Tate no Yuusha Jilid 2 Bab 6 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 31 : Wortel dan Pancingan[edit]

Bagian 1[edit]

Saat pagi hari tiba, aku langsung pergi ke tenda pedagang budak.


“Apa yang anda perlukan sampai pagi-pagi begini datang kemari, Tuan Pahlawan?”

“Kutukan monster-mu ini tidak berguna! Tergantung dari jawabanmu, mungkin aku akan perintahkan budak berbahayaku dan monster-ku agar sedikit mengamuk di sini, paham?”

“Filo lapar. Apa boleh aku melakukannya nanti?”

“..... Kalau kau terus bersikap begitu, kau saja yang akan kujadikan sarapan.”


Kutukan monster yang ditanamkan pada tubuh Filo, tidak bekerja seperti yang diharapkan. Bukan itu saja, bahkan pilihan ikon perintahnya juga tidak bisa diperiksa.


“Hm? Maksud anda bagaimana?”


Kemudian aku menjelaskan pada pedagang budak itu tentang peristiwa yang terjadi pagi ini. Memang cukup sulit, tapi akhirnya kami bisa menenangkan Filo, dan menyuruhnya berubah ke wujud manusianya. Dan setelah itu, kami pun berangkat ke tenda sirkus ini.

Raphtalia saja sudah cukup merepotkan, tapi Filo jauh lebih merepotkan lagi. Harus terus mengawasi mereka berdua agar tidak melakukan hal aneh, jelas cukup membuatku stres.


“Sepertinya Ratu Filolial bisa menghilangkan kutukan monster dalam dirinya. Ya.”

“Apa karena jenisnya bukan lagi Filolial biasa?”

“Kutukan monster biasa tidak akan kuat menyegel monster tingkat tinggi. Hadiah terbesar dari lotere telur, seekor Kiryuu, harus ditanamkan kutukan monster khusus padanya.”

“Jadi, maksudmu kutukan monster biasa tidak akan mempan pada makhluk ini?”

“Ya.”


Dengan senang pedagang budak bajingan itu mencatat penemuan ini ke dalam sebuah buku kecilnya.


“Jadi, apa kau bisa melakukan penanaman ‘kutukan monster khusus’ ini untukku?”

“Oh Tuan Pahlawan yang baik hati! Sayangnya itu tidak termasuk layanan gratis kami. Ya.”

“Apa kau bilang...?”

“Seperti yang bisa anda perkirakan, ini bukanlah proses yang mudah, dan kalau dilakukan tanpa pungutan biaya, saya akan kesulitan nantinya. Biaya kutukan khusus sendiri sudah menurun terlalu rendah, semoga anda mengerti.”


Sial, sepertinya mulai sekarang akan sulit untuk mendapatkan jasa gratis darinya. Yah, mau bagaimana lagi, apalagi setelah memperhitungkan semua kerusakan yang Filo buat sebelumnya.


“Berapa biayanya?”

“Karena saya yakin dengan masa depan Tuan Pahlawan, saya berani memotong harga hingga biayanya menjadi 200 koin perak. Bagaimana?”


Siaaaaal, mahal juga.


“Bisakah kau-...”

“Ngomong-ngomong, harga pasar termurah untuk layanan ini saja 800 koin perak. Saya tidak akan berbohong, karena saya berharap banyak pada Tuan Pahlawan di masa yang akan datang.”


Argh! Batinku seperti terkena pukulan telak. Aku pun menyerah, dan dengan enggan menyerahkan 200 koin perak pada si pedagang budak.


“...... Kalau kau ternyata memang berbohong, kedua bawahanku ini akan mengobrak-abrik tempatmu, kau mengerti?”

“Tentu saja saya mengerti.”


Filo yang sekarang kembali ke wujud Ratu Filolial-nya, melihat ke sekeliling dengan gelisah, dan diamankan oleh Raphtalia yang memegangi kedua sayap lebarnya.


“Diam di sini, Filo.”

“Kenapa-?”

“Kalau kau menurutiku, akan kuberikan makanan yang sangat enak.”

“Iya.”


Dengan mata yang berbinar-binar, Filo kusuruh berdiri di tempat yang sudah ditentukan pedagang budak. Baiklah, sekarang waktunya kau mengeluarkan sihir itu. Aku memberi isyarat pada pedagang budak. Pedagang budak itu pun mengangguk, lalu ke-12 asisten berjubah yang tertutupi wajahnya segera mengelilingi Filo.

Kemudian mereka menuangkan semacam cairan obat atau suatu zat cair ke atas lantai, lalu menghadap ke arah Filo, dan mulai merapalkan mantra.

Lantainya mulai bersinar, dan sebuah lingkaran sihir mulai terlihat di sekitar Filo yang berdiri di tengahnya.


“Eh...? A-Apa yang terjadi?”

*Bukk! Bukk! *

Filo mencoba melawan namun tidak berhasil, bersamaan lingkaran sihir itu terus menyempit ke posisinya.


“Sa, sakiiiiit! Hentikan-!”


Filo mengamuk karena tersiksa oleh proses pembaharuan kutukan monster itu, dan tiap kali dia berontak, lingkaran sihir itu kembali berguncang. Semua asisten pedagang budak dibuat tercekat karena terkejut melihat perlawanan Filo.


“Untuk jaga-jaga, aku menyuruh beberapa asisten tambahan untuk menahan monster ini dengan sihir, tapi... melihatnya yang masih bisa bergerak walau telah dikurung sekuat ini, saya khawatir akan jadi sekuat apa monster anda ini nantinya. Ya.”


Saat kupikirkan lagi, dia ini masih Level 19. Kalau sekarang dia sudah sekuat ini, akan sekuat apa dia nanti saat Level 70? Aku pun mengangguk untuk menjawab si pedagang budak. Akhirnya, lingkaran sihir itu sepenuhnya tertanam pada perut Filo, dan berhenti mengeluarkan suara.


“Sudah selesai. Ya.”


Dalam pandanganku, sekarang ada sebuah ikon monster, dengan tingkatan perintah yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan seksama, aku periksa pilihan menu untuk “mematuhi semua yang kukatakan”.


“Hah.... Hah....”


Filo terengah-engah sambil terus berjalan ke arahku.


“Tuan, kau jahat... Ini sakit sekali-.”


Di saat aku bertanya-tanya ‘apa ada senyum jahat yang tersirat di wajahku’, aku perintahkan pada Filo.


“Sebelum itu, berubahlah jadi wujud manusiamu.”

“Apaa? Ini sakit sekali, aku tidak mau-... Beri aku makanan yang enak!”


Tidak menuruti ucapanku, dan meminta makanan seakan dia meremehkanku, kutukan monster pada tubuh Filo pun mulai menyala.


“Eh, tidak! A-... hentikan! Hentikan!”


Filo melepaskan suatu sihir pada tanda kutukannya, tapi kali ini tanda itu menangkalnya dan mengaktifkan kutukannya lagi.

Bagian 2[edit]

“Sakit! Sakit! Sakit!”


Filo pun rubuh ke lantai karena rasa sakit dari kutukan monster itu.


“Kalau kau tidak menuruti perintahku, kau akan lebih kesakitan lagi.”

“Sakit! Sakit! Uuu...”


Dengan enggan, Filo pun berubah ke wujud manusianya. Setelah dia lakukan itu, tanda kutukan monster-nya tidak lagi bersinar.


“Yah... sepertinya kali ini kutukannya bekerja dengan baik. Kerja bagus, pedagang budak.”

“Tentu saja, ini adalah tanda kutukan yang kuat, jadi takkan bisa dihancurkan dengan mudah. Ya.”


Aku berjalan mendekati Filo yang masih tersungkur, lalu berkata:


“Untuk membelimu saja biayanya 100 koin perak, dan menanamkan kutukan monster ini padamu biayanya 200 koin perak. Jumlah kesemuanya menjadi 300 koin perak. Setidaknya, ikuti perintahku untuk membayar biaya yang kukeluarkan untukmu.”

“T-Tuan-.”


Saat Filo masih kesulitan untuk bangun, aku ulurkan tanganku padanya. Aku merasa bersalah, karena sampai harus melakukan semua hal ini terhadap seorang anak yang masih polos, tapi, setidaknya aku ingin mencari uang untuk bisa membiayai anak yang manja ini.


“Turuti saja apa yang kukatakan.”

“T-Tidak mau...”

“Aku mengerti, aku mengerti. Kalau kau tidak mau mendengar perkataanku, akan kujual saja kau pada pria menakutkan yang di sana.”

"…!?”


Filo akhirnya tersadar, dan ekspresi wajahnya sekarang terlihat ketakutan. Pedagang budak itu, dia melihat ke arahku dengan ekspresi terbebani sekaligus senangnya...


“Berapa harganya kalau dia dijual?”

“Biar saya lihat. Dia ini langka, jadi mengurusnya akan sedikit sulit, tapi 30 koin emas sepertinya cukup setelah memperhitungkan biaya mengurusnya. Karena kutukan monster yang kuat telah ditanamkan padanya, dia takkan bisa memberontak lagi. Saya tahu banyak cara untuk memanfaatkan kemampuannya. Ya.”


Pedagang budak sialan, setelah mengatakan kesulitan dalam mengurusnya, dia langsung menurunkan harga jual Filo. Aku tidak terlalu yakin, tapi kalau aku serahkan Filo padanya, mungkin hidup Filo akan berakhir. Dan sekarang Filo terlihat ketakutan saat menengadah untuk memandangiku.

Ini sulit... Rasanya hati nurani yang kuanggap telah hilang, sekarang telah kembali lagi. Meski begitu, tergantung dari sikap Filo, pilihan seperti itu mungkin memang harus kubuat di masa depan. Kalau aku tidak bisa menjadi sosok seorang kakak baginya (seperti halnya Raphtalia), maka aku juga takkan bisa menjadi pemilik peliharaan yang baik.


“Dan seperti yang pria itu katakan tadi. Kalau kau mulai mengamuk lagi, aku tidak akan membawamu lagi... Mungkin nanti kau akan dipaksa minum obat yang sangaaat pahit, lalu mereka akan memukuli seluruh badanmu, sampai akhirnya... kau mati.”

“T-Tidaaaak---!”


Filo menjerit dan terus menolak.


“Tuan, kumohon jangan membenci Filo-...”


Filo memohon dengan sungguh-sungguh sambil memeluk kakiku. Sial! Ini pilihan yang sulit... Tapi aku tidak boleh ragu.


“Kalau kau menuruti perkataanku, aku tidak akan membencimu. Karena itu kau jangan nakal, mengerti?”

“I-Iya!”

“Bagus. Kalau begitu kita akan tidur di penginapan, dan jangan berubah ke wujud asalmu. Ini adalah janji pertama kita.”

“Baik!”


Melihat senyum berseri Filo, hati kecilku merasa sakit karena perasaan bersalah padanya.

Baiklah, hari ini aku juga harus pergi ke toko senjata... Saat aku mengalihkan pandanganku dari Filo, aku melihat senyum paling bahagia dari pedagang budak selama ini.


“Bulu kuduk saya merinding setelah melihat sikap jahat anda yang menakjubkan tadi. Anda memang benar-benar seorang Pahlawan Perisai Legendaris!”


Terasa ada yang aneh dari alasannya memujiku begitu... Tapi aku tidak yakin harus mengatakan keluhanku ini. Dan di sampingku, ekspresi wajah Raphtalia juga terlihat kebingungan.


“Tuan Naofumi... Mungkin kau sudah sedikit berlebihan...”

“Kalau aku tidak melakukan ini, maka dia takkan mendengar apapun yang kukatakan. Dulu kau juga sama, kan?”


Raphtalia mengangguk setelah mendengar jawabanku.


“Kalau dipikir lagi, pasti karena ‘itu’, ya?”

“Ada saat di mana kita boleh membebaskan kehendaknya, dan ada saatnya kita harus tegas padanya.”


Aku takkan menyebutkan niatku yang sebenarnya dari “pernyataan” yang kusebut tadi.


“Siasat Wortel dan Pancingan ternyata. Ya.”

“Pedagang budak, aku tidak sedang bicara denganmu.”


Dan berhentilah membongkar rencanaku.


“Kelihatannya aku sudah merepotkanmu.”

“Kalau anda merasa begitu, saya akan siapkan anak Filolial yang penurut untuk anda besarkan dan-”

“Baiklah, hari ini ada tempat yang harus kudatangi. Jadi aku pergi dulu.”

“Saya sangat menghormati Tuan Pahlawan yang mempunyai tekad kuat, hingga tidak terbawa suasana yang saya buat. Ya.”


Setelah percakapanku dan pedagang budak berakhir, kami bertiga pun pergi meninggalkan tenda.

Referensi :[edit]