Overlord (Indonesia):Volume 6 Chapter 7
Part 1[edit]
Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 18:27
Brain tetap di sana hingga para penjaga yang dipanggil oleh Climb tiba. Ketika dia mulai menuju ke rumah Gazef kembali, matahari sudah terbenam dan perutnya sudah melilit lapar.
...Jika aku membut Stronoff kelaparan, aku akan merasa tak enak.
Dia mendorong pintu itu seakan rumahnya sendiri, tapi itu hanya karena dia telah memperoleh izin dari Gazef untuk melakukannya.
Saat dia mulai berjalan menuju kamar yang dipinjamkan Gazef, Brain mendengar suara langkah kaki yang menuju ke arahnya. Dia kira itu mungkin Gazef, dan memastikannya ketika langkah kaki itu terdengar dari tangga.
"Kamu telat Unglaus. Pergi kemana saja kamu?"
Tidak ada tanda-tanda mengkritik dalam suaranya. Melihat Brain yang tidak membalas dan termenung, mata Gazef semakin penasaran.
"Jika kamu baik-baik saja, apakah kamu ingin menceritakannya sambil makan?"
Itu adalah pemandangan yang menyejukkan bagi mata yang sudah lelah. Brain membalas dengan mengelus-elus perutnya.
"Kedengarannya itu adalah ide yang menakjubkan. Jadi, mau kemana?"
Dengan sedikit ekspresi terkejut, Gazef menunjukkannya ke ruang makan.
"Apakah para pelayan memasakkannya untukmu? Ataukah kamu masak sendiri?"
Gazef tersenyum pahit dengan pertanyaan kosong itu.
"Tidak, aku sangat buruk dalam hal masak memasak."
Dia melanjutkan dengan sedikit rasa penasaran.
"Mungkin para pelayan yang semakin menua, karena masakannya selalu agak kurang berasa. Setelah seharian kerja, kamu ingin menikmati sesuatu yang kuat, tapi para pelayan kelihatannya tidak terlalu mengerti."
"Kapten Prajurit terkuat dari Kingdom dipaksa makan masakan yang kurang berasa bumbu masakannya?"
Brain tersenyum saat dia menggoda Gazef, tapi Gazef membalas dengan tekanan seperti biasanya.
"Unglaus, Aku ingin sekali memberimu makanan sehat yang kurang terasa bumbunya dari rumahku, tapi kita harus menerima makanan yang kubawa dari luar."
"Jika memang begitu, aku harus berterima kasih kepadamu karena sudah sangat pengertian."
Melihat senyum Brain, Gazef tertawa lepas sedikit. Namun, serangan baliknya dilakukan.
"Tapi bagaimana denganmu, apakah kamu bisa masak?"
Pedang bantahan Gazef kelihatannya luput dan menebas udara tipis.
"Yang tidak susah-susah dan hanya yang sederhana. Akan jadi masalah besar jika kamu tidak bisa masak ketika perjalanan untuk latihan atau ekspedisi."
Mengangguk perlahan, Gazef membawa keranjang kecil yang ada di pojokan ruang makan. Keranjang itu cukup besar untuk bisa memuat seorang bayi dan sebuah aroma yang menstimulasi hidung dan perut terhembus ke udara.
Dua orang itu duduk saling menghadap.
Setelah mengeluarkan beberapa makanan dari dalam keranjang, mereka memenuhi gelas-gelas itu dengan wine dan mengangkatnya untuk saling bersulang. Tidak ada alasan khusus mereka bersulang dan meneguk habis wine dalam keheningan. Brain mengambil dua teguk besar sebelum menurunkan gelasnya.
Dia mengeluarkan helaan nafas dalam-dalam dan bergumam dengan hati yang gemetar.
"..Sudah lama sekali aku tidak minum."
"Sama juga denganku. Aku tidak pernah makan di rumah akhir-akhir ini."
"...Tugas istana pasti sulit."
"Sejak aku menjadi Kapten Prajurit, kelihatannya selalu ada sesuatu."
"Mempertahankan keluarga kerajaan juga?"
"Itu juga. Kenyataannya itu adalah tugas utama."
Setelah mendengarkan cerita Gazef, Brain bisa merasakan betapa teguhnya Gazef itu. Dia tidak bisa sembarangan melenceng jalan-jalan dari waktu ke waktu, tapi dia terus bergerak maju dalam garis lurus. 'Seseorang seperti ini pasti dibenci oleh para bangsawan'.
Seakan asumsi Brain benar, cerita Gazef hampir tidak mengandung penyebutan bangsawan apapun. Meskipun berada pada posisi tinggi seperti Kapten Prajurit, kebanyakan dari ceritanya adalah tentang kehidupannya sebagai seorang prajurit atau tentang keluarga kerajaan. Ada juga cerita tentang pesta dansa yang megah.
Perubahan terjadi di negara-negara tetangga seperti Empire, tapi di dalam Kingdom berdiri sebuah dinding perbedaan status yang besar antara bangsawan dan orang biasa.
Bagi Brain, seluruh situasi ini menggelikan.
Dia mencurahkan seluruh waktunya untuk berlatih agar bisa mengalahkan Gazef, dan dia mengharapkan sebuah pertarungan hingga mati ketika bertemu lagi selanjutnya. Sekarang, mereka duduk minum bersama sebagai teman. Seakan jika pemikirannya terbaca, Gazef tersenyum pula.
Gelas-gelas mereka berbenturan sekali lagi, tapi merasa sedikit mabuk, mereka bertatapan terlalu keras dan beberapa wine tercecer di meja.
"Cobalah untuk tidak mencecerkannya ke dalam makanan."
"Mungkin akan terasa lebih enak dengan wine di makanan itu."
"Aku tidak seberapa tahu dengan rasanya... Unglaus, mungkin kamu juga sama?"
"Brain, panggil saja aku Brain."
"Baiklah, kalau begitu aku adalah Gazef."
"Ok, Gazef."
Mereka tertawa dan membenturkan gelas-gelas mereka sekali lagi.
Cerita Gazef terpecah dan ada banyak hal yang Brain tidak ketahui. Saat suasana semakin memanas, Gazef bertanya tanpa malu.
"Jadi Brain, apa yang sebenarnya terjadi dengan seseorang sekaliber dirimu?"
Seakan membuka luka lama, Gazef menjahitnya dengan hati-hati. Pengukuran Gazef kepada reaksi Brain bukan berdasarkan apakah dia bicara jujur atau tidak, tetapi benar-benar kekhawatiran asli.
"Trims."
Melihat Gazef yang banyak berkedip saat menerima terima kasih dari entah dimana, Brain merasa sedikit enakan juga. Dia mengambil momen sesaat untuk mempersiapkan dirinya sebelum bicara.
"...Aku bertemu seorang monster."
"Seorang monster? Macam apa?"
"Mungkin seorang vampir... Namanya Shalltear Bloodfallen. Serangan yang aku ciptakan.. untuk mengalahkanmu dipentalkan hanya dengan jari kelingkingnya."
Dia bisa melihat mata Gazef yang semakin lebar.
"...Begitukah."
Gazef mengambil seteguk wine. Brain juga melakukan hal yang sama dan mengingat pertarungan - Bukan, pembantaian yang terjadi waktu itu.
Tentu saja, dia tidak menyebutkan tentang kegiatan sebagai bandit. Gazef mungkin sudah mengira bagaimana Brain hidup sepertinya. Namun, dia tidak memiliki keberanian untuk mengatakan kepada Gazef jika dia adalah seorang pria yang akan melakukan apapun untuk memperoleh kekuatan yang lebih kuat.
"Apakah kamu percaya padaku?"
"..Dunia itu besar dan luas. Tidak aneh bahkan jika ada seorang monster seperti itu ada. Kilas balik dalam sejarah, ada makhluk seperti Demon God dan Dragon Lord pula. Tapi seorang monster seperti itu... itu sudah di atas kemampuanku."
"Yeah. Aku tidak tahu seberapa kuat dirimu sekarang, jadi aku tidak ingin bicara tanpa bertanggung jawab, tapi aku akan bilang mustahil bagimu untuk bisa menang melawannya, kita hanya akan bertahan 1 atau 2 detik paling lama."
"Hey, tolong katakan itu tidak mungkin."
Gazef protes dengan nada bercanda, tapi Brain membuat pembelaan sejujurnya.
"Gazef, kamu adalah seorang Kapten Prajurit yang bertanggung jawab melindungi keluarga kerajaan. Tolong jangan melawannya jika kamu pernah bertemu dengannya. Nyawamu sangat berharga."
"Aku berterima kasih atas nasehatnya, tapi jika monster yang disebut Shalltear itu mencoba menyerang sang raja, aku harus mengulur waktu meskipun itu harus dibayar dengan nyawaku."
Bahkan mengulur waktu akan mustahil jika monster itu setidaknya memutuskan untuk bermain-main dengan Gazef. Namun, jika itu adalah Gazef.... dia merasa Gazef pasti akan bisa melakukannya. Meskipun hanya untuk beberapa detik.
"Shalltear. Shalltear Bloodfallen ya."
Gazef mengangguk berat setelah bertanya tentang deskripsinya sekali lagi
"Baiklah, setelah kita berdua agak mendingan dari mabuk ini, maukah kamu mengatakan kepadaku sekali lagi? Kelihatannya akan bijak jika bisa mengumpulkan informasi itu sebanyak mungkin."
"Meskipun kamu sudah mengumpulkan informasi, aku tidak yakin jika ada yang bisa dikerjakan tentang hal itu."
"Jika sebuah badai datang, maka setidaknya kita bisa bersiap menghadapinya. Ditambah lagi, siapa yang tahu jika orang yang lebih bijak lainnya memiliki ide yang bagus."
"Itu akan menjadi jawaban yang terbaik."
"Aku memiliki beberapa kenalan yang merupakan petualang dengan peringkat adamantium. Mungkin mereka bisa memberikan beberapa ide... Jadi Brain, apa yang akan kamu lakukan sekarang?"
Brain mengerutkan dahi dengan pertanyaan itu. Apa yang harus dia lakukan sekarang. Tatapannya pelan-pelan berkelana ke arah Katana miliknya yang tergeletak di meja kecil.
Itu adalah penyesalan yang masih melekat. Tak perduli seberapa keras dia mencoba mulai sekarang, dia takkan pernah bisa mengalahkan monster itu. Impian menjadi yang terkuat sudah pecah berantakan. Hidupnya sudah habis. Dia tidak bisa hidup dengan kepala ada di dalam awan lagi.
Itu adalah mimpi yang liar dari seorang anak kecil..
"Apa yang harus kulakukan.. Mungkin aku akan kembali bertani."
pada awalnya dia adalah seorang petani. Dia hanya bisa samar-samar mengingatnya, tapi dia teringat dasar-dasar bercocok tanam dari sudut kepalanya. Semua hal selain kemampuan berpedang. Secara halus, dia hidup dengan satu tujuan.
"Itu... kedengarannya tidak buruk... tapi, apakah kamu mau mempertimbangkan melayani Kingdom bersamaku?"
Itu bukan penawaran yang buruk. Dia tidak akan pernah bisa menang melawan seorang monster seperti Shalltear, tapi sebagai seorang manusia dia menganggap dirinya berada di antara yang lebih kuat. Namun...
"Aku benar-benar tidak terbiasa bekerja sebagai tim. Aku tidak seberapa bagus dalam hal menundukkan diri juga."
"Apa kamu kira aku banyak melakukan menyembah-nyembah?"
"Ah, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyimpulkan bahwa kamu melakukannya. Hanya saja aku membayangkan seluruh orang yang bekerja di istana seperti itu... Gazef, idemu tidak buruk juga. Bertarung untuk orang lain... Ah! Ngomong-ngomong, aku ketemu bocah bernama Climb."
"Climb? Apakah yang kamu maksud adalah bocah dengan suara serak?"
Ketika Brain mengiyakan suara Gazef yang naik nadanya karena terkejut.
"Kamu ketemu Climb? dia adalah bodyguard sang putri, jadi aku tidak mengira dia akan meninggalkan sisi sang putri sejauh itu..."
"Aku melihatnya ketika dia sedang berlatih di kota."
"Berlatih di dalam kota... Dia sangat tidak berbakat jadi tidak mungkin baginya untuk menjadi lebih kuat dari sekarang. Apa yang tersisa darinya adalah memperkuat kekuatan fisiknya. Apakah latihan semacam itu? Jika tidak, maka aku harus memberinya sedikit ucapan nasehat."
"Hmmmm, dengan pedang... dia memang tidak berbakat. Tapi dalam sisi lain, dia lebih kuat dariku."
Gazef membuat ekspresi agar Brain berhenti bercanda.
Tentu saja, perbedaan antara Brain dan Climb adalah mutlak, dan bakat tidak bisa dibandingkan. Namun, di depan orang yang sejatinya kuat, Brain menyadari itu seperti membandingkan seberapa cepat siput bisa saling balapan. Di atas semuanya, memiliki hati untuk bisa berdiri melawan nafsu membunuh dari orang seerti Sebas patut dipuji tinggi-tinggi.
Aku yang hancur pasti akan lari. Tapi jika itu adalah Climb, dia takkan pernah berlari dengan orang yang seharusnya dia lindungi. Seseorang sepertinya.. mungkin cukup bagus untuk bisa memotong ujung dari jari kelingking monster itu.
Gazef mengeluarkan wajah penasaran, tapi Brain tetap terdiam. Malahan, dia menceritakan serangan ke salah satu rumah bordil yang dijalankan oleh Eight Fingers.
"Begitukah... dengan Climb."
"Jika kamu mengira hal-hal yang tidak mengenakkan akan terjadi padamu, tidak apa menendangku keluar. Setelah aku pikir-pikir lagi, akan jadi masalah padamu jika seseorang yang menghajar dunia bawah tanah keluar masuk rumahmu."
"Tidak, itu tidak apa sama sekali. Malahan, aku mempersilahkannya dengan segenap hai. Mereka adalah sampah yang mengotori Kingdom. Aku senang berdiri di depanmu dan menghancurkan tempat itu, jika mungkin."
"Apakah Eight Finger segitu merusaknya kepada Kingdom?"
"Sangat menjijikkan malahan. Mereka mengendalikan sebagian besar dunia bawah tanah. Dengan uang yang mereka peroleh, mereka membeli para bangsawan dan mengeksploitasi rakyat biasa pula. Meskipun kita mencoba menghancurkan mereka, para bangsawan yang mereka beli selalu ikut campur. Jika kita ingin menyerang, mereka harus dipukul secara spontan seperti yang kamu lakukan, Brain. Meskipun begitu, mereka memiliki lebih banyak kekuatan daripada bangsawan rata-rata, jadi jika kami gagal, reaksinya akan sangat besar."
"Antara hammer (palu) dan anvil (landasan tempa)."
"Yea. Akan bagus menangani mereka dengan beberapa pukulan seperti yang kamu lakukan. Sayangnya, tidak semudah itu."
"Bagaimana jika menggunakan otoritas keluarga kerajaan?"
"Itu tidak mungkin karena fraksi bangsawan yang menolak. Masalahnya adalah, mereka sudah membeli orang-orang dari kedua Frasi."
Suasana berat menyelimuti mereka berdua saat mereka minum dan makan tanpa bicara.
Part 2[edit]
Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 17:01
Anggota dari Blue Rose mengunjungi istana di pagi hari. Mereka semua membawa karung besar dan setiap kali karung-karung itu menyentuh lantai, suara logam bergema dari dalam. Itu adalah perlengkapan mereka. Karena mereka sedang memasuki istana kerajaan, akan jadi masalah berjalan dengan armor penuh.
Terlepas dari beban karena harus membawanya kemanapun, semua orang mengulurkan bahu-bahu dan lengan-lengan mereka, Lakyus Alvein Dale Aindra melihat Renner dengan tatapan iri.
"Jadi tugasmu sebagai sang putri dimulai sekarang?"
Renner tidak memiliki banyak kekuatan politis, tapi tetap saja memiliki pekerjaan sebagai seorang putri.
"Jangan khawatir, Aku bisa sedikit melepaskannya." "Wah, wah."
Lakyus membuat wajah jahat. Renner mengikutinya, tapi akhirnya balik ke wajahnya yang serius sekali lagi.
"Lakyus, segera setelah bersiap, aku ingin kamu melakukan apa yang kita bicarakan."
"Mengapa? Dari yang kudengar kemarin, bukankah kita akan menyerang satu persatu dengan kerahasiaan yang absolut?"
Evileye, magic caster dengan gaya mage yang memakai topeng bertanya.
Dia tidak melepaskan topengnya meskipun dia sedang berada di istana kerajaan. Satu-satunya alasan pakaian itu diizinkan adalah karena pada kenyataan dia yang seorang petualang adamantium, puncak dari manusia. Dan juga, kenyataan bahwa pemimpin kelompok itu, Lakyus, yang juga bangsawan banyak membantu.
"Sebenarnya, masalah yang tak terlihat datang kemarin malam, jadi kita harus merubah rencana kita menurutnya, Evileye-san, kemarin..."
Renner bilang kepada mereka tentang serangan di rumah bordil kemarin malam. Tatapan terima kasih dari Blue Rose membut Climb berdiri bahkan lebih kaku karena malu.
Sebenarnya, itu bukan Climb, tapi dua orang yang bersamanya yang benar-benar menyelamatkan gadis-gadis yang menderita itu dari rumah bordil. Climb tidak merasa seakan dia melakukan hal yang layak dipuji. Kenyataannya, Climb lega dia tidak ditegur dan merasa agak lega karena rencananya tidak berantakan akibat ulahnya.
"Kamu sudah melakukannya dengan baik, bocah cherry."
"Gagaran memang benar. Menangkap salah satu anggota Eight Finger... adalah prestasi besar."
"...'Undying King' Deibaanku, 'Void Executioner' Peysilian, 'Dancing Scimitar' Edstorm, 'Thousand Kills' Malmvist, 'Devil of Illusions' Succulent dan sang pemimpin, 'Battle Demon' Zero."
Tia mulai menyebutkan daftar namanya.
"Deibaanku adalah undead. Disebut-sebut Peysilian bisa menyerang musuh yang sangat jauh. Edstorm bisa menggunakan senjata dengan magic khusus dan Malmvist adalah petarung sendirian yang memiliki spesialisasi dalam penyergapan. Kita sudah memiliki Succulent, jadi kita abaikan saja dia. Terakhir, seorang tukang ribut yang memiliki spesialisasi dalam pertarungan tanpa senjata, Zero. Mereka semua setidaknya setara dengan peringkat adamantium."
"Yeah. Memiliki satu anggota yang tertangkap adalah keuntungan besar bagi kita."
"Kamu melakukannya dengan baik, Climb. Tapi bertemu dan bertindak sama-sama dengan Brain Unglaus, kamu benar-benar beruntung."
Climb setuju dengan titik itu.
"ha, mengalahkan Succulent dengan sekali tebas, mereka bilang dia bertarung dengan setara dengan Gazef Stronoff, kelihatannya dia memang sebagus yang mereka katakan. Tapi sejujurnya, aku lebih tertarik dengan pak tua yang diklaim Brain tidak bisa menang melawannya."
"Saya tidak menanyakan rumah dari Sebas-sama."
"...Hmm, Climb mungkin dia berhati-hati denganmu dan tidak mengajarimu. Atau mungkin kamu tidak cukup cepat dan tidak bertanya kepadanya... yang mana?"
"Keduanya, Evileye-sama. Mungkin jika saya tanya, dia mungkin akan mengatakannya padaku, tapi memang benar aku tidak ingin dia terlibat lebih jauh."
"...Kamu lebih tekun dari yang kukira."
"Yeah."
Dua saudari kembar itu memuji Climb.
"Tapi tak pernah mendengar orang semacam itu sebelumnya, benar-benar tidak bisa dipahami..."
Mulai dari Evileye, kecurigaan semua orang kepada Sebas mulai meningkat. Climb mencoba mengalihkan situasi dengan membuat sangkalan, tapi Lakyus mengumpulkan perhatian semua orang dengan tepukan.
"Ayo, ayo, mari kita tinggalkan pokok pembicaraan itu untuk nanti. Jika bukan karenanya, kita takkan tahu lokasi dari rumah bordil itu ataupun menangkap Cocco Doll. Ditambah, Climb juga berhutang kepadanya."
"Kamu benar, Lakyus. Jadi, tuan putri. Apakah merubah rencana artinya kita merubah tempat serangan pula?"
"Ya, Evileye-san. Kita akan membuat mereka semua jatuh malam ini, dalam sekali libas. Jika kita melakukannya pelan-pelan, itu hanya akan memberian inisiatif kepada musuh kita."
Keheningan memenuhi suasana.
Yang turut serta dalam rencana adalah Blue Rose. Kekurangan tenaga, rencananya adalah menyerang satu tempat dalam satu waktu.
"Hey, tuan putri-san, bukankah kamu bilang kita tidak cukup orang? Ataukah kamu menemukan seseorang dalam semalam? Kita tidak bisa mempekerjakan petualang lain."
Sejak pertama kali dibuat Guild Petualang, mottonya adalah melindungi manusia dari ancaman lain. jadi ada peraturan tidak resmi bahwa Guild tidak akan pernah ambil bagian dalam konflik antar manusia. Jika tidak. Guild tidak akan bisa bekerja sama dengan guild lain antar negara.
Pasti ada seseorang yang mau melakukan pekerjaan semacam ini jika mereka diminta di guild, tapi guild memiliki cara lain untuk memberikan tekanan dengan memaksakan peraturan yang tidak resmi. Hukuman memiliki jangkauan dari peringatan sederhana hingga memblacklist seluruh permintaan dan dalam kasus yang palign buruk, dikeluarkan dari guild petualang. Para petualang yang ditendang oleh guild dan melakukan permintaan ilegal disebut 'worker'. Menurut rumor, Guild petualang bahkan mempekerjakan para assassin untuk menghabisi yang paling buruk dari mereka.
Meskipun Blue Rose melanggar peraturan tidak resmi melawan organisasi manusia, Eight Finger, itu bisa ditolerir karena kenyataan bahwa mereka adalah petualang peringkat adamantium.
"Meskipun kita membawa orang lain, mempekerjakan para penjaga adalah gila. Mereka sudah memiliki orang-orang di dalam para penjaga. Mungkin untuk tingkat pembersihan akhir, tapi selain dari itu akan sangat beresiko."
"Sama halnya dengan para penjaga dari rumah bangsawan yang lain. Siapa yang tahu yang mana dari mereka yang merupakan kroni-kroni mereka."
"Satu-satunya yang bisa kita percaya adalah Gazef Stronoff dan para warrionya, tidak... aku tidak yakin jika kita bahkan bisa mempercayai warriornya."
"Sulit sekali rencana yang kebetulan karena kita tidak tahu kekuatan mereka yang sebenarnya. Tapi jika ini terus berjalan, seluruh Kingdom akan membusuk. Kita hanya harus melakukan yang terbaik di bawah keadaan ini."
Renner mengangguk dengan protes Lakyus.
Penyerangan dari Empire, perebutan kekuasaan internal dan sekarang korupsi pula. Climb hampir dapat melihat cahaya matahari yang memancar dari sang putri dalam kerja kerasnya untuk mentackling masalah itu tak perduli seberapa suramnya semua itu. Dia benar-benar berpikir bahwa dia akan menyatukan Kingdom dan membawa kebahagiaan kepada orang-orang, dan Climb sekali lagi memperkuat kesetiaannya kepada sang putri.
Semua orang yang berpikir bahwa dia hanya dekorasi cantik, terutama para bangsawan, membuat marah Climb. Tapi suara malaikat dari Renner menepis seluruh kemarahannya dan dia berkonsentrasi terhadap percakapan itu sekali lagi.
"Seperti yang kamu bilang. Kita akan meminjam kekuatan dari bangsawan yang bisa dipercaya."
"Apakah kamu tahu seseorang, sang putri?"
"Ya, Evileye-san. Aku tidak tahu banyak, tapi ada seorang bangsawan yang bisa dipercaya."
"Eeeh? Siapa dia Renner? Aku kira kamu sudah tahu itu, tapi jika mereka tidak bisa dipercaya, maka ini semua akan percuma. Juga tidak ada jaminan jka merka akan mengirimkan pasukan mereka dalam jumlah yang cukup pula."
"Aku sudah mengatasinya. Tidak apa. Kita juga akan mengikutsertakan bantuan dari Kapten Prajurit."
"Ah, Kapten Prajurit."
"Jika itu adalah Kapten Prajurit, kita bisa mempercayainya. Jika Eight Finger sudah mendapatkannya, maka tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan kerajaan."
"Kalau begitu Climb, panggil Marquis Raeven segera. Kita tadi sudah berdiskusi, Jadi dia seharusnya masih ada di ibukota."
"Marquis yang itu? Aku juga melihatnya dengan pangeran sebelumnya..."
Marquis Raeven memang memenuhi kriteria yang mereka keluarkan, dengan sebuah pengecualian bisa dipercaya.
Dia adalah salah satu dari Bangsawan Besar dan kekayaannya tidak bisa disetarakan dengan bangsawan lain. Namun tidak ada bukti jika Eight Finger sudah mendapatkannya pula. Kenyataannya, kekayaannya bisa saja diperoleh dari persembahan Eight Finger. Namun, Climb cepat-cepat menyingkirkan pemikiran itu. Jika Renner, tuan yang sangat dihormatinya dan wanita yang paling bijak, berkata demikian, maka dia akan mempercayai Marquis Raeven.
Tapi tidak seperti Climb, Blue Rose lain mengerutkan dahi dengan nama itu.
"Oi, oi, tuan putri. Apakah kamu yakin kita bisa mempercayainya?"
"Rumor bilang Marquis Raeven itu pengkhianat."
"Orang yang tak punya keberanian yang selalu berpindah sisi dari fraksi raja ke fraksi bangsawan, yang melakukan apapun demi keuntungan, meskipun itu adalah untuk Eight Finger."
"Aku tidak ingin informasi bocor dari sana, tuan putri."
Diantara pendapat negatif itu, Lakyus bertepuk tangan dengan keras.
"..Semuanya hentikan. Hey Renner, Marquis Raeven tidak memilki reputasi yang bagus. Bisakah kita mempercayainya?"
"Itu bukan jaminan yang mutlak. Aku juga mengira dia telah menerima suap dalam jumlah tertentu dari Eight Finger."
"Huh?"
Semuanya mengeluarkan ekspresi bingung, tapi mereka yang sudah memiliki kecurigaan bertanya.
"Mengalihkan perhatian mereka dengan informasi palsu?"
"Digunakan untuk assassinasi. Memberikan informasi palsu untuk memfokuskan keamanan di tempat lain."
Renner menggelengkan kepalanya pada ucapan assassin yang tadi.
"Tina-san, Tia-san, bukan begitu. Meskipun jika dia menerima uang dari Eight Finger, bukan berarti dia ingin bekerja sama dengan mereka, Marquis Raeven adalah orang yang lebih baik dari itu menurutku... Climb, pergilah dan panggil Marquis Raeven. Dia akan langsung menemuimu jika kamu bilang padanya bahwa kamu yang menghancurkan salah satu rumah bordil dan menangkap kepala dari perdagangan budak Eight Finger."
Climb melihat ke luar untuk memeriksa dimana matahari berada. Karena masih diterangi oleh cahaya pagi, masih terlalu dini untuk meminta menghadap, akan lebih baik untuk mulai lebih pagi.
"Apakah kita harus bicara tentang kepala perdagangan budak? Kurasa paling baik adalah membiarkannya menjadi rahasia..."
Karena bahkan bangsawan besar tidak akan menolak undangan pribadi dari sang putri, Climb berpikir yang terbaik adalah menyimpan kenyataan itu sebagai kartu yang bisa digunakan Renner.
"Jika kita ingin menjadikannya sekutu, kita harus menunjukkan kartu kita juga. Itu adalah cara yang terbaik untuk membuktikan kepada Marquis bahwa kita mempercayainya."
Climb mengangguk dan membungkuk dengan hormat.
"Aku akan membawa Marquis Raeven sesegera mungkin sesuati perintah anda."
"Terima kasih Climb. Sekarang, karena itu akan memakan waktu, apakah ada yang ingin teh merah?"
Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 9:37
Blue Rose sudah tahu, Meskipun jika Marquis Raeven datang, itu akan terjadi setelah tengah hari. Bangsawan besar melakukan rapat dengan bangsawan lain di pagi hari. Akan berbeda ceritanya jika sang raja yang memanggilnya, tapi Renner masih belum memiliki kekuatan.
Jelas saja, ini akan menjadi prioritas bawah untuk Marquis, jadi ketika Climb kembali lebih awal, mereka bertanya-tanya jika dia ditolak ketika di gerbang. Namun, ketika mereka melihat dua orang yang berdiri di belakang Climb, mereka tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut mereka.
Salah satunya adalah Marquis Raeven. Penampilannya bisa disebut tidak kurang dari rapi sekali. Dia memakai sepasang benda yang terbuat dari binatang buas, atau mungkin monster, bulu berkualitas tinggi, disulam dengan benang emas. Di sekeliling kancing-kancing dan lengan bajunya, corak yang rumit dipasang, dan dari caranya yang memantulkan cahaya, ada banyak pertama dengan ukuran sebesar kacang di sana. Baju dari kelas tertinggi dipakai hanya dalam kesempatan yang penting, benar-benar cocok denganya sebagai salah satu dari Bangsawan besar.
Orang yang selanjutnya adalah orang yang agak gemuk. Renner melihat ke arahnya dengan ekspresi terkejut.
"Kakak."
"Oi, adikku dari ibu yang lain. Kamu terlihat sehat seperti biasanya... Oh, ternyata ada putri dari keluarga Alvein, lalu apakah dia adalah Blue Rose yang terkenal? Bisa melihat petualang dengan peringkat adamantium disini."
Pria yang masuk tanpa mengetuk adalah pangeran kedua, Zanack Barleon Igana Ryle Vaiself. Saat Lakyus menunjukkan tanda hormat kepada keluarga raja, dia berbicara dengan sikap yang santai.
"Aku datang karena kedengarannya seperti diskusi yang menarik."
"Sesuai perintah anda, Putri Renner."
"Terima kasih sudah datang, Marquis Renner. Silahkan angkat kepala anda."
Renner berdiri untuk menyambut kakaknya yang lebih tinggi dalam garis pewaris takhta sebelum bicara. Saat Marquis Raeven mengangkat kepalanya, dia memiliki senyum tipis di wajahnya. Itu benar-benar senyum yang mengerikan dan membuat orang lain merasa tidak nyaman, tapi senyum lainnya tidak akan cocok dengannya.
"Apakah ada masalah mengirimkan orang lainnya ke ruangan lain?"
"Seperti yang anda katakan kakak. Lakyus, Climb, bisakah kalian menungguku di dalam ruangan lain?"
"Baiklah."
Lakyus menerimanya tanpa protes dan mengisyaratkan kepada rekan-rekannya untuk menuju ruangan lain. Mereka akan bersiap tanpa penundaan di ruangan lain. Blue Rose dan Climb membungkukkan kepala mereka dan menghilang ke dalam ruangan lain. Setelah melihat mereka pergi, Renner menuntun keduanya menuju meja.
"Silahkan duduk."
"Tentu saja, Putri Renner."
"Baiklah, adikku tersayang."
Satu orang duduk dengan kelas yang tinggi dan yang lainya hanya meletakkan pantatnya di sana. Renner menuangkan secangkir teh merah dan mendorongnya kepada Marquis Raeven.
"Suatu kehormatan dituangkan sendiri oleh sang putri kepada saya."
"Maafkan aku itu hanya hangat."
"Hmmm, apakah tidak ada untukku?"
Zanack melihat ke arah mereka berdua dengan wajah kecewa.
"Wah, wah... aku kira kakak tidak suka teh."
"Yea, aku tidak suka air aneh yang diwarnai oleh daun teh, tapi daripada tidak ada untuk diminum."
"Apakah aku harus bilang kepada para pelayan untuk membawakan sesuatu kemari? Apakah kakak lebih suka dengan minuman keras?"
"Tidak perduli teh merah. Tidak perlu memberitahu pelayan."
"Jika kita bertindak sekarang, para pelayan tidak akan memiliki peluang untuk mengirimkan informasi kepada keluarga mereka."
"Bukankah kita harus hati-hati? Lidah wanita sangat longgar. Terutama para pelayan yang bekerja di istana. Mereka lebih cepat dari kelihatannya."
Dengan sebuah senyuman, Renner menuangkan secangkir teh merah dan menempatkannya di depan Zanack.
"Hmmm.... Kamu sudah menguji jaringan informasi para pelayan, ya kan."
"Apa yang anda bicarakan?"
"Yah, tidak masalah."
Zanack membalas dengan kasar dan menyeduh teh merah sebelum mengeluarkan lidahnya dari rasa yang pahit.
"Tapi, Putri Renner, apa masalahnya sudah sepagi ini? Tentu saja, saya selalu bersiap untuk menerima panggilan anda."
"Terima kasih, Marquis Raeven, Kita tidak punya banyak waktu jadi aku akan langsung saja. Aku ingin meminjam kebijaksanaanmu."
Dengan sebuah batuk ringan, dia bicara sejujurnya. Mata Marquis Raeven menjadi lebar dan ada cahaya terkejut padanya. Namun, mata itu kembali biasa ketika dia sudah tenang lagi.
"Kebijaksanaan saya. Jika itu adalah masalah yang tidak bisa anda pecahkan... Saya tidak yakin jika saya bisa banyak membantu."
"Aku juga tidak yakin, Marquis Raeven. Lagipula, tentang masalah yang ada di dalam istana, tak ada yang lebih berbakat selain darimu."
Marquis Raeven dan sang pangeran saling menatap.
Renner hampir tak pernah mengantisipasi perebutan kekuasaan. Namun, apa yang dia maksud dengan "masalah di dalam istana"? Marquis Raeven tertawa kecil. Ketika kamu kekurangan informasi, akan lebih baik untuk mengumpulkannya daripada menebak-nebak dan mengeluarkan kesimpulan yang salah.
"Jadi bagaimana aku bisa membantu anda?"
"Aku harap dirimu, pemimpin tersembunyi dari Fraksi Kerajaan, bukan, yang mengendalikan Fraksi Kerajaan dari bayangan, meminjamkan aku pasukan rumahmu."
"...Apa?"
Marquis Raeven membuat ekspresi seakan ada ledakan magic yang tepat terjadi di depannya. Siapapun akan terkejut jika mereka ada di sana. Lagipula, Marquis Raeven bukan orang yang dengan mudah merubah ekspresinya. Namun, dia hanya bisa bereaksi seperti itu. Jika itu adalah bangsawan lain, dia pasti akan tertawa. Tapi ini adalah kebenaran yang disembunyikan lama.
Marquis Raeven sudah lama dianggap sebagai seekor tikus yang akan pergi diantara dua fraksi yang cocok dengannya, tapi pada kenyataannya dia memerintah Fraksi Keluarga kerajaan dan mencegah peperangan saudara terjadi. Jika pria yang disebut sebagai Marquis Raeven tidak ada, Kingdom pasti sudah roboh. Di sisi lain, Zanack menahan nafas.
Dia sudah tahu jika Renner benar-benar pandai, seorang monster dengan bentuk manusia. Tapi tanpa seorangpun sebagai tangan dan kakinya, dia seperti dikurung di dalam istana. Bagaimana bisa dia mendapatkan kesimpulan itu? Di seluruh Kingdom, Zanack adalah satu-satunya yang mengetahuinya. Kedua orang itu langsung berpikir bahwa dia mungkin hanya membual, tapi langsung mengabaikan pemikiran itu. Dari nada Renner, tak ada yang membayangkan bahwa dia bebohong. Keduanya terus menerus menghadapi orang yang penuh kebohongan, dan mereka masih tidak bisa memutuskan jika dia bohong atau tidak. Renner mengabaikan Marquis yang ternganga dan melanjutkan ceritanya.
"...Mungkin aku harus memastikannya dengan bangsawan lain di fraksi kerajaan, tapi Marquis Volumlashu sering membocorkan informasi kepada Empire, jika begitu..."
"Ap, apa?"
"Tunggu sebentar!"
Bahkan lebih keras dari suara patah-patah Zanack, Marquis Raeven mengangkat suaranya.
"Marquis Volumlashu.."
"Anda tahu, ya kan? Itulah kenapa anda memastikan bahwa Marquise tidak memiliki akses kepada informasi terlalu banyak."
Kedua orang pria itu melihat ke arah Renner dengan mulut yang terbuka lebar.
Part 3[edit]
Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 21:00
Climb memegang sebuah gumpalan hitam di tangannya. Benda itu sedikit menggeliat. Gumpalan hitam itu solid, tapi mengambil bentuk obyek yang sangat lunak dan ditarik oleh gravitasi. Climb memecahkan benda aneh yang mirip kelereng itu ke arah armornya. Kelereng itu membuat titik-titik warna hitam yang tersebar ke seluruh armor Climb.
Beberapa orang akan mencurigai jika ada tinta hitam di dalam kelereng tersebut. Efek dari kelereng itu tidak berakhir disana. Titik-titik hitam itu mulai bergoyang dan mulai menyebar ke seluruh armornya, menutupi permukaan itu dengan substansi hitam. Dalam beberapa detik saja armor putih yang mengkilap milik Climb berubah menjadi hitam legam.
Kelereng yang digunakan oleh Climb adalah item magic yang disebut 'Magic Dyes'. Item magic kelas atas yang sering memberikan tambahan pertahanan terhadap panas atau dingin, tapi yang digunakan Climb hanya bisa merubah warna. Alasan dia menggunakan item ini jelas karena armor putih yang mencolok miliknya.
Lakyus memanggil pimpinan dari masing-masing kelompok dan Climb pergi ke arahnya. Yang berdiri di tengah adalah seorang warrior wanita dengan berbagai macam perlengkapan. Pertama yang masuk dalam pandangan adalah pedang Magic yang terkenal Kilineiram. Pedang itu berukuran sama dengan bastard sword dan disarungkan, jadi Climb tidak bisa meilhat pedang yang terkenal itu yang mana seharusnya mengingatkan kepada pengamat akan kegelapan malam yang lekat. Meskipun hanya gagangnya yang indah. Di dalam batu safir hitam yang menempel pada ujung gagang ada api yang terbakar dengan terang. Armor yang dia pakai memancarkan sebuah cara yang mengimplikasikan bahwa armor itu tidak dibuat dari material yang kurang dari platinum dan emas. Itu adalah sebuah armor dengan unicorn yang terpahat di seluruhnya dan dikatakan bahwa hanya perawan atau perjaka yang bisa memakainya sehingga tidak mengotori armor itu - 'Virgin Snow'.
Dibandingkan hiasannya dan armor yang mencolok, jubahnya terlihat seperti dibuat dari bahan abu-abu sederhana. Item ini disebut 'Cloak of Rat Speed' dan meningkatkan kecepatan gerakan, kelincahan dan penghindaran. Itu adalah item magic yang luar biasa kuat dan tak bisa dibayangkan, mempertimbangkan penampilannya. Dia kelihatannya belum mengaktifkan item magic miliknya yang terkenal 'Floating Sword'. Alasan mengapa Lakyus masih memakai perlengkapannya yang mencolok adalah dia bisa saja menyamarkannya sewaktu-waktu dengan magic miliknya.
Mereka yang berdiri di sampingnya semuanya adalah wajah-wajah yang sudah dikenal. Anggota Blue Rose dan Gazef Stronoff. Berdiri disamping mereka, Climb hanya berpikir jika dia tidak pantas berdiri disana.
Lakyus menjelaskan rencana penyerangan bangunan Eight Finger. Namun, karena hanya ada tujuh kelompok, rencana itu diperbaiki agar segera setelah sebuah kelompok selesai menaklukkan sebuah tempat, pemimpin dari kelompok itu dan pengawal pribadi Marquis Raeven - yang semuanya adalah mantan petualang yang memiliki peringkat di atas mythrill - akan segera bergegas ke target terakhir dan sisanya akan membersihkan tempat yang ditugaskan kepada mereka. Tujuannya adalah untuk menetralkan dan menangkap siapapun sebisa mungkin, tapi membunuh mereka jika mereka melawan juga diperbolehkan. Lakyus melanjutkan dan memperingatkan semuanya.
"Lawan kalian adalah pasukan yang mengendalikan dunia bawah tanah. Mungkin saja akan ada jebakan atau lawan tangguh yang tidak bisa diduga. Jangan pernah mengendurkan kewaspadaan."
Tubuh Climb merasa ngeri. Itu bukan karena takut, tapi karena peran krusial yang ditugaskan padanya. Dibandingkan dengan pemimpin kelompok lain, kemampuan dan skill Climb benar-benar sangat kurang. Satu-satunya alasan dia dituaskan sebagai pimpinan adalah karena dia bukan prajurit biasa, dan pembantu pribadinya akan mendukung dia. Bahkan tim mantan petualang dengan peringkat orichalcum milik Marquis Raeven ditugaskan kepadanya. Di bawah situasi ini tidak mungkin baginya untuk menolak.
Ditambah, momen saat dia menyadari mengapa dia dipilih sebagai pemimpin kelompok, dia tidak bisa hanya duduk-duduk saja. Blue Rose, Marquis Raeven, Gazef Stronoff, dan jika ada sesuatu yang gawat, Pangeran Zanack juga. Tidak ada siapapun yang mewakili Renner. Oleh karena itu, dengan membuat Climb sebagai salah satu pimpinan kelompok, Renner ingin menunjukkan bahwa dia memiliki andil besar dalam rencana ini pula.
Kelihatannya ini adalah ulah dari Pangeran Zanack dan Marquis Raeven, tapi mengapa mereka melakukan hal itu?
Alasan itu masih merupakan misteri bagi Climb. Namun, misi menyebarkan pengetahuan bahwa Putri Renner bekerja keras untuk rakyat Kingdom memberinya kekuatan.
Pembicaraan kecil mengenai persiapan sudah selesai dan semuanya menyebar. Ketika dia kembali ke kelompoknya, pria yang berdiri di depan kelompok itu berdiri dengan suara yang santai.
"Apakah kamu siap?"
Pria itu adalah Brain Unglaus, wakil pimpinan dari kelompok Climb dan pembantu pribadinya yang dibawa oleh Gazef.
"Para anggota telah siap semuanya. Saat komandan memberi aba-aba, kita akan langsung bergerak keluar. Kita akan mengambil rute ini. Teman kita disana akan membantu untuk memilih."
Ada garis merah yang menuntun melalui jalanan di peta ibukota yang diserahkan oleh Brain. Setelah melihat ke peta, Climb melihat ke arah pria yang ditunjuk oleh Brain. Itu adalah salah satu pria dari tim mantan petualang peringkat Orichalcum. Seakan mengenali tatapan Climb, dia melambaikan tangan menyapanya.
Climb sedikit membungkukkan kepalanya kepada pria yang jauh lebih tua darinya. Biasanya para anggota akan mengerutkan dahi jika seorang pemimpin kelompok membungkukkan kepalanya kepada anggota lain dari kelompok, tapi karena Climb, yang tidak memiliki kekuatan yang sebenarnya untuk dibicarakan, adalah pimpinan, dia akan membutuhkan bantuan dari orang lain daripada sendirian berdiri di garis depan penyerangan. Saat mereka berbagi percakapan, seorang manusia yang besar mendekati Climb dan bicara.
"Oi, bocah cherry."
Climb berharap dia tidak memanggilnya seperti itu. Saat Climb mati-matian memikirkan hal itu di kepalanya, dia merasakan tatapan yang ditujukan padanya berubah. Dia lega tidak ada yang menghina. Beberapa diantara mereka seperti tatapan orang dewasa yang melihat anak kecil, dan beberapa diantaranya adalah rasa persahabatan yang kuat.
"Ada apa, Gagaran-sama?"
Dibandingkan ketika di penginapan, dia ditutupi oleh item magic kelas satu. Full Plate Mail merahnya memiliki duri dan mata seperti dekorasi di sekitar area dada. Itu adalah armor miliknya yang terkenal, 'Gaze Bane'. Gauntlet (Sarung tangan) miliknya sedikit berbeda dan terdapat dekorasi ular yang melingkarinya. Itu adalah barang kuno yang digunakan untuk mempercepat akselerasi penyembuhan, 'Gauntlets of Kerykerion'. Di sekeliling pinggangnya adalah War Pick (Semacam kapak perang) yang disebut 'Fel Iron' dan jubah merah mewah yang cocok dengan keluarga raja yang dikenal sebagai 'Vest of Resistance', 'Dragontooth Amulet', 'Belt of Greater Power', 'Wing Boost', 'Circlet Twister' dan bahkan cincin-cincin yang ditambahi magic.
Ini adalah perlengkapan dari salah satu Warrior terkuat di Kingdom, Gagaran. Setiap buah dari item itu cukup mahal sehingga bisa membuat mata seseorang melompat keluar. Satu-satunya alasan dia bisa membeli perlengkapan seperti itu adalah karena dia seorang petualang dengan peringkat Adamantium. Evileye, Tina dan Tia juga memakai perlengkapan yang bisa dikenali sebagai tingkat tertinggi dengan sekali tatap.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengusap pantai si bocah Cherry sekali lagi."
Mungkin maksudnya adalah dia khawatir dengan Climb, tapi Climb benar-benar berharap Gagaran berhenti memanggilnya seperti itu. Climb bisa menanggalkan julukan seperti itu jika mau di dalam salah satu toko-toko tersebut, tapi Climb tidak menginginkannya. Jauh di dalam hati, Climb menangis, tapi Gagaran menatap Brain dengan mata seperti elang.
"Brain Unglaus. Pria yang bertarung setara dengan Kapten Prajurit Kerajaan... Cerita itu bukanlah sebuah kebohongan ataupun berlebihan."
"Warrior dari Blue Rose Gagaran. Anda benar-benar... kuat. Benar-benar layak sebagai seorang warrior dari kelompok berperingkat adamantium. Jadi, apakah aku lulus?"
Climb melihat ke arah Brain seakan bertanya apa yang dia maksud dengan lulus. Brain mengangkat bahunya dan bilang kepada Climb apa maksud Gagaran sebenarnya.
"Dia kemari untuk melihat apakah orang yang cukup bisa dipercaya bisa dipercayakan kepadamu."
"Benarkah itu?"
"Apa yang kalian bicarakan... Mengapa aku peduli dengan apa yang terjadi padamu. Hanya saja akan sayang sekali jika si bocah cherry ini mati, jadi aku kemari untuk melihat apakah kamu bisa menanganinya. Tetap saja, aku bisa melihat bahwa bukan kebetulan kamu bisa menangkap 'Devil of Illusions . Sebuah semangat tempur yang kuat. Aku bisa merasakan meskipun tanpa melakukan sparring denganmu. Jika itu adalah kamu, akan sangat mudah."
"Gee, trims. Aku bisa melihat rumor-rumor tentangmu juga benar. Tapi sebaiknya waspada. Di dunia ini, ada monster-monster yang cukup kuat untuk membunuh kita dengan sekejap."
"Oh-ho, kamu adalah salah satu tipe yang hati-hati. Pria sepertimu tidak buruk juga. Kamu mungkin bukan seorang bocah cherry, bagaimana?"
"Tidak terima kasih. Kurasa aku bisa meledak karena tekanannya."
Climb tidak perlu bertanya apa yang dia maksud.
"Sayang sekali. Kalau begitu, hati-hatilah Climb."
Gagaran melambaikan tangan selamat tinggal dan menjauh. Melihat dia berjalan menjauh, Brain begumam.
"Dia adalah wanita yang baik. Bisa ditebak, mempertimbangkan penampilannya."
"Gagaran-san... Tidak, seluruh anggota Blue Rose memang seperti itu. Evileye-san mungkin juga terlihat jahat, tapi bahkan dia juga orang yang baik."
"Seorang magic caster yang memakai topeng.. Ngomong-ngomong, Ainz Ooal Gown yang disebutkan Gazef juga memakai topeng. Apakah itu tren fashion terkini diantara para magic caster?..Hmmm? kelihatannya kita akan segera berangkat."
"Kelihatannya begitu. Jika kita ingin mengkoordinasikan waktu dengan kelompok yang akan pergi jauh, memang sudah waktunya."
Dua orang itu bisa melihat sebuah kelompok yang sudah agak jauh di depan. Climb melihat sekeliling untuk mengamati jika dia bisa menemukan wanita tertentu, tapi tentu saja dia tidak bisa menemukannya. Dia pasti bersama pangeran Zanack sekarang. Dia tahu seberapa banyak pekerjaan yang harus Renner lakukan, namun masih bertanya-tanya jika sedikit sensasi kesedihannya karena keegoisannya sendiri.
"Kalau begitu mari kita pergi, Climb?"
"..Ya! Segera."
Climb memerintahkan kelompoknya untuk mulai bergerak. Pemimpin kelompok Climb, wakil pimpinan Brain Unglaus, empat mantan petualang peringkat orichalcum, 20 prajurit dari pasukan rumahan Marquis Raeven, begitu juga dengan beberapa cleric kelas tinggi yang Marquis Raeven ketahui dan dipinjamkan oleh Guild Magician secara rahasia dengan total 32 orang. Di dalam kegelapan malam, mereka berangkat tanpa suara.
Part 4[edit]
Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 20:31
"Tidak kusangka Ainz-sama akan mengirimkan pasukan seperti ini... Aku harus berterima kasih kepada Ainz-sama dengan benar."
Itu adalah kalimat pertama dari Sebas setelah melihat sekeliling mereka yang berkumpul di rumah besar di ibukota. Dengan Demiurge sebagai pemimpin mereka, Guardian Floor Shalltear dan mare, begitu juga Pleiades Solution dan Entoma juga hadi. Ada juga beberapa bawahan level tinggi dari Demiurge, para Evil Lord. Itu benar-benar pasukan yang luar biasa. Seseorang mungkin akan berkata itu adalah terlalu berlebihan.
"Terutama para guardian yang berlomba-lomba untuk tempat pertama dalam hal kekuatan yang telah hadir..."
"Sesuai perintah Ainz-sama, Aku, Demiurge akan mengambil kendali perinta... Apakah ada yang membantah, Sebas?"
"Tentu saja tidak."
"Kalau begitu aku akan menyingkirkan ini agar tidak ada kesalahpahaman diantara kita. Ainz-sama memang memerintahkan kita untuk menyelamatkan Tsuare, tapi alasan mengeluarkan kekuatan seperti ini adalah untuk menghukum si dungu Eight Finger yang telah melakukan dosa besar terhadap Supreme Being."
"Aku juga tahu sangat betul. Menyelamatkan Tsuare hanyalah tujuan kedua."
"Benar sekali. Aku ragu Tsuare ini memiliki penolakan terhadap magic kebangkitan (revival), jadi satu-satunya alasan aku akan mencoba menyelamatkannya hidup-hidup karena saranmu."
Itu bukan nada yang menyenangkan.
"Meskipun begitu, jika dia sudah mati, akan ada masalah besar dalam menemukannya. Jika aku adalah musuh, aku akan melemparkan kepalanya yang sudah terpenggal kepada para idiot yang datang."
"Aku kira kamu akan lebih memilih menunjukkan pemandangan penyiksaanmu terhadap sandera sebagai contoh, Demiurge."
"Kesimpulan yang sangat logis. Untuk mengumpulkan penyelamat yang akan datang dan menyiksa sandera di depan mata mereka.. Hanya membayangkan hal itu membuat jantungku berdegup kencang."
"Dan apa sebenarnya yang akan membuat jantungmu berdegup kencang?"
Sebas menyembunyikan kemarahannya dibalik senyuman itu. Meskipun bagi seorang Demiurge, dia akan melihatnya menembus senyuman itu. Itu adalah akting yang terlalu kelihatan di depannya.
"Semuanya, Sebas. Semuanya."
Pupil Demiurge yang kecil mengeluarkan tatapan dingin.
"Tentu saja, jika itu adalah aku, aku bahkan akan merencanakan agar si penyelamat bisa keluar bersama dengan sandera, dan saat mereka percaya mereka sudah kabur, aku akan membalik meja itu. Semakin besar harapan mereka, semakin besar keputusasaannya."
"Itu kedengarannya menyenangkan. Jika kita mendapatkan kesempatan, aku ingin mencoba itu juga."
"Ta-Tapi jika mereka benar-benar kabur, bu-bukankah itu akan berbahaya?"
Demiurge dan Shalltear tertawa.
"Mare, itu adalah lelucon lucu yang kamu buat. Tentu saja kami akan memastikan mereka tidak bisa benar-benar kabur. Yah, jika mereka memang bisa, mereka layak dapat pujian."
"Demiurge, apakah kamu benar-benar sudah memperoleh informasi yang diperlukan untuk menghancurkan Eight Finger?"
"Tentu saja, Sebas. Aku sudah mendapatkan informasi yang diperlukan."
Sebas benar-benar terkejut. Waktu yang dihabiskan oleh Demiurge di ibukota sangat pendek, tapi baginya yang bisa mengumpulkan informasi secepat ini... Sebas tidak bisa membayangkan metode macam apa yang digunakan oleh Demiurge. Satu-satunya hal yang dia yakini adalah jika Demiurge bertindak atas perintah Tuan, dia tidak akan sedikitpun bermain-main.
"Sekarang tentang lokasinya, ada cukup banyak, tapi semua yang tersisa adalah menyerang mereka. Jika mungkin, cobalah menangkap mereka yang kelihatannya seperti memiliki informasi yang berguna, dan pastikan untuk mengingat Eight Finger ini perbuatan salah yang mereka lakukan."
Demiurge tiba-tiba berhenti, menatap Sebas sebelum melanjutkan.
"- Yang berani menodai nama yang paling hebat dan luar biasa dari Ainz Ooal Gown. Jika kita ingin membayar mereka balik yang setara dengan hinaan yang sudah mereka lakukan kepada kita, kita harus mengekstrak informasi yang lebih banyak pula. Ada yang keberatan?"
"Ti, Tidak!"
"Mereka harus membayar kekurang ajaran mereka kepada Ainz-sama dengan kematian."
"Tentu saja, tidak ada yang keberatan."
Dua Guardian dan Kepala Pelayan membalas. Pleiades dan Evil Lord hanya membungkuk tanpa berkata.
"Bagus, kalau begitu Sebas. Bisakah kamu katakan padaku lokasi tempat mereka memanggilmu? Aku harus memastikan jika itu adalah salah satu lokasi yang aku ketahui."
Ketika Sebas mengatakan alamatnya, Demiurge tersenyum.
"Apakah aku harus gembira jika itu cocok atau sedih karena ada satu tempat lagi yang kurang untuk menyerang. Itu adalah salah satu tempat yang sudah aku intai. Aku akan menyerahkan tempat itu kepadamu."
"Terima kasih. Tapi ada kemungkinan dia mungkin sudah terluka. Aku ingin membawa seseorang yang bisa menggunakan magic healing."
"Untuk menyelamatkannya adalah keinginan dari Ainz-sama pula... Solution, karena kamu memiliki kemampuan deteksi yang lebih tinggi, Aku ingin membuatmu sebagai cadangan, tapi bisakah kamu membantu Sebas?"
"Sesuai perintah anda, Demiurge-sama."
"Tapi, Demiurge, tentang manusia-manusia yang ada di dalam bangunan yang menculik Tsuare..."
"Jika kamu meninggalkan satupun sampah-sampah yang sudah mencoba menginjak-injak ucapan Ainz-sama itu hidup-hidup, Aku akan membunuhmu sendiri kali ini."
"Tidak usah khawatir Demiurge. Aku akan membantai mereka."
"Aku ingin mengatakan ini sejak lama... tidak bisakah kalian berdua lebih akrab satu sama lain?"
Sebas bisa melihat Demiurge yang membuat ekspresi ambigu dari sudut matanya. Dia membayangkan bahwa dia mungkin memiliki ekspresi yang sama. Semakin dia memikirkan tentang mengapa dia sangat tidak suka dengan Demiurge, semakin aneh rasanya. Dia benar-benar tidak apa dengan Shalltear, yang memiliki hobi yang sama dengan Demiurge, tapi Demiurge membuatnya jengkel kapanpun mereka saling bicara. Meskipun begitu, berdebat dengan Demiurge tepat sebelum misi akan memecah kebaikan dari Supreme Being. Sebas minta maaf dalam-dalam kepada tuannya dari lubuk hatinya dan membungkuk kepada Demiurge.
"Aku minta maaf telah menunjukkan sikap kurang ajar meskipun kamu datang untuk membetulkan kesalahanku."
"..Yah, itu tidak masalah. Untuk sekarang... apakah tidak apa bagimu untuk mengevakuasi Tsuare langsung ke Nazarick setelah kamu menyelamatkannya?"
"Tentu saja. Apakah semua persiapan sudah dibuat untuk menerimanya?"
"Tidak ada masalah~. Untuk hal itu, kita sudah mempersiapkan sesuai dengan itu~"
Sebas menganggukkan kepalanya kepada Entoma yang bicara sangat manis.
"Apakah ada pertanyaan lain? Tidak? kalau begitu kita akan membagi anggota ke dalam tujuh kelompok dan memutuskan dimana masing-masing kelompok akan menyerang. Tentu saja, Sebas dan Solution sudah ditugaskan, tapi pertama yang harus diwaspadai adalah... Shalltear!"
Nada Demiurge tiba-tiba menjadi kuat, membuat Shalltear terkejut.
"Apa, Ada apa, Demiurge?"
"Tolong tunggu di belakang sebagai cadangan, karena kamu akan kehilangan seluruh kendali ketika kamu basah oleh darah. Jika kamu keluar kendali dan membunuh lalat-lalat tidak berguna, itu akan menjadi sebuah masalah."
"Ti, Tidak apa! Jika aku menggunakan Spuit Lance untuk menyedot semuanya, peluang itu terjadi akan sangat kecil!"
"Masih tidak boleh. Kita harus berhati-hati dengan hal ini dan harus menghindari resikonya sebanyak mungkin. dan juga Sebas, aku minta maaf sebelumnya. Menyelamatkan Tsuare dan menghukum Eight Finger hanyalah bagian ke satu dari rencana ini. Namun, aku tidak bisa berkata apapun kepadamu tentang seluruh rencana dari bagian kedua, karena saat kamu kembali ke Nazarick setelah menyelesaikan bagian kesatu, kamu tidak lagi bagian dari rencana. Untuk menghindai kebocoran informasi apapun, kita harus menyimpannya dengan dasar yang perlu yang tahu dengan ketat."
"Aku mengerti. Kalau begitu aku akan langsung bersiap."
Ketika Sebas meninggalkan ruangan, Demiurge melanjutkan.
"Baiklah, pertama, aku akan menyampaikan informasi penting. Berkonsentrasilah dan pastikan kalian tidak melewatkan satupun. Entoma, kamu bisa membuat ilusi, benar kan? Kalau begitu tolong gunakan sesuai yang aku perintahkan kepadamu."
"Siap~"
Setelah mendengarkan seluruh detil dari Demiurge, Entoma membuat ilusi di dalam ruang kosong. Demiurge puas sekali dengan ilusi itu juga.
"Aku melarangmu untuk membunuh orang ini. Dalam keadaan yang paling gawat, kamu diperbolehkan untuk melukainya jika perlu tapi pikir ini sebagai fundamentalnya untuk tidak boleh. Terutama kamu, Shalltear."
"Kamu tak perlu terus mengingatkanku."
Shalltear menggelembungkan pipinya karena terus-terusan disebut dan Mare tersenyum pahit.
"U-umm. A-Apakah tidak apa tidak, uh, bilang kepada Sebas?"
"Seharusnya tidak apa, mempertimbangkan kepribadiannya, dia bukan seseorang yang akan melukai orang lain secara acak.. tapi untuk jaga-jaga, maukan kamu menangani ini jika ada darurat, Solution?"
"Siap, sesuai perintah anda."
Demiurge mengangguk dengan puas.
Bagian terakhir dari rencana adalah tersambung kepada seseorang yang akan membawa keuntungan besar kepada Nazarick. Jika ada kesalahan, maka ada kemungkinan tujuan akhir dari menguasai dunia, yang sudah diucapkan oleh Supreme Being Ainz Ooal Gown dengan keras, bisa tertunda. Saat Tuan bicara "Aku serahkan semuanya padamu", kesalahan tidak bisa lagi ditoleransi.
Meskipun telah menerima perintah langsung dai Albedo; Shaltear, Cocytus dan Sebas telah membuat kesalahan satu demi satu. Jika ini berlanjut, maka kemampuan dari para guardian dan anggota yang lebih kuat yang dibuat oleh Supreme Being akan dipertanyakan. Tentu saja, sang tuan tidak menunjukkan rasa tidak senang dengan kesalahan mereka, dan kegagalan Cocytus yang memang terlihat sebagai sebuah bagian dari rencana, tapi mereka tidak bisa terus-terusan mengandalkan sifat baiknya.
Kita harus membuktikan betapa bergunanya para guardian kepada Ainz-sama dengan membuat rencana ini berhasil.
Apakah ada gunanya seorang bawahan bodoh yang tidak bisa melakukan tugas mereka dengan cara yang memuaskan?
Dan jika Supreme Being yang terakhir menghilang karena kecewa...
Hanya memikirkan hal itu membuat Demiurge terdiam kaku ketakutan.
Gagal bukan sebuah pilihan. Kita harus menunjukkan hasil yang akan menghapuskan seluruh kegagalan sebelumnya.
Dengan sebuah keyakinan ini di hatinya, Demiurge melihat sekeliling kepada semuanya.
"Dan jangan lupa, orang-orang yang mencuci otak Shalltear mungkin sedang menunggu kesempatan untuk menyerang. Tak ada yang boleh meninggalkan posnya tanpa izin. Jika kamu dicurigai oleh aku sendiri atau guardian lain, angkat kedua tanganmu atau yang sama dengan hal itu sebagai bukti kesetiaanmu. Jangan bersikap mencurigakan. Jika kamu melakukannya, kami mungkin akan langsung membunuhmu untuk keamanan rencana ini. Ada pertanyaan?"
"Uh, aku baru saja bertanya, tapi bolehkah aku bertanya lagi?"
Demiurge memberi Mare senyuman lembut dan mengisyaratkan kepadanya untuk melanjutkan.
"Ah, yea. S-Sebas tidak memiliki World Class Item seperti kita. Apakah dia tidak apa?"
"Sesuai rencana Ainz-sama, dia akan menjadi uampan. Jika musuh memakannya, maka itu akan hebat. Albedo sedang mengamati dari ruang takhta jika saja musuh jatuh ke dalam umpan. Dan juga, bagi mereka yang tidak bisa menggunakan 'Message', jangan bertindak sendirian. Aku akan mengawasi seluruh operasi, jadi datanglah kepadaku sebagai gantinya. Dalam keadaan darurat atau jika ada alasan kamu tidak bisa menghubungiku, Aku sudah bilang kepada Mare semua rencananya dan dia akan bertindak sebagai Wakil pemegang kendali perintah."
"Ba.. Bagaimana denganku..?"
"Maaf Shalltear, tapi seperti yang aku katakan, aku tidak bisa mempercayaimu sepenuhnya, jadi kamu adalah cadangan. Haaa.... haus darahmu yang tak bisa dikendalikan bisa benar-benar membuat khawatir."
"Aku paham, aku paham, baiklah!"
"Segera setelah bagian kesatu selesai, kita akan langsung memasuki bagian kedua. Aku akan menjelaskannya kepadamu sekarang. Ini adalah yang sebenarnya, jadi perhati-.. Ada apa?"
"Satu Shadow Demon bergoyang di bayangan Demiurge dan membisikkan informasi baru ke dalam telinganya."
"Begitukah? Itu memang sudah terakhir, tapi mau bagaimana lagi."
Itu adalah masalah yang benar-benar menjengkelkan tapi sesuatu yang tidak bisa diabaikan.
"Mare, ini adalah informasi baru. Kita memiliki persembunyian baru dari Eight Finger untuk diserang. Maafkan aku, tapi aku akan membutuhkanmu untuk menuju kesana malahan. Kamu mungkin tidak cukup tenaga, tapi aku akan mengirimkan Entoma sebagai dukungan."
"I, Iya, um, serahkan padaku!"
"Jawaban yang bagus. Kita akan membicarakan detilnya nanti, tapi untuk sekarang biar kujelaskan Operasi Gehenna ketika semuanya ada disini. Ini adalah bagian terpenting dari rencana kita akan melakukan di dalam Kingdom, jadi perhatikan baik-baik."