Tate no Yuusha Jilid 3 Bab 2 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 52 : Pertumbuhan (Perisai)[edit]

Bagian 1[edit]

“Bos monster itu harusnya ada di sini.”

“Menurutku juga begitu.”

“Iya~”


Sebuah retakan lainnya memanjang di permukaan tanah, dan menjadi pusat dari datangnya pasukan gelombang. Satu-persatu prajurit monster terus bermunculan dari dalam retakan itu.


“Hm?”


Terlihat ada seekor monster hantu putih yang wujudnya mirip ikan, dengan mata merah, mulut besar yang bertaring, dan wajah yang terlihat ganas, tergeletak tak bernyawa di sana. Apa monster besar ini sudah mati?

Wujudnya sangat mirip dengan hantu... Kemungkinan besar serangan fisik takkan mempan pada monster ini.


“Apa ini seekor monster ikan?”

“Apa-apaan ini...”

“Hmm... Sepertinya monster ini tidak terlalu sulit untuk dikalahkan.”

“Benarkah?”

“Serangan biasa memang takkan berpengaruh banyak. Jadi, tipe monster seperti ini harus diserang dengan sihir.”


“Kalau begitu, Filo bisa melawannya~!”

“Hah? Bukannya tendangan biasa takkan mempan?”

“Iya, karena Filo juga bisa memakai sihir!”

“Kalau kau bisa memakai sihir, harusnya kau katakan itu dari dulu!”

“Tidak~. Menyerang dengan tendangan lebih cepat daripada memakai sihir.”


Ugh... Filo masih belum mengerti, kalau sihir bisa sangat berguna di dalam pertarungan. Menanyakan hal itu padanya, sama saja dengan mencoba menggenggam awan.


“Bukannya mereka bertiga sudah mengalahkan bos monster-nya?”


Mereka ada di mana sekarang?

Saat aku melihat ke sekeliling dengan cemas, tidak lama terdengar suara logam yang saling berbenturan.


“Apa mereka di sana~?”

“Kau benar. Ayo kita pergi ke sana!”


Filo juga mendengar suara itu, jadi kami segera pergi menuju asal suara tersebut.



"Rinbu Rei no Kata ・Gyaku Shiki Setsugekka!” [1]


Warna langit yang memerah,tidak lama mulai bersinar.

Saat aku melihat ke langit, bulan yang nampak juga berwarna merah, seakan bulannya terpanggil karena kedatangan seorang tokoh antagonis.

Kemudian, sesuatu yang berwujud seperti manusia ‘melukiskan’ sebuah lingkaran, dan tidak lama muncullah suatu kilatan berwarna merah.

Tate no Yuusha Volume 3 Image 2.jpg

"UAAAAAAAAAH!!!"


Saat kami tiba di sana, terdengar beberapa orang yang berteriak bersamaan.

Motoyasu, Ren, dan Itsuki terperangkap di dalam tornado, dan semua rekan mereka telah terpencar dan pingsan.


“Ugh!”


Apa yang terjadi di sini?

Dari yang bisa kulihat, musuh telah menembakkan sihir berskala besar ke tempat ini... Tidak, tidak, level mereka bertiga harusnya sudah tinggi... tidak mungkin mereka dikalahkan semudah ini. Sebenarnya apa yang terjadi?

Motoyasu pun terlempar, dan jatuh di dekat posisi kami bertiga.


“Harusnya jurus Meteor Spear telah mengenainya...”


Ren juga bergumam seakan menimpali ucapan Motoyasu.


“Harusnya jurus Meteor Sword bisa berpengaruh padanya...”


Dan Itsuki.


“Meteor Bow harusnya bisa membalikkan keadaan...”


Apa?

Ketiga Pahlawan itu langsung tak sadarkan diri.

Yah, setidaknya mereka ini belum mati. Tapi nama jurus yang mereka sebut... Meteor...? Apa istilah itu sekarang cukup terkenal? Atau kalian bertiga saja yang ingin jadi terkenal?


“Apa kalian termasuk pasukan balabantuan mereka?”


Setelah tornado-nya berhenti, seseorang muncul dari pusat tornado tersebut.

Sosoknya mengenakan sehelai kimono hitam dengan sulaman benang berwarna perak. Rasanya... di duniaku, pakaian seperti itu digunakan saat menghadiri suatu pemakaman.

Dan sosok itu adalah seorang gadis dengan penampilan yang anggun. Dengan rambut panjangnya, kecantikan wajahnya menyaingi Raphtalia. Dia terlihat memiliki kepribadian yang serius.

Tapi ada sesuatu yang aneh. Terkadang, sosoknya terlihat sedikit tembus pandang.

Senjata yang digenggamnya adalah sepasang kipas besi. Menggenggam dua kipas besi dengan kedua tangannya, dia terlihat seperti hendak menari.

Nampaknya, wanita berwujud manusia ini telah menjadi pemenang dalam pertarungannya.

Tate no Yuusha Volume 3 Image 3.jpg

“Semua Pahlawan di dunia ini hanya bisa menggonggong saja, sungguh mengecewakan.”


Sosok... wanita mirip manusia itu bergumam sembari berbalik ke arah kami.


“Tuan~, orang ini sangat kuat.”


Filo memperingatiku, bersamaan dengan bulu burungnya yang langsung berdiri.


“Ya, aku juga merasakan hawa yang kuat dari keberadaannya. Kekuatan yang dia miliki, jauh melebihi kekuatan monster biasa.”


Raphtalia juga memperingatiku, bersamaan dengan ekornya yang langsung menegang.


“Jadi kau yang telah mengalahkan ketiga orang bodoh ini?”


Saat bertanya begitu, aku injak wajah si jalang yang tergeletak di tanah, tak sadarkan diri.

Bagian 2[edit]

“Hmm... Jadi begitu caramu memperlakukan rekan-rekanmu?”


Sepertinya, wanita yang mengenakan kimono itu tidak menyukai sikapku.


“Maaf saja, tapi kau benar-benar salah kalau menganggap si jalang ini rekanku.”


Setelah menginjak-injak wajahnya lagi sebanyak 3 kali, akhirnya amarahku sedikit terpuaskan.


“Meski begitu, yang kau lakukan itu bukanlah hal yang pantas.”

“Berbicara soal pantas atau tidak, si jalang ini telah melakukan sesuatu yang lebih kejam padaku. Wajar saja kalau aku masih menyimpan dendam padanya.”


“Kelakuan Tuan seperti penjahat saja~”

“Diam.”


“Aku tidak bisa membantah ucapan musuh tentang hal ini.”


Raphtalia bergumam dengan sedikit merasa kagum akan ucapan wanita itu.

Suasananya mulai menyebalkan.


“Apa Filo boleh ikut menginjaknya juga~?”


Filo mulai mengangkat kakinya, dan mengarahkannya pada kepala Motoyasu.


“Hentikan. Kalau kau lakukan itu, dia akan mati.”

“Baik~”


Musuh tersebut kelihatannya sedikit terkesima melihat sikap kami.


“...Meskipun mereka itu bukan rekanmu, tindakanmu ini bukanlah tindakan terpuji bagi seorang manusia.”

“Terserah kau mau bicara apa.”

“Baiklah, aku telah tersesat di dunia ini, tapi aku tidak bisa pergi begitu saja.”


Wanita itu segera menyerbu dan menyerang kami dengan kipas besinya.

Gerakannya sangat cepat!

Aku pun langsung mempersiapkan perisaiku.

*DRANGGG!!!*

Sial... Serangannya sangat kuat.

Bahkan serangan Naga Zombie saja tidak sekuat serangan wanita ini, padahal dia hanya memakai kipas besi saja. Akan sangat gawat kalau serangan sekuat ini mengenai Raphtalia atau Filo.


“Raphtalia! Filo! Hati-hati... Wanita ini sangat kuat.”

“Baik!”

“Iya!”


“Aku adalah Pahlawan Perisai yang memerintah inti dari kekuatan. Aku telah membaca dan memahami satu hukum alam. Semoga kekuatan alam melindungi kami...! Fast Guard !”


Setelah aku arahkan sihir pendukung itu pada kami bertiga, pertarungan pun dimulai.

Setelah tahu apa yang akan kami lakukan, musuh kami itu mulai berpindah ke tempat lain. Kami pun terus mengejarnya, agar ketiga Pahlawan lain dan semua rekan mereka tidak terbangun, dan malah mengganggu kami nantinya.

Mungkin wanita itu juga yang telah mengalahkan bos monster-nya.

Setiap kali gagal kutangkis dengan perisaiku, semua serangan kipas besi itu terasa menyakitkan. Dalam pertarungan yang sengit ini, setiap ada sedikit waktu, aku rapalkan sihir untuk memulihkanku. Serangan wanita itu bukan hanya cepat, tapi juga sangat kuat.

Dia mencoba mengubah sasaran serangannya pada Raphtalia dan Filo.


“Kau pikir aku akan membiarkan kau menyerang mereka?!”


Aku cegah serangannya itu dengan mencengkeram kakinya.


“Ugh... Cepat lepaskan aku!”


Sayangnya, kata-kata itu tidak cukup untuk melepaskan cengkeramanku.


“Apa kau juga tipe petarung seperti para Pahlawan itu...? Ini lebih menyusahkan daripada serangan mereka sebelumnya.”


Wanita itu tetap bersikap acuh, meski telah terkena Taring Ular Beracun (Menengah). Dan untuk ketangguhan pertahanannya, aku harus lebih memperhitungkannya lagi, karena nyatanya dia bisa menangkis serangan dari Raphtalia dan Filo.

Singkatnya, dia ini kuat... Kuat dalam segala halnya. Itu bisa dibuktikan dengan kekalahan ketiga Pahlawan lain olehnya seorang.


“Tuan~, lihatlah sihir yang Filo punya... Bersiaplah~!”


Filo menyilangkan kedua tangannya, lalu segera menyerbu ke arah musuh.

Hanya sesaat... Ya, hanya dalam waktu sesaat, wujud Filo langsung menjadi samar.


*Tsing Tsing Tsing Tsing Tsing!*


Efek kejut dari hantaman serangan Filo, langsung terasa di sekujur tubuh wanita itu.


“Sial...!”


Ekspresi wajah wanita itu terlihat sangat kesakitan.


“Yang benar saja... orang ini sangat keras kepala. Meski terkena serangan Filo, dia tetap bertahan agar tubuhnya tidak terlempar.”


“Serangan sekuat ini... Dalam waktu singkat, dia mampu melancarkan delapan tendangan sekuat itu... Kekuatannya menandingi serangan si Pahlawan Pedang...”


Eh? Wanita itu bisa melihat serangan Filo?


“Filo, lakukan serangan itu lagi!”

“Eh~... Tidak mungkin. Selain harus menunggu waktu jeda, jurus itu juga sudah menguras energi sihir Filo.”


Apa tadi itu benar-benar serangan terkuat yang Filo punya?


“Rasakan ini!”


Saat menemukan celah untuk menyerang, Raphtalia segera menusukkan pedangnya.


“Naif!”


Di waktu yang tepat, kipas besi wanita itu segera menangkis tusukan pedang Raphtalia.

*TRANGG!*

“A-ap...”

Bagian 3[edit]

Pedang Raphtalia langsung patah?

Sebenarnya, sebesar apa kekuatan wanita itu? Memang pukulan kipas besi bisa mematahkan pedang, tapi itu memerlukan keahlian yang sangat tinggi.

Meski telah memakai sihir Fast Guard, aku saja masih kesulitan menangkis serangannya dengan perisaiku. Dan Filo juga telah mengeluarkan serangan terkuatnya.


“Sial...”


Raphtalia pun mundur, dan menghunuskan pedang cadangan miliknya. Apa tidak ada cara untuk memenangkan pertarungan ini...?


“Huff... Huff... Sudah cukup.”


Tapi... Kalau ini menjadi pertarungan jangka panjang, mungkin kita masih bisa menang. Wanita itu telah bertarung melawan ketiga Pahlawan dan semua rekan mereka. Sebarapa kuat pun dirinya, tetap saja dia akan merasa kelelahan.


“Akan kuhabisi kalian!”


Tubuh wanita itu mulai bersinar.

Ini gawat! Dia akan melancarkan serangan, yang telah menumbangkan ketiga orang itu.


“Raphtalia! Filo!”


Wanita itu mulai berputar, seakan sedang menari dengan kecepatan tinggi.

Raphtalia dan Filo akhirnya sempat bersembunyi di belakangku.


“Shield Prison!”


Sebuah kurungan terdiri dari banyak perisai sihir, segera mengelilingi kami.


"Rinbu Rei no Kata ・Gyaku Shiki Setsugekka!"


Badai besar yang muncul dari kipas besi wanita itu, bertiup dan mulai memotong kurungan perisaiku.


“Sialan...”


Serangannya sangat hebat. Tidak heran ketiga Pahlawan itu sampai terpental jauh, aku saja kesulitan menahan serangan wanita ini.


“Kalian berdua tidak apa-apa?”

“Kami... Baik-baik saja...”

“Sakiit...”


Saat aku menoleh ke belakang, Raphtalia dan Filo telah terkena damage yang cukup besar. Aku pun mengoleskan Balsem Penyembuhan pada luka mereka.

Karena ‘Perluasan Jarak Pengaruh Obat’, luka mereka perlahan mulai pulih.


“Mengesankan... Masih sanggup berdiri setelah menghadapi serangan andalanku... Pertahananmu hebat juga.”


Tornado itu pun berhenti, dan wanita tersebut kembali muncul.


“Aku merasa tersanjung mendengar pujianmu itu.”


Meski sekarang aku sudah babak belur, kami masih belum kalah. Tapi kami tidak tahu, bagaimana cara melewati kesulitan ini...


"Ei~!"


Filo berlari dengan kecepatan tinggi, dan terus menyerang wanita itu. Ini akan menjadi pertarungan yang panjang, namun peluang kemenangan kami dalam pertarungan ini pun masih meragukan.

Apa yang harus kami lakukan...

Hanya ada satu cara untuk membalikkan keadaan ini.


"Raphtalia."


Aku ulurkan tanganku pada Raphtalia yang masih berlutut.


“Ada apa?”

“Pinjamkan kekuatanmu padaku...”


Sepertinya Raphtalia bisa menebak apa yang akan kulakukan.


“Baiklah. Aku adalah pedang milik Tuan Naofumi. Meski kau terjun ke jurang neraka sekalipun, aku akan terus mengikutimu.”

“...Aku tahu.”


Aku percaya pada Raphtalia, dan tidak sedikitpun aku merasa dia akan mengkhianatiku. Tapi kalau aku kalah di sini, maka Raphtalia dan Filo akan mati...

Meski aku tidak menginginkannnya... Bagaimanapun caranya, aku ingin melindungi mereka berdua.

Aku takkan membiarkan diriku tenggelam dalam amarah lagi. Aku telah bersumpah untuk itu, jadi...

Aku letakkan tanganku di atas perisaiku, dan mencoba mengaktifkannya.

Perisai Amarah telah mengalami Pertumbuhan dikarenakan kristal dari Naga Zombie.
Perisai Amarah dari Rangkaian Kutukan  telah ditingkatkan!
Perisai Amarah 2
Bonus Pemakaian : Keterampilan bertarung [Change Shield (Serangan) ] , [Iron Maiden]
Kemampuan Khusus : Peningkatan Kekuatan Fisik, [Kutukan Pembakaran Diri], [Amukan Naga], [Auman Amarah Rekan]

Kemudian...

Apa ini ingatan dari naga yang diserap oleh perisaiku? Setelahnya, suatu rekaman kilas balik ditampilkan padaku.

Bagian dada dan bagian tengah kening naga itu ditikam oleh Pahlawan Pedang. Amarah yang dirasakan naga tersebut, jauh lebih besar dari yang bisa dibayangkan.
“Aku telah dikalahkan oleh manusia itu...”

Sekarang aku mengerti, betapa direndahkannya naga itu setelah dikalahkan oleh Ren.

Tapi maksud dari peningkatan “Pertumbuhan” ini... Apa yang terjadi?

Bentuk perisaiku berubah dari wujud yang diselimuti api, menjadi wujud yang mirip dengan seekor naga. Ditambah lagi, karena adanya suatu ikatan dengan perisaiku, Zirah Barbarian +1 juga ikut berubah.

Apa ini dikarenakan... Inti dari bangkai naga itu?

Pakaian tambahan pada Zirah Barbarian-ku, berubah bentuk menjadi tekstur kulit Naga Hitam.

Dan sebagai gantinya... Suatu bayangan hitam mulai mengaburkan pandanganku...

Referensi :[edit]

  1. ”Rinbu Rei no Kata ・Gyaku Shiki Setsugekka” oleh sumber terjemahan menjadi “Circular Dance Model Zero ・ Reverse of Sub Zero Flowers”.