Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 1 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== “Ah, Reine~. Kalau kau tidak mau berikan padaku.” “......nn, boleh. Ambillah.” Kotori mengulurkan garpunya, dan menusukkannya ke ''raspberry'' di piring di depan Reine. Ia lalu pelan-pelan mengangkat garpu tersebut ke mulutnya, menikmati sensasi manis dan asam yang ditimbulkan. “Mmm, nyam. Kenapa kau tidak suka ini, Reine?” “......asam kan?” Sambil mengatakan ini, Reine meminum ''apple tea'' yang mengandung banyak gula sekali teguk. Sekarang ini, mereka berdua sedang berada di sebuah ''café'' di jalan besar Tenguu. Kotori sedang mengenakan pita putih dan seragam SMP-nya, sedangkan Reine memakai ''cutsew''<ref>Pakaian yang dibuat menyerupai blus namun dibuat dengan bahan ''jersey'' (''Jersey'' sendiri lebih sering dipakai sebagai bahan ''T-shirt'')</ref> dan denim berwarna terang. Kotori telah berangkat ke sekolah seperti biasanya namun, dikarenakan ''spacequake'' kemarin, sekolah Kotori mengalami kerusakan, jadi sekolah ditutup. Bagaimanapun juga, langsung pulang ke rumah setelah itu akan terasa janggal, jadi ia memanggil Reine untuk menikmati ''snack time''. “......oh, ini kesempatan bagus, beritahu saya.” Reine membuka mulut sepertinya teringat akan sesuatu. “A~pa?” “......maaf kalau ini pertanyaan yang terlalu mendasar, tapi Kotori, kenapa kamu memilihnya sebagai negosiator dengan ''Spirit'' itu?” “Mm...” Mendengar pertanyaan Reine, Kotori memberengut. “Kau tidak akan bilang ke siapa-siapa?” “......saya janji.” Dengan suara rendah, Reine mengangguk. Melihat ini, Kotori menyetujui dan menjawabnya. Murasame Reine adalah wanita yang akan menepati apa yang dikatakannya. “Sebenarnya, aku tidak sedarah dengan Onii-chan. Latar yang benar-benar mirip galge kan.” “......Hrm?” Tanpa terlihat geli ataupun terkejut, Reine menelengkan kepalanya sedikit. Dia segera memproses kata-kata Kotori dan membuat pose yang sepertinya menanyakan ‘apa hubungannya dengan pertanyaan saya?’. “Karena itulah aku menyukaimu, Reine~” “......” Reine memasang wajah kebingungan. “Abaikan~. ...lalu, coba kulanjutkan. Aku ingin tahu berapa umurku waktu itu, masa-masa yang tidak kuingat, tapi onii-chan ditinggal oleh ibu aslinya, dan keluarga kami mengadopsinya, atau semacam itu kiranya. Sudah lama sekali jadi aku tidak benar-benar ingat, tapi kelihatannya dia cukup merepotkan ketika pertama kalinya kami mengadopsinya. Dia berada pada taraf di mana kelihatannya dia bisa bunuh diri begitu saja.” “......” Entah mengapa, alis Reine bergerak terkejut. “Ada apa?” “......tidak, silahkan lanjutkan.” “Nn. Yah, tidak ada yang bisa kami lakukan. Untuk seseorang yang bahkan belum berumur sepuluh tahun, seorang ibu pastinya adalah keberadaan yang esensial, jadi bagi onii-chan mungkin itu adalah kejadian yang menyangkal keberadaannya seutuhnya. —Tapi yah, sepertinya setelah sekitar satu tahun kondisinya sudah stabil.” Setelah menghembuskan nafas keras-keras, ia melanjutkan. “Mungkin karena itu, onii-chan anehnya menjadi sensitif dengan rasa keputusasaan di dalam diri orang-orang.” “......keputusasaan?” “Mm. Seperti saat semua orang mencela seseorang—berpikir kalau seseorang tidak akan pernah disayangi orang lain. Yah. pada dasarnya sebagaimana dirinya dulu. Kalau ada seseorang dengan ekspresi melankolis semacam itu, meskipun itu orang asing sekalipun, ia bisa jadi langsung menolongnya tanpa pikir panjang.” ‘Begitulah’, itu yang diutarakan pandangan Kotori selagi tertuju ke bawah. “Jadi kupikir, ‘kalau dia’. —Satu-satunya yang terpikirkan olehku yang bisa menghibur ''Spirit'' itu adalah onii-chan.” Kotori berkata demikian, dan Reine merespon ‘...begitu’ lalu merendahkan pandangannya. “......tapi, yang ingin saya dengar bukanlah alasan emosional semacam itu.” “......” Terhadap kata-kata Reine, alis Kotori bergerak terkejut. “Jadi, apa maksudmu?” “......benar-benar merepotkan kalau kamu berpura-pura tidak tahu begitu. Saya tidak percaya kalau kamu tidak mengerti.—Dia itu sebenarnya '''apa'''?” Reine adalah penganalisa terbaik <Ratatoskr>. Dengan menggunakan ''realizer'' khusus, jangankan struktur material, lewat penyebaran temperatur dan ukuran gelombang otak, dia dapat kurang lebih memahami seluk-beluk emosi seseorang. —Bahkan kemampuan tersembunyi dan ciri khusus seseorang. Kotori melepas keluhan yang cukup keras untuk dapat didengar. “Yah, pada waktu aku mempercayakan onii-chan pada Reine aku kurang lebih sudah tahu kalau ini akan terjadi~” “......ahh, maaf tapi saya sudah menganalisanya sedikit. …saya pikir aneh untuk melibatkan orang biasa dalam strategi ini tanpa alasan yang kuat.” “Mm, aku tidak keberatan~. Lagipula seiring waktu mungkin ini akan menjadi hal yang diketahui semua pihak juga~” Berbarengan dengan suara pintu yang terbuka dan suara pelayan yang menyerukan ‘Selamat datang’, Kotori mengangkat bahu. Ia lalu mengambil sedotan yang tersandar di dalam gelas di depannya, dan menyedot ''blueberry juice'' yang tersisa dalam satu tarikan. Lalu— “Ppfuuuuuugh!?" Melihat pasangan yang baru saja memasuki toko duduk di ''booth'' di belakang Reine, jus yang telah disedotnya tadi ke dalam mulutnya tersembur keluar dengan kekuatan yang mencengangkan. “......” Entah bagaimana, kelihatannya pasangan itu tidak sadar, Reine yang duduk di hadapan Kotori, menjadi korban ''moro reflex''<ref>''Moro Reflex'' adalah gerakan refleks yang terjadi pada bayi ketika ia terkejut atau takut. Di sini, sebagai akibat dari ''moro reflex'', Kotori yang terkaget menyemburkan minuman yang ada di dalam mulutnya</ref> Kotori. Singkatnya, dia jadi basah kuyup. “Maaf, Reine...” “......nn.” [[Image:DAL_v01_233.jpg|thumb]] Dengan pelan, Kotori meminta maaf, dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa, Reine mengambil sapu tangan dari kantungnya dan menyeka wajahnya. “......ada apa, Kotori?” “Mmm... kupikir aku melihat sesuatu yang tidak logis atau malah tidak realistis.” “......apa itu?” Merespon pertanyaan Reine, Kotori tanpa mengucapkan apapun menunjuk ke belakang Reine. “...?” Reine membalikkan kepala—dan tiba-tiba berhenti bergerak. Beberapa detik kemudian, kepalanya berputar kembali ke posturnya semula, lalu dia mendekatkan ''apple tea'' ke mulutnya. Lalu, *pfuugh*, dia menyemburkan teh itu ke arah Kotori. “......benar-benar sangat mengagetkan.” Mungkin itu cara Reine memperlihatkan kekagetannya. Namun itu memang sudah sewajarnya. Bagaimanapun juga, di belakang Reine, kakak Kotori, Itsuka Shidou, sedang duduk bersama dengan seorang gadis. Bukan itu saja. Gadis yang dikatakan itu adalah yang disebut oleh grup Kotori sebagai sebuah malapetaka, seorang ''Spirit''. “Eeeeh... apa yang terjadi.” Kotori mengusap wajahnya dengan sapu tangan yang diberikan Reine padanya, seraya ia bertanya dengan suara yang dipelankan. Ngomong-ngomong, di sapu tangan Reine terdapat gambar beruang tepat di tengahnya. Berkat noda-noda dari ''blueberry juice'' dan ''apple tea'', sekarang penampilannya terlihat seperti Kikaider<ref>Kikaider adalah nama tokoh dalam serial tokusatsu Jepang yang berjudul sama.</ref> Ia mencari-cari di sakunya dan melihat ''handphone''-nya. Tidak ada pesan dari <Ratatoskr>. Artinya, mereka belum menyadari gangguan apapun dari waktu ''Spirit'' tersebut muncul. Namun, tidak diragukan lagi dialah sang ''Spirit'', Tohka. Tidak mungkin ada banyak gadis secantik itu. “Apa ada cara bagi para ''Spirit'' untuk muncul tanpa kita sadari? “......bagaimana kemungkinannya kalau dia cuma orang yang mirip?” Kotori memikirkan kata-kata Reine sejenak. Tapi ia langsung menggelengkan kepalanya. “Kalau begitu kasusnya, berarti onii-chan sedang kencan dengan seorang gadis normal. Kalau kau bertanya mana yang lebih mungkin antara hal itu dengan kemunculan seorang ''Spirit'' secara diam-diam... yang kedua itu masih unggul tipis kemungkinannya.” “......begitu.” Benar-benar komentar yang kejam, namun Reine menerimanya begitu saja. “......tapi kalau memang begitu ini jadi merepotkan. Saya ragu Shin bisa menghadapi ''Spirit'' itu sendirian.” “Nn...” Lalu, di saat mereka berdua menempatkan tangan di mulut sambil mengeluh, mereka mendengar percakapan dari dua orang di belakang Reine. “Huh, jadi tinggal memilih makanan dari buku ini?” “Ya, betul.” “Roti jamur. Gak ada roti jamur?” “Uhh kupikir itu agak... lagipula, bukannya kau terus memakan itu di toko roti tadi?” “Aku mau makan itu lagi. Apa-apaan serbuk tadi itu... benar-benar membuat ketagihan... kalau benda itu sembarangan diedarkan di dunia pasti akan terjadi bencana... orang-orang akan gemetaran karena sindrom penarikan <ref>''withdrawal symptom'', gejala-gejala yang muncul ketika seseorang yang kecanduan terhadap sesuatu berhenti mengkonsumsinya</ref> dan tak diragukan lagi akan memulai perang memperebutkan jamur.” “Gak mungkin.” “Muu, apalah. Ayo kita mulai pencarian rasa baru.” “Iya iya... tapi aku cuma punya sisa 3000 yen.” “Nu? Apa itu?” “Aku bilang karena kau terus-terusan beli makanan jadinya uangku habis!” “Muu, dunia yang keras. Baiklah, sepertinya tidak ada jalan lain. Tunggu sebentar, aku akan mengumpulkan uang.” “Tu...tunggu! Kau berencana apa!” Mendengar percakapan itu, Kotori mengeluh panjang. Setelah mengambil pita hitam dari sakunya, ia mengikat rambutnya. Itu adalah cara Kotori untuk merubah pola pikirnya. Sekarang ini, Kotori telah bertransformasi dari adik kecil Shidou yang manis menjadi mode komandannya. Lalu, membuka ''handphone''-nya, ia tersambung ke <Ratatoskr>. “...ahh, ini aku. Ini darurat. —Laksanakan kode strategi F-08●''Operation'' <Hari Libur Tenguu>. Semua awak, segera menuju pangkalan kalian.” Mendengar ini, wajah Reine berkedut. Menunggu sampai panggilan telepon Kotori selesai, dia mengeraskan suaranya. “......kamu serius mengenai ini, Kotori?” “Ya. Ini situasi di mana kita tidak bisa memberinya perintah apapun. Tidak ada jalan lain.” “......begitu. Kalau sudah seperti ini—berarti ini bagian ''Route C''. ...Hmm, kalau begitu saya akan bergegas. Saya akan bernegosiasi dengan pihak toko ini secepat mungkin.” “Mohon bantuannya.” Sembari mengatakan ini, Kotori mengambil Chupa Chups dari sakunya dan memasukkannya ke mulut.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information