Toaru Majutsu no Index (Indonesia):NT Jilid 15 Chapter 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Toaru Majutsu no Index: NT Volume15 Bab 1 Isi


Chapter 1: Konfrontasi, atau Hari Baru — Turn_a_New-Leaf.[edit]

Part 1[edit]

Keesokan harinya adalah tanggal 4 Desember.

"..."

Sejujurnya, Kamijou Touma merasa ragu. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Kamisato Kakeru dan faksinya. Dia juga tidak tahu apa yang dilakukan oleh Dewa Sihir seperti Othinus. Selain itu, dia tidak bisa lagi mempercayai tangan kanannya. Dia merasa ingin keluar sekolah seperti boneka clockwork. Dia ingin meletakkan selimut di atas kepalanya dan gemetaran selama seharian. Bahkan kedatangan fajar terasa tidak masuk akal baginya.

Namun…

"Jangan lupa."

Dia menatap dirinya di cermin kamar mandi dengan wajah 120% serius.

Ini bukan motivasi diri keren yang dimaksudkan untuk mengingatkannya betapa pentingnya setiap hari.

"Mengapa Komoe-sensei memaksakan mainan acrobike konyol itu padamu selama orientasi anti-kejahatan? Ucapannya tidak menyenangkan!! Dia memberimu hukuman mati karena tidak bisa menutupi ketidakhadiranku dan pindah ke tahun depan hampir tanpa harapan!! "

Jika seorang guru kejam yang melihat nilai di atas segalanya telah mengatakan itu sambil menunduk menatapnya, dia mungkin telah mundur sedikit, tapi ini tidak terasa seperti ancaman. Rasanya jauh lebih seperti dia telah mencoba segalanya dan kehabisan ide. Masalah itu tidak benar-benar tuntas setelah gelombang kepanikan yang disebabkan oleh High Priest, jadi dia tidak tahu apakah dia telah bebas atau tidak.

Jadi apa jadinya kalau dia bolos tanpa alasan yang jelas sekarang? Piala "Bertahan" yang benar-benar tidak diinginkan dapat ditambahkan dalam kehidupan sekolahnya yang telah menjadi akrobatik. Ini nyata!!

"Tidak!! Aku tidak ingin menjadi murid dalam kelas yang semuanya memanggilku kakak kelas!! Aku tidak yakin bisa menjadi karakter kakak kelas meskipun aku menjadi kelas 1"

Peri lima belas sentimeter Othinus berbicara jengkel setelah menyusup masuk melalui celah kecil di bawah pintu kamar mandi.

"Kenapa kamu berteriak ke cermin? Apa ini waktunya untuk obat penenangmu?"

"Oh, tuhan tolong aku!!"

"Aku tidak tahu apa maksudnya ini, tapi aku tidak ingin memberi bantuan ilahi kepada pemuja sains. Kalau kamu punya waktu untuk bermain dalam psikologi Gestalt-mu, buatkan sarapan. Aku tidak begitu peduli, tapi si Biarawati Putih dan Kucing Buas itu menjadi gila. ...Terlebih si Calico sialan itu menakutiku sejak aku pikir ia melihatku sebagai sumber makanan cadangan. Ini masalah untuk hewan kaki empat..."

Dengan begitu, kini adalah waktunya untuk memasak.

Keributan hotpot malam sebelumnya berakhir dengan kemungkinan terburuk. Yang mereka punya hanyalah sayur cincang, roti, telur, dan rempah-rempah yang Kamijou dapatkan di toko serba ada. Pikirannya begitu penuh dengan kebingungan setelah pertarungan dengan Kamisato hingga dia benar-benar hanya mampir ke toko murni dari kebiasaan tanpa ada insting melacak. Dia menjerit ketika melihat struk belanjanya setelahnya, tapi setidaknya itu memberinya sesuatu untuk sarapan.

Terlebih, dia tidak ingin melakukan usaha ekstra saat menghadapi begitu banyak krisis: misteri Kamisato, misteri tangan kanannya, misteri apakah dia akan ditahan, misteri perut Index, dan misteri dari jendela yang masih pecah di tengah musim dingin.

Dengan demikian, ia memilih untuk membuat roti panggang Prancis untuk sarapan pagi, sebuah piring yang tampak seperti butuh banyak usaha tapi sebenarnya cukup mudah.

Index, dalam pakaian kasualnya dari kain putih dengan sulaman emas, menggunakan garpu plastik dan pisau yang disertakan dengan pasta dan pancake untuk mencekik roti sembari matanya berkilauan sedikit terlalu terang.

"Mengunyah sesuatu yang manis di pagi hari membuatku sedikit merasa seperti gadis nakal."

"kamu suka semuanya, jadi aku tidak benar-benar paham apa maksudmu."

Othinus secara tidak sengaja terjun langsung ke sepiring kecil madu dan si kucing calico menikmati makanan kucing biasa.

Tidak peduli berapa banyak masalah yang dia hadapi di piringnya, jarum jam bergerak dengan cepat.

Setelah membersihkan piring, Kamijou meraih tas sekolahnya dan mulai menuju pintu depan.

"Aku akan pergi."

"Oke. Cepat kembali. "

Saat dia meninggalkan asrama dan berjalan menyusuri jalan biasanya ke sekolah, suara seorang gadis terdengar olehnya dari tas sekolahnya.

"Hei Manusia, jangan terlalu banyak mengguncang."

Itu adalah Othinus sang Dewa Sihir.

"Itu lebih baik."

"Othinus!? Tolong jangan katakan kamu menyukai ini! Semua orang di sekolah aku membawa barang-barang aneh!!"

"Diam. Aku juga tidak ingin selalu menggunakan metode murahan"

Figurin lima belas sentimeter itu memanjat keluar dari tas, naik ke lengannya, dan ke bahunya (yang segera menjadi tempat biasanya).

Sekarang terasa seperti dia sedang berbisik ke telinganya.

"Aku pikir kamu tidak begitu banyak bicara sejak kamu melawan Kamisato. Kau mau menceritakan padaku apa yang terjadi?"

"..."

Fokusnya beralih ke lengan kanannya yang baru saja diraih Othinus sesaat sebelumnya.

"Bukan sesuatu yang berarti"

"Apa, apa kamu membunuh dan mengubur Kamisato di suatu tempat? Aku adalah dewa sihir, strategi, dan tipuan. Apa kau benar-benar mengira aku akan terganggu oleh itu?"

"Itu terlalu jauh!! Dan itu menjadikan batasnya terlalu rendah!! Tentu saja aku tidak melakukan itu!! "

Dia akhirnya kembali meneriakinya, tapi kemudian dia punya pikiran lain.

Sebenarnya dia tidak begitu mengerti apa yang terjadi padanya saat itu, saat itu juga.

Dia bahkan tidak bisa menggunakan asumsi biasanya untuk meniadakan semua kekuatan supranatural. Apa pengaruh tangan kanannya, seberapa jauh rentang efektifnya, dan apa yang mengaktifkannya? Itu adalah kekuatan samar yang dilontarkan pada Kamisato Kakeru.

Dalam kasus itu, dia tidak bisa menyingkirkannya sepenuhnya.

Dia tidak bisa menyingkirkan asumsinya di masa depan ketika bergemetar di depan mayat Kamisato dan menggigit kukunya saat dia dengan putus asa mencoba untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan.

"Hei."

Dia memaksa suaranya seolah dia mengupas tenggorokannya yang kering agar udara bisa melewatinya.

"Kamu ingat saat di Baggage City? Saat itu, Kamu... menyentuhnya... Kamu menyentuh benda tak terlihat yang terbang dari tanganku ketika kamu memotong tanganku.

"Kamu mencoba balas dendam dengan mengingatkanku hal yang lebih suka kulupakan?"

"Ow !! Jangan menggigit telingaku begitu keras, Othinus!!"

Dewa mungil itu mendengus melalui hidungnya.

"Aku bisa memikirkan tebakan yang bagus, tapi itu di luar daerahku. Sekalipun Bersi masih hidup, akan cukup mudah untuk memastikan tebakan itu. "

"Bersi?"

Dia tidak mengira akan mendengar nama itu.

"Maksudmu Kihara Kagun? Tapi tunggu dulu. Imagine Breaker adalah kumpulan semua harapan penyihir... dari sisi Sihir dan Dewa Sihir tingkat dewa mereka. Jadi, apa yang akan dilakukannya dengan ini?"

"Pertama-tama, Bersi bukan sekadar pakar sains. Dia terampil di kedua sisi. Jangan salah pikir tentang itu."

Othinus menarik ringan telinganya.

"Kedua, ini adalah institusi raksasa untuk mengumpulkan esper, ingat? Aku tidak tahu apa yang dikatakan oleh Dewa Sihir lainnya padamu, tapi apa kamu pikir tempat ini tidak melakukan sesuatu pada itu?"

"..."

Dia merasa kesusahan karena telah kehilangan ingatannya.

Tapi menurut ayahnya, Touya, Imagine Breaker (atau kemalangan yang dibawa sebagai efek samping) telah bersamanya sejak sebelum ia datang ke Academy City. Agar anaknya tidak akan diperlakukan sebagai dewa pembawa wabah karena keanehannya, Touya telah mengirimnya ke Academy City dimana dia akan dipahami secara ilmiah dan numerik.

(Tidak.)

Setelah beberapa pemikiran, Kamijou menemukan alternatif tafsiran yang tidak menyenangkan.

(Semua yang dilihat ayah dan lainnya adalah malapetaka. Mereka tidak tahu tentang Imagine Breaker, kekuatan tangan kananku untuk meniadakan kekuatan supernatural Jadi aku tidak bisa benar-benar membuktikan bahwa Imagine Breaker komplit saat itu. Tapi Index mengatakan bahwa kemalangan itu diciptakan tangan kananku yang meniadakan berkat tuhan. Itu berarti Imagine Breaker harus mendahului kemalangan. Apa artinya ini? Bagaimana aku bisa memutarbalikkan ini...?)

Peniadaan atas Peniadaan ditumpuk di atas satu sama lain.

Dia bahkan tidak yakin sisi mana dia berdiri.

Dan…

(Othinus sepertinya tahu sesuatu, tapi informasinya hanya sampai di Baggage City.)

Dia menelan ludah dan terus berpikir dalam diam.

(Informasinya belum diperbarui, jadi dia mungkin tidak bisa menjelaskan hal apa yang mengusir Kamisato.)

"Hei."

"!? Ada apa, Othinus? "

"Lihat saja ke depan. Ini tidak terlihat bagus. "

"...?"

Kamijou menundukkan kepalanya dalam pikiran sedari tadi, jadi dia sekali lagi memandang ke depan. Dia hampir sampai di sekolah dan ternyata berada tepat di depan gerbang utama. Ini mungkin memang sesuatu seperti insting pelacak karena dia tidak salah jalan bahkan saat tenggelam dalam pikiran.

Tapi…

Hal itu diratakan.

Hal apa? SMA Kamijou.

"Apa apaan?"

"Jangan tanya aku."

"K-kamu pasti bercanda! Bagaimana kita bisa belajar sekarang!? Dan apa yang terjadi padaku kalau kita tidak bisa? Absensiku sudah di ujung tanduk dan satu kakiku mencuat ke dalam jurang tinggal kelas!!"

"Oh, Itukah kenapa kamu kelihatan begitu murung pagi ini?"

Seperti barisan semut yang diganggu, anak laki-laki dan perempuan yang tidak punya tempat tujuan berkumpul di sekitar halaman sekolah.

Di antara mereka, pikiran panik Kamijou perlahan memberinya informasi.

Itu terjadi kemarin. Ya, hanya sehari sebelumnya.

Apa yang dilakukan sang Dewa Sihir yang dikenal sebagai High Priest setelah memasuki sekolah? Bukankah dia menciptakan lengan raksasa dari tanah dan lumpur dan menghancurkan sekolah itu sebagai semacam demonstrasi?

"Sudah kukatakan, bukan? Ini masalah cepat atau lambat, sebelum atau sesudah kamu kehilangan sesuatu. "

Dengan kata lain, ini adalah tentang kemungkinan, kemungkinan yang sangat kecil.

Tidak ada gedung sekolah, jadi tidak akan ada kelas. Jika ini tidak dihitung sebagai pengecualian, dia tidak akan menerima rapot kelas.

Dan dia akan ditahan kembali?

"High…."

Urat kecil di benak Kamijou-san putus.

"High Priiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeest!! Dasar mumi sialannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn"

Jendela yang rusak di asramanya, bangunan sekolah yang hancur, dan kegawatan untuk ditahan. Kemunculan si tua itu hanya terus tumbuh. Itu menakuti Kamijou bagaimana si High Priest dapat meraih posisi langka perempuan mata tajam dari manga yang hanya muncul dalam flashback yang membuat si karakter utama menjadi individu yang super kuat.

"Apa ini? Apa aku akan melihat wajah mumi itu dan mendengar pukulan terbesar dari kata-kata bijaknya setiap kali aku ada di simpangan hidup? Tolong jangan! Kenapa harus kakek tua!? Berhenti mengikutiku kemanapuuuuuuuuuuun!!"

"Aku tidak yakin aku paham, tapi apa kamu yakin ini bukan kutukan dewa?"

"Dia muncul tak diundang, hilang begitu saja, dan tidak meninggalkan apa pun selain kutukan!? berapa banyak masalah yang bisa disebabkan seorang kakek tua!? "

"Bajingan itu mungkin tidak begitu buruk dibandingkan Mitologi Yunani di mana seorang pria tua mesum menyerang seorang gadis manusia, istri kejamnya membentak, dan untuk beberapa alasan si gadis manusia diperlakukan sebagai pencuri dan mendapat hukuman tuhan."

"Dewa begitu mengerikan, bukan begitu?"

"Itu termasuk aku, kau tahu?"

"Bisakah kamu menatap mataku dan bersumpah kamu belum pernah melakukan hal seperti itu, Othinus? Aku tidak tahu banyak tentang Mitologi Nordik, tapi aku bertaruh ada sesuatu di sana."

"Ahem."

Dia bisa menebak apa artinya saat si gadis beroenutup mata berdeham.

"Mari kita lihat apa yang terjadi saat aku mencari 'Odin' dan 'kekejaman'."

"Berhenti! kamu pasti gila mencari nama seseorang di depan orangnya! "

Bagaimanapun juga ...

"Apa yang akan kita lakukan dengan kelas hari ini? Apa kita akan mendapat ruang kelas terbuka di depan puing-puing ini? Atau mereka akan membatalkan sekolah untuk hari ini? Kalau mereka melakukan itu, itu akan menjadi pengecualian dan tidak akan dihitung untukku, bukan!? Ini kecelakaan yang tak terduga, jadi aku akan baik-baik saja, bukan begitu !? A-ahhh !! aku benar - benar ada di keadaan bahaya untuk tinggal kelas!!"

"Kamu menantang dewa sepertiku miliaran kali, jadi kenapa mengulangi satu atau dua tahun begitu mengganggumu?"

Setengah dari sekolah itu hancur rata dan separuh lainnya tidak tersentuh, namun karena perlindungan gempa dan beberapa alasan lainnya, tidak ada yang diizinkan masuk. Para siswa yang telah tiba pada waktu yang biasa tidak punya tempat tujuan, jadi mereka semua berkumpul di salah satu sudut jalan masuk sekolah dan mengambil foto bangunan sekolah yang hancur itu.

"Ini gila, bukan begitu?"

Fukiyose Seiri, teman sekelasnya yang terkenal dengan rambut hitam dan dahinya (dan dada besar yang menawan) berbicara kepadanya sambil menarik napas dari hidungnya.

"Ini seperti serangan udara yang pernah kulihat di TV. Aku tidak tahu apakah ini karena pencairan tanah atau penurunan tanah, tapi sebuah keajaiban tidak ada yang meninggal ketika itu runtuh dengan begitu spektakular. "

"Fukiyose-san. Ini cuma sebuah exit poll untuk membantu ketenangan pikiranku, tapi apa menurutmu kita benar-benar akan memiliki kelas hari ini? "

Setelah pertanyaan bimbang dari Kamijou, mata Fukiyose melebar seolah-olah dia melihat sesuatu yang mengganggu dan dia segera mundur darinya. Dia melilit lengannya yang gemetar di sekitar tubuhnya sendiri seolah ingin menyembunyikan payudaranya (yang sangat, sangat besar).

"K-Kamijou ... kamu benar-benar peduli dengan sekolah dan kelas?"

"Um, Fukiyose-san?"

"Apakah ini berarti masih banyak lagi bencana yang akan datang!? Kita sudah mengalami sekolah runtuh dan komet jatuh, jadi apa lagi yang mungkin terjadi!?"

"Aku mau menangis, tapi aku tidak bisa ketika ini kesalahan sialanku sendiri!"

"Bagaimanapun, aku tidak tahu bagaimana kita mungkin mendapatkan kelas. Kita mungkin bisa mengatur pelajaran normal menggunakan buku pelajaran dengan mengadakan kelas di lapangan sekolah, tapi kita memerlukan peralatan khusus untuk pengembangan esper. Aku benar-benar tidak yakin kita akan melakukan perburuan harta karun melalui tumpukan puing-puing itu, dan tidak realistis mengharapkan mereka menyiapkan seperangkat peralatan baru semalam. "

"Ka-kalau begitu, bisakah kamu menebak apa yang akan terjadi dengan kehadiran Kamijou-san?"

"Aku yakin kamu mengatakan yang terbaik: kesalahanmu sendiri, Kamijou si kelas satu."

"Berhenti melihatku rendah dan memanggilku kelas satu!! Senyuman lembut itu justru membuatnya semakin parah !! "

Dia benar-benar hampir menangis saat dia berpegangan pada teman sekelasnya yang berpayudara besar, tapi kemudian terdengar suara malu-malu dari bawah.

"S-semua akan baik-baik saja."

Kedua teman sekelas itu tidak melihat apa-apa dalam pandangan setinggi mata, jadi mereka melihat sedikit ke bawah dan mendapati guru 135 cm bernama Tsukuyomi Komoe dengan bangga mengisap dadanya (yang tidak ada).

"Kegagalan dalam peralatan atau fasilitas adalah kegagalan fakultas, jadi kecelakaan ini tidak berarti kelas tambahan selama liburan musim dingin. Kami sudah menyiapkan rencana. "

"Fiuh."

"Tentu saja, Kamijou-chan berada di tempat yang sangat ketat di mana menggunakan semua musim dingin dan liburan musim semi mungkin atau mungkin tidak cukup, tapi saya tidak akan menyerah pada Anda sampai saat yang sangat terakhir."

"Tunggu. Jadi orientasi anti-kejahatan kemarin tidak memberiku poin sama sekali!? High Priiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeest!!"

Kakek tua itu telah melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk mengambil posisi "srikandi ideal yang hanya muncul dalam flashbacks" dan Kamijou bisa bersumpah dia melihat versi tampannya yang tersenyum dari langit biru. Di satu sisi, kerusakan racun bertahap ini jauh lebih kejam daripada yang pernah dilakukan Fiamma atau Othinus kepadanya.

Di sebelahnya, Fukiyose menyilangkan lengannya, mengangkat payudaranya (yang terlahir di usia kelimpahan) dari bawah, dan sedikit merilekskan bahunya.

"Kedengarannya bagus. Aku sudah punya rencana untuk Tahun Baru, jadi aku khawatir ini akan menimbulkan masalah. "

"Apa? Apa kamu salah satu dari mereka yang mendapat izin untuk pulang kampung saat tahun baru?" Tanya Kamijou.

"Tidak, aku pergi ke Gunung Fuji sebagai perjalanan pertamaku setiap tahun."

"Kamu mendaki gunung bersalju ketika tidak ada seorangpun yang membayarmu!? Kenapa orang suka menyebabkan masalah bagi dirinya sendiri !? Aku selalu berpikir kamu terlihat seperti S, tapi apa kamu benar-benar seorang maso- bgoh!?"

kalimat Kamijou berakhir dengan dengungan seperti babi karena dahi yang disebutkan di atas bertabrakan dengannya.

Tangan Komoe-sensei berkeliaran dengan cemas menembus udara di kelas kekerasan yang baru saja ia saksikan, tapi Fukiyose tampaknya tidak peduli dan mengajukan pertanyaan lain.

"Jadi apa yang kita lakukan dengan pelajarannya? Kita butuh banyak peralatan untuk bahan pengembangan esper, bukan?"

"Itu masalahnya." Senyum Komoe-sensei seakan menahan seluruh cahaya hangat dunia. "Setelah berbicara dengan yang lain, kami memutuskan untuk meminjam peralatan SMA lain dengan banyak ruang kelas kosong. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."


Part 2[edit]

Akikawa Mie sedang penuh percaya diri.

Dia tampak seperti gadis SMP yang normal di Academy City dan dia tidak mengumpulkan perhatian baik positif atau negatif. Ini adalah bentuk yang sempurna bagi seseorang yang ingin menjalani kehidupan yang aman, namun jika mereka menginginkan peran dalam hal lain (misalnya membuat debut idola, menjadi astronot, atau menjadi Level 5 dan melawan organisasi jahat), dia berada dalam posisi terburuk yang mungkin terjadi.

Sulit baginya untuk menjadi bahan bicara kelasnya. Jika dia mencari namanya secara online, dia tidak menemukan pujian maupun penghinaan. Itu melegakan, tapi juga agak menyedihkan.

Ditambah, sekolahnya adalah gabungan SMP dan SMA. Untuk menjadi pembicaraan di sekolah tersebut, dia harus bersaing dengan SMA juga. Dan seorang siswa SMA adalah sesuatu yang tidak bisa berharap dikalahkan oleh murid SMP. Mereka memiliki hak istimewa yang luar biasa seperti memiliki pekerjaan paruh waktu atau mengendarai sepeda motor, jadi Akikawa Mie, yang hanya bisa membeli tiket kereta api dengan menggunakan kartu IC berisi dengan uang orang tuanya, tidak berdaya melawan mereka.

Tapi hari ini berbeda.

Hari ini, dia bisa bersinar.

(Berlian cair.)

Harta itu bernilai enam triliun yen dan dia memiliki kisah heroik berlarian di sekitar Academy City untuk melindungi benda itu dan ikatan keluarganya. Peristiwa yang sebenarnya telah meninggalkan beberapa bekas luka di hatinya, tapi itu menambah keinginannya untuk memanfaatkannya.

(Itu bersamaan dengan waktu komet itu jatuh dan bangunan roboh dan lainnya, tapi banyak yang bisa kuceritakan kepada semua orang. Begitu banyaknya hingga aku tidak bisa menahannya! In-ini luar biasa! Apa aku benar-benar bisa populer sebesar ini? Oh, tidak, aku akan menjadi pusat perhatian!!)

Dengan pemikiran itu, dia dengan riang masuk ke kelasnya.

Seluruh kelas tampak penuh dengan kegembiraan.

Dia mulai bertanya-tanya apakah tawaran Hollywood sudah masuk, tapi ...

"Hei, apa kamu dengar? Kita mendapat tiga ratus siswa pindahan tiba-tiba! "

"Aku dengar sekolah lain cuma meminjam beberapa kelas kosong. Mana yang benar!? "

"Yeah, ya, tapi itu hanya untuk SMA kan? Tetap saja, itu akan menambah perlombaan untuk mendapat makanan di kantin, apa yang harus kita lakukan!?"

Mereka sama sekali tidak membicarakan tentang dirinya.

Itu sebuah kekacauan total.

"Um ..."

"Oh, pagi, Akikawa-san! omong-omong, apa yang dikatakan oleh pengintai yang masuk ke ruang fakultas? Ini bisa saja buruk. Kalau kompetisi makan siang terlalu meningkat, mungkin membawa makan siang sendiri akan lebih baik. "

"'Omong-omong'?"

"Hm, ada sesuatu yang lain? Oh, PR? Kamu boleh menyalin catatanku nanti. Sekarang, seperti yang kukatakan...!!"

Angin topan berlalu dan Akikawa Mie ditinggalkan sendirian saat dia duduk di kursinya.

Dia merasa ingin menangis.

(Kurasa aku setidaknya bisa menyombongkan diri dengan Onee-chan.)

Dia mengerutkan kening dan menahan air matanya. Dalam waktu singkat sebelum kegiatan pagi dengan wali kelasnya, dia menggunakan ponselnya untuk mengirim email ke seorang gadis di SMA.

(Aku juga membawakanmu makan siang hari ini, jadi mari kita makan siang bersama.)

Dia segera mendapat balasan.

Memiliki seseorang yang selalu merespons pada waktunya adalah harta yang indah. Tentu saja, semuanya berakhir jika kamu mencoba memaksa orang lain untuk melakukan itu.

Namun…

"Hah?"

"Ada apa, Akikawa-san? Apa kamu lupa sesuatu? "

Dia tersenyum samar kepada anak laki-laki yang bertanya kepadanya, tapi dia masih mengernyitkan alisnya.

(Dia tidak menggunakan kolom CC hari ini. kenapa?)

"Onee-chan" yang dia kirimi email memiliki kebiasaan untuk menempatkan alamatnya sendiri di kolom CC. Dia mengatakan bahwa itu untuk mengetahui apakah ada server error hingga gagal mengirim pesan atau tidak. Itu mungkin karena dia tahu bagaimana menghancurkannya sebuah kegagalan komunikasi terima kasih pada kerja OSIS-nya.

Akikawa berpikir sejenak dan kemudian memeriksa angka-angka di pinggir layar.

Tepat pukul delapan pagi.

Dan itu memberinya jawaban.

"Mungkin dia tidak berpikir jernih karena tekanan darahrendahnya lagi."

Part 3[edit]

Sekolah kamijou telah hancur

Namun, mereka rupanya meminjam beberapa ruang di sekolah terdekat.

Memiliki cukup banyak ruang kelas kosong hingga cukup untuk seluruh siswa dari sekolah lain terdengar mengesankan, tapi anak laki-laki berambut runcing itu bertingkah seperti orang dewasa dengan memikirkan masalah ekonomi untuk sekali ini dan menebak hal ini sebenarnya berarti sekolah itu mengalami kesulitan finansial.

"Ini berarti zaman baru bagi kita!!"

Lalu Aogami Pierce, teman sekelas yang relatif tidak penting, memotongnya.

"Murid gagal dari sekolah yang hancur sedang melakukan migrasi massal ke sekolah baru, tentu ini akan terasa sesak! Dan siapa yang akan kita temukan untuk menunggu kita selain intelektual elit yang menindas untuk bersenang-senang dan menguasai sarkasme yang menusuk!! Kita satu langkah lagi untuk sebuah revolusi besar melawan orang kaya dan pertempuran kasta sekolah akan dimulai!! Aku tahu itu!! "

"Kamu memutarbalikkan fakta untuk membuatnya sesuai dan kita benar-benar hanya siswa yang mengerikan tanpa apapun."

"Ghh!!"

"Dan coba pikirkan ini dari sudut pandang mereka. Kalau sekelompok besar kegagalan tiba-tiba muncul, menjadi mayoritas di sekolah, dan menurunkan skor rata-rata mereka, bukankah masuk akal kalau mereka akan marah? "

"Berhenti melihat ini dengan terlalu rasional! Kamu harus melihat hal ini dari sudut pandang sendiri dan tanpa yang lain!! "

"Oh, jangan khawatir," potong Komoe-sensei. "Kita hanya meminjam peralatan mereka dan sekolah tidak digabung, jadi kita benar-benar terpisah. Ini seharusnya tidak menimbulkan masalah bagi mereka, jadi jangan khawatir. "

"Guru kita yang tersenyum baru saja mengakui bahwa kami adalah sekelompok orang bodoh !!"

"Guru kita yang tersenyum baru saja mengakui bahwa kami adalah sekelompok orang bodoh !!"

"Ah wah wah wah wah wah! Aku pikir kebebasan kalian lebih penting daripada nilai tes, "tegas si guru 135 cm, namun mereka mengabaikannya.

Fukiyose menyilangkan lengannya.

"Kalau begitu, ini akan menjadi migrasi massal, seperti kata Aogami."

"Um, um ... Kami tidak sempat membuat selebaran untuk seluruh siswa, jadi kami menggunakan nomor kontak kalian untuk mengirimkannya ke ponsel kalian sebagai lampiran email."

"Kalau begitu aku bisa mengatakan sekarang aku tidak mendapatkannya," kata Kamijou. "Aku bertaruh filter spam atau apalah akan bekerja berlebihan dan menolaknya. Itu jenis malapetaka yang aku duga. "

"Bersedihlah dalam kubangan kalau kau mau."

Fukiyose menunjuknya.

Tidak, dia menunjuk ke bahu kanannya.

"Tapi Kamijou? Kenapa kau punya boneka gadis memalukan duduk di pundakmu? "

"G-glep!! Othinuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuus!?"

Kamijou meluruskan tubuhnya sedikit, tapi "pemaham" di bahunya tetap tenang. Dia tampak tidak peduli bahwa anak laki-laki itu memerah bahkan lebih dari ketika ia tak sengaja masuk sekolah dengan piyamanya.

"Oh, diamlah. Aku mungkin pemahammu, tapi aku tidak bisa membaca pikiranmu. Kamu tidak bisa hanya mengatakan 'pergi' dan mengharapkanku untuk mengetahui apakah kamu ingin aku mengambil remote atau membuat teh. Belajarlah untuk menyatakan apa yang kamu inginkan, manusia. "

"Yang ini seharusnya mudah! Sembunyi! Bukankah makhluk aneh seharusnya berusaha memastikan orang normal tidak melihatnya!? Kenapa kamu hanya duduk di atas bahuku!? "

"Aku tidak punya alasan untuk bersembunyi. Tinggal bersamamu adalah hukuman yang diberikan kepadaku dan hubungan kita sudah disiarkan ke seluruh dunia. Apa gunanya bersembunyi sekarang? "

Bagian terburuknya adalah bahwa perhatiannya tertuju pada Kamijou bukan Othinus sendiri.

"Jangan beritahu aku bahwa kamu akan terus melakukan ini saat kita bertemu dengan siswa di sekolah lain itu. Yang benar saja? Sebuah boneka di bahumu yang kamu buat berbicara dengan menggunakan ventriloquism? Dan mengapa itu setengah telanjang?"

"Hebat sekali, Kami-yan. Aku tidak mengenali karakternya, tapi aku menghargai keinginanmu untuk menempuh jalan sendiri dan membuat bonekamu sendiri dengan karakter kecil yang tidak diproduksi secara massal. Aku akan terus mendukungmu!!"

"Tolong. Tolong jangan puji aku !! Ada selusin novel penjelasan di balik ini! Kehidupan Kamijou-san hanya terlihat aneh karena kamu belum melihat apa yang telah dia alami! Ikuti dari awal sampai akhir dan kamu akan mengerti !! "

Dan jika Othinus dipandang sebagai patung gadis buatan sendiri, bukankah ada risiko Guru SMA Tsukuyomi Komoe menyitanya?

"Gumam, bergumam ... Aku tidak berpikir Kamijou-chan berada di bawah tekanan besar begitu ... Aku selalu mengatakan tidak ada yang salah dengan ditinggal satu atau dua kali seumur hidup, tapi mungkin sebaiknya aku harus lebih fokus pada kesehatan mentalnya!!"

"Lihat, Othinus? Sekarang aku tidak tahu harus berkata apa kepada orang-orang ini."

"Bukan masalahku. Aku tidak membutuhkan siapa pun selain kau untuk memahamiku. Kalau aku membuat daftar apa yang harus dibawa ke pulau terpencil, aku tidak akan merasa bosan selama kamu ada di paling atas. "

"O-oh, sayang. Kamu akan membuatku tersipu. (Kyun)"

"Kami-yan..."

"Kenapa kamu berbicara kepada diri sendiri dan dapat menyelesaikan semuanya?" Tanya Fukiyose. "Apa ini semacam meditasi yang dimaksudkan untuk membawamu ke tempat yang lebih tinggi?"

Jika kenyataan memiliki rasa, rasanya adalah pahit.

Migrasi massal murid telah dimulai, jadi Kamijou bergabung dengan barisan mereka dengan senyum di wajah dan air mata di dalam hatinya. Dan untuk mencegah terulangnya tragedi yang sama, dia memutuskan untuk mengubah tempat untuk Othinus.

"kamu di saku saja."

"Mghhh! Hei Manusia! Seragam ini kaku dan mengikis kulitku! "

"Ada saputangan di sana, jadi bungkus dirimu dengan itu."

Dengan dua atau tiga ratus siswa berpindah, itu menjadi acara besar bahkan jika mereka hanya berjalan menyusuri trotoar. Mereka bukan murid TK atau SD sehingga tidak perlu khawatir mereka lari ke jalanan jika tidak diawasi, tapi tetap saja tidak mudah bagi para guru untuk memimpin jalan.

"Omong-omong di mana sekolah barunya? Aku harap tidak terlalu jauh dari asramaku."

"Apakah kita harus naik bus atau kereta?"

"Jangan bilang begitu, Fukiyose! Itu memberi tekanan lebih pada keuanganku!! "

Itu membuktikan ketakutan hanyalah sia-sia karena jaraknya kurang dari satu kilometer. Itu tidak mengherankan di Academy City dimana 2,3 juta orang dijejalkan dalam satu kota dan 80% populasi adalah siswa. Jika kamu berjalan-jalan, kamu pasti akan bertemu dengan sekolah, sama seperti dengan toko serba ada.

"ini waktunya, Kami-yan," bisik Aogami Pierce. "Apakah kita melawan OSIS kejam yang sangat kuat? Atau kelas beasiswa super-populer? Apa yang bisa kita lakukan untuk melawan badai yang mendekat dari tatapan dan elitisme yang menyilaukan !? Mereka akan mengalahkan kita tanpa pengenalan dan mencuri semua gadis di kelas, tapi jangan khawatir. Waktu kita untuk bersinar akan datang nanti. Murid-murid terbawah akan kembali!! Tunggu saja lain waktu!!"

"Apa kamu masih membicarakannya?"

"Tapi aku ragu ini akan berjalan mulus. aku sungguh-sungguh."

"Kamu mungkin benar tentang itu."

Meskipun mereka hanya menggunakan ruang kelas yang kosong, masih ada persaingan di kafetaria dan toko sekolah dan tambahan orang akan membuat lebih banyak sampah dan kotoran di lantai. Persaingan sepak bola dan bola basket juga akan meningkat. Kecuali sekolah ini memiliki semangat sukarelawan yang luar biasa, sekolah Kamijou hanya akan merepotkan.

"Mari berdoa saja kita tidak berakhir sebagai jalan keluar untuk frustrasi-frustasi aneh."

"Saya lebih khawatir tentang OSIS gila yang mengumpulkan orang-orang untuk sebuah persekutuan melawan siswa gagal. Terkutuk bajingan-bajingan populer itu! Mereka hanya ingin melempar orang lain ke bawah bus untuk mendapatkan semua gadis untuk mereka sendiri!! Aku tahu itu!!!!"

"Dan ini pasti mode barumu. "Aku tahu itu."

Sementara itu, mereka sampai di sekolah yang dimaksud.

Dari luar, sekolah itu tampak lebih muda dari gedung sekolah tempat mereka belajar sebelumnya. Itu juga lebih besar, lahannya lebih besar, dan ada lebih banyak bangunan.

Fukiyose mengomentari murid yang dilihatnya melalui pagar.

"Sepertinya ini SMP dan SMA."

"Apa?"

"Ada dua jenis seragam olahraga," dia menjelaskan dengan santai. "Karena mereka memiliki cukup ruang kosong untuk kita, mereka pasti kesulitan meletakkan siswa untuk SMA. Mereka harus pergi ke tempat lain setelah lulus SMP."

"Kita tidak akan digunakan sebagai pelampiasan untuk masalah seperti itu, bukan?"

"kalau kamu mengalahkan semuanya, rumput liar tidak akan tumbuh! Aku tahu itu!!!!!"

"Aogami, berhenti mengubah segalanya menjadi perang!!"

Saat mereka berdebat, mereka didorong melewati gerbang oleh para siswa di belakang mereka.

Mereka tidak pernah menduga untuk memulai kehidupan sehari-hari baru di akhir tahun di Bulan Desember.

Meski tidak seburuk Aogami Pierce, mereka sedikit khawatir. Fukiyose dan Kamijou tidak terkecuali. Pada saat seperti ini, menjadi level 0 yang rendah bisa menyusahkan. Bagaimana mereka akan diperlakukan? Bisakah mereka bergaul dengan sekolah ini? Apakah mereka akan ditertawakan karena buku teks yang mereka gunakan? Itulah yang mereka khawatirkan.

"Oh, sepertinya OSIS mereka datang untuk menyambut kita."

Aogami berteriak "Ini dia!" dan menjadi defensif, yang sepertinya juga menginfeksi Kamijou.

Sekitar sepuluh anak laki-laki dan perempuan berjalan keluar dari pintu masuk utama bangunan. Rasio anak laki-laki terhadap anak perempuan sekitar 2: 8. Mereka memakai sweter abu-abu gelap, antara celana panjang atau rok yang pastinya merupakan seragam sekolah menengah atas. Kamijou tidak dapat memperhatikan pakaiannya untuk membedakan kualitas antara seragamnya dan blazer Tokiwadai yang bergengsi, tapi ia masih merasakan sedikit keanggunan dari mereka. Untuk satu hal, semuanya berkilauan. Itu tampak seperti lingkaran murid pintar berkumpul di sekitar seorang anak laki-laki berkacamata yang keren dan lemah lembut.

"(Terkutuk kau musuh! Sekarang, apa yang akan mereka katakan dulu!?)"

"(Diam, Aogami!!)"

Si idiot yang berbicara di sampingnya menarik perhatian Kamijou. Matanya bertemu dengan anak laki-laki berambut halus itu. Lalu mereka semua mendekatinya. Dia mulai bertanya-tanya apa yang harus dilakukan dan berpikir mereka bahkan bisa melempar sarung tangan putih ke dirinya.

Tapi semua pikiran itu terbuang sia-sia.

Lagipula…

"Halo, halo!! Turut prihatin dengan semua masalah yang kalian alami. Seperti yang bisa kalian lihat, kami hanya sekolah biasa dengan keberuntungan untuk memiliki beberapa ruang kelas cadangan, jadi jangan ragu untuk menggunakannya. Kita perlu saling membantu di saat kita membutuhkan, jadi kami berharap bisa belajar bersama selama apapun nanti!! "

......................................................................................................

Mereka tidak bisa menahannya.

Ekspresi Aogami Pierce dan Kamijou Touma benar-benar kosong.

Kemudian perwakilan orang idiot mengajukan sebuah pertanyaan.

"Hei, mata empat."

"Ada apa?"

"Apakah tidak ada...sesuatu lagi? Bukankah kamu punya sifat sombong yang jahat!? Apa kamu tidak akan mengatakan 'Keh. Murid-murid gagal ini punya beberapa saraf yang mengganggu rumah belajar kita yang suci. ' Kami benar-benar menunggu sesuatu seperti itu!! Kami semua siap untuk beraksi! Jangan hanya ramah menerima kami! Kamu perlu semacam 'kecelakaan' yang disiapkan untuk kami!!"

"Yaah... Asal tahu saja, skor rata-rata kami 65."

"Itu bagus sekali! Jangan merendah!! Kamu harus mengumumkannya dengan bangga dan mengecam kami! Kamu tampan, kamu pintar, dan kamu punya kepribadian yang sempurna? kami tidak berdaya dengan itu! Kami sama sekali tidak berguna dan konyol, tapi setidaknya kami bisa mengatakan bahwa kami punya hati yang paling murni! Tapi sekarang kamu harus mengambil peran itu dari kami!? Itu yang terjadi pada monster Frankenstein dan si Anak Itik Jelek! Itu jalan terakhir kami! Kalau kami tidak bisa mengalahkanmu dalam hal itu, lalu apa yang tersisa untuk kami, wahai Ketua OSIS yang tampan!?"

"Oh, um. Aku hanya sekretaris. Aku tidak akan pernah bisa menjadi presiden. "

"Dan tidak bisakah kau setidaknya bereaksi saat aku memanggilmu mata empat!?"

"Jujur saja, aku lebih terganggu dengan bagaimana kamu menyebut dirimu tidak berguna dan konyol. Tidak ada gunanya menutup potensi dirimu. "

"Kalau sekretarisnya seperti malaikat begini, ketuanya pasti seorang malaikat agung! Semua harapan kita hilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang!!"

Kamijou berlutut di tempat dan Aogami Pierce meletakkan tangannya dengan lembut di bahu Kamijou dan menggelengkan kepalanya.

Sekretaris (bocah) itu memiringkan kepalanya dengan bingung.

Dunia tanpa kebencian adalah hal yang kejam.

"A-apa presidennya mungkin seorang kakak kelas kejam yang tampak sedang belajar menjadi tirani saat mereka tumbuh dewasa?"

"Mohon maaf, saya belum mengenalkannya. Dia adalah ketuanya. Meskipun begitu dia sedikit pemalu, jadi dia hampir selalu bersembunyi di balik punggung orang. Nama panggilannya adalah Jumpy Bunny. Kalau kamu menyelinap di belakangnya dan berteriak, dia melompat dengan cara yang begitu imut. "

Bahkan setelah diperkenalkan, Kamijou tidak dapat menemukannya.

Dimana presiden itu bersembunyi!?

"Ini tidak benar. Ini sama sekali tidak benar! Apa tidak ada semacam kejadian besar di sini!? Seperti anggota Osis nomor 0 yang menguasai sekolah dari bayang-bayang!? Atau sekretaris yang tampak benar-benar tidak berbahaya yang sebenarnya mengatur seluruh OSIS dengan cuci otak!?"

"Um, kenapa seseorang ingin memerintah OSIS? ...Sejujurnya, kami benar-benar hanya mengurus pekerjaan yang aneh."

Oh tidak! Pikir Kamijou

Tidak ada apa-apa di sekolah ini! Dan mata empat ini benar-benar hanya lelaki tampan yang normal!!

"(Mungkinkah ini benar-benar terjadi!? Bisakah dia hanya bersikap tampan, cerdas, dan baik? Satu-satunya cara untuk mengerjakan ini adalah jika dia diam-diam adalah seorang pencicip kanibal yang pernah membuat kehebohan dalam berita!!)"

"(Jangan bodoh, Kami-yan ... Kalau dia tampan, bahkan menjadi kanibal akan berguna untuknya. Begitulah dunia ini bekerja. Yang membuatku kesal adalah mereka tidak menyadari bahwa mereka menyerap sesuatu dari kita hanya dengan berdiri disana!!)"

Kamijou dan Aogami Pierce telah menjadi penjahat mutlak, jadi Fukiyose mengabaikan mereka dan mendesah dengan kedua tangannya disilangkan.

Ketua OSIS (perempuan) yang dikenal sebagai Jumpy Bunny rupanya bersembunyi di balik punggung seseorang, namun dia masih tidak bisa menampakkan dirinya dan sekretaris berkacamata itu yang memimpin ketika dia membawa mereka melihat-lihat sekitar sekolah tersebut.

"Pertama-tama, kami telah menyiapkan loker sepatu untuk kalian semua di jalan masuk. Kalian akan menggunakan kelas yang sudah kosong ini."

"(Dimana tangga ke ruang bawah tanah rahasia? Harus ada tempat seperti dungeon tak terduga dimana mereka melawan monster setiap hari!)"

"(Tahan dulu, Kami-yan!! Kalau kita menganggap rahasianya seperti itu, anggota OSIS itu akan dilengkapi dengan pedang khas Jepang dan tongkat sihir!! Itu hanya akan membuat mereka lebih tampan! Sebagai ibu mereka, aku tidak mengizinkan mereka untuk memiliki kehidupan yang berisi popularitas saat siang oleh hari dan menjelajahi dungeon saat malam hari! Pilih satu atau lainnya, sialan! Kalau mereka menunjukkanku 100 level labirin bawah tanah yang berubah tata letaknya setiap hari, aku akan lari ke lantai paling bawah dan mengambil elf berdada rata abadi itu untukku sendiri!!)"

"Kami seharusnya mengumpulkan kalian semua di salah satu bagian sekolah, tapi sayangnya, kami baru saja mengisi celah tersebar yang tersisa dengan kelas kosong kami. Kami akan menyediakan selebaran untuk masing-masing wali kelas dan perwakilan kelas, jadi itu akan membantu jika kalian berpisah kelas sebelum menuju ke ruangan kelas."

"...?"

"Apakah ada masalah?"

Anak laki-laki kacamata itu memiringkan kepalanya saat Kamijou menatapnya sembari mendorong sepatunya ke loker sepatu.

Kamijou memberinya jawaban jujur.

"Nah, sepertinya kau sudah terbiasa dengan ini. Apa sekretaris harus melakukan begitu banyak? "

"Yah, OSIS ini benar-benar hanya sebuah kelompok untuk menangani pekerjaan aneh, tapi sekretaris memang cenderung membantu kemajuan kegiatan resmi dengan lancar sambil juga mencatat. Meskipun aku kebanyakan hanya terus memberi tahu ketua saat keadaan menjadi terlalu rumit baginya."

Anak laki-laki kacamata itu melirik ke arah yang berbeda, tapi Kamijou dan yang lainnya tidak tahu siapa presidennya.

"Dan juga."

"?"

"Untuk yang lebih baik atau lebih buruk lagi, kami sudah mendapat seorang siswa transfer baru-baru ini. yang mungkin telah membantu menyiapkanku untuk ini. "

"Seorang siswa transfer?"

"Tidak sebanyak seperti kalian semua. Hanya satu orang saja. Seorang siswa datang dengan permohonan transfer normal yang bisa kamu temukan di mana saja. "

Kamijou mendengar langkah kaki yang kokoh.

Mereka melewati sebuah tangga dan seseorang berhenti di posisinya untuk melihat ke bawah pada mereka.

"Oh, itu dia di sana."

Kamijou Touma mendongak.

Dan dia melihat anak laki-laki itu.

"Namanya adalah Kamisato Kakeru. Dia tampaknya pindah sepenuhnya ke Academy City pada saat yang aneh ini. Dia bukan bagian dari OSIS, tapi dia telah membantu beberapa tugas sepulang sekolah. Kami sangat berterima kasih."

Part 4[edit]

Ada kelompok tak resmi yang dikenal dengan Fraksi Kamisato.

Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa hampir semua anggota yang tersisa adalah gadis remaja.

Ditambah, masing-masing memiliki beberapa karakteristik ekstrem yang bisa dianggap sebagai "dunia" yang unik: esper, penyihir, hantu pencuri, penyelidik ​​forensik, bajak laut, gadis hantu, gadis UFO, gadis cosplay, dll. Kekuatan mereka berasal lebih dari sekadar jumlah dan mereka bisa bekerja sama untuk menciptakan kombinasi yang cocok yang membuat mereka sangat sulit diprediksi.

Ellen, Claire, dan Elza adalah tiga gadis dari Fraksi Kamisato dan mereka berkumpul di atap yang menghadap ke sebuah gabungan SMP dan SMA tertentu.

"Wah wah. Kamisato-san tampaknya begitu menikmati waktunya."

Claire, seorang gadis klub kebun berkacamata dengan bunga tropis raksasa tumbuh dari kedua sisi kepalanya, mencibirkan bibirnya.

"Aku tahu dia bisa menyesuaikan dirinya kemanapun dia pergi, tapi kita teman kelasnya yang sebenarnya! Oh, aku tidak tahan. Mungkin aku harus mengejutkannya dengan membawakannya makan siang buatan sendiri..."

"Ide bagus. Kupikir aku akan ikut denganmu. "

"Ellen, setiap makan siang yang kamu buat akan mengubah satu sekolah menjadi zona terkontaminasi begitu dia membuka kotak bekalnya. Apa kamu mencoba memaksa bos kita ikut serta dalam perang kimia defensif?"

"Aku tahu, Elza-han, jadi bagaimana kalau Kamu membuatkannya makan siang sejak kamu diam-diam begitu suka memasak."

"Eh? Oh, ayolah. Aku tidak suka memasak! Atau kegiatan rumah tangga lainnya!"

"Kalau begitu aku hanya harus mencurinya dan memberikannya ke Kamisato-han untuk mendapatkan beberapa poin."

"Bagaimana kamu menganggap itu pencapaian!? Aku tidak akan menyiapkan semuanya untukmu!!"

Ketiga gadis itu berdebat sedikit, tapi kemudian mereka mendapat telepon.

Ellen memiringkan kepala dengan mantel labnya yang longgar dan rambut hitam panjang hingga pergelangan kaki yang memberinya siluet dari kimono khusus upacara.

"Siapa itu?"

"Sepertinya Fran. Si Gadis UFO itu. "

"Ya, ini Fran, gadis UFO berpiyama yang memakai ransel penuh radio, punya semacam susuk buatan sendiri di lehernya, dan melayang sekitar 24/7 sembari memegang balon raksasa dengan satu tangan .. Dia pasti sudah 'mencegat' sesuatu lagi."

Bahkan Fraksi Kamisato terbelah dengan pendapat apakah Fran benar-benar diculik oleh alien atau tidak, tapi mereka semua sepakat bahwa gadis pengejar UFO itu tahu begitu banyak tentang astronomi dan gelombang radio. Bersama dengan Ellen si penyelidik forensik, dia membentuk garis depan dari tim perang informasi milik Fraksi Kamisato.

Ketiga gadis itu menatap ponselnya dan mereka menunjukkan tampak tidak senang bersamaan.

Dikatakannya sebagai berikut:

"kedatangan Salome si Pembunuh Massal telah dikonfirmasi. Dia tidak terkendali. Semua individu yang berhubungan diharuskan waspada dengan friendly fire."

"Tunggu, apa yang dia lakukan? Bukankah dia dikurung karena dia terlalu sulit untuk diurus? Kau tahu, saat mengubah arah kesadarannya untuk menjebaknya dalam labirin tanpa jalan keluar di dunia mental."

"Ugh. Entah seseorang melepaskan elektroda dari kepalanya atau dia menciptakan kekacauan sedemikian rupa hingga memotong neurotransmitternya tidak akan cukup."

"Rinciannya tidak penting. Masalahnya adalah bagaimana si pembunuh massal itu bebas."

Salome si Pembunuh Massal.

Dia menonjol bahkan di antara Fraksi Kamisato yang sangat individualistis. Entah karena terlalu cocok atau terlalu tidak cocok, monster itu tidak bisa bergaul dengan masyarakat normal. Sebenarnya, gadis ini sudah rusak bahkan sebelum Fraksi Kamisato terbentuk.

Ketiga gadis itu memikirkan tentang gadis ini dan memberikan komentar kesal mereka sendiri.

"Adik kecil Kamisato-han ... ini hanya berisi masalah."

"Tapi mereka tidak punya hubungan darah."

"Yeah, tapi itu yang membuatnya begitu susah"

Part 5[edit]

Distrik Akademi 23 berisi bandara internasional.

Alarm pasti terdengar karena petugas bandara bergegas masuk ke ruang kargo penumpang besar untuk melihat masalahnya. Dia membawa beberapa anjing bersamanya, masing-masing dilatih untuk mengendus bom atau obat terlarang. Petugas bandara memiliki posisi aneh seorang warga sipil yang menangani tugas-tugas resmi, jadi dia tidak bisa membawa senjata meski berdiri di garis depan seperti ini. Baginya, seorang gembala Jerman adalah teman yang jauh lebih dapat diandalkan daripada tongkat atau pistol setrum.

Tapi kali ini, anjing-anjing itu tidak banyak menggonggong.

Mereka menemukan sesuatu yang benar-benar tak terduga di ruang kargo.

"Nn ..."

Ruang kargo depan dipenuhi oleh kontainer kargo udara yang terlihat seperti dadu dua meter. Berbeda dengan ruang penumpang, tidak ber-AC dan suhu turun 0,6 derajat untuk setiap ketinggian seratus meter, sehingga akan menjadi tempat kematian di ketinggian sepuluh ribu meter. Namun, suara santai seorang gadis cantik sepertinya mengabaikan semua itu.

"Nnn ..."

Dia meregangkan punggung dan lengannya seperti seseorang yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Sama seperti CD, rambut peraknya yang panjang tampak berkilau di sudut tertentu dan digulung di kedua sisi kepalanya seperti cakram atau tanduk setan. Dia pendek namun melengkung, tapi aspek yang paling mencolok adalah pakaiannya. Mengenakan jas hujan tembus di atas tubuh telanjang seseorang sama anehnya dengan yang ada. Dua jas hujan semacam itu membentuk siluet pakaiannya (?), Tapi mereka tetap tanpa pamrih memamerkan bukan hanya garis bodinya tapi juga tampilan buram warna kulitnya. Tapi meski remaja sensitif, mata orang-orang di sekitarnya sepertinya tidak mengganggunya. Kontras garis baju renang sekolah cokelat terlihat melalui tembus pandang buram seperti kaca buram. Mungkin tampak seperti titik kecil setelah itu, tapi dia juga bertelanjang kaki.

Bergantung dari tali yang tebal di lehernya ... apa yang tampak seperti jam tangan seukuran telapak tangan. Alih-alih terbuat dari logam mulia, nampaknya mainan anak-anak dari kapsul di depan toko permen atau dikirim sebagai hadiah dengan sebuah majalah. Dengan kata lain, kebanyakan terbuat dari plastik murahan.

Lebih dari sekadar kejutan atau kemarahan pada karakter yang mencurigakan itu, dan lebih dari sekadar rasa malu atau malu pada gadis remaja yang mengekspos kulitnya, pekerja itu hanya tercengang.

Dia sepertinya sangat tidak pada tempatnya, seperti melihat siaran digital HD yang masuk melalui TV berwarna hitam putih tua. Bahkan jika kedua hal itu berasal dari dunia yang sama, mereka tampak sangat terpisah sehingga dia kesulitan untuk mendamaikan mereka. Gigi-gigi itu terlepas dari tempatnya. Begitulah rasanya.

Pekerja akhirnya mulai bergerak, tapi bukan karena dia kembali sadar. Sama seperti naluri homing mabuk atau seseorang mengulangi tindakan yang sama berulang-ulang begitu mereka berhenti berpikir, dia melarikan diri ke tugasnya.

"Y-kamu! Apa yang kamu lakukan di sini? Anda bisa memberikan rinciannya nanti, tapi segera keluar dari sini! Berapa lama Anda berada di ruang kargo mematikan ini !? "

"Oh ..."

Dia menerima senyuman sebagai balasannya.

Namun, rasanya jauh lebih palsu dari apapun yang bisa diharapkan dari senyuman dari seorang gadis yang tidak berdosa. Itu adalah senyum seorang wanita beracun.

"Jadi bahkan saat dihadapkan dengan seseorang yang mencurigakan ini, Anda khawatir tentang mereka dulu? Ya ya. Fokus yang mengagumkan seperti bertugas. Dan ini bukan karena seseorang memberitahumu. Ini pasti karena begitu basah kuyup ke dalam keberadaanmu sehingga keluar dengan refleks. ... Namun, jika seseorang yang cantik terjebak dalam kehidupan yang jelas-jelas luar biasa ini, ini harus banyak bercerita tentang batasan fundamental masyarakat modern. "

"Ap-apa yang kau- ...?"

"Ambil pakaian ini misalnya."

Dari atas ke bawah, gadis itu menelusuri jari di bawah jas hujan transparan yang menunjukkan warna kulitnya.

"Kenapa menurutmu aku memakai ini? Tentunya Anda tidak percaya gagasan penuh mimpi itu bahwa saya hanya memiliki kecenderungan dan cinta khusus yang memamerkan kulit saya. "

"..."

Dia tidak terdiam karena tidak dapat memikirkan apapun.

Dia terdiam karena dia bisa.

Bandara itu adalah tempat kerja yang berbahaya. Karena dia berdiri di garis depan melawan penyelundup dan teroris, dia mendengar pembicaraan tentang "industri-industri itu" sedikit adil.

Dia pernah mendengar tentang penjahat yang sebenarnya memiliki waktu lebih mudah jika mereka menanggalkan pakaian mereka.

"Tapi jika Anda berpikir saya adalah produsen obat terlarang atau penyelundup, Anda salah. Saya juga tidak mencairkan emas curian atau menghancurkan berlian curian untuk pencucian perhiasan. Sungguh, Anda harus membuang apapun yang bisa saya coba sembunyikan di bawah pakaian saya. Saya juga tidak ada hubungannya dengan mencetak uang palsu di mana Anda tidak bisa membiarkan satu serat pakaian Anda tercampur. "Gadis itu perlahan-lahan meletakkan setiap kemungkinan di antara gigi belakangnya dan menghancurkannya.

Sampai hanya yang terburuk yang tersisa.

"Itu hanya meninggalkan pemenang besar: lepaskan pakaian Anda dan Anda tidak akan mendapatkan noda darah pada mereka. Anda bekerja di bandara internasional dengan semua bahaya yang ada, jadi Anda harus tahu tentang itu, jangan? "

"A-ahhh ..."

Dia mendengar suara metalik yang berat.

Gadis itu membawa tas olahraga panjang dengan tali bahu, tapi dia belum pernah mendengar tentang olahraga dengan jas hujan telanjang sebagai seragamnya. Tas itu harus diisi dengan peralatan yang sangat berbeda, jauh lebih berat, dan jauh lebih tidak menyenangkan.

"Oh, jujur ​​saja. Kurasa aku bisa menyebut tamasya ini. Secara teknis saya memiliki kuota untuk diisi, tapi tetap saja lebih tepat untuk mengatakan bahwa saya ada di sini untuk kesenangan, bukan bisnis ☆ " Indeks NT v15 061.jpg

Dengan suara benda padat yang berdentang, gadis itu mengangkat sebotol sebotol secukupnya sekaleng kopi. Dia mencampakkan apa yang tampak seperti konpeito yang berkilauan dengan paku mencuat ke segala arah.

Mereka terbuat dari kaca berwarna berbeda.

Dalam hal ini, mereka mungkin lebih menyukai caltrop yang digunakan dalam cerita samurai.

Suara berat diikuti.

Kaki perempuan yang seharusnya lembut itu tanpa ampun menghancurkan senjata kaca di bawah kaki mereka.

"Saya tidak tahu nama hotel yang akan saya tinggali dan saya tidak ingat riwayat medis saya. Oh, dan jika Anda ingin mengetahui sejarah kriminal saya, Anda harus menemukan banyak hal jika Anda mencari 'Pembunuh Massal' dan 'Salome'. "

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh !?"

Bandara Jepang memiliki satu kelemahan keamanan utama.

Para pekerja bandara tidak bisa membawa senjata, jadi mereka tidak bisa menggunakan kekuatan nyata sampai polisi atau Anti-Skill tiba.

Tidak peduli seberapa besar ancaman berdiri tepat di depan mata mereka.


Antara Baris 1[edit]

Sejak delapan puluh persen dari 2,3 juta penduduk Academy City adalah siswa, mereka memiliki banyak ruang remaja.

Banyak penjahat menggunakan kekuatan esper yang tidak bisa dengan mudah disita, jadi mereka dijaga ketat bahkan dari penjara untuk orang dewasa normal. Dindingnya tebal, pintu logamnya berat, dan lampu menyala saat suara nyamuk menyala 24/7 untuk mencegah para pendukungnya berkonsentrasi. Cukup berjalan melalui fasilitas bisa menekan seseorang, jadi sepertinya mereka tidak pernah dibuka untuk kunjungan lapangan studi sosial. Tempat itu sepenuhnya meninggalkan tujuannya untuk menyingkirkan sisi nakal para narapidana dan merehabilitasi mereka seumur hidup di masyarakat.

Ini hanyalah sebuah kotak yang menutup orang untuk melestarikan ketertiban umum.

Langkah kaki bergema di terowongan beton tebal yang tampak seperti lorong di sebuah benteng bawah tanah raksasa.

"Oh, satu pertanyaan."

Penjaga laki-laki muda yang dipaksa menjalani tugas pemandu berbicara dengan gugup.

"Bagaimana Anda tahu dia ada di sini? Tidak ada catatan dalam arsip biasa ... "

"Apakah 'aku seorang Kihara juga' cukup sebagai jawaban?"

Pundak penjaga melonjak seperti suara.

Berjalan di sampingnya adalah seorang wanita dengan mantel lab dan baju murah.

Namanya Kihara Yuiitsu.

Dia tidak memiliki golden retriever di sampingnya.

Dia sudah pergi sekarang.

"Saya belum pernah melihatnya sejak Bagasi Kota. Dan itu tatanan tidak resmi dari saya, jadi saya tidak mengerti mengapa harus berakhir di aula remaja sesudahnya. "

"Um, eh, tentang itu ..."

"Ya, saya mengerti." Yuiitsu tertawa dan meletakkan sesuatu di mulutnya. "Tidak ada alasan nyata untuk memenjarakannya, tapi dia datang kemari dengan kehendak bebasnya sendiri. Sebagai fasilitas yang dikelola secara pribadi, semua yang penting adalah bahwa dia membayar. Penahanan dan pemenjaraan yang tidak sah atas permintaan pihak ketiga mungkin menjadi masalah, tapi jika seseorang membayar dan meminta agar dia dikurung, tempat ini benar-benar sama dengan hotel atau penginapan. "

"Ya, tapi dia masih narapidana paling berbahaya di sini."

Penjaga muda itu menghapus keringatnya yang tampaknya tak pernah berakhir dengan saputangan dan dengan putus asa melanjutkan pembicaraan.

"Um, apakah kamu yakin ingin menemuinya? Dia, um, mungkin bukan esper atau apa, tapi ... "

"Sekali lagi, saya mengerti," potong Yuiitsu. "Dan jika dia tidak seperti itu, saya tidak punya alasan untuk berbicara dengannya."

"..."

Mereka berdua tiba di depan sel tertentu.

Itu tidak ditutupi dengan batang logam seperti sel standar. Benda itu dikelilingi oleh dinding beton tebal dan pintu baja yang mungkin membutuhkan banyak pekerjaan berat untuk dibuka atau ditutup. Untuk melewati nampan makanan, pintunya memiliki jendela logam persegi panjang yang meluncur terbuka, tapi tentu saja tidak bisa dioperasikan dari dalam.

Mematikan pintu dan memotong kekuatan akan mengisi sel dengan kegelapan yang lengkap dan menyeluruh.

Manusia tidak bisa tahan hidup tanpa rangsangan. Bahkan penjahat paling brutal pun akan istirahat dalam tiga hari di sana, tapi individu ini sebenarnya membayar untuk tinggal di sana.

"Kasus Khusus # 15." panggil si penjaga. "Kasus Khusus # 15! Kami akan melepaskan jendelanya, jadi lakukan seperti yang diperintahkan dan tempelkan tanganmu !! "

Berteriak tidak ada artinya dengan dinding dan pintu yang tebal itu, tapi pikiran pemuda tersebut kemungkinan akan hilang jika dia tidak mengikuti manual dengan tepat. Dia membuka jendela geser ke samping dan dua tangan kecil akhirnya terjepit. Pergelangan tangan itu bersatu dan telapak tangan mengarah ke atas. Menggenggam mereka untuk transportasi sebelum membuka pintu adalah tindakan keselamatan yang paling mendasar. Bahkan jika narapidana tidak mendengarnya, dia pasti tahu harus menjulurkan tangannya saat jendela dibuka.

Penjaga itu membungkuk sedikit untuk memborgolnya.

Dan itu membuktikan kesalahan yang mengerikan.

"Uuh ... gwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh !?"

Dengan cepat dia memejamkan mata dan mencoba mundur, tapi sudah terlambat. Dia terjatuh ke lantai dan dengan keras tersentak di depan Kihara Yuiitsu.

Ini jelas tidak normal, tapi kedua tangan yang mencuat ke luar jendela itu sebenarnya tidak melakukan apapun.

Meringkuk adalah kesalahannya.

Itu telah memberinya pandangan di dalam sel tertutup itu.

"Sungguh sakit."

Yuiitsu menghela napas dan mendekati pintu sel. Dia tidak repot-repot mengumpulkan kunci dari pinggang penjaga yang menggeliat. Dia mengeluarkan perangkat berukuran kecil dari sakunya dan memegangnya di depan pintu. Tidak ada cahaya atau kebisingan, tapi itu cukup untuk kunci magnetik untuk menaikkan bendera putih. Sedikit memodifikasi pistol setrum untuk menghancurkan sirkuit elektronik tanpa menyentuhnya atau menghasilkan suara atau cahaya pun merupakan taktik yang terkenal.

Pintu yang tebal terbuka dan cahaya merayap masuk.

Kotak beton itu tidak besar dan tidak nyaman. Keempat dinding, langit-langitnya, dan lantainya ditutupi dengan tulisan dan angka kecil. Saat dia membacanya satu per satu, Kihara Yuiitsu menggelengkan kepalanya. Tulisan itu bisa dengan mudah menghancurkan semua peradaban manusia empat atau lima kali lipat. Dia meragukan seberapa banyak penjaga yang tidak berpendidikan itu mengerti, tapi sepertinya dia secara naluriah mengerti bahwa hal itu akan menolak dunia tempat dia tinggal. Dan kejutan itu telah menyebabkannya pingsan.

Tapi Yuiitsu tidak tertarik pada penghancuran dunia ini.

Dia memiliki bisnis dengan orang yang telah menulis semuanya.

"Enshuu-chan."

"Hm?"

Seorang gadis kecil berdiri di depan pintu: Kihara Enshuu.

Dia telah disebut kegagalan keluarganya, tapi dia memiliki sifat aneh tertentu.

Dia bisa meniru pikiran Kiharas lainnya dan kehilangan perannya. Dan itu termasuk teknik unik dari orang Kiharas tersebut.

Yuiitsu menarik perangkat genggam, smartphone, dan beberapa perangkat lain dari saku dalam jas labnya dan memberi saran.

"Neh heh. Saya ditugaskan untuk menjadi sesuatu yang unik sehingga tidak ada orang lain yang bisa menyusul, tapi saya tetap memiliki kekuatan melawan langsung dari kelelawar. Jadi akan lebih bagus lagi jika Anda bisa membantu saya sedikit, Enshuu-chan. "

"Apa maksudmu?"

"Aku ingin kau melakukan hal yang biasa. Di situlah Anda menunjukkan apa yang akan dilakukan Kihara. "

Kihara Yuiitsu menyeringai, meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, dan mengedipkan mata.

"Kihara Noukan. Saya ingin Anda membangun citra orang yang harus saya atasi. "