Seirei Tsukai no Balde Dance:Jilid8 Bab 5

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 5 - Malam Sebelum Final[edit]

Bagian 1[edit]

Sore hari. Senja menggantung di atas «Ragna Ys» yang mengambang di langit Astral Zero.

Setelah menghabiskan hari bergolak dengan Leonora, Kamito kembali dengan Ellis dan Fianna, yang kebetulan berada di kolam renang, ke kastil mereka menginap.

Setelah ini, ramalan tentang final akan disampaikan oleh lima putri roh di «Grand Shrine» «Divine Ritual Institute». Mereka akan merapatkan sekali dengan seluruh tim untuk mendiskusikan rencana mereka kedepan.

Dia mandi kemudian pergi ke kamar Claire dan mengetuk.

"Claire, sudah waktunya."

"Ya, persiapan sudah lengkap. Kau boleh masuk."

Dia membuka pintu dan menemukan Claire dan yang lain duduk di atas tempat tidur bermain Old Maid.

"Aku menang. Itu membuat 17 kemenangan dengan 2 kekalahan."

Claire melemparkan kartu.

"S-Satu kali lagi!"

"Ini akan sama saja tidak peduli berapa kali kita melakukannya. Kau adalah sebuah buku yang terbuka."

"...... ~! S-Sungguh membuat frustasi!"

Rinslet berseru dengan mata berkaca-kaca.

Tampaknya mereka berdua telah melakukan pemurnian sederhana dalam kamar mandi seperti rambut mereka yang basah.

...... Rambut yang menempel di leher mereka entah bagaimana sangat seksi.

"Apakah kau bermain kartu sepanjang waktu?"

"Ya, itu memanas tanpa aku sadari!"

"Meskipun aku juga berpikir tentang mengundang kamu, kemana saja kamu sepanjang waktu ini?"

"Ah, tidak, aku hanya pergi ke kota untuk makan siang ......"

...... Tidak mungkin dia bisa mengatakan bahwa dia telah berkencan dengan ace dari tim musuh.

"Astaga, jika itu makan siang, aku akan membuatkan untuk kamu."

"B-Bahkan aku setidaknya bisa membuat makan siang ......!"

"...... Tidak, makan abu untuk makan malam itu terlalu berat di perutku."

Kamito bergumam sambil mengalirkan keringat dingin.

"Kamito, selamat datang kembali."

Est yang telah bermain dengan Scarlet berlari mendekat.

"Ya. Maaf untuk meninggalkan kamu pagi ini. Ini, kue dari sebuah toko."

Kamito memberikan kotak kue dan mata roh pedang itu menyala.

Saat itu, Ellis membuka pintu dan masuk.

"Semuanya, apa yang kalian lakukan? Kita akan terlambat jika kita tidak terburu-buru."

"...... Masih ada satu jam lagi."

Claire mendesah tak percaya.

Bagian 2[edit]

Para bangsawan sudah berkumpul di Grand Shrine.

Sebuah api unggun menyala megah di depan gerbang batu besar dan nyanyian khidmat dari princess maiden «Divine Ritual Institute» bisa didengar.

Tidak diragukan lagi, kelima putri roh menerima ramalan pada jangkauan terdalam dari Grand Shrine.

"...... Ada banyak orang seperti biasa."

"Claire, jika kamu takut, apakah kamu ingin berpegangan tangan?"

"Y-Ya ...... tunggu, aku t-tidak takut!"

Kamito menggodanya dan Claire memalingkan wajahnya dari dia.

Mereka berjalan menyusuri lorong membentang dari gerbang batu dan,

"Ahh, Onee-sama dan semuanya!"

Adik Rinslet itu melambaikan tangannya setelah melihat mereka.

"Mireille!"

Rinslet memeluk adiknya yang datang mendekat.

"Karena kamu disini tidak dengan ayah, kamu akan tersesat dalam kerumunan tersebut."

"Milla disini jadi aku baik-baik saja."

Milla sang maid mengangguk dari belakang Mireille.

"Memang benar, tapi ....ngomong-ngomong, kamu disini tidak dengan Carol?"

"...... Ya, kami bersama dia setengah jalan, tapi sepertinya kami kehilangan dia."

"Aku minta maaf. Aku harus menemani nona Mireille jadi...."

Milla menunduk seolah-olah dia tidak punya alasan.

"Tidak, Carol selalu menghilang."

Rinslet mendesah.

"...... Aku punya pertanyaan ini untuk sementara waktu, tapi bagaimana Carol lulus ujian kerja Laurenfrost?"

"Kriteria yang terpenting dari seorang maid Laurenfrost adalah bahwa dia imut."

Rinslet mengatakannya seolah-olah itu sangat jelas.

"...... Yah, benar, Carol dan Milla memenuhi syarat itu."

"......!"

Telinga Milla berkedut dalam menanggapi kata-kata Kamito.

"Oh, telingamu berwarna merah, Milla, ada apa?"

"...... Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja."

Milla menjawab tanpa ekspresi atas senyuman menggoda Mireille itu.

"Haa, Kamito benar-benar raja iblis alami ......"

Fianna mendesah.

Dan.

"Permisi, Kazehaya Kamito-dono."

"---?"

Tiba-tiba, bahunya ditabrak dari belakang.

Berbalik, seorang pria tua dengan fisik menakutkan menatap tajam pada Kamito.

Wajah tak kenal takut seperti elang. Rambut biru itu dipangkas pendek.

... Dia entah bagaimana mendapat kesan bahwa ada kemiripan besar untuk seseorang yang dia kenal dengan baik.

"Umm, Anda ---"

Kamito mengernyitkan alisnya dengan kecurigaan dan,

"Kakek!"

Ellis mengeluarkan suara terkejut dari samping Kamito.

"Kakek ...... Tunggu, tidak mungkin!"

Kamito menyadari.

Lalu orang tua ini adalah ---

(Penasihat utama Kekaisaran mengenai masalah-masalah militer, Duke Fahrengart ---)

Seorang pahlawan dari Perang Ranbal yang telah memberikan kontribusi besar. Berbicara Jujur, lebih dari kata dari mulut, hanya melihat dia, dia adalah seorang bangsawan penting.

Claire, Rinslet dan bahkan Fianna yang berasal dari keluarga kerajaan membungkuk hormat.

Kamito, yang menatap kosong dengan takjub, dengan ringan disikut oleh Claire dan buru-buru membungkuk hormat.

"kalian tidak perlu begitu formal. Angkatlah kepala Kalian."

Duke Fahrengart mengangguk dengan tenang dan memukul bahu Kamito.

"Aku telah mendengar banyak tentang kamu dari Ellis. Prestasimu di «Blade Dance» benar-benar mengagumkan."

"...... Umm, itu suatu kehormatan."

Kamito menjawab seperti itu saat masih bingung. Dia membayangkan bahwa dia akan menjadi seseorang yang lebih cerewet karena dia adalah kakeknya Ellis, tapi dia tampaknya tenang secara tidak terduga.

"Kami mempersulit kamu dengan masalah Velsaria. Aku diberitahu bahwa kamu adalah orang yang telah memutuskan pemikiran-pemikiran sesat bodoh itu. Dia bilang dia ingin bertemu kamu sekali lagi setelah dia menyelesaikan penebusan untuk kejahatannya."

"Ah, Ane-ue melakukan itu, pada Kamito ......?"

Ellis menyela, tampak seperti dia ragu.

"Apa kau tertarik?"

Duke Fahrengart menggoda menepuk kepala cucunya.

"T-Tidak, itu ......"

Wajah Ellis memerah terang dan dia melingkarkan jari-jarinya.

Melihat itu, Duke Fahrengart mengangguk seperti dia menegaskan sesuatu dan,

"Kamito-dono."

"Eh?"

Dia bersandar di dekat telinga Kamito dan berbisik.

"Aku menterahkan Ellis kepada kamu. Dia memiliki poin yang terlalu serius dan keras kepala tapi dia seorang gadis yang sungguh-sungguh. Aku percaya kamu tidak memiliki masalah dengan kelakuannya?"

"Umm, apa yang Anda ......"

Dia mencoba bertanya tapi bahunya diremas

"Namun ---"

Suara Duke Fahrengart menurun.

"Hubungan gelap tidak diperbolehkan. Kamu lebih baik mengingat ini. Jika kamu membuat cucuku menangis, kekuatan militer penuh Fahrengart House yang berdiri diatas kelas prajurit akan menjadi musuhmu."

Grind, grind, grind ...... jari-jari orang tua itu mencengkram bahunya.

(..... orang tua ini memiliki cengkraman yang gila!)

Kamito gemetar ...... jika dia membuat Ellis menangis, dia mungkin benar-benar akan dibunuh.

"Dengan itu, aku akan mengundurkan diri di sini. Aku akan berharap untuk kemenangan kamu."

Duke Fahrengart tersenyum lembut dan pergi diam-diam.

"......"

"Ka-Kamito, apa yang kakekku katakan kepada kamu?"

"Ah, tidak, dia mempercayakan kamu kepada ku. T-Tentu saja yang dia maksudkan sebagai rekan satu tim."

Kamito menggaruk kepalanya sambil mengalihkan matanya dan,

"A-Aku mengerti......"

Ellis memegang tangan ke dadanya seakan lega.

"--- Tampaknya tim lain juga telah datang."

Semua orang berpaling ke gerbang batu oleh kata-kata Claire.

Orang-orang yang masuk adalah «Knights of the Dragon Emperor» dipimpin oleh Leonora Lancaster.

"Leonora ---"

Kamito hendak memanggil tapi ---

Dia berubah pikiran ketika mata mereka bertemu.

--- Lain kali kita bertukar kata-kata saat ketika kita menari pedang.

Dia teringat kata-kata yang dia katakan saat mereka berpisah.

Bertukar kata-kata tidak perlukan. Apa yang datang kemudian hanya serangan pedang secara serius.

Leonora tersenyum tanpa rasa takut dan segera mengalihkan matanya ke tempat lain dan pergi.

"...... Aku merasakan divine power yang menakjubkan. Sepertinya mereka juga sudah naik tingkat."

"Ya. Leonora sekarang mungkin lebih kuat daripada dirinya ketika «Dragon Blood» mengamuk. Matanya tidak memiliki jejak keragu-raguan."

"...... Mu, Kamito mengamati Leonora-dono sedikit lebih teliti."

"Benar-benar, kamu setidaknya menjinakkan dia dengan kencan tersebut."

"Aku bilang itu bukan kencan!"

Kamito menggeleng dengan gugup dalam menanggapi tatapan ketidakpuasan dari Ellis dan Fianna.

Yang berikutnya muncul adalah «Sacred Spirit Knight» yang telah maju melewati «Tempest» di tempat kedua.

Mereka mengenakan seragam seperti kebalikan dari «Rupture Division». Sejak Kerajaan Rossvale telah merdeka dari Lugia, itu telah diduga.

Berdiri didepan adalah sang Paladin --- Luminaris Saint Leisched.

Dengan rambut pirang brilian nya terjalin, seorang ksatria berusia sembilan belas tahun. Dia adalah orang yang kuat yang telah bertarung dengan Kamito di «Blade Dance» pada kejuaraan tiga tahun sebelumnya.

(...... Dia adalah pengguna roh suci yang kuat. Aku mengalami pertempuran sulit melawan dirinya.)

Kamito teringat waktu itu.

Sebuah roh atribut suci memiliki ketahanan yang kuat untuk roh kegelapan. Akibatnya, Elemental Waffe kegelapan miliknya, «Vorpal Sword», benar-benar ditolak.

Sepertinya dia berusaha membalas dendam terhadap Ren Ashbell selama tiga tahun, ditegaskan dengan menekan tim lemah di sekitarnya di «Tempest».

(...... Ini mungkin sesuatu seperti memiliki kesimpulan di final.)

Dimulai dengan, dia pikir komandan «Tim Inferno» adalah Ren Ashbell yang sebenarnya tapi ---

"Ini sudah waktunya. Apakah «Tim Inferno» tidak berencana untuk muncul?"

"Yah, selama mereka meninggalkan sebuah familiar, mereka dapat mendengarkan ramalan."

Kamito menjawab gumaman Claire.

Dan. Aula tiba-tiba menjadi berisik dan kemudian jatuh ke dalam keheningan.

Princess maiden terbungkus pakaian ritual putih datang dari pintu altar terdalam.

Kelima gadis roh yang secara langsung melayani «Lima Raja Roh Agung». Wajah mereka diselimuti oleh tabir sehingga penonton tidak bisa melihat mereka.

"Reicha yang terjauh di sebelah kiri."

Fianna berbisik sehingga hanya Kamito yang bisa mendengar.

Bahkan gadis yang dia memiliki kesan yang tak tergoyahkan itu dia adalah seorang gadis normal saat mereka bertemu di «Grand Shrine» sekarang ini terbungkus dalam suasana khidmat.

Putri roh di pusat terus keluar ke depan kuil.

Semua orang menjadi diam dan memperhatikan kata-kata yang berasal dari bibir mereka.

Kemudian ---

"--- Sekarang saya akan menyampaikan ramalan raja roh."

Suara putri roh yang bermartabat diperkeras sepanjang aula dengan kekuatan roh angin.

"--- Tahap untuk final adalah ibukota lama yang ditinggalkan, «Megidoa»."

Bagian 3[edit]

Berpisah dari kelompok Mireille, mereka keluar dari «Grand Shrine».

angin malam yang menyegarkan menanggung hiruk-pikuk penonton yang banyak.

"--- ibukota ditinggalkan «Megidoa», huh."

Kamito bergumam sambil berjalan di sepanjang bukit landai.

"...... Itu tak terduga. Untuk berpikir bahwa tempat yang aku belum pernah dengar akan muncul. Setidaknya, seharusnya bukan panggung untuk «Blade Dance» sampai sekarang."

Fianna mengatakan sambil mengangkat bahu. Karena dia yang datang dari «Divine Ritual Institute» tidak memiliki pengetahuan tentang itu, disana adalah sebuah tempat yang kebanyakan orang tidak akan tahu.

Memilih tanah suci dalam Astral Zero adalah biasa untuk «Blade Dance».

Meski begitu, sebuah kota yang ditinggalkan itu bukanlah sesuatu seperti sebuah tanah suci yang dipilih ---

(...... Seperti yang aku pikir, ada sesuatu yang aneh tentang «Blade Dance» kali ini.)

Itu seolah-olah kesalahan telah muncul dalam sistem yang sempurna.

(...Jika seperti itu, apa penyebabnya?)

«Blade Dance» tiga tahun lalu berjalan normal.

Apa yang memecahkan itu ---

(......!)

Sebuah kilas balik.

Dalam serbuan «harapan» hitam, anak laki-laki itu mengulurkan tangan untuk gadis roh kegelapan.

"Ah, ku ......!"

Diserang oleh rasa pusing yang mendadak, Kamito memegang kepalanya.

"Kamito, apa yang salah?"

Claire bertanya dengan nada khawatir.

"...... Ahh, aku baik-baik saja. Aku hanya merasa sedikit pusing."

Kamito melambaikan tangannya untuk mengatakan padanya untuk tidak khawatir.

..... kenangan itu tampaknya terkunci dan tak bisa diingat lagi.

"---juga untuk medan itu, tapi kita juga harus mempertimbangkan bentuk tarian pedang."

"Itu benar."

Claire mengangguk dalam menanggapi gumaman Ellis.

Aturan yang diputuskan oleh ramalan raja roh adalah «Cross Fire».

Berdurasi tiga hari. Itu pada dasarnya sama dengan «Tempest», bertahan hidup dalam medan, tetapi perbedaannya adalah bahwa setiap anggota tim akan teleport ke lokasi yang berbeda.

"Terus terang, ada kebutuhan untuk mencari seorang kawan. Jika sebuah tim terkumpulkan dengan cepat, mereka mendapatkan kesempatan untuk menghancurkan setiap orang dari Elementalist tim musuh."

Tampaknya Claire sudah mulai memikirkan taktik sesuai dengan aturan.

Bang!

Pada saat itu, bunga berwarna pelangi mekar di langit malam.

--- Itu kembang api. Kamito berhenti dan terpesona oleh mekarnya kembang api.

Cahaya tujuh warna menari dalam berbagai bentuk dan menghibur penonton.

Cahaya itu benar-benar roh yang dirilis.

"Sungguh indah ......"

Claire bergumam sambil menatap kembang api.

"Mereka meluncurkan kristal roh untuk itu, kan? Ini tidak masuk akal."

"Astaga, pikiranmu itu adalah seorang kampungan."

Claire mengangkat bahunya, terdengar sedikit terkejut.

"Ketika kamu berbicara tentang kembang api ---"

Dan Ellis membuka mulutnya seolah-olah dia baru saja teringat sesuatu.

"Ketika kita kembali ke akademi, kita harus mempersiapkan «Grand Spirit Festival»."

"Grand Spirit Festival?"

"Ini adalah festival akademi yang diadakan di Akademi Roh Areishia setiap tahun. Ksatria Syphid juga menjadi begitu sibuk meskipun kami telah menerima bantuan seekor kucing, jadi kamu sebaiknya mempersiapkan diri juga."

"Jadi ada sebuah festival akademi. Kedengarannya menyenangkan."

"Ya. Tapi sisi yang menjaga moral publik tidak bisa mengatakan itu. Roh-roh dalam produksi Kelas Raven tahun lalu menjadi liar dan menjadi masalah besar."

"I-itu membawa kembali kenangan ......"

"M-Mungkin ada sesuatu seperti itu!"

...... Untuk menghindari masalah ini, combo anak-anak bermasalah dari kelas Raven berbalik ke arah masa depan.

"Aku bagian dari kelompok yang hanya mengaku, jadi aku punya pelajaran tambahan Freya-sensei setelah kita kembali."

Fianna menghela napas sedikit.

...... Mereka hanya sekitar sepuluh hari yang lalu, tetapi hari-hari di akademi adalah nostalgia.

Dua bulan lalu, «Tim Scarlet» terdiri dari hanya Claire dan Kamito.

Tapi mereka telah berkumpul lima rekan tim, menang melalui pertempuran peringkat dan sampai sejauh ini.

--- Ada tiga hari tersisa di «Blade Dance».

Dia bertanya-tanya apakah dia bisa mendapatkan kembali orang-orang yang penting baginya dengan tangannya sendiri.

(Atau mungkin kehilangan segalanya ......)

Sebuah kembang api yang lebih besar mekar di langit malam.

"Aku ingin tahu apakah kita bisa menang dan kembali ke akademi dengan aman dan sehat."

Mungkin karena sentimental, Ellis menyuarakan kecemasannya.

"Kita telah datang sejauh ini. Kita hanya perlu tarian pedang dengan semua kekuatan kita."

"Ya, itu benar."

"Kalau kita menggabungkan kekuatan kita, kita bahkan bisa mengalahkan Ren Ashbell yang palsu ---"

Pada saat itu, wajah Fianna sepertinya berawan.

"Fianna, apa yang salah?"

"...b-bukan apa-apa."

Kamito bertanya dan Fianna mengalihkan matanya saat dia menggeleng.

Kamito sedikit tertarik pada sikapnya tapi ---

(...... Itu benar. Aku harus menang melawan «Penari Pedang Terkuat» yang lain.)

--- untuk menemukan kebenaran di balik tiga tahun yang lalu dan menyelamatkan Restia.

Di bawah sarung tangan kulit di tangan kirinya, segel roh kegelapan berdenyut dengan nyeri tumpul.

Dan.

"--- Itulah semangat. Claire Rouge."

Sampai dia berbicara, tak seorang pun menyadari kehadirannya.

Berbalik, seorang wanita cantik dengan rambut pirang abu-abu ada di sana.

"...... Greyworth?"

Membawa cahaya roh kristal mendekat dan datang, itu adalah «Penyihir Senja».

"Direktur Akademi, apa yang anda lakukan di sini!?"

Claire berkata dengan suara terkejut.

"--- Maaf, tapi aku akan meminjam anak laki-laki itu untuk saat ini."

"Kamito?"

"Untuk apa? Besok adalah final."

Kamito mengatakan seolah menggeram dan,

"Malam masih panjang. Apa memperbaiki hubungan tidak cukup sebagai alasan?"

"Apa!?"

Semua ojou-Sama tergegerkan pada kata-kata Greyworth itu.

"K-Kamito, jangan bilang, bahkan sampai ke direktur akademi ......"

Gogogogogogogo ......!

"Haa, ruang lingkup jangkauan Kamito-kun kadang-kadang mengejutkan aku."

"Kamito-san benar-benar tidak memiliki batas apapun!"

"T-Terkutuk kau, dasar tak tahu malu ......"

"T-Tunggu, sungguh tidak seperti itu!"

Kamito berteriak dalam kepanikan.

Melihat reaksi para ojou-Sama, Greyworth tersenyum seperti dia menikmatinya.

"Itu adalah lelucon. Aku tidak mencuri anak itu, jadi tenanglah."

" " " " K-Kami tidak khawatir! " " " "

Para ojou-Sama dengan wajah merah menjerit bersamaan.

"Jika itu sebuah lelucon, aku akan kembali."

Kamito mencoba berbalik untuk pergi dan,

"Yah, jangan terburu-buru. Aku punya sesuatu yang ingin ku berikan padamu."

"Apa?"

"Aku tidak bisa memberikan itu kepadamu di sini. Ini diperlukan untuk kemenanganmu."

Ekspresi Greyworth telah menjadi serius disaat yang sama.

"......"

Kamito berpikir untuk sebentar ---

"...... Oke. Mari kita selesaikan ini dengan cepat."

"Apakah itu akan menjadi singkat atau tidak tergantung padamu."

Greyworth mengangkat bahu.

Kamito berpaling kepada rekan tim dan,

"Maaf. Silakan kembali ke kastil duluan."

"...... Y-Ya, kami akan pergi."

Claire mengangguk dengan sedikit sedih.

"Ahh, itu benar. bawa roh pedang itu juga."

"Est?"

"malam hari itu berbahaya. Sebuah cara untuk membela diri itu diperlukan."

"Kau membutuhkan perlindungan? lelucon apa ini ..... Apa itu tidak apa-apa, Est?"

"Ya. Aku adalah pedang Kamito itu. Selama yang kamu inginkan."

Est mengangguk dan berubah bentuk menjadi Elemental Waffe, «Terminus Est».

Bagian 4[edit]

Greyworth turun dari bukit dan berjalan ke dalam hutan.

Roh-roh malam mengambang di antara pohon-pohon, dengan menghasilkan cahaya misterius.

"Kita akan ke sana segera. Memperbaiki hubungan harus dilakukan di tempat lain yang tidak bisa dilihat."

"Ap ......!"

"Jangan malu setiap saat. Kau benar-benar lucu."

"Kuu ......"

«Penyihir Senja» itu tersenyum seperti dia bersenang-senang.

Suara kembang api masih menggema dari jauh.

".... Sudah lama sekali. Berjalan dihutan dengan kamu seperti ini."

"Kau menipuku dengan mengatakan kita akan berburu jamur di hutan dan akhirnya kita berburu sebuah roh kelas dewa iblis."

Kamito melirik Greyworth yang sedang berjalan di depannya.

"Ahh, itu yang terjadi."

"Aku benar-benar berpikir aku akan mati saat itu."

"Tapi pertempuran langsung adalah jenis pelatihan terbaik, kan?"

Greyworth mengangkat bahu.

"Itu adalah saat ketika kamu menguasai «Bursting Blossom Spiral Blade Dance»."

"Jika tidak, aku akan mati."

"Sheesh, sejak kapan kau menjadi begitu memberontak. Kau lebih jujur ​​dan lucu tiga tahun lalu --- dan kita sampai."

Greyworth akhirnya berhenti.

Sebuah ruang besar yang dibuat dengan menebangi hutan tersebut. Itu mungkin untuk pelatihan dari princess maiden «Divine Ritual Institute».

"Jadi apa itu yang ingin kau berikan padaku?"

Mata abu-abu Greyworth sepertinya menjadi menusuk Kamito saat mereka menatapnya.

"--- Kamito, aku akan mempercayakan kepadamu Absolute Blade Art yang terakhir."

"...... Ap ......a ......?"

Mata Kamito melebar pada jawaban tak terduga itu.

Absolute Blade Arts dari «Penyihir Senja» yang disebut Elementalist terkuat di benua.

Itu adalah sesuatu yang, bersama dengan «Vorpal Sword», telah menciptakan «Ren Ashbell».

"...... Apa maksudmu? Kau harusnya sudah mempercayakan aku dengan rahasia tiga tahun lalu."

Bursting Blossom Spiral Blade Dance --- sebuah teknik pedang penghancuran anti-roh.

Teknik yang mengalahkan monster kegelapan, Nepenthes Lore.

Sesuatu di luar teknik itu seharusnya tidak ada ---

"Tentu saja, teknik itu adalah teknik pedang tertinggi. Jika berhasil, itu akan membantai bahkan sebuah roh kelas dewa iblis."

Greyworth menggeleng.

"Tapi ada rahasia terakhir yang tidak aku ajarkan pada kamu."

"rahasia terakhir......"

Kamito menelan ludah. Penyihir itu tidak menggodanya.

"Kenapa ---"

"Ada alasan aku tidak mengajarkan itu tiga tahun lalu. Jika seseorang yang tidak berpengalaman dengan Absolute Blade Arts menggunakannya, tubuhnya akan hancur."

"......"

Tentu saja, Absolute Blade Arts yang melampaui batas akan menghancurkan tubuh penggunanya.

Pada kenyataannya, bahkan sekarang, Kamito belum menguasainya hingga tingkat yang mencukupi.

"Tapi teknik itu ---"

"Itu benar. Jujur, kau tidak harus menggunakan teknik semacam itu dalam pertempuran nyata."

Greyworth mengiyakan dengan mudah.

"Tapi kau yang sekarang tidak bisa menang melawan «Penari Pedang Terkuat». Itulah kenyataannya."

...... Dia tidak bisa membalas.

Itu adalah sesuatu yang Kamito sendiri memahami dengan baik.

"...... Jika aku berhasil melakukan rahasia itu, aku bisa mengalahkan dia?"

"--- itu mungkin. Kau lebih lemah daripada kau yang dulu tapi kematangan tubuhmu lebih baik. Tubuhmu sekarang mungkin dapat menahan recoil rahasia itu."

Mulut Greyworth meringkuk dan dia menaruh tangannya ke tanah.

Sebuah sinar cahaya seperti darah keluar dan persegi sihir yang tidak menyenangkan tergambar.

"---keluarlah dari pintu-pintu neraka, pangeran yang naik ke keagungan, roh iblis «Void»!"

"......!"

Dari pusat persegi sihir bersinar dengan cahaya merah datang benjolan berbentuk kegelapan.

Kulit Kamito yang berdiri di ujung dari udara mengerikan yang mengintimidasi.

Semula berada di bawah Raja Iblis Solomon, salah satu pilar dari tujuh puluh dua rohnya.

Greyworth mengulurkan tangannya dan benjolan kegelapan menjadi pedang, muncul di tangan penyihir.

Elemental Waffe --- «Storm Bringer».

Dengan penampilan sangat mirip «Vorpal Sword» Restia, itu adalah pedang hitam legam.

"......"

Kamito menghunus «Demon Slayer» tanpa berkata.

Bersinar kecemerlangan putih keperakan menyala di hutan gelap.

"Sudah tiga tahun sejak latihan terakhir kita. Apakah kau siap, boy?"

"Kau dari tiga tahun lalu tidak akan bertanya pada lawan yang telah menarik pedang mereka."

Dia tidak perlu khawatir.

Untuk Kamito saat ini, kekuatan untuk mengalahkan Ren Ashbell yang lain sangat diperlukan.

Dalam sekejap, siluet Greyworth menghilang.

Membelokkan tebasan pedang, suara logam yang keras terdengar di hutan malam.

"......!"

"Ohh, kau menahan serangan pertama. Tampaknya inderamu dari masa lalu telah pulih."

Elemental Waffen menciptakan percikan api saat mereka berbenturan satu sama lain.

(Seperti biasa, kekuatan yang mengerikan......!)

Dia secara naluri bergidik.

Jika itu Kamito sebelum «Blade Dance», dia tidak akan bisa melihat itu.

--- Ya, ini adalah pedang dari seorang yang sebelumnya disebut yang terkuat di benua.

Divine power memancar keluar dari Storm Bringer melampaui Terminus Est.

"...... Est kalah!?"

"Roh itu tidak kalah dengan milikku. Ada sebuah ketidakkonsistenan dalam output divine powermu. Itu adalah titik lemahmu."

Greyworth mengatakan itu dengan dingin dan meningkatkan tekanan pedangnya.

"Kuu --- kenapa, kau......!"

Kamito meresapi Est dengan semua divine power di dalam tubuhnya.

Pedang putih keperakan memancarkan sinar menindas dan mulai mendorong mundur melawan Srorm Bringer dalam sekejap.

"Ya, kekuatan instan mu melebihi aku. Namun ---"

Greyworth menghilang dari pandangannya.

Dan lebih cepat daripada haus darah ---

"Absolute Blade Arts, Bentuk Pertama --- «Purple Lightning»!"

Sebuah tusukan seperti kilat menembus perut Kamito.

"Kahaa!"

Sebuah dampak yang parah memukulnya dan tubuh Kamito membentur tanah. Kerusakan fisik dari «Elemental Waffe» dikonversi menjadi kerusakan mental, menyebabkan gegar otak parah.

"--- Berdiri. Aku masih menahannya."

"......"

Kamito mengerang dan berdiri gemetar.

Memang benar Greyworth menahannya.

Karena Kamito telah menerima Absolute Blade Arts tapi masih bisa berdiri.

"...... Sudah lama sejak aku menerima teknik pedang itu."

Sambil menyeka darah dari bibirnya, Kamito tersenyum.

"Apakah itu membangunkanmu, boy?"

"Ya. Terima kasih."

Sekali lagi, dia menyiapkan «Terminus Est» yang bersinar dengan kedua tangannya.

Dia menatap langsung pada Greyworth yang berdiri di depannya.

Dia bisa merasakan sesuatu bangkit dalam dirinya.

Kenangan yang terukir dalam tubuhnya datang kembali dengan jelas.

"Para ojou-Sama sedang menunggu ---"

Kamito tersenyum tanpa rasa takut.

"Aku akan melewatimu dari Absolut Blade Arts Terkuat dengan cepat."

"--- Itu dia, mata itu. Hanya mata itu yang tidak berubah sejak tiga tahun lalu."

Mata abu-abu Greyworth menatap Kamito.

Titik pedang iblis perlahan datang mengarah pada tengah dahi Kamito.

Itu adalah penindasan yang membuat merinding di seluruh kulitnya.

"Dengarkan baik-baik, aku tidak akan menunjukkan rahasianya lebih dari sekali. Pahami sifatnya dalam satu serangan itu."

"Hanya sekali?"

"Apa itu artinya adalah tidak mungkin jika kau tidak dapat memahami itu setelah hanya sekali. Hanya dengan mewarisi gelar sebagai Elementalist terkuat tidak berarti kau memiliki kualitas untuk mempelajari rahasia Absolute Blade."

Greyworth memberitahu dia dengan suara dingin yang menusuk.

Seluruh tubuh Kamito mengeluarkan keringat dingin.

Keheningan sesaat. Kemudian ---

"...... Oke. Itu sudah cukup."

Kamito mengangguk singkat.

Pedang dangkal tidak akan lulus untuk Greyworth.

Untuk mengisi Elemental Waffe dengan pikirannya, dia menutup matanya dan mempertajam indranya.

Apa yang datang ke pikirannya adalah ---

Claire, Fianna, Ellis, Rinslet --- wajah rekan-rekannya.

Dan «Demon Slayer» di tangannya, Terminus Est.

(...... Tidak ada cara aku bisa kalah!)

Pedang di tangannya adalah salah satu yang membawa «Harapan» dari semua itu.

"--- Mari kita lakukan ini, Greyworth."

"Ahh, tidak ada gunanya menahan. Datanglah padaku dengan teknik terkuat yang kau miliki."

"Apakah pernah ada waktu aku menahan melawanmu?"

Dia mengisi «Terminus Est» dengan segala divine power miliknya.

Pedang putih keperakan bersinar menyilaukan, mengusir kegelapan hutan.

Kamito menyerang seolah-olah untuk membagi angin.

(--- Teknik pedang terkuat yang bisa aku gunakan sekarang.)

Dia menendang tanah dan berakselerasi. Dia merubah menjadi pegangan terbalik pada pedang suci di tangannya.

Kemudian ---

"Absolute Blade Arts, Bentuk Penghancur --- Bursting Blossom Spiral Blade Dance, delapan belas Serangan Beruntun!"

Dengan sebuah kilatan, pedang yang tak terhitung jumlahnya tersebar berkelebat.

Garis tebasan sebuah tarian pedang destruktif yang membanggakan kekuatan pembunuh mutlak.

STnBD V08 232.png

--- berbicara sebagaimana mestinya, itu adalah suatu teknik untuk tujuan mengalahkan sebuah roh perkasa kelas dewa iblis.

Badai serangan berturut-turut menyerupai bunga yang mekar.

Tapi penyihir terkuat di benua itu --- menghentikan semua itu dengan pedangnya.

Mengesampingkan ketika dia berada di usia emasnya, Greyworth sekarang ini harusnya tidak bisa menandingi fisik Kamito. Lalu kenapa dia bisa menjatuhkan pedang Kamito ---

Dia segera tahu jawabannya.

(......!?)

rambut pirang abu-abu Greyworth yang telah memancarkan pancaran cahaya secara samar.

Itu adalah cahaya dari divine power yang dia keluarkan. Dan itu cukup kuat untuk terlihat dengan mata telanjang.

(Sementara kami bertukar serangan, dia menyerap divine power ku!?)

Dia bertanya-tanya apakah itu kemampuan Elemental Waffe «Void» ---

(Tidak, itu salah --- bukan itu!)

Greyworth telah memadukan divine powernya pada divine power milik Kamito.

Jika seseorang benar-benar memadukan dengan gerakan dan pernapasan lawan mereka, dia bisa membuat divine power lawan yang normalnya akan ditolak nya sendiri --- itu adalah sesuatu yang bukan dari pertempuran tarian pedang melainkan spesialisasi princess maiden dari «Divine Ritual Institute».

(Ini adalah rahasia Absolute Blade ---)

Bunga api tak terhitung berhamburan --- sentakan yang tersembunyi dari delapan belas serangan beruntun yang memegang kekuatan mutlak pembunuhan.

Begitu serangan pedang yang terakhir mendarat.

Kamito memahami. Kebenaran rahasia Absolute Blade.

(...... Dia datang!)

Kamito telah menempatkan semua divine powernya kedalam delapan belas serangan beruntun.

--- kekuatan yang sangat besar itu sekarang dimasukkan ke pedang Greyworth.

Menghindari adalah mustahil. Dia secara neluri memahami itu.

Bibir Greyworth bergerak sedikit ---

Kemudian ---

"Absolute Blade Arts, Bentuk Terakhir --- «Last Strike»!"

Ujung pedang yang berkilauan menusuk dada Kamito.




Back to Selingan Return to Halaman Utama Forward to Epilog