Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid18 Bab 10

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 10 - Astral ShiftPergeseran Astral[edit]

Bagian 1[edit]

Dibawah langit malam, tarian megah kobaran api dimulai.


Melewati tempat latihan yang luas, Claire berlari kearah reruntuhan di timur laut.


Perangkat alarm terus berbunyi seraya lampu-lampu sorot mengejar dia terus-menerus.


Akan tetapi, serangan-serangan sihir roh yang diarahkan pada Claire di blokir satu per satu oleh sepasang sayap hitam.


"Roh kegelapan, aku gak pernah menyangka akan ada hari dimana kau dan aku bertarung berdampingan satu sama lain—"


"Fufu, apa kau masih bisa melanjutkan?"


"Jangan remehin aku, lihat ini—!"


Flametongue milik Claire menghancurkan banyak roh iblis.


Dihadapkan dengan sekawanan roh iblis yang tiba-tiba muncul, para Imperial Knight kalang kabut.


Apakah itu karena komandan mereka tidak ada? Koordinasi diantara unit tidak karu-karuan.


"Ngomong-ngomong, aku masih berhutang budi padamu—" tiba-tiba Restia berbicara.


"Hutang budi?"


"Ya, di Ragna Ys. Kau menyelamatkan aku dari orang-orang dari Sacred Spirit Knight."


Claire teringat. Itu adalah ketika babak final Blade Dance.


"Kau gak perlu membalasnya. Lagian aku melakukannya untuk Kamito."


"Gak boleh begitu, Claire Rouge—"


Restia merentangkan sayap hitam legam miliknya.


"Menderulah, badai pedang iblis—Blade Storm!"


Bulu-bulu hitam legam yang ditembakkan berubah menjadi sebuah badai kegelapan, melenyapkan para roh iblis.


STnBD V18 BW07.jpg


Menyaksikan kekuatan mencengangkan milik roh kegelapan, Claire cuma bisa terkesiap.


"...! Nggak buruk, kau mungkin setara dengan Ortlinde, mungkin?"


"Kalau kau bisa mengeluarkan kekuatan penuh kucing neraka, yah, mungkin dia bahkan bisa bertarung." Restia tertawa pelan.


"Harus ku akui, kau cukup bisa diandalkan saat kita berada di pihak yang sama."


"Kau sudah meningkat juga."


Meskipun mereka berdua selalu berseteru, secara mengejutkan mereka sangat sinkron saat bekerja sama.


Sampai di alun-alun dibelakang asrama siswi, mereka bisa melihat pangkal dari pilar cahaya tersebut.


Itu adalah lingkaran batu yang dibentuk dari bongkahan-bongkahan batu besar.


Ini merupakan reruntuhan yang digunakan untuk membentuk gerbang didalam Akademi. Claire pernah menggunakannya sebelumnya.


"Reruntuhan itu!"


"Ayo hancurkan sebelum mereka membawa bala bantuan."


"Ya, aku tau! Menarilah, api merah pemanggil kehancuran—Hell Blaze!"


Claire merapal sihir roh tipe api terkuat sambil berlari.


Akan tetapi—


"...A-Apa!?"


Sebuah mantra tertulis dalam bahasa High Ancient yang terukir pada reruntuhan bersinar dan menghapus api itu.


"...! Nampaknya serangan biasa gak bisa merusaknya."


Orang-orang Kerajaan Suci sepertinya sudah memasang banyak penghalang.


...Jika demikian, satu-satunya pilihan adalah mencoba menggunakan elemental waffe untuk menyerang berulang kali untuk menghancurkannya.


Kalau melakukan itu perlahan-lahan, bala bantuan akan tiba cepat atau lambat.


"Roh kegelapan, apa kau punya cara untuk menghancurkannya?"


"...Aku bisa, tapi itu butuh waktu. Tentu saja, akan sangat mudah kalau Kamito yang melakukannya menggunakan wujud elemental waffe'ku."


"Oke, baik."


Claire mengangkat bahu dan berjalan mendekati reruntuhan.


"....Apa rencanamu sekarang?"


"Aku akan menunjukkan kekuatan sejati Scarlet padamu."


Claire menuangkan divine power kedalam Flametongue.


—Engkau sang valkyrie pemberani, orang yang memandu jiwa prajurit ke medan pertempuran terakhir.
—Engkau sang penghancur, penguasa kobaran api yang panas, pembaca kehancuran sejati.
"Tanggapilah panggilanku, dengan ini aku mengumumkan nama sejati engkau—Ortlinde!"


Lalu, Flametongie ditangan Claire berubah bentuk.


Bilah-bilah berwarna merah pekat, saling terhubung seperti rantai, terbakar api merah.


—Sebuah rantai pisau yang terbentuk dari api.


"Elemental waffe bentuk kedua—Flame Blossom!"


Disertai twintailnya yang berayun naik turun, Claire melakukan sebuah tarian pedang seperti seorang princess maiden.


Bilah tajam yang diimbuhi dengan kekuatan api, merobek penghalangnya, menghancurkan reruntuhannya dan membuatnya tak bisa dikenali lagi.


STnBD V18 BW09.jpg

Bagian 2[edit]

Tim Ellis dan Rinslet pergi ke barat laut, menuju ke katedral tua.


Itu adalah bangunan yang dulunya digunakan oleh Sylphid Knight sebagai markas mereka.


"Rinslet, beri aku perlindungan!"


"Hmph, lihatlah kemampuan menembakku yang spektakuler!"


Rinslet menarik busur elemental waffe miliknya dan menembakkan sebuah panah ke langit.


Seperti hujan lebat, anak panah yang tak terhitung jumlahnya melesat turun.


Panah-panah es itu menyebabkan ledakan beruntun saat panah-panah itu mendarat, mengunci kaki para roh militer.


Memanfaatkan celah saat gerakan mereka terhenti, Ellis terbang seraya diselimuti badai.


"Ohhhhhhhh!"


Elemental waffe bentuk kedua—Ray Hawk Ragna.


Angin puyuh yang dihasilkan dari ujung tombak itu menghempaskan para ksatria Kekaisaran yang berdiri di depan mereka dalam sekali serang.


Itu adalah sebuah tarian pedang yang menakjubkan.


"Bagus, Kapten."


"Kau juga, Rinslet—"


Tanpa berpaling ke belakang, Ellis menjawab Rinslet yang segera menyusul.


"Roh-roh iblis itu ternyata lebih merepotkan daripada Imperial Knight."


"Ya, mereka gak ada habisnya."


Reruntuhan yang menembakkan cahaya itu mulai memanggil roh iblis dalam jumlah besar.


"Ayo kita habisi mereka dalam sekali serbu, Rinslet."


"Dimengerti."


Rinslet memjawab dengan pemahaman yang tinggi.


Ellis mengayunkan tombaknya yang diselimuti angin puyuh, sedangkan Rinslet menembakkan anak panah yang seperti badai.


" "Ice Storm!" "


Ini adalah sebuah teknik kombinasi elemental waffe.


Badai pedang tajam tersebut menderu seraya menyerang para roh iblis.


Rinslet mengembalikan busurnya ke wujud Fenrir, lalu menunggangi punggungnya.


"Kapten, reruntuhannya!"


"Ya—!"


Ellis mengeluarkan serangan berkekuatan penuh pada pilar batu melingkar tersebut.


Akan tetapi, serangannya di mentahkan dengan mudah.


"...! Ada sebuah penghalang, dan penghalang itu cukup kokoh."


"Bala bantuan ksatria akan segera tiba kalau kita tidak bergegas."


"...!"


Ellis menuangkan divine power pada Ray Hawk Ragna dan terus menyerang.


"Rinslet—"


Lalu. Ada suara dari belakang.


"....?"


Rinslet berbalik dan melihat Fenrir menarik lengan bajunya dengan mulutnya.


"Ini aku, Rinslet—"


"Iseria-sama!?"


Rinslet membelalakkan matanya karena terkejut.


"Dengarkan aku. Sebuah insiden serius terjadi di Astral Zero."


"Uh, maaf, Iseria-sama, saat ini kami cukup sibuk—"


"Ini juga mengenai kamu."


Iseria yang merasuki Fenrir berbicara dengan serius.


"A-Apa maksud anda?"


"Di koordinatmu saat ini di alam manusia, sebuah gerbang raksasa telah terbuka. Pada tingkat ini, Astal Shift akan terjadi."


"...Astral Shift?"


Mendengar sebuah istilah yang asing, Rinslet cuma bisa mengernyit.


"Sederhananya, itu adalah sebuah kondisi ketika alam manusia dan Astral Zero tumpang tindih."


"Itu akan sangat berbahaya... Apa yang anda katakan?"


Rinslet berteriak.


Lalu, retakan muncul di udara. Lalu diikuti kemunculan roh iblis dalam jumlah yang besar.


"....! Kita terkepung!"


Ellis mengangkat tombaknya dan melihat sekeliling.


Kira-kira ada 30 roh iblis dan mereka jelas-jelas lebih besar daripada roh-roh iblis yang sebelumnya.


"Ini buruk—"


Keringat dingin mengucur di leher mereka.


Lalu, sebuah tebasan pedang melihat melalui kegelapan, menebas ke segala arah.


Roh-roh iblis berkumpul di dekat reruntuhan dilenyapkan sekaligus.


"...eh?"


"A-Apa yang terjadi!?"


Diatas reruntuhan itu mereka melihat—


Seorang cewek muda mungil mengenakan tudung abu-abu, memegang sebuah pedang panjang berwarna merah.


"—Siapa itu?"


Ellis bertanya. Lalu...


"Kalian semua harus pergi sekarang—"


Cewek itu melepas tudungnya dan mengungkapkan identitas sejatinya pada mereka.


" "A-Anda!?" "


Ellis dan Rinslet melebarkan matanya, tak bisa berkata apa-apa.

Bagian 3[edit]

"Absolute Blade Arts, Bentuk Ketiga—Shadowmoon Waltz!


Tebasan pedang menimbulkan afterimage yang tak terhitung, seketika menebas para roh iblis yang berkumpul.


Memegang Demon Slayer yang bersinar dengan cahaya putih-perak, Kamito terus menerjang kedepan.


Gak seorangpun yang bisa menghentikan dia. Dalam bayangan terliar para Imperial Knight sekalipun tak pernah mereka membayangkan mereka akan berhadapan dengan Penari Pedang Terkuat.


(—hei, koordinasi diantara timnya betul-betul buruk, mengingat mereka adalah para ksatria militer.)


Sambil menerjang para Imperial Knight dan bergegas ke tempat reruntuhan, Kamito bergumam dalam benaknya.


(....apa yang dilakukan komandan mereka?)


Menerobos taman yang dipenuhi dengan roh, dia mendekati reruntuhan yang menghasilkan pilar cahaya itu.


"Itu dia. Kepung dia!"


Didalam kegelapan, seorang ksatria berteriak.


Tapi sudah terlambat. Kamito memadamkan sinar dari pedang suci miliknya lalu menyelinap, menggunakan punggung pedangnya yang bermata satu untuk mengalahkan para Imperial Knight satu per satu.


Menggunakan tarian pedang yang spektakuler untuk menarik perhatian terlebih dahulu lalu menggunakan teknik pembunuhan dari Sekolah Instruksional untuk mengalahkan musuh-musuhnya dalam sekejap. Gaya bertarungnya yang selalu berubah membuat para ksatria menari di telapak tangannya.


Reruntuhan kuno itu memancarkan cahaya putih pucat.


Itu seperti gak bisa dihancurkan dengan kekuatan biasa.


Akan tetapi—


"Est, ayo lakukan—"


"Ya, Kamito."


Kamito memegang Demon Slayer erat-erat dengan kedua tangannya.


Lalu—


"—Tak akan aku ijinkan kau menghancurkan reruntuhannya."


"...!?"


Seorang cewek berpakaian jubah putih muncul dari kegelapan.


Melayang di udara, cewek itu menatap Kamito sambil tersenyum.


"Millennia Sanctus...!"


Kamito menyiapkan pedang sucinya.


"Apa tujuanmu memanggil roh iblis?"


"Roh-roh iblis itu cuma afek samping saja."


Millennia menggeleng.


"Tujuan dia adalah menyebabkan Astral Shift."


"Apa maksudmu?"


...Astral Shift. Sebuah istilah yang asing.


"—Untuk membuat alam manusia dan Astral Zero bersatu."


"Apa....?"


"Ini merupakan sebuah eksperimen. Untuk mengembalikan dunia ini ke kondisi awalnya. Dan memulai ulang—"


—Untuk membangun kembali dunia dari nol.


Itulah yang dikatakan Lurie Lizaldia.


Membuat alam manusia dan Astral Zero menjadi satu untuk memenuhi tujuan itu?


"Jangan menggangu, Kazehaya Kamito—"


Millennia tertawa kecil dan melepas penutup mata yang ada di mata kirinya.

Bagian 4[edit]

Roh-roh iblis yang keluar dari retakan di langit semakin banyak.


Meskipun bombardir dari roh benteng tidak berhenti, terhadap jumlah sebanyak itu, penghalang barikade sudah diambang kehancuran.


"...!"


Meremas dada kirinya, Velsaria batuk darah.


Roh benteng mengkonsumsi divine power dalam jumlah yang sangat besar. Karena kalah pada segel persenjataan terkutuk yang ada di jantungnya, tubuhnya tak lagi bisa menahan operasi berkelanjutan untuk waktu yang lama.


"Velsaria-sama!"


"Panas sekali...!"


Para siswi senior dari Sylphid Knight membantu menopang Velsaria yang hampir jatuh.


Tubuhnya terasa panas seakan uap akan muncul setiap saat. Dalam keadaan seperti itu, Velsaria mempertahankan roh benteng menggunakan kehendaknya yang luar biasa.


"Velsaria-sama, tempat ini tak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Mundurlah."


"...Aku gak boleh... mun...dur..."


Nafas Velsaria tersenggal-senggal saat mengibaskan tangan seorang ksatria.


Ada banyak siswi terluka dan tak bisa bergerak disini. Kalau dia menarik mundur garis pertahanan roh benteng, itu sama saja dengan mengorbankan mereka.


"Tapi...!"


"...! Tunggu, nggak mungkin, gimana bisa ini terjadi!?"


Di sisi lain barikade, suara Muir yang hampir seperti teriakan bisa terdengar.


Velsaria berpaling untuk melihat.


...Dan melihat sebuah pemandangan yang menyebabkan keputusasaan.


Keluar dari sebuah retakan yang sangat besar di langit—


Sesosok roh iblis yang sangat besar merangkak keluar.


Itu adalah sesosok roh berwujud rahang tanpa badan maupun bibir, hanya barisan gigi yang sangat banyak.


Retakannya terbuka, seolah tertawa—


Sesaat kemudian, roh itu menghancurkan roh militer milik Muir, Gargantua, menggunakan giginya.


"....! Nggak mungkin, itu adalah roh militer besar yang bisa membangun benteng!?"


Muir membelalakkan matanya.


Baris pertahanannya hancur seketika. Para roh iblis menyerbu penghalangnya.


"Unit barisan depan, mundur sambil menyerang balik. Mundur ke belakang Benteng!"


Velsaria segera memberi perintah.


Dia mengerahkan semua meriam untuk menembak secara bersamaan.


Meskipun sebagian besar musuh segera dimusnahkan, para roh iblis terus bermunculan seperti asap.


Roh benteng miliknya gak akan bertahan lama lagi.


Yang membuat masalahnya lebih buruk lagi adalah—


"N-Nggak mungkin...?"


Suara Muir terdengar kebingungan.


Sesosok roh iblis muncul dari retakan, diikuti oleh roh iblis dengan tipe yang sama.


Satu, dua, tiga, empat, lima....


Roh-roh iblis besar memporak porandakan barikade sambil melahap para roh iblis disekitar.


"...! Sialan—!"


Boom! Boom! Boom!


Meriam utama milik Valsaria menghancurkan salah satu roh iblis besar itu.


Akan tetapi, itu adalah batasnya.


"Uhuk... Huff..."


Sambil terbatuk keras, Velsaria tumbang ditempat.


Inti dari pertahanan, roh benteng, mulai runtuh, berubah menjadi partikel cahaya lalu menghilang.


"....Maaf, Ellis—"


Velsaria yang tumbang menghunus pedang di pinggangnya. Itu adalah sebuah pedang biasa bukannya sebuah elemental waffe. Akan tetapi, kalau seseorang menuangkan divine power pada bilahnya, pedang itu mampu membunuh roh iblis kecil—


"Velsaria-sama, mundurlah!"


"Lindungi kapten!"


Para siswi senior di Sylphid Knight membentuk formasi melingkar, melangkah maju untuk melindungi dia.


"Ka...lian..."


"Harap mundurlah. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mengulur waktu."


"...Tubuhku ini seharusnya sudah mati sejak lama. Aku akan bertarung disini sampai titik darah penghabisan."


"Velsaria-sama..."


Seolah mengejek mereka, para roh iblis raksasa membuat suara riuh saat mendekat—


Lalu, para roh iblis raksasa yang mendekat hancur.


"...Ap...a...!?"


Sebuah pedang baja besar dengan kilauan metalik telah memotong kepala roh iblis itu dalam sekali tebas.


Desain kepala naga terukir pada gagang pedang besar itu.


"—Kayaknya aku tepat waktu."


Seorang cewek turun ke tanah, mencabut pedang besar yang menancap di tanah dengan mudah.


"Kau...."


"Leonora Lancaster, Kapten dari Knight of Dragon Emperor."


Cewek berseragam militer itu memperkenalkan dirinya sendiri.


"Karena perintah dari Raja Naga, aku datang untuk memberi bantuan."


Dia dengan santai mengayunkan pedang besar yang ada di tangannya dan menghabisi roh iblis yang lain.


Lalu, para penunggang naga yang menunggangi naga terbang mendarat satu per satu.


Mengangkat Dragon Slayer dengan satu tangan, Leonora memutar bilahnya.


"Para naga dari Dracunia memperoleh kekuatan saat berada diambang kematian—"


Tak mampu menyembunyikan naluri seekor naga, matanya dipenuhi dengan kegembiraan akan pertempuran.


"—Saksikan kekuatan dari seekor naga yang telah bangun."


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya