kesempatan untuk menggunakan kekuatan druidnya, dia akan menjadi lebih kuat, bahkan aku pun akan kalah darinya."
Shasuryu yang merapalkan beberapa buff pada dirinya sangatlah kuat. Dia mungkin tidak akan menggunakan mantra serangan dalam pertempuran main-main, tapi jika dia melakukannya, Zaryusu bukanlah tandingannya tanpa Frost Pain.
Alasan mengapa pemilik asli Frost Pain tidak menggunakan kemampuan spesialnya itu karena hanya bisa digunakan tiga kali dalam sehari melawan Zaryusu karena dia telah menggunakannya selama bertarung dengan Shasuryu.
"Itu bagus..."
Zaryusu penasaran apakah dia harus menunjukkan kepada Crusch seberapa kuat kakaknya dalam bertarung, tapi dia lalu teringat suatu hal lain yang dikhawatirkannya.
Dia ragu, tapi memutuskan untuk mengucapkannya pada akhirnya.
Tidak pantas untuk mengatakan ini setelah seluruh rencana telah dijalankan. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan ini dari seseorang yang dia sukai, begitulah seberapa murni dan kuatnya perasaan dia kepada Crusch.
"Aku mengkhawatirkan satu hal-"
Mendengar suara cemas Zaryusu, Crusch tersenyum. Itu adalah senyum yang disengaja, suatu hal yang bukan gayanya - ekspresi yang tidak cocok dengan situasinya -- Menghentikan Zaryusu yang akan melanjutkan. Yang berbicara menggantikan Zaryusu adalah Crusch.
"--Maksudmu hal yang tidak kamu utarakan ketika konferensi ya kan? Jika musuh sudah mengantisipasi ini, dan sedang menunggu kita untuk membentuk aliansi."
Zaryusu terdiam, dia benar.
Pihak lain memberi mereka waktu, sengaja mengumumkan serangan dan tidak menghalangi usaha Zaryusu dalam membentuk aliansi. Bagaimana jika rencana mereka selama ini untuk mengumpulkan seluruh lizardmen adalah untuk menghabisi mereka.
"Aku memiliki banyak kekhawatiran, seseorang yang berpikir sedalam dirimu seharusnya berpikir demikian. Tapi bagaimanapun, kita akan bertempur di dalam peperangan ini melawan musuh kita... Kita bisa berpikir tentang hal lain setelah itu."
"Mereka tidak akan menyerah meskipun kita menang. Peluang mereka menyerah adalah bukan kepalang."
"Mungkin memang begitu, tapi apa yang kamu katakan malam itu memang benar. Lihat --"
Crusch mengulurkan tangannya kepada ruang kosong di depannya. Tapi Zaryusu mengerti bahwa yang dia maksud adalah seluruh desa.
"Lihat semua lizardmen dari bermacam-macam suku yang bekerjasama terhadap tujuan yang sama."
Memang benar, lizardmen dari seluruh suku sedang berjalan bersama dan bersatu.
Gambara dari lima suku yang berpesta muncul di otak Zaryusu. Suku-suku yang saling berinteraksi dengan harmonis bersama-sama tanpa keberatan. Bohong jika mengatakan bahwa yang selamat dari dua suku yang dihancurkan tidak memiliki dendam. Tapi mereka menunjukkan niat untuk menelan dendam mereka di hadapan insiden ini.
Ironi.
Zaryusu bergumam. Dia selalu berpikir dunia mereka yang terpisah akan terus selamanya, dia tidak pernah berpikir kemunculan musuh bersama akan membuatnya bisa melihat persatuan lizardmen.
"Kita harus melindungi kemungkinan dari masa depan kita, Zaryusu. Aliansi dari seluruh suku akan membuat perkembangan kita mengalami kemajuan."
Membangun dinding dengan lumpur adalah teknik yang tak pernah dilihat oleh Zaryusu. Tapi sekarang, suku lain tahu tentang teknik ini. Di masa depan, seluruh suku lizardmen akan membangung dinding semacam itu. Dengan dinding sekuat itu, seharusnya bisa tetap mengusir monster yang menerobos. Dengan begitu, peluang yang muda diserang akan menurun, dan jumlah lizardmen akan naik.
Mereka akan menemui kenaikan permintaan makanan dengan menggunakan ladang peternakan ikan Zaryusu.
Mungkin di masa depan, seluruh lizardmen akan bersatu menjadi satu suku raksasa di rawa-rawa ini.
"Mari kita dapatkan kemenangan, Zaryusu. Tidak mungkin bagi kita untuk bisa tahu apa yang terjadi di masa depan, mungkin semuanya akan selesai setelah pertempuran ini. Jika begitu, kita bisa mulai mengembangkan dunia yang menakjubkan tanpa masalah pangan dan kebutuhan akan lizardmen yang saling bunuh."
Crusch tersenyum. Zaryusu menekan emosinya, jika dia menunjukkan perasaannya menjadi liar, dia mungkin tidak akan bisa menguasainya; tapi dia memiliki sesuatu untuk dikatakan.
"Kamu adalah lizardmen wanita yang istimewa - setelah pertempuran ini, tolong katakan padaku jawaban pertanyaan yang aku tanyakan ketika kita pertama kali bertemu."
Senyum Crusch menjadi semakin berkilau.
"Aku mengerti, Zaryusu. Aku akan memberitahukan jawabanku setelah semua ini selesai--"
Demiurge sedang berada pada suasana hati yang bagus saat dia bersenandung sambil bekerja.
Dia mengambil tulang yang sudah diasah, bertanya-tanya dimana dia seharusnya menempatkannya agar menjadi tampilan yang terbaik. Segera setelahnya, dia membuat keputusan dan memotong ujungnya dan menempatkannya di dalam item yang sedang dia bangun.
Tulang itu pas sempurna seperti sebuah bagian dari puzzle.
Jika membangun rumah tanpa menggunakan paku dikenal dengan 'precision wood joint' (Sambungan kayu presisi), makan apa yang dilakukan oleh Demiurge seharusnya disebut 'precision bone joint' (Sambungan tulang presisi).
"Itu terlihat bagus."
Demiurge membelai tulang dengan senyum di wajahnya. Jika dia melanjutkan pekerjaan itu, dia merasa dia bisa menyelesaikannya menjadi benda yang luar biasa.
"Tapi...aku kekurangan tulang paha pria dengan tinggi sekitar 1,2 meter."
Dia bisa menyelesaikannya meskipun jika dia tidak menemukan tulang itu. Tapi tanpanya, tidak akan terlihat bagus.
Biasanya, Demiurge akan berkompromi dan membuatnya tanpa ini. Tapi hadiah ini adalah dimaksudkan bagi tuannya yang tercinta, jadi dia harus membuatnya sempurna.
"Akan sangat bagus jika aku bisa menemukan sesuatu yang cocok."
Demiurge, yang sedang merasakan suasana hati yang bagus, mulai bergerak.
Sebenarnya, Demiurge senang membuat benda semacam itu. Ketertarikannya tidak hanya menggunakan tulang untuk membuat item, tapi dalam pekerjaan tukang kayu. Ketertarikannya dalam bidang ini agak luas, dari benda seni hingga mebel, kemampuannya melebihi orang-orang yang memiliki hobi di akhir pekan.
Faktanya, jika kamu mengabaikan material yang dia gunakan, tiap orang akan kagum dengan kualitas pekerjaannya.
Item lain yang ditampilkan di dalam pondok ini, seperti misalnya patung perunggu setengah dada dengan gambar tuannya yang diambil dari lava, berbagai macam kursi dan jepit semuanya dibuat oleh Demiurge. Mereka mungkin dimaksudkan untuk digunakan dan kurang dekorasi, tapi mereka semua adalah benda-benda yang istimewa.
Saat Demiurge mempelajari material yang dia ambil dari sudut pondok, dia merasakan gerakan di depan pintu masuk.
Demiurge meletakkan tulang di tangannya dengan lembut dan menggenggam item yang diberikan kepadanya oleh tuannya yang mungkin tidak bisa diganti, fokus pada apa yang terjadi di luar. Biasanya, yang berada di luar seharusnya adalah bawahannya atau temannya. Tak ada yang bisa menembus tiga lapis pertahanan Demiurge tanpa bisa dia ketahui, tapi dia harus waspada dengan orang yang mengendalikan Shalltear.
Beberapa detik kemudian, seseorang membuka pintu masuk pondok. Dia berpakaian putih semua, memakai topeng dengan paruh panjang seperti burung.
Peruchinera.
Dia adalah seorang badut, ciptaan dari Supreme Being seperti Demiurge. Untuk operasi ini, dia ditugaskan untuk membantu Demiurge.
Memastikan bahwa dia tidak berada di bawah pengendalian pikiran, tekanan pada mata Demiurge menghilang, dan dia mengendurkan genggaman tangan pada item tersebut.
"Demiurge-sama, kulitnya sudah dilepaskan."
Kalimat ini membuat Demiurge merasa bahwa itu memalukan.
Demiurge ingin menikmati pekerjaan ini sendiri, tapi untuk berjaga-jaga dari musuh misterius, dia tidak bisa meninggalkan post miliknya dalam kebanyakan waktu dan harus menugaskannya kepada Peruchinera.
Demiurge tidak menunjukkan ekspresinya dan memberikan instruksi baru kepada Peruchinera.
"Bagus sekali. Kalau begitu, mulai fase selanjutnya. Tidak sopan jika kita memberikan benda itu kepada Ainz-sama seperti ini."
Demiurge bertanya kepada Peruchinera yang sedang membungkuk hormat.
"Lalu , berapa banyak yang mati?"
"Tidak ada, berkat penyiksa, mereka hanya kehilangan kesadaran, oleh karena itu kita bisa melanjutkan mengupas kulit mereka segera. Sedikit yang tidak mau disembuhkan...Tapi itu ada dalam perkiraan, jadi tidak ada masalah."
"Itu menakjubkan."
Butuh banyak kerja keras untuk mengumpulkan material tersebut, mereka harus mengupasnya berkali-kali agar layak. Mungkin memang begitu, tapi dia tidak ingin mengupas kulit dengan gaya tanpa luka atau memakai obat pada mereka.
"Aku ingin semuanya gembira."
Peruchinera tiba-tiba berkata, membuat Demiurge teringat kepribadiannya.
Peruchinera dikenal di seluruh Nazarick karena kelembutan dan kasih sayangnya. Dia diciptakan untuk tujuan membuat semua orang gembira, dan tindakannya berdasarkan apa yang dia percayai.
"Orang-orang di dalam Great Tomb of Nazarick menemukan kegembiraan melayani Ainz-sama."
Demiurge mengangguk setuju.
"Ternyata begitu, biar kutanya sesuatu Peruchinera, apakah maksudmu orang lain akan merasa gembira ketika mereka melayani Nazarick?"
"Bagaimana bisa begitu, bukan itu maksud saya. Melayani Ainz-sama membuat kita gembira sampai-sampai kita bisa menangis dibuatnya. Tapi jika mereka dipaksa melakukan hal yang sama, itu bukan kegembiraan."
"Ohh, jadi apa yang harus kita lakukan dengan ini?"
"Sederhana, cukup ambil satu orang dan potong lengannya. Dengan begitu, yang lainnya akan membandingkannya dengan diri mereka dan tahu bahwa mereka termasuk lebih beruntung. Betapa menakjubkan. Dan untuk membuat seseorang yang terpotong lengannya merasa diberkahi, kita hanya perlu memotong kaki orang lain lagi. Ahh, aku membuat banyak orang gembira!"
Demiurge melihat badut itu dengan puas sehingga membuat kepalanya terarah ke belakang karena tertawa.
"Ternyata begitu, kamu memang benar."
Part 2[edit]
Akan terasa lama jika kamu habiskan waktu hanya untuk menunggu, tetapi ketika kamu mempersiapkan sesuatu dengan sebuah deadline, kamu akan merasa waktu itu akan sangat cepat berlalu.
Waktu yang dijanjikan telah datang.
Hari itu, matahari yang terbakar merangkak naik ke langit sepelan kura-kura, langit yang biru dengan tak ada awan sama sekali. Tidak ada suara angin, dunia seakan terhening sehingga kamu bisa mendengar sebuah pin yang jatuh.
Ketegangannya begitu tebal sehingga anda bisa memotongnya dengan sebuah pisau.
Beberapa orang dari mereka menelan ludah, yang lainnya bernafas dengan dalam-dalam.
Waktu dengan jumlah yang tak diketahui telah lewat sejak lizardmen yang berkumpul menjadi terdiam.
Tiba-tiba, awan gelap yang terlihat muncul dari sebuah lubang di langit tersebar dengan cepat di langit biru sama seperti sebelumnya.
Setelah itu, awan tersebut menghalangi seluruh langit, dan sekeliling menjadi remang-remang karena ketiadaan cahaya matahari.
Lizardmen yang melihat undead dalam jumlah yang tak bisa dihitung dan maju bersama dengan pelan dari perbatasan yang memisahkan antara hutan dan tanah basah. Dengan pepohonan yang menghalangi, tidak mungkin bisa diketahui berapa banyak mereka yang ada di sana, mereka terus saja muncul seperti mata air yang tak ada hentinya.
Para penyusup termasuk 2200 zombi, 2200 kerangka, 300 undead buas, 150 kerangka pemanah, 100 kerangka penunggang kuda. Pasukan dengan jumlah 4950, tidak termasuk komandan dan pengawalnya.
Melawan mereka adalah lima suku aliansi lizardmen.
Green Claw dengan 103 warriornya, 4 druid, 7 hunter, 124 lizardmen pria dan 105 lizardmen wanita.
Small Fang dengan 65 warriornya, 1 druid, 16 hunter, 111 lizardmen pria dan 94 lizardmen wanita.
Razor Tail yang memiliki 89 warrior dengan armor berat, 3 druid, 6 hunter, 99 lizardmen pria dan 81 lizardmen wanita.
Dragon Tusk memiliki 125 warrior, 2 druid, 10 hunter, 98 lizardmen pria dan 32 lizardmen wanita.
Red Eye yang memiliki 47 warrior, 15 druid, 6 hunter, 59 lizardmen pria dan 77 lizardmen wanita.
Kekuatan gabungan mereka adalah 429 warrior, 26 druid, 45 hunter, 491 lizardmen pria dan 389 lizardmen wanita. Jumlah totalnya adalah 1380 pasukan, termasuk kepala suku dan Zaryusu.
Pertempuran dimana satu sisi yang kalah jumlah dari yang lain dengan perbandingan 3 banding 1 dimulai.
Itu adalah sebuah rumah yang dibuat dari kayu.
Tidak ada dekorasi, struktur kayunya datar jika dilihat dan desainnya sedatar kabin. Tapi atapnya sekitar lima meter dari lantai sementara panjang dan lebarnya lebih dari dua puluh meter masing-masing.
Hanya ada beberapa mebel di dalamnya, hanya cermin raksasa di dinding, meja yang besar dan kuat serta kursi di sekitarnya.
Beberapa orang yang duduk di kursi, dan perkamen-perkamen yang digulung menjadi gulungan ditempatkan di meja di depan mereka - gulungan yang telah ditambah dengan magic.
"Dan akhirnya, ini adalah set terakhir. Ini adalah gulungan teleportasi."
Setelah suara kencang dari seorang gadis muda mengatakan demikian, gulungan lain diletakkan di meja.
Yang mengambil gulungan tersebut adalah manusia wanita dengan berpakaian seperti maid.
Gadis muda itu memiliki wajah manis, dengan rambut diikat menjadi seperti sanggul di masing-masing sisi kepalanya. Tetapi dia memiliki aura yang berbeda, dengan pengecualian adalah matanya.
Matanya besar dan bulat, tapi tak ada cahaya pada mata itu, seperti bola kaca grade rendah, dan dia tak pernah berkedip.
Tubuhnya yang kecil ditutupi oleh kostum maid yang telah dimodifikasi, dengan kerah penyangga yang menutup penuh lehernya. Selain dari wajahnya, dia tidak menunjukkan kulit sedikitpun.
Dia adalah salah satu battle maid, Entoma Vasilissa Zeta.
"Dan, ini adalah gulungan 'Message', tapi ada banyak. Bisakah seseorang tolong merapikan mejanya?"
Entoma meminta figur yang memakai kursi kehormatan dan orang itu mengangguk pelan.
"Rapikan."
"Baiklah~, tolong cepat bersihkan."
Dengan balasa dari Cocytus dan instruksi Entoma, figur yang mengelilingi meja mulai bekerja bersama.
Mereka adalah ras heteromorfik, beberapa dari mereka berbentuk seperti belalang sembah, ada juga yang seperti semut, bahkan ada juga yang terlihat memamerkan otaknya.
Mereka mungkin terlihat berbeda, tapi mereka memiliki dua poin yang sama. Mereka semua adalah pelayan Cocytus dan mereka adalah anggota organisasi Nazarick.
Itulah kenapa mereka mematuhi perintah Entoma yang lebih lemah dari mereka.
Di dalam struktur kekuatan Great Tomb of Nazarick, yang paling terpenting bukanlah kekuatan tempur, tapi kenyataan bahwa dia adalah ciptaan dari Supreme Being. Dari sudut pandang ini, Entoma memiliki otoritas level tinggi.
Setelah memastikan meja-meja itu dibersihkan--
"Kalau begitu, silahkan terima ini, Cocytus-sama."
-Entoma berkata tanpa membuka mulutnya, mengambil tas di kakinya dan mengeluarkan beberapa gulungan perkamen.
"Ini adalah gulungan 'Message'. Menurut Ainz-sama, ini dibuat dari kulit yang diperoleh oleh Demiurge-sama dengan usaha yang berat. Ainz-sama menyampaikan bahwa dia ingin laporan jika ada masalah apapun dalam menggunakan gulungan-gulungan ini."
"Ternyata begitu...Aku mengerti. Aku akan menguji cobanya."
Cocytus berkata kepada bawahannya dengan senyum masam. ketika bawahannya mendengar itu, mereka juga tersenyum.
Dengan perkamen di tangannya, Cocytus jatuh ke dalam pemikiran yang dalam.
Dia sudah mendengar tentang stok dari gulungan magic level rendah yang semakin menipis.
Mencari tempat yang akan menyediakan bahan mentah untuk membuat berbagai macam tipe item-item adalah masalah penting yang harus segera diselesaikan. Mereka memiliki banyak stok sekarang ini, tapi akan segera menipis dengan penggunaan yang konstan. Dan oleh karena itu, banyak orang mulai bertindak, termasuk tuan mereka.
Cocytus mendengar bahwa pohon apel di lantai enam adalah salah satu rencananya.
Demiurge yang menciptakan pos luar pasti akan menyelesaikan masalah itu. Itu adalah sesuatu yang sudah dia duga.
Temannya telah menyelesaikan tugasnya.
Cocytus seharusnya gembira dengan itu, dan dia memang gembira, tapi dia tidak bisa menekan sama sekali api iri di hatinya. Karena temannya sudah berguna bagi Supreme Being - tuan yang mereka puja, membuatnya cemburu.
Misinya adalah mempertahankan Nazarick.
Ini adalah tugas yang penting lebih krusial dari tugas apapun yang diterima oleh guardian lain. Tak perduli siapapun yang kamu minta, mereka akan menjawab bahwa ini adalah tugas yang krusial. Mereka harus menahan makhluk-makhluk rendahan dari mengotori hunian Supreme Being.
Namun tanpa penyusup, tidak mungkin ada jalan bagi Cocytus untuk menunjukkan kesetiaan dan kerja kerasnya.
Itulah kenapa Cocytus ingin memperoleh sesuatu.
Bagi para Guardian, membantu tuan mereka akan membawa perasaan gembira yang kuat. Cocytus ingin merasakan perasaan gembira itu juga.
Dan kesempatan itu sekarang berada tepat di depannya.
Cocytus memalingkan kepalanya dan melihat ke pemandangan yang terpantul di dalam kaca dan menguatkan genggamannya pada gulungan.
Apa yang ditampilkan bukanlah pemandangan di dalam kabin, tetapi sebuah lokasi yang terletak di tanah basah. Benar sekali, gambaran yang ditampilkan oleh 'Mirror of Remote Viewing' (Cermin untuk melihat secara remote) adalah alasan mengapa Cocytus berkutat selama dua hari di rumah kayu yang dibangun oleh Aura.
Pertempuran kali ini - Tidak, di depan kekuatan absolut dari Great Tomb of Nazarick, ini akan menjadi pembantaian satu sisi, jadi itu hanya berarti mengumpulkan bangkai. Ketika Cocytus menerima misi untuk memanen, tuannya memberikan beberapa perintah.
Satu, Cocytus dilarang terjun langsung di lapangan. Ini termasuk pelayan-pelayannya. Masalahnya harus diselesaikan dengan pasukan yang telah disediakan.
Kedua, Lich yang ditugaskan sebagai komandan harus ditahan sebagai cadangan hingga saat terakhir.
Tiga, dia harus melaksanakan misi ini dengan penilaiannya sendiri.
Ada beberapa detil terakhir, tapi poin pentingnya hanya tiga ini.
Dia harus menggunakan pasukan yang dikirimkan ke area sisi danau untuk mendapatkan kemenangan. Jika dia berhasil, Cocytus bisa menunjukkan loyalitasnya kepada tuannya yang agung.
"Terima kasih atas kerja kerasmu, tolong sampaikan rasa terima kasihku kepada Ainz-sama."
Entoma mengangguk pelan.
"Dan juga...apakah kamu akan kembali?"
"Tidak, aku menerima perintah untuk menyaksikan pertempuran disini hingga akhir."
Jadi dia disini sebagai penonton.
Cocytus menyimpulkan, dan merasa darahnya panas ketika memikirkan tanggung jawab yang besar yang dibebankan kepadanya.
Kalau begitu, waktunya dimulai.
Cocytus mengaktifkan 'Message' dan memerintahkan kepada komandan Undead.
"--Maju."
Dua api unggun yang berada pada platform yang terangkat menerangi sekeliling dengan cahaya kelap-kelip.
Di panggung tersebut berdiri beberapa lizardmen, terdiri dari kepala suku dan figur kunci.
Di depan panggung itu adalah sekelompok besar lizardmen yang bersiap untuk bertempur, suara mereka membuat gelombang seperti ombak. Kegelisahan, kecemasan dan ketakutan -- Mereka mencoba sebaik-baiknya untuk menutupi emosi ini, tapi mereka tidak bisa menahan kekhawatiran mereka, itulah kenapa mereka sangat berisik.
Apa yang mengikuti selanjutnya adalah perang. Teman disamping mereka mungkin akan menjadi mayat berikutnya, yang terjatuh di medan itu bisa saja mereka sendiri. Apa yang mereka tuju adalah medang perang yang ganas.
Shasuryu Shasha melangkah maju di antara kepala suku untuk menghentikan kegaduhan.
"Seluruh Lizardmen, dengarkan!"
Suara agung yang bergema dan tempat terbuka itu menjadi hening, membuat suara Shasuryu menjadi sangat jelas.
"Aku tahu kita akan menghadapi musuh dalam jumlah yang besar."
Tidak ada respon, tapi kegelisahan bisa terlihat dengan jelas di mata orang-orang yang hadir.
Shasuryu menghentikan sejenak dan melanjutkan dengan suara yang keras.
"Tapi jangan takut! Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita lima suku telah membentuk sebuah aliansi. Setelah aliansi ini, kita semua adalah satu suku. Itulah kenapa, arwah leluhur dari lima suku akan mengawasi kita -- dan memberkahi kita meskipun kita berada pada suku yang berbeda di masa lalu."
"Kepala Druid dari seluruh suku!"
Menerima isyarat, Crusch yang memimpin lima kepala druid dan meju ke depan. Dia melepaskan pakaian yang menutupinya dan menunjukkan sisiknya yang putih.
"Pemimpin Kepala Druid, Crusch Lulu."
Menjawab perkenalan Shasuryu, Crusch mengambil langkah maju lagi.
"Biarkan leluhur kita turun!"
"Dengarkan, putra-putri suku yang besar ini!"
Apa suku baru ini?
Crusch berbicara dengan keyakinan. suaranya kadang menekan, juga terkadang lembut; terletak diantara raungan yang kuat dan nyanyian melodi.
Pada mulanya, hampir semua orang merasa jijik dengan penampilan albino Crusch, tapi melihat bagaimana dia maju dengan percaya diri, perasaan tidak suka memudar.
Tubuh Crusch bergoyang lembut ketika berbicara. Sisik putihnya berkilauan dengan cerah di bawah cahaya api unggun - Pancaran cahaya yang terpantul membuatnya terlihat seakan leluhur telah turun kepada Crusch.
Wajah setiap orang mulai menunjukkan tanda kekaguman.
"Sekarang, lima suku telah menjadi satu, itu artinya leluhur dari lima suku akan mengawasi kita semua! Kita semua adalah saksi! Seluruh lizardmen! Saksikan banyak leluhur - yang turun ke sisi kita."
Crusch meregangkan lengannya dengan isyarat megah, menunjuk ke langit. Tatapan semua orang mengikutinya, tapi apa yang mereka lihat adalah langit berawan dengan tak ada tanda-tanda keajaiban yang turun. Tapi seseorang berkata dengan lirih.
Dia bilang - ada cahaya kecil disana.
Suara lembut itu menjadi semakin besar, beberapa lizardmen lain berkata : "Aku melihatnya." Beberapa berkata mereka adalah cahaya-cahaya kecil; beberapa orang berteriak mereka melihat lizardmen yang turun; beberapa mengucapkan bahwa ada ikan-ikan yang besar; beberapa orang berteriak ini adalah anak-anak; beberapa bahwa mengatakan dengan rasa tidak percaya bahwa itu adalah telur-telur.
Seluruh lizardmen memiliki pemikiran yang sama - leluhur mereka benar-benar telah turun.
"Leluhur ada disini untuk melindungi kita!"
Wajar bagi mereka untuk berteriak seperti itu.
"Rasakan ini! Rasakan kekuatan yang mengalir ke dalam tubuhmu!"
Suara Crusch sampai kepada hati setiap orang, suara itu memang kelihatannya jauh, namun juga dekat.
Diiringi dengan suara, lizardmen merasakan semacam energi yang bergejolak ke dalam tubuh mereka.
"Rasakan! Rasakan kekuatan yang dianugerahkan kepadamu oleh leluhur dari lima suku!"
Seluruh lizardmen yang hadir merasakannya.
Mereka merasakan kekuatan yang menyentak. Perasaan darah mereka yang panas mengalir menghapus kegelisahan mereka, tubuh mereka mulai panas seakan habis meminum alkohol.
Ini bisa disebut sebaga bukti terbaik leluhur mereka yang turun.
Crusch menoleh dari wajah-wajah lizardmen yang bersuka ria dan mengangguk kepada Shasuryu.
"Pinjamkan kepadaku telinga kalian, lizardmen. Leluhur telah turun kepada kita. Kita tidak bisa menyeimbangi musuh dalam jumlah, tapi akankah kita kalah?"
"Tidak!"
Lizardmen-lizardmen itu mabuk dalam suasana merespon Shasuryu berbarengan, menggetarkan udara.
"Benar sekali! Dengan leluhur yang berada disamping kita, tidak mungkin bagi kita untuk kalah! Kalahkan musuh, dan persembahkan kemenangan bagi leluhur kita!"
"Warrghh!"
Lizardmen berada dalam semangat yang tinggi, tak ada lagi yang merasa gelisah. Hanya ada lizardmen yang berubah menjadi warrior saat mereka menuju ke medan perang yang menyambut.
Mereka tidak terpikah oleh magic. Meskipun banyak sekali druid, tak ada satupun dari mereka yang menyisihkan energi sebelum perang untuk memberikan magic ke seluruh lizardmen yang berkumpul.
Ini adalah efek dari minuman spesial yang diberikan kepada seluruh lizardmen sebelum upacara.
Itu adalah minuman yang memberikan keberanian, turun temurun dari generasi lizardmen sebelumnya. Dibuat dari tumbuhan obat-obatan spesial yang membuat lizardmen merasa mabuk, senang dan melihat ilusi untuk periode waktu pendek.
Ucapan Crusch hanya untuk memberikan waktu bagi tanaman itu untuk bekerja.
Ketika kebenaran sudah diketahui, memang tidak seberapa. Tapi bagi mereka yang melihat efek dengan mata kepala sendiri - lizardmen yang menyaksikan leluhur mereka yang turun, itu adalah sebuah ritual yang membawa keberanian kepada mereka.
"Kalau begitu, kita akan memberikan cat ke semua orang. Dulu menggunakan satu warna untuk masing-masing suku, tapi sekarang ini leluhur dari seluruh lima suku berada di samping kita, jadi gunakan seluruh warna cat pada dirimu!"
Beberapa druid memberikan panci dan berjalan ke dalam gerombolan lizardmen.
lizardmen mengambil cat dari panci itu dan mulai menggambarkan cat peperangan pada diri mereka. Mereka percya ini adalah gambaran dari leluhur yang turun kepada mereka, jadi jari-jari mereka dibiarkan bebas, menggambar corak di tubuh mereka.
Dengan leluhur dari seluruh lima suku yang datang kepada mereka, banyak lizardmen yang menutupi seluruh tubuh dengan cat. Tapi lizardmen dari 'Green Claw' tidak menggambar banyak cat ke diri mereka. Ini karena Zaryusu, Shasuryu dan elit-elit suku tidak menggambar apapun. Dengan begitu, ini seperti mereka yang meniru idola mereka.
Setelah melihat ke seluruh kelompok dan memastikan semua orang telah selesai, Shasuryu mengambil pedang besar dan mengarahkan ke gerbang utama.
"Bergerak!"
"Wargghhhh!"
Tak terhitung jumlah teriakan yang menggetarkan sekitarnya.
Part 3[edit]
Pasukan dari Great Tomb of Nazarick secara kasar dibagi menjadi dua dan dikirimkan ke wetland (tanah basah).
Dari sudut pandang lizardmen, zombie-zombie berada di kiri sementara skeleton (kerangka) berada di sebelah kanan. Skeleton Archer (kerangka pemanah) dan Skeleton Rider (kerangka penunggang) diposisikan di belakang para skeleton.
Undead Beast (Binatang buas undead) ditempatkan di belakang sebagai pasukan inti.
pasukan lizardmen memiliki pasukan yang lebih kecil dan dibagi ke dalam dua kelompok pula. Menghadapi zombie-zombie adalah lizardmen wanita dan hunter, sementara warrior dan lizardmen pria dipasang melawan skeleton. Para Druid ditempatkan di dalam desa dilindungi oleh dinding-dinding.
lizardmen membentuk pasukan di luar desa karena tidak ada yang bisa diperoleh dari pertempuran bertahan. Mereka tidak memiliki pasukan bala bantuan yang akan datang dan dinding-dindingnya juga tidak terlalu kokoh. Di lain pihak, pasukan undead tidak memerlukan perbekalan atau istirahat.
Dengan posisi yang tidak menguntungkan seperti itu, pertempuran pengepungan dengan bertahan adalah hal yang bodoh.
Tapi setelah kedua sisi membentuk formasi, perbedaan dalam jumlah jelas sekali kelihatannya.
Satu orang lizardmen harus melawan tiga, sepuluh melawan tiga puluh, rasio yang tersisa tetap sama. Tapi perbedaannya akan terlihat mencolok ketika seribu melawan tiga ribu. Dengan hanya membuat barisan tiga ribu undead saja sudah sangat mengintimidasi.
Namun begitu, lizardmen tidak menunjukkan ketakutan apapun. Dengan leluhur mereka yang telah turun ke samping mereka, jumlah bukanlah sebuah masalah.
Kemudian, pasukan undead mulai bergerak perlahan. Yang pertama bergerak adalah para zombie dan para skeleton. Skeleton Archer dan Rider tetap di tempat. Oleh karena itu mereka mungkin digunakan sebagai tenaga cadangan.
Pasukan lizardmen mulai melakukan gerakan berbaris mereka pula.
"Waaarrrgghhhhhh!"
Teriakan yang membuat tuli menyelimuti seluruh wetland, diikuti dengan percikan-percikan air. Lumpur terbang kemana-mana dan air memercik.
Kedua pasukan melanjutkan gerakan maju mereka dan akan segera terjadi benturan yang dahsyat. Sekarang ini, sesuatu terjadi pada pasukan Nazarick.
Meskipun zombie-zombie dan skeleton bergerak maju dengan timing yang sama, laju gerakan mereka menjadi berbeda. Ini karena zombie sangat lambat dan kaku sementara skeleton sangat lincah dan cepat. Yang paling penting, mereka berada di jalan basah yang mana sangat berpengaruh terhadap gerakan.
Gerakan dari zombie yang kaku terhalang oleh lumpur, membuat mereka pelan. Tapi skeleton yang ringan tidak seberapa terkena efeknya.
Oleh sebab itu, yang pertama melakukan benturan adalah skeleton dan lizardmen warrior.
Lizardmen tidak memiliki formasi apapun, hanya menyerang maju untuk menghadapi musuh, tanpa ada tipuan apapun.
Yang memimpin mereka adalah lima kapten warrior dari masing-masing suku. Sebagai komandan di baris depan bisa dipertimbangkan sebagai hal yang bodoh dalam sudut pandang tertentu. Tapi mereka adalah petarung peringkat tertinggi, jadi moral dari lizardmen akan hancur jika mereka tidak memimpin di depan. Berkat kerja keras mereka, seluruh lizardmen sangat termotivasi.
Tepat di belakang mereka adalah 89 warrior heavy armor (armor berat) dari Razor Tail. Mengenakan armor kulit dan perisai, kelompok ini memiliki pertahanan tertinggi diantara seluruh suku.
Dengan perisai mereka yang diangkat, mereka membentuk sebuah dinding yang merangsek ke arah pasukan skeleton.
Benturan yang sangat intens - baris depan warriors dan para warrior saling bertabrakan.
Dalam sekejap, tulang belulang dalam jumlah yang tak bisa dihitung melayang kemana-mana saat unit lizardmen menabrak dan membua lubang pada formasi skeleton.
Teriakan marah diikuti dengan suara retakan tulang belulang. Mereka terkadang adalah erangan luka, tapi suara retakan tulang sangat jelas sekali dan jauh lebih banyak terdengar.
Lizardmen memperoleh keunggulan yang mengejutkan dalam bentrokan pertama.
Jika itu adalah pasukan manusia, hasilnya akan sangat berbeda.
Karena skeleton terbuat dari tulang belulang, senjata penusuk tidaklah efektif dan mereka memiliki daya tahan terhadap serangan tebasan pula. Oleh sebab itu, bagi pasukan manusia dengan pedang sebagai senjata utama mereka, akan sangat sulit untuk memberikan damage yang efektif terhadap skeleton-skeleton tersebut.
Karena senjata tumpul mereka adalah mace dan warhammer, lizardmen benar-benar memperoleh posisi yang menguntungkan. Senjata tumpul adalah kutukan bagi para skeleton.
Ketika lizardmen mengayunkan senjata di tangan mereka, tulang belulang dari para skeleton sangat mudah tercerai berai. Meskipun jika mereka selamat dalam satu serangan, mereka akan hancur pada serangan berikutnya. Di lain pihak, kapanpun skeleton menyerang dengan pedang mereka yang berkarat, dipentalkan oleh kulit bersisik yang keras dari lizardmen. Beberapa dari lizardmen itu terluka, tapi tidak ada yang menderita serangan fatal.
Bentrokan yang pertama.
Tulang yang hancur dari lima ratus skeleton mengotori wetland begitu saja.
Gambar yang terpantul di cermin membuat Cocytus menjadi kaku.
Itu hanya bentrokan awal, tapi kekuatan tempur dari lizardmen jauh diluar bayangannya. Cocytus adalah warrior yang mumpuni dan bisa menilai seberapa bagus musuhnya dalam tingkat tertentu. Skeleton berada di belakang lizardmen dalam hal pertarungan single. Tapi mereka seharusnya bisa menebusnya dengan jumlah mereka.
Tapi berakhir dengan hasil seperti itu, ada apa? Itu membuat Cocytus curiga bahwa lizardmen diperkuat oleh kekuatan yang tidak diketahui.
Yang bisa mengalahkan lizardmen dalam bertempur mungkin adalah skeleton archer dan rider.
Saat Cocytus mengawasi situasinya, para skeleton dihancurkan. Kegunaan dari skeleton dan zombie berkurang hanya untuk membuat musuh lelah.
Untuk masalah itu, kekuatan yang efektif yang tersisa 300 undead beast, 150 skeleton archer dan 550 skeleton rider. Mereka akhirnya kalah jumlah.
Cocytus mulai menghitung di hatinya.
Undead memang kuat dalam bertempur terutama dalam pertempuran yang diperpanjang. Undead tidak merasakan apapun, dan tidak akan merasakan ketakutan ataupun luka. Mereka tidak perlu istirahat atau tidur.
Keunggulan dari karakteristik ini membuktikan bahwa tidak perlu penjelasan lagi.
Sebagai contoh, kebanyakan makhluk-makhluk akan jatuh dari pukulan yang kuat dari mace di kepalanya. Meskipun mereka tidak tewas, mereka akan berdarah sebanyak-banyaknya dan merasakan luka. Yang terkena pukulan akan kehilangan semangat untuk bertarung. Beberapa orang warrior dilatih untuk menahan luka dan mungkin dapat berdiri di kaki mereka, tapi kebanyakan orang akan kehilangan semangat untuk bertarung.
Itu adalah hal yang wajar bagi makhluk hidup.
Tapi bagaimana dengan undead?
Hancurkan kepalanya? Dia akan tetap menyerang.
Hancurkan lengannya? Dia akan menusukmu dengan pangkalnya.
Habisi kakinya? Dia akan merangkak kepadamu.
Benar sekali, selama energi negatif mereka tetap ada, undead akan terus bertarung. Selama kondisi kematian mereka tidak ketemu - yang mana terpotong kepalanya baagi sebagian besar undead - dia tidak akan kehilangan semangat bertempur seperti manusia. Itu artinya bahwa undead dalam sudut pandang tertentu, adalah prajurit yang sempurna.
Dalam istilah kekuatan individu, lizardmen jelas sekali terlihat unggul, Tapi itu bisa berubah.
Cocytus menaikkan hasil penilaian lizardmen satu level dan mengakui bahwa mereka bukan musuh yang bisa dikalahkan dengan mudah. Apa yang diperlukan sekarang adalah membalik ini menjadi pertempuran daya tahan.
"Bagaimana jika mundur sekarang dan mengamati situasinya?"
"Aku percaya ini adalah gerakan yang bijak, tuanku."
"Mengirimkan skeleton archer dan rider keluar mungkin adalah pilihan yang lebih baik, tuan."
"Tidak, aku berpikir kita harus terus menekan dengan serangan dan menyedot habis stamina mereka."
"Bagaimana bisa menunggu mereka lelah bisa membantu? Jika kita tidak bisa menghancurkan markas mereka, merekan akan bisa istirahat dan kembali segar ya kan?"
"Memang benar. Musuh kita telah memperkuat pertahanan mereka dengan dinding yang rapuh. Bagaimana kalau menyasar desa itu dan membuat mereka berbelok?"
Setelah mendengarkan respon dari bawahannya, Cocytus mengambil gulungan 'Message'. Dia menatap Entoma dari sudut matanya dan mengamati ekspresinya.
Entoma kelihatan tidak tertarik saat dia melihat ke arah cermin. dia meletakkan biskuit hijau yang dia ambil dari entah dimana ke arah mulutnya. Dalam sekejap, suara renyah bisa terdengar. Sikapnya terlihat terlihat menunjukkan bahwa dia tidak terlibat. Itu mungkin mengapa ekspresi wajahnya datar.
- Salah, wajah tanpa ekspresi itu hanyalah dekorasi.
Cocytus teringat identitasnya yang sebenarnya dan menyadari betapa bodohnya dia ketika dia mencoba untuk membaca ekspresinya.
Dia adalah Pemakan yang terkenal. Bahkan teman Cocytus, salah satu dari 'Evil Five', Kyouhukou (Lord of Terror) berkata tanpa ragu bahwa 'dia adalah yang paling menakutkan'. Itulah identitas sebenarnya dari Entoma.
Cocytus menyerah mencoba membaca pikiran Entoma melalui wajahnya dan menggunakan gulungan untuk memberi perintah kepada komandan.
"Apakah mereka meremehkan kita?"
Zenberu bergumam. Dia tidak bersuara keras, tapi sudah cukup terdengar oleh orang-orang yang sedang mengamati musuh dari atas dinding lumpur.
"Pemanah dan Penunggang mereka masih disimpan untuk cadangan, Aku rasa mereka memang meremehkan kita..."
"Benar sekali, aku kira musuh akan menyerbu kita dalam sekali gebrakan..."
"Melawan zombie, lancar."
Hanya ada 45 hunter yang melawan zombie. Menggunakan taktik pukul dan lari dengan melemparkan bebatuan ke arah mereka, hunter-hunter yang memancing para zombie perlahan-lahan menjauh dari para skeleton. lizardmen wanita bergerak pelan ke sayap dari skeleton.
"Bukankah gerakan mereka agak aneh?"
"...Memang benar."
Daripada terpancing, para zombie benar-benar terfokus pada para hunter. Apakah komandan setuju dengan ini? Tidak, tidak mungkin komandan apapun akan menyetujui ini, tapi pada kenyataannya, begitulah para zombie itu bergerak. Lalu, apa tujuan dari musuh? Semua yang hadir bingung dengan ini.
"Aku tidak mengerti mengapa mereka bergerak seperti ini."
"Ya, aku setuju dengan Shasuryu."
Tak perduli bagaimana mereka memikirkannya, kelihatannya tidak ada lagi tujuan dari tindakan para zombie.
Zaryusu memikirkan dalam beberapa saat dan membagikan pikirannya kepada yang lain.
"Mungkin tidak ada komandannya?"
"Tidak ada komandan...? Ah, maksudmu undead hanya mengikuti instruksi yang paling pertama yang mereka terima?"
"Ya, benar."
Diantara undead tersebut, tingkat terendah yang terdiri dari para skeleton dan zombie kurang dalam hal kecerdasan, jadi memberikan perintah dalam waktu yang lama adalah cara yang paling efisien untuk menggunakan mereka. Tapi musuh kali ini merasa seakan satu-satunya perintah yang mereka terima adalah menghabisi lizardmen apapun di dekat mereka. Begitulah maksud Zaryusu.
"Berarti bisa dikatakan bahwa musuh kita berpikir mereka bisa menang melawan kita hanya dengan mengandalkan jumlah... Tidak, jangan-jangan pertempuran kali ini hanyalah percobaan untuk melihat seberapa baik undead bertarung tanpa seorang komandan?"
"Mungkin juga begitu."
"Sialan! Lelucon macam apa ini?"
Yang terbakar amarah bukanlah Zenberu, namun Shasuryu. Bahkan Shasuryu tidak bisa menerimanya lagi, lizardmen mempertaruhkan nyawa mereka dalam peperangan ini.
"Tenang Shasuryu, mungkin tidak sesederhana itu."
"Ah, maafkan aku... memiliki posisi yang menguntungkan adalah hal yang bagus."
"Kamu benar kakak, kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengikis jumlah musuh."
Kelelahan akibat bertempur sangat berat, tekanan mental sangat besar akibat pertempuran yang kacau. Tanpa tahu apakah musuh akan datang dari depan, belakang, kiri atau kanan, hanya mengayunkan senjatamu di bawah kondisi seperti itu berkali-kali hanya akan menyebabkanmu lebih lelah daripada biasanya.
Tapi undead tidak akan menglami kekalahan dan akan bertarung tanpa istirahat.
Perbedaan antara makhluk hidup dan undead akan menjadi sangat kentara seiring berjalannya waktu.
Waktu adalah musuh bagi lizardmen.
"Cih, aku ingin menuju lapangan juga."
"Bertahanlah, Zenberu."
Jika Zenberu yang mahir bergabung dengan keributan, mereka bisa meratakan para skeleton dalam waktu singkat. Tapi itu artinya membuka kartu as sendiri. Zaryusu dan lima orang lainnya adalah kartu as. Mereka harus menunjukkan diri jika situasinya memanggil untuk itu, tapi sebelum musuh yang terkuat muncul, mereka tidak akan menunjukkan diri.
"Tetapi bukankah ini berarti seperti yang kita duga jika musuh tidak maju?" Zaryusu mengatakannya kepada yang lain. Mereka setuju dengannya, dan Zaryusu bertanya kepada Crusch yang berada di sampingnya: "Bagaimana dengan bagianmu?"
"..Ya, ritualnya berjalan seperti rencana."
Crusch menjawat saat dia melihat ke dalam desa di belakangnya. Sekelompok druid sedang melakukan ritual di dalam desa yang bisa menjadi kartu as lain bagi lizardmen. Biasanya memakan waktu yang panjang, tapi dengan seluruh druid dari lima suku yang bergabung disini, progressnya lebih cepat dan bisa digunakan dalam pertempuran ini.
"...Kersama, benar-benar menakjubkan."
"Yeah...itu benar, kita memang berbagi beberapa informasi setelah perang itu... tapi ada banyak hal lain yang ingin aku lakukan setelah perang sekarang ini."
Kepala suku lain sangat setuju sekali dengan pandangan Zaryusu. Mereka berbagi pengetahuan karena peperangan ini, dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri pentingnya berkembang bersama-sama sebagai sebuah komunitas. Ada aliansi di masa lalu, tapi ketiga kepala suku yang tidak bertukar pandangan di masa lalu, sekarang menjadi lebih bebas.
Zaryusu tersenyum saat dia melihat kelimanya.
"Apanya yang lucu?"
"Tidak apa, hanya saja meskipun berada dalam situasi seperti ini, aku masih merasa bersyukur."
Crusch langsung mengerti apa yang dipikirkan Zaryusu
"..Aku juga, Zaryusu."
Melihat Crusch yang tersenyum cerah, Zaryusu memicingkan mata seakan dia sedang melihat sesuatu yang terang. Kedua mata mereka dipenuhi kekaguman dan cinta satu sama lain.
Mereka tidak saling menyentuh secara fisik. Itu memang jelas. Lagipula, ada lizardmen yang sedang bertaruh nyawa saat ini di bawah sana. Mereka tidak bisa melakukan sesuka hati meskipun tahu hal itu. Tapi ekor mereka seperti makhluk yang berdiri sendiri, menggeliat kesana kemari dan kadang saling mengikat.
"Muu.."
"Sebagai kakak, bagaimana rasanya?"
"Mereka sedang berada di dunia mereka sendiri."
"Betapa asyiknya."
"Kesimpulannya... Memang enak menjadi anak muda. Masa depan mereka cerah."
Keempat lizardmen yang lebih tua mengangguk bersamaan saat mereka melihat junior manis mereka.
Tidak mungkin Zaryusu dan Crusch melewatkan itu. Meskipun ekor mereka saling tidak bisa bohong, mereka masih memasang wajah datar.
"Kakak, musuh sedang bergerak."
Shasuryu dan lainnya tersenyum masam saat Zaryusu merubah pandangannya secara tiba-tiba. Mereka melihat ke arah formasi musuh dan melihat skeleton rider mengapit pertempuran di depan mereka sebelum maju.
"Hey ey, apakah mereka akan merangsek ke arah kita?"
"Dengan skeleton rider? Apakah mereka berencana untuk menurunkan moral kami dengan menyerang kita disini?"
"Tidak, mereka mungkin akan mengapit bagian belakang para warrior dan lizardmen pria untuk mengepung mereka."
Tidak baik.
Semuanya berkesimpulan sama bahwa gerakan dari skeleton rider adalah sebuah ancaman.
Jika skeleton rider diturunkan saat pertama kali pertempuran, lizardmen bisa menghancurkannya dahulu. Sekarang ini, warrior dan lizardmen pria sedang dalam pertempuran yang semrawut, hunter sedang memancing para zombie dan lizardmen wanita sedang melempari mereka dengan batu dari samping-samping skeleteon tersebut, tidak ada lagi pasukan untuk menghentikan skeleton rider.
"Kurasa kita harus bertindak."
Menerima penawaran dari kepala suku Small Fang, Shasuryu mengangguk setuju.
"Masalahnya adalah siapa yang harus kita kirim... Mari kita tunjukkan kekuatan kita."
Skeleton rider.
Skeleton dengan tombak dan mengendarai skeletal horse (kuda tulang belulang). Tak ada yang spesial kecuali mobilitas mereka yang kuat, yang mana merupakan pengecualian pada jalan basah ini. Dengan tubuh mereka yang terbuat dari kerangka, kaki mereka hanya sedikit tenggelam ke dalam lumpur, membuat mereka bisa berjalan di atas permukaan dengan kecepatan kuda.
Seratus skeleton rider mengambil jalan memutar ke belakang pasukan lizardmen untuk serangan kepungan.
Mereka bisa melihat tiga orang lizardmen yang berlari ke arah mereka dari arah kiri rute mereka maju - yang mana adalah arah dari desa - tapi skeleton rider mengabaikan mereka. Tanpa perintah apapun, mereka akan mengabaikan apapun jika mereka tidak diserang. Monster yang tak memiliki kecerdasar seperti itulah undead tersebut.
Mereka hampir tiba di belakang pasukan lizardmen ketika skeleton rider yang memimpin serangan tiba-tiba terjatuh. Skeleton rider terbang tinggi ke udara sebelum jatuh dengan keras ke tanah basah.
Seorang manusia akan bingung dan takkan mampu bertindak langsung. Tapi skeleton rider undead yang tidak memiliki kecerdasan bergerak langsung untuk melakukan apa yang diperintahkan.
Skeleton Rider tersebut langsung berdiri, tapi sedikit terhuyung karena damage yang dia terima.
Skeleton itu tertabrak oleh skeleton rider yang lain, dan tulang belulang mereka berserakan ke seluruh wetland.
Pemandangan seperti itu terjadi berulang kali di beberapa tempat.
Alasan mengapa ini terjadi di wetland? Jawabannya sederhana yaitu - jebakan.
Kotak terbuka dikubur ke dalam tanah dan kuda-kuda itu akan roboh jika mereka terkan jebakannya.
Skeleton rider jatuh satu persatu. Jika mereka manusia, mereka akan mengurangi kecepatannya. Tapi skeleton rider tidak seperti itu. Mereka tidak cukup memiliki kecerdasan untuk menghindari sebuah lubang yang telah ada disana, tapi tetap saja terjatuh ke dalam jebakan yang tersembunyi. Mereka tidak menerima perintah apapun untuk melakukannya dan tidak memiliki kecerdasarn untuk membuat keputusan seperti itu.
Pemandangan mereka yang berlari kencang ke dalam jebakan seperti bunuh diri massal.
Jebakan mungkin sangat efektif, tapi mereka hanya bisa mengulur waktu. Beberapa damage yang diterima oleh skeleton rider, tapi tidak cukup untuk menghancurkan mereka. Skeleton Rider yang terjatuh berdiri dengan tubuh ditutupi oleh lumpur.
Saat ini, sebuah suara siulan terdengar dan kepala skeleton rider melayang begitu saja.
Skeleton rider melihat ini sebagai tindakan memusuhi dan melihat di sekitar mereka.
Kepala skeleton rider lainnya hancur seperti gelas yang pecah.
Skeleton rider menemukan tiga orang lizardmen dengan jarak sekitar 80 meter dari mereka. Mereka juga bisa melihat mereka menggunakan ketapel, menembakkan batu untuk mengarahkan ke arah kepala skeleton rider.
Skeleton rider mulai bergerak.
Di waktu yang sama, pertempura dengan para skeleton telah berubah.
Dengan suara seperti benang busur yang dilepaskan, Anak panah menghujani medan pertempuran.
150 skeleton archer menembakkan anak panah kepada skeleton dan lizardmen terus menerus. Bukan hanya satu tembakan, tapi dua, tiga...
Ini adalah serangan yang tak terduga untuk lizardmen.
Beberapa lizardmen terkena anak panah dan roboh. Mereka tidak bisa bertahan dari serangan anak panah sementara mereka bertarung melawan skeleton.
Skeleton juga terkena, tapi tidak ada damage pada mereka.
Menempatkan skeleton-skeleton yang tahan terhadap serangan tusukan di depan dan skeleton archer yang menembakkan anak panahnya di belakang adalah kombinasi yang hebat. Dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengalahkan 2200 skeleton, taktik ini cukup untuk menghabisi lizardmen.
Tapi masalahnya adalah taktik ini terlambat dilaksanakan. Jika ini digunakan pada awal mula, lizardmen pasti akan berada dalam keadaan yang menyedihkan. Skeleton-skeleton akan unggul dari mereka dengan jumlah dan mendapatkan kemenangan yang pasti. Tapi ini sudah terlambat.
Mengabaikan skeleton-skeleton yang berkurang, lizardmen merangsek ke arah skeleton archer.
Anak panah dari 150 skeleton archer jatuh seperti hujam, merobohkan beberapa lizardmen ke lumpur, tapi itu hanya jumlah yang kecil.
Dengan kulit yang tebal dan sisik yang keras dari lizardmen, pertahanan mereka setara dengan manusia yang menggunakan armor kulit. Meskipun anak panah menusuk kulit mereka, otot mereka yang kuat mungkin bisa mencegah luka yang fatal.
Alasan lain dari korban yang minim adalah tembakan anak panah yang lemah. Mereka tidak memiliki kekuatan cukup untuk membunuh lizardmen.
Lizardmen berteriak tanpa ketakutan saat mereka menyerang. Di depan hujan anak panah, lizardmen menyilangkan lengan untuk melindungi kepala mereka, dengan berani maju ke depan meskipun tubuh mereka tertusuk.
Pada gelombang serangan anak panah yang ketiga --
Ini adalah batas dari seberapa cepat skeleton archer bisa menembak. Jika mereka memiliki kecerdasan, mereka mungkin akan mundur. Jika mereka bergerak mundur dan berkumpul kembali dengan pasukan undead yang selamat, mereka bisa dimanfaatkan dengan cara yang lebih bagus.
Tetapi skeleton tidak memiliki kapasitas mental untuk menyimpan instruksi serumit itu. Mereka tidak menerima perintah lain apapun, jadi mereka hanya menjalankan misi asli mereka - Meskipun lizardmen mendekat, mereka hanya bisa menembakkan anak panah kepadanya.
Dengan sebuah teriakan, skeleton archer diserbu oleh lizardmen, sama seperti ketika mereka melakukannya kepada skeleton. Di dalam jarak ini, pemanah kehilangan keunggulan mereka dan hanya bisa diserang satu sisi. Saat mereka berjatuhan satu demi satu, hampir seluruh skeleton roboh ke wetland, dan hanya pasukan zombie yang tersisa.
Akhirnya, musuh baru dilepaskan.
Undead Beast.
Undead yang dibuat dari serigala, ular, cobra dan segala macam binatan. Seekor monster yang merupakan gabungan dari kegigihan zombie dan kelincahan binatang.
Undead beast bergerak ke arah lizardmen. Yang cepat bergerak cepat, yang lambat bergerak lambat, sebuah serangan tanpa formasi sama sekali.
Serangan yang datang dari bawah memang sulit untuk dihindari. Undead beast akan mengigit kaki musuh. Setelah membuat musuh tidak bisa bergerak, mereka akan memberikan pukulan terakhir, sebuah gaya yang mirip dengan binatang liar.
Bagi lizardmen yang semakin lama semakin lelah, serangan ini sulit ditangkis. Beberapa lizardmen yang gerakannya semakin redup mendapatkan leher mereka sudah dikoyak oleh undead beast. Meskipun mereka percaya dengan spirit leluhur mereka yang sedang bersamanya akhirnya terlihat panik ketika mereka melihat teman-temannya berjatuhan.
Ketua Warrior yang bertarung di depan, tapi perlahan-lahan terdorong ke belakang. Saat mereka berpikir bahwa ini hanya masalah waktu sebelum garis pertempuran mereka dihancurkan, wetland tiba-tiba membengkak.
Yang muncul adalah gundukan tanah berbentuk kerucut dengan tinggi sekitar 160 cm, tanpa kepala atau anggota badan.
Dua buah gundukan itu mulai bergerak.
Gerakannya lancar menyeberangi wetland meskipun tidak memiliki anggota badan, lurus menuju undead beast. Setelah dekat, cambuk yang lebih panjang dari tingginya muncul dari tempat yang seharusnya menjadi bahu.
Itu adalah salah satu kartu as lizardmen, peri wetland yang dipanggil melalui usaha gabungan dari seluruh druid lizardmen.
Peri-peri wetland tersebut menyerang ke tengah undead beast, menghempaskan cambuknya seperti tentakel untuk mencengkeram musuh. Undead beast menyerangnya dengan ganas menggunakan cakar dan taring.
Itu adalah pertempuran antara makhluk tanpa ketakutan. Tapi peri-peri wetland memiliki keunggulan karena kekuatan tempur mereka yang lebih unggul.
Priest mereka bisa mengungguli undead. Fakta ini memunculkan keberanian dari lizardmen dan mereka memperbaharui serangannya.
Pertempuran sengit pasti terjadi.
Tidak seperti pertarungan dengan skeleton, lizardmen juga menderita korban. Tapi skala kemenangan menjadi condong kepada lizardmen yang memiliki keunggulan murni karena jumlah.
Dia akan kalah.
Cocytus memahami kenyataan ini.
Pasukannya kekurangan undead yang memiliki kecerdasan. Itulah alasan dari kekalahannya, dan adalah sesuatu yang harus dia khawatirkan dari awal, tapi Cocytus tidak membayangkan pasukannya selemah ini.
Cocytus menyesali pemikirannya yang dangkal. Ada cara untuk merubah gelombang yang berada pada situasi seperti ini, tapi ini bukan metode yang baik karena langkah tersebut sama dengan mengakui kekalahannya.
Di lain pihak, bagaimana dia bisa melaporkan kegagalan ini kepada tuannya? Cocytus mengambil gulungan 'Message. Siapa yang dia hubungi pada saat yang sangat krusial seperti ini --
"...Apakah ini adalah Demiurge?"
[Ya temanku. Tak kusangka kamu akan menghubungiku, apakah ada sesuatu yang terjadi?]
Suara tenang terdengar di otak Cocytus. Kecerdasan Demiurge adalah yang paling tinggi di Nazarick, dia mungkin bisa memikirkan sebuah solusi.
Di lain pihak, Demiurge adalah salah satu rival Cocytus, jadi Cocytus tidak terlalu senang meminta pertolongannya. Tapi menghindari kekalahan adalah yang paling utama, bagaimana bisa pasukan dari Great Tomb of Nazarick menjadi gagal? Untuk menghindari kekalahan dalam pertempuran, Cocytus membuang harga dirinya dan merendahkan kepalanya untuk meminta bantuan.
"Sebenarnya-"
Setelah menggunakan gulungan untuk menjelaskan situasi saat ini, Demiurge yang mendengarkan tanpa berkata apapun memberikan helaan nafas yang bermasalah.
[Dan apa yang kamu butuhkan dariku?]
"Aku ingin meminjam kebijaksanaanmu, pertempuran akan kalah jika terus seperti ini. Aku bisa menerima jika itu adalah pertarungan pribadiku, tapi aku tidak ingin Nazarick dan Supreme Being menjadi malu karena ini."
[Apakah Ainz-sama benar-benar ingin menang?]
"Apa maksudmu dengan ini?"
[Yang aku bilang adalah mengapa Ainz-sama membentuk pasukan yang terdiri dari bawahan serendah itu.]
Cocytus juga ragu tentang ini. Dia tidak bisa memahami mengapa mereka harus membentuk sebuah pasukan dari bawahan yang terendah di Great Tomb of Nazarick.
"...Ainz-sama pasti memiliki alasannya, tapi apa tujuannya?"
[..Aku bisa memikirkan beberapa kemungkinan.]
Seperti yang diduga dari Demiurge - Cocytus tidak menyatakan ini keras-keras dan menyimpan rasa hormat di hatinya.
[Biar kutanya sesuatu padamu...Cocytus. Kamu telah berada di tempat ini sudah berapa hari hingga sekarang, bukankah kamu seharusnya telah mengumpulkan informasi tentang lizardmen sebelum menyerang?]
Demiurge memang benar. Tapi-
"Tapi Ainz-sama menyuruhku untuk mengalahkan mereka dengan pasukan yang diberikan, dan untuk melakukannya dalam konfrontasi langsung."
[Itu mungkin benar, tapi aku ingin kamu memikirkan ini dengan hati-hati, Cocytus. Hal yang terpenting seharusnya adalah hasil macam apa yang ingin kamu persembahkan kepada Ainz-sama, ya kan? Jika tujuannya adalah kehancuran desa, kamu harus mempertimbangkan cara terbaik untuk melakukan itu, benar kan?]
Cocytus tidak bisa menjawab, Demiurge tepat mengenai sasaran.
[Ainz-sama pasti telah mempertimbangkan semua ini ketika dia memberikan bawahan-bawahan itu kepadamu.]
"...Maksudmu Ainz-sama sengaja memberiku pasukan sehingga aku tidak bisa memenangkan pertempuran?"
[Kemungkinan itu sangat tinggi. Jika kamu telah mengumpulkan informasi sebelumnya, mungkin bisa menyadari bahwa kekuatan yang ada di tanganmu tidak cukup untuk mengambil alih desa. Jika begitu, kamu seharusnya melaporkan kepada Ainz-sama bahwa 'pasukan yang sekarang tidak cukup untuk menyelesaikan misi, saya akan membutuhkan bala bantuan tambahan'. Itulah seharusnya tujuan dari Ainz-sama.]
Itu artinya Cocytus harus memahami tujuan sebenarnya dari sang tuang. Dia seharusnya tidak hanya mengikuti perintah begitu saja dan harus membuat beberapa perubahan ketika menjalankan. Itulah yang ingin coba Demiurge sampaikan.
[Ini adalah cara dari Ainz-sama untuk merubah cara berpikir kita. Tapi Ainz-sama kelihatannya juga memiliki tujuan lain...]
"Apa itu?"
Cocytus bertanya kepada Demiurge dalam keadaan panik. Dia sudah membuat satu kesalahan, dia tidak ingin mengambil resiko melakukan kesalahan lain.
[Ainz-sama mengirimkan pesan ke desa, tapi tidak ingin menyebut nama Nazarick. Dia juga melarangmu memasuki medan. Itu artinya-]
Cocytus menelan ludah dan menunggu Demiurge meneruskannya. Tapi Demiurge tidak melanjutkan.
[Urg! Cocytus, maafkan aku, aku memiliki masalah darurat yang harus kubereskan. Maaf tapi aku harus pergi, semoga kamu memperoleh kemenangan.]
Demiurge memutuskan komunikasi tiba-tiba dan 'Message' pun berakhir.
Cocytus bisa menerka apa yang membuat Demiurge yang tenang dan dapat menguasai diri menjadi bingung. Dia menolehkan matanya kepada seseorang di ruangan itu. Dia melihat Entoma dengan santai merobek talisman yang rusak dari dahinya.
Bagi seorang Talismancer untuk menggunakan talisman artinya-
Semuanya sudah terlamat.
Sudah waktunya mengirimkan undead yang ditahan hingga saat terakhir. Kartu as. Tapi apakah ini adalah tujuan dari tuannya?
Ini mungkin adalah pertama kalinya Cocytus yang memikirkan tujuan dibalik perintah tuannya. Tapi dia hanya bisa mendapatkan satu kesimpulan.
Cocytus mengaktifkan mantra 'Message'.
"Komandan Lich, aku memerintahkanmu untuk menyerang. Tunjukkan kepada lizardmen kekuatan yang sebenarnya."
Sebuah jubah yang tua dan mewah menutupi tubuh yang hanya tersisa kulit dan tulang. Salah satu tangannya menggenggam tongkat yang memilin. Wajahnya yang membusuk dan hanya tinggal kulit yang menutupi tengkorak dengan mata jahat yang penuh kecerdasan pada lubangnya. Energi negatif yang terpancarkan menutupi seluruh tubuhnya seperti kabur tipis.
Magic Caster Undead - seorang Lich.
Undead tersebut mematuhi perintah Cocytus dan melihat ke arah wet land. Dia lalu memberikan perintah kepada Blood Meat Hulk yang ada di belakangnya. Mereka adalah undead dengan otot merah yang segar dan lemak, diciptakan oleh Supreme Being sama sepertinya.
"Bunuh ketiga lizardmen itu."
Kedua Blood Meat Hulk mematuhi perintah dan berjalan menuju ketiga lizardmen yang menghancurkan skeleton rider.
Meskipun Blood Meat Hulk adalah undead tingkat rendah yang hanya bisa menyerang dengan kekuatan kasar, mereka memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri. Jika mereka menghadapi serangan fisik level yang sama dengan mereka, mereka bisa mengulur waktu.
Lich sangat yakin Bloof Meat Hulk akan memberikan waktu yang cukup.
Ini bukanlah strategi yang bagus. Sebagai seorang magic caster, Lich tidak bagus dalam pertempuran jarak dekat, jadi dengan adanya Bloof Meat Hulk di dekatnya untuk melindungi dia adalah cara yang tidak biasa untuk bertarung.
Namun dia tidak bisa menggunakan taktik tersebut.
Perintah yang dia terima adalah 'tunjukkan kekuatanmu yang sebenarnya'. Oleh sebab itu, dia harus mengambil markas lizardmen sendirian dengan kekuatannya yang luar biasa.
Saat Lich mulai maju, wajahnya yang menakutkan tertawa lirih.
Dia merasa ini terlalu mudah.
Sebagai ciptaan dari Supreme Being Ainz Ooal Gown, dia jauh lebih unggul dari Lich yang muncul secara otomatis di Nazarick, dan misinya kali ini adalah untuk menunjukkan kekuatannya kepada lizardmen.
Dia bersumpah untuk menang dengan nama tuannya.
"Aku, Iguvua, akan mempersembahkan kemenangan ini untuk tuanku."
Part 4[edit]
Setelah selesai menghabisi undead beast, lizarmen merundukkan bahu mereka karena lelah dan menghela nafas lega. Mereka sedih dengan kehilangan dalam pertempuran ini, tapi juga dapat sedikit tersenyum.
Ada banyak yang terluka, tapi mereka menilai dirinya beruntung karena tidak kehilangan lebih banyak lagi. Jika peri-peri wetland tidak bergabung dalam keributan... Tidak, jika peri-peri itu terlambat muncul, formasi mereka akan hancur dan mereka akan terpaksa mundur.
"Ayo pergi."
Ketua Warrior berkata, mengumumkan awal dari pertarungan selanjutnya.
Semuanya menjadi lemah karena kelelahan, dan hanya bisa mengangkat senjata mereka setelah beberapa saat, dan terlihat sangat lelah untuk menggenggamnya. Mereka mungkin lelah, tapi perang belum selesai.
Mereka dibutuhkan untuk menghadapi zombie-zombie di kejauhan dan bertahan terhadap pasukan tambahan dari musuh.
"Baiklah, bawa yang terluka berat kembali ke desa, yang lainnya ikuti aku-"
Sebuah ledakan api yang tiba-tiba memotong ucapannya menjadi pendek.
Sebuah gelombang panas memancar keluar ke sekeliling, dua peri itu terkena ledakan api dan bergoyang-goyang lemah.
Setelah api padam tanpa jejak, penampilan kedua peri itu sangat mengerikan. Mereka hampir roboh karena satu serangan itu.
Sebelum siapapun bisa berteriak, api tersebut meledak lagi. Peri-peri tersebut tidak bisa bertahan dari serangan itu dan tubuh mereka mulai hancur, lumat kedalam api.
Peri-peri kuat yang menunjukkan kekuatan yang tak tertandingi melawan undead beast telah hilang. Lizardmen yang ada disana tidak bisa memproses apa yang baru saja terjadi dan terperangah akibatnya.
Apa yang terjadi?
Mereka tahu peri-peri wetland telah hancur, tapi mereka menolak kenyataan ini. Jika dua peri wetland benar-benar dikalahkan, itu artinya ada monster yang lebih kuat dari mereka sedang mendekat.
Lizardmen tidak bisa menahan kebingungan mereka dan melihat ke sekeliling dengan ketakutan. Ketika mereka melihat seorang undead di kejauhan, sebuah bola api meluncur dari tangannya sekali lagi.
Bola api dengan ukuran sebesar kepala manusia terbang menembus udara dan meledak pada titik letak dari unit lizardmen.
Biasanya, api akan padam ketika bersentuhan dengan air, tapi bola api ini adalah fenomena magic dan mengabaikan hal lumrah semacam itu. Ketika bola api itu menyentuh permukaan air, diapun meledak seakan telah bersentuhan dengan tanah yang solid, membuat topan api.
Api yang meledak menelan beberapa lizardmen - dan hilang.
Sebuah ilusi - muncul dengan sangat cepat begitulah rasanya. Tapi bau dari daging yang terbakar - dari lizardmen yang tergeletak di tanah tak bergerak pasti bukanlah ilusi.
Undead tersebut bergerak perlahan, sikapnya sangat santai dan arogan. Itu adalah kecepatan langkah dari makhluk yang sangat kuat dan percaya diri terhadap tenaganya.
Saat lizardmen ragu-ragu apakan mereka harus bergerak maju seperti bagaimana mereka menangani skeleton archer, bola api itu meluncur lagi.
Ledakan yang ganas menelan beberapa nyawa lizardmen dalam sekejap.
Kekuatan yang luar biasa membuat pertempuran tadi terlihat seperti main-main.
"Warrgghh!"
Lizardmen berteriak dan mengibaskan ketakutan di hati mereka. Saat beberapa lizardmen akan menyerang tanpa perduli nyawa mereka, sebuah suara dingin menyeruak dari jarak kejauhan yang tidak bisa dibayangkan.
"--Dasar Bodoh."
Dengan kalimat ini, bola api lainnya membakar lizardmen yang menyerang sebelum mereka bisa berteriak.
Undead itu bergerak perlahan, dan seratus lizardmen langsung mengambil langkah mundur. Dinding yang memisahkan yang benar-benar kuat dari yang lemah memaksa mereka mundur.
"Lari!"
Sebuah raungan yang penuh semangat keluar, menggemparkan lizardmen seperti petir. Itu adalah salah satu dari Ketua Warrior.
"Orang itu berbeda dari musuh lainnya! Kita bukan tandingannya!"
Benar sekali. Musuh yang bergerak maju perlahan sendirian, sikap angkuh yang luar biasa itu membuat seluruh lizardmen merasakan dingin di kulit mereka.
"Cepat mundur dan laporkan kepada para kepala suku dan Zaryusu."
"Biarkan kami mengulur sedikit waktu!"
Namun bola api yang lainnya meledak, merobohkan beberapa lizardmen.
"Lari! lapor ke mereka!"
Lima Ketua Warrior memerintahkan lizardmen untuk kabur saat mereka mengukur jarak antara satu sama lain. Mereka menyebar dengan radius ledakan dari bola api dalam pertimbangan, tujuan mereka hanyalah agar salah satu mereka bisa menjangkau musuh. Itu adalah formasi bunuh diri untuk tujuan satu-satunya.
Kelima orang itu saling melihat satu sama lain setelah menyebar dan berlari dengan kecepatan penuh.
Jaraknya sekitar seratus meter. Itu adalah jarak yang tak punya harapan, namun mereka masih menyerang dengan seluruh tenaga mereka. Mereka tahu meskipun jika mereka terjatuh karena terburu-buru, akan menyisakan petunjuk bagi para kepala suku dan Zaryusu yang sedang mengamati dari belakang.
Lizardmen sudah kabur, tersebar seperti kawan laba-laba.
Zaryusu melihat pemandangan ini dengan tenang. Tidak, Zaryusu telah mengawasi setiap gerakan karena musuh yang kuat telah menunjukkan diri. Mengamati undead yang menyebarkan api kematian.
Gerakan dari musuh ini berbeda dari musuh-musuh yang tidak memiliki kecerdasan sebelumnya, dia mungkin adalah komandan musuh.
Undead mulai menggunakan area luas dari serangan "bola api" ketika lima ketua warrior berada pada sekitar seratus meter darinya. Meskipun mereka menyerang dari lima lokasi berbeda, seluruh ketua warrior yang mencoba menyerang terbakar hidup-hidup di tengah serangannya.
"Sudah waktu nya bagi kita untuk bertarung."
Zaryusu mengangguk setuju dengan Zenberu, Crusch juga memberikan persetujuannya. Dia mengakui bahwa waktu ketika dia mungkin harus mengorbankan diri di dalam medan perang telah datang.
"Benar sekali, ini adalah giliran kita. Yang satu itu terlalu kuat. Ini mungkin adalah tangan kanan dari Supreme One tersebut dan komandan dari pasukan ini...Setidaknya, dia pastinya adalah kartu as."
"Memang benar, tidak mungkin siapapun bisa mengendalikan beberapa undead dengan level itu. Tapi bagaimana kita harus melakukan ini? Jaraknya terlalu jauh."
Pertanyaan Crusch membuat Zaryusu pusing.
Tujuan mereka adalah tidak mengorbankan diri mereka dalam pertarungan, jadi sebuah strategi diperlukan.
Zaryusu dan Zenberu tidak bisa bertarung dalam jarak yang jauh, mereka harus memperpendek jarak untuk serangan melee. Dan masalahnya adalah jarak ini sekitar seratus meter.
Zaryusu dan yang lainnya bisa menerima beberapa pukulan dari bola api, tapi mereka akan menderita lebih dari beberapa serangan sebelum mereka bisa memperpendek jaraknya. Dan tes sebenarnya akan dimulai setelah mencapai target. Mudah sekali melihat bahwa menerima serangan bola api dari depan akan membunuh mereka.
"Jarak jauh yang membuat putus asa."
"Ah.. benarkah, aku tidak tahu seratus meter bisa sejauh ini."
Kelompok Zaryusu berpikir untuk bisa menjangkau musuh tanpa luka - atau dengan luka yang minim.
"Bagaimana membuat terowongan menembus wetland?"
"Meskipun dengan kekuatan druid... itu akan sulit. Akan sangat bagus jika kita bisa menggunakan 'invisibility' (Tidak tampak)."
Mereka bisa langsung mendekat dengan menggunakan 'Flight' setelah merapalkan 'Invisibility'. Tapi tak ada mantra-mantra tersebut yang bisa dipelajari oleh druid.
"Bagaimana jika membuat perisai sambil maju?"
"Membuat perisai akan memakan terlalu banyak waktu."
"Bagaimana jika kita membongkar... sebuah rumah?"
Zenberu tersenyum kecut saat dia tahu penawaran yang dia katakan tidak akan berhasil. Musuh yang menyerang dengan ledakan bola api, meskipun mereka bisa berlindung di satu sisi, panas akan tetap menyerang dari sisi lain. Tidak ada waktu untuk membuat perisai full body untuk berlindung dari panas.
"Oh benar sekali... ada cara lain."
"Apa itu, Zaryusu?"
Crusch yang sedikit takut bertanya. Apakah dia membuat ekspresi menakutkan seperti itu? Zaryusu berpikir. Tapi mau bagaimana lagi, dia terlalu bingung sampai-sampai dia ingin mengucapkan sumpah serapah.
"Tidak...Aku baru saja... menemukan sebuah perisai."
Iguvua mengangguk dengan puas pada situasi sekarang.
Berjalan dengan lancar. Dua Blood Meat Hulk masih tetap bertarung, tapi dia membuat progress yang baik menuju desa.
Ada beberapa lizardmen bodoh yang ingin menyerangnya, tapi mereka kelihatannya harus mengerti atas tindakan mereka yang sia-sia setelah menyaksikan kekuatan dari bola api. Kelima orang yang menyebar sebelum menyerang adalah yang terbaik hingga sekarang, tapi mereka yang bisa sampai lima puluh meter.
Memang Iguvua seakan-akan berjalan sendiran di tengah hutan belantara saat dia maju diam-diam. Dia mungkin mengasihani lizardmen sebagai yang lemah, tapi dia tidak bisa lengah.
Itu adalah jarak yang pendek menuju desa yang dituju. Dia berencana untuk menembakkan bola api terus-terusan dan membumihanguskan rumah-rumah itu bersama dengan lizardmen.
Tetapi lizardmen pasti akan mencoba untuk menghentikannya sebelum tiba di desa. Seharusnya sudah waktunya ada yang menyerang. Iguvua yang terhibur dengan ini mengetahui dirinya terbukti benar.
"...Oh, begitu."
Iguvua melihat seekor hydra yang lurus menuju dirinya.
Jika itu adalah kartu as dari lizardmen, dia akan menghancurkannya dengan kekuatan yang luar biasa dan menyedot habis semangat bertarung mereka. Itu akan membuat kehancuran desa lebih sederhana.
Untuk amannya, Iguvua memeriksa musuh lain di sekeliling dan langit. Setelah memastikan bebas, Iguvua berhenti dan menunggu dengna santai hydra tersebut masuk ke dalam jarak serangannya.
Ketika hydra sudah masuk ke area yang sulit untuk dipastikan apakah dia sudah masuk ke dalam jangkauan serangan atau tidak, dia mulai menyerang. Benar sekali, hydra itu berlari dengan kecepatan penuh menuju Iguvua.
"Dasar bodoh, kamu kira kamu bisa menutupi jarak ini dengan kecepatan langkah yang seperti siput? Hewan buas akan hanya menjadi hewan buas."
Iguvua tertawa mengejek dan menembakkan bola api yang dia buat kepada hydra. Erupsi api menelan hydra.
Meskipun hydra sempoyongan, dia terus maju. Hydra itu terus maju meskipun terbakar. Tidak, api itu langsung hilang, itu hanyalah bayangan Iguvua. Pemandangan di depan Iguvua membawa tekad hydra yang patut menjadi contoh.
Iguvua mengerutkan dahi tidak senang. Harga dirinya benar-benar terluka ketika binatang buas itu bertahan dari serangannya.
Memang benar, hydra sudah diberi buff untuk pertahanan terhadap damage, tapi bukanlah termasuk mantra tingkat tinggi apapun dan tidak bisa menetralkan seluruh damage.
...Aku ingat hydra memiliki kemampuan spesial regenerasi cepat.... Tapi seharusnya mempan terhadap serangan api...Tak perduli, dia pasti memiliki daya tahan yang tinggi karena dia adalah monster. Tidak mengagetkan jika dia mempan terhadap satu serangan.
Iguvua menangkan diri seperti itu, tapi dia tidak bisa meredakan kemarahannya. Iguvua adalah makhluk spesial yang diciptakan oleh Supreme Being, Ainz Ooal Gown. Tidak sopan musuh yang tidak roboh dari serangannya.
Iguvua menunjukkan tatapan beku yang berlawanan dengan gejolak amarahnya kepada hydra yang mendekat.
"...Betapa tidak menyenangkan, Matilah!"
Iguvua menembakkan bola api sekali lagi, menelan hydra ke dalam api lagi. Bahkan memberikan ilusi daging yg terbakar dari jarak yang sangat jauh. Lukanya mungkin tidak fatal, tapi itu membuatnya ragu-ragu untuk maju lagi.
Tetapi--
"--Mengapa dia tidak berhenti? Mengapa dia masih mendekat?"
Part 5[edit]
Rororo berlari tanpa henti. Dia memang tidak besar, tapi dia memiliki kecepatan yang setara dengan lizardmen karena berjalan di wetland. Riak air terpercik dimana-mana dengan suara percikan yang keras.
Matanya yang berwarna amber berubah putih karena suhu yang tinggi, dua dari empat kepalanya telah kehilangan kekuatan.
Meskipun begitu, dia berlari.
'Fireball' yang lain mengenai Rororo tepat di tubuhnya. Panas yang ada di dalam fireball meledak dalam sekejap, menembus seluruh tubuh Rororo. Luka yang terasa setara seperti dipukuli di seluruh tubuh, matanya kering seakan udara yang ganas membakar paru-parunya.
Dengan luka bakar disekujur tubuh, luka yang terasa terus mengalir dari tubuhnya memperingatkan Rororo: dia akan tewas jika terkena fireball itu lagi.
Meskipun begitu- dia berlari.
Berlari.
Dan lari.
Rororo tidak berhenti maju ataupun menghentikan kakinya. Suhu yang tinggi mengupas kulitnya, mengelupas kulit yang ada di bawahnya dan darahpun mengucur keluar. Meskipun begitu, dia masih terus berlari.
Binatang buas yang tidak memiliki kecerdasan pastinya akan kabur, tapi Rororo tidak.
Rororo adalah tipe monster yang disebut hydra.
Ada bermacam-macam jenis monster, mereka yang melebihi kecerdasan manusia, dan mereka yang tidak berbeda dari binatang. Rororo termasuk ke dalam yang kedua.
Bagi Rororo yang hanya sepintar binatang biasa untuk terus maju meskipun hampir tewas- menuju Iguvua yang memberikan luka, itu adalah hal yang menakjubkan dan sulit dimengerti.
Kenyataannya, meskipun binatang itu adalah musuh, Iguvua merasa bingung dan curiga Rororo sedang dimanipulasi oleh magic.
Tapi bukan seperti itu.
Benar sekali, itu bukanlah jawabannya.
Iguvua mungkin tidak akan pernah mengerti.
Rororo yang hanya memiliki kecerdasan hewan buas - dia berlari demi keluarga.
Rororo tidak mengenal orang tuanya, meskipun itu bukan karena hydra adalah monster dengan tipe yang membuang keturunannya. Sebelum hydra sampai pada usia tertentu, mereka akan hidup dengan salah satu orang tuanya untuk belajar cara bertahan hidup dari mereka. Tapi mengapa Rororo tidak melakukannya?
Itu karena Rororo adalah bayi yang cacat. Hydra normal akan dilahirkan dengan delapan kepala, dan itu akan terus bertambah ketika semakin tua, hingga maksimum dua belas kepala.
Tapi Rororo lahir dengan hanya empat kepala, jadi orang tuanya membuang Rororo dan meninggalkannya bersama empat orang saudaranya.
Meskipun hydra menjadi makhluk yang kuat ketika sudah dewasa, hanya masalah waktu sebelum Rororo mati karena lingkungan yang keras tanpa orang tua yang melindunginya ketika masih bayi.
Jika bukan karena lizardmen pria ini yang kebetulan lewat dan mengambilnya.
- Dan beigtulah, Rororo mendapatkan keluarga yaitu ayah, ibu dan teman dekat.
Kesadaran Rororo hampir berantakan karena luka ketika dia berpikir tentang pertanyaan yang selalu dia pikirkan.
Mengapa tubuhnya begitu besar? Mengapa dia memiliki banyak sekali kepala?
Dia berpikir tentang ini ketika dia melihat ayah angkatnya. Dan Rororo percaya dari kesimpulan yang lama.
Beberapa kepalanya akan mati di masa depan, anggota badan akan keluar seperti rumput, dan dia akan terlihat seperti ayah angkatnya.
Jika Rororo berubah seperti ini - Apa yang akan dia minta kepada orang tuanya?
Itu dia, Mereka tidak pernah tidur bersama sudah sejak lama, dia akan meminta itu. Mereka harus tidur terpisah karena Rororo menjadi terlalu besar, yang membuatnya merasa sedikit kesepian.
Api kelihatannya telah membuyarkan angan-angan Rororo dan memenuhi seluruh pandangan matanya saat luka yang luar biasa sakitnya mengenai sekujur tubuh. Dia bergerak lemah saat luka menjalar ke seluruh tubuh.
Luka itu setara dengan dipukul berkali-kali.
Sakitnya bukan main sehingga dia tidak bisa berpikir lagi.
Kaki Rororo mengirimkan sinyal untuk berhenti maju dalam bentuk kejang.
Namun begitu -
Namun begitu - Rororo tidak menghentikan gerakannya.
Gerakan maju Rororo semakin pelan. Otot-ototnya sudah terbakar dan kaku, dia tidak bisa mempertahankan kecepatan larinya seperti biasa.
Cuma mengambil satu langkah ke depan sudah susah.
Sulit sekali untuk bernafas dan sakit rasanya ketika menghirup udara, paru-parunya mungkin sudah rusak oleh panas.
Hanya tinggal satu kepala yang bisa bergerak, yang lainnya hanya menjadi beban sekarang. Gambaran undead yang mengeluarkan fireball dari tangannya muncul samar-samar pada mata buram Rororo.
Instingnya sebagai makhluk hidup berkata hanya satu hal.
Jika dia terkena lagi, dia masih akan mati. Tapi Rororo tidak takut dan tidak berhenti dengan berani bergerak maju-
Itu adalah permintaan dari orang tua dan temannya, itulah kenapa dia tidak akan berhenti.
Saat Rororo mengunakan seluruh kekuatannya -- Meskipun dia sudah kelelahan - tersandung dan roboh dalam beberapa langkah, sebuah fireball berwarna merah terbang dari tangan undead itu sekali lagi, membelah udara menuju Rororo.

Jika ini mengenai dia pasti akan merampas nyawanya, itu adalah kenyataan yang tak terbantakan.
Kematian telah menunggunya.
Ini adalah akhirnya-
Jika -
Benar sekali- Jika lizardmen pria itu tidak disini.
Akankah lizardmen pria itu membiarkan Rororo mati di depan matanya?
Melihat ketidak adilan seperti itu yang terhampar di depannya?
Itu tidak mungkin.
"[Icy Burst]"
Zaryusu yang berlari di belakang Rororo melompat ke samping dan berteriak saat dia mengayunkan Frost Pain.
Udara di depan pedangnya langsung terlihat beku dalam sekejap, membentuk dinding kabut putih di dean Rororor. Itu adalah dinding udara yang teramat dingin.
Salah satu kemampuan dari Frost Pain.
Skill yang sangat kuat yang hanya bisa digunakan tiga kali sehari- "Icy Burst", langsung bisa membekukan semua yang dalam jangkauannya dan memberikan luka yang berat.
Dinding kabut yang dingin menghalangi fireball yang datang seakan itu adalah barrier solid. Fireball dan dinding yang dingin - menurut teori magic, sangat bijak untuk melawan yang satu dengan yang lainnya.
Terkena-
Bola itu meledak menjadi lidah api, berusaha sangat keras melawan kabut putih.
Kedua sisi seperti ular putih dan merah yang berusaha saling melahap satu sama lain. Setelah saling mendorong dalam beberapa saat, kedua energi itu menghilang.
Undead yang kaget mengambil langkah mundur. Itu adalah reaksi yang wajah setelah melihat mantranya lenyap.
Masih ada sedikit jarak diantara kedua kelompok, tapi mereka sudah cukup dekat untuk bisa melihat ekspresi satu sama lain - dan tindakannya. Jarak yang tidak mungkin bisa dilalui jika bukan karena usaha dan tekad Rororo, membawa tiga orang lizardmen bisa sejauh ini tanpa terluka.
"Rororo"
Zaryusu tidak tahu apa yang harus dia katakan. Pada akhirnya, dia memilih kalimat yang jelas dan sederhana dari jutaan ekspresi di otaknya.
"Terima kasih!"
Setelah meneriakkan rasa terima kasihnya, Zaryusu berlari tanpa melihat ke belakang. Crusch dan Zenberu berada tepat di belakangnya.
Teriakan lemah yang hampir tidak terdengar datang dari belakang. Itu adalah sorakan untuk sebuah keluarga.
Tak bisa berkata apa-apa. Bola apinya di netralkan, membuat dia menunjukkan rasa tidak percaya dengan sebuah kalimat.
"Tidak mungkin!"
Iguvua merapal [fireball] sekali lagi. Dia tidak ingin mengakui bahwa lizardmen yang berlari ke arahnya telah menetralkan magicnya.
Sebuah fireball meluncur deras ke arah tiga orang lizardmen.
Fireball itu ditahan oleh sebuah dinding kabut yang keluar dari pedang lizardmen yang ada di depan, dan menghilang bersama-sama dengan dindingnya. Benar sekali, sama dengan situasi sebelumnya -
"Coba saja sebisamu! Aku akan menghadang seluruh seranganmu!"
Teriakan marah dari lizardmen itu tersorot kepadanya.
Iguvua membuat suara klik dengan lidahnya dan wajahnya terlihat tidak senang.
Magic yang dibuat olehku, yang diciptakan oleh Supreme Being Ainz-sama bisa ditahan oleh sekedar lizardmen!
Iguvua menekan kemarahannya sekuat tenaga.
Sangat mungkin jika [fireball] tidak mempan lagi, tapi seharusnya ada batas berapa banyak pertahanan itu bisa digunakan. Mungkin sepuluh kali, atau mungkin dia hanya menghisap stamina setiap kali digunakan, dan bisa dikeluarkan tidak menentu setelah dia cukup istirahat.
Bagaimana aku harus menghadapi mereka? Jika mungkin, aku ingin menguji ucapannya...
Iguvua bisa menembahkan lebih banyak fireball lagi, tapi sulit memutuskan yang mana dari kalimat lizardmen itu yang benar.
Iguvua dan lizardmen berjarak kurang dari empat puluh meter.
lizardmen yang menyerang kelihatannya adalah warrior dan sebagai magic caster undead, Iguvua ingin menghindari pertarungan jarak dekat.
Dia tidak bisa menggunakan fireball dalam situasi ini. Iguvua tidak sebodoh itu untuk memastikan berapa banyak lagi mereka bisa menghadang mantranya. Jika mereka tidak bersembunyi dari balik hydra pada awalnya dan harus memperpendek jarak, Iguvua mungkin akan mengujinya. Tapi peluang itu sudah dihancurkan oleh hydra sialan itu.
"Sialan... hanya gara-gara hydra."
Setelah meludahkan kalimat itu, Iguvua memutuskan tindakan selanjutnya.
"Kalau begitu, bagaimana dengan ini?"
Kebetulan saja ketiga orang itu berlari dalam satu baris. Iguvua mengarahkan telunjukkan kepada ketiga orang lizardmen yang sedang mendekat. Listrik keluar dari telunjuknya.
"Rasakan [Petir] milikku!"
Sebuah kilatan petir muncul dan -
Meskipun dari jarak sejauh ini, cahaya putih pada jari Iguvua bisa terlihat 'Petir'.
Icy Burst dari Frost Pain bisa mementalkan serangan elemen api atau es. Tapi Zaryusu tidak pernah menggunakannya untuk melawan petir sebelumnya, dan tidak yakin jika itu akan berhasil.
Apakah mereka harus mencoba keberuntungan mereka, atau menyebar untuk meminimalisir damage yang akan mereka terima?
Zaryusu menggenggam Frost Pain dengan erat.
Udara yang berdengung karena listrik statis, membuktikan bahwa serangan petir ini sangat dekat.
"Serahkan ini padaku!"
Zenberu membuat penilaiannya sebelum Zaryusu dan melompat ke depan dengan sebuah teriakan. Mantra diaktifkan dalam waktu yang sama.
"[Lightning]"
"Warrghhh- [Resistance Massive]"
Ketika petir terlihat seakan menembus Zenberu, tubuhnya mengembang, mementalkan lengkungan petir yang seharusnya mengenai dua orang lain di belakangnya.
Resistance Massive.
Sebuah skill dari monk, memberikan kemampuan untuk mengurangi damage magic dengan menyebar Qi dari tubuh seseorang dalam sekejap.
Ini adalah skill yang dipelajari Zenberu ketika bepergian setelah kalah dari Icy Burst dari Frost Pain. Meskipun itu adalah seranga area, namun mempan terhadap magic apapun yang memberikan damage.
Baik teman dan musuh melengking, tapi Zaryusu dan Crusch yang percaya kepada teman mereka tidak terlalu terkejut. Oleh sebab itu, lizardmen yang semakin dekat sementara undead itu terkejut.
Saat Zaryusu berlari, dia akhirnya mengetahui suatu hal.
Jika dia menggunakan Icy Burst ketika melawan Zenberu, dia akan ditahan oleh skill ini. Dia akan terbuka lebar untuk serangan dan kalah. Itu mungkin mengapa Zenberu memancing Zaryusu untuk menggunakan skill itu.
"Haha! Terlalu mudah!"
Suara santai Zenberu membuat Zaryusu tersenyum, tapi wajahnya lalu menegang. Zaryusu menyadari bahwa suaranya terlihat sedikit rasa luka.
Bahkan lizardmen pria seperti Zenberu tidak bisa menahan luka sepenuhnya, lukanya pasti serius. Terlebih lagi, Zenberu tidak setuju untuk bersembunyi di belakang Rororo jika teknik ini sempurna.
Zaryusu memandang ke depan, musuh kurang dari dua puluh meter lagi. Jarak yang tidak mungkin itu telah terpotong hingga tersisa sejauh ini.
Dengan jarak yang semakin dekat, Iguvua menilai kelompok di depannya adalah musuh yang kuat yang tidak boleh dianggap remeh. Mereka bisa bertahan terhadap mantranya dan layak dipuji. Iguvua memiliki cara lain untuk menyerang, tai dia harus mempertimbangkan pertahannya pula.
"Tidak buruk untuk dipakai sebagai persembahan, cukup layak bagiku untuk menunjukkan kekuatanku."
Iguvua mengaktifkan magic miliknya dengan seringai yang dingin.
"[Summon Undead Tingkat 4]"
Wetland mengeluarkan buih-buih dan tubuh kerangka dengan empat tangan yang memegang perisai bundar dan scimitar muncul untuk melindungi Iguvua. Mereka adalah undead yang dikenal dengan Skeleton Warrior, jauh lebih kuat dari skeleton biasa.
Dia bisa memanggil undead lain. tapi dia memilih skeleton karena daya tahannya terhadap serangan dingin. Iguvua dan monster-monster yang dibuat dari tulang kebal terhadap serangan dinding.
Iguvua melihat dengan angkuh pada musuh yang mendekat di bawah perlindungan penjaganya. Itu adalah sikap seorang raja yang menghadapi penantang.
Jaraknya sudah dekat.
Hanya ada sisa sepuluh meter.
Hanya itu yang tersisa. Setelah melihat bahwa undead tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda menyerang, Zenberu menatap ke belakang.
Dia melihat jarak yang sudah mereka lalui. Ini adalah jarak yang dekat untuk lari jarak pendek, tapi jarak seratus meter itu adalah tanah kematian tanpa tempat berlindung. Jika mereka tidak memiliki baik Rororo, Frost Pain, Zenberu atau Crusch, tidak mungkin mereka bisa berhasil melewatinya. Tapi mereka sudah datang sejauh ini dan musuh sudah berada dalam genggaman.
Mereka sudah melewati jarak ini.
Zaryusu merasa lega melihat Rororo yang dibawa kembali ke desa oleh lizardmen lain. Dia lalu mengutuk dirinya karena bersikap santai dan menatap ke arah undead.
Zaryusu mengakui bahwa dia adalah musuh yang berat.
Jika dia tidak bertemu dengan keadaan seperti ini, Zaryusu pasti sudah akan kabur. Instingnya berkata untuk kabur hanya dengan melihatnya dari wajah ke wajah, dan meskipun ekornya menolak. Zaryusu bisa melihat dari sudut matanya bahwa ekor Zenberu dan Crust juga memiliki reaksi yang sama.
keduanya pasti juga berpikir hal yang sama dengan Zaryusu. Benar sekali mereka berusaha sebisa mungkin untuk menekan keinginan untuk kabur ketika mereka menghadapi undead.
Zaryusu menepuk punggung keduanya dengan ekornya.
Kedua orang itu melihat Zaryusu dengan kaget.
"Kita bisa menang jika kita bekerjasama."
Hanya itu yang dikatakan oleh Zaryusu.
"Benar sekali, kita bisa menang, Zaryusu."
menyentuh punggungnya yang ditepuk oleh Zaryusu dan membalas.
"Hah, keadaan semakin menarik!"
Zenberu menjawab dengan senyum arogan.
Dan ketiganya melampau jarak terakhir.
Delapan meter lagi.
Kelompok Zaryusu yang berlari hingga disini sudah terengah-engah. Sebaliknya, undead tidak perlu bernafas. Dua orang kelompok itu saling mengunci pandangan mereka dan undead berbicara dahulu.
"Aku adalah Lich yang melayani Supreme Being, Iguvua. Jika kamu mundur sekarang, aku akan memberimu kematian tanpa rasa sakit."
Zaryusu pun tersenyum, dia tahu undead yang bernama Iguvua ini tidak tahu apapun.
Tak perduli bagaimanapun kamu memikirkannya, hanya ada satu jawaban.
Meskipun Zaryusu tersenyum, Iguvua tidak merasa tidak senang dan menunggu dengan diam jawaban mereka. Iguvua tahu dia kuat dan percaya diri bisa menghabisi kelompok Zaryusu. Itulah kenapa dia menunjukkan keangkuhan dari yang agung, dan bahkan berterima kasih karena sudah menghindarkannya dari hal yang merepotkan dengan berjalan kesana.
"Biar kudengar jawabanmu.."
Zaryusu mengangkat Frost Pain dengan erat; Zenberu mengangkat tinjunya dan mengambil kuda-kuda; Crusch tidak melakukan apapun, saat dia merasakan mana jauh di dalam dirinya, bersiap untuk merapalkan mantranya setiap saat.
"Aku akan memberimu jawabannya - jangan mimpi!"
Skeleton warrior yang menilai jawabannya memusuhi mengangkat scimitar mereka dan melindungi tubuhnya.
"Kalau begitu matilah dengan kematian yang paling menyakitkan. Kalian akan menyesal menolak tawaran belas kasihanku yang terakhir!"
"Itulah yang ingin kukatakan, kembalilah ke neraka undead! Iguvua!"
Saat ini, petempuran yang akan memutuskan hasil dari perang ini dimulai.
"Zaryusu! Hadapi dia!"
Zenberu yang berlari lebih cepat dari siapapun merentangkan lengan raksasanya dan menyerang skeleton warrior.
Dia tidak perduli ketika Skeleton Warrior menahannya dengan perisai, menggunakan tenaga kasar untuk mendorong mereka. Perisai itu melekuk, dan Skeleton Warrior terhuyung-huyung mundur berbenturan dengan Skeleton Warrior lainnya dan kehilangan keseimbangan mereka. Di waktu yang sama, Zenberu menggunakan ekornya untuk memukul Skeleton Warrior lain, tapi luput.
Formasi Skeleton Warrior itu hancur dan Zaryusu menggunakan kesempatan ini untuk menyusup lewat.
"Hentikan dia!"
Dua Skeleton Warrior itu menebas Zaryusu setelah mendengar perintah Iguvua.
Zaryusu bisa menghindarinya; dia bisa juga menggunakan Frost Pain untuk menahannya jika dia inginkan. Tapi Zaryusu tidak melakukan salah satunya. Menghindari berarti dia akan melambat, Zaryusu tidak ingin membuat gerakan yang tidak perlu di depan Iguvua.
Dan yang lebih penting lagi, seseorang sudah mengurusnya-
"[Earth Bind]"
Bumi bergerak seperti cambuk, mengikat dua Skeleton Warrior. Cambuk yang terbuat dari lumpur seperti rantai baja, mengikat gerakan dari dua Skeleton warrior saat Zaryusu menyerang ke dalam celah formasi mereka.
Benar sekali- Crusch juga ada disana.
Zaryusu tidak bertarung sendirian, dia harus percaya kepada temannya.
Bahkan magic Crusch tidak bisa menyegel gerakan mereka dengan sempurna. Scimitar dari Skeleton Warrior masih bisa menyerempet Zaryusu. Tapi itu bukan apa-apa, darahnya yang mendidih membuatnya tidak mempan dengan luka ini.
Zaryusu berlari dengan langkah yang cepat.
Dia menyerang Iguvua yang menunjuknya dengan jari. Bahkan jika dia terkena mantranya, Zaryusu harus menahannya dan menyerang target. Dia bergerak dengan tekad seperti baja.
"Dasar bodoh! Kenalilah ketakutan sejati [Scare]!"
Pandangan Zaryusu bergetar dan dia bingung sekarang berada di mana. Sebuah perasaan tidak enak menyebar di hatinya dan dia ketakutan dengan hal-hal di sekitar yang menyerangnya....
Kakinya semakin pelan dan berhenti. Zaryusu yang gemetar secara mental karena efek dari mantra [Scare] dan kakinya tidak meresponnya. Meskipun otaknya memerintahkan kakinya untuk begerak, tapi hatinya menghalangi.
"Zaryusu! [Lion's Heart]"
Saat Crusch berteriak, ketakutan pada dirinya sirna seketika dan semangatnya keluar menjadi lebih kuat. Magic yang memberikan keberanian mengalahkan ketakutannya.
Iguvua menatap tidak senang pada Crusch dan menunjuk dia.
"Menjengkelkan! [Lightning]"
"Hyaa!"
- Crusch berteriak.
Zaryusu yang mulai berlari lagi hampir ditelan oleh kebencian, tapi menahan diri pada akhirnya. Kebencian memang bisa menjadi senjata yang bagus suatu waktu, tapi di hadapan musuh yang kuat, malahan bisa menjadi rintangan. Apa yang dia perlukan untuk melawan musuh yang kuat adalah hati yang membara dan pikiran yang sedingin es.
Zaryusu takkan pernah menolehkan kepalanya.
Iguvua baru saja menyerang Crusch, tapi itu artinya Zaryusu bisa menggunakan kesempatan ini untuk semakin memperkecil jarak. Rasa cemas bisa terlihat dari wajah Iguvua dan dia tahu dia membuat kesalahan. Reaksi ini membuat Zaryusu, yang wanitanya disakiti, menyeringai mengejek.
"Cih! [Light...."
"Terlalu pelan!"
Frost Pain yang menebas dari samping memutuskan jari Iguvua.
"Ugh!"
"Seorang warrior telah tiba dihadapanmu, Magic caster! Biar kuberitahu bahwa mantramu itu tidak ada gunanya lagi sekarang!"
Selain Mage Legendaris, Magic Caster yang sedang dalam jangkauan serangan melee bisa dihentikan ketika mereka merapal mantranya.
Meskipun Magic Caster Undead yang kuat bukanlah pengecualian.
Zaryusu yang menyipitkan matanya, merasakan ada yang tidak beres. Dia merasa aneh ketika menebas Iguvua, dia pasti memiliki pertahanan terhadap senjata fisik.
Tapi dia tidaklah kebal. Benar sekali, jika dia memiliki pertahanan terhadap damage, Zaryusu hanya perlu memberikan damage lebih banyak lagi.
Apa yang dia harus lakukan sekarang adalah terus menebas.
Bicara memang mudah, tapi melakukan itu akan sangat sulit. Zaryusu juga tahu itu. Tapi itu adalah satu-satunya cara Zaryusu yang hanya seorang warrior bisa lakukan.
"Jangan meremehkanku, lizardmen!"
Tiga anak panah cahaya tiba-tiba terbang ke arah Zaryusu dari tubuh Iguvua. Anak panah cahaya yang muncul tanpa tindakan persiapan atau isyarat apapun membuat Zaryusu harus menahan mereka dengan pedangnya karena refleks, tapi anak panah magic yang menembus senjatanya dan mengenai tubuh Zaryusu, memberikan luka yang tumpul.
Ini adalah 'Silent Magic: Magic Arrow'. Silent Magic tidak memerlukan tindakan persiapan apapun. Jadi dia tidak bisa diganggu ketika akan diaktifkan. Bukan hanya itu, Magic Arrow juga adalah tipe mantra yang hanya bisa dihindari, jadi Zaryusu juga tidak bisa menghindarinya.
Zaryusu menggeretakkan gigi-giginya dan menebas Iguvua dengan Frost Pain.
"Ughh! Dasar makhluk rendahan! Kamu cuman seorang manusia kadal!"
Magic Arrow mungkin tidak bisa dihindari, tapi damage yang ditimbulkan juga rendah. Bagi seseorang yang telah melalui latihan keras seperti Zaryusu, dia tidak selemah itu sampai-sampai tidak bisa bertarung hanya karena damage magic yang sekecil ini.
Magic Arrow menyerang Zaryusu sekali lagi, luka tusukan menembus jantung dan semangatnya. Zaryusu menahan luka yang menyakitkan dan menyerang balik.
Setelah beberapa kali serangan, gerakan Zaryusu menjadi semakin tumpul. Luka tajam menghalanginya membuat gerakan lincah, yang mana sangat berlawan dengan undead yang tidak tahu luka apapun.
Iguvua dan Zaryusu yang mengerti poin ini membuat ekspresi yang benar-benar berbeda.
Yang lemah roboh dan yang kuat akan berdiri, itu adalah hukum alam di dunia. Hasil dari pertarungan satu lawan satu antara keduanya menjadi jelas. Tapi ini adalah kenyataan pula bahwa gabungan dari yang lemah akan memberi mereka peluang untuk setara dengan yang kuat.
"[Middle Cure Wounds!]"
Luka Zaryusu menghilang dengan suara ini dan memperoleh vitalitasnya sekali lagi.
Iguvua yang tenang akhirnya marah karena mantra penyembuh yang datang dari belakang dan berteriak:
"Lizardmen sialan!"
Zaryusu yang bertarung bersama-sama dengan teman yang dia percayai. Crusch, Zenberu dan-
"Rororo... Aku takkan kalah!"
"Dasar bodoh... Bagaimana mungkin aku, yang merupakan ciptaan dari Supreme Being bisa kalah?! Bodoh sekali!"
Iguvua menatap ketiga lizardmen dengan matanya yang berbisa. Dia tidak menggunakan magic summoning apapun karena undead yang dia summon sebelumnya masih ada. Selamat undead itu masih ada, dia tidak bisa menambah lagi dengan yang baru. Oleh sebab itu, Iguvua melanjutkan dengan merapal Silent Magic: Magic Arrow sementara Zaryusu menebas tubuh Iguvua - pertarungan monoton ini terus berulang.
Rasanya seakan pertarungan ini takkan pernah berakhir.
Kalau begitu, tugas untuk menghancurkan jalan buntu ini berada pada yang ada di belakang mereka. Ketika satu sisi menerima bala bantuan, pertempuran akan diselesaikan dalam sekejap.
Baik Zaryusu dan Iguvua yakin akan hal itu.
Menahan luka dari serangan petir yang menjalan di tubuhnya, Crusch berhasil melewatinya dan merapalkan 'Summon Beast Tingkat 3'.
Dengan suara 'dong', seekor kepiting raksasa dengan besar sekitar 150 cm muncul - seekor kepiting dengan capit kanan yang besar.
Kepiting tersebut muncul seakan telah menunggu dibawah wetland selama ini, tapi kepiting itu sebenarnya adalah hewan buas alam yang dipanggil dengan 'Summon Beast Tingkat 3'.
Hewan buas alam itu maju ke arah Zenberu dan memukul Skeleton Warrior dengan capit besarnya.
Zenberu yang menerima bala bantuan yang tidak diduga kemudian tersenyum. Bagi Zenberu yang harus menahan serangan yang datang dari seluruh sisi dan melindungi Crusch, dia lega menerima bantuan.
"Hey! Kepiting aneh! Aku akan menyerahkan mereka berdua kepadamu!"
Kepiting itu menerima tugasnya, kepiting raksasa - menggenggam dengan disertai suara gemeretak, mengayunkan capit yang lebih kecil dan bergerak ke arah skeleton warrior.
Bagaimana mengatakannya... Situasinya mungkin serius... tapi keduanya sangat mirip.
Crusch berpikir tentang sesuatu yang tidak seharusnya dia pikirkan saat ini dan tersenyum. Namun dia langsung menghentikan senyumnya dan mengamati pertempuran, mengatur nafasnya dengan menghirup nafas dalam-dalam.
Dia telah memberi mantra buff pertahanan dan magic healing kepada Rororo ketika mereka kemari. Dia juga sudah memberikan mantra buff untuk mendukung Zenberu, melebihi batas dirinya.
Penggunaan mantra yang terus-terusan dan ditambah magic summoning telah membuat Crusch kelelahan, dia bahkan tidak bisa berdiri dengan tegak sekarang.
Dia bahkan tidak memiliki energi untuk menyembuhkan diri. Menganalisa dengan tenang, Crusch memutuskan bahwa manfaat dirinya sebagai petarung menurun dan menyembuhkan diri hanya membuang-buang mana.
Namun begitu, itu akan membuat Zaryusu dan Zenberu yang sedang bertarung di garis depan tidak enak jika dia roboh. Darah yang mengalir diri sudut bibir Crusch saat dia menggigit bagian dalam mulutnya untuk membuat dirinya tetap sadar.
“「Middle Cure Wounds」!” (Penyembuhan luka kelas menengah!)
Mantra healing yang terbang ke arah Zaryusu yang sedang terkunci dalam pertarungan melee dengan Iguvua.
Kaki Crusch telah kehilangan kekuatan dan pandangannya bergoyang. Dia bisa merasakan sensasi air di seluruh kulitnya.
Crusch tidak mengerti apa yang terjadi, mengapa dan kapan dia roboh ke lumpur.
Tapi dia langsung mengerti bahwa dia tidak menderita luka baru, jadi dia mungkin tidak sadar sesaat.
Crusch merasa lega, bukan karena dia masih hidup, tapi karena dia masih bisa bertarung.
Dia tidak memaksa diri untuk berdiri. Tidak, dia tidak memiliki energi untuk melakukannya, jadi dia memutuskan untuk menyimpan tenaganya.
dalam pandangannya yang kabur , dia bisa melihat Zaryusu dan Zenberu yang sedang bertarung. Punggung dari teman-temanya selama waktu yang singkat mereka bersama. Zenberu yang sedang bertarung dengan empat skeleton warrior dan Zaryusu yang sedang menahan serangan magic Iguvua diselimuti oleh luka.
Crusch mengatur pernafasannya dan merapalkan mantranya.
“「Middle Cure Wounds」!”
Dia menyembuhkan luka Zenberu.
“「Middle Cure Wounds」!”
Dia menyembuhkan luka Zaryusu.
"Huff, huff."
Crusch sangat terengah-engah.
Tapi pernafasannya masih belum stabil, dia merasa udara tidak lagi masuk meskipun dia bernafas sekeras-kerasnya.
Ini mungkin adalah gejala dari kehabisan mana. Dia merasa getaran kepala pusing yang keras. Namun, Crusch bekerja keras untuk membuka matanya.
Mereka sudah berkorban banyak untuk perang ini, bagaimana mungkin dia akan menjadi yang mundur dari medang perang.
Crusch menggunakan seluruh kerja kerasnya untuk membuka mata dan merapalkan mantra.
“「Middle Cure Wounds」!”
Zenberu menghantam tengkorak Skeleton Warrior dengan tinju yang terkepal. Sensai dirinya yang sedikit membuat lekukan berubah menjadi tengkoran yang hancur. Selanjutnya, dia telah membunuh seorang Skeleton Warrior.
"Itu yang kedua, Huff... Han."
Dia menghembuskan udara dari tubuhnya untuk mencoba menekan rasa lelah bersama dengan itu, dan menatap Skeleton Warrior yang tersisa. Kepiting yang dipanggil oleh Crusch sudah tidak ada lagi. Zenberu hanya berhasil mengalahkan keduanya berkat kepiting yang tadi menangkis kedua musuh.
Dia bisa bertahan karena dukungan Crusch.
Sisa dua lagi. Setelah itu hanya akan tersisa Iguvua.
Melenturkan tangan kanannya yang tebal, Zenberu memastikan bahwa tangannya masih bisa digerakkan.
Lengan kirinya terluka parah dan tidak bisa mengeluarkan tenaga. Zenberu telah menggunakan lengan kirinya sebagai perisai sedikit terlalu berlebihan. Dia menatap lengan kanannya yang lemas.
"Lupakan, anggap saja memberikan handicap kepada mereka."
Zenberu menatap musuhnya yang menjengkelkan. Dia mencoba untuk menggerakkan lengan kirinya, tapi luka yang merambat ke seluruh tubuh bukanlah yang dia harapkan ketika menggerakkan jari-jarinya.
Ini bukan apa-apa. Seorang teman terus menyerang bahkan setelah kepala-kepalanya menjadi beban. Aku, Zenberu, tak ingin diejek oleh mereka.
Zenberu mengerti seberapa kuat Skeleton Warrior setelah bertarung melawan mereka. Dua Skeleton Warrior saja bisa bertarung setara dengan Zenberu. Begitulah seberapa kuat mereka.
Jika dia menghadapi keempatnya di waktu yang sama, peluang menang akan sangat tipis.
Terima kasih, kepiting raksasa. Aku tidak akan memakan kepiting lumpur untuk waktu yang sangat lama sebagai rasa terima kasih.
Setelah mengucapkan terima kasih kepada makanan yang digemarinya, Zenberu mengalihkan nafsu membunuhnya kepada dua Skeleton Warrior yang mendekat.
Dia mengepalkan tinjunya.
Aku masih berdiri, aku masih bisa bertarung.
Sejujurnya, Zenberu terkejut dia masih bisa terus bertarung.
"Berhentilah memikirkan hal-hal yang bodoh."
Hanya ada satu alasan.
Zenberu mengejek dirinya yang dulu.
Di belakang Skeleton Warrior adalah punggung Zaryusu. Figur yang tidak mundur selangkahpun sambil menghadapi makhluk yang kuat Iguvua.
"Punggung itu benar-benar lebar..."
Benarkah...
Zaryusu, Crusch dan Rororo. Kita bertarung bersama selama ini, itulah kenapa aku masih bisa terus.
"hey hey Zaryusu, kamu sudah terluka di seluruh tubuh. Apakah kamu berada dalam keadaan yang lebih parah daripada ketika kamu melawanku?"
Zenberu mengirimkan Skeleton Warrior terbang dengan lengannya yang besar, dan menggunakan lengan kirinya untuk menghadang Scimitar dari Skeleton Warrior satunya.
Tapi dia gagal untuk menangkis pedangnya, yang mana membuat luka yang lain di perutnya. Itu adalah tempat yang disembuhkan oleh Crusch dengan magic.
"Crusch sudah memikul beban yang berat, dan sekarang kamu melakukan ini."
Dia disembuhkan oleh mantra healing Crusch sekali lagi dan luka itu tertutup pelan-pelan. Zenberu tidak berputar untuk melihat ke belakang, tapi suara Crusch datang dari dekat permukaan air. Mudah sekali membayangkan postur macam apa yang sedang dia tunjukkan sambil merapalkan mantra. Namun begitu, dia tidak berhenti merapalkan magicnya.
"....Dia adalah wanita yang bagus."
Jika aku mendapatkan istri, seorang wanita seperti itu akan sangat hebat.
Zenberu yang sedang berpikir seperti itu merasa iri dengan Zaryusu.
"Aku tidak ingin menjadi yang pertama roboh dan menjadi bahan tertawaan."
Menipu dengan lengan besarnya, dia menyerang dengan ekornya. Zenberu tertawa. Aku lebih tua dari mereka berdua.
Dua Skeleton Warrior itu bersembunyi di balik perisai mereka dan mendekat. Perisai yang menahan pandangan Zaryusu, mengeluarkan emosi yang kuat dari dalam diri Zenberu.
"Jangan menghalangi jalan! Aku tidak bisa melihat punggung orang yang menakjubkan seperti ini!"
Zenberu berteriak dan maju menyerang-
Pertarungan Iguvua dan Zaryusu masih terus berlanjut. Wajah mereka terpantul pada mata satu sama lain. Zaryusu melihat tatapan Iguvua yang sedikit teralihkan darinya. Wajah datar Undead itu tiba-tiba berubah menjadi mengerikan. Apa yang terjadi membuat beku tubuh dan otak Zaryusu.
Dia mendengar suara air yang terpercik di belakangnya. Seseorang telah roboh.
"Lihat! Teman-temanmu telah roboh!"
Dia tidak bisa menoleh ke belakang. Mungkin memang benar, mungkin juga salah. Meskipun itu membuat sisik-sisiknya berdiri, tapi musuh di depannya memiliki tenaga yang luar biasa. Dia tidak bisa menolehkan kepalanya untuk mencari tahu. Saat dia menolehkan kepalanya, pertarungan akan selesai. Zaryusu tidak bertarung selama ini hanya untuk kalah karena alasan yang bodoh.
Zaryusu melawan untuk mengamankan kemenangan dengan erat di tangannya.
Jika Iguvua berkata benar, akan buruk jadinya jika dia tidak segera menghabisi bala bantuan musuh.
Zaryusu menguatkan dirinya untuk menerima serangan magic selanjutnya ketika dia mendengar suara seseorang yang bangun dari air dan tulang-tulang yang retak.
"Zaryusu! Kami sudah menyelesaikan yang disini! Sisanya- adalah terserah padamu!!"
"「Middle Cure Wounds」"
Zenberu meraung karena luka yang hebat dan suara dia jatuh ke air sampai di telinga Zaryusu.
Saat suara serah Crusch terdengar, luka Zaryusu akhirnya tertutup.
"Muu—!"
Wajah Iguvua terlipat tidak senang. Tanpa menoleh ke belakang, Zaryusu tahu dua orang itu sudah menyelesaikan tugas mereka dengan sempurna. Apa yang tersisa adalah--
"Giliranku!"
Iguvua menggunakan tongkatnya untuk menangkis Frost Pain yang datang kepadanya.
"Ku ku ku... Aku adalah Lich Iguvua, jangan meremehkanku hanya karena aku tidak ahli dalam pertarungan melee!"
Meskipun dia berkata seperti itu, Iguvua bisa tahu peluang menangnya sangat rendah.
Dalam pertarungan satu lawan satu, Iguvua bisa menang dengan atribut fisik yang lebih unggul. Tapi lizardmen putih di belakang terus menyembuhkan lizardmen di depannya, merubah jalannya pertarungan dalam istilah sisa health.
Hanya satu dari tiga pukulan yang dipentalkan. Dua lainnya telah merobek tubuh Iguvua. Meskipun dia memiliki pertahanan terhadap senjata sabetan seperti skeleton dan dengan tambahan serangan es yang dinetralkan, situasinya sangat mendesak.
Iguvua merasa panik.
Aku adalah ciptaan dari Supreme Being Ainz Ooal Gown, Komandan dari pasukan ini. Aku tidak boleh gagal!
Dia ingin memanggil pasukan undead untuk bertindak sebagai perisai daging, tapi Iguvua akan diserang kapanpun dia mencoba untuk merapal mantra. Susah sekali melakukannya dengan musuh yang berada di depan matanya.
Dia akan kalah jika ini terus seperti ini.
Iguvua memutuskan untuk menunjukkan kartus as terakhirnya. Itu adalah rencana yang hebat- Tergantung keadaan, ini mungkin akan menjadi ajalnya, tapi hanya itu satu-satu pilihan yang tersisa.
Dia tiba-tiba berputar dan lari. Sementara Zaryusu terkejut, tapi dia masih mengambil peluang untuk menebas punggun Iguvua. Iguvua yang menerima serangan di punggungnya mengejang, tapi tidak roboh. Zaryusu merasa kecewa pada Iguvua yang kelihatannya memiliki nyawa yang tak ada habisnya, dan berlari kecil untuk menangkap Iguvua yang sedang mundur.
Iguvua memutar punggungnya untuk menunjukkan wajah undead miliknya yang penuh dengan amarah, tapi terlihat gembira tentang sesuatu.
Sebuah bola cahaya merah muncul di tangan Iguvua. Itu adalah [Fireball].
Menggunakan mantra area dengan jarak sedekat ini? Dia ingin bunuh diri- Tidak!
Menyadari Iguvua sedang tidak melihat ke arahnya, Zaryusu dipenuhi ketakutan. Iguvua sedang melihat ke belakang Zaryusu. Dia sedang terfokus pada Crusch dan Zenberu yang sedang terbaring di tanah.
Apa yang harus kulakukan?
Zaryusu berpikir dengan kalut.
Ini adalah selang waktu yang lebar. Dia bisa memberikan serangan terakhir kepada Iguvua dengan mengorbankan dua orang temannya. Jika dia tidak melakukannya, tidak tahu lagi bagaimana pertarungan ini nantinya. Dengan kedua pihak yang sudah hampir habis HP(Heal Poin) nya, kesalahan apapun akan menjadi fatal.
Untuk mengalahkan Iguvua- Bukankah mereka sudah melalui seluruh hal ini untuk bisa melakukan itu? Begitu banyak lizardmen yang telah mengorbankan nyawa mereka untuk tujuan ini.
Kalau begitu dia harus mengorbankan keduanya. Mereka pasti akan memaafkannya dengan sebuah senyuman. Jika dia berada pada kondisi mereka, Zaryusu pasti juga akan menginginkan pihak lain untuk melakukannya juga.
Namun begitu.
Zaryusu bukanlah seseorang yang akan mengabaikan teman seperjuannya.
Hanya satu cara terisa- Selamatkan mereka berdua dan hancurkan Iguvua.
Keadaannya cukup sederhana ketika dia sudah membulatkan tekad.
"—「Icy Burst」!"
Zaryusu membuat penahan dari udara dingin di tanah dekat kakinya.
"Gaarrgghh!"
Tubuh Zaryusu terasa dingin oleh udara dingin yang meledak keluar, luka yang hanya bisa disebut sangat kuat mengalir melalui seluruh tubuhnya.
Dia menatap Iguvua dengan mata yang tajam meskipun dia sudah akan kehilangan kesadaran. Zaryusu menahan luka yang mati rasa ini.
Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak meskipun sudah berusaha keras saat kabut dingin menyeruak ke sekeliling.
Udara putih yang dingin menyelimuti semuanya dan Iguvua tertawa sinis ketika rencananya sukses.
Ku ku, kamu bisa menang jika kamu mengabaikan teman-temanmu.
Iguvua sangat kebat terhadap dingin dan listrik. Dia yang baik-baik saja di dalam udara yang dingin menghancurkan mantra 'fireball' di tangannya. Jika dia meluncurkannya, akan bertabrakan dengan kabut putih yang disekeliling Iguvua dan menyebabkan ledakan.
Dia bisa memberikan pukulan terakhir kepada dua orang lain setelah kabut ini hilang. Yang lebih penting lagi, dia harus merobohkan lizardmen yang masih berdiri. Saat dia melihat sekeliling, wajah Iguvua tidak senang. Dia salah memperhitungkan sesuatu.
"Kalau begitu, dimana dia?"
Kabut ini telah menyembunyikan semuanya dari pandangan.
Iguvua memiliki kemampuan untuk melihat tembus kegelapan dengan matanya, tapi tidak bisa menembus obyek yang menghalangi pandangannya seperti ini. Dia tidak tahu dimana musuhnya berada.
Tapi itu bukan masalah besar. Dengan bagaimana lizardmen itu tadi berteriak, dia terlihat mengalami luka yang hebat. Dia mengeluarkan udara dingin untuk melawan fireball, jadi dia pasti menderita damage dengan level yang sama seperti menerima pukulan 'fireball'.
Ditambah luka ini di atas luka berat yang sudah ada, mungkin akan menjadi fatal. Apa yang tersisa adalah untuk menghancurkannya perlahan-lahan.
Tinggalkan tempat yang berkabut ini dahulu?
Setelah mempertimbangkannya, Iguvua memutuskan untuk tidak melakukannya.
Jika dia bergerak sekarang, dia akan memberitahukan posisinya.
Hal terpenting adalah untuk memanggil undead untuk berjaga. Dengan perisai daging, kemenangan akan menjadi miliknya meskipun lizardmen itu masih hidup.
Iguvua yang akan merapal mantra mendengar suara air yang beriak.
Salah satu dari empat harta lizardmen, Frost Pain.
Sebuah senjata yang dibuat dari es yang diekstrak dari danau ketika beku saat itu dan hanya di waktu itu. Senjata tersebut memiliki tiga kekuatan magic.
Pertama, pedang yang ditambahkan dengan energi dingin, memberikan damaga ice tambahan kepada musuh ketika menyerang.
Kedua, skill yang kuat yang habis bisa digunakan tiga kali, Icy Burst.
Tiga.
Suara udara yang ditebas terdengar.
Sebelum bisa memahami apa yang telah terjadi, Iguvua melihat ujung dari obyek yang tajam.
Kepala Iguvua telah terkena serangan yang kuat.
Pedang yang masuk ke dalam mata kanan Iguvua bergerak liar. Iguvua yang akhirya mengerti apa yang terjadi berteriak.
"Hyaaa! Mengapa! Mengapa kamu tidak mati!"
Frost Pain menusuk dalam ke lubang mata kanan Iguvua, dia bisa merasakan HP nya yang turun drastis.
Di depan Iguvua yang berdiri sempoyongan dengan pedang menancap pada kepalanya adalah Zaryusu yang diselimuti dengan es beku.
Iguvua tidak mengerti mengapa Zaryusu masih bisa berdiri setelah menerima serangan es yang kuat seperti itu.
Kemampuan ketiga dari Frost Pain.
Memberikan penggunanya daya tahan terhadap damage dari elemen es.
Meskipun Frost Pain menawarkan pertahanan terhadap dingin, dia tidak bisa menetralkan skill yang kuat seperti Icy Burst dengan sempurna. Damage dari dingin itu membuat Zaryusu merinding hingga ke tulang-tulangnya. Dia hampir roboh, nafasnya tidak beraturan dan gerakannya semakin tumpul. Ekornya terjatuh lemas ke air. Hampir tidak mungkin untuk bertarung ketika kamu sudah kesulitan bernafas. Serangan itu tidak diarahkan dengan hati-hati, tapi sebuah pukulan yang keluar dari sebuah insting menggunakan seluruh kekuatannya.
Itu adalah serangan keberuntungan.
Zaryusu berusah untuk tetap membuka matanya.
Dia telah melakukan segalanya untuk bisa memberikan pukulan terakhir ini kepada Iguvua, dan dia bisa merasakan bahwa itu adalah serangan fatal.
Zaryusu yang tidak memiliki energi lagi untuk bertarung melihat ke arah Iguvua dengan harapan yang samar-samar.
Iguvua sempoyongan. Dia tidak bisa membuat tubuhnya tetap utuh saat kulitnya berjatuhan dari wajah dan retak muncul di tulangnya. Bahkan bajunya juga membusuk. Hanya masalah waktu saja sebelum dia menghilang. Saat Zaryusu yakin dengan kemenangannya-
Sebuah tangan yang hanya tulang tertutup kulit mencengkeram tenggorokan Zaryusu.
"Aku..Aku diciptakan oleh Supreme Being... Bagaimana mungkin aku bisa .... kalah seperti ini!"
Iguvua bahkan tidak memegangnya dengan banyak tenaga dan Zaryusu bisa bebas dengan mudah, tapi-
"Ahhhh!"
- Zaryusu mengerang saat rasa perih yang kuat merasuk ke tubuhnya.
Energi negatif mengalir ke dalam tubuh Zaryusu, merampas vitalitasnya. Bahkan Zaryusu yang terlatih untuk menahan luka tidak bisa menahan perasaan perih yang disebabkan oleh hawa dingin yang kelihatannya disuntikkan ke dalam pembuluh darahnya.
"Matilah! Lizardmen!"
Bagian dari wajah Iguvua telah rontok, hancur di udara.
Nyawa Iguvua juga memburuk, tapi loyalitasnya yang kuat kepada tuan yang telah menciptakannya membuat dia mempertahankan hidup mati-matian.
Zaryusu berusah dengan segala yang dia miliki, tapi dia sudah takluk dengan ketakutan saat tubuhnya menolak untuk bergerak seperti yang dia inginkan.
Zaryusu hanya memiliki sedikit HP yang tersisa. Energi negatif Iguvua disuntikkan ke dalam tubuhnya membuat nyawanya semakin terkuras.
Tatapan Zaryusu bergoyang dan pandangannya kabur.
Dunia seakan diselimuti oleh kabut.
Iguvua yang mempertahankan kesadarannya dengan kuat tersenyum menang saat dia melihat Zaryusu yang pelan-pelan kehilangan kekuatan untuk berusaha.
Bunuh lizardmen ini, begitu juga dengan dua orang lainnya di belakang. Mereka seharusnya adalah para elit lizardmen.
Membunuh lizardmen ini akan menjadi hadiah terbaik yang bisa aku persembahkan kepada Supreme Being - Penciptanya.
Ekspresi Iguvua yang melukiskan emosi ini dengan kuat tanpa kata-kata, membuat Zaryusu menduga pemikiran Iguvua.
"Pergilah ke neraka!"
Tubuhnya sudah tidak bereaksi saat dia bisa merasakan suhu tubuhnya turun drastis seakan sebuah racun menyebar ke seluruh tubuh. Dia hampir tidak bisa bernafas. Dan pikirannya hanyalah satu-satunya yang masih jelas.
Dia masih belum boleh mati.
Rororo yang berlari dengan sekuat tenaga.
Zenberu yang melindunginya.
Crusch yang telah kehabisan mana miliknya.
Bukan hanya mereka, dia juga memikul beban dari seluruh lizardmen yang telah mengorbankan dirinya di dalam perang ini.
Zaryusu yang sedang berpikir keras mencari jalan keluar mendengar sebuah bisikan.
Suara lembut dari Crusch
Suara yang besar dari Zenberu.
Rengekan main-main dari Rororo
Suara yang seharusnya tidak mungkin terdengar baginya.
Crusch telah pingsan dan Zenberu juga.
Rororo juga seharusnya sudah dibawa dari sini.
Apakah Zaryusu mendengarkan sesuatu saat dia semakin hilang kesadarannya? Membayangkan suara dari teman-teman yang dia kenal kurang dari seminggu? Panggilan keluarganya?
Tidak.
Benar sekali, cara berpikir seperti ini adalah salah.
Semuanya ada disini bersamanya-
"Ahhhh...Ahhhhhhhhhh!"
"? Kamu masih punya tenaga yang tersisa sebanyak ini?"
Zaryusu yang sedang berada di tepian kesadarannya berteriak dan suara Iguvua yang terkejut bisa terdengar.
Zaryusu menggerakkan bola matanya dan menatap Iguvua. Matanya penuh dengan semangat yang gigih, membuatnya sulit dipercaya bahwa mata itu tidak fokus baru saja, membuat ekspresi Iguvua yang semakin kaku.
"Crusch! Zenberu! Rororo!"
"Apa yang kamu lakukan! Mati saja!"
Darimana dia mendapatkan sumber tenaga? Energi negatif dalam jumlah besar telah disuntikkan ke dalam tubuh Zaryusu dan mengikis habis daya hidupnya terus-terusan. Zaryusu juga merasa bahwa anggota badannya sangat berat dan tubuhnya sedingin es.
Namun begitu, Zaryusu merasa hangat dengan setiap nama yang dia teriakkan. Kehangatan ini tidak berasal dari daya hidupnya.
Datangnya dari dalam dada- dari jantungnya.
Suara otot yang menegang meledak. Datangnya dari lengan kanan Zaryusu, tinjunya dikepalkan. Dia mengumpulkan seluruh kekuatan yang tersisa pada tinjunya sekarang.
"Tidak mungkin! Bagaimana mungkin kamu masih bisa bergerak! Dasar monster!"
Pemandangan Zaryusu yang masih bisa bergerak meskipun telah menerima semua itu memang tidak masuk akal.
Emosi yang memanas muncul di pikiran Iguvua, tapi dia menekannya.
Dia adalah Iguvua, komandan lapangan dari pasukan Great Tomb of Nazarick. Dan yang lebih penting, dia adalah seorang undead yang diciptakan oleh Raja Agung Kematian - Ainz Ooal Gown.
Dia tidak boleh dirinya yang hebat kalah dalam pertarungan ini-
"matilah-!"
"Sudah selesai monster."
Zaryusu melangkah lebih cepat.
Benar sekali, serangannya dengan seluruh kekuatan sedikit lebih cepat daripada suntikan energi negatif Iguvua.
Tinju yang dikepalkan mengenai gagang Frost Pain--
Tinju Zaryusu berdarah, Setelah menerima pukulan seberat itu, Frost Pain yang masih menancap di mata kirinya menusuk semakin dalam menembus otak Iguvua.
"Ooooowwwwww!!"
Iguvua adalah undead yang tidak bisa merasakan luka - dia masih bisa merasakan energi negatifnya semakin hilang.
"Ini... Ini... Tidak mungkin... Ainz... sama...."
Mata Iguvua merefleksikan kegagalannya. Ketika tubuh Zaryusu roboh seperti boneka yang putus benangnya, percikan air yang besar bisa terdengar--
"...Aku mohon... maafkan aku..."
Ruangan itu menjadi hening. Pemandangan yang terpantul di cermin luar biasa dan tak ada yang berkata apapun. Kecuali sang maid - Entoma.
"Cocytus-sama, Ainz-sama memanggil anda."
"Aku mengerti."
Cocytus yang menundukkan kepalanya perlahan menoleh menghadap Entoma.
Diguyur dengan tatapan khawatir dari bawahannya, dia menggeretakkan gigi-giginya karena malu.
Di waktu yang sama, dia ingin memuji lizardmen.
Pertarungan yang bagus sekali.
Mereka merubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin dan meraih kemenangan yang berbalik. Lich memang memiliki peluang, tapi dia lebih dari mampu untuk memenangkan pertarungan meskipun begitu.
"...Spektakuler. Benar-benar spektakuler."
Cocytus terus mengulang kalimat ini yang mana merefleksikan perasaannya yang sebenarnya.
Lizardmen melewati rintangan yang besar ini.
"...Sayang sekali."
Cocytus menghela nafas saat dia menyaksikan lizardmen yang bersorak dan menarik dalam perayaan.
Warrior yang terpantul di cermin mungkin memang lemah, namun menstimulai semangat bertarung Cocytus.
"Ah... Sayang sekali..."
Cocytus ragu-ragu. Dia mengambil skenario terburuk yang bisa terpikirkan, memikirkannya dan membuat keputusan.
"Ayo kita pergi......."
Part 6[edit]
Zaryusu merasa tubuhnya diangkat keluar dari kegelapan, sangat nyaman.
Membuka matanya, sebuah dunia yang kabur menyambutnya, mirip dengan yang dia lihat ketika setiap kali dia bangun tidur.
Dimana aku? Mengapa aku tidur disini?
Dia memiliki banyak pertanyaan, dan di waktu yang sama menyadari beban seseorang yang menekan tubuhnya.
-Putih.
Zaryusu memandang warna putih itu, itu adalah yang pertama datang di kepalanya yang masih separuh tidur. Saat dia menjadi semakin bangun, dia mengerti apa itu.
Itu adalah Crusch, dia sedang tidur di atas tubuhnya.
"Ah..."
Aku selamat.
Zaryusu merasa lega dan hampir mengatakan itu dengan keras, tapi menahannya. Dia tidak ingin membangunkan Crusch yang masih tertidur, menekan hasratnya untuk menyentuh Crusch. Meskipun sisiknya sangat indah, dia tidak bisa menyentuh begitu saja lizardmen wanita tanpa pikir panjang.
Zaryusu menekan pemikiran tentang Crusch keluar dari otaknya dan memikirkan tentang hal lain.
Ada banyak hal yang harus dia pertimbangkan.
Pertama, mengapa dia ada disini.
Mencari-cari dalam ingatannya, dia mencoba untuk mengingat apa yang terjadi. Setelah melihat kehancuran Iguvua, kesadarannya terputus. Dia tidak tertangkap dan masih berbaring disini, itu artinya mungkin suku mereka telah memenangkan perang.
Untuk menghindari membangunkan Crusch, Zaryusu menghela nafas lirih. Dia merasa beban yang dia pikul baru-baru saja diangkat. Tapi setelah memikirkannya dengan tenang, masih ada beberapa kekhawatiran. Mereka masih tidak tahu tentang musuh ataupun tujuan mereka, ada kemungkinan besar musuh mereka akan menyerang lagi...Tidak, mereka pasti akan melakukannya.
Dia membiarkan otaknya beristirahat. Zaryusu merasakan kehangatan dari badan Crusch dan menghela nafas lagi.
Setelah ini, Zaryusu perlahan-lahan menggerakkan tubuhnya. Seluruh tubuhnya bisa bergerak tanpa masalah. Dia kira tubuhnya sudah cacat, tapi untungnya tidak apa-apa.
Zaryusu teringat saudara seperjuangannya. Selain dari Crusch, tak ada orang lain disini. Apa yang terjadi dengan Zenberu? Dia tidak tenang, tapi sangat yakin lizardmen yang kuat seperti Zenberu pasti tidak apa-apa.
Crusch kelihatannya terbangun oleh gerakan Zaryusu dan bergerak, seakan sebuah jiwa telah disuntikkan ke dalam tubuhnya yang lemas. Dia seharusnya akan segera bangun.
"Hmm..."
Crusch membuat suara yang manis dan menggerakkan matanya yang bingung untuk melihat sekitarnya. Segera setelah itu, dia menyadari Zaryusu yang ada di bawahnya dan tersenyum gembira.
"Muu--"
Crusch yang masih setengah tidur memeluk Zaryusu dan mengusap-ngusapkan badannya. Sama seperti seekor binatang yang ingin meninggalkan baunya ke sesuatu.
Zaryusu menjadi kaku, memperbolehkan Crusch mengusapkan badannya sesuka hatinya. Sebuah pemikiran jahat 'Aku tidak melakukan apapun' muncul di sudut otaknya.
Sisik yang putih dan lembut memang halus dan nyaman, mengeluarkan aroma tanaman obat yang memikat.
Seharusnya tidak apa memeluknya ya kan?
Ketika dia tidak bisa menahannya lagi, mata Crusch terfokus dan melihat tepat ke arah mata Zaryusu.
- Dan langsung menjadi kaku.
Menghadap Crusch yang tidak bergerak sambil memeluknya, Zaryusu penasaran apa yang harus dia katakan. Pada akhirnya, dia memilih sesuatu yang dia pikir tidak akan menjadi masalah.
"Bolehkah aku memelukmu juga?"
Kelihatannya tidak apa karena kehangatannya sudah masuk ke kepala.
Crusch membuat teriakan yang mengintimidasi dan ekornya bergoyang tidak karuan. Crusch lalu berputar-putar menjauh dari Zaryusu sampai dia menabrak dinding.
Dia bisa mendengar Crusch yang tergeletak sambil berkata 'Bodoh, bodoh, aku memang bodoh'.
"...Aku lega kamu selamat, Crusch."
Kalimat ini membuat Crusch mendapat ketenangannya kembali - tapi ekornya masih terus bergerak kesana kemari - ketika mengangkat kepala, dia tersenyum kepada Zaryusu.
"Kamu juga, senang sekali kamu juga tidak apa-apa."
Melihat wajah lembut Crusch, Zaryusu memiliki pikiran yang mesum, namun menekannya dan menanyakan pertanyaan yang baik.
"Apakah yang terjadi setelah aku pingsan?"
"Yeah, kurang lebihnya. Setelah kamu mengalahkan Iguvua, musuh mundur. Kakakmu juga telah mengalahkan monster-monster itu dan menyelamatkan kita bertiga... itu adalah kemarin."
"Zenberu tidak ada disini..."
"Dia baik-baik saja. Dia memiliki kecepatan penyembuhan yang lebih cepat dan sadar setelah menerima mantra healing. Dia seharusnya sedang menyelesaikan akibat dari pertempuran. Aku kelihatannya juga pingsan karena kelelahan setelah mendengar semua itu..."
Crusch bangun dan duduk di samping Zaryusu. Zaryusu juga ingin bangun, tapi Crusch menghentikannya.
"Jangan memaksa diri, kamu memiliki luka yang paling serius dari kita semua."
Crusch mungkin sedang mengingat pemandangan waktu itu ketika suara menjadi semakin lembut.
"Senang sekali rasanya kamu tidak apa-apa..."
Zaryusu mengusap Crusch yang sedang melihat dan menenangkannya.
"Aku takkan mati sebelum mendengar jawabanmu. Aku juga sangat mengkhawatirkanmu."
Jawaban. Istilah ini membuat gerakannya terhenti.
Mereka tidak berkata apa-apa saat kamar itu menjadi gelap, dan detak jantung mereka hampir terdengar.
Crusch menggerakkan ekornya pelan-pelan, mengikat ekor Zaryusu. Ekor yang hitam dan putih saling terikat dan terlihat seperti dua ekor ular yang sedang kawin.
Zaryusu melihat ke arah Crusch tanpa suara, dan Crusch juga melihatnya, pantulan mereka bisa terlihat pada masing-masing mata.
Zaryusu menggumankan sesuatu dengan lirih. Tidak, itu bukan sebuah ucapan, tapi sebuah raungan. Itu adalah raungan yang dia ucapkan ketika pertama kali bertemu Crusch.
- Panggilan kawin.
Zaryusu tidak melakukan apapun setelah meraung-raung. Tidak, dia tidak bisa melakukan apapun kecuali membiarkan jantungnya berdetak sangat kencang.
Beberapa saat kemudian, Crusch membuat suara yang sama - sebuah raungan. Raungan emosional yang sama sambil mengoyang-goyangkan ekornya, itu adalah - raungan untuk menerima panggilan kawin.
Ekspresi menggairahkan yang tidak bisa dijelaskan muncul di wajah Crusch, Zaryusu tidak bisa lagi melepaskan matanya dari Crusch. Crusch mendorong dirinya ke arah Zaryusu, posisinya mirip dengan saat mereka tertidur.
Hampir tak ada jarak diantara wajah mereka, kehangatan nafas yang tercampur, detak jantung mereka menjadi sama melalui data mereka yang saling bersentuhan, dan keduanya menjadi satu-
"Oh! Sedang sibuk!?"
Pintu terbuka dengan kuat dan Zenberu merangsek masuk.
Crusch dan Zaryusu menjadi kaku seperti patung es.
Zenberu melihat mereka berdua menjadi bingung - kepada Crusch yang sedang berada di atas Zaryusu, mendekati Zenberu tanpa berkata apapun.
Zenberu melihat ke arah mereka berdua bingung lalu condong ke depan.
"Gahhhh!"
Dia menerima dua pukulan di perut. Setelah menghembuskan nafas, tubuh raksasa Zenberu tersungkur di lantai.
"Woooo... pukulan yang sangat kuat... terutama Crusch... Gahh... benar-benar sakit..."
Tanpa menghiraukan Zaryusu. pukulan amarah dari lizardmen wanita bahkan bisa menang dari Zenberu. Itu tidak cukup untuk melampiaskan amarah mereka, tapi tak perduli seberapa banyak mereka memukuli Zenberu, suasana yang tadi takkan pernah kembali.
Mereka saling bergandengan tangan - itu adalah imbalan yang aneh setelah menghajar Zenberu. Zaryusu bertanya kepada Zenberu satu hal untuk menenangkan kekhawatirannya.
"Lupakan itu sekarang, aku punya pertanyaan untukmu. Aku dengar beberapa hal dari Crusch, tapi bisakah kamu katakan padaku bagaimana situasinya sekarang?"
Zenberu tidak perduli dengan dua orang yang bergandengan tangan itu dan menjawab:
"Apa kamu tidak tahu? Seluruh suku sedang mengadakan pesta kemenangan."
"Kakakku mengadakan pesta?"
"Benar sekali. Lagipula, hunter-hunter yang sedang berjaga mengawasi area dan tidak menemukan tanda apapun dari musuh, dan tak ada jejak pasukan bantuan atau kepungan. Akan sangat sulit untuk menyembunyikan pasukan yang besar seperti itu. Kita masih waspada, tapi kakakmu sudah memutuskan kemenangan. Aku kemari atas perintah kakakmu."
"Perintah kakakku?"
"Ya, kakakmu bilang - 'Shahaha, biarkan saja mereka berdua tidur bersama. Mereka mungkin sedang melakukannya, shahaha. Agak memalukan untuk menyela, tapi aku penasaran, shahaha."
"Jangan mengatakan omong kosong! Apanya yang shahaha?"
"Oh... tidak ada shahaha ..."
"Tidak mungkin kakakku tertawa seperti itu, yang benar saja.."
"Aku hanya mengekspresikan agar lebih jelas..."
"Kamu memang parah."
Sebuah rasa dingin yang setara dengan Icy Burst keluar dari mulut Crusch bersama dengan kalimat ini. Suara yang menakutkan itu bahkan membuat Zaryusu merinding. Zenberu yang sedang diceramahi gemetar dan menjadi kaku.
"Lalu, mengapa kamu kemari?"
"Ermmm, aku kemari untuk mengganggu...."
"Jika kamu berani mengatakan kamu kemari sebagai pihak ketiga, aku akan membuatmu merasakan semua magic yang bisa kupikirkan."
Zaryusu dan Zenberu sangat yakin Crusch tidak bercanda.
"Eh...Aku kemari untuk mengundang kalian ke pesta. Kita adalah kunci dari kemenangan ini, ya kan? Kita tidak boleh melewatkan pesta. Dan kita harus mendiskusikan masa depan lizardmen pula..."
"Oh begitu..."
Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari Zenberu, Zaryusu tersenyum kecut setelah menangkap maksud dari apa yang ingin dia katakan. Zenberu mungkin bermaksud : Mungkin saja akan ada pertempuran lain, sekarang adalah waktunya kita menunjukkan kekuatan mereka.
"Aku mengerti, apakah kamu akan pergi juga, Crusch?"
Crusch yang tidak senang menggelembungkan pipinya, terlihat seperti katak Delmas yang tinggal di wetland. Tapi Zaryusu berpikir dia tampak lebih manis.
"Jadi, apakah kita akan pergi?"
Zenberu dengan santai bertanya kepada Zaryusu dan Crusch yang sedang saling memandang mata satu sama lain.
"Ah...Yeah, kamu benar, ayo pergi."
Setelah mereka berdua mengangguk setuju, trio itu berjalan keluar bersama-sama. Ketika mereka berjalan menuruni tangga dan menginjak wetland, Zaryusu tiba-tiba menghilang dari pandangan Crusch dan Zenberu. Sesuatu yang besar tiba-tiba membuat pingsan Zaryusu.
- Bang voom voom splash.
Begitulah kira-kira yang terdengar.
Zaryusu menghilang dari pandangan mereka, dan digantikan oleh figur Rororo. Empat kepalanya berputar-putar penuh semangat, menekan hidung mereka kepada Zaryusu yang jatuh ke wetland.
"Rororo! Kamu baik-baik saja!
Zaryusu yang ditutupi oleh lumpur berdiri dan berjalan ke arah Rororo, dengan lembut dia mengusap badannya dan mengamati. Kelihatannya dia telah menerima perawatan magic, seluruh luka bakarnya telah sembuh, seakan dia tak pernah terkena luka sama sekali.
Rororo merengek saat dia melilit Zaryusu dengan semua kepalanya, hampir menutupi Zaryusu dengan pelukannya yang erat.
"hey hey hey, hentikan itu, Rororo."
Zaryusu tertawa saat dia Rororo dengan suaranya. Rororo hanya menangis bahagia, tapi dia melepaskannya.
Splash splash splash.
Zaryusu tiba-tiba mendengar suara berirama dari air yang terpercik, dan bingung ketika menemukan sumber suaranya.
Itu adalah Crusch. Dia sedang melihat Zaryusu dan Rororo dengan senyum yang lembut, tapi ekornya mengenai wetland dengan irama yang tetap.
Zenberu yang sedang berdiri di samping Crusch menyeret kakinya pergi dengan ekspresi kaku.
Rororo juga berhenti bergerak. Mungkin dia merasakan sesuatu yang salah.
"Ada apa?"
"Tidak, bukan apa-apa..."
Zaryusu melihat Crusch yang bertanya kepadanya pertanyaan yang membingungkan. Tak perduli bagaimanapun kamu melihatnya, Crusch tersenyum dan gembira bahwa Zaryusu dan Rororo kembali bersatu. Tapi entah kenapa, memberikan perasaan yang dingin.
"Aneh sekali..."
Crusch tersenyum lagi.
Rororo melepaskan Zaryusu dan akhirnya dia terbebas. Zenberu yang terlihat ketakutan akan sesuatu. Zenberu mungkin tidak tahan dengan suasana aneh ini lagi dan merubah topik segera.
"Baiklah Rororo kamu dan aku akan kesana."
Tentu saja, Rororo tidak mengerti bahasa lizardmen, tapi dia dengan patuh membiarkan Zenberu menaikinya dan berlari dengan kecepatan yang mengagumkan.
Setelah mereka berdua pergi, suasana aneh terasa antara Zaryusu dan Crusch.
Crusch memegang kepalanya lalu mengguncangkannya.
"Ah-- yang benar saja, apa yang kulakukan. Rasanya hatiku seperti bukan milikku saja. Meskipun ini tidak rasional, aku tidak tahan lagi. Ini seperti kutukan."
Zaryusu mengerti apa yang dia rasakan. Karena dia merasakan hal yang sama ketika dia betemu dengan Crusch saat pertama kali.
"Sejujurnya, Crusch - aku sangat senang sekali."
"Apa?!"
Splash, suara yang keras dari air meledak. Zaryusu lalu bergerak ke samping Crusch.
"Dengar, bisakah kamu mendengarnya?"
"Hmmm?"
"Yang berhasil kita pertahankan juga adalah yang akan kita lindungi mulai sekarang."
Suara tawa yang riuh terbawa angin, mereka seharusnya sedang berpesta sekarang ini. Pesta untuk mengucapkan selamat tinggal kepada leluhur, merayakan kemenangan mereka dan bersedih terhadap yang telah tiada.
Wine pada dasarnya adalah benda yang mahal dan mewah. Tapi mereka berhasil memiliki beberapa diantaranya untuk pesta berkat suku Zenberu yang membawa salah satu dari empat harta yang menyediakan wine yang tidak akan habis. Dan karena semua suku sedang berkumpul disini, mereka bisa menikmati suasana gembira yang luar biasa ini.
Zaryusu mendnegar sorakan gembira itu dan berkata kepada Crusch dengan tersenyum:
"Ini mungkin belum berakhir, Supreme One itu mungkin akan menyerang, tapi meskipun begitu.. kita seharusnya bisa bersantai hari ini."
Zaryusu lalu meletakkan tangannya ke pinggang Crusch.
Crusch mengikuti arus dan menempel kepada Zaryusu, meletakkan kepalanya ke bahu Zaryusu.
"Mari kita pergi?"
"Yeah..." Crusch menjawab dan setelah ragu sejenak, dia berkata: "....Sayangku."
Dua lizardmen itu berjalan sama-sama, menghilang ke dalam gerombolan yang berisik tersebut.