Tate no Yuusha Jilid 2 Bab 11 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 36 : Merebut Semuanya kecuali Nyawamu[edit]

Bagian 1[edit]

“Ohh... Aku sangat beruntung bisa menaiki kereta Burung Suci.”

“Burung Suci?”


Di hari itu, kami bertemu dengan seorang saudagar yang ingin pergi ke kota sebelah, jadi kami memberinya tumpangan.


“Apa kau belum tahu? Uhm, kau... kau pemilik kereta ini, benar?”


Saudagar yang sedang mengobrol dengan Raphtalia, tiba-tiba menunjukku. Dia menunjukku meskipun aku sudah membuat Raphtalia terlihat seperti si pemilik kereta, dan aku berpura-pura menjadi peramu obat.


“Ya...”

“Kalian ini cukup terkenal. Banyak orang mengatakan, ada sebuat kereta yang ditarik seekor Burung Suci, dengan kedua pemiliknya yang berdagang sembari membawakan keajaiban.”

*Trek... trek... trek*

Dari dalam kereta, aku mengintip untuk melihat Filo. Sepertinya banyak orang yang mengagumimu. Padahal nyatanya kau hanya seekor monster rakus yang ingin dimanja. Tapi keajaiban apa yang pria ini maksud?

Hm?


“KWEEEEEH!”


Tiba-tiba Filo berteriak dengan suara aneh, lalu berlari dengan liar.


“Waah!”


Kami bertiga berpegangan pada pinggir gerobak agar tidak terjatuh.


“---GYAAAAA....!”

“T----YASUUUU....!”

*Trektrektrek!*

Roda keretanya semakin mengeluarkan suara berisik, hingga tidak bisa kudengar jelas apa yang terjadi di luar. Agak sering Filo menggila dan membuat keributan seperti ini. Ini adalah keempat kalinya sejak kami mulai berdagang. Sungguh seekor makhluk yang agresif.


“Hei, hati-hati, sekarang kita sedang mengantarkan penumpang.”

“Baik~, maksudku.... Kweh!”


Aku berbisik pada Filo agar saudagar itu tidak mendengarnya.

Sepertinya seekor monster yang bisa bicara sudah cukup mencolok, dan aku tidak ingin memancing lebih banyak perhatian yang tidak perlu. ... Meski mungkin aku merasa sedang “diperhatikan”.

Saudagar itu menatapku dengan terkejut.


“Aku dengar burung itu bisa mengerti bahasa kita, tapi setelah dilihat langsung, ternyata burung ini sungguh luar biasa.”

“Yah, aku pun berpikiran begitu...”


Saat dipikir lagi, mengertinya monster ini terhadap bahasa manusia saja sudah luar biasa, apalagi dia bisa ikut bicara? Monster yang pintar.

Aku akan menganggapnya sebagai salah satu kelebihan yang dimiliki ras monster. Tapi meski begitu, dia ini mungkin benar-benar langka.


“Kami hanya menjual obat biasa, dan mengambil pekerjaan apapun yang bisa mengandalkan kereta kami.”


Aku menjawab untuk kembali ke topik pembicaraan sebelumnya.


“Kabar yang menyebar mengatakan, ada seorang pendeta mistik mengendarai kereta yang mengangkut obat khusus, dan mereka yang diberi obat langsung oleh pendeta itu, penyakit apapun yang mereka derita bisa disembuhkan.”

“Begitu kah...”


Walau sedikit mahal, tapi kebanyakan orang pasti mampu untuk membeli obat yang kami jual. Sebagai catatan, sepertinya aku bisa merubah bahan obat untuk menangani gejala penyakit tertentu.

Obat pertama yang kubuat adalah untuk-penyakit-umum, jadi kualitas-nya pun cukup rendah. Mungkin cukup mujarab diminum untuk menghentikan batuk.

Tapi karena sekarang aku bisa mendapat berbagai macam tanaman obat, aku bisa meramu obat untuk penyakit tertentu. Demam, gangguan kinerja paru-paru, gangguan pencernaan, gangguan kulit... Kemanjuran obatnya tergantung dari tanaman obat yang kugunakan. Aku baru saja menyiapkan semua obat untuk menangani gangguan kesehatan tersebut.

Hal seperti ini diterangkan dengan begitu rinci dalam buku Resep Menengah. Meski aku masih menggunakan menu Bantuan, untuk membantuku saat meramu berbagai tanaman obat.


“Obat biasa, katamu?”


Untuk menjawabnya, aku mengeluarkan sebuah botol dari peti barang kami, dan menunjukkannya pada saudagar itu.


“Apa ini yang mereka sebut obat ajaib?”


Saat aku menanyakannya, saudagar itu mencabut tutup botol obat yang kukeluarkan, dan mencium aroma-nya.


“Yah, sebenarnya... Aku yakin sebelumnya pernah meminum obat dengan aroma seperti ini.”

“... Kau tahu apa ini?”


Apa orang ini juga seorang peramu obat? Selagi pertanyaan itu berputar di pikiranku, dia menggelengkan kepalanya.


“Tidak, aku hanya merasa begitu saja.”


Jadi kau juga tidak tahu?! Aku ingin memprotesnya, tapi akhirnya kubiarkan dia.


“Jadi, kau ini saudagar apa?”

“Aku seorang pedagang permata.”


Pasti yang dia maksud adalah perhiasan permata yang sama dengan di duniaku. Ternyata di dunia ini juga ada perhiasan permata. Mungkin dia bepergian untuk menjual perhiasan dan semacamnya pada para bangsawan yang terkenal.


“Seorang penjual permata, ya... Kau bisa mendapat banyak uang dari menjual daganganmu pada para bangsawan, tapi kau malah bepergian sendirian?”


Kalau saudagar ini membawa uang sebanyak itu, akan terasa masuk akal kalau dia membawa seseorang untuk mengawalnya. Tapi karena dia pergi sendirian, itu membuatku curiga.


“Tebakanmu tepat sekali, hahaha...”


Saudagar itu pun menjawab dengan tawa pendeknya.


“Pedagang permata sendiri ada beberapa jenis. Untuk lebih tepatnya, aku adalah seorang saudagar perhiasan.”

“Apa bedanya?”

“Baiklah, agar kau tidak semakin penasaran... Apa kau mau melihat daganganku?”


Sembari berkata begitu, saudagar perhiasan tersebut mengeluarkan isi kopernya.

Bagian 2[edit]

Saat kulihat, di dalam koper itu ada berbagai macam bros dan kalung. Kelihatannya ada beberapa gelang juga di sana. Tapi, sepertinya semua perhiasannya berbahan besi dan tembaga. Dan untuk permata di perhiasannya...

Sebutan apa yang lebih cocok? Sebenarnya kurang meyakinkan juga kalau disebut permata.


“Saat ini aku hanya membawa barang dagangan yang murah.”

“Begitu ya... Apa bisnismu tidak berjalan lancar?”

“Bukan, hanya saja saat ini aku sedang menjual perhiasan harga rendah untuk para petualang.”

“Apa benar begitu...”


Menurut si saudagar perhiasan, semua perhiasan bisa dibubuhi sihir yang bisa meningkatkan kemampuan si pengguna.


“Ngomong-ngomong, berapa harga perhiasan ini?”

“Harganya... Untuk gelang besi yang meningkatkan Kekuatan Serangan ini, harganya 30 koin perak.”


Ooh... Mahal juga. Bahkan beberapa ramuan obatku saja harganya tidak setinggi itu.


“Kalau sudah Dibubuhi Sihir, harganya akan menjadi 100 koin perak.”

“Begitu ya.”

“Begitulah.”


Hmm... Aku harus mempertimbangkan peluang ini.

Akhir-akhir ini, penjualan obatku menjadi agak sepi. Obat yang kubuat semuanya bisa terjual, tapi karena aku harus membeli tanaman obatnya dulu, keuntungannya tidak terlalu terasa.

Aku takkan bisa mengimbangi permintaan obat, kalau aku harus berburu dan mengumpulkan tanaman obat sendiri. Mungkin sebelumnya bisa saja mengumpulkan tanaman obat untuk pemakaian pribadi, tapi obat yang diramu dari tanaman petikan sendiri, harganya bisa jadi lebih rendah.


“Kau membuat ini dengan keterampilan Pengrajin, benar?”

“Hmm... Membuat perhiasan hingga berbentuk seperti ini tentu saja memakai keterampilan Pengrajin, dan setelahnya akan kububuhkan sihir ke dalamnya. Sebelum ke titik itu, memang hanya butuh keterampilan Pengrajin.”


... Aku mengerti. Jadi kau bisa saja membuat sebuah perhiasan, tapi tidak akan berguna sampai kau bubuhkan sihir ke dalamnya.


Pembubuhan sihir... ide yang brilian. Tapi di waktu yang sama terdengar menyindir juga.

Kenapa ya... saat aku meramu obat, aku sering menemui istilah tersebut. Istilah itu muncul beberapa kali dalam langkah pembuatan Air Energi Sihir dan Obat Penyembuhan Jiwa. Dua obat itu harus dibuat dengan memakai sihir.


“Penjelasanmu ini sangat membantuku. Terima kasih.”

“Tidak masalah, lagipula aku juga senang bisa membantumu.”


“Tuan~, sepertinya ada yang mendatangi kita.”


Dengan hati-hati Filo memperingatiku, lalu menghentikan keretanya.

Setelah kereta berhenti, aku dan Raphtalia melihat ke sekeliling. Dan muncullah belasan orang dari dalam hutan. Mereka semua membawa senjata, dan mendekati kami dengan maksud yang tidak baik. Penampilan mereka terlihat berantakan, tapi mereka mengenakan zirah dan terlihat seperti perampok.

Kemungkinan besar mereka adalah bandit gunung atau semacamnya.


“Bandit!”


Saudagar perhiasan berseru dengan ketakutan.


“Hehehe... Hei kalian, keluarkan barang berharga kalian dan tinggalkan di sini.”


Aku hampir terkejut mendengar kalimat tidak asing itu.

Jadi ini keadaan di mana kami akan dirampok, huh. Tapi apa ada alasan untuk balik menghajar mereka semua? Ah, aku juga yakin Filo sudah menyadarinya, tapi tetap saja dia ingin melabrak mereka. Seakan dia ingin berkata, ‘aku bisa mengalahkan mereka semua, berani sekali mereka meremehkanku.’


“Kami tahu kalian sedang membawa sorang pedagang perhiasan di sana!”


Para bandit itu berteriak pada kami. Aku menoleh ke arah saudagar perhiasan.


“Kupikir kau tadi bilang tidak membawa barang bernilai tinggi?”

“Ya... Kali ini aku tidak membawa barang seperti itu...”


Dengan sangat gugup, saudagar perhiasan menutupi saku bajunya, seakan sedang menyembunyikan sesuatu yang berharga.


“Aku memang mempunyai sebuah perhiasan yang harganya cukup tinggi.”

“Aku mengerti... Jadi benda itu yang mereka incar, huh.”


Sepertinya aku sudah mengambil resiko tinggi karena membawa penumpang seperti dia.


“Aku pikir mereka tidak akan mengincar saudagar yang kebanyakan barang dagangannya murah, jadi aku pergi demi keperluan pribadi. Karena itu, aku pergi sendirian.”


“Kau ini bodoh, ya? Duh...”


Yang bisa kulakukan hanya mengeluh.


“Aku akan minta biaya tambahan padamu nanti.”

“... Aku mengerti.”


Saudagar perhiasan itu mengangguk dengan ekspresi yang serius.


“Raphtalia. Filo. Mereka itu musuh kita.”

“Baik!”

“Iya!”


Mengikuti isyaratku, Raphtalia menyiapkan senjatanya, dan melompat turun dari kereta. Aku pun mengikutinya sambil menarik si saudagar perhiasan.


“Jangan jauh-jauh dariku.”

“B-baik!”


Aku rubah perisai yang sedang kunaikkan keahliannya ini, menjadi bentuk perisai untuk bertarung.


“K-kau ini Pahlawan Pe...?”

“Yah...”


Pemilik dari kereta Burung Suci, tidak lain adalah Pahlawan Perisai yang terkenal dengan “kejahatannya”. Dan setelah tahu akan hal itu, saudagar perhiasan tersebut menjadi kebingungan.


“Apa-apaan ini? Jadi kalian ingin cari mati, hah?”

“Yah. Lagipula setiap orang harusnya menghadapi bahaya yang mendatanginya.”


Sambil menjawab, aku pelototi bandit itu. Tujuan dari pertarungan ini adalah mencegah musuh dari mendapatkan incaran mereka. Dengan kata lain, yaitu mencegah mereka dari merampas apapun yang disembunyikan saudagar perhiasan.


“Raphtalia. Filo. Apa kalian siap?”

“Ya, aku sudah siap.”

“Ayo sebelum Filo mulai bosan.”

“Baiklah, kalau begitu... SERANG!”


Bersamaan dengan teriakanku, para bandit itu juga mengeluarkan senjata mereka dan berlari menyerang kami. Dari yang kulihat, ada sekitar 15 orang bandit di sana. Sebanyak itulah jumlah musuh kami.

Bagian 3[edit]

“Air Strike Shield!”


Aku kacaukan perhatian musuh yang berlari ke arahku dengan perisai yang kupanggil, lalu kuaktifkan ‘skill’ yang berikutnya.


“Change Shield!”


‘Change Shield’ adalah skill untuk merubah perisai yang muncul dari skill Air Strike Shield, atau Shield Prison menjadi bentuk perisai lain yang kutahu.

Perisainya kurubah menjadi bentuk Perisai Jarum Tawon. Kemampuan khusus dari bentuk Perisai Jarum Tawon adalah Perisai Duri (Kecil), dan Racun Tawon (Pelumpuhan).


“Apa...? Perisainya tiba-tiba...! Gaah---!”


Seseorang yang berlari ke arahku, kepalanya langsung terkena perisai yang tiba-tiba muncul. Setelahnya, dia terjatuh ke tanah dan badannya menjadi kaku. Bagus, sepertinya Kemampuan Khusus itu mulai bekerja.


“Shield Prison!”

“Apa-apaan i---”


Kurungan perisainya segera menjebak beberapa bandit lain.

Setiap keterampilan perisai memiliki batas waktu yang berbeda. Change Shield sendiri jeda setelah dipakainya adalah 30 detik. Itu bukanlah skill yang bisa kupakai berulang kali. Tapi skill ini bisa menahan beberapa musuh, jadi cukup berguna juga.

Tiga orang bandit muncul di depanku. Mereka pasti menganggapku seorang pengawal bodoh yang hanya membawa perisai. Aku berdiri di depan saudagar itu, dan menahan serangan mereka.

Percikan api beterbangan saat senjata mereka menghantam perisaiku, dan saat kutangkis serangan para bandit itu, suara besinya yang beradu, begitu menggema. Kelihatannya kekuatan serangan mereka masih lebih rendah dari poin pertahananku.

Bentuk perisai yang kupakai sekarang adalah Perisai Ular Chimera. Kemampuan Khusus-nya adalah Taring Ular Beracun (Menengah) dan Kail.

Patung ular yang terpasang di bentuk perisai ini, mulai bergerak dan menggigit beberapa bandit yang akan menyerangku. Kemampuan Taring Ular Beracun akan menyerang balik siapapun yang menyerangku, dengan tambahan efek racun.


“Guaaaahhh!”

“Aku... aku takkan kalah hanya karena.... Ugh!”

“Aku... aku tidak enak badan...”


Taring Ular Beracun akan meracuni siapapun yang menyerangku. Memang tidak terlalu efektif pada target yang punya kemampuan melawan racun. Aku tidak pernah mencobanya pada target manusia, tapi kelihatannya memang efektif. Dan juga, racun itu sebenarnya mematikan.

Aku perintahkan perisainya agar mengeluarkan Kail. Setelahnya, patung ular di perisaiku memanjang dan mencengkeram salah satu bandit. Efek Kail ini tidak menghasilkan damage, tapi bisa menarik sesuatu dalam jarak 2 meter. Sangat berguna jika dipakai memanjat tebing.

Pergerakan bandit itu mulai kaku, dan beberapa dari mereka sudah tumbang.


“O-orang ini si Pahlawan Perisai!”


Para bandit itu mulai sedikit ketakutan. Sepertinya mereka sadar sudah menghadang salah satu dari pahlawan terkenal di negeri ini. Tapi penyesalan mereka itu sudah terlambat.

Dengan ketakutan, para bandit itu segera sadar keadaan ini tidak menguntungkan mereka.


“Tei!... E-i!”


Dengan menggenggam pedang, Raphtalia menebas salah satu bandit saat dia menemukan celah untuk menyerang. Zirah bandit itu menahan tebasannya, tapi karena Raphtalia mengayunkan pedangnya dengan kuat, bandit itu terpelanting ke tanah, hingga kepalanya terbentur dan pingsan.

Filo bergerak dengan kecepatan tinggi sambil menendang para bandit itu satu per satu, dan tendangan kuatnya membuat mereka terlempar ke udara. Setelah ditendang Filo, bandit yang diserangnya terlempar sejauh 5 meter seperti Motoyasu...

Eh tunggu, barusan dia terlempar sejauh 20 meter. ..... Harusnya kau bisa mati kalau terlempar sejauh itu, kan?

Dalam waktu singkat, jumlah bandit yang menghadang kami terus menurun, dan yang tersisa sekarang tinggal 6 orang lagi.


“Sial! Mundur!”

“Kalian pikir kalian akan kubiarkan lolos?”


Aku tangkap orang yang kelihatannya pimpinan bandit itu, dengan Shield Prison. Beberapa bandit lain yang mencoba lari, juga ditangkap oleh Raphtalia yang menaiki Filo.

Baguslah mereka lebih lemah dari yang kuperkirakan. Meski Raphtalia dan Filo yang paling banyak membereskan mereka semua.


“Baiklah.”


Aku pun memikirkan pilihan hukuman untuk para bandit yang sudah diikat ini.


“Mungkin akan kuserahkan kalian pada pihak berwajib agar aku mendapat imbalan?”

“Di saat seperti ini, aku tidak yakin mereka akan mau memberi imbalan...”


Raphtalia menimpali dengan ekspresi ragunya.


“Apa kau tahu sesuatu?”


Aku bertanya pada saudagar perhiasan, tapi sesuai dugaanku, dia hanya menggelengkan kepalanya.


“Meski begitu, menurutku kau sebaiknya menyerahkan mereka pada prajurit penjaga.”

“Hmm... Begitu ya...”


Pimpinan bandit itu menatapku dengan senyum kurang ajarnya. Dengan mudah aku bisa menebak apa yang sedang dia pikirkan.


“ ‘Kami sudah diserang oleh Pahlawan Perisai. Padahal kami hanya sekelompok petualang biasa!’. Itu ‘kan yang sedang kau pikirkan?”


Ekspresi menggerutu pimpinan bandit itu terlihat memuakkan.


"Itu benar! Pihak berwajib pasti lebih percaya pada kami, dasar Pahlawan Perisai tidak berguna!"

"Yah, aku pun tidak mau membiarkan itu terjadi."


Kenapa aku ditakdirkan mempunyai reputasi yang buruk...? Aku memikirkan lagi tentang hal itu, dan tetap saja aku masih tidak terima. Berkat raja dan puteri brengsek itu, takkan ada yang percaya walau aku sudah berbuat baik.

Ugh...


"Mau bagaimana lagi. Akan kubunuh saja kalian semua."


Karena tidak mengira aku akan memutuskan begitu, wajah para bandit itu langsung menjadi pucat.

Salah satu dari mereka, dengan gugup mencoba melepaskan ikatan talinya, tapi Filo langsung mendekat dan menendangnya hingga pria malang itu hilang kesadaran.


"Sepertinya akan kusuruh monster berbahayaku ini, mencicipi enaknya rasa daging manusia..."


Aku katakan itu pada para bandit ini, dengan suara pelan dan mengancam.


"Makanan??"


Sembari menatap para bandit itu, liur Filo terus menetes.


“H,Hiii---?!”

Bagian 4[edit]

"Aku penasaran harus memutuskan yang mana."

"K-Kalian adalah rombongan Kereta Burung Suci, kan!? Harusnya kalian membawa keajaiban, bukan malah melakukan pembunuhan!"

"Lagipula julukan itu tidak kubuat sendiri. Siapapun harus membela diri dari bahaya apapun yang menyerangnya. Sampai saat ini, aku sudah memberi pelajaran pada banyak orang yang kurang ajar padaku. Sekarang adalah giliran kalian, jadi menyerahlah."

"S-Setidaknya, ampuni kami!"

"Kalau begitu, berikan semua perlengkapan dan barang berharga yang kalian punya, dan katakan juga di mana tempat persembunyian kalian. Kalian boleh berbohong semau kalian. Tapi asal kalian tahu, sampai mati pun aku tidak suka yang namanya dibohongi. Kalau kalian berani berbohong meski hanya sekali, akan kuperintahkan Burung Suci-ku ini merobek lengan dan kaki kalian satu per satu, dan memakan semuanya."


Saat kukatakan itu dengan santai, para bandit ini sangat ketakutan hingga badan mereka gemetar. Karena aku dikenal sebagai Pahlawan Perisai yang jahat, sepertinya ancamanku itu sangat efektif.


“A-Aku mengerti! Markas kami ada di...”


Aku memeriksa peta kami, dan mencari lokasi yang dikatakannya. Ternyata tidak jauh dari sini.


“Baiklah, sepertinya perundingan kita sudah selesai.”


Saat kuturunkan tanganku, Filo pun menendang mereka dengan keras, hingga semua bandit itu pingsan.


“Untuk jaga-jaga, kita akan melucuti setiap barang berharga yang sekarang mereka bawa. Oh? Perlengkapan orang ini bagus juga. Raphtalia, ini akan jadi milikmu.”

“Melucuti perlengkapan dan barang bawaan bandit... Kita ini tidak ada bedanya dengan mereka.”


Itulah yang Raphtalia katakan, sembari mengikuti perintahku untuk melucuti perlengkapan bandit itu.


“Sekarang berikan obat penawar pada mereka yang terkena racun, dan angkut mereka ke kereta. Cepat, kita akan membawa mereka ke tempat persembunyiannya.”

“Baik~!”



Setelah memastikan markas bandit-nya memang di tempat ini, kemudian aku melumpuhkan dan melucuti penjaga gudang penyimpanan mereka, dengan cara yang sama.

Lalu kami menjejalkan tumpukan harta rampasan itu ke kereta, dan mengikat semua bandit di dalam markas mereka. Berbagai harta yang kami rampas cukup banyak, seperti uang, makanan, minuman alkohol, senjata dan zirah, logam berharga, pil pemulihan dan obat murah lainnya.

Harta yang mereka simpan lebih banyak dari yang kubayangkan, dan tentu saja ini merupakan pendapatan tambahan yang tak terduga. Mereka pasti sering merampok orang-orang yang lewat di daerah ini.


“Sungguh nekat...”


Saudagar perhiasan yang takjub menyaksikan tindakanku itu, menatapku dengan serius,


“Jadi, berapa banyak biaya tambahan yang harus aku bayar?”


Setelah “operasi” kami selesai, saudagar perhiasan bertanya begitu padaku.


“Mungkin beberapa koin perak...”


Aku terus mengancamnya.

Karena membawamu, semua peristiwa ini bisa terjadi. Dan tentu saja aku tidak melakukan semua ini hanya untuk beberapa koin perak.

Setelah perundingan selesai, kami setuju agar dia membayar dengan satu buah perhiasan.


“... Pola pikir dalam meladeni serangan bandit, dan juga mengambil keuntungan dari mereka... Aku sangat tersentuh.”


Sepertinya ada gelora tertentu yang membara di batinnya. Saudagar perhiasan itu terus menatapku dengan bersemangat. Yah, mungkin yang dikatakannya itu memang benar.


“Baiklah. Kalau begitu, akan kuajarkan teknik Pengrajin dan Pembubuhan Sihir, juga akan kuberitahu jalur perdagangan yang ada padamu.”

“... Bukankah pembayaranmu itu terlalu banyak?”


Itu sudah melebihi dari biaya tambahan yang disepakati, hingga membuatku sedikit mencurigainya. Ada kemungkinan kalau dia akan menipuku, karena aku sudah mengambil satu perhiasan dagangannya.


“Tidak juga. Saudagar serakah yang sudah dirugikan dan meminta ganti rugi sepertimu, akhir-akhir ini semakin jarang kutemui.”

“Aku yakin ada banyak orang serakah di luar sana.”

“Bukan itu yang kumaksud. Caramu memeras seseorang hingga tanpa sisa. Bukan hanya memanfaatkan lalu membuang mereka, tapi mengamankan mereka demi merampas semua yang mereka punya, itulah yang aku maksud.”

“Memanfaatkan lalu membuangnya, huh...”


Aku menoleh ke arah para bandit yang semua hartanya telah kurampas itu.

Mereka kelihatan hidup berkecukupan, dilihat dari bagusnya pakaian yang mereka kenakan, jadi aku rampas saja semua yang mereka punya. Ini memang pantas untuk membalas perbuatan mereka.

Dengan dirampoknya para perampok ini, pasti membuat ‘para penonton’ puas.


“Maksudmu tindakanku ini?”

“Mereka ini mencoba merampok dan membunuh kita. Meski begitu, kau memutuskan untuk membiarkan mereka hidup, asal mereka memberi semua hartanya padamu. Karena mereka mengancam hidupmu, jadi wajar saja kalau kau ingin membunuh mereka. Dari posisi-mu yang jauh mengungguli mereka, ini adalah keputusan terbaik yang bisa kau pilih.”


Yah, sebenarnya itu karena buruknya ketenaranku di negeri ini. Jadi, meski aku bawa mereka ke pihak berwajib, kemungkinan besar para aparat di sana akan lebih mempercayai pengakuan para bandit ini dibanding diriku. Meski memang ada kemungkinan mereka bisa percaya padaku.


“Mereka memberi semua harta mereka agar diampuni olehmu.”


Mungkin kau bisa menganggapnya seperti itu...


“Dengan begitu, saat dendammu sudah terbalaskan, kau bisa menggunakan pengaruh itu untuk meningkatkan pendapatanmu, dengan memeras mereka sebanyak mungkin!”


Saudagar perhiasan itu menunjukkan senyumnya yang mengerikan. Ada apa dengan orang ini?! Ternyata orang ini benar-benar mengerikan!


“B-Baiklah, akan kuantar kau sampai ke kota berikutnya.”

“Tidak, aku tidak akan pergi sebelum mengajarkanmu banyak hal.”


Memangnya apa yang ingin saudagar perhiasan ini ajarkan padaku!

Aku sedikit khawatir, melihat betapa bersemangatnya dia sekarang. Tapi dengan itu, kami membawa barang rampasan dari para bandit tersebut, diikuti oleh saudagar yang memaksa ikut denganku ini.

Mungkin tidak terlalu penting, tapi seseorang yang sudah “mengorbankan” saudagar perhiasan ini pada para bandit, adalah anggota dari perserikatan saudagar. Sepertinya saudagar ini dijadikan sasaran perampokan, setelah diasingkan dari perserikatan tersebut.

Referensi :[edit]