Editing
HEAVY OBJECT:Volume 3 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 12=== Seperti ini keadaannya, Quenser dan Charlotte tidak bisa langsung menghadapi powered suit itu. Bahkan jika ini bukan model untuk militer, itu adalah peralatan berat yang di desain untuk menghancurkan bongkahan batu dan melindungi pilotnya dari batu yang berjatuhan atau longsor. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditangani hanya dengan peluru senapan. Satu-satunya keuntungan mereka adalah kecepatannya yang lambat. Sepertinya dia ingin mencegah getaran yang ditimbulkan untuk menghindari resiko runtuhnya terowongan ini. Ketika Quenser dan Charlotte berlari, mereka tidak langsung tertangkap. Dan karena itu model untuk pertambangan, musuh mereka tidak memiliki proyektil apapun. “Ini tidak akan bertahan lama,” kata Charlotte dengan nada kesal. “Si stamina akan menunjukan sisi buruknya tidak lama lagi. Lereng yang curam di terowongan ini dapat menghabiskan energi kita dengan cepat. Lalu powered suit itu bisa menangkap kita. Jika kita tidak bisa menangani masalah ini terlebih dahulu, kita akan dilumat menjadi bola.” “Aku menjauh dari dia bukan untuk melarikan diri.” Sambil berlari disamping Charlotte, Quenser mengambil peledak Hand Axe dari tas di punggungnya. “Itu untuk memastikan agar kita tidak terluka ketika aku meledakannya.” “Tunggu sebentar, kau pernah bilang kalau kau ini seorang zeni perang. Tapi dampak ledakannya bisa menyebar sangat jauh di terowongan tertutup seperti ini.” “Ya, jika kau menggunakannya denga cara biasa. Tapi jika kau menggunakan kepalamu, hal itu bisa dihindari.” Sambil berbicara, Quenser menancapkan pemicu ke dalam Hand Axe dan melemparnya ke sudut dinding dan lantai. Sambil terus berlari, dia melempar sedikit Hand Axe ke langit-langi. Peledak yang sifatnya seperti tanah liat itu menempel di plastik yang menutupi langit-langit. “Jangan bilang maksudmu...” “Hanya untuk berjaga-jaga, kau harus menutup telingamu,” Quenser berkata sambil berbalik. Saat powered suit itu menginjak Hand Axe yang ada di tanah, Quenser menggunakan jempolnya untuk menekan tombol di radionya dan mengirim sinyal ke dua pemicu. Terjadi sebuah ledakan. Namun, itu tidak datang dari peledak yang ada di kaki powered suit. Itu datang dari peledak kecil yang ada di langit-langit. Dinding plastik itu retak dan kemudian runtuh, lalu debu dan bebatuan menutupi jalan antara Quenser dengan powered suit itu. Lalu pemicu lain menyala. Quenser sudah memikirkan bahwa tanah dan batu itu bisa menghalangi sinyalnya, jadi dia memilih menggunakan pemicu waktu untuk meledakannya. Dengan suara ledakan yang menggema, Quenser dan Charlotte terjatuh di kakinya. Walau sudah berada cukup jauh dan terhalang tanah dan bebatuan, gelombang getarannya masih terasa di seluruh terowongan dan membuat mereka terjatuh ke tanah. Retakan tercipta di dinding yang tertutupi plastik. Kepulan debu menutupi seluruh terowongan itu seperti kepulan awan. “...Kamu...Jika...saja...kita terkena itu sedikit saja...kita akan merasa...seperti...terkena pecahan...granat...” Ssepertinya Charlotte berusaha memprotes, tapi pendengaran Quenser sedang tidak ada di sana untuk sementara, jadi dia tidak bisa mendengarnya dengan lengkap. Quenser terbatuk dan melihat ke arah kepulan debu. Tiba-tiba, dia merasa ada udara yang berhembus di kulitnya. Awan debu itu terbelah. Quenser bisa melihat sesuatu yang besar muncul dari balik bayang-bayang yang kabur. Itu adalah powered suit. Kakinya sedikit menghitam karena terbakar, tapi sepertinya itu masih bisa bergerak dengan baik. Alat itu lebih keras dari yang dia duga. Charlotte menggenggam tangannya. Quenser ditarik oleh seseorang yang sedang menyeret tangannya. “Ledakan seperti itu tidak akan cukup!!” Akhirnya pendengarannya kembali. Dan kalimat yang pertama dia dengar dipenuhi dengan rasa putus asa. “Tapi jika aku menggunakan peledak lebih banyak dari itu, kita bisa terkubur hidup-hidup!!” “Kita perlu memikirkan jalan lain untuk menghadapinya,” kata Charlotte sambil mengusap tanah di mukanya menggunakan tangannya. “Perbesar dampak ledakan dengan memfokuskannya pada satu arah. Jika ledakannya benar-benar sangat jauh dari kita, resiko terkubur hidup-hidup juga akan berkurang. Kita hanya perlu sepotong besi tebal atau...” Dia terkejut. Powered suit yang datang dari belakang melakukan hal yang baru. Dia menggunakan tangannya yang seperti ditutupi sarung tangan besi menghancurkan dinding di sampingnya. Kemudian dia mengangkat batu yang berukuran kira-kira sebesar bola sepak. (Tidak bagus...!) Quenser tidak punya waktu untuk berteriak. Powered suit itu telah menggunakan seluruh tenaganya untuk melempar sebuah batu. Batu itu terbang ke arah mereka secepat peluru, Charlotte mendorong Quenser ke samping. Batu yang terpecah-pecah menggores lengan Charlotte yang sedang terulur. Tubuh kecilnya berputar dengan aneh kemudian menghantam dinding. “Charlotte!!” “Tch. Aku pikir ini cuma merobek pakaianku, tapi sepertinya berhasil mematahkan lenganku.” Ketika dia berusaha berdiri, dia merintih. “Dan kakiku juga terluka. Hanya keseleo, tapi aku sudah tidak bisa lagi melanjutkannya.” “Sial!!” teriak Quenser sebelum mengambil tangan Charlotte yang patah. Quenser melingkarkannya di pundak dan membantunya berdiri. Quenser juga mengambil senapan yang menggantung di pundak Charlotte. “Kamu, segera hentikan ini. Ini hanya akan membuatmu terbunuh.” “Tenanglah.” Senapan yang dia pegang punya sesuatu seperti grenade launcher di bagian bawahnya. Namun ketika dia melihatnya lebih dekat, itu bukan alat untuk menembak proyektil; fungsinya mirip seperti shotgun tapi ini berpeluru sinar laser. Karena itu menggunakan laser, tentu saja laser itu tidak bisa menembus jenis metal yang sama yang digunakan oleh Object. Itu adalah alat yang berfungsi untuk mengacaukan alat pembidik di senjata musuh. (...Sebuah IR jammer<ref>IR (infrared).</ref>... Ini tidak lebih dari mainan laser-laseran. Bagaimana aku bisa melawan powered suit dengan ini!?) “Aku bukan bagian dari unitmu, dan kau hanya seorang pelajar, dan situasinya cukup menyulitkan untuk membuat keputusan darurat. Kau tidak akan dihukum oleh aturan apapun jika meninggalkanku di sini.” “Kau bisa berkata begitu, tapi anggap saja aku menolong penduduk yang terjebak di wilayah musuh.” “Kamu, dengarkan aku.” “Tidak, kau yang dengar,” kata Quenser memotong. Powered suit itu semakin mendekat dengan perlahan namun pasti. “Object pertama kali dibuat di kepulauan yang ada di timur jauh. Sebagai seorang yang ingin menjadi seorang desainer, aku cukup menghormati mereka. Tapi ada satu pepatah dari mereka yang tidak aku suka. Apa kau tahu apa itu?” “Aku tidak tahu banyak tentang kebudayaan timur.” “Orang cantik mati duluan.” Saat Quenser mengatakan itu dengan tegas, Charlotte melihat wajah Quenser. Akhirnya, dia menghela nafas dan berkata, “Jangan menggodaku.” “Jika aku cuma menggodamu, aku tidak akan sampai membahayakan nyawaku.” Quenser terus maju sambil memopoh Charlotte. Tapi mereka pasti tersusul jika terus begini. Quenser mengamati sekitarnya dan melihat jalan lain yang terpisah dari terowongan yang sedang dia lalui. Dia masuk ke sana, dan menemukan area yang luas. Luasnya sebesar lapangan bola basket dan tinggi langit-langitnya sekitar 3 meter. “Ini pasti pusat kontrol dan bukan area penambangan. Kau bisa melihat panel-panel milik kereta listrik ini di sana.” Walau areanya cukup luas, bagian dalamnya cukup semrawut. Banyak sekali peralatan yang ada di dalamnya. Ada conveyer belt yang hanya berputar-putar di sana, membuatnya terlihat berlapis-lapis, dan peralatan raksasa yang terlihat seperti mesin yang sudah “kuno”. Beberapa buldozer raksasa yang digunakan untuk membuang batu yang tidak diperlukan berjejer rapi, dan sebuah meja kerja yang panjang dan sempit dipasang untuk sortiran terakhir yang dilakukan dengan sangat teliti. Namun, tidak ada satu pun pekerja yang hadir di sana. Peralatan dan meja itu ditinggalkan dengan menyisakan banyak batu hitam di atasnya. Apa mereka sedang istirahat? Atau mereka panik dan berhamburan keluar ketika mendengar suara ledakan dan dentuman? Sangat sulit untuk mengetahuinya. Namun, suara mesin yang sedang berjalan bisa didengar dari beberapa peralatan, dan beberapa peralatan cukup panas untuk dipegang. Saat dia melihat mesin-mesin yang disusun secara rumit itu, Charlotte berkata, “Kita mungkin bisa bersembunyi di sini.” “Jika dia menghancurkan semua benda yang ada di sini, dia akan menemukan kita.” “Jika kita pergi saat dia sibuk mencari dan menggunakan bom untuk menutup pintu keluarnya...” “Itu model pertambangan, jadi dia pasti bisa mengebor batu yang menutupi pintu keluar.” “Lalu apa yang kau sarankan? Apa kau ingin memanfaatkan ruangan luas ini untuk menggunakan lebih banyak peledak? Atau kau ingin menggunakan kereta itu untuk kabur?” “Yah…” Sebelum Quenser sempat melanjutkan, suara ribut datang dari pintu masuk. Powered suit itu sudah masuk. Mereka tidak punya waktu. Karena area itu cukup luas dan dipenuhi dengan mesin-mesin raksasa, mereka akan sulit ditemukan. Namun, cuma menahan nafas dan bersembunyi tidak akan membuat mereka terus bertahan hidup. Semakin lama mereka ragu-ragu, semakin mereka terpojok. Quenser berbisik pada Charlotte. “(Aku akan menghadapinya dengan suatu cara. Kau tunggulah di sini.) “(...Kamu!!)” Dia berteriak untuk menghentikannya, tapi Quenser mengabaikannya dan menunduk dari bawah conveyer belt. Conveyer belt itu ditopak oleh tiang setebal ibu jarinya, dan dia bisa bergerak bebas di bawahnya sambil menunduk. Quenser mengeluarkan beberapa Hand Axe dan menuju meja panjang untuk penyortiran. Beberapa peralatan berserakan di atas meja, tapi dia mendecakan lidahnya saat melihat itu. (Bukan ini. Yang ada di sini tidak akan bisa memotongnya. Tapi jika tambang ini benar seperti apa yang dikatakan, pasti ada beberapa di suatu tempat.) Quenser melihat sekitarnya, tapi kemudian dia tiba-tiba berhenti. Dia menemukan sebuah brangkas besi di sudut dinding. Itu seukuran rak buku, dan pintunya menggunakan jenis kunci putar jaman dahulu. “Itukah?” Quenser bergumam sebelum menuju berangkas itu. Kotak perkakas ditinggalkan secara tak sengaja di dekat brangkas itu. Sepertinya itu digunakan untuk memelihara mesin-mesin besar itu dan untuk membuat rak penyimpanan atau meja dari kayu. Dia membuka kotak perkakas itu dan mengeluarkan linggis berbentuk L. Dia menancapkannya di celah pintu berangkas itu dan membukanya dengan bantuan sistem tuas. Suara besi yang dibengkokan lebih berisik dari yang dia kira. Quenser menemukan apa yang dia cari di dalam berangkas itu dan membungkusnya dengan Hand Axe yang telah dipipihkan oleh tangannya. Dia sekali lagi meremas peledak itu dan memaksanya masuk pada panel yang ada di dekatnya. Ketebalan panel besi itu hampir setebal setengah buku tulis. Dia membuat besi itu bengkok dengan menginjak-injaknya, memasang peledak di cekungan yang dia buat, dan menancapkan pemicu elektrik. Di waktu yang sama, mesin-mesin raksasa yang dibangun seperti sebuah mainan balok-balokan anak-anak rubuh secara bersamaan saat tiang yang ada di bawahnya dilepas. Powered suit itu menembus masuk dari bawah reruntuhan. Menghancurkan besi, membengkokannya. Dan menuju langsung ke arah Quenser. “Kh…!!” Dia sudah ketahuan. Tapi dari suara yang telah dia timbulkan, itu tidak mengejutkan. Quenser menekan peledak itu dengan kakinya, membalik meja di dekatnya, dan meletakannya di atas peledak itu. Dia selesai saat powered suit itu mulai menyerang. Dia hampir saja tertangkap. Atau dia pikir begitu. Dalam sekejap berikutnya, getaran hebat mengguncangnya. Dia berhasil menghindari pukulan besi dari powered suit raksasa itu, tapi bongkahan-bongkahan batu yang dipukul olehnya berterbangan dan beberapa darinya menghantam Quenser. Dia berusaha menggigit lidahnya, tapi dia tidak berhasil untuk menahan teriakan rasa sakit. Dia tidak bisa langsung berdiri. Dia menggunakan tangannya untuk menyeret dirinya di atas tanah. Powered suit itu menuju ke arahnya. Tangan tebalnya mulai direntangkan. Dia sepertinya sudah tahu bahwa Quenser telah melakukan sesuatu. Namun, sepertinya dia memutuskan bahwa itu hal yang tidak perlu dipikirkan. Itu mungkin karena armor tebalnya sudah pernah menahan ledakan dari peledak Quenser. Benar bahwa Quenser tidak bisa mengalahkan powered suit itu hanya dengan menggunakan ledakan. Tapi... “Sebagai seorang agen intelegen, kau pasti sudah tahu bahwa powered suit itu digunakan untuk menambang, benar?” Quenser tersenyum dan mengoperasikan radionya. “Berlian. Mineral terkeras di muka bumi ini.” Sebuah ledakan terjadi di dekat situ. Papan besi yang sengaja di bengkokan itu mengarahkan arah ledakan, dan beberapa berlian yang ada di permukaan peledak Hand Axe melesat seperti peluru shotgun. Mereka menembus peralatan besi yang cukup tebal, beberapa retakan muncul di dinding yang tertutupi plastik halus, dan tidak perlu dikatakan lagi, powered suit yang berada tepat di depan pusat ledakan itu sudah pasti dihantam hujan berlian. Berlian sangatlah keras dan bahkan hampir tidak bisa tergores, jadi biasanya mereka cukup sulit untuk dibentuk menjadi peluru atau proyektil. Namun, ketika menyebut kata model militer, itu adalah cerita yang berbeda, tapi berlian-berlian itu punya kekuatan yang cukup besar untuk menembus armor powered suit model pertambangan. Batu mulia yang tidak terhitung jumlahnya menemukan jalan untuk menembus celah besi dan menjadi seperti badai peluru mematikan. Dengan deritan keras dan percikan api, powered suit raksasa itu terlihat sedikit terangkat. Armornya terbelah. Oli hitam yang melumasi peralatan hydraulic tumpah keluar. Oli itu bercampur dengan cairan lain yang warnanya berbeda. Cairan lain itu berwarna merah dan berbau seperti besi berkarat. Powered suit menghentikan seluruh pergerakannya. Quenser perlahan berdiri dan melihatnya dengan bangga pada powered suit yang telah dihancurkan oleh tembakan menyebar pada jarak dekat. “...Wow. Sangat berkilauan. Ini dipenuhi dengan berlian,” dia berkata layaknya tanpa teban. “Kau seharusnya senang. Kau punya peti mati paling mewah di dunia.”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information