Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid4 Bab1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Part 1=== <nowiki> *</nowiki>Cuit, Cuit ....* Terdengar kicau burung dari «Hutan Roh» yang mengelilingi akademi. “Mm...” Membuka mata dan bangkit dari tempat tidurnya, wajahnya yang masih setengah tidur terpantul di jendela. Rambut hitamnya acak–acakan setelah tidur. Matanya pun juga terlihat sayu. Dibandingkan dengan penampilannya yang polos di dalam mimpi, kesannya telah berubah jauh. Empat tahun yang lalu... ya? Sudah lama sekali sejak ia terakhir kali mendapat mimpi tentang periode waktu itu. Mungkin ini adalah yang pertama kalinya sejak ia datang ke akademi ini. Sejujurnya, ini adalah kenangan yang tidak ingin diingatnya. Kamito secara tidak sengaja melihat tangan kirinya, di mana sebuah segel roh terukir. Segel dari roh kegelapan – tangan kiri yang menggenggam kemenangan di Festival Tarian Pedang tiga tahun lalu. Sekarang aku mencoba untuk kembali ke arena itu sekali lagi. Dengan Festival Tarian Pedang yang semakin dekat, ia mungkin merasa gugup tanpa menyadarinya. Pasti itulah sebabnya ia memimpikan periode waktu itu. Ketika ia akan turun dari tempat tidurnya— “.....” Kamito menyadari sesuatu Tubuhnya terasa berat sekali. Sesuatu yang lembut dan nyaman terletak <!--Mounted, menunggangi?--> di atas pinggangnya. “.....?!” Terkejut , Kamito membuka selimutnya dengan penuh semangat. Dan kemudian. “Fuah... Selamat pagi, Kamito.” “E-Est?!” Terdengar suara yang merdu, seperti suara lonceng. Yang menduduki pinggang Kamito—adalah seorang gadis cantik berambut perak. Ia mempunyai mata yang berwarna violet dan terkesan misterius. Kulitnya berwarna putih seperti susu yang baru diperah. Sosok ini, yang sedang mengusap matanya yang terlihat ngantuk, terlihat seindah peri salju. Sang roh pedang Est. Ia adalah roh yang dikontrak oleh Kamito, dan juga dijuluki «Demon Slayer». Tampaknya, ia menyelinap ke tempat tidur Kamito tanpa diketahuinya. Terlebih lagi, pakaiannya— “Ada apa, Kamito?” Masih menduduki pinggan Kamito, Est memandangnya tanpa ekspresi. “H-hei, pakaianmu...” Est telanjang bulat—Tidak, ia tidak. Dia memakai pakaian. Namun— “Kamito?” Est memiringkan kepalanya. Kamito mengalihkan pandangannya dengan gugup. Est mengenakan seragam Kamito untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Est mungkin tidak mengenakan pakaian dalam. Pakaiannya adalah apa yang disebut dengan kemeja-terbuka (hanya mengenakan kemeja tanpa pakaian lain). Dari bagian dada yang terbuka, kulitnya yang putih dan sedikit terlihat sungguh menggoda. Bagian pergelangan tangan dari pakaiannya besar dan terlihat longgar, tapi ini malah memberikan Kamito hasrat dan pikiran yang tidak perlu. “Apa-- ? Est, mengapa kamu memakai seragamku?” “Kamito memberitahuku bahwa aku tidak boleh tidur telanjang denganmu.” Est menjawab dengan tanpa ekspresi. Kamito langsung terkaget ketika Est menggenggam erat bagian dada dari pakaiannya sendiri. “Yah, aku memang mengatakannya padamu.” Berada pada batas kesabarannya, Kamito mengerang. “Tapi tolong, setidaknya pakailah celana dalam.” “...celana...dalam?” “Kenapa kamu membuat wajah kebingungan seperti itu ?!” Mungkin para roh mempunyai kebiasaan untuk memakai kaus kaki panjang, tapi tidak terbiasa memakai celana dalam. ...tidak, Restia memakai celana dalam dengan benar. Tepat ketika ia sedang memikirkan hal tersebut— “Hm?” Tiba-tiba, Kamito merasa ada yang aneh dengan penampilan Est. Tidak hanya ia memakai kemeja-terbuka—Tampaknya ada sesuatu yang sangat berbeda pada Est pagi ini. Kamito memeriksa seluruh tubuh Est dengan seksama. "Kamito... Um, kalau Kamito melihatku seperti itu, aku akan malu."<!--Missing Line,Klo kurang pas ganti aja--> Est yang biasanya tanpa ekspresi kini tersipu malu, menggeliat di atas pinggangnya dan mengusap kedua lututnya. Pada saat itu, akhirnya Kamito nenyadarinya. Dari ujung bawah kemejanya, paha Est yang putih sedikit terlihat. Begitu pula pergelangan kakinya yang langsing dan mulus bagaikan pahatan dari marmer. Apa yang Est pakai—bukanlah kaus kaki sepanjang lutut yang biasanya . Ia memakai kaus kaki pendek, yang hanya menjangkau pergelangan kakinya. “Est, ada apa gerangan dengan kaus kaki itu?” “Yah, aku pikir Kamito akan menyukai kaus kaki seperti ini.” Dengan wajahnya yang merah, Est menarik ke bawah ujung kemejanya. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Est dengan ekspresi seperti ini. Tampaknya bagi Est, memperlihatkan kakinya tanpa ditutupi apapun sangatlah memalukan. “Kamito, apakah kamu terangsang oleh kaus kaki pendekku ini?” “Gak, aku tidak punya fetish yang gila seperti itu, kau tahu?” “....aku mengerti. Berarti ini masih belum cukup untuk memuaskanmu.” Est merendahkan bahunya, tampaknya ia kecewa. “Tapi, masih cukup mustahil bagiku untuk memperlihatkanmu kakiku yang telanjang.” “ Aku sudah bilang, aku tidak punya kelainan seperti itu.” Kamito mengerang dan menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa memahami rasa malu dari roh ini. <i> Biarpun demikian--. </i> Sesungguhnya hatinya berdebar-debar melihat Est yang tersipu dan terlihat malu tidak seperti biasanya. Si roh pedang ini selalu tenang dan tanpa ekspresi. Inilah alasan utama mengapa ia ingin melihat lebih banyak lagi ekspresi malu dari Est. <i> Aku penasaran, apakah yang akan terjadi jika aku menyentuhnya? </i> Tiba-tiba, pikiran Kamito tergoda untuk melakukannya. Semua ini karena Est, bukan gadis lainnya, merasa malu sampai sejauh ini. Apa yang akan terjadi jika ia menyentuh kakinya yang telanjang?—Ia ingin mencoba melihatnya. “............” Kamito tanpa suara mengulurkan tangannya— <nowiki>*</nowiki> kuci * Ia menggelitik kaki Est yang mungil. “...Hyan!” Suara yang imut keluar dari mulutnya. Tubuh Est membungkuk tiba-tiba. “...Kamito, apa yang kau lakukan?!” “Hm? Aku sedang memijatmu.” <nowiki>*</nowiki> kuci kuci * “Hya...a-an.” Menekuk tubuhnya, Est terlihat menderita, tampaknya kegelian. Reaksi seperti itu terlihat sangat imut yang mengakibatkan Kamito— <nowiki>*</nowiki> kuci * . * kuci kuci kuci * . “...A-n, tolong... hentikan...” “Tidak. Ini adalah hukumanmu.” “...hukuman?” “Karena Est adalah gadis nakal yang menyelinap ke kasurku seenaknya.” <nowiki>*</nowiki> kuci kuci * “Ann....Kami...to....Ampuni...Aku...” Air mata keluar dari mata Est yang jernih ketika ia memohon sambil terengah-engah. ... sebagaimana yang diharapkan, sekarang ia terlihat sedikit menyedihkan. “Apakah kamu sudah menginstropeksi diri atas tindakanmu?” “Y..ya...” Kamito berhenti menggelitikinya, dan Est jatuh tertelungkup kelelahan. Kamito dengan lembut memeluk punggung Est yang menempel kepadanya. “...Kamito sangat kejam.” Est mencemberutkan bibirnya tidak seperti biasanya. “Maafkan kesalahanku. Est terlihat sangat imut....Jadi aku melakukannya tanpa sadar.” Ia dengan lembut membelai rambut Est yang berwarna perak sambil tersenyum pahit. Tepat pada saat itu. Suhu ruangan tersebut melonjak dalam sekejap. “....?!” <nowiki>*</nowiki>gogogogogogo.....!* Dari belakangnya, terpancar nafsu membunuh yang mengerikan....Tidak, hawa panaslah yang terasa. Ketika ia berbalik ke arah perasaan yang tidak enak ini— “K-k-k-kalian.....A-a-a-a-Apa yang kalian lakukan?” Dengan rambut merahnya yang dikuncir dan berdiri pada ujungnya, seorang gadis cantik muncul dengan badan yang gemetaran. Matanya yang berwarna merah sungguh mencolok. Warna bibirnya seperti bunga sakura yang mekar dengan indahnya. Dadanya sama seperti dengan yang terlihat pada anak-anak, tapi proporsi tubuhnya yang seimbang sangat mempesona. Claire Rouge. Jika ditilik dari penampilannya saja, ia sangatlah imut, gadis yang sangat cantik tanpa dilebih-lebihkan. Namun, pada saat ini, ia lebih menakutkan dari roh buas apapun. “A-aku telah salah menilaimu. A-aku tidak tahu kamu semesum ini...!” “K-kamu salah paham Claire. Ini, ya..., begini...” Kamito berusaha untuk memberikan alasan sesegara mungkin, tapi— Pada saat ini, ini benar-benar bukan kesalahpahaman. Tidak ada jalan untuk membuat alasan. “Kamito-kun, kurasa aksi menggelitik-kaki yang kau lakukan memang telihat terlalu maniak.” Muncul dari belakang Claire, Fianna tanpa suara memandang ke bawah, terlihat sedih. Tampaknya ia melihat semuanya....Kamito merasa lebih baik mati. “Kamito, kamu ingin kupanggang sampai sematang apa?” Claire tersenyum manis sambil memegang {{Furigana|Flame Tongue|Cambuk api}}. Senyum dari malaikat yang akan membuat seseorang terkagum. “Setengah matang...atau sejenisnya.” “Sayang sekali. Aku hanya tahu bagaimana cara memanggang sampai menjadi abu.” Claire mengangkat cambuk apinya ke atas. “-- -- jadilah abu!” Kamito terpental keluar melalui jendela.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information