Unlimited Fafnir (Indonesia):Jilid 2 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 1 - Tear sang gadis dragon[edit]

Part 1[edit]

---Nyeri yang tajam.

Nyeri yang tajam bergerak melalui bagian belakang dari tangan kiriku, membangunkanku dari tidurku yang pulas.

Membuka kelopak mataku, aku melihat cahaya fajar menembus melalui celah jendela, bercahaya tanpa kasihan ke mataku, memaksaku untuk menyipitkan mata.

Aku mengecek keadaan tangan kiriku, yang serasa telah digigit oleh serangga.

Dipunggung tanganku terdapat tanda lahir dengan bentuk yang istimewa. Tanda naga ini muncul entah dari mana di tubuh setiap orang yang dapat membuat [Dark Matter]—yang biasa disebut dengan [D]s. Ukurannya biasanya sesuai dengan kapasitas yang bisa dibuat. Tanda nagaku terlalu kecil.

Tanda kecil naga ini membuktikan aku sebagai [D] rendahan. Dan di sebelah tanda naga, sebuah bengkak kecil merah muncul. Aku mungkin menggaruknya tanpa sengaja saat sedang tertidur.

Luka itu terasa gatal tapi aku menggunakan tangan tanganku mencapai sebelah bantal, menahan desakan untuk menggaruknya. Menyentuh alarm jam dengan ujung jari, aku mengecek jam.

Jam 6:10 pagi.

Normalnya aku mengeset alarm jam 6.30 , ini berarti aku bangun lebih awal dari biasanya.

Tapi rasa kantuk yang tidak hilang tidak cukup untuk membuatku berbaring di ranjang.

“...itu bagus untuk bangun awal sekali kali.”

Aku bangun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi, hanya untuk mengecek wajah familiarku memantul di cermin.

Mungkin dikarenakan baru bangun tidur, mataku terlihat lebih kejam dari biasanya.

Disisi lain dari cermin, anak muda itu cemberut dan melihat kearahku. Bernama Mononobe Yuu, dia berumur enam belas tahun, berpangkat 2nd Lieutenant.

Ditangkap pada umur tiga belas karena dentitasnya sebagai [D], dia ditugaskan ke organisasi militer --- NIFL.

Selama tiga tahun, dia telah bertempur di berbagai daratan sebagai anggota dari tim spesial – Sleipnir. Akhirnya satu bulan yang lalu, dia di masukkan ke Midgard.

Tidak --- lebih tepatnya, dia di pindahkan.

Midgard adalah sebuah sekolah, tepatnya dari kepulauan tidak berpenghuni jauh di selatan Jepang, institusi pembelajaran bagi para [D]s. Mononobe Yuu sekarang bertempat tinggal disni sebagai muris dari [Midgard Academy].

Setelah membasuh wajahku dengan air dingin, aku merasa rasa tegangku terangkat.

Aku kembali ke kamarku dan bergantu ke seragam sekolah.

—THUD!

Ketika aku mengeratkan ikat pinggangku, aku mendengar suara kerasa yang datang dari atas.

"Apa...?"

Aku melihat langit langit dan bergumam. Diatas adalah kamar milik adikku Mitsuki gunakan.

Mulai khawatir, aku cepat cepat ganti dan keluar kamar, kemudian lari menuju lorong untuk mencapai lantai dua, tiba didepan kamar Mitsuki. “Hey Mitsuki! Apa sesuatu terjadi?”

"Eh? N-Nii-san? A-Aku baik baik saja, jadi—kyah!?"

Ketika mendengar jeritan dari sisi lain pintu, aku mendengar suara retakan lainnya.

"Mitsuki!?"

Seketika itu juga aku membuka pintu.

Mungkin karena seluruh asrama mliki Mitsuki, dia tumbuh sedikit ceroboh. Mitsuki sering tidak mengunci kamarnya.

Aku bergegas masuk ke kamar tapi yang aku temui adalah pemandangan yang tidak terduga.

Celana dalam berbagai warna tersebar didalam kamae ketika adikku telanjang, terkubur di setumpukan celana dalam. Sebuah laci dari satu set dari itu terbalik.

Mitsuki menekan kepalanya dengan tangannya dan terlihat ia sedang kesusahan. Setelah sadar aku telah masuk ke kamar, dia melihat keatas.

"A-Apaa—"

Kulitnya yang seputih salju, terlihat diantara geraian rambut hitam panjang nan cantik dan banyaknya celana dalam, menjadi merah karena malu.

Mitsukimengambil celana dalam terdekat untuk menutupi payudara yang kecil namun bentuknya yang indah dan menatapku. Tetapi karena sepasang celana dalam bergaris diatas kepalanya, dia terlihat tidak tampak mengintimidasi sama sekali.

Aku melipat tanganku dan mengkonfirmasi kembali keadaan di kamar.

“Uh... ini serasa seperti kamu hendak mencoba untuk mengambil celana dalam dari atas laci, tetapi kamu kehilangan keseimbangan dan membalikkannya? Dan ini bahkan terjadi dua kali?”

“A-Apa maksudnya kamu menganalisa situasi dengan tenang? Untuk kedua kalinya terjadi karena aku menaruh laci ketempatnya, Nii-san, kamu tiba tiba muncul! Tidak, seharusnya aku menyuruh kamu keluar sekarang!!”

Mitsuki, Presiden dari organisasi siswa, dengan kasar menyuruh aku untuk pergi, tapi aku tidak menuruti perintahnya. Malah, aku mendekatinya ketika dia terkubur di setumpukan celana dalam.

“Maaf, Mitsuki, sebelum aku pergi, biarkan aku melihat dulu.”

"Eh...? N-Nii-san? Apa yang kamu lihat—"

Mitsuki melihat ke atasku di keadaannya yang telanjang. Aku berlutut di depannya dan mengangkat rambut hitam panjangnya dengan tanganku.

"Ah... Nii-san, Tidak... Sesuatu semacam itu—"

Dengan wajahnya yang merah menyala, Mitsuki menggelengkan kepala serasa ingin berontak, tapi dia tidak melawan dalam cara apapun.

Aku membawa kepalanya lebih dekat seperti aku ingin memeluk kepalanya. Menggunakan jariku untuk menyisir rambut hitam panjangnya menjauh, aku mencari dibawah rambutnya.

“Nn... kita tidak boleh... janji itu --- tahan, Nii-san...”

Mitsuki menggeliat dan menghembuskan napas berat.

Setelah jariku mencapai tonjolan kecil yang aku cari, Mitsuki tersentak.

“---Apakah ini sakit? Meskipun tidak ada darah... ini sedikit bengkak. Tunggu sebentar, akan kuambilkan beberapa es.”

Berkata seperti itu, aku berdiri dari depan Mitsuki.

“...Eh? apa maksudnya ini, Nii-san?”

Mitsuki melihat kearahku dengan terkejut.

“Apa yang kamu maksud,apa maksudnya ini? Aku tadi memeriksa lukamu. Kamu membenturkan kepalamu kan ?”

“Benar... Ah, ahhh, aku mengerti apa yang terjadi sekarang, dan aku bahkan berpikir---“

Mitsuki menundukkan kepala dan tersipu malu.

“Berpikir apa?”

Mendengar aku menanyakan itu, Mitsuki tersipu bahkan telinganya berubah merah. Sia menggelngkan kepalanya.

“Ti-tidak sama sekali!”

UnlimitedFafnir v02 023.jpg

Merajuk, Mitsuki membalikkan wajahnya menjauh.

Meskipun reaksi dia yang tidak dapat dimengerti, aku masih pergi ke dapur untuk mengambil es.

Dua puluh lima tahun yang lalu, sebuah makhluk raksasa muncul di langit Jepang.

Hanya dengan bergerak, monster itu menyebabkan bencana parah. Menggunakan kekuatan supranatural untuk membuat sesuatu muncul dari udara, monster itu dapat menetralkan setiap jenis serangan yang dilakukan oleh manusia.

Seperti mengejek manusia yang melawan dalam keputusasaan, monster itu berkeliling dunia sesekali dan menghilang kedalam udara tipis tanpa peringatan.

Setelah itu, anak anak yang memiliki kekuatan yang sama dengan monster dilahirkan diantara para manusia. Mereka dikenal sebagai pembuat dan pengguna dari [Dark Matter], [D]s, atau tipe Dragon.

Terdapat nilai ekonomi yang sangat tinggi untuk menciptakan sesuatu benda secara sewenang-wenang. Bahkan, perang sempat pecah di masa lalu untuk berjuang mendapatkan [D]s.

Dan dalam periode yang sama ketika [D]s dilahirkan, tipe baru dari organisme raksasa muncul di dunia.

Monster yang mempunyai kekuatan yang melebihi imajinasi manusia disebut [Dragon] oleh dunia. Sebuah organisasi Internasional, Asgard, diperuntukkan untuk berurusan dengan [Dragons].

Asgard engorganisir pasukan United Nations menjadi NIFL, pasukan militer yang dapat beroperasi diluar hukum yang ada, mencoba untuk menggunakan campur tangan militer untuk membereskan segala masalah yang disebabkan oleh [Dragon].

Karena fakta bahwa [D] ditunjuk sebagai salah satu masalah yang disebabkan [Dragon], sebuah fasilitas isolasi sibangun di pulau tak berpenghuni dekat khatulistiwa, bernama, Midgard.

Ketika pertama kali didirikan, tujuan Midgard lebih dekat kepada penahanan, tetapi seiring dengan bertambah besar [D] dan bertambah jumlahnya, mereka tumbuh menjadi kuat dan akhirnya memenangkan hak manusia mereka.

Oleh karena itu, Midgard menjadi seperti saat ini... tetapi untuk alasan yang tidak diketahui, manusia yang lahir sebagai [D] semuanya adalah perempuan, oleh karena itu, Midgard menjadi sekolah khusus wanita.

Bagaimanapun, aku terdaftar di semacam kebun rahasia.

Itu karena aku juga mempunyai kekuatan untuk menciptakan [Dark Matter].

Menjadi satu-satunya [D] laki laki di dunia, itulah aku --- Mononobe Yuu.

Atau mungkin karena aku adalah pengecualian, kembali ketika aku di tangkap tiga tahun lalu, mereka tidak mengrimku ke Midgard. Sebagai gantinya, aku dilatih menjadi prajurit di NIFL.

Tapi satu bulan yang lalu, tiba tiba aku dipindahkan ke Midgard.

Itu dilakukan oleh adikku Mitsuki yang mempunyai kewenangan besar di Midgard.

Sejak saat itu, aku menjalani kehidupan sekolah dibawah pengawasan Mitsuki.

Karena aku satu satunya laki laki di sekolah, untuk mencegah masalah timbul karena aku, Mitsuki membuatku tinggal di asramanya, terpisah dari asrama biasa.

---Karenanya, berjalan ke sekolah bersama dengan mitsuki perlahan-lahan menjadi kebiasaanku setiap pagi.

“kamu telah bertingkah aneh akhir-akhir ini, Nii-san.”

Setelah sarapan, kami berdua meninggalkan asrama bersama. Di perjalanan menuju sekolah, Mitsuki mengatakan ketidaksenangan.

Karena terdapat jalan yang jauh sebelum jalan ini terhubung dengan asrama biasa, tidak ada murid lain yang dapat terlihat disekeliling.

Jalan ini mengikuti pemecah gelombang dipantai. Di sisi lain dari pemeceh gelombang ada bentangan luas dari laut yang biru dan pasir putih.

Seuara yang terdengar hanyalah ombak, pohon kelapa yang bergoyang terkena angin, dan langkah kaki dari Mitsuki dan aku.

“Apanya yang aneh ?”

Karena aku gak tau apa maksudnya, aku tanya dia langsung.

Mitsuki terus menerus memindahkan tas sekolahnya seperti dia tidak bisa tenang, kemudian dia menatapku.

“Bagaimana aku mengatakannya..? akhir akhir ini, Nii-san, kau telah bertindak tanpa berpikir, seperti masuk ke kamarku tanpa ketok ketok dulu, mendekatiku dengan santai ketika aku telanjang... aku percaya kamu bertingkah sedikit berlebihan.”

“...? Saudara tidak seharusnya bersikap pendiam antara lain kan? Apakah kamu memintaku untuk menjaga jarak padamu, Mitsuki?”

Tidak mengerti apa yang Mitsuki katakan, aku cemberut dan bertanya.

“Aku tidak bermaksud begitu...”

Mitsuki dengan penuh kekalutan merendahkan pandangannya. Ia terlihat tidak bisa menjelaskannya secara jelas.

---Apakah ada sesuatu yang aneh dengan kebiasaanku ?

Tetapi bahkan setelah berpikir kembali tentang kebiasaanku, aku masih tidak berpikir yang aku lakukan itu salah.

Tetapi... terdapat satu alasan yang dapat menjelaskan kenapa Mitsuki mempunyai perasaan ini.

Dua minggu yang lalu, selama pertarungan dengan [Dragon] putih --- [ White Leviathan] – yang menyerang Midgard, aku mengambil resiko kecil.

Untuk memecahkan krisis. Aku menerima pengetahuan kekuatan yang mengikis kepribadian dan ingatanku.

Tapi informasi yang paling penting untukku sekarang --- semuanya yang terjadi setelah aku tiba di Midgard--- aku tidak akan lupa tentang itu. Aku juga tahu persis tentang adikku Mitsuki. Memori di NIFL juga masih tersisa dengan jelas.

Bagaimanapun, mungkin saja aku tidak menyadari. Aku mungkin telah berubah secara alami dalam kehidupan nyata. Tiga tahun yang lalu, terpisah dari ingatan yang berhubungan dengan Mitsuki, semua ingatan lain sudah hilang. Emosi ketakutanku juga menjadi bertambah. Mungkin seperti waktu itu, kepribadian yang bernama Mononobe Yuu menjadi lebih jauh dariku.

“...Nii-san, ada apa denganmu?”

Melihatku diam, Mitsuki membuat ekspresi khawatir dan menatap wajahku dari bawah.

---Tidak bagus. Aku tidak boleh membiarkan Mitsuki khawatir. Mitsuki adalah salah satu orang yang harus tidak tahu masalah ini.

Karena jika dia tahu harga yang harus kubayar, Mitsuki pasti akan menyalahkan dirinya sendiri.

Oleh karena itu, aku merubah rasa khawatirku dan mengubah topik.

“Hmm? Oh, aku mengingat apa yang terjadi pagi ini. Aku ingin mengatakan bahwa kamu telah cukup tumbuh selama tiga tahun ini, Mitsuki.”

Dengan terkejut, wajah nya menjadi merah.

“To-tolong jangan membicarakan soal itu! Ji-jika kamu mengulangi kata yang sama di sekolah Nii-san, aku harus menghukummu untuk pelecehan seksual! Kamu akan di hukum menulis sepuluh essay tentang penyesalan!”

“Ughh... aku tidak ingin lagi menulis essay lain lagi. Beri aku istirahat.”

Karena melanggar perintah yang diberikan di pertarungan sebelumnya, aku dihukum menulis hampir menulis seratus essay. Sejujurnya, itu membuatku sengsara dari pada pelatihan NIFL.

“Kalau begitu pikir baik baik sebelum berbicara.”

“...Roger, [Student body president]. Tapi apa yang terjadi pagi ini tidak seperti kesalahan yang kamu buat, Mitsuki. Bukankah kebutuhan sehari-hari seperti celana dalam harusnya ditaruh ditempat yang mudah dijangkau?”

Laci yang dijatuhkan Mitsuki adalah yang teratas--- tingginya hampir sama seperti dia berjinjit. Oleh karena itu tidak kaget kalau laci itu jatuh.

“itu adalah... laci yang biasanya tidak aku gunakan. Itu digunakan untuk menyimpan celana dalam spesial.”

“Spesial ? jadi, apakah itu sama yang dikatakan orang orang celana dalam keberuntungan?”

Mendengar aku bertanya tentang itu, Mitsuki cemberut.

“pernyataan lain yang berisi pelecehan seksual.. Sigh, aku benci untuk mengakuinya, itu mungkin dekat dengan maksudnya. Karena ini dibuat untuk keadaan tertentu, celana dalam ini digunakan untuk pertempuran.”

“pertempuran, kau bilang? Melawan apa?”

Mendengar aku bertanya dengnan penuh keingintahuan, Mitsuki menjawab dengan ekspresi agak serius.

“Meskipun murid biasa belum diberitahu, pengecekan kesehatan akan diadakan hari ini. Untuk menjaga martabat dari ketua organisasi siswa setelah melepas pakaian, aku harus memperhatikan dengan hati hati apa yang aku pakai, terutama celana dalam.”

Menemukan sesuatu tentang upaya rahasia Mitsuki, aku mendesah.

“... pasti terasa berat menjadi [student body president]. Tapi pengecekan kesehatan secara acak begini... apa kah kejadian ini sering terjadi?”

Aku belum mengerti seluruhnya tentang aturan Misdgard, jadi aku bertanya Mitsuki hal itu.

“Tidak, ini yang pertama kali.”

“Apakah ada alasannya melakukan ini?”

Aku bertanya seketika, hanya untuk melihat ia mengangguk.

“---memang ada alasan tertentu, tapi aku belum dapat mengungkapkannya.”

Melihat dia membuat wajah seperti [student body president], menolak dengan tegas untuk mengungkapkan kebenarannya, itu sulit bagiku untuk menanyakannya lebih jauh.

Oleh karena itu, aku menyerah untuk mencari alasannya dan mengalihkan pandanganku kedepan.

Di sisi lain dari hutan yang rimbun, aku menangkap pandangan dari ujung menara jam, simbol dari sekolah.

Merasa sesuatu akan terjadi, berjalan berdampingan dengan Mitsuki, aku melangkah menuju kesekolah untuk para [D].---

Part 2[edit]

Sesegera saat kita sampai di kampus, Mitsuki memberitahu bahwa dia ada urusan di kantor fakultas dan pergi menuju arah menara jam sendirian. Menara jam merupakan pusat lokasi dari Midgar. Kantor fakultas, pusat komando dan fasilitas pentinglainnya juga berkonsentrasi disana.

Dia mungkin harus berdiskusi masalah dengan para guru mengenai pemeriksaan kesehatan secara mendadak.

Dari sini, aku berjalan keatas bangunan sekolah dimana ruang kelasku berada.

Seluruh [D] di Midgard terdaftar ke salah satu dari sembilan pengajar menurut umur dan tingkat pengetahuannya. Sejak aku terdaftar di kelas Brynhildr sama seperti Mitsuki, bahkan selama pelajaran, aku senantiasa dibawah pengawasan penuh Mitsuki.

Kelas Brynhildr berlokasi dilantai yang sama seperti ruang penyimpanan dan kelas yang tidak terpakai, jadi hanya ada sedikit orang siana. Walaupun begitu, sekolah ini mulanya memang sedikit muridnya, dibandingkan dengan besar sekolah itu sendiri. Meskipun mempunyai murid yang berjumlah tidak sampai tujuh puluh, sekolah mempunyai empat gedung kelas.

Mungkin ini adalah pilihan yang dibuat selama pembangunan untuk menampung jumlah peningkatan [D]... mengingat situasi saat ini, bahkan jika hanya satu ruangkelas yang dipakai perlantai, itu masih tersisa satu gedung yang tidak terpakai.

Oleh karena itu, meskipun terdapat banyak gadis yang berpapasan saat menuju sekolah, sesegera setelah mereka masuk ke gedung, sekeliling akan menjadi sangat sunyi.

Berjalan di situasi yang sepi hampir seperti di rumah sakit. Aku menyadari seorang gadis mondar-mandir di depan kelas brynhildr. Untuk suatu alasan, dia memegang tepian roknya dengan erat, dengan gelisah, ragu-ragu dan tidak berani masuk ke kelas.

Bermandikan cahaya fajar yang keluar melalui jendela, gadis itu mempunyai rambut perak yang menyilaukan, kulit sewarna putih salju yang sempurna. Ketika dia masih berdiri, dia sangat cantik seperti hasil dari seni. Dia adalah seorang yang saya kenal.

—Iris Freyja.

Dia adalah teman sekelas yang duduk disamping kiriku di kelas.

Dia biasanya diperlakukan sebagai murid yang performanya kurang karena dia tidak mampu menggunakan kekuatannya dengan baik. Aku, di lain pihak, seperti orang yang belum berpengalaman di Midgard . Sebelumnya, kita berlatih bersama untuk persiapan tes dan juga bergabung untuk melawan invasi [Leviathan].

Selain adikku Mitsuki, dia adalah orang terdekat bagiku di sekolah, tetapi ---

Aku dengan gugup menelan ludah.

---ini tidak baik, jangan gugup, aku harus tetap tenang.

Pertama tama aku menarik napas dalam dalam kemudian menyapa Iris yang terlihat belum melihatku.

"Selamat Pagi, Iris."

"Hawah!?"

"Woah!?"

Karena Iris melompat ketakutan, itu juga membuat aku melompat ketakutan.

Pahanya yang mempesona terlihat dibawah rok yang berkibar. Menyadari situasi ini, Iris segera menekan tepian roknya dengan muka yang memerah.

“M-Mononobe... apakah kamu melihatnya ?”

Iris bertanya dengan suara gemetar.

“A-aku tidak melihatnya, tidak, lebih tepatnya aku tidak melihat apapun ditempatnya.”

Dibawah tekanan dari pandangan Iris, aku menjawab dengan jujur.

“Benarkah ? apakah kau benar benar tidak lihat apapun ?”

Tetapi Iris bersikeras bertanya tanpa henti. Terdapat air mata di ujung matanya. Kulitnya yang seputih salju juga menjadi merah.

Urgh...

Iris, dengan dia menunjukkan emosi semacam itu, entah bagaimana ia sangat cantik. Itu membuatku tidak nyaman melihat kematanya langsung, jadi aku mengalihkan pandangan menjauh. Dengan begitu Iris bergerak lebih dekat kepadaku.

“Ah, reaksi seperti itu kamu terlihat seperti pembohong! Kamu melihatnya kan!”

“TI-tidak, aku tidak bermaksud begitu! Aku beneran tidak melihatnya!”

Aku menjelaskannya sambil melangkah mundur dan menabrak tembok lorong dibelakangku. Dengan linangan air mata, Iris menatapku dari jarak yang sangat dekat, menyudutkan aku seutuhnya.

Aku dapat merasakan napas Iris dan payudaranya yang lembut sedikit menyentuhku.

Dalam sekejap, sesuatu melintas melalui kepalaku.

--- Terima kasih , Mononobe.

Disertai oleh terima kasih, apa yang menyentuhku adalah bibir cherrynya.

Dibawah langit berbintang, ciuman pertama dipantai.

Mungkin secara harfiah itu yang dia maksud, Iris hanya bermaksud untuk berterima kasih. Karena sebelum kita berciuman, dia berkata ingin menjadi temanku, mungkin itu adalah salah satu bentuk kasih sayang. Itu mungkin saja dikarenakan dia tumbuh dalam budaya yang berbeda.

Bagaimanapun, seberapa banyak aku meyakinkan diriku bahwa itu hanya untuk berterimakasih, tapi aku masih saja tidak nyaman dibuatnya.

Karena Iris memperlakukan aku dengan cara yang sama seperti sebelumnya, aku mencoba tehnik mengontrol diri yang pernah diajari di NIFL, mencoba untuk bertingkah seperti biasa.

Tapi dengan dia yang berada sangat dekat, sangat sulit untuk tidak tergelincir.

“Mononobe, kau harus jujur padaku, kalu tidak aku akan merasa tidak nyaman...”

Karena dia berbisik dan hampir menempel kepadaku, wajahku serasa menjadi panas.

“Seperti yang aku katakan, aku tidak berbohong! Aku tidak melihat apapun! Aku tidak melihat celana dalam apapun!”

Aku menjawab dengan penuh ketakutan tetapi untuk alasan lain, iris bertambah panik.

“Apa... ternyata kamu telah melihatnya!!”

“Huh ? apa yang kau bicarakan ?”

Aku balik bertanya ke Iris karena aku tidak mengerti reaksinya, tepi dengan linangan air mata, dia mengguncangkan kepalanya.

“Boo-hoo... dari semua orang, aku tidak percaya Mononobe yang melihatnya.. A-aku tidak mesum, oke ? aku benar benar tidak mesum ? “

“Mesum ?”

Merasa keluar dari arah pembicaraan, aku merasa bingung.

Tapi setelah melihat dia memegang ujung roknya diantara pahanya, entah mengapa itu seperti mencegah roknya terangkat, sebuah kemungkinan yang mengejutkan terlintas dibenakku.

“---Iris, bolehkah aku menanyakan sesuatu, apakah kamu tidak memakai itu ?”

Pundak Iris bergetar.

“Eh, ah, t-tidak!! Biasanya tidak seperti ini, oke? Hanya saja hari ini aku lupa untuk memakainya.”

“.. jadi.. kamu beneran tidak memakai apapun? .”

Melihat dia yang masih saja ceroboh, aku hanya bisa mendesah.

“Eh...? Seperti yang kau katakan, kamu beneran tidak lihat apa apa kan? “

“Ya, seperti yang aku katakan berulang kali, aku tidak melihat apapun.”

Jika aku sudah melihatnya, mungkin aku tidak mungkin bisa bersikap tenang.

“Syukurlah.. tidak tunggu, ini masih tidak bagus! Sekarang kamu tahu aku tidak memakainya, Mononobe!?”

Menutup mukanya, Iris meringkuk kebawah. Menunjukkan muka yang senang dan depresi bergantian, dia kelihatannya sedang bingung.

“Tidak, umm, ini terjadi pada setiap orang setidaknya satu kali.”

Dalam keadaan memalukan inii, aku menghibur Iris.

“ini.. aku tidak tahu sudah yang keberapa kali...”

Jadi yang aku katakan itu percuma.

“.....Bagaimana kamu menghadapinya yang terakhir kali ?”

“aku dulu memakai baju olahraga... aku dapat melewati hariku dengan cara seperti itu. Tapi tidak ada pelajaran praktek kekuatan atau PE hari ini.. jadi aku tidak membawa bloomers.. itulah mengapa aku bingung harus kembali ke asrama atau tidak.”

Sekarang aku mengerti mengapa dia mondar-mandir di depan kelas.

Jika dia kembali sekarang, dia mungkin berakhir datang terlambat, itulah mengapa dia kelihatan ragu-ragu. Akankah dia mengambil resiko terlambat ? atau dia hanya harus menghabiskan hari itu tanpa memakai celana dalam, dan dalam kekhawatiran sepanjang waktu karena mungkin hal ini akan terungkap ?

Tapi aku ingat bahwa hari ini---

“Iris, bahkan jika kamu terlambat, aku pikir itu lebih baik jika kamu kembali keasrama dulu.”

Aku menaruh tanganku ke pundak iris dan berkata dengan sungguh sungguh

“ke- kenapa? “

“aku mendengar dari Mitsuki akan ada pemeriksaan kesehatan mendadak hari ini, mungkin.”

Wajah Iris berubah pucat.

“Mononobe! Aku akan kembali untuk mengambil celana dalamku!”

Iris berteriak dengan keras, sangat keras bahkan suaranya bergema di lorong. Dan kemudian dia tiba tiba berdiri.

Selanjutnya, memegang ujung roknya dengan tangan, dia lari si sepanjang lorong dan pergi.

"..."

Tanpa berkata apapun, aku melihatnya pergi.

Iris melupakan satu hal yang sangat penting. Tempat ini tepat didepan pintu ruang kelas.

Aku membuka pintu dan masuk, hanya untuk melihat gadis berambut pirang di baris terdepan menatapku dengan dingin.

Teman sekelasku, Lisa Highwalker.

Dia adalah gadis berkepribadian galak. Berselisih dengan ku berkali kali ketika aku pertama kali disini, ketika itu, dia menolak untuk menerimaku bahkan ketika aku menyapanya dia tidak merespon. Tapi sekarang, dia akhirnya memperlakukanku sebagai “ teman sekelas dalam masa percobaan.”

“Lisa, teriakan tadi.. apakah kamu mendengar segalanya?”

Aku bertanya padanya dengan senyum masam. Lisa menunjukku sambil menatapku dengan tajam.

“aku tidak percaya kau membuat Iris-san berteriak sesuatu yang memalukan... ini adalah kesalahan dalam pengawasan... Mononobe Yuu!!.”

“Eh ? itu adalah salahku ?”

Tidak mengira jari itu akan di tunjukkan kepadaku, aku bertambah gelisah.

“Biasanya, menjaga Iris yang kikuk adalah tanggung jawabmu. Untuk mencegah dia dari ejekan, kamu harus menjaga dia lebih baik!”

“...Sejak kapan aku menjadi pengasuh Iris?”

Aku mendesah dan protes dengan suara yang rendah, tapi dia mengabaikan keluhanku dan memanggil semua teman sekelas. Kecuali Mitsuki dan Iris semuanya sudah hadir.

“itulah kenapa, semuanya, tolong anggap saja kalian tidak pernah dengar kata yang memalukan tadi. Sebagai rasa terima kasih karena menjaga rahasia ini, dia akan mentraktir kita semua makan siang."

Mendengar perkataannya, teman sekelasnya bereaksi dengan cara masing-masing.

"...Tentu saja."

Seseorang menjawab dengan tenang. Dia adalah kutu buku yang menghabiskan hari harinya membaca buku. Firill Crest.

"Mm."

Hanya mengangguk dan menjawab dengan satu kata, tubuhnya yang kecil mungil dan rambutnya yang merah, Ren Miyazawa

“Traktiran dari Mononobe-kun ? aku tak sabar untuk itu.”

Dengan senyum yang polos, gadis tomboy ini bernama Ariella Lu.

“H-hey, kenapa kamu memutuskan seenaknya---“

Aku mencoba protes tapi tiba tiba Lisa memotong pembicaraan.

“Astaga.. Apakah ada masalah ?”

"Eh? Oh..."

Berpikir lebih jauh, itu sebenarnya bukan masalah, karena termasuk aku, semua [D] di Midgard menerima sejumlah uang yang cukup banyak setiap bulan, dikirim ke akun mereka untuk kebutuhan sehari hari. Mentraktir mereka sekali tidak akan membuat hidupku kesusahan.

Selama aku menerima kondisi ini, Iris tidak akan terkena malu dan aku juga dapat makan siang dengan semuanya. Untuk seseorang sepertiku yang belum pernah berbagi makanan dengan Lisa dan lainnya, ini adalah kesempatan emas untuk dapat mengenal lebih jauh dengan teman sekelasku.

---Jadi sebenarnya, dia membuatku berada dalam masalah ini adalah untuk mengajakku makan siang bersama mereka ?.

Dan juga, Lisa dan lainnya juga tidak kekurangan uang, jika mendapatkan traktiran dari murid lainnya bisa dikatakan hampir tidak ada keuntungan darinya.

“...Baiklah, makan siang hari ini aku yang traktir,. Jadi tolong jangan membicarakan teriakan tadi didepannya.”

Memutuskan untuk menerima niat baik Lisa, aku mengangguk dan setuju dengan kondisinya.

“Bagus. Kamu kalau kamu mengerti.”

Lisa tersenyum dengan puas. Aku mendekatkan wajahku ke telinganya dan berbisik.

"—Terima kasih, Lisa."

“A-Aku tidak tau apa yang kau maksudkan. Dan juga, wajahmu terlalu dekat!”

Merona, Lisa mendorongku menjauh.

Didalam kelas, yang paling aktif membantu sesama, menghargai teman sekelas seperti mereka adalah keluarga sendiri adalah gadis itu, Lisa Highwalker. Meskipun kepribadiannya yang galak, dia mungkin lebih baik hati daripasa siapapun. Diapun berbalik dengan wajah yang tidak senang.

Aku hanya dapat berjalan menuju tempat dudukku dengna senyuman masam.

---Aku tidak sabar menunggu istirahat makan siang. Aku bertanya-tanya apakah iris akan kembali sebelum kelas dimulai?

Jam yang dipasang diatas papantulis menunjukkan sebentar lagi bel. Mitsuki dan wali kelas Shinomiya-sensei, masuk ke ruang kelas tiga menit sebelum pelajaran berlangsung.

Kemudian bel berbunyi tanda kelas dimulai. Aku mendesah. Iris tidak kembali tepat waktu. Tapi sebelum bel itu berhenti berbunyi, pintu kelas dibuka secara kasar.

“A-Aku berhasil...”

Bernapas berat, Iris duduk dengan tidak nyama di sebelahku.

Segera saat dia menyadari pandanganku, iris mengangkat jempolnya dan berkata.

“Aku berhasil melakukannya! Mononobe!”

“...Ya, kerja bagus.”

Sengaja berpura pura tidak menyadari tatapan kasihan dari Lisa dan lainnya, aku memuji Iris atas kerja kerasnya.

Part 3[edit]

“---Hari ini, pelajaran kelas jam kesatu dan kedua akan diganti dengan pemeriksaan kesehatan mendadak. Pemeriksaan akan di lakukan oleh wali kelas. Sambil mengunggu giliran, tolong tetap dikelas dan belajar sendiri.”

Terdapat pemeriksaan kesehatan seperti yang Mitsuki katakan. Setelah mengumumkan selama pertemuan wali kelas, Shinomiya-sensei cepat cepat keluar dari kelas. Ia kelihatannya sedang tergesa gesa.

Lisa dan lainnya melihat satu sama lain, tidak tahu apa yang telah terjadi. Di lain pihak, aku menoleh ke adikku yang kelihatannya tahu akan sebabnya, tapi Mitsuki pura pura mengabaikannya dan mulai belajar sendiri. Dia terlihat tidak memiliki niat untuk menjelaskannya.

Tidak lama kemudian, Shinomiya-sensei kembali ke kelas untuk memberitahu “Giliran kalian, tolong segera pergi ke ruang kesehatan.”

Oleh karena itu, kita berdiri dari tempat duduk dan keluar ruangan. Aku hampir mengikuti Mitsuki dan lainnya sebelum Shinomiya-sensei memegangi kerahku.

"Ack... Cough, cough!"

Shinomiya-sensei memandangiku dengan muka jengkel ketika aku masih terbatuk batuk.

“Mononobe Yuu, apakah kamu ingin diperiksa bersama dengan para gadis? Anak laki laki seharusnya pergi ke arah sini.”

Diseret oleh Shinomiya-sensei, aku sendiri di bawa ke tempat lain.

Melewati lorong yang terhubung kemudian naik elevator di menara jam, Shinoiya-sensei menekan tombol ke lantai teratas. Melihat angka angka bergerak ke atas yang terlihat di panel, aku merasa telingaku sedikit berdengung.

Ding—

Elevator pun berhenti dan pintu terbuka. Kemudian aku melihat pintu kayu yang mewah dihadapanku.

“Uh... Tempat apa ini...?”

“Hanya membaca tulisannya seharusnya kau sudah tahu kan ?”

Shinomiya-sensei menunjuk ke plat di samping pintu. Itu terbaca “Ruang Kepala Sekolah”.

“Kepala sekolah? Apakah Midgard mempunyai posisi semacam itu...? aku pikir kau adalah orang yang paling berwenang di Midgard, Shinomiya-sensei.”

Bahkan selama pertemuan pertama sekolah diadakan ketika aku ditransfer, aku belum melihat orang seperti kepala sekolah hadir. Jadi sebelum ini, aku bahkan tidak tahu bahwa orang itu benar-benar ada.

“aku sejatinya hanyalah komandan pertempuran selama masa darurat. Ketua administrasi Midgar adalah wanita didalam ruangan ini

Berkata seperti itu, Shinomiya-sensei melihat kepintu yang terlihat sangat tebal. Orang yang menjadi kepala sekolah ternyata wanita.

“Jadi.. kenapa aku dibawa kemari? Apakah kita tidak menjalankan pemeriksaan kesehatan..?”

“Ya , tentu tujuannya untuk pemeriksaan kesehatan. Kepala sekolah secara pribadi akan memeriksa kesehatanmu.”

Shinomiya-sensei menjawab dengan ekspresi tidak peduli.

“Kepala sekolah akan memeriksa kesehatanku sendiri? Kenapa lebih tepatnya?.”

“Siapa tahu. Mungkin ini adalah keinginan pribadinya. Dia biasanya tidak bekerja dengan serius, selalu bersembunyi dalam ruangannya tanpa keluar sedikitpun. Sekali kali dia akan membuat permintaan yang tidak jelas seperti sekarang, tetapi dia bilang dia punya lisensi dokter, jadi mungkin kamu tidak akan mati.”

Mendengar Shinomiya-sensei mengatakan kata kata yang membahayakan dengan acuh, aku mulai panik.

“Apakah... kepala sekolah orang yang berbahaya ?”.

“ini adalah sesuatu yang bisa kamu buktikan dengan matamu, karena berbicara dengan dia akan sangat melelahkan, aku hanya bisa mengantar sampai sini, setelah selesai, kembalilah langsung ke kelas.”

Setelah mengatakan itu, Shinomiya-sensei memberi dorongan dipunggung kemudian dia masuk ke elevator untuk pergi.

“...Eh ? kau mau aku pergi ke dalam sendirian ?”

“Ya, semoga beruntung.”

Shinomiya-sensei menyalamiku dengan wajah serius kemudian dia pergi kebawah dengan elevator.

Tertinggal dibelakang, aku tidak punya pilihan kecuali mengetuk pintu.

“---Silahkan masuk.”

Mendengar respon suara wanita, aku dengan hati hati membuka pintu.

Cahaya dalam ruangan bahkan lebih redup daripada di koridor dan ada bau yang aneh. Seperti bau dupa yang habis terbakar.

Lantai teratas dari menara jam seharusnya tempat terbaik untuk menerima cahaya matahari tetapi jendela itu ditutupi oleh tirai yang tebal. Ada dua orang yang ada diruangan.

Satunya adalah gadis muda pirang bermata biru yang duduk di kursi mewah. Dan satumya wanita yang berdandan ala maid, berdiri disampingnya.

Gadis itu nampak kecil dan bahkan terlihat lebih muda dariku pada pandangan pertama... tetaapi insting bertarungku menolak suatu pemikiran.

Ekspresi itu yang penuh ketenangan, pandangan yang terlihat mengamati sekeliling, tubuh sepenuhnya tenang—dia tidak diragukan lagi seorang veteran berpengalaman bahkan lebih berpengalaman dibandingkan aku. Dari dia aku merasakan perasaan mirip ketenangan tentara tua yang menunggu untuk undur diri.

“Kamu pasti kepala sekolah kan?”

Aku melihat mata gadis itu dan bertanya.

“Wow, kamu memiliki mata yang bagus. Ini sudah sangat lama sejak aku bertemu seseorang pertama kali tanpa diremehkan.”

Gadis itu tersenyum gembira saat dia berbicara. Dia mempunyai suara berbeda dengan suara ketika aku mengetuk pintu, itu berarti yang menjawab adalah maid disebelahnya.

Tatapan gadis itu memeriksa dari kepala sampai kaki . kemudian dia berkata.

“seperti yang kau katakan, aku adalah ketua di Midgard, Charlotte B.Lord. dan diana adalah Maika Stuart, sekretaris pribadiku.”

Di kenalkan oleh gadis itu --- kepala sekolah Charlotte--- maid itu membungkukkan kepala kepadaku.

“aku Maika Stuart, senang menjadi kenalanmu.”

“Aku Mononobe Yuu, salam kenal juga...”

Setelah mengenalkan diriku ke kepala sekolah dan Maika-san, kemudian aku bertanya.

“....jadi kenapa kau repot repot memeriksaku, kepala sekolah?”

“Termasuk staff, semua orang di Midgard adalah perempuan. Jika mereka tidak sengaja merasa panas setelah melihat tubuh laki laki, itu akan jadi masalah. Karena gadis suci yang ada disini semua adalah harem ku!!”

Merentangkan tangannya, kepala sekolah itu berkata dengan keras.

“Te-tentu...”

Aku dengan tidak sadar menggaruk kepalaku, tidak tahu harus berkata apa. Kepala sekolah sungguh sedikit nyentrik. Aku dapat mengerti mengapa Shinomiya-sensei tampak menghindarinya.

“Oleh karena itu, karena tidak ada pilihan, aku memutuskan untuk memeriksamu secara pribadi.”

Berdiri dari kursinya, kepala sekolah berjalan menuju aku.

“Uh, tepi kepala sekolah, kau dan Maika-san juga perempuan kan...”

“Hmph, jangan bandingkan Maika dan aku dengan gadis polos itu. Disamping itu, aku tidak tertarik dengan laki laki sama sekali.”

Mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan secara acuh, kepala sekolah melihatku dari dekat. Meskipun tingginya hanya sedadaku dan mempunya kulit putih salju yang lembut dan halus, mempertimbangkan apa yang dia katakan barusan, dia harusnya lebih tua dari para murid.

“... Bolekhak aku menanyakan umurmu, Kepala sekolah?”

“Penasaran? Aku tidak keberatan memberitahumu, tapi kamu tidak akan keluar ruangan ini hidup hidup, apakah itu tidak apa apa?”

Kepala sekolah mendekatkan matanya dan tersenyum jahat.

“Kalau begitu lupakan saja...”

“pilihan yang tepat.”

Dengan ujung bibirnya yang terangkat, kepala sekolah memegang tangan kiriku.

“apa yang kau lakukan---“

“jadi ini adalah tanda [dragon] mu?”

Kepala sekolah mengabaikan keterkejutanku dan bertanya. Melihat ke tanda lahir kecil di punggung tangan kiriku.

"Y-Yah..."

Tanda Dragon ku jauh lebih kecil daripada D yang lain. Aku sedikit terkejut dia menemukannya, luar biasa.

“ada luka didekatnya. Kepan itu muncul?”

Kepala sekolah menunjuk tonjolan di samping tanda Dragon

“Oh, ketika aku bangun tidur pagi ini, entah mengapa luka itu disana.... aku mungkin secara tidak sadar menggaruknya saat tidur.”

“aku mengerti...”

Melihat ke lukaku, kepala sekolah dengan lambat mendekatkan mukanya dan menaruh lidah lembutnya di punggung tanganku.

"Wha..."

Sensasi hangat dan lembab menyentuh lukaku. Melihat gadis pirang menjulurkan lidah merah kecilnya, menjilati luka, aku merasa tulang belakangku gemetar secara tidak sadar. Ada sedikit rasa sakit di luka itu disertai nyeri kenikmatan, itu hampir membuatku berteriak.

—Smooch.

Kemudian kepala sekolah menggerakkan lidahnya menjauh. Dengan tenang dia mengamati luka yang telah dibasahi air liur itu.

“Ke-kepala sekolah ?”

UnlimitedFafnir v02 047.jpg

Tidak mengerti akan situasi ini, aku memanggil kepala sekolah.

“Diam dan jangan bergerak.”

Tapi kepala sekolah memerintahkan dengan nada yang tegas. Aku tida punya pilihan kecuali diam.

Beberapa menit kemudian, kepala sekolah akhirnya melepaskan tangan kiriku.

“---aku mengerti bagian pentingnya. Ini baik baik saja. Akhir dari pemeriksaan.”

"Huh...?"

Aku membuka mulutku lebar lebar dengan terkejut.

“apa yang kau kagetkan? Kamu mau gadis yang sangat cantik sepertiku untuk memeriksa setiap inci dari tubuhmu? Tapi aku tidak wajib untuk melayani laki laki, karena pemeriksaan kesehatan ini hanya tipuan untuk mengecek Tanda [Dragon] dari siswa.”

Tersenyum sinis, ia mengangkat bahu.

“Tujuannya untuk mengecek tanda Dragon..? apa maksudmu...”

Hanya satu tujuan yang terpikir dari melakukan itu. Aku hanya bisa menghela napas.

“Jangan panik, setelah pemeriksaan berakhir, semuanya akan menjadi jelas. Omong omong--- “

Kepala sekolah menarik tanganku dan mendekatkan wajahnya. Membuat senyum jahil, dia berbisik padaku.

“karena pemeriksaan ini berakhir cepat... kamu seharusnya bebas kan? Maukah kau berpetualang bersamaku ?”

“Berpetualang ?”

Aku mengernyitkan dahi.

“ya, sejak sekolah ini melakukan pemeriksaan kesehatan bagi para gadis, gadis polos dan murni tidak berpakaian kecuali celana dalam kan ? bagaimana jika kita mengintip mereka ?”

“A- Apakah kau benar-benar kepala sekolah?”

Mendengar usulan yang memalukan, aku asal memberikan jawaban dan lupa untuk menggunakan bahasa yang sopan.

“Apa , kamu menolak? Aku pikir kamu akan mengerti dorongan yang tidak dapat ditahan ini, dan kamu masih mengira kamu laki laki. Atau mungkin kau tidak punya ketertarikan dengan wanita ?”

“Kau salah, aku juga laki laki normal...”

“kalau begitu tidak ada masalahkan ? meskipun aku tidak ada ketertarikan memanjakan mu, aku selalu ingin mencari teman dengan ketertarikan yang sama ! hari ini, akanku tunjukkan lokasi mengintip bagus yang aku temukan----“

Ketika dia menunjukkan kegembiraan dimatanya, tiba tiba dia menghilang dari pandangan.

Aku melihat keatas untuk melihat sekretaris,Maika-san, mengangkat kepala sekolah di kerah bajunya, bergelantungan di udara.

“Charlotte-sama, apakah kamu mengerti posisimu ? jangan menunjukkan kesesatan pada murid.”

Ketika aku melihat dijarak yang lebih dekat, aku menyadari Maika-san sangat mengintimidasi dalam banyak cara. Buah dadanya sangat besar seperti itu akan meledak keluar dari pakaiannya. Tingginya sama sepertiku, cukup tinggi untuk ukuran wanita.

“Bi-biarkan aku pergi, Maika!! A-aku harus berpetualang dengan temanku! “

Mika-san mengabaikan kepala sekolah yang memberontak. Dengan tersenyum, dia bicara.

“Kamu boleh pergi. Untuk Charlotte-sama, aku akan memantau dia hati hati dan mencegah dia melakukan sesuatu yang tidak pantas pada para murid.”

“Ba-baiklah, aku mengerti.”

Meskipun dia menunjukkan ekspresi yang tenang, aku merasakan tekanan yang besar. Dan juga, dia mendekatiku tadi tanpa aku ketahui. melalui pengamatan pusat gravitasinya, aku menyimpulkan dia terlatih di bidang pertempuran tanpa senjata. Maika-san jelas jelas bukan sekretaris biasa.

Oleh karena itu, akupun cepat cepat memutar dan berjalan ke arah pintu.

"Mononobe Yuu."

Tapi sebelum aku keluar, kepala sekolah memanggilku.

Aku menoleh kebelakang melihat dia berbicara ketika dia masih bergelantungan diudara.

“Lukamu--- itu semacam penghargaan yang tidak akan pernah hilang. Banggalah pada itu.”

Melihat tangan kiriku, aku memikirkan ucapan kepala sekolah.

---sebuah penghargaan.. yang tidak pernah hilang ?

Apa yang dia maksud? Aku menoleh dengan tidak mengerti tapi ujung bibirnya tersenyum menandakan dia tidak akan memberitahunya lebih lanjut.

Setelah itu, dia dibawa oleh Mika-san ke bagian dalam Kantor kepala sekolah.

---Apa yang ia maksud?

Dengan ragu-ragu, aku menutup pintu dan kembali ke kelas.

Part 4[edit]

Terlepas menjadi negara lepas yang digunakan untuk mengajar para D, Midgard mempunyai tujuan yang tidak bisa diungkapkan.

Terbentang luas dengan pulau itu sebagai pusatnya, Midgardsormr adalah salah satu garis pertahanan untuk melawan Dragon, untuk melindungi Midgard. Pulau yang dimodifikasi sebagai benteng untuk melawan Dragon.

Pelajaran yang diajarkan tentang bagaimana menggunakan kekuatan untuk melawan Dragon. Murid yang hebat dipilih untuk bergabung dengan [Counter-Dragon Squad].

Alasan mengapa mereka siap bertempur tiba tiba. Karena Midgard sering di serang oleh Dragon.

Dragon akan memilih D sebagai pasangannya.tanda Dragon pada D yang terpilih akan berubah warna. Ketika D bertemu dengan Dragonyang mengincarnya, D tersebut akan berubah bentuk menjadi tipe Dragon yang sama.

Meskipun ini terdengar mustahil, dua tahun yang lalu, teori ini berubah menjadi nyata saat pertempuran melawan [Purple Kraken].

Kemudian dua minggu sebelumnya, setelah tanda Dragon Iris berubah warna, [White Leviathan] menyerang Misgard.

“---Ada alasan dibalik pemeriksaan kesehatan mendadak ini.”

Selama pelajaran jam ketiga setelah pemeriksaan selesai, suasana gelisah menggantung di ruang kelas sama seperti dua minggu yang lalu.

Berdiri di depan, Shinomiya-sensei memandangi kita dan berkata.

“Salah satu Dragon yang ingin kita taklukkan [Red Basilisk] mulai bergerak dari teritorinya di gurun Sahara.”

Semua gelisah. Terlepas dari Mitsuki, lainnya menunjukkan keterkejutan di wajahnya.

Setelah mendengar tujuan dari pemeriksaan dari kepala sekolah tadi, aku hanya memikirkan satu kemungkinan, ternyata seperti yang kuduga, sekarang ini sudah jelas.

Jika tidak ada hubungan dengan Dragon, tidak dibutuhkan pemeriksaan tanda Dragon.

Setelah rasa shock mereda, Shinomiya-sensei bicara.

“sejak Basilisk muncul dua puluh tahun yang lalu, dia tidak pernah meninggalkan gurun. Kita menduga kebiasaannya yang tidak biasa adalah untuk tujuan menemukan pasangan. Sapaya menghindari kepanikan, kita mengecek tanda Dragon dengan dalih pemeriksaan kesehatan. Dan hasilnya---“

Tekanan udara naik. Ini kelihatannya bahkan Mitsuki sendiri tidak tahu hasil pemeriksaan karena dia melihat ke Shinomiya-sensei dengan serius.

“---Semua murid di Midgard, tidak ada tanda Dragon yang berubah warna.”

Phew....duduk disebelahku, Iris menghembukan nafas lega.

Tapi, Shinomiya-sensei mengguncangkan kepalanya sambil membuat ekspresi serius.

Aku mempunyai perasaan buruk Ingatan saat aku tertidur terlintas di benakku.

“Kau tidak dapat bersantai karena ini adalah hasil yang sangat buruk. Jika tujuan Basilisk sama dengan prediksi kita. Pasti ada D yang sudah menjadi target.”

Mendengar kata kata Shinomiya-sensei dan mengerti akan situasi, Iris berkata dengan takut.

“K-kita harus segera melindunginya!”.

“Ya, kamu benar. Kita tidak akan menyerahkan keluarga kita. Untuk sekarang, NIFL sedang mencari di kota yang mempunyai arah lurus seperti rute Basilisk. Sesegera mereka ditemukan, perencanaan akan dibuat untuk memindahkan D yang ditemukan ke Midgard.”

Shinomiya-sensei menjawab dengan keras, tiba tiba, Lisa mengangkat tangan mau bicara.

“Tidak adakah yang bisa kami lakukan? Sama seperti saat pertempuran melawan [Leviathan],Jika saja kita bisa memperlambatnya---“

“Tidak. Basilisk sepenuhnya berbeda dengan Leviathan yang kebanyakan berfokus pada pertahanan. Dari semua Dragon, Basilisk mempunyai kekuatan serangan terbesar. Jika kalian sudah terlibat pertarungan dengan dia, hanya ada dua pilihan tersisa. Membunuh dia atau terbunuh.”

“Kalau begitu kenapa kita tidak mengambil resiko membunuh dia saja ?”

Lisa menjawab dengan nada melawan. Tapi, Shinomiya-sensei membuat membuat ekspresi gelisah.

“Harapanku sih seperti itu... tapi, persiapan kita belum sempurna. Kita hanya akan menerima kekalahan karena ketidaksiapan kita. Tolong mengerti itu.”

"Hmm..."

Meskipun merasa tidak puas, Lisa hanya bisa bergumam.

Setelah yakin tidak ada pertanyaan lebih lanjut, Shinomiya-sensei berbicara dengan nada tenang.

“...Oh, meskipun aku sudah mengatakan banyak hal yang mengusik kalian, Midgard masih aman untuk waktu ini. Sebelum situasi berubah, bersikaplah seperti biasa dan simpan energi kalian. Hanya itu.”

Dengan itu, kita kembali ke kehidupan semua setelah mengetahui tentang masalah yang mendekat.

Walapun, aku masih merasa gelisah didalam hatiku.

--- D yang belum di temukan.

Kata kata ini bergema di pikiranku.

Selama waktuku di NIFL, satu kali ketika aku membiarkan D belum ditemukan pergi, karena dia masih gadis yang sangat muda. Aku pikir memisahkan dia dari orang tuanya akan terasa sangat kejam.

Pada waktu itu, aku tidak tahu kalau D menjadi target para Dragon.

Tapi keputusan yang aku ambil membuat situasi semacam ini.

--- Apakah seharusnya aku mengirimnya ke Midgard dari dulu...?

Melihat keluar jendela ke langit yang jauh, aku berdoa semoga dia masih hidup dengan keluarganya dengan bahagia.

“... aku merasa sangat gelisah.”

Selama istirahat makan siang hari itu, aku menepati janjiku dan duduk di meja makan yang sama dengan Lisa dan lainnya. Tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Mitsuki dan Iris ikut juga.

Tempatnya di cafetaria di lantai pertama dari gedung catering. Dengan seluruh murid dari kelas Brynhildr berkumpul di meja, kita jelas jelas menjadi pusat perhatian.

Dengan Mitsuki yang menjadi Presiden Organisasi Siswa dan aku sebagai D laki-laki, itu sudah jelas kalau kita mendapat perhatian. Meskipun, banyak orang yang melihat Lisa dan lainnya juga.

Mungkin sudah terbiasa dengan suasana ini, Mitsuki dan Lisa tidak terganggu, mereka terlihat bersikap normal.

Makanan telah dihidangkan di meja makan. Dikarenakan situasi, aku juga mentraktir Mistuku dan Iris, tapi melihat aku berhutang kepada mereka banyak hal, aku tidak keberatan.

“Mononobe, terimakasih sudah mentraktir makan siang, tapi kenapa kau mentraktir kita hari ini??”

Meskipun dia berterima kasih padaku, Iris merasa bingung dan bertanya.

Aku tidak dapat mengungkapkan alasannya karena teriakan Iris yang tidak senonoh, jadi aku mengalihkan pandangan menjauh dan berkata.

“Tidak ada apa apa, ini hanya ucapan terimakasihku karena aku sudah membuat banyak masalah kepada semua orang.”

Ini bukan jawaban sebenarnya meskipun itu tidak bohong juga. Aku sangat berterimakasih kepada Lisa dan lainnya yang memperlakukanku sebagai teman meskipun aku laki laki. Bagi Mitsuki, dia selalu mengawasiku setiap hari.

“Eh? Kamu yang menyelamatkanku berkali kali , Mononobe. Aku seharusnya yang berterima kasih...”

“Hmm.. bagaimana mengatakannya? Aku pikir aku sudah menerima banyak rasa terimakasih darimu, Iris...”

Aku menjawab malu malu.

“Menerima terlalu banyak ? apa yang kau maksud?”

Tapi Iris melebarkan matanya dan memiringkan kepalanya dalam kebingungan. Dia tidak menyadari maksud dari perkataanku. Jelas saja, dari pandangan Iris, ciuman itu semata mata hanya wujud dari rasa terimakasih.

“Uh, itu, dua minggu yang lalu....”

Aku tidak punya pilihan lain kecuali menjelaskan kepadanya secara ambigu supaya yang lain tidak mengerti tentang apa yang terjadi hari itu.

“dua minggu yang lalu? Tidakkah itu---“

Wajah Iris mendadak panas, menjadi sangat merah hampir hampir berasap. Dia menundukkan kepalanya.

"Eh? H-Hey, Iris?"

Aku terkejut dengan reaksi yang tidak terduganya. Dengan sirkuit mentalnya yang overheat, Iris tidak merespon sama sekali.

“Maaf, Nii-san, apa yang barusan kamu maksud? Jika itu adalah pelecehean seksual bersifat verbal, itu tidak diperbolehkan ,kamu tahu ?”

Mendengar dengan seksama di sampingku, Mitsuki memandang kepadaku.

“Mononobe Yuu, jika kau mempermalukan Iris-san lagi, aku akan memberikan kau pelajaran, kamu mengerti ?”

Lisa juga memandangku dengan tajam, mempertanyakanku.

Iris kembali ke kesadarannya semula dan melambaikan tangannya untuk menyangkal.

“Oh, ti-tidak!! itu tidak apa apa! Mononobe tidak melakukan apapun!”

“...Lalu kenapa wajahmu memerah ?”

Mendengar pengamatan Firill, Iris seketika itu juga menjadi canggung.

“Ehhhh!? Apakah wajahku semerah itu?”

"Mm."

Ren mengangguk. Iris menekan tangannya ke pipinya dan melihatku dengan tidak berdaya.

“Wah, Uh tidak, wajahku terasa panas... apa yang aku lakukan, Mononobe?”

“Ba-bahkan jika kamu bertanya padaku, aku tidak tau harus menjawab bagaimana.”

Melihat reaksi Iris, bahkan aku mulai merasa malu.

“Eh? Bahkan wajah Mononobe-kun memerah juga? Mencurigakan.”

Ariella memajukan badannya dan memperhatikan wajahku.

“Ka-kamu berpikir terlalu berlebihan. Lupakan saja, makanan sudah tersedia, ayo kita makan.. waktu kita cuma sedikit..”

Aku dengan gugup mengubah subjek dan Iris yang mengerti maksudku ikut berkata.

“Itu benar, makanan tidak akan enak kalau sudah dingin, kan ? aku sangat lapar, aku tidak bisa menahannya lagi!.”

Dia terdengar seperti menghindari subjek tersebut, melihat Iris menolak untuk melanjutkan percekapan itu, semua orang berhenti membicarakan masalah tersebut.

“...Ya..jika Iris-san berkata begitu, kita harus berhenti mempertanyakan Nii-san dalam hal ini. Dan juga, kita sepertinya menarik terlalu banyak perhatian.”

Mitsuki menyapu pandangannya ke murid-murid di sekitar yang melihat kita dan mengambil garpunya. Makan siang Mitsuki berupa Japanese-style pasta. Aku merasa dia akan meminta penjelasan kepadaku nanti, tapi setidaknya masalah ini kelihatannya telah selesai untuk sekarang.

“Ya kalau begitu selamat makan...!”

Iris mengambil sendoknya, mungkin untuk menyembunyikan rasa malunya, dan mulai memakan kare sayur dan nasi dengan lahapnya.

---Jadi iris juga merasa malu huh.

Melirik ke Iris yang wajahnya masih merah cerah, aku memasukkan sandwich kemulutku.

Dengan kata lain, tidak hanya aku seorang yang mencoba untuk berlagak tidak ada yang terjadi.

Karena pemikiran itu melesat dalam pikiranku, aku menjadi susah untuk menenangkan perasaanku.

“Baiklah mari kita makan”

Lisa memberitahu semuanya.

“Ya, tentu.”

Aku mengangguk dan lainnya mulai makan.

Untuk sementara, hanya suara alat makan yang terdengar. Tapi tidak lama, semua orang mulai mengobrol seperti biasanya.

Tentu saja, mereka membicarakan Basilisk.

“---Tentang Basilisk yang mulai bergerak. Apakah semuanya berpikir target ia sebenarnya adalah D ?”

Mitsuki bertanya ke semua orang dengan nada yang serius. Lisa mengernyitkan dahi dan berkata.

“Melihat dari skala waktu yang terjadi, aku pikir itu terlalu cepat. Jarak waktu penyerangan [Purple Kraken] dan [White Leviatan] adalah dua tahun... tapi sekarang, hanya dua minggu berlalu, kau tahu?.”

Tiba tiba, Ariella, yang sedang mencuil rotinya ke potongan kecil untuk dimakan, berhenti dan menyangkalnya.

“Hmm.. aku pikir itu mungkin seseorang entah dimana mempunyai tanda dragon yang berganti warna. Setelah semua, ini adalah pertama kalinya dalam dua puluh tahun Basilisk meninggalkan gurun kan?”

Meskipun menunjukkan ekspresi yang bermasalah atas gagasan Ariella, Lisa mengangguk setuju.

“Memang.. ada kemungkinan Basilisk tidak ada hubungan dengan Dragon lain dan melakukan pergerakan sendiri. Bagaimanapun, jika targetnya adalah D diluar sana, akan banyak masalah yang muncul...”

Mendengar dia berkata begitu, Firill menundukkan kepala dan bergumam dengan pelan.

“Benar, mereka yang diluar Midgard belum termasuk keluarga kita. Di samping itu, kita tidak tau dia termasuk seseorang yang sepatutnya kita lindungi.”

Aku hanya bisa mengerti secara kasar apa yang dia maksudkan.

Dalam kasus seperti ini, situasi dapat berakhir sangat berbeda tergantung dengan D yang dijadikan target.

“Apa yang kau maksud? Tidakkah semua D ada di pihak kita?”

Tapi Iris melebarkan matanya dan memiringkan kepalanya kebingungan. Dia tidak sepenuhnya paham apa yang diucapkan Firill.

Lisa dan lainnya memandang satu sama lain dengan wajah bermasalah. Ini adalah masalah yang cukup sensitif, itulah mengapa mereka tidak tahu caranya untuk menjelaskannya.

Tidak ada cara lain, kalau begitu, aku akan menjelaskannya.

“Iris, kita para D juga manusia juga,kan. Tentu saja, ada orang baik dan orang jahat. Kamu paham sampai sini,kan?”

“A-aku mengerti..”

Melihat Iris mengangguk, akupun melanjutkan.

“Meskipun biasanya organisasi kejahatan dan teroris yang memanfaatkan kekuatan dari D. Ada juga D yang berinisiatif untuk melakukan sesuatu yang buruk. D seperti itu akan dianggap bencana dan akan menjadi target untuk dilenyapkan.” “Dianggap bencana?”

Ini seperti Iris barusaja mendengar tentang hall ini pertama kalinya. Ini mungkin kesengajaan orang dalam dari sekolah, atau mungkin itu akan di berikan nanti selama kelas berlangsung.

Bagaimanapun, Lisa dan lainnya sepertinya tahu, mungkin mereka tahu dari rumor rumor yang terdengar.

Sleipnir, divisi dimana aku bertugas saat masih di NIFL, tujuannya untuk bertarung dengan D yang dianggap membawa bencana. Ketika aku masih di dalam tim, aku tidak pernah bertemu dengan D yang dianggap sebagai pembawa bencana tapi setelah itu semua, aku mungkin lebih paham dari pada Lisa dan lainnya.

“Dengan kata lain, mereka di perlakukan sama seperti Dragon dan tidak dianggap sebagai manusia lagi. Jika dragon menargetkan seseorang seperti mereka, situasi akan menjadi sangat rumit.”

“oooh aku mengerti sekarang... jadi mereka adalah orang yang memutuskan untuk menjadi jahat.”

Iris berkata dengan muram.

Kembali ke masalalu ketika Leviathan menargetkan dia, Iris mengatakan padaku bahwa dia lebih baik mati daripada berubah menjadi Dragon dan menyakiti semuanya. Mungkin karena itu, dia mempunyai perasaan yang campur aduk ketika ada D yang menyerah menjadi manusia.

“Tetapi orang orang seperti mereka sangat sedikit. Karena jika mereka menuju Midgard, hak mereka sebagai manusia akan dilindungi. Dengan menerima pekerjaan untuk membuat sumberdaya, mereka dapat mendapatkan uang lebih dari yang dapat mereka habiskan selama hidup mereka. Jadi siapapun yang tahu beratnya risiko dan untungnya .tidak akan ada yang memilih untuk menjadi musuh seluruh manusia.”

“...Hmm, yaa. Jika Basilisk benar benar menargetkan D, aku berharap dia tidak orang yang jahat.”

Iris berbicara seperti sedang memanjatkan doa"

Aku setuju sepenuhnya.

Jika orang yang ditargetkan Dragon adalah pembawa bencana, dia mungkin bertemu dengan Basilisk sebelum dia ditemukan.

Bagaimanapun.. seperti yang Shinomiya-sensei katakan, saat ini, tidak ada yang bisa kita lakukan.

Membayangkan insiden yang serius terjadi jauh dari sini, aku berdoa dalam hati, berharap skenario terburuk tidak akan terjadi.

Part 5[edit]

Tepat setelahnya, skenario terburuk yang kita khawatirkan –bertambahnya jumlah Basilisk – akhirnya dapat dihindari, semua berkat NIFL. Tapi yang terjadi adalah sesuatu yang diluar prediksi siapapun.

“---Kali ini, kita kedatangan teman baru. Setelah mencari di seluruh kota yang searah dengan arah bergerak Basilisk, NIFL menemukan dan membawa dua D yang membutuhkan perlindungan.”

Pada hari jumat satu minggu setelah pemeriksaan kesehatan, seluruh murid disekolah mengadakan pertemuan di ruang olahraga.

Melihat Mitsuki berdiri di atas podium, aku jadi ingat saat pertama kali dipindahkan kesini.

Mungkin pertemuan ini terjadi kapanpun ada murid baru yang tiba, jadi untuk mengenalkan mereka kepada seluruh murid di sekolah.

“dari kedua orang itu, satu dari mereka sudah dikonfirmasi mempunyai tanda Dragon yang berubah warna. Sekarang tujuan dari Basilisk sudah jelas, ia akan membuat kontak dengan D.”

Mendengar pidato Mitsuki, murid murid mulai berbisik, tapi pandangan mereka bukan menuju Mitsuki tapi menuju D yang baru bergabung di belakangnya.

“Bagaimanapun, tidak usah panik. Struktur tubuh Basilisk tidak diperuntukkan untuk bergerak di air, oleh karena itu menyebrangi laut akan sangat susah. Bahkan jika Basilisk dapat melintasi laut sama cepat dengan yang dilakukannya di darat, kecepatannya masih terlampau lambat. Itu mungkin membutuhkan setidaknya satu bulan untuk mencapai Midgard.”

Mitsuki seharusnya sudah sadar akan situasi yang semakin ramai tapi dia melanjutkan penjelasannya dengan tenang.

Meskipun aku tidak sepenuhnya optimis untuk berpikir bahwa Basilisk tidak bisa menyebrangi lautan, Midgard masih sepenuhnya dalam wilayah yang sedikit aman.

“Kita mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan persiapan. Apalagi, Basilisk sudah menjadi target yang akan kita lenyapkan dari dulu, selama semua orang memberikan usaha yang terbaik, aku yakin kita pasti akan menang!”

Pidato Mitsuki sebaik biasanya. Tapi melihat situasi hari ini, sedikit sulit untuk mengatakan dia dapatmeyakinkan kerumunan.

Sebagai laki laki, seluruh mata tertuju padaku ketika aku pertama kali di pindahkan kemari, tapi situasi sekarang jauh lebih berat dari pada saat itu. Karena dari [D] pendatang baru diatas podium, salah satu dari mereka tampak sedikit aneh.

“---Kemudian ijinkan aku untuk mengenalkan murid pindahan. Tolong maju kedepan kalian berdua.”

Dua murid pindahan berjalan kedepan mengikuti instruksi.

Satunya adalah gadis berkacamata yang memberikan kesan serius. Kisaran umurnya pasti sama denganku, dia punya rambut hitam panjang yang terkepang dibelakangnya.

Dia terlihat seperti gadis yang sangat biasa, tapi masalahnya adalah orang yang satunya.

Semua pandangan muris tertuju pada gadis kecil, mungkin lebih muda daripada Ren. Jika ini adalah Jepang, dia pasti masih disekolah dasar.

Terlebih lagi, rambutnya yang berwarna pink pudar karena cahaya. Dengan kulit sewarna salju dan wajah yang cukup cantik, siapapun pasti menganggap dia sebagai gadis yang sangat cantik jika dilihat dari aspek itu.

Bagaimanapun, ada satu bagian yang seharusnya manusia tidak punya.

Dia mempunyai dua tanduk kecil, tumbuh di kanan dan kiri kepalanya.

Tanduknya berwarna merah tua. Bentuknya mengingatkan kepada Dragon. Dibawah sorotan lampu, tanduk itu berpijar dengan pucat.

Gadis dengan tanduk dikepalanya memandangi kita dengan mata merahnya.

---Apakah tanduk itu tidak palsu?

Gadis Dragon. Penampilan gadis ini hanya bisa dideskripsikan dengan itu. Dengan pandangan penasaran dan ketakutan, kerumunan murid memandangi dia. Tanduk macam apa itu? Termasuk aku, semua murid yang berkumpul disini menunggu penjelasan tentangnya.

Tidak memperkenalkan gadis Dragon dahulu Mitsuki malah menunjuk gadis berkacamata yang berambut hitam.

“Ini adalah Tachikawa Honoka-san. aku mendengar bahwa kekuatan D nya bangkit tidak lama, jadi tolong bimbing dia, semuanya.”

“Nama saya Tachikawa Honoka, senang bertemu dengan semuanya.”

Gadis berkacamata—Tachikawa Honoka—membungkukkan badan. Dia seperti orang Jepang. NIFL hanya mencari disekitar wilayah Basilisk, dengan kata lain, wilayah dekat Gurun Sahara... Tapi pasti ada alasan yang bisa menjelaskan ini.

Merespon tepuk tangan, Tachikawa-san tersenyum lega.

Kemudian Mitsuki akhirnya menoleh kearah gadis bertanduk.

Dengan segera, tepuk tangan berhenti. Udara terasa tegang dan bahkan suara orang menenggak ludah terasa sangat keras.

“Kemudian, ini Tia Lightning-san. dia adalah gadis yang mendapat perhatian Basilisk.”

Dibawah podium, kerumunan mulai mengeluh. Gadis ini nampaknya orang yang tanda Dragonnya berubah warma.

Sekali ditargetkan oleh Dragon, tanda Dragon seorang D akan berubah warna. Sekali saja mereka melakukan kontak dengan Dragon, D itu akan berubah menjadi Dragon yang bertipe sama. Gadis itu – Tia – penampilannya, apakah fenomena itu ada hubungannya dengan hal itu ?

Banyak murid mungkin mengira demikian. Mitsuki terlihat mengerti masalah ini. Segera setelah keramaian menyurut, dia melanjutkan penjelasannya.

“Untuk menghindari kesalahpahaman yang tidak pelu, aku harus mengatakan ini. Tidak terdapat hubungan antara tanda Dragon yang berubah warna dan tanduk Tia-san. setelah pemeriksaan dan penyelidikan yang detail, kita menemukan bahwa tanduk itu sudah ada sebelum tanda Dragonnya berubah warna. Tercipta melalui transmutasi dark matter, tanduk itu tiba tiba tercipta. Dan juga, tidak ada keanehan yang kita temukan di DNA nya.”

Mendengar itu, murid murid menjadi lebih ramai.

Membuat sesuatu seperti bagian tubuh--- terdengar sangat mudah.

Karena dark matter dapat berubah menjadi materi apapun, secara teori, itu memungkinkan untuk melakukan perubahan pada makhluk hidup.

Bagaimanapun, melakukan itu secara nyata adalah hal lain.

Karena struktur tubuh makhluk hidup yang sangat rumit, itu adalahsesuatu yang tidak dapat diciptakan hanya dengan imajinasi saja.

Pada hari dimana aku baru dipindahkan kesini, semua orang terkejut dengan pembuatan pistol ku, tapi kesulitan membuat bagian tubuh jauh melampaui pistolku.

Murid murid disekitar melihat Tia dalam keraguan. Bagaimanapun, aku dapat merasakan ketakutan pada gadis yang tidak tahu asal usulnya ini. Aku bersukur penjelasan Mitsuki bekerja.

Meskipun manusia merasa takut akan ketidak tahuan, sebaliknya, selama mereka dapat mengerti, mereka tidak akan merasakan ketakutan yang tidak perlu. Sedikit lagi dan Tia akan diterima di sekolah ini, seperti aku waktu itu.

Mitsuki melanjutkan pidatonya untuk tujuan ini,

“Tia-san mempunyai bakat yang langka. Dia tidak berbeda dengan kita. Kita semua manusia, jadi---“

“Salah.”

Tiba tiba, seseorang menyela Mitsuki.

Orang itu adalah Tia. Suaranya terdengar seperti bel, bernada tinggi dan jelas.

Semuanya mengalihkan pandangan kepadanya.

“Uh... Tia-san, apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?”

Mitsuki bertanya padanya dengan ekspresi yang bermasalah. Tia mengangguk.

“Ya, Tia bukan manusia.”

Tia menjawab dengan bahasa Jepang yang tidak lancar.

Dengan segera, bisikan bisikan terdengar diantara para murid.

“Ti-tidak seperti itu. Tia-san, kamu adalah manusia!”

“Tidak, kau salah, Tia adalah--- Dragon.”

“Apa...?”

Melihat Mitsuki terkejut dengan jawabannya, Tia memiringkan kepalanya kebingungan.

“Kenapa begitu terkejut? Kamu adalah D. D adalah Dragon.”

“D adalah Dragon...? tidak, itu salah, Tia-san. kita semua adalah manusia.”

Mitsuki berbicara seperti dia sedang mengajarinya, tapi Tia membuat ekspresi kaku.

“...Dragon, Tia adalah dragon!”

Tia melihat Mitsuki dengan marah. Tidak terhitung jumlah dark matter muncul di sekitarnya seperti gelembung.

—Crap!

D dari luar tidak menggunakan persenjataan secara nyata. Seperti yang aku lakukan di masa lalu, metode yang biasanya digunakan adalah merubah dark matter secara langsung. Oleh karena itu, dia langsung memasuki mode bertarung.

Dark matter Tia dirubah menjadi arus listrik. Cipratan api memancar kesemua tempat.

Mungkin karena pergolakan emosi, dia tidak sengaja menunjukkan perubahan yang bersifat menyerang.

Tapi walaupun menghadapi situasi yang jelas berbahaya, Mitsuki dan murid lainnya hanya terdiam di tempat.

Ini karena Midgard tidak ada pelatihan dalam pertarungan lawan manusia, oleh karena itu mereka tidak tahu caranya menghadapi ini.

—!

Aku segera keluar dari barisan dan berlari menuju Mitsuki.

"Mononobe?"

Meskipun aku mendengar keterkejutan Iris, aku tidak punya waktu untuk merespon dia. Aku menggunakan momentum untuk melompat ke podium, menempatkan diriku diantara Mitsuki dan Tia.

“Berhenti! Tenanglah!”

Melindungi Mitsuki dibelakangku, aku meneriaki Tia.

"Ah..."

Dengan segera, kemarahan di wajah Tia tiba tiba hilang. Melebarkan matanya, dia melihat wajahku dan tidak bergerak. Dark matter yang tidak terhitung itupun musnah kedalam udara.

“Hmm..? Hey, ada apa denganmu ?”

Mencoba untuk tidak memprovokasi dia ,aku dengan hati hati bertanya.

“Ah—tidak mungkin.. untuk melihatmu lagi disini... U-Umm, apakah kamu juga.. apakah kamu juga seorang D ? ada laki laki diantara para D?”

Masih tertegun, Tia kembali ke kesadarannya semula dan bertanya padaku dengan suara yang bergetar. Aku merasa caranya mengajukan pertanyaan cukup aneh. Reaksinya seperti dia pernah bertemu denganku sebelumnya.

---berbicara mengenai itu, aku mungkin pernah melihat anak ini entah dimana sebelumnya...

“Yeah, aku juga D. Untuk saat ini, aku adalah satu satunya D laki laki.”

Tidak mampu untuk mengingat dengan pasti, aku hanya dapat menjawab pertanyannya.

Dengan segera setelah dia mendengar jawabanku. Tia tersenyum seperti bunga yang bermekaran.

“Aku senang... akhirnya dapat bertemu denganmu lagi.. Kamu..Nama!! Siapa namamu..?”

UnlimitedFafnir v02 072.jpg

“Na-namaku Mononobe Yuu...”

“Mononobe, Yuu..Yuu.. nama yang bagus. Umm.. Yuu, Tia punya sesuatu yang harus Tia katakan.”

Tia melihat kearahku dengan mata yang gugup.

Merasa tidak mengerti akan arah pembicaraannya, aku bertanya padanya.

“Apa.. yang ingin kamu katakan?”

“Tia ingin memberitahumu bahwa Tia dilahirkan untuk menjadi istri Dragon!”

“I-Istri Dragon?”

Aku dibuat bingung dengan pernyataan yang tiba-tiba.

Apakah dia memang ingin menjadi pasangan Basilisk?

Aku berpikir jika itu masalahnya, aku harus melakukan segala cara untuk membujuknya, tapi setelah mendengar kalimat selanjutnya, sirkuit pikiranku berhenti bekerja sejenak.

“Jadi, mulai sekarang, Yuu akan menjadi Suami Tia!”

“Apa...?”

Aku tertegun dalam keterkejutan sementara Tia memelukku dengan erat.

“Sudah diputuskan Tia adalah istri Yuu! Tia tidak akan berpisah dari Yuu lagi!”

Aku dapat mendengar suara nyaring dari para gadis, mustahil mengatakan jika mereka bersorak atau menjerit, karena kebisingan muncul bersamaan.

Dan karena semuanya terjadi begitu tiba-tiba, aku tidak betah dengan situasi ini. Aku merasakan gadis muda memelukku erat disekitar pinggang, aku hanya dapay melihat dengan tatapan kosong pada bahunya yang ramping dan tanduknya yang kecil---

Catatan Penerjemah[edit]


Kembali ke Prolog Halaman Utama Menuju ke Bab 2