Editing
HEAVY OBJECT:Volume 3 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 10=== “Oh, sangat menyentuh.” Tentu itu hanya sebuah akting, tapi tentara bayaran berkulit cokelat yang bernama Wydine mengusap matanya saat kendaraan lapis baja itu berhenti. “Semangatmu itu telah menyentuhku.” “Aku tahu ini bagian dari pelayanan yang kalian berikan, tapi ini menggangguku,” jawab Quenser sambil melompat ke hamparan salju putih dari bagian belakang kendaraan lapis baja itu. “Apa yang akan kita lakukan?” “Pertama-tama, kita harus membuat mereka berhenti. Kami akan mengalihkan perhatian mereka sehingga meriam utama Object mereka mengarah ke sini. Pada akhirnya, kita harus memastikan bahwa pertempuran ini terjadi di luar kota imigran.” “Tunggu, tunggu, tunggu!!” Heivia segera memotong mereka. “Apa kalian gila!? Apa yang kau maksud dengan mengalihkan perhatian! Apa kalian ingin menembaki mereka dengan misil anti-tank portable!? Saat mereka mengetahui posisi kita, mereka bisa mengubah kita semua menjadi debu dengan satu tembakan!!” “Diam kau, dasar benalu. Aku tidak pernah bilang akan menembaknya. Kita bisa menggunakan Bird atau Animal.” “Apa itu?” tanya Quenser dan muka Wydine terangkat. “Kendaraan tanpa awak spesial milik unit pembersihan medan perang!! Bird adalah kendaraan udara dan Animal adalah kendaraan darat dengan 6 roda. Mereka dikendalikan oleh remot yang memancarkan gelombang radio, tapi mereka dilengkapi dengan peluncur roket sekali pakai. Bayangkan kalau mereka itu mortar yang bisa bergerak. Walau terkadang hentakan dari tembakan roket itu menghancurkan mesin ini.” Prajurit bayaran yang bernama Charm dan Lemish mengeluarkan dua benda kecil dari belakang kendaraan lapis baja itu. Salah satunya adalah kendaraan udara yang mempunyai sayap sepanjang 50 cm dan yang satunya lagi kendaraan darat dengan panjang 40 cm. kendaraan darat itu pasti memiliki beberapa bagian tambahan di bagian bawahnya yang bentuknya seperti penopang. “Berapa banyak yang kau punya?” “Satu Bird dan 10 Animal. Sinyal radio dapat mendeteksi lokasi kita, jadi kita harus memasang beberapa antena palsu. Dengan begitu, kita tidak akan ditembaki saat melakukan serangan kejutan.” “Kalau begitu ayo kita mulai.” Quenser melihat kendaraan tanpa awak itu dibariskan di atas salju. “Apa yang bisa kita bantu?” “Mereka menggunakan format Korporasi Kapitalis, jadi kami yang akan menyetelnya. Kau mungkin mau memasang antena palsu? Akan sangat membantu jika kau memasang mereka di lokasi acak sekitar 500 meter dari sini.” Wydine memberi tanda kepada Lemish dan para gadis tentara bayaran lainnya untuk membawa keluar beberapa koper. Bentuk mereka seperti koper tenteng ukuran 30 cm X 30 cm dan tebal 5 cm. “Kau tidak perlu membuka kopernya. Ketika kau ingin memasangnya, pastikan sisi abu-abu ini menghadap ke bawah. Jika kau menggunakan jempolmu untuk menekan switch di pegangannya, kau selesai. Frekuensinya telah disetel, jadi kau tidak perlu melakukan hal lainnya lagi.” “Heivia, ayo pergi.” “Oke, oke. Tapi apa kau juga akan membayarku dengan berlian?” “Kapan kita bisa mulai? Jika tidak cepat, Indigo Plasma akan mulai menyerang kotanya.” “Menyiapkan antenanya akan memakan waktu 5 menit. Dan membutuhkan waktu 5 menit lagi agar Bird bisa mencapai mereka. Animal harus berjalan melalui salju, jadi akan membutuhkan waktu lebih lama. Mereka akan melawan prajurit infanteri jika pasukan musuh menyadari kehadiran kita.” “Jadi 10 menit paling cepat.” Quenser membagi koper berisi antena palsu itu ke Heivia dan dirinya sendiri. “Mepet sekali.” “Ya, tapi kita harus melakukannya.” “Benar sekali. Ayo, Heivia. Aku akan menuju ke utara dan kau ke barat daya.” “Sialan. Aku harus benar-benar nge-sprint di atas salju.” Quenser dan Heivia berlari ke arah yang berbeda. Bahkan saat itu, tujuh buah Object masih menemani prajurit infanteri yang sedang mendekati kota imigran. Mereka tidak punya banyak waktu. Quenser memegang tiga antena palsu. Akan percuma jika menaruh mereka di satu lokasi. Tapi cuma sekedar menyebar mereka secara melingkar hanya akan memberi tahu posisi mereka semenjak dia melempar antena pertama. Yang paling penting adalah untuk memasang mereka di lokasi acak untuk memastikan antena yang asli tidak diketahui. (Sial. Apa kita akan sempat!?) Salju tebal ini memperlambat Quenser lebih dari yang dia kira dan menguras tenaganya. Dia menekan switch di pegangan koper itu dan memasang antena palsu itu dengan melemparnya. (Tidak akan sempat. Kalau begini terus, Indigo Plasma akan menembaki kotanya sebelum Bird menembakan roketnya! Kita tidak mempunyai waktu untuk melakukan ini dengan aman!!) Saat Quenser berlari ke lokasi tempat dia akan memasang antena palsu berikutnya, dia mengambil radionya dan mengontak Wydine. “Jangan tunggu. Kirimkan Bird sekarangg juga!!” “Eh!? Belum bisa. Mereka akan mendeteksi lokasi kita dari sinyal radio. Mereka akan mengincar antena palsu itu terlebih dahulu, tapi kau belum berada cukup jauh dari mereka...” “Tidak masalah!! Jika mereka sudah memulai bombardirnya saat benda itu mulai mengudara, ini semua akan sia-sia!! Cepat!!” “Jangan salahkan aku jika sesuatu terjadi padamu!! Aku ragu perusahaan asuransi akan senang mengenai apa yang kau lakukan!!” “Hey, Quenser! Jangan bilang kau juga lupa bahwa kau bisa membawaku ke bahaya yang sama!!” tambah Heivia. Quenser menekan switch di antena palsu kedua dan melemparnya. Dia memandang ke kejauhan dan melihat Lemish mengarahkan pelontar berbentuk panah ke atas dan menarik pelatuknya. Bird lepas landas dengan mulus, baling-balingnya mulai berputar, dan dia terbang dengan ketinggian 15 meter. Setelah posisinya sudah stabil, dia langsung menuju ke Indigo Plasma. “Berapa kecepatan maksimalnya?” tanya Quenser. “170 km/j. Tidak akan membutuhkan waktu lama sampai dia stabil dan menambah kecepatan. Walaupun, hambatan udara akan mengurangi kecepatannya,” kata Wydine. “Kalian berdua harus segera pergi menjauh dari para antena palsu itu!! Saat roketnya diluncurkan, Object akan mulai menyerang balik!!” Saat dia mendengar itu, Quenser menekan switch di koper antena palsu ketiga yang merupakan antena terakhir lalu melemparnya ke samping. Sepertinya dia tidak menempatkannya ke lokasi yang sesuai tapi hanya sekedar membuang bawaan yang berlebihan. Dia mendengar suara seperti tutup botol sampanye yang dibuka. Itu adalah suara peledak yang ditembakkan dari peluncur roket yang terpasang di bagian bawah Bird. Namun, proyektil 40 milimeter itu tidak pernah mengenai armor Object. Sebelum sampai, Indigo Plasma menembakan laser kecil. Dengan kilatan cahaya oranye, roket itu meledak di udara. Kendaraan infanteri yang mendampingi Object tiba-tiba mengerem, tapi seluruh unit tidak sepenuhya berhenti. Belum ada kerusakan yang ditimbulkan. Dan... Tidak peduli seberapa kecil benda itu, sebuah Object secara naluri akan menanggapi segala sesuatu yang menyerangnya. Dengan kerusakan kecil yang didapat dari pertempuran sebelumnya, Indigo Plasma dengan segera berbalik. Beberapa meriamnya bergerak sedikit. Sangat jelas bahwa dia sedang memindai area di sekitarnya. Di saat itu, Quenser terus berlari. Salju tebal ini memperlambatnya dan dia hampir terpeleset beberapa kali, tapi dia terus berlari secepat mungkin untuk menjauh dari antena-antena palsu itu. Dan kemudian Indigo Plasma menembak. Dengan suara dentuman besar layaknya berasal dari sebuah drum raksasa, proyektil raksasa melesat dengan kecepatan suara, menyebarkan getaran selama dia melaju. “Apa itu sebuah railgun!?” Dia mendengar suaranya terlebih dahulu karena arah trajektori proyektil itu. Itu tidak diarahkan ke tanah tapi itu diarahkan ke atas dengan lintasan yang mirip lintasan lemparan jauh di permainan baseball. Itu terbang sampai berada di 100 meter di atas kepala Quenser. Peluru railgun itu tiba-tiba berhenti. Sebuah parasut terbuka. Wydine pasti menggunakan teropong atau bidikan senapan untuk memeriksa dari jauh karena suaranya terdengar di radio. “Aku sedang memeriksa peluru itu!! Itu sesuatu yang berbentuk seperti silinder dari metal!! Diameternya 70 meter dan panjangnya 150 meter!! Di sisinya ada banyak sekali lubang!!” “Apa itu...?” Saat Quener berbalik, dia mendengar suara seperti uap yang sedang disemprotkan di suatu tempat. Itu berasal dari silinder metal yang menggantung di parasut. Udaranya memekat seperti air yang dicampur dengan gula. “Gas...apa itu gas untuk meriam plasma berstabilitas rendah!?” Setelah mereka bertarung dengan prajurit infanteri 24, Quenser dan Heivia mengetahui apa fungsi gas spesial itu. Itu lebih berat daripada udara. Gas itu turun ke bawah, gravitasi dan angin membantu menyebarkannya ke area yang luas. Ya. Itu bisa membuat ladang berubah menjadi sepanas dan seterang neraka hanya dari sebuah tembakan meriam plasma berstabilitas rendah. Meriam utama model tiruan itu berderit saat mereka mengarah ke gas itu. “Quenser!! Mereka sudah dipastikan sedang mengincar antena palsu di arahmu!! Kau harus menemukan bukit atau tempat perlindungan apapun yang bisa kau temukan dan merunduk!!” (Aku tidak akan lolos dari gas yang menyebar ke bawah dari atas kalau melakukan itu!!) Area yang telah tertutupi gas spesial itu telah melebihi 100 meter. Akan sulit untuk menjauh dari jangkauannya dengan salju tebal yang bertebaran dimana-mana. Quenser mengambil peledak Hand Axe dari tasnya. Dia menancapkan pemicu elektrik dan melemparnya sejauh mungkin ke atas kepalanya. Ketika sampai di titik tertinggi, Quenser menekan tombol di radionya. Dengan suara ledakan, sebuah hempasan udara menyebar di atas kepalanya. Hempasan udara itu menghempaskan gasnya dari area tersebut. Tak lama kemudian, 6 model palsu itu menembakan meriam plasma berstabilitas rendah mereka. Mereka menembak dengan ketinggian 50 meter dimana konsentrasi gas spesial itu paling padat. Sebuah kilatan cahaya membakar mata Quenser dan suara yang sangat besar menusuk otaknya. Dia terhentak ke tanah seperti ada yang menghempaskannya dari atas. Walau sudah memakai pakaian tebal untuk suhu dingin, dia bisa merasakan rasa sakit di kulitnya. Rasa sakit itu mengatakan bahwa dia sedikit terbakar. Jangankan terbakar, dia bahkan belum pernah merasakan tersengat panas. “Gaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!?” Penglihatannya benar-benar terluka jadi dia seperti melihat layar putih memenuhi seluruh matanya. Quenser meringkuk sambil menahan rasa sakit yang terus menerus menghajarnya. Dia merasa bahwa dia berbaring di sebuah genangan lumpur raksasa. Salju di daerah tersebut telah benar-benar berubah menjadi air hangat. Tapi ada yang lebih buruk dari itu. Jika dia tidak menggunakan peledak untuk menghempaskan gas spesial di sekitarnya, itu tidak akan “meleset”. Permukaan tanahnya bisa berubah menjadi cair dan Quenser sendiri bisa berubah menjadi debu. Dan itu baru tembakan pertama. Biasanya, musuh tidak akan berhenti hanya dengan itu. “Quenser!! Pergi dari sana! Hand Axe tadi memberitahu mereka lokasimu!!” teriak Heivia dari balik radio. Quenser bangun dari lumpur aneh itu dan berguling ke salah satu lereng bukit terdekat. Dia hampir saja tidak sempat. Beberapa suara renyah, seperti cracker yang diremuk memenuhi medan pertempuran. Itu tidak datang dari Object. Prajurit infanteri 24 telah turun dari truk militer dan mulai menembakan senapan mereka. Peluru 5.56mm meletus dari 70-80 laras senapan yang membuat tanah bukit, yang digunakan Quenser sebagai tameng, terpental ke udara. Ronde kedua ini tidak datang dari Object karena skala serangan mereka terlalu besar sehingga mereka memutuskan bahwa akan sangat sulit untuk mengincar target yang kecil. Atau mungkin... (Dengan 7 Object, total meriam yang mereka punya sebanyak 700 buah. Jika mereka menembakan itu semua, aku akan tamat. Itu artinya reaktor model tiruan itu tidak sempurna. Mereka mungkin hanya bisa menembakan meriam utamanya, jadi senjata sampingan itu hanya menjadi dekorasi.) Para prajurit infanteri terus menembak sehingga Quenser tidak bisa bergerak dari tempatnya. Kalau begini terus, Object akan menembaknya dan semuanya berakhir. Tapi dia tidak boleh memunculkan kepalanya ke arah hujan peluru itu dengan ceroboh. Tiba-tiba, Indigo Plasma bergerak. “Brengsek! Railgun itu lagi!!” Saat Quenser melihatnya, proyektil berbentuk silinder itu melengkung ke udara. Para prajurit infanteri tadi hanya bertugas untuk mencegahnya lari. Mereka bekerja sama, tapi sudah jelas siapa yang bertanggung jawab. Bahkan ketika sedang mempiloti Indigo Plasma, kepribadian Prizewell bisa terlihat. Walaupun begitu, silinder metal yang ditembakkan railgun itu tidak sampai ke atas kepala Quenser. Sebelum itu sampai, sebuah misil anti-tank ditembakan dari tanah. Misil itu ditembak oleh laser sebelum benda itu sampai ke peluru railgun itu, tapi efek ledakannya tidak bisa dianggap remah. Trajektori silinder metal itu berbelok sangat tajam dan parasutnya tidak terbuka. Benda itu mendarat di area sekitar prajurit infanteri dan Quenser. “Tuan! Kami tidak akan membiarkanmu mati sebelum membayar sisanya!!” “Terima kasih, Wydine. Aku menghargai kehidupanmu yang sangat jujur itu.” Silinder metal yang sudah terjatuh itu menyebarkan gas spesial dari permukaan tanah, tapi jangkauannya lebih kecil daripada saat dia di udara. Juga, angin berpihak pada Quenser. Tapi... “Hey, Quenser!! Meriam utama Indigo Plasma bergerak!!” “Kau pasti bercanda...!” Meriam plasma berstabilitas rendah langsung menembak tepat setelah Quenser meneriakan itu. Itu menimbulkan ledakan berwarna putih. Tubuh Quenser langsung terhempas ke belakang. Dia melayang sejauh beberapa meter di udara sebelum menghantam tanah. Dia merasakan rasa sakit seperti organ dalamnya sedang diremas-remas. Kilatan cahaya putih itu sangatlah terang dan membuatnya kagum karena dia tidak buta. “...Si bajingan itu,” kata Quenser sambil terbaring di tanah. “Dia bahkan tidak ragu untuk meledakan bawahannya sendiri, gila!?” Quenser tidak berani untuk melihat ke sisi lain bukit. Di sana sedang terjadi ledakan plasma berstabilitas rendah yang sangat dahsyat, ledakan yang cukup panas dan kuat untuk menembus armor sebuh Object jika terfokuskan. Kehancuran yang diciptakannya tidak bisa dikatakan lagi sebagai “mala petaka”. “Dia gila. Kenapa 24 mengikuti orang lalim seperti dia!?” “Karena sekarang mereka tidak punya pilihan lain. Jika mereka menyerah, mereka akan tetap dihukum karena telah berkhianat. Apapun yang sedang terjadi sekarang ini, satu-satunya jalan bagi 24 untuk menang adalah tidak boleh kalah.” “Ini dia. Kali ini ketujuh Object itu!! Si bajingan itu berencana untuk menabrak tumpukan mayat rekannya sendiri saat sedang melaju!!” Mendengar teriakan Heivia, Quenser perlahan berdiri. Dia tidak bisa diam saja. Ketujuh Object itu pasti telah mengetahui lokasinya. “Musuh sedang mengrim enam model tiruan dengan formasi horizontal dan Liliy Maria mengikuti mereka dari belakang!!” “Bajingan itu tidak ragu untuk memperlakukan bawahannya seperti sampah yang boleh dibuang, tapi dia sangat berhat-hati ketika menyangkut nyawanya sendiri!! Ini sudah membuktikan bahwa para model tiruan itu dikendalikan oleh AI!!” Berdasarkan estimasi Quenser, reaktor model tiruan itu hanya menghasilkan output kecil, jadi semua senjata selain meriam utamanya hanyalah sekedar dekorasi. Sekiranya itu sudah terbukti. Dan meriam utama mereka tidak cocok untuk menembak prajurit berdarah-daging yang berukuran kecil. Yang artinya... “Oh, sial. Dia maju untuk menabrakku!!” “Senjata mengerikan itu menggunakan listrik statis untuk mengangkat beban seberat 200,000 ton. Jumlah listrik statis yang sangat banyak itu menimbulkan guncangan yang luar biasa!! Dan bagian pendorongnya menggunakan plasma!!” Karena Object-Object itu berbaris secara horizontal, Quenser teringat akan alat pertanian yang sangat besar. Itu seperti traktor selebar 300 meter. Dia tidak bisa lari dari bahaya itu hanya dengan berlari ke kiri atau ke kanan. Dan kemudian sebuah roket ditembakan dari tanah. Ledakkan itu terjadi sangat dekat dengan model tiruan itu sehingga benda itu tidak sempat bereaksi. Model tiruan yang berada paling dekat dengan Quenser telah ditembak. Fakta bahwa tembakan itu mengenai langsung ke tubuh bulatnya mengartikan bahwa meriam selain meriam utamanya benar-benar tidak berfungsi. Sepotong armor tipis terkelupas dan terjatuh ke tanah. Model tiruan yang telah diserang itu berhenti bergerak dan meriam utamanya mulai membidik. Dalam sekejap, area tempat roket itu ditembakan telah berubah menjadi putih semua. Meriam plasma berstabilitas rendah telah ditembakan. “Kau pasti bercanda!” “Itu cuma Animal! Tidak usah cemas!!” Tepat setelah itu, kelima model tiruan dan Indigo Plasma melewati Quenser. Ada celah di formasi mereka karena salah satu benda itu terhenti karena tembakkan dari Animal, tubuh Quenser tidak hancur berkeping-keping karena listrik statis yang sangat banyak. “Aku tebak AI strategik itu hanya berisi kumpulan perintah-perintah umum.” Indigo Plasma dikendalikan langsung oleh Prizewell, jadi dia bisa membelokan jalurnya secara manual untuk membunuh Quenser. Entah karena dia sekedar berman-main atau sedang menguji AI. “Ada gua di 20 meter ke arah SBD<ref>Selatan Barat Daya</ref> dari lokasimu! Untuk sekarang lari saja ke sana!! Jika mereka tidak bisa menggunakan apapun selain meriam utamanya, mungkin saja AI strategik mereka tidak bisa mengambil keputusan untuk menangani situasinya!!” “Okay!! Aku hanya tinggal berdo’a agar aku tidak dihancurkan oleh meriam nakal!!” Di saat tersebut, Quenser menemukan sebuah pecahan pelat logam yang terbaring di tanah. Itu adalah fragmen armor yang telah terlepas dari salah satu model tiruan itu ketika tertembak roket. Ukurannya kira-kira 30 cm<sup>3</sup> dan setebal 12 cm. itu berat, tapi tidak terlalu berat sampai dia tidak bisa mengangkatnya. (Ini ringan sekali. Ini bahkan tidak mencapai standar sebuah Object. Bahkan besi biasa lebih padat dari benda ini.) Dia melihatnya lebih dekat dan menyadari bahwa sebenarnya pelat logam itu hanya setebal 5 cm. sisanya adalah material berwarna abu-abu pucat. Pinggirannya yang hancur terlihat seperti batu yang hancur daripada sebuah metal yang hancur. Biasanya seseorang seperti Quenser yang belum mendapat pelatihan khusus tidak bisa mengangkat benda itu. Biasanya sebuah roket tidak akan bisa menghancurkan pelat logam setebal itu. Dan sekarang ini Quenser sedang memegangi fragmen itu. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di sini. “Quenser, cepat!! Model tiruan itu mulai kembali bergabung!! Mereka kembali menuju ke arahmu!!” “Dimengerti. Juga jangan berpikir kau ini aman-aman saja!! Jangan lakukan apapun yang dapat memberitahu mereka lokasimu!!” Diperintahkan oleh Heivia, Quenser mulai berlari sambil membawa fragmen tersebut. Salju tebal, luka yang telah dia terima, dan fragmen armor yang dia bawa menurunkan kecepatannya. Samar-samar rasa sakit terasa di lututnya. Lagi dan lagi, dia mendengar suara hatinya berbisik dan memberitahunya untuk melemparkan rongsokan itu. Tapi dia mengabaikannya dan terus menggerakan kakinya. Dia mendengar suara guntur yang semakin mendekat. Hati Quenser menyuruhnya untuk bergerak lebih cepat dari yang bisa dilakukan tubuh fisiknya. Ini menciptakan pertentangan antara pikiran dan kenyataan yang dilaluinya. Apa yang ingin kakinya lakukan dan apa yang sedang kakinya lakukan saling bertentangan sehingga dia hampir terjatuh. Dia hampir mencapai batasnya. Dia tidak bisa bergerak lebih jauh. Sebongkah fragmen armor yang belum tentu akan berguna tidak sepadan untuk mempertaruhkan nyawanya demi benda itu. Dia mau melepasnya. Tapi dia akhirnya sampai ke pintu masuk gua. Walau tanah keras mengisi gua itu, Quenser lompat ke dalam sana. Dia berguling ke tanah yang agak miring. Dia terus berguling sampai sekitar 20 meter. Semua tubuhnya tergores dan kulitnya mengalami luka bakar ringan. Tapi sekarang ini semua hal itu tidak bisa mengganggunya. (Sial. Indigo Plasma dan 6 model tiruan itu akan segera ke sini!!) Quenser mengambil beberapa Hand Axe dari tas di punggungnya, menancapksn pemicu, dan melemparnya ke pintu masuk yang baru dia lalui. Dia tidak punya waktu untuk ragu. Dia dengan cepat menekan tombol di radionya. Sebuah ledakan tercipta di tempat tertutup. “Gah!?” Quenser terpental ke dalam gua, tapi itu lebih baik daripada kemungkinan yang bisa terjadi. Peledak plastik itu telah menciptakan sebuah penutup dari batu. Dia bisa merasakan getaran hebat datang dari balik penutup itu. Sepertinya Indigo Plasma menembak di sekitar pintu masuk gua. Jika dia tidak meruntuhkan batuan induk untuk menutup celah tersebut, ledakan panasnya akan menyapu seluruh bagian dalam gua dan memanggang Quenser. (Itu tidak terasa cukup besar bagi sebuah meriam utama.) Quenser menganalisa situasinya saat dia merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya. Dia telah beruntung bahwa Indigo Plasma telah menggunakan meriam anti personel dan tidak menggunakan meriam utama dari 6 Object di sekitarnya. Ini bukan karena ada rasa kesusilaan dengan musuh. Prizwell sepertinya memutuskan bahwa akan sulit untuk melawan satu orang dengan menggunakan meriam utama. Jika tadi dia menggunakan meriam utama, bagian dalam gua itu pastinya sudah terpanggang Quenser berusaha untuk menggunakan radionya, tapi tidak bisa terhubung. Batuan itu mencegah sinyal untuk masuk. Dia tidak punya pilihan lain selain mencari jalan keluar lain. Dia juga bisa menggunakan peledak untuk membuat lubang di pintu masuk yang sudah tertutup itu, tapi ada kemungkinan bahwa getaran yang dihasilkan oleh ledakan yang terjadi di ruangan tertutup seperti ini dapat melukainya. Quenser kembali mengambil potongan armor itu dan menggunakan cahaya dasar dari LCD radionya sebagai penerangan. Dia menggerakan cahaya remang-remang itu untuk memeriksa bagian dalam gua. Pertempuran masih terus berlanjut. Masih ada banyak hal yang harus dia lakukan.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information