Editing
HEAVY OBJECT:Volume 3 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 9=== Quenser dan Charlotte juga menampakan ekspresi bingung sambil berada di ruangan bawah tanah. Charlotte mengernyit karena lampu LED menerangi terowongan itu. Sepertinya dia tidak suka bayangannya memanjang sampai ke tembok. Saat mereka sedang berjalan di lantai yang tertutupi plastik, Quenser bertanya, “Kita sudah berjalan cukup jauh, bukan begitu?” “Sepertinya kita telah menuruni tempat ini lebih dari 200 meter.” “Tolong hentikan ini. Mendengar angka-angka itu semakin membuatku merasa lelah.” “Aku hanya menjawab pertanyaanmu.” Ekspresi Charlotte berubah menjadi sulit. “Kebanyakan tambang batu bara memiliki kedalaman beberapa kilometer, bahkan ada yang sampai 4 kilometer. Ini baru pintu masuknya, jadi—” Dia berhenti dan tiba-tiba diam di tempat. Assault rifle miliknya sedang bergantung di pundaknya, tapi dia perlahan menariknya layaknya sebuah permainan puzzle kabel dan menarik pengamannya dengan gerakan perlahan. Tanpa menunggu lama, dia telah memegangnya dengan kedua tangan. Pada saat yang sama Quenser mendengar suara sayup-sayup. Quenser hanya memiliki bom, jadi dia tidak mungkin membantu. Jadi dia tidak punya pilihan lain selain segera bersandar pada dinding yang tertupi plastik agar tidak terkena peluru senapan. Saat dia melakukannya, seseorang menepuk kepalanya dari sisi lain terowongan. Dia adalah wanita berumur dua puluhan yang sedang mengenakan jaket tebal yang cocok di tanah dingin in. Sepertinya dia bukan pekerja di tambang ini. Ada rasa takut terlihat di wajahnya, tapi dia perlahan menghampiri mereka. Dia memegang sesuatu di tangannya, tapi itu bukan sebuah senjata. (Kotak P3K…?) Quenser terlihat bingung, tapi kemudian dia mendengar suara metalik. Itu adalah suara popor assault rifle yang berdenting saat Charlotte memperkuat genggamanya pada senjata. Laras senapannya mengarah ke badan wanita pekerja itu dengan tepat. Dan Charlotte tidak memberikan peringatan. Tanpa ragu, jari yang ada di pelatuk senapan itu mulai bergerak!! “…!!” Jari tangan Quenser gemetar karena perasaan tidak enak. Quenser mengikuti perasaannya dan dengan segera melompat ke arah senapan Charlotte. “…!!Minggir, kau!!” Dengan perintah pendek itu, pandangan Quenser berputar-putar. Dia telah terpicu untuk melakukan pertarungan jarak dekat seperti prajurit musuh yang ingin mencuri senjata. Quenser tidak menyadarinya hingga punggugnya menghantam tanah. Hantamannya sudah cukup untuk membuatnya lupa bernafas. “Gah…hah…!!” Quenser berbalik, dia melihat pekerja wanita itu melempar kotak P3K itu dan berlari. Namun Charlotte tidak menunjukan rasa ampun. Dia sekali lagi mengangkat senjatanya sebelum pekerja itu berhasil menghilang di tikungan. “Jangan!!” “Diam!!” Teriakan Quenser pasti telah mengacaukan timing-nya karena peluru kaliber 5.56 mm itu tidak mengenai punggung pekerja tadi. Pekerja tadi telah berhasil menghilang di tikungan. Charlotte mendecakan lidahnya dan menekankan laras senapannya ke ujung hidung Quenser, mendorongnya kembali ke tanah saat dia mulai berusaha berdiri. “Jelaskan alasanmu.” “...Uhuk...I-ini mungkin tambang milik militer, tapi pakaian, perlengkapan, dan bahkan cara jalan pekerja itu jelas bukan milik seorang prajurit. Dia pasti di sini sebagai buruh sipil. Jika tambang ini punya 2 atau 3 shift, orang-orang sepertinyalah bertugas jaga malam. Jika dia bukan warga sipi, aku tidak tahu kenapa dia malah hanya membawa kotak P3K di situasi seperti ini. “Buktimu? Bukti apa yang kau punya bahwa kotak itu tidak berisi senjata? Dan bahkan jika dia tidak bersenjata, dia masih mempunyai banyak pekerja lain jika dia melaporkan ini. Tolong jangan berikan aku harga diri tentang tidak mengarahkan senjata pada wanita di medan perang modern.” “Membuat suara tembakan dan menimbulkan mayat di situasi sekarang ini tidak akan membantu kita. Pada akhirnya, kita pasti akan segera terkepung.” “Hmph. Jadi itu alasanmu.” Dengan terlihat marah, Charlotte menjauhkan laras senapannya dari Quenser. Sepertinya fakta bahwa pelajar dan warga sipil bukan tujuan dari tugas pengawasan telah berhasil membuat Quenser tetap hidup. “Tapi dalam kasus ini, kau harus segera mengamankan pekerja itu sendirian. Kita masih berada dalam situasi bahaya. Keaamanan di tambang militer ini dijaga oleh UAV, tapi kita tidak punya bukit bahwa tidak ada prajurit yang sedang bertugas. Puluhan atau bahkan ratusan buruh sipilyang bersatu dan melawan kita di terowongan ini sudah bisa membuat kita mundur. Seragam Kerajaan Legitimasi kita sudah cukup untuk memberi alasan bagi mereka untuk tidak memberi ampun. Aku tidak yakin kita bisa membuat papan pengumunan bahwa kita tidak akan melukai warga sipil.” “...Aku mengerti. Maaf.” “Kalau begitu, bangun dan segera selesaikan. Kita harus segera pergi menjauh sejauh mungkin dari sini. Terowongan ini mungkin bisa sepanjang lebih dari 100 kilometer layaknya sarang semut, tapi kita masih berada di area tertutup. Akan lebih baik jika kita yakin bahwa kita tidak bisa menang jika mereka mengetahui kita ada di sini.” Quenser berdiri dan menggunakan tanganya untuk menopang tubuhnya di dinding. Kemudian Charlotte mengeluarkan revolver mewahnya dari sarung senjata di pinggangnya dan melemparnya pada Quenser. “Sepertinya kau tidak punya senjata. Mungkin itu aturan di unitmu, tapi ini situasi darurat. Aku akan meminjamkanmu ini di bawah kewenanganku.” “Um…Terima kasih.” “Itu bukan doperuntukan agar kau bisa bertarung. Itu untuk bunuh diri.” Kata-kata Charlotte itu tiba-tiba membuat revolver ini semakin berat. “Sepertinya para pekerja di sini memang warga sipil, tapi itu artinya mereka tidak punya senjata canggih yang bisa membunuh dalam satu tembakan. Merasakan tubuhmu perlahan digebuki dengan peralatan konstruksi dan tidak langsung mati adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Untuk alasan itu, kau harus bersiap.” “…” “Ini resiko yang harus kau ambil karena membiarkan pekerja tadi lolos. Seperti inilah resiko dari sebuah keputusan yang diambil di medan perang. Ingat itu.” Quenser mengangguk dengan cepat, lalu mengeluarkan sebuah peluru dari revolver untuk mencegah resiko tembakan tak disengaja, dan menaruh senjata itu di celah antara sepatu dan kakinya. Keduanya kembali menyusuri lorong tersebut dengan cepat. Mereka ingin bergerak secepat mungkin dan menjauh sejauh mungkin, tapi mereka tetap harus berhati-hati dari serangan mendadak dari prajurit lain atau para pekerja. Quenser melihat ke langit-langit yang berkilauan karenatertutupi plastik. “200 meter, hm? Mungkin kita telah berada di bawah perairan yang ada di dasar tebing.” “Mari berharap prosedur penambangan mereka dilakukan berdasarkan teori yang benar. Jika mereka melakukan kesalahan, area ini bisa terendam.” “Tapi…” Quenser mengambil nafas dengan udara yang secara mengejutkan tersikulasi dengan baik dan tidak lembab. Dia ingin mengalihkan pikirannya dari pemikiran tentang mereka yang bisa dikepung kapan saja. “Ini operasi gabungan antara 24 dan 37. Dan Organisasi Iman memiliki Wing Balancer di sini. Bukankah itu sedikit terlalu berlebihan untuk menyerang dan mempertahankan sebuah tambang batu bara?” “Bukankah kau sudah diberi tahu bahwa mengambil alih tambang militer ini bisa membuat kita mengurangi subisidi bahan bakar Object dan sekaligus mengurangi pergerakan musuh?” “Tapi mereka mempunyai cukup banyak tambang batu bara, ‘kan?” “Dan menghancurkan mereka satu persatu bisa memperlemah kekuatan sebuah negara.” “Tapi melibatkan 3 Object, jika kau menghitung dari kedua sisi bukannya sangat berlebihan? Dan jika Nutley benar-benar mata-mata Organisasi Iman, mereka telah menggunakan mata-mata yang berhasil menerobos masuk ke kita. Ketika seorang mata-mata mengungkapkan identitas aslinya, dia harus segera pergi tidak peduli seberapa jauh dia telah berhasil memasuki sebuah organisasi.” Quenser mengernyit. “Jika salah satu tambang mereka sangat berharga, bukankah kita bisa mengincar tambang yang lebih mudah untuh diserang? Jujur saja, aku tidak yakin hasil tambang di tempat ini sepadan dengan menerjunkan semua kekuatakan yang telah diterjunkan oleh kedua kubu.” Saat dia berbicara seperti itu, mereka sampai ke terowongan yang berbeda. Ada rel yang terpasang di tanah dan beberapa panel listrik terpasang di tembok yang ada di sekitar situ. Kendaraan kecil seukuran bak mandi berada di atas rel. “Ini mungkin kereta pengangkut dengan energi listik. Dan diperuntukan untuk membawa batu-bara, bukannya manusia.” “…” “Apa ini?” “Ini sepertinya bukan batu bara.” Sambil megatakan itu, Quenser melongok dari sisi bak kereta dan mengambil sesuatu seperti batu hitam dari dasar keretea itu. Sepertinya benda itu pada awalnya adalah sebongkah batu besar yang kemudian dipecah menjadi seukuran bola kasti. Charlotte dengan cepat membayangkan bahwa batu bara sehitam batu hitam itu, tapi dia tidak mengerti kenapa Quenser menyodorkan batu itu sangat dekat dengannya. Quenser perlahan mengusap bagian yang terdapat permukaan menonjol dan berkata, “Apa kau melihat butiran-butiran ini dengan jelas?” “Apa itu?” “Sebuah molekul berserat karbon,” kata Quenser lebih dahulu sebelum melanjutkan pernyataan mengejutkannya. “Ini berlian.” Pundak Charlotte sedikit terangkat. Namun Quenser tidak bisa menjelaskan lebih jauh. Sebuah tangan keluar dari celah sebuah terowongan kecil. Itu menggenggam Quenser dan menghantamkan punggungnya ke dinding. Butuh sesaat sebelum Quenser menyadari apa yang sedang terjadi. Charlotte dengan segera mulai mengangkat senapannya, tapi dia malah berhenti di tengah jalan. Penyerang itu menekankan laras pistol di dagu Quenser hingga dagunya terangkat, tapi bukan itu alasannya. Itu karena dia mengenal siapa penyerangnya. “Hey, Quenser. Apa yang sedang kau lakukan di sini?” “Heivia…?” “Kita melalui banyak kesulitan karena kau mengacaukannya. Cookman dan Westy mati. Aku tidak akan meledakan otakmu di sini, tapi mungkin aku akan melubangi beberapa bagian di lengan dan kakimu tergantung jawaban yang kau punya.” “Pelakunya Nutley.” Charlotte yang menjawab, bukan Quenser. Sejujurnya, Quenser tidak bisa berbicara karena muka marah tidak biasa yang ditunjukan Heivia sangat dekat dengannya. Suara tenang Charotte melanjutkan penjelasannya. “Ada mata-mata Organisasi Iman di kelompok kami. Kita kehilangan pelajar bernama Charles. Mungkin Quenser bertanggung jawab karena menyadari situasinya dengan terlambat, tapi sebuah kesalahan jika menyalahkan dirinya sendiri. Ada orang lain yang juga harus bertanggung jawab.” “...Kau mau mengatakan aku harus tertawa dan berhenti hanya karena itu?” “Jika kau tidak mengubah sikapmu, aku tidak punya pilihan lain.” Charlotte kembali mengangkat senapannya. Kali ini, dia tidak ragu-ragu. “Aku punya tugas pengawasan. Tugasku adalah memusnahkan unsur-unsur yang bisa mengancam peraturan militer dan mengancam jalannya seluruh operasi.” Heivia mendecakan lidahnya. Dengan muka kesal, dia menyingkirkan pistol dari dagu Quenser dan menundukan kepalanya pada Charlotte. “Maaf. Aku memaksamu melakukan pekerjaan kotor untuk memberi kesempatan pada diriku untuk tenang.” “Aku tidak pernah berpikir bahwa kau punya niatan untuk menembak.” Charlotte menyingkirkan senapan dari depan wajahnya dan memberikan senyum kecil. Sambil melihat itu, akhirnya si gadis asia bernama Myonri menyembulkan kepalanya dari balik terowongan. Quenser menghela nafas panjang. “...Jadi, yang bertahan hidup hanya kita berempat.” “Ada lima jika kau menghitung si pengkhianat.” Heivia kembali menyarungi pistolnya. “Sesuatu yang buruk pasti terjadi di atas sana. Mereka bilang tuan putri tidak mungkin menang dalam serangan frontal dengan Wing Balancer. Tidak ada yang tahu berapa lama dia dapat bertahan. Sekarang kita harus segera menentukan rencana yang akan kita lakukan. Ayo kita adakan diskusi strategi, Quenser. Beritahu aku semua yang kau tahu.” “Um,” potong Myonri dari samping. “Quenser, apa yang ada di tanganmu?” “Ini?” Quenser melempar batu hitam seukuran bola kasti dan mengulangi kalimat yang telah ia ucapkan. “Ini berlian.”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information